SlideShare a Scribd company logo
1 of 80
Oleh:
1. Rinawan Abadi
2. Risha Rahmawati
3. Siti Nur Hidayah
Disklaimer Daftar isi
Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VIII
Semester 1
Disklaimer
• PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu
Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.
• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara
ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya
sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
BAB I Sistem Gerak pada Makhluk Hidup
BAB II Gerak dan Gaya
Bab III Usaha dan Pesawat Sederhana
BAB IV Struktur dan Fungsi Tumbuhan serta Pemanfaatannya
dalam Teknologi
BAB V Sistem Pencernaan Manusia
BAB VI Zat Aditif dan Zat Adiktif
BAB VII Sistem Peredaran Darah Manusia
DAFTAR ISI
BAB
Sistem Gerak pada
Makhluk Hidup
I
A. Sistem Gerak pada Manusia
B. Sistem Gerak pada Hewan
dan Tumbuhan
Kembali ke daftar isi
1. Tulang (Rangka)
2. Persendian (Artikulasi)
3. Otot
4. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
A. Sistem Gerak pada Manusia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Tulang (Rangka)
Rangka Kepala
Rangka Anggota Gerak
Rangka Badan
SendiMati(Sinartrosis)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
SendiKaku(Amfiartrosis)
SendiGerak(Diartrosis)
2. Persendian (Artikulasi)
a. Otot polos a. Otot lurik a. Otot jantung
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Otot
a. Berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hari.
b. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung
banyak kalsium.
c. Memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung
vitamin D.
d. Menghindari kebiasaan duduk yang salah. Sebaiknya duduk
dengan cara yang benar.
e. Melakukan olahraga secara teratur.
f. Memperhatikan aktivitas fisik yang cukup setiap harinya.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak pada Manusia
1.Sistem Gerak pada Hewan
2.Sistem Gerak pada Tumbuhan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Sistem Gerak pada Hewan dan
Tumbuhan
a. Gerak Hewan dalam Air
b. Gerak Hewan di Udara
c. Gerak Hewan di Darat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Sistem Gerak pada Hewan
a. Gerak Autonom (Gerak Endonom)
Contoh gerak melingkar aliran sitoplasma dalam sel
daun Hydrilla verticillata.
b. Gerak Esionom
Contoh gerak ujung akar menuju tempat berair.
c. Gerak Higroskopis
Contoh gerak membukanya sporangium pada
tumbuhan paku dan tumbuhan lumut serta pecahnya
kulit buah tumbuhan polong-polongan yang sudah
kering.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Sistem Gerak pada Tumbuhan
BAB
A. Gerak pada Benda
B. Gaya dan Hukum Newton
Kembali ke daftar isi
Gerak dan
Gaya
II
1.Pengertian Gerak
2.Gerak Lurus
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
A. Gerak pada Benda
Apa itu gerak?
Benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya
berubah terhadap titik acuan
Gerak Semu?
Gerak benda yang dilihat oleh pengamat yang berada
dalam sistem bergerak.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Pengertian Gerak
Gerak lurus dikelompokkan menjadi dua macam yaitu gerak
lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Gerak Lurus
Contoh soal:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Roket Space-x bergerak dengan kecepatan
konstan 250 m/s. Selama 5 sekon, roket
melakukan percepatan sebesar 50 m/s2.
Berapakah kecepatan roket sekarang?
Jawaban:
1.Gaya pada Benda
2.Hukum Newton
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Gaya dan Hukum Newton
Gaya Gesek:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Gaya pada Benda
Resultan Gaya
Gaya Gesek dan
Gaya Berat
Jenis-Jenis Gaya
Perpaduan dua
gaya atau lebih.
Gaya Sentuh:
a. Gaya Otot
b. Gaya Pegas
c. Gaya Gesek
d. Gaya Mesin
Gaya Tak Sentuh:
a. Gaya Magnet
b. Gaya Gravitasi
c. Gaya Listrik
d. Gaya Berat
Gaya Berat:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Hukum Newton
HukumI Newton:
menjelaskan tentang sifat
benda yang cenderung
mempertahankan
keadaannya atau
kelembaman.
HukumII Newton:
”Jika ada resultan gaya yang
bekerja pada sebuah benda akan
dihasilkan suatu percepatan
dalam arah yang sama dengan
resultangaya.”
HukumIII Newton:
”Jika benda pertama mengerjakan
gaya pada benda kedua, benda
kedua akan mengerjakan gaya
pada benda pertama dengan nilai
atau besar yang sama, tetapi
arahnyaberlawanan.”
n.
ContohSoal:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Jawaban:
BAB
Kembali ke daftar isi
Usaha dan
Pesawat Sederhana
III
A. Usaha
B. Pesawat Sederhana
1.Pengertian Usaha
2.Hubungan Usaha dan Energi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
A. Usaha
Apa itu usaha?
Usaha dalam fisika erat hubungannya dengan gaya
dan perpindahan
Bagaimana cara menghitung usaha?
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Pengertian Usaha
Bagaimana hubungan usaha dan energi?
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bagaimana dengan laju energi?
2. Hubungan Usaha dan Energi
ContohSoal:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Rano berlari di lintasan melingkar. kecepatan
berlari Rano 2,5 m/s. saat melewati belokan,
kecepatannya berkurang menjadi 1,9 m/s. Jika
massa Rano 45 kg, berapa usaha yang dilakukan
Rano saat berbelok?
Jawaban:
1.Jenis-Jenis Pesawat Sederhana
2.Prinsip Kerja Pesawat Sederhana pada
Otot dan Rangka
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Pesawat Sederhana
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Jenis-Jenis Pesawat Sederhana
a. Tuas (Pengungkit) b. Bidang Miring c. Roda Bergandar d. Katrol
1) Katrol Tetap
2) Katrol Bergerak
3) Katrol Takal
ContohSoal:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Jawaban:
Prinsip pesawat sederhana yang terlibat dalam kedua aktivitas
(a) Aktivitas tersebut menerapkan prinsip pesawat sederhana
jenis pengungkit yang meliputi pengungkit jenis I, II, dan III.
(b) Aktivitas tersebut menerapkan prinsip pesawat sederhana
jenis bidang miring dan pengungkit.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Prinsip Kerja Pesawat Sederhana pada Otot
dan Rangka
BAB Struktur dan Fungsi Tumbuhan
serta Pemanfaatannya
dalam Teknologi
IV
A. Struktur dan Fungsi Organ
Tumbuhan
B. Struktur dan Fungsi Jaringan
Penyusun Tumbuhan
C. Teknologi yang Terinspirasi
dari Struktur Tumbuhan
Kembali ke daftar isi
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
5. Buah dan Biji
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
A. Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Akar
 Sistem perakaran pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem
perakaran serabut pada tumbuhan Monocotyledoneae dan sistem perakaran
tunggang pada tumbuhan Dicotyledoneae.
 Akar tumbuhan juga dapat mengalami perubahan bentuk sesuai dengan
fungsinya. Misal akar pada wortel bermodifikasi menjadi umbi akar untuk
menyimpan makanan cadangan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Batang
 Batang tumbuhan Dicotyledoneae umumnya bercabang-cabang dan berkayu.
Beberapa di antaranya memiliki batang herbaseus (basah), misalnya bayam.
 Batang tumbuhan Monocotyledoneae umumnya tidak bercabang atau lurus
tumbuh ke atas. Selain itu, ruas-ruas terlihat jelas.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Daun
 Pertulangan daun ada yang menjari, menyirip, melengkung, dan ada yang
sejajar.
 Pertulangan daun yang menjari, menyirip, dan melengkung terdapat pada
tumbuhan Dicotyledoneae, sedangkan pertulangan daun yang sejajar
terdapat pada tumbuhan Monocotyledoneae.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bunga tidak lengkap
tidak memiliki salah satu bagian bunga.
Bunga lengkap memiliki seluruh
bagian steril dan fertil.
4. Bunga
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sumber: goo.gl/w7mQ24
Sumber: goo.gl/90e9Vq
Sumber: goo.gl/5QzufG
5. Buah dan Biji
Biji
1. Jaringan Penyusun Tumbuhan
2. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar,
Batang, dan Daun
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Struktur dan Fungsi Jaringan
Penyusun Tumbuhan
a. Jaringan meristem
 Sel-selnya mampu membelah diri secara terus-menerus untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan.
 Sel-selnya berdinding tipis, berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal, dan relatif kaya akan protoplasma.
b. Jaringan epidermis
 Terdiri atas selapis sel hidup yang berbentuk persegi panjang, tersusun rapat tanpa ruang antarsel, dan tidak berklorofil.
 Berfungsi menutupi dan melindungi jaringan yang ada di bawahnya.
c. Jaringan parenkim
 Sel-selnya berukuran besar dan tipis, terdiri atas sel-sel hidup yang umumnya berbentuk segi enam, memiliki banyak
vakuola, dan memiliki ruang antarsel yang banyak sehingga susunannya kurang rapat.
d. Jaringan penyokong (kolenkim dan sklerenkim)
 Penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan (kolenkim).
 Penguat pada organ-organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan (sklerenkim).
e. Jaringan pengangkut (xilem dan floem)
 Berfungsi mengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun (xilem).
 Berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan (floem).
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Jaringan Penyusun Tumbuhan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar,
Batang, dan Daun
Struktur dan
Fungsi
Jaringan
pada Akar,
Batang, dan
Daun
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Teknik Pemasangan Batu Bata
2. Teknik Fondasi Cakar Ayam
3. Teknik Panel Listrik Tenaga Surya
4. Teknik Pembuatan Air Mancur dan Sumur Bor
5. Teknik Sensor Cahaya
6. Teknik Lapisan Pelindung dan Pengilap
7. Teknik Pemurnian Air
C. Teknologi yang Terinspirasi dari
Struktur Tumbuhan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1.Teknik Pemasangan Batu Bata
Jaringan epidermis memiliki bentuk seperti balok, tersusun rapat, dan tidak memiliki ruang
antarsel. Keadaan inilah yang mengilhami teknik pemasangan batu bata.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Teknik Fondasi Cakar Ayam
Pohon nyiur memiliki akar serabut yang mampu menopang tanaman tersebut meskipun
struktur tanahnya tidak stabil. Dari sinilah struktur akar tanaman nyiur diadopsi untuk
menciptakan fondasi ”berserabut” pipa beton yang menyangga gedung-gedung besar.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Teknik Panel Listrik Tenaga Surya
Teknologi ini dibuat dengan meniru prinsip daun yang memanfaatkan energi
matahari untuk menghasilkan energi kimia.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Teknik Pembuatan Air Mancur dan Sumur Bor
Pembuatan air mancur dan sumur bor terinspirasi dari konsep kapilaritas pada
jaringan xilem. Daya kapilaritas ini memungkinkan akar dan batang tumbuhan
menyerap air naik melawan gaya gravitasi bumi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Teknik Sensor Cahaya
 Teknik sensor cahaya merupakan teknik yang digunakan pada lampu penerangan
jalan yang dilengkapi dengan fotoresistor atau LDR (light-dependent resistor) dan
sakelar pengatur on/off otomatis.
 Teknik ini terinspirasi dari tumbuhan kaktus. Tumbuhan kaktus memiliki stomata
yang dapat membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari untuk
mengurangi penguapan air.
 Proses membuka dan menutupnya stomata ini dipengaruhi oleh aktivitas sel
penjaga stomata. Di dalam sel penjaga ini terdapat reseptor cahaya yang disebut
fotoreseptor, yang menginspirasi pembuatan fotoresistor pada lampu penerangan
jalan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
6. Teknik Lapisan Pelindung dan Pengilap
Dengan meniru lapisan permukaan daun tanaman seroja, sebuah perusahaan asal
Jerman mampu membuat teknologi lotusan untuk melapisi permukaan gedung
pencakar langit. Gedung pencakar langit yang dilapisi lotusan mampu membersihkan
permukaannya sendiri dengan tetesan air hujan, seperti halnya tanaman seroja.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
7. Teknik Pemurnian Air
Mekanisme penyerapan pada aquaporin (akar tanaman eceng gondok) menginspirasi
ilmuwan untuk mengembangkan teknologi pemurnian air. Dengan teknologi ini, air yang
kotor dapat disaring sehingga diperoleh air bersih yang aman untuk dikonsumsi.
BAB
Sistem Pencernaan Manusia
V
A. Zat-Zat Makanan yang
Diperlukan Tubuh
B. Struktur dan Fungsi
Sistem Pencernaan
Makanan pada Manusia
Kembali ke daftar isi
1. Jenis Nutrisi
2. Kebutuhan Kalori
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
A. Zat-Zat Makanan yang Diperlukan Tubuh
a. Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat sebagai sumber energi. Ada tiga jenis karbohidrat yaitu gula, pati (amilum), dan serat.
b. Protein
Fungsi utama protein sebagai sumber energi. Protein nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti kacang
kedelai dan kacang hijau. Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur.
c. Lemak
Fungsi utama lemak sebagai sumber energi. Lemak dapat berasal dari tumbuhan (lemak nabati) dan dari hewan
(lemak hewani).
d. Vitamin
Berdasarkan kelarutannya, ada vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan ada vitamin yang larut
dalam air (vitamin B dan C). Secara umum vitamin berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan sel, berperan
sebagai koenzim (pengaktif enzim), dan mempertahankan fungsi jaringan supaya normal.
e. Mineral
Mineral merupakan bahan-bahan anorganik yang berfungsi sebagai zat pengatur tubuh.
f. Air
Tubuh kita membutuhkan ± 2,5 liter air setiap harinya untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dalam bentuk
keringat, uap air, dan urine.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Jenis Nutrisi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Kebutuhan Kalori
Pada dasarnya penghitungan berat badan ideal dan kebutuhan kalori dapat dilakukan dengan rumus
seperti diuraikan di atas. Sebagai contoh, peserta didik A memiliki berat badan 40 kg dan tinggi badan
145 cm. Jadi, nilai IMT-nya sebagai berikut:
Jadi, peserta didik A sudah memiliki berat badan ideal. Oleh karena itu, peserta didik tersebut perlu
menjaga berat badan idealnya dengan cara menghitung kebutuhan kalorinya untuk setiap hari yaitu 30
kkal × 40 kg = 1.200 kkal. Jadi, asupan kalori setiap harinya sekitar 1.200 kkal.
Catatan: Pada keadaan normal, setiap hari tubuh menggunakan energi sekitar 30 kkal untuk setiap 1 kg berat tubuh.
Rumus Menghitung Berat Badan Ideal
1. Organ Pencernaan Utama
2. Organ Pencernaan Tambahan
3. Proses Pencernaan Makanan
4. Gangguan pada Sistem Pencernaan
dan Upaya Penanggulangannya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan
Makanan pada Manusia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Organ Pencernaan Utama
 Di dalam mulut, makanan dicerna secara
mekanis dan kimiawi. Alat-alat pencernaan
yang membantu proses pencernaan di dalam
mulut yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah.
 Makanan yang telah dicerna di rongga mulut
akan ditelan dan masuk kerongkongan.
 Di dalam lambung terjadi proses pencernaan
makanan secara mekanis dan kimiawi.
 Di dalam usus halus, makanan dicerna secara
kimiawi.
 Usus besar memiliki fungsi utama yaitu
mengatur kadar air pada sisa makanan.
 Anus terdiri atas dua lapis otot yaitu otot polos
dan otot lurik. Kedua jenis otot ini bekerja sama
mengeluarkan feses (defekasi).
Apa itu organ pencernaan tambahan?
 Organ pencernaan tambahan merupakan organ yang tidak dilewati makanan tetapi berperan
dalam proses pencernaan makanan.
 Organ pencernaan tambahan terdiri atas hati dan pankreas.
 Sel-sel hati menghasilkan getah empedu yang mengandung kolesterol, asam kolik, garam
empedu, lesitin, bilirubin, dan elektrolit.
 Getah empedu akan dikeluarkan ke usus dua belas jari yang berperan dalam mengemulsikan
lemak menjadi butiran-butiran lebih halus sehingga mudah dicerna oleh enzim lipase.
 Getah pankreas mengandung zat-zat seperti berikut.
1) Natrium bikarbonat, berfungsi menetralkan keasaman isi usus dengan menaikkan pH-nya
menjadi 7,1–8,5.
2) Enzim amilase, berfungsi merombak amilum menjadi maltosa dan glukosa.
3) Enzim tripsin, berfungsi memecah molekul protein menjadi asam amino.
4) Enzim lipase, berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Organ Pencernaan Tambahan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Proses Pencernaan Makanan
Mekanis Kimiawi
Proses
penguraian makanan dari
bentuk kompleks ke
bentuk yang
lebih sederhana dengan
bantuan enzim
pencernaan
Proses pemecahan
makanan yang berukuran
besar menjadi berukuran
lebih
kecil atau halus dengan
bantuan gerakan alat
pencernaan
a. Karies gigi
Karies gigi terjadi ketika bagian luar gigi (enamel) terkena asam yang diproduksi bakteri, lalu dinetralisasi oleh ludah.
Salah satu cara mencegah penyakit ini yaitu rutin menggosok gigi minimal 2 kali sehari terutama setelah makan.
b. Mag (gastritis)
Gastritis dapat disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi bakteri Helycobacter pylori, dan ketidakteraturan dalam pola
makan Penyakit mag dapat dicegah dengan cara makan teratur. Penyakit yang dipicu infeksi bakteri Helicobacter pylori
dapat diobati dengan antibiotik sesuai resep dokter.
c. Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan menggunakan obat-obatan berdosis
tinggi. Hepatitis juga dapat terjadi karena infeksi virus hepatitis. Penyakit inidapat dicegah dengan pemberian vaksin
dan menerapkan pola hidup sehat misalnya olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan tidak mengonsumsi alkohol.
d. Konstipasi
Konstipasi terjadi karena adanya penyerapan air yang berlebihan pada sisa makanan di usus besar. Akibatnya, feses
menjadi kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Konstipasi dapat dicegah dengan cara mengonsumsi banyak
makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Gangguan pada Sistem Pencernaan dan Upaya
Penanggulangannya
BAB
Zat Aditif dan Adiktif
VI
Pembuatan bakso umumnya
menggunakan Zat Aditif
Makanan: pengawet dan
penyedap
Kembali ke daftar isi
A. Zat Aditif Makanan dan Pengaruhnya
terhadap Kesehatan
B. Zat Adiktif Narkotika dan
Psikotropika
C. Zat Adiktif Bukan Narkotika
dan Psikotropika
D. Dampak NegatifPenyalahgunaan
Narkotika dan Psikotropika serta
Pencegahannya
A. Zat Aditif Makanan dan Pengaruhnya terhadap
Kesehatan
1. Bahan Pewarna
2. Bahan Pemanis
3. Bahan Pengawet
4. Bahan Penyedap Rasa dan Aroma
5. Bahan Aditif lainnya (antioksidan, pengemulsi,
antikempal, antibusa, pengembang, dan pengeras)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Bahan Pewarna
Pewarna Alami Pewarna Buatan
(Sintetis)
Bahan Pewarna
Berbahaya
1. tartrazine (kuning)
2. eritrosin (merah)
3. hijau FCF
4. lissamine green
5. benzil violet (ungu)
6. indigo karmin (biru)
7. cokelat HT (cokelat)
8. biru berlian FCF
9. sunset yellow FCF
1. ponceau 3R
2. methanil yellow
3. rhodamin B
4. violet 6B
5. scarlet GN
4. chocolate brown FB
5. chrysoine S
Sumber:https://bit.ly/2
PWnCW1
Daun suji
Buah naga
Bunga telang
Sumber:https://bit.ly/2
HdkXEn
Sumber:https://bit.ly/2
PWQJbD
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Bahan Pemanis
Pemanis Buatan
(Sintetis)
1. sakarin
2. aspartam
3. siklamat
4. asesulfam-K
5. sukralosa
6. sorbitol
Perbedaan Pemanis
Alami dan Buatan
Pemanis Alami Pemanis Buatan
Terurai pada suhu
tinggi
Cukup stabil pada
suhu tinggi
Berkalori tinggi Tidak atau hampir
tidak berkalori
Harga relatif
mahal
Harga sangat
terjangkau
Berasa manis
normal
Rasa manis ratusan
kali lebih manis
Aman bagi
kesehatan
Sebagian
berpotensi
karsinogen
Pemanis Alami
Sumber:https://bit.ly/2
JxPLRZ
Madu
Kayu manis
Gula merah
Sumber:https://bit.ly/2
JwnL0Z
Sumber:https://bit.ly/2
JchvMB
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Bahan Pengawet
Pengawet Alami
Sumber:https://bit.ly/2
YgbORc
Garam dapur
Keluak
Bawang putih
Sumber:https://bit.ly/2
Hb4tg2
Sumber:https://bit.ly/2
LAirwd
Pengawet Buatan
(Sintetis)
Pengawet Berbahaya
1. belerang dioksida
2. nitrit dan garamnya
3. garam sulfit
4. asam benzoat dan
garamnya
5. asam sorbat dan
garamnya
Formalin Boraks
menekan fungsi
sel sehingga
mengakibatkan
kematian sel dan
menimbulkan
keracunan,
iritasi lambung,
dan alergi
keracunan,
gangguan pada
sistem saraf pusat,
ginjal, hati, dan
kulit, pendarahan
di lambung,
komplikasi pada
otak dan hati,
serta kematian.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
MSG
4. Bahan Penyedap Rasa dan Aroma
Penyedap Alami Penyedap Buatan
(Sintetis)
Sumber:https://bit.ly/2
HdwZO3
Merica
Seledri
Serai
Sumber:https://bit.ly/2
LC0DB4
Sumber:https://bit.ly/2
VrR38h
Penyedap Aroma
Sintetis
Senyawa Ester Aroma Buah yang
Dihasilkan
Oktil asetat Jeruk
Isoamil asetat Pisang
Isoamil valerat Apel
Isobutil propionat Rum
Propil asetat Pir
Etil butirat Nanas
Etil asetat Arbei
Butil asetat Murbai
Amil asetat Pisang ambon
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Bahan Aditif Lainnya
Sumber:https://bit.ly/2YpaRq0
Bahan Antioksidan
Sumber:https://bit.ly/2JxgvSJ
Pengemulsi
Sumber:https://bit.ly/2LGu1WE
Bahan Antikempal
Sumber:https://bit.ly/2LGu1WE
Bahan Antibusa
Sumber:https://bit.ly/2JewxSd
Bahan Pengembang
Sumber:https://bit.ly/2HmIfH3
Bahan Pengeras
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Zat Adiktif Narkotika dan Psikotropika
1. Jenis-Jenis Zat Adiktif
2. Ciri-Ciri Pecandu Narkotika dan Psikotropika
Narkotika
Narkotika
Golongan I
Narkotika
Golongan II
Narkotika
Golongan III
1. Jenis-Jenis Zat Adiktif
Psikotropika
Psikotropika
Golongan I
Psikotropika
Golongan II
Psikotropika
Golongan III
Psikotropika
Golongan IV
opium,
kokaina,
meskalina,
psilosibina
morfin,
fentanil,
petidina,
metadon
kodein,
etil morfina,
brolamfetamina,
tenamfetamina,
metilfenidat,
amineptina,
katina,
pentazosina,
diazepam,
barbital,
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Ciri-Ciri Pecandu Narkotika dan Psikotropika
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
C. Zat Adiktif Bukan Narkotika dan Psikotropika
1. Rokok
2. Alkohol
3. Kafein
4. Zat Inhalansia
1. Rokok
Karbon monoksida
Nikotin
Tar
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Alkohol
Sumber:https://bit.ly/2E3Q0R2 Sumber: https://bit.ly/2tr1QwC Sumber:https://bit.ly/2Vz92cM
Golongan A
- kadar etanol 1%-5%
- bir
Golongan B
- kadar etanol 5%-20%
- anggur atau wine
Golongan C
- kadar etanol 20%-45%
- Whiskey, Vodka, TKW,
Manson House, Johny
Walker, Kamput
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Kafein 4. Zat Inhalansia
Sumber:https://bit.ly/2
vVljcu
vernis
correction pen
tiner
Sumber:https://bit.ly/3
0bHycd
Sumber:https://bit.ly/3
0f2dfh
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kopi
Daun
teh
Cokelat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
D. Dampak Negatif Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Pencegahannya
1. Dampak Negatif Penyalahgunaan Zat Adiktif
2. Penyembuhan dan Pencegahan Penyalahgunaan Zat Aditif
1. Dampak Negatif Penyalahgunaan Zat Adiktif
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1) Merusak hati, paru-paru,
ginjal, jantung, dan
koordinasi tubuh.
2) Menimbulkan rasa sakit,
kejang-kejang, dan
depresi.
3) Mengakibatkan
ketergantungan secara
fisik dan mental.
4) Melemahkan sistem
saraf.
5) Mengakibatkan
kematian apabila
overdosis
1) Menaikkan tekanan
dara.
2) Merusak sel-sel saraf.
3) Denyut nadi tidak
beraturan.
4) Menurunkan berat badan.
5) Mengakibatkan paranoid
dan kematian
1) Merusak ginjal dan
sel-sel saraf.
2) Memengaruhi daya ingat
dan konsentrasi.
3) Mengakibatkan
kebingungan dan
kegilaan (skizofrenia).
Golongan Halusinogen
Golongan Stimulan
Golongan Depresan
Penyembuhan
2. Penyembuhan dan Pencegahan Penyalahgunaan Zat Aditif
Pertolongan pertama
Resusitasi
Detoksifkasi
Rehabilitasi
Pencegahan
Tidak terlibat dalam jaringan peredaran narkotika dan
psikotropika, baik langsung maupun tidak langsung, seperti
pemakai atau pengedar
Menolak ajakan teman atau orang yang baru dikenal apabila
menawarkan narkotika dan psikotropika, meskipun
diberikan secara gratis tanpa harus membelinya.
Memberitahukan kepada pihak berwajib setempat apabila
mengetahui adanya sindikat narkotika dan psikotropika
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Sistem Peredaran Darah
Manusia
VII
A. Struktur dan Fungsi Sistem
Peredaran Darah Manusia
B. Gangguan dan Kelainan pada
Sistem Peredaran Darah
serta Upaya Pencegahan dan
Penanggulangannya
Kembali ke daftar isi
1. Komponen-Komponen Penyusun Sistem Peredaran
Darah
2. Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia
3. Frekuensi Denyut Jantung
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
A. Struktur dan Fungsi Sistem
Peredaran Darah Manusia
Darah
• Sel darah
merah
• Sel darah
putih
• Keping darah
Jantung
• Terdiri atas
empat ruang
• Bekerja
dengan cara
kontraksi dan
relaksasi
Pembuluh
darah
• Pembuluh
nadi
• Pembuluh
balik
• Pembuluh
kapiler
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sumber: goo.gl/u6Vr5f
1. Komponen-Komponen Penyusun Sistem
Peredaran Darah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sumber: goo.gl/HgJ6gn
2. Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia
Dipengaruhi oleh:
a. Aktivitas
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Suhu tubuh
e. Keadaan kesehatan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Frekuensi Denyut Jantung
1. Strok
Strok terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah sehingga terjadi
kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Strok dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat seperti
mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
2. Hipertensi dan Hipotensi
Hipertensi diakibatkan oleh tekanan darah yang tinggi di dalam arteri. Hipertensi terjadi apabila nilai ambang tekanan
sistolik antara 140–200 mmHg atau lebih dan nilai ambang tekanan diastolik antara 90–110 mmHg atau lebih. Hipertensi
dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat seperti tidak mengonsumsi minuman beralkohol, tidak merokok,
berolahraga secara teratur, serta istirahat yang cukup. Hipotensi merupakan kebalikan dari hipertensi yaitu kondisi
tekanan darah yang rendah. Hipotensi terjadi jika tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg. Hipotensi dapat dicegah
melalui beberapa cara yaitu minum air putih 8–10 gelas setiap hari, mengonsumsi makanan yang mengandung cukup
garam, dan berolahraga ringan secara teratur.
3. Anemia
Anemia dapat disebabkan oleh kehilangan banyak darah atau gangguan pembentukan darah. Anemia dapat dicegah
dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan jika perlu
mengonsumsi suplemen penambah zat besi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Gangguan dan Kelainan pada Sistem Peredaran Darah
Manusia Beserta Upaya Pencegahannya

More Related Content

What's hot

Bab 6. IPA Kelas 7 Kurikulum Merdeka (Ekologi dan Keragaman Hayati Indonesia ...
Bab 6. IPA Kelas 7 Kurikulum Merdeka (Ekologi dan Keragaman Hayati Indonesia ...Bab 6. IPA Kelas 7 Kurikulum Merdeka (Ekologi dan Keragaman Hayati Indonesia ...
Bab 6. IPA Kelas 7 Kurikulum Merdeka (Ekologi dan Keragaman Hayati Indonesia ...ZainulHasan13
 
Bab 1.1 IPA Kelas 7 (Hakikat Sains) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo...
Bab 1.1 IPA Kelas 7 (Hakikat Sains) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo...Bab 1.1 IPA Kelas 7 (Hakikat Sains) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo...
Bab 1.1 IPA Kelas 7 (Hakikat Sains) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo...ZainulHasan13
 
Pengukuran dan Angka Penting
Pengukuran dan Angka PentingPengukuran dan Angka Penting
Pengukuran dan Angka Pentingjumadsmanesi
 
Zat aditif untuk kelas 8 SMP
Zat aditif untuk kelas 8 SMPZat aditif untuk kelas 8 SMP
Zat aditif untuk kelas 8 SMPLili Andajani
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinyasayedchairudin
 
PPT Microteaching Hasiati Tadris IPA IAIN Kendari
PPT Microteaching Hasiati Tadris IPA IAIN KendariPPT Microteaching Hasiati Tadris IPA IAIN Kendari
PPT Microteaching Hasiati Tadris IPA IAIN KendariHasiati Tadris IPA
 
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Nida Chofiya
 
Lkpd pemantulan
Lkpd pemantulanLkpd pemantulan
Lkpd pemantulannooraisy22
 
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)shelviaa
 
Sistem pencernaan (uji bahan makan)
Sistem pencernaan (uji bahan makan)Sistem pencernaan (uji bahan makan)
Sistem pencernaan (uji bahan makan)Putri Nadhilah
 
Tugas makalah kajian biologi
Tugas makalah kajian biologiTugas makalah kajian biologi
Tugas makalah kajian biologioktavianidl22
 

What's hot (20)

Jenis jenis simbiosis
Jenis jenis simbiosisJenis jenis simbiosis
Jenis jenis simbiosis
 
Kartu soal ipa 1
Kartu soal  ipa 1Kartu soal  ipa 1
Kartu soal ipa 1
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
 
Bab 6. IPA Kelas 7 Kurikulum Merdeka (Ekologi dan Keragaman Hayati Indonesia ...
Bab 6. IPA Kelas 7 Kurikulum Merdeka (Ekologi dan Keragaman Hayati Indonesia ...Bab 6. IPA Kelas 7 Kurikulum Merdeka (Ekologi dan Keragaman Hayati Indonesia ...
Bab 6. IPA Kelas 7 Kurikulum Merdeka (Ekologi dan Keragaman Hayati Indonesia ...
 
Bab 1.1 IPA Kelas 7 (Hakikat Sains) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo...
Bab 1.1 IPA Kelas 7 (Hakikat Sains) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo...Bab 1.1 IPA Kelas 7 (Hakikat Sains) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo...
Bab 1.1 IPA Kelas 7 (Hakikat Sains) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo...
 
Pengukuran dan Angka Penting
Pengukuran dan Angka PentingPengukuran dan Angka Penting
Pengukuran dan Angka Penting
 
Bunyi ppt
Bunyi pptBunyi ppt
Bunyi ppt
 
Zat aditif untuk kelas 8 SMP
Zat aditif untuk kelas 8 SMPZat aditif untuk kelas 8 SMP
Zat aditif untuk kelas 8 SMP
 
Kartu barang lab
Kartu barang labKartu barang lab
Kartu barang lab
 
Gerakan bumi dan bulan
Gerakan bumi dan bulanGerakan bumi dan bulan
Gerakan bumi dan bulan
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
 
PPT Microteaching Hasiati Tadris IPA IAIN Kendari
PPT Microteaching Hasiati Tadris IPA IAIN KendariPPT Microteaching Hasiati Tadris IPA IAIN Kendari
PPT Microteaching Hasiati Tadris IPA IAIN Kendari
 
Ppt penampakan alam
Ppt penampakan alamPpt penampakan alam
Ppt penampakan alam
 
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
 
Lkpd pemantulan
Lkpd pemantulanLkpd pemantulan
Lkpd pemantulan
 
ebook Mutasi - Biologi
ebook Mutasi - Biologiebook Mutasi - Biologi
ebook Mutasi - Biologi
 
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)
 
Sistem pencernaan (uji bahan makan)
Sistem pencernaan (uji bahan makan)Sistem pencernaan (uji bahan makan)
Sistem pencernaan (uji bahan makan)
 
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Konsep Wilayah dan Pusat PertumbuhanKonsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
 
Tugas makalah kajian biologi
Tugas makalah kajian biologiTugas makalah kajian biologi
Tugas makalah kajian biologi
 

Similar to Power Point PR IPA 8A Ed. 2019.ppt

Bab i. sistem gerak pada makhluk hidup
Bab i. sistem gerak pada makhluk hidupBab i. sistem gerak pada makhluk hidup
Bab i. sistem gerak pada makhluk hidupabdulaziz1294
 
IPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 RevIPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 RevPPGhybrid3
 
KD 3.1_Gerak pada manusia.doc
KD 3.1_Gerak pada manusia.docKD 3.1_Gerak pada manusia.doc
KD 3.1_Gerak pada manusia.docssuser13d5eb1
 
struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
struktur-jaringan-tumbuhan.pptstruktur-jaringan-tumbuhan.ppt
struktur-jaringan-tumbuhan.pptSitifatimah492028
 
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptsiskawatihermin
 
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptSoni Nugroho
 
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.pptSTRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.pptfitriarenata2
 
Power Point PR Biologi 10 Biologi Ed. 2019.ppt
Power Point PR Biologi 10 Biologi Ed. 2019.pptPower Point PR Biologi 10 Biologi Ed. 2019.ppt
Power Point PR Biologi 10 Biologi Ed. 2019.pptFeriAndesfa1
 
Ipa 8 kd4 struktur dan fungsi akar batang daun dan bunga
Ipa 8 kd4 struktur dan fungsi akar batang daun dan bungaIpa 8 kd4 struktur dan fungsi akar batang daun dan bunga
Ipa 8 kd4 struktur dan fungsi akar batang daun dan bungaSMPK Stella Maris
 
RPP BIOLOGI KLS X RUANG LINGKUP BIOLOGI
RPP BIOLOGI KLS X RUANG LINGKUP BIOLOGIRPP BIOLOGI KLS X RUANG LINGKUP BIOLOGI
RPP BIOLOGI KLS X RUANG LINGKUP BIOLOGIalmansyahnis .
 
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SDMODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SDEVA RAHMAWATI
 
tugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamantugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamanmaya safitri
 

Similar to Power Point PR IPA 8A Ed. 2019.ppt (20)

181809.pdf.pdf
181809.pdf.pdf181809.pdf.pdf
181809.pdf.pdf
 
BIOLOGI_M3KB4
BIOLOGI_M3KB4BIOLOGI_M3KB4
BIOLOGI_M3KB4
 
Gerak bab 1
Gerak bab 1Gerak bab 1
Gerak bab 1
 
Bab i. sistem gerak pada makhluk hidup
Bab i. sistem gerak pada makhluk hidupBab i. sistem gerak pada makhluk hidup
Bab i. sistem gerak pada makhluk hidup
 
RPP SMA Biologi Kelas X
RPP SMA Biologi Kelas XRPP SMA Biologi Kelas X
RPP SMA Biologi Kelas X
 
IPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 RevIPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 Rev
 
Biologi sebagai Ilmu
Biologi sebagai IlmuBiologi sebagai Ilmu
Biologi sebagai Ilmu
 
KD 3.1_Gerak pada manusia.doc
KD 3.1_Gerak pada manusia.docKD 3.1_Gerak pada manusia.doc
KD 3.1_Gerak pada manusia.doc
 
struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
struktur-jaringan-tumbuhan.pptstruktur-jaringan-tumbuhan.ppt
struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
 
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
 
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.pptipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-2-struktur-jaringan-tumbuhan.ppt
 
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.pptSTRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN.ppt
 
Makalah spermatophyta
Makalah spermatophytaMakalah spermatophyta
Makalah spermatophyta
 
Biologi M2KB1
Biologi M2KB1Biologi M2KB1
Biologi M2KB1
 
Power Point PR Biologi 10 Biologi Ed. 2019.ppt
Power Point PR Biologi 10 Biologi Ed. 2019.pptPower Point PR Biologi 10 Biologi Ed. 2019.ppt
Power Point PR Biologi 10 Biologi Ed. 2019.ppt
 
Ipa 8 kd4 struktur dan fungsi akar batang daun dan bunga
Ipa 8 kd4 struktur dan fungsi akar batang daun dan bungaIpa 8 kd4 struktur dan fungsi akar batang daun dan bunga
Ipa 8 kd4 struktur dan fungsi akar batang daun dan bunga
 
RPP BIOLOGI KLS X RUANG LINGKUP BIOLOGI
RPP BIOLOGI KLS X RUANG LINGKUP BIOLOGIRPP BIOLOGI KLS X RUANG LINGKUP BIOLOGI
RPP BIOLOGI KLS X RUANG LINGKUP BIOLOGI
 
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SDMODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
MODUL 1 - 3 KONSEP DASAR IPA DI SD
 
Biologi MIKB2
Biologi MIKB2Biologi MIKB2
Biologi MIKB2
 
tugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamantugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanaman
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 

Recently uploaded (9)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 

Power Point PR IPA 8A Ed. 2019.ppt

  • 1. Oleh: 1. Rinawan Abadi 2. Risha Rahmawati 3. Siti Nur Hidayah Disklaimer Daftar isi Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Semester 1
  • 2. Disklaimer • PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. • Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013. • Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja. • Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai kebutuhan. • Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
  • 3. BAB I Sistem Gerak pada Makhluk Hidup BAB II Gerak dan Gaya Bab III Usaha dan Pesawat Sederhana BAB IV Struktur dan Fungsi Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologi BAB V Sistem Pencernaan Manusia BAB VI Zat Aditif dan Zat Adiktif BAB VII Sistem Peredaran Darah Manusia DAFTAR ISI
  • 4. BAB Sistem Gerak pada Makhluk Hidup I A. Sistem Gerak pada Manusia B. Sistem Gerak pada Hewan dan Tumbuhan Kembali ke daftar isi
  • 5. 1. Tulang (Rangka) 2. Persendian (Artikulasi) 3. Otot 4. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab A. Sistem Gerak pada Manusia
  • 6. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Tulang (Rangka) Rangka Kepala Rangka Anggota Gerak Rangka Badan
  • 7. SendiMati(Sinartrosis) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab SendiKaku(Amfiartrosis) SendiGerak(Diartrosis) 2. Persendian (Artikulasi)
  • 8. a. Otot polos a. Otot lurik a. Otot jantung Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 3. Otot
  • 9. a. Berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hari. b. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung banyak kalsium. c. Memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin D. d. Menghindari kebiasaan duduk yang salah. Sebaiknya duduk dengan cara yang benar. e. Melakukan olahraga secara teratur. f. Memperhatikan aktivitas fisik yang cukup setiap harinya. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 4. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak pada Manusia
  • 10. 1.Sistem Gerak pada Hewan 2.Sistem Gerak pada Tumbuhan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab B. Sistem Gerak pada Hewan dan Tumbuhan
  • 11. a. Gerak Hewan dalam Air b. Gerak Hewan di Udara c. Gerak Hewan di Darat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Sistem Gerak pada Hewan
  • 12. a. Gerak Autonom (Gerak Endonom) Contoh gerak melingkar aliran sitoplasma dalam sel daun Hydrilla verticillata. b. Gerak Esionom Contoh gerak ujung akar menuju tempat berair. c. Gerak Higroskopis Contoh gerak membukanya sporangium pada tumbuhan paku dan tumbuhan lumut serta pecahnya kulit buah tumbuhan polong-polongan yang sudah kering. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Sistem Gerak pada Tumbuhan
  • 13. BAB A. Gerak pada Benda B. Gaya dan Hukum Newton Kembali ke daftar isi Gerak dan Gaya II
  • 14. 1.Pengertian Gerak 2.Gerak Lurus Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab A. Gerak pada Benda
  • 15. Apa itu gerak? Benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap titik acuan Gerak Semu? Gerak benda yang dilihat oleh pengamat yang berada dalam sistem bergerak. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Pengertian Gerak
  • 16. Gerak lurus dikelompokkan menjadi dua macam yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Gerak Lurus
  • 17. Contoh soal: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Roket Space-x bergerak dengan kecepatan konstan 250 m/s. Selama 5 sekon, roket melakukan percepatan sebesar 50 m/s2. Berapakah kecepatan roket sekarang? Jawaban:
  • 18. 1.Gaya pada Benda 2.Hukum Newton Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab B. Gaya dan Hukum Newton
  • 19. Gaya Gesek: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Gaya pada Benda Resultan Gaya Gaya Gesek dan Gaya Berat Jenis-Jenis Gaya Perpaduan dua gaya atau lebih. Gaya Sentuh: a. Gaya Otot b. Gaya Pegas c. Gaya Gesek d. Gaya Mesin Gaya Tak Sentuh: a. Gaya Magnet b. Gaya Gravitasi c. Gaya Listrik d. Gaya Berat Gaya Berat:
  • 20. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Hukum Newton HukumI Newton: menjelaskan tentang sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaannya atau kelembaman. HukumII Newton: ”Jika ada resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda akan dihasilkan suatu percepatan dalam arah yang sama dengan resultangaya.” HukumIII Newton: ”Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua, benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama dengan nilai atau besar yang sama, tetapi arahnyaberlawanan.” n.
  • 21. ContohSoal: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Jawaban:
  • 22. BAB Kembali ke daftar isi Usaha dan Pesawat Sederhana III A. Usaha B. Pesawat Sederhana
  • 23. 1.Pengertian Usaha 2.Hubungan Usaha dan Energi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab A. Usaha
  • 24. Apa itu usaha? Usaha dalam fisika erat hubungannya dengan gaya dan perpindahan Bagaimana cara menghitung usaha? Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Pengertian Usaha
  • 25. Bagaimana hubungan usaha dan energi? Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Bagaimana dengan laju energi? 2. Hubungan Usaha dan Energi
  • 26. ContohSoal: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Rano berlari di lintasan melingkar. kecepatan berlari Rano 2,5 m/s. saat melewati belokan, kecepatannya berkurang menjadi 1,9 m/s. Jika massa Rano 45 kg, berapa usaha yang dilakukan Rano saat berbelok? Jawaban:
  • 27. 1.Jenis-Jenis Pesawat Sederhana 2.Prinsip Kerja Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab B. Pesawat Sederhana
  • 28. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Jenis-Jenis Pesawat Sederhana a. Tuas (Pengungkit) b. Bidang Miring c. Roda Bergandar d. Katrol 1) Katrol Tetap 2) Katrol Bergerak 3) Katrol Takal
  • 29. ContohSoal: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Jawaban:
  • 30. Prinsip pesawat sederhana yang terlibat dalam kedua aktivitas (a) Aktivitas tersebut menerapkan prinsip pesawat sederhana jenis pengungkit yang meliputi pengungkit jenis I, II, dan III. (b) Aktivitas tersebut menerapkan prinsip pesawat sederhana jenis bidang miring dan pengungkit. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Prinsip Kerja Pesawat Sederhana pada Otot dan Rangka
  • 31. BAB Struktur dan Fungsi Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam Teknologi IV A. Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan B. Struktur dan Fungsi Jaringan Penyusun Tumbuhan C. Teknologi yang Terinspirasi dari Struktur Tumbuhan Kembali ke daftar isi
  • 32. 1. Akar 2. Batang 3. Daun 4. Bunga 5. Buah dan Biji Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab A. Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan
  • 33. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Akar  Sistem perakaran pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem perakaran serabut pada tumbuhan Monocotyledoneae dan sistem perakaran tunggang pada tumbuhan Dicotyledoneae.  Akar tumbuhan juga dapat mengalami perubahan bentuk sesuai dengan fungsinya. Misal akar pada wortel bermodifikasi menjadi umbi akar untuk menyimpan makanan cadangan.
  • 34. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Batang  Batang tumbuhan Dicotyledoneae umumnya bercabang-cabang dan berkayu. Beberapa di antaranya memiliki batang herbaseus (basah), misalnya bayam.  Batang tumbuhan Monocotyledoneae umumnya tidak bercabang atau lurus tumbuh ke atas. Selain itu, ruas-ruas terlihat jelas.
  • 35. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 3. Daun  Pertulangan daun ada yang menjari, menyirip, melengkung, dan ada yang sejajar.  Pertulangan daun yang menjari, menyirip, dan melengkung terdapat pada tumbuhan Dicotyledoneae, sedangkan pertulangan daun yang sejajar terdapat pada tumbuhan Monocotyledoneae.
  • 36. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Bunga tidak lengkap tidak memiliki salah satu bagian bunga. Bunga lengkap memiliki seluruh bagian steril dan fertil. 4. Bunga
  • 37. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Sumber: goo.gl/w7mQ24 Sumber: goo.gl/90e9Vq Sumber: goo.gl/5QzufG 5. Buah dan Biji Biji
  • 38. 1. Jaringan Penyusun Tumbuhan 2. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar, Batang, dan Daun Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab B. Struktur dan Fungsi Jaringan Penyusun Tumbuhan
  • 39. a. Jaringan meristem  Sel-selnya mampu membelah diri secara terus-menerus untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan.  Sel-selnya berdinding tipis, berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal, dan relatif kaya akan protoplasma. b. Jaringan epidermis  Terdiri atas selapis sel hidup yang berbentuk persegi panjang, tersusun rapat tanpa ruang antarsel, dan tidak berklorofil.  Berfungsi menutupi dan melindungi jaringan yang ada di bawahnya. c. Jaringan parenkim  Sel-selnya berukuran besar dan tipis, terdiri atas sel-sel hidup yang umumnya berbentuk segi enam, memiliki banyak vakuola, dan memiliki ruang antarsel yang banyak sehingga susunannya kurang rapat. d. Jaringan penyokong (kolenkim dan sklerenkim)  Penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan (kolenkim).  Penguat pada organ-organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan (sklerenkim). e. Jaringan pengangkut (xilem dan floem)  Berfungsi mengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun (xilem).  Berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan (floem). Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Jaringan Penyusun Tumbuhan
  • 40. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar, Batang, dan Daun Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar, Batang, dan Daun
  • 41. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Teknik Pemasangan Batu Bata 2. Teknik Fondasi Cakar Ayam 3. Teknik Panel Listrik Tenaga Surya 4. Teknik Pembuatan Air Mancur dan Sumur Bor 5. Teknik Sensor Cahaya 6. Teknik Lapisan Pelindung dan Pengilap 7. Teknik Pemurnian Air C. Teknologi yang Terinspirasi dari Struktur Tumbuhan
  • 42. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1.Teknik Pemasangan Batu Bata Jaringan epidermis memiliki bentuk seperti balok, tersusun rapat, dan tidak memiliki ruang antarsel. Keadaan inilah yang mengilhami teknik pemasangan batu bata.
  • 43. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Teknik Fondasi Cakar Ayam Pohon nyiur memiliki akar serabut yang mampu menopang tanaman tersebut meskipun struktur tanahnya tidak stabil. Dari sinilah struktur akar tanaman nyiur diadopsi untuk menciptakan fondasi ”berserabut” pipa beton yang menyangga gedung-gedung besar.
  • 44. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 3. Teknik Panel Listrik Tenaga Surya Teknologi ini dibuat dengan meniru prinsip daun yang memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan energi kimia.
  • 45. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 4. Teknik Pembuatan Air Mancur dan Sumur Bor Pembuatan air mancur dan sumur bor terinspirasi dari konsep kapilaritas pada jaringan xilem. Daya kapilaritas ini memungkinkan akar dan batang tumbuhan menyerap air naik melawan gaya gravitasi bumi.
  • 46. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 5. Teknik Sensor Cahaya  Teknik sensor cahaya merupakan teknik yang digunakan pada lampu penerangan jalan yang dilengkapi dengan fotoresistor atau LDR (light-dependent resistor) dan sakelar pengatur on/off otomatis.  Teknik ini terinspirasi dari tumbuhan kaktus. Tumbuhan kaktus memiliki stomata yang dapat membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari untuk mengurangi penguapan air.  Proses membuka dan menutupnya stomata ini dipengaruhi oleh aktivitas sel penjaga stomata. Di dalam sel penjaga ini terdapat reseptor cahaya yang disebut fotoreseptor, yang menginspirasi pembuatan fotoresistor pada lampu penerangan jalan.
  • 47. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 6. Teknik Lapisan Pelindung dan Pengilap Dengan meniru lapisan permukaan daun tanaman seroja, sebuah perusahaan asal Jerman mampu membuat teknologi lotusan untuk melapisi permukaan gedung pencakar langit. Gedung pencakar langit yang dilapisi lotusan mampu membersihkan permukaannya sendiri dengan tetesan air hujan, seperti halnya tanaman seroja.
  • 48. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 7. Teknik Pemurnian Air Mekanisme penyerapan pada aquaporin (akar tanaman eceng gondok) menginspirasi ilmuwan untuk mengembangkan teknologi pemurnian air. Dengan teknologi ini, air yang kotor dapat disaring sehingga diperoleh air bersih yang aman untuk dikonsumsi.
  • 49. BAB Sistem Pencernaan Manusia V A. Zat-Zat Makanan yang Diperlukan Tubuh B. Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia Kembali ke daftar isi
  • 50. 1. Jenis Nutrisi 2. Kebutuhan Kalori Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab A. Zat-Zat Makanan yang Diperlukan Tubuh
  • 51. a. Karbohidrat Fungsi utama karbohidrat sebagai sumber energi. Ada tiga jenis karbohidrat yaitu gula, pati (amilum), dan serat. b. Protein Fungsi utama protein sebagai sumber energi. Protein nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan kacang hijau. Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur. c. Lemak Fungsi utama lemak sebagai sumber energi. Lemak dapat berasal dari tumbuhan (lemak nabati) dan dari hewan (lemak hewani). d. Vitamin Berdasarkan kelarutannya, ada vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan ada vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C). Secara umum vitamin berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan sel, berperan sebagai koenzim (pengaktif enzim), dan mempertahankan fungsi jaringan supaya normal. e. Mineral Mineral merupakan bahan-bahan anorganik yang berfungsi sebagai zat pengatur tubuh. f. Air Tubuh kita membutuhkan ± 2,5 liter air setiap harinya untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dalam bentuk keringat, uap air, dan urine. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Jenis Nutrisi
  • 52. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Kebutuhan Kalori Pada dasarnya penghitungan berat badan ideal dan kebutuhan kalori dapat dilakukan dengan rumus seperti diuraikan di atas. Sebagai contoh, peserta didik A memiliki berat badan 40 kg dan tinggi badan 145 cm. Jadi, nilai IMT-nya sebagai berikut: Jadi, peserta didik A sudah memiliki berat badan ideal. Oleh karena itu, peserta didik tersebut perlu menjaga berat badan idealnya dengan cara menghitung kebutuhan kalorinya untuk setiap hari yaitu 30 kkal × 40 kg = 1.200 kkal. Jadi, asupan kalori setiap harinya sekitar 1.200 kkal. Catatan: Pada keadaan normal, setiap hari tubuh menggunakan energi sekitar 30 kkal untuk setiap 1 kg berat tubuh. Rumus Menghitung Berat Badan Ideal
  • 53. 1. Organ Pencernaan Utama 2. Organ Pencernaan Tambahan 3. Proses Pencernaan Makanan 4. Gangguan pada Sistem Pencernaan dan Upaya Penanggulangannya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab B. Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
  • 54. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Organ Pencernaan Utama  Di dalam mulut, makanan dicerna secara mekanis dan kimiawi. Alat-alat pencernaan yang membantu proses pencernaan di dalam mulut yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah.  Makanan yang telah dicerna di rongga mulut akan ditelan dan masuk kerongkongan.  Di dalam lambung terjadi proses pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi.  Di dalam usus halus, makanan dicerna secara kimiawi.  Usus besar memiliki fungsi utama yaitu mengatur kadar air pada sisa makanan.  Anus terdiri atas dua lapis otot yaitu otot polos dan otot lurik. Kedua jenis otot ini bekerja sama mengeluarkan feses (defekasi).
  • 55. Apa itu organ pencernaan tambahan?  Organ pencernaan tambahan merupakan organ yang tidak dilewati makanan tetapi berperan dalam proses pencernaan makanan.  Organ pencernaan tambahan terdiri atas hati dan pankreas.  Sel-sel hati menghasilkan getah empedu yang mengandung kolesterol, asam kolik, garam empedu, lesitin, bilirubin, dan elektrolit.  Getah empedu akan dikeluarkan ke usus dua belas jari yang berperan dalam mengemulsikan lemak menjadi butiran-butiran lebih halus sehingga mudah dicerna oleh enzim lipase.  Getah pankreas mengandung zat-zat seperti berikut. 1) Natrium bikarbonat, berfungsi menetralkan keasaman isi usus dengan menaikkan pH-nya menjadi 7,1–8,5. 2) Enzim amilase, berfungsi merombak amilum menjadi maltosa dan glukosa. 3) Enzim tripsin, berfungsi memecah molekul protein menjadi asam amino. 4) Enzim lipase, berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 2. Organ Pencernaan Tambahan
  • 56. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 3. Proses Pencernaan Makanan Mekanis Kimiawi Proses penguraian makanan dari bentuk kompleks ke bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim pencernaan Proses pemecahan makanan yang berukuran besar menjadi berukuran lebih kecil atau halus dengan bantuan gerakan alat pencernaan
  • 57. a. Karies gigi Karies gigi terjadi ketika bagian luar gigi (enamel) terkena asam yang diproduksi bakteri, lalu dinetralisasi oleh ludah. Salah satu cara mencegah penyakit ini yaitu rutin menggosok gigi minimal 2 kali sehari terutama setelah makan. b. Mag (gastritis) Gastritis dapat disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi bakteri Helycobacter pylori, dan ketidakteraturan dalam pola makan Penyakit mag dapat dicegah dengan cara makan teratur. Penyakit yang dipicu infeksi bakteri Helicobacter pylori dapat diobati dengan antibiotik sesuai resep dokter. c. Hepatitis Hepatitis disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan menggunakan obat-obatan berdosis tinggi. Hepatitis juga dapat terjadi karena infeksi virus hepatitis. Penyakit inidapat dicegah dengan pemberian vaksin dan menerapkan pola hidup sehat misalnya olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan tidak mengonsumsi alkohol. d. Konstipasi Konstipasi terjadi karena adanya penyerapan air yang berlebihan pada sisa makanan di usus besar. Akibatnya, feses menjadi kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Konstipasi dapat dicegah dengan cara mengonsumsi banyak makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 4. Gangguan pada Sistem Pencernaan dan Upaya Penanggulangannya
  • 58. BAB Zat Aditif dan Adiktif VI Pembuatan bakso umumnya menggunakan Zat Aditif Makanan: pengawet dan penyedap Kembali ke daftar isi A. Zat Aditif Makanan dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan B. Zat Adiktif Narkotika dan Psikotropika C. Zat Adiktif Bukan Narkotika dan Psikotropika D. Dampak NegatifPenyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika serta Pencegahannya
  • 59. A. Zat Aditif Makanan dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan 1. Bahan Pewarna 2. Bahan Pemanis 3. Bahan Pengawet 4. Bahan Penyedap Rasa dan Aroma 5. Bahan Aditif lainnya (antioksidan, pengemulsi, antikempal, antibusa, pengembang, dan pengeras) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 60. 1. Bahan Pewarna Pewarna Alami Pewarna Buatan (Sintetis) Bahan Pewarna Berbahaya 1. tartrazine (kuning) 2. eritrosin (merah) 3. hijau FCF 4. lissamine green 5. benzil violet (ungu) 6. indigo karmin (biru) 7. cokelat HT (cokelat) 8. biru berlian FCF 9. sunset yellow FCF 1. ponceau 3R 2. methanil yellow 3. rhodamin B 4. violet 6B 5. scarlet GN 4. chocolate brown FB 5. chrysoine S Sumber:https://bit.ly/2 PWnCW1 Daun suji Buah naga Bunga telang Sumber:https://bit.ly/2 HdkXEn Sumber:https://bit.ly/2 PWQJbD Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 61. 2. Bahan Pemanis Pemanis Buatan (Sintetis) 1. sakarin 2. aspartam 3. siklamat 4. asesulfam-K 5. sukralosa 6. sorbitol Perbedaan Pemanis Alami dan Buatan Pemanis Alami Pemanis Buatan Terurai pada suhu tinggi Cukup stabil pada suhu tinggi Berkalori tinggi Tidak atau hampir tidak berkalori Harga relatif mahal Harga sangat terjangkau Berasa manis normal Rasa manis ratusan kali lebih manis Aman bagi kesehatan Sebagian berpotensi karsinogen Pemanis Alami Sumber:https://bit.ly/2 JxPLRZ Madu Kayu manis Gula merah Sumber:https://bit.ly/2 JwnL0Z Sumber:https://bit.ly/2 JchvMB Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 62. 3. Bahan Pengawet Pengawet Alami Sumber:https://bit.ly/2 YgbORc Garam dapur Keluak Bawang putih Sumber:https://bit.ly/2 Hb4tg2 Sumber:https://bit.ly/2 LAirwd Pengawet Buatan (Sintetis) Pengawet Berbahaya 1. belerang dioksida 2. nitrit dan garamnya 3. garam sulfit 4. asam benzoat dan garamnya 5. asam sorbat dan garamnya Formalin Boraks menekan fungsi sel sehingga mengakibatkan kematian sel dan menimbulkan keracunan, iritasi lambung, dan alergi keracunan, gangguan pada sistem saraf pusat, ginjal, hati, dan kulit, pendarahan di lambung, komplikasi pada otak dan hati, serta kematian. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 63. MSG 4. Bahan Penyedap Rasa dan Aroma Penyedap Alami Penyedap Buatan (Sintetis) Sumber:https://bit.ly/2 HdwZO3 Merica Seledri Serai Sumber:https://bit.ly/2 LC0DB4 Sumber:https://bit.ly/2 VrR38h Penyedap Aroma Sintetis Senyawa Ester Aroma Buah yang Dihasilkan Oktil asetat Jeruk Isoamil asetat Pisang Isoamil valerat Apel Isobutil propionat Rum Propil asetat Pir Etil butirat Nanas Etil asetat Arbei Butil asetat Murbai Amil asetat Pisang ambon Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 64. 5. Bahan Aditif Lainnya Sumber:https://bit.ly/2YpaRq0 Bahan Antioksidan Sumber:https://bit.ly/2JxgvSJ Pengemulsi Sumber:https://bit.ly/2LGu1WE Bahan Antikempal Sumber:https://bit.ly/2LGu1WE Bahan Antibusa Sumber:https://bit.ly/2JewxSd Bahan Pengembang Sumber:https://bit.ly/2HmIfH3 Bahan Pengeras Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 65. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab B. Zat Adiktif Narkotika dan Psikotropika 1. Jenis-Jenis Zat Adiktif 2. Ciri-Ciri Pecandu Narkotika dan Psikotropika
  • 66. Narkotika Narkotika Golongan I Narkotika Golongan II Narkotika Golongan III 1. Jenis-Jenis Zat Adiktif Psikotropika Psikotropika Golongan I Psikotropika Golongan II Psikotropika Golongan III Psikotropika Golongan IV opium, kokaina, meskalina, psilosibina morfin, fentanil, petidina, metadon kodein, etil morfina, brolamfetamina, tenamfetamina, metilfenidat, amineptina, katina, pentazosina, diazepam, barbital, Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 67. 2. Ciri-Ciri Pecandu Narkotika dan Psikotropika Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 68. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab C. Zat Adiktif Bukan Narkotika dan Psikotropika 1. Rokok 2. Alkohol 3. Kafein 4. Zat Inhalansia
  • 69. 1. Rokok Karbon monoksida Nikotin Tar Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 70. 2. Alkohol Sumber:https://bit.ly/2E3Q0R2 Sumber: https://bit.ly/2tr1QwC Sumber:https://bit.ly/2Vz92cM Golongan A - kadar etanol 1%-5% - bir Golongan B - kadar etanol 5%-20% - anggur atau wine Golongan C - kadar etanol 20%-45% - Whiskey, Vodka, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 71. 3. Kafein 4. Zat Inhalansia Sumber:https://bit.ly/2 vVljcu vernis correction pen tiner Sumber:https://bit.ly/3 0bHycd Sumber:https://bit.ly/3 0f2dfh Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Kopi Daun teh Cokelat
  • 72. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab D. Dampak Negatif Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Pencegahannya 1. Dampak Negatif Penyalahgunaan Zat Adiktif 2. Penyembuhan dan Pencegahan Penyalahgunaan Zat Aditif
  • 73. 1. Dampak Negatif Penyalahgunaan Zat Adiktif Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1) Merusak hati, paru-paru, ginjal, jantung, dan koordinasi tubuh. 2) Menimbulkan rasa sakit, kejang-kejang, dan depresi. 3) Mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan mental. 4) Melemahkan sistem saraf. 5) Mengakibatkan kematian apabila overdosis 1) Menaikkan tekanan dara. 2) Merusak sel-sel saraf. 3) Denyut nadi tidak beraturan. 4) Menurunkan berat badan. 5) Mengakibatkan paranoid dan kematian 1) Merusak ginjal dan sel-sel saraf. 2) Memengaruhi daya ingat dan konsentrasi. 3) Mengakibatkan kebingungan dan kegilaan (skizofrenia). Golongan Halusinogen Golongan Stimulan Golongan Depresan
  • 74. Penyembuhan 2. Penyembuhan dan Pencegahan Penyalahgunaan Zat Aditif Pertolongan pertama Resusitasi Detoksifkasi Rehabilitasi Pencegahan Tidak terlibat dalam jaringan peredaran narkotika dan psikotropika, baik langsung maupun tidak langsung, seperti pemakai atau pengedar Menolak ajakan teman atau orang yang baru dikenal apabila menawarkan narkotika dan psikotropika, meskipun diberikan secara gratis tanpa harus membelinya. Memberitahukan kepada pihak berwajib setempat apabila mengetahui adanya sindikat narkotika dan psikotropika Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 75. BAB Sistem Peredaran Darah Manusia VII A. Struktur dan Fungsi Sistem Peredaran Darah Manusia B. Gangguan dan Kelainan pada Sistem Peredaran Darah serta Upaya Pencegahan dan Penanggulangannya Kembali ke daftar isi
  • 76. 1. Komponen-Komponen Penyusun Sistem Peredaran Darah 2. Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia 3. Frekuensi Denyut Jantung Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab A. Struktur dan Fungsi Sistem Peredaran Darah Manusia
  • 77. Darah • Sel darah merah • Sel darah putih • Keping darah Jantung • Terdiri atas empat ruang • Bekerja dengan cara kontraksi dan relaksasi Pembuluh darah • Pembuluh nadi • Pembuluh balik • Pembuluh kapiler Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Sumber: goo.gl/u6Vr5f 1. Komponen-Komponen Penyusun Sistem Peredaran Darah
  • 78. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Sumber: goo.gl/HgJ6gn 2. Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia
  • 79. Dipengaruhi oleh: a. Aktivitas b. Jenis kelamin c. Usia d. Suhu tubuh e. Keadaan kesehatan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 3. Frekuensi Denyut Jantung
  • 80. 1. Strok Strok terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Strok dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol. 2. Hipertensi dan Hipotensi Hipertensi diakibatkan oleh tekanan darah yang tinggi di dalam arteri. Hipertensi terjadi apabila nilai ambang tekanan sistolik antara 140–200 mmHg atau lebih dan nilai ambang tekanan diastolik antara 90–110 mmHg atau lebih. Hipertensi dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat seperti tidak mengonsumsi minuman beralkohol, tidak merokok, berolahraga secara teratur, serta istirahat yang cukup. Hipotensi merupakan kebalikan dari hipertensi yaitu kondisi tekanan darah yang rendah. Hipotensi terjadi jika tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg. Hipotensi dapat dicegah melalui beberapa cara yaitu minum air putih 8–10 gelas setiap hari, mengonsumsi makanan yang mengandung cukup garam, dan berolahraga ringan secara teratur. 3. Anemia Anemia dapat disebabkan oleh kehilangan banyak darah atau gangguan pembentukan darah. Anemia dapat dicegah dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan jika perlu mengonsumsi suplemen penambah zat besi. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab B. Gangguan dan Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia Beserta Upaya Pencegahannya