SlideShare a Scribd company logo
1 of 79
Download to read offline
PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI
PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN
SUBTITUSI PEMBUATAN PAVING BLOCK


                           SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I
        untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan




                            Oleh :
                 Nama       : Ida Nurmawati
                 NIM        : 5101401027
                 Prodi      : Pend. Teknik Bangunan – S1
                 Jurusan    : Teknik Sipil




                FAKULTAS TEKNIK
    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
                            2006
PERSETUJUAN PEMBIMBING


Skripsi dengan judul “Pemanfaatan Limbah Industri Penggergajian Kayu

Dalam Pembuatan Paving Block” telah disetujui oleh pembimbing untuk

diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang pada :

       Hari       :

       Tanggal    :




       Pembimbing I                           Pembimbing II




       Drs. Heri Suroso, ST.MT.               Drs. Gunadi, MT.
       NIP 132068585                          NIP 130870430




                                     ii
PENGESAHAN KELULUSAN

        PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU
         SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI PEMBUATAN PAVING BLOCK

                                   Oleh :
                             Nama : Ida Nurmawati
                             NIM : 5101401027

Telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
                         Hari       : Selasa
                         Tanggal : 28 Februari 2006

                           Panitia Ujian Skripsi :
Ketua                                          Sekretaris


Drs. Lashari, M.T                              Drs. Supriyono
NIP. 131 471 402                               NIP. 131 571 560

                                               Anggota Penguji


Pembimbing I                              1. Drs. Heri Suroso, ST, MT
                                             NIP. 132 068 585


Drs, Heri Suroso, ST, MT                  2. Drs. Gunadi, MT
NIP. 132 068 585                             NIP. 130 870 430

Pembimbing II


Drs.Gunadi, MT                            3. Drs. Bambang Endroyo,M.Pd, SE,MT
NIP. 130 870 430                             NIP. 130 529 531
                             Dekan Fakultas Teknik
                           Universitas Negeri Semarang




                            Prof. DR. Soesanto, M.Pd
                            NIP. 130 875 753


                                         iii
PERNYATAAN


Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode ilmiah.




                                                Semarang,    Februari 2006



                                                Ida Nurmawati
                                                5101401027




                                     iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN



                                     MOTTO

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya,

sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung

                           jawabannya” (Q.S. Al Isara’:36)



                 “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan
                    dan malam pun tidak dapat mendahului siang.
           Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (QS. Yaasin : 40)




                               PERSEMBAHAN

                  Skripsi ini kupersembahkan pada :

                       (Alm) Ayah dan Ibu tercinta atas ridho,

                       kasih sayang, pengorbanan dan doa dalam

                                                        perjalanan hidupku.

                   Eyang Putri, de’ Andik, de’ Firma, de’ Adi

                                                                                yang

                           selalu kusayangi dan jadi motivasiku.

                My ‘Ries-K’ yang selalu manemani dan ajarkan

              arti hidup. Teman-teman yang membuat                           hidupku

                                                                lebih bermakna

                   Lembar Episode kehidupan yang akan kumulai

                                         v
KATA PENGANTAR



       Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subkhanahu Wa Ta ‘ala

atas limpahan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ’’PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI

PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI PEMBUATAN

PAVING BLOK’’. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I

Universitas Negeri Semarang untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

       Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini

tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dan keterlibatan dari berbagai pihak, oleh

karena itu penyusun menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada :

1. Dr. H. Ari Tri Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

   Semarang

3. Drs. Lashari, MT, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

   Negeri Semarang.

4. Drs. Heri Suroso, ST, MT, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

   bimbingan, motivasi, dan pengarahan selama penyusunan skripsi.

5. Drs. Gunadi, MT, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

   motivasi, dan pengarahan selama penyusunan skripsi.

6. Drs. Bambang Endroyo, M.Pd, SE, MT selaku penguji dan yang telah

   memberikan bimbingan selama revisi.




                                       vi
7. Dr. Ir. Ngakan Timur Antara, Kepala Balai Riset Dan Standarisasi Industri

   dan Perdagangan Semarang yang mengijinkan penyusun melakukan penelitian

   di BPPIP Semarang.

8. Slamet Raharjo, Amd, Laboran Bahan Bangunan BPPIP Semarang yang telah

   membantu pelaksanaan Pengujian Ketahanan Aus.

9. Teman-teman PTB 2001, almamaterku dan pihak-pihak yang banyak

   membantu hingga terwujudnya skripsi ini.

       Kiranya Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang akan membalas kebaikan

semua pihak. Terima kasih.



                                                Semarang, Februari 2006



                                                Penyusun




                                     vii
SARI

Nurmawati, Ida. 2006. Pemanfaatan Limbah Industri Penggergajian Kayu
Sebagai Bahan Subtitusi Pembuatan Paving Block. Skripsi. Jurusan Teknik
Sipil/Program Pendidikan Teknik Bangunan. Universitas Negeri Semarang.
Semarang.

Kata Kunci : Serbuk Gergaji, Kuat Tekan, Porositas, Ketahanan Aus

      Serbuk gergaji adalah produk sampingan dari penggergajian kayu selain
sedetan dan potongan kayu. Serbuk gergaji merupakan bahan yang banyak
tertimbun dan cenderung menjadi sampah karena pemanfaatannya yang relatif
kecil. Melihat potensi serbuk gergaji yang belum maksimal, penulis tertarik untuk
meneliti pengaruh penambahan serbuk gergaji dalam pembuatan paving block.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keausan, porositas serta kuat tekan
paving block dengan penambahan serbuk gergaji.
      Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Pembuatan paving block
dibuat dari pasir muntilan, semen Nusantara type I, dan serbuk gergaji yang
berasal dari Industri Penggergajian Kayu desa Kaligading, Kecamatan Boja.
Benda uji penelitian dibuat dengan 5 perlakuan subtitusi serbuk gergaji yaitu 0%,
5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat semen.
      Hasil pengujian terhadap air secara visual terlihat air tidak berwarna dan
berbau. Hasil pengamatan terhadap semen, kemasan semen tidak mengalami cacat
dan keadaan butiran semen tidak mengalami penggumpalan. Hasil pengujian pasir
didapat gradasi pasir termasuk zona 2. Persyaratan analisis data meliputi
normalitas data dan homogenitas data. Hasil pengujian terhadap normalitas data
terlihat bahwa data kuat tekan, porositas dan ketahanan aus paving block kurang
dari nilai kritis L atau Lo<L (5%) sehingga data berdistribusi normal. Hasil
homogenitas data kuat tekan, porositas dan ketahanan aus paving block untuk α =
5% dengan dk 4 diperoleh χ2hitung < χ2tabel, sehingga data homogen.
      Hasil pengujian kuat tekan paving block dengan komposisi 0%, 5%, 10%,
15%, 20% serbuk gergaji terhadap berat semen masing-masing sebesar 310,644
kg/cm2; 292,371 kg/cm2; 271,052 kg/cm2; 253,794 kg/cm2; 208,619 kg/cm2. Hasil
pengujian porositas paving block dengan komposisi 0%, 5%, 10%, 15%, 20%
serbuk gergaji terhadap berat semen masing-masing sebesar 3,697%; 4,469%;
4,833%; 5,469%; 5,894%. Hasil pengujian ketahanan aus paving block dengan
komposisi 0%, 5%, 10%, 15%, 20% serbuk gergaji terhadap berat semen masing-
masing sebesar 0,0268 mm/mnt; 0,0354 mm/mnt; 0,0412 mm/mnt; 0,0497
mm/mnt; dan 0,0746 mm/mnt.
      Untuk analisa regresi pada perhitungan kuat tekan paving block didapat
koefisien determinasi sebesar 0,6988; porositas sebesar 0,6968 dan ketahanan aus
sebesar 0,7113. Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa ada penurunan kuat tekan
seiring dengan penambahan serbuk gergaji. Untuk itu perlu adanya penelitian
lanjutan mengenai pemanfaatan serbuk gergaji sebagai bahan subtitusi pembuatan
paving block. Diharapkan, adanya penelitian lanjutan tersebut dapat diperoleh
kuat tekan yang lebih baik.


                                      viii
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv



BAB I PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

     B. Permasalahan ...................................................................................... 2

     C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

     D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

     E. Penelitian-Penelitian Sejenis ............................................................... 4

     F. Sistematika Skripsi .............................................................................. 5




                                                           ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA

  A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 7

       1. Pengertian Paving Block ............................................................... 7

       2. Bahan Susun Paving Block ........................................................... 11

            1) Semen Portland ....................................................................... 11

            2) Agregat .................................................................................... 14

            3) Serbuk Gergaji ........................................................................ 20

            4) Air ........................................................................................... 21

  B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24

  C. Hipotesa .............................................................................................. 25


BAB III METODE PENELITIAN

  A. Populasi ............................................................................................... 26

  B. Sampel ................................................................................................. 26

  C. Variabel Penelitian .............................................................................. 28

  D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 29

  E. Prosedur Pengujian ............................................................................. 29

       1. Bahan Uji ...................................................................................... 29

       2. Standart Penelitian ........................................................................ 30

       3. Tempat Pengujian ......................................................................... 31

  F. Tahap Penelitian .................................................................................. 31

       1. Pengampilan Sampel ..................................................................... 31

       2. Pemeriksaan Bahan ....................................................................... 31

       3. Pembuatan Benda Uji .................................................................... 37


                                                      x
4. Pengujian Kuat Tekan Paving Block ............................................ 39

       5. Pengujian Porositas Paving Block ................................................ 39

       6. Pengujian Ketahanan Aus Paving Block ....................................... 39

       7. Analisis Data ................................................................................. 39


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  A. Hasil Penelitian ................................................................................... 45

       1. Air ................................................................................................. 45

       2. Semen ............................................................................................ 45

       3. Pasir ............................................................................................... 46

       4. Serbuk Gergaji .............................................................................. 47

       5. Paving Block ................................................................................. 47

            a. Pengujian Kuat Tekan ............................................................. 47

            b. Pengujian Porositas ................................................................. 48

            c. Pengujian Ketahanan Aus ....................................................... 49

  B. Pembahasan ......................................................................................... 49

       1. Pasir ............................................................................................... 49

       2. Paving Block ................................................................................. 50

            a. Kuat Tekan .............................................................................. 50

            b. Porositas .................................................................................. 53

            c. Ketahanan Aus ........................................................................ 55

       3. Pengujian Normalitas Data dan Homogenitas Data....................... 56

       4. Analisis Regresi ............................................................................. 56




                                                      xi
BAB V PENUTUP

    A. Simpulan ............................................................................................. 58

    B. Saran .................................................................................................... 59


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 62




                                                        xii
DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Persyaratan Mutu Paving Block ...................................................... 9

Tabel 2.2 Gradasi Pasir ................................................................................... 17

Tabel 3.1 Rencana Adukan Paving Block 20x10x6 cm Per Kelompok .......... 37

Tabel 3.2 Rencana Adukan Paving Block 5x5x2 cm Per Kelompok .............. 37




                                                     xiii
DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Kuat tekan Paving Block (Kemino,1996) ................................... 10

Gambar 2.2 Porositas Paving Block (Kemino,1996) ...................................... 10

Gambar 2.3 Syarat Gradasi Pasir .................................................................... 18

Gambar 4.1 Gradasi Pasir Muntilan ................................................................ 46

Gambar 4.2 Kuat Tekan Paving Block ........................................................... 48

Gambar 4.3 Porositas Paving Block ................................................................ 48

Gambar 4.4 Ketahanan Aus Paving Block ...................................................... 49

Gambar 4.5 Kuat Tekan Paving Block ........................................................... 51

Gambar 4.6 Porositas Paving Block ................................................................ 54

Gambar 4.8 Ketahanan Aus Paving Block ...................................................... 55




                                                  xiv
DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1 Analisa Saringan Pasir Muntilan ................................................. 62

Lampiran 2 Pemeriksaan Kadar Lumpur dan Lempung Pasir Muntilan ........ 64

Lampiran 3 Pemeriksaan Berat Jenis Pasir Muntilan ..................................... 65

Lampiran 4 Pemeriksaan Berat Satuan Pasir Muntilan ................................... 66

Lampiran 5 Hasil Uji Kuat Tekan Paving Block ............................................. 67

Lampiran 6 Hasil Uji Porositas Paving Block ................................................ 68

Lampiran 7 Hasil Uji Ketahanan Aus Paving Block ...................................... 70

Lampiran 8 Normalitas Data............................................................................ 73

Lampiran 9 Homogenitas Data ....................................................................... 78

Lampiran 10 Perhitungan Analisa Kuat Tekan ............................................... 81

Lampiran 11 Perhitungan Analisa Porositas .................................................. 84

Lampiran 12 Perhitungan Analisa Ketahanan Aus ......................................... 88

Lampiran 13 Surat-Surat Penelitian ................................................................. 91

Lampiran 14 Foto-Foto Penelitian .................................................................. 94




                                                   xv
BAB I

                                PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

      Laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi berakibat pada tingginya

   kebutuhan akan sarana hunian. Pengembangan kawasan-kawasan hunian lebih

   lanjut akan memacu meningkatnya kebutuhan bahan bangunan. Bahan-bahan

   tersebut harus disediakan dalam jumlah besar dari alam maupun buatan. Salah

   satu cara untuk mengatasi permintaan kebutuhan bahan bangunan tersebut

   adalah dengan cara meningkatkan pemberdayaan sumber daya lokal yang

   berada di lingkungan kita.

      Pemberdayaan sumber daya lokal dapat berupa pemanfaatan sampah

   maupun limbah. Pemanfaatan sampah maupun limbah disamping dapat

   mengurangi pencemaran lingkungan juga dapat digunakan sebagai alternatif

   pengganti bahan bangunan yang sudah ada. Salah satu sampah atau limbah

   yang dapat dimanfaatkan dengan baik adalah limbah industri penggergajian

   kayu.

      Industri penggergajian kayu yang berada di desa Kaligading Kecamatan

   Boja merupakan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan kayu,

   komponen limbah dari industri ini adalah kayu yang tersisa akibat proses

   penggergajian yang menurut bentuknya berupa serbuk gergaji, sedetan dan

   potongan-potongan kayu.




                                      1
2



     Untuk menampung limbah tersebut pihak industri telah memberi tempat

  khusus di luar area, namun bila dibiarkan begitu saja secara terus menerus

  maka akan memenuhi area industri dan mengganggu proses produksi. Serbuk

  gergaji merupakan bahan yang banyak tertimbun dan cenderung menjadi

  sampah karena pemanfaatannya yang masih sedikit / relatif kecil, sehingga

  perlu ditangani secara serius. Selain itu, dewasa ini serbuk gergaji hanya

  dimanfaatkan untuk sebagian kecil kebutuhan saja. Misalnya sebagai bahan

  pembakaran batu bata.

     Ada beberapa penelitian tentang serbuk gergaji yang pernah dilakukan di

  Ujung Pandang dan Medan. Penggunaanya masih terbatas pada campuran

  pembuatan bata cetak. Kemungkinan lain serbuk gergaji dapat digunakan

  sebagai bahan campur pembuatan paving block.

     Melihat potensi serbuk gergaji yang belum maksimal, maka perlu

  diusahakan untuk memanfaatkannya, khususnya sebagai bahan susun dalam

  pembuatan paving block. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya

  penelitian tentang pemanfaatan serbuk gergaji sebagai bahan subtitusi agregat

  dalam pembuatan paving block dengan judul “Pemanfaatan Limbah Industri

  Penggergajian Kayu Sebagai Bahan Subtitusi Pembuatan Paving Block”


B. Permasalahan

     Berdasarkan uraian diatas timbul permasalahan yang menarik untuk diteliti

  yaitu,

  1. Berapa besar kuat tekan paving block bila menggunakan bahan subtitusi

     serbuk gergaji dari limbah penggergajian kayu
3



   2. Berapa besar penyerapan air paving block bila menggunakan bahan

      subtitusi serbuk gergaji dari limbah penggergajian kayu.

   3. Berapa besar ketahanan aus paving block bila menggunakan serbuk bahan

      subtitusi serbuk gergaji dari limbah penggergajian kayu

C. Tujuan Penelitian

   1. Mengetahui kuat tekan paving block dengan penambahan serbuk gergaji

      sebagai bahan substitusi agregat pada pembuatan paving block.

   2. Mengetahui resapan air paving block dengan penambahan serbuk gergaji

      sebagai bahan substitusi agregat pada pembuatan paving block.

   3. Mengetahui ketahanan aus paving block dengan penambahan serbuk

      gergaji sebagai bahan substitusi agregat pada pembuatan paving block.


D. Manfaat Penelitian

      Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

   bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat diantaranya

   adalah:

   1. Sebagai salah satu sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan

      sehingga menambah wawasan khususnya pada bahan paving block.

   2. Sebagai bahan masukan kepada masyarakat sekitar industri penggergajian

      kayu tentang pemanfaatan serbuk gergaji sebagai bahan subtitusi dalam

      pembuatan paving block.

   3. Dapat mengurangi dampak pencemaran dari limbah industri penggergajian

      kayu.
4



E. Penelitian-Penelitian Sejenis

       Pada tahun anggaran 1993/1994, Balai Industri Ujung Pandang melakukan

   penelitian pembuatan bata dengan campuran serbuk gergaji. Dari penelitian ini

   dihasilkan bata cetak serbuk gergaji dengan kuat tekan tertinggi sebesar 69,83

   kg/cm2. Berdasarkan mutu bata beton pejal (SNI.0348-89-A), maka termasuk

   bata beton pejal mutu B40. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaannya masih

   terbatas pada kontruksi bangunan yang tidak memikul beban.

       Kemudian pada tahun anggaran 1995/1996 Balai Industri Ujung Pandang

   melakukan penelitian lanjutan. Dari penelitian ini dihasilkan bata cetak serbuk

   gergaji dengan kuat tekan tertinggi 95,26 kg/cm2. Berdasarkan mutu bata

   beton pejal (SNI.0348-89-A), maka termasuk bata beton pejal mutu B70. Hal

   ini menunjukkan adanya peningkatan dalam penggunaan yaitu untuk kontruksi

   bangunan yang memikul beban.

       Pada tahun 1996 Kemino (Staf Teknik Loka Perintisan Bahan Bangunan

   Lokal Medan), mengadakan penelitian tentang pemanfaatan limbah industri

   pengolahan kayu sebagai bahan baku pembuatan bata cetak dengan komposisi

   campuran 1 semen : 6 pasir : 6 limbah didapatkan kuat tekan sebesar 26

   kg/cm2. berdasarkan mutu bata beton pejal (SNI 0348-89-A), termasuk bata

   beton pejal mutu B25. dan pada komposisi campuran 1 semen : 6 pasir : 2

   limbah didapatkan kuat tekan sebesar 79,83 kg/cm2. berdasarkan mutu bata

   beton pejal (SNI 0348-89-A), termasuk bata beton pejal mutu B70.
5



F. Sistematika Skripsi

      Secara garis besar skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :

   1. Bagian Awal Skripsi

      Bagian awal skripsi berisi tentang : halaman judul, persetujuan

      pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan, halaman motto dan

      persembahan, kata pengantar, sari, daftar isi, daftar tabel, dan daftar

      lampiran.

   2. Bagian Isi Skripsi

      BAB I       : PENDAHULUAN

                   Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan

                   judul, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

                   sistematika skripsi.

      BAB II      : KAJIAN     PUSTAKA,        KERANGKA          BERPIKIR   DAN

                   HIPOTESA

                   Hal-hal yang tercakup dalam kajian pustaka penulis uraikan

                   tentang identitas paving block, serbuk gergaji, mortar dengan

                   serbuk gergaji, kekuatan mortar, bahan tambah paving block.

                   Sedangkan bagian lain dari bab ini adalah kerangka berpikir

                   dan hipotesa.

      BAB III : METODE PENELITIAN

                   Menjelaskan tentang Populasi, sampel, variabel penelitian,

                   metode penelitian, prosedur penelitian, teknik pengambilan

                   sampel, metode pengambilan data, dan analisis data.
6



   BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

               Membahas tentang deskripsi data hasil penelitian dan

               pembahasan dari hasil penelitian dengan disertakan grafik-

               grafik untuk memperjelas kesimpulan.

   BAB V : PENUTUP

               Berisi kesimpulan dan saran-saran dengan tujuan yang baik

               untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

3. Bagian akhir Skripsi

   Bagian ini terdiri dari daftar pustaka yaitu daftar buku-buku sumber yang

   digunakan    dalam     penelitian,   lampiran-lampiran,   surat   ijin   dan

   dokumentasi.
BAB II

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA


A. Kajian Pustaka

   1. Pengertian Paving Block

             Paving block merupakan bahan bangunan yang digunakan sebagai

      perkerasan permukaan jalan, baik jalan untuk keperluan pelataran, parkir

      kendaraan, jalan raya, ataupun untuk keperluan dekoratif pada pembuatan

      taman. Paving block dibuat dari campuran bahan pengikat hidrolis atau

      sejenisnya dengan agregat halus dan dengan atau tanpa bahan tambahan

      lainnya, dicetak sedemikian rupa (Nadhiroh, 1992).

             Paving block adalah batu cetak berbentuk tertentu yang dipakai

      sebagai penutup halaman tanpa memakai adukan dalam pemasangannya

      (mortar). Pengikatan terjadi karena masing-masing batu cetak saling

      mengunci satu sama lainnya. Batu cetak halaman dibuat dengan mencetak

      campuran semen portland dan pasir dengan atau tanpa aditif. (Balai

      Penelitian Bahan Bangunan 1984:10, dalam Arianto 2005).

             Menurut SNI-03-0691-1989 pengertian paving block adalah :

      “Bata beton untuk lantai (paving block) adalah suatu komposisi bahan

      bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat

      hidraulis sejenis, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan

      lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton. Bata beton lantai

      berwarna seperti aslinya atau dapat diberi zat warna pada komposisinya




                                      7
8



dan digunakan untuk lantai, baik lantai di dalam maupun di luar

bangunan.”

        Pendapat Dudung Kusmara (1997) dalam Satya (2002), paving

block adalah batu cetak berbentuk tertentu yang dipakai sebagai bahan

penutup halaman tanpa memakai aduk pasangan (mortar), pengikatan

terjadi karena masing-msing batu cetak saling mengunci satu sama lain,

sehingga daya serap air dari tanah dibawahnya tetap terjamin dan

kemungkinan menggenangnya air di halaman dapat dikurangi.

        Selain sebagai penutup permukaan tanah dan peresapan air, paving

block merupakan alternatif baru sebagai sistem perkerasan. Kekuatan

paving block yang terpasang di atas permukaan tanah ditentukan oleh dua

hal, yaitu ;

1) Kuat tekan masing-masing elemen paving block yang terbuat dari

    beton dengan mutu tertentu.

2) Gesekan antar elemen paving block yang dapat terjadi dengan adanya

    pasir sebagai bahan pengisi di antara sela-sela paving block.

    Menurut Andriati (1996:55), persyaratan ketebalan paving block pada

umumnya adalah sebagai berikut :

1) 6 cm, digunakan untuk beban lalu lintas ringan dengan frekuensi

    terbatas, misalnya : sepeda motor, pejalan kaki.

2) 8 cm, digunakan untuk beban lalu lintas sedang atau berat dan padat

    frekuensinya, misalnya : mobil, pick up, truk, bus.
9



3) 10 cm, digunakan untuk beban lalu lintas super berat, misalnya :

    tronton, loader, crano.

   Menurut SNI-03-0691-1989, syarat mutu bata beton (paving block)

sebagai berikut :

1) Sifat tampak

    Bata beton untuk lantai mempunyai bentuk sempurna tidak terdapat

    retak-retak dan cacat, bagian sudutnya tidak mudah direpihkan dengan

    kekuatan jari tangan.

2) Bentuk dan Ukuran

    Bentuk dan ukuran bata beton untuk lantai dapat tergantung dari

    persetujuan antara konsumen dan produsen. Penyimpangan tebal bata

    beton (paving block) diperkenankan ± 3 mm.

3) Sifat Fisis

    Bata beton untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisis seperti pada

    tabel di bawah ini.

       Tabel 2.1 Persyaratan Mutu Paving Block
                 Kuat Tekan        Kekuatan aus
                                                     Penyerapan air
     Mutu         Rata-rata          Rata-rata
                                                         (%)
                  (Kg/cm2)          (mm/menit)
       I             400               0,090               3
      II             300               0,130               5
      III            200               0,160               7
       Sumber :SNI-03-0691-1989

       Berdasarkan penelitian Kemino (1996:26), bata beton yang

menggunakan subtitusi serbuk gergaji setelah dikonversikan sesuai mutu

paving block dengan perbandingan 10 % dari berat semen dihasilkan kuat

tekan rata-rata 286,431 kg/cm2, perbandingan serbuk gergaji 20 %
10



dihasilkan kuat tekan rata-rata 254,277 kg/cm2; perbandingan serbuk

gergaji 30% dihasilkan kuat tekan rata-rata 217,404 kg/cm2; dan pada

perbandingan serbuk gergaji 50% dihasilkan kuat tekan rata-rata 165,091

kg/cm2; seperti terlihat pada tabel 2.1
    Kuat Tekan (Kg/cm2)




                          400

                          300

                          200                                                  Kemino, 1996
                          100

                               0
                                   0      10     20     30     40      50
                                       Subtitusi Serbuk Gergaji (%)

                               Gambar 2.1 Kuat Tekan Paving Block (Kemino, 1996)

                          Sedangkan peningkatan porositas paving block dengan 0% serbuk

gergaji terhadap berat semen sebesar 3,66%; 10% serbuk gergaji sebesar

4,59%; 20% serbuk gergaji sebesar 5,81%; 30% serbuk gergaji sebesar

6,64%; 40% serbuk gergaji sebesar 7,52% serta 50% serbuk gergaji

sebesar 8,66% seperti terlihat tabel 2.2


                          10
        Porositas (%)




                           8
                           6
                                                                                Kemino_1996
                           4
                           2
                           0
                               0          10     20     30     40       50
                                        Subtitusi Serbuk Gergaji (%)

                                       Gambar 2.2 Porositas Paving Block (Kemino, 1996)
11



          Menurut penelitian Andriati, dkk, (1996:49) paving block yang

   menggunakan campuran fly ash Cement dengan perbandingan 40% fly ash

   Cement dari berat semen dihasilkan kuat tekan sebesar 415,36 kg/cm2

          Sedangkan menurut Nadhiroh (1992) kuat tekan paving block

   dengan menggunakan campuran terak dengan perbandingan 1 semen : 1

   slag : 1 pasir, diperoleh kuat tekan sebesar 548,65 kg/cm2 dengan

   memakai slag peleburan besi sedangkan dalam perbandingan 1 semen : 4

   slag : 1 pasir, diperoleh kuat tekan sebesar 200,51 kg/cm2 dengan

   memakai slag nikel.


2. Bahan Susun Paving Block

          Kualitas dan mutu paving block ditentukan oleh bahan dasar,

   bahan tambahan, proses pembuatan, dan alat yang digunakan. Semakin

   baik mutu bahan bakunya, komposisi perbandingan campuran yang

   direncanakan dengan baik, proses pencetakan dan pembuatan yang

   dilakukan dengan baik akan menghasilkan paving block yang berkualitas

   baik pula.

          Bahan-bahan pokok paving block adalah semen, pasir, air dalam

   proporsi tertentu. Tetapi ada juga paving block yang memakai bahan

   tambahan misalnya kapur, gips, tras, abu layang, abu sekam padi dan lain-

   lain. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan paving block adalah

   sebagai berikut:
12



1) Semen Portland

      Semen portland adalah semen hidrolis yag dihasilkan dari

  penggilingan klingker yang kandungan utamanya calcium silicate dan

  satu atau dua buah bentuk calcium sulfat sebagai bahan tambahan.

  (PT. Semen Padang, 1995).

      Fungsi semen adalah untuk merekatkan butir-butir agregat agar

  terjadi suatu massa yang kompak atau padat. Perbedaan sifat jenis

  semen satu dengan yang lainnya dapat terjadi            karena perbedaan

  susunan kimia maupun kehalusan butir-butirnya

      Sesuai dengan tujuan pemakainnya, menurut SNI-15-2049-1994

  dalam PT. Semen Gresik (2002), semen portland dibagi menjadi 5

  jenis yaitu:

  Jenis 1 : Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak

                 memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang

                 disyaratkan pada jenis-jenis lain

  Jenis 2 :      Semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan

                 ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.

  Jenis 3 : Semen Portland yang dalam penggunaanya menuntut

                 persyaratan kekuatan awal yang tinggi setelah proses

                 pengikatan terjadi

  Jenis 4 : Semen Portland yang dalam penggunaanya menuntut

                 persyaratan panas hidrasi yang rendah.
13



Jenis 5 : Semen Portland yang dalam penggunaanya menuntut

          persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.

   Semen Portland terdiri dari oksida kapur (CaO), oksida silica

(SiO2), oksida alumina (Al2O3), dan oksida besi (Fe2O3). Kandungan

dari keempat oksida kurang lebih 95% dari berat semen dan biasanya

disebut “major oxides”, sedangkan sisanya sebanyak 5% terdiri dari

oksida magnesium dan oksida lain.

   PT. Semen Padang (1995) menyatakan bahwa sifat-sifat semen

menurut pemakaiannya meliputi;

a) Hidrasi Semen

       Apabila air ditambahkan kedalam semen portland maka akan

    terjadi reaksi antara komponen semen dengan air yang dinamakan

    hidrasi. Reaksi hidrasi tersebut menghasilkan senyawa hidrat

    dalam bentuk Cement gel .

b) Setting (pengikatan) dan Hardening (pengerasan)

       Sifat pengikatan pada adonan semen dengan air dimaksudkan

   sebagai   gejala   terjadinya   kekakuan   pada    adonan.   Dalam

   prakteknya sifat ikat ini ditujukan dengan waktu pengikatan yaitu

   waktu mulai dari adonan terjadi sampai mulai terjadi kekakuan.

c) Pengaruh Kualitas Semen terhadap Kuat Tekan Beton

       Sifat semen yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah

   kehalusan semen dan komposisi kimia semen.
14



      i)     Kehalusan semen

             Makin halus semen atau partikel-partikel semen akan

             menghasilkan kekuatan tekan yang tinggi, karena makin

             luasnya permukaan yang bereaksi dengan air dan kontak

             dengan agregat.

      ii) Komposisi kimia

             Makin besar kandungan C3A cenderung akan menghasilkan

             setting time yang makin pendek, sedangkan semakin besar

             kandungan Gypsum       di dalam semen akan menghasilkan

             setting time yang panjang. Makin besar kandungan C3S akan

             menghasilkan panas yang tinggi sehingga pengerasan

             berjalan   cepat   sedangkan   semakin   besar   C2S   akan

             menghasilkan proses pengerasan yang berjalan lambat


2) Agregat

  a) Umum

           Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai pengisi

     dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira

     menempati sebanyak 70% volume mortar atau beton. Walaupun

     hanya sebagai pengisi akan tetapi agregat berpengaruh terhadap

     sifat-sifat mortar atau beton. Agregat untuk unsur bangunan beton

     terdiri dari dua golongan, yaitu agregat anorganik dan agregat

     organik. (Andrias, dkk, 1996:5).
15



i) Agregat Anorganik

        Agregat dari golongan ini dapat berupa agregat alam atau

    buatan yang bahan bakunya berasal dari bahan galian. Jenis

    dari agregat ini yang banyak digunakan untuk menghasilkan

    unsur bangunan beton antara lain:

    •   Pasir, kerikil dan batu pecah

    •   Tras atau pozoland

    •   Tanah stabilisasi

    •   Kapur

    •   Alwa

    •   Kwarsa

    •   Batu apung

    •   Serat asbes

ii) Agregat Organik

        Pada umumnya agregat organik berasal dari tumbuh-

    tumbuhan, limbah industri hasil pertanian, limbah industri

    tekstil, limbah industri pengolahan kayu dan lain-lain.

    Persyaratan   agregat    organik    untuk   tujuan   pembuatan

    komponen bahan bangunan memerlukan pengolahan terlebih

    pendahuluan yang disebut proses mineralisasi. Proses ini

    diperlukan untuk mengurangi kadar zat ekstraktif seperti

    selulosa, tannin dan asam-asam organik dari tumbuh-
16



       tumbuhan agar daya lekatan dan pengerasan semen tidak

       terganggu

           Seperti halnya kayu ataupun serbuk gergaji mengandung

       zat yang dapat mengganggu pengerasan semen, misalnya gula,

       tannin, dan asam-asam organic lainnya. Oleh karena itu,

       sebelum dicampur dengan bahan perekat semen, serpihan kayu

       ataupun serbuk gergaji perlu diolah terlebih dahulu dengan

       cara merendamnya dalam larutan kapur.

b) Pasir

       Pasir atau agregat halus merupakan bahan pengisi yang

   dipakai bersama bahan pengikat dan air untuk membentuk

   campuran yang padat dan keras. Pasir yang dimaksud adalah

   butiran-butiran mineral yang keras dengan besar butiran antara

   0,15 mm sampai 5 mm (Tjokrodimuljo, 1996).

       Agregat halus / pasir untuk paving block dapat berupa pasir

   alami hasil disintregasi alam dari batuan atau berupa pasir buatan

   yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Menurut SK-SNI-S-04-

   1989-F syarat untuk agregat halus, yaitu agregat halus terdiri dari

   butir-butir tajam, keras, kekal dengan gradasi yang beraneka

   ragam. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari

   5% dari berat total agregat, bahan organik dan reaksi terhadap

   alkali harus negatif.
17



c) Gradasi agregat

         Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat.

   Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam)

   volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya

   bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil, hal ini karena

   butiran yang kecil mengisi pori diantara butiran yang besar

   sehingga      pori-porinya   menjadi   sedikit,   dengan   kata   lain

   kemapatannya tinggi. Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai

   presentase dari berat butiran yang tertinggal atau lewat di dalam

   ayakan dengan lubang 76 mm; 38 mm; 19 mm; 9,6 mm; 4,80 mm,

   2,40 mm; 1,2 mm; 0,60 mm; 0,30 mm; 0,15 mm. Menurut SK

   SNI-T-15-1990-03 kekasaran pasir dapat dibagi menjadi empat

   kelompok menurut gradasinya seperti pada tabel 2.2 dan gambar

   2.3

     Tabel 2.2 Gradasi Pasir
      Lubang           Persen berat butir yang lewat ayakan
    ayakan(mm) Daerah 1 Daerah 2             Daerah Daerah 4
                                                3
         10          100          100         100         100
         4,8        90-100      90-100       90-100     95-100
         2,4        60-95       75-100       85-100     95-100
         1,2        30-75        55-90       75-100     90-100
         0,6        15-34        35-59       60-79      80-100
         0,3         5-20        8-30        12-40       15-50
        0,15         0-10        0-10         0-10       0-15
     Sumber : SK SNI-T-15-1990-03

         Ket : daerah 1 = pasir kasar      daerah 3 = pasir agak halus
               daerah 2 = pasir agak kasar daerah 4 = pasir halus
18




 K o m u la t if L o lo s ( %)
                                 120
                                 100
                                 80
                                                                                           Daerah 1
                                 60
                                                                                           Daerah 2
                                 40
                                 20
                                                                                           Daerah 3
                                  0                                                        Daerah 4
                                   0,15      0,3     0,6   1,2    2,4    4,8    10

                                                   Lobang Ayakan (mm)

                                       Gambar 2.3 Syarat Gradasi Pasir


d) Berat jenis agregat

                                       Berat jenis agregat adalah ratio antara masa padat agregat dan

                 massa air dengan volume sama pada suhu yang sama. Menurut

                 (Tjokrodimuljo, 1996) agregat dapat dibedakan berdasarkan berat

                 jenisnya :

                        i) Agregat normal adalah agregat yang berat jenisnya antara 2,5

                                       sampai 2,7. Agregat ini biasanya berasal dari granit, basalt,

                                       kuarsa dan sebagainya. Beton yang dihasilkan berberat jenis

                                       sekitar 2,3 dengan kuat tekan antara 15 MPa sampai 40 MPa,

                                       betonnya disebut beton normal.

                        ii) Agregat berat adalah agregat yang berat jenisnya lebih dari 2,8

                                       misalnya (Fe3O2) magnetic, barites (BaSO4), atau serbuk besi.

                        iii) Agregat ringan adalah agregat yang berat jenisnya kurang 2,0.

                                       beton dengan agregat ringan mempunyai kuat tarik rendah,
19



       modulus elastisitas rendah, serta rayapan dan susutan lebih

       tinggi.

      Berat jenis agregat dibedakan menjadi dua berat jenis mutlak

   dan berat jenis semu. Berat jenis mutlak jika volume benda

   padatnya tanpa pori, sedangkan jenis semu volume benda padatnya

   termasuk pori-pori tertutupnya (Tjokrodimuljo, 1996)

e) Tekstur permukaan butir

      Tekstur permukaan butir adalah sifat permukaan yang

   tergantung pada ukuran permukaan butir termasuk halus atau

   kasar, mengkilap atau kusam dan macam-macam bentuk kekasaran

   permukaan. Butir-butir agregat dengan tekstur permukaan yang

   licin membutuhkan air yang lebih sedikit daripada buti-butir yang

   mempunyai permukaan kasar. Hasil penelitian menunjukkan

   bahwa jenis tertentu dari agregat kasar, kekasarannya menambah

   gesekan antara pasta dan permukaan butir-butir agregat. Bentuk

   dan tekstur agregat mempengaruhi mobilitas dari beton segarnya

   maupun daya lekat antara agregat dan pastanya.

      Kuat tekan antara agregat dan pasta semen tergantung pada

   tekstur   permukaan    tersebut.   Rekatan   terebut   merupakan

   pegembangan dari ikatan mekanis antar butiran. Agregat dengan

   permukaan yang berpori dan kasar lebih disukai daripada agregat

   dengan permukaan yang halus, karena agregat dengan tekstur

   permukaan yang kasar dapat meningkatkan rekatan agregat dengan
20



      semen sampai 1,75 kali, adapun kuat tekan betonnya dapat

      meningkat sekitar 20 %, (Tjokrodimuljo, 1996).

3) Serbuk Gergaji

      Serbuk gergaji merupakan limbah dari industri penggergajian kayu

  selain sedetan dan potongan-potongan kayu. Dari hasil penelitian yang

  dilakukan oleh W.T Kartono, (1992:8) dalam Andrias, dkk (1996)

  menyatakan bahwa rata-rata limbah yang dihasilkan oleh industri

  penggergajian adalah 49, 15 %, dengan perincian sebagai berikut :

  a. Serbuk Gergaji 8,46%

  b. Sedetan 24,41 %

  c. Potongan-potongan kayu 16,28 %

      Sebelum serbuk gergaji dijadikan bahan pengisi pada beton atau

  mortar terlebih dahulu serbuk gergaji tersebut diolah melalui proses

  mineralisasi. Proses ini diperlukan untuk mengurangi kadar zat

  ekstraktif seperti gula, tanin dan asam-asam organik dari tumbuh-

  tumbuhan agar daya lekatan dan pengerasan semen tidak terganggu

  (Andrias, dkk, 1996). Seperti terlihat pada reaksi kimia di bawah ini.


  C6H11O6 [C6H11O5]n C6H11O5 + CaO          CaCO3 + CO2 + H2O
            (selulosa)        (larutan kapur) (kalsium karbonat)

      Terlihat dari hasil reaksi diatas bahwa serbuk gergaji yang banyak

  mengandung selulosa setelah direndam dengan larutan kapur selama

  ±24 jam akan membentuk kalsium karbonat sebagai zat perekat

  (tobermorite) yang apabila bereaksi dengan semen akan semakin
21



  merekatkan butir-butir agregat sehingga terbentuk massa yang kompak

  dan padat (Andrias, dkk, 1996)

     Menurut penelitian Kemino (1992) tentang pemanfaatan limbah

  industri pengolahan kayu sebagai bahan baku pembuatan bata cetak

  dengan komposisi campuran 1 semen : 6 pasir : 6 limbah didapatkan

  kuat tekan sebesar 26 kg/cm2, dan dengan komposisi campuran 1

  semen : 6 pasir : 2 limbah didapatkan kuat tekan sebesar 79,83 kg/cm2.

     Sedangkan menurut penelitian Andrias,dkk (1996) pembuatan bata

  cetak dengan menggunakan serbuk gergaji dengan komposisi 75 %, fas

  0,35 dan tekanan pengepresan 125 kg/cm2 dihasilkan kuat tekan

  sebesar 95,26 kg/cm2.


4) Air

     Fungsi air adalah sebagai media perantara pada proses pengikatan

  kimiawi antara semen dan agregat. Proses ini akan berlangsung baik,

  apabila air yang dipakai adalah air tawar murni tidak mengandung

  kotoran-kotoran dan bahan-bahan lainnya. Setiap air yang dihasilkan

  oleh alam, jernih dan tidak berasa, tidak berbau dapat digunakan dalam

  pencampuran beton (Petunjuk Praktek Assisten Teknisi Laboratorium

  Pengujian Beton).

     Kandungan air yang tinggi dapat menyebabkan beton segar mudah

  dikerjakan, kekuatan beton dan mortar rendah, mortar dan beton

  menjadi poros dan juga dapat menyebabkan pemisahan antara pasir
22



atau agregat pada adukan mortar atau beton yang disebut segresi (PT.

Semen Padang, 1995).

   Untuk bereaksi dengan semen, air yang diperlukan hanya sekitar

25% berat semen saja, namun dalam kenyataanya factor air semen

yang dipakai sulit kurang dari 0,35.

   Menurut (Tjokrodimuljo, 1996) dalam pemakaian air untuk beton

sebaiknya memenuhi syarat-syarat :

a) Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2

    gram/liter

b) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton

    (asam, zat organic) tidak lebih dari 15 gram/liter.

c) Tidak mengandung klorida (Cl)lebih dari 0,5 gr/lt

d) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/lt

   Air harus bebas terbebas dari zat-zat yang membahayakan beton,

dimana pengaruh zat tersebut antara lain :

(1) Pengaruh kandungan asam dalam air terhadap kualitas mortar dan

   beton.

       Mortar atau beton dapat mengalami kerusakan oleh pengaruh

   asam. Serangan asam pada beton atau mortar akan mempengaruhi

   ketahan pasta mortar dan beton.

(2) Pengaruh pelarut carbonat

       Pelarut carbonat akan bereaksi dengan Ca(OH)2 membantuk

   CaCO3 dan akan berekasi lagi dengan pelarut carbonat membentuk
23



   calcium bicarbonate yang sifatnya larut dalam air. Akibatnya

   beton akan terkikis dan cepat rapuh.

(3) Pengaruh bahan padat (Lumpur)

       Air yang mengandung lumpur atau bahan padat apabila dipakai

   untuk mencampur semen dan agregat maka proses pencampuran

   atau pembentukan pasata kurang sempurna, karena permukaan

   agregat akan terlapisi lumpur sehingga ikatan agregat kurang

   sempurna antar satu dengan yang lain. Akibatnya agregat akan

   lepas dan mortar atau beton akan tidak kuat.

(4) Pengaruh kandungan minyak

       Air yang mengandung minyak akan menyebabkan emulsi

   apabila dipakai untuk mencampur semen. Agregat akan terlapisi

   minyak berupa film sehingga ikatan agregat satu dengan yang

   lainnya kurang sempurna. Agregat bisa lepas dan mortar atau beton

   tidak kuat.

(5) Pengaruh air laut

       Air laut tidak boleh dipakai sebagai media pencampur semen,

   karena pada permukaan mortar atau beton akan terlihat putih-putih

   yang sifatnya larut dalam air sehingga lama-lama akan terkikis dan

   mortar atau beton akan menjadi rapuh

   Secara praktis pemeriksaan air dapat dilakukan dengan cara

pengamatan secara visual. Air yang tidak berbau, tidak berwarna

(jernih) dan tidak berasa dapat digunakan dalam pencampuran beton.
24



B. Kerangka Berfikir

      Paving block adalah bata beton untuk lantai dimana banyak dimanfaatkan

      sebagai bahan perkerasan jalan di lingkungan kampus, areal perkantoran,

      trotoar, jalan raya, daerah perparkiran dan lain sebagainya. Hal ini dapat

      diartikan bahwa penggunaan paving block begitu kompleks, sehingga

      kebutuhannya juga meningkat karena kepraktisan dalam pemasangan dan

      pemeliharaanya.

      Berbagai usaha dilakukan dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas

   akibat persaingan usaha poduksi dari paving block tersebut, salah satu usaha

   sebagai alternatif peningkatan mutu dan kualitas adalah dengan penambahan

   serbuk gergaji dalam pembuatan paving block. Limbah serbuk gergaji dari

   industri penggergajian kayu selama ini belum dimanfaatkan secara optimal

   hanya digunakan sebagai bahan pembakaran bata merah atau hanya ditumpuk

   didekat areal penggergajian kayu. Melihat potensi limbah serbuk gergaji yang

   sangat banyak perlu diadakan penelitian tentang pemanfaatan serbuk gergaji

   sebagai bahan susun dalam pembuatan paving block.

      Berdasarkan penelitian terdahulu dari Andrias, dkk (1996) tentang serbuk

   gergaji sebagai bahan substitusi dalam pembuatan bata cetak dengan fas 0,35

   serta tekanan pengepresan 125 kg/cm2 ternyata mampu menghasilkan kuat

   tekan sebesar 95,26 kg/cm2, dan penelitian Kemino (1996) tentang

   pemanfaatan limbah industri pengolahan kayu sebagai bahan baku pembuatan

   bata cetak dengan komposisi campuran 1 semen : 6 pasir : 2 limbah
25



   didapatkan kuat tekan sebesar 79,83 kg/cm2, maka penggunaan serbuk gergaji

   juga dapat digunakan dalam pembuatan paving block.

      Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dicari besarnya perbedaan kuat

   tekan, porositas dan ketahanan aus paving block dengan membandingkan

   paving block yang memakai serbuk gergaji dan yang tanpa subtitusi serbuk

   gergaji.

C. Hipotesa

      Sesuai dengan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang dikemukakan

   diatas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian yaitu : Ada hubungan antara

   penambahan serbuk gergaji terhadap kuat tekan, porositas dan ketahanan aus

   paving block.
26
BAB III

                           METODE PENELITIAN


       Agar suatu penelitian memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan

maka peneliti memandang perlu dan sangat penting untuk menetapkan langkah-

langkah yang dituangkan dalam metode penelitian ini, meliputi :

A. Populasi

       Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,

   1993:102), sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah paving block

   dengan subtitusi serbuk gergaji dalam perbandingan campuran 1PC : 6PS

   (sebagai kelompok kontrol); 1 PC : 5,95 PS : 0,05 SG (kelompok eksperimen

   1); 1 PC : 5,9 PS : 0,1 SG (kelompok eksperimen 2); 1 PC : 5,85 PS : 0,15 SG

   (kelompok eksperimen 3); 1 PC : 5,8 PS : 0,2 SG (kelompok eksperimen 4).


B. Sampel

       Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

   (Suharsimi Arikunto, 1993:104)

       Sampel dalam penelitian ini adalah berupa sampel bahan penyusun paving

   block untuk uji bahan dan sampel benda uji yang berupa kubus dengan ukuran

   20x10x6 cm sesuai dengan Standart Industri Indonesia, dimana semen yang

   digunakan adalah semen tipe I dengan merk Nusantara, pasir muntilan yang

   dijual di pasaran, serta air bersih dari Laboratorium Teknik sipil UNNES.

   Sedangkan serbuk gergaji yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah




                                       27
28



dari industri penggergajian kayu yang berada di desa Kaligading Kecamatan

Boja.

   Untuk sampel yang berupa benda uji terdiri dari paving block yang

menggunakan subtitusi serbuk gergaji (kelompok eksperimen 1,2,3,dan 4),

dan paving block tanpa subtitusi serbuk gergaji (kelompok kontrol). Dari 5

macam komposisi perlakuan, masing-masing komposisi dibuat 25 buah benda

uji dengan ukuran 20cm x 10cm x 6cm sebanyak 20 buah dan ukuran 5cm x

5cm x 2cm sebanyak 5 buah

   Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan perincian

sebagai berikut :

a) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan

   5 buah sampel untuk uji ketahanan aus.

b) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan

   5 buah sampel untuk uji ketahanan aus dengan bahan pengisinya ditambah

   5 % serbuk gergaji.

c) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan

   5 buah sampel untuk uji ketahanan aus dengan bahan pengisinya ditambah

   10 % serbuk gergaji.

d) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan

   5 buah sampel untuk uji ketahanan aus dengan bahan pengisinya ditambah

   15 % serbuk gergaji.
29



   e) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan

       5 buah sampel untuk uji ketahanan aus dengan bahan pengisinya 20 %

       serbuk gergaji.


C. Variabel Penelitian

       Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

   suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1992 :91).

       Variabel dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu variabel bebas,

   variabel terikat dan variabel control.

   1. Variabel bebas

       Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya atau

       timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 1999:20). Yang menjadi variabel

       bebas dalam penelitian ini adalah subtitusi serbuk gergaji untuk paving

       block.

   2. Variabel terikat

       Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

       akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 1999:20). Yang menjadi

       variabel terikat dalam penelitian ini adalah kuat tekan paving block.

   3. Variabel kontrol

       Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan dilihat konstan

       sehingga peneliti dapat melakukan penelitian bersifat membandingkan

       (Sugiyono, 1999:20). Sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini adalah

       paving block dengan 0% serbuk gergaji.
30



D. Metode Pengumpulan Data

       Metode pengumpulan data merupakan instrument yang menentukan

   keberhasilan suatu penelitian. Oleh karena itu dalam menentukan metode yang

   digunakan harus benar-benar sesuai dengan jenis-jenis data yang akan

   diselidiki.

       Secara garis besar data yang akan diselidiki dalam penelitian ini berupa

   kuat tekan, porositas, dan ketahanan aus, maka metode yang digunakan adalah

   metode observasi dengan melakukan pengujian kuat tekan, porositas, dan

   ketahanan aus di laboratorium.

       Observasi tidak terlepas dari suatu pengamatan dan pencatatan, dalam

   penelitian ini pengamatan dilakukan terhadap kegiatan pengujian benda uji

   yaitu terhadap kuat tekan, porositas, dan ketahanan aus.

       Dari hasil pengamatan tersebut selanjutnya dicatat dalam lembar observasi

   dalam bentuk daftar skor dari data pengujian sebagai dokumen data penelitian,

   yang selanjutnya dianalisa secara teoritis untuk mendapatkan hasil penelitian

   sesuai data yang ada.


E. Prosedur Pengujian

   1. Bahan Uji

       a. Semen yang digunakan adalah Semen Portland type I produksi Semen

           Nusantara dengan kemasan 40 kg

       b. Pasir yang digunakan adalah pasir Muntilan yang umum dalam

           perdagangan.
31



   c. Serbuk gergaji yang digunakan berasal dari industri penggergajian

       kayu yang berada di desa Kaligading Kecamatan Boja.

   d. Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Bahan Teknik Sipil

       Fakultas Teknik UNNES Semarang.

2. Standart Penelitian

   a. Pengujian pasir

      1) Pengujian gradasi, menggunakan standart SK-SNI-M-08-1989-F

         tentang “Standart Pengujian dan Analisis Saringan Agregat Halus

         dan Kasar

      2) Pengujian Berat Jenis dan penyerapan agregat halus, menggunakan

         standart    pengujian     “Petunjuk    Praktikum     Asisten     Teknisi

         Laboratorium Pengujian Beton dari pusat penelitian MBT”

      3) Pengujian       Berat   Satuan,    menggunakan     standart    “Petunjuk

         Praktikum Asisten Teknisi Laboratorium Pengujian Beton dari

         pusat penelitian MBT”

      4) Pemeriksaan       kadar   lumpur    agregat,   menggunakan      standart

         “Petunjuk Praktikum Asisten Teknisi Laboratorium Pengujian

         Beton dari pusat penelitian MBT”

      5) Pengujian berat jenis serbuk gergaji hasil reaksi dengan larutan

         kapur.

   b. Pengujian paving block

      1) Pengujian kuat tekan dan resapan air (porositas), menggunakan

         standart SK SNI-03-0691-1989 tentang “Bata Beton Untuk Lantai”
32



           2) Pengujian ketahanan aus, menggunakan standart SK SNI-03-0691-

              1989 tentang “Bata Beton Untuk Lantai”, SK SNI-03-0028-1987

              tentang “Ubin Semen”, dan SII-0967-84 tentang “Ubin Teraso”

   3. Tempat Pengujian

      a. Tempat pengujian bahan, kuat tekan dan porositas paving block

           dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

           UNNES.

      b. Tempat pengujian ketahanan aus paving block dilakukan di

           Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan

           (BPPIP) Jl. Kimangunsarkoro, Semarang.


F. Tahap Penelitian

   1. Pengambilan Sampel

      a. Persiapan dan pemeriksaan bahan susun paving block dilaksanakan

           dilaboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

           Negeri Semarang. Bahan-bahan susun paving block diantaranya adalah

           semen Nusantara type I kemasan 40 kg, pasir Muntilan, serbuk gergaji

           dari Industri Penggergajian Kayu di desa Kaligading Kecamatan Boja,

           dan air dari Laboratorium Bahan Teknik Sipil Fakultas Teknik

           UNNES Semarang.

   2. Pemeriksaan Bahan

      a.    Pasir

            1) Pemeriksaan berat jenis pasir
33



    Langkah-langkah pemeriksaan berat jenis pasir adalah sebagai

berikut:

a) Pasir dikeringkan dalam tungku pemanas dengan suhu 1150 C

    sampai beratnya tetap, dinginkan pasir pada suhu ruang

    kemudian rendam pasir dalam air selama 24 jam.

b) Setelah 24 jam air rendaman dibuang dengan hati-hati agar

    butiran pasir tidak ikut terbuang, tebarkan pasir dalam talam

    keringkan diudara panas dengan cara membolak-balikan pasir

    sampai kering.

c) Pasir tersebut dimasukkan dalam piknometer sebanyak 500 gr

    kemudian masukkan air dalam piknometer hingga mencapai

    90% isi piknometer, putar dan guling-gulingkan piknometer

    sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya.

d) Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk

    penyesuaian perhitungan dengan suhu standar 250 C.

e) Tambahkan air sampai tanda batas kemudian ditimbang ( Bt ).

f) Pasir dikeluarkan dan dikeringkan dalam oven dengan suhu

    1050 C sampai beratnya tetap kemudian dinginkan dalam

    desikator. Kemudian pasir ditimbang ( Bk )

g) Piknometer dibersihkan, kemudian isi air sampai tanda batas

    timbang (B)
34



                                                   Bk
              BulkSpesifikGrafity         =
                                            ( B + 500 − Bt )
                                                  500
              BulkSpesifikGrafity SSD =
                                            ( B + 500 − Bt )
                                                 Bk
              Apparent Spesifik Grafity =
                                          ( B + Bk − Bt )
                                           500 − Bk
              Absorbsi                  =             x100%
                                               Bk



2) Pemeriksaan gradasi pasir

       Tujuan untuk mengetahui variasi diameter butiran pasir dan

  modulus kehalusan pasir.

  Alat : satu set ayakan 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm, 0,3 mm,

  0,15 mm, timbangan, alat penggetar.

  Langkah-langkah pemeriksaan gradasi halus pasir adalah sebagai

  berikut :

  a) Pasir dikeringkan dalam oven dengan suhu 1150 C sampai

      beratnya tetap.

  b) Keluarkan pasir dalam oven didinginkan dalam desikator

      selama 3 jam.

  c) Ayakan disusun sesuai dengan urutannya, ukuran terbesar

      diletakkan paling atas yaitu : 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2mm, 0,6 mm,

      0,3 mm, 0,15mm.

  d) Pasir dimasukkan dalam ayakan paling atas, tutup dan diayak

      dengan cara digetarkan selama 10 menit kemudian diamkan

      pasir selama 5 menit agar pasir tersebut mengendap.
35



  e) Pasir yang tertinggal dalam masing-masing ayakan ditimbang

     beserta wadahnya.

  f) Gradasi pasir yang diperoleh dengan menghitung komulatif

     prosentase butir-butir pasir yang lolos pada masing-masing

     ayakan. Nilai modulus halus butir pasir dihitung dengan

     menjumlahkan prosentase komulatif butir yang tertinggal

     kemudian dibagi seratus.

3) Pemeriksaan kandungan lumpur

      Tujuan dari pengujian kandungan lumpur adalah untuk

  mengetahui banyaknya kandungan lumpur dalam pasir.

  Alat : gelas ukur, timbangan,cawan, pipet, dan oven.

  Langkah-langkah pemeriksaan kadar lumpur adalah sebagai

  berikut:

  a. Mengambil pasir      yang telah kering oven selama 24 jam

     dengan suhu 1150 C seberat 100 gr ( G1).

  b. Mencuci pasir dengan air bersih yaitu dengan memasukkan

     pasir kedalam gelas ukur 250 cc setinggi 12 cm diatas

     permukaan pasir. Kemudian diguling-gulingkan 10 kali dan

     didiamkan selama 2 menit. Air yang kotor dibuang tanpa ada

     pasir yang ikut terbuang, langkah ini dilakukan sampai air

     tampak jernih.
36



  c. Menuangkan pasir kedalam cawan kemudian membuang sisa

      air dengan pipet setelah itu pasir dikeringkan dalam oven

      dengan suhu 1150 C selama 24 jam.

  d. Setelah 24 jam pasir dikeluarkan dalam oven dan didinginkan

      hingga mencapai suhu kamar kemudian pasir ditimbang ( G2 ).

  e. Menghitung prosentase kandungan lumpur pasir dengan rumus:

            G1 − G2
      X =           X 100%
              G1

4) Pemeriksaan berat satuan

       Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui berat satuan dari

   pasir.

  Alat : piknometer yang telah diketahui volumenya, timbangan

  Langkah-langkah :

  (a) pasir dicuci dan dikeringkan dengan sinar matahari (ssd)

  (b) piknometer ditimbang catat beratnya (w1)

  (c) pasir dimasukkan dalam piknometer sampai batas tertentu

      dalam keadaan tanpa pemadatan (shoulveled) kemudian

      timbang dan catat beratnya (w2).

  (d) Pasir dikeluarkan dari piknometer timbang dan catat beratnya

      (w3)

                          Berat Agregat
       Berat satuan =
                        Volume Piknometer

               w3
       b.s =
               w1
37



b. Semen

         Pemeriksaan terhadap semen dilakukan dengan cara visual yaitu

   semen dalam keadaan tertutup rapat dan setelah dibuka tidak ada

   gumpalan serta butirannya halus. Semen yang digunakan dalam

   penelitian ini adalah semen Nusantara Type I kemasan 40 kg.

c. Air

         Pemeriksaan terhadap air juga dilakukan secara visual yaitu air

   harus bersih, tidak mengadung lumpur, minyak dan garam sesuai

   dengan persyaratan air untuk minum. Air yang digunakan dalam

   penelitian ini adalah air dari Laboratorium Teknik Sipil Fakultas

   Teknik UNNES Semarang.

d. Serbuk gergaji

         Serbuk gergaji yang akan digunakan memerlukan pengolahan

   pendahuluan yang disebut proses mineralisasi. Proses ini diperlukan

   untuk mengurangi zat ekstratif seperti gula, tanin dan asam-asam

   organik dari tumbuh-tumbuhan agar daya lekatan dan pengerasan

   semen tidak terganggu. Proses ini dimulai dengan menghilangkan

   bagian-bagian kasar serbuk gergaji kemudian dikeringkan lalu disaring

   dengan ayakan ukuran 1,0 mm. Bagian serbuk gergaji yang lolos

   ayakan direndam dengan larutan kapur 5% selama ± 24 jam, ditiriskan

   sambil     diangin-anginkan.   Penggunaan    larutan   kapur   dalam

   perendaman supaya serbuk gergaji membentuk kalsium karbonat yaitu
38



      sebagai zat perekat (tobermorite) sehingga serbuk gergaji membentuk

      massa yang kompak

3. Pembuatan Benda Uji

   a. Menyiapkan bahan susun paving block.

      1) Menimbang bahan-bahan susun paving block yaitu semen, pasir,

          bahan tambah      (serbuk gergaji) dan air dengan berat yang telah

          ditentukan dalam perencanaan campuran paving block.

      2) Mempersiapkan cetakan paving block dan peralatan lain yang

          dibutuhkan.

      Tabel 3.1 Rencana adukan paving block 20x10x6 cm per kelompok
      Perbandingan   Subtitusi   fas   Kebutuhan    Kebutuhan     Kebutuhan
      Pc: (Ps+SG)     Serbuk           Pasir (kg)    Semen      Serbuk Gergaji
                     Gergaji                          (kg)           (kg)
         1:6          0%         0,4    46,57         7,76           0
         1:6          5%         0,4    46,18         7,76         0,388
         1:6         10%         0,4    45,79         7,76         0,776
         1:6         15%         0,4    45,41         7,76         1,164
         1:6         20%         0,4    45,02         7,76         1,552
      Sumber : Peneliti

      Tabel 3.2 Rencana adukan paving block 5x5x2 cm per kelompok
      Perbandingan   Subtitusi   fas   Kebutuhan    Kebutuhan     Kebutuhan
      Pc: (Ps+SG)     Serbuk           Pasir (kg)    Semen      Serbuk Gergaji
                     Gergaji                          (kg)           (kg)
         1:6          0%         0,4    0,4852       0,0808          0
         1:6          5%         0,4    0,4812       0,0808      0,004042
         1:6         10%         0,4    0,4771       0,0808      0,008083
         1:6         15%         0,4    0,4731       0,0808      0,012125
         1:6         20%         0,4    0,4690       0,0808      0,016167
      Sumber : Peneliti


   b. Pengadukan campuran paving block.

      1) Masukkan air 80% dari air yang dibutuhkan dengan faktor air

         semen 0,4 kedalam mesin pengaduk kemudian masukkan semen,
39



      pasir dan serbuk gergaji dengan penambahan 0%, 5%, 10%, 15%,

      20% dari berat semen.

   2) Ketika mesin pengaduk masih berputar sisa air dimasukan sedikit

      demi sedikit sampai airnya habis dalam jangka waktu tidak kurang

      dari 3 menit.

   3) Pengadukan dilakukan sebanyak satu kali untuk setiap macam

      campuran dan setiap pengadukan dilakukan pemeriksaan.

c. Pembuatan benda uji

   1) Adukan bahan paving block dimasukkan kedalam cetakan paving

      block yang sebelumnya pada bagian dalam cetakan diberi minyak

      pelumas.

   2) Isi cetakan dengan adukan paving block sampai keadaan munjung

      lalu dipadatkan dengan pemukul dan sesuai dengan variabel

      penelitian.

   3) Permukaan paving block harus benar-benar dalam keadaan rata

      pada bagian atas cetakan.

   4) Buka cetakan dan tempatkan paving block pada tempat yang sejuk,

      tidak terkena matahari secara langsung.

d. Perawatan

       Setelah benda uji selesai dicetak, tempatkan pada tempat yang

   teduh selama beberapa hari dengan tiap pagi disiram air secukupnya.

   Setelah 5 hari ambil benda uji dari landasan cetak, susun yang rapi

   sampai benda uji berumur 28 hari untuk dilakukan pengujian.
40



4. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

   a. Masing-masing benda uji diukur dimensinya.

   b. Letakkan benda uji pada mesin tekan dengan arah penekanan sesuai

      dengan arah tekanan dalam pemakaian.

   c. Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur.

   d. Catat beban maksimum yang dapat ditahan benda uji.

5. Pengujian Porositas Paving Block

   a. Rendam benda uji dalam air hingga jenuh selama 24 jam, kemudian

      timbang beratnya dalam keadaan basah.

   b. Keringkan dalam dapur pengering selama 24 jam pada suhu 1150,

      kemudian timbang dalam keadaan kering oven.

6. Pengujian Ketahanan Aus Paving Block

   a. Ukur dan timbang benda uji, letakkan pada mesin pengaus, bebani

                                     1
      dengan beban tambahan sebesar 3 kg
                                     3

   b. Jalankan mesin pengaus selama 1 menit, benda uji diputar 900

      pengausan dilanjutkan dengan pergantian pemutaran tiap 1 menit

      sebanyak 5 kali.

   c. Bersihkan benda uji dari kotoran dan debu yang melekat dengan kuas.

      Timbang benda uji setelah pengausan.

7. Analisis Data

   a. Berat Jenis Pasir

                           B2
      Berat jenis =
                      B3 + B0 − B1
41



   Ket:

   B0 = Berat pada kondisi jenuh kering muka

   B1 = Berat pikno berisi agregat dan air

   B2 = Berat agregat setelah kering tungku

   B3 = Berat pikno berisi air (Petunjuk Praktikum Asisten Lab. Beton)

b. Kandungan Lumpur Pasir

                         B1 − B 2
   Kandungan lumpur =             x100%
                           B1

   Ket:

   B1 = Berat cawan kosong

   B2 = Berat kering oven      (Petunjuk Praktikum Asisten Lab. Beton)

c. Kuat Tekan Paving Block

                  P
   Kuat tekan =
                  L

   Ket :

   P = Beban hancur dalam kg

   L = Luas Bidang tekan dalam cm2                (SNI-03-0691-1989)

d. Porositas Paving Block

                 A− B
   Porositas =        x100%
                  B

   Ket:

   A = Berat Paving Block basah

   B = Berat paving block kering                  (SNI-03-0691-1989)
42



e. Ketahanan Aus Paving Block

                           Ax10
   Ketahanan aus = =
                          BJxLxW

   Ket :

   A = Selisih berat sebelum dan setelah diaus

   BJ = Berat jenis

   L = Luas permukaan bidang aus, dalam cm2

   W = Lama pengausan, dalam menit.                  (SNI-03-0691-1989)

    Data tersebut dianalisis dengan metode tangan bebas. Metode ini

menggunakan diagram pencar berdasarkan hasil penelitian. Jika variabel

bebas (X) dan variabel tak bebas (Y), titik-titik yang ditentukan oleh absis

X dan ordinat Y digambarkan dan terjadilah diagram pencar. Dengan

memperhatikan letak titik-titik dalam diagram, bentuk regresi dapat

ditentukan yaitu regresi linier atau non linier.


    Langkah-langkah menganalisis regresi linear :

1) Menyusun tabel kerja

    Tabel subtitusi serbuk gergaji (X) dan kuat tekan paving block untuk

    menghitung regresi sederhana Y atas X

         X            Y           X2          Y2       XY
         5
         5
         5
        dst..

        Σ X         ΣY          Σ X2         Σ Y2     Σ XY
43



2) Menghitung koefisien regresi Y atas X

   Digunakan untuk mengetahui pola data pengamatan. Garis regresi

   sederhana Y atas X berbentuk :

   Y = a + bx

   Ket :

   a = konstanta

   b = arah regresi

   dengan menggunakan metode kuadrat kecil (least square) koefisien a

   dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

        (∑ Y )(∑ X 2 ) − (∑ X )(∑ XY )
   a=
              n ∑ X 2 − (∑ X ) 2

        n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
   b=
          n ∑ X 2 − (∑ X ) 2

3) Uji signifikansi koefisien regresi

   a) Menghitung jumlah kuadrat atas a atau JK(a)

                   (∑ Y ) 2
        JK (a) =
                     n

   b) Menghitung jumlah kuadrat b atas a atau JK (ba)

                                 (∑ X )(∑ Y )
        JK (ba) = b{∑ XY −                   }
                                      n

   c) Menghitung kuadrat sisa atau JK (s)

        JK (s) = JK (T) – JK (a) – JK (ba)

   d) Menghitung jumlah kuadrat galat atau JK(G)

                              (∑ Y ) 2
        JK (G) = {∑ Y 2 −              }
                                ni
44



e) Menghitung derajad kebebasan (dk)

    (1) dk total (n)

    (2) dk koefisien (a)

    (3) dk regresi (ba)

    (4) dk sisa

    (5) dk tuna cocok (K-2)

          K = jumlah kelompok

    (6) dk galat = n-K

f) Menguji koefisien arah regresi (Freg)

   Freg           = S2 regresi / S2 sisa

   S2 regresi = JK (ba)

   S2 sisa        = JK(s) / n-2

g) Menguji linieritas arah regresi (FTuna cocok)

   F TC = S2TC / S2G

   S2TC = JK(TC) / K-2

   S2G = JK (G) / n-K

h) Menghitung koefisien determinasi

                    n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
   r2 =
            {n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
45



   Langkah-langkah menganalisis regresi non linier

1) Menyusun tabel kerja

   Tabel subtitusi serbuk gergaji (X) dan kuat tekan paving block untuk

   menghitung regresi sederhana Y atas X

       X           Y           X2      LnY      X LnY
       5
       5
       5
      dst..

     Σ X         ΣY         Σ X2    Σ LnY      Σ X LnY


2) Menghitung koefisien regresi Y atas X

   Digunakan untuk mengetahui pola data pengamatan. Garis regresi Y

   atas X berbentuk :

   Ŷ = aebx            Ket :

                       a = konstanta

                       b = arah regresi

   dengan menggunakan turunan pertama dari Ŷ = aebx koefisien a dan b

   dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

            ∑ ln Y    ∑ ln X
   ln a =          −b
              n          n

      n(∑ ln X ln Y )(∑ X 2 ) − (∑ ln X )(∑ ln Y )
   b=                                              , sehingga
               n ∑ ln 2 X − (∑ ln X ) 2

   ln Ŷ = ln a + bX

3) Menghitung Indeks Determinasi

        Σ(Y − Y ) 2 − Σ(Y − Y ) 2
   I=
              Σ(Y − Y ) 2
BAB IV

                 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian

   1. Air

            Pengujian terhadap air dilakukan dengan pengamatan secara visual

      sesuai dengan buku petunjuk praktek asisten teknisi laboratorium

      pengujian beton. Air yang digunakan terlihat tidak berwarna (jernih) dan

      tidak berbau.

   2. Semen

      a. Keadaan Kemasan Semen

               Pengujian secara visual mengenai keadaan kemasan semen yang

            digunakan terlihat masih baik, tidak ada cacat pada kemasan (robeknya

            kemasan), keadaan kemasan kering, serta keadaan semen dalam

            kemasan masih gembur (tidak memadat, dilakukan dengan cara

            memijat semen dalam kemasan).

      b. Keadaan Butiran Semen

               Pengujian keadaan butiran semen dilakukan dengan membuka

            kantong semen kemudian dilihat secara visual mengenai keadaan

            butiran semen. Dari hasil pengamatan terlihat semen yang digunakan

            masih dalam keadaan baik (tidak ada butiran yang menggumpal).




                                       46
47



3. Pasir

   a. Pengujian Gradasi Pasir

              Pengujian gradasi pasir dilakukan dengan menggunakan saringan

      Standart Tatonas dengan ukuran 38,1 mm; 19,1mm; 4,75mm; 2,36

      mm; 1,18mm; 0,6mm; 0,3 mm; 0,15mm. Hasil pengujian ayakan dapat

      dilihat pada lampiran 1, sedang grafik gradasi pasir seperti pada

      gambar 4.1
           Komulatif Lolos (mm)




                                  120
                                  100
                                  80
                                                                              Zona 2
                                  60
                                                                              Hasil Penelitian
                                  40
                                  20
                                   0
                                    0,15   0,3   0,6   1,2   2,4   4,8   10
                                             Lubang Ayakan (mm)

              Gambar 4.1 Gradasi Pasir Muntilan


   b. Pengujian Kadar Lumpur dan Lempung Pasir

              Hasil pengujian kadar lumpur dan lempung pasir didapatkan

      sebesar 3,12%. (lihat lampiran 2).

   c. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Pasir.

              Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan pasir adalah sebagai

      berikut;

      1) Berat jenis bulk (bulk specifik grafity) sebesar 2,566

      2) Berat jenis kering permukaan (SSD) sebesar 2,587
48



      3) Berat jenis semu sebesar 2,626

      4) Penyerapan sebesar 2,939 %

      Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 3

   d. Pengujian Berat Satuan Pasir

          Hasil pengujian berat satuan pasir didapatkan sebesar 1,299gr/cm3.

      (lihat lampiran 4)

4. Serbuk Gergaji

   a. Pengujian Berat Jenis

          Berat jenis serbuk gergaji didapatkan sebesar 0,54.

5. Paving Block

   a. Pengujian Kuat Tekan

              Pengujian kuat tekan dilakukan setelah benda uji berumur 28 hari,

      setelah dilakukan perawatan dengan cara ditempatkan pada tempat

      yang teduh dan dilakukan penyiraman pada waktu pagi hari selama 5

      hari.

              Hasil uji kuat tekan paving block dapat dilihat pada lampiran 6,

      sedangkan grafik hasil uji kuat tekan dapat dilihat pada gambar 4.2
49




                                                                                                                        Hasil
                                                                                                                        Penelitian



                       Kuat Tekan (kg/cm2)
                                             400
                                             300         310,644       292,371        271,052        253,794
                                             200                                                                    208,619
                                             100
                                               0
                                                    0              5             10             15             20
                                                              Subtitusi Serbuk Gergaji (%)

                                                 Gambar 4.2 Kuat Tekan Paving Block


b. Pengujian Porositas

        Pengujian porositas dilakukan setelah benda uji berumur 28 hari

   dengan membandingkan berat basah dan kering tungku. Hasil

   pengujian porositas paving block dapat dilihat pada lampiran 7,

   sedangkan grafik porositas dapat dilihat pada gambar 4.3.


                       7
                       6                                                                              5,894
      Porositas (% )




                                                                                         5,469
                       5                                                    4,833
                                                              4,469
                       4                         3,697                                                         Hasil Penelitian
                       3
                       2
                       1
                       0
                                             0            5            10           15           20
                                                   Subtitusi Serbuk Gergaji (%)

        Gambar 4.3 Porositas Paving Block
50



     c. Pengujian Ketahanan Aus

              Hasil pengujian ketahanan aus paving block (lampiran 8),

        sedangkan grafik ketahanan aus dapat dilihat pada gambar 4.4
             Ketahanan Aus (mm/mnt)

                                      0,08                                               0,074599

                                      0,06
                                                                               0,049715
                                      0,04                          0,041219                    Hasil Penelitian
                                                            0,035409
                                                 0,026761
                                      0,02

                                        0
                                             0         5         10      15         20
                                             Subtitusi Serbuk Gergaji (%)

              Gambar 4.4 Ketahanan Aus Paving Block

B. Pembahasan

  1. Pasir

     a. Pengujian Gradasi Pasir

              Hasil pengujian gradasi pasir dapat dilihat pada lampiran 1.

        menurut peraturan SK-SNI-T-15-1990-03, kekasaran pasir dapat

        dibagi menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu : pasir

        kasar(zona 1), pasir agak kasar (zona 2), pasir agak halus (zona 3), dan

        pasir halus (zona 4). Berdasarkan pada pembagian gradasi tersebut

        maka pasir muntilan yang digunakan dalam penelitian ini termasuk

        dalam zona 2, yaitu pasir agak kasar seperti terlihat pada gambar 4.1

     b. Pengujian Berat Jenis Pasir

              Hasil pengujian berat jenis pasir adalah untuk berat jenis bulk (bulk

        specifik grafitty) sebesar 2,566, berat jenis kering permukaan (SSD)
51



      sebesar 2,587, dan berat jenis semu sebesar 2,626 (lampiran2),

      sehingga pasir yang digunakan dalam penelitian ini tergolong sebagai

      agregat normal, karena berat jenisnya antara 2-2,7.

         Hasil pengujian penyerapan air pasir menunjukkan harga 0,863%,

      nilai ini menunjukkan besarnya jumlah pori yang terdapat pada pasir

      penelitian,   untuk selanjutnya akan berpengaruh pada pengujian

      porositas paving block.

   c. Pengujian Berat Satuan

          Pengujian berat satuan pasir ini bertujuan untuk menentukan berat

      satuan agregat dalam kondisi lepas dan padat. Berat satuan dihitung

      berdasarkan berat agregat dalam suatu tempat tertentu.

   d. Pengujian Kandungan Lumpur dan Lempung

          Hasil pengujian kandungan lumpur pasir dalam penelitian ini

      didapatkan sebesar 3,12% (lihat lampiran 4). Menurut syarat dalam

      SK-SNI-S-04-1989 kandungan lumpur pada pasir masih memenuhi

      syarat sebagai agregat halus karena masih berada di bawah 5%.

2. Paving Block

   a. Kuat Tekan

         Dari hasil perhitungan kuat tekan dan berat jenis paving block pada

      lampiran 6 dan gambar 4.4 terlihat bahwa kuat tekan dan berat jenis

      paving block dengan subtitusi serbuk gergaji cenderung mengalami

      penurunan seiring dengan penambahan serbuk gergaji, seperti terlihat
52



pada gambar 4.2. Berdasarkan perhitungan analisis regresi sederhana

akan didapat persamaan seperti pada gambar 4.6


                       400
 Kuat Tekan (kg/cm2)

                                                            b         a. Hasil Penelitian
                       300

                       200                                            b. Kemino_1996
                                                -0,0189x
                                    y = 318,92e            a
                       100             R2 = 0,6986
                         0
                             0      5      10        15    20    25
                                  Subtitusi Serbuk Gergaji (%)

                       Gambar 4.6 Kuat Tekan Paving Block


                       Secara umum bentuk grafik kuat tekan paving block dari hasil

penelitian memiliki kecenderungan yang sama bila dibandingkan

dengan penelitian (Kemino,1996). Terjadinya penurunan kualitas

paving block dilihat kuat tekannya ada keterkaitan dengan karakteristik

serbuk gergaji yang dipakai sebagai bahan subtitusi. Adapun penyebab

menurunnya kualitas paving block dikarenakan beberapa hal yang

berhubungan dengan serbuk gergaji yaitu;

1) Berat jenis

                             Dengan semakin bertambahnya subtitusi serbuk gergaji, paving

                       block mengalami penurunan berat jenis, hal ini terjadi karena

                       serbuk gergaji yang digunakan mempunyai berat jenis yang lebih

                       kecil bila dibandingkan pasir yaitu 0,54 (untuk serbuk gergaji) dan

                       2,566 (untuk pasir).
53



       Rendahnya berat jenis serbuk gergaji membuat volume

   campuran pada campuran tetap semakin besar, hal itu juga

   mengakibatkan berat volume campuran menurun. Sedangkan berat

   volume campuran menunjukkan nilai kepadatan suatu campuran.

   Kepadatan paving block berkurang seiring dengan penambahan

   serbuk gergaji sehingga kuat tekan paving block juga berkurang.

2) Keadaan butiran

       Serbuk gergaji merupakan butiran-butiran kayu yang memiliki

   sifat-sifat kimia (selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif

   kayu) sehingga satu butir serbuk gergaji merupakan kumpulan sel-

   sel kayu dinding sel dibentuk oleh selulosa yang disatukan oleh zat

   perekat lignin yang mempunyai kekuatan yang relatif lemah jika

   dibandingkan dengan selulosa, sehingga serbuk gergaji merupakan

   bahan yang terdiri dari partikel-pertikel kuat tetapi tidak terikat

   dengan kuat.

       Selain itu serbuk gergaji juga memiliki bentuk dan tekstur

   permukaan butir-butir yang belum terdefinisikan dengan jelas.

   Sehingga sifat-sifat tersebut sulit diukur dengan baik dan

   pengaruhnya terhadap kekuatan paving block sulit diperiksa

   dengan teliti.

       Faktor terbesar yang mengakibatkan penurunan kekuatan

   paving block adalah sifat kimia kayu yaitu kandungan zat

   ekstraktif pada serbuk gergaji. Kandungan ekstraktif yang tinggi
54



      akan menghambat proses hidrasi semen yang mengakibatkan

      penurunan kekuatan pasta semen dan memperlemah lekatan antara

      butir agregat halus dan pasta semen, sehingga dengan semakin

      tingginya kandungan serbuk gergaji maka semakin tinggi pula

      kandungan zat ekstraktif dalam campuran yang akan menyebabkan

      terjadinya penurunan kekuatan paving block.

          Pada penelitian Kemino (1996), selain faktor berat jenis dan

      keadaan butiran serbuk gergaji juga disebabkan oleh getaran pada

      mesin pencetak. Getaran yang semakin sedikit akan menyebabkan

      kuat tekan paving block menurun, disebabkan karena adanya

      rongga dalam paving block yang kosong. Dengan getaran sampai

      batas maksimum kuat tekan paving block akan bertambah, karena

      rongga-rongga akan terisi akibat getaran yang ditimbulkan

b. Porositas

      Dari hasil pengujian porositas (gambar 4.3.) terlihat terjadinya

   peningkatan porositas paving block dari 5% serbuk gergaji sebesar

   4,469%; 10% serbuk gergaji sebesar 4,833%; 15% serbuk gergaji

   sebesar 5,469%; dan 20% serbuk gergaji sebesar 5,890%. Berdasarkan

   perhitungan analisis sederhana akan didapat persamaan regresi

   porositas paving block seperti gambar 4.7.
55




                  8
                                                                 b



  Porositas (%)
                  6                                              a
                                                                       a. Hasil Penelitian
                  4
                                     y = 0,1078x + 3,794               b. Kemino_1996
                  2                      R2 = 0,6969

                  0
                      0       5       10       15           20
                          Subtitusi Serbuk Gergaji (%)

           Gambar 4.7 Porositas Paving Block

           Dari grafik hubungan antara subtitusi serbuk gergaji dan porositas

paving block pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa daya serap air

paving block semakin meningkat dengan bertambahnya kandungan

serbuk gergaji dalam campuran.

           Kecenderungan daya serap paving block disebabkan karena serbuk

gergaji yang bersifat higroskopis atau menyerap air. Sifat higroskopis

serbuk gergaji akan memberikan kontribusi yang besar terhadap

kenaikan daya serap air paving block. Serbuk gergaji dapat dikatakan

sebagai bahan yang berpori, sehingga air dapat dengan mudah terserap

dan mengisi pori-pori tersebut.

           Menurut           SK-SNI-03-0691-1989           porositas      paving     block

digolongkan dalam tiga mutu sesuai dengan tingkat porositasnya.

Berdasarkan data hasil pengujian porositas pada lampiran 7 dapat

diketahui bahwa paving block dengan subtitusi serbuk gergaji sampai

10% rata-rata tergolong dalam mutu II, karena porositasnya dibawah

5%. Sedangkan porositas paving block dengan subtitusi serbuk gergaji
56



   sampai 20% rata-rata tergolong dalam mutu III, karena porositasnya

   dibawah 7%

c. Ketahanan Aus

      Dari hasil pengujian ketahanan aus (Gambar 4.5) terjadi penurunan

   ketahanan aus paving block 5% serbuk gergaji sebesar 0,035409

   mm/mnt; 10% serbuk gergaji sebesar 0,041219 mm/mnt; 15% serbuk

   gergaji sebesar 0,049715; 20% serbuk gergaji sebesar 0,074599.

   Berdasarkan perhitungan analisis sederhana akan didapat persamaan

   regresi ketahanan aus paving block seperti gambar 4.8
      Ketahanan Aus (mm/mnt)




                                0,1                                                    a. Hasil Penelitian
                                                                         b
                               0,08                                                    b. Kemino_1996
                                                                         a
                               0,06
                               0,04                               y = 0,0258e0,0486x
                               0,02                                  R2 = 0,7131
                                 0
                                      0    5      10      15      20         25
                                          Subtitusi Serbuk Gergaji (%)


      Gambar 4.8 Ketahanan Aus Paving Block

      Besarnya ketahanan aus paving block menunjukkan tingkat

   ketahanan paving block terhadap gerusan pasir kuarsa.

      Menurut SK-SNI-03-0691-1989 ketahanan aus paving block

   digolongkan dalam mutu sesuai dengan tingkat ketahanan ausnya.

   Berdasarkan data hasil pengujian ketahanan aus dapat diketahui bahwa

   paving block dengan subtitusi serbuk gergaji sampai 20% masih

   tergolong dalam mutu I karena ketahanan ausnya dibawah 0,9

   mm/mnt.
57



3. Pengujian Normalitas Data dan Homogenitas Data

   a. Pengujian Normalitas Data

          Hasil yang diperoleh dari pengujian normalitas data (lampiran 9)

       terlihat bahwa data kuat tekan, porositas, dan ketahanan aus paving

       block   kurang dari nilai kritis L atau Lo<L (5%), sehingga data

       berdistribusi normal.

   b. Pengujian Homogenitas Data

          Hasil yang diperoleh dari pengujian homogenitas data (lampiran

       10) terlihat bahwa      data kuat tekan, porositas, dan ketahanan aus

       paving block untuk α = 5% dengan dk 4 diperoleh χ2hitung< χ2tabel,

       sehingga data tersebut homogen.


4. Analisis Regresi

   a. Kuat Tekan

          Perhitungan analisa kuat tekan (lampiran 11) menunjukkan indeks

       determinasi atau I sebesar 0,6988. ini berarti setiap penambahan

       serbuk gergaji pada campuran paving block ada pengaruh yang berarti

       dan signifikan.

   b. Porositas

          Perhitungan    analisa    Porositas   (lampiran   12)   menunjukkan

       koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,6968. dan pada perhitungan

       analisis varians menunjukkan harga Fhitung sebesar 0,439; kemudian

       untuk menguji signifikansi besaran Fhitung adalah dengan mencocokkan

       harga F tabel pada taraf α= 0,05; dk pembilang 2 dan dk penyebut 48
58



   yang harganya 4,03; karena Fhitung < Ftabel maka hipotesis penelitian ini

   diterima

c. Ketahanan Aus

      Perhitungan analisa Ketahanan Aus (lampiran 13) menunjukkan

   indeks determinasi atau I sebesar 0,7131. ini berarti setiap penambahan

   serbuk gergaji pada campuran paving block ada pengaruh yang berarti

   dan signifikan.
59
4 d5f81c1d01
4 d5f81c1d01
4 d5f81c1d01
4 d5f81c1d01
4 d5f81c1d01

More Related Content

Similar to 4 d5f81c1d01

Prosiding semnas avoer 2017 ian kurniawan
Prosiding semnas avoer 2017 ian kurniawanProsiding semnas avoer 2017 ian kurniawan
Prosiding semnas avoer 2017 ian kurniawaniankurniawan019
 
Unud 441-399343039-identifikasi arah rembesan dan letak akumulasi lindi d...
Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi d...Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi d...
Unud 441-399343039-identifikasi arah rembesan dan letak akumulasi lindi d...achiii19
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Media pembelajaran video
Media pembelajaran videoMedia pembelajaran video
Media pembelajaran videoJennySutanto
 
Eva Binsasi_Prosiding Nasional
Eva Binsasi_Prosiding NasionalEva Binsasi_Prosiding Nasional
Eva Binsasi_Prosiding NasionalEva Binsasi
 
Prosiding seminar a vo er 9_2017-maria nur aeni
Prosiding seminar a vo er 9_2017-maria nur aeniProsiding seminar a vo er 9_2017-maria nur aeni
Prosiding seminar a vo er 9_2017-maria nur aeniiankurniawan019
 
50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimia50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimiagusty_21
 
Pengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaranPengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaranrsd kol abundjani
 
sekripsi
sekripsisekripsi
sekripsiboiys
 
materi twin block.pdf
materi twin block.pdfmateri twin block.pdf
materi twin block.pdfAGUSHARO
 
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul BasithRingkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul BasithAbdulBasith222525
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 

Similar to 4 d5f81c1d01 (20)

doc
docdoc
doc
 
Prosiding semnas avoer 2017 ian kurniawan
Prosiding semnas avoer 2017 ian kurniawanProsiding semnas avoer 2017 ian kurniawan
Prosiding semnas avoer 2017 ian kurniawan
 
Unud 441-399343039-identifikasi arah rembesan dan letak akumulasi lindi d...
Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi d...Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi d...
Unud 441-399343039-identifikasi arah rembesan dan letak akumulasi lindi d...
 
Eko sri darminto
Eko sri darmintoEko sri darminto
Eko sri darminto
 
1
11
1
 
4250406037
42504060374250406037
4250406037
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Media pembelajaran video
Media pembelajaran videoMedia pembelajaran video
Media pembelajaran video
 
Eva Binsasi_Prosiding Nasional
Eva Binsasi_Prosiding NasionalEva Binsasi_Prosiding Nasional
Eva Binsasi_Prosiding Nasional
 
Prosiding seminar a vo er 9_2017-maria nur aeni
Prosiding seminar a vo er 9_2017-maria nur aeniProsiding seminar a vo er 9_2017-maria nur aeni
Prosiding seminar a vo er 9_2017-maria nur aeni
 
50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimia50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimia
 
Pengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaranPengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaran
 
Doc
DocDoc
Doc
 
sekripsi
sekripsisekripsi
sekripsi
 
materi twin block.pdf
materi twin block.pdfmateri twin block.pdf
materi twin block.pdf
 
Tesis media 5
Tesis media 5Tesis media 5
Tesis media 5
 
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul BasithRingkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
 
Lelelele
LeleleleLelelele
Lelelele
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
amdal
amdalamdal
amdal
 

More from wawankoerniawan (20)

Print screen
Print screenPrint screen
Print screen
 
Materi 6
Materi 6Materi 6
Materi 6
 
Materi 6
Materi 6Materi 6
Materi 6
 
Materi 12
Materi 12Materi 12
Materi 12
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Materi 8
Materi 8Materi 8
Materi 8
 
Materi 7
Materi 7Materi 7
Materi 7
 
Materi 5
Materi 5Materi 5
Materi 5
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Materi 3
Materi 3Materi 3
Materi 3
 
Materi 2
Materi 2Materi 2
Materi 2
 
Materi 1
Materi 1Materi 1
Materi 1
 
Materi 11
Materi 11Materi 11
Materi 11
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
 
Materi 12
Materi 12Materi 12
Materi 12
 
Materi 11
Materi 11Materi 11
Materi 11
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 

4 d5f81c1d01

  • 1. PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI PEMBUATAN PAVING BLOCK SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Ida Nurmawati NIM : 5101401027 Prodi : Pend. Teknik Bangunan – S1 Jurusan : Teknik Sipil FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006
  • 2. PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul “Pemanfaatan Limbah Industri Penggergajian Kayu Dalam Pembuatan Paving Block” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Tanggal : Pembimbing I Pembimbing II Drs. Heri Suroso, ST.MT. Drs. Gunadi, MT. NIP 132068585 NIP 130870430 ii
  • 3. PENGESAHAN KELULUSAN PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI PEMBUATAN PAVING BLOCK Oleh : Nama : Ida Nurmawati NIM : 5101401027 Telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Selasa Tanggal : 28 Februari 2006 Panitia Ujian Skripsi : Ketua Sekretaris Drs. Lashari, M.T Drs. Supriyono NIP. 131 471 402 NIP. 131 571 560 Anggota Penguji Pembimbing I 1. Drs. Heri Suroso, ST, MT NIP. 132 068 585 Drs, Heri Suroso, ST, MT 2. Drs. Gunadi, MT NIP. 132 068 585 NIP. 130 870 430 Pembimbing II Drs.Gunadi, MT 3. Drs. Bambang Endroyo,M.Pd, SE,MT NIP. 130 870 430 NIP. 130 529 531 Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Prof. DR. Soesanto, M.Pd NIP. 130 875 753 iii
  • 4. PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode ilmiah. Semarang, Februari 2006 Ida Nurmawati 5101401027 iv
  • 5. MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya” (Q.S. Al Isara’:36) “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (QS. Yaasin : 40) PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan pada : (Alm) Ayah dan Ibu tercinta atas ridho, kasih sayang, pengorbanan dan doa dalam perjalanan hidupku. Eyang Putri, de’ Andik, de’ Firma, de’ Adi yang selalu kusayangi dan jadi motivasiku. My ‘Ries-K’ yang selalu manemani dan ajarkan arti hidup. Teman-teman yang membuat hidupku lebih bermakna Lembar Episode kehidupan yang akan kumulai v
  • 6. KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subkhanahu Wa Ta ‘ala atas limpahan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ’’PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI PEMBUATAN PAVING BLOK’’. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I Universitas Negeri Semarang untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dan keterlibatan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada : 1. Dr. H. Ari Tri Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang 2. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang 3. Drs. Lashari, MT, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 4. Drs. Heri Suroso, ST, MT, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan selama penyusunan skripsi. 5. Drs. Gunadi, MT, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan selama penyusunan skripsi. 6. Drs. Bambang Endroyo, M.Pd, SE, MT selaku penguji dan yang telah memberikan bimbingan selama revisi. vi
  • 7. 7. Dr. Ir. Ngakan Timur Antara, Kepala Balai Riset Dan Standarisasi Industri dan Perdagangan Semarang yang mengijinkan penyusun melakukan penelitian di BPPIP Semarang. 8. Slamet Raharjo, Amd, Laboran Bahan Bangunan BPPIP Semarang yang telah membantu pelaksanaan Pengujian Ketahanan Aus. 9. Teman-teman PTB 2001, almamaterku dan pihak-pihak yang banyak membantu hingga terwujudnya skripsi ini. Kiranya Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang akan membalas kebaikan semua pihak. Terima kasih. Semarang, Februari 2006 Penyusun vii
  • 8. SARI Nurmawati, Ida. 2006. Pemanfaatan Limbah Industri Penggergajian Kayu Sebagai Bahan Subtitusi Pembuatan Paving Block. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil/Program Pendidikan Teknik Bangunan. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Kata Kunci : Serbuk Gergaji, Kuat Tekan, Porositas, Ketahanan Aus Serbuk gergaji adalah produk sampingan dari penggergajian kayu selain sedetan dan potongan kayu. Serbuk gergaji merupakan bahan yang banyak tertimbun dan cenderung menjadi sampah karena pemanfaatannya yang relatif kecil. Melihat potensi serbuk gergaji yang belum maksimal, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh penambahan serbuk gergaji dalam pembuatan paving block. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keausan, porositas serta kuat tekan paving block dengan penambahan serbuk gergaji. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Pembuatan paving block dibuat dari pasir muntilan, semen Nusantara type I, dan serbuk gergaji yang berasal dari Industri Penggergajian Kayu desa Kaligading, Kecamatan Boja. Benda uji penelitian dibuat dengan 5 perlakuan subtitusi serbuk gergaji yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat semen. Hasil pengujian terhadap air secara visual terlihat air tidak berwarna dan berbau. Hasil pengamatan terhadap semen, kemasan semen tidak mengalami cacat dan keadaan butiran semen tidak mengalami penggumpalan. Hasil pengujian pasir didapat gradasi pasir termasuk zona 2. Persyaratan analisis data meliputi normalitas data dan homogenitas data. Hasil pengujian terhadap normalitas data terlihat bahwa data kuat tekan, porositas dan ketahanan aus paving block kurang dari nilai kritis L atau Lo<L (5%) sehingga data berdistribusi normal. Hasil homogenitas data kuat tekan, porositas dan ketahanan aus paving block untuk α = 5% dengan dk 4 diperoleh χ2hitung < χ2tabel, sehingga data homogen. Hasil pengujian kuat tekan paving block dengan komposisi 0%, 5%, 10%, 15%, 20% serbuk gergaji terhadap berat semen masing-masing sebesar 310,644 kg/cm2; 292,371 kg/cm2; 271,052 kg/cm2; 253,794 kg/cm2; 208,619 kg/cm2. Hasil pengujian porositas paving block dengan komposisi 0%, 5%, 10%, 15%, 20% serbuk gergaji terhadap berat semen masing-masing sebesar 3,697%; 4,469%; 4,833%; 5,469%; 5,894%. Hasil pengujian ketahanan aus paving block dengan komposisi 0%, 5%, 10%, 15%, 20% serbuk gergaji terhadap berat semen masing- masing sebesar 0,0268 mm/mnt; 0,0354 mm/mnt; 0,0412 mm/mnt; 0,0497 mm/mnt; dan 0,0746 mm/mnt. Untuk analisa regresi pada perhitungan kuat tekan paving block didapat koefisien determinasi sebesar 0,6988; porositas sebesar 0,6968 dan ketahanan aus sebesar 0,7113. Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa ada penurunan kuat tekan seiring dengan penambahan serbuk gergaji. Untuk itu perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pemanfaatan serbuk gergaji sebagai bahan subtitusi pembuatan paving block. Diharapkan, adanya penelitian lanjutan tersebut dapat diperoleh kuat tekan yang lebih baik. viii
  • 9. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii PERNYATAAN .............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi SARI ................................................................................................................ viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Permasalahan ...................................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3 E. Penelitian-Penelitian Sejenis ............................................................... 4 F. Sistematika Skripsi .............................................................................. 5 ix
  • 10. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 7 1. Pengertian Paving Block ............................................................... 7 2. Bahan Susun Paving Block ........................................................... 11 1) Semen Portland ....................................................................... 11 2) Agregat .................................................................................... 14 3) Serbuk Gergaji ........................................................................ 20 4) Air ........................................................................................... 21 B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24 C. Hipotesa .............................................................................................. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi ............................................................................................... 26 B. Sampel ................................................................................................. 26 C. Variabel Penelitian .............................................................................. 28 D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 29 E. Prosedur Pengujian ............................................................................. 29 1. Bahan Uji ...................................................................................... 29 2. Standart Penelitian ........................................................................ 30 3. Tempat Pengujian ......................................................................... 31 F. Tahap Penelitian .................................................................................. 31 1. Pengampilan Sampel ..................................................................... 31 2. Pemeriksaan Bahan ....................................................................... 31 3. Pembuatan Benda Uji .................................................................... 37 x
  • 11. 4. Pengujian Kuat Tekan Paving Block ............................................ 39 5. Pengujian Porositas Paving Block ................................................ 39 6. Pengujian Ketahanan Aus Paving Block ....................................... 39 7. Analisis Data ................................................................................. 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................... 45 1. Air ................................................................................................. 45 2. Semen ............................................................................................ 45 3. Pasir ............................................................................................... 46 4. Serbuk Gergaji .............................................................................. 47 5. Paving Block ................................................................................. 47 a. Pengujian Kuat Tekan ............................................................. 47 b. Pengujian Porositas ................................................................. 48 c. Pengujian Ketahanan Aus ....................................................... 49 B. Pembahasan ......................................................................................... 49 1. Pasir ............................................................................................... 49 2. Paving Block ................................................................................. 50 a. Kuat Tekan .............................................................................. 50 b. Porositas .................................................................................. 53 c. Ketahanan Aus ........................................................................ 55 3. Pengujian Normalitas Data dan Homogenitas Data....................... 56 4. Analisis Regresi ............................................................................. 56 xi
  • 12. BAB V PENUTUP A. Simpulan ............................................................................................. 58 B. Saran .................................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 62 xii
  • 13. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Persyaratan Mutu Paving Block ...................................................... 9 Tabel 2.2 Gradasi Pasir ................................................................................... 17 Tabel 3.1 Rencana Adukan Paving Block 20x10x6 cm Per Kelompok .......... 37 Tabel 3.2 Rencana Adukan Paving Block 5x5x2 cm Per Kelompok .............. 37 xiii
  • 14. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kuat tekan Paving Block (Kemino,1996) ................................... 10 Gambar 2.2 Porositas Paving Block (Kemino,1996) ...................................... 10 Gambar 2.3 Syarat Gradasi Pasir .................................................................... 18 Gambar 4.1 Gradasi Pasir Muntilan ................................................................ 46 Gambar 4.2 Kuat Tekan Paving Block ........................................................... 48 Gambar 4.3 Porositas Paving Block ................................................................ 48 Gambar 4.4 Ketahanan Aus Paving Block ...................................................... 49 Gambar 4.5 Kuat Tekan Paving Block ........................................................... 51 Gambar 4.6 Porositas Paving Block ................................................................ 54 Gambar 4.8 Ketahanan Aus Paving Block ...................................................... 55 xiv
  • 15. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Analisa Saringan Pasir Muntilan ................................................. 62 Lampiran 2 Pemeriksaan Kadar Lumpur dan Lempung Pasir Muntilan ........ 64 Lampiran 3 Pemeriksaan Berat Jenis Pasir Muntilan ..................................... 65 Lampiran 4 Pemeriksaan Berat Satuan Pasir Muntilan ................................... 66 Lampiran 5 Hasil Uji Kuat Tekan Paving Block ............................................. 67 Lampiran 6 Hasil Uji Porositas Paving Block ................................................ 68 Lampiran 7 Hasil Uji Ketahanan Aus Paving Block ...................................... 70 Lampiran 8 Normalitas Data............................................................................ 73 Lampiran 9 Homogenitas Data ....................................................................... 78 Lampiran 10 Perhitungan Analisa Kuat Tekan ............................................... 81 Lampiran 11 Perhitungan Analisa Porositas .................................................. 84 Lampiran 12 Perhitungan Analisa Ketahanan Aus ......................................... 88 Lampiran 13 Surat-Surat Penelitian ................................................................. 91 Lampiran 14 Foto-Foto Penelitian .................................................................. 94 xv
  • 16. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi berakibat pada tingginya kebutuhan akan sarana hunian. Pengembangan kawasan-kawasan hunian lebih lanjut akan memacu meningkatnya kebutuhan bahan bangunan. Bahan-bahan tersebut harus disediakan dalam jumlah besar dari alam maupun buatan. Salah satu cara untuk mengatasi permintaan kebutuhan bahan bangunan tersebut adalah dengan cara meningkatkan pemberdayaan sumber daya lokal yang berada di lingkungan kita. Pemberdayaan sumber daya lokal dapat berupa pemanfaatan sampah maupun limbah. Pemanfaatan sampah maupun limbah disamping dapat mengurangi pencemaran lingkungan juga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bahan bangunan yang sudah ada. Salah satu sampah atau limbah yang dapat dimanfaatkan dengan baik adalah limbah industri penggergajian kayu. Industri penggergajian kayu yang berada di desa Kaligading Kecamatan Boja merupakan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan kayu, komponen limbah dari industri ini adalah kayu yang tersisa akibat proses penggergajian yang menurut bentuknya berupa serbuk gergaji, sedetan dan potongan-potongan kayu. 1
  • 17. 2 Untuk menampung limbah tersebut pihak industri telah memberi tempat khusus di luar area, namun bila dibiarkan begitu saja secara terus menerus maka akan memenuhi area industri dan mengganggu proses produksi. Serbuk gergaji merupakan bahan yang banyak tertimbun dan cenderung menjadi sampah karena pemanfaatannya yang masih sedikit / relatif kecil, sehingga perlu ditangani secara serius. Selain itu, dewasa ini serbuk gergaji hanya dimanfaatkan untuk sebagian kecil kebutuhan saja. Misalnya sebagai bahan pembakaran batu bata. Ada beberapa penelitian tentang serbuk gergaji yang pernah dilakukan di Ujung Pandang dan Medan. Penggunaanya masih terbatas pada campuran pembuatan bata cetak. Kemungkinan lain serbuk gergaji dapat digunakan sebagai bahan campur pembuatan paving block. Melihat potensi serbuk gergaji yang belum maksimal, maka perlu diusahakan untuk memanfaatkannya, khususnya sebagai bahan susun dalam pembuatan paving block. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya penelitian tentang pemanfaatan serbuk gergaji sebagai bahan subtitusi agregat dalam pembuatan paving block dengan judul “Pemanfaatan Limbah Industri Penggergajian Kayu Sebagai Bahan Subtitusi Pembuatan Paving Block” B. Permasalahan Berdasarkan uraian diatas timbul permasalahan yang menarik untuk diteliti yaitu, 1. Berapa besar kuat tekan paving block bila menggunakan bahan subtitusi serbuk gergaji dari limbah penggergajian kayu
  • 18. 3 2. Berapa besar penyerapan air paving block bila menggunakan bahan subtitusi serbuk gergaji dari limbah penggergajian kayu. 3. Berapa besar ketahanan aus paving block bila menggunakan serbuk bahan subtitusi serbuk gergaji dari limbah penggergajian kayu C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kuat tekan paving block dengan penambahan serbuk gergaji sebagai bahan substitusi agregat pada pembuatan paving block. 2. Mengetahui resapan air paving block dengan penambahan serbuk gergaji sebagai bahan substitusi agregat pada pembuatan paving block. 3. Mengetahui ketahanan aus paving block dengan penambahan serbuk gergaji sebagai bahan substitusi agregat pada pembuatan paving block. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat diantaranya adalah: 1. Sebagai salah satu sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan sehingga menambah wawasan khususnya pada bahan paving block. 2. Sebagai bahan masukan kepada masyarakat sekitar industri penggergajian kayu tentang pemanfaatan serbuk gergaji sebagai bahan subtitusi dalam pembuatan paving block. 3. Dapat mengurangi dampak pencemaran dari limbah industri penggergajian kayu.
  • 19. 4 E. Penelitian-Penelitian Sejenis Pada tahun anggaran 1993/1994, Balai Industri Ujung Pandang melakukan penelitian pembuatan bata dengan campuran serbuk gergaji. Dari penelitian ini dihasilkan bata cetak serbuk gergaji dengan kuat tekan tertinggi sebesar 69,83 kg/cm2. Berdasarkan mutu bata beton pejal (SNI.0348-89-A), maka termasuk bata beton pejal mutu B40. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaannya masih terbatas pada kontruksi bangunan yang tidak memikul beban. Kemudian pada tahun anggaran 1995/1996 Balai Industri Ujung Pandang melakukan penelitian lanjutan. Dari penelitian ini dihasilkan bata cetak serbuk gergaji dengan kuat tekan tertinggi 95,26 kg/cm2. Berdasarkan mutu bata beton pejal (SNI.0348-89-A), maka termasuk bata beton pejal mutu B70. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam penggunaan yaitu untuk kontruksi bangunan yang memikul beban. Pada tahun 1996 Kemino (Staf Teknik Loka Perintisan Bahan Bangunan Lokal Medan), mengadakan penelitian tentang pemanfaatan limbah industri pengolahan kayu sebagai bahan baku pembuatan bata cetak dengan komposisi campuran 1 semen : 6 pasir : 6 limbah didapatkan kuat tekan sebesar 26 kg/cm2. berdasarkan mutu bata beton pejal (SNI 0348-89-A), termasuk bata beton pejal mutu B25. dan pada komposisi campuran 1 semen : 6 pasir : 2 limbah didapatkan kuat tekan sebesar 79,83 kg/cm2. berdasarkan mutu bata beton pejal (SNI 0348-89-A), termasuk bata beton pejal mutu B70.
  • 20. 5 F. Sistematika Skripsi Secara garis besar skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : 1. Bagian Awal Skripsi Bagian awal skripsi berisi tentang : halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, sari, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. 2. Bagian Isi Skripsi BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi. BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA Hal-hal yang tercakup dalam kajian pustaka penulis uraikan tentang identitas paving block, serbuk gergaji, mortar dengan serbuk gergaji, kekuatan mortar, bahan tambah paving block. Sedangkan bagian lain dari bab ini adalah kerangka berpikir dan hipotesa. BAB III : METODE PENELITIAN Menjelaskan tentang Populasi, sampel, variabel penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, teknik pengambilan sampel, metode pengambilan data, dan analisis data.
  • 21. 6 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Membahas tentang deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian dengan disertakan grafik- grafik untuk memperjelas kesimpulan. BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran-saran dengan tujuan yang baik untuk kemajuan ilmu pengetahuan. 3. Bagian akhir Skripsi Bagian ini terdiri dari daftar pustaka yaitu daftar buku-buku sumber yang digunakan dalam penelitian, lampiran-lampiran, surat ijin dan dokumentasi.
  • 22. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Paving Block Paving block merupakan bahan bangunan yang digunakan sebagai perkerasan permukaan jalan, baik jalan untuk keperluan pelataran, parkir kendaraan, jalan raya, ataupun untuk keperluan dekoratif pada pembuatan taman. Paving block dibuat dari campuran bahan pengikat hidrolis atau sejenisnya dengan agregat halus dan dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya, dicetak sedemikian rupa (Nadhiroh, 1992). Paving block adalah batu cetak berbentuk tertentu yang dipakai sebagai penutup halaman tanpa memakai adukan dalam pemasangannya (mortar). Pengikatan terjadi karena masing-masing batu cetak saling mengunci satu sama lainnya. Batu cetak halaman dibuat dengan mencetak campuran semen portland dan pasir dengan atau tanpa aditif. (Balai Penelitian Bahan Bangunan 1984:10, dalam Arianto 2005). Menurut SNI-03-0691-1989 pengertian paving block adalah : “Bata beton untuk lantai (paving block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidraulis sejenis, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton. Bata beton lantai berwarna seperti aslinya atau dapat diberi zat warna pada komposisinya 7
  • 23. 8 dan digunakan untuk lantai, baik lantai di dalam maupun di luar bangunan.” Pendapat Dudung Kusmara (1997) dalam Satya (2002), paving block adalah batu cetak berbentuk tertentu yang dipakai sebagai bahan penutup halaman tanpa memakai aduk pasangan (mortar), pengikatan terjadi karena masing-msing batu cetak saling mengunci satu sama lain, sehingga daya serap air dari tanah dibawahnya tetap terjamin dan kemungkinan menggenangnya air di halaman dapat dikurangi. Selain sebagai penutup permukaan tanah dan peresapan air, paving block merupakan alternatif baru sebagai sistem perkerasan. Kekuatan paving block yang terpasang di atas permukaan tanah ditentukan oleh dua hal, yaitu ; 1) Kuat tekan masing-masing elemen paving block yang terbuat dari beton dengan mutu tertentu. 2) Gesekan antar elemen paving block yang dapat terjadi dengan adanya pasir sebagai bahan pengisi di antara sela-sela paving block. Menurut Andriati (1996:55), persyaratan ketebalan paving block pada umumnya adalah sebagai berikut : 1) 6 cm, digunakan untuk beban lalu lintas ringan dengan frekuensi terbatas, misalnya : sepeda motor, pejalan kaki. 2) 8 cm, digunakan untuk beban lalu lintas sedang atau berat dan padat frekuensinya, misalnya : mobil, pick up, truk, bus.
  • 24. 9 3) 10 cm, digunakan untuk beban lalu lintas super berat, misalnya : tronton, loader, crano. Menurut SNI-03-0691-1989, syarat mutu bata beton (paving block) sebagai berikut : 1) Sifat tampak Bata beton untuk lantai mempunyai bentuk sempurna tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudutnya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan. 2) Bentuk dan Ukuran Bentuk dan ukuran bata beton untuk lantai dapat tergantung dari persetujuan antara konsumen dan produsen. Penyimpangan tebal bata beton (paving block) diperkenankan ± 3 mm. 3) Sifat Fisis Bata beton untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisis seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Persyaratan Mutu Paving Block Kuat Tekan Kekuatan aus Penyerapan air Mutu Rata-rata Rata-rata (%) (Kg/cm2) (mm/menit) I 400 0,090 3 II 300 0,130 5 III 200 0,160 7 Sumber :SNI-03-0691-1989 Berdasarkan penelitian Kemino (1996:26), bata beton yang menggunakan subtitusi serbuk gergaji setelah dikonversikan sesuai mutu paving block dengan perbandingan 10 % dari berat semen dihasilkan kuat tekan rata-rata 286,431 kg/cm2, perbandingan serbuk gergaji 20 %
  • 25. 10 dihasilkan kuat tekan rata-rata 254,277 kg/cm2; perbandingan serbuk gergaji 30% dihasilkan kuat tekan rata-rata 217,404 kg/cm2; dan pada perbandingan serbuk gergaji 50% dihasilkan kuat tekan rata-rata 165,091 kg/cm2; seperti terlihat pada tabel 2.1 Kuat Tekan (Kg/cm2) 400 300 200 Kemino, 1996 100 0 0 10 20 30 40 50 Subtitusi Serbuk Gergaji (%) Gambar 2.1 Kuat Tekan Paving Block (Kemino, 1996) Sedangkan peningkatan porositas paving block dengan 0% serbuk gergaji terhadap berat semen sebesar 3,66%; 10% serbuk gergaji sebesar 4,59%; 20% serbuk gergaji sebesar 5,81%; 30% serbuk gergaji sebesar 6,64%; 40% serbuk gergaji sebesar 7,52% serta 50% serbuk gergaji sebesar 8,66% seperti terlihat tabel 2.2 10 Porositas (%) 8 6 Kemino_1996 4 2 0 0 10 20 30 40 50 Subtitusi Serbuk Gergaji (%) Gambar 2.2 Porositas Paving Block (Kemino, 1996)
  • 26. 11 Menurut penelitian Andriati, dkk, (1996:49) paving block yang menggunakan campuran fly ash Cement dengan perbandingan 40% fly ash Cement dari berat semen dihasilkan kuat tekan sebesar 415,36 kg/cm2 Sedangkan menurut Nadhiroh (1992) kuat tekan paving block dengan menggunakan campuran terak dengan perbandingan 1 semen : 1 slag : 1 pasir, diperoleh kuat tekan sebesar 548,65 kg/cm2 dengan memakai slag peleburan besi sedangkan dalam perbandingan 1 semen : 4 slag : 1 pasir, diperoleh kuat tekan sebesar 200,51 kg/cm2 dengan memakai slag nikel. 2. Bahan Susun Paving Block Kualitas dan mutu paving block ditentukan oleh bahan dasar, bahan tambahan, proses pembuatan, dan alat yang digunakan. Semakin baik mutu bahan bakunya, komposisi perbandingan campuran yang direncanakan dengan baik, proses pencetakan dan pembuatan yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan paving block yang berkualitas baik pula. Bahan-bahan pokok paving block adalah semen, pasir, air dalam proporsi tertentu. Tetapi ada juga paving block yang memakai bahan tambahan misalnya kapur, gips, tras, abu layang, abu sekam padi dan lain- lain. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan paving block adalah sebagai berikut:
  • 27. 12 1) Semen Portland Semen portland adalah semen hidrolis yag dihasilkan dari penggilingan klingker yang kandungan utamanya calcium silicate dan satu atau dua buah bentuk calcium sulfat sebagai bahan tambahan. (PT. Semen Padang, 1995). Fungsi semen adalah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang kompak atau padat. Perbedaan sifat jenis semen satu dengan yang lainnya dapat terjadi karena perbedaan susunan kimia maupun kehalusan butir-butirnya Sesuai dengan tujuan pemakainnya, menurut SNI-15-2049-1994 dalam PT. Semen Gresik (2002), semen portland dibagi menjadi 5 jenis yaitu: Jenis 1 : Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain Jenis 2 : Semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Jenis 3 : Semen Portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi setelah proses pengikatan terjadi Jenis 4 : Semen Portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah.
  • 28. 13 Jenis 5 : Semen Portland yang dalam penggunaanya menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat. Semen Portland terdiri dari oksida kapur (CaO), oksida silica (SiO2), oksida alumina (Al2O3), dan oksida besi (Fe2O3). Kandungan dari keempat oksida kurang lebih 95% dari berat semen dan biasanya disebut “major oxides”, sedangkan sisanya sebanyak 5% terdiri dari oksida magnesium dan oksida lain. PT. Semen Padang (1995) menyatakan bahwa sifat-sifat semen menurut pemakaiannya meliputi; a) Hidrasi Semen Apabila air ditambahkan kedalam semen portland maka akan terjadi reaksi antara komponen semen dengan air yang dinamakan hidrasi. Reaksi hidrasi tersebut menghasilkan senyawa hidrat dalam bentuk Cement gel . b) Setting (pengikatan) dan Hardening (pengerasan) Sifat pengikatan pada adonan semen dengan air dimaksudkan sebagai gejala terjadinya kekakuan pada adonan. Dalam prakteknya sifat ikat ini ditujukan dengan waktu pengikatan yaitu waktu mulai dari adonan terjadi sampai mulai terjadi kekakuan. c) Pengaruh Kualitas Semen terhadap Kuat Tekan Beton Sifat semen yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah kehalusan semen dan komposisi kimia semen.
  • 29. 14 i) Kehalusan semen Makin halus semen atau partikel-partikel semen akan menghasilkan kekuatan tekan yang tinggi, karena makin luasnya permukaan yang bereaksi dengan air dan kontak dengan agregat. ii) Komposisi kimia Makin besar kandungan C3A cenderung akan menghasilkan setting time yang makin pendek, sedangkan semakin besar kandungan Gypsum di dalam semen akan menghasilkan setting time yang panjang. Makin besar kandungan C3S akan menghasilkan panas yang tinggi sehingga pengerasan berjalan cepat sedangkan semakin besar C2S akan menghasilkan proses pengerasan yang berjalan lambat 2) Agregat a) Umum Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70% volume mortar atau beton. Walaupun hanya sebagai pengisi akan tetapi agregat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton. Agregat untuk unsur bangunan beton terdiri dari dua golongan, yaitu agregat anorganik dan agregat organik. (Andrias, dkk, 1996:5).
  • 30. 15 i) Agregat Anorganik Agregat dari golongan ini dapat berupa agregat alam atau buatan yang bahan bakunya berasal dari bahan galian. Jenis dari agregat ini yang banyak digunakan untuk menghasilkan unsur bangunan beton antara lain: • Pasir, kerikil dan batu pecah • Tras atau pozoland • Tanah stabilisasi • Kapur • Alwa • Kwarsa • Batu apung • Serat asbes ii) Agregat Organik Pada umumnya agregat organik berasal dari tumbuh- tumbuhan, limbah industri hasil pertanian, limbah industri tekstil, limbah industri pengolahan kayu dan lain-lain. Persyaratan agregat organik untuk tujuan pembuatan komponen bahan bangunan memerlukan pengolahan terlebih pendahuluan yang disebut proses mineralisasi. Proses ini diperlukan untuk mengurangi kadar zat ekstraktif seperti selulosa, tannin dan asam-asam organik dari tumbuh-
  • 31. 16 tumbuhan agar daya lekatan dan pengerasan semen tidak terganggu Seperti halnya kayu ataupun serbuk gergaji mengandung zat yang dapat mengganggu pengerasan semen, misalnya gula, tannin, dan asam-asam organic lainnya. Oleh karena itu, sebelum dicampur dengan bahan perekat semen, serpihan kayu ataupun serbuk gergaji perlu diolah terlebih dahulu dengan cara merendamnya dalam larutan kapur. b) Pasir Pasir atau agregat halus merupakan bahan pengisi yang dipakai bersama bahan pengikat dan air untuk membentuk campuran yang padat dan keras. Pasir yang dimaksud adalah butiran-butiran mineral yang keras dengan besar butiran antara 0,15 mm sampai 5 mm (Tjokrodimuljo, 1996). Agregat halus / pasir untuk paving block dapat berupa pasir alami hasil disintregasi alam dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Menurut SK-SNI-S-04- 1989-F syarat untuk agregat halus, yaitu agregat halus terdiri dari butir-butir tajam, keras, kekal dengan gradasi yang beraneka ragam. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat total agregat, bahan organik dan reaksi terhadap alkali harus negatif.
  • 32. 17 c) Gradasi agregat Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil, hal ini karena butiran yang kecil mengisi pori diantara butiran yang besar sehingga pori-porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemapatannya tinggi. Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai presentase dari berat butiran yang tertinggal atau lewat di dalam ayakan dengan lubang 76 mm; 38 mm; 19 mm; 9,6 mm; 4,80 mm, 2,40 mm; 1,2 mm; 0,60 mm; 0,30 mm; 0,15 mm. Menurut SK SNI-T-15-1990-03 kekasaran pasir dapat dibagi menjadi empat kelompok menurut gradasinya seperti pada tabel 2.2 dan gambar 2.3 Tabel 2.2 Gradasi Pasir Lubang Persen berat butir yang lewat ayakan ayakan(mm) Daerah 1 Daerah 2 Daerah Daerah 4 3 10 100 100 100 100 4,8 90-100 90-100 90-100 95-100 2,4 60-95 75-100 85-100 95-100 1,2 30-75 55-90 75-100 90-100 0,6 15-34 35-59 60-79 80-100 0,3 5-20 8-30 12-40 15-50 0,15 0-10 0-10 0-10 0-15 Sumber : SK SNI-T-15-1990-03 Ket : daerah 1 = pasir kasar daerah 3 = pasir agak halus daerah 2 = pasir agak kasar daerah 4 = pasir halus
  • 33. 18 K o m u la t if L o lo s ( %) 120 100 80 Daerah 1 60 Daerah 2 40 20 Daerah 3 0 Daerah 4 0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 10 Lobang Ayakan (mm) Gambar 2.3 Syarat Gradasi Pasir d) Berat jenis agregat Berat jenis agregat adalah ratio antara masa padat agregat dan massa air dengan volume sama pada suhu yang sama. Menurut (Tjokrodimuljo, 1996) agregat dapat dibedakan berdasarkan berat jenisnya : i) Agregat normal adalah agregat yang berat jenisnya antara 2,5 sampai 2,7. Agregat ini biasanya berasal dari granit, basalt, kuarsa dan sebagainya. Beton yang dihasilkan berberat jenis sekitar 2,3 dengan kuat tekan antara 15 MPa sampai 40 MPa, betonnya disebut beton normal. ii) Agregat berat adalah agregat yang berat jenisnya lebih dari 2,8 misalnya (Fe3O2) magnetic, barites (BaSO4), atau serbuk besi. iii) Agregat ringan adalah agregat yang berat jenisnya kurang 2,0. beton dengan agregat ringan mempunyai kuat tarik rendah,
  • 34. 19 modulus elastisitas rendah, serta rayapan dan susutan lebih tinggi. Berat jenis agregat dibedakan menjadi dua berat jenis mutlak dan berat jenis semu. Berat jenis mutlak jika volume benda padatnya tanpa pori, sedangkan jenis semu volume benda padatnya termasuk pori-pori tertutupnya (Tjokrodimuljo, 1996) e) Tekstur permukaan butir Tekstur permukaan butir adalah sifat permukaan yang tergantung pada ukuran permukaan butir termasuk halus atau kasar, mengkilap atau kusam dan macam-macam bentuk kekasaran permukaan. Butir-butir agregat dengan tekstur permukaan yang licin membutuhkan air yang lebih sedikit daripada buti-butir yang mempunyai permukaan kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tertentu dari agregat kasar, kekasarannya menambah gesekan antara pasta dan permukaan butir-butir agregat. Bentuk dan tekstur agregat mempengaruhi mobilitas dari beton segarnya maupun daya lekat antara agregat dan pastanya. Kuat tekan antara agregat dan pasta semen tergantung pada tekstur permukaan tersebut. Rekatan terebut merupakan pegembangan dari ikatan mekanis antar butiran. Agregat dengan permukaan yang berpori dan kasar lebih disukai daripada agregat dengan permukaan yang halus, karena agregat dengan tekstur permukaan yang kasar dapat meningkatkan rekatan agregat dengan
  • 35. 20 semen sampai 1,75 kali, adapun kuat tekan betonnya dapat meningkat sekitar 20 %, (Tjokrodimuljo, 1996). 3) Serbuk Gergaji Serbuk gergaji merupakan limbah dari industri penggergajian kayu selain sedetan dan potongan-potongan kayu. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh W.T Kartono, (1992:8) dalam Andrias, dkk (1996) menyatakan bahwa rata-rata limbah yang dihasilkan oleh industri penggergajian adalah 49, 15 %, dengan perincian sebagai berikut : a. Serbuk Gergaji 8,46% b. Sedetan 24,41 % c. Potongan-potongan kayu 16,28 % Sebelum serbuk gergaji dijadikan bahan pengisi pada beton atau mortar terlebih dahulu serbuk gergaji tersebut diolah melalui proses mineralisasi. Proses ini diperlukan untuk mengurangi kadar zat ekstraktif seperti gula, tanin dan asam-asam organik dari tumbuh- tumbuhan agar daya lekatan dan pengerasan semen tidak terganggu (Andrias, dkk, 1996). Seperti terlihat pada reaksi kimia di bawah ini. C6H11O6 [C6H11O5]n C6H11O5 + CaO CaCO3 + CO2 + H2O (selulosa) (larutan kapur) (kalsium karbonat) Terlihat dari hasil reaksi diatas bahwa serbuk gergaji yang banyak mengandung selulosa setelah direndam dengan larutan kapur selama ±24 jam akan membentuk kalsium karbonat sebagai zat perekat (tobermorite) yang apabila bereaksi dengan semen akan semakin
  • 36. 21 merekatkan butir-butir agregat sehingga terbentuk massa yang kompak dan padat (Andrias, dkk, 1996) Menurut penelitian Kemino (1992) tentang pemanfaatan limbah industri pengolahan kayu sebagai bahan baku pembuatan bata cetak dengan komposisi campuran 1 semen : 6 pasir : 6 limbah didapatkan kuat tekan sebesar 26 kg/cm2, dan dengan komposisi campuran 1 semen : 6 pasir : 2 limbah didapatkan kuat tekan sebesar 79,83 kg/cm2. Sedangkan menurut penelitian Andrias,dkk (1996) pembuatan bata cetak dengan menggunakan serbuk gergaji dengan komposisi 75 %, fas 0,35 dan tekanan pengepresan 125 kg/cm2 dihasilkan kuat tekan sebesar 95,26 kg/cm2. 4) Air Fungsi air adalah sebagai media perantara pada proses pengikatan kimiawi antara semen dan agregat. Proses ini akan berlangsung baik, apabila air yang dipakai adalah air tawar murni tidak mengandung kotoran-kotoran dan bahan-bahan lainnya. Setiap air yang dihasilkan oleh alam, jernih dan tidak berasa, tidak berbau dapat digunakan dalam pencampuran beton (Petunjuk Praktek Assisten Teknisi Laboratorium Pengujian Beton). Kandungan air yang tinggi dapat menyebabkan beton segar mudah dikerjakan, kekuatan beton dan mortar rendah, mortar dan beton menjadi poros dan juga dapat menyebabkan pemisahan antara pasir
  • 37. 22 atau agregat pada adukan mortar atau beton yang disebut segresi (PT. Semen Padang, 1995). Untuk bereaksi dengan semen, air yang diperlukan hanya sekitar 25% berat semen saja, namun dalam kenyataanya factor air semen yang dipakai sulit kurang dari 0,35. Menurut (Tjokrodimuljo, 1996) dalam pemakaian air untuk beton sebaiknya memenuhi syarat-syarat : a) Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter b) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organic) tidak lebih dari 15 gram/liter. c) Tidak mengandung klorida (Cl)lebih dari 0,5 gr/lt d) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/lt Air harus bebas terbebas dari zat-zat yang membahayakan beton, dimana pengaruh zat tersebut antara lain : (1) Pengaruh kandungan asam dalam air terhadap kualitas mortar dan beton. Mortar atau beton dapat mengalami kerusakan oleh pengaruh asam. Serangan asam pada beton atau mortar akan mempengaruhi ketahan pasta mortar dan beton. (2) Pengaruh pelarut carbonat Pelarut carbonat akan bereaksi dengan Ca(OH)2 membantuk CaCO3 dan akan berekasi lagi dengan pelarut carbonat membentuk
  • 38. 23 calcium bicarbonate yang sifatnya larut dalam air. Akibatnya beton akan terkikis dan cepat rapuh. (3) Pengaruh bahan padat (Lumpur) Air yang mengandung lumpur atau bahan padat apabila dipakai untuk mencampur semen dan agregat maka proses pencampuran atau pembentukan pasata kurang sempurna, karena permukaan agregat akan terlapisi lumpur sehingga ikatan agregat kurang sempurna antar satu dengan yang lain. Akibatnya agregat akan lepas dan mortar atau beton akan tidak kuat. (4) Pengaruh kandungan minyak Air yang mengandung minyak akan menyebabkan emulsi apabila dipakai untuk mencampur semen. Agregat akan terlapisi minyak berupa film sehingga ikatan agregat satu dengan yang lainnya kurang sempurna. Agregat bisa lepas dan mortar atau beton tidak kuat. (5) Pengaruh air laut Air laut tidak boleh dipakai sebagai media pencampur semen, karena pada permukaan mortar atau beton akan terlihat putih-putih yang sifatnya larut dalam air sehingga lama-lama akan terkikis dan mortar atau beton akan menjadi rapuh Secara praktis pemeriksaan air dapat dilakukan dengan cara pengamatan secara visual. Air yang tidak berbau, tidak berwarna (jernih) dan tidak berasa dapat digunakan dalam pencampuran beton.
  • 39. 24 B. Kerangka Berfikir Paving block adalah bata beton untuk lantai dimana banyak dimanfaatkan sebagai bahan perkerasan jalan di lingkungan kampus, areal perkantoran, trotoar, jalan raya, daerah perparkiran dan lain sebagainya. Hal ini dapat diartikan bahwa penggunaan paving block begitu kompleks, sehingga kebutuhannya juga meningkat karena kepraktisan dalam pemasangan dan pemeliharaanya. Berbagai usaha dilakukan dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas akibat persaingan usaha poduksi dari paving block tersebut, salah satu usaha sebagai alternatif peningkatan mutu dan kualitas adalah dengan penambahan serbuk gergaji dalam pembuatan paving block. Limbah serbuk gergaji dari industri penggergajian kayu selama ini belum dimanfaatkan secara optimal hanya digunakan sebagai bahan pembakaran bata merah atau hanya ditumpuk didekat areal penggergajian kayu. Melihat potensi limbah serbuk gergaji yang sangat banyak perlu diadakan penelitian tentang pemanfaatan serbuk gergaji sebagai bahan susun dalam pembuatan paving block. Berdasarkan penelitian terdahulu dari Andrias, dkk (1996) tentang serbuk gergaji sebagai bahan substitusi dalam pembuatan bata cetak dengan fas 0,35 serta tekanan pengepresan 125 kg/cm2 ternyata mampu menghasilkan kuat tekan sebesar 95,26 kg/cm2, dan penelitian Kemino (1996) tentang pemanfaatan limbah industri pengolahan kayu sebagai bahan baku pembuatan bata cetak dengan komposisi campuran 1 semen : 6 pasir : 2 limbah
  • 40. 25 didapatkan kuat tekan sebesar 79,83 kg/cm2, maka penggunaan serbuk gergaji juga dapat digunakan dalam pembuatan paving block. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dicari besarnya perbedaan kuat tekan, porositas dan ketahanan aus paving block dengan membandingkan paving block yang memakai serbuk gergaji dan yang tanpa subtitusi serbuk gergaji. C. Hipotesa Sesuai dengan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang dikemukakan diatas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian yaitu : Ada hubungan antara penambahan serbuk gergaji terhadap kuat tekan, porositas dan ketahanan aus paving block.
  • 41. 26
  • 42. BAB III METODE PENELITIAN Agar suatu penelitian memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan maka peneliti memandang perlu dan sangat penting untuk menetapkan langkah- langkah yang dituangkan dalam metode penelitian ini, meliputi : A. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993:102), sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah paving block dengan subtitusi serbuk gergaji dalam perbandingan campuran 1PC : 6PS (sebagai kelompok kontrol); 1 PC : 5,95 PS : 0,05 SG (kelompok eksperimen 1); 1 PC : 5,9 PS : 0,1 SG (kelompok eksperimen 2); 1 PC : 5,85 PS : 0,15 SG (kelompok eksperimen 3); 1 PC : 5,8 PS : 0,2 SG (kelompok eksperimen 4). B. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, 1993:104) Sampel dalam penelitian ini adalah berupa sampel bahan penyusun paving block untuk uji bahan dan sampel benda uji yang berupa kubus dengan ukuran 20x10x6 cm sesuai dengan Standart Industri Indonesia, dimana semen yang digunakan adalah semen tipe I dengan merk Nusantara, pasir muntilan yang dijual di pasaran, serta air bersih dari Laboratorium Teknik sipil UNNES. Sedangkan serbuk gergaji yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah 27
  • 43. 28 dari industri penggergajian kayu yang berada di desa Kaligading Kecamatan Boja. Untuk sampel yang berupa benda uji terdiri dari paving block yang menggunakan subtitusi serbuk gergaji (kelompok eksperimen 1,2,3,dan 4), dan paving block tanpa subtitusi serbuk gergaji (kelompok kontrol). Dari 5 macam komposisi perlakuan, masing-masing komposisi dibuat 25 buah benda uji dengan ukuran 20cm x 10cm x 6cm sebanyak 20 buah dan ukuran 5cm x 5cm x 2cm sebanyak 5 buah Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan perincian sebagai berikut : a) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan 5 buah sampel untuk uji ketahanan aus. b) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan 5 buah sampel untuk uji ketahanan aus dengan bahan pengisinya ditambah 5 % serbuk gergaji. c) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan 5 buah sampel untuk uji ketahanan aus dengan bahan pengisinya ditambah 10 % serbuk gergaji. d) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan 5 buah sampel untuk uji ketahanan aus dengan bahan pengisinya ditambah 15 % serbuk gergaji.
  • 44. 29 e) 10 buah sampel untuk uji kuat tekan, 10 buah sampel untuk porositas, dan 5 buah sampel untuk uji ketahanan aus dengan bahan pengisinya 20 % serbuk gergaji. C. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1992 :91). Variabel dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel control. 1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 1999:20). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah subtitusi serbuk gergaji untuk paving block. 2. Variabel terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 1999:20). Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kuat tekan paving block. 3. Variabel kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan dilihat konstan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian bersifat membandingkan (Sugiyono, 1999:20). Sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini adalah paving block dengan 0% serbuk gergaji.
  • 45. 30 D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan instrument yang menentukan keberhasilan suatu penelitian. Oleh karena itu dalam menentukan metode yang digunakan harus benar-benar sesuai dengan jenis-jenis data yang akan diselidiki. Secara garis besar data yang akan diselidiki dalam penelitian ini berupa kuat tekan, porositas, dan ketahanan aus, maka metode yang digunakan adalah metode observasi dengan melakukan pengujian kuat tekan, porositas, dan ketahanan aus di laboratorium. Observasi tidak terlepas dari suatu pengamatan dan pencatatan, dalam penelitian ini pengamatan dilakukan terhadap kegiatan pengujian benda uji yaitu terhadap kuat tekan, porositas, dan ketahanan aus. Dari hasil pengamatan tersebut selanjutnya dicatat dalam lembar observasi dalam bentuk daftar skor dari data pengujian sebagai dokumen data penelitian, yang selanjutnya dianalisa secara teoritis untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai data yang ada. E. Prosedur Pengujian 1. Bahan Uji a. Semen yang digunakan adalah Semen Portland type I produksi Semen Nusantara dengan kemasan 40 kg b. Pasir yang digunakan adalah pasir Muntilan yang umum dalam perdagangan.
  • 46. 31 c. Serbuk gergaji yang digunakan berasal dari industri penggergajian kayu yang berada di desa Kaligading Kecamatan Boja. d. Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Bahan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES Semarang. 2. Standart Penelitian a. Pengujian pasir 1) Pengujian gradasi, menggunakan standart SK-SNI-M-08-1989-F tentang “Standart Pengujian dan Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar 2) Pengujian Berat Jenis dan penyerapan agregat halus, menggunakan standart pengujian “Petunjuk Praktikum Asisten Teknisi Laboratorium Pengujian Beton dari pusat penelitian MBT” 3) Pengujian Berat Satuan, menggunakan standart “Petunjuk Praktikum Asisten Teknisi Laboratorium Pengujian Beton dari pusat penelitian MBT” 4) Pemeriksaan kadar lumpur agregat, menggunakan standart “Petunjuk Praktikum Asisten Teknisi Laboratorium Pengujian Beton dari pusat penelitian MBT” 5) Pengujian berat jenis serbuk gergaji hasil reaksi dengan larutan kapur. b. Pengujian paving block 1) Pengujian kuat tekan dan resapan air (porositas), menggunakan standart SK SNI-03-0691-1989 tentang “Bata Beton Untuk Lantai”
  • 47. 32 2) Pengujian ketahanan aus, menggunakan standart SK SNI-03-0691- 1989 tentang “Bata Beton Untuk Lantai”, SK SNI-03-0028-1987 tentang “Ubin Semen”, dan SII-0967-84 tentang “Ubin Teraso” 3. Tempat Pengujian a. Tempat pengujian bahan, kuat tekan dan porositas paving block dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES. b. Tempat pengujian ketahanan aus paving block dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan (BPPIP) Jl. Kimangunsarkoro, Semarang. F. Tahap Penelitian 1. Pengambilan Sampel a. Persiapan dan pemeriksaan bahan susun paving block dilaksanakan dilaboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Bahan-bahan susun paving block diantaranya adalah semen Nusantara type I kemasan 40 kg, pasir Muntilan, serbuk gergaji dari Industri Penggergajian Kayu di desa Kaligading Kecamatan Boja, dan air dari Laboratorium Bahan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES Semarang. 2. Pemeriksaan Bahan a. Pasir 1) Pemeriksaan berat jenis pasir
  • 48. 33 Langkah-langkah pemeriksaan berat jenis pasir adalah sebagai berikut: a) Pasir dikeringkan dalam tungku pemanas dengan suhu 1150 C sampai beratnya tetap, dinginkan pasir pada suhu ruang kemudian rendam pasir dalam air selama 24 jam. b) Setelah 24 jam air rendaman dibuang dengan hati-hati agar butiran pasir tidak ikut terbuang, tebarkan pasir dalam talam keringkan diudara panas dengan cara membolak-balikan pasir sampai kering. c) Pasir tersebut dimasukkan dalam piknometer sebanyak 500 gr kemudian masukkan air dalam piknometer hingga mencapai 90% isi piknometer, putar dan guling-gulingkan piknometer sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya. d) Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan dengan suhu standar 250 C. e) Tambahkan air sampai tanda batas kemudian ditimbang ( Bt ). f) Pasir dikeluarkan dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 1050 C sampai beratnya tetap kemudian dinginkan dalam desikator. Kemudian pasir ditimbang ( Bk ) g) Piknometer dibersihkan, kemudian isi air sampai tanda batas timbang (B)
  • 49. 34 Bk BulkSpesifikGrafity = ( B + 500 − Bt ) 500 BulkSpesifikGrafity SSD = ( B + 500 − Bt ) Bk Apparent Spesifik Grafity = ( B + Bk − Bt ) 500 − Bk Absorbsi = x100% Bk 2) Pemeriksaan gradasi pasir Tujuan untuk mengetahui variasi diameter butiran pasir dan modulus kehalusan pasir. Alat : satu set ayakan 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm, 0,3 mm, 0,15 mm, timbangan, alat penggetar. Langkah-langkah pemeriksaan gradasi halus pasir adalah sebagai berikut : a) Pasir dikeringkan dalam oven dengan suhu 1150 C sampai beratnya tetap. b) Keluarkan pasir dalam oven didinginkan dalam desikator selama 3 jam. c) Ayakan disusun sesuai dengan urutannya, ukuran terbesar diletakkan paling atas yaitu : 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2mm, 0,6 mm, 0,3 mm, 0,15mm. d) Pasir dimasukkan dalam ayakan paling atas, tutup dan diayak dengan cara digetarkan selama 10 menit kemudian diamkan pasir selama 5 menit agar pasir tersebut mengendap.
  • 50. 35 e) Pasir yang tertinggal dalam masing-masing ayakan ditimbang beserta wadahnya. f) Gradasi pasir yang diperoleh dengan menghitung komulatif prosentase butir-butir pasir yang lolos pada masing-masing ayakan. Nilai modulus halus butir pasir dihitung dengan menjumlahkan prosentase komulatif butir yang tertinggal kemudian dibagi seratus. 3) Pemeriksaan kandungan lumpur Tujuan dari pengujian kandungan lumpur adalah untuk mengetahui banyaknya kandungan lumpur dalam pasir. Alat : gelas ukur, timbangan,cawan, pipet, dan oven. Langkah-langkah pemeriksaan kadar lumpur adalah sebagai berikut: a. Mengambil pasir yang telah kering oven selama 24 jam dengan suhu 1150 C seberat 100 gr ( G1). b. Mencuci pasir dengan air bersih yaitu dengan memasukkan pasir kedalam gelas ukur 250 cc setinggi 12 cm diatas permukaan pasir. Kemudian diguling-gulingkan 10 kali dan didiamkan selama 2 menit. Air yang kotor dibuang tanpa ada pasir yang ikut terbuang, langkah ini dilakukan sampai air tampak jernih.
  • 51. 36 c. Menuangkan pasir kedalam cawan kemudian membuang sisa air dengan pipet setelah itu pasir dikeringkan dalam oven dengan suhu 1150 C selama 24 jam. d. Setelah 24 jam pasir dikeluarkan dalam oven dan didinginkan hingga mencapai suhu kamar kemudian pasir ditimbang ( G2 ). e. Menghitung prosentase kandungan lumpur pasir dengan rumus: G1 − G2 X = X 100% G1 4) Pemeriksaan berat satuan Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui berat satuan dari pasir. Alat : piknometer yang telah diketahui volumenya, timbangan Langkah-langkah : (a) pasir dicuci dan dikeringkan dengan sinar matahari (ssd) (b) piknometer ditimbang catat beratnya (w1) (c) pasir dimasukkan dalam piknometer sampai batas tertentu dalam keadaan tanpa pemadatan (shoulveled) kemudian timbang dan catat beratnya (w2). (d) Pasir dikeluarkan dari piknometer timbang dan catat beratnya (w3) Berat Agregat Berat satuan = Volume Piknometer w3 b.s = w1
  • 52. 37 b. Semen Pemeriksaan terhadap semen dilakukan dengan cara visual yaitu semen dalam keadaan tertutup rapat dan setelah dibuka tidak ada gumpalan serta butirannya halus. Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Nusantara Type I kemasan 40 kg. c. Air Pemeriksaan terhadap air juga dilakukan secara visual yaitu air harus bersih, tidak mengadung lumpur, minyak dan garam sesuai dengan persyaratan air untuk minum. Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air dari Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES Semarang. d. Serbuk gergaji Serbuk gergaji yang akan digunakan memerlukan pengolahan pendahuluan yang disebut proses mineralisasi. Proses ini diperlukan untuk mengurangi zat ekstratif seperti gula, tanin dan asam-asam organik dari tumbuh-tumbuhan agar daya lekatan dan pengerasan semen tidak terganggu. Proses ini dimulai dengan menghilangkan bagian-bagian kasar serbuk gergaji kemudian dikeringkan lalu disaring dengan ayakan ukuran 1,0 mm. Bagian serbuk gergaji yang lolos ayakan direndam dengan larutan kapur 5% selama ± 24 jam, ditiriskan sambil diangin-anginkan. Penggunaan larutan kapur dalam perendaman supaya serbuk gergaji membentuk kalsium karbonat yaitu
  • 53. 38 sebagai zat perekat (tobermorite) sehingga serbuk gergaji membentuk massa yang kompak 3. Pembuatan Benda Uji a. Menyiapkan bahan susun paving block. 1) Menimbang bahan-bahan susun paving block yaitu semen, pasir, bahan tambah (serbuk gergaji) dan air dengan berat yang telah ditentukan dalam perencanaan campuran paving block. 2) Mempersiapkan cetakan paving block dan peralatan lain yang dibutuhkan. Tabel 3.1 Rencana adukan paving block 20x10x6 cm per kelompok Perbandingan Subtitusi fas Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Pc: (Ps+SG) Serbuk Pasir (kg) Semen Serbuk Gergaji Gergaji (kg) (kg) 1:6 0% 0,4 46,57 7,76 0 1:6 5% 0,4 46,18 7,76 0,388 1:6 10% 0,4 45,79 7,76 0,776 1:6 15% 0,4 45,41 7,76 1,164 1:6 20% 0,4 45,02 7,76 1,552 Sumber : Peneliti Tabel 3.2 Rencana adukan paving block 5x5x2 cm per kelompok Perbandingan Subtitusi fas Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Pc: (Ps+SG) Serbuk Pasir (kg) Semen Serbuk Gergaji Gergaji (kg) (kg) 1:6 0% 0,4 0,4852 0,0808 0 1:6 5% 0,4 0,4812 0,0808 0,004042 1:6 10% 0,4 0,4771 0,0808 0,008083 1:6 15% 0,4 0,4731 0,0808 0,012125 1:6 20% 0,4 0,4690 0,0808 0,016167 Sumber : Peneliti b. Pengadukan campuran paving block. 1) Masukkan air 80% dari air yang dibutuhkan dengan faktor air semen 0,4 kedalam mesin pengaduk kemudian masukkan semen,
  • 54. 39 pasir dan serbuk gergaji dengan penambahan 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dari berat semen. 2) Ketika mesin pengaduk masih berputar sisa air dimasukan sedikit demi sedikit sampai airnya habis dalam jangka waktu tidak kurang dari 3 menit. 3) Pengadukan dilakukan sebanyak satu kali untuk setiap macam campuran dan setiap pengadukan dilakukan pemeriksaan. c. Pembuatan benda uji 1) Adukan bahan paving block dimasukkan kedalam cetakan paving block yang sebelumnya pada bagian dalam cetakan diberi minyak pelumas. 2) Isi cetakan dengan adukan paving block sampai keadaan munjung lalu dipadatkan dengan pemukul dan sesuai dengan variabel penelitian. 3) Permukaan paving block harus benar-benar dalam keadaan rata pada bagian atas cetakan. 4) Buka cetakan dan tempatkan paving block pada tempat yang sejuk, tidak terkena matahari secara langsung. d. Perawatan Setelah benda uji selesai dicetak, tempatkan pada tempat yang teduh selama beberapa hari dengan tiap pagi disiram air secukupnya. Setelah 5 hari ambil benda uji dari landasan cetak, susun yang rapi sampai benda uji berumur 28 hari untuk dilakukan pengujian.
  • 55. 40 4. Pengujian Kuat Tekan Paving Block a. Masing-masing benda uji diukur dimensinya. b. Letakkan benda uji pada mesin tekan dengan arah penekanan sesuai dengan arah tekanan dalam pemakaian. c. Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur. d. Catat beban maksimum yang dapat ditahan benda uji. 5. Pengujian Porositas Paving Block a. Rendam benda uji dalam air hingga jenuh selama 24 jam, kemudian timbang beratnya dalam keadaan basah. b. Keringkan dalam dapur pengering selama 24 jam pada suhu 1150, kemudian timbang dalam keadaan kering oven. 6. Pengujian Ketahanan Aus Paving Block a. Ukur dan timbang benda uji, letakkan pada mesin pengaus, bebani 1 dengan beban tambahan sebesar 3 kg 3 b. Jalankan mesin pengaus selama 1 menit, benda uji diputar 900 pengausan dilanjutkan dengan pergantian pemutaran tiap 1 menit sebanyak 5 kali. c. Bersihkan benda uji dari kotoran dan debu yang melekat dengan kuas. Timbang benda uji setelah pengausan. 7. Analisis Data a. Berat Jenis Pasir B2 Berat jenis = B3 + B0 − B1
  • 56. 41 Ket: B0 = Berat pada kondisi jenuh kering muka B1 = Berat pikno berisi agregat dan air B2 = Berat agregat setelah kering tungku B3 = Berat pikno berisi air (Petunjuk Praktikum Asisten Lab. Beton) b. Kandungan Lumpur Pasir B1 − B 2 Kandungan lumpur = x100% B1 Ket: B1 = Berat cawan kosong B2 = Berat kering oven (Petunjuk Praktikum Asisten Lab. Beton) c. Kuat Tekan Paving Block P Kuat tekan = L Ket : P = Beban hancur dalam kg L = Luas Bidang tekan dalam cm2 (SNI-03-0691-1989) d. Porositas Paving Block A− B Porositas = x100% B Ket: A = Berat Paving Block basah B = Berat paving block kering (SNI-03-0691-1989)
  • 57. 42 e. Ketahanan Aus Paving Block Ax10 Ketahanan aus = = BJxLxW Ket : A = Selisih berat sebelum dan setelah diaus BJ = Berat jenis L = Luas permukaan bidang aus, dalam cm2 W = Lama pengausan, dalam menit. (SNI-03-0691-1989) Data tersebut dianalisis dengan metode tangan bebas. Metode ini menggunakan diagram pencar berdasarkan hasil penelitian. Jika variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y), titik-titik yang ditentukan oleh absis X dan ordinat Y digambarkan dan terjadilah diagram pencar. Dengan memperhatikan letak titik-titik dalam diagram, bentuk regresi dapat ditentukan yaitu regresi linier atau non linier. Langkah-langkah menganalisis regresi linear : 1) Menyusun tabel kerja Tabel subtitusi serbuk gergaji (X) dan kuat tekan paving block untuk menghitung regresi sederhana Y atas X X Y X2 Y2 XY 5 5 5 dst.. Σ X ΣY Σ X2 Σ Y2 Σ XY
  • 58. 43 2) Menghitung koefisien regresi Y atas X Digunakan untuk mengetahui pola data pengamatan. Garis regresi sederhana Y atas X berbentuk : Y = a + bx Ket : a = konstanta b = arah regresi dengan menggunakan metode kuadrat kecil (least square) koefisien a dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (∑ Y )(∑ X 2 ) − (∑ X )(∑ XY ) a= n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) b= n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 3) Uji signifikansi koefisien regresi a) Menghitung jumlah kuadrat atas a atau JK(a) (∑ Y ) 2 JK (a) = n b) Menghitung jumlah kuadrat b atas a atau JK (ba) (∑ X )(∑ Y ) JK (ba) = b{∑ XY − } n c) Menghitung kuadrat sisa atau JK (s) JK (s) = JK (T) – JK (a) – JK (ba) d) Menghitung jumlah kuadrat galat atau JK(G) (∑ Y ) 2 JK (G) = {∑ Y 2 − } ni
  • 59. 44 e) Menghitung derajad kebebasan (dk) (1) dk total (n) (2) dk koefisien (a) (3) dk regresi (ba) (4) dk sisa (5) dk tuna cocok (K-2) K = jumlah kelompok (6) dk galat = n-K f) Menguji koefisien arah regresi (Freg) Freg = S2 regresi / S2 sisa S2 regresi = JK (ba) S2 sisa = JK(s) / n-2 g) Menguji linieritas arah regresi (FTuna cocok) F TC = S2TC / S2G S2TC = JK(TC) / K-2 S2G = JK (G) / n-K h) Menghitung koefisien determinasi n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) r2 = {n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
  • 60. 45 Langkah-langkah menganalisis regresi non linier 1) Menyusun tabel kerja Tabel subtitusi serbuk gergaji (X) dan kuat tekan paving block untuk menghitung regresi sederhana Y atas X X Y X2 LnY X LnY 5 5 5 dst.. Σ X ΣY Σ X2 Σ LnY Σ X LnY 2) Menghitung koefisien regresi Y atas X Digunakan untuk mengetahui pola data pengamatan. Garis regresi Y atas X berbentuk : Ŷ = aebx Ket : a = konstanta b = arah regresi dengan menggunakan turunan pertama dari Ŷ = aebx koefisien a dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : ∑ ln Y ∑ ln X ln a = −b n n n(∑ ln X ln Y )(∑ X 2 ) − (∑ ln X )(∑ ln Y ) b= , sehingga n ∑ ln 2 X − (∑ ln X ) 2 ln Ŷ = ln a + bX 3) Menghitung Indeks Determinasi Σ(Y − Y ) 2 − Σ(Y − Y ) 2 I= Σ(Y − Y ) 2
  • 61. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Air Pengujian terhadap air dilakukan dengan pengamatan secara visual sesuai dengan buku petunjuk praktek asisten teknisi laboratorium pengujian beton. Air yang digunakan terlihat tidak berwarna (jernih) dan tidak berbau. 2. Semen a. Keadaan Kemasan Semen Pengujian secara visual mengenai keadaan kemasan semen yang digunakan terlihat masih baik, tidak ada cacat pada kemasan (robeknya kemasan), keadaan kemasan kering, serta keadaan semen dalam kemasan masih gembur (tidak memadat, dilakukan dengan cara memijat semen dalam kemasan). b. Keadaan Butiran Semen Pengujian keadaan butiran semen dilakukan dengan membuka kantong semen kemudian dilihat secara visual mengenai keadaan butiran semen. Dari hasil pengamatan terlihat semen yang digunakan masih dalam keadaan baik (tidak ada butiran yang menggumpal). 46
  • 62. 47 3. Pasir a. Pengujian Gradasi Pasir Pengujian gradasi pasir dilakukan dengan menggunakan saringan Standart Tatonas dengan ukuran 38,1 mm; 19,1mm; 4,75mm; 2,36 mm; 1,18mm; 0,6mm; 0,3 mm; 0,15mm. Hasil pengujian ayakan dapat dilihat pada lampiran 1, sedang grafik gradasi pasir seperti pada gambar 4.1 Komulatif Lolos (mm) 120 100 80 Zona 2 60 Hasil Penelitian 40 20 0 0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 10 Lubang Ayakan (mm) Gambar 4.1 Gradasi Pasir Muntilan b. Pengujian Kadar Lumpur dan Lempung Pasir Hasil pengujian kadar lumpur dan lempung pasir didapatkan sebesar 3,12%. (lihat lampiran 2). c. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Pasir. Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan pasir adalah sebagai berikut; 1) Berat jenis bulk (bulk specifik grafity) sebesar 2,566 2) Berat jenis kering permukaan (SSD) sebesar 2,587
  • 63. 48 3) Berat jenis semu sebesar 2,626 4) Penyerapan sebesar 2,939 % Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 3 d. Pengujian Berat Satuan Pasir Hasil pengujian berat satuan pasir didapatkan sebesar 1,299gr/cm3. (lihat lampiran 4) 4. Serbuk Gergaji a. Pengujian Berat Jenis Berat jenis serbuk gergaji didapatkan sebesar 0,54. 5. Paving Block a. Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan dilakukan setelah benda uji berumur 28 hari, setelah dilakukan perawatan dengan cara ditempatkan pada tempat yang teduh dan dilakukan penyiraman pada waktu pagi hari selama 5 hari. Hasil uji kuat tekan paving block dapat dilihat pada lampiran 6, sedangkan grafik hasil uji kuat tekan dapat dilihat pada gambar 4.2
  • 64. 49 Hasil Penelitian Kuat Tekan (kg/cm2) 400 300 310,644 292,371 271,052 253,794 200 208,619 100 0 0 5 10 15 20 Subtitusi Serbuk Gergaji (%) Gambar 4.2 Kuat Tekan Paving Block b. Pengujian Porositas Pengujian porositas dilakukan setelah benda uji berumur 28 hari dengan membandingkan berat basah dan kering tungku. Hasil pengujian porositas paving block dapat dilihat pada lampiran 7, sedangkan grafik porositas dapat dilihat pada gambar 4.3. 7 6 5,894 Porositas (% ) 5,469 5 4,833 4,469 4 3,697 Hasil Penelitian 3 2 1 0 0 5 10 15 20 Subtitusi Serbuk Gergaji (%) Gambar 4.3 Porositas Paving Block
  • 65. 50 c. Pengujian Ketahanan Aus Hasil pengujian ketahanan aus paving block (lampiran 8), sedangkan grafik ketahanan aus dapat dilihat pada gambar 4.4 Ketahanan Aus (mm/mnt) 0,08 0,074599 0,06 0,049715 0,04 0,041219 Hasil Penelitian 0,035409 0,026761 0,02 0 0 5 10 15 20 Subtitusi Serbuk Gergaji (%) Gambar 4.4 Ketahanan Aus Paving Block B. Pembahasan 1. Pasir a. Pengujian Gradasi Pasir Hasil pengujian gradasi pasir dapat dilihat pada lampiran 1. menurut peraturan SK-SNI-T-15-1990-03, kekasaran pasir dapat dibagi menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu : pasir kasar(zona 1), pasir agak kasar (zona 2), pasir agak halus (zona 3), dan pasir halus (zona 4). Berdasarkan pada pembagian gradasi tersebut maka pasir muntilan yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam zona 2, yaitu pasir agak kasar seperti terlihat pada gambar 4.1 b. Pengujian Berat Jenis Pasir Hasil pengujian berat jenis pasir adalah untuk berat jenis bulk (bulk specifik grafitty) sebesar 2,566, berat jenis kering permukaan (SSD)
  • 66. 51 sebesar 2,587, dan berat jenis semu sebesar 2,626 (lampiran2), sehingga pasir yang digunakan dalam penelitian ini tergolong sebagai agregat normal, karena berat jenisnya antara 2-2,7. Hasil pengujian penyerapan air pasir menunjukkan harga 0,863%, nilai ini menunjukkan besarnya jumlah pori yang terdapat pada pasir penelitian, untuk selanjutnya akan berpengaruh pada pengujian porositas paving block. c. Pengujian Berat Satuan Pengujian berat satuan pasir ini bertujuan untuk menentukan berat satuan agregat dalam kondisi lepas dan padat. Berat satuan dihitung berdasarkan berat agregat dalam suatu tempat tertentu. d. Pengujian Kandungan Lumpur dan Lempung Hasil pengujian kandungan lumpur pasir dalam penelitian ini didapatkan sebesar 3,12% (lihat lampiran 4). Menurut syarat dalam SK-SNI-S-04-1989 kandungan lumpur pada pasir masih memenuhi syarat sebagai agregat halus karena masih berada di bawah 5%. 2. Paving Block a. Kuat Tekan Dari hasil perhitungan kuat tekan dan berat jenis paving block pada lampiran 6 dan gambar 4.4 terlihat bahwa kuat tekan dan berat jenis paving block dengan subtitusi serbuk gergaji cenderung mengalami penurunan seiring dengan penambahan serbuk gergaji, seperti terlihat
  • 67. 52 pada gambar 4.2. Berdasarkan perhitungan analisis regresi sederhana akan didapat persamaan seperti pada gambar 4.6 400 Kuat Tekan (kg/cm2) b a. Hasil Penelitian 300 200 b. Kemino_1996 -0,0189x y = 318,92e a 100 R2 = 0,6986 0 0 5 10 15 20 25 Subtitusi Serbuk Gergaji (%) Gambar 4.6 Kuat Tekan Paving Block Secara umum bentuk grafik kuat tekan paving block dari hasil penelitian memiliki kecenderungan yang sama bila dibandingkan dengan penelitian (Kemino,1996). Terjadinya penurunan kualitas paving block dilihat kuat tekannya ada keterkaitan dengan karakteristik serbuk gergaji yang dipakai sebagai bahan subtitusi. Adapun penyebab menurunnya kualitas paving block dikarenakan beberapa hal yang berhubungan dengan serbuk gergaji yaitu; 1) Berat jenis Dengan semakin bertambahnya subtitusi serbuk gergaji, paving block mengalami penurunan berat jenis, hal ini terjadi karena serbuk gergaji yang digunakan mempunyai berat jenis yang lebih kecil bila dibandingkan pasir yaitu 0,54 (untuk serbuk gergaji) dan 2,566 (untuk pasir).
  • 68. 53 Rendahnya berat jenis serbuk gergaji membuat volume campuran pada campuran tetap semakin besar, hal itu juga mengakibatkan berat volume campuran menurun. Sedangkan berat volume campuran menunjukkan nilai kepadatan suatu campuran. Kepadatan paving block berkurang seiring dengan penambahan serbuk gergaji sehingga kuat tekan paving block juga berkurang. 2) Keadaan butiran Serbuk gergaji merupakan butiran-butiran kayu yang memiliki sifat-sifat kimia (selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif kayu) sehingga satu butir serbuk gergaji merupakan kumpulan sel- sel kayu dinding sel dibentuk oleh selulosa yang disatukan oleh zat perekat lignin yang mempunyai kekuatan yang relatif lemah jika dibandingkan dengan selulosa, sehingga serbuk gergaji merupakan bahan yang terdiri dari partikel-pertikel kuat tetapi tidak terikat dengan kuat. Selain itu serbuk gergaji juga memiliki bentuk dan tekstur permukaan butir-butir yang belum terdefinisikan dengan jelas. Sehingga sifat-sifat tersebut sulit diukur dengan baik dan pengaruhnya terhadap kekuatan paving block sulit diperiksa dengan teliti. Faktor terbesar yang mengakibatkan penurunan kekuatan paving block adalah sifat kimia kayu yaitu kandungan zat ekstraktif pada serbuk gergaji. Kandungan ekstraktif yang tinggi
  • 69. 54 akan menghambat proses hidrasi semen yang mengakibatkan penurunan kekuatan pasta semen dan memperlemah lekatan antara butir agregat halus dan pasta semen, sehingga dengan semakin tingginya kandungan serbuk gergaji maka semakin tinggi pula kandungan zat ekstraktif dalam campuran yang akan menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan paving block. Pada penelitian Kemino (1996), selain faktor berat jenis dan keadaan butiran serbuk gergaji juga disebabkan oleh getaran pada mesin pencetak. Getaran yang semakin sedikit akan menyebabkan kuat tekan paving block menurun, disebabkan karena adanya rongga dalam paving block yang kosong. Dengan getaran sampai batas maksimum kuat tekan paving block akan bertambah, karena rongga-rongga akan terisi akibat getaran yang ditimbulkan b. Porositas Dari hasil pengujian porositas (gambar 4.3.) terlihat terjadinya peningkatan porositas paving block dari 5% serbuk gergaji sebesar 4,469%; 10% serbuk gergaji sebesar 4,833%; 15% serbuk gergaji sebesar 5,469%; dan 20% serbuk gergaji sebesar 5,890%. Berdasarkan perhitungan analisis sederhana akan didapat persamaan regresi porositas paving block seperti gambar 4.7.
  • 70. 55 8 b Porositas (%) 6 a a. Hasil Penelitian 4 y = 0,1078x + 3,794 b. Kemino_1996 2 R2 = 0,6969 0 0 5 10 15 20 Subtitusi Serbuk Gergaji (%) Gambar 4.7 Porositas Paving Block Dari grafik hubungan antara subtitusi serbuk gergaji dan porositas paving block pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa daya serap air paving block semakin meningkat dengan bertambahnya kandungan serbuk gergaji dalam campuran. Kecenderungan daya serap paving block disebabkan karena serbuk gergaji yang bersifat higroskopis atau menyerap air. Sifat higroskopis serbuk gergaji akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kenaikan daya serap air paving block. Serbuk gergaji dapat dikatakan sebagai bahan yang berpori, sehingga air dapat dengan mudah terserap dan mengisi pori-pori tersebut. Menurut SK-SNI-03-0691-1989 porositas paving block digolongkan dalam tiga mutu sesuai dengan tingkat porositasnya. Berdasarkan data hasil pengujian porositas pada lampiran 7 dapat diketahui bahwa paving block dengan subtitusi serbuk gergaji sampai 10% rata-rata tergolong dalam mutu II, karena porositasnya dibawah 5%. Sedangkan porositas paving block dengan subtitusi serbuk gergaji
  • 71. 56 sampai 20% rata-rata tergolong dalam mutu III, karena porositasnya dibawah 7% c. Ketahanan Aus Dari hasil pengujian ketahanan aus (Gambar 4.5) terjadi penurunan ketahanan aus paving block 5% serbuk gergaji sebesar 0,035409 mm/mnt; 10% serbuk gergaji sebesar 0,041219 mm/mnt; 15% serbuk gergaji sebesar 0,049715; 20% serbuk gergaji sebesar 0,074599. Berdasarkan perhitungan analisis sederhana akan didapat persamaan regresi ketahanan aus paving block seperti gambar 4.8 Ketahanan Aus (mm/mnt) 0,1 a. Hasil Penelitian b 0,08 b. Kemino_1996 a 0,06 0,04 y = 0,0258e0,0486x 0,02 R2 = 0,7131 0 0 5 10 15 20 25 Subtitusi Serbuk Gergaji (%) Gambar 4.8 Ketahanan Aus Paving Block Besarnya ketahanan aus paving block menunjukkan tingkat ketahanan paving block terhadap gerusan pasir kuarsa. Menurut SK-SNI-03-0691-1989 ketahanan aus paving block digolongkan dalam mutu sesuai dengan tingkat ketahanan ausnya. Berdasarkan data hasil pengujian ketahanan aus dapat diketahui bahwa paving block dengan subtitusi serbuk gergaji sampai 20% masih tergolong dalam mutu I karena ketahanan ausnya dibawah 0,9 mm/mnt.
  • 72. 57 3. Pengujian Normalitas Data dan Homogenitas Data a. Pengujian Normalitas Data Hasil yang diperoleh dari pengujian normalitas data (lampiran 9) terlihat bahwa data kuat tekan, porositas, dan ketahanan aus paving block kurang dari nilai kritis L atau Lo<L (5%), sehingga data berdistribusi normal. b. Pengujian Homogenitas Data Hasil yang diperoleh dari pengujian homogenitas data (lampiran 10) terlihat bahwa data kuat tekan, porositas, dan ketahanan aus paving block untuk α = 5% dengan dk 4 diperoleh χ2hitung< χ2tabel, sehingga data tersebut homogen. 4. Analisis Regresi a. Kuat Tekan Perhitungan analisa kuat tekan (lampiran 11) menunjukkan indeks determinasi atau I sebesar 0,6988. ini berarti setiap penambahan serbuk gergaji pada campuran paving block ada pengaruh yang berarti dan signifikan. b. Porositas Perhitungan analisa Porositas (lampiran 12) menunjukkan koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,6968. dan pada perhitungan analisis varians menunjukkan harga Fhitung sebesar 0,439; kemudian untuk menguji signifikansi besaran Fhitung adalah dengan mencocokkan harga F tabel pada taraf α= 0,05; dk pembilang 2 dan dk penyebut 48
  • 73. 58 yang harganya 4,03; karena Fhitung < Ftabel maka hipotesis penelitian ini diterima c. Ketahanan Aus Perhitungan analisa Ketahanan Aus (lampiran 13) menunjukkan indeks determinasi atau I sebesar 0,7131. ini berarti setiap penambahan serbuk gergaji pada campuran paving block ada pengaruh yang berarti dan signifikan.
  • 74. 59