Sistem informasi penanggulangan bencana sangat membantu dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan untuk penanganan bencana secara cepat, tepat, terkoordinasi, dan menyeluruh. Sistem informasi geografis (GIS) dapat menampilkan data spasial dan atribut lokasi bencana seperti banjir di Jakarta Selatan untuk mempercepat penanganan. Komponen utama GIS adalah perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia, dan metode.
1. Dokumen ini membahas penelitian tentang pemetaan daerah rawan banjir di Kabupaten Jepara dengan menggunakan metode skoring dan pembobotan pada sistem informasi geografis (SIG).
2. Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan banjir antara lain curah hujan, ketinggian tanah, dan panjang sungai. Setiap parameter diberi skor berdasarkan klasifikasinya.
3. Hasil akhirnya berupa peta zon
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM (SIGI-PU) U...bramantiyo marjuki
Aplikasi SIGI-PU (Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Pekerjaan Umum) telah berkembang sejak 2006 untuk mendukung pengelolaan data infrastruktur dan manajemen bencana dengan menyediakan informasi spasial dan analisis. Aplikasi ini memiliki potensi untuk mendukung aktivitas mitigasi, kesiapsiagaan, respons dan pemulihan bencana."
1. Dokumen ini membahas penelitian tentang pemetaan daerah rawan banjir di Kabupaten Jepara dengan menggunakan metode skoring dan pembobotan pada sistem informasi geografis (SIG).
2. Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan banjir antara lain curah hujan, ketinggian tanah, dan panjang sungai. Setiap parameter diberi skor berdasarkan klasifikasinya.
3. Hasil akhirnya berupa peta zon
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM (SIGI-PU) U...bramantiyo marjuki
Aplikasi SIGI-PU (Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Pekerjaan Umum) telah berkembang sejak 2006 untuk mendukung pengelolaan data infrastruktur dan manajemen bencana dengan menyediakan informasi spasial dan analisis. Aplikasi ini memiliki potensi untuk mendukung aktivitas mitigasi, kesiapsiagaan, respons dan pemulihan bencana."
Dokumen tersebut membahas sistem nasional pengelolaan bencana di Indonesia, yang mencakup konsep dasar, kondisi pengelolaan saat ini, dan visi sistem pada tahun 2035. Sistem ini bertujuan mengurangi risiko bencana melalui mitigasi, tanggap darurat, dan pemulihan dengan melibatkan berbagai lembaga pemerintah dan masyarakat. Visi sistem pada 2035 adalah mengintegrasikan peringatan dini dan informasi bencana serta
Laporan ini membahas tentang digitasi peta Jawa Barat menggunakan MapInfo 6.0. Tujuannya antara lain untuk mengenal fungsi SIG, melakukan instalasi MapInfo 6.0, dan membuat digitasi peta Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah mengumpulkan data peta, melakukan pengolahan data, dan membuat layer-layer pada MapInfo 6.0.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi geografis (SIG), mulai dari pengertian SIG menurut para ahli, sejarah perkembangan SIG, komponen-komponen SIG, manfaat SIG, tahapan kerja SIG, kelebihan dan kekurangan SIG, serta kesimpulan bahwa SIG dapat berfungsi sebagai sistem, subsistem, atau supersistem tergantung kondisinya.
Dokumen tersebut membahas tentang praktikum sistem informasi sumberdaya perairan yang meliputi digitasi peta Jawa Barat menggunakan MapInfo 6.0 dan membuat layout peta Jawa Barat menggunakan ArcView 3.3 untuk memahami fungsi SIG dan simbol-simbol pada peta.
Rangkuman dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas rancangan sistem informasi geografis untuk mengelola dan menyediakan informasi lokasi objek wisata di Kabupaten Gianyar melalui versi web dan mobile berbasis Android menggunakan framework PhoneGap, dengan metode pengembangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC).
Sistem ini merancang dan membangun sistem informasi penduduk untuk Desa Sambeng Wetan guna mempermudah pengolahan data penduduk terkait kelahiran, kematian, dan perpindahan. Sistem ini dirancang menggunakan metode waterfall dan database MySQL untuk menyimpan data, serta dilengkapi laporan yang dibuat menggunakan Crystal Report.
Laporan ini menganalisis kesesuaian lahan di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Semarang Timur menggunakan ArcGIS. Karakteristik yang dianalisis meliputi curah hujan, kelerengan, dan jenis tanah. Hasil analisis mengidentifikasi kawasan penyangga, budidaya, dan lindung berdasarkan skor total dari karakteristik tersebut.
Sistem ini membahas pengembangan sistem informasi geografis untuk pendataan dan pengarsipan aset PT PLN di Jawa Tengah dan DIY. Sistem ini akan memudahkan pendataan lokasi aset secara spasial dan penyimpanan berkas pembebasan lahan."
Dokumen tersebut membahas sistem informasi penanggulangan bencana di Indonesia. Indonesia rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan erupsi gunung api karena faktor geografi dan geologinya. Dokumen menjelaskan situasi bencana di Indonesia dan peraturan yang menjadi landasan sistem penanggulangan bencana. Sistem informasi BNPB digambarkan sebagai sistem terintegrasi yang melibatkan berbagai instansi pemerintah dan non-pemer
Dokumen tersebut membahas sistem nasional pengelolaan bencana di Indonesia, yang mencakup konsep dasar, kondisi pengelolaan saat ini, dan visi sistem pada tahun 2035. Sistem ini bertujuan mengurangi risiko bencana melalui mitigasi, tanggap darurat, dan pemulihan dengan melibatkan berbagai lembaga pemerintah dan masyarakat. Visi sistem pada 2035 adalah mengintegrasikan peringatan dini dan informasi bencana serta
Laporan ini membahas tentang digitasi peta Jawa Barat menggunakan MapInfo 6.0. Tujuannya antara lain untuk mengenal fungsi SIG, melakukan instalasi MapInfo 6.0, dan membuat digitasi peta Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah mengumpulkan data peta, melakukan pengolahan data, dan membuat layer-layer pada MapInfo 6.0.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi geografis (SIG), mulai dari pengertian SIG menurut para ahli, sejarah perkembangan SIG, komponen-komponen SIG, manfaat SIG, tahapan kerja SIG, kelebihan dan kekurangan SIG, serta kesimpulan bahwa SIG dapat berfungsi sebagai sistem, subsistem, atau supersistem tergantung kondisinya.
Dokumen tersebut membahas tentang praktikum sistem informasi sumberdaya perairan yang meliputi digitasi peta Jawa Barat menggunakan MapInfo 6.0 dan membuat layout peta Jawa Barat menggunakan ArcView 3.3 untuk memahami fungsi SIG dan simbol-simbol pada peta.
Rangkuman dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas rancangan sistem informasi geografis untuk mengelola dan menyediakan informasi lokasi objek wisata di Kabupaten Gianyar melalui versi web dan mobile berbasis Android menggunakan framework PhoneGap, dengan metode pengembangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC).
Sistem ini merancang dan membangun sistem informasi penduduk untuk Desa Sambeng Wetan guna mempermudah pengolahan data penduduk terkait kelahiran, kematian, dan perpindahan. Sistem ini dirancang menggunakan metode waterfall dan database MySQL untuk menyimpan data, serta dilengkapi laporan yang dibuat menggunakan Crystal Report.
Laporan ini menganalisis kesesuaian lahan di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Semarang Timur menggunakan ArcGIS. Karakteristik yang dianalisis meliputi curah hujan, kelerengan, dan jenis tanah. Hasil analisis mengidentifikasi kawasan penyangga, budidaya, dan lindung berdasarkan skor total dari karakteristik tersebut.
Sistem ini membahas pengembangan sistem informasi geografis untuk pendataan dan pengarsipan aset PT PLN di Jawa Tengah dan DIY. Sistem ini akan memudahkan pendataan lokasi aset secara spasial dan penyimpanan berkas pembebasan lahan."
Dokumen tersebut membahas sistem informasi penanggulangan bencana di Indonesia. Indonesia rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan erupsi gunung api karena faktor geografi dan geologinya. Dokumen menjelaskan situasi bencana di Indonesia dan peraturan yang menjadi landasan sistem penanggulangan bencana. Sistem informasi BNPB digambarkan sebagai sistem terintegrasi yang melibatkan berbagai instansi pemerintah dan non-pemer
Similar to Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018 (20)
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018
1. SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN BENCANA
PENULIS : YOYOK
NIM : 530012695)
Sumber Jurnal :
1. Analisis dan perencanaan Sistem Pengumpulan Data Bencana Alam; Theresia
Devi Indriasari,Kusworo Anindito, Eddy Julianto, 2015
2. Manajemen Sistem Informasi Kebencanaan : Studi Kasus Jogya Tanggap cepat
Dalam Mengelola Informasi Bencana Erupsi Merapi; Septian Aji Permana,
2015
3. Sistem Informasi Multi Ancaman Bencana Alam Di Aceh; Nasaruddin, Kairul
Munadi, Dedi Yuliansyah, 2011
4. Sistem Informasi Geografis Bencana Alam Banjir Jakarta Selatan; Sri Melati
Sagita, 2016
2. A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada koordinat 60 LU
(Lintang Utara) – 110 LS (Lintang Selatan dan 940 BT (Bujur Timur) – 1410 BT (Bujur
Timur).
Indonesia terletak pada pertemuan lempeng tektonik aktif, jalur pegunungan aktif, dan
kawasan beriklim tropik; sehingga menjadikan sebagian besar wilayahnya rawan
terhadap bencana alam. Bencana alam tersebut anatara lain letusan gunung berapi,
gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor. Bahkan dari data United States
Geological Survey (USGS) Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
tingkat kegempaan tertinggi di dunia (Sipahutar, 2013).
Melihat kondisi Indonesia yang merupakan negara yang rawan dengan bencana,
tentunya menjadi tanggung jawab dari pemerintah dalam upaya penanganan dari
bencana tersebut. Secara prinsif penanganan bencana antara lain cepat, tepat, prioritas,
koordinasi, keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna. Tujuan utama peanggulangan
bencana adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana
dan menjamin terselenggaranya pennaggulangan bencana secara terancana, terpadu,
terkoordinasi dan menyeluruh (UU No.24, 2007).
Upaya penanganan bencana tersebut membutuhkan data yang akurat pada saat
bencana terjadi agar bisa melakukan penanggulangan bencana yang cepat dan tepat
serta terkoordinasi dan menyeluruh dengan instansi – instansi pemerintah yang terkait,
maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat membenatu proses pengumpulan data
bencana dan korban bencana. Sehingga pemanfaatan teknologi informasi sangat efektif
dalam mengatasi masalah tidak hanya dalam periode pasca bencana tapi juga
mendeteksi lebih dini dari bencana tersebut. Sehingga dapat dilakukan tindakan
antisipasi dari dampak yang lebih buruk dari terjadinya bencana.
3. B. ANALISIS
Teknologi informasi dapat digunakan secara efektif untuk mengatasi masalah
dalam periode pasca-bencana. Sebagai salah satu contoh adalah Sahana Sistem
Manajemen Bencana. Sahana Sistem meruapak sistem yang bersifat Free dan Open
Source yang dikembangkan oleh Lank Software Foundation. Sistem ini berbasis Web
yang menyediakan solusi untuk masalah yang timbul pada kondisi setelah bencana.
Sistem aplikasi Sahana melacak lokasi dari semua kamp-kamp bantuan terutama untuk
mengatasi masalah koordinasi penyebarluasan bantuan dan mencari informasi orang
yang hilang.
Pada saat bencana alam terjadi, salah satu proses penanggulangan bencana yang
penting adalah tanggap darurat. Dalam kondisi darurat hal pertama yang harus
dilakukan adalah pengkajian secara tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya.
Sebagai salah satu contoh pemanfaat sistem informasi dalam penangangan bencana
alam di Pemerintah daerah DIY. Sistem yang dikembangkan terdiri dari dua Platform.
Pertama, platform mobile yang digunakan oleh petugas TRC/relawan untuk mencatat
data yang dibutuhkan di lokasi bencana. Kedua, platform web dmana data yang
dikumpulkan oleh para relawan/petugas lapangan akan disimpan server dan ditampilan
pada peta untuk memudahkan petugas/relawan/aparat dalam melakukan koordinasi
penanganan bencana, bahkan situs web dapat diakses oleh publik yang menginginkan
melihat kondisi terkini terkait dengan bencana alam. Simulasi sistem informasi
penanganan bencana dapat dijelaskan sebagai berikut : Aparat/ Relawan menggunakan
aplikasi mobile untuk mencatat data bencana dan posko, data-data berupa koordinasi
lokasi bencana dan posko dikirimkan dalam format data SMS, server SMS dateway
menerima data SMS dan menyampaikan ke database lokal, kemudian data dikirim ke
database server lewat web service, Data yang tersimpan di database/web server
ditampilkan dalam bentuk web sehingga bisa diakses secara online. Pada saat bencana
alamterjadi tim relawan menggunakan monile phone yang memilikifasilitas GPS dna
telah terinstall aplikasi yang telah dikembangkan untuk mengumpulkan data. Data yang
dikumpulkan oleh tim relawan bisa beruapa laporan awan bencana, laporan
perkembangan bencana, laporan awal posko atau laporan perkembangan posko. GPS
dibutuhkan untuk mendapatkan posisi longitude dan latitude bencana dan posko.
Pemanfaatan sistem informasi juga dapat dilihat pada bencana alam banjir di
Jakarta Selatan. Sistem informasi geografis bencana banjir Jakarta Selatan bertujuan
untuk memberikan informasi kepada pengguna mengenai titik – titik lokasi bencana
4. banjir atau yang terkait di dalamnya speeri alamat spesifik lokasi dan ukuran kedalaman
banjir. Sistem informasi geografis (SIG) merupakan sistem yang dirancang untuk
bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat geografi. SIG
memiliki kemampuan untuk pengolahan data dan melakukan operasi – operasi tertentu
dengan menampilkan dan menganalisis data. Adapun komponen – komponen GIS
anatara lain :
a) Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian
dari system komputer byang mendukung analisis geografi dan pemetaaan.
b) Perangkat Lunak (software)
Digunakan untuk melakukan proses menyimpanan, menganalisa, memvisualkan
data – data.
c) Data
Data pada prinsifnya terdiri dari data spasial yaitu gambaran nyata suatu wilayah
yang terdapat di permukaan bumi dan data non spasial yaitu data yang berbentuk
tabel yan berisi informasi-informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data
spasial.
d) Manusia
Merupakan inti elemen dar SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna
dari SIG.
e) Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan.
SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.
Dapat dijelaskan perancangan GIS bencana banjir di Jakarat Selatan menyajikan
informasi spasial yang terpresentasi ke dalam bentuk grafis, sedangkan dalam bentuk
garis dan titik lokasi mempresentasikan informasi atribut dari data spasial tersebut
sebagai pendukung untuk mempercepat pengguna mengatahui letak-letak lokasi banjir
di daerah tersebut.
5. C. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Penggunaan Sistem Informasi dalam penanganan bencana alam sangat
membantu dalam menyampaikan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam
penanggulangan bencana alam. Sehingga penanganan bencana alam akan lebih
cepat dan tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdayaguna dan berhasil
guna.
b) Komponen sistem informasi GIS terdiri dari : Perangkat Keras (Hardware),
Perangkat Lunak (Software), Data, Manusia, dan Metode.
6. Daftar Pustaka
Dr. Debby Ratna Daniel, Se.Ak, Wiwik Supratiwi, MBA, Ak. (2005). Sistem
Informasi Manajemen : Universitas Terbuka.