UPT-PAM (Unit Pelayanan Teknis Pengelolaan Air Minum) Kabputen Bangka Selatan merupakan unit teknis dibawah naungan Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Bangka Selatan yang bekerja di bidang penyediaan serta pengelolaan air minum khususnya di daerah Kabupaten Bangka Selatan.
Dalam era teknologi yang semakin canggih maka UPT-PAM memerlukan manajemen yang baik dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang Pembayaran Rekening. Karena pembayaran rekening pada kantor UPT-PAM adalah kegiatan rutin dan sangat penting dalam setiap bulan yang harus dilakukan.
Dengan pembayaran rekening tersebut Perusahaan mendapatkan pendapatan dari pelanggan yang telah menggunakan jasa UPT-PAM.
Dalam Makalah ini akan menjelaskan paparan terhadap manajemen Sistem Informasi Manajemen Rekening Air pada (UPT-PAM) Unit Pengelolaan Air Minum yang berada di Kabputen Bangka Selatan. Karena mengetahui bahwa di UPT-PAM Kabuputen Bangka Selatan pada unit bagian Pembayaran Rekening Air sangat memerlukan Sistem Informasi yang lebih efisien dan akurat untuk memperlancar manajemen dan pembayaran rekening, Karena selama ini sistem yang dipergunakan pada UPT-PAM Kabuputen Bangka Selatan, kurang begitu efisien dikarena beberapa factor yaitu (1) belum terdapatnya Sistem Informasi Manejemen, (2) masih menggunakan software MS. Office Excel dalam pengelolaan data, (3) sulitnya dalam hal pemeiharaan data pelanggan serta rekening air, (4) sulitnya dalam hal pelaporan data dikarenakan bentuk data yang tidak termanajemen.
1. MAKALAH
Oleh :
Nama : Muhammad Viky Saputra
NIM : 1411500174
Jurusan : Teknik Informatika
Mata Kuliah : Menejemen Proyek Perangkat Lunak
PROYEK SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN REKENING AIR
UPT-PAM KABUPATEN BANGKA SELATAN
2. P a g e | 2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan,
sehinggasayadapatmenyelesaikanpembuatanmakalahini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen proyek Perangkat
Lunak. Dalam makalah ini membahas tentang laporan manajemen proyek Sistem Informasi Manejemn
Rekening Air di Kabupaten Bangka Selatan.
Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca padaumumnya.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya
harapkandari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada
waktumendatang.
Pangkalpinang, 9 Agustus 2017
Penulis
3. P a g e | 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
1. PENADHULUAN ........................................................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH............................................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................ 4
1.3 BATASAN MASALAH ............................................................................................................. 4
1.4 TUJUAN..................................................................................................................................... 5
1.5 MANFAAT PROYEK................................................................................................................ 5
2. RUANG LINGKUP PROYEK ...................................................................................................... 4
2.1 ANALISA RESIKO PROYEK................................................................................................... 6
2.2 PENJADWLAN PROYEK......................................................................................................... 6
2.3 ANALISIS SISTEM ................................................................................................................... 7
2.4 IDENTIFIKASI PROSES BISNIS.............................................................................................. 7
2.5 PETA ALIRAN DATA............................................................................................................... 8
2.6 KEBUTUHAN HARDWARE DAN SOFTWARE .................................................................... 8
3. METODOLOGI UMUM PELAKSANAAN PROYEK SISTEM INFORMASI ....................... 9
3.1 TAHAP PERENCANAAN......................................................................................................... 9
3.2 PEMBAGIAN TIM PROYEK...................................................................................................16
3.3 RANCANGAN ANGGARAN BIAYA .....................................................................................18
3.4 SCREENSHOOT APLIKASI....................................................................................................18
4. PENUTUP ......................................................................................................................................22
4. DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................22
4. P a g e | 4
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
UPT-PAM (Unit Pelayanan Teknis Pengelolaan Air Minum) Kabputen Bangka Selatan
merupakan unit teknis dibawah naungan Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Bangka Selatan
yang bekerja di bidang penyediaan serta pengelolaan air minum khususnya di daerah Kabupaten
Bangka Selatan.
Dalam era teknologi yang semakin canggih maka UPT-PAM memerlukan manajemen yang
baik dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang Pembayaran Rekening. Karena pembayaran
rekening pada kantor UPT-PAM adalah kegiatan rutin dan sangat penting dalam setiap bulan yang harus
dilakukan. Dengan pembayaran rekening tersebut Perusahaan mendapatkan pendapatan dari pelanggan
yang telah menggunakan jasa UPT-PAM.
Dalam Makalah ini akan menjelaskan paparan terhadap manajemen Sistem Informasi
Manajemen Rekening Air pada (UPT-PAM) Unit Pengelolaan Air Minum yang berada di Kabputen
Bangka Selatan. Karena mengetahui bahwa di UPT-PAM Kabuputen Bangka Selatan pada unit bagian
Pembayaran Rekening Air sangat memerlukan Sistem Informasi yang lebih efisien dan akurat untuk
memperlancar manajemen dan pembayaran rekening, Karena selama ini sistem yang dipergunakan pada
UPT-PAM Kabuputen Bangka Selatan, kurang begitu efisien dikarena beberapa factor yaitu (1) belum
terdapatnya Sistem Informasi Manejemen, (2) masih menggunakan software MS. Office Excel dalam
pengelolaan data, (3) sulitnya dalam hal pemeiharaan data pelanggan serta rekening air, (4) sulitnya
dalam hal pelaporan data dikarenakan bentuk data yang tidak termanajemen.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Setelah menganalisa permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan “Bagaimana
Merancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Rekening Air.
1.3 BATASAN MASALAH
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dalam rancang bangun sistem
informasi perpustakaan adalah sebagai berikut :
a. Sub Sistem Informasi penginputan data pelanggan
Sistem ini menampilkan form yang harus di isi oleh petugas terhadap pelanggan baru.
b. Sub Sistem Informasi penginputan stand metaran air
Penginputan data stand metaran air ini akan menetukan tagihan penggunaan air oleh pelanggan.
c. Sub Sistem Informasi transaksi pelanggan
5. P a g e | 5
Transaksi ini menampilkan data tagihan pelanggan sehingga petugas kasir dapat mengetahui
jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan.
d. Sistem Informasi Pelaporan
Laporan yang terdapat pada aplikasi ini adalah :
a. Laporan Pelanggan
b. Laporan Tagihan Air pelanggan
c. Laporan Transaksi pelanggan
d. Laporan denda keterlambatan pembayaran
1.4 TUJUAN
Membuat sistem informasi manajemen rekening air secara terkomputerisasi sehingga dapat
memperoleh informasi data yang lebih baik, transaksi pendataan pelanggan, serta pencarian tagihan
pelangga berdasarkan bulan dan tahun, mendapatkan laporan secara tepat, cepat dan akurat.
1.5 MANFAAT PROYEK
a. Bagi UPT-PAM Bangka Selatan
Manfaat proyek rancang bangun sistem informasi manajemen ini bagi UPT-PAM Bangka
Selatan adalah agar dapat memonitor serta menjaga dalam hal pemeliharaan data dengan baik.
b. Bagi Petugas Kasir
Agar dapat memudahkan pekerjaan mereka dalam transaksi dan serta perhitungan denda yang
akurat.
c. Bagi Petugas Penginput stand meteran
Dapat memudahkan dalam penginputan stand meteran akhir pelanggan.
2. RUANG LINGKUP PROYEK
Proyek teknologi informasi yang akan dikembangkan memiliki beberapa ruang lingkupyang harus
dikerjakan yaitu sebagai berikut :
a. Menganalisis sistem yang akan bangun UPT-PAM Bangka Selatan.
b. Mendesain dan membuat sistem jaringan komputer yang mendukung pemanfaatan teknologi
informasi pada UPT-PAM Bangka Selatan.
c. Menganalisis teknologi yang dibutuhkan guna mendukung system pengajaran di UPT-PAM
Bangka Selatan.
d. Mengimplemantasikan sistem informasi dan Jaringan Komputer.
6. P a g e | 6
e. Menerapkan dan melakukan percobaan sistem jaringan komputer secara memuaskan hingga
efektif dan berjalan
2.1 ANALISA RESIKO PROYEK
Manajemen resiko perangkat lunak adalah pengelolaan dan minimasi kegagalan yang mencakup
aspek fungsionalitas, cost overruns, dan schedule overruns pada pengembangan perangkat lunak
(Karolak, 1999).
Berikut resiko yang mungkin terjadi adalah :
1. Komunikasi yang tidak baik (Poor communication)
2. Persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)
3. Kesalahpahaman (Misunderstandings).
4. Suasana yang tidak mendukung (Bad weather)
5. Pemogokan kerja (Union strikes)
6. Konflik pribadi (Personality conflicts)
7. Manajemen yang tidak baik (Poor management)
8. Definisi sasaran dan tujuan tidak jelas (Poorly defined goals and objectives)
Manajer proyek yang baik tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan proses dan prosedur
standar untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin terjadi seperti:
Keterlambatan penyelesaian proyek, pembengkakkan anggaran atau keingingan konsumen tidak
terpenuhi.
1. Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer proyek.
2. Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya.
3. Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek.
2.2 PENJADWALAN PROYEK
Untuk mengerjakan Sistem Informasi Manajemen ini diperlukan waktu selama kurang lebih 3 bulan
(90 Hari) . Dimana rincian jadwal kerja pembuatan Sistem Informasi Manajemen ini dapat dilihat pada
tabel estimasi kerja berikut :
No. Kegiatan
Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi X
2. Wawancara X X X
3. Penyusunan Proposal X
7. P a g e | 7
4. Perencanaan Sistem Informasi X
5. Pembuatan Program X X X X X
6. Uji Coba Program X
8. Implementasi Program X
9. Penyusunan Laporan x
10. Studi Kepustakaan X X X X X X X X X X X X
Adapun riancian kegiatan sebagai berikut :
No. Kegiatan
Jadwal
Mulai Selesai
1. Observasi 01/01/2017 07/01/2017
2. Wawancara 01/01/2017 23/01/2017
3. Penyusunan Proposal 23/01/2017 30/01/2017
4. Perencanaan Sistem Informasi 01/02/2017 07/02/2017
5. Pembuatan Program 01/02/2017 01/03/2017
6. Uji Coba Program 01/03/2017 07/03/2017
8. Implementasi Program 14/03/2017 20/03/2017
9. Penyusunan Laporan 20/03/2017 30/03/2017
10. Studi Kepustakaan 01/01/2017 30/03/2017
2.3. ANALISIS SISTEM
Untuk membangun sebuah system informasi terlebih dahulu harus dilakukan survey olehpihak
pengembang system terhadap lingkungan kerja dan kebutuhan system itu sendiri,disamping itu survey
ini memiliki tujuan untuk :
• Mengumpulkan Infomasi awal
• Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan
• Mempelajari perilaku system jika sudah ada.
2.4. IDENTIFIKASI PROSES BISNIS
Tujuan utama dari identifikasi proses bisnis adalah untuk mempelajari alur yang ada didalam
perusahan mengenai proses bisnis yang terjadi sehari-hari untuk diimplementasikan kedalam sebuah
system informasiKebijakan untuk mengembangkan system informasi dilakukan oleh manajemen
8. P a g e | 8
puncak karena manjemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada yangtidak
dapat diraih oleh system yang lama.
2.5. PETA ALIRAN DATA
Berikut adalah gambaran umum peta aliran data yang terjadi di UPT-PAM Bangka Selatan :
Gambaran Umum Input Proses Output
2.6. KEBUTUHAN HARDWARE DAN SOFTWARE
Untuk menginplementasikan Sistem Informasi ini perlu adanya spesifikasi minimal yang harus
dipenuhi, spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras sebagai berikut :
Kebutuhan Hardware :
a. Komputer Server untuk menyimpang Webserver, Database, serta Aplikasi yang disimpan.
b. 3 Unit Desktop Client
c. Instalasi Server, Client dan Jaringan
d. Peralatan Jaringan Switch (8 Port + Kabel)
e. 1 buah printer Metrik
f. 1 buah standar printer.
No. Perangkat Satuan Harga Total
1. Windows Server 2012 1 Rp. 6.500.000 Rp. 6.500.000
2. RJ-45 leading sulication utp SE 5 Dus Rp. 130.000 Rp. 650.000
3. Kabel utp vascolink CCA 5 Rp. 400.000 Rp. 2.000.000
4. D-Link DES-1008C switch 8 port 1 Rp. 120.000 Rp.120.000
5. D-Link DES 1008A port 10/100 Mbps 1 Rp. 100.000 Rp.100.000
6. Desktop HP All in One 20-C030L 3 Rp. 7.000.000 Rp. 21.000.000
7. EPSON Printer [LX-310] - Metrik 1 Rp. 2.250.000 Rp. 2.250.000
8. EPSON Printer [L310] 1 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
Kebutuhan Sofware Server :
a. Sistem Operasi Linus/BSD
b. Apache Web Server
c. Mysql Database
d. PHP Scripting
Kebutuhan Software Client :
a. Sistem Operasi Windows atau Linux
b. Browser (Google Chrome, Mozilla Firefox, Opera, Internet Explore dll.)
Sumber daya Input
Proses Transformasi
Sumber daya Output
9. P a g e | 9
3. METODOLOGI UMUM PELAKSANAAN PROYEK SISTEM INFORMASI
Pengembangan sebuah sistem informasi dalam sebuah perusahaan dilakukan dengan pendekatan
manajemen proyek (project management). Lepas dari berbagai variasi proyek-proyek teknologi
informasi yang ada – seperti pembuatan aplikasi, penerapan perangkat lunak, konstruksi infrastruktur
jaringan, dan lain sebagainya – metodologi yang dipergunakan secara umum adalah sama. Setidak-
tidaknya ada enam buah tahapan yang harus dilalui: perencanaan, analisa, desain, konstruksi,
implementasi, dan pasca implementasi. Masing-masing konsultan atau para praktisi teknologi informasi
biasanya memiliki variasinya masing-masing yang secara prinsip tidak lepas dari keenam langkah
metodologi di atas.
Secara umum, proyek-proyek sistem informasi dalam perusahaan atau organisasi dapat dikategorikan
dalam 3 kelompok besar.
a) Proyek yang bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi, menyangkut hal-
hal mulai dari pengadaan dan instalasi computer sampai dengan perencanaan dan
pengembangan infrastruktur jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area
Network).
b) Implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan di perusahaan,
mulai dari software kecil seperti produk-produk retail Microsoft sampai dengan aplikasi
terintegrasi berbasis ERP, seperti SAP dan BAAN.
c) Perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus (customized
software), baik oleh internal perusahaan maupun kerja sama dengan pihak luar seperti
konsultan dan software house.
Lepas dari perbedaan tersebut, secara garis besar ada 6 tahap yang bisa dijadikan sebagai batu
pijakan atau metodologi dalam melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut.
3.1.TAHAP PERENCANAAN
Tahap perencanaan merupakan suatu rangkaian kegiatan semenjak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan proyek ini didapat, pendefinisian awal terhadap kebutuhan detail atau
target yang harus dicapai dari proyek tersebut, penyusunan proposal, penentuan metodologi dan sistem
manajemen proyek yang digunakan, sampai dengan penunjukan tim dan instruksi untuk mengeksekusi
(memulai) proyek yang bersangkutan. Biasanya ada dua pihak yang terlibat langsung dalam proyek
perencanaan ini yaitu :
10. P a g e | 10
a) Pihak yang membutuhkan (demand side) eksistensi dari suatu sistem informasi, dalam hal ini
adalah perusahaan, lembaga, institusi atau organisasi yang bersangkutan.
b) Pihak yang berusaha menjawab kebutuhan tersebut (supply side) dalam bentuk pengembangan
teknologi informasi. Kelompok ini biasanya merupakan gabungan dari para personel yang
terkait dengan latar belakang ilmu dan pengetahuan yang beragam (multidisiplin), seperti ahli
perangkat lunak, analisis bisnis dan manajemen, spesialis perangkat keras, programmer, sistem
analis, praktisi hukum, manajer proyek dan beberapa karakteristik SDM lain yang terkait.
Dilihat dari segi manajemen proyek sistem informasi, output yang harus dihasilkan tahap
perencanaan adalah berupa jadwal detail dari kelima tahapan berikutnya menyangkut masalah waktu,
target yang dapat disampaikan (deliverable), personel yang bertanggung jawab, aspek-aspek keuangan
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pendayagunaan sumber daya yang dipergunakan dalam proyek.
Sebagai tambahan, standar-standar dan prosedur yang akan dipergunakan dalam melakukan
pengelolaan proyek pun harus jelas dan disepakati bersama oleh seluruh anggota personel.
Tahap Analisis
Secara prinsip ada 2 aspek yang jadi fokus analisis, yaitu :
1. Aspek bisnis atau manajemen
Analisis aspek bisnis dimulai dengan mempelajari karakteristik perusahaan yang bersangkutan,
mulai dari aspek-aspek historis, struktur kepemilikan, visi, misi, kunci keberhasilan usaha (critical
success factors), ukuran kinerja (performance measurements), strategi, program-program dan hal
terkait lainnya.
Tujuan dilakukannya langkah ini :
a) Mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di perusahaan
(mengingat setiap perusahaan memiliki pandangan tersendiri dan unik terhadap sumber daya
teknologi yang dimiliki, yang membedakannya dengan perusahaan lain).
b) Mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh
(memiliki damppak tertentu) terhadap proses desain, konstruksi dan implementasi.
2. Aspek teknologi
Analisis aspek teknologi meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat menginventarisir aset
teknologi informasi yang dimiliki perusahaan pada saat proyek dimulai dengan berbagai tujuan, antara
lain :
a) Mempelajari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki perusahaan dan tingkat efektivitas
penggunaannya selama kurun waktu tersebut.
11. P a g e | 11
b) Menganalisis kemungkinan-kemungkinan diperlukannya penambahan sistem di kemudian hari
(system upgrading) sehubungan akan diimplementasikannya teknologi baru.
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah isu-isu (permasalahan) penting yang harus
segera ditangani, dianalisis penyebabnya, dampaknya bagi bisnis perusahaan, beberapa kemungkinan
scenario pemecahan dengan segala resiko cost/benefit (laba/rugi) dan trade-off (tukar tambah), serta
pilihan solusi yang direkomendasikan. Sebelum memasuki fase desain, seluruh tim harus paham tentang
isu-isu ini dan memiliki komitmen untuk melanjutkan proyek yang ada ke tahap berikutnya sesuai
dengan skala prioritas yang telah ditentukan (setelah memilih scenario yang disetujui bersama).
Tahap Desain
Pada tahap desain, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan
perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan
computer, metode interfacing, teknik konversi data, metode migrasi sitem dan sebagainya.
Model-model umum seperti Flowchart, ER Diagram, DFD dan lain sebagainya dipergunakan
sebagai notasi umum dalam perancangan sistem secara teknis. Sementara itu secara paralel dan
bersama-sama tim bisnis atau manajemen akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen
organisasi yang terkait seperti prosedur (SOP = Standar Operation Procedures), struktur organisasi,
kebijakan-kebijakan, teknik pelatihan, pendekatan SDM dan sebagainya. Tim ini pun biasanya akan
mempergunakan model-model umum seperti Porter’s Value Chain, Bussiness Process Mapping,
Strategic Distinction Model, BCG Matrix, dan lain-lain. Jelas bahwa hasil tahap ini, yang berupa cetak
biru rancangan sistem, secara teknis dan secara manajemen akan dijadikan pegangan dalam proses
konstruksi dan implementasi komponen-komponen pada sistem informasi yang akan dikembangkan.
Tahap Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya
(secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksana tahap ini, mengingat semua
hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala
detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melibatkan
sumber daya terbesar, terutama dalam hal SDM, biaya, waktu. Control terhadap manajemen proyek
pada tahap konstruksi harus diperketat agar tidak terjadi ketidakefisienan maupun ketidakefektifan
dalam penggunaan beragam sumber daya yang ada (yang secara tidak langsung akan berdampak
langsung terhadap keberhailan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu). Akhir
dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba sistem. Perbaikan-perbaikan bersifat minor biasanya
harus dilakukan setelah adanya masukan-masukan yang timbul setelah diadakannya evaluasi.
12. P a g e | 12
Tahap Implementasi
Tahap Implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertama kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam perusahaan. Biasanya, pendekatan yang dipergunakan oleh
perusahaan adalah pendekatan cut off dan paralel.
a) Pendekatan cut off atau big-bang adalah suatu strategi implementasi yang memilih sebuah hari
sebagai patokan dan terhitung mulai hari tersebut, sistem baru mulai dipergunakan dan sistem
lama ditinggalkan sama sekali.
b) Pendekatan paralel dilakukan dengan cara melakukan pengenalan sistem baru sementara sistem
lama belum ditinggalkan, sehingga dua buah sistem berjalan secara paralel (kedua sistem tersebut
biasa disebut testing environment dan production environment).
Pemilihan terhadap kedua strategi tersebut tergantung pada perusahaan masing-masing, karena
masing-masing strategi implementasi memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda. Lepas dari
strategi yang dipilih, pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat
sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi resiko kegagalan, pemberian pelatihan
juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki (sense of ownership) terhadap sistem baru yang
diterapkan, sehingga seluruh jajaran pengguna atau SDM akan dengan mudah menerima sistem tersebut
dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan
untuk menilai kinerja sistem baru yang diterapkan dan untuk mengetahui isu-isu permasalahan yang
timbul. Tentu saja pemecahan masalah dalam tahap implementasi harus segera dicari agar penggunaan
sistem tersebut efektif.
Proyek sistem informasi biasanya ditutup setelah tahap implementasi dilakukan. Namun ada satu
tahapan lagi yang harus dijaga manajemennya, yaitu tahap pascaimplementasi.
Tahap Pasca-implementasi
Dari segi teknis, yang dimaksud dengan aktivitas-aktivitas pasca implementasi adalah bagaimana
manajemen pemeliharaan sistem akan dikelola (maintenance, supports and services management).
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan dikemudian
hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, interfacing ke sistem lain, perubahan hak akses sistem,
penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan beberapa contoh dari kasus-kasus
yang biasa timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah perlunya dokumentasi yang baik dan transfer
of knowledge dari pihak pembuat sistem ke SDM perusahaan untuk menjamin terkelolanya proses-
proses pemeliharaan sistem. Tidak jarang terjadi peristiwa dimana perusahaan atau personel pembuat
sistem sudah tidakdiketahui lagi lokasinya setelah bertahun-tahun (mungkin perusahaannya tutup, atau
yang menangani sistem sudah pindah ke tempat kerja lain). Bisa dibayangkan bagaimana perusahaan
pemakai sistem terpaksa membuang sistemnya (membuat sistem baru lagi) atau melakukan tambal
13. P a g e | 13
sulam (yang secara teknis sangat berbahaya karena tingkat integritas data yang buruk) akibat tidak
adanya dokumentasi teknis yang baik atau infrastruktur manajemen pemeliharaan yang efektif.
Dari segi manajemen, tahap pascaimplementasi adalah berupa suatu aktivitas, harus ada personel
atau divisi dalam perusahaan yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem
informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang teramat dinamis. Dengan kata lain, dalam
era kompetisi sekarang, perusahaan harus mampu berubah dengan sangat cepat. Sistem informasi atau
teknologi informasi yang secara teknis tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis
perusahaan sudah selayaknya tidak mendapatkan tempat yang baik. Apakah teknologi informasi di
perusahaan-perusahaan dapat dengan mudah mengikuti perubahan kebutuhan bisnis secara cepat? Jika
belum, sudah waktunya bagi pemimpin perusahaan untuk berbicara dengan departemen atau divisi yang
bertanggung jawab terhadap teknologi informasi perusahaan Anda. Dan kenyataannya, sudah ada
teknologi yang dapat menjawab kebutuhan ini, dan itu sudah terbukti efektif. Tidak ada tempat bagi
perusahaan modern pada tahun 2000 yang masih menggunakan pendekatan sistem informasi dan
teknologi informasi secara konservatif (bagi sebagian perusahaan besar di Indonesia pendekatan
tersebut masih dianggap sebagai pendekatan termodern).
2.11. Studi kasus Proyek Pembuatan Software
Proses pembuatan software tidak cukup hanya dikerjakan dalam waktu beberapa hari saja. Ada
beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pembuatan software. Setiap tahapan bisa memerlukan
waktu cukup lama, bisa satu bulan, dua bulan, atau bahkan satu tahun. Tahapan-tahapan itu yaitu :
requirement (perencanaan dan analisa), design (pembuatan), dan testing (pengujian dan pemeliharaan).
Setiap tahapan yang dilalui terdapat beberapa permasalahan-permasalahan yang timbul.
Pada permasalahan ini akan dibahas beberapa permasalahan yang timbul dengan studi kasus
pembuatan software Sistem Informasi Akademik dan juga akan dibahas solusi yang dapat diambil untuk
mengatasi beberapa permasalahan tersebut. Pembahasan permasalahan ini dibagi dalam setiap tahapan
pembuatan software.
a) Tahap Requirement
Pada tahap ini, kegiatan yamg paling banyak dilakukan adalah dengan melakukan interaksi
dengan user. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah
:
1. Permasalahan spesifikasi kebutuhan
Kebutuhan akan fitur dan report yang diinginkan sering kali tidak sesuai dengan sistem yang ada.
Misalnya pada sistem Informasi Akademik, user menginginkan report pembayaran SPP, sedangkan
sistem ini hanya mengenai masalah akademik perkuliahan.
14. P a g e | 14
2. Ketidak sepahaman sistem antara developer dan user
Seringkali antara developer dan user dikarenakan perbedaan pemahaman, terjadi ketidak
sepahaman mengenai alur Sistem Informasi Akademik, misalnya alur mulai dari mahasiswa bayar SPP,
daftar ulang, pengisian FRS, proses perkuliahan sampai nilai akhir UAS keluar.
3. Metode analisa sistem
Metode analisa sistem yang digunakan oleh developer tidak sesuai dengan kondisi/ behaviour user.
b) Tahap Design
Pada tahap ini, merupakan tahap yang dilakukan oleh developer. Permasalahan dalam proses
pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :
1. Metode pembuatan software
Metode dan tools yang digunakan hasilnya tidak optimal, sesuai dengan keinginan user.
2. Organisasi pembuatan software
Tidak adanya koordinasi pada saat proses pembuatan software, sehingga terjadi modul-modul
yang tidak dapat digabungkan. Misalnya tidak sesuainya nama tabel, field, atau tipe data yang
digunakan.
c) Tahap Testing
Pada tahap ini, merupakan tahap pengujian software yang dilakukan antara developer dan user,
dan diakhiri dengan pemeliharaan software. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang
dapat timbul pada tahap ini adalah :
1. Perubahan regulasi sistem
Adanya perubahan regulasi sistem, misalnya perubahan evaluasi penilaian dari 5 tingkat
penilaian (A, B, C, D, E) menjadi 7 tingkat penilaian (A, AB, B, BC, C, D, E). Hal ini
menyebabkan perubahan tabel dan fieldnya.
2. Ketidaksesuaian keinginan user dengan software yang telah dibuat
Pengujian software yang dilakukan antara user dan developer tidak memenuhi keinginan user.
3. Tidak adanya Risk Management
Hal ini menyebabkan tidak ada langkah-langkah yang akan dilakukan apabila terjadi revisi
ataupun pada masa garansi/ maintenance.
15. P a g e | 15
Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut diatas, perlu dilakukan analisa untuk mendapat
solusinya. Ada beberapa solusi yang dapat diambil, antara lain :
1. Membuat dokumen kontrak antara developer dan user sebelum proses pembuatan software.
2. Perlu adanya assessment pada saat survey data, wawancara, ataupun analisa data. Assessment ini
ditandangani kedua belah pihak, user dan developer.
3. Menggunakan requirement tool untuk proses requirement sehingga dapat dihasilkan requirement
yang sesuai dengan kebutuhan user.
4. Menentukan Proces Model yang akan digunakan pada awal proses pembuatan software, dapat
menggunakan waterfall model, RAD model, spiral model, atau model lainnya.
5. Membuat project management pada proses pembuatan software dengan dikoordinasi seorang
penanggung jawab.
6. Menentukan software programming untuk semua modul yang akan dibuat, termasuk tabel, relasi,
dan struktur data.
7. Membuat dokumen Berita Acara Pengujian Software sehingga dapat dinilai tingkat kepuasaan
user terhadap software yang telah dibuat.
8. Developer melakukan evaluasi total setiap selesai pembuatan software sebelum pengujian.
Solusi yang lain secara teknis adalah membuat software Sistem Informasi Akademik yang
dinamis, dimana user dapat melakukan update sistem secara mandiri dan berkala tanpa perlu
berhubungan dengan developer kembali. Misalnya, membuat perubahan evaluasi penilaian, evaluasi
absensi, aturan penilaian, perubahan kurikulum, dan sebagainya. Tetapi untuk membuat software
Sistem Informasi Akademis yang dinamis tersebut memerlukan waktu yang tidak sedikit dan juga
membutuhkan biaya yang cukup besar.
Maka hal yang paling penting dilakukan dalam proses pembuatan software Sistem Informasi
Akademik adalah komunikasi yang intensif dan efektif antara user dan developer, baik itu pada tahap
requirement, design, maupun testing. Dengan adanya komunikasi yang intensif dan efektif tersebut
maka dapat diketahui sampai seberapa jauh software dinamis yang dibutuhkan oleh user. Sehingga
tingkat kepuasan user dapat terjaga.
16. P a g e | 16
3.1. PEMBAGIAN TIM PROYEK
Berikut ini adalah struktur Organisasi Proyek Pembangunan Sistem Informasi Manajemen
Rekening Air UPT-PAM Bangka Selatan :
Peran dan Tanggung Jawab
1. Proyek Manager
Project manager adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakkan organisasi proyek dan
memimpinnya dalam mencapai objective proyek. Project Manager adalah posisi puncak yang
luar biasa dalam proyek.
Tanggung jawab project manager adalah untuk memenuhi kebutuhan yang berupa kebutuhan
tugas, kebutuhan team, dan kebutuhan individual. Project manager menjadi penghubung antara
strategi dan tim. Peran project manager dalam perkembangan bisnis dan keberlangsungan hidup
perusahaan menjadi semakin lebih strategis.
2. Sistem Analis
Analis sistem adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian, perencanaan,
pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat lunak dan sistem yang paling
sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan. Analis sistem memegang peranan
yang sangat penting dalam proses pengembangan sistem. Seorang analis sistem harus memiliki
setidaknya empat keahlian: analisis, teknis, manajerial, dan interpersonal (berkomunikasi
dengan orang lain). Kemampuan analisis memungkinkan seorang analis sistem untuk
memahami perilaku organisasi beserta fungsi-fungsinya, pemahaman tersebut akan membantu
dalam mengidentifikasi kemungkinan terbaik serta menganalisis penyelesaian permasalahan.
Keahlian teknis akan membantu seorang analis sistem untuk memahami potensi dan
keterbatasan dari teknologi informasi. Seorang analis sistem harus mampu untuk bekerja
dengan berbagai jenis bahasa pemrograman, sistem operasi, serta perangkat keras yang
17. P a g e | 17
digunakan. Keahlian manajerial akan membantu seorang analis sistem mengelola proyek,
sumber daya, risiko, dan perubahan. Keahlian interpersonal akan membantu analis sistem
dalam berinteraksi dengan pengguna akhir sebagaimana halnya dengan analis, programer, dan
profesi sistem lainnya.
3. Programmer
Tugas programmer dalam sebuah proyek dasarnya adalah sebagai berikut :
• Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap construction dengan
melakukan coding dengan bahasa pemprograman yang ditentukan
• Mengimplementasikan requiremant dan desain proses bisnis ke komputer dengan
menggunakan algoritma /logika dan bahasa pemprograman
• Melakukan testing terhadap software bila diperlukan
4. Tester
• Melakukan Test terhadap program aplikasi yang dibuat.
• Membuat isi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki
• Memberi rekomendasi maupun usulan tentang solusi permasalahan yang dihadapi.
• Membuat dokumentasi tentang hasil testing terhadap program aplikasi.
5. Dokumenter
• Membuat Dokumentasi Sistem (Desain Spesifikasi Sistem), Berkoordinasi dengan
system analis, desainer, serta programmer.
• Membuat dokumetasi SOP, Berkoordinasi dengan system analis, pihak counter
part/pihak yang ditunjuk untuk memberikan keterangan mengenai system yang akan
dibangun.
• Mendokumentasikan manajemen proyek yang telah dibuat oleh manajer proyek
Bersama Administrator.
• Bekerja sama dengan administrator untuk membuat dokumentasi administrasi proyek.
6. Administrator
• Melakukan administrasi proyek dari awal hingga akhir proyek.
• Membantu manajer proyek dalam membuat dokumen menajemen proyek.
• Mendokumentasikan arsip-arsip yang berkaitan dengan administrasi proyek dan
berkoordinasi dengan dokumentator.
18. P a g e | 18
3.2.RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
3.3.SCREENSHOOT APLIKASI
Halaman Login Sistem
19. P a g e | 19
Halaman Utama Sistem
Halaman Data Pelanggan
20. P a g e | 20
Halaman Cek Tagihan pelanggan
Halaman Data Tagihan Pelanggan
21. P a g e | 21
Halaman Data Tunggakkan Pelanggan
Halaman Transaksi
22. P a g e | 22
4. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan di UPT-PAM Kabuputen Bangka Selatan maka
dapat diambil kesimpulan bagaimana mengembangkan sistem informasi pembayaran rekening air
PDAM Ngawi yaitu : (1) Melakukan penelitian pada objek penelitian untuk mendapatkan fakta dan
informasi, (2) melakukan analisis kelemahan sistem menggunakan PIECES, (3) Perancangan sistem
meliputi perancangan proses, basis data dan antarmuka (interface), (4) Implementasi diantaranya
impementasi sistem, database, pembuatan dokumen/manual program, instalasi, dan konversi sistem.
Dengan adanya sistem yang baru pada UPT-PAM Kabuputen Bangka Selatan maka dapat
meminimalisir kelemahan yang telah dianalisis diantaranya dapat melakukan pencarian data pelanggan,
menetapkan batas bayar, penggantian password, pimpinan mempunyai hak akses langsung, penentuan
tarip, adanya fitur untuk menghitung uang kembalian.
5. DAFTAR PUSTAKA
Chr.jimmy L.gaol “Sistem Informasi Manajemen” 2008,; Grasindo
http://dya08webmaster.blogspot.com/aspek-aspek-yang–mempengaruhi-manajemen-proyek.html
(Selasa 8 Agustus 11:32 PM)
https://id.wikipedia.org/wiki/ (Rabu 8 9 Agustus 03:44 AM)
https://dewantoroaldi11611.wordpress.com/2014/11/27/fungsi-dari-peran-pada-sebuah-project-it/
(Rabu 9 Agustus 08:45 AM)
http://www.academia.edu/484448 (Rabu 9 Agustus 10:00 AM)