Recommended
Recommended
More Related Content
Similar to Implementasi Keselamatan Jalan Menuju Zero Accident
Similar to Implementasi Keselamatan Jalan Menuju Zero Accident (20)
Recently uploaded
Recently uploaded (20)
Implementasi Keselamatan Jalan Menuju Zero Accident
- 1. IMPLEMENTASI ROAD SAFETY MENUJU ZERO ACCIDENT PENINGKATAN PROFESIONALISME PENGEMUDI:
- 2. DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 2. PROFESI PENGEMUDI 3. STANDAR MENCAPAI PROFESIONAL BAGI PENGEMUDI 4. PENINGKATAN PROFESIONALISME PENGEMUDI 5. LANGKAH TINDAK 2
- 4. PENTINGNYA LALU LINTAS 4 01 URAT NADI KEHIDUPAN SUATU MASY DPT HIDUP TUMBUH & BERKEMBANG BILA ADA PRODUKTIVITAS. PRODUKTIVITAS DIHASILKAN DARI AKTIVITAS. AKTIVITAS-AKTIVITAS ITU MELALUI DAN DENGAN LALU LINTAS. MAKA LALU LINTAS HARUS AMAN, SELAMAT, TERTIB DAN LANCAR 02 CERMIN BUDAYA BANGSA MERUPAKAN REFLEKSI TINGKAT KEASADARAN DAN TANGGUNG JAWAB SERTA DISIPLIN MASYARAKAT SBG PENGGUNA JALAN AKAN KAMSELTIBCAR DLM BERLALU LINTAS 03 CERMIN TINGKAT MODERNITAS MENUNJUKKAN KEPEKAAN DAN KEPEDULIAN MEMBANGUN LALU LINTAS YG AMAN, SELAMAT, TERTIB, LANCAR SECARA PRIMA YG BERBASIS IT
- 5. 5 MEWUJUDKAN & MEMELIHARA KAMSELTIBCAR LANTAS LALU LINTAS MERUPAKAN URAT NADI KEHIDUPAN. YG BERARTI BAHWA DLM SUATU MASY UTK MEMPERTAHANKAN HIDUPNYA & UTK DPT TUMBUH DAN BERKEMBANG DIPERLLUKAN ADANYA PRODUKTIFITAS. UTK MENGHASILKAN PRODUKTIFITAS DIPERLUKAN ADANYA AKTIFITAS2. DALAM MASY YG MODERN AKTIFITAS2 TSB MELALUI JALAN SBG BENTUK AKTIFITAS BERLALU LINTAS. • AMANAT UNDANG- UNDANG • LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN NO. 22 TAHUN 2009 MENINGKATKAN KUALITAS KESELAMATAN & MENURUNKAN TINGKAT FATALITAS KORBAN LAKA MENYATAKAN BAHWA MANUSIA SBG ASET UTAMA BANGSA YG WAJIB DIJAGA/ DILINDUNGI KESELAMATANYA. MEMBANGUN BUDAYA TERTIB BERLALU LINTAS KEGIATAN MENTRANSFORMASI NILAI2, PENGETAHUAN DSB UTK MENANAMKAN BAHWA KESELAMATAN DIMULAI DR DIRI SENDIRI DG PENUH KESADARAN UTK PATUH DAN TAAT KPD HUKUM KAT YAN DI BIDANG LLLAJ MEWUJUDKAN PELAYANAN YG PRIMA. YG BERARTI PELAYANAN KPD PUBLIK DI BIDANG KAMSELTIBCARLANTAS DPT DIRASAKAN OLEH MASY SBG PELAYANAN YG CEPAT, TEPAT, AKURAT, TRANSPARAN, AKUNTABEL, INFORMATIF & MUDAH DIAKSES
- 6. 6 RUNK RENCANA UMUM NASIONAL KESELAMATAN • ROAD SAFETY MANAGEMENT • MANAJEMEN KESELAMATAN BERLALU LINTAS • SAFER ROAD • JALAN YANG BERKESELAMATAN • SAFER VEHICLE • KBM YANG BERKESELAMATAN • SAFER PEOPLE • PENGGUNA JALAN YG BERKESELAMATAN • POST CRASH • PENANGANAN PASCA LAKA
- 7. 7 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB POLISI MENANGANI LALU LINTAS EDUKASI ENGINEERING ENFORCEMENT REGIDENT PENGEMUDI DAN RANMOR PUSAT K3I REKOMENDASI DAMPAK LANTAS KOORDINATOR PEMANGKU KEPENTINGAN KORWAS PPNS
- 8. SECARA GLOBAL, KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN MENGKLAIM LEBIH DARI 1,2 JUTA JIWA SETIAP TAHUN DAN MEMILIKI DAMPAK BESAR PADA KESEHATAN DAN PEMBANGUNAN. MEREKA ADALAH PENYEBAB UTAMA KEMATIAN DI KALANGAN ANAK MUDA BERUSIA ANTARA 15 DAN 29 TAHUN. KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN MEMBUNUH SEKITAR 316 000 ORANG SETIAP TAHUN DI WHO SOUTH-EAST ASIA REGION (SEAR), SETARA DENGAN 25% DARI KEMATIAN LALU LINTAS JALAN GLOBAL. Sumber: WHO Sumber: WHO
- 9. Selain kematian, hingga 50 juta orang dikenakan luka non-fatal setiap tahun sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas jalan, sementara ada tambahan konsekuensi kesehatan tidak langsung yang berkaitan dengan epidemi yang berkembang ini. kecelakaan lalu lintas jalan menyebabkan kesulitan keuangan pada semua tingkatan; dari biaya individu-perawatan kesehatan, kehilangan pekerjaan dan produktivitas, dan efek pada keluarga dan kerabat, untuk biaya kerusakan publik dan berdampak tinggi pada kesehatan nasional dan sistem ekonomi. negara berpenghasilan rendah dan menengah diperkirakan kehilangan hingga 5% dari PDB sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas jalan (Sumber World Bank). kecelakaan lalu lintas jalan menghambat aset yang paling penting dari setiap masyarakat, sumber daya manusia, dalam jangka panjang, dan juga memperluas kesenjangan sosial. Investasi dalam keselamatan jalan dapat menghasilkan return yang tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat, dalam berbagai bentuk termasuk pencegahan kematian prematur dan cacat, pencegahan hilangnya produktivitas, mempromosikan aset manusia dan kualitas hidup, dan pencegahan biaya perawatan kesehatan dan kerusakan umum. KECELAKAAN YG MENGAKIBATKAN KEMATIAN DR 3 BASIS DATA Sumber: Laporan WHO SEA Ministerial Meeting on Accelerating actions for implementation of decade of action for road safety TANTANGAN : PENEGAKAN HUKUM YG LEMAH
- 10. Menyadari beban Majelis Umum PBB, melalui resolusi 64/255 tahun 2010, menyatakan periode 2011-2020 sebagai Dekade PBB untuk Aksi Keselamatan Jalan. Resolusi Majelis Umum PBB memperkenalkan konsep tindakan komprehensif dalam mempromosikan keselamatan jalan melalui “5 Pilar”: (1) manajemen keselamatan jalan, (2) jalan yang lebih aman dan mobilitas, (3) kendaraan yang lebih aman, (4) pengguna jalan yang lebih aman, dan (5) respon pasca-kecelakaan. Rencana Global untuk Dekade Aksi Keselamatan Jalan 2011-2020 dipandu Negara Anggota untuk memperkuat pilar keselamatan lima jalan tersebut melalui 34 tindakan. Selain itu, negara anggota PBB, pada bulan September 2015, juga termasuk dua target pada keselamatan jalan pada tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Ini adalah 1) Sasaran SDG 3,6 - pengurangan jumlah mutlak kematian lalu lintas jalan dan cedera oleh 50% pada tahun 2020, Khususnya untuk SEAR, lebih dari setengah dari kematian lalu lintas jalan yang pada Pengguna Jalan Rentan (VRUs). VRUs ini termasuk sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki. SEAR telah menyaksikan peningkatan tajam dalam kematian terkait sepeda motor di periode terakhir, seiring dengan peningkatan jumlah sepeda motor di Daerah. VRUs, terutama pengendara sepeda motor, harus diprioritaskan dalam program keselamatan jalan. Bukti menunjukkan bahwa faktor risiko utama untuk sepeda motor termasuk non-penggunaan helm, kecepatan, penggunaan alkohol, kondisi lalu lintas campuran, kurangnya perlindungan dari kendaraan, dan kurangnya infrastruktur yang aman (seperti permukaan miskin dan bahaya pinggir jalan). Status Laporan Global Tentang Keselamatan Jalan 2015 menunjukkan bahwa praktek-praktek yang baik di masing-masing pilar telah menyebabkan penurunan yang signifikan pada kematian dan cedera di antara vrus di banyak negara. Karena itu, Meskipun adanya intervensi terbukti, target yang disepakati, dan komitmen untuk mempromosikan keselamatan di jalan, Negara Anggota di SEAR masih menghadapi tantangan umum dalam melindungi vrus. Ini termasuk kurangnya platform koordinasi multisektoral fungsional dan keterlibatan pemangku kepentingan-terutama di luar kesehatan, strategi keselamatan jalan yang komprehensif dan diperbarui dan peraturan, kapasitas otoritas nasional, ketersediaan dan keakuratan informasi keselamatan jalan. Sumber: Laporan WHO SEA Ministerial Meeting on Accelerating actions for implementation of decade of action for road safety
- 11. Korban kecelakaan lalu lintas yang setiap saat terjadi sering dianggap sebagai hal wajar, takdir bahkan hampir-hampir tidak ada yang mempedulikan, dan para pejabat dari stakeholder terkait pun tidak ada rasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan dalam berlalu lintas. Semua seakan easy going, lancar-lancar saja, aman- aman saja, toh yang celaka bukan siapa-siapa saya, yang celaka sudah biasa takdirnya di jalan raya. Apakah kita boleh terus berpikir demikian? Pasti menjawab tidak, namun ya hanya kata tidak yang lantang saja namun pemikiran untuk visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi dan action plan hanyalah kepentingan auditing, supervisi yang semua rata-rata penuh dengan berbagai rekayasa tanpa fakta dan karya nyata. Kamseltibcarlantas merupakan harapan semua pengguna jalan, karena lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan masyarakat. Ini yang harus diwujudkan dan dipelihara oleh aparat negara, yang salah satunya adalah fungsi polisi yaitu polisi lalu lintas. Apa yang harus dilakukan oleh polisi lalu lintas? Dari fungsi polisi dalam menangani lalu lintas dapat dijabarkan lagi bahwa untuk mengimplementasikan diperlukan berbagai upaya baik preemtif, preventif, maupun represif (baik dengan maupun tanpa upaya paksa). Data Pelanggaran Lalu Lintas 2014-2018 Sumber : Ditgakkum Korlantas Polri
- 12. Penanganan masalah kamseltibcarlantas harus ditangani secara profesional dan dengan hubungan yang sinergis antar stakeholder. Proses edukasi sepanjang hayat (long live education) merupakan dasar yang harus dikedepankan. Tanpa adanya edukasi dalam membangun kesadaran akan kamseltibcarlantas, maka yang lain pun akan berantakan atau sia-sia. Infrastruktur yang memadai ini juga bagian penting dalam kamseltibcarlantas. Tanpa infrastruktur yang memadai atau setidaknya memenuhi standar dasar, maka yang dilakukan polisi merupakan tindakan konvensional yang bersifat temporer. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mendukung dalam penanganan masalah kamseltibcarlantas, bila tidak maka banyak peluang untuk menyimpang atau diselewengkan. Penanganan masalah lalu lintas tidak dapat secara parsial, tetapi harus dilakukan secara holistik dan sistemik. Masalah lalu lintas berkaitan dengan fenomena-fenomena lainnya yang saling terkait dan merupakan suatu sistem yang berkesinambungan. Apabila penanganannya secara parsial, dapat dikatakan tidak akan berhasil, dan sifatnya hanya temporer atau bahkan hanya sebatas seremonial. Kemacetan lalu lintas menjadi pemandangan biasa di kota-kota besar. Dari kemacetan ini timbul berbagai masalah sosial lainya. Pedagang asongan yang sekarang ini sudah melebarkan sayapnya ke jalan tol, penjahat jalanan yang beraksinya tidak tanggung-tanggung di perempatan jalan di siang bolong. Korban tanpa berani melawan,tanpa berani berbuat banyak. Data kecelakaan dengan korban fatalitas 2014-2018 Sumber : IRSMS Korlantas Polri
- 14. Angkutan umum merupakan salah satu bagian penting bagi produktivitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi masyarakat dalam mempertahankan hidup, jangan untuk dapat tumbuh dan berkembang. Angkutan umum merupakan bagian dari sistem transportasi untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya. Di era digital, sistem manajemen penggunaan teknologi merupakan keunggulan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat menghendaki adanya pelayanan yang cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan mudah diakses. Kemampuan mewujudkan keinginan, kebutuhan dan harapan masyarakat sistem-sistem aplikasi secara online akan menjawabnya. Di dalam pengelolaan sistem transportasi diperlukan adanya sistem-sistem management : management kebutuhan , management kapasitas , management prioritas dan management kecepatan maupun management emergency . Pengelolaan transportasi di era digital secara online berbasis pada back office , aplikasi , dan jejaring/network . 3046 7759 8190 2439 2358 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 2014 2015 2016 2017 2018 Data kecelakaan Angkutan Umum 2014-2018 Sumber : IRSMS Korlantas Polri
- 16. PROFESI ADALAH SUATU HAL YANG BERKAITAN DENGAN BIDANG TERTENTU ATAU JENIS PEKERJAAN(OCCUPATION) YANG SANGAT DIPENGARUHI OLEH PENDIDIKAN DAN KEAHLIAN,PROFESI ADALAH PEKERJAAN ATAU BIDANG PEKERJAAN YANG MENUNTUT PENDIDIKAN KEAHLIANINTELEKTUAL TINGKAT TINGGI DAN TANGGUNG JAWAB ETIS YANG MANDIRI DALAM PRAKTIKNYA. SESEORANG DISEBUT PROFESIONAL BILA IA MEMENUHI 10 KRITERIA. ADAPUN KRETERIA ITU ANTARA LAIN: A. PROFESI HARUS MEMILIKI KEAHLIAN KHUSUS. KEAHLIAN ITU TIDAK DIMILIKI OLEH PROFESI LAIN.ARTINYA, PROFESI ITU MESTI DITANDAI OLEH ADANYA SUATU KEAHLIAN YANG KHUSUS UNTUKPROFESI ITU. KEAHLIAN ITU DIPEROLEH DENGAN MEMPELAJARINYA SECARA KHUSUS; DAN PROFESIITU BUKAN DIWARISI. B. PROFESI DIPILIH KARENA PANGGILAN HIDUP DAN DIJALANI SEPENUH WAKTU PROFESI DIPILIHKARENA DIRASAKAN SEBAGAI KEWAJIBAN; SEPENUH WAKTU MAKSUDNYA BUKAN PART-TIME.SEBAGAI PANGGILAN HIDUP, MAKSUDNYA PROFESI ITU DIPILIH KARENA DIRASAKAN ITULAHPANGGILAN HIDUPNYA, ARTINYA ITULAH LAPANGAN PENGABDIANNYA. C. PROFESI MEMILIKI TEORI-TEORI YANG BAKU SECARA UNIVERSAL. ARTINYA, PROFESI INI DIJALANIMENURUT ATURAN YANG JELAS, DIKENAL UMUM, TEORINYA TERBUKA. SECARA UNIVERSALPEGANGANNYA DIAKUI. D. PROFESI ADALAH UNTUK MASYARAKAT, BUKAN UNTUK DIRINYA SENDIRI. PROFESI MERUPAKAN ALAT DALAM MENGABDIKAN DIRI KEPADA MASYARAKAT BUKAN UNTUK KEPENTINGAN DIRI SENDIRI,SEPERTI UNTUK MENGUMPULKAN UANG ATAU MENGEJAR KEDUDUKAN. JADI PROFESI MERUPAKANPANGGILAN HIDUP. E. PROFESI HARUS DILENGKAPI KECAKAPAN DIAGNOSTIK DAN KOMPETENSI APLIKATIF . KECAKAPAN DAN KOMPETENSI INI DIPERLUKAN UNTUK MEYAKINKAN PERAN PROFESI ITU TERHADAP KLIENNYA. Profesi
- 17. F. PEMEGANG PROFESI MEMILIKI OTONOMI DALAM MENJALANKAN TUGAS PROFESINYA OTONOMI INI HANYA DAPAT DAN BOLEH DIUJI OLEH REKAN-REKAN SEPROFESINYA. TIDAK BOLEH SEMUA ORANGBICARA DALAM SEMUA BIDANG. G. PROFESI HENDAKNYA MEMPUNYAI KODE ETIK, INI DISEBUT KODE ETIK PROFESI. GUNANYA IALAHUNTUK DIJADIKAN SEBAGAI PEDOMAN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PROFESI. KODE ETIK INITIDAK AKAN BERMANFAAT BILA TIDAK DIAKUI OLEH PEMEGANG PROFESI DAN JUGA MASYARAKAT. H. PROFESI HARUS MEMPUNYAI KLIEN YANG JELAS YAITU ORANG YANG DILAYANI. I. PROFESI MEMERLUKAN ORGANISASI UNTUK KEPERLUAN MENINGKATKAN KUALITAS PROFESI ITU J. MENGENALI HUBUNGAN PROFESINYA DENGAN BIDANG-BIDANG LAIN SEBENARNYA TIDAK ADA ASPEK KEHIDUPAN YANG HANYA DITANGANI OLEH SATU PROFESI. HAL INI MENDORONG SESEORANG MEMILIKI SPESIALISASI. PERAN PENGEMUDI DALAM MEWUJUDKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS,SANGAT BESAR. SEHINGGA DIBUTUHKAN PENGEMUDI YANG MEMILIKI KOMPENTENSI DAN PENGALAMAN SERTA MEMAHAMI TENTANG KESELAMATAN DIRINYA MAUPUN ORANG LAIN. SAYANGNYA, PENGEMUDI PROFESI MASIH DIPERLAKUKAN SEBAGAI KELAS MARGINAL.PENGHARGAAN ATAS KOMPETENSI DAN PENGALAMANYA BELUM MENJADI SUATU PRESTASI. APABILA KITA MELIHAT DI NEGARA-NEGARA YANG SUDAH CARE PADA KESELAMATAN, MEREKA MENEMPATKAN PENGEMUDI PROFESI SEBAGAIMANA SEMESTINYA. MEREKA DIBERI SERAGAM, DIBERI TANDA-TANDA KOMPETENSI ATAU GRADE KOMPETENSI DAN PENGALAMANYA BAHKAN PRESTASINYA.
- 18. PEKERJAAN SEBAGAI PENGEMUDI PROFESI MENJADI PILIHAN. DAN MERUPAKAN BAGIAN DARI UPAYA PENGHORMATAN KEPADA PARA PEKERJA YANG SADAR AKAN BERAT DAN BESARNYA TANGGUNGJAWAB PARA PENGEMUDI KETIKA MEMBAWA MANUSIA DAN BARANG-BARANG ATAU ASET PERUSAHAAN. PARA PENGEMUDI PROFESI TATKALA DIPOSISIKAN SEBAGAIMANA SELAKYAKNYA SEORANG PROFESSIONAL. TENTU PENGALAMANYA, KOMPETENSINYA TIDAK AKAN SIA-SIA. SEHINGGA MEREKA BISA BERKARIER DALAM BERBAGAI BIDANG SAFETY. BAHKAN TATKALA ADA LEMBAGA PENDIDIKAN KESELAMATAN INI, SEMUA AKAN BISA MENJADI WADAHNYA. PENGEMUDI PROFESI AKAN MENJADI KEBANGGAAN DAN BAGIAN PENTING BAGI KEHIDUPAN SOSIAL KEMASYARAKATAN. WADAH BAGI PENGEMUDI PROFESI INI MEMERLUKAN POLITICAL WILL DARI PARA PEMANGKU KEPENTINGAN. KEPEDULIAN AKAN PENGEMUDI PROFESI MENJADI BAGIAN DARI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KESELAMATAN. DAN MENJADIKAN ANGKUTAN UMUM, ORANG, MAUPUN BARANG AKAN MENJADI SARANA PENDUKUNG MENINGKATNYA KUALITAS HIDUP MASYARAKAT. PENGEMUDI PROFESI AKAN MENJADI IKON KESELAMATAN ATAU SEBAGAI UPAYA MENGAPRESIASI ATAS KOMPETENSI SERTA PENGALAMAN KERJANYA. WADAH-WADAH BAGI PENUMBUH KEMBANGAN BAGI SAFETY SUDAH SAATNYA TUMBUH DI SEMUA LINI SEBAGAI WUJUD DIASPORA DARI KEPEKAAN SERTA KEPEDULIAN. UNTUK MENYADARKAN BAHWA KESELAMATAN ADALAH YANG PERTAMA DAN UTAMA.
- 19. PERAN PENGEMUDI DALAM MEWUJUDKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS,SANGAT BESAR. SEHINGGA DIBUTUHKAN PENGEMUDI YANG MEMILIKI KOMPENTENSI DAN PENGALAMAN SERTA MEMAHAMI TENTANG KESELAMATAN DIRINYA MAUPUN ORANG LAIN. SAYANGNYA, PENGEMUDI PROFESI MASIH DIPERLAKUKAN SEBAGAI KELAS MARGINAL.PENGHARGAAN ATAS KOMPETENSI DAN PENGALAMANYA BELUM MENJADI SUATU PRESTASI. APABILA KITA MELIHAT DI NEGARA-NEGARA YANG SUDAH CARE PADA KESELAMATAN, MEREKA MENEMPATKAN PENGEMUDI PROFESI SEBAGAIMANA SEMESTINYA. MEREKA DIBERI SERAGAM, DIBERI TANDA-TANDA KOMPETENSI ATAU GRADE KOMPETENSI DAN PENGALAMANYA BAHKAN PRESTASINYA. PEKERJAAN SEBAGAI PENGEMUDI PROFESI MENJADI PILIHAN. DAN MERUPAKAN BAGIAN DARI UPAYA PENGHORMATAN KEPADA PARA PEKERJA YANG SADAR AKAN BERAT DAN BESARNYA TANGGUNGJAWAB PARA PENGEMUDI KETIKA MEMBAWA MANUSIA DAN BARANG-BARANG ATAU ASET PERUSAHAAN. PARA PENGEMUDI PROFESI TATKALA DIPOSISIKAN SEBAGAIMANA SELAKYAKNYA SEORANG PROFESSIONAL. TENTU PENGALAMANYA, KOMPETENSINYA TIDAK AKAN SIA-SIA. SEHINGGA MEREKA BISA BERKARIER DALAM BERBAGAI BIDANG SAFETY. BAHKAN TATKALA ADA LEMBAGA PENDIDIKAN KESELAMATAN INI, SEMUA AKAN BISA MENJADI WADAHNYA. PENGEMUDI PROFESI AKAN MENJADI KEBANGGAAN DAN BAGIAN PENTING BAGI KEHIDUPAN SOSIAL KEMASYARAKATAN. WADAH BAGI PENGEMUDI PROFESI INI MEMERLUKAN POLITICAL WILL DARI PARA PEMANGKU KEPENTINGAN. KEPEDULIAN AKAN PENGEMUDI PROFESI MENJADI BAGIAN DARI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KESELAMATAN. DAN MENJADIKAN ANGKUTAN UMUM, ORANG, MAUPUN BARANG AKAN MENJADI SARANA PENDUKUNG MENINGKATNYA KUALITAS HIDUP MASYARAKAT. PENGEMUDI PROFESI AKAN MENJADI IKON KESELAMATAN ATAU SEBAGAI UPAYA MENGAPRESIASI ATAS KOMPETENSI SERTA PENGALAMAN KERJANYA. WADAH-WADAH BAGI PENUMBUH KEMBANGAN BAGI SAFETY SUDAH SAATNYA TUMBUH DI SEMUA LINI SEBAGAI WUJUD DIASPORA DARI KEPEKAAN SERTA KEPEDULIAN. UNTUK MENYADARKAN BAHWA KESELAMATAN ADALAH YANG PERTAMA DAN UTAMA.
- 21. BANYAK SEKALI JENIS-JENIS PROFESI YANG DIKATAKAN INFORMAL,DI ANTARANYA ADALAH SEBAGAI PENGEMUDI. PENGEMUDI ADALAH SALAH SATU PROFESI YANG SERING DIPANDANG SEBELAH MATA OLEH BANYAK ORANG. PROFESI INI SERINGKALI DIANGGAP TIDAK MEMILIKI PRESTISE DAN BAHKAN MENJADI PILIHAN TERAKHIR BAGI PARA PENCARI KERJA. SEBAGAI PIHAK YANG SANGAT BERPERAN DALAM KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT INI, SUDAH SEHARUSNYA SEORANG PENGEMUDI YANG PROFESIONAL MEMILIKI BEKAL DAN PENGETAHUAN TENTANG LALU LINTAS. HAL INI DIMAKSUDKAN AGAR PARA PENUMPANG BENAR – BENAR MERASA NYAMAN DAN LALU LINTAS TETAP TERJAGA. SEORANG SUPIR PRIBADI SEHARUSNYA MEMILIKI BEBERAPA BEBERAPA KRITERIA ETIKA ATAU ADAB YANG BAIK (PROFESSIONAL) DAN SEMESTINYA DI PATUHI,YAKNI : a. MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PERILAKU BERKENDARA YG AMAN, NYAMAN DAN POSITIF b. MEMILIKI KESADARAN DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP PROFESINYA c. MEMILIKI SKILL (KEMAMPUAN) MENGEMUDI YANG BAIK d. MEMATUHI SEGALA RAMBU – RAMBU DAN PERATURAN LALU LINTAS YANG BERLAKU
- 22. KRITERIA PERTAMA IALAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PERILAKU BERKENDARA YANG AMAN, NYAMAN DAN POSITIF. HAL INI BERMAKNA SEORANG PENGEMUDI HARUS MENGETAHUI BAGAIMANA CARA PELAYANAN YANG BAIK DALAM BERKENDARA . KRITERIA KEDUA IALAH MEMILIKI KESADARAN DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP PROFESINYA.HAL INI DIMAKSUDKAN AGAR SEORANG PENGEMUDI MEMILIKI INTEGRITAS DAN TANGGUNG JAWAB YANG TINGGI TERHADAP PROFESINYA. KRITERIA KETIGA IALAH MEMILIKI SKILL (KEMAMPUAN) MENGEMUDI YANG BAIK.HAL INI SANGAT URGEN BAGI SEORANG PENGEMUDI ,KARENA MERUPAKA KUNCI UTAMA BAGINYA.SEORANG PENGEMUDI JIKA TAK MEMILIKI KRITERIA INI, MAKA BUKAN DINAMAKAN SEORANG PENGEMUDI.MENGUASAI KENDARAAN DENGAN TIDAK BAIK AKAN MENYEBABKAN HAL-HAL YANG BERSIFAT FATAL, SEPERTI KECELAKAAN, KARENA PENGEMUDI KURANG SIGAP DAN AHLI DALAM BERKENDARA.TENTUNYA HAL INI TAK HANYA MERUGIKAN DIRINYA TETAPI JUGA ORANG LAIN. KRITERIA KEEMPAT IALAH MEMATUHI SEGALA RAMBU–RAMBU DAN PERATURAN LALU LINTAS YANG BERLAKU.BERKAITAN DENGAN POIN SEBELUMNYA,HAL INI JUGA SANGATLAH PENTING DIMILIKI AGAR BERKENDARA MENJADI LEBIH AMAN DAN NYAMAN. KARENA PERATURAN DIBUAT UNTUK TUJUAN SEPERTI ITU.
- 23. RENDAHNYA PENGHARGAAN TERHADAP PROFESI PENGEMUDI, INI BISA JADI MENYEBABKAN PARA PENGEMUDI MENEMPATI POSISI KELAS SOSIAL YANG RENDAH. PROFESI PENGEMUDI SEMESTINYA MENDAPAT APRESIASI DAN TEMPAT YANG TERHORMAT DALAM KELAS SOCIAL ATAU DALAM STRATIFIKASI SOSIAL KEMASYARAKATAN. MENGAPA DEMIKIAN? KITA LIHAT SAJA PARA PENGEMUDI INI MENGANGKUT MANUSIA DAN BARANG YANG MENJADI BAGIAN DARI PROSES UNTUK TERUS HIDP TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA SUATU MASYARAKAT. KITA ANALOGIKAN SAJA SEPERTI PILOT, NAHKODA, MEREKA MENEMPATI POSISI TERHORMAT, MEMILIKI GRADE/TINGKATAN KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI. SUDAH SAATNYA KITA SEMUA SADAR MENGANGKAT PARA PENGEMUDI PROFESI MENJADI PROFESI TERHORMAT DALAM KELAS MASYARAKAT. KITA BISA MEMBUAT SUATU WADAH MISALNYA DALAM PROFESI PENGEMUDI NASIONAL ATAU APA SAJA YANG BISA MENJADI WADAH BAGI TERANGKATNYA HARKAT DAN MARTABAT PENGEMUDI PROFESI UNTUK MENJADI PELOPOR-PELOPOR KESELAMATAN.
- 25. PENGEMUDI TERMASUK PENGEMUDI ANGKUTAN UMUM HARUS MEMPUNYAI SIKAP, PERILKU YANG BAIK SERTA JIWA MELAYANI. NAMUN MEREKA TETAP PROFESIONAL DALAM MENJALANKAN TUGASNYA, DAN SIAP MEMBAWA PENUMPANG SAMPAI TUJUAN. PROFESIONALISME PENGEMUDI ANGKUTAN UMUM HARUS ADA YANG DIBUKTIKAN DENGAN MEMILIKI SIM A UMUM. TAPI TAK CUKUP HANYA BERHENTI DISITU, MEREKA HARUS TERUS BELAJAR DAN MENGASAH KEMAMPUAN DALAM MENGEMUDI. PENGEMUDI ANGKUTAN UMUM, HARUS BISA MENGEMUDI DENGAN BAIK SERTA TEKNIK-TEKNIK MEMBAWA KENDARAN YANG BENAR. PERILAKU YANG BENAR SAAT MENGEMUDI ITU HARUS TERUS DILATIH DAN DIBIASAKAN. PENINGKATAN PROFESIONALISME PENGEMUDI SALAH SATUNYA MELALUI SAFETY DRIVING CENTRE UNTUK MEMBENTUK SIKAP, PERILAKU DAN TATA CARA MENGEMUDI YANG BENAR.
- 26. A. MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG KESELAMATAN DENGAN BELAJAR DI KELAS/RUANGAN YANG MEMPELAJARI TENTANG LALU LINTAS, PERATURAN-PERATURAN PERUNDANG DAN TEORI-TEORI DASAR KENDARAAN. HAL-HAL YANG DIAJARKAN DI DALAM SAFETY DRIVING CENTRE DALAM RANGKA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME PENGEMUDI YAITU : C. PRAKTEK BERKENDARA DI LAPANGAN / SIRKUIT ANTARA LAIN : 1). MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN LURUS, B) MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MENANJAK, 3) MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI PERSIMPANGAN, 4) MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN SEMPIT, 5) MEMBERHENTIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MENANJAK, 6) TATA CARA PARKIR SERONG, 7) TATA CARA PARKIR LURUS B. LATIHAN PRAKTEK BERKENDARA DENGAN SIMULATOR. LATIHAN SIMULATOR MERUPAKAN BAGIAN PENTING BAGI CALON PENGENDARA KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MELATIH KEMAMPUAN DAN KETERAMPILANNYA SEBELUM MELAKSANAKAN PRAKTEK MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN. DENGAN SIMULATOR DAPAT DIKETAHUI DAMPAK PELANGGARAN / KESALAHAN/ KELALAIAN YANG BERUPA KECELAKAAN, DAN DARI SIMULATOR DAPAT DINILAI SECARA KUANTITATIF KECAKAPAN SESEORANG DALAM BERKENDARA
- 27. Langkah Tindak Dalam rangka menindaklanjuti hal tersebut diatas, maka perlu dibuat timeline pelaksanaan program kegiatan, melaksanakan FGD dengan stakeholder lainnya dalam mencari akar masalah dan menemukan solusi yang tepat, Membangun dan menyiapkan tempat-tempat latihan untuk meningkatkan profesionalisme pengemudi dan lain sebagainya.