2. 9/24/2019
A. PENGERTIAN
• Kehilangan & Kematian : peristiwa dari
pengalaman manusia yg bersifat
universal dan unik secara individual.
• Kehilangan karena kematian : suatu
keadaan pikiran, perasaan, dan aktivitas
yg mengikuti kehilangan.
• Dukacita : proses mengalami reaksi
psikologis, sosial, dan fisik thd
kehilangan yg dipersepsikan (Rando,
1991).
3. 9/24/2019
• Berkabung : proses yg mengikuti suatu
kehilangan dan mencakup berupaya untuk
melewati dukacita
• Kehilangan terjadi ketika sst atau sso tidak
dapat lagi ditemui, diraba, didengar,
diketahui, atau dialami.
4. 9/24/2019
Kehilangan :
1. Kehilangan maturasional : kehilangan yg
diakibatkan oleh transisi kehidupan normal
untuk pertama kalinya.
2. Kehilangan situasional : kehilangan terjadi
secara tiba2 dalam merespons kejadian
eksternal spesifik seperti kematian
mendadak dari orang yg dicintai.
5. 9/24/2019
Sumber Kehilangan :
1. Kehilangan objek eksternal
2. Kehilangan lingkungan yg telah
dikenal
3. Kehilangan orang terdekat
4. Kehilangan aspek diri
5. Kehilangan hidup
6. 9/24/2019
Respon Dukacita :
1. Dukacita adaptif : proses berkabung,
koping, interaksi, perencanaan, dan
pengenalan psikososial.
2. Dukacita terselubung : mengalami
kehilangan yg tidak atau tidak dapat
dikenali, rasa berkabung yang luas, atau
didukung secara sosial.
7. 9/24/2019
Proses Berduka :
ENGEL (1964) :
a. Syok dan Tidak Berdaya : menarik diri,
duduk tdk bergerak, menerawang,
pingsan, berkeringat, mual, diare, HR me
, gelisah, insomnia, & keletihan
b. Mengembangkan kesadaran
c. Mengenali dan restitusi
8. 9/24/2019
• KUBLER-ROSS (1969) :
a. Menyangkal (Denial) : tremor, menghela
nafas, dingin, pucat, berkeringat >>,
anoreksia, ketidaknyamanan
b. Marah (Anger)
c. Tawar-menawar (Bergaining)
d. Depresi (Depretion) : rawan bunuh diri
e. Penerimaan (Acceptence)
9. 9/24/2019
• RANDO (1991) :
a. Penghindaran : syok, menyangkal, &
ketidakpercayaan
b. Konfrontasi : luapan emosi >>,
melawan kehilangan
c. Akomodasi : penurunan kedukaan
akut, mulai memasuki emosional dan
kehidupan sosial sehari-hari.
10. 9/24/2019
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Hindari asumsi perawat beri kesempatan
pd klien untuk menceritakan apa yg sedang
terjadi dgn cara mereka sendiri
Makna kehilangan
Kaji bagaimana K bereaksi bukan bagaimana
K seharusnya bereaksi
Fase dukacita : berurutan, tidak urut, terjadi
berulang
11. 9/24/2019
• Yg mempengaruhi respons thd
kehilangan :
1. Karakteristik personal : usia, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, &
pendidikan
2. Sifat hubungan : suami-istri, ortu-anak
3. SIfat kehilangan : permanen-sementara
4. Keyakinan kultural & spiritual
5. Sistem pendukung sosial
6. Kehilangan tujuan hidup pribadi
13. 9/24/2019
2. Diagnosa Keperawatan
Dukacita adaptif b.d. potensial kehilangan org
terdekat
Dukacita maladaptif b.d. tidak ada antisipasi thd
berduka
Ggn penyesuaian b.d. berduka yg tidak selesai
Perubahan nutrisi : < kebutuhan tubuh b.d. respon
dukacita yg tertahan
Perubahan koping keluarga
Perubahan proses klg
Keputusasaan b.d. stres jangka panjang
Isolasi sosial b.d. sumber pribadi tdk adekuat
Distress spiritual
Ggn pola tidur
14. 9/24/2019
3. Perencanaan
4. Implementasi
Komunikasi terapeutik
Pemeliharaan harga diri
Peningkatan kembalinya aktivitas kehidupan
Merawat klien menjelang ajal & keluarganya
Perawatan setelah kematian
Perhatian untuk perawat
5. Evaluasi
15. 9/24/2019
DYING
Durasi b`variasi, menit sampai minggu.
Tanda Klinis Dying :
Refleks menghilang
Respirasi > cepat, dyspnea, kadang cheyne stokes
Kulit dingin, lembab, tp suhu inti tubuh me
Pupil dilatasi & terfiksasi sampai diameter tt
Nadi cepat & lemah
TD
Pe kesadaran
Wajah tampak kurus - cyanosis
16. 9/24/2019
Intervensi Kep Klien Dying
a. Emotional Intervention
Bebaskan klien dr kesendirian, rasa takut
& depresi butuh sso u/mhabiskan waktu
Pelihara keamanan, kepercayaan diri, &
martabat klien jangan diabaikan
Pelihara harapan klien
Spiritual support terutama malam hari
17. 9/24/2019
b. Physiologic Intervention
Analgesic
Pe kemampuan mengontrol defekasi & urination
gunakan handuk & kateter
Akumulasi secret/mucus suction
Lubrikasi mukosa mulut air, juice akibat
kekeringan & pe suhu tubuh
Atur posisi tonus otot
Posisi fowler (pasien sadar) membantu
mempermudah respirasi
Posisi sim`s (pasien tdk sadar) membantu
mengeluarkan secret
Ciptakan lingk kondusif penerangan cukup (pe
fungsi penglihatan)
18. 9/24/2019
PERUBAHAN FISIOLOGIS
SESUDAH KEMATIAN
1. Rigor mortis :
Kekakuan tbh 2-4 jam sampai 96 jam setelah
kematian
Muncul akibat pe sintesis ATP
ATP penting u/ relaksasi otot
ATP : relaksasi otot terganggu otot
kontraksi/kaku
Rigor mortis dimulai dari otot2 involunter (jantung,
bladder,dll) lalu ke kepala, leher, rahang, &
ektremitas.
posisikan tbh dlm posisi anatomis, tu2p mata &
mulut, copot gigi palsu
19. 9/24/2019
2. Algor mortis :
Seiring penurunan TD & fungsi
hipothalamus suhu tubuh 1 C/jam
sampai di bawah suhu ruangan
Pada waktu yg sama elastisitas kulit
berkurang kulit mudah rusak & robek
Lepaskan plester& balutan scr perlahan
20. 9/24/2019
3. Postmortem Decomposition
Livor mortis :
sirkulasi darah kulit discolored (PD
rusak sel darah rusak Hb mewarnai
jaringan sekitar) warna kulit tidak merata,
bercak kebiruan terutama daerah > bawah
Tinggikan kepala u/mcegah perub warna
pd wajah
Terjadi penguraian o/bakteri terutama pd
jaringan lunak
Penguraian o/bakteri bisa dipercepat o/suhu
yg meningkat
Suhu rendah menghambat penguraian
Simpan dlm tempat yg dingin di RS