SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
HUKUM HINDU DALAM SUSASTRA VEDA
A. PENGERTIAN UMUM.
 Definisi : “ Hukum adalah peraturan-peraturan yg mengatur tingkah
laku manusia, baik sbg perorangan maupun sbg kelompok, agar tercipta
suasana hidup serasi, berdaya guna dan tertib “.
 Umumnya Hukum ditetapkan oleh penguasa/pemerintah berlaku
secara alamiah dan kalau perlu dapat dipaksakan agar peraturan
dipatuhi.
 Sumber Hukum ada 2 ( dua ) yaitu :
1. Tertulis : - UUD disamakan dg Sruti
- UU Pokok disamakan dg Smrti.
- UU Pelaksanaan disamakan dg Nibandha.
2. Tidak tertulis spt: Konvensi .
Konvensi dlm Agama Hindu disamakan dg Sila, Acara , Atmanastusti.
 Dlm Ilmu Hukum terdapat istilah :
1. Statuta Law : hukum yg dibentuk dg sengaja oleh penguasa.
2. Common Law/Natural Law : hukum alam yang ada secara alamiah.
 Setiap Umat beragama sekaligus sbg Warga Negara , harus tunduk
pd 2 (dua) kekuasaan hukum yaitu :
1. Hukum yg bersumber pd perundang-undangan negara spt : UUD,
UUP, UU dan PP. (yg dibuat oleh manusia/Lembaga Pembuat
Unang-Undang.
2. Hukum yg bersumber pada kitab suci , sesuai agama yg dianut ,
( Undang-undang yg bersifat murni berdasarkan wahyu suci
Tuhan, yg dikodifikasikan menjadi Kitab Suci Weda ).
 Hukum dlm Agama Hindu Mempunyai Banyak Istilah al :
Widhi, Drsta, Acara, Agama, Wyawahara, Nitisastra, Rajaniti
dan Arthasastra.
 Dalam Weda istilah yg sama dg Hukum adalah :
1. Rta hukum alam yg bersifat abadi ( murni bersifat
absolut trasendental ).
2. Dharma hukum duniawi ( penjabaran Rta dlm tingkah laku ).
 Dlm Dharma / Hukum memuat 2 (dua) hal penting yaitu :
1. Unsur yg bersifat mengatur / normatif
2. Unsur yg bersifat Keharusan / Memaksa / represif ( jika dilanggar
dapat dipaksakan dg ancaman sanksi/hukum ).
Ketentuan mengenai Weda sbg sumber Hukum tercantum dlm kitab :
 Manawa Dharmasastra. II.6 sbb :
“ Wedo’khilo dharma mulam smrti sile ca tad widam, acarasca iwa
sadhunam atmanastutir ewa ca “.
Artinya:
“ Seluruh Weda merupakan sumber utama daripada dhrama (Agama
Hindu ) kemudian barulah Smrti disamping kebiasaan-kebiasaan
yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda, kemudian Acara
tradisi dari orang-orang suci serta akhirnya Atmanastuti (rasa puas
diri sendiri ) “.
 Manawa Dharmasastra II. 10 sbb :
“ Srutistu wedo wijneyo dharmasastram tu wai smrtih, te
sarwartheswam imamsye tabhyam dharmohi nirbabhau “.
Artinya :
“ Sesungguhnya Sruti adalah Weda demikianlah pula Smrti itu adalah
Dharmaçastra, keduanya tidak boleh diragukan dalam hal apapun karena
keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber agama Hindu (dharma ).
 Sarasamuçcaya Bab II. 37 menyebutkan :
“ Çrutir wedah samākhyato
dharmaçastram tu wai smŗtih,
te sarwātheswam īmāmsye
tābhyām dharmo winir bhŗtah “.
Artinya : “ Yang perlu dibicarakan sekarang Sruti yaitu Catur weda,
dan Smrti Dharmaçastra,Sruti dan Smrti kedua-duanya harus diyakini,
dituruti ajaran-ajarannya pada setiap usaha,
jika telah demikian maka sempurnalah kebaikan tindakan anda dalam
bidang Dharma “.
- Sumber utama Hukum Hindu adalah Sruti dan Smrti,
- Kebenaran Sruti dan Smrti tidak boleh dibantah,
- Keduanya patut dijadikan pedoman di dalam
bertingkah laku.
Kesimp
ulan :
B. SUMBER HUKUM HINDU
 Peninjauan sumber Hukum Hindu dibagi menjadi 4 (empat) yaitu :
1. Peninjauan Sumber Hukum Hindu Dalam Arti Sejarah.
 Bukti –bukti sejarah, dokumen tertua yg memuat pokok-pokok
Hukum Hindu ( Weda Sruti ) diduga ditulis abad X SM.
 Dharma Sastra sbg bagian dari Kalpa sutra(Tentang Upacara Yadnya).
Kalpa Sutra terdiri dari :
1. Srauta Sruta : isinya , Berbagai cara pemujaan/penghormatan Tri
Agni : ( Daksinagni/Cittagni = Api untuk membakar
mayat, Ahawaniyagni = Api untuk memasak,
Grhaspatyagni = Api Upacara Perkawinan ).
2. Grhya Sutra : isinya, Keterangan dan petunjuk penting yg harus
dilakukan oleh orang yg berumah tangga. (mulai
Garbhadana sampai Antyesti Sradha ).
3. Dharma Sutra : isinya, Aturan –aturan dasar bidang hukum,
Agama, acara dan sistacara.
4. Sulwa Sutra : memuat tata cara membuat peribadatan ( Arsitektur )
 Perkembangan Dalam “ Kitab Dharma Sutra “
 Dharma Sutra dijadikan dasar penulisan Dharma Sastra.
 Bentuk penulisannya dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
• Sutra : bentuk penulisan yg amat singkat semacam aphrisme.
• Sastra : uraian-uraian yg lebih panjang.
 Perkembangan dan pembagian berlakunya Dharma Sastra sbb :
a. Manawa Dharmasastra oleh Maharsi Manu berlaku zaman Kertha Yuga.
b. Gautama Dharmasastra oleh Maharsi Gautama berlaku zaman Treta Yuga.
c. Samkhalikhita Dharmasastra oleh Maharsi Samkhalikhita berlaku zaman
Dwapara Yuga.
d. Parasara Dharmasastra oleh Maharsi Parasara berlaku zaman Kaliyuga.
 Sejarah Pertumbuhan Hukum Hindu ditandai oleh 3 ( tiga )Madzab yaitu :
a. Aliran Yajňawalkya oleh Yajňawalkya
b. Aliran Mitaksara oleh Wijňaneswara - 2 aliran yg berpengaruh di
c. Aliran Dayabhaga oleh Jimutawahana Indonesia.
- Yang paling berpengaruh
aliran Mitaksara.
2. Peninjauan Sumber Hukum Dalam Arti Sosiologis.
 Sosiologis adalah ilmu kemasyarakatan.
 Masyarakat adalah kelompok manusia pd daerah tertentu, yg
mempunyai hubungan budaya, agama, bahasa dll telah punya
aturan yg melembaga.
 Pemikiran/perenungan berbagai kaidah hukum tak lepas dari
pandangan masyarakat setempat.
 Sila (tingkah laku orang-orang beradab).
 Acara ( adat istiadat ).
 Atmanastuti (rasa puas pada diri) diukur atas dasar arti publik.
 Penerapan Dharma didasarkan asas-asas Samaya ( Waktu),
Desa(Tempat), Acara(Kebiasaan), Kula(Keluarga),Warna(Golongan)
dan Samanya (sifat-sifat umum) berarti penerapan hukum Hindu
mempertimbangkan kenyataan pada : suatu waktu, tempat,
keadaan tetentu ( Desa, Kala, Patra )
3. Peninjauan Sumber Hukum Dalam Arti Filsafat.
 Filsafat adalah ilmu pikir, pencarian rasional ke dlm sifat
kebenaran/realitas dan memberi pemecahan yg jelas.
 Untuk mengetahui masalah-masalah transendental.
 Menuntun manusia untuk mencapai tujuan hidup ( Jagadhita dan
Moksa ), Filsafat Hindu memakai sistem dan methode :
• Harus didasarkan pd dharma,
• Harus diusahakan melalui keilmuan ( Jnana )
• Harus didasarkan pd kepercayaan ( Sradha )
• Harus didasarkan usaha terus menerus dg pengendalian
pikiran, ucapan, prilaku.
• Harus ditebus dg usaha prayascita/penyucian.
4. Peninjauan Sumber Hukum Dalam Arti Formil
 Menurut Prof.MR.DR.J.L. Van Apeldoorn : Sumber hukum dlm arti
formil artinya bentuk hukum yg dibuat oleh badan atau lembaga.
 Juga berarti sumber hukum yg berdasarkan bentuk yg dapat
menimbulkan hukum positif.
 Sumber hukum dlm arti positif dan bersifat pasti yaitu :
• Undang-undang,
• Kebiasaan dan adat
• Traktat ( perjanjian antar bangsa dg bangsa),
Contoh : Perjanjian tentang perdamaian.
 Sumber Hukum Menurut Manawa Dharmasastra II.6
sbb:
- Weda/Sruti : Wahyu yg dihimpun dlm beberapa buku
( Mantra Samhita ).
- Smrti : Peraturan-peraturan yg bersumber pada
Sruti .
- Sila : Tingkah laku orang Suci ( beradab ).
- Acara (Sadacara) : Adat istiadat yg hidup dlm masyarakat.
- Atmanastuti : Rasa puas diri sendiri.
( Yg diukur atas dasar arti publik/umum)
Majelis Parisadha sbg dasar ukuran.
C. MANAWA DHARMASASTRA ( COMPENDIUM HUKUM HINDU )
 Compendium = Ikhtisar / ringkasan.
 Sumber tertulis (dokumen sejarah) Hukum Hindu adalah :
 Sruti merupakan sumber dari segala sumber hukum, sumber dari Smrti.
 Smrti lebih dikenal dg nama Manu Smrti / Dharmasastra (Kitab
Undang-undang murni) memuat :
1. Aturan-aturan dasar, berfungsi mengatur dan menentukan sanksi.
2. Pedoman masyarakat Hindu untuk mencapai tujuan hidup
(Purusartha).
3. Setiap pelanggaran (delik biasa/delik adat), tindak pidana diancam
hukuman dari ringan sampai berat ( Hukuman mati).
 Pokok Pikiran Dalam Hukum Hindu :
1.Wyawaharapada dlm Dharmasastra.
Kitab sastra Hukum Hindu pertama adalah “ Dharma Sutra “
ada beberapa kitab yg ditulis oleh :
a. Gautama : isinya Fungsi dan tugas raja sbg pemegang dharma
(hukum pidana dan perdata).
b. Apastamba : isinya menambahkan Hukum Perzinahan , karena
bunuh diri, melanggar Dharma, sengketa antara
buruh dg majikan dan penyalahgunaan hak milik.
c. Baudhayana : membahas, ttg pembelaan diri, penghukuman
membunuh Brahmana, membunuh ternak orang lain.
2. Pokok Bahasan Kitab Dharmasastra
Penulis penting Dharmasastra yakni : Wisnu, Manu, Yjna Walkya.
• Manu : Kitabnya menjadi sumber bahasan hukum,
pengaruhnya sampai ke Indonesia.
• Yajna Walkya : mewakili salah satu madzab hukum yg
berkembang dlm hukum Hindu.
 Berdasarkan kitab Dharmasastra (oleh Manu), dibedakan adanya 18
( Delapan Belas ) titel hukum (Wyawaharapada) sbb :
1. Rinadana, yaitu ketentuan tentang tidak membayar hutang.
2. Niksepa, yaitu hukum mengenai deposito dan perjanjian.
3. Aswamiwikrya, yaitu penjualan barang tak bertuan.
4. Sambhuya-samutthana, yaitu perikatan antara firman.
5. Dattasyanapakarma, yaitu ketentuan mengenai hibah dan
pemberian.
6. Wetanadana,yaitu hukum mengenai tidak membayar upah.
7. Samwidwyatikarma, yaitu hukum mengenai tidak melalukan
tugas yang diperjanjian.
8. Krayawikrayanusaya, yaitu pelaksanaan jual beli.
9. Swamipalawiwada, yaitu perselisihan antara buruh dan majikan.
10. Simawiwada, yaitu perselisihan mengenai perbatasan.
11. Waparusya, yaitu mengenai penghinaan.
12. Dandaparusya,yaitu penyerangan dan kekerasan.
13. Steya , yaitu hukum mengenai pencurian.
14. Sahasa,yaitu mengenai perampokan (kekerasan).
15. Stridharma yaitu hukum mengenai kewajiban seorang istri.
16. Stripundharma, yaitu hukum mengenai kewajiban suami istri.
17. Wibhaga, yaitu hukum pembagian waris.
18. Dyutasamahwya, yaitu hukum perjudian dan pertaruhan.
3. Beberapa Masalah Hukum Dalam Perkembangan.
a. Hutang Piutang
Menurut Manu ( dlm Kitab Bab VIII.49)
 Seorang Kreditur menuntut piutangnya dari Debitur melalui”
persuasif moril “ , Keputusan Pengadilan, upaya, akal, puasa di
pintu masuk rumah Si Debitur, dan kekerasan.
 Dlm Kitabnya Bab XII. 40 :
Hutang debitur jatuh kepada ahli waris, jika ia meninggal dunia.
b. Deposito (Niksepa)
 Mulanya diajarkan oleh Gautama selanjutnya Narada dan Yajna
Walkya , yg membedakan jenis deposito yaitu : Yachita, Ayachita,
Anwahita dan Nyasa.
c. Penjualan Barang Tak Bertuan
 Dlm kitab Gautama, tak dijumpai, hanya dlm klausal Bab XII.50,
menegaskan :
“ Penadah atau penerima barang curian dapat dihukum”.
d. Persekutuan ( Sambhaya Samutthana ).
 Premi / Keuntungan / Upah diterima oleh para anggota harus
berbanding sama.
e. Dana atau Pemberian
 Dana atau Pemberian yg dikenal dg titel : “ Tatta Pranadika /
Datta Pranadika / Syanapakarma “ , artinya menghadiahkan /
penuntutan atas pemberian.
 Bentuk pemberian pd awalnya yg dikenal adalah Daksina, yaitu
upah kepada Pendeta (Brahmana ) yg melakukan Upacara untuk
orang lain.
D. KRONOLOGI HUKUM HINDU
1. Pokok – Pokok Pikiran.
 Bila timbul pertentangan hukum (perdata/pidana) Pemerintah wajib
menyelesaikan Menurut Dharmasastra kekuasaan mengadili
(Yudikatif ) adalah Raja .
 Dlm tugas Yudikatif atau Eksekutif bisa sendiri atau mengangkat
badan peradilan sbg Hakim Ahli Weda (Brahmana).
 Dlm menegakkan hukum, Dharma/Undang-undang jangan
terlukai/diselewengkan. Penyalahgunaan undang-undang
disebut adharma, berakibat tidak baik bagi negara dan pelakunya.
 Dlm memutuskan perkara, ( Menurut Manu ) tergolong bentuk
titah hukum. Setelah jelas perkaranya perlu pembuktian untuk
memperoleh kebenaran materiil masalah yg dipersengketakan.
2. Badan Yudikatif
* Manawa Dharmasastra :
- Badan Yudikatif dipegang oleh pemerintah tidak bersifat
mutlak, dapat didelegasikan kpd orang ahli.
- Badan Yudikatif berfungsi menegakkan dharma/keadilan = Wirasa
(benteng). Sedangkan pelanggaran = Wrasada (yg dikucilkan ).
* Menurut Manu : dlm memutuskan Hakim Majelis setidak-tidaknya 3
Tiga ) orang anggota.
 Manu Smrti VIII. 18 menyebutkan : Keputusan yg
salah merupakan tindakan yg tidak adil dlm
mengadili.
 Dalam hal ini :
- ¼ kesalahan / dosa jatuh pd pelakunya,
- ¼ kesalahan / dosa jatuh pd hakim yg mengadili.
- ¼ kesalahan / dosa jatuh pd yg memberi
kesaksian palsu.
- ¼ kesalahan / dosa jatuh pd Raja.
3. Acara Dlm Mengadili Menurut Sastra
* Pengadilan dimulai setelah adanya gugatan , dan gugatan timbul karena ada
pihak dirugikan.
* Pemanggilan dilakukan oleh Hakim , Raja atau Pengadilan.
Ada 2 istilah pemanggilan sbb :
1. Ahwana adalah pemanggilan yg bertujuan memaksakan terdakwa
datang di depan pengadilan.
Pemanggilan : dg pemberian kabar (Mudra) yakni mengirim utusan
kpd terdakwa.
2. Asadha adalah Penuntut Umum melakukan penahanan dlm rangka
pemanggilan, supaya terdakwa tidak melarikan diri.
 Menrut Yajna Walkya dan Brhaspati : “ Gugatan harus benar-benar baik,
kalau tidak baik, Raja dapat menolaknya “.
o Gugatan yg sempurna disebut Bhasa.
o Gugatan yg tidak sempurna disebut Praksabhasa.
Adapun yg dimaksud Praksabhasa, yaitu :
a. Bila gugatan bertentangan dg pengalaman manusia (Aprasiddha).
b. Isinya tidak memuat kebenaran yg memerlukan penindakan (Nirawadha).
c. Isinya tidak menghendaki penindakan ( Nisprayojana ).
d. Isinya tidak mungkin dapat dibuktikan ( Asambhawa ).
e. Isinya bertentangan dg kepentingan negara ( Purarastra wirudha ).
 Menurut Yajna Walkya : “ Jika gugatan menunjukkan ke 5 hal di atas,
maka gugatan dapat ditolak “ .
 Tertuduh harus memberikan bantahan/tangkisan( Uttara ).
 Dg menggabungkan gugatan dan jawaban dlm jawab menjawab
( Samskara ) , diharap kebenaran ditemui.
 Keputusan ( Siddhi ) diberikan setelah mengadakan pendengaran
( Kriya ), kepada kedua belah pihak.
 Keputusan tertulis disebut “ Jaya Patra “ isinya :
“ Pernyataan mengenai tuntutan atau gugatan dan pembelaan dlm
tangkisan disertai bukti-bukti, diputuskan atas nama keadilan
dan Sabhasada atau saksi yg datang dalam sidang “.
4. Acara Pemeriksaan
 Menurut Manu Smrti Bab III, ps 24 :
“ Seorang hakim Brahmana harus benar-benar ahli, mendalami dharma, diatas
kaca mata ilmu dan dharma ( Sruti, Smrti, Acara, Sila, Atmanastuti ).
Menurut Rsi Yajnawalkya, ditinjau dari segi pembuktian, ada 4 macam bukti yaitu :
a. Lekhya ( bukti otentik atau tertulis )
b. Bhukti ( bukti pemilikan atas materiil ).
c. Saksi ( bukti saksi ).
d. Diwya ( bukti sumpah ).
 DIWYA ( BUKTI SUMPAH ) : Asal mulanya
merupakan kesaksian Dewa-Dewa ( minta kesaksian dari dewa)
pelaksanaannya dlm bentuk :
Tula / Timbangan : yg disumpah ditimbang dg pemberat lainnya.
Agni : bersumpah dites dg api (bila terbakar dianggap bersalah.
Apah : bersumpah dites dg air ( ditenggelamkan beberapa waktu,
bila dapat bertahan hidup dianggap tak bersalah ).
Wisa : bersumpah dg racun ( Mecor =B. Bali ), jika hidup dianggap
tak bersalah.
Kosa : bersumpah dengan wisa tak beracun ( air bekas pembersih
arca atau keris yg telah dimantrai kemudian diminumkan.
( Jika tak apa-apa dlm waktu yg ditentukan, dianggap tak
bersalah ).
E. UPAYA MENTAATI HUKUM HINDU DALAM
KEHIDUPAN KEAGAMAAN DALAM KERANGKA
HUKUM HINDU.
1. PERKEMBANGAN HUKUM HINDU DI INDONESIA
 Bangsa Indonesia adalah bangsa yg relegius (percaya dg
keberadaan Tuhan sbg sumber segala-galanya).
 Agama Hindu adalah Agama tertua di Indonesia ,
penyebarannya di Indonesia membawa ajaran-ajaran, pada
masa kerajaan Hindu banyak diturunkan terjemahannya, dlm
Bhs. Jawa Kuno.
 Terkait dg hukum, adanya 4 (empat) jenis Dharmasastra salah
satunya Manawa Dharmasastra ( Bhagawan Manu ) dikritik oleh Yajna
Walkya, kemudian lahir 3 (tiga) aliran hukum yakni : Aliran
Yajnawalkya, Mitaksara dan Dayabhaga.
 Aliran Mitaksara dan Dayabhaga banyak masuk ke Indonesia,
membawa perubahan ajaran Manu (yg dianggap tak sesuai lagi)
namun dasar hukumnya masih dipakai landasan dlm mengembangkan
teori hukum baru.
 Hukum Tata Negara & Tata Praja , Hukum Pidana, sebagian besar
bersumber pd Manawa Dharmasastra ( dikenal dg hukum Kebiasaan ).
 Sehingga seluk beluk Peraturan Keagamaan Hindu dg
Kehidupan Hukum Kebiasaan, menarik perhatian para
Sarjana luar mengadakan riset, spt : Raffles, Crowford,
Jonker, Juynboll, Brandes, Kern, Kron dan Vallenhoven.
* Peraturan-peraturan Hukum dari Manawa Dharmasastra
dituangkan dlm bentuk sastra ( Ilmu ) Hukum, Sosial spt :
Sarasamuçcaya, Siwa Sesana, Purwadigama, Purwagama,
Dewagama (Krtopati), Kutaramanawa, Gajah Mada, Adigama,
Krtasima, Swayambu Subak dan Paswara.
 Kitab-kitab terkenal yg memuat Hukum Hindu yg terdapat di Indonesia yaitu : Agama,
Adigama, Rajapatigundala, Siwasesana, Rajasesana, Purusasesana,Rsisesana,
Kutaramanawa dan Purwadigama
 Kitab Agama Salinan Kutaramanawa (disusun Zaman Gajah Mada
ketika jadi Senopati sekitar th. 1360 M ), memuat
penafsiran ajaran Manawa Dharmasastra menjelaskan sejarah, latar belakang
berlakunya Hukum Adat di Indonesia.
 Kitab Adigama Gubahan th. 1323 Saka ( Majapahit diperintah oleh
Raja Wikramawardhana, th 1389 – 1429 ).
 Kitab Purwadigama Bersifat khusus atau acara.
( Kitab Sesana )
Kitab-kitab Hukum Hindu
adalah Kitab Manawa
Dharma Sastra / Manu Smrti dan kitab-kitab Hukum Hindu
lain yang bersumber dari Weda.
Kesimpu
lan
2. PHDI SEBAGAI LEMBAGA LEGISLATIF
 Menurut Lontar :“ Penerapan Hukum Hindu ( Manawa Dharmasastra ),
di Indonesia sangat jelas ( pd Zaman Ker. Majapahit) “.
 Kekuasaan Yudikatif di tangan Raja dlm memutuskan
perkara (Wyawahara), dan dibantu oleh Dewan Brahmana
(Majelis Hakim Ahli) dlm sidang Pengadilan (Dharmasabha).
 Dalam kaitan ini dibedakan bentuk-bentuk :
• Pengadilan Biasa ( Dharmastha ).
• Pengadilan Tinggi ( Pradiwaka )
• Pengadilan Istimewa.
Lembaga lain yg berperan penting Parisadha ( Majelis
Wipra /Brahmana ) yg menurut Manawa Dharmasastra/Zaman
Majapahit tidak berfungsi Yudikatif, melainkan
mengatasi pertikaian bila ada dua peraturan yg bertentangan.
- Parisadha adalah Majelis Tertinggi Agama Hindu
Indonesia Berperan membimbing dan menuntun
kehidupan Umat Hindu , mengenai cara-cara
mengamalkan ajaran agama Hindu, membina dan
mengakkan Hukum Hindu.
- PHDI berdiri tangal 23 Februari 1959.
- Terkait dg perjalanan Hukum Hindu , di Bali terdapat Lembaga
Pengadilan Agama Hindu disebut “Raad Kerta “ berpedoman
pada Kitab Agama.
3. UPAYA MENAATI HUKUM HINDU
 Sebagai Umat Hindu mempunyai 2 (dua) kewajiban yakni melaksanakan :
a. Dharma Agama adalah kewajiban umat untuk melaksanakan ajaran
Agamanya dg baik dan benar.
b. Dharma Negara adalah kewajiban umat beragama untuk menjadi Warga
Negara yg baik, mengabdi kpd Negara dg mendukung segala peraturan-
peraturan pemerintah.
 Dlm Dharma Agama diuraikan bahwa Weda ( Wahyu Ida
Sang Hyang widhi ) , sbg sumber ajaran / pedoman hidup, untuk
menciptakan kehidupan yg harmonis, bahagia lahir bathin.
 Maka itu dapat dikatakan Agama berfungsi :
• Sbg penerang hidup (sesuluh hidup) shg tahu benar & salah.
• Memberi motivasi untuk berbuat baik ( dg Panca Sradha
Karma Phala ).
Empu Yogiswara (Kekawin Ramayana II Sargah 24. 81 dan 82 )
Menyisipkan ajaran bersifat instruktif, “ agar memperlakukan
Kitab Manu (Hukum Hindu ) terus dijadikan pedoman “ . Sbb :
1. “ Prihen temen Dharma dhumaranang sarat,
Saraga sang sadhu sireka tutana,
Tan artha tan kama pidonya tan yasa,
Ya sakti sang sajjana dharma raksaka “.
2. “ Saka nikang rat kita yan wenang manut,
Manupadesa prihatah rumaksaya,
Ksaya nikang papa nahan prayojana,
Jana anuraga adhi tuwin kapangguha “.
Artinya : 1 . “ Usahakan benar dharma untuk memelihara dunia ini,
Kesenangan orang-orang bijak itu harus kamu ikuti,
Tidak mementingkan artha, kesenangan nafsu maupun nama,
Karena itulah merupakan keampuhan orang-orang bijaksana di
dalam memegang dharma “.
2. “ Peredaran zaman dunia ini sedapat-dapatnya harus kamu ikuti
benar- benar,
Pergunakan Ajaran Manu untuk memelihara ( dunia ),
Melenyapkan penderitaan,
Demikian hendaknya diusahakan kecintaan rakyat kau peroleh “.
upaya-upaya yg harus dilakukan dlm rangka
menegakkan Hukum Hindu, dg melaksanakan :
Panca Sraddha, Tri Kaya Parisudha,
Tri Hita Karana dan Etika.
“ Sampai
Jumpa Lagi “

More Related Content

What's hot

MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTMATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTVinkaAngelica81
 
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]pierse
 
Materi Pramuka kompas, tanda jejak, dan jam
Materi Pramuka kompas, tanda jejak, dan jamMateri Pramuka kompas, tanda jejak, dan jam
Materi Pramuka kompas, tanda jejak, dan jamAchmad Badawi
 
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayuKehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayuMuhammad Rauf
 
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia  Dalam Perspektif PancasilaHarmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia  Dalam Perspektif Pancasila
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasilanovipridayantiii
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiHubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiAstrid Widhowaty
 
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme di IndonesiaKolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesiaaepsudianto
 
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraBAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraRisdiana Hidayat
 
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"wisnuwms
 
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIASEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIAttanitaaprilia
 
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di IndonesiaMakalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di IndonesiaDoris Agusnita
 
Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaPendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaSEJARAH UNY
 
Peninggalan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
Peninggalan Kerajaan Hindu Budha di IndonesiaPeninggalan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
Peninggalan Kerajaan Hindu Budha di IndonesiaT. Astari
 
Upaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAMUpaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAMRirisya
 
kedatangan islam di nusantara
kedatangan islam di nusantarakedatangan islam di nusantara
kedatangan islam di nusantaraDiennisa Thahira
 
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)Eva Rahma Indriyani
 
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhir
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhirSemangat beribadah dengan meyakini hari akhir
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhirFitriHastuti2
 

What's hot (20)

MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTMATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
 
Materi Al Qur'an
Materi Al Qur'anMateri Al Qur'an
Materi Al Qur'an
 
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
 
Materi Pramuka kompas, tanda jejak, dan jam
Materi Pramuka kompas, tanda jejak, dan jamMateri Pramuka kompas, tanda jejak, dan jam
Materi Pramuka kompas, tanda jejak, dan jam
 
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayuKehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
Kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya kerajaan melayu
 
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia  Dalam Perspektif PancasilaHarmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia  Dalam Perspektif Pancasila
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiHubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusi
 
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme di IndonesiaKolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
 
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraBAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Kerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaranKerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaran
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"
 
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIASEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
 
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di IndonesiaMakalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
 
Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaPendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia
 
Peninggalan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
Peninggalan Kerajaan Hindu Budha di IndonesiaPeninggalan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
Peninggalan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
 
Upaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAMUpaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAM
 
kedatangan islam di nusantara
kedatangan islam di nusantarakedatangan islam di nusantara
kedatangan islam di nusantara
 
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
Perkembangan Agama Islam di Eropa (Andalusia, Rusia , Inggris)
 
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhir
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhirSemangat beribadah dengan meyakini hari akhir
Semangat beribadah dengan meyakini hari akhir
 

Similar to HUKUM HINDU DI VEDA

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adatnatal kristiono
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formilYori Feriyandi
 
Tugas Agama kelas X
Tugas Agama kelas X Tugas Agama kelas X
Tugas Agama kelas X Dhudy_Hario
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptandhika perceka
 
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 tugas ke 1.bustami jasri.pptx tugas ke 1.bustami jasri.pptx
tugas ke 1.bustami jasri.pptxBustamijasri
 
Jurnal sharia law ed 01 | SHARIA LAW INSTITUTE
Jurnal sharia law ed 01 | SHARIA LAW INSTITUTEJurnal sharia law ed 01 | SHARIA LAW INSTITUTE
Jurnal sharia law ed 01 | SHARIA LAW INSTITUTEChandra Irawan
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Ltfltf
 
II. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxdonihasmanto
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slideMael Aja
 
Daniel Ismanto E0018101 - Religious Legal System.pptx
Daniel Ismanto E0018101 - Religious Legal System.pptxDaniel Ismanto E0018101 - Religious Legal System.pptx
Daniel Ismanto E0018101 - Religious Legal System.pptxDatriNurmansyah2
 
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumMakalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumShriie Arianti
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahNeyna Fazadiq
 

Similar to HUKUM HINDU DI VEDA (20)

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
 
HUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.pptHUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.ppt
 
Tugas Agama kelas X
Tugas Agama kelas X Tugas Agama kelas X
Tugas Agama kelas X
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
Hukum adat meeting II
Hukum adat meeting IIHukum adat meeting II
Hukum adat meeting II
 
Hukum adat meeting i
Hukum adat meeting iHukum adat meeting i
Hukum adat meeting i
 
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 tugas ke 1.bustami jasri.pptx tugas ke 1.bustami jasri.pptx
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 
Jurnal sharia law ed 01 | SHARIA LAW INSTITUTE
Jurnal sharia law ed 01 | SHARIA LAW INSTITUTEJurnal sharia law ed 01 | SHARIA LAW INSTITUTE
Jurnal sharia law ed 01 | SHARIA LAW INSTITUTE
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2
 
II. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptx
 
5-hukum-adat.ppt
5-hukum-adat.ppt5-hukum-adat.ppt
5-hukum-adat.ppt
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
 
Daniel Ismanto E0018101 - Religious Legal System.pptx
Daniel Ismanto E0018101 - Religious Legal System.pptxDaniel Ismanto E0018101 - Religious Legal System.pptx
Daniel Ismanto E0018101 - Religious Legal System.pptx
 
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumMakalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
 
Agro.agama
Agro.agamaAgro.agama
Agro.agama
 
HUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docxHUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docx
 
PHI 1b.pptx
PHI 1b.pptxPHI 1b.pptx
PHI 1b.pptx
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariah
 

Recently uploaded

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 

HUKUM HINDU DI VEDA

  • 1. HUKUM HINDU DALAM SUSASTRA VEDA A. PENGERTIAN UMUM.  Definisi : “ Hukum adalah peraturan-peraturan yg mengatur tingkah laku manusia, baik sbg perorangan maupun sbg kelompok, agar tercipta suasana hidup serasi, berdaya guna dan tertib “.  Umumnya Hukum ditetapkan oleh penguasa/pemerintah berlaku secara alamiah dan kalau perlu dapat dipaksakan agar peraturan dipatuhi.  Sumber Hukum ada 2 ( dua ) yaitu : 1. Tertulis : - UUD disamakan dg Sruti - UU Pokok disamakan dg Smrti. - UU Pelaksanaan disamakan dg Nibandha. 2. Tidak tertulis spt: Konvensi . Konvensi dlm Agama Hindu disamakan dg Sila, Acara , Atmanastusti.  Dlm Ilmu Hukum terdapat istilah : 1. Statuta Law : hukum yg dibentuk dg sengaja oleh penguasa. 2. Common Law/Natural Law : hukum alam yang ada secara alamiah.
  • 2.  Setiap Umat beragama sekaligus sbg Warga Negara , harus tunduk pd 2 (dua) kekuasaan hukum yaitu : 1. Hukum yg bersumber pd perundang-undangan negara spt : UUD, UUP, UU dan PP. (yg dibuat oleh manusia/Lembaga Pembuat Unang-Undang. 2. Hukum yg bersumber pada kitab suci , sesuai agama yg dianut , ( Undang-undang yg bersifat murni berdasarkan wahyu suci Tuhan, yg dikodifikasikan menjadi Kitab Suci Weda ).  Hukum dlm Agama Hindu Mempunyai Banyak Istilah al : Widhi, Drsta, Acara, Agama, Wyawahara, Nitisastra, Rajaniti dan Arthasastra.  Dalam Weda istilah yg sama dg Hukum adalah : 1. Rta hukum alam yg bersifat abadi ( murni bersifat absolut trasendental ). 2. Dharma hukum duniawi ( penjabaran Rta dlm tingkah laku ).  Dlm Dharma / Hukum memuat 2 (dua) hal penting yaitu : 1. Unsur yg bersifat mengatur / normatif 2. Unsur yg bersifat Keharusan / Memaksa / represif ( jika dilanggar dapat dipaksakan dg ancaman sanksi/hukum ).
  • 3. Ketentuan mengenai Weda sbg sumber Hukum tercantum dlm kitab :  Manawa Dharmasastra. II.6 sbb : “ Wedo’khilo dharma mulam smrti sile ca tad widam, acarasca iwa sadhunam atmanastutir ewa ca “. Artinya: “ Seluruh Weda merupakan sumber utama daripada dhrama (Agama Hindu ) kemudian barulah Smrti disamping kebiasaan-kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda, kemudian Acara tradisi dari orang-orang suci serta akhirnya Atmanastuti (rasa puas diri sendiri ) “.  Manawa Dharmasastra II. 10 sbb : “ Srutistu wedo wijneyo dharmasastram tu wai smrtih, te sarwartheswam imamsye tabhyam dharmohi nirbabhau “. Artinya : “ Sesungguhnya Sruti adalah Weda demikianlah pula Smrti itu adalah Dharmaçastra, keduanya tidak boleh diragukan dalam hal apapun karena keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber agama Hindu (dharma ).
  • 4.  Sarasamuçcaya Bab II. 37 menyebutkan : “ Çrutir wedah samākhyato dharmaçastram tu wai smŗtih, te sarwātheswam īmāmsye tābhyām dharmo winir bhŗtah “. Artinya : “ Yang perlu dibicarakan sekarang Sruti yaitu Catur weda, dan Smrti Dharmaçastra,Sruti dan Smrti kedua-duanya harus diyakini, dituruti ajaran-ajarannya pada setiap usaha, jika telah demikian maka sempurnalah kebaikan tindakan anda dalam bidang Dharma “. - Sumber utama Hukum Hindu adalah Sruti dan Smrti, - Kebenaran Sruti dan Smrti tidak boleh dibantah, - Keduanya patut dijadikan pedoman di dalam bertingkah laku. Kesimp ulan :
  • 5. B. SUMBER HUKUM HINDU  Peninjauan sumber Hukum Hindu dibagi menjadi 4 (empat) yaitu : 1. Peninjauan Sumber Hukum Hindu Dalam Arti Sejarah.  Bukti –bukti sejarah, dokumen tertua yg memuat pokok-pokok Hukum Hindu ( Weda Sruti ) diduga ditulis abad X SM.  Dharma Sastra sbg bagian dari Kalpa sutra(Tentang Upacara Yadnya). Kalpa Sutra terdiri dari : 1. Srauta Sruta : isinya , Berbagai cara pemujaan/penghormatan Tri Agni : ( Daksinagni/Cittagni = Api untuk membakar mayat, Ahawaniyagni = Api untuk memasak, Grhaspatyagni = Api Upacara Perkawinan ). 2. Grhya Sutra : isinya, Keterangan dan petunjuk penting yg harus dilakukan oleh orang yg berumah tangga. (mulai Garbhadana sampai Antyesti Sradha ). 3. Dharma Sutra : isinya, Aturan –aturan dasar bidang hukum, Agama, acara dan sistacara.
  • 6. 4. Sulwa Sutra : memuat tata cara membuat peribadatan ( Arsitektur )  Perkembangan Dalam “ Kitab Dharma Sutra “  Dharma Sutra dijadikan dasar penulisan Dharma Sastra.  Bentuk penulisannya dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : • Sutra : bentuk penulisan yg amat singkat semacam aphrisme. • Sastra : uraian-uraian yg lebih panjang.  Perkembangan dan pembagian berlakunya Dharma Sastra sbb : a. Manawa Dharmasastra oleh Maharsi Manu berlaku zaman Kertha Yuga. b. Gautama Dharmasastra oleh Maharsi Gautama berlaku zaman Treta Yuga. c. Samkhalikhita Dharmasastra oleh Maharsi Samkhalikhita berlaku zaman Dwapara Yuga. d. Parasara Dharmasastra oleh Maharsi Parasara berlaku zaman Kaliyuga.  Sejarah Pertumbuhan Hukum Hindu ditandai oleh 3 ( tiga )Madzab yaitu : a. Aliran Yajňawalkya oleh Yajňawalkya b. Aliran Mitaksara oleh Wijňaneswara - 2 aliran yg berpengaruh di c. Aliran Dayabhaga oleh Jimutawahana Indonesia. - Yang paling berpengaruh aliran Mitaksara.
  • 7. 2. Peninjauan Sumber Hukum Dalam Arti Sosiologis.  Sosiologis adalah ilmu kemasyarakatan.  Masyarakat adalah kelompok manusia pd daerah tertentu, yg mempunyai hubungan budaya, agama, bahasa dll telah punya aturan yg melembaga.  Pemikiran/perenungan berbagai kaidah hukum tak lepas dari pandangan masyarakat setempat.  Sila (tingkah laku orang-orang beradab).  Acara ( adat istiadat ).  Atmanastuti (rasa puas pada diri) diukur atas dasar arti publik.  Penerapan Dharma didasarkan asas-asas Samaya ( Waktu), Desa(Tempat), Acara(Kebiasaan), Kula(Keluarga),Warna(Golongan) dan Samanya (sifat-sifat umum) berarti penerapan hukum Hindu mempertimbangkan kenyataan pada : suatu waktu, tempat, keadaan tetentu ( Desa, Kala, Patra ) 3. Peninjauan Sumber Hukum Dalam Arti Filsafat.  Filsafat adalah ilmu pikir, pencarian rasional ke dlm sifat kebenaran/realitas dan memberi pemecahan yg jelas.  Untuk mengetahui masalah-masalah transendental.  Menuntun manusia untuk mencapai tujuan hidup ( Jagadhita dan Moksa ), Filsafat Hindu memakai sistem dan methode : • Harus didasarkan pd dharma,
  • 8. • Harus diusahakan melalui keilmuan ( Jnana ) • Harus didasarkan pd kepercayaan ( Sradha ) • Harus didasarkan usaha terus menerus dg pengendalian pikiran, ucapan, prilaku. • Harus ditebus dg usaha prayascita/penyucian. 4. Peninjauan Sumber Hukum Dalam Arti Formil  Menurut Prof.MR.DR.J.L. Van Apeldoorn : Sumber hukum dlm arti formil artinya bentuk hukum yg dibuat oleh badan atau lembaga.  Juga berarti sumber hukum yg berdasarkan bentuk yg dapat menimbulkan hukum positif.  Sumber hukum dlm arti positif dan bersifat pasti yaitu : • Undang-undang, • Kebiasaan dan adat • Traktat ( perjanjian antar bangsa dg bangsa), Contoh : Perjanjian tentang perdamaian.
  • 9.  Sumber Hukum Menurut Manawa Dharmasastra II.6 sbb: - Weda/Sruti : Wahyu yg dihimpun dlm beberapa buku ( Mantra Samhita ). - Smrti : Peraturan-peraturan yg bersumber pada Sruti . - Sila : Tingkah laku orang Suci ( beradab ). - Acara (Sadacara) : Adat istiadat yg hidup dlm masyarakat. - Atmanastuti : Rasa puas diri sendiri. ( Yg diukur atas dasar arti publik/umum) Majelis Parisadha sbg dasar ukuran.
  • 10. C. MANAWA DHARMASASTRA ( COMPENDIUM HUKUM HINDU )  Compendium = Ikhtisar / ringkasan.  Sumber tertulis (dokumen sejarah) Hukum Hindu adalah :  Sruti merupakan sumber dari segala sumber hukum, sumber dari Smrti.  Smrti lebih dikenal dg nama Manu Smrti / Dharmasastra (Kitab Undang-undang murni) memuat : 1. Aturan-aturan dasar, berfungsi mengatur dan menentukan sanksi. 2. Pedoman masyarakat Hindu untuk mencapai tujuan hidup (Purusartha). 3. Setiap pelanggaran (delik biasa/delik adat), tindak pidana diancam hukuman dari ringan sampai berat ( Hukuman mati).
  • 11.  Pokok Pikiran Dalam Hukum Hindu : 1.Wyawaharapada dlm Dharmasastra. Kitab sastra Hukum Hindu pertama adalah “ Dharma Sutra “ ada beberapa kitab yg ditulis oleh : a. Gautama : isinya Fungsi dan tugas raja sbg pemegang dharma (hukum pidana dan perdata). b. Apastamba : isinya menambahkan Hukum Perzinahan , karena bunuh diri, melanggar Dharma, sengketa antara buruh dg majikan dan penyalahgunaan hak milik. c. Baudhayana : membahas, ttg pembelaan diri, penghukuman membunuh Brahmana, membunuh ternak orang lain. 2. Pokok Bahasan Kitab Dharmasastra Penulis penting Dharmasastra yakni : Wisnu, Manu, Yjna Walkya. • Manu : Kitabnya menjadi sumber bahasan hukum, pengaruhnya sampai ke Indonesia. • Yajna Walkya : mewakili salah satu madzab hukum yg berkembang dlm hukum Hindu.
  • 12.  Berdasarkan kitab Dharmasastra (oleh Manu), dibedakan adanya 18 ( Delapan Belas ) titel hukum (Wyawaharapada) sbb : 1. Rinadana, yaitu ketentuan tentang tidak membayar hutang. 2. Niksepa, yaitu hukum mengenai deposito dan perjanjian. 3. Aswamiwikrya, yaitu penjualan barang tak bertuan. 4. Sambhuya-samutthana, yaitu perikatan antara firman. 5. Dattasyanapakarma, yaitu ketentuan mengenai hibah dan pemberian. 6. Wetanadana,yaitu hukum mengenai tidak membayar upah. 7. Samwidwyatikarma, yaitu hukum mengenai tidak melalukan tugas yang diperjanjian. 8. Krayawikrayanusaya, yaitu pelaksanaan jual beli. 9. Swamipalawiwada, yaitu perselisihan antara buruh dan majikan. 10. Simawiwada, yaitu perselisihan mengenai perbatasan. 11. Waparusya, yaitu mengenai penghinaan. 12. Dandaparusya,yaitu penyerangan dan kekerasan. 13. Steya , yaitu hukum mengenai pencurian. 14. Sahasa,yaitu mengenai perampokan (kekerasan). 15. Stridharma yaitu hukum mengenai kewajiban seorang istri.
  • 13. 16. Stripundharma, yaitu hukum mengenai kewajiban suami istri. 17. Wibhaga, yaitu hukum pembagian waris. 18. Dyutasamahwya, yaitu hukum perjudian dan pertaruhan. 3. Beberapa Masalah Hukum Dalam Perkembangan. a. Hutang Piutang Menurut Manu ( dlm Kitab Bab VIII.49)  Seorang Kreditur menuntut piutangnya dari Debitur melalui” persuasif moril “ , Keputusan Pengadilan, upaya, akal, puasa di pintu masuk rumah Si Debitur, dan kekerasan.  Dlm Kitabnya Bab XII. 40 : Hutang debitur jatuh kepada ahli waris, jika ia meninggal dunia. b. Deposito (Niksepa)  Mulanya diajarkan oleh Gautama selanjutnya Narada dan Yajna Walkya , yg membedakan jenis deposito yaitu : Yachita, Ayachita, Anwahita dan Nyasa.
  • 14. c. Penjualan Barang Tak Bertuan  Dlm kitab Gautama, tak dijumpai, hanya dlm klausal Bab XII.50, menegaskan : “ Penadah atau penerima barang curian dapat dihukum”. d. Persekutuan ( Sambhaya Samutthana ).  Premi / Keuntungan / Upah diterima oleh para anggota harus berbanding sama. e. Dana atau Pemberian  Dana atau Pemberian yg dikenal dg titel : “ Tatta Pranadika / Datta Pranadika / Syanapakarma “ , artinya menghadiahkan / penuntutan atas pemberian.  Bentuk pemberian pd awalnya yg dikenal adalah Daksina, yaitu upah kepada Pendeta (Brahmana ) yg melakukan Upacara untuk orang lain.
  • 15. D. KRONOLOGI HUKUM HINDU 1. Pokok – Pokok Pikiran.  Bila timbul pertentangan hukum (perdata/pidana) Pemerintah wajib menyelesaikan Menurut Dharmasastra kekuasaan mengadili (Yudikatif ) adalah Raja .  Dlm tugas Yudikatif atau Eksekutif bisa sendiri atau mengangkat badan peradilan sbg Hakim Ahli Weda (Brahmana).  Dlm menegakkan hukum, Dharma/Undang-undang jangan terlukai/diselewengkan. Penyalahgunaan undang-undang disebut adharma, berakibat tidak baik bagi negara dan pelakunya.  Dlm memutuskan perkara, ( Menurut Manu ) tergolong bentuk titah hukum. Setelah jelas perkaranya perlu pembuktian untuk memperoleh kebenaran materiil masalah yg dipersengketakan.
  • 16. 2. Badan Yudikatif * Manawa Dharmasastra : - Badan Yudikatif dipegang oleh pemerintah tidak bersifat mutlak, dapat didelegasikan kpd orang ahli. - Badan Yudikatif berfungsi menegakkan dharma/keadilan = Wirasa (benteng). Sedangkan pelanggaran = Wrasada (yg dikucilkan ). * Menurut Manu : dlm memutuskan Hakim Majelis setidak-tidaknya 3 Tiga ) orang anggota.
  • 17.  Manu Smrti VIII. 18 menyebutkan : Keputusan yg salah merupakan tindakan yg tidak adil dlm mengadili.  Dalam hal ini : - ¼ kesalahan / dosa jatuh pd pelakunya, - ¼ kesalahan / dosa jatuh pd hakim yg mengadili. - ¼ kesalahan / dosa jatuh pd yg memberi kesaksian palsu. - ¼ kesalahan / dosa jatuh pd Raja.
  • 18. 3. Acara Dlm Mengadili Menurut Sastra * Pengadilan dimulai setelah adanya gugatan , dan gugatan timbul karena ada pihak dirugikan. * Pemanggilan dilakukan oleh Hakim , Raja atau Pengadilan. Ada 2 istilah pemanggilan sbb : 1. Ahwana adalah pemanggilan yg bertujuan memaksakan terdakwa datang di depan pengadilan. Pemanggilan : dg pemberian kabar (Mudra) yakni mengirim utusan kpd terdakwa. 2. Asadha adalah Penuntut Umum melakukan penahanan dlm rangka pemanggilan, supaya terdakwa tidak melarikan diri.
  • 19.  Menrut Yajna Walkya dan Brhaspati : “ Gugatan harus benar-benar baik, kalau tidak baik, Raja dapat menolaknya “. o Gugatan yg sempurna disebut Bhasa. o Gugatan yg tidak sempurna disebut Praksabhasa. Adapun yg dimaksud Praksabhasa, yaitu : a. Bila gugatan bertentangan dg pengalaman manusia (Aprasiddha). b. Isinya tidak memuat kebenaran yg memerlukan penindakan (Nirawadha). c. Isinya tidak menghendaki penindakan ( Nisprayojana ). d. Isinya tidak mungkin dapat dibuktikan ( Asambhawa ). e. Isinya bertentangan dg kepentingan negara ( Purarastra wirudha ).  Menurut Yajna Walkya : “ Jika gugatan menunjukkan ke 5 hal di atas, maka gugatan dapat ditolak “ .  Tertuduh harus memberikan bantahan/tangkisan( Uttara ).  Dg menggabungkan gugatan dan jawaban dlm jawab menjawab ( Samskara ) , diharap kebenaran ditemui.  Keputusan ( Siddhi ) diberikan setelah mengadakan pendengaran ( Kriya ), kepada kedua belah pihak.
  • 20.  Keputusan tertulis disebut “ Jaya Patra “ isinya : “ Pernyataan mengenai tuntutan atau gugatan dan pembelaan dlm tangkisan disertai bukti-bukti, diputuskan atas nama keadilan dan Sabhasada atau saksi yg datang dalam sidang “. 4. Acara Pemeriksaan  Menurut Manu Smrti Bab III, ps 24 : “ Seorang hakim Brahmana harus benar-benar ahli, mendalami dharma, diatas kaca mata ilmu dan dharma ( Sruti, Smrti, Acara, Sila, Atmanastuti ). Menurut Rsi Yajnawalkya, ditinjau dari segi pembuktian, ada 4 macam bukti yaitu : a. Lekhya ( bukti otentik atau tertulis ) b. Bhukti ( bukti pemilikan atas materiil ). c. Saksi ( bukti saksi ). d. Diwya ( bukti sumpah ).
  • 21.  DIWYA ( BUKTI SUMPAH ) : Asal mulanya merupakan kesaksian Dewa-Dewa ( minta kesaksian dari dewa) pelaksanaannya dlm bentuk : Tula / Timbangan : yg disumpah ditimbang dg pemberat lainnya. Agni : bersumpah dites dg api (bila terbakar dianggap bersalah. Apah : bersumpah dites dg air ( ditenggelamkan beberapa waktu, bila dapat bertahan hidup dianggap tak bersalah ). Wisa : bersumpah dg racun ( Mecor =B. Bali ), jika hidup dianggap tak bersalah. Kosa : bersumpah dengan wisa tak beracun ( air bekas pembersih arca atau keris yg telah dimantrai kemudian diminumkan. ( Jika tak apa-apa dlm waktu yg ditentukan, dianggap tak bersalah ).
  • 22. E. UPAYA MENTAATI HUKUM HINDU DALAM KEHIDUPAN KEAGAMAAN DALAM KERANGKA HUKUM HINDU. 1. PERKEMBANGAN HUKUM HINDU DI INDONESIA  Bangsa Indonesia adalah bangsa yg relegius (percaya dg keberadaan Tuhan sbg sumber segala-galanya).  Agama Hindu adalah Agama tertua di Indonesia , penyebarannya di Indonesia membawa ajaran-ajaran, pada masa kerajaan Hindu banyak diturunkan terjemahannya, dlm Bhs. Jawa Kuno.
  • 23.  Terkait dg hukum, adanya 4 (empat) jenis Dharmasastra salah satunya Manawa Dharmasastra ( Bhagawan Manu ) dikritik oleh Yajna Walkya, kemudian lahir 3 (tiga) aliran hukum yakni : Aliran Yajnawalkya, Mitaksara dan Dayabhaga.  Aliran Mitaksara dan Dayabhaga banyak masuk ke Indonesia, membawa perubahan ajaran Manu (yg dianggap tak sesuai lagi) namun dasar hukumnya masih dipakai landasan dlm mengembangkan teori hukum baru.  Hukum Tata Negara & Tata Praja , Hukum Pidana, sebagian besar bersumber pd Manawa Dharmasastra ( dikenal dg hukum Kebiasaan ).
  • 24.  Sehingga seluk beluk Peraturan Keagamaan Hindu dg Kehidupan Hukum Kebiasaan, menarik perhatian para Sarjana luar mengadakan riset, spt : Raffles, Crowford, Jonker, Juynboll, Brandes, Kern, Kron dan Vallenhoven. * Peraturan-peraturan Hukum dari Manawa Dharmasastra dituangkan dlm bentuk sastra ( Ilmu ) Hukum, Sosial spt : Sarasamuçcaya, Siwa Sesana, Purwadigama, Purwagama, Dewagama (Krtopati), Kutaramanawa, Gajah Mada, Adigama, Krtasima, Swayambu Subak dan Paswara.
  • 25.  Kitab-kitab terkenal yg memuat Hukum Hindu yg terdapat di Indonesia yaitu : Agama, Adigama, Rajapatigundala, Siwasesana, Rajasesana, Purusasesana,Rsisesana, Kutaramanawa dan Purwadigama  Kitab Agama Salinan Kutaramanawa (disusun Zaman Gajah Mada ketika jadi Senopati sekitar th. 1360 M ), memuat penafsiran ajaran Manawa Dharmasastra menjelaskan sejarah, latar belakang berlakunya Hukum Adat di Indonesia.  Kitab Adigama Gubahan th. 1323 Saka ( Majapahit diperintah oleh Raja Wikramawardhana, th 1389 – 1429 ).  Kitab Purwadigama Bersifat khusus atau acara. ( Kitab Sesana ) Kitab-kitab Hukum Hindu adalah Kitab Manawa Dharma Sastra / Manu Smrti dan kitab-kitab Hukum Hindu lain yang bersumber dari Weda. Kesimpu lan
  • 26. 2. PHDI SEBAGAI LEMBAGA LEGISLATIF  Menurut Lontar :“ Penerapan Hukum Hindu ( Manawa Dharmasastra ), di Indonesia sangat jelas ( pd Zaman Ker. Majapahit) “.  Kekuasaan Yudikatif di tangan Raja dlm memutuskan perkara (Wyawahara), dan dibantu oleh Dewan Brahmana (Majelis Hakim Ahli) dlm sidang Pengadilan (Dharmasabha).  Dalam kaitan ini dibedakan bentuk-bentuk : • Pengadilan Biasa ( Dharmastha ). • Pengadilan Tinggi ( Pradiwaka ) • Pengadilan Istimewa.
  • 27. Lembaga lain yg berperan penting Parisadha ( Majelis Wipra /Brahmana ) yg menurut Manawa Dharmasastra/Zaman Majapahit tidak berfungsi Yudikatif, melainkan mengatasi pertikaian bila ada dua peraturan yg bertentangan. - Parisadha adalah Majelis Tertinggi Agama Hindu Indonesia Berperan membimbing dan menuntun kehidupan Umat Hindu , mengenai cara-cara mengamalkan ajaran agama Hindu, membina dan mengakkan Hukum Hindu. - PHDI berdiri tangal 23 Februari 1959. - Terkait dg perjalanan Hukum Hindu , di Bali terdapat Lembaga Pengadilan Agama Hindu disebut “Raad Kerta “ berpedoman pada Kitab Agama.
  • 28. 3. UPAYA MENAATI HUKUM HINDU  Sebagai Umat Hindu mempunyai 2 (dua) kewajiban yakni melaksanakan : a. Dharma Agama adalah kewajiban umat untuk melaksanakan ajaran Agamanya dg baik dan benar. b. Dharma Negara adalah kewajiban umat beragama untuk menjadi Warga Negara yg baik, mengabdi kpd Negara dg mendukung segala peraturan- peraturan pemerintah.  Dlm Dharma Agama diuraikan bahwa Weda ( Wahyu Ida Sang Hyang widhi ) , sbg sumber ajaran / pedoman hidup, untuk menciptakan kehidupan yg harmonis, bahagia lahir bathin.  Maka itu dapat dikatakan Agama berfungsi : • Sbg penerang hidup (sesuluh hidup) shg tahu benar & salah. • Memberi motivasi untuk berbuat baik ( dg Panca Sradha Karma Phala ).
  • 29. Empu Yogiswara (Kekawin Ramayana II Sargah 24. 81 dan 82 ) Menyisipkan ajaran bersifat instruktif, “ agar memperlakukan Kitab Manu (Hukum Hindu ) terus dijadikan pedoman “ . Sbb : 1. “ Prihen temen Dharma dhumaranang sarat, Saraga sang sadhu sireka tutana, Tan artha tan kama pidonya tan yasa, Ya sakti sang sajjana dharma raksaka “. 2. “ Saka nikang rat kita yan wenang manut, Manupadesa prihatah rumaksaya, Ksaya nikang papa nahan prayojana, Jana anuraga adhi tuwin kapangguha “.
  • 30. Artinya : 1 . “ Usahakan benar dharma untuk memelihara dunia ini, Kesenangan orang-orang bijak itu harus kamu ikuti, Tidak mementingkan artha, kesenangan nafsu maupun nama, Karena itulah merupakan keampuhan orang-orang bijaksana di dalam memegang dharma “. 2. “ Peredaran zaman dunia ini sedapat-dapatnya harus kamu ikuti benar- benar, Pergunakan Ajaran Manu untuk memelihara ( dunia ), Melenyapkan penderitaan, Demikian hendaknya diusahakan kecintaan rakyat kau peroleh “.
  • 31. upaya-upaya yg harus dilakukan dlm rangka menegakkan Hukum Hindu, dg melaksanakan : Panca Sraddha, Tri Kaya Parisudha, Tri Hita Karana dan Etika. “ Sampai Jumpa Lagi “