SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
Download to read offline
i 
APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI PENCEMARAN LIMBAH PABRIK DI SEKITAR SUNGAI DI DAERAH GENUK 
skripsi 
disajikan sebagai salah satu syarat 
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains 
Program Studi Fisika 
oleh 
Nurhidayah 
4250406037 
JURUSAN FISIKA 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 
2013
ii 
PERSETUJUAN PEMBIMBING 
Skripsi ini yang berjudul “Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Mengetahui Pencemaran Limbah di Sekitar Sungai di Daerah Genuk” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi. Panitia ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. 
Semarang, 
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II 
Dr. Supriyadi, M.Si Drs. Hadi Susanto, M.Si 
NIP.196505181991021001 NIP:195308031980031003
iii 
PENGESAHAN 
Skripsi yang berjudul: 
Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Mengetahui Pencemaran Limbah di Sekitar Sungai di Daerah Genuk 
disusun oleh 
Nama : NURHIDAYAH 
NIM : 4250406037 
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 29 Agustus 2013 
Panitia: 
Ketua Sekretaris 
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si. 
NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19630610 198901 1 002 
Ketua Penguji 
Dra.Pratiwi Dwijananti, M. Si 
NIP. 196203011989012001 
Anggota Penguji / Anggota Penguji / 
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping 
Dr. Supriyadi, M.Si Drs. Hadi Susanto, M.Si 
NIP.196505181991021001 NIP:195308031980031003
iv 
PERNYATAAN 
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya ini disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan berdasarkan kode etik ilmiah. 
Semarang, Agustus 2013 
Penulis 
Nurhidayah 
4250406037
v 
MOTTO DAN PERSEMBAHAN 
MOTTO 
 Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al Baqarah:286) 
 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan dan setiap kerja keras akan berbuah keberhasilan 
 Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah. (Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni). 
PERSEMBAHAN 
☺ Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi dengan lancar. 
☺ Bapak tercinta Ustadi dan Ibu tersayang Siti Juariyah (terima kasih atas segala pengorbananmu, aku bukan apa-apa tanpamu ) 
☺ Adik-adikku tercinta (Abdul, Dian dan Agung) terimakasih atas doa dan dukungan 
☺ Dosen pembimbingku 
☺ Teman – temanku seperjuangan 
☺ Almamaterku
vi 
PRAKATA 
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Mengetahui Pencemaran Limbah di Sekitar Sungai di daerah Genuk. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES). 
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang. 
3. Dr. Khumaedi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang. 
4. Dr. Agus Yulianto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fisika Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang. 
5. Dr. Supriyadi, M.Si., selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan. 
6. Drs. Hadi Susanto, M.Si selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan. 
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal dalam penyusunan skripsi ini 
8. Dra. Pratiwi Dwijananti, M. Si, sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini. 
9. Prof. Nathan Hindarto, Ph.D., sebagai dosen wali yang telah memberikan dukungan dan perhatian. 
10. Bapak tercinta Ustadi dan Ibu tersayang Siti Juariyah yang senantiasa memberi doa, kasih sayang serta pengorbanan yang begitu besar demi masa depanku. 
11. Adikku Abdul Wachid, Nila Mardiana dan Bekti Agung Wibowo yang selalu memberi doa, semangat dan dukungannya.
vii 
12. Hery, S. B. N dan purna yang selalu memberi semangat dan dukungan. 
13. Riza, Fitri, Iqbal, dan Tulus, yang telah banyak membantu dalam penelitian. 
14. Teman-teman kost merah dan kost panji sukma 1 yang selalu memberi kasih sayang doa, semangat dan dukungan. 
15. Teman-teman Fisika 2006, dan teman-teman seperjuanganku, yang telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat untuk saya selama ini. 
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini Semoga semua amal dan budi baiknya mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. 
Penulis sadar dengan apa yang telah disusun dan disampaikan masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. 
Semarang, Agustus 2013 
Penulis
viii 
ABSTRAK 
Nurhidayah. 2011. Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Mengetahui Pencemaran Limbah di Sekitar Sungai di Daerah Genuk Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama: Dr. Supriyadi, M.Si. dan Pembimbing Pendamping: Drs. Hadi Susanto, M.Si. 
Kata Kunci : Pencemaran Limbah, Geolistrik, Tahanan Jenis. 
Permasalahan air sebetulnya sudah ada sejak lama, namun intensitas dan frekuensinya semakin besar, meningkat dari waktu ke waktu dengan bertambahnya jumlah penduduk, perluasan kawasan pemukiman, pembukaan lahan-lahan baru, pengembangan kawasan industri, dan lain-lain. Pencemaran air dapat terjadi ketika badan air atau sungai mengalir melalui pori-pori batuan dibawah tanah maupun yang mengalir dipermukaan tanah, hal ini disebabkan karena sifat dan karakteristik air yang mudah melarutkan unsur-unsur kimia tertentu maupun logam-logam berat lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengetahui pencemaran sungai dikawasan LIK. Telah dilakukan penelitian mengenai aplikasi metode geolistrik untuk mengetahui pencemaran limbah di sekitar sungai di daerah Genuk menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger. Dari hasil pengolahan data diolah menggunakan software Res2Dinv diperoleh air bersih yang tercemar polutan cair pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas 1,30-5,59 Ωm, sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas 9,51-57,5 Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas 11,2-185 Ωm, sampah pada medium pasir 60,5-593 Ωm. Dari hasil data yang diperoleh, didapatkan nilai resistivitas yang rendah. Artinya semakin kecil resistivitasnya semakin tinggi tingkat pencemarannya.
ix 
DAFTAR ISI 
Halaman 
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i 
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii 
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii 
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv 
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v 
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi 
ABSTRAK ...................................................................................................... viii 
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix 
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi 
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii 
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 
1.2. Perumusan Masalah………………………… .......................................... 4 
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4 
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4 
1.5. Penegasan Istilah...................................................................................... 4 
1.6. Sistematika Penyusunan Skripsi ............................................................... 5 
BAB 2. LANDASAN TEORI 
2.1 Geologi Kota Semarang ........................................................................... 7 
2.1.1. Toprografi Kota Semarang ............................................................. 7 
2.1.2. Stratigrafi........................................................................................ 8 
2.2 Limbah dan Pencemarannya ................................................................... 9 
2.2.1. Sumber Air Limbah........................................................................ 10 
2.2.2. Jenis-jenis Limbah ......................................................................... 11 
2.3 Geolistrik Tahanan Jenis ......................................................................... 13
x 
2.4 Sifat Kelistrikan Batuan dan Tanah ........................................................ 15 
2.4.1. Koduksi Elektronik ....................................................................... 15 
2.4.2. Konduksi Elektrolitik ................................................................... 15 
2.4.3. Konduksi Dielektrik ..................................................................... 16 
2.4.4. Rumus-rumus Dasar Listrik ......................................................... 17 
2.4.5. Aliran Listrik Dalam Bumi .......................................................... 19 
2.5 Faktor Geometri ...................................................................................... 22 
2.6 Konfigurasi Schlumberger ....................................................................... 25 
2.7 Res2DinV ................................................................................................. 26 
BAB 3. METODE PENELITIAN 
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 28 
3.1.1 Lokasi Penelitian...................................................................... 28 
3.1.2 Waktu Penelitian...................................................................... 29 
3.3. Peralatan .................................................................................................... 29 
3.4. Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 30 
3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 31 
3.6. Teknik Pengambilan Data………………………………………………. 31 
3.7. Pengolahan Data………………………………………………………… 33 
3.7.1. Intepretasi Data Resistivitas 2 Dimensi (Res2Dinv)………………….. 34 
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
4.1. Hasil Penelitian ......................................................................................... 35 
4.2. Pembahasan ............................................................................................... 35 
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 
5.1. Simpulan ................................................................................................... 42 
5.2. Saran .......................................................................................................... 43 
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 44 
LAMPIRAN .................................................................................................. 46
xi 
DAFTAR TABEL 
Halaman 
Tabel 2.1 Harga Resistivitas Beberapa Jenis Limbah…………………… 12 
Tabel 2.2 Harga Tahanan Jenis Beberapa Jenis Batuan………………… 17 
Tabel 4.1 Nilai Resistivitas Pada Lintasan Pertama................................... 33 
Tabel 4.2 Nilai Resistivitas Pada Lintasan kedua ..................................... 35 
Tabel 4.3 Nilai Resistivitas Pada Lintasan ketiga...................................... 36 
Tabel 4.4 Nilai Resistivitas Pada Lintasan keempat................................... 37
xii 
DAFTAR GAMBAR 
Gambar Halaman 
2.1 Silinder Koduktor............................................................... 17 
2.2 Medium Homogen Isotropis yang Dialiri Arus Listrik...... 19 
2.3 Potensial Disekitar Titik Arus pada Permukaan Bumi.................................................................................... 22 
2.4 Permukaan Equepotensial dan Arah Aliran Arus Listrik Akibat Dua Sumber Arus di Permukaan Bumi Homogen........................ 22 
2.5 Letak Elektroda Arus dan Elektroda Potensial........................ 24 
3.1 Peta Lokasi Penelitian……………………………….......... 28 
3.2 Diagram Alir Penelitian ……………………………………. 30 
3.3 Resistivity Multi-Chanel......................................................... 32 
4.1 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Pada Lintasan 1. 36 
4.2 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Pada Lintasan 2. 37 
4.4 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Pada Lintasan 3. 38 
4.5 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Pada Lintasan 4. 40
xiii 
DAFTAR LAMPIRAN 
Lampiran Halaman 
Data Penelitian ............................................................................................... 46 
Peta Geologi Kota Semarang........................................................................... 52 
Foto-Foto Penelitian ....................................................................................... 53
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Permasalahan air sebetulnya sudah ada sejak lama, namun intensitas dan frekuensinya semakin besar, meningkat dari waktu ke waktu dengan bertambahnya jumlah penduduk, perluasan kawasan pemukiman, pembukaan lahan-lahan baru, pengembangan kawasan industri, dan lain-lain (Noor, 2006). Air bawah tanah merupakan Sumber Daya Alam (SDA) terbarukan yang memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat. Pertambahan penduduk yang sangat pesat menyebabkan eksploitasi air bawah tanah meningkat dengan pesat. 
Sungai merupakan salah satu dari sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources ). Sungai sangat bermanfaat bagi manusia dan tidak kalah pentingnya bagi biota lain. Sehingga, perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Pelestarian kualitas air merupakan upaya memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air yaitu dengan upaya memelihara fungsi air agar kualitas air memenuhi baku mutu (Azwir, 2006). 
Pencemaran air dapat terjadi ketika badan air atau sungai mengalir melalui pori-pori batuan dibawah tanah maupun yang mengalir dipermukaan tanah, hal ini disebabkan karena sifat dan karakteristik air yang mudah
2 
melarutkan unsur-unsur kimia tertentu maupun logam-logam berat lainnya. Mineral-mineral yang terkandung di dalam batuan merupakan faktor dominan sebagai sumber yang memberikan pencemaran pada badan air atau sungai yang mengalir di daratan. Disamping itu pembuangan limbah ke dalam sungai maupun tanah yang berasal dari limbah industri dan pertambangan serta limbah pertanian, rumah tangga dan limbah lainnya dapat menyebabkan baku mutu air menjadi turun kualitasnya. 
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (limbah rumah tangga). Banyak perairan sungai yang tercemar berat oleh sisa-sisa cairan pembuangan industri yang masuk ke dalam sungai. Hal ini menyebabkan zat-zat beracun yang terdapat pada cairan limbah tersebut terlarut dan terbawa masuk ke perairan sungai. Cairan buangan merupakan sisa-sisa buangan dalam bentuk cairan yang dihasilkan dari proses- proses industri. Pencemaran air oleh cairan ini berupa zat-zat beracun seperti asam, basa, garam-garam khrom, fenol, sianida insektisida, bahan-bahan kimiawi untuk pertanian, khlor, amoniak, hidrogen sulfida, dan garam-garam logam berat seperti tembaga, timbal, seng dan air raksa. 
Dengan perkembangan jumlah industri di Genuk mengakibatkan semakin meningkatnya aktivitas industri yang berdampak pada kualitas lingkungan. Kasus-kasus pencemaran oleh industri juga dapat disebabkan pengetahuan akan pengolahan limbah yang kurang.S elain industri besar yang menyebabkan pencemaran terberat, industri rumah tangga pun juga berpotensi menyebabkan pencemaran. Lokasinya berdekatan dengan
3 
permukiman, tetapi tidak memiliki sarana pengolah limbah yang layak. Pembuangan limbah cair ke sungai tampak dikeluhkan oleh para petani tambak di Mangunharjo karena mematikan ikan dan udang yang dipelihara (Inkatriani, 2008). 
Sumarjo warga kelurahan Sawahan, Semarang mengatakan terjadinya pencemaran Sungai Kaligawe yang disebabkan oleh limbah cair dari beberapa perusahaan di sekitar sungai, perlu pembuktikan lebih lanjut. Bisa jadi, menurut beberapa sumber, pencemaran itu akibat dari limbah logam berat dari industri di Lingkungan Industri Kecil (LIK), dimana limbahnya dialirkan ke selokan yang akhirnya terbawa arus sungai Kaligawe (www.suaramerdeka.com). 
Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut perlu dilakukan studi geofisika. Metode geolistrik dapat dimanfaatkan untuk studi masalah lingkungan yaitu untuk mendeteksi kontras resistivitas medium akibat penyebaran kontaminan (rembesan limbah) di bawah permukaan yang sering diasosiasikan sebagai fluida konduktif. Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa metode geolistrik dapat digunakan untuk menentukan pencemaran air tanah seperti penelitian yang dilakukan oleh Juandi pada tahun 2008 berhasil menganalisis distribusi limbah kelapa sawit dengan mengaplikasikan geolistrik. Ngadimin dan Handayani pada tahun 2000 melakukan penelitian tentang monitoring rembesan limbah model fisik dilaboratorium dan berhasil memperkirakan penyebaran kontaminan cair dalam tanah yang diasosiasikan sebagai fluida konduktif yang menunjukkan akumulasi rembesan limbah yang
4 
dapat mencemari air tanah. Limbah cair memiliki konduktuvitas lebih besar dibandingkan dengan air atau mempunyai resistivitas yang rendah (Distrik, I. W, 2008). 
Dari permasalahan tersebut diatas maka dalam skripsi ini penulis mengambil judul Aplikasi Metode Geolistrik untuk Mengetahui Pencemaran Limbah Pabrik di Sekitar Sungai di Daerah Genuk. 
1.2 Perumusan Masalah 
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah berapa nilai resistivitas limbah tersebut. 
1.3 Tujuan Penelitian 
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pencemaran sungai di kawasan LIK 
1.4 Manfaat Penelitian 
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah: 
1) Bagi pemerintah dan masyarakat khususnya di daerah Genuk mengetahui air sungai tersebut layak digunakan atau tidak. 
2) Bagi peneliti, yaitu memperdalam ilmu pengetahuan tentang geolistrik dan mencoba memberikan sumbangsih pikiran yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah. 
1.5 Penegasan Istilah 
Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari perbedaan penafsiran maka penulis perlu menjelaskan pengertian dan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, berikut akan ditegaskan beberapa istilah, antara lain:
5 
1. Metode geolistrik adalah suatu metode fisika dengan menggunakan prinsip kerja mempelajari aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi (Hendrajaya dan Arif 1990:4) 
2. Konfigurasi Schlumberger merupakan aturan tentang penyusunan elektroda yang digunakan dalam penelitian. Pengukuran dengan konfigurasi Schlumberger ini menggunakan 4 elektroda, masing-masing 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial (Hendrajaya dan Arif 1990:55) 
3. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (limbah rumah tangga). 
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi 
Penulisan skripsi disusun dalam tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir skripsi. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman sampul, halaman judul, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu: 
- BAB I: PENDAHULUAN 
Bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. 
- BAB II: LANDASAN TEORI 
Landasan teori berisi teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan skripsi sehingga dapat dijadikan sebagai teori penunjang yang menjadi dasar teori disusunnya skripsi ini.
6 
- BAB III: METODE PENELITIAN 
Bab ini berisi uraian pengumpulan data,waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, alat dan bahan penelitian, diagram alir penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. 
- BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan tentang hasil penelitian yang telah di dapatkan. 
- BAB V: PENUTUP 
Bab ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran sebagai implikasi dari hasil penelitian. 
- Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
7 
BAB 2 
LANDASAN TEORI 
2.1 GEOLOGI KOTA SEMARANG 
Struktur geologi yang terdapat di daerah Semarang umumnya berupa sesar yang terdiri dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik. Sesar normal relatif berarah Barat-Timur sebagian agak cembung ke arah Utara, sesar geser berarah Utara Selatan hingga Barat Laut-Tenggara. Sesar-sesar tersebut umumnya terjadi pada batuan formasi Kerek, formasi Kalibeng dan formasi Damar yang berumur kuarter dan tersier. Geseran-geseran intensif sering terlihat pada batuan napal dan batu lempung, yang terlihat jelas pada formasi Kalibiuk di daerah Manyaran dan Tinjomoyo. Struktur sesar ini merupakan salah satu penyebab daerah tersebut mempunyai jalur “lemah”, sehingga daerahnya mudah tererosi dan terjadi gerakan tanah. Daerah Genuk merupakan daerah tambak dan industri. 
2.1.1 Topografi Kota Semarang 
Kota Semarang memiliki ketinggian beragam, yaitu antara 0,75-348 m di atas permukaan laut, dengan topografi terdiri atas dataran rendah dan dataran tinggi. Dibagian Utara merupakan pantai dan dataran rendah memiliki kemiringan 0%-2% sedangkan ketinggian ruang bervariasi antara 0-3,5 m. dibagian Selatan merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan berkisar antara 2%-40% dan ketinggian antara 90-200 m dpl (di atas permukaan laut).
8 
2.1.2 Stratigrafi 
Geologi Kota Semarang berdasarkan Peta Geologi Lembar Magelang- Semarang (RE. Thaden, dkk; 1996), susunan stratigrafinya adalah sebagai berikut: 
1. Aluvium 
Merupakan endapan aluvium pantai, sungai dan danau. Endapan pantai litologinya terdiri dari lempung, lanau dan pasir. Endapan sungai dan danau terdiri dari kerikil, kerakal, pasir dan lanau. 
2. Batuan Gunungapi Gajah Mungkur 
Batuannya berupa lava andesit, berwarna abu-abu kehitaman, berbutir halus, holokristalin. 
3. Batuan Gunungapi Kaligesik 
Batuan Gunungapi Kaligesik berupa lava basalt, berwarna abu-abu kehitaman. 
4. Formasi Jongkong 
Breksi andesit hornblende augit dan aliran lava, sebelumnya disebut batuan gunungapi Ungaran Lama. Breksi andesit berwarna coklat kehitaman. Aliran lava berwarna abu-abu tua, berbutir halus. 
5. Formasi Damar 
Batuannya terdiri dari batu pasir tufaan, konglomerat, dan breksi vulkanik. Batu pasir tufaan berwarna kuning kecoklatan berbutir halus-kasar. Konglomerat berwarna kuning kecoklatan hingga kehitaman. Breksi vulkanik mungkin diendapkan sebagai lahar, berwarna abu-abu kehitaman.
9 
6. Formasi Kaligetas 
Batuannya terdiri dari breksi dan lahar dengan sisipan lava dan tufaan halus sampai kasar, setempat di bagian bawahnya ditemukan batu lempung mengandung moluska dan batu pasir tufaan. 
7. Formasi Kalibeng 
Batuannya terdiri dari napal, batu pasir tufaan dan batu gamping. Napal berwarna abu-abu kehijauan hingga kehitaman. Batu pasir tufaan berwarna kuning kehitaman. Batu gamping merupakan lensa dalam napal, berwarna putih kelabu, keras dan kompak. 
8. Formasi Kerek 
Perselingan batu lempung, napal, batu pasir tufaan, konglomerat, breksi vulkanik dan batu gamping. Batu lempung kelabu muda-tua, gampingan, sebagian bersisipan dengan batu lanau atau batu pasir, mengandung fosil foram, moluska dan koral-koral koloni. 
Daerah Genuk termasuk daerah alluvium yang terdiri dari lempung, pasir, krikil dan lanauan. 
2.2 LIMBAH DAN PENCEMARANNYA 
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah). Air limbah adalah gabungan dari cairan dan air yang mengandung limbah yang berasal dari perumahan, perkantoran dan kawasan industri (Gunawan, 2006). Bila ditinjau secara kimiawi, limbah terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volum limbah,
10 
kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah, sedangkan tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Pada sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya, dikarenakan banyaknya industri yang berdiri. Dengan banyaknya frekuensi limbah tentunya pembuangan limbah semakin tak terkendali. Umumnya limbah yang dibuang ke lingkungan akan mempengaruhi lingkungan dimana limbah dibuang (Djajadiningrad dan Harsono, 1990). 
2.1.1 Sumber Air Limbah 
Secara garis besar air limbah berasal dari beberapa sumber yaitu: 
a. Limbah Cair Industri 
Limbah cair industri adalah seluruh limbah cair yang berasal dari kegiatan industri (Gunawan, 2006). 
b. Limbah Cair Domestik 
Limbah cair domestik adalah sisa air yang telah dipakai untuk kegiatan sanitasi manusia seperti minum, memasak, mandi, mencuci, menyiram tanaman dan lain-lain (Gunawan, 2006). 
c. Air Limbah Rembesan 
Limpahan air hujan akan bergabung dengan air limbah, dan sebagian air hujan tersebut menguap dan adapula yang merembes kedalam tanah dan akhirnya menjadi air tanah (Sugiharto, 2008).
11 
2.1.2 Jenis-jenis limbah 
Menurut Widjajanti, berdasarkan karakteristiknya limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam yaitu: 
a. Limbah Cair 
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. 
b. Limbah Padat 
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat umum. 
c. Limbah Gas dan Partikel 
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh beberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), dan timah. 
d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemari lingkungan hidup dan membahayakan kesehatan manusia. 
Beberapa bentuk bahan pencemaran adalah: Mercury (Hg), Flour (F), Nitrat (NO3), Salenium (Se), Chromium (Cr), Cadmium (Cd), Barium (Ba) yang menyebabkan keracunan (Juandi, 2009). Banyak perairan sungai yang tercemar oleh sisa-sisa cairan pembuangan industri. Hal ini menyebabkan zat-zat beracun
12 
yang terdapat pada cairan limbah tersebut terlarut dan terbawa masuk ke perairan sungai. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air bersih adalah jika tingkat D.O atau Dissolved Oxygen (oksigen terlarut) tinggi, sedangkan BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan zat padat terlarutnya rendah (Wijaya, 2009). 
Adapun harga resistivitas dari berbagai limbah dapat pada tabel 2.1 dibawah ini: 
Tabel 2.1 harga resistivitas beberapa jenis limbah 
Jenis limbah 
Resistivitas (Ωm) 
Referensi Sampah pada pasir 41,61-81 Distrik, I.W 
Sampah pada tanah 
10,4-31,9 
Distrik, I.W Sampah pada campuran 17,4-62,7 Distrik, I.W Polutan cair (oli) pada pasir 2,09-4,36 Suhendra 2005 Pasir besi pada lempung 172-359 Suhendra 2005 Polutan pasir Air bersih 89,3-457 10-100 Ngadimin dan Handayani,G 2000 Looke, 2000 
Menurut Sugiharto 2008, indikasi pencemaran dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian sebagai berikut: 
a) Perubahan pH (tingkat keasaman atau konsentrasi ion hidrogen). Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran 6,5-7,5. Air limbah yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggu organisme di dalamnya.
13 
b) Perubahan Warna, Bau dan Rasa. 
Air normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak jernih. Bila kondisi air warnanya berubah, maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau bisa berasal dari limbah industri atau hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau, sehingga mengubah rasa. 
c) Timbulnya Endapan, Koloid dan Bahan Terlarut. 
Endapan, koloid dan bahan terlarut yang berasal dari adanya limbah industri berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak terlarut sempurna akan mengendap di dasar sungai,dan yang larut sebagian akan menjadi koloid yang akan menghalangi bahan-bahan organik. 
2.3 Geolistrik Tahanan Jenis 
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya dipermukaan bumi (Hendrajaya, 1990). Tujuan dari metode ini adalah untuk memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi batuan di bawah permukaan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik (konduktivitas atau resistivitas). Metode ini dilakukan dengan menggunakan arus listrik searah (Direct Current) yang diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga
14 
hambatan jenis masing-masing lapisan dibawah titik ukur (sounding point). Berdasarkan letak (konfiguari) elektroda-elektroda potensial dan arus, dikenal beberapa jenis metoda resistivitas tahanan jenis, antara lain: Metoda Schlumberger, Metode Wenner, dan Metoda Dipole Sounding. 
Menurut Waspodo berdasarkan tujuannya, cara pengukuran resistivitas terdiri dari dua, yaitu: 
1. Metode Resistivitas Sounding (Pendugaan secara Vertikal) 
Metode ini bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan secara vertikal. Pada prakteknya, spasi elektroda (arus dan potensial) diperbesar secara bertahap sesuai dengan konfigurasi elektroda yang digunakan. Semakin panjang bentangan jarak elektrodanya, maka semakin dalam pula batuan yang dapat diditeksi, walaupun masih dalam batas-batas tertentu. 
2. Metode Resistivitas Mapping (Pendugaan Gejala Horizontal) 
Metode ini bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan secara horizontal. Pada prakteknya, spasi elektroda (arus dan potensial) dibuat sama untuk semua titik di permukaan bumi. Hasil dari pengukuran ini biasa dijadikan sebagai peta kontur berupa sebaran nilai resistivitasnya. 
Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak elektroda. Jarak elektroda ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Makin besar jarak elektroda tersebut maka makin dalam lapisan batuan yang dapat diselidiki (Hendrajaya dan Arif
15 
1990:5-6). Pada resistivitas sounding dikenal berbagai macam konfigurasi elektroda, salah satunya adalah konfigurasi Schlumberger. 
2.4 Sifat Kelistrikan Batuan dan Tanah 
Arus listrik dalam batuan/mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik dan konduksi secara dielektrik (Telford, 1990). Batuan merupakan suatu jenis materi sehingga batuan mempunyai sifat-sifat kelistrikan. Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari batuan bila dialirkan arus listrik ke dalamnya. Arus listrik ini dapat berasal dari alam itu sendiri akibat terjadinya ketidaksetimbangan, atau arus listrik yang sengaja dimasukkan ke dalamnya (Hendrajaya, 1990). 
2.4.1 Konduksi Elektronik 
Konduksi ini adalah tipe normal dari aliran arus listrik dalam batuan atau mineral. Konduksi elektronik merupakan aliran elektron bebas yang terdapat pada batuan atau mineral. Karena , pada batuan atau mineral ini terdapat banyak elektron bebas di dalamnya. Sehingga, arus listrik dialirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron bebas. 
2.4.2 Konduksi Elektrolitik 
Konduksi jenis ini banyak terjadi pada batuan atau mineral yang bersifat porus dan pada pori-pori tersebut terisi oleh larutan elektrolit. Dalam hal ini arus listrik mengalir akibat dibawa oleh ion-ion larutan elektrolit. Konduksi dengan cara ini lebih lambat dari pada konduksi elektronik. Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung pada volum dan susunan pori-porinya.
16 
Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah 
banyak dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam 
batuan berkurang. 
2.4.3 Konduksi Dielektrik 
Konduksi ini terjadi pada batuan yang bersifat dielektrik artinya batuan 
tersebut mempunyai elektron sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena 
adanya pengaruh medan listrik dari luar, maka elektron-elektron dalam atom 
batuan dipaksa berpindah dan berkumpul terpisah dengan intinya, sehingga 
terjadi polarisasi. 
Berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan dan mineral dapat 
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: 
1.) Konduktor baik : 108 <  <1m 
2.) Konduktor pertengahan : 1 <  < m 7 10 
3.) Isolator :  > m 7 10 
Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan pada tabel 2.2 
Tabel 2.2 harga tahanan jenis beberapa jenis batuan (Tellofrd et al:1982) 
Bahan Resistivitas (Ωm) 
Udara ~ 
Limstones (batu gamping) 50-107 
Sandstones (batu pasir) 1-6.4.108 
Shales (batu tulis) 20-2.103 
Sands 1-1.103 
Clay (lempung) 1-102 
Ground water (air tanah) 0.5-3.102 
Sea water (air laut) 0.01-103 
Napal 3-70 
Konglomerat 2.103-104
17 
2.4.4 Rumus-Rumus Dasar Listrik 
Dalam metoda geolistrik ini digunakan definisi-definisi : 
a. Resistansi R = V/I dalam  
b. Resistivitas = E/J dalam m 
c. Konduktivitas  = I/ dalam (m)-1 
dengan 
V : beda potensial 
I : besar arus listrik yang mengalir 
E : medan listrik 
J : rapat arus listrik (arus listrik persatuan luas) 
Jika ditinjau dari suatu silinder konduktor dengan panjang L (m), luas penampang A (m2), dan resistivtas ρ (Ωm), maka dapat dirumuskan dan digambarkan seperti pada gambar 2.1: 
Sumber arus 
I 
L 
Gambar 2.1 Silinder konduktor dengan panjang L (m), luas penampang A (m2) yang dialiri arus listrik I 
A
18 
Maka resistansi R dapat dirumuskan: 
(2.1) 
Dimana secara fisis rumus tersebut dapat diartikan jika panjang silinder konduktor (L) dinaikkan, maka resistansi akan meningkat, dan apabila luas penampang (A) berkurang maka resistansi juga meningkat. Dimana tahanan jenis adalah resistivitas dalam Ωm dan J adalah rapat arus (ampere/m2) dan E adalah medan listrik (Hendrajaya,1990). 
Sedangkan menurut hukum Ohm resistansi R dapat dirumuskan: 
(2.2) 
Dengan V adalah tegangan (volt) dan I adalah arus listrik (ampere), sehingga persamaan 2.1 dan 2.2 tersebut di dapatkan nilai resistivitas (ρ) sebesar: 
(2.3) 
Banyak orang sering menggunakan sifat konduktivitas (σ) batuan yang merupakan kebalikan dari resistansi (ρ) dengan satuan mho/m. 
(2.4) 
Dimana J adalah rapat arus (A/m2) dan E adalah medan listrik (V/m).
19 
2.4.5 Aliran Listrik Dalam Bumi 
Jika ditinjau suatu medium homogen isotropik yang dialiri arus lisrik searah I (diberi medan listrik E) seperti pada gambar 2.2: 
Maka elemen arus listrik dl yang melalui elemen luas dA dengan kerapatan arus J adalah: 
(2.5) 
(Hukum Ohm) (2.6) 
Dengan σ adalah konduktivitas medium dalam volt/meter 
Maka besarnya medan listrik dapat dinyatakan dalam : 
(2.7) 
Sehingga rapat arusnya menjadi: 
(2.8) 
Jika di dalam medium tidak ada sumber arus, maka 
(2.9) 
q 
dA 
J 
A 
V 
Gambar 2.2. Medium homogen isotropis dialiri arus listrik
20 
Sesuai teorema Divergensi 
(2.10) 
Sehingga hukum kekekalan muatan 
(2.11) 
(2.12) 
Karena , maka 
Persamaan (2.12) disebut persamaan Laplace, dalam koordinat bola operator Laplacian berbentuk: 
(2.13) 
Karena anggapan homogen dari sistem yang ditinjau maka potensial hanya merupakan fungsi dari jarak r atau V(r), sehingga persamaan Laplace dalam koordinat bola menjadi: 
(2.14) 
Integrasi dua kali berturut-turut persamaan 2.14 menghasilkan: 
(2.15) 
(2.16) 
(2.17) 
(2.18) 
(2.19)
21 
Dimana C1 dan C2 adalah konstanta sembarang. Nilai konstanta tersebut ditentukan dengan menerapkan syarat batas yang harus dipenuhi potensial V(r), yaitu: 
1. Pada (jarak sangat jauh) 
, sehingga C2 = 0, 
2. Potensial disekitar titik arus dipermukaan bumi 
Permukaan yang dialiri arus I adalah permukaan setengah bola dengan luas sehingga: 
(2.21) 
(2.22)
22 
Jika suatu elektroda arus ditempatkan di permukaan bumi, dimana konduktivitas udara nol, maka garis ekuipotensial yang terjadi akan membentuk permukaan setangah bola seperti pada gambar 2.3: 
Arah medan listrik 
2.5 FAKTOR GEOMETRI 
Besaran koreksi letak kedua elektroda potensial terhadap kedua elektroda arus disebut faktor geometri (Hendrajaya,1990). 
Jika pada permukaan bumi diinjeksikan dua sumber arus yang berlawanan polaritasnya seperti pada gambar (2.4), maka besarnya potensial disuatu titik P adalah: 
Permukaan equipotensial 
Gambar 2.3 Potensial di sekitar titik arus pada permukaan bumi 
Permukaan bumi 
arus 
Titik arus 
Gambar 2.4 Permukaan equipotensial dan arah aliran arus listrik akibat dua sumber arus (I dan – I) di permukaan bumi homogen
23 
  
 
 
  
 
 
  
1 2 
1 1 
2 r r 
I 
 
 
(2.23) 
Dengan: 
r1: Jarak dari titk P ke sumber arus positif 
r2: Jarak dari titk P ke sumber arus negatif 
Jika ada dua titik yaitu P dan Q yang terletak didalam bumi tersebut, maka 
besarnya beda potensial antara titik P dan titik Q adalah: 
pq p q V V V 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
  
 
 
  
 
 
 
 
 
 
  
 
 
  
 
 
  
1 2 3 4 2 
1 1 
2 r 
I 
r 
I I 
r r 
I 
 
 
 
 
  
 
 
  
 
 
   
 
 
 
1 2 3 4 
1 1 1 1 
2 r r r r 
I 
(2.24) 
dengan, 
r3: jarak titik Q kesumber arus positif 
r4: jarak titik Q kesumber arus negatif 
  
1 2 2 2 r 
I 
r 
I 
V p  
 
 
 
 
24 
Pada metode geolistrik, pengukuran potensial dilakukan dengan menggunakan 
dua buah elektroda potensial seperti pada gambar (2.5) dibawah ini: 
   
   
     
AM BM AN BN 
I 
V 
1 1 1 1 
2 
 
I 
V 
AM BM AN BN 
 
   
   
   
 
1 1 1 1 
2 
 
Dengan, 
   
   
   
 
AM BM AN BN 
K 
1 1 1 1 
2 
Gambar 2.5 Letak elektroda arus dan elektroda potensial pada 
permukaan bumi 
I 
A M N B 
V
25 
Atau 
 
 
 
 
   
 
 
 
 
 
AM BM AN BN 
K 
1 1 1 1 
2 
Maka 
2.6 KONFIGURASI SCHLUMBERGER 
Pada alat Resistvity Multi-Channel terdapat pengaturan konfigurasi yang 
diinginkan, alat tersebut otomatis muncul opsi Schlumberger dan Wenner. 
Aturan konfigurasi Schlumberger pertama kali diperkenalkan oleh Conrad 
Schlumberger, dimana jarak elektroda potensial MN dibuat tetap sedangkan 
jarak AB yang diubah-ubah. Tetapi pengaruh keterbatasan kepekaan alat ukur, 
maka ketika jarak AB diubah pada jarak yang relatif besar maka jarak MN 
hendaknya diubah pula. 
Konfigurasi Schlumberger mendasarkan pengukuran kepada kontinuitas 
pengukuran dalam satu penampang dan hasilnya suatu penampang semu 
(pseudosection). Pengukuran ini dilakukan dengan membuat variasi posisi 
elektroda arus (AB) dan elektroda potensial (MN). 
Dalam konfigurasi Sclumberger ini dapat dihitung nilai resistivitas semu (ρ) 
sebagai berikut:
26 
dengan K adalah faktor geometri dari konfigurasi elektroda yang digunakan di 
lapangan. Rumusan faktor geometri dapat dituliskan: 
 
 
 
 
   
 
 
 
 
 
AM BM AN BN 
K 
1 1 1 1 
2 
Kelemahan dari konfigurasi ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda MN 
adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan 
peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi. 
Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger adalah kemampuan untuk 
mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan. 
2.7 RES2DINV 
Res2DinV adalah program komputer yang secara otomatis menentukan 
model resistivy 2 dimensi (2-D) untuk bawah permukaan dari data hasil survey 
goelistrik. Model 2-D menggunakan program inversi dengan teknik optimasi 
least-square non linier dan subroutine dari permodelan maju digunakan untuk 
menghitung nilai resistivitas semu. 
Data hasil survey geolistrik di simpan dalam bentuk file *.dat dengan 
data dalam file tersebut tersusun dalam order sebagai berikut: 
Line 1 – Nama tempat dari garis survey
27 
Line 2 – Spasi elektroda terpendek 
Line 3 – Tipe Pengukuran (Wenner = 1, Pole-pole = 2, Dipole-dipole = 3, Pole-dipol = 4, Schlumberger = 7) 
Line 4 – Jumlah total datum point 
Line 5 – Tipe dari lokasi x datum point. Masukkan 0 bila letak elektroda pertama diketahui. Gunakan 1 jika titik tengahnya diketahui. 
Line 6 – Ketik 1 untuk data IP dan 0 untuk data resistivitas. 
Line 7 – Posisisi x, spasi elektroda, (faktor pemisah elektroda (n) untuk dipole-dipole, pole-pole, dan Wenner-Schlumberger) dan harga resistivitas semu terukur pada datum point pertama. 
Line 8 – Posisisi x, spasi elektroda dan resistivitas semu yang terukur untuk datum point kedua. 
Dan seterusnya untuk datum point berikutnya. Setelah itu diakhiri dengan empat angka 0 (Handayani, 2001).
28 
BAB 3 
METODE PENELITIAN 
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 
3.1.1 Lokasi Penelitian 
Penelitian dilaksanakan sebanyak 4 titik sounding. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung di sekitar kawasan LIK Genuk, Semarang. Adapun lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
29 
3.1.2 Waktu Penelitian 
Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 20 Febuari – 29 Maret 2013 di kawasan LIK Genuk, Semarang 
3.2 Peralatan 
Alat yang digunakan selama penelitian dilapangan adalah sebagai berikut: 
1. Resistivitimeter untuk memberikan harga beda potensial dan kuat arus. 
2. Patok untuk mengetahui penempatan elektroda (elektroda potensial dan elektroda arus) yang akan dipasang. 
3. Aki (elemen kering) sebagai sumber arus. 
4. Meteran digunakan untuk mengukur panjang lintasan yang akan diteliti. 
5. Kabel listrik digunakan sebagai kabel penghubung. 
6. Laptop untuk dihubungkan ke alat resistivitimeter.
30 
3.3 Diagram Alir Penelitian 
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada diagram alir seperti gambar 3.2 di bawah ini: 
TIDAK 
YA 
Gambar 3.2 Diagram alir pelaksanaan penelitian 
Kajian Pustaka 
Persiapan Alat Penelitian 
Alat Dapat Bekerja di Lapangan 
Pengambilan data 
Pengolahan Data dengan Software Res2Dinv32 
Interpretasi Data Hasil Pengolahan 
Analisis data 
Kesimpulan 
Selesaii
31 
3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 
Dari beberapa konfigurasi geolistrik metode tahanan jenis yang ada, dalam penelitian ini akan digunakan konfigurasi Schlumberger. Pada konfigurasi Schlumberger ini elektroda-elektroda potensial diam pada suatu spasi tertentu. Sedangkan elektroda-elektroda arus digerakkan secara simetri keluar dalam langkah-langkah tertentu dan sama. 
Lebar jarak AB menentukan jangkauan geolistrik ke dalam tanah. Ketika perbandingan jarak antara elektroda arus dengan elektroda potensial terlalu besar, elektroda harus digeser, jika tidak maka beda potensial yang terukur akan sangat kecil (Alile et al., 2007). 
Data yang diperlukan untuk pengukuran resistivitas tanah meliputi: 
a. Jarak antar dua elektroda arus (AB) 
Jarak ini diubah-ubah untuk memperolah gambaran tiap-tiap lapisan. (juga bergantung pada besarnya arus yang diinjeksikan). Jarak AB biasanya dituliskan dalam AB/2. 
b. Jarak antara dua elektroda potensial (MN). 
c. Arus listrik (I) yang diinjeksikan ke dalam pasir. 
d. Beda potensial ( ) antara kedua elektroda potensial. 
3.5 Teknik Pengambilan Data 
Pengukuran dilaksanakan di kawasan LIK untuk mengetahui pencemaran limbah pabrik. Teknik pengukuran didasarkan pada stacking chart yang telah di buat seperti kondisi lapangan seperti gambar di atas.
32 
Beberapa hal tahapan akuisisi yang dilakukan adalah: 
a) Memasang patok pada lintasan pengukuran sebanyak 16 patok elektroda pada lintasan sepanjang 60 meter dengan spasi antar elektroda sebesar 4 meter pada lapangan lokasi penelitian. 
b) Kabel penghubung elektroda pertama hingga elektroda ke delapan dimasukkan pada lubang alat resistivity multi channel yang bertuliskan angka 1-8. 
c) Kabel penghubung elektroda ke sembilan hingga elektroda ke enam belas dimasukkan pada lubang alat resistivity multi channel yang bertuliskan angka 9-16. 
d) Sisa lubang dipergunakan untuk kabel penghubung dengan sumber arus atau aki dan kabel penghubung alat resistivity multi channel (seperti gambar 3.3) dengan USB agar terkoneksi dengan laptop. 
Gambar 3.3 Resistivity Multi - Chanel 
e) Membuka software GeoRes-Multi channel pada laptop. Memilih settings mengubah metode didalamnya menjadi custom dan memasukan konfigurasi Schlumberger yang telah dibuat dalam bentuk notepad setelah itu mengklik save setting now.
33 
f) Memilih resistivity setelah itu memilih direktori untuk menyimpan data yang dihasilkan dari pengukuran lalu mengklik start. Dengan software tersebut monitoring di bawah permukaan tanah dapat otomatis terbaca. 
g) Data hasil pengukuran disimpan pada direktori yang sudah dipilih sebelum memulai pengukuran. 
h) Mengulangi prosedur pada poin a sampai g untuk lintasan berikutnya. 
i) Data yang diperoleh berupa arus, beda potensial, resistivitas. 
Langkah selanjutnya adalah melakukan inversi dengan menggunakan software Res2Dinv yang nantinya akan menggambarkan penampang keadaan bawah permukaan di setiap lintasan, dari penampang tersebut dapat terlihat resistivitas limbah yang dapat disimpulkan adanya dugaan pencemaran. 
3.6 Pengolahan Data 
Dalam pengolahan data menggunakan software Res2Dinv, pertama yang dilakukan adalah membuka program tersebut, setelah itu pilih menu file kemudian pilih read data file yang fungsinya menginput data yang telah diperoleh dalam pengukuran menggunakan GeoRes Multi-Channel dengan nama format *.dat lalu pilih oke dan pilih menu inversion setelah itu least squares inversion guna memilih file dalam bentuk Microsoft Excel yang akan diketahui hasil inversi pengolahannya. Pilih menu save agar opsi-opsi yang telah diatur dapat tersimpan, maka muncul gambar penampang hasil kalkulasi dan inversi data dengan pengolahan software Res2Dinv. Kemudian terdapat pengaturan iterasi yang dapat diubah sesuai keinginan, terasi berfungsi untuk mengurangi error yang terjadi.
34 
3.7.1 Intepretasi Data Resistivitas 2 Dimensi (Res2Dinv) 
Pada tahapan ini hasil output yang dihasilkan oleh software Res2Dinv akan menampilkan gambar penampang vertikal dan horisontal serta citra warna . Dari perbedaan nilai resistivitas inilah kita dapat menafsirkan pencemaran limbah pabrik terhadap sungai.
35 
BAB 4 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 HASIL PENELITIAN 
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan menggunakan aplikasi metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi schlumberger dikawasan LIK Genuk terdiri dari 4 titik pengukuran. Pengambilan data dilakukan di lapangan dengan panjang lintasan 60 meter dengan spasi elektroda 4 meter. Hasil penelitian diolah dengan menggunakan Res2dinv. Distribusi harga tahanan jenis bawah permukaan dapat diketahui berdasarkan citra warna. Adapun data hasil pengukuran geolistrik terlampir pada lampiran 1 dalam software tersebut 
4.2 PEMBAHASAN 
Berdasarkan geologi, daerah penelitian merupakan endapan alluvium. Endapan alluvium terdiri dari lempung, lanau, pasir dan kerikil. Secara umum dari semua hasil data yang diperoleh, didapatkan nilai resistivitas yang rendah. Berarti kondisi bawah permukaan LIK memiliki nilai konduktivitas yang tinggi. Perolehan jenis limbah di lokasi penelitian sangat bervariasi dan tercampur tidak merata, maka nilai resistivitas limbah hasil dari analisis data penelitian akan menggunakan referensi resistivitas jenis limbah.
36 
4.2.1 Lintasan Pertama 
Bentangan (m) 
Gambar 4.1 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Lintasan 1 
Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi 
geologi, maka pada gambar 4.1 akan diperoleh jenis limbah dengan nilai 
resistivitasnya yaitu polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai 
resistivitas (1,30-4,30) Ωm dengan kedalaman sekitar (2-7,95) meter, sampah 
pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (5,45-31,9) Ωm dengan 
kedalaman sekitar (7,95-10,7) meter, sampah pada medium campuran pasir dan 
tanah mempunyai nilai resistivitas (11,2-46) Ωm dengan kedalaman sekitar (7,95- 
10,7) meter. 
Berdasarkan pembahasan di atas, nilai resistivitas limbah dapat dituliskan pada 
Tabel 4.1: 
Tabel 4.1 Nilai resistivitas pada lintasan pertama 
Jenis limbah Resistivitas(Ωm) Kedalaman (m) Warna 
Polutan cair (oli) pada 
pasir 
1,30-4,30 2-7,95 Hijau muda 
hingga hijau tua 
Sampah pada medium 
tanah 
5,45-31,9 7,95-10,7 kuning hingga 
merah 
Sampah pada medium 
campuran pasir dan 
tanah 
11,2-46 7,95-10,7 Orange hingga 
ungu 
Indikasi pencemaran limbah 
Kedalaman (m)
37 
Dari warna-warna diperoleh rembesan limbahnya yaitu pada bentangan 5-56 
meter rembesan limbahnya pada kedalaman sekitar 7 meter, bentangan 16-48 
meter rembesan limbahnya mulai pada kedalaman 7,95-10,7 meter. 
4.2.2 Lintasan kedua 
Bentangan (m) 
Gambar 4.2 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Lintasan 2 
Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi 
geologi, maka pada gambar 4.2 akan diperoleh jenis limbah dengan nilai 
resistivitasnya yaitu polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai 
resistivitas (2,04-4,84) Ωm dengan kedalaman sekitar (1,00-10,7) meter, sampah 
pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (11,5-45) Ωm dengan kedalaman 
sekitar (1,00-7,95) meter, sampah pada medium campuran pasir dan tanah 
mempunyai nilai resistivitas (27,1-75) Ωm dengan kedalaman sekitar (1.00-6,5) 
meter. 
Kedalaman (m) 
Indikasi pencemaran limbah
38 
Berdasarkan pembahasan di atas, nilai resistivitas limbah dapat dituliskan pada Tabel 4.2: 
Tabel 4.2 Nilai resistivitas pada lintasan kedua 
Jenis limbah 
Resistivitas (Ωm) 
Kedalaman (m) 
Warna 
Polutan cair (oli) pada pasir 
2,04-4,48 
1,00-10,7 
Hijau muda hingga hijau tua 
Sampah pada medium tanah 
11,5-45 
1,00-7,95 
kuning hingga merah 
Sampah pada medium campuran pasir dan tanah 
27,1-75 
1,00-6,5 
Orange hingga ungu 
Dari warna-warna diperoleh rembesan limbahnya yaitu pada bentangan 12,0-26 meter rembesan limbahnya pada kedalaman sekitar 7,95-10,7 meter, bentangan 32-48 meter rembesan limbahnya mulai pada kedalaman 6,5 meter. 
4.2.3 Lintasan ketiga 
Bentangan (m) 
Gambar 4.3 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Lintasan 3 
Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi geologi, maka pada gambar 4.3 akan diperoleh jenis limbah dengan nilai resistivitasnya yaitu polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (1,74-5,59) Ωm dengan kedalaman sekitar (3,10-10,7) meter, sampah 
Indikasi pencemaran limbah 
Kedalaman (m)
39 
pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (11,9-57,5) Ωm dengan kedalaman sekitar (1,00-7,95) meter, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (17,9-185) Ωm dengan kedalaman sekitar (1,00-7,95) meter, sampah pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (60,5- 593) Ωm dengan kedalaman sekitar (5,41-10,7) meter. 
Berdasarkan pembahasan di atas, nilai resistivitas limbah dapat dituliskan pada Tabel 4.3: 
Tabel 4.3 Nilai resistivitas pada lintasan ketiga 
Jenis limbah 
Resistivitas (Ωm) 
Kedalaman (m) 
Warna 
Polutan cair (oli) pada pasir 
1,74-5,59 
3,10-10,7 
Biru muda hingga hijau tua 
Sampah pada medium tanah 
11,9-57,5 
1,00-7,95 
Hijau tua hingga kunig 
Sampah pada medium campuran pasir dan tanah 
17,9-185 
1,00-7,95 
Hijau tua hingga 0range 
Sampah pada medium pasir 
60,5-593 
5,41-10,7 
Orange hingga ungu 
Dari warna-warna diperoleh rembesan limbahnya yaitu pada bentangan 11-16 meter rembesan limbahnya pada kedalaman sekitar 7,95 meter, bentangan 24-40 meter rembesan limbahnya mulai pada kedalaman 3,10 meter.
40 
4.2.4 Lintasan keempat 
Bentangan (m) 
Gambar 4.4 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Lintasan 4 
Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi 
geologi, maka pada gambar 4.4 bawah ini akan diperoleh jenis limbah dengan 
nilai resistivitasnya yaitu air bersih yang tercemar polutan cair pada medium pasir 
mempunyai nilai resistivitas berkisar (1,82-4,16) Ωm dengan kedalaman sekitar 
(2-9,5) meter, sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (9,51- 
49,5) Ωm dengan kedalaman sekitar (7,95-10,7) meter, sampah pada medium 
campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (21,7-65) Ωm dengan 
kedalaman sekitar (7,95-10,7) meter. 
Berdasarkan pembahasan di atas, nilai resistivitas tanah setelah diinjeksi limbah 
deterjen dapat dituliskan pada Tabel 4.4: 
Tabel 4.4 Nilai resistivitas pada lintasan keempat 
Jenis limbah Resistivitas (Ωm) Kedalaman (m) Warna 
Polutan cair (oli) 
pada pasir 
1,82-4,16 2-9,5 Hijau 
Sampah pada 
medium tanah 
9,51-49,5 7,95-10,7 kuning hingga 
merah 
Sampah pada 
medium campuran 
pasir dan tanah 
21,7-65 7,95-10,7 Orange hingga 
ungu 
Indikasi pencemaran limbah 
Kedalaman (m)
41 
Dari warna-warna diperoleh rembesan limbahnya yaitu pada bentangan 6-28 meter rembesan limbahnya pada kedalaman sekitar 4 meter, bentangan 26-52 meter rembesan limbahnya mulai pada kedalaman 7,95-10,7 meter. 
Menurut Sriyono (2010), pada kedalaman 0-0,5 meter merupakan alluvium, kedalaman 0,5-3 meter merupakan lempung lanauan, kedalaman 3-11 meter merupakan lempung dan pasir. Rembesan terjadi pada medium campuran tanah dan pasir. Berdasarkan nilai resistivitas diatas semua titik sudah tercemar oleh air limbah dan telah mencemari sistem air bawah tanah. Hal ini menunjukkan bahwa air disekitar LIK tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 
Penelitian ini dilakukan saat musim hujan sehingga hasil penelitian kurang akurat. Apabila ingin melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau. Bentangan lintasan penelitian ini kurang panjang sehingga kedalaman yang dicapai tidak maksimal.
42 
BAB 5 
PENUTUP 
A. SIMPULAN 
Berdasarkan hasil penelitian tentang aplikasi metode geolistrik untuk mengetahui pencemaran limbah pabrik disekitar sungai di daerah Genuk dengan metode resistivitydiketahui pada lintasan 1 polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (1,30-4,30) Ωm,sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (5,45-31,9) Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (11,2-46) Ωm. Pada lintasan 2 polutan cair (oli)pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (2,04-4,84) Ωm,sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (11,5-45) Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (27,1-75) Ωm.Pada lintasan 3 polutan cair (oli) padamedium pasir mempunyai nilai resistivitas (1,74-5,59) Ωm,sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (11,9-57,5) Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (17,9- 185)Ωm, sampah pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas(60,5- 593)Ωm. Pada lintasan 4 polutan cair (oli)pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (1,82-4,16) Ωm,sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (9,51-49,5)Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (21,7-65).
43 
Berdasarkan nilai resistivitas diatas semua titik sudah tercemar oleh air limbah, terutama pada lintasan pertama yang nilai resistivitasnya semakin kecil.Hal ini menunjukkan bahwa air disekitar LIK tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 
B. SARAN 
Perlu dilakukan penelitian pada daerah yang sama dengan metode yang berbeda, misalnya Induced Polarization (IP) untuk dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai.Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menunjukkan sejauh mana aliran limbah dalam tanah dan mengetahui asal limbah dari pabrik atau dari tanah urugan.Sosialisasi kepada masyarakat disekitar sungai untuk tidak menggunakan air sungai dan air tanah karena sudah tercemar.
44 
DAFTAR PUSTAKA 
Alile, O. M., W.A Molindo, dan M.A Nwachokor. 2007. Evaluation of Soil Profile on Aquifer Layer of Three Location in Edo State. International Journal of Physical Sciences. 2(9):249-253. 
Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri oleh Limbah Industri Kelapa SawitPT. Peputra Masterindodi Kabupaten Kampar. Tesis. Semarang: universitasdiponegoro. 
Broto, S. dan R. S. Afifah. 2008. Pengolahan Data GeolistrikdenganMetode Schlumberger.Teknik, 29(2): 120-128. 
Distrik,I. W. 2008. Efektivitas Pemahaman Meteri Struktur Lapisan Bawah Permukaan Bumi Untuk Mendetaksi Resapan Limbah Melalui Metode Geolistrik Resistivity.JPMIPA, 9 (1):51-60. 
Djajadiningrat, S.T. danHarsono, H. 1990. Penilaian Secara Cepat Sumber- sumber Pencemaran Air, Tanah dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 
Gunawan, Y. 2006. Peluang Penerapan Produksi Bersih pada System Pengolahan Air Limbah Domestik Studi Kasus di PT Badak NGL Bontang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. 
Hendrajaya, L. 1990. Pengukuran Resistivitas Bumi pada Satu Titik di Medium Tak Hingga. Bandung. 
Inkantriani, B. P. 2008. Evaluasi Daya Dukung Lingkungan Zona Industri Genuk Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. 
Jegede, S.I, Osazuwa, I. B, Abdullahi, N. K. 2011.Geoenviromental Study of Groundwater Contamination In A Dual Aquifer Environment Using Earth Resisitivity Imaging. Journal of American Science.7(2). 
Juandi, M. 2009. Analisis Pencemaran Limbah Berdasarkan Nilai Resistivitas. Journal of Environmental Science. Riau: Universitas Riau. 
Ngadimin dan Gunawan, H. 2001. Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Alat Monitoring Rembesan Limbah. JMS.1.45-53. 
Noor, D. 2006. GeologiLingkungan. Yogyakarta: Grahailmu. 
Sriyono, Qudus, N., Setyowati, D. L. 2010. Model Spasial Ketersediaan Air Tanah dan Intrusi Air Laut Penentuan Zone Konservasi Air Tanah. Bulletin Teknik. Semarang. Universitas Negeri Semarang. 
Sugiharto. 2008. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia.
45 
Suhendra.2005. Pencitraan Konduktivitas Bawah Permukaan dan Aplikasinya Untuk Identifikasi Penyebaran Limbah Cair Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis 2 D. Jurnal gradien mipa. 
Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E. Sheriff, and D.A. Keys. 1990. Applied Geophysic. London: Cambridge University Press. 
Thaden, R, E., Sumadiredja, H., Richards, P. W, Sutisna, K., dan Amin, T. C., 1996. Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa, skala 1:100.000. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. 
Waspodo, R. S. B. 2002. Investigasi Air Tanah Melalui Geolistrik di Darmaga, Bogor.Buletin Keteknikan Pertanian,16 (1). 
Widjajanti, E. 2009.Penanganan Limbah Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 
Wijaya, L., Legowo, B., Ramlan, A. H. 2009. Identifikasi Pencemaran Air Tanah Dengan Metode Geolistrik di Wilayah Ngringo Jaten Karanganyar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. 
www. Suara Merdeka .com diakses 29 November 2012
46 
‘
46 
Lampiran 1 
DATA PENGOLAHAN RES2DINV KONFIGURASI SCHLUMBERGER 
Lintasan 1 
Datum 
Depth 
Axis 
A 
M 
N 
B 
SP 
I 
V 
x 
Resistivity (Ωm) 
1 
1 
1 
1 
2 
3 
4 
0.0146 
0.1181 
0.0724 
6 
12.30036 
2 
1 
2 
2 
3 
4 
5 
0.3015 
0.118 
0.3357 
10 
7.284234 
3 
1 
3 
3 
4 
5 
6 
0.0422 
0.1171 
0.0759 
14 
7.232905 
4 
1 
4 
4 
5 
6 
7 
0.256 
0.1174 
0.3006 
18 
9.547871 
5 
1 
5 
5 
6 
7 
8 
0.0331 
0.1181 
0.0686 
22 
7.554717 
6 
1 
6 
6 
7 
8 
9 
0.0279 
0.1189 
0.0075 
26 
4.312093 
7 
1 
7 
7 
8 
9 
10 
0.0892 
0.1181 
0.1144 
30 
5.362785 
8 
1 
8 
8 
9 
10 
11 
0.0306 
0.1182 
0.059 
34 
6.038661 
9 
1 
9 
9 
10 
11 
12 
0.282 
0.1177 
0.0166 
38 
7.174681 
10 
1 
10 
10 
11 
12 
13 
0.258 
0.1187 
0.2994 
42 
8.765756 
11 
1 
11 
11 
12 
13 
14 
0.1 
0.1183 
0.0818 
46 
3.866575 
12 
1 
12 
12 
13 
14 
15 
0.2081 
0.1185 
0.2473 
50 
8.313951 
13 
1 
13 
13 
14 
15 
16 
0.0684 
0.1185 
0.1077 
54 
8.335161 
14 
2 
1 
1 
3 
4 
6 
0.016 
0.1186 
0.0263 
10 
6.548074 
15 
2 
2 
2 
4 
5 
7 
0.0088 
0.1177 
0.0172 
14 
5.381011 
16 
2 
3 
3 
5 
6 
8 
0.593 
0.1181 
0.58 
18 
8.299549 
17 
2 
4 
4 
6 
7 
9 
0.0746 
0.1176 
0.0808 
22 
3.975076 
18 
2 
5 
5 
7 
8 
10 
0.1512 
0.1181 
0.1575 
26 
4.022089 
19 
2 
6 
6 
8 
9 
11 
0.0229 
0.1184 
0.0255 
30 
1.655704 
20 
2 
7 
7 
9 
10 
12 
0.0844 
0.1178 
0.0854 
34 
0.640053 
21 
2 
8 
8 
10 
11 
13 
0.0141 
0.1179 
0.0136 
38 
0.319755 
22 
2 
9 
9 
11 
12 
14 
0.269 
0.1187 
0.2696 
42 
0.38112 
23 
2 
10 
10 
12 
13 
15 
0.1786 
0.1183 
0.1791 
46 
0.318674 
24 
2 
11 
11 
13 
14 
16 
0.3589 
0.1174 
0.3642 
50 
3.403837 
25 
3 
1 
1 
4 
5 
8 
0.0794 
0.1182 
0.0742 
14 
6.634022 
26 
3 
2 
2 
5 
6 
9 
0.1213 
0.1176 
0.1223 
18 
1.282282 
27 
3 
3 
3 
6 
7 
10 
0.1763 
0.1194 
0.1768 
22 
0.631476 
28 
3 
4 
4 
7 
8 
11 
0.1566 
0.1179 
0.1497 
26 
8.825236 
29 
3 
5 
5 
8 
9 
12 
0.0186 
0.1192 
0.0185 
30 
0.126507 
30 
3 
6 
6 
9 
10 
13 
0.0697 
0.1183 
0.0702 
34 
0.637347 
31 
3 
7 
7 
10 
11 
14 
0.0078 
0.1184 
0.0079 
38 
0.127362 
32 
3 
8 
8 
11 
12 
15 
0.3599 
0.1188 
0.3637 
42 
4.823454 
33 
3 
9 
9 
12 
13 
16 
0.2485 
0.1186 
0.2537 
46 
6.611647 
34 
4 
1 
1 
5 
6 
10 
0.1539 
0.1187 
0.1576 
18 
7.83413 
35 
4 
2 
2 
6 
7 
11 
0.2583 
0.1178 
0.2567 
22 
3.413614
47 
36 
4 
3 
3 
7 
8 
12 
0.1065 
0.118 
0.1053 
26 
2.555871 
37 
4 
4 
4 
8 
9 
13 
0.2915 
0.1176 
0.2813 
30 
21.7988 
38 
4 
5 
5 
9 
10 
14 
0.617 
0.1187 
0.597 
34 
42.34665 
39 
4 
6 
6 
10 
11 
15 
0.0655 
0.119 
0.2751 
38 
4.662059 
40 
4 
7 
7 
11 
12 
16 
0.3527 
0.1185 
0.3567 
42 
8.483624 
41 
5 
1 
1 
6 
7 
12 
0.3548 
0.1185 
0.354 
22 
2.545087 
42 
5 
2 
2 
7 
8 
13 
0.0338 
0.1182 
0.0246 
26 
29.34279 
43 
5 
3 
3 
8 
9 
14 
0.1332 
0.1181 
0.1315 
30 
5.426628 
44 
5 
4 
4 
9 
10 
15 
0.3964 
0.119 
0.3953 
34 
3.484791 
45 
5 
5 
5 
10 
11 
16 
0.0868 
0.1182 
0.0887 
38 
6.059924 
46 
6 
1 
1 
7 
8 
14 
0.0398 
0.1184 
0.0407 
26 
4.011898 
47 
6 
2 
2 
8 
9 
15 
0.1081 
0.1186 
0.1053 
30 
12.46041 
48 
6 
3 
3 
9 
10 
16 
0.3472 
0.119 
0.3475 
34 
1.330557 
49 
7 
1 
1 
8 
9 
16 
0.0979 
0.119 
0.0995 
30 
9.461736
48 
Lintasan 2 
Datum 
Depth 
Axis 
A 
M 
N 
B 
SP 
I 
V 
x 
Resistivity 
(Ωm) 
1 
1 
1 
1 
2 
3 
4 
0.0586 
0.1183 
0.0077 
6 
10.81366 
2 
1 
2 
2 
3 
4 
5 
1.486 
0.1185 
8.74 
10 
1538.505 
3 
1 
3 
3 
4 
5 
6 
0.0579 
0.1186 
10.04 
14 
2115.324 
4 
1 
4 
4 
5 
6 
7 
1.051 
0.1181 
1.067 
18 
3.404943 
5 
1 
5 
5 
6 
7 
8 
0.0161 
0.1188 
0.0039 
22 
2.580971 
6 
1 
6 
6 
7 
8 
9 
0.1552 
0.1189 
0.2094 
26 
11.45664 
7 
1 
7 
7 
8 
9 
10 
0.033 
0.1187 
0.009 
30 
5.081598 
8 
1 
8 
8 
9 
10 
11 
0.1541 
0.1177 
0.2116 
34 
12.2781 
9 
1 
9 
9 
10 
11 
12 
0.003 
0.1183 
0.0799 
38 
16.33734 
10 
1 
10 
10 
11 
12 
13 
0.0152 
0.1188 
0.0543 
42 
8.271801 
11 
1 
11 
11 
12 
13 
14 
0.1413 
0.1179 
0.2217 
46 
17.13886 
12 
1 
12 
12 
13 
14 
15 
0.1669 
0.1192 
0.2461 
50 
16.69893 
13 
1 
13 
13 
14 
15 
16 
0.0248 
0.1181 
0.0241 
54 
0.148966 
14 
2 
1 
1 
3 
4 
6 
0.0065 
0.1184 
0.0117 
10 
3.311408 
15 
2 
2 
2 
4 
5 
7 
0.0032 
0.1186 
0.014 
14 
6.865941 
16 
2 
3 
3 
5 
6 
8 
0.3959 
0.1185 
10.09 
18 
6168.082 
17 
2 
4 
4 
6 
7 
9 
0.0313 
0.1191 
0.0327 
22 
0.886293 
18 
2 
5 
5 
7 
8 
10 
0.0718 
0.1182 
0.0725 
26 
0.446521 
19 
2 
6 
6 
8 
9 
11 
0.0507 
0.1179 
0.05 
30 
0.447657 
20 
2 
7 
7 
9 
10 
12 
0.1851 
0.1184 
0.1886 
34 
2.228832 
21 
2 
8 
8 
10 
11 
13 
0.0202 
0.1189 
0.0177 
38 
1.585328 
22 
2 
9 
9 
11 
12 
14 
0.0361 
0.119 
0.0414 
42 
3.358071 
23 
2 
10 
10 
12 
13 
15 
0.0565 
0.1189 
0.0545 
46 
1.268263 
24 
2 
11 
11 
13 
14 
16 
0.444 
0.1184 
0.454 
50 
6.368092 
25 
3 
1 
1 
4 
5 
8 
0.0425 
0.1185 
0.0352 
14 
9.289568 
26 
3 
2 
2 
5 
6 
9 
0.0511 
0.1195 
0.021 
18 
37.98303 
27 
3 
3 
3 
6 
7 
10 
0.127 
0.1193 
0.1361 
22 
11.50249 
28 
3 
4 
4 
7 
8 
11 
0.2718 
0.1191 
0.27 
26 
2.279039 
29 
3 
5 
5 
8 
9 
12 
0.0255 
0.1196 
0.024 
30 
1.891259 
30 
3 
6 
6 
9 
10 
13 
0.0874 
0.1189 
0.0876 
34 
0.253653 
31 
3 
7 
7 
10 
11 
14 
0.0514 
0.1186 
0.0493 
38 
2.670088 
32 
3 
8 
8 
11 
12 
15 
0.1279 
0.1189 
0.1295 
42 
2.02922 
33 
3 
9 
9 
12 
13 
16 
0.1091 
0.1192 
0.1085 
46 
0.759042 
34 
4 
1 
1 
5 
6 
10 
0.0995 
0.1196 
0.0941 
18 
11.34756 
35 
4 
2 
2 
6 
7 
11 
0.1313 
0.1193 
0.1294 
22 
4.002699 
36 
4 
3 
3 
7 
8 
12 
0.0667 
0.1183 
0.064 
26 
5.736127 
37 
4 
4 
4 
8 
9 
13 
0.0952 
0.1192 
0.093 
30 
4.638592 
38 
4 
5 
5 
9 
10 
14 
0.674 
0.119 
0.663 
34 
23.23194 
39 
4 
6 
6 
10 
11 
15 
0.0722 
0.119 
0.0729 
38 
1.478396 
40 
4 
7 
7 
11 
12 
16 
0.1068 
0.1187 
0.1082 
42 
2.964265
49 
41 
5 
1 
1 
6 
7 
12 
0.2021 
0.1184 
0.201 
22 
3.502451 
42 
5 
2 
2 
7 
8 
13 
0.1149 
0.1188 
0.1108 
26 
13.01063 
43 
5 
3 
3 
8 
9 
14 
0.0109 
0.1188 
0.0093 
30 
5.07732 
44 
5 
4 
4 
9 
10 
15 
0.501 
0.119 
0.498 
34 
9.503976 
45 
5 
5 
5 
10 
11 
16 
0.128 
0.1204 
0.1285 
38 
1.565577 
46 
6 
1 
1 
7 
8 
14 
0.0304 
0.1186 
0.0247 
26 
25.36584 
47 
6 
2 
2 
8 
9 
15 
0.002 
0.1182 
0.0025 
30 
2.232603 
48 
6 
3 
3 
9 
10 
16 
0.463 
0.1195 
0.462 
34 
4.416631 
49 
7 
1 
1 
8 
9 
16 
0.0029 
0.119 
0.0035 
30 
3.548151
50 
Lintasan 3 
Datum 
Depth 
Axis 
A 
M 
N 
B 
SP 
I 
V 
x 
Resistivity(Ωm) 
1 
1 
1 
1 
2 
3 
4 
0.0071 
0.1191 
0.0667 
6 
2.458637 
2 
1 
2 
2 
3 
4 
5 
0.3909 
0.1189 
0.446 
10 
11.58676 
3 
1 
3 
3 
4 
5 
6 
0.0758 
0.1185 
0.1383 
14 
0.816134 
4 
1 
4 
4 
5 
6 
7 
0.1233 
0.1187 
0.198 
18 
15.34728 
5 
1 
5 
5 
6 
7 
8 
0.0331 
0.1186 
0.0837 
22 
3.186434 
6 
1 
6 
6 
7 
8 
9 
0.1626 
0.1193 
0.2296 
26 
13.59778 
7 
1 
7 
7 
8 
9 
10 
0.0488 
0.1187 
0.0004 
30 
10.17028 
8 
1 
8 
8 
9 
10 
11 
0.2298 
0.1196 
0.2717 
34 
7.339093 
9 
1 
9 
9 
10 
11 
12 
0.3248 
0.1189 
0.2741 
38 
9.095458 
10 
1 
10 
10 
11 
12 
13 
0.3474 
0.1186 
0.3673 
42 
5.160812 
11 
1 
11 
11 
12 
13 
14 
0.0335 
0.1194 
0.0136 
46 
2.70854 
12 
1 
12 
12 
13 
14 
15 
0.1037 
0.1191 
0.122 
50 
4.384593 
13 
1 
13 
13 
14 
15 
16 
0.134 
0.1188 
0.1758 
54 
9.110617 
14 
2 
1 
1 
3 
4 
6 
0.0269 
0.1185 
0.0341 
10 
4.453638 
15 
2 
2 
2 
4 
5 
7 
0.0064 
0.1192 
0.0066 
14 
7.916812 
16 
2 
3 
3 
5 
6 
8 
0.328 
0.1177 
0.3282 
18 
2.513274 
17 
2 
4 
4 
6 
7 
9 
0.1056 
0.1189 
0.1062 
22 
0.314684 
18 
2 
5 
5 
7 
8 
10 
0.3315 
0.119 
0.3401 
26 
2.958027 
19 
2 
6 
6 
8 
9 
11 
0.2575 
0.1193 
0.2569 
30 
3.644247 
20 
2 
7 
7 
9 
10 
12 
0.1963 
0.1193 
0.1985 
34 
0.253439 
21 
2 
8 
8 
10 
11 
13 
0.0227 
0.1199 
0.0276 
38 
0.878182 
22 
2 
9 
9 
11 
12 
14 
0.0043 
0.1188 
0.0056 
42 
1.192811 
23 
2 
10 
10 
12 
13 
15 
0.1054 
0.1204 
0.1029 
46 
0.943264 
24 
2 
11 
11 
13 
14 
16 
0.2598 
0.1196 
0.2647 
50 
2.681657 
25 
3 
1 
1 
4 
5 
8 
0.0591 
0.1193 
0.057 
14 
2545.453 
26 
3 
2 
2 
5 
6 
9 
0.0914 
0.1192 
0.0937 
18 
2.878272 
27 
3 
3 
3 
6 
7 
10 
0.1061 
0.119 
0.1061 
22 
2.502845 
28 
3 
4 
4 
7 
8 
11 
0.3441 
0.1196 
0.3427 
26 
3.495281 
29 
3 
5 
5 
8 
9 
12 
0.1501 
0.1189 
0.1497 
30 
1.622809 
30 
3 
6 
6 
9 
10 
13 
0.19 
0.1195 
0.1892 
34 
0.624674 
31 
3 
7 
7 
10 
11 
14 
0.134 
0.1193 
0.1343 
38 
2.371798 
32 
3 
8 
8 
11 
12 
15 
0.177 
0.1192 
0.1765 
42 
0.375427 
33 
3 
9 
9 
12 
13 
16 
0.0387 
0.1198 
0.0392 
46 
0.625192 
34 
4 
1 
1 
5 
6 
10 
0.065 
0.1185 
0.0671 
18 
4.369101 
35 
4 
2 
2 
6 
7 
11 
0.0787 
0.1195 
0.0777 
22 
3.542757 
36 
4 
3 
3 
7 
8 
12 
0.01 
0.1194 
0.0109 
26 
3.536892 
37 
4 
4 
4 
8 
9 
13 
0.0071 
0.1191 
0.0057 
30 
2.704682 
38 
4 
5 
5 
9 
10 
14 
0.3746 
0.1192 
0.372 
34 
5.413845 
39 
4 
6 
6 
10 
11 
15 
0.0364 
0.1194 
0.0429 
38 
1.248315
51 
40 
4 
7 
7 
11 
12 
16 
0.0668 
0.1198 
0.071 
42 
2.077086 
41 
5 
1 
1 
6 
7 
12 
0.1482 
0.1199 
0.1349 
22 
40.36972 
42 
5 
2 
2 
7 
8 
13 
0.1157 
0.1201 
0.1122 
26 
9.042796 
43 
5 
3 
3 
8 
9 
14 
0.0003 
0.1195 
0.0001 
30 
2.50077 
44 
5 
4 
4 
9 
10 
15 
0.277 
0.119 
0.277 
34 
0.939346 
45 
5 
5 
5 
10 
11 
16 
0.0675 
0.1198 
0.0735 
38 
2.811035 
46 
6 
1 
1 
7 
8 
14 
0.0637 
0.12 
0.0636 
26 
5.689251 
47 
6 
2 
2 
8 
9 
15 
0.0083 
0.1198 
0.0086 
30 
3.932191 
48 
6 
3 
3 
9 
10 
16 
0.2517 
0.1193 
0.252 
34 
2.188174 
49 
7 
1 
1 
8 
9 
16 
0.0138 
0.12 
0.014 
30 
2.912734
50 
Lintasan 4 
Datum 
Depth 
Axis 
A 
M 
N 
B 
SP 
I 
V 
x 
Resistivity (Ωm) 
1 
1 
1 
1 
2 
3 
4 
0.1054 
0.1213 
0.0543 
6 
10.58766 
2 
1 
2 
2 
3 
4 
5 
0.357 
0.1198 
0.3829 
10 
5.433538 
3 
1 
3 
3 
4 
5 
6 
0.0227 
0.1198 
0.0745 
14 
10.86708 
4 
1 
4 
4 
5 
6 
7 
0.1097 
0.1207 
0.1361 
18 
5.497135 
5 
1 
5 
5 
6 
7 
8 
0.1429 
0.1199 
0.1793 
22 
7.629955 
6 
1 
6 
6 
7 
8 
9 
0.135 
0.12 
0.1735 
26 
8.063419 
7 
1 
7 
7 
8 
9 
10 
0.0873 
0.1188 
0.1103 
30 
4.865765 
8 
1 
8 
8 
9 
10 
11 
0.0608 
0.12 
0.0931 
34 
6.764895 
9 
1 
9 
9 
10 
11 
12 
0.0486 
0.1204 
12.32 
38 
2561.577 
10 
1 
10 
10 
11 
12 
13 
0.0014 
0.1202 
0.0001 
42 
0.271818 
11 
1 
11 
11 
12 
13 
14 
0.0706 
0.1204 
13.67 
46 
2838.788 
12 
1 
12 
12 
13 
14 
15 
0.1314 
0.1199 
0.1533 
50 
4.59055 
13 
1 
13 
13 
14 
15 
16 
0.048 
0.1202 
0.0908 
54 
8.949094 
14 
2 
1 
1 
3 
4 
6 
0.027 
0.1195 
0.0257 
10 
0.820232 
15 
2 
2 
2 
4 
5 
7 
0.006 
0.1197 
0.0125 
14 
4.094305 
16 
2 
3 
3 
5 
6 
8 
0.2071 
0.12 
0.2034 
18 
2.324778 
17 
2 
4 
4 
6 
7 
9 
0.0389 
0.1191 
0.0414 
22 
1.582666 
18 
2 
5 
5 
7 
8 
10 
0.0859 
0.12 
0.0854 
26 
0.314159 
19 
2 
6 
6 
8 
9 
11 
0.101 
0.1198 
0.1022 
30 
0.755241 
20 
2 
7 
7 
9 
10 
12 
0.0456 
0.12 
0.0312 
34 
9.047785 
21 
2 
8 
8 
10 
11 
13 
0.1682 
0.1204 
0.1596 
38 
5.385586 
22 
2 
9 
9 
11 
12 
14 
0.452 
0.1195 
0.0002 
42 
0.250492 
23 
2 
10 
10 
12 
13 
15 
0.0555 
0.1192 
0.0718 
46 
10.31033 
24 
2 
11 
11 
13 
14 
16 
0.2872 
0.1207 
0.2974 
50 
6.37168 
25 
3 
1 
1 
4 
5 
8 
0.0146 
0.1202 
0.0131 
14 
1.881819 
26 
3 
2 
2 
5 
6 
9 
0.1773 
0.1188 
0.1771 
18 
0.253866 
27 
3 
3 
3 
6 
7 
10 
0.0106 
0.1208 
0.0107 
22 
0.124831 
28 
3 
4 
4 
7 
8 
11 
0.386 
0.1202 
0.3815 
26 
5.645457 
29 
3 
5 
5 
8 
9 
12 
0.0656 
0.1199 
0.0668 
30 
1.509222 
30 
3 
6 
6 
9 
10 
13 
0.0437 
0.1198 
0.0475 
34 
4.783192 
31 
3 
7 
7 
10 
11 
14 
0.096 
0.1205 
0.0924 
38 
4.505121 
32 
3 
8 
8 
11 
12 
15 
0.0014 
0.1204 
0.0003 
42 
1.377708 
33 
3 
9 
9 
12 
13 
16 
0.1568 
0.1196 
0.158 
46 
1.513008 
34 
4 
1 
1 
5 
6 
10 
0.3177 
0.12 
0.3139 
18 
7.9587 
35 
4 
2 
2 
6 
7 
11 
0.0481 
0.1202 
0.0522 
22 
8.57273 
36 
4 
3 
3 
7 
8 
12 
0.111 
0.1201 
0.1089 
26 
4.394567 
37 
4 
4 
4 
8 
9 
13 
0.2395 
0.1206 
0.2411 
30 
3.33436 
38 
4 
5 
5 
9 
10 
14 
0.2753 
0.1202 
0.2609 
34 
30.1091 
39 
4 
6 
6 
10 
11 
15 
0.0804 
0.1199 
0.0792 
38 
2.51537 
40 
4 
7 
7 
11 
12 
16 
0.0009 
0.12 
0.0002 
42 
1.466076 
52
51 
41 
5 
1 
1 
6 
7 
12 
0.0708 
0.1197 
0.0477 
22 
72.75266 
42 
5 
2 
2 
7 
8 
13 
0.3168 
0.1196 
0.2947 
26 
69.66139 
43 
5 
3 
3 
8 
9 
14 
0.245 
0.12 
0.2447 
30 
0.942478 
44 
5 
4 
4 
9 
10 
15 
0.0601 
0.1199 
0.0576 
34 
7.86053 
45 
5 
5 
5 
10 
11 
16 
0.115 
0.1201 
0.1131 
38 
5.964055 
46 
6 
1 
1 
7 
8 
14 
0.1334 
0.1202 
0.1322 
26 
5.269093 
47 
6 
2 
2 
8 
9 
15 
0.2148 
0.1205 
0.2146 
30 
0.875996 
48 
6 
3 
3 
9 
10 
16 
0.019 
0.1198 
0.0161 
34 
12.77616 
49 
7 
1 
1 
8 
9 
16 
0.201 
0.000119 
0.2012 
30 
5.864305 
53
52 
54
53 
Lampiran 2 
Fotopenelitian 
Foto 1 Lokasi Pengukuran Lintasan Pertama 
Foto 2 Lokasi Pengukuran Lintasan Kedua 
55
54 
Foto 3 Pengukuran Lintasan Ketiga 
Foto 4 Pengukuran Lintasan Keempat 
56

More Related Content

What's hot (13)

-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 
KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMAT...
KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMAT...KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMAT...
KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMAT...
 
Kti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludinKti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludin
 
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
 
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...
 
Pneumoni balita
Pneumoni balitaPneumoni balita
Pneumoni balita
 
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
 
Kti irmawati budiman
Kti irmawati budimanKti irmawati budiman
Kti irmawati budiman
 
Kti mas udin
Kti mas udinKti mas udin
Kti mas udin
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Skripsi 12
Skripsi  12Skripsi  12
Skripsi 12
 
Kti tia mariadi
Kti tia mariadiKti tia mariadi
Kti tia mariadi
 
Kti la ode safar
Kti la ode safarKti la ode safar
Kti la ode safar
 

Similar to DETEKSI LIMBAH

Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul BasithRingkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul BasithAbdulBasith222525
 
Prosiding Penguatan Sains dan Teknologi Atmosfir
Prosiding Penguatan Sains dan Teknologi AtmosfirProsiding Penguatan Sains dan Teknologi Atmosfir
Prosiding Penguatan Sains dan Teknologi AtmosfirEdizonJambormias2
 
Laporan akhir ian kurniawan
Laporan akhir ian kurniawanLaporan akhir ian kurniawan
Laporan akhir ian kurniawaniankurniawan019
 
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps08552723782
 
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustakaSidraa Adion
 
(Kti)pemanfaatan limbah plastik sebagai pengganti agregat untuk bahan dasar p...
(Kti)pemanfaatan limbah plastik sebagai pengganti agregat untuk bahan dasar p...(Kti)pemanfaatan limbah plastik sebagai pengganti agregat untuk bahan dasar p...
(Kti)pemanfaatan limbah plastik sebagai pengganti agregat untuk bahan dasar p...Muhammadyusuf565
 
Hambatan belajar bio
Hambatan belajar bioHambatan belajar bio
Hambatan belajar bioHeppiNiwer
 
Pengaruh fermentasi daun kelor
Pengaruh fermentasi daun kelorPengaruh fermentasi daun kelor
Pengaruh fermentasi daun kelorandy widayat
 
143581208201008571 (1)
143581208201008571 (1)143581208201008571 (1)
143581208201008571 (1)geofisika011
 
86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnesrandy_wiyarga
 
Uswaton%20 khasanah
Uswaton%20 khasanahUswaton%20 khasanah
Uswaton%20 khasanahyogisaka1
 
Pengelolaan sampah rt berbasis masyarakat jogja
Pengelolaan sampah rt berbasis masyarakat jogjaPengelolaan sampah rt berbasis masyarakat jogja
Pengelolaan sampah rt berbasis masyarakat jogjaIndriati Dewi
 

Similar to DETEKSI LIMBAH (20)

Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul BasithRingkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
Ringkasan disertasi biologi a.n. Abdul Basith
 
6469
64696469
6469
 
Prosiding Penguatan Sains dan Teknologi Atmosfir
Prosiding Penguatan Sains dan Teknologi AtmosfirProsiding Penguatan Sains dan Teknologi Atmosfir
Prosiding Penguatan Sains dan Teknologi Atmosfir
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Laporan akhir ian kurniawan
Laporan akhir ian kurniawanLaporan akhir ian kurniawan
Laporan akhir ian kurniawan
 
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
 
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
10670022 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
 
(Kti)pemanfaatan limbah plastik sebagai pengganti agregat untuk bahan dasar p...
(Kti)pemanfaatan limbah plastik sebagai pengganti agregat untuk bahan dasar p...(Kti)pemanfaatan limbah plastik sebagai pengganti agregat untuk bahan dasar p...
(Kti)pemanfaatan limbah plastik sebagai pengganti agregat untuk bahan dasar p...
 
Hambatan belajar bio
Hambatan belajar bioHambatan belajar bio
Hambatan belajar bio
 
61511306200908101
6151130620090810161511306200908101
61511306200908101
 
1
11
1
 
Pengaruh fermentasi daun kelor
Pengaruh fermentasi daun kelorPengaruh fermentasi daun kelor
Pengaruh fermentasi daun kelor
 
143581208201008571 (1)
143581208201008571 (1)143581208201008571 (1)
143581208201008571 (1)
 
86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes
 
Uswaton%20 khasanah
Uswaton%20 khasanahUswaton%20 khasanah
Uswaton%20 khasanah
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Contoh skripsi
Contoh skripsiContoh skripsi
Contoh skripsi
 
Pengelolaan sampah rt berbasis masyarakat jogja
Pengelolaan sampah rt berbasis masyarakat jogjaPengelolaan sampah rt berbasis masyarakat jogja
Pengelolaan sampah rt berbasis masyarakat jogja
 
54. handi
54. handi54. handi
54. handi
 
PTK 1.pdf
PTK 1.pdfPTK 1.pdf
PTK 1.pdf
 

Recently uploaded

PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 

Recently uploaded (12)

PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 

DETEKSI LIMBAH

  • 1. i APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI PENCEMARAN LIMBAH PABRIK DI SEKITAR SUNGAI DI DAERAH GENUK skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika oleh Nurhidayah 4250406037 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
  • 2. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini yang berjudul “Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Mengetahui Pencemaran Limbah di Sekitar Sungai di Daerah Genuk” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi. Panitia ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Semarang, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr. Supriyadi, M.Si Drs. Hadi Susanto, M.Si NIP.196505181991021001 NIP:195308031980031003
  • 3. iii PENGESAHAN Skripsi yang berjudul: Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Mengetahui Pencemaran Limbah di Sekitar Sungai di Daerah Genuk disusun oleh Nama : NURHIDAYAH NIM : 4250406037 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 29 Agustus 2013 Panitia: Ketua Sekretaris Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si. NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19630610 198901 1 002 Ketua Penguji Dra.Pratiwi Dwijananti, M. Si NIP. 196203011989012001 Anggota Penguji / Anggota Penguji / Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Dr. Supriyadi, M.Si Drs. Hadi Susanto, M.Si NIP.196505181991021001 NIP:195308031980031003
  • 4. iv PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya ini disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Agustus 2013 Penulis Nurhidayah 4250406037
  • 5. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO  Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al Baqarah:286)  Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan dan setiap kerja keras akan berbuah keberhasilan  Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah. (Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni). PERSEMBAHAN ☺ Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi dengan lancar. ☺ Bapak tercinta Ustadi dan Ibu tersayang Siti Juariyah (terima kasih atas segala pengorbananmu, aku bukan apa-apa tanpamu ) ☺ Adik-adikku tercinta (Abdul, Dian dan Agung) terimakasih atas doa dan dukungan ☺ Dosen pembimbingku ☺ Teman – temanku seperjuangan ☺ Almamaterku
  • 6. vi PRAKATA Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Mengetahui Pencemaran Limbah di Sekitar Sungai di daerah Genuk. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES). 2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang. 3. Dr. Khumaedi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang. 4. Dr. Agus Yulianto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fisika Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang. 5. Dr. Supriyadi, M.Si., selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan. 6. Drs. Hadi Susanto, M.Si selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan. 7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal dalam penyusunan skripsi ini 8. Dra. Pratiwi Dwijananti, M. Si, sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini. 9. Prof. Nathan Hindarto, Ph.D., sebagai dosen wali yang telah memberikan dukungan dan perhatian. 10. Bapak tercinta Ustadi dan Ibu tersayang Siti Juariyah yang senantiasa memberi doa, kasih sayang serta pengorbanan yang begitu besar demi masa depanku. 11. Adikku Abdul Wachid, Nila Mardiana dan Bekti Agung Wibowo yang selalu memberi doa, semangat dan dukungannya.
  • 7. vii 12. Hery, S. B. N dan purna yang selalu memberi semangat dan dukungan. 13. Riza, Fitri, Iqbal, dan Tulus, yang telah banyak membantu dalam penelitian. 14. Teman-teman kost merah dan kost panji sukma 1 yang selalu memberi kasih sayang doa, semangat dan dukungan. 15. Teman-teman Fisika 2006, dan teman-teman seperjuanganku, yang telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat untuk saya selama ini. 16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini Semoga semua amal dan budi baiknya mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar dengan apa yang telah disusun dan disampaikan masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semarang, Agustus 2013 Penulis
  • 8. viii ABSTRAK Nurhidayah. 2011. Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Mengetahui Pencemaran Limbah di Sekitar Sungai di Daerah Genuk Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama: Dr. Supriyadi, M.Si. dan Pembimbing Pendamping: Drs. Hadi Susanto, M.Si. Kata Kunci : Pencemaran Limbah, Geolistrik, Tahanan Jenis. Permasalahan air sebetulnya sudah ada sejak lama, namun intensitas dan frekuensinya semakin besar, meningkat dari waktu ke waktu dengan bertambahnya jumlah penduduk, perluasan kawasan pemukiman, pembukaan lahan-lahan baru, pengembangan kawasan industri, dan lain-lain. Pencemaran air dapat terjadi ketika badan air atau sungai mengalir melalui pori-pori batuan dibawah tanah maupun yang mengalir dipermukaan tanah, hal ini disebabkan karena sifat dan karakteristik air yang mudah melarutkan unsur-unsur kimia tertentu maupun logam-logam berat lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengetahui pencemaran sungai dikawasan LIK. Telah dilakukan penelitian mengenai aplikasi metode geolistrik untuk mengetahui pencemaran limbah di sekitar sungai di daerah Genuk menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger. Dari hasil pengolahan data diolah menggunakan software Res2Dinv diperoleh air bersih yang tercemar polutan cair pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas 1,30-5,59 Ωm, sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas 9,51-57,5 Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas 11,2-185 Ωm, sampah pada medium pasir 60,5-593 Ωm. Dari hasil data yang diperoleh, didapatkan nilai resistivitas yang rendah. Artinya semakin kecil resistivitasnya semakin tinggi tingkat pencemarannya.
  • 9. ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah………………………… .......................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4 1.5. Penegasan Istilah...................................................................................... 4 1.6. Sistematika Penyusunan Skripsi ............................................................... 5 BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 Geologi Kota Semarang ........................................................................... 7 2.1.1. Toprografi Kota Semarang ............................................................. 7 2.1.2. Stratigrafi........................................................................................ 8 2.2 Limbah dan Pencemarannya ................................................................... 9 2.2.1. Sumber Air Limbah........................................................................ 10 2.2.2. Jenis-jenis Limbah ......................................................................... 11 2.3 Geolistrik Tahanan Jenis ......................................................................... 13
  • 10. x 2.4 Sifat Kelistrikan Batuan dan Tanah ........................................................ 15 2.4.1. Koduksi Elektronik ....................................................................... 15 2.4.2. Konduksi Elektrolitik ................................................................... 15 2.4.3. Konduksi Dielektrik ..................................................................... 16 2.4.4. Rumus-rumus Dasar Listrik ......................................................... 17 2.4.5. Aliran Listrik Dalam Bumi .......................................................... 19 2.5 Faktor Geometri ...................................................................................... 22 2.6 Konfigurasi Schlumberger ....................................................................... 25 2.7 Res2DinV ................................................................................................. 26 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 28 3.1.1 Lokasi Penelitian...................................................................... 28 3.1.2 Waktu Penelitian...................................................................... 29 3.3. Peralatan .................................................................................................... 29 3.4. Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 30 3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 31 3.6. Teknik Pengambilan Data………………………………………………. 31 3.7. Pengolahan Data………………………………………………………… 33 3.7.1. Intepretasi Data Resistivitas 2 Dimensi (Res2Dinv)………………….. 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ......................................................................................... 35 4.2. Pembahasan ............................................................................................... 35 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ................................................................................................... 42 5.2. Saran .......................................................................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 44 LAMPIRAN .................................................................................................. 46
  • 11. xi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Harga Resistivitas Beberapa Jenis Limbah…………………… 12 Tabel 2.2 Harga Tahanan Jenis Beberapa Jenis Batuan………………… 17 Tabel 4.1 Nilai Resistivitas Pada Lintasan Pertama................................... 33 Tabel 4.2 Nilai Resistivitas Pada Lintasan kedua ..................................... 35 Tabel 4.3 Nilai Resistivitas Pada Lintasan ketiga...................................... 36 Tabel 4.4 Nilai Resistivitas Pada Lintasan keempat................................... 37
  • 12. xii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Silinder Koduktor............................................................... 17 2.2 Medium Homogen Isotropis yang Dialiri Arus Listrik...... 19 2.3 Potensial Disekitar Titik Arus pada Permukaan Bumi.................................................................................... 22 2.4 Permukaan Equepotensial dan Arah Aliran Arus Listrik Akibat Dua Sumber Arus di Permukaan Bumi Homogen........................ 22 2.5 Letak Elektroda Arus dan Elektroda Potensial........................ 24 3.1 Peta Lokasi Penelitian……………………………….......... 28 3.2 Diagram Alir Penelitian ……………………………………. 30 3.3 Resistivity Multi-Chanel......................................................... 32 4.1 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Pada Lintasan 1. 36 4.2 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Pada Lintasan 2. 37 4.4 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Pada Lintasan 3. 38 4.5 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Pada Lintasan 4. 40
  • 13. xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Data Penelitian ............................................................................................... 46 Peta Geologi Kota Semarang........................................................................... 52 Foto-Foto Penelitian ....................................................................................... 53
  • 14. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan air sebetulnya sudah ada sejak lama, namun intensitas dan frekuensinya semakin besar, meningkat dari waktu ke waktu dengan bertambahnya jumlah penduduk, perluasan kawasan pemukiman, pembukaan lahan-lahan baru, pengembangan kawasan industri, dan lain-lain (Noor, 2006). Air bawah tanah merupakan Sumber Daya Alam (SDA) terbarukan yang memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat. Pertambahan penduduk yang sangat pesat menyebabkan eksploitasi air bawah tanah meningkat dengan pesat. Sungai merupakan salah satu dari sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources ). Sungai sangat bermanfaat bagi manusia dan tidak kalah pentingnya bagi biota lain. Sehingga, perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Pelestarian kualitas air merupakan upaya memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air yaitu dengan upaya memelihara fungsi air agar kualitas air memenuhi baku mutu (Azwir, 2006). Pencemaran air dapat terjadi ketika badan air atau sungai mengalir melalui pori-pori batuan dibawah tanah maupun yang mengalir dipermukaan tanah, hal ini disebabkan karena sifat dan karakteristik air yang mudah
  • 15. 2 melarutkan unsur-unsur kimia tertentu maupun logam-logam berat lainnya. Mineral-mineral yang terkandung di dalam batuan merupakan faktor dominan sebagai sumber yang memberikan pencemaran pada badan air atau sungai yang mengalir di daratan. Disamping itu pembuangan limbah ke dalam sungai maupun tanah yang berasal dari limbah industri dan pertambangan serta limbah pertanian, rumah tangga dan limbah lainnya dapat menyebabkan baku mutu air menjadi turun kualitasnya. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (limbah rumah tangga). Banyak perairan sungai yang tercemar berat oleh sisa-sisa cairan pembuangan industri yang masuk ke dalam sungai. Hal ini menyebabkan zat-zat beracun yang terdapat pada cairan limbah tersebut terlarut dan terbawa masuk ke perairan sungai. Cairan buangan merupakan sisa-sisa buangan dalam bentuk cairan yang dihasilkan dari proses- proses industri. Pencemaran air oleh cairan ini berupa zat-zat beracun seperti asam, basa, garam-garam khrom, fenol, sianida insektisida, bahan-bahan kimiawi untuk pertanian, khlor, amoniak, hidrogen sulfida, dan garam-garam logam berat seperti tembaga, timbal, seng dan air raksa. Dengan perkembangan jumlah industri di Genuk mengakibatkan semakin meningkatnya aktivitas industri yang berdampak pada kualitas lingkungan. Kasus-kasus pencemaran oleh industri juga dapat disebabkan pengetahuan akan pengolahan limbah yang kurang.S elain industri besar yang menyebabkan pencemaran terberat, industri rumah tangga pun juga berpotensi menyebabkan pencemaran. Lokasinya berdekatan dengan
  • 16. 3 permukiman, tetapi tidak memiliki sarana pengolah limbah yang layak. Pembuangan limbah cair ke sungai tampak dikeluhkan oleh para petani tambak di Mangunharjo karena mematikan ikan dan udang yang dipelihara (Inkatriani, 2008). Sumarjo warga kelurahan Sawahan, Semarang mengatakan terjadinya pencemaran Sungai Kaligawe yang disebabkan oleh limbah cair dari beberapa perusahaan di sekitar sungai, perlu pembuktikan lebih lanjut. Bisa jadi, menurut beberapa sumber, pencemaran itu akibat dari limbah logam berat dari industri di Lingkungan Industri Kecil (LIK), dimana limbahnya dialirkan ke selokan yang akhirnya terbawa arus sungai Kaligawe (www.suaramerdeka.com). Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut perlu dilakukan studi geofisika. Metode geolistrik dapat dimanfaatkan untuk studi masalah lingkungan yaitu untuk mendeteksi kontras resistivitas medium akibat penyebaran kontaminan (rembesan limbah) di bawah permukaan yang sering diasosiasikan sebagai fluida konduktif. Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa metode geolistrik dapat digunakan untuk menentukan pencemaran air tanah seperti penelitian yang dilakukan oleh Juandi pada tahun 2008 berhasil menganalisis distribusi limbah kelapa sawit dengan mengaplikasikan geolistrik. Ngadimin dan Handayani pada tahun 2000 melakukan penelitian tentang monitoring rembesan limbah model fisik dilaboratorium dan berhasil memperkirakan penyebaran kontaminan cair dalam tanah yang diasosiasikan sebagai fluida konduktif yang menunjukkan akumulasi rembesan limbah yang
  • 17. 4 dapat mencemari air tanah. Limbah cair memiliki konduktuvitas lebih besar dibandingkan dengan air atau mempunyai resistivitas yang rendah (Distrik, I. W, 2008). Dari permasalahan tersebut diatas maka dalam skripsi ini penulis mengambil judul Aplikasi Metode Geolistrik untuk Mengetahui Pencemaran Limbah Pabrik di Sekitar Sungai di Daerah Genuk. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah berapa nilai resistivitas limbah tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pencemaran sungai di kawasan LIK 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah: 1) Bagi pemerintah dan masyarakat khususnya di daerah Genuk mengetahui air sungai tersebut layak digunakan atau tidak. 2) Bagi peneliti, yaitu memperdalam ilmu pengetahuan tentang geolistrik dan mencoba memberikan sumbangsih pikiran yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah. 1.5 Penegasan Istilah Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari perbedaan penafsiran maka penulis perlu menjelaskan pengertian dan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, berikut akan ditegaskan beberapa istilah, antara lain:
  • 18. 5 1. Metode geolistrik adalah suatu metode fisika dengan menggunakan prinsip kerja mempelajari aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi (Hendrajaya dan Arif 1990:4) 2. Konfigurasi Schlumberger merupakan aturan tentang penyusunan elektroda yang digunakan dalam penelitian. Pengukuran dengan konfigurasi Schlumberger ini menggunakan 4 elektroda, masing-masing 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial (Hendrajaya dan Arif 1990:55) 3. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (limbah rumah tangga). 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi disusun dalam tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir skripsi. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman sampul, halaman judul, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu: - BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. - BAB II: LANDASAN TEORI Landasan teori berisi teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan skripsi sehingga dapat dijadikan sebagai teori penunjang yang menjadi dasar teori disusunnya skripsi ini.
  • 19. 6 - BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian pengumpulan data,waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, alat dan bahan penelitian, diagram alir penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. - BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan tentang hasil penelitian yang telah di dapatkan. - BAB V: PENUTUP Bab ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran sebagai implikasi dari hasil penelitian. - Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
  • 20. 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 GEOLOGI KOTA SEMARANG Struktur geologi yang terdapat di daerah Semarang umumnya berupa sesar yang terdiri dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik. Sesar normal relatif berarah Barat-Timur sebagian agak cembung ke arah Utara, sesar geser berarah Utara Selatan hingga Barat Laut-Tenggara. Sesar-sesar tersebut umumnya terjadi pada batuan formasi Kerek, formasi Kalibeng dan formasi Damar yang berumur kuarter dan tersier. Geseran-geseran intensif sering terlihat pada batuan napal dan batu lempung, yang terlihat jelas pada formasi Kalibiuk di daerah Manyaran dan Tinjomoyo. Struktur sesar ini merupakan salah satu penyebab daerah tersebut mempunyai jalur “lemah”, sehingga daerahnya mudah tererosi dan terjadi gerakan tanah. Daerah Genuk merupakan daerah tambak dan industri. 2.1.1 Topografi Kota Semarang Kota Semarang memiliki ketinggian beragam, yaitu antara 0,75-348 m di atas permukaan laut, dengan topografi terdiri atas dataran rendah dan dataran tinggi. Dibagian Utara merupakan pantai dan dataran rendah memiliki kemiringan 0%-2% sedangkan ketinggian ruang bervariasi antara 0-3,5 m. dibagian Selatan merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan berkisar antara 2%-40% dan ketinggian antara 90-200 m dpl (di atas permukaan laut).
  • 21. 8 2.1.2 Stratigrafi Geologi Kota Semarang berdasarkan Peta Geologi Lembar Magelang- Semarang (RE. Thaden, dkk; 1996), susunan stratigrafinya adalah sebagai berikut: 1. Aluvium Merupakan endapan aluvium pantai, sungai dan danau. Endapan pantai litologinya terdiri dari lempung, lanau dan pasir. Endapan sungai dan danau terdiri dari kerikil, kerakal, pasir dan lanau. 2. Batuan Gunungapi Gajah Mungkur Batuannya berupa lava andesit, berwarna abu-abu kehitaman, berbutir halus, holokristalin. 3. Batuan Gunungapi Kaligesik Batuan Gunungapi Kaligesik berupa lava basalt, berwarna abu-abu kehitaman. 4. Formasi Jongkong Breksi andesit hornblende augit dan aliran lava, sebelumnya disebut batuan gunungapi Ungaran Lama. Breksi andesit berwarna coklat kehitaman. Aliran lava berwarna abu-abu tua, berbutir halus. 5. Formasi Damar Batuannya terdiri dari batu pasir tufaan, konglomerat, dan breksi vulkanik. Batu pasir tufaan berwarna kuning kecoklatan berbutir halus-kasar. Konglomerat berwarna kuning kecoklatan hingga kehitaman. Breksi vulkanik mungkin diendapkan sebagai lahar, berwarna abu-abu kehitaman.
  • 22. 9 6. Formasi Kaligetas Batuannya terdiri dari breksi dan lahar dengan sisipan lava dan tufaan halus sampai kasar, setempat di bagian bawahnya ditemukan batu lempung mengandung moluska dan batu pasir tufaan. 7. Formasi Kalibeng Batuannya terdiri dari napal, batu pasir tufaan dan batu gamping. Napal berwarna abu-abu kehijauan hingga kehitaman. Batu pasir tufaan berwarna kuning kehitaman. Batu gamping merupakan lensa dalam napal, berwarna putih kelabu, keras dan kompak. 8. Formasi Kerek Perselingan batu lempung, napal, batu pasir tufaan, konglomerat, breksi vulkanik dan batu gamping. Batu lempung kelabu muda-tua, gampingan, sebagian bersisipan dengan batu lanau atau batu pasir, mengandung fosil foram, moluska dan koral-koral koloni. Daerah Genuk termasuk daerah alluvium yang terdiri dari lempung, pasir, krikil dan lanauan. 2.2 LIMBAH DAN PENCEMARANNYA Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah). Air limbah adalah gabungan dari cairan dan air yang mengandung limbah yang berasal dari perumahan, perkantoran dan kawasan industri (Gunawan, 2006). Bila ditinjau secara kimiawi, limbah terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volum limbah,
  • 23. 10 kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah, sedangkan tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Pada sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya, dikarenakan banyaknya industri yang berdiri. Dengan banyaknya frekuensi limbah tentunya pembuangan limbah semakin tak terkendali. Umumnya limbah yang dibuang ke lingkungan akan mempengaruhi lingkungan dimana limbah dibuang (Djajadiningrad dan Harsono, 1990). 2.1.1 Sumber Air Limbah Secara garis besar air limbah berasal dari beberapa sumber yaitu: a. Limbah Cair Industri Limbah cair industri adalah seluruh limbah cair yang berasal dari kegiatan industri (Gunawan, 2006). b. Limbah Cair Domestik Limbah cair domestik adalah sisa air yang telah dipakai untuk kegiatan sanitasi manusia seperti minum, memasak, mandi, mencuci, menyiram tanaman dan lain-lain (Gunawan, 2006). c. Air Limbah Rembesan Limpahan air hujan akan bergabung dengan air limbah, dan sebagian air hujan tersebut menguap dan adapula yang merembes kedalam tanah dan akhirnya menjadi air tanah (Sugiharto, 2008).
  • 24. 11 2.1.2 Jenis-jenis limbah Menurut Widjajanti, berdasarkan karakteristiknya limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam yaitu: a. Limbah Cair Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. b. Limbah Padat Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat umum. c. Limbah Gas dan Partikel Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh beberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), dan timah. d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemari lingkungan hidup dan membahayakan kesehatan manusia. Beberapa bentuk bahan pencemaran adalah: Mercury (Hg), Flour (F), Nitrat (NO3), Salenium (Se), Chromium (Cr), Cadmium (Cd), Barium (Ba) yang menyebabkan keracunan (Juandi, 2009). Banyak perairan sungai yang tercemar oleh sisa-sisa cairan pembuangan industri. Hal ini menyebabkan zat-zat beracun
  • 25. 12 yang terdapat pada cairan limbah tersebut terlarut dan terbawa masuk ke perairan sungai. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air bersih adalah jika tingkat D.O atau Dissolved Oxygen (oksigen terlarut) tinggi, sedangkan BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan zat padat terlarutnya rendah (Wijaya, 2009). Adapun harga resistivitas dari berbagai limbah dapat pada tabel 2.1 dibawah ini: Tabel 2.1 harga resistivitas beberapa jenis limbah Jenis limbah Resistivitas (Ωm) Referensi Sampah pada pasir 41,61-81 Distrik, I.W Sampah pada tanah 10,4-31,9 Distrik, I.W Sampah pada campuran 17,4-62,7 Distrik, I.W Polutan cair (oli) pada pasir 2,09-4,36 Suhendra 2005 Pasir besi pada lempung 172-359 Suhendra 2005 Polutan pasir Air bersih 89,3-457 10-100 Ngadimin dan Handayani,G 2000 Looke, 2000 Menurut Sugiharto 2008, indikasi pencemaran dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian sebagai berikut: a) Perubahan pH (tingkat keasaman atau konsentrasi ion hidrogen). Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran 6,5-7,5. Air limbah yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggu organisme di dalamnya.
  • 26. 13 b) Perubahan Warna, Bau dan Rasa. Air normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak jernih. Bila kondisi air warnanya berubah, maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau bisa berasal dari limbah industri atau hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau, sehingga mengubah rasa. c) Timbulnya Endapan, Koloid dan Bahan Terlarut. Endapan, koloid dan bahan terlarut yang berasal dari adanya limbah industri berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak terlarut sempurna akan mengendap di dasar sungai,dan yang larut sebagian akan menjadi koloid yang akan menghalangi bahan-bahan organik. 2.3 Geolistrik Tahanan Jenis Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya dipermukaan bumi (Hendrajaya, 1990). Tujuan dari metode ini adalah untuk memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi batuan di bawah permukaan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik (konduktivitas atau resistivitas). Metode ini dilakukan dengan menggunakan arus listrik searah (Direct Current) yang diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga
  • 27. 14 hambatan jenis masing-masing lapisan dibawah titik ukur (sounding point). Berdasarkan letak (konfiguari) elektroda-elektroda potensial dan arus, dikenal beberapa jenis metoda resistivitas tahanan jenis, antara lain: Metoda Schlumberger, Metode Wenner, dan Metoda Dipole Sounding. Menurut Waspodo berdasarkan tujuannya, cara pengukuran resistivitas terdiri dari dua, yaitu: 1. Metode Resistivitas Sounding (Pendugaan secara Vertikal) Metode ini bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan secara vertikal. Pada prakteknya, spasi elektroda (arus dan potensial) diperbesar secara bertahap sesuai dengan konfigurasi elektroda yang digunakan. Semakin panjang bentangan jarak elektrodanya, maka semakin dalam pula batuan yang dapat diditeksi, walaupun masih dalam batas-batas tertentu. 2. Metode Resistivitas Mapping (Pendugaan Gejala Horizontal) Metode ini bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan secara horizontal. Pada prakteknya, spasi elektroda (arus dan potensial) dibuat sama untuk semua titik di permukaan bumi. Hasil dari pengukuran ini biasa dijadikan sebagai peta kontur berupa sebaran nilai resistivitasnya. Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak elektroda. Jarak elektroda ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Makin besar jarak elektroda tersebut maka makin dalam lapisan batuan yang dapat diselidiki (Hendrajaya dan Arif
  • 28. 15 1990:5-6). Pada resistivitas sounding dikenal berbagai macam konfigurasi elektroda, salah satunya adalah konfigurasi Schlumberger. 2.4 Sifat Kelistrikan Batuan dan Tanah Arus listrik dalam batuan/mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik dan konduksi secara dielektrik (Telford, 1990). Batuan merupakan suatu jenis materi sehingga batuan mempunyai sifat-sifat kelistrikan. Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari batuan bila dialirkan arus listrik ke dalamnya. Arus listrik ini dapat berasal dari alam itu sendiri akibat terjadinya ketidaksetimbangan, atau arus listrik yang sengaja dimasukkan ke dalamnya (Hendrajaya, 1990). 2.4.1 Konduksi Elektronik Konduksi ini adalah tipe normal dari aliran arus listrik dalam batuan atau mineral. Konduksi elektronik merupakan aliran elektron bebas yang terdapat pada batuan atau mineral. Karena , pada batuan atau mineral ini terdapat banyak elektron bebas di dalamnya. Sehingga, arus listrik dialirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron bebas. 2.4.2 Konduksi Elektrolitik Konduksi jenis ini banyak terjadi pada batuan atau mineral yang bersifat porus dan pada pori-pori tersebut terisi oleh larutan elektrolit. Dalam hal ini arus listrik mengalir akibat dibawa oleh ion-ion larutan elektrolit. Konduksi dengan cara ini lebih lambat dari pada konduksi elektronik. Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung pada volum dan susunan pori-porinya.
  • 29. 16 Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah banyak dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang. 2.4.3 Konduksi Dielektrik Konduksi ini terjadi pada batuan yang bersifat dielektrik artinya batuan tersebut mempunyai elektron sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar, maka elektron-elektron dalam atom batuan dipaksa berpindah dan berkumpul terpisah dengan intinya, sehingga terjadi polarisasi. Berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan dan mineral dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.) Konduktor baik : 108 <  <1m 2.) Konduktor pertengahan : 1 <  < m 7 10 3.) Isolator :  > m 7 10 Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan pada tabel 2.2 Tabel 2.2 harga tahanan jenis beberapa jenis batuan (Tellofrd et al:1982) Bahan Resistivitas (Ωm) Udara ~ Limstones (batu gamping) 50-107 Sandstones (batu pasir) 1-6.4.108 Shales (batu tulis) 20-2.103 Sands 1-1.103 Clay (lempung) 1-102 Ground water (air tanah) 0.5-3.102 Sea water (air laut) 0.01-103 Napal 3-70 Konglomerat 2.103-104
  • 30. 17 2.4.4 Rumus-Rumus Dasar Listrik Dalam metoda geolistrik ini digunakan definisi-definisi : a. Resistansi R = V/I dalam  b. Resistivitas = E/J dalam m c. Konduktivitas  = I/ dalam (m)-1 dengan V : beda potensial I : besar arus listrik yang mengalir E : medan listrik J : rapat arus listrik (arus listrik persatuan luas) Jika ditinjau dari suatu silinder konduktor dengan panjang L (m), luas penampang A (m2), dan resistivtas ρ (Ωm), maka dapat dirumuskan dan digambarkan seperti pada gambar 2.1: Sumber arus I L Gambar 2.1 Silinder konduktor dengan panjang L (m), luas penampang A (m2) yang dialiri arus listrik I A
  • 31. 18 Maka resistansi R dapat dirumuskan: (2.1) Dimana secara fisis rumus tersebut dapat diartikan jika panjang silinder konduktor (L) dinaikkan, maka resistansi akan meningkat, dan apabila luas penampang (A) berkurang maka resistansi juga meningkat. Dimana tahanan jenis adalah resistivitas dalam Ωm dan J adalah rapat arus (ampere/m2) dan E adalah medan listrik (Hendrajaya,1990). Sedangkan menurut hukum Ohm resistansi R dapat dirumuskan: (2.2) Dengan V adalah tegangan (volt) dan I adalah arus listrik (ampere), sehingga persamaan 2.1 dan 2.2 tersebut di dapatkan nilai resistivitas (ρ) sebesar: (2.3) Banyak orang sering menggunakan sifat konduktivitas (σ) batuan yang merupakan kebalikan dari resistansi (ρ) dengan satuan mho/m. (2.4) Dimana J adalah rapat arus (A/m2) dan E adalah medan listrik (V/m).
  • 32. 19 2.4.5 Aliran Listrik Dalam Bumi Jika ditinjau suatu medium homogen isotropik yang dialiri arus lisrik searah I (diberi medan listrik E) seperti pada gambar 2.2: Maka elemen arus listrik dl yang melalui elemen luas dA dengan kerapatan arus J adalah: (2.5) (Hukum Ohm) (2.6) Dengan σ adalah konduktivitas medium dalam volt/meter Maka besarnya medan listrik dapat dinyatakan dalam : (2.7) Sehingga rapat arusnya menjadi: (2.8) Jika di dalam medium tidak ada sumber arus, maka (2.9) q dA J A V Gambar 2.2. Medium homogen isotropis dialiri arus listrik
  • 33. 20 Sesuai teorema Divergensi (2.10) Sehingga hukum kekekalan muatan (2.11) (2.12) Karena , maka Persamaan (2.12) disebut persamaan Laplace, dalam koordinat bola operator Laplacian berbentuk: (2.13) Karena anggapan homogen dari sistem yang ditinjau maka potensial hanya merupakan fungsi dari jarak r atau V(r), sehingga persamaan Laplace dalam koordinat bola menjadi: (2.14) Integrasi dua kali berturut-turut persamaan 2.14 menghasilkan: (2.15) (2.16) (2.17) (2.18) (2.19)
  • 34. 21 Dimana C1 dan C2 adalah konstanta sembarang. Nilai konstanta tersebut ditentukan dengan menerapkan syarat batas yang harus dipenuhi potensial V(r), yaitu: 1. Pada (jarak sangat jauh) , sehingga C2 = 0, 2. Potensial disekitar titik arus dipermukaan bumi Permukaan yang dialiri arus I adalah permukaan setengah bola dengan luas sehingga: (2.21) (2.22)
  • 35. 22 Jika suatu elektroda arus ditempatkan di permukaan bumi, dimana konduktivitas udara nol, maka garis ekuipotensial yang terjadi akan membentuk permukaan setangah bola seperti pada gambar 2.3: Arah medan listrik 2.5 FAKTOR GEOMETRI Besaran koreksi letak kedua elektroda potensial terhadap kedua elektroda arus disebut faktor geometri (Hendrajaya,1990). Jika pada permukaan bumi diinjeksikan dua sumber arus yang berlawanan polaritasnya seperti pada gambar (2.4), maka besarnya potensial disuatu titik P adalah: Permukaan equipotensial Gambar 2.3 Potensial di sekitar titik arus pada permukaan bumi Permukaan bumi arus Titik arus Gambar 2.4 Permukaan equipotensial dan arah aliran arus listrik akibat dua sumber arus (I dan – I) di permukaan bumi homogen
  • 36. 23           1 2 1 1 2 r r I   (2.23) Dengan: r1: Jarak dari titk P ke sumber arus positif r2: Jarak dari titk P ke sumber arus negatif Jika ada dua titik yaitu P dan Q yang terletak didalam bumi tersebut, maka besarnya beda potensial antara titik P dan titik Q adalah: pq p q V V V                                 1 2 3 4 2 1 1 2 r I r I I r r I                   1 2 3 4 1 1 1 1 2 r r r r I (2.24) dengan, r3: jarak titik Q kesumber arus positif r4: jarak titik Q kesumber arus negatif   1 2 2 2 r I r I V p      
  • 37. 24 Pada metode geolistrik, pengukuran potensial dilakukan dengan menggunakan dua buah elektroda potensial seperti pada gambar (2.5) dibawah ini:            AM BM AN BN I V 1 1 1 1 2  I V AM BM AN BN            1 1 1 1 2  Dengan,           AM BM AN BN K 1 1 1 1 2 Gambar 2.5 Letak elektroda arus dan elektroda potensial pada permukaan bumi I A M N B V
  • 38. 25 Atau             AM BM AN BN K 1 1 1 1 2 Maka 2.6 KONFIGURASI SCHLUMBERGER Pada alat Resistvity Multi-Channel terdapat pengaturan konfigurasi yang diinginkan, alat tersebut otomatis muncul opsi Schlumberger dan Wenner. Aturan konfigurasi Schlumberger pertama kali diperkenalkan oleh Conrad Schlumberger, dimana jarak elektroda potensial MN dibuat tetap sedangkan jarak AB yang diubah-ubah. Tetapi pengaruh keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB diubah pada jarak yang relatif besar maka jarak MN hendaknya diubah pula. Konfigurasi Schlumberger mendasarkan pengukuran kepada kontinuitas pengukuran dalam satu penampang dan hasilnya suatu penampang semu (pseudosection). Pengukuran ini dilakukan dengan membuat variasi posisi elektroda arus (AB) dan elektroda potensial (MN). Dalam konfigurasi Sclumberger ini dapat dihitung nilai resistivitas semu (ρ) sebagai berikut:
  • 39. 26 dengan K adalah faktor geometri dari konfigurasi elektroda yang digunakan di lapangan. Rumusan faktor geometri dapat dituliskan:             AM BM AN BN K 1 1 1 1 2 Kelemahan dari konfigurasi ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi. Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan. 2.7 RES2DINV Res2DinV adalah program komputer yang secara otomatis menentukan model resistivy 2 dimensi (2-D) untuk bawah permukaan dari data hasil survey goelistrik. Model 2-D menggunakan program inversi dengan teknik optimasi least-square non linier dan subroutine dari permodelan maju digunakan untuk menghitung nilai resistivitas semu. Data hasil survey geolistrik di simpan dalam bentuk file *.dat dengan data dalam file tersebut tersusun dalam order sebagai berikut: Line 1 – Nama tempat dari garis survey
  • 40. 27 Line 2 – Spasi elektroda terpendek Line 3 – Tipe Pengukuran (Wenner = 1, Pole-pole = 2, Dipole-dipole = 3, Pole-dipol = 4, Schlumberger = 7) Line 4 – Jumlah total datum point Line 5 – Tipe dari lokasi x datum point. Masukkan 0 bila letak elektroda pertama diketahui. Gunakan 1 jika titik tengahnya diketahui. Line 6 – Ketik 1 untuk data IP dan 0 untuk data resistivitas. Line 7 – Posisisi x, spasi elektroda, (faktor pemisah elektroda (n) untuk dipole-dipole, pole-pole, dan Wenner-Schlumberger) dan harga resistivitas semu terukur pada datum point pertama. Line 8 – Posisisi x, spasi elektroda dan resistivitas semu yang terukur untuk datum point kedua. Dan seterusnya untuk datum point berikutnya. Setelah itu diakhiri dengan empat angka 0 (Handayani, 2001).
  • 41. 28 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan sebanyak 4 titik sounding. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung di sekitar kawasan LIK Genuk, Semarang. Adapun lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
  • 42. 29 3.1.2 Waktu Penelitian Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 20 Febuari – 29 Maret 2013 di kawasan LIK Genuk, Semarang 3.2 Peralatan Alat yang digunakan selama penelitian dilapangan adalah sebagai berikut: 1. Resistivitimeter untuk memberikan harga beda potensial dan kuat arus. 2. Patok untuk mengetahui penempatan elektroda (elektroda potensial dan elektroda arus) yang akan dipasang. 3. Aki (elemen kering) sebagai sumber arus. 4. Meteran digunakan untuk mengukur panjang lintasan yang akan diteliti. 5. Kabel listrik digunakan sebagai kabel penghubung. 6. Laptop untuk dihubungkan ke alat resistivitimeter.
  • 43. 30 3.3 Diagram Alir Penelitian Adapun prosedur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada diagram alir seperti gambar 3.2 di bawah ini: TIDAK YA Gambar 3.2 Diagram alir pelaksanaan penelitian Kajian Pustaka Persiapan Alat Penelitian Alat Dapat Bekerja di Lapangan Pengambilan data Pengolahan Data dengan Software Res2Dinv32 Interpretasi Data Hasil Pengolahan Analisis data Kesimpulan Selesaii
  • 44. 31 3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Dari beberapa konfigurasi geolistrik metode tahanan jenis yang ada, dalam penelitian ini akan digunakan konfigurasi Schlumberger. Pada konfigurasi Schlumberger ini elektroda-elektroda potensial diam pada suatu spasi tertentu. Sedangkan elektroda-elektroda arus digerakkan secara simetri keluar dalam langkah-langkah tertentu dan sama. Lebar jarak AB menentukan jangkauan geolistrik ke dalam tanah. Ketika perbandingan jarak antara elektroda arus dengan elektroda potensial terlalu besar, elektroda harus digeser, jika tidak maka beda potensial yang terukur akan sangat kecil (Alile et al., 2007). Data yang diperlukan untuk pengukuran resistivitas tanah meliputi: a. Jarak antar dua elektroda arus (AB) Jarak ini diubah-ubah untuk memperolah gambaran tiap-tiap lapisan. (juga bergantung pada besarnya arus yang diinjeksikan). Jarak AB biasanya dituliskan dalam AB/2. b. Jarak antara dua elektroda potensial (MN). c. Arus listrik (I) yang diinjeksikan ke dalam pasir. d. Beda potensial ( ) antara kedua elektroda potensial. 3.5 Teknik Pengambilan Data Pengukuran dilaksanakan di kawasan LIK untuk mengetahui pencemaran limbah pabrik. Teknik pengukuran didasarkan pada stacking chart yang telah di buat seperti kondisi lapangan seperti gambar di atas.
  • 45. 32 Beberapa hal tahapan akuisisi yang dilakukan adalah: a) Memasang patok pada lintasan pengukuran sebanyak 16 patok elektroda pada lintasan sepanjang 60 meter dengan spasi antar elektroda sebesar 4 meter pada lapangan lokasi penelitian. b) Kabel penghubung elektroda pertama hingga elektroda ke delapan dimasukkan pada lubang alat resistivity multi channel yang bertuliskan angka 1-8. c) Kabel penghubung elektroda ke sembilan hingga elektroda ke enam belas dimasukkan pada lubang alat resistivity multi channel yang bertuliskan angka 9-16. d) Sisa lubang dipergunakan untuk kabel penghubung dengan sumber arus atau aki dan kabel penghubung alat resistivity multi channel (seperti gambar 3.3) dengan USB agar terkoneksi dengan laptop. Gambar 3.3 Resistivity Multi - Chanel e) Membuka software GeoRes-Multi channel pada laptop. Memilih settings mengubah metode didalamnya menjadi custom dan memasukan konfigurasi Schlumberger yang telah dibuat dalam bentuk notepad setelah itu mengklik save setting now.
  • 46. 33 f) Memilih resistivity setelah itu memilih direktori untuk menyimpan data yang dihasilkan dari pengukuran lalu mengklik start. Dengan software tersebut monitoring di bawah permukaan tanah dapat otomatis terbaca. g) Data hasil pengukuran disimpan pada direktori yang sudah dipilih sebelum memulai pengukuran. h) Mengulangi prosedur pada poin a sampai g untuk lintasan berikutnya. i) Data yang diperoleh berupa arus, beda potensial, resistivitas. Langkah selanjutnya adalah melakukan inversi dengan menggunakan software Res2Dinv yang nantinya akan menggambarkan penampang keadaan bawah permukaan di setiap lintasan, dari penampang tersebut dapat terlihat resistivitas limbah yang dapat disimpulkan adanya dugaan pencemaran. 3.6 Pengolahan Data Dalam pengolahan data menggunakan software Res2Dinv, pertama yang dilakukan adalah membuka program tersebut, setelah itu pilih menu file kemudian pilih read data file yang fungsinya menginput data yang telah diperoleh dalam pengukuran menggunakan GeoRes Multi-Channel dengan nama format *.dat lalu pilih oke dan pilih menu inversion setelah itu least squares inversion guna memilih file dalam bentuk Microsoft Excel yang akan diketahui hasil inversi pengolahannya. Pilih menu save agar opsi-opsi yang telah diatur dapat tersimpan, maka muncul gambar penampang hasil kalkulasi dan inversi data dengan pengolahan software Res2Dinv. Kemudian terdapat pengaturan iterasi yang dapat diubah sesuai keinginan, terasi berfungsi untuk mengurangi error yang terjadi.
  • 47. 34 3.7.1 Intepretasi Data Resistivitas 2 Dimensi (Res2Dinv) Pada tahapan ini hasil output yang dihasilkan oleh software Res2Dinv akan menampilkan gambar penampang vertikal dan horisontal serta citra warna . Dari perbedaan nilai resistivitas inilah kita dapat menafsirkan pencemaran limbah pabrik terhadap sungai.
  • 48. 35 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN Data yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan menggunakan aplikasi metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi schlumberger dikawasan LIK Genuk terdiri dari 4 titik pengukuran. Pengambilan data dilakukan di lapangan dengan panjang lintasan 60 meter dengan spasi elektroda 4 meter. Hasil penelitian diolah dengan menggunakan Res2dinv. Distribusi harga tahanan jenis bawah permukaan dapat diketahui berdasarkan citra warna. Adapun data hasil pengukuran geolistrik terlampir pada lampiran 1 dalam software tersebut 4.2 PEMBAHASAN Berdasarkan geologi, daerah penelitian merupakan endapan alluvium. Endapan alluvium terdiri dari lempung, lanau, pasir dan kerikil. Secara umum dari semua hasil data yang diperoleh, didapatkan nilai resistivitas yang rendah. Berarti kondisi bawah permukaan LIK memiliki nilai konduktivitas yang tinggi. Perolehan jenis limbah di lokasi penelitian sangat bervariasi dan tercampur tidak merata, maka nilai resistivitas limbah hasil dari analisis data penelitian akan menggunakan referensi resistivitas jenis limbah.
  • 49. 36 4.2.1 Lintasan Pertama Bentangan (m) Gambar 4.1 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Lintasan 1 Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi geologi, maka pada gambar 4.1 akan diperoleh jenis limbah dengan nilai resistivitasnya yaitu polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (1,30-4,30) Ωm dengan kedalaman sekitar (2-7,95) meter, sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (5,45-31,9) Ωm dengan kedalaman sekitar (7,95-10,7) meter, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (11,2-46) Ωm dengan kedalaman sekitar (7,95- 10,7) meter. Berdasarkan pembahasan di atas, nilai resistivitas limbah dapat dituliskan pada Tabel 4.1: Tabel 4.1 Nilai resistivitas pada lintasan pertama Jenis limbah Resistivitas(Ωm) Kedalaman (m) Warna Polutan cair (oli) pada pasir 1,30-4,30 2-7,95 Hijau muda hingga hijau tua Sampah pada medium tanah 5,45-31,9 7,95-10,7 kuning hingga merah Sampah pada medium campuran pasir dan tanah 11,2-46 7,95-10,7 Orange hingga ungu Indikasi pencemaran limbah Kedalaman (m)
  • 50. 37 Dari warna-warna diperoleh rembesan limbahnya yaitu pada bentangan 5-56 meter rembesan limbahnya pada kedalaman sekitar 7 meter, bentangan 16-48 meter rembesan limbahnya mulai pada kedalaman 7,95-10,7 meter. 4.2.2 Lintasan kedua Bentangan (m) Gambar 4.2 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Lintasan 2 Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi geologi, maka pada gambar 4.2 akan diperoleh jenis limbah dengan nilai resistivitasnya yaitu polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (2,04-4,84) Ωm dengan kedalaman sekitar (1,00-10,7) meter, sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (11,5-45) Ωm dengan kedalaman sekitar (1,00-7,95) meter, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (27,1-75) Ωm dengan kedalaman sekitar (1.00-6,5) meter. Kedalaman (m) Indikasi pencemaran limbah
  • 51. 38 Berdasarkan pembahasan di atas, nilai resistivitas limbah dapat dituliskan pada Tabel 4.2: Tabel 4.2 Nilai resistivitas pada lintasan kedua Jenis limbah Resistivitas (Ωm) Kedalaman (m) Warna Polutan cair (oli) pada pasir 2,04-4,48 1,00-10,7 Hijau muda hingga hijau tua Sampah pada medium tanah 11,5-45 1,00-7,95 kuning hingga merah Sampah pada medium campuran pasir dan tanah 27,1-75 1,00-6,5 Orange hingga ungu Dari warna-warna diperoleh rembesan limbahnya yaitu pada bentangan 12,0-26 meter rembesan limbahnya pada kedalaman sekitar 7,95-10,7 meter, bentangan 32-48 meter rembesan limbahnya mulai pada kedalaman 6,5 meter. 4.2.3 Lintasan ketiga Bentangan (m) Gambar 4.3 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Lintasan 3 Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi geologi, maka pada gambar 4.3 akan diperoleh jenis limbah dengan nilai resistivitasnya yaitu polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (1,74-5,59) Ωm dengan kedalaman sekitar (3,10-10,7) meter, sampah Indikasi pencemaran limbah Kedalaman (m)
  • 52. 39 pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (11,9-57,5) Ωm dengan kedalaman sekitar (1,00-7,95) meter, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (17,9-185) Ωm dengan kedalaman sekitar (1,00-7,95) meter, sampah pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (60,5- 593) Ωm dengan kedalaman sekitar (5,41-10,7) meter. Berdasarkan pembahasan di atas, nilai resistivitas limbah dapat dituliskan pada Tabel 4.3: Tabel 4.3 Nilai resistivitas pada lintasan ketiga Jenis limbah Resistivitas (Ωm) Kedalaman (m) Warna Polutan cair (oli) pada pasir 1,74-5,59 3,10-10,7 Biru muda hingga hijau tua Sampah pada medium tanah 11,9-57,5 1,00-7,95 Hijau tua hingga kunig Sampah pada medium campuran pasir dan tanah 17,9-185 1,00-7,95 Hijau tua hingga 0range Sampah pada medium pasir 60,5-593 5,41-10,7 Orange hingga ungu Dari warna-warna diperoleh rembesan limbahnya yaitu pada bentangan 11-16 meter rembesan limbahnya pada kedalaman sekitar 7,95 meter, bentangan 24-40 meter rembesan limbahnya mulai pada kedalaman 3,10 meter.
  • 53. 40 4.2.4 Lintasan keempat Bentangan (m) Gambar 4.4 Penampang Resistivitas Tanah Kawasan LIK Lintasan 4 Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi geologi, maka pada gambar 4.4 bawah ini akan diperoleh jenis limbah dengan nilai resistivitasnya yaitu air bersih yang tercemar polutan cair pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas berkisar (1,82-4,16) Ωm dengan kedalaman sekitar (2-9,5) meter, sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (9,51- 49,5) Ωm dengan kedalaman sekitar (7,95-10,7) meter, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (21,7-65) Ωm dengan kedalaman sekitar (7,95-10,7) meter. Berdasarkan pembahasan di atas, nilai resistivitas tanah setelah diinjeksi limbah deterjen dapat dituliskan pada Tabel 4.4: Tabel 4.4 Nilai resistivitas pada lintasan keempat Jenis limbah Resistivitas (Ωm) Kedalaman (m) Warna Polutan cair (oli) pada pasir 1,82-4,16 2-9,5 Hijau Sampah pada medium tanah 9,51-49,5 7,95-10,7 kuning hingga merah Sampah pada medium campuran pasir dan tanah 21,7-65 7,95-10,7 Orange hingga ungu Indikasi pencemaran limbah Kedalaman (m)
  • 54. 41 Dari warna-warna diperoleh rembesan limbahnya yaitu pada bentangan 6-28 meter rembesan limbahnya pada kedalaman sekitar 4 meter, bentangan 26-52 meter rembesan limbahnya mulai pada kedalaman 7,95-10,7 meter. Menurut Sriyono (2010), pada kedalaman 0-0,5 meter merupakan alluvium, kedalaman 0,5-3 meter merupakan lempung lanauan, kedalaman 3-11 meter merupakan lempung dan pasir. Rembesan terjadi pada medium campuran tanah dan pasir. Berdasarkan nilai resistivitas diatas semua titik sudah tercemar oleh air limbah dan telah mencemari sistem air bawah tanah. Hal ini menunjukkan bahwa air disekitar LIK tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan saat musim hujan sehingga hasil penelitian kurang akurat. Apabila ingin melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau. Bentangan lintasan penelitian ini kurang panjang sehingga kedalaman yang dicapai tidak maksimal.
  • 55. 42 BAB 5 PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang aplikasi metode geolistrik untuk mengetahui pencemaran limbah pabrik disekitar sungai di daerah Genuk dengan metode resistivitydiketahui pada lintasan 1 polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (1,30-4,30) Ωm,sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (5,45-31,9) Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (11,2-46) Ωm. Pada lintasan 2 polutan cair (oli)pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (2,04-4,84) Ωm,sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (11,5-45) Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (27,1-75) Ωm.Pada lintasan 3 polutan cair (oli) padamedium pasir mempunyai nilai resistivitas (1,74-5,59) Ωm,sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (11,9-57,5) Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (17,9- 185)Ωm, sampah pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas(60,5- 593)Ωm. Pada lintasan 4 polutan cair (oli)pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (1,82-4,16) Ωm,sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (9,51-49,5)Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas (21,7-65).
  • 56. 43 Berdasarkan nilai resistivitas diatas semua titik sudah tercemar oleh air limbah, terutama pada lintasan pertama yang nilai resistivitasnya semakin kecil.Hal ini menunjukkan bahwa air disekitar LIK tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. B. SARAN Perlu dilakukan penelitian pada daerah yang sama dengan metode yang berbeda, misalnya Induced Polarization (IP) untuk dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai.Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menunjukkan sejauh mana aliran limbah dalam tanah dan mengetahui asal limbah dari pabrik atau dari tanah urugan.Sosialisasi kepada masyarakat disekitar sungai untuk tidak menggunakan air sungai dan air tanah karena sudah tercemar.
  • 57. 44 DAFTAR PUSTAKA Alile, O. M., W.A Molindo, dan M.A Nwachokor. 2007. Evaluation of Soil Profile on Aquifer Layer of Three Location in Edo State. International Journal of Physical Sciences. 2(9):249-253. Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri oleh Limbah Industri Kelapa SawitPT. Peputra Masterindodi Kabupaten Kampar. Tesis. Semarang: universitasdiponegoro. Broto, S. dan R. S. Afifah. 2008. Pengolahan Data GeolistrikdenganMetode Schlumberger.Teknik, 29(2): 120-128. Distrik,I. W. 2008. Efektivitas Pemahaman Meteri Struktur Lapisan Bawah Permukaan Bumi Untuk Mendetaksi Resapan Limbah Melalui Metode Geolistrik Resistivity.JPMIPA, 9 (1):51-60. Djajadiningrat, S.T. danHarsono, H. 1990. Penilaian Secara Cepat Sumber- sumber Pencemaran Air, Tanah dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Gunawan, Y. 2006. Peluang Penerapan Produksi Bersih pada System Pengolahan Air Limbah Domestik Studi Kasus di PT Badak NGL Bontang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Hendrajaya, L. 1990. Pengukuran Resistivitas Bumi pada Satu Titik di Medium Tak Hingga. Bandung. Inkantriani, B. P. 2008. Evaluasi Daya Dukung Lingkungan Zona Industri Genuk Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Jegede, S.I, Osazuwa, I. B, Abdullahi, N. K. 2011.Geoenviromental Study of Groundwater Contamination In A Dual Aquifer Environment Using Earth Resisitivity Imaging. Journal of American Science.7(2). Juandi, M. 2009. Analisis Pencemaran Limbah Berdasarkan Nilai Resistivitas. Journal of Environmental Science. Riau: Universitas Riau. Ngadimin dan Gunawan, H. 2001. Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Alat Monitoring Rembesan Limbah. JMS.1.45-53. Noor, D. 2006. GeologiLingkungan. Yogyakarta: Grahailmu. Sriyono, Qudus, N., Setyowati, D. L. 2010. Model Spasial Ketersediaan Air Tanah dan Intrusi Air Laut Penentuan Zone Konservasi Air Tanah. Bulletin Teknik. Semarang. Universitas Negeri Semarang. Sugiharto. 2008. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia.
  • 58. 45 Suhendra.2005. Pencitraan Konduktivitas Bawah Permukaan dan Aplikasinya Untuk Identifikasi Penyebaran Limbah Cair Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis 2 D. Jurnal gradien mipa. Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E. Sheriff, and D.A. Keys. 1990. Applied Geophysic. London: Cambridge University Press. Thaden, R, E., Sumadiredja, H., Richards, P. W, Sutisna, K., dan Amin, T. C., 1996. Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa, skala 1:100.000. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Waspodo, R. S. B. 2002. Investigasi Air Tanah Melalui Geolistrik di Darmaga, Bogor.Buletin Keteknikan Pertanian,16 (1). Widjajanti, E. 2009.Penanganan Limbah Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Wijaya, L., Legowo, B., Ramlan, A. H. 2009. Identifikasi Pencemaran Air Tanah Dengan Metode Geolistrik di Wilayah Ngringo Jaten Karanganyar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. www. Suara Merdeka .com diakses 29 November 2012
  • 60. 46 Lampiran 1 DATA PENGOLAHAN RES2DINV KONFIGURASI SCHLUMBERGER Lintasan 1 Datum Depth Axis A M N B SP I V x Resistivity (Ωm) 1 1 1 1 2 3 4 0.0146 0.1181 0.0724 6 12.30036 2 1 2 2 3 4 5 0.3015 0.118 0.3357 10 7.284234 3 1 3 3 4 5 6 0.0422 0.1171 0.0759 14 7.232905 4 1 4 4 5 6 7 0.256 0.1174 0.3006 18 9.547871 5 1 5 5 6 7 8 0.0331 0.1181 0.0686 22 7.554717 6 1 6 6 7 8 9 0.0279 0.1189 0.0075 26 4.312093 7 1 7 7 8 9 10 0.0892 0.1181 0.1144 30 5.362785 8 1 8 8 9 10 11 0.0306 0.1182 0.059 34 6.038661 9 1 9 9 10 11 12 0.282 0.1177 0.0166 38 7.174681 10 1 10 10 11 12 13 0.258 0.1187 0.2994 42 8.765756 11 1 11 11 12 13 14 0.1 0.1183 0.0818 46 3.866575 12 1 12 12 13 14 15 0.2081 0.1185 0.2473 50 8.313951 13 1 13 13 14 15 16 0.0684 0.1185 0.1077 54 8.335161 14 2 1 1 3 4 6 0.016 0.1186 0.0263 10 6.548074 15 2 2 2 4 5 7 0.0088 0.1177 0.0172 14 5.381011 16 2 3 3 5 6 8 0.593 0.1181 0.58 18 8.299549 17 2 4 4 6 7 9 0.0746 0.1176 0.0808 22 3.975076 18 2 5 5 7 8 10 0.1512 0.1181 0.1575 26 4.022089 19 2 6 6 8 9 11 0.0229 0.1184 0.0255 30 1.655704 20 2 7 7 9 10 12 0.0844 0.1178 0.0854 34 0.640053 21 2 8 8 10 11 13 0.0141 0.1179 0.0136 38 0.319755 22 2 9 9 11 12 14 0.269 0.1187 0.2696 42 0.38112 23 2 10 10 12 13 15 0.1786 0.1183 0.1791 46 0.318674 24 2 11 11 13 14 16 0.3589 0.1174 0.3642 50 3.403837 25 3 1 1 4 5 8 0.0794 0.1182 0.0742 14 6.634022 26 3 2 2 5 6 9 0.1213 0.1176 0.1223 18 1.282282 27 3 3 3 6 7 10 0.1763 0.1194 0.1768 22 0.631476 28 3 4 4 7 8 11 0.1566 0.1179 0.1497 26 8.825236 29 3 5 5 8 9 12 0.0186 0.1192 0.0185 30 0.126507 30 3 6 6 9 10 13 0.0697 0.1183 0.0702 34 0.637347 31 3 7 7 10 11 14 0.0078 0.1184 0.0079 38 0.127362 32 3 8 8 11 12 15 0.3599 0.1188 0.3637 42 4.823454 33 3 9 9 12 13 16 0.2485 0.1186 0.2537 46 6.611647 34 4 1 1 5 6 10 0.1539 0.1187 0.1576 18 7.83413 35 4 2 2 6 7 11 0.2583 0.1178 0.2567 22 3.413614
  • 61. 47 36 4 3 3 7 8 12 0.1065 0.118 0.1053 26 2.555871 37 4 4 4 8 9 13 0.2915 0.1176 0.2813 30 21.7988 38 4 5 5 9 10 14 0.617 0.1187 0.597 34 42.34665 39 4 6 6 10 11 15 0.0655 0.119 0.2751 38 4.662059 40 4 7 7 11 12 16 0.3527 0.1185 0.3567 42 8.483624 41 5 1 1 6 7 12 0.3548 0.1185 0.354 22 2.545087 42 5 2 2 7 8 13 0.0338 0.1182 0.0246 26 29.34279 43 5 3 3 8 9 14 0.1332 0.1181 0.1315 30 5.426628 44 5 4 4 9 10 15 0.3964 0.119 0.3953 34 3.484791 45 5 5 5 10 11 16 0.0868 0.1182 0.0887 38 6.059924 46 6 1 1 7 8 14 0.0398 0.1184 0.0407 26 4.011898 47 6 2 2 8 9 15 0.1081 0.1186 0.1053 30 12.46041 48 6 3 3 9 10 16 0.3472 0.119 0.3475 34 1.330557 49 7 1 1 8 9 16 0.0979 0.119 0.0995 30 9.461736
  • 62. 48 Lintasan 2 Datum Depth Axis A M N B SP I V x Resistivity (Ωm) 1 1 1 1 2 3 4 0.0586 0.1183 0.0077 6 10.81366 2 1 2 2 3 4 5 1.486 0.1185 8.74 10 1538.505 3 1 3 3 4 5 6 0.0579 0.1186 10.04 14 2115.324 4 1 4 4 5 6 7 1.051 0.1181 1.067 18 3.404943 5 1 5 5 6 7 8 0.0161 0.1188 0.0039 22 2.580971 6 1 6 6 7 8 9 0.1552 0.1189 0.2094 26 11.45664 7 1 7 7 8 9 10 0.033 0.1187 0.009 30 5.081598 8 1 8 8 9 10 11 0.1541 0.1177 0.2116 34 12.2781 9 1 9 9 10 11 12 0.003 0.1183 0.0799 38 16.33734 10 1 10 10 11 12 13 0.0152 0.1188 0.0543 42 8.271801 11 1 11 11 12 13 14 0.1413 0.1179 0.2217 46 17.13886 12 1 12 12 13 14 15 0.1669 0.1192 0.2461 50 16.69893 13 1 13 13 14 15 16 0.0248 0.1181 0.0241 54 0.148966 14 2 1 1 3 4 6 0.0065 0.1184 0.0117 10 3.311408 15 2 2 2 4 5 7 0.0032 0.1186 0.014 14 6.865941 16 2 3 3 5 6 8 0.3959 0.1185 10.09 18 6168.082 17 2 4 4 6 7 9 0.0313 0.1191 0.0327 22 0.886293 18 2 5 5 7 8 10 0.0718 0.1182 0.0725 26 0.446521 19 2 6 6 8 9 11 0.0507 0.1179 0.05 30 0.447657 20 2 7 7 9 10 12 0.1851 0.1184 0.1886 34 2.228832 21 2 8 8 10 11 13 0.0202 0.1189 0.0177 38 1.585328 22 2 9 9 11 12 14 0.0361 0.119 0.0414 42 3.358071 23 2 10 10 12 13 15 0.0565 0.1189 0.0545 46 1.268263 24 2 11 11 13 14 16 0.444 0.1184 0.454 50 6.368092 25 3 1 1 4 5 8 0.0425 0.1185 0.0352 14 9.289568 26 3 2 2 5 6 9 0.0511 0.1195 0.021 18 37.98303 27 3 3 3 6 7 10 0.127 0.1193 0.1361 22 11.50249 28 3 4 4 7 8 11 0.2718 0.1191 0.27 26 2.279039 29 3 5 5 8 9 12 0.0255 0.1196 0.024 30 1.891259 30 3 6 6 9 10 13 0.0874 0.1189 0.0876 34 0.253653 31 3 7 7 10 11 14 0.0514 0.1186 0.0493 38 2.670088 32 3 8 8 11 12 15 0.1279 0.1189 0.1295 42 2.02922 33 3 9 9 12 13 16 0.1091 0.1192 0.1085 46 0.759042 34 4 1 1 5 6 10 0.0995 0.1196 0.0941 18 11.34756 35 4 2 2 6 7 11 0.1313 0.1193 0.1294 22 4.002699 36 4 3 3 7 8 12 0.0667 0.1183 0.064 26 5.736127 37 4 4 4 8 9 13 0.0952 0.1192 0.093 30 4.638592 38 4 5 5 9 10 14 0.674 0.119 0.663 34 23.23194 39 4 6 6 10 11 15 0.0722 0.119 0.0729 38 1.478396 40 4 7 7 11 12 16 0.1068 0.1187 0.1082 42 2.964265
  • 63. 49 41 5 1 1 6 7 12 0.2021 0.1184 0.201 22 3.502451 42 5 2 2 7 8 13 0.1149 0.1188 0.1108 26 13.01063 43 5 3 3 8 9 14 0.0109 0.1188 0.0093 30 5.07732 44 5 4 4 9 10 15 0.501 0.119 0.498 34 9.503976 45 5 5 5 10 11 16 0.128 0.1204 0.1285 38 1.565577 46 6 1 1 7 8 14 0.0304 0.1186 0.0247 26 25.36584 47 6 2 2 8 9 15 0.002 0.1182 0.0025 30 2.232603 48 6 3 3 9 10 16 0.463 0.1195 0.462 34 4.416631 49 7 1 1 8 9 16 0.0029 0.119 0.0035 30 3.548151
  • 64. 50 Lintasan 3 Datum Depth Axis A M N B SP I V x Resistivity(Ωm) 1 1 1 1 2 3 4 0.0071 0.1191 0.0667 6 2.458637 2 1 2 2 3 4 5 0.3909 0.1189 0.446 10 11.58676 3 1 3 3 4 5 6 0.0758 0.1185 0.1383 14 0.816134 4 1 4 4 5 6 7 0.1233 0.1187 0.198 18 15.34728 5 1 5 5 6 7 8 0.0331 0.1186 0.0837 22 3.186434 6 1 6 6 7 8 9 0.1626 0.1193 0.2296 26 13.59778 7 1 7 7 8 9 10 0.0488 0.1187 0.0004 30 10.17028 8 1 8 8 9 10 11 0.2298 0.1196 0.2717 34 7.339093 9 1 9 9 10 11 12 0.3248 0.1189 0.2741 38 9.095458 10 1 10 10 11 12 13 0.3474 0.1186 0.3673 42 5.160812 11 1 11 11 12 13 14 0.0335 0.1194 0.0136 46 2.70854 12 1 12 12 13 14 15 0.1037 0.1191 0.122 50 4.384593 13 1 13 13 14 15 16 0.134 0.1188 0.1758 54 9.110617 14 2 1 1 3 4 6 0.0269 0.1185 0.0341 10 4.453638 15 2 2 2 4 5 7 0.0064 0.1192 0.0066 14 7.916812 16 2 3 3 5 6 8 0.328 0.1177 0.3282 18 2.513274 17 2 4 4 6 7 9 0.1056 0.1189 0.1062 22 0.314684 18 2 5 5 7 8 10 0.3315 0.119 0.3401 26 2.958027 19 2 6 6 8 9 11 0.2575 0.1193 0.2569 30 3.644247 20 2 7 7 9 10 12 0.1963 0.1193 0.1985 34 0.253439 21 2 8 8 10 11 13 0.0227 0.1199 0.0276 38 0.878182 22 2 9 9 11 12 14 0.0043 0.1188 0.0056 42 1.192811 23 2 10 10 12 13 15 0.1054 0.1204 0.1029 46 0.943264 24 2 11 11 13 14 16 0.2598 0.1196 0.2647 50 2.681657 25 3 1 1 4 5 8 0.0591 0.1193 0.057 14 2545.453 26 3 2 2 5 6 9 0.0914 0.1192 0.0937 18 2.878272 27 3 3 3 6 7 10 0.1061 0.119 0.1061 22 2.502845 28 3 4 4 7 8 11 0.3441 0.1196 0.3427 26 3.495281 29 3 5 5 8 9 12 0.1501 0.1189 0.1497 30 1.622809 30 3 6 6 9 10 13 0.19 0.1195 0.1892 34 0.624674 31 3 7 7 10 11 14 0.134 0.1193 0.1343 38 2.371798 32 3 8 8 11 12 15 0.177 0.1192 0.1765 42 0.375427 33 3 9 9 12 13 16 0.0387 0.1198 0.0392 46 0.625192 34 4 1 1 5 6 10 0.065 0.1185 0.0671 18 4.369101 35 4 2 2 6 7 11 0.0787 0.1195 0.0777 22 3.542757 36 4 3 3 7 8 12 0.01 0.1194 0.0109 26 3.536892 37 4 4 4 8 9 13 0.0071 0.1191 0.0057 30 2.704682 38 4 5 5 9 10 14 0.3746 0.1192 0.372 34 5.413845 39 4 6 6 10 11 15 0.0364 0.1194 0.0429 38 1.248315
  • 65. 51 40 4 7 7 11 12 16 0.0668 0.1198 0.071 42 2.077086 41 5 1 1 6 7 12 0.1482 0.1199 0.1349 22 40.36972 42 5 2 2 7 8 13 0.1157 0.1201 0.1122 26 9.042796 43 5 3 3 8 9 14 0.0003 0.1195 0.0001 30 2.50077 44 5 4 4 9 10 15 0.277 0.119 0.277 34 0.939346 45 5 5 5 10 11 16 0.0675 0.1198 0.0735 38 2.811035 46 6 1 1 7 8 14 0.0637 0.12 0.0636 26 5.689251 47 6 2 2 8 9 15 0.0083 0.1198 0.0086 30 3.932191 48 6 3 3 9 10 16 0.2517 0.1193 0.252 34 2.188174 49 7 1 1 8 9 16 0.0138 0.12 0.014 30 2.912734
  • 66. 50 Lintasan 4 Datum Depth Axis A M N B SP I V x Resistivity (Ωm) 1 1 1 1 2 3 4 0.1054 0.1213 0.0543 6 10.58766 2 1 2 2 3 4 5 0.357 0.1198 0.3829 10 5.433538 3 1 3 3 4 5 6 0.0227 0.1198 0.0745 14 10.86708 4 1 4 4 5 6 7 0.1097 0.1207 0.1361 18 5.497135 5 1 5 5 6 7 8 0.1429 0.1199 0.1793 22 7.629955 6 1 6 6 7 8 9 0.135 0.12 0.1735 26 8.063419 7 1 7 7 8 9 10 0.0873 0.1188 0.1103 30 4.865765 8 1 8 8 9 10 11 0.0608 0.12 0.0931 34 6.764895 9 1 9 9 10 11 12 0.0486 0.1204 12.32 38 2561.577 10 1 10 10 11 12 13 0.0014 0.1202 0.0001 42 0.271818 11 1 11 11 12 13 14 0.0706 0.1204 13.67 46 2838.788 12 1 12 12 13 14 15 0.1314 0.1199 0.1533 50 4.59055 13 1 13 13 14 15 16 0.048 0.1202 0.0908 54 8.949094 14 2 1 1 3 4 6 0.027 0.1195 0.0257 10 0.820232 15 2 2 2 4 5 7 0.006 0.1197 0.0125 14 4.094305 16 2 3 3 5 6 8 0.2071 0.12 0.2034 18 2.324778 17 2 4 4 6 7 9 0.0389 0.1191 0.0414 22 1.582666 18 2 5 5 7 8 10 0.0859 0.12 0.0854 26 0.314159 19 2 6 6 8 9 11 0.101 0.1198 0.1022 30 0.755241 20 2 7 7 9 10 12 0.0456 0.12 0.0312 34 9.047785 21 2 8 8 10 11 13 0.1682 0.1204 0.1596 38 5.385586 22 2 9 9 11 12 14 0.452 0.1195 0.0002 42 0.250492 23 2 10 10 12 13 15 0.0555 0.1192 0.0718 46 10.31033 24 2 11 11 13 14 16 0.2872 0.1207 0.2974 50 6.37168 25 3 1 1 4 5 8 0.0146 0.1202 0.0131 14 1.881819 26 3 2 2 5 6 9 0.1773 0.1188 0.1771 18 0.253866 27 3 3 3 6 7 10 0.0106 0.1208 0.0107 22 0.124831 28 3 4 4 7 8 11 0.386 0.1202 0.3815 26 5.645457 29 3 5 5 8 9 12 0.0656 0.1199 0.0668 30 1.509222 30 3 6 6 9 10 13 0.0437 0.1198 0.0475 34 4.783192 31 3 7 7 10 11 14 0.096 0.1205 0.0924 38 4.505121 32 3 8 8 11 12 15 0.0014 0.1204 0.0003 42 1.377708 33 3 9 9 12 13 16 0.1568 0.1196 0.158 46 1.513008 34 4 1 1 5 6 10 0.3177 0.12 0.3139 18 7.9587 35 4 2 2 6 7 11 0.0481 0.1202 0.0522 22 8.57273 36 4 3 3 7 8 12 0.111 0.1201 0.1089 26 4.394567 37 4 4 4 8 9 13 0.2395 0.1206 0.2411 30 3.33436 38 4 5 5 9 10 14 0.2753 0.1202 0.2609 34 30.1091 39 4 6 6 10 11 15 0.0804 0.1199 0.0792 38 2.51537 40 4 7 7 11 12 16 0.0009 0.12 0.0002 42 1.466076 52
  • 67. 51 41 5 1 1 6 7 12 0.0708 0.1197 0.0477 22 72.75266 42 5 2 2 7 8 13 0.3168 0.1196 0.2947 26 69.66139 43 5 3 3 8 9 14 0.245 0.12 0.2447 30 0.942478 44 5 4 4 9 10 15 0.0601 0.1199 0.0576 34 7.86053 45 5 5 5 10 11 16 0.115 0.1201 0.1131 38 5.964055 46 6 1 1 7 8 14 0.1334 0.1202 0.1322 26 5.269093 47 6 2 2 8 9 15 0.2148 0.1205 0.2146 30 0.875996 48 6 3 3 9 10 16 0.019 0.1198 0.0161 34 12.77616 49 7 1 1 8 9 16 0.201 0.000119 0.2012 30 5.864305 53
  • 68. 52 54
  • 69. 53 Lampiran 2 Fotopenelitian Foto 1 Lokasi Pengukuran Lintasan Pertama Foto 2 Lokasi Pengukuran Lintasan Kedua 55
  • 70. 54 Foto 3 Pengukuran Lintasan Ketiga Foto 4 Pengukuran Lintasan Keempat 56