Modul ini membahas tentang tugas dan fungsi Kejaksaan di bidang tindak pidana khusus serta administrasi perkara terkait. Pembahasan meliputi struktur organisasi Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus beserta tugas dan fungsi setiap bagian, serta prosedur administrasi perkara tindak pidana khusus.
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
TINDAK PIDANA KHUSUS
1. disusun oleh
Dr. MUSLIKHUDDIN, S.H.,M.H.
NESLI TAMBA, SH. MH
AFRIZAL CHAIR NAWAR, SH.,MH
ABRARI RIZKI FALKA, SH
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TEKNIS ADMINISTRASI KEJAKSAAN (TAK)
BADIKLAT KEJAKSAAN R.I.
TAHUN 2022
TUGAS DAN FUNGSI SERTA ADMINISTRASI
BIDANG TINDAK PIDANA KHUSUS
2. KataPengantar
Tujuan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk
tercapainya tujuan tersebut perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) termasuk SDM di
Kejaksaan
Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain
berdasarkan Undang-Undang. Sebagai lembaga pemerintah, Kejaksaan harus didukung oleh
aparatur yang profesional, berintegritas dan berkarakter yang salah satu caranya didapat melalui
pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kejaksaan R.I.
mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan (TAK) bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2022. Dalam rangka pemenuhan proses pembelajaran, maka disusunlah
modul-modul, yang salah satunya modul Tugas, Kewenangan dan Administrasi Perkara Tindak
Pidana Khusus.
Maksud dan tujuan penyusunan modul ini agar peserta diklat TAK sebagai calon PNS
Kejaksaan dapat memahami dan melaksanakan tugas dan fungsi administrasi di bidang Tindak
Pidana Khusus, sehingga peserta Diklat TAK memperoleh bekal dasar yang cukup mengenai apa dan
bagaimana tugas dan fungsi Kejaksaan RI. di bidang Tindak Pidana Khusus.
3. Atas nama Badan Pendidikan dan Pelatihan, kami mengucapkan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada tim penyusun yang telah bekerja keras menyusun modul ini. Begitu pula
halnya dengan para ahli di bidang masing-masing yang telah memberikan review dan masukan,
kami ucapkan terimakasih
Kami menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik,
saran dan kontribusi dari berbagai pihak tentu akan sangat membantu untuk perbaikan modul ini
ke depan. Akhirnya kami berharap semoga modul ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi
bagi para peserta TAK dalam pelaksanaan tugas kedinasan.
Jakarta, Februari 2022
Kepala Badan,
Tony T. Spontana
4. Pendahuluan
2
Deskripsi Singkat
Modul ini akan membahas tentang
tugas, wewenang, fungsi Jaksa Agung
Muda Bidang Tindak Pidana Khusus
dan Administrasi Perkara Tindak
Pidana.
Pembahasan dimulai dengan tugas dan
kewenangan Kejaksaan di Bidang
Tindak Pidana Khusus serta membahas
tentang administrasi dan prosedur yang
akan digunakan dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya.
Indikator Keberhasilan
1. Memahami dan mengaplikasikan
tugas dan fungsi Kejaksaan serta tata
kelola administrasi Kejaksaan
dibidang Tindak Pidana Khusus dalam
pelaksanaan tugas.
2. Tersedianya CPNS Kejaksaan R.I. yang
memiliki kemampuan dan ketrampilan,
memiliki integritas kepribadian dan
disiplin dalam pelaksanaan tugas,
fungsi dan kewenangan Kejaksaan.
Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi Kejaksaan serta tata
kelola administrasi Kejaksaan di bidang Tindak Pidana Khusus.
2. Mempersiapkan dan membentuk CPNS Kejaksaan R.I. yang siap pakai
dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan Kejaksaan.
5. A. LATAR BELAKANG
3 I. PENDAHULUAN
ADMINISTRASI
SEMPIT Pemerintah
kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan atau kegiatan kantor dan tata usaha,
yang secara teknis berisi kegiatan tulis menulis,
surat menyurat, catat mencatat, ketik mengetik
dan penyimpan serta pengurusan naskah-naskah
yang hanya bersifat ketatausahaan belaka
LUAS Negara
semua kegiatan negara dengan maksud
menunaikan dan melaksanakan kebijaksanaan
negara
6. 4
Dalam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2), penyidik wajib menjunjung tinggi hukum yang berlaku (Pasal 7
ayat (3) KUHAP)
Jaksa Agung bertanggung jawab atas penuntutan yang dilaksanakan
secara independen demi keadilan berdasarkan hukum dan hati nurari,
yang pertanggungjawabannya disampaikan kepada Presiden dan
Dewan Perwakilan rakyat sesuai dengan AKUNTABILITAS (Pasal 37 UU No.
16 Tahun 2004)
Perlu administrasi perkara dalam setiap tahap
penanganan perkara, sehingga dapat dihasilkan
penanganan perkara pidana yang dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum
8. Tugas dan wewenang Jampidsus
Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus menyelenggarakan
fungsi :
JAM Pidsus mempunyai Tugas
dan wewenang
melaksanakan tugas
Kejaksaan di bidang tindak
pidana khusus, yang meliputi
penyelidikan, penyidikan,
prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, penuntutan,
upaya hukum, pelaksanaan
penetapan hakim dan
putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, eksaminasi
serta pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana
bersyarat, keputusan lepas
bersyarat dalam perkara
tindak pidana khusus serta
Tindakan hukum lainnya.
Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana khusus.
Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana khusus.
Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang tindak
pidana khusus.
Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau Lembaga baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di
bidang tindak pidana khusus dan,
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung.
9.
10. Tugas, fungsi Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus
Sesjampidsus menyelenggarakan fungsi,
Sesjampidsus
mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan
kesekretariatan di
lingkungan Jaksa Agung
Muda Bidang Tindak
Pidana Khusus.
Penyiapan kegiatan di bidang kesekretariatan di lingkungan Jaksa Agung Muda Bidang Tidak Pidana Khusus.
Menyusun rencana strategis, rencana kerja kementerian dan Lembaga di lingkungan Jaksa Agung Bidang Tindak Pidana Khusus.
Pemberian bimbingan, pembinaan dan pengamananteknis kegiatan serta perumusan kebijakan koordinasi di lingkungan Jaksa Agung Muda Bidang
Tindak Pidana Khusus.
Perumusan kebijakan dalam pengumpulan, pencatatan pengolahan, analisis dan penyajian data kegiatan.
Pelaksanaan pemantauan, penilaian dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja,
Pelaksanaan urusan ketatausahaan yang meliputi urusan pembinaan SDM penyelenggara acara, persuratan, kearsipan dokumentasi, kerumahtanggaan
dan perlengkapan.
Pemberian dukungan administrasi keuangan.
Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi,
Pelaksaan fungsi lain sesuai dengan petunjuk JAM Pidsus.
11. Tugas dan Fungsi Kepala Bagian Penyusunan Program dan
Penilaian
Bagian Penyusunan Program, Laporan dan Penilaian
menyelenggarakan fungsi,
Bagian Penyusunan
Program, Laporan dan
Penilaian mempunyai
tugas melaksanakan
penyusunan rencana
dan program kerja,
pemantauan, penilaian
dan pelaporan.
Pelaksanaan pengumpulan, pencatan,
pengolahan dan penyajian data.
Penyiapan bahan penyusunan rencana,
program kerja, capaian kinerja’
Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, penilaian
dan pelaporan capaian kinerja dan
pelaksanaan reformasi birokrasi
12. Subbagian Penyususnan Program
Laporan mempunyai tugas
melakukan pengumpulan,
pencatatan dan pengolahan data,
penyusunan rencana dan
program kerja, capaian kinerja
sera pelaporannya di lingkungan
Jaksa Agung Muda Bidang Tindak
Pidana Khusus.
Tugas dan Fungsi Subbagian Penyusunan Program dan Laporan dan
Subbagian Pemantaan dan Penilaian
Subbagian Pemantauan dan
Penilaian mempunyai tugas
penyiapan bahan pemantauan
dan penilaian atas pelaksanaan
program kerja dan capaian
kinerja.
13. Tugas, fungsi Kepala Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi,
Bagian tata Usaha
mempunyai tugas
melaksanakan urusan
persuratan,
administrasi
kepegawaian,
perlengkapan dan
kerumahtanggaan di
lingkungan Jaksa Agung
Muda Bidang Tindak
Pidana Khusus,
• Pengelolaan persuratan, pendistribusian, kearsipan
dan dokumentasi.
• Pelaksanaan pengelolaan urusan administrasi
kepegawaian dan sumber daya manusia serta urusan
kerumahtanggaan dan penyelenggaraan acara.
• Pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan,
pengadaan penyimpanan dan pengelolaan atas
barang milik negara
14. Tugas, fungsi Subbagian Persuratan dan Kearsipan serta Subbagian
Umum
Subbagian Persuratan dan
Kearesipan mempunyai tugas
melakukan pengelolaan
persuratan, pencatatan dan
pendistribusian surat yang
ditujukan kepada dan /atau
berasal dari Jaksa Agung Muda
Tindak Pidana Khusus.
Subbagian Umum mempunyai
tugas melakukan pelaksanaan
pengelolaan urusan administrasi
kepegawaian, urusan
kerumahtanggaan,
penyelenggaraan acara,
penyiapkan dokumnen dan
pelaksanaan penyusunan rencana
kebutuhan pengadaan, dan
pengelolaan atas barang milik
negara.
15. Tugas, fungsi Kepala Bagian Keuangan
Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi,
Bagian Keuangan
mempunyai tugas
melaksanakan
pengelolaan anggaran
pendapatan dan
belanja rutin, serta
pengelolaan akuntansi
dan pelaporannya.
Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja rutin.
Pelaksanaan pengelolaan pendapatan dan perbendaharaan.
Pelaksanaan akuntansi, verifikasi, penelitian bahan
pembukuan dan penyusunan laporan perhitungan anggaran.
16.
17. Tugas dan fungsi Direktorat Penyidikan
Direktorat Penyidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
pelaksanaan dan pengendalian dalam pengelolaan lporan dan pengaduan masyrakat,
penyelidikan dan penyidikan serta pelacakan asset dan pengelolaan banrang bukti perkara
tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang.
Direktorat Penyidikan menyelenggarakan fungsi,
a. Penyusuanan rencana dan program kerja di bidang penyidikan.
b. Penyiapan perumusan kebijkan teknis dan administrasi pengelolaan laporan dan pengaduan
masyarakat, penyelidikan dan penyidikan serta pelacakan asset dan pengelolaan barang
bukti perkara TPK dan TPPU.
c. Pelaksanaan dan pengendalian pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat,
penyelidikan dan penyidikan serta pelacakan asset dan pengelolaan barang bukti perkara TPK
dan TPPU.
d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penyelidik dan penyidik dalam pengelolaan
laporan dan pengaduan masyarakat, penyelidikan dan penyidikan serta pelacakan asset dan
pengelolaan barang bukti perkara TPK dan TPPU.
e. Penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalampengelolaan
laporan pengaduan masyarakat, penyelidikan dan penyidikan serta pelacakan asset dan
pengelolaan barang bukti perkara TPK dan TPPU.
f. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat, lid
dan dik serta pelacakan asset dan pengelolaan barang bukti TPK dan TPPU.
18. Tugas dan fungsi Direktur Penyidikan
g. penyelidikan dan penyidikan serta pelacakan asset dan pengelolaan barang bukti
perkara TPK dan TPPU.
h. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat, penyelidikan dan penyidikan
serta pelacakan asset dan pengelolaan barang bukti perkara TPK dan TPPU.
i. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaaan direktorat penyidikan.
j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Khusus.
19. Tugas dan fungsi Subdirektorat Laporan dan Pengaduan Masyarakat
Subdiirektorat Laporan dan
Pengaduan Masyarakat
mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan
penyusunan perumusan
kebijakan teknis dan
administrasi, pelaksanaan
dan pengendalian,
pemberian bimbingan teknis,
penyampaian
pertimbangan, pendapat
dan saran, koordinasi dan
kerja sama, pengelolaan
data dan informasi,
pemantauan dan evaluasi
serta penyusuanan laporan
pengelolaan laporan dan
pengaduan masyarakat
serta LID TPK dan TPPU.
Subdirektorat Laporan dan Pengaduan Masyarakat menyelenggarakan fungsi,
a. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan
laporan dan pengaduan masyarakat serta LID TPK dan TPPU
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi
pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat serta penyelidikan TPK
dan TPPU.
c. Penyiapan pelaksanaan dan pengendalian pengelolaan laporan dan
pengaduan masyarakat serta LID TPK dan TPPU.
d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penyelidik
dalam pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat serta LID TPK
dan TPPU.
e. Penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran
dalampengelolaan laporan pengaduan masyarakat, penyelidikan dan
penyidikan serta pelacakan asset dan pengelolaan barang bukti perkara
TPK dan TPPU.
f. Penyiapan pelaksanaan kordinasi dan kerja sama pengelolaan laporan
dan pengaduan masyarakat serta LID TPK dan TPPU.
g. Pengelolaan dan penyajian data dan informasi atas laporan.
h. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan lappran
pelaksanaan pengelolaan dan pengaduan masyarakat LID TPK dan TPPU.
20. Tugas dan fungsi Seksi Masing-Masing wilayah pada Subdirektorat
Laporan dan Pengaduan Masyarakat
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat serta penyelidikan tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat serta penyelidikan tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada wilayah II.
Seksi Wilayah III mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat serta penyelidikan tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada wilayah III.
21. Tugas dan fungsi Subdirektorat TPK dan TPPU
Subdirektorat Tindak
Pidana Korupsi dan
Tindak Pidana Pencucian
Uang mempunyai tugas
melaksanakan
penyiapan penyusunan
perumusan kebijakan
teknis dan administrasi,
pelaksanaan dan
pengendalian,
pemberian bimbingan
teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat
dan saran, koordinasi dan
kerja sama, pengelolaan
data dan informasi,
pemantauan dan
evaluasi serta
penyusunan laporan
penyidikan tindak pidana
korupsi dan tindak
pidana pencucian uang.
Subdirektorat Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian
Uang menyelenggarakan fungsi,
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja
penyidikan TPK dan TPPU
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi
penyidikan TPK dan TPPU;
c. penyiapan pelaksanaan dan pengendalian penyidikan tindak
pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada
penyidik dalam penyidikan TPK dan TPPU;
e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan
saran dalam penyidikan TPK dan TPPU
f. penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama penyidikan TPK
dan TPPU
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi TPK dan TPPU; dan
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan
pelaksanaan penyidikan TPK dan TPPU.
22. Tugas dan fungsi masing-masing Seksi Wilayah pada Subdirektorat
TPK dan TPPU
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan penyidikan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan penyidikan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada wilayah II.
Seksi Wilayah III mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan penyidikan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada wilayah III.
23. Tugas dan fungsi Subdirektorat Subdirektorat Pelacakan Aset dan
Pengelolaan Barang Bukti
Subdirektorat Pelacakan
Aset dan Pengelolaan
Barang Bukti mempunyai
tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan
perumusan kebijakan teknis
dan administrasi,
pelaksanaan dan
pengendalian, pemberian
bimbingan teknis,
penyampaian
pertimbangan, pendapat
dan saran, koordinasi dan
kerja sama, pengelolaan
data dan informasi,
pemantauan dan evaluasi
serta penyusunan laporan
pelaksanaan pelacakan
aset dan pengelolaan
barang bukti perkara tindak
pidana korupsi dan tindak
pidana pencucian uang.
Subdirektorat Pelacakan Aset dan Pengelolaan Barang Bukti
menyelenggarakan fungsi,
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja pelacakan
aset dan pengelolaan barang bukti perkara TPK dan TPPU
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi pelacakan
aset dan pengelolaan barang bukti perkara TPK dan TPPU,
c. penyiapan pelaksanaan dan pengendalian pelacakan aset dan
pengelolaan barang bukti perkara TPK dan TPPU;
d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penyelidik
dan penyidik dalam pelacakan aset dan pengelolaan barang bukti
perkara TPK dan TPPU;
e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam
pelacakan aset dan pengelolaan barang bukti perkara tindak TPK dan
TPPU;
f. enyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pelacakan aset dan
pengelolaan barang bukti perkara TPK dan TPPU,
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi pelacakan aset dan
pengelolaan barang bukti perkara TPK dan TPPU; dan
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan
pelaksanaan pelacakan aset dan pengelolaan barang bukti perkara TPK
dan TPPU.
24. Tugas dan fungsi masing-masing Seksi Wilayah pada Subdirektorat
Pelacakan Aset dan Pengelolaan Barang Bukti
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan pelacakan aset dan pengelolaan barang bukti
perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan pelacakan aset dan pengelolaan barang bukti
perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada wilayah II.
Seksi Wilayah III mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja, analisis dan pemberian pendapat dalam
pengambilan keputusan, pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan dan penyajian data dan informasi,
pemberian bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tindakan pelacakan
aset dan pengelolaan barang bukti perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada
wilayah III.
25. Wilayah Kerja Subdirektotar
Seksi Wilayah I meliputi:
Daerah hukum Kejaksaan Tinggi Banten, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Kejaksaan Tinggi Jawa
Barat, Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan Kejaksaan Tinggi
Daerah Istimewa Yogyakarta;
Seksi Wilayah II meliputi:
daerah hukum Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan, Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat,
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Kejaksaan Tinggi Bengkulu, Kejaksaan Tinggi Jambi,
Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung, Kejaksaan Tinggi Lampung, Kejaksaan Tinggi Aceh,
Kejaksaan Tinggi Riau, Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat,
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah, dan Kejaksaan
Tinggi Kalimantan Timur; dan
Seksi Wilayah III meliputi:
daerah hukum Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan,
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Barat, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, Kejaksaan Tinggi Sulawesi
Utara, Kejaksaan Tinggi Gorontalo, Kejaksaan Tinggi Bali, Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara
Barat, Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur, Kejaksaan Tinggi Maluku, Kejaksaan Tinggi
Maluku Utara, Kejaksaan Tinggi Papua, dan Kejaksaan Tinggi Papua Barat.
26. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Direktorat Penyidikan.
27.
28. Tugas dan fungsi Direktorat Penuntutan
Direktorat Penuntutan
mempunyai tugas
melaksanakanpenyiap
an perumusan
kebijakan
pelaksanaan dan
pengendalian
tindakan
prapenuntutan,
pemeriksaan
tambahan,
praperadilan,penuntut
an dan persidangan,
perlawanan,
pelaksanaan
penetapan hakim,
dan upaya hukum
biasa perkara tindak
pidana korupsi dan
tindak pidana
pencucian uang,
tindak pidana
perpajakan dan
tindak pidana
pencucian uang, serta
tindak pidana
kepabeanan, cukai,
dan tindak pidana
pencucian uang.
Direktorat Penuntutan menyelenggarakan fungsi,
a. penyusunan rencana dan program kerja prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilanpenuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan
tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana
kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
b. penyiapan perumusan kebijakan teknis dan administrasi tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan
penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak
pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
c. pelaksanaan dan pengendalian tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan
tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana
kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penuntut umum dalam pelaksanaan tindakan prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan
upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak
pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan pengendalian tindakan
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan
hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan
dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
f. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan
tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana
kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
g. pengelolaan data dan laporan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan
tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana
kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum
biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana
pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
i. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Direktorat Penuntutan; dan
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus.
29. Tugas dan fungsi Subdirektorat Tindak Pidana Korupsi dan Tindak
Pidana Pencucian Uang
Subdirektorat Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan perumusan kebijakan teknis dan administrasi, pelaksanaan dan pengendalian,
pemberian bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan tindakan
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan
tindak pidana pencucian uang.
Subdirektorat Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang menyelenggarakan fungsi,
a. penyusunan rencana dan program kerja prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilanpenuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta
tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
b. penyiapan perumusan kebijakan teknis dan administrasi tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum
biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak
pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
c. elaksanaan dan pengendalian tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta
tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penuntut umum dalam pelaksanaan tindakan prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan
hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana
perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana
pencucian uang;
30. e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan pengendalian
tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana
pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan,
cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
f. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan pengendalian
tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana
pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan,
cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
g. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan
penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara
tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana
pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
h. pengelolaan data dan laporan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi
dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak
pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;,
i. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya
hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan
tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
j. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Direktorat Penuntutan; dan
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus.
31. Tugas dan fungsi Seksi Masing-Masing wilayah pada Subdirektorat
Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada
wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada
wilayah II.
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan pengelolaan laporan dan pengaduan
masyarakat serta penyelidikan TPK dan TPPU pada wilayah II.
Seksi Wilayah III mempunyai tugas
pemberian bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan
tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara TPK dan TPPU pada wilayah III.
32. Tugas dan fungsi Subdirektorat Tindak Pidana Perpajakan dan
Tindak Pidana Pencucian Uang;
Subdirektorat Tindak Pidana Perpajakan dan Tindak Pidana Pencucian Uang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan perumusan kebijakan teknis dan administrasi, pelaksanaan dan pengendalian,
pemberian bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan tindakan
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan
dan tindak pidana pencucian uang. .
Subdirektorat Tindak Pidana Perpajakan dan Tindak Pidana Pencucian Uang menyelenggarakan fungsi,
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian
uang;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim,
upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana
pencucian uang;
c. penyiapan pelaksanaan dan pengendalian tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian
uang;
d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penuntut umum dalam melaksanakan
tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan,
perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak
pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang;
33. lanjutan;
e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan
pengendalian tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan
dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam
penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang;
f. penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan
penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana
perpajakan dan tindak pidana pencucian uang;
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan
penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana
perpajakan dan tindak pidana pencucian uang;
h. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan tindakan prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak
pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang; dan
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur Penuntutan.
34. Tugas dan fungsi masing-masing Seksi Wilayah pada Subdirektorat
Tindak Pidana Perpajakan dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang pada
wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian
informasi,pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan
hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian
uang pada wilayah II.
Seksi Wilayah III mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja, analisis dan pemberian pendapat dalam
pengambilan keputusan, pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uangpada
wilayah III.
35. Tugas dan fungsi Subdirektorat Tindak Pidana Kepabeanan, Cukai
dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Subdirektorat Tindak Pidana Kepabeanan, Cukai dan Tindak Pidana Pencucian Uang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan perumusan kebijakan teknis dan administrasi, pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan
informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan tindakanprapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam
penanganan perkara perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian uang.
Subdirektorat Tindak Pidana Kepabeanan, Cukai dan Tindak Pidana Pencucian Uang menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana
pencucian uang;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim,
upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana
pencucian uang;
c. enyiapan pelaksanaan dan pengendalian tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana
pencucian uang;
d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penuntut umum dalam melaksanakan
tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan,
perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak
pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian uang;
36. lanjutan
e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan
pengendalian tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam
penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian uang;
f. penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan
hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan
tindak pidana pencucian uang;
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana
pencucian uang; dan
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan tindakan prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan
penetapan hakim, upaya hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan,
cukai dan tindak pidana pencucian uang.
37. Tugas dan fungsi Seksi Masing-Masing wilayah pada Subdirektorat
Tindak Pidana Kepabeanan, Cukai dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian uang
pada wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian uang
pada wilayah II.
Seksi Wilayah III mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja, analisis dan pemberian pendapat dalam
pengambilan keputusan, pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya
hukum biasa dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian
uangpada wilayah III.
38. Wilayah Kerja Subdirektotar
Seksi Wilayah I meliputi:
Daerah hukum Kejaksaan Tinggi Banten, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Kejaksaan Tinggi Jawa
Barat, Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan Kejaksaan Tinggi
Daerah Istimewa Yogyakarta;
Seksi Wilayah II meliputi:
daerah hukum Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan, Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat,
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Kejaksaan Tinggi Bengkulu, Kejaksaan Tinggi Jambi,
Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung, Kejaksaan Tinggi Lampung, Kejaksaan Tinggi Aceh,
Kejaksaan Tinggi Riau, Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat,
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah, dan Kejaksaan
Tinggi Kalimantan Timur; dan
Seksi Wilayah III meliputi:
daerah hukum Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan,
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Barat, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, Kejaksaan Tinggi Sulawesi
Utara, Kejaksaan Tinggi Gorontalo, Kejaksaan Tinggi Bali, Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara
Barat, Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur, Kejaksaan Tinggi Maluku, Kejaksaan Tinggi
Maluku Utara, Kejaksaan Tinggi Papua, dan Kejaksaan Tinggi Papua Barat.
39. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Direktorat Penuntutan.
40.
41. Tugas dan fungsi Direktorat Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan
Eksaminasi
Direktorat Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan Eksaminasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan pelaksanaan dan pengendalian dalam pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi,
eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak
pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan
tindak pidana pencucian uang.
Direktorat Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan Eksaminasi menyelenggarakan fungsi,
a. penyusunan rencana dan program kerja pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, eksaminasi dalam penanganan perkara tindak
pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang,
serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
b. penyiapan perumusan kebijakan teknis dan administrasi tindakan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, eksaminasi dalam
penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan
tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
c. pelaksanaan dan pengendalian tindakan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, eksaminasi dalam penanganan perkara tindak
pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang,
serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
42. lanjutan
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada Jaksa dalam pelaksanaan tindakan pelaksanaan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, eksaminasi dalam
penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak
pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang
e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan
dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana
pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
f. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama tindakan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak
pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
g. pengelolaan data dan laporan tindakan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya
hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi
dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana
kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan tindakan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan
dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana
pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang;
i. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Direktorat Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan Eksaminasi;
dan
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus.
43. Tugas dan fungsi Subdirektorat Tindak Pidana Korupsi dan Tindak
Pidana Pencucian Uang
Subdirektorat Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan perumusan kebijakan teknis dan administrasi, pelaksanaan dan pengendalian,
pemberian bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja
sama, pengelolaan data dan informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar
biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak
pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang.
Subdirektorat Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja pelaksanaan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi,
amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi pelaksanaan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi,
amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
c. penyiapan pelaksanaan dan pengendalian dalam pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan
abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana
pencucian uang;
44. d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada Jaksa dalam pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi,
amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana
pencucian uang;
e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan pengendalian
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar
biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
f. enyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi,
serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta
eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang; dan
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi,
serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang.
45. Tugas dan fungsi Seksi Masing-Masing wilayah pada Subdirektorat
Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya
hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uangpada wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi,pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya
hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uangpada wilayah II.
46. Tugas dan fungsi Subdirektorat Tindak Pidana Perpajakan dan Tindak
Pidana Pencucian Uang
Subdirektorat Tindak Pidana Perpajakan dan Tindak Pidana Pencucian Uang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan perumusan kebijakan teknis dan administrasi, pelaksanaan dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis,
penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan informasi, pemantauan
dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar
biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan
tindak pidana pencucian uang.
Subdirektorat Tindak Pidana Perpajakan dan Tindak Pidana Pencucian Uang menyelenggarakan fungsi,
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan
lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi
dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang;
c. penyiapan pelaksanaan dan pengendalian dalam pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas
bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang;
d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada jaksa dalam pelaksanaan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi
dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang;
47. e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan
pengendalian pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan
dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta
eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana
pencucian uang;
f. penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pelaksanaan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa,
permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak
pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang;
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi,
amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana perpajakan
dan tindak pidana pencucian uang; dan
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya
hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang.
48. Tugas dan fungsi Seksi Masing-Masing wilayah pada Subdirektorat
Tindak Pidana Perpajakan dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya
hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uangpada wilayah i.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi,pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya
hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uangpada wilayah II.
49. Tugas dan fungsi Subdirektorat Tindak Pidana Kepabeanan, Cukai dan Tindak Pidana
Pencucian Uang
Subdirektorat Tindak Pidana
Kepabeanan, Cukai dan Tindak
Pidana Pencucian Uang
mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan
penyusunan perumusan
kebijakan teknis dan administrasi,
pelaksanaan dan pengendalian,
pemberian bimbingan teknis,
penyampaian pertimbangan,
pendapat dan saran, koordinasi
dan kerja sama, pengelolaan
data dan informasi,
pemantauan dan evaluasi serta
penyusunan laporan
pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum
tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan
dan lepas bersyarat, upaya
hukum luar biasa, permohonan
grasi, amnesti dan abolisi, serta
eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana
kepabeanan, cukai dan tindak
pidana pencucian uang.
Subdirektorat Tindak Pidana Kepabeanan, Cukai dan Tindak Pidana Pencucian Uang
menyelenggarakan fungsi,
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi
dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana
pencucian uang;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi
dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana
pencucian uang;
c. penyiapan pelaksanaan dan pengendalian dalam pelaksanaan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan
pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum
luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam
penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana
pencucian uang;
d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada Jaksa dalam
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan
dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi,
serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan
tindak pidana pencucian uang;
50. Lanjutan.
d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada Jaksa dalam pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi,
amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan
tindak pidana pencucian uang;
e. enyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan pengendalian
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar
biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana
kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian uang;
f. enyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi,
serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana
pencucian uang;
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta
eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian
uang; dan
h. ksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi,
serta eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana
pencucian uang.
51. Tugas dan fungsi Seksi Masing-Masing wilayah pada Subdirektorat
Tindak Pidana Kepabeanan, Cukai dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya
hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian uangpada wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi,pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, upaya
hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, serta eksaminasi dalam penanganan
perkara tindak pidana kepabeanan, cukai dan tindak pidana pencucian uangpada wilayah II.
52. Wilayah Kerja Subdirektotar
Seksi Wilayah I meliputi:
daerah hukum Kejaksaan Tinggi Banten, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Kejaksaan Tinggi Jawa
Barat, Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kejaksaan Tinggi Kejaksaan Tinggi Jawa Timur,
Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan, Kejaksaan
Tinggi Sumatera Barat, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Kejaksaan Tinggi Bengkulu, Kejaksaan
Tinggi Jambi, Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung, Kejaksaan Tinggi Lampung, Kejaksaan Tinggi
Aceh, Kejaksaan Tinggi Riau, dan Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau; dan
Seksi Wilayah II meliputi:
meliputi daerah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat, Kejaksaan Tinggi Kalimantan
Selatan, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur, Kejaksaan
Tinggi Sulawesi Tengah, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Barat,
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara, Kejaksaan Tinggi
Gorontalo, Kejaksaan Tinggi Bali, Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat, Kejaksaan Tinggi Nusa
Tenggara Timur, Kejaksaan Tinggi Maluku, Kejaksaan Tinggi Maluku Utara, Kejaksaan Tinggi
Papua, dan Kejaksaan Tinggi Papua Barat.
53. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Direktorat Upaya Hukum
Luar Biasa, Eksekusi dan Eksaminasi.
54.
55. Direktorat Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pelaksanaan dan
pengendalian tindakan prapenyidikan, penyidikan, prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan,
perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, pengajuan upaya
hukum biasa, pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan
grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan
lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik
dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan
perkara pelanggaran hak asasi manusia berat.
Tugas dan fungsi Direktorat Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
56. Direktorat Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
menyelenggarakan fungsi:
Direktorat Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat menyelenggarakan fungsi,
a. penyusunan rencana dan program kerja tindakan prapenyidikan, penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim,
pengajuan upaya hukum biasa, pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan
abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi,
upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan
perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
b. penyiapan perumusan kebijakan teknis dan administrasi tindakan prapenyidikan, penyidikan,
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, pengajuan upaya hukum biasa, pengajuan upaya hukum luar biasa,
permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan
lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
c. pelaksanaan dan pengendalian tindakan prapenyidikan, penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim,
pengajuan upaya hukum biasa, pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan
abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi,
upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan
perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
57. lanjutan,
d. penyusunan rencana dan program kerja tindakan prapenyidikan, penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim,
pengajuan upaya hukum biasa, pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan
abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi,
upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan
perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
e. prapenyidikan, penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, pengajuan upaya hukum biasa, pengajuan
upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum,
f. pelaksanaan koordinasidan kerja samatindakan prapenyidikan, penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim,
pengajuan upaya hukum biasa, pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan
abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi,
upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan
perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
58. lanjutan,
g. pengelolaan data dan laporan tindakan prapenyidikan, penyidikan, prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, pengajuan upaya hukum biasa, pengajuan upaya hukum luar
biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja
sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat;
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan tindakan prapenyidikan,
penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, pengajuan upaya hukum biasa,
pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi,
upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam
penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
i. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Direktorat Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Berat; dan
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus.
59. Subdirektorat Penyidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, pelaksanaan dan
pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan informasi, pemantauan dan evaluasi serta
penyusunan laporan dalam prapenyidikan, penyidikan, upaya
rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi
manusia berat.
Tugas dan fungsi Subdirektorat Penyidikan Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Berat
60. Subdirektorat Penyidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja prapenyidikan,
penyidikan, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi prapenyidikan,
penyidikan, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
c. penyiapan pelaksanaan dan pengendalian prapenyidikan, penyidikan, upaya
rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam
penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penyidik dalam
pelaksanaan prapenyidikan, penyidikan, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik
dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat;
e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam
pelaksanaan dan pengendalian prapenyidikan, penyidikan, upaya rekonsiliasi dan
kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan
perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
61. f. penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama prapenyidikan,
penyidikan, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup
nasional maupun internasional dalam penanganan perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat;
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi prapenyidikan,
penyidikan, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup
nasional maupun internasional dalam penanganan perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat;
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan
prapenyidikan, penyidikan, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik
dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan
perkara pelanggaran hak asasi manusia berat; dan
i. melaksanakan fungsilain yang diberikan oleh Direktur Pelanggaran Hak
Asasi Manusia Berat.
62. Tugas dan fungsi Seksi Masing-Masing wilayah pada Subdirektorat
Penyidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian,
pemberian bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran,
koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan
evaluasi serta penyusunan laporan prapenyidikan, penyidikan, upaya rekonsiliasi dan kerja
sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat yang terjadipada wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian,
pemberian bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran,
koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan penyajian informasi,pemantauan dan
evaluasi serta penyusunan laporan prapenyidikan, penyidikan, upaya rekonsiliasi dan kerja
sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat yang terjadipada wilayah II.
63. SubdirektoratPenuntutan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, pelaksanaan dan
pengendalian, pemberian bimbingan teknis, penyampaian
pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan informasi, pemantauan dan evaluasi serta
penyusunan laporan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa, upaya
rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi
manusia berat. .
Tugas dan fungsi Subdirektorat Penuntutan Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Berat
64. Subdirektorat Penuntutan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan
hakim, upaya hukum biasa, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional
maupun internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan
hakim, upaya hukum biasa, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional
maupun internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
c. penyiapan pelaksanaan dan pengendalian prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim,
upaya hukum biasa, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada Penuntut Umum dalam
pelaksanaan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa, upaya
rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam
penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
65. e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan
pengendalian prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan
persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa, upaya
rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam
penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
f. penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim,
upaya hukum biasa, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim,
upaya hukum biasa, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat; dan
h. elaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan
hakim, upaya hukum biasa, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional
maupun internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat.
66. Tugas dan fungsi Seksi Masing-Masing wilayah pada Subdirektorat
Penuntutan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam
lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia
berat yang terjadipada wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi,pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, upaya hukum biasa, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam
lingkup asional maupun internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia
berat yang terjadipada wilayah II.
67. Subdirektorat Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan Eksaminasi
Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan perumusan kebijakan teknis
dan administrasi, pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan
saran, koordinasi dan kerja sama, pengelolaan data dan informasi,
pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan pengajuan
upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi,
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup
nasional maupun internasional dalam penanganan perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat.
Tugas dan fungsi Subdirektorat Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan
Eksaminasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
68. Subdirektorat Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan Eksaminasi
Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja pengajuan upaya hukum luar biasa,
permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan
lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi pengajuan upaya hukum luar biasa,
permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan
lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
c. penyiapan pelaksanaan dan pengendalian pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi,
amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam
penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
d. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada jaksa dalam pengajuan upaya hukum luar
biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup
nasional maupun internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
69. e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran dalam pelaksanaan dan pengendalian
pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama
baik, dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi
manusia berat;
f. penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi,
amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam
penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat;
g. pengelolaan dan penyajian data dan informasi pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi,
amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam
penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat; dan
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pengajuan upaya hukum luar biasa,
permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan
lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun
internasional dalam penanganan perkara pelanggaran hak asasi manusia berat.
70. Tugas dan fungsi Seksi Masing-Masing wilayah pada Subdirektorat
Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan Eksaminasi Pelanggaran Hak
Asasi Manusia Berat
Seksi Wilayah I mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan
pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi
dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat yang terjadipada wilayah I.
Seksi Wilayah II mempunyai tugas:
melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dan administrasi, penyiapan pelaksanaan dan pengendalian, pemberian
bimbingan teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama,
pengelolaan data dan penyajian informasi,pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan
pengajuan upaya hukum luar biasa, permohonan grasi, amnesti dan abolisi, pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan
pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan lepas bersyarat, eksaminasi, upaya rekonsiliasi
dan kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional dalam penanganan perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat yang terjadipada wilayah II.
71. Wilayah Kerja Subdirektotar
Seksi Wilayah I meliputi:
daerah hukum Kejaksaan Tinggi Banten, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Kejaksaan Tinggi Jawa
Barat, Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Kejaksaan Tinggi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan, Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat,
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Kejaksaan Tinggi Bengkulu, Kejaksaan Tinggi Jambi,
Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung, Kejaksaan Tinggi Lampung, Kejaksaan Tinggi Aceh,
Kejaksaan Tinggi Riau, dan Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau;
Seksi Wilayah II meliputi:
daerah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan,
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur, Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Tengah, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Barat,
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara, Kejaksaan Tinggi
Gorontalo, Kejaksaan Tinggi Bali, Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat, Kejaksaan Tinggi Nusa
Tenggara Timur, Kejaksaan Tinggi Maluku, Kejaksaan Tinggi Maluku Utara, Kejaksaan Tinggi
Papua, dan Kejaksaan Tinggi Papua Barat.
72. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Direktorat Pelanggaran
Hak Asasi Manusia Berat.
74. Tugas dan fungsi Asisten Bidang Tindak Pidana Khusus
Asisten Bidang Tindak Pidana Khusus
mempunyai tugas melakukan
pengelolaan laporan dan pengaduan
masyarakat, penyelidikan, penyidikan,
pelacakan asset dan pengelolaan
barang bukti, prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilan,
penuntutan dan persidangan,
perlawanan, upaya hukum,
pelaksanaan penetapan hakim dan
putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap,
pengawasan terhadap pelaksanaan
pemidaan bersyarat, putusan pidana
pengawasan, keputusan lepas
bersyarat dan eksaminasi dalam
dalam perkara tindak pidana khusus di
wilayah hukum Kejaksaan Tinggi.
Asisten Bidang Tindak Pidana Khusus menyelenggarakan
fungsi
a. Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana khusus di
Kejaksaan Tinggi.
b. Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana
khusus.
c. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang tindak pidana khusus di Kejaksaan Tinggi.
d. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau
Lembaga baik di dalam negeri maupun di luar negeri di
Kejaksaan Tinggi .
e. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan di bidang tindak pidana khusus di
Kejaksaan Tinggi dan,
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Kejaksaan Tinggi.
75. Seksi Penyidikan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan pelaksanaan dan
pengendalian pengelolaan laporan dan pengaduan
masyarakat, penyelidikan dan penyidikan, serta
pelacakan aset dan pengelolaan barang bukti perkara
tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian
uang di wilayah hukum Kejaksaan Tinggi
Seksi Penyidikan
76. Seksi Penyidikan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja bidang penyidikan di Kejaksaan Tinggi;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi pengelolaan laporan dan
pengaduan masyarakat, penyelidikan dan penyidikan, serta pelacakan aset dan pengelolaan
barang bukti perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang di Kejaksaan
Tinggi;
c. pelaksanaan dan pengendalian pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat,
penyelidikan dan penyidikan, serta pelacakan aset dan pengelolaan barang buktiperkara
tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang di Kejaksaan Tinggi;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penyelidik dan penyidik dalam
pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat, penyelidikan dan penyidikan, serta
pelacakan aset dan pengelolaan barang bukti perkara tindak pidana korupsi dan tindak
pidana pencucian uang di Kejaksaan Tinggi;
e. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pemberian saran dan pendapat dalam
pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat, penyelidikan dan penyidikan, serta
pelacakan aset dan pengelolaan barang bukti perkara tindak pidana korupsi dan tindak
pidana pencucian uang di Kejaksaan Tinggi;
f. pelaksanaan koordinasidan kerja sama pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat,
penyelidikan dan penyidikan, serta pelacakan aset dan pengelolaan barang bukti perkara
tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang di Kejaksaan Tinggi;
77. Seksi Penyidikan menyelenggarakan fungsi:
e. pengelolaan data dan laporan dalam pengelolaan laporan dan pengaduan
masyarakat, penyelidikan dan penyidikan, serta pelacakan aset dan pengelolaan
barang bukti perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang di
Kejaksaan Tinggi;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan dalam pengelolaan
laporan dan pengaduan masyarakat, penyelidikan dan penyidikan, serta pelacakan
aset dan pengelolaan barang bukti perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana
pencucian uang di Kejaksaan Tinggi;
78. Seksi Penuntutan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan pelaksanaan dan pengendalian tindakan prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilan,penuntutan dan persidangan,
perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara
tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana
perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana
kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang di wilayah hukum
Kejaksaan Tinggi.
Seksi Penuntutan
79. Seksi Penuntutan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan rencana dan program kerja tindakan prapenuntutan,
pemeriksaan tambahan, praperadilanpenuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak
pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana
pencucian uang di Kejaksaan Tinggi;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi tindakan
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilanpenuntutan dan persidangan,
perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak
pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan
tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak
pidana pencucian uang di Kejaksaan Tinggi;
c. pelaksanaan dan pengendalian tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilanpenuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan
hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana
pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang,
serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang di
Kejaksaan Tinggi;
80. Seksi Penuntutan menyelenggarakan fungsi:
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada penuntut umum
dalam pelaksanaan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilan,penuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa
e. perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang,
tindak pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta
tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian
uang di Kejaksaan Tinggi;
f. penyiapan dan penyampaian pertimbangan, pemberian saran dan
pendapat dalam pelaksanaan dan pengendalian tindakan
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilanpenuntutan
dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan penetapan hakim, dan
upaya hukum biasa perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana
pencucian uang, tindak pidana perpajakan dan tindak pidana
pencucian uang, serta tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak
pidana pencucian uang di Kejaksaan Tinggi;
81. Seksi Penuntutan menyelenggarakan fungsi:
g. pengelolaan data dan laporan tindakan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, praperadilanpenuntutan dan persidangan, perlawanan,
pelaksanaan penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara
tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak
pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak
pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang di
Kejaksaan Tinggi;
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan
tindakan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
praperadilanpenuntutan dan persidangan, perlawanan, pelaksanaan
penetapan hakim, dan upaya hukum biasa perkara tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak pidana perpajakan
dan tindak pidana pencucian uang, serta tindak pidana
kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian uang di Kejaksaan
Tinggi; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Tindak Pidana
Khusus.
82. Seksi Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan Eksaminasi
mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan pelaksanaan
dan pengendalian dalam pelaksanaan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap
pelaksanaan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan
lepas bersyarat, upaya hukum luar biasa, permohonan grasi,
amnesti dan abolisi, eksaminasi dalam penanganan perkara
tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, tindak
pidana perpajakan dan tindak pidana pencucian uang, serta
tindak pidana kepabeanan, cukai, dan tindak pidana pencucian
uang di wilayah hukum Kejaksaan Tinggi.
Seksi Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi dan
Eksaminasi