2. Pengertian ekosistem
• Organisme hidup di dalam sebuah sistem yang
ditopang oleh berbagai komponen yang saling
berhubungan dan saling berpengaruh, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Kehidupan semua jenis makhluk hidup yang
saling mempengaruhi serta berinteraksi
dengan alam membentuk kesatuan yang
disebut ekosistem. Cabang biologi yang
mempelajari ekosistem adalah ekologi.
3. Ekologi
• Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas dua kata, yaitu
oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti
ilmu. Ekologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.
• Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan
biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,cahaya , dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
6. Biotik
• Faktor biotik adalah faktor yang meliputi semua makhluk hidup di bumi. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer (pengurai). Faktor biotik juga
meliputi tingkat organisasi didalam ekologi yang meliputi :
• 1) Individu
• Individu merupakan organisme tunggal, misalnya seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon
kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup setiap individu dihadapkan pada masalah penting. Untuk
mengatasi masalah tersebut harus memiliki struktur khusus, misalnya duri, sayap, kantong atau tanduk.
• a) Adaptasi morfologi
• Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi morfologi antara lain
sebagai berikut :
• (1) Gigi-gigi khusus
• Gigi hewan karnivor atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap
mangsa.
• (2) Moncong
• Hewan pemangsa semut (anteater) adalah hewan menyusui yang hidup di hutan Amerika tengah dan Selatan. Hewan ini
mempunyai moncong panjang, lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap
serangga.
• (3) Paruh
• Paruh burung finch memiliki bentuk bervariasi sesuai dengan jenis makanannya.
• (4) Daun khusus pada tumbuhan
• Tumbuhan penangkap serangga, misalnya tumbuhan penangkap lalat (venus flytrap), memiliki daun berhelai ganda dengan
tepi bergigi.
• (5) Akar
• Tumbuhan gurun memiliki akar kuat dan panjang yang berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah.
•
7. • b) Adaptasi fisiologi
• Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya sebagai berikut :
• (1) Kelenjar bau
• Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur, berfungsi untuk menghindarkan diri dari
musuhnya.
• (2) Kantong tinta
• Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Jika musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh
tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
• (3) Perubahan warna pada kadal
• Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor berupa hormon dan faktor luar
berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
• c) Adaptasi perilaku
• Adaptasi perilaku merupakan adaptasi yangb didasarkan pada perilaku. Contohnya sebagai berikut :
• (1) Pura-pura tidur atau mati
• Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring dengan mata tertutup jika didekati seekor anjing.
• (2) Migrasi
• Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yag sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem
dewasa yang berumur 4 – 7 tahun berkumpul di teluk di sepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai.
• 2) Populasi
• Populasi merupakan kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Misalnya, populasi pohon kelapa di Kelurahan
Tegakan pada tahun 2005 berjumlah 2.552 batang.
• Perubahan ukuran dalam populasi disebut dinamika populasi. Dinamika populasi dapat disebabkan oleh manusia atau karena kejadian alam, misalnya
bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, atau penebangan hutan.
• Populasi mempunyai karakteristik yang khas, antara lain kepadatan (densitas, laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi
biotik, sebaran umur dan pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
• Dinamika populasi dapat juga disebabkan oleh imigrasi dan emigrasi. Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme ke daerah yang
didatangi. Emigrasi adalah peristiwa perginya satu atau lebih organisme dari suatu daerah sehingga populasi organisme di daerah tersebut akan
menurun.
• 3) Komunitas
• Komunitas dalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain.
• Tempat hidup hewan atau tumbuhan disebut habitat. Ahli ekologi Charles Elton menggambarkan relung ekologis sebagai kedudukan fungsional suatu
organisme dalam komunitasnya.
8. Abiotik
• Faktor abiotik adalah faktor yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi
ekosistem adalah sebagai berikut :
• 1) Suhu
• Suhu merupakan salah satu syarat yang diperlukan organisme untuk hidup, karena ada jenis organisme yang
hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
• 2) Sinar matahari
• Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu lingkungan.
• 3) Air
• Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkembangan, dan penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum
dan sarana hidup lain.
• 4) Tanah
• Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang
hidup didalamnya juga berbeda.
• 5) Ketinggian
• Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hdiup di suatu tempat. Hal itu karena ketinggian yang
berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
• 6) Angin
• Angin selain berperan dalam menentukan kelembaban, juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan
tertentu.
• 7) Garis lintang
• Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula.
10. • a. Produsen
• Organisme yang bersifat autotrof (auto = sendiri dan trophikos =
makanan) adalah organisme yang mampu menyediakan makanan
sendiri.
• b. Konsumen
• Organisme yang bersifat heterotrof (heteros =
berbeda, trophikos = makanan) merupakan organisme yang
memanfaatkan bahan organik yang terdapat pada organisme lain
sebagai makanannya.
• c. Pengurai (Dekomposer)
• Pengurai atau dekomposer adalah organisme heterotrof yang
menguraiakn bahan organik yang berasal dari organisme mati
(bahan organik kompleks).
• d. Detritivor
• Detritivor adalah organisme heterotrof yang memanfaatkan
serpihan organik padat (detritus) sebagai sumber makanan.
12. 1. Interaksi Antarorganisme
• Makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu
berhubungan dengan individu lain, baik yang b erspesies sama maupun yang berbeda spesies.
• a. Netral
• Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan. Contohnya adalah anatar capung dan sapi.
• b. Predasi
• Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator) hubungan ini sangat erat sebab
tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya predator juga berfungsi pengontrol populasi
mangsa. Contohnya Beruang dengan ikan salem.
• c. Parasitisme
• Parasitisme adalah hubungan antar organanisme yang berbeda spesies.
ContohnyaPlasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi dan benalu dengan pohon inang.
• d. Komensalisme
• Komensalisme merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dimana salah satu
spesies diuntungkan sedangkan spesies lainnya tidak dirugikan / diuntungkan. Contohnya anggrek
dengan pohon yang ditumpanginya.
• e. Mutualisme
• Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contohnya bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-
kacangan.
13. • 2. Interaksi Antarpopulasi
• Dalam suatu komunitas, antara populasi yang satu dengan populasi lain
selalu berinteraksi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya
interaksi antarpopulasi adalah alelopati.
• Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, jika populasi yang
satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, rumput teki menghalangi tumbuhnya rumput lain karena
tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksin.
• 3. Interaksi Antarkomunitas
• Komunitas adalah kumpulan populasi yang berada di suatu daerah yang
sama dan saling beribteraksi. Contoh komunitas adalah sawah dan sungai.
Interaksi antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan
organisme, tetapi juga aliran energi dan makanan.
• 4. Interaksi antara Komponen Biotik dengan Abiotik
• Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik menyebabkan terjadinya
aliran energi dalam sistem itu. Dengan adanya interaksi-interaksi
tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya.
15. A. Aliran Energi
• Energi dapat diartikan sebagai kemampuan kerja. Energi diperoleh organisme
dari makanan yang dikonsumsinya.
• Cahaya matahari merupakan sumber energi utama kehidupan. Tumbuhan
berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis.
Organisme yang menggunakan cahaya untuk mengubah zat anorganik menjadi
zat organik disebut organisme fotoautotrof. Organisme yang menggunakan
energi yang didapat dari reaksi kimia untuk membuat makanan disebut
organisme kemoautotrof.
• Golongan organisme autotrof merupakan makanan penting bagi
organisme heterotrof. Organismeheterotrof adalah organisme yang tidak dapat
membuat makanan sendiri, misalnya manusia, hewan, dan bakteri tertentu.
Makanan organisme heterotrof berupa organik yang sudah jadi. Aliran
energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk
energi yang lain. Dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen
primer, ke konsumen tingkat tinggi sampai ke tingkat saproba.
• Pengalihan energi juga berlangsung melalui sederetan organisme yang
memakan dan yang dimakan didalam rantai makanan maupun jaring-jaring
makanan. Daur energi dan aliran energi ini berlangsung dalam ekosistem.
16. • A. Rantai makanan
• Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai
pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofik.
• 1. Rantai pemangsa
• Dalam rantai pemangsa, landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai
produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbifora sebagai
konsumen tingkat satu, dilanjutkan dengan hewan karnifora yang memangsa
herbifora sebagai konsumen tingkat dua dan berakhir pada hewan pemangsa
karnifora maupun herbifora sebagai konsumen tingkat tiga atau empat.
• 2. Rantai Parasit
• Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
• 3. Rantai Saprofik
• Rantai saprofik dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai, misalnya jamur dan
bakteri.
• Rantai-rantai di atas tidaklah berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu dengan
yang lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
17. • B. Tingkat trofik
• Organisme dalam kelompok ekologi yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan
dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai
makanan yang bernomor sama dengan tingkat makan-memakan.
• Sumber energi terbesar di bumi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula
lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan CO2 dari udara. Oleh karena
itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivor atau
organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivor
yang secara langsung memakan herbivor termasuk tingkat trofik ketiga. Karnivor yang
memakan karnivor ditingkat trofik ketiga termasuk dalam anggota tingkat trofik keempat.
• Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
• Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
• Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
• Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)
18. • C. Piramida Ekologi
• Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada
tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida
energi.
• 1) Piramida jumlah
• Komposisi organisme yang tergolong tingkat trofik dapat disajikan dalam piramida
jumlah. Organisme ditingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan
organisme ditingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat
dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal jumlah tumbuhan selalu
banyak daripada organisme herbivor. Demikian pula, jumlah herbivor selalu lebih
banyak daripada jumlah karnivor tingkat I. Karnivor tingkat I selalu lebih banyak
daripada karnivor tingkat II. Piramida jumlah ini didasarkan atas jumlah organisme
ditiap tingkat trofik.
19. • 2) Piramida Biomassa
• Piramida jumlah yang sederhana seringkali kurang membantu dalam
memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Pengggambaran yang lebih realistik
dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi
hidup diwaktu tertentu. Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan
massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan dinyatakan dalam gram.
• Untuk menghindari kerusakan habitat, maka biasanya pengukuran menggunakan
metode sampel. Sampel diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung dengan
perbandingan tertentu. Pengukuran seperti ini akan menghasilkan informasi yang
lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
20. • 3) Piramida Energi
• Piramida energi dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang
lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran
energi dalam ekosistem.
• Pada piramida energi terjadi penurunan jumlah energi berturut-turut dari tingkat
trofik terendah sampai tingkat trofik tertinggi. Berkurangnya energi pada setiap
tingkat trofik terjadi karena hal-hal berikut:
• a) Hanya sebagian makanan yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik
selanjutnya.
• b) Makanan yang dimakan tidak bisa seluruhnya dicerna dan ada yang dikeluarkan
sebagai sampah.
• c) Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh
organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
22. • - pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak
hidup.
- Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang.
- Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang.
- Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air.
- Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik)
Fungsi Daur Biogeokimia sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang
sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga
kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Hal yang penting yang perlu dipahami dalam siklus biogeokimia :
1. Unsur/materi/senyawa (kimia) akan terdapat di bumi (geo) dan dalam tubuh organisme
2. perpindahan dari geo ke geo terjadi misalnya dari udara diserap oleh tanah atau lautan dengan
perantara hujan, pelapukan (perubahan batuan menjadi tanah), erosi (pengikisan) dan pengendapan
3. unsur/senyawa kimia dari bumi (geo) ke organisme (bio) digunakan untuk berbagai proses
metabolisme
4. penyerapan/perpindahan unsur/senyawa melibatkan berbagai jenis mikroorganisme yang berperan
sebagai dekomposer
23. • Macam-macam daur biogeokimia :
a. daur Air/siklus hidrologi
b. daur Karbon
c. daur Nitrogen
d. daur Fosfor
e. daur sulfur/belerang
Nah, pada kesempatan kali ini, dari sekian
macam daur biogeokimia yang akan kita bahas
adalah daur sulfur/belerang.
26. Proses Biologi pada Siklus Sulfur
• Proses biologi dan kimia terjadi ketika pembentukan sulfat melibatkan
berbagai jenis mikroorganisme yang berperan sebagai dekomposer. Berikut
adalah bakteri yang berperan dalam pembentukan sulfat:
• •H2S → S → SO4-2; bakteri fotoautotrof tak berwarna, hijau dan ungu.
• •SO4-2 → H2S (reduksi sulfat anaerobik); bakteri Desulfovibrio &
Desulfomaculum.
• •H2S → SO4-2 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri Thiobacilli.
• •Senyawa Organik → SO4-2 + H2S, masing-masing mikroorganisme
heterotrof aerobik dan anaerobik.
• Proses biologi juga terjadi ketika tumbuhan dan bakteri melakukan proses
fotosintesis atau kemosintesis. Termasuk proses Anabolisme
• Proses biologi juga terjadi ketika sel makhluk hidup menyerap senyawa
belerang baik di dalam lingkungan atau melalui proses makan
memakan, untuk kemudian digunakan sebagai bahan pembuat asam amino
esensial untuk bahan sintesis protein (cadangan energi)
27. Proses Kimia pada Siklus Sulfur
•Proses kimia terjadi ketika sulfat mengendap di dalam permukaan tanah hasil dari
pengoksidasian mineral sulfida (batuan plutonik). misalnya mineral besi sulfida. 2 FeS2
+ 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO42− + 4 H+
•Proses kimia terjadi ketika gas SO2 terbentuk melalui pembakaran hasil emisi
pembakaran gas belerang atau aktivitas gunung berapi. Persamaan reaksinya:
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
•Proses kimia terjadi ketika gas H2S terbentuk melalui aktivitas biologis ketika bakteri
mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen. 1S -2(s) + 2H+ (g) → H2S (g)
•Proses kimia terjadi ketika bakteri belerang (Thiobacillus) melakukan kemosintesis
untuk menghasilkan senyawa organik berupa karbonhidrat. Thiobacillus memperoleh
energi dengan cara mengoksidasi H2S. Reaksinya sebagai berikut:
2H2S + O2 2H2O + 2S + Energi
Selanjutnya energi tersebut digunakan untuk fiksasi CO2 menjadi gula
(karbonhidrat), reaksinya:
CO2 + 2 H2S CH2O + 2S + H2O
28. Proses kimia juga terjadi ketika di atmosfer terdapat gas SO2
yang berlebih, hal ini dapat menimbulkan hujan asam, dimana
kadar pH air hujan < 5,6. Berikut adalah reaksi-reaksi kimia pada
hujan asam: