3. PEMBUKAAN
Minum segelas air hangat
Biar manis tambahlah cokelat
Assalamualaikum wahai sahabat
Pagi ceria makin semangat
Sarapan pagi dengan roti
Bersiap-siap pergi ke rawa
Sebelum masuk ke pembahasan inti
Saya menyapa, apa kabar semua?
4.
5. BIO DATA
NAMA : DRA.ENY SURYANI, M.Pd
NIP : 196710231993032007
HP : 081321205320
EMAIL : enysuryani30@guru.sma.belajar.id
ALAMAT : JLN.KH DEWANTARA
CIPUTAT
KOTA TANGERANG SELATAN BANTEN
8. Tujuan
1) Bersilaturahmi dengan Pendidik dan
Tenaga kependidikan SMA PGRI 56
Ciputat
2) Pendidik SMA PGRI 56 Ciputat
mendapatkan informasi tentang
Kurikulum merdeka
3) Pembelajaran di SMA PGRI 56 Ciputat
Menjadi lebih menyenangkan
4)Seluruh Civitas Akademika SMA PGRI
56 Ciputat senantiasa bahagia dan
sejahtera.
9. Agenda
Overview Kurikulum Merdeka
Mengetahui Struktur Kurikulum Merdea
Capaian Pembelajaran ( CP ), Tujuan
Pembelajaran ( TP ) . dan Alur Tujuan
Pembelajaran ( ATP )
Modul Ajar Kurikulum Merdeka, Perencanaan
dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
10. KESEPAKATAN
BELAJAR
• Menghargai sesama peserta dan
pemateri
• Satu berbicara, semua mendengarkan
• Tepat waktu
• Berpartisipasi aktif
• Fokus pada sesi Materi
28. Pertanyaan Pemantik :
Kurikulum merdeka melanjutkan arah pengembangan
kurikulum sebelumnya:
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kurikulum
merdeka ?.
2. Apa saja keunggulan kurikulum merdeka ? .
3. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang CP, TP dan
ATP , Modul ajar?
4. Apa yang bapak/ibu fahami tentangpembelajaran
dan Asesmen Kurikulum merdeka ?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 28
29. Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan
pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi
kurikulum secara lebih komprehensif
Rancangan dan
Implementasi Kurikulum Saat Ini:
Arah Perubahan Kurikulum:
Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam
pelajaran ditentukan per minggu
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu untuk
melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik
Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam
sehingga guru kurang leluasa dalam
mengembangkan pembelajaran kontekstual
Teknologi digital belum digunakan secara sistematis
untuk mendukung proses belajar guru melalui berbagi
praktik baik
Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu
tahun
Fokus pada materi yang esensial, Capaian
Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
Memberikan keleluasaan bagi guru
menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai
kebutuhan dan karakteristik peserta didik
Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi
bagi guru untuk dapat terus mengembangkan
praktik mengajar secara mandiri dan berbagi
praktik baik.
30.
31. Keunggulan Kurikulum Merdeka
1. Lebih Sederhana
dan Mendalam
Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta didik
pada fasenya. Belajar menjadi lebih
mendalam, bermakna, tidak terburu-buru
dan menyenangkan.
32. Keunggulan Kurikulum Merdeka
2. Lebih Merdeka
Peserta didik: Tidak ada program peminatan
di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran
sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Guru: Guru mengajar sesuai tahap
capaian dan perkembangan
peserta didik.
Satuan pendidikan: memiliki wewenang
untuk mengembangkan dan mengelola
kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan dan peserta
didik.
33. Keunggulan Kurikulum Merdeka
3. Lebih Relevan dan
Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan
projek memberikan kesempatan
lebih luas kepada peserta didik untuk
secara aktif mengeksplorasi isu-isu
aktual misalnya isu lingkungan,
kesehatan, dan lainnya untuk
mendukung pengembangan karakter
dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
PAUD
Kegiatan bermain sebagai
proses belajar yang utama
Penguatan literasi dini
dan penanaman karakter
melalui kegiatan bermain-
belajar berbasis buku
bacaan anak
Fase Fondasi untuk
meningkatkan kesiapan
bersekolah
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan melalui kegiatan
perayaan hari besar dan
perayaan tradisi lokal
SD
Penguatan kompetensi yang
mendasar dan pemahaman
holistik:
• Untuk memahami
lingkungan sekitar, mata
pelajar an IPA dan IPS
diga bungkan
sebagai mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam
dan Sosial (IPAS)
• Integrasi computational
thinking dalam mata
pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika,
dan IPAS
• Bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran pilihan
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan profil
Pelajar Pancasila dilakukan
minimal 2 kali dalam satu
tahun ajaran
SMP
Penyesuaian dengan
perkembangan teknologi
digital, mata pelajaran
Informatika menja di mata
pelajaran wajib
Panduan untuk guru
Informatika disiapkan untuk
membantu guru-guru pemula,
sehingga guru mata
pelajaran tidak harus berlatar
belakang pendidikan
informatika
Pembelajaran berbasis pro
jek untuk penguatan profil Pe
lajar Pancasila dilakukan
minimal 3 kali dalam satu
tahun ajaran
SMA
Program peminatan/ penjurus
an tidak diberlakukan
Di kelas 10 pelajar menyiap
kan diri untuk menentukan
pilihan mata pelajaran di kelas
11. Mata pelajaran yang dipela
jari serupa dengan di SMP
Di kelas 11 dan 12 pelajar
mengikuti mata pelajaran dari
Kelompok Mapel Wajib, dan
memilih mata pelajaran dari
kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
dan Keterampilan Vokasi
sesuai minat, bakat, dan
aspirasi nya
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan profil
Pelajar Pancasila dilakukan
minimal 3 kali dalam satu
tahun ajaran, dan pelajar
menulis esai ilmiah
sebagai syarat kelulusan
SMK
Dunia kerja dapat terlibat dalam
pengembangan pembelajaran
Struktur lebih sederhana dengan
dua kelompok mata pelajaran, yaitu
Umum dan Kejuruan. Persentase
kelompok kejuruan meningkat
dari 60% ke 70%
Penerapan pembelajaran ber
basis projek dengan mengintegra
sikan mata pelajaran terkait.
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
menjadi mata pelajaran wajib
minimal 6 bulan (1 semester).
Pelajar dapat memilih mata pelajar
an di luar program keahliannya
Alokasi waktu khusus projek
penguatan profil pelajar
Pancasila dan Budaya Kerja
untuk peningkatan soft skill
(karakter dari dunia kerja)
SLB
Capaian pembelajaran
pendidikan khusus dibuat
hanya untuk yang memiliki
hambatan intelektual
Untuk pelajar di SLB yang
tidak memiliki hambatan
intelektual, capaian
pembelajarannya sama
dengan sekolah reguler
yang sederajat, dengan
menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum
Sama dengan pelajar di
sekolah reguler, pelajar di
SLB juga menerapkan
pembelajaran berbasis
projek untuk menguatkan
Pelajar Pancasila dengan
mengusung tema yang
sama dengan sekolah regu
ler, dengan kedalaman
materi dan aktivitas sesuai
dengan karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 35
36. Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan
pembelajaran intrakurikuler untuk setiap
mata pelajaran mengacu pada capaian
pembelajaran.
2. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Kegiatan khusus yang
ditujukan untuk memperkuat upaya
pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
semua mata pelajaran dan jumlah total
waktu pelaksanaan masing-masing projek
tidak harus sama.
Alokasi waktu untuk setiap projek
penguatan profil pelajar Pancasila tidak
harus sama. Satu projek dapat dilakukan
dengan durasi waktu yang lebih panjang
daripada projek yang lain.
37. Muatan Lokal
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan
muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3
(tiga) pilihan sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;
dan/atau
3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
38. Pertanyaan Pemantik :
Kurikulum merdeka melanjutkan arah pengembangan
kurikulum sebelumnya:
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kurikulum
merdeka ?.
2. Apa saja keunggulan kurikulum merdeka ? .
3. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang CP, TP dan
ATP ?
4. Apa yang bapak/ibu fahami tentang Modul Ajar ?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 38
39. Alokasi waktu mata pelajaran SMA/MA fielas 10
Asumsi 1tahun =36 minggu dan 1JP =45 menit
Mata Pelajaran
Alokasi
Intrakurikuler
Per Tahun
(Minggu)
Alokasi Projek
Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Per Tahun
Total JP Per Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Matematika 108 (3) 36 144
Ilmu Pengetahuan Alam: Fisika, Kimia, Biologi 216 (6) 108 324
Ilmu Pengetahuan Sosial: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi 288 (8) 144 432
Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 72 (2) 36 108
Informatika 72 (2) 36 108
Seni dan Prakarya***:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
5. Prakarya dan Kewirausahaan
54 (2) ** 18 72
Muatan Lokal 72 (2) **** - 72****
Total*****: 1.098 (32) 486 1.584
Keterangan:
* Diikuti murid sesuai agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh, yaitu 36
minggu, untuk memenuhi alokasi projek.
Alokasi intrakurikuler Pendidikan Pancasila,
Bahasa Inggris, serta Seni dan Prakarya
hanya 27 minggu.
*** Satuan pendidikan menyediakan minimum
1 jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau
Prakarya dan Kewirausahaan). Murid
memilih salah satu.
**** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP
per tahun.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
40. Penjelasan mata pelajaran I
PA dan IPS
SMA/MA fielas 10
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas
10 SMA/MA/ sederajat tidak dipisahkan menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik. Namun
demikian, satuan pendidikan dapat menentukan bagaimana muatan pelajaran
diorganisasi. Pengorganisasian pembelajaran IPA dan IPS bisa dilakukan melalui beberapa
pendekatan sebagai berikut:
a. mengajarkan muatan IPA atau IPS secara terintegrasi;
b. mengajarkan muatan IPA atau IPS secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah;
atau
c. mengajarkan muatan IPA atau IPS secara paralel, dengan JP terpisah seperti mata
pelajaran yang berbeda-beda, diikuti dengan unit pembelajaran inkuiri yang
mengintegrasikan muatan-muatan pelajaran IPA atau IPS tersebut.
41. Struktur Mata Pelajaran SMA/MA
Fase F
Pada Fase F (kelas 11 dan 12), struktur mata pelajaran dibagi menjadi 2
kelompok utama, yaitu:
a. Kelompok Mata Pelajaran Umum
Setiap SMA/MA/sederajat wajib membuka atau mengajarkan seluruh mata pelajaran
dalam kelompok ini dan wajib diikuti oleh semua murid SMA/MA/sederajat.
b. Kelompok Mata Pelajaran Pilihan
Setiap SMA/MA/sederajat wajib menyediakan paling sedikit 7 mata
pelajaran pilihan.
Khusus untuk sekolah yang ditetapkan pemerintah sebagai sekolah keolahragaan atau
seni, dapat dibuka mata pelajaran Olahraga atau Seni, sesuai dengan sumber daya yang
tersedia di SMA/MA/sederajat.
42. Alokasi waktu mata pelajaran SMA/MA fielas 11
Asumsi 1tahun =36 minggu dan 1JP =45 menit
Mata Pelajaran
Alokasi
Intrakurikuler Per
Tahun (Minggu)
Alokasi Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Per Tahun
Total JP Per Tahun
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
2. Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
3. Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
4. Matematika 108 (3) 36 144
5. Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72
6. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 72 (2) 36 108
7. Sejarah 54 (2) ** 18 72
8. Seni dan Budaya***:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
54 (2) ** 18 72
Jumlah JP Mata Pelajaran Umum 576 (18) 216 792
Keterangan:
* Diikuti murid sesuai agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler kelas 11 tidak penuh,
yaitu 36 minggu, untuk memenuhi alokasi
projek. Alokasi intrakurikuler Pendidikan
Pancasila, Bahasa Inggris, Seni, dan
Sejarah hanya 27 minggu.
*** Satuan pendidikan menyediakan minimum
1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, dan/atau Seni Tari). Murid memilih 1
(satu) salah satu.
43. Alokasi waktu mata pelajaran SMA/MA fielas 11
Asumsi 1tahun =36 minggu dan 1JP =45 menit
Mata Pelajaran
Alokasi
Intrakurikuler Per
Tahun (Minggu)
Alokasi Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Per Tahun
Total JP Per Tahun
B. Kelompok Mata Pelajaran Pilihan
1. Biologi
720-900 (20-25) ****
-
720-900
2. Kimia
3. Fisika
4. Informatika
5. Matematika tingkatlanjut
6. Sosiologi
7. Ekonomi
8. Geografi
9. Antropologi
10. Bahasa Indonesia tingkat lanjut
11. Bahasa Inggris tingkat lanjut
12. Bahasa Korea
13. Bahasa Arab
14. Bahasa Mandarin
15. Bahasa Jepang
16. Bahasa Jerman
17. Bahasa Prancis
18. Prakarya dan Kewirausahaan (budidaya, kerajinan, rekayasa,
atau pengolahan) *****
19. mata pelajaran lainnya yang dikembangkan sesuai sumber
daya yang tersedia*****
Muatan lokal 72 (2) ****** - 72
Total *******: 1.296-1.476 (38-43) 216 1.512-1692
Keterangan:
**** Alokasi masing-masing mata pelajaran
pilihan (selain mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan) yaitu 5 JP per
minggu atau 180 JP per tahun.
***** Pengaturan mata pelajaran lainnya yang
dikembangkan sesuai sumber daya yang
tersedia diatur lebih lanjut oleh pemimpin
unit utama yang membidangi kurikulum,
asesmen, dan perbukuan.
****** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72
JP per tahun.
******* Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
44. Alokasi waktu mata pelajaran SMA/MA fielas 12
Asumsi 1tahun =32 minggu dan 1JP =45 menit
Mata Pelajaran
Alokasi
Intrakurikuler Per
Tahun (Minggu)
Alokasi Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Per Tahun
Total JP Per Tahun
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum:
1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
2. Pendidikan Pancasila 48 (2) ** 16 64
3. Bahasa Indonesia 96 (3) 32 128
4. Matematika 96 (3) 32 128
5. Bahasa Inggris 48 (2) ** 16 64
6. Seni dan Budaya***:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
48 (2) ** 16 64
7. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 64 (2) 32 96
8. Sejarah 48 (2) ** 16 64
Jumlah JP mata pelajaran umum 512 (18) 192 704
Keterangan:
* Diikuti murid
masing-masing.
sesuai agama
** Pembelajaran reguler kelas 12 tidak
penuh, yaitu 32 minggu, untuk memenuhi
alokasi projek. Alokasi intrakurikuler
Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris,
Seni, dan Sejarah hanya 24 minggu.
*** Satuan pendidikan menyediakan minimum
1 jenis seni dan budaya (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih 1 salah satu.
45. Alokasi waktu mata pelajaran SMA/MA Kelas 12
Asumsi 1Tahun =32 minggu dan 1JP =45 menit
Mata Pelajaran
Alokasi
Intrakurikuler Per
Tahun (Minggu)
Alokasi Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Per Tahun
Total JP Per Tahun
B. Kelompok Mata Pelajaran Pilihan
1. Biologi
640 - 800 (20 - 25) **** - 640 - 800
2. Kimia
3. Fisika
4. Informatika
5. Matematika tingkatlanjut
6. Sosiologi
7. Ekonomi
8. Geografi
9. Antropologi
10. Bahasa Indonesia tingkatlanjut
11. Bahasa Inggris tingkatlanjut
12. Bahasa Korea
13. Bahasa Arab
14. Bahasa Mandarin
15. Bahasa Jepang
16. Bahasa Jerman
17. Bahasa Prancis
18. Prakarya dan Kewirausahaan (budidaya, kerajinan, rekayasa,
atau pengolahan) ****
19. mata pelajaran lainnya yang dikembangkan sesuai dengan
sumber daya yang tersedia*****
Muatan lokal 64 (2) ****** - 64
Total*******: 1.152-1.312 (38-43) 192 1.344-1.504
Keterangan:
**** Alokasi masing-masing mata pelajaran
pilihan (selain mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan) yaitu 5 JP per
minggu atau 180 JP per tahun.
***** Pengaturan mata pelajaran lainnya yang
dikembangkan sesuai sumber daya yang
tersedia diatur lebih lanjut oleh pemimpin
unit utama yang membidangi kurikulum,
asesmen, dan perbukuan.
****** Paling banyak 2 JP per minggu atau 64
JP per tahun.
******* Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
46. Untuk satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka,
implementasinya dapat disesuaikan dengan kesiapan masing-masing
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Prototipe
yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada
pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi
Kurikulum Prototipe.
Pilihan 3: Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan
mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di
satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 1: Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum
Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan
yang sedang diterapkan.
Pilihan 2: Mandiri berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan
perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan
pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Angket Kesiapan Implementasi
Kurikulum Prototipe dapat diakses
melalui:
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/
48. Kita mengajar untuk peserta didik
Pembelajaran dan Asesmen harus:
● Berpusat pada peserta didik
● Melibatkan peserta didik
● Sesuai dengan tingkat kemampuan/perkembangan
peserta didik (teaching at the right level)
● Terdiferensiasi
49. 4 Syarat Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka
Pendidik perlu memilih untuk:
● Bersedia mengenal, menerima, dan mencintai
peserta didik apa adanya
● Bersedia berpusat pada peserta didik
● Bersedia terus belajar
● Bersedia berkolaborasi dengan peserta didik dan
orang tua
50.
51.
52.
53.
54.
55. Pembelajaran Terdiferensiasi
Strategi yang dapat digunakan agar
dapat mengajar sesuai dengan tahap
capaian belajar atau kemampuan
peserta didik adalah diferensiasi.
Dasar diferensiasi materi
pembelajaran adalah asesmen
formatif dalam bentuk penilaian awal.
56. Pembelajaran dapat dilakukan
berdasarkan tahapan kemampuan
mayoritas dalam kelas.
Tahapan kemampuan di bawah
mayoritas akan mendapat
penguatan dan tahapan
kemampuan di atas mayoritas
akan mendapatkan tantangan dan
pembinaan prestasi serta dapat
dijadikan contoh.
64. Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
PAUD/RA SD/MI/Paket
A Kelas
1-2
SD/MI/Paket
A Kelas
3-4
SD/MI/Paket
A Kelas
5-6
SMP/Mts/Paket B
Kelas 7-9
SMA/MA/Paket C
Kelas 10
SMA/MA/Paket C
Kelas 11-12
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,
Konsep Capaian Pembelajaran
“CapaianPembelajaran(CP)merupakankompetensipembelajaran
yangharusdicapai pesertadidikpadasetiap fase, dimulaidariFase
FondasipadaPAUD.UntukPendidikandasardanmenengah,CP
disusununtuksetiap matapelajaran.”
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa
menentukanstrategiyangsesuai,kitaperlutautitik awalkeberangkatanparapesertadidik.
Pembagian
Fase
65. SetiapCPsuatumatapelajaran
memiliki beberapaelemenatau
kelompokkompetensi esensial
yang berlakusamauntuk semua
fasepadamatapelajaran
tersebut.
Masing-masingelementersebut
memiliki capaianper fasenya
sendiri yang salingmenunjang
untuk mencapai pemahaman
yangdituju.
Elemensebuahmatapelajaran
mungkinsajasamaatauberbeda
denganmatapelajaranlainnya,
hal tersebut disesuaikandengan
karakteristikpadamasing-masing
matapelajaran.
Perlu
diketahui
Arti “Elemen” dalam CP
Contoh:
● Dalam CP Matematika terdapat
elemen Bilangan, Aljabar,
Pengukuran, Geometri, dan
Analisis Data dan Peluang
● Dalam CP IPA terdapat elemen
Pemahaman IPA dan Keterampilan
Proses
● Dalam CP Bahasa Indonesia
terdapat elemen Menyimak,
Membaca dan Memirsa, Berbicara
dan Mempresentasikan, Menulis
66. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)
Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
1
Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun
Tujuan Pembelajaran (TP) danAlur Tujuan Pembelajaran
2
Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
3
Melaksanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
4
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
67. Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan
Pembelajaran dapat dipahami melalui skema berikut:
Memahami
Capaian
Pembelajaran
Menyusun
Tujuan
Pembelajaran
Menyusun Alur
Tujuan
Pembelajaran
Merancang
Pembelajaran
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak
cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh
peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase
Dalam
merancang
pem belajaran
pendidik
dapat
(3) menggunakan contoh yang disediakan.
(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran
dan/atau perencanaan pembelajaran,
(2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana
pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan
Pemerintah
Pendidik
menentukan
pilihan tersebut
berdasarkan
kemampuan
masing-masing
68. Kompetensi
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik
yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuanpembelajaran yangdikembangkanperludicapaipesertadidik dalamsatuataulebih jampelajaran, hinggaakhirnya
padapenghujungFasemerekadapatmencapaiCP.Olehkarenaitu,untukCPdalamsatufase,pendidikperlu
mengembangkanbeberapatujuanpembelajaran.
Merupakanrangkaiantujuanpembelajaranyangtersusunsecarasistematisdanlogis
menurut urutandari awalhinggaakhir fase.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP)
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
Tujuan
Pembelajaran
(TP)
terdiri atas:
Lingkup materi
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di
akhir satu unit pembelajaran
Kriteria
Alur Tujuan
Pembelajaran
(ATP)
Menggambarkan urutan pengembangan
kompetensi yang harus dikuasai secara utuh
dalam satu fase.
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga
akhir fase.
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
69. Perlu
diketahui
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk merumuskan
tujuan pembelajaran, diantaranya:
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh
Tighe dan Wiggins
(2005)
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)
Pendidik diharapkan untuk
tidak fokus p a d a satu teori
saja, melainkan dapat
menggunakan teori atau
pendekatan lain dalam
merancang tujuan
pembelajaran, selama teori
tersebut dinilai relevan
dengan karakteristik mata
pelajaran serta konsep/topik
yang dipelajari, karakteristik
peserta didik, serta konteks
lingkungan pembelajaran.
74. Penyusunan Tujuan Pembelajaran
Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran
Pengurutan dari Konkret ke Abstrak
Pengurutan dari Mudah ke yang Sulit
Pengurutan Prosedural
Pengurutan Deduktif
Pengurutan Hirarki
Scaffolding
C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
75. Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?
Pendidikyangmerancangalurtujuan pembelajarannya sendiri,tujuan-tujuan pembelajaranyangtelahdikembangkandalamtahap
sebelumnyaakandisusunsebagaisatualur(sequence)yangberurutansecarasistematis,danlogisawalhinggaakhirfase.
Dalammenyusunalurtujuanpembelajaran,pendidikdapatmengacupadaberbagaicarayangdiuraikan padatabeldi bawahini:
Pengurutan dari
yang Konkret ke
yang Abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai
pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori
objek geometris tersebut (abstrak).
Pengurutan Deduktif
Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih
dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah
ke yang lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata
pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan Hierarki
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu
sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum
mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan Prosedural
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa
untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah
pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe
tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding
Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam
mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh
membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
76. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
77. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
78. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
79. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● Konten (materi) diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
80. Kemendikbud-Dikti menentukan tema
untuk setiap projek yang
diimplementasi dalam satuan
pendidikan yang dapat berubah setiap
tahunnya. Untuk tahun ajaran
2021/2022, ada tujuh tema yang
dikembangkan berdasarkan isu
prioritas yang dinyatakan dalam Peta
Jalan Pendidikan Nasional 2020‒2035,
Sustainable Development Goals, dan
dokumen lain yang relevan. Tujuh tema
tersebut adalah:
1. Gaya Hidup Berkelanjutan (SD‒SMA/SMK)
2. Kearifan lokal (SD‒SMA/SMK)
3. Bhinneka Tunggal Ika (SD‒SMA/SMK)
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya ( SD,
SMP‒SMA/SMK)
5. Suara Demokrasi (SMP‒SMA/SMK)
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk
Membanguan NKRI (SD‒SMA/SMK)
7. Kewirausahaan (SD‒SMA/SMK)
7 TEMA P5
81. 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
6 DIMENSI
P5
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212. Pada hakikatnya pendidikan
karakter bertujuan menanamkan
nilai-nilai dan mengembangkan
sikap dan perilaku yang baik
untuk membentuk karakter
peserta didik di sekolah. Dalam
pelaksanaannya melibatkan
seluruh warga sekolah dengan
dukungan keluarga peserta didik
untuk penerapan di luar sekolah.
Tujuan Pendidikan Karakter