SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Download to read offline
14 IPTEK u LINGKUNGAN & KESEHATAN KOMPAS, RABU, 1 OKTOBER 2 014 
C ATATA N i p te k 
Batas Teknologi 
Oleh AHMAD ARIF 
Gunung Ontake yang berada sekitar 210 kilometer sebelah 
barat Tokyo, Jepang, tiba-tiba meletus tanpa ada per-ingatan, 
Sabtu (27/9) pagi. Lebih dari 250 pelancong yang 
menikmati musim gugur di puncak gunung berketinggian 3.067 
meter itu terjebak, 36 orang di antaranya diduga tewas, dan 
banyak lagi yang terluka. 
Japan Meteorological Agency (JMA), lembaga yang menangani 
bencana di Jepang, baru merilis status Level 3, yang artinya tak 
boleh mendekati gunung api itu, setelah letusan terjadi. Beberapa 
gambar yang diunggah di laman Youtube tak lama usai kejadian 
memperlihatkan para pendaki yang panik berlarian diburu 
gumpalan awan letusan. Bencana itu, sekali lagi, memperton-tonkan 
kecepatan penyebaran informasi berbasis media sosial. 
Namun, di sisi lain, hal itu menunjukkan ketidakberdayaan 
teknologi peringatan dini Jepang. 
Padahal, Jepang dianggap sebagai kiblat sistem peringatan dini 
bencana, utamanya terkait gempa, tsunami, dan gunung api. 
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya 
Mineral Surono pun kerap iri dengan pemantauan gunung api 
Jepang. ”Indonesia yang memiliki 127 gunung berapi hanya 
punya 45 pengamat gunung api. Satu orang harus memantau lima 
gunung api. Itu pun kapasitas sumber dayanya terbatas,” kata 
Surono dalam beberapa kali kesempatan. 
Kondisi sebaliknya terjadi di Jepang. Tiap gunung di Jepang 
dipantau lima pengamat dan satu di antaranya profesor dari 
kampus. Ke-118 gunung api di Jepang telah dihubungkan dengan 
kamera sehingga terpantau 24 jam. 
Perbedaan mendasar lain, jika gunung api di Indonesia dipadati 
rumah warga, kebanyakan zona bahaya gunung api di Jepang 
kosong dari hunian. Bangunan yang ada biasanya penginapan 
atau kuil sehingga tak harus menghadapi warga yang menolak 
diungsikan jika sewaktu-waktu terjadi letusan. 
Terus belajar 
Berbeda dengan gempa yang masih sulit dideteksi kapan dan 
berapa kekuatannya, letusan gunung api dianggap bisa diprediksi 
dengan melihat gejala yang muncul dari pergerakan magmanya. 
Beberapa gejala awal adalah meningkatnya kegempaan, per-ubahan 
tubuh gunung, dan perubahan kimia air kawah—jika 
gunungnya memiliki danau kawah. 
Namun, gejala-gejala itu tak mesti mendahului tipe letusan 
freatik seperti terjadi di Ontake, yaitu semburan uap panas, abu, 
dan lontaran batu, tanpa ada lava. ”Apa yang terjadi Sabtu lalu di 
luar kemampuan metode kami untuk memprediksinya,” kata 
Toshitsugu Fujii, Kepala JMA (www.japantimes.co.jp, 29/9). 
Benarkah Ontake meletus tanpa memberi pertanda? Atau 
teknologi pemantauan yang ada tidak menjangkaunya? 
Seperti dilaporkan The Guardian (28/9), frekuensi gempa di 
Ontake sebenarnya terdeteksi meningkat sejak 10 September. 
”Saya percaya bahwa semua kejadian alam akan ada tan-da- 
tandanya. Peringatan dini amat bergantung pada teknologi, 
tetapi juga bergantung pada kecerdasan, kecepatan, dan kebe-ranian 
memutuskan,” ucap Surono. 
Beberapa dekade terakhir, Jepang sebenarnya sukses menjaga 
rekor zero victim (tak ada korban) dari letusan gunung api. 
Letusan terakhir yang menimbulkan korban terjadi pada 1991, 
saat 43 orang tewas dilanda awan panas Gunung Unzen. Korban 
letusan termasuk Katia dan Maurice Krafft, sepasang vulkanolog 
dan sineas dokumenter Perancis, serta vulkanolog Amerika yang 
juga ahli longsoran gunung api, Harry Glicken. 
Kita memang harus rendah hati untuk terus belajar men-cermati 
alam. Gunung api terus berevolusi, demikian juga kita, 
mesti memperbarui daya untuk hidup bersanding dengannya. 
K I L A S I P T E K 
Habitat Kedua Badak Jawa Masih Dicari di Banten 
Pemerintah masih mencari habitat kedua bagi perlindungan 
dan peningkatan populasi fauna terancam punah badak jawa 
(Rhinoceros sondaicus). Habitat kedua dinilai mendesak karena 
keberadaan satwa bercula satu itu hanya terkonsentrasi (ende-mik) 
di Ujung Kulon, Banten. Ada sejumlah kekhawatiran 
pemerintah dan kalangan konservasi satwa, di antaranya lokasi 
Ujung Kulon yang dikelola Balai Taman Nasional Ujung Kulon 
(BTNUK) rawan bencana, seperti letusan Gunung Krakatau 
dan tsunami. Ancaman lain adalah wabah penyakit, seperti 
terjadi di Malaysia, yang membunuh populasi badak jawa. 
”Kami masih mencari habitat kedua yang cocok bagi keberada-an 
badak jawa di Indonesia,” kata Kepala BTNUK Moh Haryo-no, 
Senin (29/9), di Jakarta. Sesuai kajian umum, ia menyebut 
lahan di KPH Cikeusik (Pandeglang, Banten). Sementara Hadi 
Alikodra, Guru Besar Ekologi Satwa Liar IPB, merekomendasi-kan 
Cagar Alam Cikepuh di Sukabumi, Jawa Barat. Salah satu 
syarat utama habitat adalah ketersediaan pakan alami. (ICH) 
Anoa dan Babi Rusa Masih Marak Diburu 
Perburuan terhadap satwa endemik di sejumlah kawasan kon-servasi 
di Sulawesi Tengah masih marak. Anoa dan babi rusa 
adalah dua satwa yang paling sering diburu. Anoa (Bubalus 
quarlesi ) biasa disebut kerbau kecil karena bobotnya yang lebih 
ringan daripada kerbau pada umumnya, yakni sekitar 300 
kilogram, dengan tinggi 75 sentimeter. Di Sulteng, anoa hidup 
dan berkembang, antara lain, di Suaka Margasatwa Pindjan 
(Tolitoli), Suaka Margasatwa Morowali (Morowali), Suaka Mar-gasatwa 
Bakiriang (Banggai), dan Taman Buru Tomata (Mo-rowali 
Utara). Adapun babi rusa (Babyrousa babyrussa) me-nyerupai 
babi, tetapi memiliki taring pada moncongnya yang 
melengkung ke arah mata. Hewan endemik Indonesia itu 
memiliki panjang 85-105 sentimeter dengan bobot hingga 100 
kilogram. Di Sulteng, babi rusa, antara lain, hidup di Cagar 
Alam Pani Bingga dan Cagar Alam Tinombo (Parigi Moutong) 
serta Cagar Alam Patipati (Buol). ”Para petugas di lapangan 
sering menemukan jerat yang dipasang. Berapa persis anoa dan 
babi rusa yang terjerat, kami sulit memantaunya,” kata Kepala 
Sub-bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam 
Sulteng Tasliman, di Palu, Sulteng, Selasa (30/9). ( VDL) 
PILKADA TIDAK LANGSUNG 
Melawan Sifat Alami Otak 
Pengesahan UU Pilkada yang mengembalikan 
pemilihan kepala daerah dari dipilih langsung oleh 
rakyat menjadi dipilih DPRD menimbulkan kecaman 
luas publik. Demokrasi Indonesia pun mundur. Unjuk 
rasa dan sejumlah langkah yang digalang berbagai 
kalangan mulai mendesak penerbitan peraturan 
pemerintah pengganti undang-undang hingga 
mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi. 
Oleh M ZAID WAHYUDI 
Kondisi serupa terjadi di 
Hongkong. Sejak pekan 
lalu, kelompok pro de-mokrasi 
berunjuk rasa menun-tut 
pemilihan kepala eksekutif 
di wilayah semiotonom Tiong-kok 
itu dilakukan secara lang-sung 
pada 2017. Namun, Komite 
Tetap Kongres Rakyat Nasional 
Tiongkok (NPC) menetapkan 
semua kandidat yang akan di-pilih 
warga Hongkong harus di-seleksi 
dan disetujui mereka. 
Peneliti neurosains di Seko-lah 
Kedokteran Universitas Ca-lifornia 
Irvine, Amerika Serikat, 
Taruna Ikrar, dihubungi dari Ja-karta, 
Senin (29/9), mengatakan, 
pemilihan secara langsung pa-ling 
sesuai dengan sifat alami 
otak manusia. 
Esensi dari memilih pemim-pin 
adalah proses pengambilan 
keputusan. Untuk hal pribadi, 
setiap manusia ingin jadi penen-tu 
kebijakan bagi dirinya, tidak 
dalam kendali atau dipaksa 
orang lain. Adapun untuk 
hal-hal bersifat sosial, semua 
orang ingin selalu terlibat atau 
dilibatkan dalam pengambilan 
keputusan, tak diabaikan. 
Keinginan terlibat itu juga 
berlaku dalam memilih pemim-pin. 
”Secara neurosains, pemi-lihan 
langsung adalah yang be-nar 
karena semua orang ingin 
menyalurkan aspirasinya, bukan 
diwakilkan, ” kata Taruna. 
Pemilihan yang diwakilkan 
berpotensi melahirkan kepe-mimpinan 
yang tak nyambung , 
gagal memahami aspirasi rakyat. 
Tak ada jaminan wakil akan me-nyalurkan 
aspirasi individu-indi-vidu 
yang diwakili secara penuh 
sehingga potensi terjadi ketidak-selarasan 
antara aspirasi dan ke-bijakan 
amat tinggi. 
Jika pemilihan langsung tak 
diwadahi, aspirasi individu jadi 
tak tersalurkan. Secara psikolo-gis, 
mereka akan mencari apa 
yang diinginkan. Jika keinginan 
itu tak dikompensasi, mereka 
akan melawan atau tak acuh. 
Selain itu, aspirasi yang tak 
tersalurkan menurunkan pro-duktivitas 
warga karena kerja 
mereka jadi tak guna langsung 
baginya. Tak tercapainya kepu-asan 
kerja menimbulkan frus-trasi 
yang dalam skala komuni-tas 
bisa membahayakan. ”Keru - 
suhan 1998 adalah puncak frus-trasi 
rakyat selama Orde Baru,” 
ujarnya. 
Model pemilihan tak lang-sung 
bisa diterapkan pada ma-syarakat 
yang belum mengalami 
pemilihan langsung dan tak per-caya 
diri untuk berdemokrasi 
langsung. Jika penerapan demo-krasi 
langsung menimbulkan 
banyak masalah, termasuk biaya 
tinggi dan konflik, itu adalah ba-gian 
dari proses belajar. 
”Otak manusia selalu belajar 
dan bekerja maju, berevolusi 
mengikuti zaman,” kata Taruna. 
Karena itu, Indonesia tak bisa 
berjalan mundur kembali ke pil-kada 
tak langsung. 
Rekrutmen partai 
Taufiq Pasiak, Sekretaris Jen-deral 
Aliansi masyarakat sipil menggalang dukungan untuk menolak pemilihan umum kepala daerah 
(pilkada) melalui DPRD dalam acara hari tanpa kendaraan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, 
Minggu (28/9). Mereka mengumpulkan identitas warga untuk menolak pilkada melalui DPRD yang 
dinilai merampas demokrasi. 
Masyarakat Neurosains 
Indonesia yang juga Kepala Pu-sat 
Studi Otak dan Perilaku So-sial 
Universitas Sam Ratulangi, 
Manado, mengatakan, masalah 
mendasar pemilihan pemimpin 
bukan pilkada langsung atau tak 
langsung karena keduanya ber-sifat 
relatif. 
Dalam mengambil keputusan 
bersifat emosional, lanjut Tau-fiq, 
pilihan sebagian masyarakat 
di Tanah Air mudah dipenga-ruhi 
hal-hal bersifat dramatis, 
seperti hal menyedihkan, me-nimbulkan 
iba, ataupun simpati. 
Padahal, itu bisa menjadi tipuan 
atau pencitraan. 
Pilihan emosional cenderung 
berdasarkan prinsip untung se-mata, 
tak mau rugi. Pilihan juga 
mudah dipengaruhi pilihan ma-yoritas 
lingkungan sekitar. 
Dengan karakter masyarakat 
seperti itu, kuncinya adalah apa-kah 
calon kepala daerah yang 
diajukan partai untuk maju da-lam 
pilkada langsung atau me-lalui 
DPRD adalah calon pe-mimpin 
yang kompeten. 
”Partai politik wajib meng-ajukan 
calon berkualitas, tidak 
dengan memoles mutu calon 
untuk menipu rakyat dan me-manfaatkan 
kelemahan mereka 
dalam memutuskan,” katanya. 
Dalam psikologi kepemim-pinan 
dikenal fenomena ”War - 
ren Harding Error”. Itu merujuk 
pada presiden ke-29 AS Warren 
G Harding (1921-1923) yang di-anggap 
sebagai salah satu pre-siden 
terburuk AS. Time.com 
dalam ”Top 10 Forgettable Pre-sidents” 
menyebut Harding ter-pilih 
sebagai presiden karena di-citrakan 
baik, hebat, dan pas se-bagai 
presiden. Ternyata, ia 
korup, punya banyak gundik, 
dan gemar bermain poker. 
Buruknya proses rekrutmen 
kader membuat siapa pun bisa 
menduduki puncak pimpinan 
partai. Tanpa kemampuan dan 
pengalaman memimpin, mereka 
mengajukan diri sebagai calon 
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA 
kepala daerah. ”Sehebat-hebat - 
nya manusia, pengalaman orga-nisasi 
bagi kepala daerah pen-ting 
untuk melatih mereka me-mecahkan 
masalah secara nyata, 
bukan simulasi saja,” ujarnya. 
Karena itu, Taufiq menyaran-kan 
partai politik memiliki biro 
pengembangan sumber daya 
manusia yang merekrut, mela-tih, 
hingga menganalisis ke-mampuan 
tiap kadernya sehing-ga 
kader terbaik yang dicalon-kan 
sebagai kepala daerah. Pe-merintah 
pun harus terlibat da-lam 
penjaringan kader partai, 
tak diserahkan penuh kepada 
partai, karena imbasnya besar 
bagi bangsa dan negara. 
Selain itu, orang baik yang 
berada di luar partai perlu ma-suk 
partai dan memperbaiki sis-tem 
yang buruk. Selama sistem 
rekrutmen partai tidak diperba-iki, 
upaya mencari pemimpin 
rakyat yang amanah dan ber-manfaat 
bagi rakyat tetap sulit 
dilakukan. 
SUMBER DAYA ALAM 
Upaya Pemulihan Fungsi Hutan di Aceh Tamiang Berlanjut 
BANDA ACEH, KOMPAS — 
Forum Konservasi Leuser bersa-ma 
pemerintah mendekati para 
pemilik kebun di lahan hutan 
lindung dan produksi seluas seki-tar 
2.000 hektar di Kabupaten 
Aceh Tamiang, Aceh, agar berse-dia 
mengembalikan fungsi hutan 
seperti semula. Saat ini, total luas 
perkebunan ilegal di kawasan hu-tan 
lindung dan produksi di ka-bupaten 
itu sekitar 5.000 hektar. 
Koordinator Wilayah Aceh Ta-miang 
Forum Konservasi Leuser 
Tezar Pahlevi, dihubungi di Aceh 
Tamiang, Selasa (30/9), mengata-kan, 
perkebunan seluas sekitar 
2.000 hektar (ha) itu berada di 
Kecamatan Tamiang Hulu dan 
Banda Pusaka, Aceh Tamiang. 
”Berupa kebun sawit atas nama 
pribadi atau perusahaan peng-usaha. 
Sebanyak 70 persen asal 
Sumatera Utara dan 30 persen 
asal Aceh,” katanya. 
Senin lalu, forum itu mulai 
menebangi sawit di lahan ilegal 
dengan total luas 1.040 ha. Pene-bangan 
itu diperkirakan selesai 
6-12 bulan ke depan. 
Sejak 2009, proses komunikasi 
alot. Ada dua pemilik kebun yang 
enggan melepas kebunnya. ”Me - 
reka menempuh jalur hukum di 
Pengadilan Negeri Kuala Sim-pang, 
Aceh Tamiang, tetapi kalah 
di putusan Mahkamah Agung pa-da 
2012,” ujar Tezar. 
Sebagian besar pemilik kebun 
lain cenderung kooperatif. Ba-nyak 
yang kurang paham dengan 
batas hutan lindung dan produk-si. 
Setelah diberi penjelasan, seti-daknya 
tujuh pemilik kebun di 
lahan seluas 1.040 ha di Kecamat-an 
Tenggulun menyerahkan la-hannya 
guna dikembalikan lagi 
fungsi hutannya. 
Menurut Tezar, perkebunan di 
lahan 2.000 ha itu akan diproses 
setelah penebangan sawit seluas 
1.040 ha itu tuntas. ”Kami ingin 
fokus dulu menyelesaikan yang 
pertama,” katanya. 
Pada tahap awal, penebangan 
sawit seluas 1.040 ha itu akan 
difokuskan pada tanaman di ba-tas 
hutan lindung dan hutan 
penggunaan lain sepanjang 10 
kilometer. Tujuannya, agar warga 
tahu letak dan posisi hutan lin-dung 
di kawasan Tenggulun. 
Kepala Dinas Kehutanan Aceh 
Husaini Syamaun menuturkan, 
ada 3,3 juta ha kawasan hutan di 
Aceh. Sekitar 1,8 juta ha merupa-kan 
kawasan hutan lindung dan 
produksi. Dari luasan itu, sekitar 
10 persen hutan lindung dan pro-duksi 
sudah dirambah masyara-kat, 
terutama kebun sawit yang 
sebagian besar berada di Aceh 
Tamiang. 
”Aceh Tamiang adalah daerah 
yang dekat dengan pasar utama 
sawit, yakni Sumatera Utara,” ka - 
tanya. 
Mengharapkan dukungan 
Menurut Husaini, pelanggaran 
peruntukan itu disebabkan ke-tidakseimbangan 
luas hutan de-ngan 
jumlah polisi kehutanan di 
Aceh. ”Hutan di Aceh sangat luas, 
sedangkan jumlah polisi kehu-tanan 
sangat minim. Bahkan, 
jumlah polisi kehutanan itu tak 
terdata baik sekarang,” ujarnya. 
Oleh karena itu, Husaini me-nyampaikan, 
pihaknya sangat 
berharap ada dukungan dari ma-syarakat, 
seperti para aktivis ling-kungan. 
Melalui kerja sama itu, 
pihaknya berharap hutan lindung 
dan produksi yang telah telanjur 
dirambah dan dirusak bisa kem-bali 
berfungsi. 
”Keberadaan hutan sangat 
penting bagi kelestarian alam dan 
daya dukung kesejahteraan ma-syarakat 
di sekitarnya,” ucapnya. 
(DRI)

More Related Content

Viewers also liked

XOHW17 - tReeSearch Project Presentation
XOHW17 - tReeSearch Project PresentationXOHW17 - tReeSearch Project Presentation
XOHW17 - tReeSearch Project PresentationtReeSearch@NECST
 
Adult Learning Pyramid
Adult Learning PyramidAdult Learning Pyramid
Adult Learning Pyramidjlong1232
 
Media Literacy: Evaluating the News We Consume
Media Literacy: Evaluating the News We ConsumeMedia Literacy: Evaluating the News We Consume
Media Literacy: Evaluating the News We ConsumeShelly Sanchez Terrell
 
FORTRESS Cascading Effects presentation -ISCRAM 2015
FORTRESS Cascading Effects presentation -ISCRAM 2015FORTRESS Cascading Effects presentation -ISCRAM 2015
FORTRESS Cascading Effects presentation -ISCRAM 2015Trilateral Research
 
FALTAN MILES DE VACANTES EN LAS ESCUELAS PUBLICAS DE CIUDAD DE BUENOS AIRES
FALTAN MILES DE VACANTES EN LAS ESCUELAS PUBLICAS DE CIUDAD DE BUENOS AIRESFALTAN MILES DE VACANTES EN LAS ESCUELAS PUBLICAS DE CIUDAD DE BUENOS AIRES
FALTAN MILES DE VACANTES EN LAS ESCUELAS PUBLICAS DE CIUDAD DE BUENOS AIRESLaura Marrone
 
Enabling your Company to Embrace SEO by Nakul Goyal
Enabling your Company to Embrace SEO by Nakul GoyalEnabling your Company to Embrace SEO by Nakul Goyal
Enabling your Company to Embrace SEO by Nakul GoyalNakul Goyal
 
SVEN.org Design-Led Marketing - Harry West - frog
SVEN.org Design-Led Marketing - Harry West - frogSVEN.org Design-Led Marketing - Harry West - frog
SVEN.org Design-Led Marketing - Harry West - frogFortuneCMO, LLC
 
Setting Up for Paid Social Success - Caitlin Jeansonne, SMX West 2017
Setting Up for Paid Social Success - Caitlin Jeansonne, SMX West 2017Setting Up for Paid Social Success - Caitlin Jeansonne, SMX West 2017
Setting Up for Paid Social Success - Caitlin Jeansonne, SMX West 2017MMI Agency
 

Viewers also liked (11)

XOHW17 - tReeSearch Project Presentation
XOHW17 - tReeSearch Project PresentationXOHW17 - tReeSearch Project Presentation
XOHW17 - tReeSearch Project Presentation
 
Adult Learning Pyramid
Adult Learning PyramidAdult Learning Pyramid
Adult Learning Pyramid
 
Thank you 3.22.2017
Thank you 3.22.2017Thank you 3.22.2017
Thank you 3.22.2017
 
Media Literacy: Evaluating the News We Consume
Media Literacy: Evaluating the News We ConsumeMedia Literacy: Evaluating the News We Consume
Media Literacy: Evaluating the News We Consume
 
Actividad unidad 3
Actividad unidad 3Actividad unidad 3
Actividad unidad 3
 
Biografía de fernando lópez del castillo
Biografía de fernando lópez del castilloBiografía de fernando lópez del castillo
Biografía de fernando lópez del castillo
 
FORTRESS Cascading Effects presentation -ISCRAM 2015
FORTRESS Cascading Effects presentation -ISCRAM 2015FORTRESS Cascading Effects presentation -ISCRAM 2015
FORTRESS Cascading Effects presentation -ISCRAM 2015
 
FALTAN MILES DE VACANTES EN LAS ESCUELAS PUBLICAS DE CIUDAD DE BUENOS AIRES
FALTAN MILES DE VACANTES EN LAS ESCUELAS PUBLICAS DE CIUDAD DE BUENOS AIRESFALTAN MILES DE VACANTES EN LAS ESCUELAS PUBLICAS DE CIUDAD DE BUENOS AIRES
FALTAN MILES DE VACANTES EN LAS ESCUELAS PUBLICAS DE CIUDAD DE BUENOS AIRES
 
Enabling your Company to Embrace SEO by Nakul Goyal
Enabling your Company to Embrace SEO by Nakul GoyalEnabling your Company to Embrace SEO by Nakul Goyal
Enabling your Company to Embrace SEO by Nakul Goyal
 
SVEN.org Design-Led Marketing - Harry West - frog
SVEN.org Design-Led Marketing - Harry West - frogSVEN.org Design-Led Marketing - Harry West - frog
SVEN.org Design-Led Marketing - Harry West - frog
 
Setting Up for Paid Social Success - Caitlin Jeansonne, SMX West 2017
Setting Up for Paid Social Success - Caitlin Jeansonne, SMX West 2017Setting Up for Paid Social Success - Caitlin Jeansonne, SMX West 2017
Setting Up for Paid Social Success - Caitlin Jeansonne, SMX West 2017
 

More from Taruna Ikrar

neurophenomenology of savant syndrome
neurophenomenology of savant syndrome neurophenomenology of savant syndrome
neurophenomenology of savant syndrome Taruna Ikrar
 
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)Taruna Ikrar
 
Obsesi nobel fisiologi ikon majalah-gatra-tarunaikrar
Obsesi nobel fisiologi ikon majalah-gatra-tarunaikrarObsesi nobel fisiologi ikon majalah-gatra-tarunaikrar
Obsesi nobel fisiologi ikon majalah-gatra-tarunaikrarTaruna Ikrar
 
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrarIkon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrarTaruna Ikrar
 
Mengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan (Koran Sindo 21 Juni 2015 hal8
Mengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan (Koran Sindo 21 Juni 2015 hal8Mengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan (Koran Sindo 21 Juni 2015 hal8
Mengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan (Koran Sindo 21 Juni 2015 hal8Taruna Ikrar
 
Penemuan terbaru ikar dkk-dalam menelusuri kunci utama tidur dan perasaan bah...
Penemuan terbaru ikar dkk-dalam menelusuri kunci utama tidur dan perasaan bah...Penemuan terbaru ikar dkk-dalam menelusuri kunci utama tidur dan perasaan bah...
Penemuan terbaru ikar dkk-dalam menelusuri kunci utama tidur dan perasaan bah...Taruna Ikrar
 
Pleistocene cave art from sulawesi indonesia (nature 13422) with cover (by Dr...
Pleistocene cave art from sulawesi indonesia (nature 13422) with cover (by Dr...Pleistocene cave art from sulawesi indonesia (nature 13422) with cover (by Dr...
Pleistocene cave art from sulawesi indonesia (nature 13422) with cover (by Dr...Taruna Ikrar
 
MIGRASI INTELEKTUAL KOMPAS, Rabu 2 Juli 2014 (Dr Taruna Ikrar, Interview)
MIGRASI INTELEKTUAL KOMPAS, Rabu 2 Juli 2014 (Dr Taruna Ikrar, Interview)MIGRASI INTELEKTUAL KOMPAS, Rabu 2 Juli 2014 (Dr Taruna Ikrar, Interview)
MIGRASI INTELEKTUAL KOMPAS, Rabu 2 Juli 2014 (Dr Taruna Ikrar, Interview)Taruna Ikrar
 
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...Taruna Ikrar
 
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...Taruna Ikrar
 
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...Taruna Ikrar
 
Pabrik baru sel saraf (liputan iptek majalah tempo 8 juni 2014) dr taruna ikrar
Pabrik baru sel saraf (liputan iptek majalah tempo 8 juni 2014) dr taruna ikrarPabrik baru sel saraf (liputan iptek majalah tempo 8 juni 2014) dr taruna ikrar
Pabrik baru sel saraf (liputan iptek majalah tempo 8 juni 2014) dr taruna ikrarTaruna Ikrar
 
Menguak misteri saraf penghambat terbitan TEMPO mengulas penemuan dr taruna i...
Menguak misteri saraf penghambat terbitan TEMPO mengulas penemuan dr taruna i...Menguak misteri saraf penghambat terbitan TEMPO mengulas penemuan dr taruna i...
Menguak misteri saraf penghambat terbitan TEMPO mengulas penemuan dr taruna i...Taruna Ikrar
 
Inspiring person (ilmu untuk manfaat bersama) koran seputar indonesia (sindo ...
Inspiring person (ilmu untuk manfaat bersama) koran seputar indonesia (sindo ...Inspiring person (ilmu untuk manfaat bersama) koran seputar indonesia (sindo ...
Inspiring person (ilmu untuk manfaat bersama) koran seputar indonesia (sindo ...Taruna Ikrar
 
(The neurosciences of glutamte) 55 61-- racikan neuro glutamate dito taruna
(The neurosciences of glutamte) 55 61-- racikan neuro glutamate dito taruna(The neurosciences of glutamte) 55 61-- racikan neuro glutamate dito taruna
(The neurosciences of glutamte) 55 61-- racikan neuro glutamate dito tarunaTaruna Ikrar
 
Solidaritas Dokter Indonesia Tribun timor 3 desember 2013 halaman 20
Solidaritas Dokter Indonesia Tribun timor 3 desember 2013 halaman 20Solidaritas Dokter Indonesia Tribun timor 3 desember 2013 halaman 20
Solidaritas Dokter Indonesia Tribun timor 3 desember 2013 halaman 20Taruna Ikrar
 
Ethical digest no 117 th x nov 2013 hlm 75 79 neuropharmacogenomic bipolar di...
Ethical digest no 117 th x nov 2013 hlm 75 79 neuropharmacogenomic bipolar di...Ethical digest no 117 th x nov 2013 hlm 75 79 neuropharmacogenomic bipolar di...
Ethical digest no 117 th x nov 2013 hlm 75 79 neuropharmacogenomic bipolar di...Taruna Ikrar
 
Menguak misteri saraf penghambat (termuan dr ikrar bersama timnnya yang dipub...
Menguak misteri saraf penghambat (termuan dr ikrar bersama timnnya yang dipub...Menguak misteri saraf penghambat (termuan dr ikrar bersama timnnya yang dipub...
Menguak misteri saraf penghambat (termuan dr ikrar bersama timnnya yang dipub...Taruna Ikrar
 
Kebobrokan pejabat publik dan korupsi
Kebobrokan pejabat publik dan korupsiKebobrokan pejabat publik dan korupsi
Kebobrokan pejabat publik dan korupsiTaruna Ikrar
 
Kemujaraban dan pemanfaatan stem cell harian pelita 2013 09 19 hal 1 (taruna ...
Kemujaraban dan pemanfaatan stem cell harian pelita 2013 09 19 hal 1 (taruna ...Kemujaraban dan pemanfaatan stem cell harian pelita 2013 09 19 hal 1 (taruna ...
Kemujaraban dan pemanfaatan stem cell harian pelita 2013 09 19 hal 1 (taruna ...Taruna Ikrar
 

More from Taruna Ikrar (20)

neurophenomenology of savant syndrome
neurophenomenology of savant syndrome neurophenomenology of savant syndrome
neurophenomenology of savant syndrome
 
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
The art of neuromyelitist optica management (digest ethic)
 
Obsesi nobel fisiologi ikon majalah-gatra-tarunaikrar
Obsesi nobel fisiologi ikon majalah-gatra-tarunaikrarObsesi nobel fisiologi ikon majalah-gatra-tarunaikrar
Obsesi nobel fisiologi ikon majalah-gatra-tarunaikrar
 
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrarIkon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
 
Mengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan (Koran Sindo 21 Juni 2015 hal8
Mengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan (Koran Sindo 21 Juni 2015 hal8Mengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan (Koran Sindo 21 Juni 2015 hal8
Mengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan (Koran Sindo 21 Juni 2015 hal8
 
Penemuan terbaru ikar dkk-dalam menelusuri kunci utama tidur dan perasaan bah...
Penemuan terbaru ikar dkk-dalam menelusuri kunci utama tidur dan perasaan bah...Penemuan terbaru ikar dkk-dalam menelusuri kunci utama tidur dan perasaan bah...
Penemuan terbaru ikar dkk-dalam menelusuri kunci utama tidur dan perasaan bah...
 
Pleistocene cave art from sulawesi indonesia (nature 13422) with cover (by Dr...
Pleistocene cave art from sulawesi indonesia (nature 13422) with cover (by Dr...Pleistocene cave art from sulawesi indonesia (nature 13422) with cover (by Dr...
Pleistocene cave art from sulawesi indonesia (nature 13422) with cover (by Dr...
 
MIGRASI INTELEKTUAL KOMPAS, Rabu 2 Juli 2014 (Dr Taruna Ikrar, Interview)
MIGRASI INTELEKTUAL KOMPAS, Rabu 2 Juli 2014 (Dr Taruna Ikrar, Interview)MIGRASI INTELEKTUAL KOMPAS, Rabu 2 Juli 2014 (Dr Taruna Ikrar, Interview)
MIGRASI INTELEKTUAL KOMPAS, Rabu 2 Juli 2014 (Dr Taruna Ikrar, Interview)
 
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
 
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
 
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
 
Pabrik baru sel saraf (liputan iptek majalah tempo 8 juni 2014) dr taruna ikrar
Pabrik baru sel saraf (liputan iptek majalah tempo 8 juni 2014) dr taruna ikrarPabrik baru sel saraf (liputan iptek majalah tempo 8 juni 2014) dr taruna ikrar
Pabrik baru sel saraf (liputan iptek majalah tempo 8 juni 2014) dr taruna ikrar
 
Menguak misteri saraf penghambat terbitan TEMPO mengulas penemuan dr taruna i...
Menguak misteri saraf penghambat terbitan TEMPO mengulas penemuan dr taruna i...Menguak misteri saraf penghambat terbitan TEMPO mengulas penemuan dr taruna i...
Menguak misteri saraf penghambat terbitan TEMPO mengulas penemuan dr taruna i...
 
Inspiring person (ilmu untuk manfaat bersama) koran seputar indonesia (sindo ...
Inspiring person (ilmu untuk manfaat bersama) koran seputar indonesia (sindo ...Inspiring person (ilmu untuk manfaat bersama) koran seputar indonesia (sindo ...
Inspiring person (ilmu untuk manfaat bersama) koran seputar indonesia (sindo ...
 
(The neurosciences of glutamte) 55 61-- racikan neuro glutamate dito taruna
(The neurosciences of glutamte) 55 61-- racikan neuro glutamate dito taruna(The neurosciences of glutamte) 55 61-- racikan neuro glutamate dito taruna
(The neurosciences of glutamte) 55 61-- racikan neuro glutamate dito taruna
 
Solidaritas Dokter Indonesia Tribun timor 3 desember 2013 halaman 20
Solidaritas Dokter Indonesia Tribun timor 3 desember 2013 halaman 20Solidaritas Dokter Indonesia Tribun timor 3 desember 2013 halaman 20
Solidaritas Dokter Indonesia Tribun timor 3 desember 2013 halaman 20
 
Ethical digest no 117 th x nov 2013 hlm 75 79 neuropharmacogenomic bipolar di...
Ethical digest no 117 th x nov 2013 hlm 75 79 neuropharmacogenomic bipolar di...Ethical digest no 117 th x nov 2013 hlm 75 79 neuropharmacogenomic bipolar di...
Ethical digest no 117 th x nov 2013 hlm 75 79 neuropharmacogenomic bipolar di...
 
Menguak misteri saraf penghambat (termuan dr ikrar bersama timnnya yang dipub...
Menguak misteri saraf penghambat (termuan dr ikrar bersama timnnya yang dipub...Menguak misteri saraf penghambat (termuan dr ikrar bersama timnnya yang dipub...
Menguak misteri saraf penghambat (termuan dr ikrar bersama timnnya yang dipub...
 
Kebobrokan pejabat publik dan korupsi
Kebobrokan pejabat publik dan korupsiKebobrokan pejabat publik dan korupsi
Kebobrokan pejabat publik dan korupsi
 
Kemujaraban dan pemanfaatan stem cell harian pelita 2013 09 19 hal 1 (taruna ...
Kemujaraban dan pemanfaatan stem cell harian pelita 2013 09 19 hal 1 (taruna ...Kemujaraban dan pemanfaatan stem cell harian pelita 2013 09 19 hal 1 (taruna ...
Kemujaraban dan pemanfaatan stem cell harian pelita 2013 09 19 hal 1 (taruna ...
 

Recently uploaded

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 

Recently uploaded (20)

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 

20141001 melawan sifat alami otak (kompas interview dr taruna ikrar)

  • 1. 14 IPTEK u LINGKUNGAN & KESEHATAN KOMPAS, RABU, 1 OKTOBER 2 014 C ATATA N i p te k Batas Teknologi Oleh AHMAD ARIF Gunung Ontake yang berada sekitar 210 kilometer sebelah barat Tokyo, Jepang, tiba-tiba meletus tanpa ada per-ingatan, Sabtu (27/9) pagi. Lebih dari 250 pelancong yang menikmati musim gugur di puncak gunung berketinggian 3.067 meter itu terjebak, 36 orang di antaranya diduga tewas, dan banyak lagi yang terluka. Japan Meteorological Agency (JMA), lembaga yang menangani bencana di Jepang, baru merilis status Level 3, yang artinya tak boleh mendekati gunung api itu, setelah letusan terjadi. Beberapa gambar yang diunggah di laman Youtube tak lama usai kejadian memperlihatkan para pendaki yang panik berlarian diburu gumpalan awan letusan. Bencana itu, sekali lagi, memperton-tonkan kecepatan penyebaran informasi berbasis media sosial. Namun, di sisi lain, hal itu menunjukkan ketidakberdayaan teknologi peringatan dini Jepang. Padahal, Jepang dianggap sebagai kiblat sistem peringatan dini bencana, utamanya terkait gempa, tsunami, dan gunung api. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono pun kerap iri dengan pemantauan gunung api Jepang. ”Indonesia yang memiliki 127 gunung berapi hanya punya 45 pengamat gunung api. Satu orang harus memantau lima gunung api. Itu pun kapasitas sumber dayanya terbatas,” kata Surono dalam beberapa kali kesempatan. Kondisi sebaliknya terjadi di Jepang. Tiap gunung di Jepang dipantau lima pengamat dan satu di antaranya profesor dari kampus. Ke-118 gunung api di Jepang telah dihubungkan dengan kamera sehingga terpantau 24 jam. Perbedaan mendasar lain, jika gunung api di Indonesia dipadati rumah warga, kebanyakan zona bahaya gunung api di Jepang kosong dari hunian. Bangunan yang ada biasanya penginapan atau kuil sehingga tak harus menghadapi warga yang menolak diungsikan jika sewaktu-waktu terjadi letusan. Terus belajar Berbeda dengan gempa yang masih sulit dideteksi kapan dan berapa kekuatannya, letusan gunung api dianggap bisa diprediksi dengan melihat gejala yang muncul dari pergerakan magmanya. Beberapa gejala awal adalah meningkatnya kegempaan, per-ubahan tubuh gunung, dan perubahan kimia air kawah—jika gunungnya memiliki danau kawah. Namun, gejala-gejala itu tak mesti mendahului tipe letusan freatik seperti terjadi di Ontake, yaitu semburan uap panas, abu, dan lontaran batu, tanpa ada lava. ”Apa yang terjadi Sabtu lalu di luar kemampuan metode kami untuk memprediksinya,” kata Toshitsugu Fujii, Kepala JMA (www.japantimes.co.jp, 29/9). Benarkah Ontake meletus tanpa memberi pertanda? Atau teknologi pemantauan yang ada tidak menjangkaunya? Seperti dilaporkan The Guardian (28/9), frekuensi gempa di Ontake sebenarnya terdeteksi meningkat sejak 10 September. ”Saya percaya bahwa semua kejadian alam akan ada tan-da- tandanya. Peringatan dini amat bergantung pada teknologi, tetapi juga bergantung pada kecerdasan, kecepatan, dan kebe-ranian memutuskan,” ucap Surono. Beberapa dekade terakhir, Jepang sebenarnya sukses menjaga rekor zero victim (tak ada korban) dari letusan gunung api. Letusan terakhir yang menimbulkan korban terjadi pada 1991, saat 43 orang tewas dilanda awan panas Gunung Unzen. Korban letusan termasuk Katia dan Maurice Krafft, sepasang vulkanolog dan sineas dokumenter Perancis, serta vulkanolog Amerika yang juga ahli longsoran gunung api, Harry Glicken. Kita memang harus rendah hati untuk terus belajar men-cermati alam. Gunung api terus berevolusi, demikian juga kita, mesti memperbarui daya untuk hidup bersanding dengannya. K I L A S I P T E K Habitat Kedua Badak Jawa Masih Dicari di Banten Pemerintah masih mencari habitat kedua bagi perlindungan dan peningkatan populasi fauna terancam punah badak jawa (Rhinoceros sondaicus). Habitat kedua dinilai mendesak karena keberadaan satwa bercula satu itu hanya terkonsentrasi (ende-mik) di Ujung Kulon, Banten. Ada sejumlah kekhawatiran pemerintah dan kalangan konservasi satwa, di antaranya lokasi Ujung Kulon yang dikelola Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) rawan bencana, seperti letusan Gunung Krakatau dan tsunami. Ancaman lain adalah wabah penyakit, seperti terjadi di Malaysia, yang membunuh populasi badak jawa. ”Kami masih mencari habitat kedua yang cocok bagi keberada-an badak jawa di Indonesia,” kata Kepala BTNUK Moh Haryo-no, Senin (29/9), di Jakarta. Sesuai kajian umum, ia menyebut lahan di KPH Cikeusik (Pandeglang, Banten). Sementara Hadi Alikodra, Guru Besar Ekologi Satwa Liar IPB, merekomendasi-kan Cagar Alam Cikepuh di Sukabumi, Jawa Barat. Salah satu syarat utama habitat adalah ketersediaan pakan alami. (ICH) Anoa dan Babi Rusa Masih Marak Diburu Perburuan terhadap satwa endemik di sejumlah kawasan kon-servasi di Sulawesi Tengah masih marak. Anoa dan babi rusa adalah dua satwa yang paling sering diburu. Anoa (Bubalus quarlesi ) biasa disebut kerbau kecil karena bobotnya yang lebih ringan daripada kerbau pada umumnya, yakni sekitar 300 kilogram, dengan tinggi 75 sentimeter. Di Sulteng, anoa hidup dan berkembang, antara lain, di Suaka Margasatwa Pindjan (Tolitoli), Suaka Margasatwa Morowali (Morowali), Suaka Mar-gasatwa Bakiriang (Banggai), dan Taman Buru Tomata (Mo-rowali Utara). Adapun babi rusa (Babyrousa babyrussa) me-nyerupai babi, tetapi memiliki taring pada moncongnya yang melengkung ke arah mata. Hewan endemik Indonesia itu memiliki panjang 85-105 sentimeter dengan bobot hingga 100 kilogram. Di Sulteng, babi rusa, antara lain, hidup di Cagar Alam Pani Bingga dan Cagar Alam Tinombo (Parigi Moutong) serta Cagar Alam Patipati (Buol). ”Para petugas di lapangan sering menemukan jerat yang dipasang. Berapa persis anoa dan babi rusa yang terjerat, kami sulit memantaunya,” kata Kepala Sub-bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulteng Tasliman, di Palu, Sulteng, Selasa (30/9). ( VDL) PILKADA TIDAK LANGSUNG Melawan Sifat Alami Otak Pengesahan UU Pilkada yang mengembalikan pemilihan kepala daerah dari dipilih langsung oleh rakyat menjadi dipilih DPRD menimbulkan kecaman luas publik. Demokrasi Indonesia pun mundur. Unjuk rasa dan sejumlah langkah yang digalang berbagai kalangan mulai mendesak penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang hingga mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi. Oleh M ZAID WAHYUDI Kondisi serupa terjadi di Hongkong. Sejak pekan lalu, kelompok pro de-mokrasi berunjuk rasa menun-tut pemilihan kepala eksekutif di wilayah semiotonom Tiong-kok itu dilakukan secara lang-sung pada 2017. Namun, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok (NPC) menetapkan semua kandidat yang akan di-pilih warga Hongkong harus di-seleksi dan disetujui mereka. Peneliti neurosains di Seko-lah Kedokteran Universitas Ca-lifornia Irvine, Amerika Serikat, Taruna Ikrar, dihubungi dari Ja-karta, Senin (29/9), mengatakan, pemilihan secara langsung pa-ling sesuai dengan sifat alami otak manusia. Esensi dari memilih pemim-pin adalah proses pengambilan keputusan. Untuk hal pribadi, setiap manusia ingin jadi penen-tu kebijakan bagi dirinya, tidak dalam kendali atau dipaksa orang lain. Adapun untuk hal-hal bersifat sosial, semua orang ingin selalu terlibat atau dilibatkan dalam pengambilan keputusan, tak diabaikan. Keinginan terlibat itu juga berlaku dalam memilih pemim-pin. ”Secara neurosains, pemi-lihan langsung adalah yang be-nar karena semua orang ingin menyalurkan aspirasinya, bukan diwakilkan, ” kata Taruna. Pemilihan yang diwakilkan berpotensi melahirkan kepe-mimpinan yang tak nyambung , gagal memahami aspirasi rakyat. Tak ada jaminan wakil akan me-nyalurkan aspirasi individu-indi-vidu yang diwakili secara penuh sehingga potensi terjadi ketidak-selarasan antara aspirasi dan ke-bijakan amat tinggi. Jika pemilihan langsung tak diwadahi, aspirasi individu jadi tak tersalurkan. Secara psikolo-gis, mereka akan mencari apa yang diinginkan. Jika keinginan itu tak dikompensasi, mereka akan melawan atau tak acuh. Selain itu, aspirasi yang tak tersalurkan menurunkan pro-duktivitas warga karena kerja mereka jadi tak guna langsung baginya. Tak tercapainya kepu-asan kerja menimbulkan frus-trasi yang dalam skala komuni-tas bisa membahayakan. ”Keru - suhan 1998 adalah puncak frus-trasi rakyat selama Orde Baru,” ujarnya. Model pemilihan tak lang-sung bisa diterapkan pada ma-syarakat yang belum mengalami pemilihan langsung dan tak per-caya diri untuk berdemokrasi langsung. Jika penerapan demo-krasi langsung menimbulkan banyak masalah, termasuk biaya tinggi dan konflik, itu adalah ba-gian dari proses belajar. ”Otak manusia selalu belajar dan bekerja maju, berevolusi mengikuti zaman,” kata Taruna. Karena itu, Indonesia tak bisa berjalan mundur kembali ke pil-kada tak langsung. Rekrutmen partai Taufiq Pasiak, Sekretaris Jen-deral Aliansi masyarakat sipil menggalang dukungan untuk menolak pemilihan umum kepala daerah (pilkada) melalui DPRD dalam acara hari tanpa kendaraan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (28/9). Mereka mengumpulkan identitas warga untuk menolak pilkada melalui DPRD yang dinilai merampas demokrasi. Masyarakat Neurosains Indonesia yang juga Kepala Pu-sat Studi Otak dan Perilaku So-sial Universitas Sam Ratulangi, Manado, mengatakan, masalah mendasar pemilihan pemimpin bukan pilkada langsung atau tak langsung karena keduanya ber-sifat relatif. Dalam mengambil keputusan bersifat emosional, lanjut Tau-fiq, pilihan sebagian masyarakat di Tanah Air mudah dipenga-ruhi hal-hal bersifat dramatis, seperti hal menyedihkan, me-nimbulkan iba, ataupun simpati. Padahal, itu bisa menjadi tipuan atau pencitraan. Pilihan emosional cenderung berdasarkan prinsip untung se-mata, tak mau rugi. Pilihan juga mudah dipengaruhi pilihan ma-yoritas lingkungan sekitar. Dengan karakter masyarakat seperti itu, kuncinya adalah apa-kah calon kepala daerah yang diajukan partai untuk maju da-lam pilkada langsung atau me-lalui DPRD adalah calon pe-mimpin yang kompeten. ”Partai politik wajib meng-ajukan calon berkualitas, tidak dengan memoles mutu calon untuk menipu rakyat dan me-manfaatkan kelemahan mereka dalam memutuskan,” katanya. Dalam psikologi kepemim-pinan dikenal fenomena ”War - ren Harding Error”. Itu merujuk pada presiden ke-29 AS Warren G Harding (1921-1923) yang di-anggap sebagai salah satu pre-siden terburuk AS. Time.com dalam ”Top 10 Forgettable Pre-sidents” menyebut Harding ter-pilih sebagai presiden karena di-citrakan baik, hebat, dan pas se-bagai presiden. Ternyata, ia korup, punya banyak gundik, dan gemar bermain poker. Buruknya proses rekrutmen kader membuat siapa pun bisa menduduki puncak pimpinan partai. Tanpa kemampuan dan pengalaman memimpin, mereka mengajukan diri sebagai calon KOMPAS/LUCKY PRANSISKA kepala daerah. ”Sehebat-hebat - nya manusia, pengalaman orga-nisasi bagi kepala daerah pen-ting untuk melatih mereka me-mecahkan masalah secara nyata, bukan simulasi saja,” ujarnya. Karena itu, Taufiq menyaran-kan partai politik memiliki biro pengembangan sumber daya manusia yang merekrut, mela-tih, hingga menganalisis ke-mampuan tiap kadernya sehing-ga kader terbaik yang dicalon-kan sebagai kepala daerah. Pe-merintah pun harus terlibat da-lam penjaringan kader partai, tak diserahkan penuh kepada partai, karena imbasnya besar bagi bangsa dan negara. Selain itu, orang baik yang berada di luar partai perlu ma-suk partai dan memperbaiki sis-tem yang buruk. Selama sistem rekrutmen partai tidak diperba-iki, upaya mencari pemimpin rakyat yang amanah dan ber-manfaat bagi rakyat tetap sulit dilakukan. SUMBER DAYA ALAM Upaya Pemulihan Fungsi Hutan di Aceh Tamiang Berlanjut BANDA ACEH, KOMPAS — Forum Konservasi Leuser bersa-ma pemerintah mendekati para pemilik kebun di lahan hutan lindung dan produksi seluas seki-tar 2.000 hektar di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, agar berse-dia mengembalikan fungsi hutan seperti semula. Saat ini, total luas perkebunan ilegal di kawasan hu-tan lindung dan produksi di ka-bupaten itu sekitar 5.000 hektar. Koordinator Wilayah Aceh Ta-miang Forum Konservasi Leuser Tezar Pahlevi, dihubungi di Aceh Tamiang, Selasa (30/9), mengata-kan, perkebunan seluas sekitar 2.000 hektar (ha) itu berada di Kecamatan Tamiang Hulu dan Banda Pusaka, Aceh Tamiang. ”Berupa kebun sawit atas nama pribadi atau perusahaan peng-usaha. Sebanyak 70 persen asal Sumatera Utara dan 30 persen asal Aceh,” katanya. Senin lalu, forum itu mulai menebangi sawit di lahan ilegal dengan total luas 1.040 ha. Pene-bangan itu diperkirakan selesai 6-12 bulan ke depan. Sejak 2009, proses komunikasi alot. Ada dua pemilik kebun yang enggan melepas kebunnya. ”Me - reka menempuh jalur hukum di Pengadilan Negeri Kuala Sim-pang, Aceh Tamiang, tetapi kalah di putusan Mahkamah Agung pa-da 2012,” ujar Tezar. Sebagian besar pemilik kebun lain cenderung kooperatif. Ba-nyak yang kurang paham dengan batas hutan lindung dan produk-si. Setelah diberi penjelasan, seti-daknya tujuh pemilik kebun di lahan seluas 1.040 ha di Kecamat-an Tenggulun menyerahkan la-hannya guna dikembalikan lagi fungsi hutannya. Menurut Tezar, perkebunan di lahan 2.000 ha itu akan diproses setelah penebangan sawit seluas 1.040 ha itu tuntas. ”Kami ingin fokus dulu menyelesaikan yang pertama,” katanya. Pada tahap awal, penebangan sawit seluas 1.040 ha itu akan difokuskan pada tanaman di ba-tas hutan lindung dan hutan penggunaan lain sepanjang 10 kilometer. Tujuannya, agar warga tahu letak dan posisi hutan lin-dung di kawasan Tenggulun. Kepala Dinas Kehutanan Aceh Husaini Syamaun menuturkan, ada 3,3 juta ha kawasan hutan di Aceh. Sekitar 1,8 juta ha merupa-kan kawasan hutan lindung dan produksi. Dari luasan itu, sekitar 10 persen hutan lindung dan pro-duksi sudah dirambah masyara-kat, terutama kebun sawit yang sebagian besar berada di Aceh Tamiang. ”Aceh Tamiang adalah daerah yang dekat dengan pasar utama sawit, yakni Sumatera Utara,” ka - tanya. Mengharapkan dukungan Menurut Husaini, pelanggaran peruntukan itu disebabkan ke-tidakseimbangan luas hutan de-ngan jumlah polisi kehutanan di Aceh. ”Hutan di Aceh sangat luas, sedangkan jumlah polisi kehu-tanan sangat minim. Bahkan, jumlah polisi kehutanan itu tak terdata baik sekarang,” ujarnya. Oleh karena itu, Husaini me-nyampaikan, pihaknya sangat berharap ada dukungan dari ma-syarakat, seperti para aktivis ling-kungan. Melalui kerja sama itu, pihaknya berharap hutan lindung dan produksi yang telah telanjur dirambah dan dirusak bisa kem-bali berfungsi. ”Keberadaan hutan sangat penting bagi kelestarian alam dan daya dukung kesejahteraan ma-syarakat di sekitarnya,” ucapnya. (DRI)