Dokumen tersebut membahas beberapa perilaku tercela seperti hasud, riya, aniaya, dan diskriminasi. Dokumen menjelaskan pengertian, macam-macam, bahaya, dan cara menghindari perilaku-perilaku tersebut. Ayat Alquran dan hadis juga dikutip sebagai dalil yang melarang perilaku-perilaku tercela.
1. BAB 10
PERILAKU TERCELA
DISUSUN OLEH:
AHMAD RIZKI PRANANTA
SEMBIRING
2. 1. HASUD
Pengertian:
An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Hasud
adalah menginginkan hilangnya nikmat dari
yang memperolehnya, baik itu nikmat dalam
agama ataupun dalam perkara dunia.”
(Riyadhush Shalihin, Bab Tahrimil Hasad, no.
270)
Hasud artinya merasa tidak senang jika orang lain
mendapatkan kenikmatan dan berusaha agar
kenikmatan tersebut cepat berakhir dan
berpindah kepada dirinya, serta merasa senang
kalau orang lain mendapat musibah.
3. Macam-Macam Hasud
Hasud yang terlarang
Adalah hasud terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain,
sehingga menimbulkan kedengkian, dll.
Hasud yang diperbolehkan
Adalah hasud kepada orang lain dalam hal :
Jika seseorang diberi harta benda kemudian dibelanjakan
dijalan Allah Swt.
Jika seseorang diberi ilmu oleh Allah kemudian
diamalkannya.
4. Penyebab Pokok Hasud
Sifat kikir yang berlebihan
Kalah bersaing dalam merebut simpati orang atau
dalam usaha.
Cinta dunia dan sejenisnya.
Merasa sedih orang lain memiliki kelebihan.
Tidak beriman kepada qadha dan qadar.
5. QUR‟AN DAN HADIS TENTANG
HASUD
“Janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling
hasud, dan janganlah kalian saling membelakangi. Jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
“Dahulu kami duduk-duduk di sisi Nabi Shallallahu „alaihi wa
sallam. Lalu beliau Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
Sekarang akan muncul kepada kalian dari jalan ini, seorang lelaki
dari penghuni surga.”
“Adakah (patut) mereka iri hati (dengki) kepada manusia
(Muhammad) atas karunia yang telah diberikan Allah kepada
mereka? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan
Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan
kepadanya kerajaan yang besar .” (QS. An-Nisa : 54).
6. Cara Menghindari Hasud
a. Menumbuhkan kesadaran bahwa
permusuhan dan kemarahan akan membawa
petaka dan kesengsaraan baik lahir maupun
bathin.
b. Saling mengingatkan dalam kebaikan dan
kesabaran.
c. Jadilah orang yang mempunyai pendirian
tidak mudah di provokasi.
d. Mengamalkan ajaran agama Islam.
7. RIYA
Pengertian Riya:
Riya artinya memperlihatkan perbuatan (ibadah)
kepada orang lain agar disanjung atau dipuji.
Maksud lain adalah beribadah dengan niat
bukan karena ALLAH dan karena ingin dilihat,
disanjung atau dipuji manusia.
Riya menurut bahasa artinya memperlihatkan
atau memamerkan
Menurut Istilah: Ibadah yang dilakukan dengan
tujuan atau maksud agar dapat dilihat orang lain
sehingga memuji pelakunya.
8. Sebab-sebab terjadinya
riya
Latar belakang kehidupan
Persahabatan yang buruk
Tidak menjaga hubungan dengan
Allah
Suka dipuji atau disanjung orang lain
Takut menjadi bahan omongan orang.
9. Macam-Macam Riya
1. Riya dalam niat
Riya ini muncul ketika mengawali suatu pekerjaan.
Seseorang yang akan melakukan ibadah berkeinginan
untuk mendapatkan pujian dan sanjungan manusia.
2. Riya dalam perbuatan
Yaitu riya orang yang selalu memperlihatkan
ketekunan beribadah bukan karena sedang memberi contoh
atau bukan diwaktu saat orang banyak melakukannya.
10. Bahaya Riya
Terhalang dari petunjuk Allah
Ditimpa rasa gelisah
Batal amalnya
Mendapatkan azab Allah
Riya adalah syirik khafi
Menyia-nyiakan amal shalih, dari pengaruh baiknya dan tujuan luhurnya
Riya‟ mewariskan kehinaan dan kekerdilan.
Riya‟ menghalangi pahala akhirat.
Riya‟ menambah kesesatan
“Kecelakaan bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai
dari shalatnya, dan orang-orang yang berbuat riya.”
Penyakit ini termasuk jenis penyakit yang sangat berbahaya karena bersifat
lembut (samar-samar) tapi berdampak luar biasa.
11. Cara Menghindari sifat riya
Merenungi dan mengingat dampak dari
perbuatan riya
Menjauhkan persahabatan dengan
orang yang berperilaku riya
Mengendalikan nafsu
Membangun kedekatan hubungan
dengan Allah
Mempersiapkan niat hanya karena Allah
saja, tidak menampakkan ibadah
kecuali untuk memberi contoh dan
diwaktu orang banyak melakukannya.
12. QUR‟AN DAN HADIS TENTANG
RIYA
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu
Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan jika mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri
dengan malas, mereka bermaksud riya‟ ( dengan shalat
itu ) dihadapan manusia, dan tidaklah mereka dzkiri
kepada Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-
Nisa : 142).
“Sesuatu yang sangat aku takutkan yang akan
menimpa kamu ialah syirik kecil. Apa itu syirik
kecil? Beliau menjawab: Riya‟” (H.R. Ahmad)
13. ANIAYA
Pengertian Aniaya:
Aniaya artinya dzolim yaitu meletakkan sesuatu
bukan pada tempatnya. Dengan demikian orang lain
diperlakukan secara tidak sesuai dengan semestinya.
Aniaya artinya perbuatan bengis, penyiksaan
atau zalim
artinya melampaui batas, keterlaluan, bertindak
atau melakukan suatu bukan pada tempatnya.
“Perbuatan yang melampaui batas-batas
kemanusian dan menentang dari ketentuan yang
telah ditetapkan Allah.”
14. MACAM MACAM ANIAYA.
Yaitu:
Aniaya terhadap Allah ta’âla dengan cara
tidak mau melaksanakan perintah yang wajib
dan meninggalkan larangan Allah yang haram
Aniaya terhadap sesama manujsia seperti:
gibah (menggunjing), namimah (mengadu
domba), fitnah, mencuri, merampok,
melakukan penyiksaan dan melakukan
pembunuhan
Aniaya terhadap binatang. Menjadikan
sasaran latihan tembak
Aniaya terhadap diri sendiri. Membiarkan diri
berada dalam situasi yang sama dari hari ke
hari
15. Cara Menghindari Aniaya
Dalam upaya menghindari perbuatan
aniaya ini hendaknya kita memperhatikan
hak-hak diri sendiri, hak orang lain, hak
binatang, alam, dsb.
Selain itu pula kita hendaknya takut
kepada dosa, karena Allah swt telah
melarang kita berbuat aniaya, atau berbuat
kerusakan di muka bumi ini.
16. QUR’AN DAN HADIS
TENTANG RIYA dengan melanggar hak dan aniaya,
A. “Dan barang siapa berbuat demikian
maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An-Nisa : 30)
B. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-
Hujuraat : 11)
C. “…Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka mereka
itulah orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Baqarah : 229).
17. DISKRIMINASI
Pengertian Diskriminasi:
Diskriminasi artinya memandang sesuatu tidak secara adil
dan memperlakukannya pula secara pilih kasih.
Diskiriminasi adalah pemisahan atau perbedaan.
Diskriminasi perbuatan zalim dan tercela karena akan
mendatangkan kerugian terhadap orang yang diperlakukan
diskriminatif
Diskriminasi berasal dari bahasa inggris yakni
discrimination yang artinya „perbedaan perlakuan‟. Dalam
bahasa Arab disebut dengan „tafriq‟ dan merupakan sifat
tercela yang harus dihapuskan, apalagi di Negara yang
menganut sistem demokrasi.
18. Cara Menghindari
A. Diskriminasi
Memahami tentang hak-hak dan kewajiban seseorang
B. Jika kita mau melakukan diskriminasi, maka perhatikan dulu apakah dia memang berhak
atau tidak, jika memang berhak, maka kita harus mengurungkan diri untuk berbuat
diskriminasi
C. Gemar bersilaturahmi, antara lain dengan saling mengunjungi agar saling mengenal dan tolong
menolong
D. Tidak suka menyalahkan orang lain atau merasa diri sendiri yang paling benar karena
kebenaransejati hanyalah milik Allah swt. sehingga dialah yang paling berhak menetapkan
kebenaran hakiki di hari kemudian.
E. Tidak suka mengolok-olok, buruk sangka, atau memfitnah antara satu kelompok dengan
kelompok lainya.
F. Menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan, khususnya bagi bangsa Indonesia yang
terdiri dari ribuan kepulauan serta beraneka ragam suku bangsa, adat istiadat, dan budaya.
G. Menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun
serta berbuat baik kepada semua makhluk, khususnya sesama manusia.
H. Bersikap toleran (tasamuh) terhadap sesama umat beragama dan tidak memaksakan
keyakinan terhadap umat lainnya, berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, dan tidak saling
menghina syariat atau Tuhan milik umat beragama lain.
I. Ikut serta secara aktif dalam kegiatan yang memiliki tujuan menghapuskan diskriminasi,
antara lain dengan memberi pelayanan yang baik terhadap hak-hak warga atau masyarakat
tanpa membedakan warna kulit, golongan, suku bangsa, dan status sosialnya.
19. Diskriminasi bisa terjadi di
lingkungan keluarga,
masyarakat, dan kehidupan
bernegara
Orangtua membeda-bedakan perlakuan
terhadap anak-anaknya tidak pada
tempatnya
Dikarenakan beda asal daerah ketua RT
tidak mengundang pertemuan kepada suku
yang berbeda dengannya
Pemerintah tidak melindungi warganya
yang berasal dari golongan tertentu
20. MACAM-MACAM
DISKRIMINASI:
a. Deskriminasi Kelamin
b. Deskriminasi Ras
c. Deskriminasi Sosial
d. Deskriminasi warna Kulit
21. Contoh keteladanan Para Nabi untuk
menghindari sikap diskriminatif:
Sejarah mencatat bahwa ajaran islam tidak menyukai adanya
diskriminatif. Hal ini di perjuangkan dengan contoh keteladanan
para nabi antara lain sbb:
1. Nabi Ibrahim menjadikan Siti Hajar, seorang budak etiopia
yang dianggap hina sebagai isterinya. Ternyata budak
perempuan tersebut justru mempunyai kepribadian mulia, tidak
mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan, dan
bertanggung jawab, khususnya dalam membesarkan putranya,
Ismail as.
2. Di zaman Nabi Muhammad saw. Perjuangan menghapus
diskriminasi (perbudakan) terus dilanjutkan, khususnya
terhadap budak-budak di kota mekah. Diantaranya Bilal bin
Rabah, ia adalah seorang hamba Allah yang teguh dalam
mempertahankan keyakinannya terhadap islam. Demikian pula
dengan Zaid bin Haris yang telah dimerdekakan oleh Nabi
Muhammad saw.
22. QUR’AN DAN HADIS
TENTANG RIYA
A. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh
jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah.
23. A. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat : 10-13)
B. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit
dan bumi dan berlainlainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya
pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang mengetahui.(QS Ar rum: 22.)
C. Dan tidak lah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam. (QS Al Anbiya:107)
D. “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”(QS Al- Maidah : 8)