SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Pencegahan dan Pananggulangan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba di Tempat Kerja
Oleh : dr. Amarudin
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
PENGERTIAN
• NARKOBA adalah istilah yang merupakan singkatan
dari : NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN
BAHAN ADIKTIF LAINNYA.
• NARKOTIKA adalah zat atau obat, baik yang berasal
dari tanaman maupun bukan, baik sintetis maupun
semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, sampai
menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan kecanduan.
PENGERTIAN
• PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang
bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku.
• BAHAN ADIKTIF adalah bahan lain yang
tidak tergolong narkotika atau psikotropika
yang dalam penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan
JENIS NARKOBA
• NARKOTIKA :
– Golongan I : hanya dapat digunakan untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi dan mempunyai potensi amat kuat dan mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : HEROIN/PUTAUW,
KOKAIN, GANJA/CIMENG/KANABIS/GELEK.
– Golongan II : berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terpai dan atau
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. (Contoh : MORFIN,
PETIDIN, METHADON)
– Golongan III : berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantuangan.
(contoh : Codein
JENIS NARKOBA
• PSIKOTROPIKA :
– Golongan I : hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta
mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketrgantungan Contoh : ECTASI
– Golongan II : berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : AMPHETAMINE/SHABU-
SHABU
– Golongan III : berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan menyebabkan sindroma
ketergantuangan. contoh : Amorbital
– Golongan IV : Bisa menimbulkan ketergantungan rendah,
berkhasiat dan dipergunakan luas untuk tujuan pengobatan
dan ilmu pengetahuan. Contoh : DIAZEPAM, BARBITAL
JENIS NARKOBA
• BAHAN ADIKTIF LAINNYA :
– Minuman keras (alkohol) (Golongan A : 1-5%,
Golongan B : 5 – 20%, Golongan C : 20 – 50%
– Kafein
– Nikotin
– Inhalansia depresan (lem, bahan bakar, cairan
pelarut, penghapus cat, tip-ex dll
HEROIN/PUTAUW/DIACETIL
MORFIN/SMACK/DOPE/HORSE
• Opiat semi sintetik
• Serbuk putih, butiran dan cairan
• Rasanya pahit
• Sifatnya menghilangkan rasa nyeri, 2 kali lebih kuat dari
morfin
• Dibuat dari morfin (bahan dari tanaman candu)
• Paling sering disalahgunakan
• Efek : kantuk, menghilangkan rasa nyeri, lesu rasa
gembira berlebihan (euforia), awal pemakaian rasa tidak
nyaman (disforia)
• Bahaya : apatis, gejala sakauw, overdosis, kematian
• Cara penggunaan : disuntik, dihirup, dimakan
MORPHIN/MORFIN
• Zat aktif dari candu (opium)
• Bahan analgetik sangat kuat (untuk sakit berat)
• Dosis tepat tidak menyebabkan ketergantungan
• Bubuk kristal putih, seperti jarum lembut atau prisma
berkilauan dan tidak berbau (seperti bubuk kapur)
• Diapsaran warna : putih, kuning gading, coklat, coklat
kopi
• Efek : kantuk, menghilangkan rasa nyeri, sembelit,
gangguan menstruasi, impotensi.
• Bahaya : apatis, gejala sakauw, overdosis, kematian
• Cara penggunaan : disuntik
COCAIN/KOKAIN/SNOW/COKE/GIRL/L
ADY/CRACK
• Dari tumbuhan erytroksilon coca (lereng pegunungan andes
Amerika selatan)
• Termasuk obat perangsang atau stimulan
• Dampak ketergantungan sangat kuat
• Kristal halus putih bersih, ada yang berbentuk kepingan salju,
kapur barus, gula atau garam
• Digunakan untuk anestesi lokal khusunya untuk pembedahan
mata, hidung, tenggorok karena ada juga efek vasokonstriki
• Efek : paranoid, halusinasi, kurang percaya diri, mengganggu
pernafasan dan gangguan otak
• Bahaya : overdosis, tidak makan hingga kelaparan karena pilih
kokain, kematian
You KNOW Drugs
GANJA/CIMENG/KANABIS/POT/THAI
STICK/GRASS/GELEK/RASTA/DOPE/WEED/H
ASH/MAYIJANE/SINSEMILLA
• Tanaman perdu liar cannabis sativa atau
cannabis indica seperti tembakai berwarna hijau
di daerah tropis
• Sifatnya menjadikan teler atau fly
• Ketergantungan psikis dan diikuti kecanduan
fisik
• Efek : depressan (mengurangi kegiatan sistem
saraf) dan halusinogen, euforia
GANJA/CIMENG/KANABIS/POT/THAI
STICK/GRASS/GELEK/RASTA/DOPE/WEED/H
ASH/MAYIJANE/SINSEMILLA
• Jenis :
– hashish atau hash (saripati/eksudat daun dan pucuk daun dan
dikeringkan, dapat dihisap rokok atau dimsukkan dalam
makanan)
– marijuana (daun dan bunga kering dihisap)
• Hashish 10 kali lebih besar efeknya dari marijuana
• Bahaya : gangguan jarak pandang shg terjadi kecelakan
lalulintas, tidak wajar dalam berpikir secara logis,
meningkatkan selera makan, nadi meningkat, gangguan
persepsi, gangguan jiwa dan sakit jiwa (skizofrenia)
CANDU/OPIUM
• Getah tanaman papaver somniferum, dari buah
yang hendak masak digores
• Warna putih kemudian cokelat kehitaman
• Pemakaian dengan cara dihisap
CODEIN
• Garam atau turunan dari opium/candu
• Lebih lemah dari heroin
• Sifat ketergantungan rendah
• Bentuk pil atu serbuk putih
• Digunakan untuk obat peredam batuk tau
penghilang rasa sakit
EKTASI/XTC/INEX/ADAM/CLARITY/FANTASY
PILLS/CECE/CEIIN/KANCING/ROLLS/BEANS/FLIPPER
/HAMMER
• Bentuk tablet atau kapsul warna-warni
• Bereaksi setelah 20 – 60 menit
• Efek : aktivitas berlebihan, meningkatkan rasa
empati dan keakrapan thd orang lain, merasa
mudah bergaul
• Bahaya : dehidrasi, pusing, lelah, merusak organ
tubuh (hati, ginjal, otak), kejang, gagal jantung,
depresi, psikosis
You KNOW DRUGS
SHABU-SHABU/ICE/CRYSTAL/YABA/UBAS/SS/MECIN
• Termasuk dalam golongan ATS (Amphetamin
Type Stimulants)
• Efek : memacu sistem kerja otak, euforia
• Bentuk bubuk, tablet, kristal bening, cairan
• Bahaya : stroke, merusak tubuh, overdosis,
kematian, kurang gizi, berat badan tutun, depresi
(rasa murung), gangguan fungsi hati, perilaku
agresif, kekerasan
• Cara penggunaan : dibakar dan dihisap dengan
alat bong
ALKOHOL
• Hasil fermentasi/peragian karbohidrat
• Efek : menekan dan merusak sistem saraf,
memperlambat reflek motorik, menekan
pernafasan, menggangu penalaran,
menimbulakan perilaku kekerasan,
meningkatkan risiko kecelakaan lalulintas
• Gejala putus zat : hilang nafsu makan, sensitif,
sukar tidur, kejang otot, halusinasi, kematian
GEJALA PENDERITA PENYALAHGUNAAN NARKOBA :
• Ketahanan fisik menurun
• Badan kurus, lemah, malas, dan tidak nafsu makan
• Pupil mata mengecil
• Sifat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif dan destruktif
• Perasaan rendah diri
• Cenderung mengabaikan peraturan-paraturan
• Cenderung memiliki gangguan jiwa, seperti kecemasan, apatis,
menarik diri dari pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi
stres atau sebaliknya yaitu hiperaktif dan sering berbohong
• Sekali-kali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo dan jalan
sempoyongan
• Pola tidur berubah
• Muka pucat, mata merah/cekung, bibir hitam/pucat
• Sering buang air kecil/ besar
• Tangan dan lengan ada bekas tusukan jarum, bengkak dan merah
goresan jaringan parut
• Sangat sensitif dan cepat curiga.
WASPADAI 3 - ONG
• BENGONG
• BOHONG
• NYOLONG
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DIPENGARUHI OLEH :
• Faktor ketersediaan narkoba (harga terjangkau/relatif
meriah, mudah memperoleh obat sperti; Apoteker,
perawat, dokter, ataupun detailer)
• Faktor Individu (Tidak mampu atau tidak berani
menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok
pergaulan untuk menggunakan narkoba)
• Faktor pekerjaan dan lingkungan kerja (beban kerja
berlebih, ketidaknyamanan hubungan kerja,
penyalahguna narkoba sebagai rekan kerja)
• Faktor zat yang ada di dalam narkoba itu sendiri
(Penyalahguna narkoba secara fisik akan merasakan
sakit dan tidak nyaman apabila tidak ada zat yang bisa
ada di dalam tubuhnya)
FAKTOR TEMPAT KERJA
• Hasil penelitian tentang penyalahgunaan
narkoba di industri transport menunjukkan
bahwa stimulan seperti amfetamin, terdeteksi
pada 15 % pengemudi dan 62 % pengemudi
jarak jauh.
Sumber : BNN
URAIAN
DI LINGK.
UMUM
DI LINGK.
PEKERJA
DI LINGK.
LAPAS
USIA PERTAMA PAKAI 11–15 20– 24 15–2 4
PENDIDIKAN
TERBANYAK
SLTA SLTA SLTA
JENIS PERTAMA PAKAI Ganja Ganja Ganja
ALASAN UTAMA
MEMAKAI
Coba-2 Coba-2 Coba-2
FAKTOR UTAMA
PENYEBAB
TEMAN TEMAN TEMAN
KEBIASAN MEROKOK YA YA YA
KERAWANAN MASALAH NARKOBA
DI TEMPAT KERJA
SURVEY
BNN
2003-
2004
Pecandu sebagaian besar adalah usia produktif / angkatan
kerja
Demographic data karyawan yang berisiko
tinggi menyalahgunakan narkoba :
•Bujangan; hidup berpisah, cerai
•Laki-laki
•Tingkat pendidikan rendah
•Tinggal sendiri
•Telah mengalami krisis dalam kehidupan
•Socially and economically disadvantaged
Demographic Data
Hasil penelitian
Epidemiologi menunjukkan
bahwa sebagian besar
penyalahguna narkoba
adalah pada umumnya
berusia di atas 25 tahun,
80% laki-laki dan 20%
perempuan,di usia productive
dan bekerja.
Pengaruh Penyalahgunaan Narkoba
Sejumlah penelitian telah menunjukkan
dampak negatif dari penyalahgunaan
Narkoba pada
• Perusahaan
• Karyawan
• Teman kerja
• Keluarga
Pengaruh
Narkoba pada
Perusahaan
* Absensi
* Biaya lembur
* Sering datang
terlambat
* Kecelakaan akibat
kerja
* Perkelahian/
Perselisihan antar
karyawan
* Biaya tunjangan
kesehatan
* Biaya kompensasi
KECELAKAAN KERJA BERKAITAN DENGAN
PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS :
• Reaction time lambat
• Motor performance (clumsy movements dan
poor coordination)
• Sight (blurred vision)
• Mood (agression atau depression)
• Memory (loss of concentration)
• Intellectual performance (logical thinking
impaired)
PENGARUH NARKOBA DI TEMPAT KERJA
TERHADAP KARYAWAN / TEMAN KERJA /
KELUARGA :
• Pergantian cepat karyawan (fast turnover)
• Merusak potensi SDM
• Merusak hubungan antar karyawan dan
perusahaan
• Merusak hubungan antar anggota keluarga.
1998
 2 laboratorium gelap.
(1 di Jawa Barat: dengan kapabilitas memproduksi 1,8 juta tablet/ bulan)
1999  4 laboratorium lagi dibongkar.
2000  1 laboratorium.
2001  1 laboratorium MDMA lagi dibongkar.
2002
 1 Laboratorium gelap milik Ang Kim Soei, yang terungkap dalam
penyidikan: kemampuan memproduksi lebih dari 1 juta tablet/hari.
(yang terbesar di dunia menurut pakar DEA).
2003  Laboratorium rumahan: yang dibongkar di Pulau Batam.
2004  2 Laboratorium dengan kemampuan produksi 10.000 tablet/hari di Jakarta.
2006
Polri mengungkap penyelundupan shabu sebesar 966 kg melalui perusahaan
di Kab. Tangerang
umumnya merupakan tempat kerja ( perusahaan, pabrik, ruko, gudang )
TKP PABRIK EKSTASI KREO BATAS
TANGERANG TAHUN 1998
Sumber : MABES POLRI
ADVOKASI
Terhadap Para pengusaha,
Pimpinan perusahaan,
pimpinan SP/SB agar
mendukung
setiap upaya P4GN
PENYULUHAN
Terhadap seluruh lapisan
pekerja agar merubah sikap
Menolak narkoba
PELATIHAN
Terhadap para fasilitator
Penyuluh Pencegahan
Bahaya Narkoba di
Tempat kerja.
PROGRAM/KEGIATAN
BERBASIS KELUARGA
Individu Ang.Klg & Orang Tua
BERBASIS SEKOLAH
Guru, Murid, dan Teman Sebaya
BERBASIS TEMPAT KERJA
Pimpinan, Karyawan & Klg nya
BERBASIS INSTITUSI
Penentu kebijakan dan bawahan
BERBASIS ORGANISASI
Pemuka masyarakat, TOMA
BERBASIS GIAT MASYARAKAT
Pemuda, Klp.Remaja & Masy.Umum
BERBASIS MEDIA MASA
Cetak, Elektronik dgn pemberitaan
yang lurus, jelas dan mendidik
PENDEKATAN
PENDEKATAN & PROGRAM PENCEGAHAN
PRO
DUK
TIVI
TAS
PERATURAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: PER. 11/MEN/ VI/2005
TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT
ADIKTIF LAINNYA DI TEMPAT KERJA
Pasal 2
• Pengusaha wajib melakukan upaya aktif
pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lainnya di tempat kerja.
• Upaya aktif adalah :
– penetapan kebijakan;
– penyusunan dan pelaksanaan program.
• Melibatkan:
– pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh,
– pihak ketiga atau ahli di bidang narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lainnya.
Ketentuan umum
Pasal 3
• Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya ditempat kerja, pengusaha,
pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh
dapat berkonsultasi dengan instansi pemerintah
yang terkait*.
*BNN, BNP. BNK, Pusat T& R dll.
Pasal 4
• Proses penetapan kebijakan sebagaimana harus melalui
konsultasi antara pengusaha dengan pekerja/buruh dan
atau serikat pekerja/serikat buruh.
• Kebijakan tertulis harus dinyatakan secara tertulis dan
sekurang-kurangnya memuat :
– komitmen pengusaha dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan;
– komitmen pembentukan unit yang menangani program
pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
di tempat kerja.
• unit dapat merupakan unit tersendiri atau terintegrasi
dengan panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan
kerja (P2K3) atau pelayanan kesehatan kerja.
• kebijakan harus diberlakukan tanpa diskriminasi.
PROGRAM
Pasal 5
• Pelaksanaan program dilaksanakan dengan cara :
– mengkomunikasikan kebijakan dan program
kepada semua pekerja/buruh;
– melaksanakan program penyuluhan, pendidikan
dan latihan untuk meningkatkan kesadaran
pekerja/buruh;
– mengembangkan program bantuan konsultasi bagi
pekerja/buruh;
– melaksanakan evaluasi kebijakan dan program
secara berkala.
• Pelaksanaan program harus terintegrasi dalam
program keselamatan dan kesehatan kerja.
Pelaksanaan Tes ( Pasal 6 )
• Pengusaha dapat meminta tes narkoba pada
pekerja/buruh yang diduga menyalahgunakan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya dengan
biaya ditanggung oleh perusahaan.
• Pelaksanaan tes harus dilakukan oleh sarana kesehatan
atau laboratorium yang berwenang sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Hasil tes harus dijaga kerahasiaannya seperti halnya
yang berlaku bagi data rekam medis lainnya.
• Berdasarkan hasil tes, dokter yang telah mendapatkan
pelatihan di bidang narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lainnya dapat menetapkan apakah pekerja/
buruh harus mengikuti perawatan dan atau rehabilitasi.
Terapi dan rehabilitasi
Pasal 7
• Ketentuan mengenai pekerja/ buruh yang
membutuhkan perawatan dan atau rehabilitasi akibat
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
• Pengusaha dapat menjatuhkan tindakan disiplin pada
pekerja/buruh dalam hal pekerja/buruh tidak bersedia
untuk mengikuti program pencegahan,
penanggulangan, perawatan dan atau rehabilitasi akibat
penyalahgunaan narkotika, psikotropika atau zat adiktif
lainnya.
Peran Pengawas Ketenagakerjaan Dalam
P4GN Di Tempat Kerja.
• Merupakan bagian dari pelaksanaan fungsi
pengawasan
• Berperan melalui :
– Pembinaan dan pengawasan
– Pemberdayaan kelembagaan dan SDM K3 dalam
mendukung program,
– Mengkoordinasikan peran APINDO dan SP/SB
dan melakukan advokasi kepada
pengusaha/pengurus dalam rangka penerapan
Kepmenakertrans No. Per. 11/ MEN/VI/2005.
– Melakukan kerja sama lintas sektor khususnya
dalam pembinaan, monitoring dan evaluasi
POLA PENGAWASAN
• Pola pengawasan penerapan persyaratan
program P4GN di tempat kerja, yang terkait
dengan persyaratan Upaya aktif P4GN di
tempat kerja, yang meliputi :
– Penetapan kebijakan
– Penyusunan dan pelaksanaan program
• Memeriksa dan menilai terhadap dokumen
penerapan persyaratan program P4GN di
tempat kerja
• Koreksi atau rekomendasi temuan pelanggaran.
• Hasil pemeriksaan dicatat dan dianalisis
P4GN BERBASIS TEMPAT KERJA.PPT

More Related Content

Similar to P4GN BERBASIS TEMPAT KERJA.PPT

Similar to P4GN BERBASIS TEMPAT KERJA.PPT (20)

Ceramah Dadah.ppt
Ceramah Dadah.pptCeramah Dadah.ppt
Ceramah Dadah.ppt
 
356889877-NARKOBA-DAN-HIV-ppt.ppt
356889877-NARKOBA-DAN-HIV-ppt.ppt356889877-NARKOBA-DAN-HIV-ppt.ppt
356889877-NARKOBA-DAN-HIV-ppt.ppt
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
hidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptx
hidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptxhidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptx
hidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptx
 
Penyalahgunaan narkoba IPA SMP
Penyalahgunaan narkoba IPA SMPPenyalahgunaan narkoba IPA SMP
Penyalahgunaan narkoba IPA SMP
 
Kokain
KokainKokain
Kokain
 
BAHAYA_NARKOBA.pptx
BAHAYA_NARKOBA.pptxBAHAYA_NARKOBA.pptx
BAHAYA_NARKOBA.pptx
 
Narkoba.pptx
Narkoba.pptxNarkoba.pptx
Narkoba.pptx
 
NAPZA
NAPZANAPZA
NAPZA
 
1 MALAYSIA MEMBANTERAS DADAH
1 MALAYSIA MEMBANTERAS DADAH1 MALAYSIA MEMBANTERAS DADAH
1 MALAYSIA MEMBANTERAS DADAH
 
Presentasi_narkoba.ppt
Presentasi_narkoba.pptPresentasi_narkoba.ppt
Presentasi_narkoba.ppt
 
tugas sosio
tugas sosiotugas sosio
tugas sosio
 
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis NarkobaBahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
 
narkoba
narkobanarkoba
narkoba
 
narkoba
narkobanarkoba
narkoba
 
narkoba
narkobanarkoba
narkoba
 
Presentasi narkoba
Presentasi narkobaPresentasi narkoba
Presentasi narkoba
 
4. NAPZA DAN ROKOK.pptx
4. NAPZA DAN ROKOK.pptx4. NAPZA DAN ROKOK.pptx
4. NAPZA DAN ROKOK.pptx
 
Jenis Jenis Napza
Jenis Jenis NapzaJenis Jenis Napza
Jenis Jenis Napza
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 

Recently uploaded

Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPerencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahVinaDawatulAropah
 
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan asetMateri Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan asetMbahSantowaanCikeruh
 
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxPututJokoWibowo
 
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikInovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Jual Obat Cytotec Di Mandailing Natal #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Mandailing Natal #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Mandailing Natal #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Mandailing Natal #082122229359 Apotik Jual Cytotec Originalmiftamifta7899
 
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan BaratMasterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan BaratRyadhi EthniCitizen
 

Recently uploaded (6)

Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPerencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan asetMateri Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
 
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
 
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikInovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
 
Jual Obat Cytotec Di Mandailing Natal #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Mandailing Natal #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Mandailing Natal #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Mandailing Natal #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan BaratMasterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
 

P4GN BERBASIS TEMPAT KERJA.PPT

  • 1. Pencegahan dan Pananggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Tempat Kerja Oleh : dr. Amarudin Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
  • 2. PENGERTIAN • NARKOBA adalah istilah yang merupakan singkatan dari : NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN BAHAN ADIKTIF LAINNYA. • NARKOTIKA adalah zat atau obat, baik yang berasal dari tanaman maupun bukan, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan kecanduan.
  • 3. PENGERTIAN • PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. • BAHAN ADIKTIF adalah bahan lain yang tidak tergolong narkotika atau psikotropika yang dalam penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan
  • 4. JENIS NARKOBA • NARKOTIKA : – Golongan I : hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi dan mempunyai potensi amat kuat dan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : HEROIN/PUTAUW, KOKAIN, GANJA/CIMENG/KANABIS/GELEK. – Golongan II : berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terpai dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. (Contoh : MORFIN, PETIDIN, METHADON) – Golongan III : berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantuangan. (contoh : Codein
  • 5. JENIS NARKOBA • PSIKOTROPIKA : – Golongan I : hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketrgantungan Contoh : ECTASI – Golongan II : berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : AMPHETAMINE/SHABU- SHABU – Golongan III : berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan menyebabkan sindroma ketergantuangan. contoh : Amorbital – Golongan IV : Bisa menimbulkan ketergantungan rendah, berkhasiat dan dipergunakan luas untuk tujuan pengobatan dan ilmu pengetahuan. Contoh : DIAZEPAM, BARBITAL
  • 6. JENIS NARKOBA • BAHAN ADIKTIF LAINNYA : – Minuman keras (alkohol) (Golongan A : 1-5%, Golongan B : 5 – 20%, Golongan C : 20 – 50% – Kafein – Nikotin – Inhalansia depresan (lem, bahan bakar, cairan pelarut, penghapus cat, tip-ex dll
  • 7. HEROIN/PUTAUW/DIACETIL MORFIN/SMACK/DOPE/HORSE • Opiat semi sintetik • Serbuk putih, butiran dan cairan • Rasanya pahit • Sifatnya menghilangkan rasa nyeri, 2 kali lebih kuat dari morfin • Dibuat dari morfin (bahan dari tanaman candu) • Paling sering disalahgunakan • Efek : kantuk, menghilangkan rasa nyeri, lesu rasa gembira berlebihan (euforia), awal pemakaian rasa tidak nyaman (disforia) • Bahaya : apatis, gejala sakauw, overdosis, kematian • Cara penggunaan : disuntik, dihirup, dimakan
  • 8. MORPHIN/MORFIN • Zat aktif dari candu (opium) • Bahan analgetik sangat kuat (untuk sakit berat) • Dosis tepat tidak menyebabkan ketergantungan • Bubuk kristal putih, seperti jarum lembut atau prisma berkilauan dan tidak berbau (seperti bubuk kapur) • Diapsaran warna : putih, kuning gading, coklat, coklat kopi • Efek : kantuk, menghilangkan rasa nyeri, sembelit, gangguan menstruasi, impotensi. • Bahaya : apatis, gejala sakauw, overdosis, kematian • Cara penggunaan : disuntik
  • 9. COCAIN/KOKAIN/SNOW/COKE/GIRL/L ADY/CRACK • Dari tumbuhan erytroksilon coca (lereng pegunungan andes Amerika selatan) • Termasuk obat perangsang atau stimulan • Dampak ketergantungan sangat kuat • Kristal halus putih bersih, ada yang berbentuk kepingan salju, kapur barus, gula atau garam • Digunakan untuk anestesi lokal khusunya untuk pembedahan mata, hidung, tenggorok karena ada juga efek vasokonstriki • Efek : paranoid, halusinasi, kurang percaya diri, mengganggu pernafasan dan gangguan otak • Bahaya : overdosis, tidak makan hingga kelaparan karena pilih kokain, kematian
  • 11. GANJA/CIMENG/KANABIS/POT/THAI STICK/GRASS/GELEK/RASTA/DOPE/WEED/H ASH/MAYIJANE/SINSEMILLA • Tanaman perdu liar cannabis sativa atau cannabis indica seperti tembakai berwarna hijau di daerah tropis • Sifatnya menjadikan teler atau fly • Ketergantungan psikis dan diikuti kecanduan fisik • Efek : depressan (mengurangi kegiatan sistem saraf) dan halusinogen, euforia
  • 12. GANJA/CIMENG/KANABIS/POT/THAI STICK/GRASS/GELEK/RASTA/DOPE/WEED/H ASH/MAYIJANE/SINSEMILLA • Jenis : – hashish atau hash (saripati/eksudat daun dan pucuk daun dan dikeringkan, dapat dihisap rokok atau dimsukkan dalam makanan) – marijuana (daun dan bunga kering dihisap) • Hashish 10 kali lebih besar efeknya dari marijuana • Bahaya : gangguan jarak pandang shg terjadi kecelakan lalulintas, tidak wajar dalam berpikir secara logis, meningkatkan selera makan, nadi meningkat, gangguan persepsi, gangguan jiwa dan sakit jiwa (skizofrenia)
  • 13. CANDU/OPIUM • Getah tanaman papaver somniferum, dari buah yang hendak masak digores • Warna putih kemudian cokelat kehitaman • Pemakaian dengan cara dihisap
  • 14. CODEIN • Garam atau turunan dari opium/candu • Lebih lemah dari heroin • Sifat ketergantungan rendah • Bentuk pil atu serbuk putih • Digunakan untuk obat peredam batuk tau penghilang rasa sakit
  • 15. EKTASI/XTC/INEX/ADAM/CLARITY/FANTASY PILLS/CECE/CEIIN/KANCING/ROLLS/BEANS/FLIPPER /HAMMER • Bentuk tablet atau kapsul warna-warni • Bereaksi setelah 20 – 60 menit • Efek : aktivitas berlebihan, meningkatkan rasa empati dan keakrapan thd orang lain, merasa mudah bergaul • Bahaya : dehidrasi, pusing, lelah, merusak organ tubuh (hati, ginjal, otak), kejang, gagal jantung, depresi, psikosis
  • 17. SHABU-SHABU/ICE/CRYSTAL/YABA/UBAS/SS/MECIN • Termasuk dalam golongan ATS (Amphetamin Type Stimulants) • Efek : memacu sistem kerja otak, euforia • Bentuk bubuk, tablet, kristal bening, cairan • Bahaya : stroke, merusak tubuh, overdosis, kematian, kurang gizi, berat badan tutun, depresi (rasa murung), gangguan fungsi hati, perilaku agresif, kekerasan • Cara penggunaan : dibakar dan dihisap dengan alat bong
  • 18. ALKOHOL • Hasil fermentasi/peragian karbohidrat • Efek : menekan dan merusak sistem saraf, memperlambat reflek motorik, menekan pernafasan, menggangu penalaran, menimbulakan perilaku kekerasan, meningkatkan risiko kecelakaan lalulintas • Gejala putus zat : hilang nafsu makan, sensitif, sukar tidur, kejang otot, halusinasi, kematian
  • 19. GEJALA PENDERITA PENYALAHGUNAAN NARKOBA : • Ketahanan fisik menurun • Badan kurus, lemah, malas, dan tidak nafsu makan • Pupil mata mengecil • Sifat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif dan destruktif • Perasaan rendah diri • Cenderung mengabaikan peraturan-paraturan • Cenderung memiliki gangguan jiwa, seperti kecemasan, apatis, menarik diri dari pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi stres atau sebaliknya yaitu hiperaktif dan sering berbohong • Sekali-kali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo dan jalan sempoyongan • Pola tidur berubah • Muka pucat, mata merah/cekung, bibir hitam/pucat • Sering buang air kecil/ besar • Tangan dan lengan ada bekas tusukan jarum, bengkak dan merah goresan jaringan parut • Sangat sensitif dan cepat curiga.
  • 20. WASPADAI 3 - ONG • BENGONG • BOHONG • NYOLONG
  • 21. PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIPENGARUHI OLEH : • Faktor ketersediaan narkoba (harga terjangkau/relatif meriah, mudah memperoleh obat sperti; Apoteker, perawat, dokter, ataupun detailer) • Faktor Individu (Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba) • Faktor pekerjaan dan lingkungan kerja (beban kerja berlebih, ketidaknyamanan hubungan kerja, penyalahguna narkoba sebagai rekan kerja) • Faktor zat yang ada di dalam narkoba itu sendiri (Penyalahguna narkoba secara fisik akan merasakan sakit dan tidak nyaman apabila tidak ada zat yang bisa ada di dalam tubuhnya)
  • 22. FAKTOR TEMPAT KERJA • Hasil penelitian tentang penyalahgunaan narkoba di industri transport menunjukkan bahwa stimulan seperti amfetamin, terdeteksi pada 15 % pengemudi dan 62 % pengemudi jarak jauh. Sumber : BNN
  • 23. URAIAN DI LINGK. UMUM DI LINGK. PEKERJA DI LINGK. LAPAS USIA PERTAMA PAKAI 11–15 20– 24 15–2 4 PENDIDIKAN TERBANYAK SLTA SLTA SLTA JENIS PERTAMA PAKAI Ganja Ganja Ganja ALASAN UTAMA MEMAKAI Coba-2 Coba-2 Coba-2 FAKTOR UTAMA PENYEBAB TEMAN TEMAN TEMAN KEBIASAN MEROKOK YA YA YA KERAWANAN MASALAH NARKOBA DI TEMPAT KERJA SURVEY BNN 2003- 2004 Pecandu sebagaian besar adalah usia produktif / angkatan kerja
  • 24. Demographic data karyawan yang berisiko tinggi menyalahgunakan narkoba : •Bujangan; hidup berpisah, cerai •Laki-laki •Tingkat pendidikan rendah •Tinggal sendiri •Telah mengalami krisis dalam kehidupan •Socially and economically disadvantaged
  • 25. Demographic Data Hasil penelitian Epidemiologi menunjukkan bahwa sebagian besar penyalahguna narkoba adalah pada umumnya berusia di atas 25 tahun, 80% laki-laki dan 20% perempuan,di usia productive dan bekerja.
  • 26. Pengaruh Penyalahgunaan Narkoba Sejumlah penelitian telah menunjukkan dampak negatif dari penyalahgunaan Narkoba pada • Perusahaan • Karyawan • Teman kerja • Keluarga
  • 27. Pengaruh Narkoba pada Perusahaan * Absensi * Biaya lembur * Sering datang terlambat * Kecelakaan akibat kerja * Perkelahian/ Perselisihan antar karyawan * Biaya tunjangan kesehatan * Biaya kompensasi
  • 28. KECELAKAAN KERJA BERKAITAN DENGAN PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS : • Reaction time lambat • Motor performance (clumsy movements dan poor coordination) • Sight (blurred vision) • Mood (agression atau depression) • Memory (loss of concentration) • Intellectual performance (logical thinking impaired)
  • 29. PENGARUH NARKOBA DI TEMPAT KERJA TERHADAP KARYAWAN / TEMAN KERJA / KELUARGA : • Pergantian cepat karyawan (fast turnover) • Merusak potensi SDM • Merusak hubungan antar karyawan dan perusahaan • Merusak hubungan antar anggota keluarga.
  • 30. 1998  2 laboratorium gelap. (1 di Jawa Barat: dengan kapabilitas memproduksi 1,8 juta tablet/ bulan) 1999  4 laboratorium lagi dibongkar. 2000  1 laboratorium. 2001  1 laboratorium MDMA lagi dibongkar. 2002  1 Laboratorium gelap milik Ang Kim Soei, yang terungkap dalam penyidikan: kemampuan memproduksi lebih dari 1 juta tablet/hari. (yang terbesar di dunia menurut pakar DEA). 2003  Laboratorium rumahan: yang dibongkar di Pulau Batam. 2004  2 Laboratorium dengan kemampuan produksi 10.000 tablet/hari di Jakarta. 2006 Polri mengungkap penyelundupan shabu sebesar 966 kg melalui perusahaan di Kab. Tangerang umumnya merupakan tempat kerja ( perusahaan, pabrik, ruko, gudang )
  • 31. TKP PABRIK EKSTASI KREO BATAS TANGERANG TAHUN 1998 Sumber : MABES POLRI
  • 32.
  • 33. ADVOKASI Terhadap Para pengusaha, Pimpinan perusahaan, pimpinan SP/SB agar mendukung setiap upaya P4GN PENYULUHAN Terhadap seluruh lapisan pekerja agar merubah sikap Menolak narkoba PELATIHAN Terhadap para fasilitator Penyuluh Pencegahan Bahaya Narkoba di Tempat kerja. PROGRAM/KEGIATAN BERBASIS KELUARGA Individu Ang.Klg & Orang Tua BERBASIS SEKOLAH Guru, Murid, dan Teman Sebaya BERBASIS TEMPAT KERJA Pimpinan, Karyawan & Klg nya BERBASIS INSTITUSI Penentu kebijakan dan bawahan BERBASIS ORGANISASI Pemuka masyarakat, TOMA BERBASIS GIAT MASYARAKAT Pemuda, Klp.Remaja & Masy.Umum BERBASIS MEDIA MASA Cetak, Elektronik dgn pemberitaan yang lurus, jelas dan mendidik PENDEKATAN PENDEKATAN & PROGRAM PENCEGAHAN PRO DUK TIVI TAS
  • 34. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER. 11/MEN/ VI/2005 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA DI TEMPAT KERJA
  • 35. Pasal 2 • Pengusaha wajib melakukan upaya aktif pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja. • Upaya aktif adalah : – penetapan kebijakan; – penyusunan dan pelaksanaan program. • Melibatkan: – pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, – pihak ketiga atau ahli di bidang narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Ketentuan umum
  • 36. Pasal 3 • Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya ditempat kerja, pengusaha, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dapat berkonsultasi dengan instansi pemerintah yang terkait*. *BNN, BNP. BNK, Pusat T& R dll.
  • 37. Pasal 4 • Proses penetapan kebijakan sebagaimana harus melalui konsultasi antara pengusaha dengan pekerja/buruh dan atau serikat pekerja/serikat buruh. • Kebijakan tertulis harus dinyatakan secara tertulis dan sekurang-kurangnya memuat : – komitmen pengusaha dalam upaya pencegahan dan penanggulangan; – komitmen pembentukan unit yang menangani program pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja. • unit dapat merupakan unit tersendiri atau terintegrasi dengan panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) atau pelayanan kesehatan kerja. • kebijakan harus diberlakukan tanpa diskriminasi.
  • 38. PROGRAM Pasal 5 • Pelaksanaan program dilaksanakan dengan cara : – mengkomunikasikan kebijakan dan program kepada semua pekerja/buruh; – melaksanakan program penyuluhan, pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kesadaran pekerja/buruh; – mengembangkan program bantuan konsultasi bagi pekerja/buruh; – melaksanakan evaluasi kebijakan dan program secara berkala. • Pelaksanaan program harus terintegrasi dalam program keselamatan dan kesehatan kerja.
  • 39. Pelaksanaan Tes ( Pasal 6 ) • Pengusaha dapat meminta tes narkoba pada pekerja/buruh yang diduga menyalahgunakan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya dengan biaya ditanggung oleh perusahaan. • Pelaksanaan tes harus dilakukan oleh sarana kesehatan atau laboratorium yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Hasil tes harus dijaga kerahasiaannya seperti halnya yang berlaku bagi data rekam medis lainnya. • Berdasarkan hasil tes, dokter yang telah mendapatkan pelatihan di bidang narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya dapat menetapkan apakah pekerja/ buruh harus mengikuti perawatan dan atau rehabilitasi.
  • 40. Terapi dan rehabilitasi Pasal 7 • Ketentuan mengenai pekerja/ buruh yang membutuhkan perawatan dan atau rehabilitasi akibat penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. • Pengusaha dapat menjatuhkan tindakan disiplin pada pekerja/buruh dalam hal pekerja/buruh tidak bersedia untuk mengikuti program pencegahan, penanggulangan, perawatan dan atau rehabilitasi akibat penyalahgunaan narkotika, psikotropika atau zat adiktif lainnya.
  • 41. Peran Pengawas Ketenagakerjaan Dalam P4GN Di Tempat Kerja. • Merupakan bagian dari pelaksanaan fungsi pengawasan • Berperan melalui : – Pembinaan dan pengawasan – Pemberdayaan kelembagaan dan SDM K3 dalam mendukung program, – Mengkoordinasikan peran APINDO dan SP/SB dan melakukan advokasi kepada pengusaha/pengurus dalam rangka penerapan Kepmenakertrans No. Per. 11/ MEN/VI/2005. – Melakukan kerja sama lintas sektor khususnya dalam pembinaan, monitoring dan evaluasi
  • 42. POLA PENGAWASAN • Pola pengawasan penerapan persyaratan program P4GN di tempat kerja, yang terkait dengan persyaratan Upaya aktif P4GN di tempat kerja, yang meliputi : – Penetapan kebijakan – Penyusunan dan pelaksanaan program • Memeriksa dan menilai terhadap dokumen penerapan persyaratan program P4GN di tempat kerja • Koreksi atau rekomendasi temuan pelanggaran. • Hasil pemeriksaan dicatat dan dianalisis