Platform pelatihan digital akan mengintegrasikan sistem pelatihan tenaga kesehatan untuk meningkatkan akses pelatihan sesuai kebutuhan. Platform ini akan menghubungkan data tenaga kesehatan, kurikulum terstandar, dan penerbitan sertifikat secara digital. Transformasi model pelatihan akan dilakukan secara bertahap dengan meningkatkan pembelajaran online dan mengembangkan modul digital.
3. INDONESIA MASIH MEMILIKI MASALAH KESEHATAN YANG
PERSISTEN
3
Harapan hidup pada
kelahiran (2018),
tahun 69 71 75 77 79 80 83
India Indonesia Asia Timur
Turki
USA
dan Pasifik1
Australia
OECD
Angka kematian
maternal2 (2015),
per 100,000 kelahiran
hidup
Source: World Bank, WHO Global Health
Observatory
Angka kematian
bayi (2015)2, per
1,000 kelahiran hidup
Ditambah lagi,
Kasus
Tuberculosis
tertinggi di dunia
Ke 2
jumlah kematian disebabkan
oleh penyakit tidak
menular, lebih tinggi dari
Asia Tenggara dengan rata-
rata 60 %
73%
dari populasi umur 15 tahun
ke atas merokok–
prevalensi tertinggi di antara
negara-negara ASEAN
39%
Prevalensi
stunting, %
357 305
221 180 170 69 60 25 24 7
Lao
PDR
Indonesi
a
Philiphin
e
Myanma
r
Cambodi
a
Vietna
m
Brun
ei
Thailan
d
Malaysi
a
Singapor
e
57
39
27 23 22 15 9 6 7 2
Indonesi
a
Vietna
m
Brun
ei
Thailan
d
Malaysi
a
Singapor
e
Lao PDR Myanmar
Cambodia Philipines
2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
ASEAN Food and Nutrition Report 2021
33.1 32.4 28.8 27.7 26.7 21.8 19.7 19.6 13.3 4.4
Lao
PDR
(2017)
Cambodi
a
(2014)
Philipin
es
(2018)
Indonesi
a
(2019)
Myanma
r
(2018)
Malaysi
a
(2018)
Brun
ei
(2009
)
Vietna
m
(2020)
Thailan
d
(2019)
Singapor
e
(2000)
1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands
4. 6
Tiga Tantangan Utama dalam Pengelolaan SDM Kesehatan di
Indonesia
Distribusi SDMK tidak
merata
Kurangnya dokter di puskesmas
Indonesia bagian timur, sementara
di beberapa daerah over supply
Kurangnya pelatihan
berbasis kompetensi
Rendahnya penilaian dan
pelatihan berbasis kompetensi
Kurangnya akses terhadap
pelatihan terakreditasi
Rendahnya retensi nakes di
daerah, insentif ‘kurang menarik’
dan pola karir tidak jelas
Kekurangan jumlah
Nakes secara nasional
671 (6,47%) puskesmas tidak
ada dokter
5.644 (54,45%) puskesmas
belum memiliki 9 Jenis
Tenaga
Kesehatan secara lengkap
155 (24,26%) RSUD kab/kota belum
terpenuhi dengan 7 dokter spesialis
Pemerintah (pusat) memiliki
kewenangan terbatas untuk
melakukan redistribusi nakes di
Faskes milik Pemerintah Daerah
(UU23/2014)
Ratio dokter 0,67 / 1000 penduduk
Dokter spesialis 0,15/1000 penduduk
5. Kementerian Kesehatan Menjamin Ketersediaan Dan
Kualitas SDM Kesehatan
v1
https://unsplash.com/photos/ct10qdG
hQ
2. Penyediaan SDM
Kesehatan
Pendidikan SDM
(Pre-Service)
1. Perencanaan
SDMK
3. Pendayagunaan SDMK
4. Peningkatan
Mutu dan Binwas
SDMK
SDMK
Sesuai/Memadai
1. Jumlah
2. Jenis
3. Kualifikasi dan
Kompetensi
4. Distribusi
1. Rencana Kebutuhan SDMK untuk Pelayanan
Kesehatan
2. Proyeksi Supply-Demand
1. Peningkatan Kapasitas (pelatihan,
workshop)
2. Pengembangan Karir
3. Sertifikasi, Registrasi, dan Perizinan
4. Standar Kompetensi Nakes
5. Pengembangan Profesi
1. Distribusi/
Pemenuhan
(rekrutmen, seleksi,
dan penempatan)
2. Pengangkatan ASN
3. Redistribusi/
Pemerataan (mutasi
antar faskes, antar
daerah)
4. Kompensasi/
rewards termasuk
sistem insentif
berbasis kinerja
10. 13
Peningkatan Mutu Nakes
Pelatihan sesuai Kompetensi dalam pemenuhan standar pelayanan serta dapat diakses oleh tenaga
kesehatan pada tahun 2023
Demand
Standar pelayanan
(Nakes)
Supply
Kompetensi
Tenaga Kesehatan
1. Pemetaan kebutuhan peningkatan kompetensi
dilakukan berdasarkan GAP assessment standar
pelayanan tiap nakes dengan kompetensi
2. Peningkatan kompetensi dengan kurikulum terakreditasi,
dapat dikonversi menjadi satuan kredit profesi bagi
tenaga kesehatan
3. Cakupan pelatihan terbatas, terutama bagi pelatihan
yang membutuhkan tatap muka
Perubahan akan dilakukan melalui
3 levers
1
2
3
Pemetaan needs dan supply
pelatihan Nakes
Pelatihan dengan kurikulum
terakreditasi dan konversi pelatihan
bernilai Satuan kredit Profesi
Peningkatan akses pelatihan melalui
Platform Pelatihan Digital
Problems
11. 14
Roadmap
Pelatihan yang sesuai kebutuhan pelayanan dan kompetensi Nakes
1
2
3
Sekarang ada di sini
2
Konsolidasi hasil pemetaan
kebutuhan pelatihan
Kurikulum Pelatihan
Konversi nilai pelatihan
3
Peningkatan akses
pelatihan
Platform pelatihan digital
1
Pemetaan needs dan
supply pelatihan Nakes
Training Needs Analysis (TNA)
1. Standard Kompetensi Tenaga
Kesehatan
2. Pedoman TNA
12. Pemetaan needs dan supply pelatihan Nakes
Training needs analysis (TNA) sesuai kebutuhan standar pelayanan
Variabel yang dibutuhkan pada
penyusunan TNA:
1. Standar pelayanan kesehatan
2. Regulasi SKK (Standard Kompetensi
Kerja) tiap profesi
3. Rencana pengembangan
Kompetensi sesuai dengan jenjang
Fungsional/Profesi
Unsur terlibat:
o Unit Program Teknis (Kesmas, P2P,
Yankes Rujukan)
o KTKI, KKI, dan Binwas Nakes
o Organisasi profesi
2022 2023 2024
1. Dokter,
2. Dokter Gigi,
3. Perawat,
4. Bidan ,
5. Epidemiologi,
6. Promkes dan Ilmu
perilaku,
7. Nutrisionist,
8. Apoteker,
9. Sanitasi
Lingkungan,
10.Entomolog,
11.Terapis Gigi Mulut
1. Adminkes,
2. Perekam medis dan Infokes,
3. Teknik Kardiovaskuler,
4. Teknisi Pelayanan Darah,
5. Refraksionis,
6. Optisien/optometris,
7. Teknisi Gigi,
8. Penata Anastesi,
9. Audiologis)
1. Radiografer,
2. Elektromedis,
3. Fisikawan Medik,
4. Ortotik Prostetik,
5. Kesehatan Tradisional
Ramuan,
15. Kes. Tradisional Keterampilan
1. Dokter spesialis,
2. Dokter giigi spesialis,
3. Psikologi klinis,
4. Teknis Kefarmasian,
5. Pembimbing
Kesehatan Kerja,
6. Dietisien,
7. Fisioterapis,
8. Okupasi terapis,
9. Terapis wicara ,
6. Akupunktur,
7. Dokter Pendidik Klinis,
8. Asisten Penata
Anastesi
13. Konsolidasi hasil pemetaan kebutuhan pelatihan
Penyusunan Kurikulum dan Konversi Pelatihan bernilai SKP
Penyusunan kurikulum
melibatkan OP dan
seluruh stake holder
Pembuatan MoU &
PKS antara Dirjen
Tenaga Kesehatan
dan Organisasi Profesi
Standarisasi dan
penentuan nilai SKP
pada sistem
Institusi penyelenggara
pelatihan terakreditasi
menyelenggarakan
pelatihan
Data E-sertifikat
terintegrasi dengan
SIPORLIN
Penerbitan e-sertifikat
bernilai SKP dan angka
kredit
2. Mekanisme Penetapan Nilai SKP Bagi Pelatihan Terakreditasi
Penyusunan draft
kurikulum Eksternal
& Internal
Seminar
kurikulum
Sosialisasi
kurikulum
Kurikulum
terstandar
• BBPK/BAPELKES
• Organisasi Profesi
• Unit Program
• Rumah Sakit
Akan masuk/terdaftar
dalam Sistem Platform
Pelatihan Digital
1. Proses Standardisasi Kurikulum
▪ Tim expert sebagai Tim
Penilai kurikulum melalui SK
Tim Penilai Kurikulum
Pelatihan Bidang Kesehatan
▪ Dilakukan Reviu Tim Penilai
dalam Proses Standarisasi
Kurikulum Pelatihan Bidang
Kesehatan secara Luring
▪ Koordonasi dengan pihak
terkait dalam Penetapan
Nilai SKP di kurikulum
pelatihan (OP, KKI, KTKI)
14. Peningkatan Mutu Melalui Pelatihan
Pengembangan Kompetensi
Tenaga Kesehatan
17
Optimalisasi Sistem Digital Pelatihan
– Pelatihan Yang Accessible, Terstruktur,
Dan Terukur
Pilar 5
Transformasi SDM
Kesehatan
Peningkatan dan pengembangan sumber daya
manusia
Pilar 6
Transformasi
Teknologi kesehatan
Pemanfaatan Teknologi dalam akselerasi
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme
tenaga kesehatan
UU No. 5 Tahun
2014
Aparatur Sipil Negara
UU No. 36 Tahun
2014
Tenaga Kesehatan
Manajerial Teknis Sosio Kultural
PP 11/2017
Manajemen
ASN
KOMPETENSI
PP 67/2019
Pengelolaan
Tenaga
Kesehatan
Psl 75 - 85
Peningkatan Kompetensi
melalui Pelatihan
15. • KKI/KTKI
• OSDM
• Unit Vertikal
• K/L eksternal
Nakes Nakes ++
Klasikal
Blended
Learning
Full Online
PELATIHAN
Sertifikat/
e-
certificate
SERTIFIKASI
INSTITUSI
PELATIHAN
TERAKREDITA
SI
TERSTANDAR
Media/
Bahan Belajar
KURIKULUM
MODUL
PP 67/2019 Pasal
79-81 terkait
Akreditasi Institusi
1. Nilai angka kredit JF
2. Nilai Satuan Kredit
Profesi (SKP)
Interoperabilitas
penyelenggaraan
pelatihan dan
penerbitan sertifikat
elektronik
Proses Pelatihan Tenaga Kesehatan
Platform Pelatihan Digital
16. 19
Transformasi model pelatihan bidang kesehatan melalui
Interoperabilitas Sistem Informasi
Satu platform pelatihan – Single Sign On (SSO)
integrated to SI-SDMK
Platform pelatihan digital
KEMKES
(SUPER ADMIN)
Institusi
Pelatihan
(ADMIN)
Peserta / Nakes
(USER)
1. Data institusi Pelatihan
2. Kurikulum/ modul/media pelatihan
3. Data peserta (sebaran: jenis, lokasi, kompetensi/keahlian)
4. Data Pelatih sesuai Keahlian
5. Data Fasyankes Terlatih
6. Evaluasi Pelatihan
1. Status akreditasi
2. Status pelatihan
3. Daftar Pelatihan
4. Evaluasi Peserta 1. Profil (connected to SI-SDMK)
2. Data pelatihan
3. E-sertifikat
4. Status Kompetensi
5. Level pelatihan
6. Evaluasi Individu
17. Roadmap: Pengembangan Metode Pelatihan Tenaga Kesehatan
2022 2023 2024
Metode
pembelajaran
▫ Blended Learning (45%)
▫ Online learning class (45%)
▫ MOOC (pembelajaran
mandiri)
(10%)
▫ Blended Learning (30%)
▫ Online learning class (55%)
▫ MOOC (pembelajaran
mandiri)
(15%)
▫ Blended Learning (15%)
▫ Online learning class (60%)
▫ MOOC (pembelajaran
mandiri)
(25%)
Modul/ Media
Pembelajaran
▫ Modul Digital (45%)
▫ Video pembelajaran dan
tutorial interaktif (45%)
▫ Penyiapan sarpras IT (platform,
server/bandwith memadai)
(25%)
▫ Modul Digital (30%)
▫ Video pembelajaran dan
tutorial interaktif (55%)
▫ Penyiapan sarpras IT (platform,
server/bandwith memadai)
(50%)
▫ Modul Digital (15%)
▫ Video pembelajaran dan
tutorial interaktif (85%)
▫ Penyiapan sarpras IT (platform,
server/bandwith memadai)
(100%)
E-certificate • Legislasi dengan TTD elektronik • Legislasi dengan TTD elektronik • Legislasi dengan TTD elektronik
Integrasi
- SISDMK
- KKI/KTKI
- OSDM
• Ditjen Yankes
• Ditjen Kesmas
• Ditjen P2P
• Ditjen Farmalkes
Eksternal Kemenkes/KL Terkait
18. 21
Design Prototype LMS Kemenkes Scope
5 - 16 Sept 2022 :
- Course detail enhancement
- Course Provider
Institution Management
- Set up page analytics
19 - 30 Sept 2022 :
- Course
- End-of-Cuorse Enhancement
- Certificate & course history
3 - 14 Oct 2022 :
- Modul enhancement
17 - 28 Oct 2022 :
- Quiz enhancement
31 Oct - 9 Dec2022 :
- User trial
12 – 30 Dec 2022 :
- Course migration for UPT
20. TRANSFORMASI SDM KESEHATAN
DI DALAM TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
20
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkan kesehatan
ibu, anak, keluarga
berencana dan
kesehatan reproduksi
Mempercepat perbaikan
gizi masyarakat
Memperbaiki
pengendalian penyakit
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
(GERMAS)
Memperkuat sistem
kesehatan &
pengendalian obat dan
makanan
6
kategori
utama
Outcome
RPJMN
bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
7 kampanye utama:
imunisasi, gizi
seimbang, olah
raga, anti rokok,
sanitasi &
kebersihan
lingkungan, skrining
penyakit, kepatuhan
pengobatan
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasi rutin
menjadi 14 antigen
dan perluasan
cakupan di seluruh
Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Skrining 14 penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap
sasaran usia, skrining
stunting, &
peningkatan ANC
untuk kesehatan ibu
& bayi.
Meningkatkan
kapasitas dan
kapabilitas
layanan primer
Pembangunan
Puskesmas di 171
kec., penyediaan 40
obat esensial,
pemenuhan SDM
kesehatan primer
Transformasi
layanan rujukan
Meningkatkan
akses dan mutu
layanan
sekunder &
tersier
Pembangunan RS di
Kawasan Timur,
jejaring pengampuan
6 layanan unggulan,
kemitraan dengan
world’s top healthcare
centers.
Memperkuat
ketahanan
tanggap darurat
Jejaring nasional
surveilans berbasis
lab, tenaga
cadangan tanggap
darurat, table top
exercise
kesiapsiagaan krisis.
Regulasi pembiayaan kesehatan
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri,
kemudahan penyetaraan nakes
lulusan luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanan sektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksi dalam
negeri 14 vaksin
rutin, top 10 obat, top
10 alkes by volume &
by value.
5 6
a b c d a b
21. 24
Peningkatan Kompetensi bagi Tenaga Kesehatan berfokus pada
Penguatan 3 Pilar Transformasi Kesehatan
Quality improvement
of healthcare
Pemetaan needs dan supply
pelatihan Nakes
Konsolidasi hasil pemetaan
kebutuhan pelatihan
Peningkatan akses pelatihan
1 Layanan Primer 2 Layanan Rujukan 2 Ketahanan Kesehatan
Pengembangan
keprofesian dan program
prioritas bagi 9 Nakes di
Puskesmas
Penambahan kompetensi
pendamping spesialis
dalam penguatan
layanan rujukan penyakit
prioritas
Penguatan sistem
ketahanan kesehatan
melalui surveilans berbasis
lab, aksi tanggap darurat,
dan kesiapsiagaan krisis
Jenis Pelatihan yang
diselenggarakan di
BBPK/Bapelkes/Institusi
Penyelenggara Pelatihan
Swasta
Jenis Pelatihan yang
diselenggarakan di unit
Diklat RS
Jenis Pelatihan bagi
Kesmas dan Kesling di
Dinkes, Labkes, dan Faskes
lainnya
22. Jumlah Nakes Yang Ditingkatkan Kompetensinya Terkait 9
Penyakit Prioritas
Total = 25.382 orang
15795
2305 2063
575 341 145 130
0
2000
10000
8000
6000
4028
4000
12000
14000
16000
18000
Diabetes jantung Gizi & KIA kanker Ginjal Infeksi Tuberculosis Stroke
Tahun 2022 (Per Oktober)
JUMLAH NAKES YANG DILATIH
▪ Per Oktober 2022 , jumlah
Nakes yang ditingkatkan
kompetensinya terkait 9
penyakit prioritas sebanyak
25.382 orang
23. Penyelenggara Peningkatan Kompetensi Terkait 9 Penyakit
Prioritas
Total = 25.382 orang
▪ Peningkatan kompetensi
melalui pelatihan
terkreditasi
diseleggarakan baik oleh
BBPK/Bapelkes,
Bapelkesda/Unit Diklat
Pemda, Unit Diklat RS
pemerintah/Swasta,
Institusi pelatihan swasta
2140
2266
2365
18521
0 5000 10000 15000 20000
Unit Diklat Rumah Sakit Swasta
90
Bapelkesda/Unit Diklat Daerah
Unit Diklat Rumah Sakit
Pemerintah
Institusi Pelatihan Swasta
BBPK Bapelkes Kemenkes
24. Existing Kurikulum 9 Penyakit Prioritas
Penyusunan Kurikulum:
▪ Tim Expert sebagai Penilai kurikulum
(unit program terkait dan Organisasi
Profesi)
▪ SK Tim Penilai Kurikulum Pelatihan
Bidang Kesehatan
▪ Reviu Tim Penilai dalam Proses
Standarisasi Kurikulum Pelatihan
Bidang Kesehatan secara daring/
Luring
▪ Pertemuan secara daring/ luring
dengan unit penyelenggara pelatihan
RS, OP, dan unit program untuk
membahas kurikulum 9 penyakit
prioritas yang belum ada
18
11 11
5
4 4 4
3
0
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Gizi & KIA jantung kanker Diabetes ginjal infeksi stroke TB Hati
Total: 60 Kurikulum
25. ❑ Rincian Kurikulum 9 Penyakit Prioritas (1)
• Kewaspadaan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Bagi Bidan di Fasyankes Primer (KKMN) bidan
• Pelatih Konseling Pemberian Makan Bayi Dan Anak (PMBA) tenaga gizi
• Pelatihan Asuhan Ibu Hamil Antenatal Care (ANC) Standar Terpadu bidan
• Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dokter, perawat
• Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal (PKMN) bagi Dokter
Umum, Bidan dan Perawat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
dokter, perawat dan bidan
• Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Stimulasi, Deteksi dan Intervensi dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dokter, perawat, tenaga
gizi
• Pelatihan Bidan di Fasyankes dalam Pelayanan Pijat Baduta untuk Tumbuh Kembang Anak bidan
• Pelatihan Fasilitator Kelas Ibu bidan
• Pelatihan Fasilitator STBM Stunting tenaga gizi, dan promkes
Gizi/KIA
(18 kurikulum)
• Pelatihan Gizi Bencana tenaga gizi, PJ Gizi
• Pelatihan Hipnoterapi Kesehatan Ibu
• Pelatihan Jarak Jauh (LJJ) Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) tenaga gizi
• Pelatihan Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita dokter, tenaga gizi dan
perawat
• Pelatihan Pencegahan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja melalui Peningkatan
Keterampilan (Lifeskill)
PJ. Keswa
• Pelatihan Pengelolaan Program Kerja Sama antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah dan Rumah Sakit dalam
Pelayanan Darah untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu
tenaga laboratorium
• Training of Trainer (ToT) Fasilitator Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita) bidan
• Training of Trainer (ToT) Pelayanan Kesehatan bagi Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
(KTPA) dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
dokter, perawat
• Training of Trainer (ToT) Peningkatan Kapasitas Bidan dalam Pelayanan Pijat Baduta untuk Tumbuh
Kembang Anak di Fasyankes
bidan
JENIS PENYAKIT JUDUL KURIKULUM SASARAN NAKES
26. ❑ Rincian Kurikulum 9 Penyakit Prioritas (2)
• Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) perawat baru lulus
• Elektrokardiogram (EKG) bagi Perawat di Rumah Sakit perawat
• Pelatihan ACLS bagi Dokter dokter
• Pelatihan ACLS bagi Perawat perawat
• Pelatihan Aktivasi Sistem Code Blue bagi Pasien dengan Henti Nafas dan Henti Jantung perawat, dokter
Jantung
(11 kurikulum)
• Pelatihan Diagnostik Kelainan Jantung Bawaan Janin (Fetal Echocardiography) dasar bagi Tenaga Medis
di Fasyankes
dokter
• Pelatihan Keperawatan Anastesi Kardiovaskular bagi Perawat Anastesi di Pelayanan Kesehatan perawat anastesi
• Pelatihan Keperawatan Kardiovaskular Tingkat Dasar (PKKvTD) bagi Perawat di Pelayanan Kesehatan perawat
• Pelatihan Keperawatan Respirasi Dasar perawat
• Pelatihan Penggunaan EKG dan AED bagi Dokter di FKTP dokter
• Pelatihan Perfusi Kardiovaskular Dasar bagi Tenaga Kesehatan di Pelayanan Kesehatan dokter atau perawat
• Pelatihan Asuhan Keperawatan Paliatif pada Pasien Kanker di Fasilitas Pelayanan Kesehatan perawat
• Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
dokter dan bidan
• Pelatihan Handling Cytotoxics (Penanganan Obat Kanker) bagi Tenaga Kefarmasian di Rumah Sakit tenaga kefarmasian
• Pelatihan Keperawatan Kanker Dasar perawat
Kanker
(11 kurikulum)
• Pelatihan Keperawatan Kanker pada Anak bagi Perawat Anak di Rumah Sakit perawat
• Pelatihan Paliatif Kanker bagi Tenaga Kesehatan tenaga kesehatan
• Pelatihan Penanganan Radiofarmaka untuk Kanker bagi Radiofarmasi di Rumah Sakit tenaga kefarmasian
• Pelatihan Penatalaksanaan Pasien Kanker dengan Kemoterapi bagi Perawat di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
perawat
• Pelatihan Pengelolaan Sitostatika dan Sediaan Intravena Bagi Tenaga Farmasi di Rumah Sakit tenaga kefarmasian
• TOT Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
dokter dan bidan
• Training of Trainer (TOT) Keperawatan Kanker Dasar perawat
JENIS PENYAKIT JUDUL KURIKULUM SASARAN NAKES
27. ❑ Rincian Kurikulum 9 Penyakit Prioritas (3)
• Pelatihan Pengelolaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Perawat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)
Dokter, perawat
• Certified Diabetic Foot Care Program (Pelatihan Perawatan Kaki Diabetes)
Diabetes
(5 kurikulum)
• Pelatihan Diabetes Melitus Tipe 2 Secara Komprehensif bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) Dokter
• TOT Pelatihan Diabetes Melitus Tipe 2 Secara Komprehensif bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP)
• Pelatihan Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Pandu PTM) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)
Pengelola program PTM
di dinas kesehatan
kabupaten/kota, dokter
perawat
• Pelatihan Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) untuk Perawat perawat
Ginjal
(4 kurikulum)
• Pelatihan Dialisis Bagi Dokter Umum dokter
• Pelatihan Dialisis bagi Perawat di Rumah Sakit dan Klinik Khusus Dialisis perawat
• Pelatihan Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) untuk Dokter dokter
JENIS PENYAKIT JUDUL KURIKULUM SASARAN NAKES
28. JENIS PENYAKIT JUDUL KURIKULUM SASARAN NAKES
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Dasar bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Perawat ,Bidan
Infeksi
(4 kurikulum)
• Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
Nakes di FKTP
• Pelatihan Tim Gerak Cepat (TGC) Kesiapsiagaan, Kewaspadaan Dini, dan Respon Menghadapi
Penyakit Infeksi Emerging di Pintu Masuk Negara (Bandara, Pelabuhan, dan
Dokter, perawat,
• Training of Trainers (ToT) Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi Tenaga
Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama (FKTP)
• Pelatihan Asuhan Gizi pada Pasien Stroke bagi Dietisien/ Nutrisionis di Rumah Sakit tenaga gizi
Stroke
(4 kurikulum)
• Pelatihan Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Dasar bagi Perawat di Rumah Sakit perawat
• Pelatihan Asuhan Keperawatan Stroke Komprehensif bagi Perawat di Rumah Sakit perawat
• Pelatihan Penatalaksanaan Pasien Stroke bagi Perawat perawat
• Pelatihan Manajemen Penanggulangan TB bagi Pengelola Program TB (Wasor) di Pusat Provinsi dan
Kabupaten atau Kota
pengelola program TB
TB
(3 kurikulum)
• Pelatihan Pemeriksaan Tuberkulosis Menggunakan Alat Tes Cepat Molekuler (TCM) bagi Tenaga
Laboratorium di Fasilitas Kesehatan
tenaga laboratorium
• Pelatihan Penanggulangan (Tuberculosis) TB Bagi Petugas Kesehatan di Fasyankes Tingkat Pertama
(FKTP)
tenaga kesehatan
❑ Rincian Kurikulum 9 Penyakit Prioritas (4)
30. DASAR DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU NAKES
MELAKUKAN
AKREDITASI INSTITUSI PENYELENGGARA PELATIHAN
Keputusan Kepala LAN
No.314/K.1/PDP.09/2021
sebagai Lembaga Pengakreditasi
Program Terakreditasi
32. DIKLAT TEKNIS PROFESI - PELATIHAN
BERBASIS KOMPETENSI
35
⮚ Pelatihan berbasis kompetensi merupakan suatu pendekatan pelatihan yang lebih spesifik
dan terukur
yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja sesuai kebutuhan industri/pasar kerja.
⮚ Pelatihan diselenggarakan dengan berorientasi pada keluaran (output dan outcome) yang
pelaksanaannya bergantung pada kecepatan dan keaktifan masing masing peserta pelatihan
berbasis kompetensi.
⮚ Dengan pendekatan PBK/CBT ini banyak fungsi pelatihan yang semula sulit untuk dilaksanakan
menjadi lebih mudah dan praktis, karena proses pelatihan secara terstruktur dan berdasarkan
modul dan materi pelatihan yang telah tersedia, sehingga sangat memungkinkan peserta
pelatihan berlatih secara aktif dan mandiri.
⮚ Keuntungan pelatihan berbasis kompetensi diantaranya adalah pelatihan kerja dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien, praktis, dan ada kepastian pengakuan bagi peserta
pelatihan dari dunia usaha sebagai pengguna jasa.
33. (instruktur-lead) kepada Peserta Pelatihan dan
Dampak Pembelajaran pada Kinerja Organisasi
Variasi kegiatan pengembangan
kompetensi, selain instruktur-lead (diklat,
workshop dan seminar) ke
assignment/workplace/experiential
learning serta juga social learning dalam
bentuk pembimbingan (coaching dan
mentoring)
10%
70%
20%
KLASIKAL
SOCIAL
LEARNING
Perubahan dari Training and Development ke
Learning and Development
EXPERIENCE
LEARNING
Pergeseran dari Orang yang memberikan pelatihan
MENGIKUTI PENGEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA PEMBELAJARAN
(LAN RI, 2021)
1
2
3
34. UU 36/Tahun 2014 : Tenaga Kesehatan
Terdiri dari 13 Kelompok Nakes termasuk kelompok
Nakes lainnya
No Kelompok Nakes No Jenis Nakes
1 Medis 1 Dokter
2 Dokter gigi
3 Dokter spesialis
4 Dokter giigi spesialis
2 Psikologi Klinis 5 Psikologi klinis
3 Keperawatan 6 Perawat
4 Kebidanan 7 Bidan
5 Kefarmasian 8 Apoteker
9 Teknis Kefarmasian
6 Kes. Masyarakat 10 Epidemiolog Kesehatan
11 Promkes & Ilmu Perilaku
12 Pembimbing Kesehatan Kerja
13 Administrasi & Kebijakan Kes.
14 Biostatistik & kependudukan
15 Kes reproduksi & keluarga
7 Kes. Lingkungan 16 Sanitasi lingkungan
17 Entomolog kesehatan
18 Mikrobiolog kesehatan
8 Gizi 19 Nutrisionis
20 Dietisien
9 Keterapian fisik 21 Fisioterapis
No Kelompok
Nakes
No Jenis Nakes
22 Okupasi terapis
23 Terapis wicara
24 Akupunktur
10 Teknis Medis 25 Perekam medis dan Infokes
26 Teknik Kardiovaskuler
27 Teknisi Pelayanan Darah
28 Refraksionis Optisien/optometris
29 Teknisi Gigi
30 Penata Anastesi
31 Terapis Gigi dan Mulut
32 Audiologis
11 Teknis Biomedika 33 Radiografer
34 Elektromedis
35 Ahli Teknologi Laboratorium Medik
36 Fisikawan Medik
37 Radioterapis
38 Ortotik Prostetik
12 Kes. Tradisional 39 Kesehatan Tradisional Ramuan
40 Kes. Tradisional Keterampilan
13 Kesehatan lain Dokter Pendidik Klinis
Asisten Penata Anastesi
Dalam proses
regulasi JFK
38
Belum berproses
regulasi JFK
4
35. Gol AK Keahlian Keterampilan
IV
IV / e
50 - 75
IV / d
IV / c
37,5 – 56,25
IV / b
IV / a
III
III / d
25 - 37.5
III / c
III / b
12,5 – 18,75
III / a
II II / d
5-7,5
II / c
TERAMPIL
AHLI PERTAMA
AHLI MUDA
4
5
AHLI MADYA
6
AHLI UTAMA
7
1
MAHIR
2
PENYELIA
3
Tingkat Pendidikan D-III
Tingkat Pendidikan Min D4/S1/Profesi
Segmen Jenjang Karir Jabatan Fungsional Tenaga Kesehatan
(Jabatan Fungsional diurutkan dari jenjang terendah)
1. Uji Kompetensi (UKOM) dilakukan pada setiap
Kenaikan Jenjang
2. Penilaian Angka Kredit (AK) dilakukan
pada:
• Kenaikan Pangkat
• Kenaikan Jenjang
3. Dalam kenaikan jenjang,mempersyaratkan
adanya formasi atau kebutuhan yang
dihitung melalui Analisis Beban Kerja (ABK)
4. Segmentasi Jenjang Karir Jabfung tenaga
kesehatan terbagi 2 kategori berdasarkan
tingkat Pendidikan yaitu
• Keterampilan
• Keahlian
Key Points
Regulasi : UU No 5 Tahun 2014
38. Kebijakan Pelatihan
PERAN:
Setelah mengikuti pelatihan, peserta
berperan sebagai fasilitator yang berfungsi
memfasilitasi mata pelatihan sesuai dengan
kompetensinya.
TUJUAN:
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu
memfasilitasi mata pelatihan sesuai dengan
keahliannya di pelatihan bidang kesehatan.
39. Kebijakan Pelatihan
•Teaching Skills
•Communication Skills
•Personality Authority
•Social Skills
•Technical Skills
•Stabilitas Emosi
Sumber : Hasibuan, 2008. Manajemen SDM
Kemampuan yang harus dimiliki
seorang Pelatih :
40. Kebijakan Pelatihan
1. Menjelaskan Konsep Pembelajaran
Orang Dewasa
2. Menyusun Rencana Pembelajaran (RP)
3. Menerapkan manajemen kelas
4. Menganalisa metode pembelajaran
5. Menganalisa media dan alat bantu
pembelajaran
6. Menerapkan teknik presentasi
interaktif
7. Melakukan evaluasi pembelajaran
setelah mengikuti pelatihan, mampu:
KOMPETENSI
41. Kebijakan Pelatihan
NO MATA PELATIHAN
WAKTU
T P JML
A. MATA PELATIHAN DASAR
1 Kebijakan Pelatihan SDM Kesehatan 2 0 2
2 Manajemen Pelatihan 2 0 2
B. MATA PELATIHAN INTI
1 Pembelajaran Orang Dewasa (POD) 2 0 2
2 Rencana Pembelajaran (RP) 2 3 5
3 Manajemen Kelas 1 3 4
4 Metode Pembelajaran 2 4 6
5 Media dan Alat Bantu Pembelajaran 2 4 6
6 Teknik Presentasi Interaktif 2 4 6
7 Evaluasi Hasil Pembelajaran 1 2 3
C. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1 Building Learning Commitment (BLC) 0 3 3
2 Anti Korupsi 2 0 2
TOTAL 18 23 41
STRUKTUR KURIKULUM
42. Kebijakan Pelatihan
PESERTA
1. Kriteria peserta:
a. SDM Kesehatan;
b. Pendidikan minimal Sarjana (S1) atau
D3 dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun.
a. Memiliki kemampuan mengoperasikan Microsoft
office
b. Bersedia mengikuti pelatihan secara keseluruhan
c. Ditugaskan oleh pimpinan dengan surat tugas
2. Jumlah peserta maksimal 30
orang/kelas.
43. Kebijakan Pelatihan
1. KRITERIA
Pelatih untuk mata pelatihan inti:
⮚ Widyaiswara yang sudah
tersertifikasi sebagai pelatih TPK
2. TUGAS:
a. Memberi bimbingan dan penilaian
terhadap penugasan yang telah
dikerjakan oleh peserta.
b. Memberi motivasi kepada peserta
PELATIH
44. Kebijakan Pelatihan
Pelatihan TPK diselenggarakan oleh Balai (BBPK/
Bapelkes UPT Pusat/ Bapelkes Daerah) terakreditasi
A
Apabila institusi selain Balai akan menyelenggarakan
Pelatihan TPK, maka harus dengan bekerjasama
dengan Institusi yang terakreditasi A
PENYELENGGARA
45. Kebijakan Pelatihan
Penilaian micro teaching:
⮚ Peserta dibagi dalam
3 kelompok (10 peserta/
kelompok)
⮚ Setiap kelompok dinilai oleh
1 orang penilai
⮚ Penilaian tiap kelompok
memerlukan waktu 7jpl
Jpl micro teaching tidak masuk
dalam jpl mata pelatihan.
MICRO TEACHING 21 JPL
Pelaksanaan micro teaching sesuai dengan pedoman micro teaching
46. Kebijakan Pelatihan
Peserta yang telah mengikuti pelatihan dan memenuhi
ketentuan yang telah ditetapkan:
1. Mengikuti semua tahapan pelatihan
2. Tidak melanggar tata tertib selama pelatihan.
3. Menuntaskan semua penugasan
Sertifikat Pelatihan TPK dikeluarkan
oleh Kemkes RI (Direktorat Peningkatan
Mutu Tenaga Kesehatan) dengan angka
kredit 1 (satu) dengan nilai SKP 4
SERTIFIKAT