Popi99 Agen Situs Slot Gacor Server Luar Negeri Super Maxwin Malam Ini
20191014_MK_PTNBH_PP_v04.pptx
1. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Pola Pengelolaan Keuangan
dan Keasetan PTNBH
Menyongsong Satu Abad Indonesia Merdeka
1
Sri Mulyani Indrawati
SIDANG TAHUNAN PTN BH
14 Oktober 2019
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
2. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
2
Outline
2
2. Tantangan Pembangunan dan Kondisi SDM Indonesia
3. Ekonomi Berbasis Pengetahuan dan Revolusi Industri 4.0
4. Fokus APBN 2020 pada SDM
5. Peran Akademisi Mencetak Generasi Unggul
7. Perpajakan PTN-BH
6. Pengelolaan Keuangan dan Asset PTN-BH
1. Visi Indonesia Emas 2045
8. Layanan dan Dukungan Untuk PTN-BH
5. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Dunia telah
mengakui
Potensi
Indonesia
Indonesia could be the fourth largest
economy in the world by 2050
- PwC, 2017
Indonesia as one of the world’s economic centre of gravity
- OECD, 2018
Indonesia is well positioned to pursue its further transformation toward an even more prosperous and inclusive society by taking advantage
of several beneficial trends, including its young and expanding labor force, the rapid growth of the digital economy, and the growing role of
Asia in the global economy
- IMF, 2017
“The credit profile of Indonesia (BBB) is
supported by government’s relatively low
debt and its moderate fiscal. Indonesia
economy is growing faster than global peers
at a similar level of income.”
(BBB)
(BBB)
“The focus on macro stability is also
evident in credible budget
assumptions in the previous few
years.”
(Baa2)
“The credit profile of Indonesia (Baa2
stable) is supported by low government
debt ratios, the large size of its economy
and healthy growth prospects”
(BBB)
“Indonesia's economy growing at solid
pace. Its economic resilience to external
shock is maintained”
“Solid economic growth, resilience to
external shock, a large-scale
infrastructure development, the progress
of the administration’s economic policy ”
(BBB)
5
6. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018
Indonesia
Dunia
2013-2014
Taper Tantrum
-0,1% 3,5% 3,7%
2,6%
-13,1%
PEREKONOMIAN INDONESIA TELAH TERUJI
1997-1998
Asia Financial Crisis
2008-2009
Global Financial Crisis
4,6% 5,6% 5,1%
6
Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia 2000 – 2018 adalah 5,28%
Sumber: BKF, Kemenkeu
8. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
8
Tantangan Pembangunan
dan Kondisi SDM Indonesia
2
8
9. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Perubahan Teknologi:
• AI, Robotik, Internet of Things, Cloud
Computing, Cryptocurrencies, dll.
• Disrupsi Teknolgi
• Keamanan siber
• Kompetisi internasional
Perubahan Iklim – Sustainabilitas
Lingkungan dan Energi:
• Pemanasan Global
• Waste management
• Food, water, and energy security
• Energi Terbarukan
Perekonomian Global:
• Perang dagang dan Proteksionisme
• Moderasi Pertumbuhan Tiongkok
• Fluktuasi Harga Komiditas
• Keamanan dan Ketegangan Goopolitik
PERLU DISIKAPI DENGAN PEMBANGUNAN SDM:
• Tingkat Pendidikan Tinggi dan Memiliki Skills
• Memiliki Mindset Lifelong Learning
• Kompetitif dan Memiliki Semangat Juang
• Memiliki Curiosity, Honesty, Integrity, dan Empathy
Source: bbs.binus.ac.id
Tantangan Perekonomian Semakin Intensif
9
10. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
DAYA SAING PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT
INI
Global Competitiveness Index 2018
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Institutions
Infrastructure
ICT adoption
Macroeconomic stability
Health
Skills
Product market
Labour market
Financial system
Market size
Business dynamism
Innovation capability
Indonesia Malaysia Korea, Rep.
Sumber: GCI (World Economic Forum, 2018), GDP per Capita Indonesia ( (BPS), GDP per Capita Malaysia & Korea (World Bank)
$3.927 (2018) $29.742 (2017)
$9.951 (2017)
GDP Per Capita:
• Sangat Krusial untuk
meningkatkan Produktivitas
dan Daya saing agar mampu
mengejar level indeks GCI
Malaysia (upper middle
income) dan Korea Selatan
(high income),
• Fokus perbaikan
pada:Infrastruktur, Kualitas
SDM (kesehatan, skills, dan
pasar tenaga kerja), dan
kemampuan berinovasi.
10
11. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Kondisi Demografi Indonesia: Bonus Demografi
Indonesia akan mengalami bonus demografi hingga 2030, kondisi ini dapat menjadi modal dasar
dalam pembangunan nasional jika di manfaatkan dengan bijak
Proyeksi Proporsi Penduduk
2015
Sumber: BPS, KEMENKEU
-20 -10 0 10 20
0-4
10-14
20-24
30-34
40-44
50-54
60-64
70-74
Millions
2030
Proyeksi Dependency Ratio
AGING POPULATION
Tren meningkatnya Lansia (umur 60+): dari 7% (2010) 13% (2030),
sehingga ada risiko “tua sebelum kaya”
URBANISATION
Tren meningkatnya urbanisasi 48,8% (2010) 63,4% (2030), ada isu
ketahanan pangan dan ketimpangan
GROWING MIDDLE INCOME CLASS
Tren meningkatnya kelas menengah 19% (2010) 49% (2030), aspirasi terhadap
kualitas pelayanan publik peningkatan belanja publik vs kecukupan penerimaan
SKILL ADEQUACY
59% tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah, terdapat
risiko skill mismatch, skill gap, dan rendahnya produktivitas
45 85
145 187 223
194
186
151
126 96
2010 2020 2030 2040 2045
Kelas Pendapatan Menengah Kelas Pendapatan Lainnya
Kelas Pendapatan (juta orang)
Tantangan Kependudukan
Kelas Menengah Yang Semakin Meningkat
11
12. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Latar Belakang Pendidikan Pekerja Indonesia
Sebagian besar masyarakat masih berpendidikan rendah sehingga produktivitas SDM relatif rendah
SD & di
bawah;
41.8%
SMP;
18.0%
SMA;
16.8%
Vokasi;
11.5%
Diploma;
2.8%
Perguruan Tinggi;
9.2%
70.2%
39.8%
28.7%
16.0%
23.2%
16.7%
9.0%
17.8%
22.1%
3.5%
14.2%
12.0%
1.3%
4.7%
19.2%
1.3%
Agriculture labor Manufacture labor Services labor
Latar Pendidikan Tenaga Kerja Berdasar Sektor Usaha*
Elementary school and lower Junior High School
Senior High School Vocational
Diploma/Bachelor Post Graduate
Latar Pendidikan Tenaga Kerja
SD dan di bawah
SMA
Diploma/S1
SMP
Vokasi
S2/S3
Mayoritas tenaga kerja berlatar belakang pendidikan
rendah sehingga menyebabkan produktivitas secara umum
masih rendah
Dengan realitas ini perlu didorong lifelong learning,
termasuk penyediaan pelatihan dan vokasi bagi
tenaga kerja
*Data Tahun 2015
12
Sumber: BPS, KEMENKEU
13. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Kondisi Kualitas SDM Indonesia
Kondisi pengembangan SDM setiap tahun meningkat, namun laju peningkatan masih tertinggal dari negara lain,
sehingga secara keseluruhan masih di bawah negara peers
66.53
67.09
67.7
68.31
68.9
69.55
70.18
70.81
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Perkembangan IPM Indonesia 2010-2017
Sub-Saharan Africa South Asia Indonesia Middle East &
North Africa
Latin America &
Caribbean
East Asia & Pacific Europe & Central
Asia
North America
Human Capital Index (HCI)
Laju Peningkatan skor HDI Indonesia
masih di bawah China dan Thailand
Human Capital Index
(World Bank, 2018)
0,53
peringkat 87
Human Development
Index (UNDP, 2018)
0,694
peringkat 116
Indeks
Pengembangan
Manusia (BPS, 2017)
70,81
13
14. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Performa Pelajar Indonesia Dalam Ilmu Sains
Kualitas Pelajar Indonesia Dalam ilmu Sains, Matematika & Membaca masih tergolong Kurang Baik
dan Perlu terus Diperbaiki
Programme for International Student Assessment Score (PISA) 2015
sumber : OECD, 2015
Science Reading Mathematics
564
532
542
495
548
531
524
492
470
490
420
415
408
386
377
360.00
420.00
480.00
540.00
600.00
Singapore
Japan
Chinese Taipei
Vietnam
Hong Kong…
B-S-J-G (China)
Korea
United Kingdom
United States
OECD average
Turkey
Thailand
Mexico
Indonesia
Brazil
535
516
497
487
527
494
517
498
497
493
428
409
423
397
407
360.00
420.00
480.00
540.00
600.00
Singapore
Japan
Chinese Taipei
Vietnam
Hong Kong…
B-S-J-G (China)
Korea
United Kingdom
United States
OECD average
Turkey
Thailand
Mexico
Indonesia
Brazil
“the performance of
Indonesian students
(girls and boys) in
science, mathematics
and reading is one of the
lowest among PISA-
participating countries
with an average ranking
of 62 out of 69
countries”
1
4
556
538
532
525
523
518
516
509
496
493
425
421
416
403
401
360.00
420.00
480.00
540.00
600.00
Singapore
Japan
Chinese Taipei
Vietnam
Hong Kong (China)
B-S-J-G (China)
Korea
United Kingdom
United States
OECD average
Turkey
Thailand
Mexico
Indonesia
Brazil
14
15. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Kualitas SDM Indonesia Di Tingkat Global
Dibandingkan dengan Negara Lain Kualitas SDM Indonesia Masih Jauh Lebih Rendah
INDONESIA
Ranking
67
Score
38,61
Position
Enable
Attract
Grow
Retain
Labour &
Vocational
Global Knowledge
50,32
42,58
40,88
40,39
42,90
14,59
SINGAPURA
Ranking
2
Score
77,27
92,34
87,39
72,17
71,18
71,47
69,09
MALAYSIA
Ranking
27
Score
58,62
73,61
57,75
53,77
63,38
63,63
39,57
THAILAND
Ranking
66
Score
38,62
54,55
42,16
34,32
43,37
31,64
25,65
15
Sumber : Global Talent Competitiveness Index (GTCI) (INSEAD, 2019)
16. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Performa Produktivitas Indonesia
TFP yang dihitung berdasarkan rasio total input terhadap total output merupakan indikator acuan yang menunjukkan tingkat
produktivitas suatu negara
0.90%
0.30% 0.40%
1.30%
2.90%
1.90%
0.10%
0.10%
0.90%
1%
-0.20%
0%
1.70%
1.90%
1.10%
-0.10%
0.50%
0.70%
0.80% 0.80% 0.80%
1%
3.80%
2.50%
1%
-0.20%
1.10%
Vietnam Malaysia Singapura Thailand RRC India Philipina Indonesia Korsel
1970-2016 1970-1990 1990-2016
16%
5% 6%
25%
34% 35%
3% 1%
14%
64%
73%
59%
55%
51%
41%
65%
79%
70%
3% 5%
10%
6%
3%
2%
6%
3%
6%
17% 17%
25%
15% 12%
22% 26%
17%
10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Vietnam Malaysia Singapura Thailand RRC India Philipina Indonesia Korsel
TFP Non IT Capital IT Capital Labor
Sumber: Productivity Handbook (APO, 2018)
Sumber: Productivity Handbook (APO, 2018)
• Dalam kurun waktu 1970-2016 pertumbuhan TFP Indonesia hanya 0,1%, jauh dibawah RRC sebesar 2,9% atau Vietnam 0,9%. Pada
periode 1990-2016 pertumbuhan TFP Indonesia bahkan tercatat minus 0,2%.
• Kontribusi TFP dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 1970-2016 hanya 1% sangat kecil dibanding RRC sebesar 34%,
Vietnam sebesar 16%, Korea Selatan sebesar 14% atau Philiphina sebesar 3%
Rerata Pertumbuhan TFP 1970-2016 Kontribusi Input Pertumbuhan Ekonomi 1970-2016
16
17. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Convergence Momentum
SDM yang baik, produktivitas pekerja yang tinggi disertai kebijakan industrialisasi yang berjalan baik mampu menghantarkan
beberapa Negara berkembang menjadi negara maju
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
1960s 1970s 1980s 1990s 2000s 2010s
Rata-rata GDP growth (%)
China
Korea
Indonesia
Japan
Singapore
India
Euro Area
S Africa
US
Convergence
Sumber: World Development Indicators (World Bank, 2019)
Note: solid line represents emerging economies, while dotted line represents developed economies
• Konvergensi pertumbuhan ekonomi mulai terjadi pada tahun 1960-an,
dipimpin oleh Singapura dan Korea Selatan yang akhirnya berhasil menjadi
bagian dari kelompok ekonomi maju. Sementara negara maju sudah mengalami
moderasi pertumbuhan.
• Selama dekade berikutnya, Cina dan Indonesia mengikuti jalan yang sama.
• Saat ini, Cina, India, dan Indonesia termasuk di antara pertumbuhan tertinggi di
dunia.
Sumber: World Development Indicators (World Bank, 2019)
•Industrialisasi telah menjadi pendorong utama bagi meningkatnya
pertumbuhan negara-negara berkembang.
•Di sisi lain, de-akselerasi pertumbuhan ekonomi maju terjadi
bertepatan dengan pola deindustrialisasi.
•Ada juga kasus India, yang relatif tidak pernah mencatat aktivitas
manufaktur yang tinggi, tetapi bisa naik dan mencapai pertumbuhan
ekonomi yang sangat tinggi.
Rata-rata Manufacturing Value Added (% of GDP) Rata-rata Manufacturing GDP Growth (%)
17
18. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Convergence Momentum
Hanya sedikit kelompok negara di dunia yang mampu bertransformasi diri menjadi negara maju.
113
2,230
80
111
2,038
279
925
5,247
806
195
9,772
491
264
9,465
1,704
4,927
12,598
2,788
318
18,829
585
364
25,359
6,516
11,864
23,954
3,076
959
20,170
780
439
38,532
11,948
23,793
36,450
2,982
4,561
37,605
3,113
1,346
44,508
22,087
46,570
48,375
7,276
8,827
36,870
3,847
1,942
38,428
29,743
57,714
59,532
6,151
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
China Euro area Indonesia India Japan Korea, Rep. Singapore United States South Africa
GDP per Capita (Current USD)
1970 1980 1990 2000 2010 2017
• Singapura dan Korea, didukung oleh kualitas SDM yang baik, adopsi teknologi yang tepat, dan upaya mendorong inovasi, berhasil bertransformasi
menjadi Negara maju. Kedua negara berhasil mengembangkan ekonomi dengan nilai tambah tinggi dan terintegrasi di global value chain
• Banyak negara berkembang masih berjuang untuk mencapai status pendapatan tinggi meskipun mencapai pertumbuhan PDB yang tinggi. Beberapa
tantangan adalah ketidakpastian dan stabilitas global (beberapa krisis terjadi dalam beberapa dekade terakhir dan intensitas perdagangan
menurun), pertumbuhan produktivitas lebih lambat, kurangnya inovasi dan masalah kelembagaan.
Sumber: World Development Indicators (World Bank, 2019)
18
19. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Urgensi Indonesia Mendidik Generasi Unggul
Dengan generasi unggul dan SDM yang baik, maka Indonesia akan mampu bertransformasi menjadi Negara maju dan
menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat sesuai amanat pendiri bangsa.
Pertumbuhan ekonomi
rendah menjadi New
Normal
Menua sebelum kaya Terjebak Middle
Income Trap
Tertinggal dalam global
value chain
Output gap semakin mengecil, pertumbuhan
ekonomi 5% bisa menjadi pertumbuhan ekonomi
“normal” tanpa mampu tumbuh lebih tinggi lagi.
Indonesia akan kehilangan momentum
jika tidak segera memanfaatkan bonus
demografi, karena struktur penduduk
berubah sangat cepat.
Adanya Industry 4.0 mengubah struktur global
value chain, yang harus diantisipasi dengan
peningkatan di bidang teknologi dan inovasi.
Pembangunan selama 33 tahun belum
mampu membawa Indonesia ke
kategori negara maju, dengan PDB per
kapita 2018 di level US$3.927.
Konsekuensi Jika Indonesia Gagal Mendidik Generasi dengan SDM Unggul
19
20. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
20
Ekonomi Berbasis
Pengetahuan dan
Revolusi Industri 4.0
3
20
21. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Dunia Telah Memasuki Era Knowledge Based Economy
4 Pilar Knowledge Based Economy
Knowledge Based Economy
“Sistem ekonomi yang
bergantung pada
pengetahuan, informasi,
teknologi, inovasi, dan riset
untuk tumbuh dengan baik,
berdaya saing, dan
berkelanjutan”
Sumber: Moving Toward Knowledge-Based Economies: Asian Experiences (ADB, 2007)
Adopsi teknologi &
kemampuan berinovasi
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Institusi publik yang kapabel,
kredibel dan adaptif
Pendidikan dan Pelatihan Skill
Apa Itu Knowledge Based Economy?
21
22. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Knowledge Based Economy Memicu Revolusi Industri 4.0
Didukung oleh perkembangan pesat di Bidang Artificial Intelligence, Big Data, Super Computer, dan Internet
INDUSTRI 1.0
INDUSTRI 2.0
INDUSTRI 3.0
Mekanisasi,
Menggantikan
Tenaga Manusia,
Produksi Masal,
Standarisasi
Kualitas,
Assembly Line
Otomasi,
Pemanfaatan
Komputer Dalam
Produksi
Artificial
Intelligence, IoT,
Cloud Computing,
Network, Cyber-
Physical System
IC
22
23. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 TELAH MEMBAWA PERUBAHAN TREN
INTERNET OF THINGS
ARTIFICIAL INTELLIGENT
BIG DATA
AUTOMATION
23
24. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Karakteristik Knowledge Based Economy
Export to Value Ratio (%)
10
%
Rerata
Pekerja
Dengan
Skill
Rendah
20 30 40 50 60 70 80 90
0
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Komputer,
Elektronik,
Alat Optik,
Kecerdasan
Buatan Produk
Farmasi
Kimia &
Produk Kimia
Produk
Petrokimia
Alat Listrik
Alat
Transportasi
Pakaian &
Produk Kulit
Metal
Dasar
Produk
Plastik &
karet
Kertas &
Produk Kertas
Produk
Mamin &
Tembakau
Produk Besi
Kayu &
Produk Kayu
Produk
Mineral Non
Metal
Mesin
Furniture
Inovator Global
Berteknologi Tinggi
Inovator
Global
Berteknologi
Sedang
Produk Komoditas
Berbasis Regional
Produk Capital Intensive
Berbasis Regional Produk Labour
Intensive
Sektor Dengan Intensitas
R&D Tinggi
Sektor Dengan Intensitas R&D
& Produktivitas Rendah
Sektor Lainnya
Peran Research and Development Semakin Penting Agar Mampu Bersaing Di Tingkat Global
Sumber: The Future of Manufacturing-Led Development (World Bank, 2017)
24
25. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
TantanganKnowledge Based Economy & Industry 4.0
Disrupsi: Saat pekerja manusia terancam oleh kehadiran mesin dan kecerdasan buatan
Persentase
Pekerja ASEAN
Yang Terancam
Otomasi
Sumber: ASEAN in Transformation: how technology is changing jobs and enterprises (ILO, 2017) 25
26. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Knowledge based Economy & Pergeseran Kompetensi Utama
Era knowledge based economy mengharuskan proses re-skilling dan penguasaan kompetensi tertentu agar pekerja manusia
tetap relevan di tengah meluasnya otomasi pekerjaan
Human
Machine Human
Machine Human
Machine
2018 2022 2025
Sumber: The future of Jobs Report (World Economic Forum, 2018) 26
28. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
APBN Sebagai Instrumen Untuk Mencetak Generasi & SDM Unggul
PENDAPATAN
Melalui berbagai insentif fiskal yang ditawarkan, antara lain:
• Tax holiday
• Tax allowance
BELANJA • Infrastruktur: membangun sarana pendidikan, meningkatkan konektivitas
ekonomi, membangun infrastruktur pendukung daya saing
• Sumber Daya Manusia: untuk penguatan kualitas SDM dan meningkatkan
produktivitas. Antara lain melalui anggaran kesehatan (PIP, BOS, beasiswa
pendidikan tinggi, dan vokasi), anggaran kesehatan (JKN & pencegahan stunting),
dan perlindungan sosial serta subsidi.
• Transfer ke Daerah dan Dana Desa: dukungan untuk pemerataan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat daerah melalui Dana Desa, DAU,
DAK, DBH, dan Dana Kelurahan.
• Pembebasan PPN, Bea Masuk, fasilitas KEK
• Super deduction untuk riset dan training
PEMBIAYAAN
• Pembiayaan investasi disalurkan melalui BLU, BUMN, dan SMV untuk mendukung percepatan pembangunan
dan perbaikan pendidikan
• Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Selain untuk mendorong pendalaman pasar keuangan dan
memperkuat sumber pembiayaan investasi juga digunakan untuk membiayai berbagai program pendidikan
APBN sebagai
instrumen
Pemerintah
dalam mencetak
generasi & SDM
Unggul,
tercermin dalam
3 komponen
APBN.
28
29. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
APBN 2020
Postur
Kontribusi penerimaan
perpajakan terus dioptimalkan
dan dilakukannya peningkatan
belanja negara yang lebih
berkualitas (spending better)
*(Rp triliun)
29
30. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Fokus Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2020
• Peningkatan produktivitas/daya
saing SDM
• Bidang Pendidikan perluasan
akses pendidikan, peningkatan
skill, enterpreneurship,
penguasaan ICT, dukungan
kegiatan penelitian
• Bidang Kesehatan
percepatan pengurangan
stunting, penguatan promotif
preventif, melanjutkan program
jaminan kesehatan nasional
• Mengakselerasi
pengentasan kemiskinan
• Peningkatan akurasi data
dan perbaikan mekanisme
penyaluran,
• Sinergi/sinkronisasi antar
program
• Subsidi yang tepat sasaran
dan efektif
• Stabilitas ekonomi,
keamanan dan politik
• Mitigasi risiko bencana,
pelestarian lingkungan,
dan pengembangan EBT
• Penguatan fiscal buffer
• Mendorong efektivitas
birokrasi produktivitas,
integritas & pelayanan publik
• Menjaga tingkat
kesejahteraan aparatur dan
pensiunan (antisipasi
reformasi pensiun)
• Birokrasi yang berbasis
kemajuan ICT
• Meningkatkan daya saing
investasi dan ekspor
• Mendukung tranformasi
industrialisasi (konektivitas,
pangan, energi, dan air) dan
antisipasi masalah sosial
perkotaan (air bersih,
sanitasi, pengelolaan
sampah, & transportasi
massal)
• Mendorong K/L
menggunakan skema
pembiayaan kreatif (KPBU:
VGF atau AP)
SDM yang
berkualitas
Penguatan Program
Perlindungan Sosial
Akselerasi
Pembangunan
Infrasruktur
Birokrasi yang
efisien, melayani,
dan bebas korupsi
Antisipasi
Ketidakpastian
Mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan &
penyelenggaraan Pemerintah efisien dan efektif
Anggaran Pendidikan Rp508,1 T
Anggaran Kesehatan Rp132,2 T
Anggaran Perlindungan Sosial
Rp373,2 T
Anggaran Birokrasi Rp261,3 T
Anggaran Infrastruktur Rp423,3 T
5
30
31. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Konsep Kebijakan Pembangunan SDM di Indonesia
Imunisasi,
vaksinasi
dan Gizi
Program KB
Bantuan
Pangan
BOP PAUD
Beasiswa LPDP
Modal Usaha
Penyediaan
Lapangan Kerja
Jaminan
Hari Tua
Menggunakan pendekatan holistik dan end to end perspective. Dimulai semenjak bayi lahir dan akan terus berlanjut
hingga mereka mencapai usia senja
Program
Indonesia
Sehat
BOS
Tunjangan
Profesi
Guru
Subsidi
BW M
B a n k W a q a f M i k r o
V o k a s i R e s e a r c h
KALTARA
31
32. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Anggaran Pendidikan
diarahkan untuk peningkatan kualitas
SDM sebagai bagian mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan rakyat
Rp508,1 T
APBN untuk
mempersiapkan
generasi muda
untuk peningkatan
kualitas SDM
32
33. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Investasi Pembiayaan
diarahkan untuk peningkatan kualitas
SDM sebagai bagian mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan rakyat
Rp29,0 T
APBN untuk
mempersiapkan
generasi muda
untuk peningkatan
kualitas SDM
• DPPN Rp18,0 T
Program beasiswa untuk sekitar 5.000 orang
mahasiswa baru
pembiayaan penerima beasiswa yang masih studi
untuk 11.000 orang mahasiswa
mendanai 75 riset
• Dana Abadi Penelitian Rp5,0 T
meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM terkait riset
yang mampu berkompetisi secara global
meningkatkan relevansi dan produktivitas riset serta
peran pemangku kepentingan dalam kegiatan riset
Meningkatkan kontribusi riset terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional
• Dana Abadi Kebudayaan Rp1,0 T
menjamin keberlangsungan upaya pemajuan kebudayaan
bagi generasi berikutnya
• Dana Abadi Perguruan Tinggi Rp5,0 T
pengembangan SDM dan sarana dan prasarana dalam
mewujudkan perguruan tinggi di Indonesia menuju
World Class University
33
34. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
diarahkan untuk peningkatan kualitas SDM
sebagai bagian mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan rakyat
APBN untuk
mempersiapkan
generasi muda juga
melalui pelatihan kerja
34
35. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Anggaran Kesehatan
Rp132,2 T
APBN untuk meningkatkan
kesehatan rakyat Indonesia
5,2 % dari belanja negara
35
36. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
APBN Tahun 2020 untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah, Miskin Dan Rentan Miskin
Bantuan Pangan/Kartu Sembako
Rp28,1 T
15,6 juta keluarga miskin
Program Keluarga Harapan
Rp29,1 T
10,0 juta keluarga miskin
Akses Perumahan
Subsidi Uang Muka Perumahan
Rp600 M bagi 150 rb Keluarga (MBR)
Subsidi Bunga Kredit Perumahan
Rp3,9 T bagi 677 rb Keluarga (MBR)
Pembiayaan Ultra Mikro
Rp1 T bagi 1,6 juta debitur (akumulasi)
Subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat
Rp13,8 T bagi 16,47 juta debitur (akumulasi)
Unit Usaha Produktif
Rp223,6 miliar bagi 102,8 ribu KUBE
Pemberdayaan Masyarakat
Peningkatan Produktivitas Pertanian
Subsidi Pupuk
Rp26,6 T
16,2 juta petani
Mendukung Perekonomian Desa
Alokasi Dana Desa
Rp72 T
74.954 Desa, termasuk:
20.588 desa tertinggal
6.835 desa sangat tertinggal
Rp373,2 T
36
37. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Meningkat Rp42,5 triliun dari Outlook 2019 diarahkan untuk :
Perbaikan kualitas layanan dasar publik Akselerasi daya saing Mendorong belanja produktif
• Mempercepat penyediaan infrastruktur publik dan
penguatan kualitas SDM, terutama melalui bidang
pendidikan, kesehatan, air minum, perlindungan
sosial, dan konektivitas antarwilayah.
• Meningkatkan daya saing melalui inovasi,
kemudahan berusaha, tata kelola pemerintahan,
dan kebijakan insentif yang mendukung iklim
investasi.
• Meningkatkan produktivitas terutama berorientasi
ekspor melalui pengembangan potensi ekonomi
daerah.
Rp856,9 T
37
39. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Peran Akademisi Dalam Menyiapkan Generasi Unggul
Memiliki mindset berpikir inovatif, open minded pada hal baru serta adaptif terhadap dinamika disrupsi
Teknologi adalah tools untuk
meningkatkan efisiensi dan
efektivitas
Adaptif, produktif,
inovasi, kompetitif
Mengedepankan nilai-nilai
humanis, beretika, dan toleran
Perubahan
Probis
39
40. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
PEMERINTAH
TRIPLE
HELIX
Peran Akademisi Dalam Menyiapkan Generasi Unggul
Bersinergi dengan Pemerintah, Sektor Bisnis, dan Masyarakat dalam membentuk Generasi dengan SDM Unggul
Kerjasama
Inovasi, paten,
komersialisasi
Menciptakan
teknologi tepat guna
untuk masyarakat
Mencegah skills
mis match
Meningkatkan
Daya Saing
R&D bersama
Penciptaan Kurikulum
Yang up to date
40
42. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
42
PTN- BHMN
(Badan Hukum
Milik Negara)
2000
PTN – Badan Hukum
Pendidikan
Pemerintah
2009
PT Yang
Diselenggarakan
oleh Pemerintah
2010
PTN-BH (Badan
Hukum)
2012 -
Sekarang
4 PT ditetapkan
sebagai BHMN
UU Nomor 9 Tahun 2009
tentang Badan Hukum
Pendidikan
BHMN berubah menjadi Badan
hukum Pendidikan Pemerintah
PP 66 Tahun 2010
BHMN menjadi Perguruan
Tinggi yang Diselenggarakan
oleh Pemerintah
UU 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan
Tinggi
Profil PTN-BH per tahun 2018
Satker PT Negeri
Satker PNBP BLU PTN-BH Jumlah
Universitas 34 23 8 63
Politeknik 43 1 0 43
Institut/Akademi Komunitas 10 0 3 16
Jumlah 87 28 11 122
1. Universitas Indonesia
2. Universitas Gadjah Mada
3. Institut Pertanian Bogor
4. Institut Teknologi Bandung
5. Universitas Sumatera Utara
6. Universitas Pendidikan Indoenesia
7. Universitas Airlangga
8. Universitas Hasanudin
9. Universitas Diponegoro
10. Institut Teknologi 10 November
11. Universitas Padjajaran
Sampai dengan tahun 2018 terdapat 11 PTN-BH, yaitu:
History PTN BH
43. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Dapat digunakan untuk :
1. Biaya dosen (insentif &
manfaat tambahan);
2. Biaya tenaga
kependidikan (insentif
dan ,anfaat tambnahan)
Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2015
tentang
Bentuk dan Mekanisme Pendanaan
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
Definisi
PTN Badan Hukum (PTN BH)
Perguruan Tinggi Negeri yang didirikan
pemerintah yang berstatus Badan Hukum
publik yang otonom
Sumber Dana PTN BH
Pendanaan
PTN-BH
APBN
Bantuan
Pendanaan PTN-
BH *
Bentuk Lain
Selain APBN
* Keterangan:
1. Bantuan Pendanaan PTN-BH dialokasikan dalam APBN setiap tahun
anggaran pada kementerian yang menyelenggarakan urusan di bidang
Pendidikan Tinggi
2. Bantuan Pendanaan PTN-BH merupakan penerimaan PTN-BH yang
dikelola secara otonom dan bukan merupakan PNBP.
3. Bantuan Pendanaan PTN-BH digunakan untuk mendanani:
a. Biaya operasional;
b. Biaya dosen;
c. Biaya tenaga kependidikan;
d. Biaya investasi, dan biaya pengembangan
berupa pinjaman
sesuai
perundangan
masyarakat, biaya
pendidikan, pengelolaan
dana abadi, usaha PTN-BH,
kerja sama tridharma PT,
pengelolaan kekayaan PTN-
BH, APBD, dan/atau
pinjaman
43
Bentuk Pendanaan PTN BH
44. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
44
(Miliar rupiah)
27,139.20
27,524.50
24,383.00 27,622.70 27,574.00
21,316.20
1,243.20
2,008.90
3,111.20 3,197.80 3,028.50
3,110.20
10,692.70
14,652.20 14,863.10 16,371.90 15,069.30
17,740.50
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-PTN Non BH -PTN BH NON PTN
SATKER PUSAT
KEMRISTEKDIKTI
Anggaran PTN BH
adalah bagian dari
Anggaran Pendidikan
untuk APBN
Anggaran PTN dan Satker Pusat Kemristekdikti
Anggaran pada 11 PTN BH meningkat hamper 2,5 x lipat sejak 2015
45. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
45
Rincian Penggunaan Bantuan Pendanaan PTN-BH
PP No 26 Tahun 2005
46. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Aset Awal Pembentukan PTNBH
(BMN)
Tanah Selain Tanah
Tetap sebagai BMN Kekayaan Awal PTNBH
Rp 143.613.009.914.000
(Nilai pada 11 PTNBH setelah
Revaluasi BMN)
Rp 20.697.193.840.462
(Keputusan Menteri Keuangan tentang
Penetapan Nilai Kekayaan Awal 11 PTNBH)
31
Pasal 65 Ayat (3) UU No. 12
Tahun 2012 dan Penjelasannya
PTNBH memiliki kekayaan awal berupa
kekayaan negara yang dipisahkan kecuali
tanah. PTNBH dapat memanfaatkan
kekayaan berupa tanah dan hasil
pemanfaatannya menjadi pendapatan
PTNBH.
Pasal 19 Ayat (3) PP No. 26
Tahun 2015
Aset berupa tanah yang berada
dalam penguasaan PTNBH yang
diperoleh dari APBN merupakan
BMN.
Pasal 19 Ayat (6) PP No. 26
Tahun 2015
Hasil pengelolaan aset hasil
penetapan kekayaan awal
merupakan sumber pendapatan
PTNBH.
47. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
32
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
ITB IPB UGM UI UPI USU UNAIR UNPAD UNHAS UNDIP ITS
Selain Tanah (KND)
Tanah (BMN)
• Data Tanah sebelum Revaluasi BMN
• Nilai dalam miliar rupiah
1.707
1.502
6.405
5.834
623
1.587
2.610
1.367
1.616
1.328
1.414
1.480
2.065
2.732
3.391
1.260
1.915
1.581
1.393
2.046
1.807
1.026
Tanah BMN dan Kekayaan Awal PTN-BH
48. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
• Data per 31 Desember 2018; Nilai dalam miliar rupiah
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
ITB IPB UGM UI UPI USU UNAIR UNPAD UNHAS UNDIP ITS
Sebelum
Sesudah
33
1.707
1.502
6.450
5.834
623
1.587
2.610
1.367
1.616
1.328
1.414
10.175
29.991
11.457
28.832
4.367
6.019
9.361
9.937
8.920
12.754
11.800
26.038
143.613
• Terjadi kenaikan nilai wajar tanah BMN sebesar 452%
Nilai Wajar BMN Tanah
Dan Sesudah Revaluasi BMN
49. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Perdirjen Perbendaharaan No.Per-15/PB/2017 Perdirjen Perbendaharaan No.Per-7/PB/2019
Para peneliti agar fokus
kepada hasil penelitian
yang berdampak
nyata bagi
masyarakat dan
daya saing.
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
SPTB untuk penelitian telah disederhanakan
50. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
35
• UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; PP tersebut di atas
terkait Statuta PTNBH; PP Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan
Mekanisme Pendanaan PTNBH, bersifat lex specialis terhadap ketentuan
pengelolaan BMN pada umumnya
Dasar
Hukum
• Tanah pada PTNBH ditatausahakan dalam Daftar BMN pada Kemenristekdikti, dan
Ditetapkan Status Penggunaannnya pada Kemenristekdikti.
• Tanah digunakan sepenuhnya untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Statuta PTNBH.
• Pemanfaatan tanah tunduk pada ketentuan Pengelolaan BMN (dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan Menteri Keuangan), dan pendapatan dari pemanfaatan tanah
menjadi pendapatan PTNBH.
BMN
• Pengelolaan kekayaan awal PTNBH sebesar Rp 20.697.193.840.462 dan
tambahan kekayaan lainnya menjadi kewenangan Pimpinan PTNBH.
• Kekayaan PTNBH disajikan dalam LKPP sebagai investasi pemerintah.
Kekayaan
Kewenangan Pengelolaan Aset Pada PTN-BH
51. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Pihak yang
menyewakan BMN:
Pengelola Barang, untuk
BMN yang berada pada
Pengelola Barang
Pengguna Barang, dengan
persetujuan dari Pengelola
Barang, untuk BMN yang
berada pada Pengguna
Barang.
Pihak yang dapat
menyewa BMN :
BUMN;
Badan Usaha Milik Daerah;
Swasta;
Unit Penunjang Kegiatan
Pemerintahan/Negara; atau
Badan hukum lainnya
Pasal
5 a. Bank Indonesia;
b. Lembaga Penjamin
Simpanan;
c. Badan hukum yang dimiliki
Negara;
d. Badan hukum internasional/
asing, termasuk badan
e. hukum asing dalam bentuk
perseroan terbatas
berdasarkan hukum
Indonesia;
f. Lembaga/ organisasi
internasional/ asing;
atau
g. Lembaga pendidikan
asing.
Pasal
6
Objek Sewa
tanah dan/atau bangunan; dan ,
selain tanah dan/ atau bangunan,
Pengelolaan Asset Tanah PTN BH
PMK No. 57/PMK.06 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa BMN
52. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
PENGELOLA BARANG
Melakukan penelitian
atas kelayakan
penyewaan
Tanah/
Bangunan
CALON PENYEWA
Menyampaikan
dokumen
permohonan
PENGGUNA BARANG
Mengkaji permohonan dan
menyiapkan dokumen usulan
Nilai BMN ≤ Rp500
jt
Nilai BMN > Rp500
jt
PENGGUNA BARANG
Meghitung nilai BMN untuk
dihitung dalam formula sewa
PENGGUNA BARANG
Mengkaji permohonan dan
menyiapkan dokumen usulan
Besaran Sewa
Formula Sewa
Sebagian
T/B
Selain
T/B
PENGGUNA BARANG
Mengajukan usulan kepada
Pengelola Barang untuk
menyewakan BMN
berdasarkan :
Kajian Pengguna Barang;
atau
Permohonan calon
penyewa
PTN BH mengajukan usulan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi selaku
Pengguna Barang selanjutnya diusulkan kepada Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang
Pengelolaan Asset Tanah PTN BH
53. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
36
LK PTNBH pada Penyusunan LKPP
Nilai outstanding investasi permanen pemerintah pada PTNBH dilakukan penilaian investasi dengan
menggunakan metode ekuitas berdasarkan data dan informasi laporan keuangan PTNBH yang
disampaikan kepada UAIP.
UA BUN
UAP BUN
UAKPA BUN
PMN
UAIP
Bank Indonesia BPJS LPS PTNBH
UAKPA BUN
LKI
UAKPA BUN
Pembiayaan BLU
UAKPA BUN
Penjaminan
STRUKTUR UNIT AKUNTANSI
Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Kekayaan Negara
Nomor SE-1/KN/2017 tentang Jadwal Penyampaian
Laporan Keuangan PTNBH
Penyampaian Laporan Keuangan
LK Semester I paling lambat 7 Juli
LK Tahunan un-audited paling lambat 31 Jan
LK Tahunan audited paling lambat 15 April
PMK 169/PMK.05/2018
tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Investasi
Pemerintah
Direktorat KND DJKN merupakan Unit Akuntansi Investasi Pemerintah (UAIP)
Dengan berubahnya status satker PTN menjadi PTNBH dan merupakan KND, kekayaan negara yang
dipisahkan pada PTNBH diakui sebagai investasi permanen pemerintah.
DASAR HUKUM
55. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
55
Kewajiban Subjektif PTN Badan Hukum
Pasal 2 Ayat (3)
Huruf b UU PPh
Subyek dalam negeri
adalah badan yang
didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia
kecuali unit tertentu dari
badan pemerintah yang
memenuhi kriteria
1. Pembentukannya
berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-
undangan;
2. Pembiayaannya bersumber
dari APBN dan APBD;
3. Penerimaannya
dimasukkan dalam
anggaran Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah;
dan
4. Pembukuannya diperiksa
oleh apparat pengawasan
fungsional negara
PTN Badan Hukum sebagai
subjek pajak mencakup
fasilitas, jurusan,
departemen dan bagian
lain merupakan bagian dari
PTN Badan Hukum sebagai
badan hukum
Dalam hal PTN Badan
Hukum memiliki usaha
dalam bentuk badan hukum
yang terpisah, maka setiap
badan hukum terpisah
tersebut memiliki kewajiban
perpajakan tersendiri
56. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
56
Fasilitas PPh atas Sisa Lebih
Sedang dilakukan kajian tentang
penggunaan sisa lebih yang digunakan
untuk dana abadi terkait sarana dan
prasarana sebagai syarat dalam UU PPh
Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dikecualikan
sebagai objek PPh
Untuk dikecualikan dari PPh, Sisa
lebih harus ditanamkan dalam
bentuk sarana dan prasarana
Pendidikan dan/atau litbang, dalam
waktu paling lama 4 tahun sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut
Sebagai bentuk dukungan UU PPh terhadap lembaga pendidikan
57. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
57
Pemotongan dan Pemungutan PPh Pasal 21
Penghasilan yang diperoleh dosen dan tenaga kependidikan, baik berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun nonPNS, dipotong Pajak Penghasilan
Pasal 21
Dana penelitian yang diterima oleh peneliti dari PTNBH merupakan
objek pemotongan PPh Pasal 21 atas honorarium peneliti
58. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
58
Pemotongan dan Pemungutan
K/L
Hibah
Non Objek
Jasa
Penelitian
LN
PTNBH
Jasa
Penelitian
Hibah
Non Objek
Dipotong
PPh Pasal 23
Swasta
Jasa
Penelitian
Hibah
Non Objek
Honorarium
• Pembantu
Peneliti
• Koordinator
Peneliti
• Sekretariat
Peneliti
• Pengolah data
• Petugas Survey
• Pembantu
lapangan
Dipotong
PPh Pasal 21
Sewa Alat
Dipotong
PPh Pasal 23
Sewa Tanah /
Bangunan
Dipotong PPh
Pasal 4 ayat (2)
Jasa
59. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
59
Pajak Pertambahan Nilai
PTNBH yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
Wajib Memungut PPN
PPN dibebankan kepada konsumen atau penerima
barang dan jasa yang diberikan oleh PTNBH
TIDAK
DIKENAI PPN
KELOMPOK
JASA PENDIDIKAN
JASA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
SEKOLAH
JASA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
Jasa Penyelenggaraan Pendidikan Formal
Jasa Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal
Jasa Penyelenggaraan Pendidikan Informal
61. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN 61
PNBP
Hasil
Investasi
Layanan
Pendanaan
Riset
Dana
Operasional
Penambah
Dana Abadi
Pendidikan
10% dari Total PNBP
Sumber
Lainnya
yang Sah
Maksimal
90% dari
Total
PNBP
DPPN dari APBN
Layanan
Beasiswa
Investasi*
Dana Abadi
Pendidikan
www.lpdp.kemenkeu.go.id
Pengelolaan Dana Abadi
63. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
PROSES BISNIS BEASISWA
63
Seleksi
administrasi
Seleksi Subtansi
Program
Persiapan
Keberangkatan
Evaluasi
Saat studi (on Study)
Program
Re-orientasi
Jati Diri Bangsa
Pengelolaan talen
(talent pooling)
Pengelolaan
alumni
1 3 4
5
8 7 6
KARAKTER KUAT
(STRONG PERSONALITY)
KEPEMIMPINAN KUAT
(STRONG LEADERSHIP)
Pra-studi
Masa studi
Pasca-studi
Diskusi Kelompok berupa
LGD
(Leaderless Group
Discussion)
Wawancara
Seleksi Berbasis
Komputer
(plus soft competency
assessment dan essay
writing)
2
Proses dan kriteria didasarkan pada usulan Kemristekdikti.
Daftar pesantren, perguruan tinggi tujuan dll ditentukan
oleh Kemenag
Layanan Beasiswa LPDP (2)
64. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN 64
Sebaran mahasiswa ongoing sebanyak 9.578 orang terdiri
dari beasiswa dalam negeri sebanyak 6.282 orang atau
66% dan luar negeri sebanyak 3.296 orang atau 34%.
1,555
2,884
4,651
7,205
2,171
1,789
313
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1,008
1,884
3,437
3,178
1,055
522
-
26
781
949
3,342
855
1,184
261
521
219 265
685
261
83 52
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Beasiswa Reguler Beasiswa Afirmasi/Targetted Partial Scholarship (Disertasi,
Top Up, CoFunding)
Sumber: LPDP, data diolah.
DN/LN
Dokter
Spesialis
Doktor Magister Total
Dalam Negeri 402 2.630 3.250 6.282
Luar Negeri - 1.587 1.709 3.296
Total 402 4.217 4.959 9.578
Kinerja Layanan Beasiswa
Penerima beasiswa sampai dengan September 2019 sebanyak 20.568 orang. Pada awal program, penerima
beasiswa jalur regular lebh tinggi dibanding jalur afirmasi, namun dalam 5 tahun terakhir penerima
beasiswa jalur afirmasi lebih tinggi dibanding jalur reguler
65. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Riset
Kompetisi
Karakteristik:
Memenuhi konsep
produk/teknologi,
Policy atau Tata Kelola
Multidisiplin
Mitra dapat berasal
dari berbagai
latarbelakang
(investor, regulator,
aplikator)
Jenis Riset
Riset
Invitasi
Tema:
• Kendaraan Listrik
• Farmasi & Alat
Kesehatan
• “Making Indonesia
4.0”
Riset
Kolaborasi
Internasional
Model Bisnis:
Kerjasama dengan
pihak ketiga (“grant
management”)
www.lpdp.kemenkeu.go.id 65
Pendanaan Riset
66. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
66
Monitoring
Riset
Output/Outcome
Riset
5
Seleksi & Kontrak
Monitoring &
Evaluasi
Tahun Lanjutan
Proses Bisnis
10
Seleksi
administrasi
Desk Evaluasi
Visitasi/
Paparan
Analisis RAB
Tahun I
Penetapan
Penerima
Seleksi Substansi
Kontrak
Pendanaan
1
Evaluasi
Tahun I
6
Monitoring &
Evaluasi
Kembali ke
Proses Tahun
Lanjutan
Seleks
2 3 4
Penetapan dan
Kontrak Tahun
Lanjutan
Analisis RAB/ NA
Tahun Lanjutan
9 8 7
Pendaftaran
Online
Penilaian
Institusi
Khusus Riset
kerjasama dengan
DIPI, proses pemilihan
reviewer, pendaftaran
dan seleksi diserahkan
pada DIPI/AIPI
www.lpdp.kemenkeu.go.id
Pendanaan Riset (2)
68. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
68
SUPER DEDUCTION TAX
PP NOMOR 45/2019:
“Badan Usaha dapat diberikan
pengurangan penghasilan bruto paling
tinggi 300% (Deduction Tax sebesar
300%) dr Jumlah Anggaran Penelitian
yang Dikeluarkan”
1. Untuk PTN BH yang memiliki Badan Usaha dan menyelenggarakan kegiatan penelitian
mendapat manfaat sebagaimana diatur dalam PP 45 Tahun 2019;
2. Industri yang bekerjasama dengan PTN BH dan melaksanakan kegiatan juga akan mendapat
fasilitas deduction tax
Dukungan Pemerintah Terhadap Penelitian
69. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
69
Dukungan Pemerintah Terhadap Penelitian (2)
SBKU PENELITIAN
PMK NOMOR
127/PMK.02/2019
tentang SBKU TA 2020
:
“SBKU merupakan
Besaran Biaya yang
ditetapkan untuk
menghasilkan keluaran
(output)/sub keluaran
penelitian, dan berlaku
pada beberapa/seluruh
K/L “
PMK Royalti
PMK Nomor
72/PMK.02/2015
tentang Imbalan yang
Berasal dari PNBP
Royalti Paten kepada
Inventor:
“Imbalan Diberikan
Berdasarkan Jumlah
PNBP Royalti Paten
yang telah disetor ke
Kas Negara”
PENYEDERHANAAN
DOK
PERTANGGUNGJAWA
BAN PENELITIAN
PERDIRJEN
PERBENDAHARAAN
NO 7 Tahun 2019
DANA ABADI
UU NO 12/2018 &
UU NO 11/2019:
-”Dana Abadi
Penelitian TA 2019
dialokasikan
sebesar Rp1T &TA
2020 dialokasikan
sebesar Rp5T”
-”Dana Abadi PTN
World Class University”
dialokasikan sebesar
Rp 5,0 T untuk APBN
2020
71. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Rekomendasi
1. Mendorong PTN-BH untuk mengupayakan peningkatan penerimaan selain dari APBN, antara lain;
a. Meningkatkan proporsi sumber pendanaan PTN-BH yang berasal dari masyarakat, biaya
pendidikan, pengelola dana abadi, usaha PTN-BH, kerja sama tridharma Perguruan tinggi,
pengelolaan kekayaan PTN-BH, APBD, dan/atau pinjaman.
b. Mengingat PTN-BH didorong untuk menjadi World Class University, maka upaya kerja sama
tridharma Perguruan tinggi perlu ditingkatkan terutama terkait dharma penelitian.
c. PTN-BH didorong untuk mampu mengkomersialkan hasil penelitian (riset) dalam rangka
meningkatkan penerimaan PTN-BH dan meningkatkan kompetensi peneliti, dosen, maupun PT
tersebut.
d. PTN BH didorong meningkatkan pengelolaan dana abadi.
2. Mendorong PTN-BH untuk penyelesaian pembangunan gedung pendidikan yang mangkrak melalui
optimalisasi pendapatannya.
3. Mendorong PTN-BH untuk bertransformasi menjadi organisasi riset yang modern melalui peningkatan
kekayaan intelektual (KI) yang marketable.
71
74. INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
(2) Pemerintah Daerah dapat memberikan dukungan dana Pendidikan Tinggi yang dialokasikan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(1) Pemerintah menyediakan dana Pendidikan Tinggi yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
Pasal 83
Dasar Pemberian
Alokasi Dana Pendidikan
Tinggi
(1) Dana Pendidikan Tinggi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 dialokasikan untuk:
a. PTN, sebagai biaya operasional, Dosen, dan tenaga kependidikan, serta investasi dan pengembangan;
b. PTS, sebagai bantuan tunjangan profesi dosen, tunjangan kehormatan profesor, serta investasi dan pengembangan;
dan
c. Mahasiswa, sebagai dukungan biaya untuk mengikuti Pendidikan Tinggi.
(2) Dana Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk PTN badan hukum diberikan dalam bentuk
subsidi dan/atau bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan mengenai bentuk dan mekanisme pendanaan pada PTN badan hukum diatur dengan Peraturan Pemerintah
Pasal 89
Dasar Penyusunan
PP
Dasar Pemberian
Subsidi
74
Amanah UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi