COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Novel Coronavirus (2019-nCoV), jenis baru coronavirus yang pada manusia menyebabkan penyakit mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Pada 11 Februari 2020, World Health Organization (WHO) mengumumkan nama penyakit yang disebabkan 2019-nCov, yaitu Coronavirus Disease (COVID-19).
Proyeksi Covid Sulawesi Barat oleh Prof. Ridwan Amiruddin / Guru Besar Fakultas Kesmas Universitas Hasanuddin Makassar
1. Ridwan Amiruddin, Amin, Isra Wahid, Irfan Idris.
(Puslit Kesehatan Universitas Hasanuddin)
2 -10 April 2020
SULAWESI BARAT
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
2. OUTLINE
1. INTRODUCTION
a) BACK GROUND : a. TREND, b.HOSPITAL & SDM.
b) OJECTIVE
c) KARAKTERISTIK COVID-19
2. METHODE
3. RESULT
4. COCLUSION & RECOMENDATION
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
9. COVID-19 Indonesia
Kasus kumulatif – tanpa
intervensiAwalFeb
1 2 KASUS 4 5
AwalMar
AwalApr
AwalMei
Asumsi yang digunakan untuk
menghitung batasan jumlah kasus
tertinggi:
• Jumlah populasi orang dewasa (>
20 yo)
N = 172 juta
• Basic reproduction rate/Ro = 2.0
Setiap kasus akan menginfeksi
setidaknya 2 orang lainnya
• Case rate (# kasus/ # infeksi)
Pr(c) = 0.03
jumlah kasus = jumlah yang
memerlukan perawatan RS
• Waktu penggandaan = 4 hari
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
10. COVID-19 Indonesia Kasus harian
1 2 KASUS 4 5
Prediksi jumlah kasus baru Covid-19 di Indonesia
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
11. Case Detection (routine)
Contact tracing
Self-isolation
+
Intervensi rendah
• Jaga jarak sosial secara sukarela
• Membatasi kerumunan massa
Intervensi moderat
• Tes massal – cakupan rendah/
• Mengharuskan jaga jarak
sosial (penutupan
sekolah/bisnis) /
Intervensi tinggi
• Tes masal – cakupan tinggi
dan mewajibkan jaga jarak
sosial
COVID-19 Indonesia
1 2 3 INTERVENTION 5
Indonesia: efek beberapa intervensi
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
12. COVID-19 IndonesiaIndonesia: efek terhadap kematian
1 2 3 INTERVENTION 5
240.244
144.266
47.984
11.898
Belum
memperhitungkan
intervensi medis &
obat4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
13. 1.A.b. RUMAH SAKIT
1. Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia
terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta
pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter
umum maupun spesialis, Klinik- klinik
pengobatan, Balai pengobatan umum maupun
khusus).
2. Jumlah Puskesmas di Indonesia ada 9.821.
3. Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2.858
dengan rincian rumah sakit rujukan nasional ada
14, rumah sakit rujukan propinsi ada 20, dan
rumah sakit rujukan regional ada 1101.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
14. PKM & RS di SULBAR
1. Puskesmas di Provinsi Sulawesi Barat sampai dengan
Desember 2016 sebanyak 96 unit, yang terdiri dari 54
unit Puskesmas rawat inap dan 42 unit Puskesmas non
rawat inap.
2. Rumah sakit di Sulawesi Barat sebanyak 9 Unit yang
terdiri atas rumah sakit umum (RSU) berjumlah 7 Unit
dan rumah sakit swasta sebanyak 2 unit.
3. Rumah sakit tersebut dikelola oleh Pemerintah Provinsi,
pemerintah kabupaten/kota serta sektor swasta.
4. Pada tahun 2015 terdapat sebanyak 920 tempat tidur
yang dimiliki oleh rumah sakit yang tersebar di 9 Rumah
sakit Pemerintah dan Swasta.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
15. Jumlah RS dan Tempat Tidur di Sulbar
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
16. 1.A.b. SDM KESEHATAN
• Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang
terdiri dari dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi, perawat, bidan, petugas kesehatan
masyarakat, dll.
• Jumlah dokter spesialis di Indonesia ada
38.782, jumlah dokter umum ada 134.459,
jumlah dokter gigi ada 29.194, jumlah perawat
ada 639.356, jumlah bidan ada 590.920, dan
jumlah petugas kesehatan ada 54.138 orang2
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
18. 1. B. OBJECTIVE
1. Menjelaskan Karakteristik/Insight Wabah COVID-19 .
2. Proyeksi trend pandemi kasus baru, seluruh kasus Covid-19
3. Proyeksi trend Jumlah & Kebutuhan ICU dan Ventilator pasien
covid-19
4. Proyeksi trend Populasi rentan dan angka kesembuhan pasien
COVID-19.
5. Proyeksi Dampak Mitigasi terhadap pertumbuhan kasus COVID-
19.
6. Rekomendasi kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya
penanggulangan Wabah COVID-19.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
19. 1. c. Karakteristik Virus
1. Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm
2. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah
kelelawar dan unta.
3. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang
dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229E,
alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1,
Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle
East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
4. The Virus: SARS-CoV-2 (International committee of viruses;
Betacoronaviruses.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
20. 1. Corona = mahkota, menyerupai
mahkota dan korona matahari.
2. Diisolasi, th 1937, bronkitis
menular unggas.
3. Akhir 1960, virus infeksi bronkitis,
hepatitis tikus dan gastroenteritis
babi, tertular- genus baru.
4. SARS-CoV, th. 2003, o/ hewan
yang kelelawar-luwak-manusia.
Guangdong, Cina- 2002.
5. MERS-CoV) Arab Saudi th. 2012.
6. Virus COVID-19, pernapasan
manusia. (SARS dan MERS)
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
22. 1).Riwayat Covid-19 Indonesia
1. COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia
pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua
kasus.
2. 9 Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus
yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus
dan 136 kasus kematian.10
3. Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia
sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang
tertinggi di Asia Tenggara
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
23. 2). Karakteristik Epidemiology:
1. Periode Inkubasi: 1-14 hari ; mean 5-6 hari.
2. Reproductuive number (Ro); ) (the expected
number of secondary cases produced by a
single infected person in a susceptible
population) for SARSCoV2, although still
preliminary, is estimated between 2 and 3,
suggesting a higher pandemic potential than
SARS
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
26. 3).Transmisi Sars-Cov-2
1. TRANSMISI Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari
manusia ke manusia menjadi sumber transmisi
utama sehingga penyebaran menjadi lebih
agresif.
2. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi
melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin.
3. Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel
pada aerosol (dihasilkan melalui nebulizer) selama
setidaknya 3 jam.
4. WHO memperkirakan reproductive number (R0)
COVID-19 sebesar 1,4 hingga 2,5. Namun, studi lain
memperkirakan R0 sebesar 3,
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
27. 4). How do new viruses emerge?
Kesehatan manusia, kesehatan hewan,
dan keadaan ekosistem saling terkait
erat
70-80% dari penyakit menular yang
muncul dan muncul kembali diketahui
berasal dari zoonosis *, yang berarti
mereka dapat ditularkan antara hewan
dan manusia
Pertumbuhan populasi, perubahan
iklim, meningkatnya urbanisasi, dan
perjalanan dan migrasi internasional
semuanya meningkatkan risiko
munculnya dan penyebaran patogen
pernapasan
*Jones et al (2008)
Nature
MERS-
CoV
Proyeksi
Covid-
Avian
influenza
4/21/2020
29. 6).Faktor Risiko
• Penyakit komorbid hipertensi dan diabetes
melitus, jenis kelaminlaki-laki, dan perokok
aktif merupakan faktor risiko dari infeksi SARS-
CoV-2. Distribusi jenis kelamin yang lebih
banyak pada laki-laki diduga terkait dengan
prevalensi perokok aktif yang lebih tinggi.
Pada perokok, hipertensi, dan diabetes
melitus, diduga ada peningkatan ekspresi
reseptor ACE2.41, 42
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
30. Faktor risiko yang lain:
1. Pengguna angitension receptor bloker (ARB).
2. Pasien kanker dan penyakit hati kronik
3. Pasien HIV
4. Kontak erat, tinggal serumah dengan
pasien/kasus.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
31. 7).Karaktersitik Klinic
1. Umur pasien rata 50 tahun; 25% butuh ICU;
10% Butuh Ventilator.
2. Gejala klinik: demam 83-98%;Fatiq 11-44%;
lymphopenia 70%;
3. Case Fatality Rate: 8-15% (Hubei)
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
35. 8).Screening and Testing
1. recommended that the specimen submitted
for reverse transcriptase–polymerase chain
reaction (RTPCR) testing be a
nasopharyngeal and an oral swab and/or a
lower respiratory tract sample such as
expectorated sputum, tracheal aspirate, or
bronchoalveolar lavage.
2. Serum is no longer recommended.
3. Viral cultures are not recommended.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
36. Rapid Test
Salah satu kelebihan
pemeriksaan rapid test adalah
tes ini cepat dan mudah untuk
dilakukan.
Cara ini juga bisa menjadi
alternatif skrining cepat untuk
mendata orang-orang yang
butuh pemeriksaan lanjutan.
Kekurangannya, hasil dari tes ini
tidak bisa digunakan untuk
mendiagnosis COVID-19.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
37. Kelebihan dan kekurangan pemeriksaan
swab dan PCR
1. Pengambilan spesimen lendir menggunakan swab dan
pemeriksaan menggunakan PCR adalah metode yang
paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-COV2.
2. Namun sayangnya, pemeriksaan ini membutuhkan
waktu yang lebih lama dan lebih rumit. Rp.2 jt
3. Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di
laboratorium dengan kelengkapan khusus. Sehingga,
kapasitas pemeriksaan tidak terlalu besar. Oleh
karena itu, butuh waktu beberapa hari hingga hasil
tes bisa keluar.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
39. 9).Clinical Care and Treatment
1. The care of the patient with COVID19 is similar to that of other
viral pneumonias, primarily consisting of supportive care and
oxygen supplementation when needed.
2. Corticosteroids have not been recommended.
3. Anecdotal evidence suggests that remdesivir, a nucleoside
prodrug that is thought to act by inhibiting viral RNA transcription,
may be useful and clinical trials are under way.
4. Additionally, lopinavir/ritonavir has also been tried based on
efficacy in animal models of MERSCoV, but this may not be the
case in humans with COVID19.
5. Recently China approved the use of favilavir, an antiviral drug
used for influenza, as investigational therapy for COVID19. In total,
more than 100 clinical trials are currently under way to test novel
and repurposed compounds against SARSCoV2.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
42. 10).Prevention and Infection Control
1. No vaccine against SARSCoV2 is currently
available.
2. More than 11 vaccine candidates are in
development and a phase 1 study of an mRNA
vaccine developed by the NIH is expected to
begin in March 2020
3. The CDC recommends that health care workers
use personal protective equipment (PPE) and
implement standard, contact, and airborne
precautions including the use of eye protection.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
43. 4. Health care workers should wear a gown,
gloves, and either an N95 respirator plus a face
shield or goggles or a powered, air-purifying
respirator.
5. There are many challenges in the infection
prevention arena including the presence of
clinically mild cases or atypical presentations
and limited supply of PPE or respiratory isolation
rooms at most hospitals.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
44. 11).Pandemic Covid-19
1. Global Pandemic Covid-19
2. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros
Adhanom Ghebreyesus secara resmi mengumumkan virus Corona
(COVID-19) sebagai pandemi, Rabu (11/3/2020).
3. Pandemi terjadi jika suatu penyakit menular tersebar dengan
mudah dari manusia ke manusia di berbagai tempat di seluruh
dunia. Hingga saat ini jumlah kasus COVID-19 di luar Cina telah
meningkat 13 kali lipat dalam dua pekan terakhir dan merasa
cemas dengan "tingkat kelambanan yang mengkhawatirkan".
4. Tedros mengatakan bahwa penyebutan pandemi tak berarti WHO
mengubah sarannya tentang apa yang harus dilakukan oleh
banyak negara. Namun, ia meminta pemerintah untuk mengambil
"tindakan mendesak dan agresif".
Undang Undang Kekarantinaan; Large Scale Social Restriction;
Pembatasan sosial berskala besar. (UU,no.6 tahun 2018).
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
45. 12). DASAR Hukum Pengendalian Covid-19
1. UU No.6/2018 Kekarantinaan Kesehatan;
2. Kepres No.7/2020 Gugus Tugas Covid19;
3. PP No 21/2020 Pembatasan Sosial Berskala
Besar; Permenkes No.9/2020 Pedoman PSBB;
4. Kepres No.11/2020 tentang Darurat Kesehatan
Masyarakat;
5. Kepres No.9/2020 Gugus Tugas Covid;
6. Kepres No.12/2020 Bencana non-Alam Covid19
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
46. 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018
Tentang Kekarantinaan Kesehatan
1. Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau
masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat yang
berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
2. Karantina adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang
terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau
sedang berada dalam masa inkubasi, dan/atau pemisahan peti kemas, Alat
Angkut, atau Barang apapun yang diduga terkontaminasi dari orang dan/atau
Barang yang mengandung penyebab penyakit atau sumber bahan kontaminasi
lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/atau Barang di
sekitarnya.
3. Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang sehat yang dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
47. 4. Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu
rumah beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau
terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi.
5. Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam
rumah sakit yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau
terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi.
6. Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu
wilayah termasuk wilayah Pintu Masuk beserta isinya yang diduga
terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa
untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau
kontaminasi.
7. Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan
kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga
terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa
untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau
kontaminasi.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
48. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan (Covid-19
1. Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sedemikian rupa
untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-I9).
2. Untuk dapat ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, suatu wilayah
provinsi/kabupaten/kota harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. jumlah kasus dan/atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar secara signifikan
dan cepat ke beberapa wilayah; dan
b. terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain.
3. Pasal 4 (1) Gubernur/bupati/walikota dalam mengajukan permohonan
Pembatasan Sosial Berskala Besar kepada Menteri harus disertai dengan
data:
a. peningkatan jumlah kasus menurut waktu;
b. penyebaran kasus menurut waktu; dan
c. kejadian transmisi lokal.
2) Data peningkatan jumlah kasus menurut waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
disertai dengan kurva epidemiologi.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
49. Definisi Operasional
1. Pembatasan Sosial Berskala Besar: adalah pembatasan gerak dan kegiatan
tertentu seseorang atau penduduk dalam suatu tempat/wilayah tertentu
dengan melakukan tindaan karantina pada orang sehat, dan isolasi orang
sakit untuk menghindari penularan antar seseorang ke orang lainnya, dan
penyebaran wabah dari suatu wilayah tertentu ke wilayah lainnya.
2. Pembatasan gerak adalah pembatasan gerak seseorang/penduduk keluar
masuk tempat tinggal/wilayah tertentu, yang harus disertai dengan praktek
Tinggal di Rumah, Jaga Jarak, Pasang Masker, dan perilaku hidup bersih sehat
(PHBS) dan perilaku lainnya dalam mencegah penularan Covid19 dari
seseorang ke orang lain dan dari suatu tingkat wilayah tertentu ke wilayah
lainnya.
3. Kekarantinaan dalam Darurat Kesehatan Masyarakat adalah pembatasan
gerak seseorang/penduduk pada suatu tempat tinggal/wilayah tertentu
untuk menghindari penularan dan penyebaran wabah
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
50. 4. Kekarantinaan Kesehatan pada dasarnya hanya
mengenai 2 tindakan kekarantinaan, yaitu: Karantina
dan Isolasi.
4.a. Karantina: adalah pembatasan gerak dan/atau pemisahan tempat
tinggal orang sehat pada suatu wilayah tertentu untuk menghindari
ditulari penyakit wabah, dengan cara menutup pintu masuk tempat
tinggal/wilayah ybs.
4.b. Isolasi: adalah pembatasan gerak dan/atau pemisahan tempat
tinggal orang sakit pada suatu wilayah tertentu untuk menghindari
menularkan penyakit wabah kepada orang sehat di tempat tinggal
/wilayah lain, dengan cara menutup pintu keluar tempat
tinggal/wilayah ybs.
5. Wilayah adalah faktor tempat tinggal dan/atau level
area pemerintahan tertentu yang dapat meliputi mulai
dari Rumah, RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Kota,
Propinsi, hingga suatu negara
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
51. 2. METHODE
1. COVID-19 Hospital Impact Model for Epidemics (CHIME)
– This tool was developed by the Predictive Healthcare team at Penn
Medicine to assist hospitals and public health officials with hospital
capacity planning, but can be used anywhere in the world. Customize
it for your region by modifying data inputs in the left panel.
2. The estimated number of currently infected individuals is 968. This is based
on current inputs for Hospitalizations (7), Hospitalization rate (2%), Regional
population (1380256), and Hospital market share (30%).
CHIME: COVID-19 Hospital Impact Model for Epidemics
4. Data Source: Ministry Of Health, PHO
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
52. The Model
How does the CHIME model work?
1. Compartmental Modeling
2. Discrete-time SIR modeling of infections/recovery
3. The model consists of individuals who are either
Susceptible (S), Infected (I), or Recovered (R).
4. The epidemic proceeds via a growth and decline
process. This is the core model of infectious disease
spread and has been in use in epidemiology for many
years.
5. The dynamics are given by the following 3 equations.
6. S_{t+1} = S_{t} −βS_{t}I_{t}St+1=St−βStIt
https://code-for-philly.gitbook.io/chime/what-is-
chime/sir-modeling
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
61. C. Result New Admissions
Projected number of daily COVID-19 admissions. ( 20 April 2020)
1. PROYEKSI UTILISASI RS
UNTUK KASUS BARU COVID-19 DI SULAWESI
BARAT
a. Hospitalized Admissions peaks at 170 on June 28
b. ICU Admissions peaks at 51 on June 28
c. Ventilated Admissions peaks at 13 on June 28
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
62. PROYEKSI UTILISASI RS
UNTUK KASUS BARU COVID-19 DI SULAWESI BARAT
(20 APRIL 20)
PROYEKSI JIKA
INFECTED 1432
(ODP+PDP+OTG)
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
63. Admitted Patients (Census)
Projected census of COVID-19 patients, accounting for arrivals
and discharges.
2. PROYEKSI PASIEN COVID-19 YANG DIRAWAT DI
SUL BAR 2020
a. Hospitalized Census peaks at 1176 on June 30
b. ICU Census peaks at 451 on June 30
c. Ventilated Census peaks at 130 on June 30
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
64. Admitted Patients (Census)
Projected census of COVID-19 patients, accounting for arrivals
and discharges.
PROYEKSI JIKA
TERINFEKSI 1432
(ODP+PDP+OTG
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
65. Double time & Mitigation
3. PROYEKSI UNTUK PANDEMIK COVID-19 SU BAR
MENURUT POPULASI RENTAN, TERINFEKSI DAN SEMBUH
a. An initial doubling time of 5.186588921282799 days
and a recovery time of 10 days imply
an R_0R0 of 2.43 and daily growth rate of 14.30%.
b. Mitigation: A 20% reduction in social contact after
the onset of the outbreak reduces the doubling time
to 7.7 days, implying an
effective R_tRt of 1.941.94 and daily growth rate
of 9.44%..
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
66. MODEL UNHAS UNTUK PANDEMIK COVID-19 SULBAR
MENURUT POPULASI RENTAN, TERINFEKSI DAN SEMBUH
(20 April 2020)
PROYEKSI INDONESIA
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
72. Hasil Studi JAMA 10 April 2020
• Title : Association of Public Health Interventions With the
Epidemiology of the COVID-19 Outbreak in Wuhan, China.
• Author : An Pan, PhD; Li Liu, MD, PhD; Chaolong Wang, PhD; Huan Guo, MD, PhD;
Xingjie Hao, PhD; Qi Wang, MD, PhD; Jiao Huang, PhD; Na He, PhD; Hongjie Yu,
PhD; Xihong Lin, PhD; Sheng Wei, MD, PhD; Tangchun Wu, MD, PhD.
• EXPOSURES Nonpharmaceutical public health interventions
including cordons sanitaire, traffic restriction, social
distancing, home confinement, centralized
quarantine, and universal symptom survey.
• CONCLUSIONS AND RELEVANCE A series of multifaceted
public health interventions was temporally associated with
improved control of the COVID-19 outbreak in Wuhan, China.
These findings may inform public health policy in other
countries and regions.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
74. JENIS INTERVENSI PUBLIC HEALTH
NO TUJUAN INTERVENSI JENIS INTERVENSI
1 Mengendalikan sumber
infeksi
Rumah Sakit
Triase Pasien:
1. Kasus Positip
2. Pasien tanpa gejala
3. Kontak dekat; OTG
2 Pembatasan Jalur
Penularan
1. Transportasi antar kota
2. Transportasi dalam kota
3. Sosial distancing
3 Mencegah Infeksi Baru 1. Personal hygiene, CTPS,
Masker
2. Tinggal di rumah
3. Komunikasi kesehatan
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
77. PENUTUP
REKOMENDASI. Untuk Layanan Kesehatan
1. Untuk kasus baru Pemprov Sul-Bar segera menyiapkan RS dengan kapasitas
sekitar 170 bed, 51 ICU dan 13 ventilator untuk mengantisipasi puncak
pandemik pada pertengahan Juni 2020.
2. Pada Puncak Epidemik ( 20 Juni 2020) kebutuhan akan meningkat dengan
jumlah kasus sekitar 1176. kebutuhan ICU sebanyak 451 dan Ventilator
sebanyak 739.
3. Menghentikan penularan kasus baru dengan memberi perlindungan pada
kelompok rentan; komorbid, lansia, bumil, bayi/anak. serta Mempercepat
penyembuhan dengan terapi supportive yang tepat dan efisien.
4. Memastikan APD untuk seluruh petugas untuk menghentikan penularan di
RS
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA
78. Rekomendasi Untuk Publik Health
1. Meningkatkan Cakupan Mitigasi (minimal 30%); social
distancing/physical distancing, sanitasi lingkungan, stay
at home dan Cuci tangan, Penutupan sekolah dll untuk
melandaikan curva epidemik dan atau mengurangi
jumlah kasus baru Covid-19
2. Meningkatkan cakupan survey massal untuk
menemukan populasi yang terinfeksi di masyarakat
(estimasi sekarang sekitar 968) serta pemetaan status
seluruh daerah untuk keperluan isolasi atau karantina.
3. Pengawasan secara ketat (Check point) transportasi
antar kota dan dalam kota.
4/21/2020 Proyeksi Covid-19 SulBar. RA