SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Membaca DIKRESI dalam UU 30 tahun 2014
Untuk Tidak Patuh Pasal 100 PP 43/2014
Yang Tertulis dalam Uandang Undang
Ada semangat menyelesaikan permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengaturan
mengenai administrasi pemerintahan diharapkan dapat menjadi solusi dalam memberikan
pelindungan hukum, baik bagi warga masyarakat maupun pejabat pemerintahan ( meningmbang
huruf b. )
Diskresi adalah Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Pejabat
Pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam hal peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur,
tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan. ( pasal 1 angka 9 )
Pejabat Pemerintahan memiliki hak untuk menggunakan Kewenangan dalam mengambil Keputusan
dan/atau Tindakan salah satunya adalah menggunakan Diskresi sesuai dengan tujuannya. (pasal 6)
Ketiadaan atau ketidakjelasan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, tidak menghalangi Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang berwenang untuk
menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan sepanjang memberikan
kemanfaatan umum dan sesuai dengan AUPB. Dimana AUPB yang dimaksud dalam Undang-Undang
ini meliputi asas: kepastian hukum; kemanfaatan; ketidakberpihakan; kecermatan; tidak
menyalahgunakan kewenangan; keterbukaan; kepentingan umum; dan pelayanan yang baik. ( pasal
8 & 10 )
Diskresi hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan yang berwenang. Setiap penggunaan
Diskresi Pejabat Pemerintahan bertujuan untuk: melancarkan penyelenggaraan pemerintahan;
mengisi kekosongan hukum; memberikan kepastian hukum; dan mengatasi stagnasi pemerintahan
dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan dan kepentingan umum. ( pasal 22 )
Diskresi Pejabat Pemerintahan meliputi antara lain : pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang memberikan suatu pilihan Keputusan
dan/atau Tindakan; pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena peraturan perundang-
undangan tidak mengatur; pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena peraturan
perundang-undangan tidak lengkap atau tidak jelas; dan pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan
karena adanya stagnasi pemerintahan guna kepentingan yang lebih luas ( Pasal 23 )
Pejabat Pemerintahan yang menggunakan Diskresi harus memenuhi syarat:. sesuai dengan tujuan
Diskresi; tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; sesuai dengan
AUPB; berdasarkan alasan-alasan yang objektif; tidak menimbulkan Konflik Kepentingan; dan
dilakukan dengan iktikad baik. (pasal 24 )
Penggunaan Diskresi yang berpotensi mengubah alokasi anggaran wajib memperoleh persetujuan
dari Atasan Pejabat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ( pasal 25 )
Pejabat yang menggunakan Diskresi wajib menguraikan maksud, tujuan, substansi, serta dampak
administrasi dan keuangan. Pejabat yang menggunakan Diskresi wajib menyampaikan permohonan
persetujuan secara tertulis kepada Atasan Pejabat. Dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah berkas
permohonan diterima, Atasan Pejabat menetapkan persetujuan, petunjuk perbaikan, atau
penolakan. Apabila Atasan Pejabat melakukan penolakan, Atasan Pejabat tersebut harus
memberikan alasan penolakan secara tertulis. ( Pasal 26 )
Apa itu Diskresi ?
Untuk memudahkan memahami diskresi, maka mari kita melihat contoh yang sederhana
penggunaan Diskresi oleh Pemilik kewenangan. Contoh sederhana diskresi itu adalah ketika di
sebuah perempatan, kondisi jalanan macet, arus dari arah A terlalu padat sementara arah sebaliknya
(arus B) lengang, maka Polisi memberi instruksi kepada pengendara dari arus A untuk terus berjalan
walaupun lampu lalu lintas berwarna merah (melanggar aturan), ini adalah contoh diskresi.
Menurut Pakar hukum Administrasi Negara UI, Prof. Benyamin Hossein mendefinikan “Diskresi,
adalah kebebasan Pejabat dalam mengambil keputusan menurut pertimbangannya sendiri”.
Menurut DR.T.Gayus Lumbuun,SH., MH., “Diskresi adalah, kebijakan dari pejabat negara dari pusat
sampai daerah yang intinya membolehkan pejabat publik melakukan sebuah kebijakan yang
melanggar dengan UU, dengan tiga syarat. Yakni, demi kepentingan umum, masih dalam batas
wilayah kewenangannya, dan tidak melanggar Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik”
Mencoba Mengurai “menunda pelaksanaan Pasal 100 PP 43 tahun 2014”
Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan: paling sedikit 70%
(tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari
jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk: (1.) penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa
dan perangkat Desa; (2.) operasional Pemerintah Desa; (3.) tunjangan dan operasional Badan
Permusyawaratan Desa; dan (4.) insentif rukun tetangga dan rukun warga.
Penghasilan Tetap
Mari kita lihat penghasilan tetap Kepala desa Perangkat Desa dalam UU no 6 tahun 2014 disebutkan
dalam pasal Pasal 66 ayat (1) Kepala Desa dan perangkat Desa memperoleh penghasilan tetap setiap
bulan, ayat (2) Penghasilan tetap Kepala Desa dan perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bersumber dari dana perimbangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diterima oleh Kabupaten/Kota dan ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota, an ayat (3) Selain penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala
Desa dan perangkat Desa menerima tunjangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa. Ini mengandung maksud PENGHASILAN TETAP pemerintahd esa bersumber dari
dana perimbangan dalam APBN yang diterima kabupaten. ( Dana perimbangan adalah DAU, DAK
dan DBH, tang artinya bukan dari ADD : lihat uu 33 tahun 2004)
Yang terjadi dalam PP 43 tahun 2014 pasal 66 disebut Penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat
Desa dianggarkan dalam APB Desa yang bersumber dari ADD. ( jelas beda antara ADD dan dana
Perimbangan Daerah ). Ini berarti adanya ketidakjelasan peraturan perundang-undangan
Disebutkan juga Bupati/walikota menetapkan besaran penghasilan tetap. Mari kita lihat makna kata
Besaran, besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka
dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan
sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu (1) dapat diukur atau dihitung, (2) dapat
dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai dan (3) mempunyai satuan. (Mengandung
arti Bupati harus menetapkan angka nominal karena BESARAN PENGHASILAN ).
30% Belanja Pegawai dan Insentif
Dalam penjelasan PP 43 disebutkan Dana Desa yang bersumber dari APBN diatur dalam peraturan
pemerintah tersendiri, tetapi implementasi peraturan pemerintah tersebut merupakan satu
kesatuan dengan Peraturan Pemerintah ini. ( mengadung arti adanya pemahaman Dana Desa APBN
telah dipenuhi dengan diatur dalam PP tersendiri ( pp 60 / 2014 )dan menjadi satu kesatuan
dalam pemahaman penyusunan PP 43)
Melihat kenyataan Dana Desa bersumber dari APBN belum terpenuhi seperti amanat UU Desa, dam
melaihat pada kenyataan APBDes beberapa desa sangat kecil dan lebih banyak ditopang oleh ADD
dan bantuan lain dan harapan DD APBN, maka pemenuhan komposisi maksimal 30% APBDes untuk
belanja pegawai dan insentif sangat sulit dilaksanakan. Bahkan berakibat pada Penurunan
Kesejahteraan Aparat Desa yang jelas ini berakibat pada potensi adanya stagnasi pemerintahan
Diskresi “Penundaan Pelaksanaan PP 100 PP 43 / 2014 )
Melihat pada beberapa hal tersebut diatas maka untuk melancarkan penyelenggaraan
pemerintahan; memberikan kepastian hukum; dan mengatasi stagnasi pemerintahan dalam
keadaan tertentu guna kemanfaatan dan kepentingan umum, maka layak pejabat ( Bupati ) dapat
melakukan langkah tindakan mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan
pemerintahan ( Diskresi ) dalam rangka memberi solusi pelindungan hukum bagi pejabat
pemerintahan ( pemerintah Desa ).
Mungkin ini sekedar pemebenaran, silahkan diberikan koreksi...
@suryokoco, 14 Januari 2015

More Related Content

What's hot

Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Winarto Winartoap
 
Perpres nomor 64 tahun 2020
Perpres nomor 64 tahun 2020Perpres nomor 64 tahun 2020
Perpres nomor 64 tahun 2020adminrepublikaid
 
Permendagri no. 13 vs 59
Permendagri no. 13 vs 59Permendagri no. 13 vs 59
Permendagri no. 13 vs 59Muly Agan
 
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsPp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsiskandar ridwan
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...Kota Serang
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanWinarto Winartoap
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniWinarto Winartoap
 
Perpres nomor 83_tahun_2021
Perpres nomor 83_tahun_2021Perpres nomor 83_tahun_2021
Perpres nomor 83_tahun_2021CIkumparan
 
2013 Perubahan kades print
2013 Perubahan kades print2013 Perubahan kades print
2013 Perubahan kades printPA_Klaten
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Ade Suerani
 
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1Peri Yudisianto
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...Kota Serang
 
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriPp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriWinarto Winartoap
 
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibahNo. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibahkabupaten_pakpakbharat
 

What's hot (20)

Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
 
Perpres nomor 64 tahun 2020
Perpres nomor 64 tahun 2020Perpres nomor 64 tahun 2020
Perpres nomor 64 tahun 2020
 
Permendagri no. 13 vs 59
Permendagri no. 13 vs 59Permendagri no. 13 vs 59
Permendagri no. 13 vs 59
 
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsPp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
 
Perpres nomor 83_tahun_2021
Perpres nomor 83_tahun_2021Perpres nomor 83_tahun_2021
Perpres nomor 83_tahun_2021
 
Hibah dan bansos
Hibah dan bansosHibah dan bansos
Hibah dan bansos
 
2013 Perubahan kades print
2013 Perubahan kades print2013 Perubahan kades print
2013 Perubahan kades print
 
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
 
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
Permendagri nomor 39 tahun 2012 138 1
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
 
Menelaah UUD pasal 17 sampai 22
Menelaah UUD pasal 17 sampai 22Menelaah UUD pasal 17 sampai 22
Menelaah UUD pasal 17 sampai 22
 
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriPp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
 
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibahNo. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
 
Uu no 2_2011
Uu no 2_2011Uu no 2_2011
Uu no 2_2011
 
Hibah Bansos
Hibah BansosHibah Bansos
Hibah Bansos
 
Bantuan Hukum
Bantuan HukumBantuan Hukum
Bantuan Hukum
 

Similar to Membaca Diskresi untuk Ingkar pasal 100 PP 43/2014

FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009Ade Suerani
 
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaRestatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaAhsanul Minan
 
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANOTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
 
Paparan Permendagri 79 tahun 2018 tentang BLUD.pdf
Paparan Permendagri 79 tahun 2018 tentang BLUD.pdfPaparan Permendagri 79 tahun 2018 tentang BLUD.pdf
Paparan Permendagri 79 tahun 2018 tentang BLUD.pdfatengwahyudi
 
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi PemerintahanUndang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi PemerintahanDeky Lioman
 
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014santoni toni
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanYudhi Aldriand
 
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas PembantuanPeraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas PembantuanPenataan Ruang
 
PEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxPEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxReisdro
 
Saling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESASaling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESAsuryokoco suryoputro
 
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintahAaz M Hafidz Azis
 
Seminar keuangan daerah
Seminar keuangan daerahSeminar keuangan daerah
Seminar keuangan daerahrakhmadise
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Penataan Ruang
 
Teknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludTeknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludapotek agam farma
 
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfPERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfTutiOctarini1
 
BENGKAYANG PERUMDA .pptx
BENGKAYANG PERUMDA .pptxBENGKAYANG PERUMDA .pptx
BENGKAYANG PERUMDA .pptxbandi2340
 
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015ahmadsupantar2
 
1958585
19585851958585
1958585dddin
 

Similar to Membaca Diskresi untuk Ingkar pasal 100 PP 43/2014 (20)

FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
 
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaRestatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
 
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANOTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
 
Paparan Permendagri 79 tahun 2018 tentang BLUD.pdf
Paparan Permendagri 79 tahun 2018 tentang BLUD.pdfPaparan Permendagri 79 tahun 2018 tentang BLUD.pdf
Paparan Permendagri 79 tahun 2018 tentang BLUD.pdf
 
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi PemerintahanUndang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
Undang Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
 
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 2014
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
 
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas PembantuanPeraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
 
PEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxPEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptx
 
Saling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESASaling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESA
 
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
 
Uu no 30_2014
Uu no 30_2014Uu no 30_2014
Uu no 30_2014
 
Uu no 30_2014
Uu no 30_2014Uu no 30_2014
Uu no 30_2014
 
Seminar keuangan daerah
Seminar keuangan daerahSeminar keuangan daerah
Seminar keuangan daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
 
Teknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludTeknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud blud
 
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfPERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
 
BENGKAYANG PERUMDA .pptx
BENGKAYANG PERUMDA .pptxBENGKAYANG PERUMDA .pptx
BENGKAYANG PERUMDA .pptx
 
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
Doddy setiadi pedoman asistensi akuntansi dana desa agustus 2015
 
1958585
19585851958585
1958585
 

More from suryokoco suryoputro

More from suryokoco suryoputro (16)

Optimalisasi Media Sosial
Optimalisasi Media SosialOptimalisasi Media Sosial
Optimalisasi Media Sosial
 
Smartphone Foto & Video Production
Smartphone Foto & Video ProductionSmartphone Foto & Video Production
Smartphone Foto & Video Production
 
Self Promo Production
Self Promo ProductionSelf Promo Production
Self Promo Production
 
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan DesaPeran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
 
Kesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEAKesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEA
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
 
Seputar Media Center
Seputar Media CenterSeputar Media Center
Seputar Media Center
 
PP no 43 tahun 2014 desa
PP no 43 tahun 2014 desaPP no 43 tahun 2014 desa
PP no 43 tahun 2014 desa
 
Pp 47 tahun 2015 tentang desa
Pp 47 tahun 2015 tentang desaPp 47 tahun 2015 tentang desa
Pp 47 tahun 2015 tentang desa
 
Surat terbuka tentang uu desa
Surat terbuka tentang uu desaSurat terbuka tentang uu desa
Surat terbuka tentang uu desa
 
Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa
Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa
Mengurai Janji Pemerintah untuk Desa
 
Prosesi Pembahagiaan Investor
Prosesi Pembahagiaan InvestorProsesi Pembahagiaan Investor
Prosesi Pembahagiaan Investor
 
Bedah Gagasan Jokowi JK
Bedah Gagasan Jokowi JKBedah Gagasan Jokowi JK
Bedah Gagasan Jokowi JK
 
Peraturan dan Masalah PKL
Peraturan dan Masalah PKLPeraturan dan Masalah PKL
Peraturan dan Masalah PKL
 
RPP tentang Dana Desa Bersumber dari APBN
RPP tentang Dana Desa Bersumber dari APBNRPP tentang Dana Desa Bersumber dari APBN
RPP tentang Dana Desa Bersumber dari APBN
 
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah DesaPemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
 

Recently uploaded

interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 

Recently uploaded (10)

interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 

Membaca Diskresi untuk Ingkar pasal 100 PP 43/2014

  • 1. Membaca DIKRESI dalam UU 30 tahun 2014 Untuk Tidak Patuh Pasal 100 PP 43/2014 Yang Tertulis dalam Uandang Undang Ada semangat menyelesaikan permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengaturan mengenai administrasi pemerintahan diharapkan dapat menjadi solusi dalam memberikan pelindungan hukum, baik bagi warga masyarakat maupun pejabat pemerintahan ( meningmbang huruf b. ) Diskresi adalah Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan. ( pasal 1 angka 9 ) Pejabat Pemerintahan memiliki hak untuk menggunakan Kewenangan dalam mengambil Keputusan dan/atau Tindakan salah satunya adalah menggunakan Diskresi sesuai dengan tujuannya. (pasal 6) Ketiadaan atau ketidakjelasan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, tidak menghalangi Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang berwenang untuk menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan sepanjang memberikan kemanfaatan umum dan sesuai dengan AUPB. Dimana AUPB yang dimaksud dalam Undang-Undang ini meliputi asas: kepastian hukum; kemanfaatan; ketidakberpihakan; kecermatan; tidak menyalahgunakan kewenangan; keterbukaan; kepentingan umum; dan pelayanan yang baik. ( pasal 8 & 10 ) Diskresi hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan yang berwenang. Setiap penggunaan Diskresi Pejabat Pemerintahan bertujuan untuk: melancarkan penyelenggaraan pemerintahan; mengisi kekosongan hukum; memberikan kepastian hukum; dan mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan dan kepentingan umum. ( pasal 22 ) Diskresi Pejabat Pemerintahan meliputi antara lain : pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang memberikan suatu pilihan Keputusan dan/atau Tindakan; pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena peraturan perundang- undangan tidak mengatur; pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena peraturan perundang-undangan tidak lengkap atau tidak jelas; dan pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena adanya stagnasi pemerintahan guna kepentingan yang lebih luas ( Pasal 23 ) Pejabat Pemerintahan yang menggunakan Diskresi harus memenuhi syarat:. sesuai dengan tujuan Diskresi; tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; sesuai dengan AUPB; berdasarkan alasan-alasan yang objektif; tidak menimbulkan Konflik Kepentingan; dan dilakukan dengan iktikad baik. (pasal 24 )
  • 2. Penggunaan Diskresi yang berpotensi mengubah alokasi anggaran wajib memperoleh persetujuan dari Atasan Pejabat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ( pasal 25 ) Pejabat yang menggunakan Diskresi wajib menguraikan maksud, tujuan, substansi, serta dampak administrasi dan keuangan. Pejabat yang menggunakan Diskresi wajib menyampaikan permohonan persetujuan secara tertulis kepada Atasan Pejabat. Dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah berkas permohonan diterima, Atasan Pejabat menetapkan persetujuan, petunjuk perbaikan, atau penolakan. Apabila Atasan Pejabat melakukan penolakan, Atasan Pejabat tersebut harus memberikan alasan penolakan secara tertulis. ( Pasal 26 ) Apa itu Diskresi ? Untuk memudahkan memahami diskresi, maka mari kita melihat contoh yang sederhana penggunaan Diskresi oleh Pemilik kewenangan. Contoh sederhana diskresi itu adalah ketika di sebuah perempatan, kondisi jalanan macet, arus dari arah A terlalu padat sementara arah sebaliknya (arus B) lengang, maka Polisi memberi instruksi kepada pengendara dari arus A untuk terus berjalan walaupun lampu lalu lintas berwarna merah (melanggar aturan), ini adalah contoh diskresi. Menurut Pakar hukum Administrasi Negara UI, Prof. Benyamin Hossein mendefinikan “Diskresi, adalah kebebasan Pejabat dalam mengambil keputusan menurut pertimbangannya sendiri”. Menurut DR.T.Gayus Lumbuun,SH., MH., “Diskresi adalah, kebijakan dari pejabat negara dari pusat sampai daerah yang intinya membolehkan pejabat publik melakukan sebuah kebijakan yang melanggar dengan UU, dengan tiga syarat. Yakni, demi kepentingan umum, masih dalam batas wilayah kewenangannya, dan tidak melanggar Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik” Mencoba Mengurai “menunda pelaksanaan Pasal 100 PP 43 tahun 2014” Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan: paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk: (1.) penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa; (2.) operasional Pemerintah Desa; (3.) tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan (4.) insentif rukun tetangga dan rukun warga. Penghasilan Tetap Mari kita lihat penghasilan tetap Kepala desa Perangkat Desa dalam UU no 6 tahun 2014 disebutkan dalam pasal Pasal 66 ayat (1) Kepala Desa dan perangkat Desa memperoleh penghasilan tetap setiap bulan, ayat (2) Penghasilan tetap Kepala Desa dan perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari dana perimbangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diterima oleh Kabupaten/Kota dan ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
  • 3. Kabupaten/Kota, an ayat (3) Selain penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan perangkat Desa menerima tunjangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Ini mengandung maksud PENGHASILAN TETAP pemerintahd esa bersumber dari dana perimbangan dalam APBN yang diterima kabupaten. ( Dana perimbangan adalah DAU, DAK dan DBH, tang artinya bukan dari ADD : lihat uu 33 tahun 2004) Yang terjadi dalam PP 43 tahun 2014 pasal 66 disebut Penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa dianggarkan dalam APB Desa yang bersumber dari ADD. ( jelas beda antara ADD dan dana Perimbangan Daerah ). Ini berarti adanya ketidakjelasan peraturan perundang-undangan Disebutkan juga Bupati/walikota menetapkan besaran penghasilan tetap. Mari kita lihat makna kata Besaran, besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu (1) dapat diukur atau dihitung, (2) dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai dan (3) mempunyai satuan. (Mengandung arti Bupati harus menetapkan angka nominal karena BESARAN PENGHASILAN ). 30% Belanja Pegawai dan Insentif Dalam penjelasan PP 43 disebutkan Dana Desa yang bersumber dari APBN diatur dalam peraturan pemerintah tersendiri, tetapi implementasi peraturan pemerintah tersebut merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Pemerintah ini. ( mengadung arti adanya pemahaman Dana Desa APBN telah dipenuhi dengan diatur dalam PP tersendiri ( pp 60 / 2014 )dan menjadi satu kesatuan dalam pemahaman penyusunan PP 43) Melihat kenyataan Dana Desa bersumber dari APBN belum terpenuhi seperti amanat UU Desa, dam melaihat pada kenyataan APBDes beberapa desa sangat kecil dan lebih banyak ditopang oleh ADD dan bantuan lain dan harapan DD APBN, maka pemenuhan komposisi maksimal 30% APBDes untuk belanja pegawai dan insentif sangat sulit dilaksanakan. Bahkan berakibat pada Penurunan Kesejahteraan Aparat Desa yang jelas ini berakibat pada potensi adanya stagnasi pemerintahan Diskresi “Penundaan Pelaksanaan PP 100 PP 43 / 2014 ) Melihat pada beberapa hal tersebut diatas maka untuk melancarkan penyelenggaraan pemerintahan; memberikan kepastian hukum; dan mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan dan kepentingan umum, maka layak pejabat ( Bupati ) dapat melakukan langkah tindakan mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan ( Diskresi ) dalam rangka memberi solusi pelindungan hukum bagi pejabat pemerintahan ( pemerintah Desa ). Mungkin ini sekedar pemebenaran, silahkan diberikan koreksi... @suryokoco, 14 Januari 2015