SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Diskusi Kelompok
                                    “Media E- Learning”
Pemakalah: Moh Wifaqul Idaini


Hasil Diskusi
   1. Bagaimana teknik evaluasi elearning?
       Evaluasi merupakan sebuah proses untuk menganalisis sebuah prosedur dari aspek
kualitasnya (Timothy, 2000: 220). Dalam bidang pendidikan, evaluasi merupakan proses yang
sistematis guna mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi serta menyimpulkan
sejauh mana tingkat pencapaian tujuan pembelajaran (Gronlund, 1990: 5). Jadi, evaluasi e-
learning adalah proses menganalisis kualitas proses pembelajaran berbasis Web (e-learning) dan
sejauh mana ketercapaian dari proses e-learning tersebut untuk dapat dirasakan para pembelajar.
       Dalam pengukuran evaluasi e-learning dapat digunakan alat ukur yang sam a
de n gan p em b el aj a r a n di kelas. Oleh karena itu, tidak perlu mengembangkan atau
menerapkan teori baru untuk mengukur keberhasilan e-learning, hanya perlu meneruskan sistem
yang sudah ada dan sudah diterapkan dalam pembelajaran di kelas selama ini dengan
mengembangkan alat-alat teknologi sebagai media evaluasi e-learning.
       Evaluasi dapat dilakukan pada tiga waktu, yaitu (Timothy, 2000: 220-221):
1. Sebelum proses pembelajaran (before)
       Evaluasi ini dilakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung dan berfungsi untuk
mengukur potensi pelajar tentang materi yang akan disampaikan, sehingga instruktur dapat
menganalisis kebutuhan pelajar berdasarkan latar belakang pengetahuan yang telah dimiliki.
2. Pada saat proses pembelajaran (during)
       Evaluasi ini bertujuan mengukur dan menganalisis proses pembelajaran serta merevisinya
menjadi lebih baik.
3. Setelah proses pembelajaran (after)
       Evaluasi yang dilakukan setelah proses pembelajaran berfungsi untuk mengukur
efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran yang telah berlangsung demi perbaikan di masa
yang akan datang.
2.        Bagaimana Cara mengatasi kelemahan Pembelajaran e-learning ?
          Menurut Soekartawi (dalam Kedasih, 2007:3) hal ini mungkin dapat diatasi dengan cara :
     1. Disediakan forum untuk berdiskusi antara guru dengan peserta didik dan antar peserta
          didik,
     2. Diberikan keterampilan menguasai teknologi kepada pengajar
     3. Disediakan fasilitas jaringan dan koneksi internet di tempat-tempat pendidikan
     4. Disediakan software pembelajaran
     5. Adanya kebijakan yang mendukung pelaksanaan progran e-learning
          Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002)
mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu :
     a. Sederhana
          Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi
          dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi
          pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat
          diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem
          e-learning-nya.
     b. Personal
          Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang
          guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi
          yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala
          persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di
          depan layar komputernya.
     c. Cepat
          Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan
          dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat
          dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.
          Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-
learning.
     a.     e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat,
            menyimpan atau memunculkan kembali,mendistribusikan, dan sharing pembelajaran
            dan informasi.
b.       e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar
           teknologi internet.
  c.       e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran
           yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.
   3. Nilai karakter apa yang bisa diterapkan dalam pembelajaran E- Learning?
       Pendidikan karakter merupakan hal yang baru sekarang ini meskipun bukan sesuatu yang
baru. Penanaman nilai-nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak
dahulu kala. Akan tetapi, seiring dengan perubahan zaman, agaknya menuntut adanya
penanaman kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap
pengajaran. Penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan (embeded) ke dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini
semakin memudar.
       Dalam hal ini media elearning bisa diterapkan semua nilai- nilai karakter. Setiap mata
palajaran bahkan mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik.
Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari tiap mapel yang tentunya mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda.
Distribusi penanaman nilai-nilai utama dalam tiap mata pelajaran dapat dilihat sebagai
berikut:
   1. Pendidikan Agama: Nilai utama yang ditanamkan antara lain: religius, jujur, santun,
       disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman,
       patuh pada aturan, sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras,
       dan adil.
   2. Pendidikan Kewargaan Negara: Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur,
       mengahrgai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.
   3. Bahasa Indonesia: Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung
       jawab, ingin tahu, santun, nasionalis.
   4. Ilmu Pengetahuan Sosial: Nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis,
       kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras.
   5. Ilmu Pengetahuan Alam: Ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur,
       bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri,
       bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu
6. Bahasa Inggris: Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerja sama,
      patuh pada aturan sosial
   7. Seni Budaya: Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain,
      ingin, jujur, disiplin, demokratis
   8. Penjasorkes: Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri,
      mengahrgai karya dan prestasi orang lain
   9. TIK/Ketrampilan: Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab,
      dan menghargai karya orang lain.
   10. Muatan Lokal: Menghargai kebersamaan, menghargai karya orang lain, nasional, peduli.
Bagaimana kesemuanya diaplikasikan? Setiap nilai utama tersebut dapat dimasukkan ke dalam
pembelajaran mulai dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, sampai dengan konfirmasi.
Bagian pertama adalah Eksplorasi, antara lain dengan cara:
   1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema
      materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar
      dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif,
      kerjasama)
   2. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan
      guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama,
      saling menghargai, peduli lingkungan)
   3. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai
      yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
   4. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan
      (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)
Bagian kedua adalah Elaborasi, nilai-nilai yang dapat ditanamkan antara lain:
   1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
      tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
   2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
      memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang
      ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
   3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
      bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai
       yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
   5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
       belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
   6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
       maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan:
       jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
   7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
       (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
   8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
       dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri,
       kerjasama)
   9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
       rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling
       menghargai, mandiri, kerjasama)
Dan bagian ketiga adalah konfirmasi, nilai-nilainya antara lain:
   a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
       maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling
       menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
   b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
       berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)
   c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
       yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan
       kekurangan)
   d) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan,
       keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:
              Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
              didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
              benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);
              membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);
Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
          (contoh nilai yang ditanamkan: kritis)
          Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan:
          cinta ilmu); dan
          Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
          aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).


4. E-learning cocoknya diterapkan dimana?
           Semua jenjang baik itu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama ,sekolah
   menengah Atas maupun Perguruan tinggi.
5. Sekolah mana yang sudah melaksanakan pembelajaran E-learning?
            Contohnya untuk daerah jogyakarta yaitu SMA N 7 Yogyakarta, SMA N 8
   yogyakarta, SMKN 4 yogyakarta, SMA Muhammadiyah 2 yogyakarta, SMA
   muhammadiyah 1 yogyakarta
            Bahkan menurut sumber data/ berita yaitu dari TEMPO Interaktif, Yogyakarta
   - Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan pada tahun 2014, seluruh
   Sekolah Menengah Pertama di Indonesia sudah menerapkan program pembelajaran
   berbasis teknologi informasi (e-learning). Kementerian ini juga menobatkan Yogyakarta
   sebagai pionir program e-learning di Indonesia, karena daerah ini telah memulai
   pelaksanaan program-program berbasis teknologi informasi di sekolah atau e-education.
            Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan hingga saat
   ini di Indonesia, program pengajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
   baru diresmikan pada 110 sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta saja.
            “Untuk tahap selanjutnya kita targetkan TIK ini sudah diterapkan pada 500
   sekolah yang terdiri dari 300 SD dan 200 SMP di DI Yogyakarta," kata Tifatul saat
   meresmikan Program e-education di SMP Negeri 1 Bantul, Yogyakarta, Sabtu 26 Maret
   2011. "Dan pada 2014, untuk seluruh SMP di Indonesia sudah e-learning.
6. Ranah Afektif yang diterapkan dalam pembelajaran E-learning?
   Sudah dijelaskan diatas, tidak ada bedanya pada pembelajaran dengan menggunakan media yang
   lain. Contoh:
   Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap
   dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui
   dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian
   angket anonim, b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu
   lembar pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif
kemampuan yang diukur adalah:
   1. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran,
        kerelaan, mengarahkan perhatian
   2. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas
        dalam merespon, mematuhi peraturan
   3. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen
        terhadap nilai
   4. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak,
        mengorganisasi sistem suatu nilai
   Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contohnya
mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsung.
Skala yang sering digunakan dalam instrumen (alat) penilaian afektif adalah Skala Thurstone,
Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.
Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran PAI
                                      7     6        5   4   3        2   1
Saya senang balajar PAI
Pelajaran agama bermanfaat
Pelajaran PAI membosankan
Dst….
Contoh Skala Likert: Minat terhadap pelajaran PAI
   1. Pelajaran PAI bermanfaat                  SS       S       TS       STS
   1. Pelajaran PAI sulit
   1. Tidak semua harus belajar PAI
   1. Sekolah saya menyenangkan
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa
Minat Membaca
Nama Pembelajar:_____________________________
No Deskripsi                                             Ya/Tidak
1   Saya lebih suka membaca dibandingkan dengan
    melakukan hal-hal lain
2   Banyak yang dapat saya ambil hikmah dari buku yang
    saya baca
3   Saya lebih banyak membaca untuk waktu luang saya
4   Dst…………..

More Related Content

What's hot

Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswaAlby Alyubi
 
Matriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiryMatriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiryRisky Hasibuan
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnHariyatunnisa Ahmad
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenTeknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenMuel DJaja
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumWhyda Kasim
 
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guruKelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guruabdmuiz78
 
Soal Tugas Tutorial 3.docx
Soal Tugas Tutorial 3.docxSoal Tugas Tutorial 3.docx
Soal Tugas Tutorial 3.docxNganjukSolid
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
Rpp 1 membuka dan menutup
Rpp 1 membuka dan menutupRpp 1 membuka dan menutup
Rpp 1 membuka dan menutupBie
 
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docxPerencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docxMNurulKafid
 
Lembar penilaian afektif
Lembar penilaian afektifLembar penilaian afektif
Lembar penilaian afektifRisou Kun
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 

What's hot (20)

Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik PembelajaranHakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
Matriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiryMatriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiry
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenTeknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
 
Prinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaranPrinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaran
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulum
 
Lembar observasi Kelas
Lembar observasi KelasLembar observasi Kelas
Lembar observasi Kelas
 
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guruKelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
 
Soal Tugas Tutorial 3.docx
Soal Tugas Tutorial 3.docxSoal Tugas Tutorial 3.docx
Soal Tugas Tutorial 3.docx
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Rpp 1 membuka dan menutup
Rpp 1 membuka dan menutupRpp 1 membuka dan menutup
Rpp 1 membuka dan menutup
 
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docxPerencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docx
 
Lembar penilaian afektif
Lembar penilaian afektifLembar penilaian afektif
Lembar penilaian afektif
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Rancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaranRancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaran
 

Similar to Evaluasi E-Learning

Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...Jenifer Andalangi
 
Rangkuman materi pedagogik ukg
Rangkuman materi pedagogik ukgRangkuman materi pedagogik ukg
Rangkuman materi pedagogik ukgDani Novita Rahma
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifAldiRahadi
 
Lk1 pedagogik modul 3 riska
Lk1 pedagogik modul 3 riskaLk1 pedagogik modul 3 riska
Lk1 pedagogik modul 3 riskaRizka Fahrina
 
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptxpemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptxAkbarMuhammad38
 
14, sim, octhaviani arbaniya, hapzi ali, analisa dan perancangan sistem infor...
14, sim, octhaviani arbaniya, hapzi ali, analisa dan perancangan sistem infor...14, sim, octhaviani arbaniya, hapzi ali, analisa dan perancangan sistem infor...
14, sim, octhaviani arbaniya, hapzi ali, analisa dan perancangan sistem infor...Octhaviani Arbaniya
 
Model Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolioModel Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolioAulia Faris Humam
 
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Ade Permana
 
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Dedy Wiranto
 
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...Indah Herlina
 
Topik 2- Aksi Nyata. (Peembelajaran berdierensiasi)
Topik 2- Aksi Nyata. (Peembelajaran berdierensiasi)Topik 2- Aksi Nyata. (Peembelajaran berdierensiasi)
Topik 2- Aksi Nyata. (Peembelajaran berdierensiasi)DesriSinurat1
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminarFKIP UHO
 
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...SaftuniSaf
 
Laporan School to School yang diadakan di Ciputra School.pptx
Laporan School to School yang diadakan di Ciputra School.pptxLaporan School to School yang diadakan di Ciputra School.pptx
Laporan School to School yang diadakan di Ciputra School.pptxWahyuRisdhyanAriWica1
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 

Similar to Evaluasi E-Learning (20)

Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
 
Rangkuman materi pedagogik ukg
Rangkuman materi pedagogik ukgRangkuman materi pedagogik ukg
Rangkuman materi pedagogik ukg
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learning
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Lk1 pedagogik modul 3 riska
Lk1 pedagogik modul 3 riskaLk1 pedagogik modul 3 riska
Lk1 pedagogik modul 3 riska
 
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptxpemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
 
14, sim, octhaviani arbaniya, hapzi ali, analisa dan perancangan sistem infor...
14, sim, octhaviani arbaniya, hapzi ali, analisa dan perancangan sistem infor...14, sim, octhaviani arbaniya, hapzi ali, analisa dan perancangan sistem infor...
14, sim, octhaviani arbaniya, hapzi ali, analisa dan perancangan sistem infor...
 
Model Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolioModel Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolio
 
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
 
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
 
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
 
Topik 2- Aksi Nyata. (Peembelajaran berdierensiasi)
Topik 2- Aksi Nyata. (Peembelajaran berdierensiasi)Topik 2- Aksi Nyata. (Peembelajaran berdierensiasi)
Topik 2- Aksi Nyata. (Peembelajaran berdierensiasi)
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
 
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
 
Laporan School to School yang diadakan di Ciputra School.pptx
Laporan School to School yang diadakan di Ciputra School.pptxLaporan School to School yang diadakan di Ciputra School.pptx
Laporan School to School yang diadakan di Ciputra School.pptx
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 

Evaluasi E-Learning

  • 1. Diskusi Kelompok “Media E- Learning” Pemakalah: Moh Wifaqul Idaini Hasil Diskusi 1. Bagaimana teknik evaluasi elearning? Evaluasi merupakan sebuah proses untuk menganalisis sebuah prosedur dari aspek kualitasnya (Timothy, 2000: 220). Dalam bidang pendidikan, evaluasi merupakan proses yang sistematis guna mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi serta menyimpulkan sejauh mana tingkat pencapaian tujuan pembelajaran (Gronlund, 1990: 5). Jadi, evaluasi e- learning adalah proses menganalisis kualitas proses pembelajaran berbasis Web (e-learning) dan sejauh mana ketercapaian dari proses e-learning tersebut untuk dapat dirasakan para pembelajar. Dalam pengukuran evaluasi e-learning dapat digunakan alat ukur yang sam a de n gan p em b el aj a r a n di kelas. Oleh karena itu, tidak perlu mengembangkan atau menerapkan teori baru untuk mengukur keberhasilan e-learning, hanya perlu meneruskan sistem yang sudah ada dan sudah diterapkan dalam pembelajaran di kelas selama ini dengan mengembangkan alat-alat teknologi sebagai media evaluasi e-learning. Evaluasi dapat dilakukan pada tiga waktu, yaitu (Timothy, 2000: 220-221): 1. Sebelum proses pembelajaran (before) Evaluasi ini dilakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung dan berfungsi untuk mengukur potensi pelajar tentang materi yang akan disampaikan, sehingga instruktur dapat menganalisis kebutuhan pelajar berdasarkan latar belakang pengetahuan yang telah dimiliki. 2. Pada saat proses pembelajaran (during) Evaluasi ini bertujuan mengukur dan menganalisis proses pembelajaran serta merevisinya menjadi lebih baik. 3. Setelah proses pembelajaran (after) Evaluasi yang dilakukan setelah proses pembelajaran berfungsi untuk mengukur efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran yang telah berlangsung demi perbaikan di masa yang akan datang.
  • 2. 2. Bagaimana Cara mengatasi kelemahan Pembelajaran e-learning ? Menurut Soekartawi (dalam Kedasih, 2007:3) hal ini mungkin dapat diatasi dengan cara : 1. Disediakan forum untuk berdiskusi antara guru dengan peserta didik dan antar peserta didik, 2. Diberikan keterampilan menguasai teknologi kepada pengajar 3. Disediakan fasilitas jaringan dan koneksi internet di tempat-tempat pendidikan 4. Disediakan software pembelajaran 5. Adanya kebijakan yang mendukung pelaksanaan progran e-learning Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : a. Sederhana Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning-nya. b. Personal Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. c. Cepat Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola. Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e- learning. a. e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali,mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
  • 3. b. e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. c. e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan. 3. Nilai karakter apa yang bisa diterapkan dalam pembelajaran E- Learning? Pendidikan karakter merupakan hal yang baru sekarang ini meskipun bukan sesuatu yang baru. Penanaman nilai-nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu kala. Akan tetapi, seiring dengan perubahan zaman, agaknya menuntut adanya penanaman kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap pengajaran. Penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan (embeded) ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini semakin memudar. Dalam hal ini media elearning bisa diterapkan semua nilai- nilai karakter. Setiap mata palajaran bahkan mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari tiap mapel yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Distribusi penanaman nilai-nilai utama dalam tiap mata pelajaran dapat dilihat sebagai berikut: 1. Pendidikan Agama: Nilai utama yang ditanamkan antara lain: religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, dan adil. 2. Pendidikan Kewargaan Negara: Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, mengahrgai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain. 3. Bahasa Indonesia: Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis. 4. Ilmu Pengetahuan Sosial: Nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras. 5. Ilmu Pengetahuan Alam: Ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu
  • 4. 6. Bahasa Inggris: Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerja sama, patuh pada aturan sosial 7. Seni Budaya: Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin, jujur, disiplin, demokratis 8. Penjasorkes: Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, mengahrgai karya dan prestasi orang lain 9. TIK/Ketrampilan: Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain. 10. Muatan Lokal: Menghargai kebersamaan, menghargai karya orang lain, nasional, peduli. Bagaimana kesemuanya diaplikasikan? Setiap nilai utama tersebut dapat dimasukkan ke dalam pembelajaran mulai dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, sampai dengan konfirmasi. Bagian pertama adalah Eksplorasi, antara lain dengan cara: 1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama) 2. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan) 3. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri) 4. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras) Bagian kedua adalah Elaborasi, nilai-nilai yang dapat ditanamkan antara lain: 1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis) 2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun) 3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
  • 5. 4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab) 5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai) 6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) Dan bagian ketiga adalah konfirmasi, nilai-nilainya antara lain: a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis) b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis) c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan) d) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru: Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun); membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);
  • 6. Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); dan Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri). 4. E-learning cocoknya diterapkan dimana? Semua jenjang baik itu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama ,sekolah menengah Atas maupun Perguruan tinggi. 5. Sekolah mana yang sudah melaksanakan pembelajaran E-learning? Contohnya untuk daerah jogyakarta yaitu SMA N 7 Yogyakarta, SMA N 8 yogyakarta, SMKN 4 yogyakarta, SMA Muhammadiyah 2 yogyakarta, SMA muhammadiyah 1 yogyakarta Bahkan menurut sumber data/ berita yaitu dari TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan pada tahun 2014, seluruh Sekolah Menengah Pertama di Indonesia sudah menerapkan program pembelajaran berbasis teknologi informasi (e-learning). Kementerian ini juga menobatkan Yogyakarta sebagai pionir program e-learning di Indonesia, karena daerah ini telah memulai pelaksanaan program-program berbasis teknologi informasi di sekolah atau e-education. Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan hingga saat ini di Indonesia, program pengajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) baru diresmikan pada 110 sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta saja. “Untuk tahap selanjutnya kita targetkan TIK ini sudah diterapkan pada 500 sekolah yang terdiri dari 300 SD dan 200 SMP di DI Yogyakarta," kata Tifatul saat meresmikan Program e-education di SMP Negeri 1 Bantul, Yogyakarta, Sabtu 26 Maret 2011. "Dan pada 2014, untuk seluruh SMP di Indonesia sudah e-learning. 6. Ranah Afektif yang diterapkan dalam pembelajaran E-learning? Sudah dijelaskan diatas, tidak ada bedanya pada pembelajaran dengan menggunakan media yang lain. Contoh: Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
  • 7. Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: 1. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian 2. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam merespon, mematuhi peraturan 3. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap nilai 4. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contohnya mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsung. Skala yang sering digunakan dalam instrumen (alat) penilaian afektif adalah Skala Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda Semantik. Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran PAI 7 6 5 4 3 2 1 Saya senang balajar PAI Pelajaran agama bermanfaat Pelajaran PAI membosankan Dst…. Contoh Skala Likert: Minat terhadap pelajaran PAI 1. Pelajaran PAI bermanfaat SS S TS STS 1. Pelajaran PAI sulit 1. Tidak semua harus belajar PAI 1. Sekolah saya menyenangkan Keterangan: SS : Sangat setuju S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju
  • 8. Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa Minat Membaca Nama Pembelajar:_____________________________ No Deskripsi Ya/Tidak 1 Saya lebih suka membaca dibandingkan dengan melakukan hal-hal lain 2 Banyak yang dapat saya ambil hikmah dari buku yang saya baca 3 Saya lebih banyak membaca untuk waktu luang saya 4 Dst…………..