Dokumen tersebut membahas konsep Tuhan dalam Islam dan sejarah perkembangan pemikiran manusia tentang Tuhan, dimulai dari kepercayaan animisme dan dinamisme, kemudian berkembang menjadi politeisme, honoteisme, hingga monoteisme. Juga dibahas konsep Tuhan menurut istilah dalam Al-Quran."
2. Apa itu Filsafat ?
• Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata
Sophos yang berarti ilmu atau hikmah . Dengan demikian, filsafat berarti
cinta terhadap ilmu atau hikmah.
• Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat
bukanlah hikmah itu sendiri tetapi cinta terhadap hikmah dan berusaha
mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sikap
positif terhaadapnya. Selanjutnya al-Syaibani menambahkan bahwa filsafat
dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha manautkan sebab akibat,
dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
3. Filsafat Ketuhanan
• Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan yang dengan pendikatan
akal budi, maka dipakai pendekatan yang disebut filosofis.
• Bagi yang menganut agama tertentu ( terutama agama Islam, Kristen, Yahudi),
maka akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya.
Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran manusia dengan pendekatan akal budi
tentang Tuhan.
• Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah bertujuan untuk menemukan Tuhan
secara absolut atau mutlak, namun mencari pertimbangan kemungkinan-
kemungkinan bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.
4. Siapakah itu Tuhan ?
• Perkataan ilah, yang diterjemahkan “Tuhan” dalam Al-Quran
dipakai untuk menyatakan obyek yang dibesarkan atau
dipentingkan manusia, misalnya dalam QS. Al-Jatsiiyah (45): 23,
yaitu:
“ Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Tuhannya…?”
• Dalam QS. Al-Qashash (28): 38, perkataan ilah dipakai oleh
Firaun untuk dirinya sendiri:
“ dan Fir’aun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku tidak
mengetahui tuhan bagimu selain aku.”
5. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan
• Pemikiran Barat
Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran
manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil
pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun
pengalaman batiniah, baik bersifat penelitian rasional
maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama,
dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan
adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama
kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori ini mula-
mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian
dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock
dan Javens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan
menurut teori evolusionisme adalah sebagai berikut:
6. Dinamisme
• Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah
mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam
kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut
ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh
pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan adapula
yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda
disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana
(Melanesia), tuah (Melayu), dan Syakti (India). Mana
adalah kekuatan ghaib yang tidak dapat dilihat atau
diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap
sebagai sesuatu yang misterius. Meskipun mana tidak
dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya.
7. Animisme
• Masyarakat primitif pun mempercayai adanya peran roh
dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik,
mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai
sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati.
Oleh karena itu roh deianggap sebagai sesuatu yang selalu
hidup mempunyai rasa senang, rasa senang apabila
kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar
manusia tidak terkena efek negatif dari roh-roh tersebut,
manusia harus menyediakan kebutuhan roh . Saji-sajian
yang sesuai dengan saran dukun adalah salah satu usaha
untuk memenuhi kebutuhan roh.
8. Politeisme
• Kepercayaan dinamisme dan animisme lama kelamaan
tidak memberikan kepuasan, karena terlalu banyak yang
menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang
lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan
kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada dewa
yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang
membidangi masalah air, ada yang membidangi angin dan
lain sebagainya.
9. Honoteisme
• Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap
kaum cendikiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang
diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai
kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan
manusia meningkat menjadi lebih defenitif (tertentu). Satu
bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan
tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (ilah)
bangsa lain. Kepercayaan satu tuhan untuk satu bangsa
disebut dengan honoteisme (Tuhan Tingkat Nasional).
10. Monoteisme
• Kepercayaan dalam bentuk honoteisme melangkah
menjadi monoteisme. Dalam monoteisme hanya mengakui
satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.
Bentuk Monoteisme ditinjau dari filsafat ketuhanan terbagi
dalam tiga paham, yaitu: deisme, panteisme, dan teisme.
11. Evolusionisme vs Monoteisme
• Evolusionisme dalamkepercayaan terhadap Tuhan
sebagaimana dinyatakan oleh Max Muller dan EB.Taylor
(1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang
menenkankan adanya monoteisme dalam masyarakat
primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang
berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan
orang-orang kristen.mereka mempunyai kepercayaan pada
wujud yang agung dan bersifat-sifat yang khas terhadap
Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud
lain.
12. • Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-
angsur golongan evolusionisme menjadi reda dan
sebaliknya sarjana-sarjana agama tertutama di Eropa Barat
mulai menantang evolusionisme dan emperkenalkan teori
baru untuk memahami sejarah agama. Mereka menyatakan
bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi,
tetapi dengan relevansi atau wahyu.kesimpuulan tersebut
diambil berdasarkan pada penyelidikan bermacam-macam
kepercayaan yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat
primitif. Dalam penyelidikan didapatkan bukti-bukti
bahwa asal-usul kepercayaan primitif adalah monoteisme
dan monoteisme adalah berasal dari ajaran wahyu Tuhan.
13. Konsep Tuhan menurut Istilah dalam Al-Quran
• Ilah, Tuhan (bhs Arab) obyek yang diagungkan atau
dipentingkan manusia, sehingga manusia rela dikuasainya,
bisa berarti benda baik abstrak (nafsu) maupun nyata
(manusia). Seperti surah al-Jatsiyah ayat 23:
ََيتَءَرَفَأ
َ
نَم
َ
َذَخَّتٱ
َ
هَهََٰلإ
َ
هَٰى َوَه
Artinya: “maka pernahkah kamu melihat orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan…?
Surah al-Qashas ayat 38, perkataan ilah dipakai Fira’un untuk
menuhankan dirinya:
ََلاَق َو
َ
ونَعرف
اَهُّيَأََٰي
ََ
لَمٱل
اَم
ملَع
َ
ت
مكَل
نم
َ
هََٰلإ
يَيرغ
Artinya: Dan berkata Fir´aun: "Hai pembesar kaumku, aku
tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.
14. • Pengembaraan spiritual nabi Ibrahim dalam mencari tuhan dan
berakhir pada keyakinan yang murni dan tulus atau hanif, yaitu
ketundukan kepada Allah sebagai satu satunya zat yang diimani,
yang disembah dan tempat segala-galanya bergantung semua
urusan. Dikisahan dalam surah al-An’am ayat 75-79:
ََكلَذَك َو
يرن
َ
َيماهَْربإ
ََوتكَلَم
َ
ات َاوَمَّسال
َ
ض ْرَ ْ
اْل َو
ََونكَيل َو
ََنم
َ
ْال
ََيننوقم
(
75
)
اَّمَلَف
ََّنَج
َ
ْهيَلَع
َ
ْليَّالل
ىَأ َر
َ
بَك ْوَك
ا
ََلاَق
اَذَه
يب َر
اَّمَلَف
ََلَفَأ
ََلاَق
ََ
ل
َُّبحأ
ََينلف ْ
اْل
(
76
)
اَّمَلَف
ىَأَر
ََرَمَقْال
اغازَب
ََلاَق
اَذَه
ََر
يب
اَّمَلَف
ََلَفَأ
ََلاَق
َ
َل
َْنئ
َْمَل
يندْهَي
يب َر
َََّننوكَ َ
ْل
ََنم
َ
م ْوَقْال
ََينالَّضال
(
77
)
اَّمَلَف
ىَأَر
ََ
سْمَّشال
َ
ازَب
َ
َةغ
ََلاَق
اَذَه
َ
ب َر
ي
اَذَه
َ
رَبْكَأ
اَّمَلَف
َْتَلَفَأ
ََلاَق
َ
م ْوَقاَي
َ
نإ
ي
َ
يءرَب
اَّمم
ََونكرْشت
(
78
)
ينإ
َ
تْهَّج َو
ََيهْج َو
يذَّلل
ََرَطَف
َ
ات َاوَمَّسال
ََ
ض ْرَ ْ
اْل َو
ََح
اًين
اَم َو
َانَأ
ََنم
َ
كرْشمْال
ََين
(
79
)
Artinya:75. Dan Demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-
tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami
memperlihatkannya) agar Dia Termasuk orang yang yakin. 76. Ketika
malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata:
"Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata:
"Saya tidak suka kepada yang tenggelam.“ 77. Kemudian tatkala Dia
melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan
itu terbenam, Dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat.“ 78.
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah
Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia
berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang
kamu persekutukan.
15. Siapa Tuhan yang benar menurut Al-Quran
• Qs. Thaha ayat 14:
ينَّنإ
َانَأ
ََّ
ّللا
ََ
ل
َ
َهَلإ
ََّ
لإ
َانَأ
َ
نْدْبعاَف
ي
َ
مقَأ َو
َ
َة َ
َلَّصال
يرْكذل
(
14
)
Artinnya: sesungguhnya Akulah Allah tidak ada ilah
melainkan Allah. Oleh karena itu sembahnya aku dan
dirikannkah shakat untuk menghiburnya.
• Tauhid adalah Ajaran Islam yang menjelaskan bahwa Allah
satu satunya tempat bergantung semua kehidupan,
(manusia, jin, malaikat<, zat, pertikel, benda- benda) semua
ciptaan Allah baik yang makro, maupum Mikro, yang ghaib
mempunyai nyata, yang hidup maupun yang mati pat
bergantung ke pada Allah. Dia lah tempat bermula dan
kembali.
• Perkataan Allah nama Tuhan yang sesungguhnya
disebutkan dalam Al-Quran sebanyak 2500 kali.
16. Siapa Tuhan yang benar menurut Al-Quran
• Qs. Thaha ayat 14:
ينَّنإ
َانَأ
ََّ
ّللا
ََ
ل
َ
َهَلإ
ََّ
لإ
َانَأ
َ
نْدْبعاَف
ي
َ
مقَأ َو
َ
َة َ
َلَّصال
يرْكذل
(
14
)
Artinnya: sesungguhnya Akulah Allah tidak ada ilah
melainkan Allah. Oleh karena itu sembahnya aku dan
dirikannkah shakat untuk menghiburnya.
• Tauhid adalah Ajaran Islam yang menjelaskan bahwa Allah
satu satunya tempat bergantung semua kehidupan,
(manusia, jin, malaikat<, zat, pertikel, benda- benda) semua
ciptaan Allah baik yang makro, maupum Mikro, yang ghaib
mempunyai nyata, yang hidup maupun yang mati pat
bergantung ke pada Allah. Dia lah tempat bermula dan
kembali.
• Perkataan Allah nama Tuhan yang sesungguhnya
disebutkan dalam Al-Quran sebanyak 2500 kali.
17. Pembuktian wujud Tuhan
•
َ
وحَُّالرلَقوحَُّالرنَعَََكنولَأْسَي َو
َ
وتاَأَم َيَوب ََررْمَأَْنم
ََنَمْميت
َيَللَقَ َّ
لَإمْلعْال
(
85
)
• Artinnya: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) katakanlah:
Ruh itu urusan Tuhanku, dan semua tidak diberikan pengetahuan
( darinya melainkan sedikit) Q.S al-Isra’ : 85.
• Karna Keterbatasan Ilmu manusia, maka Allah melarang
memikirkn zatNya, tetapi justu Allah menyuruh memikirkan
ciptaanNya “ Tafakkarufii khalqillahi wala tafakkaru fii Zatihii.”
• Karena dengan memikirkan ciptaanya maka secara implisit
manusia dituntut untuk meningkatkan kecerdasan potensialnya
(rasional dan emosionalnya) yaitu menemukan kebenaran (al-
Haqq), kebaikan (al-Husn), keindahan (al-Jamil), yang semua ada
pada sifat-sifat Allah.
• Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan
rahasianya yang pelik pasti ada sesuatu kekuatan yang telah
menciptakannya
18. Pembuktian wujud Tuhan
• Menurut al-Kindi ada tiga jalan untuk membuktikan adanya Tuhan: yaitu
, baharunya alam, keaneka ragaman dalam wujud, dan kerapian alam.
• Menurut Ibnu Rusd untuk membuktikan wujud Tuhan menggunakan
Dalil Nidham yang disebut juha Inayah wa al Ikhtira yang artinya
pemeliharaan dan penciptaan.
• Dalil Inayah, yaitu teori yang mengarahkan manusia agar mampu
menghayati wujud Allah melalui penghayatan dan pemahaman alam
untuk manusia karena alam ini terjadi bukan dengan kebetulan tetapi
diciptakan dengan rapi dan teratur atas ilmu dan kebijaksanaan. Firman
Allah dalam surah Lukman ayat 20:
َْمَلَأ
ا ْو َرَت
ََّنَأ
َ
َ َّ
ّللا
ََرَّخَس
َْمكَل
اَم
يف
َ
َّسال
َ
ات َاوَم
اَم َو
يف
َ
ض ْرَ ْ
اْل
َ
ْسَأ َو
ََغَب
َْمْكيَلَع
َ
هَمَعن
َ
ةَراهَظ
َ
َةناطَب َو
ََنم َو
َ
اسَّنال
َْنَم
ََجي
َ
لاد
يف
ََّ
ّللا
َ
ْريَغب
َ
مْلع
ََو
ََ
ل
ىده
ََ
ل َو
َ
ابَتك
َ
يرنم
(
20
)
• Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.
19. • Dalil Ikhtira, Adalah teori yang mengarahkan manusia agar mampu
menghayati wujud Allah melalui penghayatan dan pemahaman
keserasian dan keharmonisan aneka ragam . Sebagaimana firman Allah
dalam surah al-Ghasiyah ayat 17-22:
ََ
َلَفَأ
ََونرظْنَي
ىَلإ
َ
لب ْ
اْل
ََْفيَك
َْتَقلخ
(
17
)
ىَلإ َو
َ
اءَمَّسال
ََْفيَك
َ
َعفر
َْت
(
18
)
ىَلإ َو
َ
الَبجْال
ََْفيَك
َْتَبصن
(
19
)
ىَلإ َو
َ
ض ْرَ ْ
اْل
ََْفيَك
ََحطس
َْت
(
20
)
َْركَذَف
ََمَّنإ
ا
ََتْنَأ
َ
ركَذم
(
21
)
ََتْسَل
َْمْهيَلَع
َ
رْطيَصمب
(
22
)
• Artinya: Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia
diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka
berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang
memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,
• Dalam logika ilmu kalam mengatakan bahwa tidak ada yang tidak ada,
karena tidak ada itu ada, artinya tidak ada itu keadaan yang ada, pembuat
ada, mesti ada dan mustahil pembuat ada itu tidak ada. Pembuat pertama
dari pada yang ada dan tidak ada itu adalah Wajibul Wujud dan mutlak
adanya, yang musti ada dengan sendirinya.
20. • Ma’rifatullah melalui fikr dan dzikr, ini merupakan langkah
praktis lewat kesadaran hati dan akal, yaitu dengan jalan
perenungan ayat-ayat kauniyah dan qauliyah secara terus menerus
sehingga ditemukan adanya kesadaran akan Tuhan.
• Dapat dilakukan dengan membaca, melakukan hipotesa,
penyelidikan, eksperimen, penyusunan teori tentang alam sesuai
dengan klasifikasi bidang-bidang dalam ilmu pengetahuan dll.
• Berangkat dari berfikir induktif yaitu berfikir dari hal-hal khusus
dan bertindak konkret inilah maka manusia akan sampai pada
kesimpulan-kesimpulanyang bersifat umum akan diperoleh suatu
kebenaran , kebaikan dan keindahan yang bersifat absolut yang
ada pada Tuhan (The Ultimate reality)
• Dalam Logika islam proses tersebut dikenal dengan istilah “al-
Isytisyhad bi al-syahid alal ghaib” (mengajukan bukti-bukti
empiris untuk menetapkan adanya realitas ghaib.
21. Pemikiran Islam tentang Tuhan
• Mu’tazilah , adalah kelompok rasionalis dikalangan orang islam,
yang sangat menekankan penggunaan akal dalam memahami
semua ajaran islam. Dalam menganalis masalah ketuhanan,
mereka memakai bantuan ilmu logika guna mempertahankan
keimanan.
• Qadariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa manusia
memiliki kebebasan berkehendak dan berbuat. Manusia berhak
menentukan dirinyakafir atau mukmin sehingga mereka harus
bertanggung jawab atas sirinya sendiri. Jadi, tidak ada investasi
tuhan dalam perbuatan mereka.
• Jabariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa kehendak
dan perbuatan manusiasudah ditentukan Tuhan . Jadi, manusia
dalam hal ini tak ubah seperti wayang. Iktiah dan doadilakukan
manusia tidak ada gunanya.
• Asy’ariyah dan Maturidiyah, adalah kelompok yang mengambil
jalan tengah antara Qadariyah dan Jabariyah . Manusia wajib
berusaha semaksimal mungkin. Akan tetapi, Tuhan yang
menentukan hasilnya.