Dokumen tersebut merupakan ringkasan skripsi yang mengevaluasi kinerja penyuluh pertanian lapangan dalam melaksanakan tugas penyuluhan pertanian di Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja penyuluh melalui penilaian kemampuan teknis, konseptual, dan interpersonal dengan mengambil delapan orang penyuluh sebagai responden. Hasilnya menunjukkan bahwa kiner
1. EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
DALAM PELAKSANAAN TUGAS PENYULUHAN
PERTANIAN
DI KECAMATAN VII KOTO
KABUPATEN TEBO
DIBAWAH BIMBINGAN :
PEMBIMBING I : Dr. Ir. SUPRIYONO. MP
PEMBIMBING II : ISYATURRIYADHAH, SP., M.Sc
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2016
SKRIPSI
OLEH :
BUSRA HADI PUTRA
NPM. 121016154201026
2. Latar Belakang
Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan
terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan
mengamati sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan,
perilaku dan hasil termasuk tingkat kehadiran. Dalam menilai
kinerja dibutuhkan proses evaluasi sebagai indikator
keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Harrby
dan Parwell (1987) dalam Mardikanto (1996), evaluasi adalah
suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu
objek, keadaan, peristiwa atau kegiatan tertentu yang diamati
sehingga pada akhirnya digunakan sebagai pergantian atau
persamaan karena pada dasarnya dapat digunakan untuk
pergantian atau persamaan karena pada dasarnya mempunyai
maksud yang sama.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertari untuk
melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja
Penyuluh Pertanian Lapanagan Dalam Melaksanakan
Tugas Penyuluhan Pertanian Di Kecamatan VII Koto
Kabupaten Tebo”.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di
rumuskan masalah dalam penelitian yaitu bagaimana
kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan dalam
melaksanakan tugas penyuluhan pertanian di
Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan dalam melaksanakan
tugas penyuluhan pertanian di Kecamatan VII Koto
Kabupaten Tebo
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dharapkan berguna sebagai
sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan khususnya pada pelaksanaan
penelitian lanjutan atau penelitian sejenis dimasa
4. Kerangka Pemikiran
Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian berperan sebagai
jembatan yang menghubungkan sumber informasi dengan petani. Agar jembatan ini
dapat berperan dengan baik, maka jembatan ini harus kokoh. Kegiatan penyuluhan
adalah untuk memperbaiki teknis budidaya maupun penganekaragaman komoditi
yang dibudidayakan. Dari perbaikan usahatani dan perbaikan tata niaga komoditi
yang dibudidayakan akan dapat diperoleh peningkatan pendapatan yang akan
memperbaiki tingkat kehidupan petani.
Pelaksanaan dari tugas PPL yang telah dilakukan harus dievaluasi untuk
melihat apakah PPL tersebut masih efektif atau tidak sehingga dapat
diketahui berhasil atau tidaknya kinerja para PPL. Evaluasi menuntut suatu
analisis yang sistematis, adapun tujuan yang diharapkan dari evaluasi
adalah menilai efisien tata cara pelaksanaan proyek dan mutu prestasi
management dan menentukan pengaruh dan dampak dari penempatan dan
pelaksanaan PPL.
Evaluasi juga diperlukan untuk menentukan apakah kinerja penyuluhan
pertanian berhasil atau tidak berhasil dalam pelaksanaannya. Dalam
pelaksanaan proyek maupun mutu manajemen maka seorang manejer atau
penyuluh lapangan harus memiliki keterampilan atau kemampuan,
kemampuan tersebut adalah berupa kemampuan teknis, kemampuan
konseptual maupun kemampun interpesonal penyuluh. Jika kinerja penyuluh
yang dievaluasi sesuai dengan kriteria yang ditentukan maka diharapkan
usahatani yang dibudidayakan oleh petani dapat diperbaiki
5. HIPOTESIS
Diduga kinerja penyuluh pertanian
lapangan (PPL) Tanaman Pangan
Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo
baik dalam melaksanakan tugasnya
sebagai penyuluhan Tanaman Pangan
di Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo.
6. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan VII
Koto Kabupaten Tebo. Lokasi penelitian ditentukan
secara sengaja (purposive), dengan alasan bahwa di
Kecamatan VII Koto terdapat satu unit Balai Penyuluhan
Pertanian yang berfungsi sebagai tempat perencanaan,
pelaksanaan, pengorganisasian, pengembangan dan
pengevaluasian program penyuluhan pertanian dan
merupakan satu-satunya pelaksana program upaya
khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung
dan Kedelai (Pajale) di wilayah Kabupaten Tebo dan
Kecamatan VII koto merupakan kecamatan yang
memiliki Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tanaman
pangan dan pajale yang aktif melaksanakan tugas
penyuluhan tanaman pangan dan pajale di Balai
Penyuluhan Pertanian.
Penelitian dilaksanakan tanggal 15 Januari
7. Jenis Dan Sumber Data
Dalam penelitian ini dibutuhkan dua jenis data yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh mealaui wawancara
dengan responden yang dipandu dengan kuesioner yang telah disiapkan. Data
sekunder diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan VII Koto, dan
sumber informasi serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari dua varibel yaitu :
1. Variabel Penunjang meliputi identitas penyuluh sampel berupa umur,
tingkat pendidikan, pengalaman menyuluh, status penyuluh dan jumlah
tanggungan keluarga.
2. Variabel utama meliputi :
a) Kemampuan teknis yang terdiri dari pengetahuan tentang teknik budidaya
tanaman pangan, frekuensi penyuluhan, pencapaian target produksi tanaman
pangan, penguasaan media penyuluhan dan kualitas tanaman pangan.
b) Kemapuan konseptual yang terdiri dari kemampuan memecahkan masalah
dan pemahaman dalam pelaksanaan tugas penyuluhan tanaman pangan.
c) Kemampuan interpersonal yang terdiri dari kemampuan bekerjasama dengan
penyuluh lain, kemampuan memotivasi petani dan hubungan dengan atasan.
8. Metode Penentuan Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang
bertugas dalam penyuluhan tanaman
pangan di Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan VII Koto. Teknik pengambilan
Responden dengan menggunakan
metode sensus yaitu mengambil
keseluruhan anggota populasi PPL yaitu
sebanyak delapan orang PPL tanaman
pangan
9. Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh terlebih dahulu dikelompokkan ke dalam
beberapa karakteristi kinerja, kemudian ditabulasi dengan dengan
menggunakan skala likert yaitu :
Nilai 5 = Sangat tinggi, Nilai 4= Tinggi, Nilai 3= Cukup, Nilai 2= Rendah
dan Nilai 1= Sangat rendah
Selanjutnya dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut
:
Kinerja = Kemampuan Teknis + Kemampuan Konseptual +
Kemampuan Interpesonal
Kriteria Kinerja :
Istemewa = 95 – 100 Sangat Baik = 85 – 94 Baik = 60 – 84 Sedang = 50 – 90 Kurang < 50
(Notoatmodjo, 2003)
10. HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Identitas Responden
Adapun identitas responden dalam
penelitian meliputi :
1. Umur
2. Pendidikan Responden
3. Pengalaman Kerja
4. Jumlah Tanggungan Keluarga
11. 11
Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Parameter yang digunakan untuk
mengavaluasi kinerja penyuluh pertanian
lapangan dalam penelitian ini meliputi
kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan
kemampuan interpersonal
Notoadmodjo (2003) menyatakan bahwa
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
12. 12
Kemampuan Teknis
No Parameter Kemampuan Teknis Nilai
1.
Pengetahaun teknik budidaya dan cara pembersihan lahan pada tanaman pangan
4,625
2. Cara pemilihan bibit unggul dan tatacara pemupukan pada tanaman pangan 4,250
3. Cara pengendalian hama dan penyakit serta tata cara panen pada tanaman pangan
3,500
4. Frekwensi melakukan penyuluhan Tanaman pangan pada periode tahun 2015 4,125
5. Kualitas hasil produksi tanaman 2,125
Total Nilai 18,625
Rata-rata 3,725
Nilai sasaran yang dicapai :
Total Nilai
x 50 =
19
x 50 = 37,250
Nilai Maksimum 25
Tabel Rata-rata Kemampuan Teknis Responden Di Daerah Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden di daerah
penelitian secara keseluruhan mempunyai kemampuan teknis yang cukup tinggi.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kemampuan teknis penyuluh pertanian di
daerah penelitian mempunyai nilai sasaran 37,250 dengan total nilai sebanyak
18,625 dan rata-rata kemampuan teknis 3,725 sehingga dapat dikatakan bahwa
kemampuan teknis responden dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh
pertanian di daerah penelitian adalah cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Notoadmodjo (2003) bahwa skor rata-rata tiga (3) menunjukkan kinerja yang
cukup tinggi
13. 13
Kemampuan Konseptual
Tabel Rata-rata Kemampuan Konspetual Responden Di Daerah Penelitian
Tabel diatas mengindikasikan bahwa responden di daerah penelitian
memiliki kemampuan konseptual yang cukup tinggi hal ini dapat dilihat dari
nilai sasaran yang dicapai sebesar 13,25 dengan total kemampuan konspetual
sebesar 6,625 dengan rata-rata kemampuan konseptual sebesar 3,3125
No Parameter Kemampuan Konseptual Nilai
1. Kemampuan menguasai jenis media penyuluhan 3,625
2. Pencapaian target produksi Tanaman pangan setelah dilakukan penyuluhan 3,00
Total Nilai 6,625
Rata-rata 3,3125
Nilai sasaran yang dicapai :
Total Nilai
x 20 =
7
x 20 = 13,25
Nilai Maksimum 10
Tingginya kemampuan konseptual responden di daerah penelitian
disebabkan oleh responden sudah menguasai media penyuluhan sebelum
responden turun ke lapangan untuk melakukan penyuluhan kepada petani
sehingga pada saat memberikan penyuluhan lebih mudah di pahami oleh
petani tanaman pangan sehingga berdampak pada hasil usahatani tanaman
pangan yang dapat dilihat dari target produksi tanaman pangan yang
dihasilkan
14. 14
Kemampuan Interpersonal
Kemampuan interpersonal penyuluh pertanian lapangan merupakan
kemampuan penyuluh pertanian lapangan untuk bekerjasama dengan dengan
penyuluh lain, memotivasi petani serta berkonsultasi dengan atasan
Tabel Rata-rata Kemampuan Interpersonal Responden di Daerah Penelitian
No Parameter Kemampuan Interpersonal Nilai
1. Sering melakukan hubungan kerja sama dengan penyuluh yang lain dalam pelaksanaan tugas
penyuluhan tanaman pangan
3
2. Petani Tanaman pangan termotivasi setelah anda melakukan penyuluhan 4
3. Berkonsultasi masalah kerja dengan atasan 2,625
Total Nilai 9,625
3,208
Nilai sasaran yang dicapai :
Total Nilai
x 30 =
9
x 30 = 19,25
Nilai Maksimum 15
Tabel diatas menunjukkan bahwa kemampuan interpersonal responden di
tempat penelitian berada pada kriteria cukup tinggi dimana nilai sasaran
yang dicapai sebesar 19,25 dengan total kemampuan interpersonal
sebesar 9,625 dengan rata-rata 3,208 sehingga berada pada kriteria cukup
15. 15
Kinerja Penyuluh Pertanian di Kecamatan VII Koto
Kinerja = Kemampuan Teknis + Kemampuan Konseptual + Kemampuan Interpesonal
No Variabel Nilai Sasaran yang Dicapai
1 Kemampuan Teknis 37,25
2 Kemampuan Konseptual 13,25
3 Kemampuan Interpersonal 19,25
Kinerja 69,75
Tabel Kinerja Responden di Daerah Penelitian
Dari Tabel dapat dilihat bahwa kinerja responden
dalam melaksanakan tugas penyuluh pertanian di daerah
penelitian adalah bernilai 69,75 sehingga dapat dikatakan
responden didaerah penelitian memiliki kinerja yang baik
yaitu berada pada kriteria 60 – 84. Hal ini sesuai dengan
pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengemukakan bahwa
kriteria kinerja (prestasi kerja) yang dikategorikan baik adalah
memperoleh nilai antara 60-84
16. 16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Evaluasi kinerja terhadap kemampuan teknis, kemampuan konpseptual
dan kemampuan ineterpersonal penyuluh pertanian lapangan di
Kecamatan VII Koto dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh
pertanian tanaman pangan cukup tinggi yaitu dengan skor rata-rata diatas
tiga.
2. Kinerja penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan VII Koto dalam
melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh pertanian tanaman pangan
berkategori baik yaitu berada pada kriteria 60 – 84.
Saran
1. Dari hasil evaluasi kinerja yang di dapat disarankan untuk tetap mempertahankan dan terus
meningkatkan kinerjanya.
2. Disarankan kepada pemerintah untuk memperhatikan kondisi kerja (penyediaan sarana dan
prasarana yang diperlukan oleh penyuluh pertanian, pembuatan dan penyebaran media secara
rutin, peningkatan dana operasional penyuluh pertanian, pemantapan kelembagaan dan
manajemen penyuluhan) yang kondusif dan mampu memenuhi harapan, kebutuhan dan
keinginan penyuluh pertanian hal itu perlu dikembangkan secara proporsional sehingga
menggairahkan dan memberikan kepuasaan kepada penyuluh dalam pelaksanaan tugasnya.