1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa
didalam darah tinggi, disebab kan tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat atau
kadar insulin tinggi tetapi tidak dapat mempergunakan insulin atau kedua-duanya.
PERKENI (Perkumpulan Endikronologi Indonesia) 2010, seseorang dikatakan menderita
diabetes jika memiliki gula darah puasa ≥ 126 mg/dl dan pada tes sewaktu ≥ 200 mg/dl.
Setiap 14 november diperingati sebagai hari diabetes sedunia, julah angka penderita
diabetes malah semakin meningkat dari tahun ketahun. Bahkan pada 2045 penderita diabetes
diprediksi mencapai 629 juta jiwa. Angka ini berdasarkan catatan international Diabetes
Federation (IDF). Pada tahun 2015 yang menyebut jumlah penderita diabetes mencapai 415
juta jiwa,kemudian pada 2017 mencapai 425 juta jiwa.
Diindonesia berdasarkan riskesdas dari 2013-2018 prevalensi diabetes melitus
meningkat dari 6,9 % menjadi 8,5 %, yang artinya ada kurang 22,9 juta penduduk prevalensi
diabetes melitus. Menurut International Diabetes Melitus (IDF) Indonesia menduduki
peringkat ke-6 pada tahun 2017 sebagai negara dengan jumlah pasien diabetes melitus
terbanyak di dunia. Sekitar 90-95 % kasus diabetes didominasi oleh diabetes tipe II.
Sementara data yang diperoleh dari dinas kesehatan kota pekanbaru (dalam profil
kesehatan tahun 2011) tentang jumlah kasus diabetes melitus yang terjadi diseluruh rumah
sakit diseluruh kota pekanbaru yaitu sebanyak 210 jiwa menderita diabetes melitus
bergantung insulin (DMTI). Sedangkan untuk penderita diabetes tidak bergantung insulin
(DMT2) berjumlah 7.055 jiwa.
2. 2
Pada bulan februari mulai dari tanggal 01 februari 2020 sampai dengan tanggal 29
februari 2020 terdapat sebanyak 95 orang pasien baik dari rujukan klinik maupun puskesmas
setempat yang malakukan pengecekan laboratorium khusus Glukosa,Yang diantaranya
terdapat beberapa pasien yang diidentifikasi terkana penyakit diabetes mellitus.
Dari data yang didapat di RSUD Puri husada tembilahan pada bulan februari 2020
terdapat hampir 60% pasien yang melakukan cek Glukosa. Untuk menegakkan diagnosis
diabetes melitus diperlukan pemeriksaan laboratorium dintaranya :
1. Pemeriksaan reduksi urine, peningkatan kadar glukosa didalam darah memiliki
efek langsung terhadap organ ginjal, glukosa dalam urine adalah gangguan atau
penyakit. Penentuan glukosa dalam urine adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui kadar glukosa didalam darah secara tidak langsung.
2. Kelebihan , waktu yang digunakan lebih cepat,sampel urine yang digunakan
relative sedikit,spesifik untuk glukosa urine.
Pemeriksaan reduksi urine terbagi menjadi dua yaitu :
1. Semi kuantitatif, yaitu analis kimia yang mencari kadara kandungan komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau sampel.
2. Kualitatif, yaitu suatu peruses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa
kimia dalam suatu larutan atau sampel yang tidak diketahui.
Pada setiap bulan pasien yang melakukan cek Glukosa. terbilang cukup banyak,sehingga
kami siswa/i SMK DR.Indra Adnan Indragiri college dapat melakukan penelitian mengenai
hubungan pemeriksaan reduksi urine pada pasien diabetes mellitus.
3. 3
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang, dapat di ambil rumusan masalh tentang hubungan
pemeriksaan reduksi urine pada pasien diabetes melitus menggunakan sampel urine.
1.3 tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya hubungan dari pemeriksaan reduksi urine pada pasien
diabetes melitus.
1.3.1 Tujuan Khusus
1. mengetahui cara melalukan pemeriksaan reduksi urine
2. mengetahui jumlah pasien yang teridentifikasi terkena penyakit diabetes
melitus dengan pemeriksaan reduksi urine
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan terhadap hasil pemeriksaan reduksi urine dilaboratorium
RSUD Puri Husada melalui penelitian dengan judul hubungan pemeriksaan
reduksi urine pada pasien diabetes melitus.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan tambahaan pengetahuan di SMK
DR.Indra Adnan Indragiri College tentang hubungan pemeriksaan reduksi urine
pada pasien diabetes melitus dan dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan di
perpustakaan sekaligus sebagai saran baca di perpustakaan sekolah.
4. 4
1.2.3 Bagi masyarakat
Dapat menjadi sebagai sarana informasi yang bermutu dimasyarakat mengenai
pemeriksaan penunjang, menegakkan diagnosis diabetes melitu dengan pemeriksaan
reduksi urine.
5. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus
2.1.1 Definisi
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit ditandai dengan kadar glukosa didalam
darah tinggi,disebab kan tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat atau kadar insulin
tinggi tetapi tidak dapat mempergunakan insulin atau kedua-duanya. PERKENI
(Perkumpulan Endikronologi Indonesia) 2010, seseorang dikatakan menderita diabetes jika
ada gejala khas diabetes mellitus (poliuria, polidipsi, ).
1. Poliuri atau sering buang air kecil dengan volume yang banyak,apalagi pada
malam hari.
2. Polidipsi atau sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak –
banyaknya.
3. Polifagi atau nafsu makan meningkat dan kurang tenaga, pada diabetes
karena insulin bermasalah,pemasukan gula kedalm sel-sel tubuh kurang
sehingga energy yang dibentuk pun kurang.
Orang yang dikatakan terkena diabetes mememiliki gula darah puasa ≥ 126 mg/dl dan pada
tes sewaktu ≥ 200 mg/dl. Kadar gula darah normal pada pagi hari setelah malam
sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dl darah.kadar gula darah biasanya antara 120-140
mg/dl pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun
karbohidrat lainnya.
6. 6
2.1.2 Gejala Diabetes Melitus
Beberapa gejala penyakit Diabetes Mellitus sebagai berikut
1. Poliuri (peningkatan frekuensi buang air kecil karena kelebihan produksi air seni).
2. Polidipsi (rasa haus berlebihan)
3. Polifagi (merasa lapar berlebihan)
4. Berat badan menurun
5. Lemah
6. Kesemutan
7. Luka/bisul tak sembuh-sembuh
2.1.3 Faktor Resiko Diabetes Melitus
Yang beresiko terkena diabetes melitu adalah sebagai berikut :
1. Usia ≥ 40 tahun,pasien pada umur lebih dari 40 tahun lebih beresiko terkena
diabetes disesabkan karena factor genetika,gaya hidup yang buruk,kelebihan
berat badan dan tekana darah tinggi yang termasuk salah satu faktor pemicunya
2. Obesitas pasien yang memiliki berat badan yang berlebih beresiko terkena
diabetes karna pankreas dipaksa bekerja keras memproduksi insulin karena
kebutuhan energinya besar . Semakin gemuk semakin tinggi kebutuhan
insulin.jika hal ini dibiarkan terus menerus, pankreas akan kepayahan dan mulai
menurun kinerjanya.
3. Hipertensi ,orang yang terkena diabetes mellitus berkemungkinan besar terkena
hipertensi dikarenakan terjadinya penyempitan pembuluh darah yang
disebabkan oleh lemak yang bertumpuk pada pembuluh darah.
7. 7
Yang beresiko terkena Diabetes Melitus adalah umur lebih dari 40 tahun,kegemukan
hipertensi,riwayat keluarga Diabetes Melitus,riwayat melahirkan bayi lebih dari 4 kg
dan dislipidemia,diabetes mellitus menumbulkan beberapa komplikasi diantaranya
adalah kerusakan pembuluh darah mikrovisual (penyakit ginjal,mata),kerusakan
makrovisual. (jantung koroner,pembuluh darah kaki/otak),neuropati,rentan infeksi
dan dan impotensi pada pria. Factor keturunan tidak bisa dicegah tapi gaya hidup
bisa diubah. (Yayasan Elisabeth rumah sakit).
2.1.4 Klasifikasi Diabetes Melitus
Jenis diabetes melitus dikelompokkan menurut sifatnya :
1. Diabetes Melitus tipe I (IDDM).
Diabetes melitus yang satu ini juga kerap dikenal dengan istilah insulin
independent diabetes. IDDM atau diabetes melitus tipe 1 dengan ketidak
mampuan sel beta pasreal untuk memproduksi insulin.
Diabetes melitus tipe 1
2. Diabetes melitus tipe II (NIDDM).
Diabetes melitus tipe II adalah jenis diabetes yang banyak diderita. Diabetes
tipe II atau non-insulin dependent diabetes tubuh. Diabetes tipe I masih bisa
memproduksi insulin hanya saja jumlah nya tidak cukup untuk menstabilkan
kadar gula darah
3. Diabetes gestasional.
Diabetes ini memiliki kaitan erat dengan kehamilan. Dalam kondisi hamil
kadar gula darah ibu hamil akan melonjak.inilah yang menyebabkan diabetes
gestasional.
8. 8
4. Diabetes melitus jenis lain.
Diabetes jenis lain ini adalah penyakit gangguan metabolic yang ditandai oleh
kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pancreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin).
2.1.5 Penyebab Diabetes Melitus
Umumnya Diabetes Mellitus disebabkan oleh rusaknya sel-sel betha dari pulau-
pulau langerhan. Yang berfungsi menghasilkan insulin,akibatnya produksi insulin
menurun.
Disamping itu diabetes mellitus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi
insulin dalam memasukkan glukosa kedalam sel gangguan itu dapat terjadi karena obesitas.
Yang disebabkan oleh tegangnya reseptor insulin sel lelad yang dikenal dengan resistensi
insulin.
Klasifikasi diabetes melitus :
1. Mikrovaskular, adalah adanya hiperglikemia yaitu naiknya gula darah menjadi efek
yang umum terjadi karena diabetes yang tidak terkontrol dan lama kelamaan bisa jadi
kerusakan serius pada beberapa sistem tubuh.
2. Makrovaskular, adalah komplikasi yang mengenai pembuluh darah arteri yang lebih
besar sehingga menyebabkan atherosclerosis.akibatnya dapat menimbulkan beberapa
penyakit seperti jantung koroner,hipertensi dan stroke.
9. 9
BAB III
PENELITIAN
1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratory yaitu dengan melakukan secara
pemeriksaan Reduksi Urine pada penderita diabetes melitus secara langsung untuk
mengetahui penderita Diabetes Melitus dengan pemeriksaan reduksi urine apakah ada
hubungan.
1.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium RSUD Puri Husada Tembilahan.
1.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada awal bulan februari - maret 2020.
1.3 Populasi dan sampel penelitian
3.3.1 Populasi pada penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh urine pasien diabetes melitu yang
melakukan pemeriksaan laboratorium di RSUD Puri Husada tembilahan serta
pasien diabetes melitus rujukan dari klinik dan Puskemas setempat pada bulan
Februari – Maret 2020.
1.3.2 Sampel pada penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah sampel urine pasien diabetes melitus yang telah
terdaftar di pendaftaran di RSUD Puri Husada Tembilahan serta pasien diabetes
melitus rujukan dari kinik dan puskesmas setempat pada bulan Februari – Maret
2020.
10. 10
Penilaian Kualitas sampel urine pasien yang akan diperiksa di laboratorium Puri
Husada Tembilahan ,meliputi pemeriksaan makroskopis
1. Kejernihan : Jernih
2. Warna :Kuning muda-kuning tua
3. Bau : Khas urine (Pesing)
4. Buih : Tidak berbuih
5. Berat jenis : 1.040 – 1.080
Pemeriksaan kimia urine meliputi pemeriksan reduksi urineProtein urine,dan PH
urine.Wadah penampung sampel urine sekaligus identitas yang tertera pada wadah
urine di RSUD Puri Husada Tembilahan :
1. Menggunakan wadah bermulut lebar,kering bersih,terbuat dari bahan
plastik,tidak mudah pecah dan sekali pemakaian
2. Identitas yang tertera pada wadah penampung urine sesuai dengan
blanko pemeriksaan
1.4 Tekhnik pengambilan sampel
Tekhnik pengambilan sampel urine yang baik sebelum pasien mengambil sampel urine
hendak nya petugas laboratorium menyampaikan tata cara penampungan urine keadaan
basa yang baik pada pasien sebagai berikut :
1. Urine pagi hari,yaitu supaya pasien puasa minimal 8-10 jam.
2. pasien membersihkan area genital terlebih dahulu.
3. Khusus wanita sebelum urine ditampung labia mayor nya dibersihkan terlebih
dahulu.
11. 11
4. Apabila pasien wanita yang sedang menstruasi hendak nya melakukan
pemeriksaannya seminggu kemudian setelah masa menstruasinya selesai,apabila
keadaan tidak dapat ditunda beri catatan pada blanko pemeriksaannya.
5. Sampel dikumpulkan di laboratorium.
6. Pemeriksaan dilakukan < 1 jam
1.5 Alat dan Bahan penelitian
3.5.1 Alat penelitian
Adapun alat penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Wadah Urine
2. Tabung Reaksi
3. Rak Tabung Reaksi
4. Centrifuge
5. Strip Carik
6. Alat Urine Analizer Verify U120
3.5.2 Bahan Penelitian
Adapun bahan penelitian yang digunkan adalah sebagai berikut :
1. Urine pagi
3.6 Procedur kerja penelitiaan
3.6.1 Procedur kerja
1. Siapkan Alat dan Bahan pemeriksaan
2. Homogenkan urine yang terdapat dalam wadah urine
3. Masukkan urine yang telah dihomogenkan kedalam tabung reduksi sebanyak
1-2 ml
12. 12
4. Celupkan strip carik kedalam urine
5. Titisakan strip carik pada tisu
6. Masukkan strip ke alat
7. Tekan star,tunggu 60 detik hingga zona strip keluar
8. Letakkan strip carik pada alat tunggu selama 30 detik hingga alat Urine
Analizer verify U120 mendeteksi hasil
9. Hasil akan keluar pada printer,tekan cancel untuk mengakhiri
pemeriksaan,baca hasil.
13. 13
BAB VI
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Karakteristik penelitian yang dilihat pada penelitian ini adalah penderita
reduksi urine berdasarkan jenis kelamin, rentang umur, dan hasil pemeriksaan
menggunakan alat Urine Analyzer VerifyU120 pada Februari-Maret 2020 yang
dilakukan di Laboatorium Rumah Sakit Puri Husada Tembilahan Kabupaten Indragiri
Hilir. Pada tabel 1.1 dibawah ini :
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-laki 12 Orang 40 %
Perempuan 18 Orang 60 %
Jumlah 30 Orang 100 %
Tebel 1.1 jenis kelamin pasien reduksi urine
Dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pasien Reduksi urine yang banyak di
RSUD Puri Husada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan Februari-Maret
2020 adalah berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 18 Orang(60%) sedangkan
laki-laki 12 Orang(40%)
Pada tabel 1.2 dibawah ini dapat dilihat rentang umur pasien Reduksi urine
di RSUD Puri Husada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan Februari-
Maret 2020 sebagai berikut:
Umur Jumlah %
42-52 13 Orang 43,3 %
53-63 10 Orang 33,3 %
64-74 7Orang 23,3 %
Tabel 1.2 Rentang umur pasien reduksi urine
Dari tabel 1.2 menunjukkan bahwa rentang umur pasien Reduksi Urine yang
banyak di RSUD Puri Husada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan
14. 14
Februari-Maret 2020 adalah rentang umur 42-52 tahun sebanyak 13 Orang (43,3%),
53-63 tahun sebanyak 10 Orang (33,3%), dan 64-74 tahun sebanyak 7 Orang (23,3%).
Pada tabel 1.3 dibawah ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan Reduksi urine
dengan menggunakan alat Urine Analyzer Verify U120 di Laboratorium RSUD Puri
Husada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan Februari-Maret 2020
sebagai berikut :
Hasil Reduksi Jumlah %
(+) Positif 12 Orang 40%
(-)Negatif 18 Orang 60%
Tabel 1.3 Hasil pemeriksaan reduksi urine
Dari Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Hasil Pemeriksaan Reduksi Urine di
RSUD Puri Husada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan Februari-Maret
2020 lebih banyak Negatif (-) dengan jumlah 18 Orang (60%) Sedangkan Positif
(+) dengan jumlah 12 Orang (40%).
15. 15
Pada tabel 1.4 dibawah ini adalah hasil pemeriksaan reduksi urine
berdasarkan rentang umur dan jenis kelamin pasien reduksi urine di RSUD Puri
Husada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan februari-maret 2020 sebagai
berikut :
Umur Jenis Kelamin Nama Hasil
42-52 Tahun Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
33.93.03
33.72.06
15.26.65
33.07.27
+3
+3
+3
+3
53-63 Tahun Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki
33.07.41
15.44.98
02.03.73
21.55.23
+3
+1
+3
+3
64-74 Tahun Laki-Laki
Perempuan
Perempuan
Laki-Laki
34.33.89
33.98.20
11.51.20
33.91.20
+2
+1
+3
+3
Tabel 1.4 hasil pemeriksaan reduksi urine berdasarkan rentang umur dan jenis kelamin
4.2 Pembahasan
penelitian ini dilakukan di wilayah kerja RSUD Puri Husada Tembilahan
Kabupaten Indragiri Hilir dengan sampel penelitian yaitu seluruh urine pasien pada bulan
Februari-Maret 2020. Pada penelitian yang telah dilakukan pemeriksaan reduksi urine
menggunakan alat Urine Analyzer Verify U120 dengan hasil Positif (+) Reduksi
sejumlah 12 Orang ( 40 % ) sedangkan Negatif (-) sejumlah 18 Orang ( 60 % )
Pemeriksaan pada alat Urine Analyzer Verify U120 dapat mendeteksi strip urine.
16. 16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Didapatkan jumlah pasien dari tanggal 07 Februari- 14 Maret 2020 dengan jenis
kelamin Laki-laki berjumlah 18 Orang (60%) dan Perempuan 12 Orang (40%).
Berdasarkan rentang umur,persentase terbanyak sebanyak umur 42-52 tahun (43,3%),
dengan 53-63 tahun (33,3%.) dan umur 64-74 tahun (23,3%). Berdasarkan hasil
pemeriksaan Reduksi Urine dsidapatkan hasil Positif (+) dengan jumlah 12 Orang (40%),
dan hasil Negatif (-) dengan jumlah 18 Orang (60%).
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti
Untuk Penelitan lebih lanjut disarankan agar mengetahui perbedaan hasil
pemeriksaan Reduksi Urine menggunakan alat urine Analyzer U120 dan
menggunakan cara pemeriksaan reduksi urine manual.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Bagi sekolah diharapkan agar dapat memberikan bimbingan yang optimal
pada penelitian urine dalam berbagai pemeriksaan berikutnya.
5.2.3 Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan untuk selalu menjaga kesehatan dan
mengubah pola hidup sehat, makan-makanan yang rendah gula, jika yang sudah
menderita diabetes mellitus patutlah dalam melakukan pengobatan serta rutinlah
dalam mengkonsumsi obat maupun insulin.