SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 100 TAHUN 2018
TENTANG
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
SALINAN
-2-
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan
yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.
4. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan dasar warga negara.
5. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat
SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
-3-
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan
Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal.
6. Penerapan SPM adalah pelaksanaan SPM yang dimulai
dari tahapan pengumpulan data, penghitungan
kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar, penyusunan
rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dan pelaksanaan
pemenuhan Pelayanan Dasar.
7. Kebutuhan Dasar Warga Negara adalah barang dan/atau
jasa dengan kualitas dan jumlah tertentu yang berhak
diperoleh oleh setiap individu agar dapat hidup secara
layak.
8. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam
rangka penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan
dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara
secara minimal.
9. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan
kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan dasar serta
pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan Dasar
sesuai dengan standar teknis agar hidup secara layak.
10. Warga Negara adalah orang bangsa Indonesia asli dan
orang bangsa lain yang disahkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan.
11. Program adalah penjabaran kebijakan Perangkat Daerah
dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan
dengan menggunakan sumber daya yang disediakan
untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan tugas
dan fungsi.
12. Kegiatan adalah serangkaian aktivitas pembangunan yang
dilaksanakan oleh Perangkat Daerah untuk menghasilkan
keluaran dalam rangka mencapai hasil suatu program.
13. Kinerja adalah keluaran/hasil dari Kegiatan/Program
yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan
penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur.
-4-
14. Indikator Kinerja adalah tanda yang berfungsi sebagai alat
ukur pencapaian Kinerja suatu Kegiatan atau Program
dalam bentuk keluaran atau hasil.
15. Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian
adalah kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
16. Kepala Daerah adalah gubernur untuk provinsi, bupati
untuk kabupaten, dan wali kota untuk kota.
17. Perangkat Daerah adalah perangkat daerah pada
Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota.
18. Peraturan Kepala Daerah yang selanjutnya disebut
Perkada adalah peraturan gubernur dan peraturan
bupati/wali kota.
19. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen
perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
20. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya
disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang
selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan
Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
21. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut Renstra PD adalah dokumen perencanaan
Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
22. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
Renja PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah
untuk periode 1 (satu) tahun.
23. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Perda.
24. Belanja Daerah adalah semua kewajiban Daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan.
25. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
-5-
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
26. Hari adalah hari kerja.
27. Standar Teknis adalah standar jumlah dan kualitas
barang dan/atau jasa, sumber daya manusia dan
petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
BAB II
TAHAPAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk pemenuhan
Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang
berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
(2) Penerapan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diprioritaskan bagi Warga Negara yang berhak memperoleh
Pelayanan Dasar secara minimal sesuai dengan Jenis
Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasarnya.
Pasal 3
(1) Jenis Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 untuk daerah provinsi terdiri atas:
a. pendidikan menengah;
b. pendidikan khusus;
c. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis
kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi
bencana daerah provinsi;
d. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi
kejadian luar biasa daerah provinsi;
e. pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas daerah
kabupaten/kota;
f. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik
regional lintas daerah kabupaten/kota;
-6-
g. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni
bagi korban bencana daerah provinsi;
h. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi
masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah
Daerah provinsi;
i. pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum daerah
provinsi;
j. rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas
terlantar di dalam panti;
k. rehabilitasi sosial dasar anak terlantar di dalam panti;
l. rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di dalam
panti;
m. rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya
gelandangan dan pengemis di dalam panti; dan
n. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah
tanggap darurat bencana bagi korban bencana daerah
provinsi.
(2) Jenis Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 untuk daerah kabupaten/kota terdiri atas:
a. pendidikan anak usia dini;
b. pendidikan dasar;
c. pendidikan kesetaraan;
d. pelayanan kesehatan ibu hamil;
e. pelayanan kesehatan ibu bersalin;
f. pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
g. pelayanan kesehatan balita;
h. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
i. pelayanan kesehatan pada usia produktif;
j. pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
k. pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
l. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
m. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa
berat;
n. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
-7-
o. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia
(Human Immunodeficiency Virus);
p. pemenuhan kebutuhan pokok air minum sehari-hari;
q. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah
domestik;
r. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni
bagi korban bencana daerah kabupaten/kota;
s. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi
masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah
Daerah kabupaten/kota;
t. pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum;
u. pelayanan informasi rawan bencana;
v. pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap
bencana;
w. pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban
bencana;
x. pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban
kebakaran;
y. rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas
terlantar di luar panti;
z. rehabilitasi sosial dasar anak terlantar di luar panti;
aa. rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar
panti;
bb. rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya
gelandangan dan pengemis di luar panti; dan
cc. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah
tanggap darurat bencana bagi korban bencana daerah
kabupaten/kota.
(3) Ketentuan mengenai Mutu Pelayanan Dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 sesuai dengan Standar Teknis
yang diatur oleh menteri teknis yang menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar setelah berkoordinasi dengan Menteri
melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah.
-8-
Pasal 4
Penerapan SPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) dilakukan dengan tahapan:
a. pengumpulan data;
b. penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar;
c. penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar; dan
d. pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar.
Bagian Kedua
Pengumpulan Data
Pasal 5
(1) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a mencakup:
a. jumlah dan identitas lengkap Warga Negara yang
berhak memperoleh barang dan/atau jasa kebutuhan
dasar secara minimal sesuai dengan Jenis Pelayanan
Dasar dan Mutu Pelayanan Dasarnya serta khusus
pengumpulan data untuk penerapan SPM pendidikan
Daerah kabupaten/kota mencakup jumlah dan
identitas lengkap seluruh Warga Negara yang berhak
memperoleh barang dan/atau jasa kebutuhan dasar
secara minimal; dan
b. jumlah barang dan/atau jasa yang tersedia, termasuk
jumlah sarana dan prasarana yang tersedia.
(2) Pengumpulan dan pendataan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dengan Standar Teknis SPM ditujukan
untuk pencapaian target 100% (seratus persen) dari Target
dan Indikator penerima layanan setiap tahun.
(3) Target dan Indikator penerima layanan setiap tahun dari
masing-masing urusan SPM sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Hasil pendataan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah
pada ayat (2) diintegrasikan dengan Sistem Informasi
Pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
-9-
perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Penghitungan Kebutuhan Pemenuhan Pelayanan Dasar
Pasal 6
(1) Perangkat Daerah menghitung selisih kebutuhan terhadap
ketersediaan barang dan/atau jasa dan sarana dan/atau
prasarana berdasarkan jumlah Warga Negara penerima
dan Mutu Pelayanan Dasar sesuai dengan Standar Teknis
SPM.
(2) Ketersediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoleh dari pihak Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah, lembaga nonpemerintah, masyarakat,
dan/atau Pemerintah Daerah.
(3) Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan untuk menyusun kebutuhan pemenuhan
Pelayanan Dasar berpedoman pada Standar Biaya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
(1) Perangkat Daerah menghitung Warga Negara penerima
Pelayanan Dasar yang tidak mampu memperoleh barang
dan/atau jasa yang telah tersedia.
(2) Warga Negara penerima Pelayanan Dasar yang tidak
mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikarenakan:
a. miskin atau tidak mampu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. sifat barang dan/atau jasa yang tidak dapat diakses
atau dijangkau sendiri;
c. kondisi bencana; dan/atau
d. kondisi lain yang tidak memungkinkan untuk dapat
dipenuhi sendiri.
-10-
Bagian Keempat
Penyusunan Rencana Pemenuhan Pelayanan Dasar
Pasal 8
(1) Pemerintah Daerah menyusun rencana pemenuhan
Pelayanan Dasar sesuai dengan penghitungan kebutuhan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan Pasal 7
ayat (1) yang dimuat dalam dokumen RPJMD dan RKPD.
(2) Perangkat Daerah memprioritaskan penyusunan rencana
pemenuhan Pelayanan Dasar berdasarkan penghitungan
kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam
Renstra PD dan Renja PD sesuai dengan tugas dan fungsi.
(3) Rencana pemenuhan Pelayanan Dasar merupakan salah
satu tolok ukur kinerja penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
Pasal 9
(1) Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar yang
dimuat dalam dokumen RPJMD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) dilakukan pada saat perumusan
meliputi:
a. gambaran umum kondisi daerah, khususnya dikaitkan
dengan penyelenggaraan pemenuhan dan pencapaian
kebutuhan dasar oleh Pemerintah Daerah;
b. gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka
pendanaan, khususnya dikaitkan dengan besaran
anggaran yang diperuntukkan bagi pemenuhan
kebutuhan dasar;
c. permasalahan dan isu strategis daerah, khususnya
dikaitkan dengan isu pemenuhan kebutuhan dasar
untuk setiap Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan
Dasar;
d. strategi, arah kebijakan dan program pembangunan
daerah, khususnya dikaitkan dengan strategi
Pemerintah Daerah dalam menyusun arah kebijakan
-11-
dan merumuskan program dalam pemenuhan
kebutuhan dasar;
e. kerangka pendanaan pembangunan dan program
Perangkat Daerah, khususnya dikaitkan dengan
program Perangkat Daerah dan pendanaan yang
diperuntukkan dalam pemenuhan kebutuhan dasar;
dan
f. kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
khususnya dikaitkan dengan indikator kinerja daerah
dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar.
(2) Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar yang
dimuat dalam dokumen RKPD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) dilakukan pada saat perumusan
meliputi:
a. gambaran umum kondisi daerah khususnya dikaitkan
dengan penyelenggaraan dan pencapaian program dan
kegiatan Perangkat Daerah dalam pemenuhan
kebutuhan dasar;
b. kerangka ekonomi dan keuangan daerah, khususnya
dikaitkan dengan besaran anggaran yang
diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dasar;
c. sasaran dan prioritas pembangunan daerah, khususnya
untuk memastikan capaian pemenuhan kebutuhan
dasar dalam rencana kerja tahunan;
d. rencana kerja dan pendanaan daerah, khususnya
dikaitkan dengan program, kegiatan, dan alokasi dana
indikatif dan sumber pendanaan yang disusun dalam
pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar; dan
e. kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
khususnya dikaitkan dengan indikator kinerja daerah
dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar.
(3) Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar yang
dimuat dalam dokumen Renstra PD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dilakukan pada saat
perumusan meliputi:
-12-
a. gambaran pelayanan Perangkat Daerah, khususnya
dikaitkan dengan capaian dan pemenuhan kebutuhan
dasar;
b. permasalahan dan isu strategis Perangkat Daerah,
khususnya dikaitkan dengan permasalahan pokok yang
dihadapi Perangkat Daerah dalam pencapaian
pemenuhan kebutuhan dasar;
c. tujuan dan sasaran, khususnya dikaitkan dengan
penjabaran kebijakan Perangkat Daerah dalam
pemenuhan kebutuhan dasar;
d. strategi dan arah kebijakan, khususnya dikaitkan
dengan memperhatikan permasalahan dan isu strategis
dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar;
e. rencana program dan kegiatan serta pendanaan,
khususnya dikaitkan dengan program, kegiatan, dan
alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang
disusun dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan
dasar; dan
f. kinerja penyelenggaraan bidang urusan, khususnya
dikaitkan dengan indikator kinerja daerah dalam
pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar.
(4) Penyusunan pencapaian rencana pemenuhan Pelayanan
Dasar yang dimuat dalam dokumen Renja PD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dilakukan pada saat
perumusan meliputi:
a. hasil evaluasi Renja PD tahun lalu, khususnya
dikaitkan dengan upaya optimalisasi pencapaian
pemenuhan kebutuhan dasar;
b. tujuan dan sasaran Perangkat Daerah, khususnya
dikaitkan dengan penjabaran kebijakan Perangkat
Daerah dalam pemenuhan kebutuhan dasar; dan
c. rencana kerja dan pendanaan Perangkat Daerah,
khususnya dikaitkan dengan dengan program,
kegiatan, dan alokasi dana indikatif dan sumber
pendanaan yang disusun dalam pencapaian
pemenuhan kebutuhan dasar.
-13-
Pasal 10
(1) Perangkat Daerah yang melaksanakan fungsi penunjang
urusan pemerintahan bidang perencanaan memastikan
program dan kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar
dimuat dalam dokumen RPJMD, Renstra PD, RKPD dan
Renja PD.
(2) Perangkat Daerah memprioritaskan anggaran program dan
kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar setelah tercantum
dalam dokumen RPJMD, Renstra PD, RKPD dan Renja PD.
(3) Tim Anggaran Pemerintah Daerah memastikan anggaran
program dan kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar dalam
APBD.
(4) Dalam memastikan anggaran program dan kegiatan
didasarkan pada rencana pemenuhan Pelayanan Dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).
Bagian Kelima
Pelaksanaan Pemenuhan Pelayanan Dasar
Pasal 11
(1) Perangkat Daerah melaksanakan program dan kegiatan
pemenuhan Pelayanan Dasar sesuai dengan rencana
pemenuhan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1).
(2) Perangkat Daerah menetapkan target pencapaian program
dan kegiatan berdasarkan data jumlah penerima
Pelayanan Dasar yang diperoleh setiap tahunnya.
Pasal 12
(1) Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dibutuhkan dan/atau
melakukan kerjasama daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
-14-
(2) Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar bagi Warga
Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
Pemerintah Daerah dapat:
a. membebaskan biaya untuk memenuhi kebutuhan dasar
bagi Warga Negara yang berhak memperoleh Pelayanan
Dasar secara minimal, dengan memprioritaskan bagi
masyarakat miskin atau tidak mampu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
b. memberikan bantuan berupa bantuan tunai, bantuan
barang dan/atau jasa, kupon, subsidi, atau bentuk
bantuan lainnya.
(3) Penyediaan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan sesuai
dengan Standar Teknis SPM.
(4) Kerjasama daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan
pemenuhan Pelayanan Dasar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB III
KOORDINASI PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Pasal 13
(1) Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan
Daerah berwenang mengoordinasikan pelaksanaan
penerapan SPM secara nasional.
(2) Gubernur berwenang mengoordinasikan pelaksanaan
penerapan SPM di daerah provinsi.
(3) Bupati/Wali Kota berwenang mengoordinasikan
pelaksanaan penerapan SPM di daerah kabupaten/kota.
Pasal 14
(1) Koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
meliputi:
a. penerapan, pemantauan dan evaluasi SPM; dan
b. penanganan isu dan permasalahan penerapan SPM.
-15-
(2) Untuk pelaksanaan koordinasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibentuk Tim Penerapan SPM daerah provinsi
dan kabupaten/kota.
Pasal 15
(1) Tim Penerapan SPM daerah provinsi ditetapkan dengan
peraturan gubernur.
(2) Susunan keanggotaan Tim Penerapan SPM daerah provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. penanggung jawab : gubernur;
b. ketua : sekretaris daerah provinsi;
c. wakil Ketua : kepala badan perencanaan
pembangunan daerah provinsi;
d. sekretaris : kepala biro tata pemerintahan
provinsi atau sebutan lain; dan
e. anggota : kepala perangkat daerah provinsi
yang membidangi Urusan
Pemerintahan Wajib terkait
Pelayanan Dasar, pengelolaan
keuangan daerah, inspektorat,
dan/atau sesuai dengan
kebutuhan daerah.
Pasal 16
(1) Tim Penerapan SPM daerah Provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 berkedudukan di biro tata
pemerintahan provinsi atau sebutan lain.
(2) Tim Penerapan SPM daerah Provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas meliputi:
a. menyusun rencana aksi penerapan SPM;
b. melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian dalam sosialisasi Standar
Teknis dan penerapan SPM di daerah provinsi dan
kabupaten/kota;
-16-
c. mengoordinasikan pendataan, pemutakhiran dan
sinkronisasi terhadap data terkait kondisi penerapan
SPM secara periodik;
d. mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen
perencanaan serta mengawal dan memastikan
penerapan SPM terintegrasi ke dalam RKPD dan Renja
PD termasuk pembinaan umum dan teknisnya;
e. mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen
penganggaran serta mengawal dan memastikan
penerapan SPM terintegrasi ke dalam APBD provinsi;
f. mengoordinasikan dan mengkonsolidasikan sumber
pendanaan dalam pemenuhan penganggaran untuk
penerapan SPM daerah provinsi dan daerah
kabupaten/kota;
g. mengoordinasikan perumusan strategi pembinaan
teknis penerapan SPM di provinsi dan daerah
kabupaten/kota;
h. mengoordinasikan pemantauan dan evaluasi SPM di
daerah provinsi dan kabupaten/kota;
i. melakukan sosialisasi penerapan SPM kepada
perwakilan masyarakat sebagai penerima manfaat;
j. menerima dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat
terkait penerapan SPM dan mengkonsolidasikan
laporan penerapan dan pencapaian SPM di daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota, termasuk laporan
yang disampaikan masyarakat melalui sistem informasi
pembangunan daerah yang terintegrasi; dan
k. mengoordinasikan pencapaian berdasarkan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi dan
kabupaten/kota dan melakukan analisis sebagai
rekomendasi untuk perencanaan tahun berikutnya.
Pasal 17
(1) Tim Penerapan SPM kabupaten/kota ditetapkan dengan
peraturan bupati/wali kota.
-17-
(2) Susunan keanggotaan Tim Penerapan SPM
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdiri atas:
a. penanggung jawab : bupati/wali kota;
b. ketua : sekretaris daerah kabupaten/kota;
c. wakil ketua : kepala badan perencanaan
pembangunan daerah
kabupaten/Kota;
d. sekretaris : kepala bagian tata pemerintahan
kabupaten/kota atau sebutan lain;
dan
e. anggota : kepala perangkat daerah
kabupaten/kota yang membidangi
Urusan Pemerintahan Wajib
terkait Pelayanan Dasar,
pengelolaan keuangan daerah,
inspektorat, dan/atau sesuai
dengan kebutuhan daerah.
Pasal 18
(1) Tim Penerapan SPM Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 berkedudukan di bagian tata
pemerintahan atau sebutan lain.
(2) Tim Penerapan SPM Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas meliputi:
a. menyusun rencana aksi penerapan SPM;
b. melakukan koordinasi penerapan SPM dengan
Perangkat Daerah pengampu SPM;
c. mengoordinasikan pendataan, pemutakhiran dan
sinkronisasi terhadap data terkait kondisi penerapan
SPM secara periodik;
d. mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen
perencanaan serta mengawal dan memastikan
penerapan SPM terintegrasi ke dalam RKPD dan Renja
PD termasuk pembinaan umum dan teknisnya;
-18-
e. mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen
penganggaran serta mengawal dan memastikan
penerapan SPM terintegrasi ke dalam APBD
kabupaten/kota;
f. mengoordinasikan dan mengkonsolidasikan sumber
pendanaan dalam pemenuhan penganggaran untuk
penerapan SPM daerah kabupaten/kota;
g. mengoordinasikan perumusan strategi pembinaan
teknis penerapan SPM daerah kabupaten/kota;
h. mengoordinasikan pemantauan dan evaluasi SPM
daerah kabupaten/kota;
i. melakukan sosialisasi penerapan SPM kepada
perwakilan masyarakat sebagai penerima manfaat;
j. menerima dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat
terkait penerapan SPM dan mengkonsolidasikan
laporan penerapan dan pencapaian SPM daerah
kabupaten/kota, termasuk laporan yang disampaikan
masyarakat melalui sistem informasi pembangunan
daerah yang terintegrasi; dan
k. mengoordinasikan pencapaian berdasarkan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota
dan melakukan analisis sebagai rekomendasi untuk
perencanaan tahun berikutnya.
BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 19
Pembiayaan Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota, dan sumber lainnya yang sah dan tidak
mengikat.
-19-
BAB V
PELAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Pasal 20
(1) Pelaporan Penerapan SPM dimuat dalam laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan disampaikan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Materi laporan Penerapan SPM paling sedikit memuat
hasil, kendala dan ketersediaan anggaran dalam
penerapan SPM.
(3) Gubernur menyampaikan laporan SPM daerah provinsi
dan rekapitulasi penerapan SPM daerah kabupaten/kota
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina
Pembangunan Daerah dan menteri teknis yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
(4) Bupati/Wali Kota menyampaikan laporan SPM daerah
kabupaten/kota kepada gubernur dengan tembusan
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina
Pembangunan Daerah.
(5) Format laporan Penerapan SPM daerah provinsi dan
daerah kabupaten/kota sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 21
(1) Pemerintah Daerah menyampaikan laporan Penerapan
SPM paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran
berakhir.
(2) Laporan Pemerintah Daerah merupakan dasar bagi
penetapan insentif dan disinsentif daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
-20-
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 22
(1) Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan
Daerah melakukan pembinaan secara umum dan menteri
teknis yang membidangi Urusan Pemerintahan Wajib
Pelayanan Dasar melakukan pembinaan secara teknis
terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
(2) Menteri melalui Inspektorat Jenderal melakukan
pengawasan terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
(3) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan
Penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
(4) Bupati/Wali Kota melakukan pembinaan dan pengawasan
penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
Pasal 23
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-21-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Oktober 2018
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 19 November 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1540
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum,
ttd
Dr. Widodo Sigit Pudjianto, SH, MH
Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19590203 198903 1 001
-22-
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 100 TAHUN 2018
TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
FORMAT LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DAERAH
PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SERTA TARGET DAN
INDIKATOR PENERIMA LAYANAN SETIAP TAHUN
A. FORMAT LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DAERAH
PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang memuat hal-hal yang berkaitan dengan alasan
atau dasar pertimbangan mengapa pemerintahan daerah
memutuskan untuk menerapkan SPM, selain karena perintah
peraturan perundang-undangan.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum menyebutkan peraturan perundang-undangan yang
melandasi atau menjadi dasar penerapan SPM oleh Pemerintahan
Daerah.
C. KEBIJAKAN UMUM
Kebijakan umum menggambarkan kebijakan umum daerah yang
dimuat dalam rencana penerapan dan pencapaian SPM yang
dituangkan dalam RPJMD.
D. ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan menggambarkan orientasi dan komitmen yang
telah ditetapkan oleh pemerintahan daerah selama satu tahun
anggaran dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM yang
dituangkan dalam KUA.
-23-
BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM
A. Bidang Urusan Pendidikan
Bidang urusan diisi dengan bidang urusan wajib yang menjadi
pangkal dari munculnya pelayanan dasar yang telah ditetapkan
SPM-nya oleh Pemerintah.
1. Jenis Pelayanan Dasar
Jenis pelayanan dasar adalah jenis-jenis pelayanan dasar
yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang telah
ditetapkan SPMnya oleh Pemerintah.
2. Target Pencapaian SPM oleh Daerah
Target pencapaian adalah target yang ditetapkan oleh
Pemerintahan Daerah dalam mencapai SPM selama kurun
waktu tertentu, termasuk perhitungan pembiayaannya.
3. Realisasi
Realisasi adalah target yang dapat dicapai atau di realisasikan
oleh Pemerintahan Daerah selama 1 (satu) tahun anggaran
dan membandingkannya dengan rencana target yang
ditetapkan sebelumnya oleh pemerintahan daerah yang
bersangkutan.
4. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran adalah jumlah belanja langsung dan tidak
langsung yang ditetapkan dalam APBD dalam rangka
penerapan dan pencapaian SPM oleh pemerintahan daerah,
yang bersumber dari:
a. APBD;
b. APBN; dan
c. Sumber dana lain yang sah.
5. Dukungan Personil
Dukungan personil menggambarkan jumlah personil atau
pegawai yang terlibat dalam proses penerapan dan
pencapaian SPM.
6. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dan solusi menggambarkan permasalahan
yang dihadapi dalam penerapan dan pencapaian SPM, baik
-24-
permasalahan eksternal maupun internal, dan
langkahlangkah penyelesaian permasalahan yang ditempuh.
B. Bidang Urusan Kesehatan
C. Bidang Urusan Pekerjaan Umum
D. Bidang Urusan Perumahan Rakyat
E. Bidang Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum dan
Pelindungan Masyarakat
F. Bidang Urusan Sosial
BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN
Program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan dan
pencapaian SPM.
BAB IV PENUTUP
B. TARGET DAN INDIKATOR PENERIMA LAYANAN STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
1. PENDIDIKAN
PROVINSI
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1 Pendidikan
Menengah
Jumlah Warga Negara Usia 16-
18 Tahun yang berpartisipasi
dalam pendidikan menengah
100% Setiap
Tahun
2 Pendidikan
Khusus
Jumlah Warga Negara Usia 4 –
18 tahun yang termasuk dalam
penduduk dissabilitas yang
berpartisipasi dalam pendidikan
Khusus.
100% Setiap
Tahun
KABUPATEN/KOTA
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Pendidikan
Dasar
Jumlah Warga Negara Usia 7 -
15 Tahun yang berpartisipasi
dalam pendidikan dasar
100 % Setiap
Tahun
-25-
(SD/Mi, SMP/MTs)
2. Pendidikan
Kesetaraan
Jumlah Warga Negara Usia 7 –
18 Tahun yang belum
menyelesaiakan pendidikan
dasar dan atau menengah yang
perpartisipasi dalam pendidikan
kesataraan
100 % Setiap
Tahun
3. Pendidikan
Anak Usia
Dini
Jumlah Warga Negara Usia 5-
6 Tahun yang berpartisipasi
dalam pendidikan PAUD
100 % Setiap
Tahun
2. KESEHATAN
PROVINSI
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Pelayanan
kesehatan
bagi
penduduk
terdampak
krisis
kesehatan
akibat
bencana
dan/atau
berpotensi
bencana
provinsi
Jumlah Warga Negara yang
terdampak krisis kesehatan
akibat bencana dan/atau
berpotensi bencana provinsi
yang mendapatkan layanan
kesehatan
100 % Setiap
Tahun
2. Pelayanan
kesehatan
bagi
penduduk
Jumlah Warga Negara pada
kondisi kejadian luar biasa
provinsi yang mendapatkan
layanan kesehatan
100 % Setiap
Tahun
-26-
pada kondisi
kejadian luar
biasa
provinsi
KABUPATEN/KOTA
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Pelayanan
Kesehatan
Ibu Hamil
Jumlah Ibu Hamil yang
mendapatkan layanan
kesehatan
100 % Setiap
Tahun
2. Pelayanan
Kesehatan
Ibu Bersalin
Jumlah Ibu Bersalin yang
mendapatkan layanan
kesehatan
100 % Setiap
Tahun
3. Pelayanan
Kesehatan
Bayi Baru
Lahir
Jumlah Bayi Baru Lahir yang
mendapatkan layanan
kesehatan
100 % Setiap
Tahun
4. Pelayanan
kesehatan
balita
Jumlah Balita yang
mendapatkan layanan
kesehatan
100 % Setiap
Tahun
5. Pelayanan
kesehatan
pada usia
pendidikan
dasar
Jumlah Warga Negara usia
pendidikan dasar yang
mendapatkan layanan
kesehatan
100 % Setiap
Tahun
6. Pelayanan
kesehatan
pada usia
produktif,
Jumlah Warga Negara usia
produktif yang mendapatkan
layanan kesehatan
100 % Setiap
Tahun
7. Pelayanan
kesehatan
pada usia
lanjut;
Jumlah warga negara usia
lanjut yang mendapatkan
layanan kesehatan
100 % Setiap
Tahun
8. Pelayanan Jumlah Warga Negara penderita 100 % Setiap
-27-
kesehatan
penderita
hipertensi
hipertensi yang mendapatkan
layanan kesehatan
Tahun
9. Pelayanan
kesehatan
penderita
diabetes
melitus
Jumlah Warga Negara penderita
diabetes mellitus yang
mendapatkan layanan
kesehatan
100 % Setiap
Tahun
10. Pelayanan
kesehatan
orang
dengan
gangguan
jiwa berat
Jumlah Warga Negara dengan
gangguan jiwa berat yang
terlayani kesehatan
100 % Setiap
Tahun
11. Pelayanan
kesehatan
orang
terduga
tuberkulosis
Jumlah Warga Negara terduga
tuberculosis yang mendapatkan
layanan kesehatan
100 % Setiap
Tahun
12. Pelayanan
kesehatan
orang
dengan
risiko
terinfeksi
virus yang
melemahkan
daya tahan
tubuh
manusia
(Human
Immunodefici
ency Virus)
Jumlah Warga Negara dengan
risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh
manusia (Human
Immunodeficiency Virus) yang
mendapatkan layanan
kesehatan
100 % Setiap
Tahun
-28-
3. PEKERJAAN UMUM
PROVINSI
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Pemenuhan
kebutuhan
air minum
curah lintas
kabupaten/k
ota
Jumlah Warga Negara yang
memperoleh kebutuhan air
minum curah lintas
kabupaten/kota
100 % Setiap
Tahun
2. Penyediaan
pelayanan
pengolahan
air limbah
domestik
regional
lintas
kabupaten/
kota
Jumlah Warga Negara yang
memperoleh layanan
pengolahan air limbah domestik
regional lintas kabupaten/kota
100 % Setiap
Tahun
KABUPATEN/KOTA
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Penyediaan
Kebutuhan
pokok air
minum
sehari-hari
Jumlah Warga Negara yang
memperoleh kebutuhan pokok
air minum sehari-hari
100 % Setiap
Tahun
2. Penyediaan
Pelayanan
Pengolahan
air limbah
Jumlah Warga Negara yang
memperoleh layanan
pengolahan air limbah
domestik
100 % Setiap
Tahun
-29-
Domestik
4. PERUMAHAN RAKYAT
PROVINSI
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Penyediaan
dan
rehabilitasi
rumah yang
layak huni
bagi korban
bencana
provinsi
Jumlah Warga Negara korban
bencana yang memperoleh
rumah layak huni
100 % Setiap
Tahun
2. Fasilitasi
penyediaan
rumah yang
layak huni
bagi
masyarakat
yang terkena
relokasi
program
Pemerintah
Daerah
provinsi
Jumlah Warga Negara yang
terkena relokasi akibat program
Pemerintah Daerah provinsi
yang memperoleh fasilitasi
penyediaan rumah yang layak
huni
100 % Setiap
Tahun
KABUPATEN/KOTA
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Penyediaan
& rehabiitasi
rumah yg
layak huni
Jumlah Warga Negara korban
bencana yang memperoleh
rumah layak huni
100 % Setiap
Tahun
-30-
bagi korban
bencana
Kab/kota
2. Fasilitasi
penyediaan
rumah yang
layak huni
bagi
masyarakat
yang terkena
relokasi
program
Pemerintah
Daerah
kabupaten/
kota
Jumlah Warga Negara yang
terkena relokasi akibat program
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota yang
memperoleh fasilitasi
penyediaan rumah yang layak
huni
100 % Setiap
Tahun
5. TRANTIBUMLINMAS
PROVINSI
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Pelayanan
ketentraman
dan ketertiban
Umum Provinsi
Jumlah Warga Negara
yang memperoleh layanan
akibat dari penegakan
hukum perda dan perkada
di Provinsi
100 % Setiap
Tahun
KABUPATEN/KOTA
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Pelayanan
ketentraman
dan ketertiban
Umum
Jumlah Warga Negara
yang memperoleh layanan
akibat dari penegakan
hukum Perda dan perkada
100 % Setiap
Tahun
-31-
2. Pelayanan
informasi
rawan bencana
Jumlah Warga Negara
yang memperoleh layanan
informasi rawan bencana
100 % Setiap
Tahun
3. Pelayanan
pencegahan
dan
kesiapsiagaan
terhadap
bencana
Jumlah Warga Negara
yang memperoleh layanan
pencegahan dan
kesiapsiagaan terhadap
bencana
100 % Setiap
Tahun
4. Pelayanan
penyelamatan
dan evakuasi
korban
bencana
Jumlah Warga Negara
yang memperoleh layanan
penyelamatan dan
evakuasi korban bencana
100 % Setiap
Tahun
5. Pelayanan
Penyelamatan
dan evakuasi
korban
kebakaran
Jumlah Warga Negara
yang memperoleh layanan
penyelamatan dan
Evakuasi korban
kebakaran
100 % Setiap
Tahun
6. SOSIAL
PROVINSI
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Rehabilitasi
sosial dasar
penyandang
disabilitas
telantar di
dalam panti
Jumlah Warga Negara
penyandang disabilitas
telantar yang
mendapatkan rehabilitasi
sosial dasar penyandang
disabilitas telantar di
dalam panti
100 % Setiap
Tahun
2. Rehabilitasi
sosial dasar
anak telantar
di dalam panti
Jumlah Warga Negara
anak telantar yang
mendapatkan rehabilitasi
sosial dasar anak terlantar
100 % Setiap
Tahun
-32-
di dalam panti
3. Rehabilitasi
sosial dasar
lanjut usia
telantar di
dalam panti
Jumlah Warga Negara
lanjut usia telantar yang
mendapatkan rehabilitasi
sosial dasar lanjut usia di
dalam panti
100 % Setiap
Tahun
4. Rehabilitasi
sosial dasar
tuna sosial
khususnya
gelandangan
dan pengemis
di dalam panti
Jumlah Warga
Negara/gelandangan dan
pengemis yang
mendapatkan rehabilitasi
sosial dasar tuna sosial di
dalam panti
100 % Setiap
Tahun
5. Perlindungan
dan jaminan
sosial pada
saat dan
setelah tanggap
darurat
bencana bagi
korban
bencana
provinsi.
Jumlah Warga Negara
korban bencana provinsi
yang mendapatkan
perlindungan dan jaminan
sosial pada saat dan
setelah tanggap darurat
bencana bagi korban
bencana provinsi.
100 % Setiap
Tahun
KABUPATEN/KOTA
No Jenis
Pelayanan
Dasar
Indikator Pencapaian Target
Capaian
Batas
Waktu
Capaian
1. Rehabilitasi
sosial dasar
penyandang
disabilitas
telantar di luar
panti
Jumlah Warga Negara
penyandang disabilitas
yang memperoleh
rehabilitasi sosial diluar
panti
100 % Setiap
Tahun
2. Rehabilitasi
sosial dasar
Jumlah anak telantar yang
memperoleh rehabilitasi
100 % Setiap
Tahun
-33-
anak telantar
di luar panti
sosial diluar panti
3. Rehabilitasi
sosial dasar
lanjut usia
terlantar diluar
panti
Jumlah Warga Negara
lanjut usia terlantar yang
memperoleh rehabilitasi
sosial diluar panti
100 % Setiap
Tahun
4. Rehabilitasi
sosial dasar
tuna sosial
khususnya
gelandangan
dan pengemis
di luar panti
Jumlah Warga Negara/
gelandangan dan
pengemis yang
memperoleh rehabilitasi
sosial dasar tuna sosial
diluar panti
100 % Setiap
Tahun
5. Perlindungan
dan jaminan
sosial pada
saat tanggap &
paska bencana
bagi korban
bencana
kab/kota
Jumlah Warga Negara
korban bencana kab/kota
yang memperoleh
perlindungan dan jaminan
sosial
100 % Setiap
Tahun
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
TJAHJO KUMOLO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum,
ttd
Dr. Widodo Sigit Pudjianto, SH, MH
Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19590203 198903 1 001

More Related Content

What's hot

Perpres nomor 83_tahun_2021
Perpres nomor 83_tahun_2021Perpres nomor 83_tahun_2021
Perpres nomor 83_tahun_2021CIkumparan
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Aksi SETAPAK
 
Paparan tkpk salatiga
Paparan tkpk salatigaPaparan tkpk salatiga
Paparan tkpk salatigakangmali
 
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Ulfah Hanum
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Arif Efendi
 
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2weni chris
 
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosialPeraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosialppbkab
 
Permensos 129 tahun 2008 idn journal
Permensos 129 tahun 2008 idn journalPermensos 129 tahun 2008 idn journal
Permensos 129 tahun 2008 idn journalIdnJournal
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Rendra GUnawan
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Muh Saleh
 
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017Ulfah Hanum
 
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2Hebron Dayax
 
Permenkominfo nmr 22
Permenkominfo nmr 22Permenkominfo nmr 22
Permenkominfo nmr 22helmi1984
 

What's hot (16)

Perpres nomor 83_tahun_2021
Perpres nomor 83_tahun_2021Perpres nomor 83_tahun_2021
Perpres nomor 83_tahun_2021
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
 
Paparan tkpk salatiga
Paparan tkpk salatigaPaparan tkpk salatiga
Paparan tkpk salatiga
 
Spm kesehatan
Spm kesehatanSpm kesehatan
Spm kesehatan
 
Perbup 26 tahun 2015
Perbup 26 tahun 2015Perbup 26 tahun 2015
Perbup 26 tahun 2015
 
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
 
Standard pelayanan minimum pdf
Standard pelayanan minimum pdfStandard pelayanan minimum pdf
Standard pelayanan minimum pdf
 
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
Lampiran permendagri no. 27 tahun 2013 230 2
 
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosialPeraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
Peraturan bupati-no.-5-ttg-pedoman-umum-penyaluran-dana-bantuan-sosial
 
Permensos 129 tahun 2008 idn journal
Permensos 129 tahun 2008 idn journalPermensos 129 tahun 2008 idn journal
Permensos 129 tahun 2008 idn journal
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
 
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017
 
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
 
Permenkominfo nmr 22
Permenkominfo nmr 22Permenkominfo nmr 22
Permenkominfo nmr 22
 

Similar to PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018 TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PermenPUPR29-2018.pdf
PermenPUPR29-2018.pdfPermenPUPR29-2018.pdf
PermenPUPR29-2018.pdfTriRamdani2
 
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfPERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfTutiOctarini1
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfRoySiadari1
 
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdfPermendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdfAkademi Desa 4.0
 
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RIPeraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RIJalinKrakatau
 
Permendesa Nomor 6 tahun 2020
Permendesa Nomor 6 tahun 2020 Permendesa Nomor 6 tahun 2020
Permendesa Nomor 6 tahun 2020 Akademi Desa 4.0
 
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahanPermen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahanHerminingrum Andana Warih
 
03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx
03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx
03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptxMirza836129
 
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Herry Abi
 
Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016citaish
 
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan MinimalPermen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan MinimalPenataan Ruang
 
Permen no.46 th 2016
Permen no.46 th 2016Permen no.46 th 2016
Permen no.46 th 2016Pajeg Lempung
 
Permen no.46 th 2016
Permen no.46 th 2016Permen no.46 th 2016
Permen no.46 th 2016Pajeg Lempung
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASZakiah dr
 
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docxRasnianiGani
 

Similar to PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018 TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (20)

PermenPUPR29-2018.pdf
PermenPUPR29-2018.pdfPermenPUPR29-2018.pdf
PermenPUPR29-2018.pdf
 
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfPERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
 
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdfPermendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
Permendesa nomor 6 tahun 2020 pdf.pdf
 
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RIPeraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Dan Transmigrasi RI
 
Permendesa Nomor 6 tahun 2020
Permendesa Nomor 6 tahun 2020 Permendesa Nomor 6 tahun 2020
Permendesa Nomor 6 tahun 2020
 
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahanPermen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
 
03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx
03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx
03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx
 
Permendagri 46 2016
Permendagri 46 2016Permendagri 46 2016
Permendagri 46 2016
 
Permendagri 46 2016
Permendagri 46 2016Permendagri 46 2016
Permendagri 46 2016
 
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
 
Uuri no 43
Uuri no 43Uuri no 43
Uuri no 43
 
Permenkes 43
Permenkes 43Permenkes 43
Permenkes 43
 
Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016
 
Uud 43 2016
Uud 43 2016Uud 43 2016
Uud 43 2016
 
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan MinimalPermen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
 
Permen no.46 th 2016
Permen no.46 th 2016Permen no.46 th 2016
Permen no.46 th 2016
 
Permen no.46 th 2016
Permen no.46 th 2016Permen no.46 th 2016
Permen no.46 th 2016
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
 
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
 

More from Muh Saleh

Buku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerjaBuku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerjaMuh Saleh
 
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdfRKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdfMuh Saleh
 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Muh Saleh
 
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptxEvaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptxMuh Saleh
 
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019Muh Saleh
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Muh Saleh
 
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025Muh Saleh
 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfMuh Saleh
 
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...Muh Saleh
 
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfPermenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfMuh Saleh
 
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfCetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfMuh Saleh
 
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfTransformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
 
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfPermenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfMuh Saleh
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaMuh Saleh
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Muh Saleh
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali MandarIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali MandarMuh Saleh
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju TengahIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju TengahMuh Saleh
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamasa
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten MamasaIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamasa
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten MamasaMuh Saleh
 
Panduan Fasilitasi AMP Pemantapan Proses Audit Maternal dan Perinatal (AMP) d...
Panduan Fasilitasi AMP Pemantapan Proses Audit Maternal dan Perinatal (AMP) d...Panduan Fasilitasi AMP Pemantapan Proses Audit Maternal dan Perinatal (AMP) d...
Panduan Fasilitasi AMP Pemantapan Proses Audit Maternal dan Perinatal (AMP) d...Muh Saleh
 
Alur Pencatatan, Pelaporan, dan Distribusi Informasi COVID-19
Alur Pencatatan, Pelaporan, dan Distribusi Informasi COVID-19 Alur Pencatatan, Pelaporan, dan Distribusi Informasi COVID-19
Alur Pencatatan, Pelaporan, dan Distribusi Informasi COVID-19 Muh Saleh
 

More from Muh Saleh (20)

Buku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerjaBuku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerja
 
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdfRKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
 
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptxEvaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
 
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
 
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
 
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
 
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfPermenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
 
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfCetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
 
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfTransformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
 
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfPermenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali MandarIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju TengahIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamasa
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten MamasaIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamasa
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamasa
 
Panduan Fasilitasi AMP Pemantapan Proses Audit Maternal dan Perinatal (AMP) d...
Panduan Fasilitasi AMP Pemantapan Proses Audit Maternal dan Perinatal (AMP) d...Panduan Fasilitasi AMP Pemantapan Proses Audit Maternal dan Perinatal (AMP) d...
Panduan Fasilitasi AMP Pemantapan Proses Audit Maternal dan Perinatal (AMP) d...
 
Alur Pencatatan, Pelaporan, dan Distribusi Informasi COVID-19
Alur Pencatatan, Pelaporan, dan Distribusi Informasi COVID-19 Alur Pencatatan, Pelaporan, dan Distribusi Informasi COVID-19
Alur Pencatatan, Pelaporan, dan Distribusi Informasi COVID-19
 

Recently uploaded

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 

Recently uploaded (12)

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018 TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

  • 1. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018 TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); SALINAN
  • 2. -2- 3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah. 4. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. 5. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
  • 3. -3- Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. 6. Penerapan SPM adalah pelaksanaan SPM yang dimulai dari tahapan pengumpulan data, penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar, penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dan pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar. 7. Kebutuhan Dasar Warga Negara adalah barang dan/atau jasa dengan kualitas dan jumlah tertentu yang berhak diperoleh oleh setiap individu agar dapat hidup secara layak. 8. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara secara minimal. 9. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan Dasar sesuai dengan standar teknis agar hidup secara layak. 10. Warga Negara adalah orang bangsa Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. 11. Program adalah penjabaran kebijakan Perangkat Daerah dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan tugas dan fungsi. 12. Kegiatan adalah serangkaian aktivitas pembangunan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah untuk menghasilkan keluaran dalam rangka mencapai hasil suatu program. 13. Kinerja adalah keluaran/hasil dari Kegiatan/Program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
  • 4. -4- 14. Indikator Kinerja adalah tanda yang berfungsi sebagai alat ukur pencapaian Kinerja suatu Kegiatan atau Program dalam bentuk keluaran atau hasil. 15. Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian adalah kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. 16. Kepala Daerah adalah gubernur untuk provinsi, bupati untuk kabupaten, dan wali kota untuk kota. 17. Perangkat Daerah adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota. 18. Peraturan Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Perkada adalah peraturan gubernur dan peraturan bupati/wali kota. 19. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. 20. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 21. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renstra PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. 22. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renja PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 23. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Perda. 24. Belanja Daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. 25. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
  • 5. -5- kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. 26. Hari adalah hari kerja. 27. Standar Teknis adalah standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa, sumber daya manusia dan petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. BAB II TAHAPAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL Bagian Kesatu Umum Pasal 2 (1) Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk pemenuhan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal. (2) Penerapan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan bagi Warga Negara yang berhak memperoleh Pelayanan Dasar secara minimal sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasarnya. Pasal 3 (1) Jenis Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 untuk daerah provinsi terdiri atas: a. pendidikan menengah; b. pendidikan khusus; c. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana daerah provinsi; d. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa daerah provinsi; e. pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas daerah kabupaten/kota; f. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik regional lintas daerah kabupaten/kota;
  • 6. -6- g. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana daerah provinsi; h. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah provinsi; i. pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum daerah provinsi; j. rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas terlantar di dalam panti; k. rehabilitasi sosial dasar anak terlantar di dalam panti; l. rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di dalam panti; m. rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di dalam panti; dan n. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana daerah provinsi. (2) Jenis Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 untuk daerah kabupaten/kota terdiri atas: a. pendidikan anak usia dini; b. pendidikan dasar; c. pendidikan kesetaraan; d. pelayanan kesehatan ibu hamil; e. pelayanan kesehatan ibu bersalin; f. pelayanan kesehatan bayi baru lahir; g. pelayanan kesehatan balita; h. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar; i. pelayanan kesehatan pada usia produktif; j. pelayanan kesehatan pada usia lanjut; k. pelayanan kesehatan penderita hipertensi; l. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus; m. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat; n. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
  • 7. -7- o. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus); p. pemenuhan kebutuhan pokok air minum sehari-hari; q. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik; r. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana daerah kabupaten/kota; s. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah kabupaten/kota; t. pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum; u. pelayanan informasi rawan bencana; v. pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana; w. pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana; x. pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran; y. rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas terlantar di luar panti; z. rehabilitasi sosial dasar anak terlantar di luar panti; aa. rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti; bb. rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di luar panti; dan cc. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana daerah kabupaten/kota. (3) Ketentuan mengenai Mutu Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sesuai dengan Standar Teknis yang diatur oleh menteri teknis yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar setelah berkoordinasi dengan Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah.
  • 8. -8- Pasal 4 Penerapan SPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dilakukan dengan tahapan: a. pengumpulan data; b. penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar; c. penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar; dan d. pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar. Bagian Kedua Pengumpulan Data Pasal 5 (1) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a mencakup: a. jumlah dan identitas lengkap Warga Negara yang berhak memperoleh barang dan/atau jasa kebutuhan dasar secara minimal sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasarnya serta khusus pengumpulan data untuk penerapan SPM pendidikan Daerah kabupaten/kota mencakup jumlah dan identitas lengkap seluruh Warga Negara yang berhak memperoleh barang dan/atau jasa kebutuhan dasar secara minimal; dan b. jumlah barang dan/atau jasa yang tersedia, termasuk jumlah sarana dan prasarana yang tersedia. (2) Pengumpulan dan pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan Standar Teknis SPM ditujukan untuk pencapaian target 100% (seratus persen) dari Target dan Indikator penerima layanan setiap tahun. (3) Target dan Indikator penerima layanan setiap tahun dari masing-masing urusan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (4) Hasil pendataan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah pada ayat (2) diintegrasikan dengan Sistem Informasi Pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
  • 9. -9- perundang-undangan. Bagian Ketiga Penghitungan Kebutuhan Pemenuhan Pelayanan Dasar Pasal 6 (1) Perangkat Daerah menghitung selisih kebutuhan terhadap ketersediaan barang dan/atau jasa dan sarana dan/atau prasarana berdasarkan jumlah Warga Negara penerima dan Mutu Pelayanan Dasar sesuai dengan Standar Teknis SPM. (2) Ketersediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari pihak Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, lembaga nonpemerintah, masyarakat, dan/atau Pemerintah Daerah. (3) Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk menyusun kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar berpedoman pada Standar Biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 7 (1) Perangkat Daerah menghitung Warga Negara penerima Pelayanan Dasar yang tidak mampu memperoleh barang dan/atau jasa yang telah tersedia. (2) Warga Negara penerima Pelayanan Dasar yang tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikarenakan: a. miskin atau tidak mampu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. sifat barang dan/atau jasa yang tidak dapat diakses atau dijangkau sendiri; c. kondisi bencana; dan/atau d. kondisi lain yang tidak memungkinkan untuk dapat dipenuhi sendiri.
  • 10. -10- Bagian Keempat Penyusunan Rencana Pemenuhan Pelayanan Dasar Pasal 8 (1) Pemerintah Daerah menyusun rencana pemenuhan Pelayanan Dasar sesuai dengan penghitungan kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan Pasal 7 ayat (1) yang dimuat dalam dokumen RPJMD dan RKPD. (2) Perangkat Daerah memprioritaskan penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar berdasarkan penghitungan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam Renstra PD dan Renja PD sesuai dengan tugas dan fungsi. (3) Rencana pemenuhan Pelayanan Dasar merupakan salah satu tolok ukur kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pasal 9 (1) Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar yang dimuat dalam dokumen RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dilakukan pada saat perumusan meliputi: a. gambaran umum kondisi daerah, khususnya dikaitkan dengan penyelenggaraan pemenuhan dan pencapaian kebutuhan dasar oleh Pemerintah Daerah; b. gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan, khususnya dikaitkan dengan besaran anggaran yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dasar; c. permasalahan dan isu strategis daerah, khususnya dikaitkan dengan isu pemenuhan kebutuhan dasar untuk setiap Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar; d. strategi, arah kebijakan dan program pembangunan daerah, khususnya dikaitkan dengan strategi Pemerintah Daerah dalam menyusun arah kebijakan
  • 11. -11- dan merumuskan program dalam pemenuhan kebutuhan dasar; e. kerangka pendanaan pembangunan dan program Perangkat Daerah, khususnya dikaitkan dengan program Perangkat Daerah dan pendanaan yang diperuntukkan dalam pemenuhan kebutuhan dasar; dan f. kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, khususnya dikaitkan dengan indikator kinerja daerah dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar. (2) Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar yang dimuat dalam dokumen RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dilakukan pada saat perumusan meliputi: a. gambaran umum kondisi daerah khususnya dikaitkan dengan penyelenggaraan dan pencapaian program dan kegiatan Perangkat Daerah dalam pemenuhan kebutuhan dasar; b. kerangka ekonomi dan keuangan daerah, khususnya dikaitkan dengan besaran anggaran yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dasar; c. sasaran dan prioritas pembangunan daerah, khususnya untuk memastikan capaian pemenuhan kebutuhan dasar dalam rencana kerja tahunan; d. rencana kerja dan pendanaan daerah, khususnya dikaitkan dengan program, kegiatan, dan alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang disusun dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar; dan e. kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah, khususnya dikaitkan dengan indikator kinerja daerah dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar. (3) Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar yang dimuat dalam dokumen Renstra PD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dilakukan pada saat perumusan meliputi:
  • 12. -12- a. gambaran pelayanan Perangkat Daerah, khususnya dikaitkan dengan capaian dan pemenuhan kebutuhan dasar; b. permasalahan dan isu strategis Perangkat Daerah, khususnya dikaitkan dengan permasalahan pokok yang dihadapi Perangkat Daerah dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar; c. tujuan dan sasaran, khususnya dikaitkan dengan penjabaran kebijakan Perangkat Daerah dalam pemenuhan kebutuhan dasar; d. strategi dan arah kebijakan, khususnya dikaitkan dengan memperhatikan permasalahan dan isu strategis dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar; e. rencana program dan kegiatan serta pendanaan, khususnya dikaitkan dengan program, kegiatan, dan alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang disusun dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar; dan f. kinerja penyelenggaraan bidang urusan, khususnya dikaitkan dengan indikator kinerja daerah dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar. (4) Penyusunan pencapaian rencana pemenuhan Pelayanan Dasar yang dimuat dalam dokumen Renja PD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dilakukan pada saat perumusan meliputi: a. hasil evaluasi Renja PD tahun lalu, khususnya dikaitkan dengan upaya optimalisasi pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar; b. tujuan dan sasaran Perangkat Daerah, khususnya dikaitkan dengan penjabaran kebijakan Perangkat Daerah dalam pemenuhan kebutuhan dasar; dan c. rencana kerja dan pendanaan Perangkat Daerah, khususnya dikaitkan dengan dengan program, kegiatan, dan alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang disusun dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar.
  • 13. -13- Pasal 10 (1) Perangkat Daerah yang melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan memastikan program dan kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar dimuat dalam dokumen RPJMD, Renstra PD, RKPD dan Renja PD. (2) Perangkat Daerah memprioritaskan anggaran program dan kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar setelah tercantum dalam dokumen RPJMD, Renstra PD, RKPD dan Renja PD. (3) Tim Anggaran Pemerintah Daerah memastikan anggaran program dan kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar dalam APBD. (4) Dalam memastikan anggaran program dan kegiatan didasarkan pada rencana pemenuhan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). Bagian Kelima Pelaksanaan Pemenuhan Pelayanan Dasar Pasal 11 (1) Perangkat Daerah melaksanakan program dan kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar sesuai dengan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). (2) Perangkat Daerah menetapkan target pencapaian program dan kegiatan berdasarkan data jumlah penerima Pelayanan Dasar yang diperoleh setiap tahunnya. Pasal 12 (1) Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan dan/atau melakukan kerjasama daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 14. -14- (2) Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar bagi Warga Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Pemerintah Daerah dapat: a. membebaskan biaya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi Warga Negara yang berhak memperoleh Pelayanan Dasar secara minimal, dengan memprioritaskan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau b. memberikan bantuan berupa bantuan tunai, bantuan barang dan/atau jasa, kupon, subsidi, atau bentuk bantuan lainnya. (3) Penyediaan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan sesuai dengan Standar Teknis SPM. (4) Kerjasama daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III KOORDINASI PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL Pasal 13 (1) Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah berwenang mengoordinasikan pelaksanaan penerapan SPM secara nasional. (2) Gubernur berwenang mengoordinasikan pelaksanaan penerapan SPM di daerah provinsi. (3) Bupati/Wali Kota berwenang mengoordinasikan pelaksanaan penerapan SPM di daerah kabupaten/kota. Pasal 14 (1) Koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, meliputi: a. penerapan, pemantauan dan evaluasi SPM; dan b. penanganan isu dan permasalahan penerapan SPM.
  • 15. -15- (2) Untuk pelaksanaan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk Tim Penerapan SPM daerah provinsi dan kabupaten/kota. Pasal 15 (1) Tim Penerapan SPM daerah provinsi ditetapkan dengan peraturan gubernur. (2) Susunan keanggotaan Tim Penerapan SPM daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a. penanggung jawab : gubernur; b. ketua : sekretaris daerah provinsi; c. wakil Ketua : kepala badan perencanaan pembangunan daerah provinsi; d. sekretaris : kepala biro tata pemerintahan provinsi atau sebutan lain; dan e. anggota : kepala perangkat daerah provinsi yang membidangi Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar, pengelolaan keuangan daerah, inspektorat, dan/atau sesuai dengan kebutuhan daerah. Pasal 16 (1) Tim Penerapan SPM daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 berkedudukan di biro tata pemerintahan provinsi atau sebutan lain. (2) Tim Penerapan SPM daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas meliputi: a. menyusun rencana aksi penerapan SPM; b. melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dalam sosialisasi Standar Teknis dan penerapan SPM di daerah provinsi dan kabupaten/kota;
  • 16. -16- c. mengoordinasikan pendataan, pemutakhiran dan sinkronisasi terhadap data terkait kondisi penerapan SPM secara periodik; d. mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen perencanaan serta mengawal dan memastikan penerapan SPM terintegrasi ke dalam RKPD dan Renja PD termasuk pembinaan umum dan teknisnya; e. mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen penganggaran serta mengawal dan memastikan penerapan SPM terintegrasi ke dalam APBD provinsi; f. mengoordinasikan dan mengkonsolidasikan sumber pendanaan dalam pemenuhan penganggaran untuk penerapan SPM daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota; g. mengoordinasikan perumusan strategi pembinaan teknis penerapan SPM di provinsi dan daerah kabupaten/kota; h. mengoordinasikan pemantauan dan evaluasi SPM di daerah provinsi dan kabupaten/kota; i. melakukan sosialisasi penerapan SPM kepada perwakilan masyarakat sebagai penerima manfaat; j. menerima dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait penerapan SPM dan mengkonsolidasikan laporan penerapan dan pencapaian SPM di daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota, termasuk laporan yang disampaikan masyarakat melalui sistem informasi pembangunan daerah yang terintegrasi; dan k. mengoordinasikan pencapaian berdasarkan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi dan kabupaten/kota dan melakukan analisis sebagai rekomendasi untuk perencanaan tahun berikutnya. Pasal 17 (1) Tim Penerapan SPM kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan bupati/wali kota.
  • 17. -17- (2) Susunan keanggotaan Tim Penerapan SPM kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a. penanggung jawab : bupati/wali kota; b. ketua : sekretaris daerah kabupaten/kota; c. wakil ketua : kepala badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten/Kota; d. sekretaris : kepala bagian tata pemerintahan kabupaten/kota atau sebutan lain; dan e. anggota : kepala perangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar, pengelolaan keuangan daerah, inspektorat, dan/atau sesuai dengan kebutuhan daerah. Pasal 18 (1) Tim Penerapan SPM Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 berkedudukan di bagian tata pemerintahan atau sebutan lain. (2) Tim Penerapan SPM Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas meliputi: a. menyusun rencana aksi penerapan SPM; b. melakukan koordinasi penerapan SPM dengan Perangkat Daerah pengampu SPM; c. mengoordinasikan pendataan, pemutakhiran dan sinkronisasi terhadap data terkait kondisi penerapan SPM secara periodik; d. mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen perencanaan serta mengawal dan memastikan penerapan SPM terintegrasi ke dalam RKPD dan Renja PD termasuk pembinaan umum dan teknisnya;
  • 18. -18- e. mengoordinasikan integrasi SPM ke dalam dokumen penganggaran serta mengawal dan memastikan penerapan SPM terintegrasi ke dalam APBD kabupaten/kota; f. mengoordinasikan dan mengkonsolidasikan sumber pendanaan dalam pemenuhan penganggaran untuk penerapan SPM daerah kabupaten/kota; g. mengoordinasikan perumusan strategi pembinaan teknis penerapan SPM daerah kabupaten/kota; h. mengoordinasikan pemantauan dan evaluasi SPM daerah kabupaten/kota; i. melakukan sosialisasi penerapan SPM kepada perwakilan masyarakat sebagai penerima manfaat; j. menerima dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait penerapan SPM dan mengkonsolidasikan laporan penerapan dan pencapaian SPM daerah kabupaten/kota, termasuk laporan yang disampaikan masyarakat melalui sistem informasi pembangunan daerah yang terintegrasi; dan k. mengoordinasikan pencapaian berdasarkan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota dan melakukan analisis sebagai rekomendasi untuk perencanaan tahun berikutnya. BAB IV PEMBIAYAAN Pasal 19 Pembiayaan Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota, dan sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.
  • 19. -19- BAB V PELAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL Pasal 20 (1) Pelaporan Penerapan SPM dimuat dalam laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan disampaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Materi laporan Penerapan SPM paling sedikit memuat hasil, kendala dan ketersediaan anggaran dalam penerapan SPM. (3) Gubernur menyampaikan laporan SPM daerah provinsi dan rekapitulasi penerapan SPM daerah kabupaten/kota kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan menteri teknis yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. (4) Bupati/Wali Kota menyampaikan laporan SPM daerah kabupaten/kota kepada gubernur dengan tembusan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah. (5) Format laporan Penerapan SPM daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 21 (1) Pemerintah Daerah menyampaikan laporan Penerapan SPM paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (2) Laporan Pemerintah Daerah merupakan dasar bagi penetapan insentif dan disinsentif daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 20. -20- BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 22 (1) Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah melakukan pembinaan secara umum dan menteri teknis yang membidangi Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar melakukan pembinaan secara teknis terhadap Penerapan SPM daerah provinsi. (2) Menteri melalui Inspektorat Jenderal melakukan pengawasan terhadap Penerapan SPM daerah provinsi. (3) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan Penerapan SPM daerah kabupaten/kota. (4) Bupati/Wali Kota melakukan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM daerah kabupaten/kota. Pasal 23 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
  • 21. -21- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 2018 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd TJAHJO KUMOLO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 19 November 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1540 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum, ttd Dr. Widodo Sigit Pudjianto, SH, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19590203 198903 1 001
  • 22. -22- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018 TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL FORMAT LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SERTA TARGET DAN INDIKATOR PENERIMA LAYANAN SETIAP TAHUN A. FORMAT LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Latar belakang memuat hal-hal yang berkaitan dengan alasan atau dasar pertimbangan mengapa pemerintahan daerah memutuskan untuk menerapkan SPM, selain karena perintah peraturan perundang-undangan. B. DASAR HUKUM Dasar hukum menyebutkan peraturan perundang-undangan yang melandasi atau menjadi dasar penerapan SPM oleh Pemerintahan Daerah. C. KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum menggambarkan kebijakan umum daerah yang dimuat dalam rencana penerapan dan pencapaian SPM yang dituangkan dalam RPJMD. D. ARAH KEBIJAKAN Arah kebijakan menggambarkan orientasi dan komitmen yang telah ditetapkan oleh pemerintahan daerah selama satu tahun anggaran dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM yang dituangkan dalam KUA.
  • 23. -23- BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM A. Bidang Urusan Pendidikan Bidang urusan diisi dengan bidang urusan wajib yang menjadi pangkal dari munculnya pelayanan dasar yang telah ditetapkan SPM-nya oleh Pemerintah. 1. Jenis Pelayanan Dasar Jenis pelayanan dasar adalah jenis-jenis pelayanan dasar yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang telah ditetapkan SPMnya oleh Pemerintah. 2. Target Pencapaian SPM oleh Daerah Target pencapaian adalah target yang ditetapkan oleh Pemerintahan Daerah dalam mencapai SPM selama kurun waktu tertentu, termasuk perhitungan pembiayaannya. 3. Realisasi Realisasi adalah target yang dapat dicapai atau di realisasikan oleh Pemerintahan Daerah selama 1 (satu) tahun anggaran dan membandingkannya dengan rencana target yang ditetapkan sebelumnya oleh pemerintahan daerah yang bersangkutan. 4. Alokasi Anggaran Alokasi anggaran adalah jumlah belanja langsung dan tidak langsung yang ditetapkan dalam APBD dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM oleh pemerintahan daerah, yang bersumber dari: a. APBD; b. APBN; dan c. Sumber dana lain yang sah. 5. Dukungan Personil Dukungan personil menggambarkan jumlah personil atau pegawai yang terlibat dalam proses penerapan dan pencapaian SPM. 6. Permasalahan dan Solusi Permasalahan dan solusi menggambarkan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan dan pencapaian SPM, baik
  • 24. -24- permasalahan eksternal maupun internal, dan langkahlangkah penyelesaian permasalahan yang ditempuh. B. Bidang Urusan Kesehatan C. Bidang Urusan Pekerjaan Umum D. Bidang Urusan Perumahan Rakyat E. Bidang Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Pelindungan Masyarakat F. Bidang Urusan Sosial BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN Program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan dan pencapaian SPM. BAB IV PENUTUP B. TARGET DAN INDIKATOR PENERIMA LAYANAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL 1. PENDIDIKAN PROVINSI No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1 Pendidikan Menengah Jumlah Warga Negara Usia 16- 18 Tahun yang berpartisipasi dalam pendidikan menengah 100% Setiap Tahun 2 Pendidikan Khusus Jumlah Warga Negara Usia 4 – 18 tahun yang termasuk dalam penduduk dissabilitas yang berpartisipasi dalam pendidikan Khusus. 100% Setiap Tahun KABUPATEN/KOTA No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Pendidikan Dasar Jumlah Warga Negara Usia 7 - 15 Tahun yang berpartisipasi dalam pendidikan dasar 100 % Setiap Tahun
  • 25. -25- (SD/Mi, SMP/MTs) 2. Pendidikan Kesetaraan Jumlah Warga Negara Usia 7 – 18 Tahun yang belum menyelesaiakan pendidikan dasar dan atau menengah yang perpartisipasi dalam pendidikan kesataraan 100 % Setiap Tahun 3. Pendidikan Anak Usia Dini Jumlah Warga Negara Usia 5- 6 Tahun yang berpartisipasi dalam pendidikan PAUD 100 % Setiap Tahun 2. KESEHATAN PROVINSI No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi Jumlah Warga Negara yang terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 2. Pelayanan kesehatan bagi penduduk Jumlah Warga Negara pada kondisi kejadian luar biasa provinsi yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun
  • 26. -26- pada kondisi kejadian luar biasa provinsi KABUPATEN/KOTA No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Jumlah Ibu Bersalin yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Jumlah Bayi Baru Lahir yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 4. Pelayanan kesehatan balita Jumlah Balita yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar Jumlah Warga Negara usia pendidikan dasar yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif, Jumlah Warga Negara usia produktif yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut; Jumlah warga negara usia lanjut yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 8. Pelayanan Jumlah Warga Negara penderita 100 % Setiap
  • 27. -27- kesehatan penderita hipertensi hipertensi yang mendapatkan layanan kesehatan Tahun 9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus Jumlah Warga Negara penderita diabetes mellitus yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat Jumlah Warga Negara dengan gangguan jiwa berat yang terlayani kesehatan 100 % Setiap Tahun 11. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis Jumlah Warga Negara terduga tuberculosis yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun 12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodefici ency Virus) Jumlah Warga Negara dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus) yang mendapatkan layanan kesehatan 100 % Setiap Tahun
  • 28. -28- 3. PEKERJAAN UMUM PROVINSI No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas kabupaten/k ota Jumlah Warga Negara yang memperoleh kebutuhan air minum curah lintas kabupaten/kota 100 % Setiap Tahun 2. Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik regional lintas kabupaten/ kota Jumlah Warga Negara yang memperoleh layanan pengolahan air limbah domestik regional lintas kabupaten/kota 100 % Setiap Tahun KABUPATEN/KOTA No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Penyediaan Kebutuhan pokok air minum sehari-hari Jumlah Warga Negara yang memperoleh kebutuhan pokok air minum sehari-hari 100 % Setiap Tahun 2. Penyediaan Pelayanan Pengolahan air limbah Jumlah Warga Negara yang memperoleh layanan pengolahan air limbah domestik 100 % Setiap Tahun
  • 29. -29- Domestik 4. PERUMAHAN RAKYAT PROVINSI No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana provinsi Jumlah Warga Negara korban bencana yang memperoleh rumah layak huni 100 % Setiap Tahun 2. Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah provinsi Jumlah Warga Negara yang terkena relokasi akibat program Pemerintah Daerah provinsi yang memperoleh fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni 100 % Setiap Tahun KABUPATEN/KOTA No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Penyediaan & rehabiitasi rumah yg layak huni Jumlah Warga Negara korban bencana yang memperoleh rumah layak huni 100 % Setiap Tahun
  • 30. -30- bagi korban bencana Kab/kota 2. Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah kabupaten/ kota Jumlah Warga Negara yang terkena relokasi akibat program Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang memperoleh fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni 100 % Setiap Tahun 5. TRANTIBUMLINMAS PROVINSI No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Pelayanan ketentraman dan ketertiban Umum Provinsi Jumlah Warga Negara yang memperoleh layanan akibat dari penegakan hukum perda dan perkada di Provinsi 100 % Setiap Tahun KABUPATEN/KOTA No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Pelayanan ketentraman dan ketertiban Umum Jumlah Warga Negara yang memperoleh layanan akibat dari penegakan hukum Perda dan perkada 100 % Setiap Tahun
  • 31. -31- 2. Pelayanan informasi rawan bencana Jumlah Warga Negara yang memperoleh layanan informasi rawan bencana 100 % Setiap Tahun 3. Pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana Jumlah Warga Negara yang memperoleh layanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana 100 % Setiap Tahun 4. Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana Jumlah Warga Negara yang memperoleh layanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana 100 % Setiap Tahun 5. Pelayanan Penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran Jumlah Warga Negara yang memperoleh layanan penyelamatan dan Evakuasi korban kebakaran 100 % Setiap Tahun 6. SOSIAL PROVINSI No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar di dalam panti Jumlah Warga Negara penyandang disabilitas telantar yang mendapatkan rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar di dalam panti 100 % Setiap Tahun 2. Rehabilitasi sosial dasar anak telantar di dalam panti Jumlah Warga Negara anak telantar yang mendapatkan rehabilitasi sosial dasar anak terlantar 100 % Setiap Tahun
  • 32. -32- di dalam panti 3. Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia telantar di dalam panti Jumlah Warga Negara lanjut usia telantar yang mendapatkan rehabilitasi sosial dasar lanjut usia di dalam panti 100 % Setiap Tahun 4. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di dalam panti Jumlah Warga Negara/gelandangan dan pengemis yang mendapatkan rehabilitasi sosial dasar tuna sosial di dalam panti 100 % Setiap Tahun 5. Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana provinsi. Jumlah Warga Negara korban bencana provinsi yang mendapatkan perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana provinsi. 100 % Setiap Tahun KABUPATEN/KOTA No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Pencapaian Target Capaian Batas Waktu Capaian 1. Rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar di luar panti Jumlah Warga Negara penyandang disabilitas yang memperoleh rehabilitasi sosial diluar panti 100 % Setiap Tahun 2. Rehabilitasi sosial dasar Jumlah anak telantar yang memperoleh rehabilitasi 100 % Setiap Tahun
  • 33. -33- anak telantar di luar panti sosial diluar panti 3. Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar diluar panti Jumlah Warga Negara lanjut usia terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial diluar panti 100 % Setiap Tahun 4. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di luar panti Jumlah Warga Negara/ gelandangan dan pengemis yang memperoleh rehabilitasi sosial dasar tuna sosial diluar panti 100 % Setiap Tahun 5. Perlindungan dan jaminan sosial pada saat tanggap & paska bencana bagi korban bencana kab/kota Jumlah Warga Negara korban bencana kab/kota yang memperoleh perlindungan dan jaminan sosial 100 % Setiap Tahun MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd TJAHJO KUMOLO Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum, ttd Dr. Widodo Sigit Pudjianto, SH, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19590203 198903 1 001