Dokumen tersebut merangkum tentang aspek klinis penyalahgunaan zat adiktif (NAPZA) yang meliputi narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain. Dibahas tentang definisi NAPZA menurut undang-undang, golongan narkotika dan psikotropika, jenis zat yang disalahgunakan seperti opioid, kokain, kanabis, amfetamin, LSD, dan benzodiazepin, efek klinis dan gejala penggunaan
1. Aspek Klinis NAPZA By dr. Richard Siahaan Disampaikan pada Peringatan Dies Natalis Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi yang ke-2
2. Yang dimaksud dengan NAPZA (Menurut BNN) NAPZA : Narkotika Psikotropika Zat Adiktif lain 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
3. Undang-Undang Narkotika UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Yang dimaksud Narkotika dibagi dalam 3 Golongan : Narkotika Golongan I Narkotika Golongan II Narkotika Golongan III 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi NARKOTIKA
4. Ada 4 Golongan : PSIKOTROPIKA GOLONGAN I Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan Contoh : ekstasi, shabu, LSD 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi PSIKOTROPIKA
5. PSIKOTROPIKA GOLONGAN II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan Contoh : amfetamin, metilfenidat atau ritalin 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi PSIKOTROPIKA
6. PSIKOTROPIKA GOLONGAN III Psikotropika yang berkhasiatpengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan Contoh : Pentobarbital, Flunitrazepam 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi PSIKOTROPIKA
7. PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi PSIKOTROPIKA
9. Minuman berakohol Contoh : Bir, Berbagai jenis minuman anggur, Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) Contoh : Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin. Tembakau 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi ZAT ADIKTIF LAIN
10. Berdasarkar Efek Klinis Yang Ditumbulkan : 1. Golongan Depresan (Downer) Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk : Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain. 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
11. 2. Golongan Stimulan(Upper) Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin (shabu, esktasi), Kafein, Kokain 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
12. 3. Golongan Halusinogen Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
13. Suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menyebabkan kecanduan 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi ZAT ADIKTIF LAIN
14.
15. Reaksi Pemakaian : 1. Rasa ingin menyendiri sampai dengan tidak percaya diri dan tidak ingin bersosialisasi. 2. Membentuk dunia sendiri. 3. Lingkungan adalah musuh. 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
16. KOKAIN Mempuntyai 2 bentuk : kokainhidrokloriddan free base Nama Jalanan : koka,coke, happy dust, charlie, srepet, snow salju, putih Cara Pakai : dihirup atau dibakar Reaksi Pemkaian : pemakai merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah rasa percaya diri, juga dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
17. KANABIS Nama Jalanan : grass. Cimeng,ganja dan gelek,hasish,marijuana,bhang Cara Penggunaan : Dibuat dalam bentuk rokok dan dihisap Reaksi Pemakaian : cenderung merasa lebih santai,rasa gembira berlebih (euforia), sering berfantasi. Aktif berkomonikasi,selera makan tinggi,sensitif,kering pada mulut dan tenggorokan 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
18. AMPHETAMIN Nama jalannya : Seed,meth,crystal,uppers,whizz dan sulphate Ada dua jenis amfetamin : MDMA (methylene dioxy methamphetamin), dengan nama Ekstasi atau Ecstacy. Nama lain : xtc, fantacy pils, inex, cece, cein, Terdiri dari berbagai macam jenis antara lain : white doft, pink heart, snow white, petir yang dikemas dalam bentuk pil atau kapsul 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
19. 2. Methamfetamin ice, dikenal sebagai SHABU. Nama lainnya shabu-shabu. SS, ice, crystal, crank. Cara penggunaan : dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap, atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (bong) 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
20. LSD (Lysergic acid) Nama Jalanan : acid, trips, tabs, kertas. Cara Pemakaian : meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit sejak pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam. Reaksi Pemakaian : Tripping, yang bisa digambarkan seperti halusinasi terhadap tempat warna dan waktu sampai dengan rekasi paranoid. 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
21. BENZODIAZEPIN Nama jalanan dari Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp Sediaan yang populer : Xanax Pemakaian : Oral, intravena dan rectal Reaksi Pemakaian : Mengantuk dan hilang selera bekerja. 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
22. Pengaruh Penggunaan NAPZA Menggunakan zat adiktif akan dijumpai gejala atau kondisi yang dinamakan Intoksikasi, dimana zat adiktif tersebut bekerja dalam susunan syaraf pusat (teler) yang menyebabkan perubahan memori. Perilaku, kognitif, alam perasaan, kesadaran, Apabila seseorang menggunakan berulang kali atau sering secara berkesinambungan akan tercapai suatu kondisi yang dinamakan toleransi. Kondisi tesebut adalah peningkatan jumlah penggunaan zat adiktif untuk mencapai tujuan dari pemakai. Kondisi toleransi ini akan terus berlangsung sampai mencapai dosis yang optimal (over dosis). 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi
23. Pada pemakaian yang terus-menerus maka individu akan sampai pada tahap toleransi yang cukup tinggi, si pengguna zat adiktif ini bila ia menghentikan atau tidak menggunakan zat adiktif akan menimbulkan gejala-gejala yang dinamakan klien dalam kondisi with drawl atau syndroma putus zat. Gejala atau syndroma putus zat berbeda untuk tiap jenis zat adikif pada kondisi intoksikasi, gejala akan berbeda sesuai dengan jenis zat yang disalah gunakan. 26/05/2010 Klinik PTRM RSUD Kota Bekasi