Pendekatan saintifik dalam pembelajaran menerapkan metode ilmiah seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk menghasilkan siswa yang produktif, kreatif, dan inovatif melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang
mengadopsi metode-metode science yaitu mengamati (untuk
mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan
pertanyaan beserta hipotesis, mengumpulkan data (informasi),
menganalisis dan mengolah data (informasi) dan menarik
kesimpulan yang selanjutnya mengkomunikasikan hasil untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
3. SIKAP
(TAHU MENGAPA)
PRODUKTIF
INOVATIF
KREATIV
AFEKTIF
KETERAMPILAN
(TAHU BAGAIMANA)
PENGETAHUAN
(TAHU APA)
Pendekatan scientifik dalam implementasinya
menekankan pada tiga ranah:
• sikap (afektif),
• pengetahuan (kognitif),
• keterampilan (psikomotor).
Proses pembelajaran yang seperti ini mengharapkan hasil belajar yang
melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.
5. 1. Observing (mengamati)
Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi,
melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2. Questioning (menanya)
Pertanyaan-pertanyaan didesain agar siswa dapat berpikir tentang alternatif
jawaban lain atau menemukanpemecahan masalah yang baru. Di sini peran
guru adalah untuk memberikan memberikan scaffolding atau ‘pengungkit’
untuk memaksimalkan ZPD (Zone Proximal Development) yang ada pada
siswa (Chambers, 2007).
6. 3. Associating (menalar)
Secara umum dapat dikatakan bahwa penalaran adalah proses berfikir yang
logis dan sistematis atas fakta-fakta yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
– Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
fenomena khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar
secara induktif lebih banyak berpijak pada hasil pengamatan inderawi atau
pengalaman empirik.
– Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus.
7. 4. Experimenting (mencoba)
Tahap mencoba ini menjadi wahana bagi siswa untuk membiasakan diri
berkreasi dan berinovasi menerapkan dan memperdalam pengetahuan atau
keterampilan yang telah dipelajari bersama guru. Kegiatan mencoba mencakup
merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta
memperoleh, menyajikan, dan mengolah data.
5. Networking (membentuk jejaring)
Kegiatan membentuk jejaring adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar / sketsa, diagram, atau
grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan
pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui
presentasi, membuat laporan, dan atau unjuk karya.
8. • Materi pembelajaran pendekatan scientifik berbasis pada fakta atau kejadian nyata
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Bukan suatu kejadian
yang khayalan, legenda, dongeng, atau hanya sebatas mengira-ngira.
• Memotivasi siswa untuk berpikir secara kreatif, kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
• Memotivasi siswa untuk mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran
• Memotivasi siswa untuk mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan
pola pikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
• Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan sederhana dan jelas, namun sistem
penyajian dibuat menarik.
Kriteria Pendekatan Scientific