SlideShare a Scribd company logo
Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan Secara Holistik untuk mencapai
                           “Wellness Human Being”
                           dr. Richard Siahaan, M.Si

I.    Pendahuluan
      Manusia adalah mahluk sosial yang sangat tergantung dengan manusia
lain dan karena faktor “needs” ini maka manusia saling berinteraksi satu satu
sama lain. Adanya kebutuhan juga mengakibatkan manusia membuat tingkatan
kebutuhan mereka untuk mencapai kesejahteraan dan kesempurnaan. Menurut
teori Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang
akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan
yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, dan
teori ini telah resmi di akui dalam dunia psikologi. Hirarki kebutuhan ini dapat
dilihat pada gambar 1.1.




                   Gambar 1.1. Teori Kebutuhan Menurut Maslow



                                       1
Dari teori Maslow   terlihat bahwa unsur estetik dan self actualisasion
menempati urutan yang hampir di atas, yang artinya kebutuhan ini merupakan
“needs” dari masyarakat kelas menengah ke atas, dan biasanya sudah
merupakan trend di masyarakat kota besar, karena dengan bertambahnya
penghasilan masyarakat bukan lagi hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar
saja tapi sudah beranjak kepada kesejahteraan serta pemeliharaan kesehatan
dan kecantikan serta umur yang panjang.
       Berangkat dari konsep di atas maka penulis ingin membahas kecantikan
holistik yang dipandang dari kesejahteraan dan kesehatan secara holistik sesuai
dengan 6 dimensi kecantikan.


II.    Pembahasan
2.1.   Pengertian Sehat, Cantik, dan Wellness
       Sehat menurut pengertian awam danggap bahwa hanya terbebas dari
penyakit, tetapi sebenarnya tidak sesederhana konsep tersebut. Menurut WHO
sehat adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial dan tidak
hanya terbebas dari penyakit. Sedangkan definisi sehat menurut Undang-
undang Kesehatan RI adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan seseorang tetap hidup produktif baik secara sosial dan ekonomi.
       Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sehat adalah
suatu kesejahteraan yang secara keseluruhan mencakup bukan dari sisi tidak
sakit tetapi boleh dikatakan sebagai kesehatan yang mengarahkan kepada
kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Artinya di sini bukan hanya unsur
kuratif yang ditekankan tetapi unsur promotif dan preventif juga dan termasuk
kecantikan di dalamnya.
       Sedangkan cantik mempunyai banyak sekali definisi. Menurut KBBI
cantik dikatakan sebagai elok, serta indah dalam bentuk dan perbuatannya.
Jepang menilai kecantikan itu dari kulit dan rambutnya. Itulah alasan mengapa
kulit orang Jepang halus dan bersih. Sedangkan di Iran mendefinisikan
kecantikan itu identik dengan memiliki hidung yang mancung dan mungil.


                                      2
Menurut wanita Iran, hidung yang mancung dan mungil adalah suatu hal yang
indah. Sedangkan menurut tradisi jawa kecantikan digambarkan dalam filosofi
rupahsampat wahyabyantara, Dalam filosofi ini dikatakan bahwa kecantikan
lahiriah   adalah      pancaran   dari   kecantikan   rohaniah   yang   memerlukan
keseimbangan. Maka kecantikan sejati merupakan suatu usaha perawatan yang
menyeluruh baik jasmani maupun rohani.
       Secara biologis manusia dikatakan tidak cantik lagi apabila sudah
menjadi tua atau timbul penuaan dini, artinya di sini terdapat penurunan fungsi
secara alamiah atau penurunan fungsi karena pengaruh dari luar yang tidak
bisa kita hindari.
       Sedangkan definisi Wellness adalah suatu proses yang panjang untuk
mendapatkan kehidupan yang baik, berfikir positif, keadaan fisik yang optimum,
psikologikal dan fungsi sosial; mengontrol dan meminimalisasi faktor eksternal
dan internal berupa penyakit ataupun kondisi yang buruk. Pengertian Wellness
sendiri mencakup 2 komponen yaitu fisik dan emosional. Fisik mencakup
kesehatan, mencegah sakit dan termasuk menjadi cantik secara luar dan dalam.
Sedangkan komponen emosional mencakup kemampuan menghadapai dan
menanggapi stress secara fisik untuk mencapai wellness yang optimal.
       Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai wellness
yang optimal manusia harus bisa menjaga kesehatannya dari luar dan bahkan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri termasuk menjadi cantik dengan
menjaga tubuh untuk tidak terpengaruh oleh zat-zat yang bersifat oksidan dan
hal-hal yang bisa mengakibatkan stress yang akibatnya dapat menurunkan
kualitas hidup kita.


2.2.   Proses Menua Secara Biologis
       “Menua (= menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang


                                           3
diderita” (Constantinides, 1994). Aging atau penuaan secara praktis dapat dilihat
sebagai suatu penurunan fungsi biologik dari usia kronologik. Proses menua
tidak dapat dihindarkan dan berjalan dengan kecepatan berbeda, tergantung
dari susunan genetik seseorang, lingkungan dan gaya hidup, sehingga proses
menua dapat terjadi lebih awal atau lambat tergantung kesehatan masing-
masing individu.
       Menurut flower (2003), proses menua adalah suatu penyakit dengan
karakteristik yang terbagi menjadi 3 fase yaitu :
2.2.1. Fase Subklinik (Usia 25-35 tahun)
       Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon
mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh
pada kesehatan. Perubahan yang terjadi karena pembentukan radikal bebas,
yang dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh, seperti diet
buruk, stress, polusi, paparan berlebihan, radiasi ultraviolet oleh matahari.
Kerusakan ini biasanya belum terlihat dari luar dan individu akan tetap terlihat
“normal” tanpa ada tanda dan gejala dari proses menua atau penyakit, dan
bahkan pada umumnya rentang usia ini dianggap muda dan normal.
2.2.2. Fase Transisi (Usia 35 – 45 tahun)
       Pada usia 35-45 tahun, produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%.
Tubuh pun mulai mengalami penuaan. Pada masa ini mulai terlihat gejala klinis
yaitu mata mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu menggunakan
kacamata berlensa posotif, rambut mulai beruban, elastisitas dan pigmentasi
kulit menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual menurun. Pada tahap
ini radikal bebas merusak sel dengan cepat sehingga individu meulai merasa
tampak tua. Radikal bebas mulai mempengaruhi ekspresi gen, yang menjadi
penyebab dari banyak penyakit aging, termasuk kanker, arthritis, kehilangan
daya ingat, penyakit arteri koronaria dan diabetes.
2.2.3. Fase Klinik (Usia 45 tahun ke atas)
       Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya
berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut


                                         4
menopause sedangkan kaum laki-laki mengalami masa andropause. Pada
masa ini kulit pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi, tubuh menjadi
cepat capek. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis,
hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang.
      Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua terdiri dari faktor
biologis, psikologis, lingkungan dan genetik sebagai berikut :
1. Faktor Biologis
   Faktor-faktor     yang   berkaitan   dengan    biologis   adalah   rendahnya
   kebugaran,/fitness, pola makan kurang tidak sehat, penurunan Growth
   Hormone (GH) atau hormon pertumbuhan, penurunan testoteron, penurunan
   melatonin secara konstan setelah usia 30 tahun dan menyebabkan
   gangguan ritme harian, kulit dan rambut akan berkurang pigmentasinya dan
   terjadi juga gangguan tidur, peningkatan prolaktin yang sejalan dengan
   perubahan emosi, dan stress, perubahan Follicle Stimulating Hormone
   (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
2. Faktor Psikologis
   Faktor psikologis yang paling berperan adalah stress yang ternyata dapat
   memacu proses apoptosis di berbagai organ/jaringan tubuh, sehingga fungsi
   organ tersebut menurun. Proses stress ini terjadi dikaitkan dengan
   peninkatan sekresi hormon kortisol yang mempengaruhi sistem imunologis
   tubuh.
3. Faktor lingkungan
   Faktor-faktor lingkungan yang bisa mempercepat proses penuaan adalah
   pencemaran lingkungan oleh berbagi polutan dan kimia, suara bising, sinar
   ultraviolet (UV), dan radikal bebas dari berbagai makanan yang kita makan
   dan berbagai polutan dari lingkungan kita.
4. Faktor Genetik
   Faktor genetik menyumbang sekitar 30% untuk percepatan proses menua.
   Faktor gentetik yang berpengaruh di sini adalah “ jam gen “, perbaikan DNA,
   respon terhadap stress, pertahanan terhadap antioksidan.


                                        5
2.3.   Enam Dimensi Cantik Secara Holistik
       Konsep kecantikan holistik ini dikembangkan oleh Dr. Bill Hettler, seorang
co-founder dari National Wellness Institute (NWI), yang terdiri dari 6 dimensi
wellness yang dapat digunakan oleh setiap orang untuk mendapatkan suatu
keadaan well-being.
       Keenam dimensi tersebut terdiri dari dimensi sosial, emosional,
vokasional (Occupational), spiritual, fisik dan intelektual (lihat gambar 2.1.).




              [sumber : National Wellness Institute, 2010]

       Gambar 2.1. Konsep 6 Dimensi dari Wellness Model oleh Bill Hettler


2.3.1. Dimensi Sosial
       Dimensi sosial memberikan kontribusi terhadap lingkungan seseorang
dan masyarakat. Dimensi ini menekankan saling ketergantungan antara orang
lain dan alam, yang berarti kita harus melakukan interaksi yang baik terhadap
sesama manusia dan alam sekitar kita yang memberikan kehidupan, karena
alam sekitar kita juga bisa menyumbang hal yang baik maupun yang buruk



                                          6
terhadap kecantikan kita. Kita harus mengambil bagian aktif dalam memperbaiki
lingkungan sekitar dengan mendorong kehidupan yang lebih sehat dan memulai
komunikasi yang lebih baik dengan orang di sekitar kita. Kita harus selalu aktif
mencari cara untuk melestarikan keindahan dan keseimbangan alam, dengan
membuat cara yang baik untuk meningkatkan hubungan pribadi dan
persahabatan yang penting, dan membangun ruang hidup yang lebih baik
dengan sekitar kita.
      Agar tetap sejahtera dan cantik secara sosial maka kita harus hidup
berdampingan secara harmoni dengan yang sesama; mencari hal-hal yang
positif; saling membutuhkan      antar sesame; dan saling mendukung antar
sesama (Council for Third Age, Singapore 2007).


2.3.2. Dimensi Emosional
      Dimensi emosional menunjukkan kesadaran dan penerimaan perasaan
seseorang terhadap dirinya dan orang lain. Dimensi ini mencakup kemampuan
untuk mengelola perasaan dan perilaku seseorang termasuk penilaian realistis
terhadap keterbatasan seseorang, pengembangan otonomi, dan kemampuan
untuk mengatasi stress dengan baik. Dimensi ini juga menunjukkan cara
mempertahankan suatu hubungan yang memuaskan dengan orang lain.
Dimensi ini juga memperlihatkan bagaimana cara pengelolaan emosi kita untuk
menjaga keseimbangan didalam diri kita dengan sesame dan lingkungan kita.
Pengelolaan yang bisa kita lakukan untuk menjaga keseimbangan ini adalah
pengolalan perasaan secara efektif; bisa menghargai dukungan dan bantuan
dari orang lain; mampu membentuk hubungan saling tergantung dengan orang
lain didasarkan atas landasan komitmen bersama, kepercayaan, dan rasa
hormat; kemampuan menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan konflik
dengan baik; Mengelola hidup dengan cara yang lebih baik, dan mengambil
tanggung jawab atas tindakan yang kita buat sehingga dapat membantu untuk
melihat kehidupan sebagai suatu yang dapat meningkatkan kesehatan, dan
tantangan yang menarik.


                                        7
Prinsip-prinsip   penanganan        emosional   yang   dapat   meningkatkan
kesehatan adalah :
   a. Lebih baik untuk menyadari dan menerima perasaan kita daripada untuk
       menolaknya
   b. Lebih baik bersikap optimis terhadap hidup dan kehidupan kita jalani.
Kebugaran dan keceriaan wajah akan tercermin dengan cara mengatur dan
mengekspresikan perasaan emosi dengan bebas; dapat memahami perasaan
diri sendiri dan perasaan     orang lain; dan memandang hidup dengan positif
(Council for Third Age, Singapore 2007).


2.3.3. Dimensi Vokasional (Occupational)
       Dimensi ini memiliki ciri suatu kepuasan pribadi dan pengayaan dalam
kehidupan seseorang melalui pekerjaan. Membanngun hubungan kerja dengan
sikap yang baik. Kita akan menyampaikan nilai-nilai melalui keterlibatan kita
dalam kegiatan yang dapat memuaskan untuk kita. Pilihan profesi, kepuasan
kerja, ambisi karir, dan kinerja pribadi merupakan komponen penting
membangun dimensi ini.
       Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini
adalah :
       a. Lebih baik untuk memilih karir yang sesuai dengan kepribadian, nilai-
           nilai dan keyakinan kita.
       b. Lebih baik untuk mengembangkan kemampuan fungsional kita,
           dengan melihat peluang yang ada daripada tetap tidak aktif dan
           hanya diam saja.
Kepuasan diri secara vokasional akan meningkatkan kecantikan dengan cara
pemenuhan kebutuhan melalui pekerjaan dan sebagai sukarelawan; dan
pencapaian kepuasan personal dan pemenuhan kebutuhan dalam pekerjaan
dan sebagai relawan.




                                            8
2.3.4. Dimensi Spiritual
      Dimensi spiritual memiliki ciri pencarian kita akan makna dan tujuan
dalam eksistensi kita sebagai manusia. Dimensi ini mencakup pengembangan
apresiasi yang mendalam terhadap kehidupan dan kekuatan alam yang ada di
alam semesta. Pencarian kita ditandai dengan harmonisasi antara perasaan
pribadi dan emosi. Sepanjang kehidupan kita mungkin mengalami perasaan
banyak keraguan, keputusasaan, kekecewaan dan ketakutan, yang sama
seperti kita mengalami perasaan senang, kebahagiaan dan sukacita, dimana itu
semua menjadi suatu pengalaman yang sangat penting akan pencarian kita
terhadap kebenaran yang nantinya akan diwujudkan dalam sistem nilai yang
ada pada kita dan akan diadaptasi oleh kita untuk menunjukkan arti dari
keberadaan kita di dunia ini. Hal ini tidak berarti bahwa seseorang itu religius,
tetapi agara kita dapat merenungkan makna hidup dan menjadi toleran terhadap
keyakinan orang lain.
      Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini
adalah :
      a. Lebih baik untuk merenungkan makna hidup untuk diri kita sendiri dan
           memiliki toleransi terhadap keyakinan yang dimiliki oleh orang lain
           daripada untuk menutup pikiran kita terhadap berbagai perbedaan
           keyakinan.
      b. Lebih baik untuk hidup setiap hari dengan cara lebih konsisten
           dengan nilai-nilai dan keyakinan kita yang kita yakini sekarang,
           daripada selalu menganggap nilai-nilai yan dilakukan orang lain salah.


2.3.5. Dimensi Fisik
      Dimensi fisik memiliki ciri yaitu perlunya aktivitas fisik secara teratur untuk
membangun kesehatan kita. Pemeliharaan kesehatan secara fisik mendorong
kita untuk belajar tentang diet dan gizi dan mengurangi penggunaan bahan-
bahan yang merusak tubuh seperti          tembakau, obat-obatan dan konsumsi
alkohol yang berlebihan. Kesehatan yang optimal terpenuhi melalui kombinasi


                                         9
antara latihan fisik yang teratur dan kebiasaan makan yang baik. Ketika kita
melakukan pemeliharaan kesehatan, kita akan berusaha menghabiskan waktu
untuk membangun kekuatan fisik, fleksibilitas dan daya tahan, selain itu juga
mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit sehingga kita dapat
melakukan pekerjaan kita dengan baik, termasuk perawatan diri serta tepat
dalam memilih pengobatan bila sakit. Dimensi fisik kesehatan melibatkan
tanggung jawab pribadi dan kepedulian terhadap penyakit yang dianggap ringan
dan juga mengetahui kapan memerlukan bantuan perawatan dari tenaga medis.
Dengan memelihara kesehatan, kita akan dapat memonitor tanda-tanda
peringatan tertentu terhadap penyakit yang lebih berat. Untuk itu kita perlu
memahami hubungan antara nutrisi yang sehat dan bagaimana tubuh kita
memanfaatkannya.
      Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini
adalah :
      a. Lebih     baik   mengkonsumsi    makanan     dan    minuman       yang
           meningkatkan kesehatan kita daripada mengkomsumsi makanan
           yang merusak tubuh.
      b. Lebih baik sehat secara fisik daripada banyak keluhan penyakit.
Perawatan kesehatan secara fisik yang dapat dilakukan untuk menjaga
kecantikan yaitu bertanggungjawab terhadap tubuh melalui kebiasaan makan
yang baik; olah raga teratur; pemeriksaan dan perawatan kesehatan teratur ;
menggunakan pelayanan kesehatan yang sesuai. (Council for Third Age,
Singapore 2007).


2.3.6. Dimensi Intelektual
      Dimensi intelektual dicirikan dengan adanya kreatifitas seseorang,
peangktifan aktivitas mental. Pribadi yang baik akan mengembangkan
pengetahuan dan kemampuannya sekaligus mencari kemampuan potensialnya
untuk dibagikan dengan sesamanya. Seseorang akan memanfaatkan kegiatan
inteletual dan kebudayaannya di dalam kelas dan di luar kelas yang


                                     10
dikombinasikan dengan sumber daya manusia dan sumber daya intelektualnya
baik dalam lingkungan universitas maupun pada komunitas yang lebih tinggi.
Kita akan mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan pemecahan masalah,
kreativitas, dan pembelajaran. Kita akan banyak menghabiskan waktu untuk
meningkatkan kemampun personal dengan lebih sering mengkomsumsi buku
bacaan, majalah, dan surat kabar, sekaligus mengembangkan ide-ide yang ada
pada bacaan tersebut. Ketika kita mengembangkan rasa keingintahuan, kita
akan secara aktif berusaha untuk mengembangkan dan menantang pikiran kita
dengan ide-ide yang lebih kreatif.
       Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini
adalah :
       a. Lebih baik untuk meregangkan dan menantang otak kita dengan ilmu
           pengetahuan dan kreatifitas daripada menjadi puas diri dan tidak
           produktif.
       b. Lebih baik untuk mengidentifikasi masalah yang potensial dan
           memilih pendidikan yang tepat daripada menunggu, khawatir dan
           berhadapan dengan masalah besar nantinya.
       Menjaga kecantikan dari dimensi ini dengan cara tetap menambah
pengetahuan dan kemampuan berfikir dengan memperluas pengetahuan dan
kemampuan; menstimulasi daya fikir melalui pendidikan formal atau dengan
cara membaca, kursus informal, pendidikan lanjut, main game, catur,
mengerjakan hobi, dan kegiatan lain yang sejenis (Council for Third Age,
Singapore 2007).


2.4.   Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan dari Dimensi Fisik
2.4.1. Memelihara Kesehatan dan Kecantikan Rambut
       Pemeliharaan rambut meliputi mencegah timbulnya uban, mencegah
kerontokan dini, mencegah kekeringan kulit kepala




                                     11
a. Mencegah timbulnya uban
  Bagi seseorang yang sudah menginjak usia 30 tahun ke atas maka kita
  harus menjaga supaya rambut tidak timbul uban secara dini. Herbal yang
  dapat digunakan agar rambut dapat menjadi tetap hitam adalah biji pepaya.
  Kandungan biji papaya yang dapat menghitamkan rambut adalah glucoside
  cacirin dan karpain yaitu sejenis glukosida. Tanaman lain yang digunakan
  untuk menyehatkan rambut adalah daun rambutan yang megandung tanin
  yang berguna untuk membuat warna hitam pada rambut.
b. Mencegah Kerontokan Rambut
  Rambut rontok bisa disebabkan oleh masa penuaan rambut dimana fase
  anagen lebih sedikit dibanding fase telogen pada rambut sehingga terjadi
  lebih banyak rambut yang dalam keadaan akan rontok. Faktor yang
  menyebbakan rambut rontok antara lain berhentinya kelenjar rambut
  memproduksi rambut, mengidap penyakit tertentu, luka bakar atau sikatrik
  pada kulit kepala, stress , ketombe dan lain sebagainya.
  Beberapa herbal yang dapat dipakai dalam merawat rambut yaitu buah
  mengkudu, jeruk nipis dan teh hijau. Buah mengkudu mengandung zat yang
  bernama xeronine yaitu zat yang merupakan hasil interaksi antara dua zat
  kimia yaitu proxeronine dan proxeronase, dan berguna untuk memacu
  pertumbuhan jaringan tubuh (rambut). Jeruk nipis mengandung asam sitrat,
  asam amino (triptofan, lisin), dan asam sitrun yang dapat membantu
  menguatkan akar rambut dan memperpanjang fase anagen pada rambut,
  selain itu dapat mengatasi masalah ketombe melalui asam sitrunnya
  sehingga dapat mencegah kerontokan rambut. Tanaman ketiga adalah daun
  teh hijau yang mengandung bahan-bahan aktif seperti Cathecin, EGCg dan
  alkaloid yang berfungsi sebagai antioksidan selain iitu cathecin dapat
  merangsang proses pertumbuhan rambut pada akarnya dan mencegah
  ketombe.




                                     12
c. Mencegah Kekeringan Pada Kulit Kepala dan Rambut
   Rambut menjadi kering dapat disebabkan karena perlakukan kita sendiri di
   jaman hidup yang serba instan yaitu antara lain dengan pemakaian hair
   dryer atau terkena matahari secara langsung atau pemakain alat catok
   rambut atau pemakain pewarna rambut. Hal ini menyebabkan kerusakan
   pada kutikula rambut yang mengakibatkan rambut tidak terlindungi lagi dan
   mudah patah-patah dan kering.
   Herbal yang dapat digunkan untuk mengatasi kerusakan rambut ini adalah
   dengan lidah buaya. Lidah buaya atau yang sering dikenal dengan aloe vera
   mengandung asam amino yang tinggi, vitamin dan mineral yang dapat
   melembabkan rambut.


2.4.2. Mengatasi Masalah Penuaan pada kulit
        Ketika terpapar sinar matahari melanosit dalam epidermis akan
menstimulasi pembentukan melanin sehingga mengakibatkan kulit menjadi lebih
gelap. Mekanisme perlindungan kedua diperoleh melalui kemampuan kulit untuk
menjadi lebih tebal dengan meningkatnya kecepatan pembentukan sel kulit
baru.
        Secara topikal banyak bahan alam yang bisa digunakan untuk menjaga
kecantikan dan kesehatan kulit. Pegagan berdasarkan beberapa penelitian
untuk kecantikan memiliki efek merangsang pertumbuhan rambut dan kuku,
meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam
jaringan ikat, meningkatkan pembemtukan mucin dan komponen-komponen
dasar pembentukan lain, seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfate,
meningkatkan    daya   kompak   dermis,   meningkatkan   proses   keratinisasi
epidermis, melalui perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan
keseimbangan pada jaringan ikat. Dengan fungsi ini, pegagan akan membantu
meningkatkan regenerasi sel kulit dan menjaga kulit tetap sehat dan terhindar
dari penuaan dini.




                                     13
Disamping pegagan bahan alami lainnya seperti teh hijau (Camellia
sinensis L), kemuning (Murraya paniculata L.), temugiring (Curcuma heyneana
V), dan kelompok bunga-bungaan termasuk mawar (Rosa centifolia L.), melati
(Jasminum sambac L.), kenangan (Cananga odorata L.) juga bagus digunakan
untuk kulit. Kandungan polifenol dari tanaman di atas dapat bekerja sebagai
antioksidan yang dapat menahan radikal bebas serta menghambat efek
penuaan pada kulit.


2.5.   Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan dari dimensi Intelektual
       Kecerdasan intelektual adalah tingkatan dan kecepatan seseorang dalam
mengambil kesimpulan yang jitu dan diikuti oleh tindakan yang jitu pula ketika
menghadapi masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya. (Prof Dr. H.M.
Yacub, M.Ed.). Jadi bisa disimpulkan bahwa unsur dari Intelektualitas adalah
kecepatan memproses, mengingat dan memecahkan masalah. Dari beberapa
penelitian diterima secera luas bahwa kecepatan memproses informasi
mengalami penurunan pada dewasa akhir, yang mengakibatkan kualitas hidup
dan produkifitas dari individu tersebut berkurang. Gejala seperti ini disebut
sebagai dimensia dimana terjadi penurunan fungsi kognitif secara progresif bila
tidak segera diatasi.
       Berbagai    herbal   Indonesia    ternyata   dapat   meningkatkan        proses
intelektual   adantara   lain   adalah   pegagan    (Cantela   asiatica   L.)    yang
mengandung asiatikosida yang dapat mencegah pembentukan plak dan
memperbaiki sintesis kolagen sehingga dapat melancarkan aliran darah ke otak.
Tanaman lain adalah rimpang kunyit (Curucuma Domestica L.) yang
mengandung antioksidan kurkumin yang dapat mencegah kerusakan otak
akibat oksidatif stress. Dengan pemberian kurkumin menunjukkan adanya
peningkatan fungsi kognitif, selain itu dapat berguna untuk pengobatan
Alzheimer.
       Makanan sehat lainnya yang dapat meningkatkan daya ingat adalah ikan
patin, ikan tuna dan beberapa ikan lainnya yang banyak mengandung asam


                                         14
lemak tak jenuh omega-3 dan omega-8 yang berguna untuk mempercepat
perbaikan sel dan mencegah penyakit degeneratif terutama dementia dan
Alzheimer.
       Selain itu untuk menjaga agar otak kita tidak cepat mengalami
kemunduran maka harus menjalani hidup dengan bersyukur dan melakukan
kegiatan seperti selalu tersenyum setiap saat, membunuh stress, menanggapi
masalalah dengan baik, dan melawan kebiasaan buruk yang dapat merusak
otak kita.


2.6.   Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan dari dimensi Spiritual

       Kecantikan spiritual adalah kecantikan yang sebenarnya yang berasal
dari hati dan jiwa orang tersebut. Ketika seseorang memiliki kecantikan spiritual
kecantikannya akan dipancarkan sepuluh kali lebih dari sekedar seseorang
yang hanya tentang kecantikan fisik. Bagaimana kita mendapatkan inner beauty
ini? Melalui Tuhan YME, melalui mengetahui bahwa ada kekuatan yang lebih
tinggi yang memberikan kita semua memiliki kekuatan dan kepercayaan diri
yang kita butuhkan untuk menjalani hidup yang terbaik. Ketika kita menjalani
hidup, kita akan merasa damai, percaya diri, bahagia dan kita akan
memancarkan cahaya batin yang satu secara alami. Merasa lebih baik secara
otomatis akan membuat kita selalu memperhatikan diri sendiri dan kesehatan
kita yang akan terekspresi dengan penampilan fisik kita. Daya tarik fisik tidak
lagi menjadi perhatian utama kita, tetapi hal terpenting adalah memiliki
keseimbangan batin dan mengetahui siapa diri kita, mengetahui bahwa kita
sebenarnya diciptakan cantik dan tubuh kita adalah sebuah rumah ibadah yang
harus tetap dijaga. Kita tidak akan lagi dihantui oleh perasaan rendah diri, iri hati
dan mencoba untuk bersaing terhadap sesuatu dengan standar rendah. Kita
akhirnya akan menarik orang-orang berkualitas ke dalam hidup kita yang
menghargai tubuh secara lahir dan batin. Nah, itulah kecantikan yang
sebenarnya.



                                         15
Pemeliharaan kesehatan secara tradisional yang dapat kita lakukan dri
unsure spiritual adalah dengan melakukan yoga, meditasi secara rutin,
akupuntur relaksasi, mencium bau-bauan aromaterapi yang bisa memberikan
ketenangan dan berjalan-jalan di alam sekitar yang memberikan kita inspirasi
sehingga menyadari kecantikan itu sebenarnya adalah suatu hal alamiah dan
sudah dimiliki oleh setiap orang.

III.   Kesimpulan
       Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki banyak sekali kebutuhan.
Dengan banyaknya kebutuhan maka manusia menginginkan hidup yang lebih
santai. Kehidupan yang lebih santai ini dapat memicu penyakit-penyakit dan
mengurangi “Wellnes” secara keseluruhan yang akhirnya juga terjadi proses
penuaan dini yang tidak dapat dicegah yang ujungnya adalah berpengaruh
kepada kecantikan orang itu dari dalam.
       Manusia membutuhkan pola hidup untuk menjaga kesehatan secara
holistik, yaitu dengan kembali ke alam dan membawa kebiasaan baik dalam
hidup, serta lebih banyak mengkomsumsi bahan-bahan yang sifatnya alamiah.
       Dimensi fisik, dimensi intelektual dan dimensi spiritual merupakan 3 dari
6 dimensi kecantikan holisistik yang harus kita terapkan karena dengan
menerapkan 3 dimensi ini saja kita sudah cukup mendapatkan Wellness Beauty
yang sesungguhnya dan menciptakan kecantikan yang menyeluruh tanpa
mengesampingkan 4 dimensi lainnya.




                                       16
DAFTAR RUJUKAN


1. McGregor, Sue L.T. (2010). Well-being, Wellness and Basic Human Needs
   in Home Economics. Faculty of Education Mount Saint Vincent University
   Halifax
2. Yacub, H.M. (2010). Antara Kecerdasan Emosional dan Intelektual. Artikel
   Bebas.
3. Pranarka, Kris. (2006). Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut
   yang Sehat. Jurnal Universa Medicina, Vol 25, No. 4 ; page 187 – 197.
4. Aiwah, Raisa N.M. (2012). Awet Muda Tetap Cantik dan Sehat Alami.
   Yogyakarta : Easymedia Press.
5. Hidayah, A. (2011). Herbal Kecantikan. Yogyakarta : Citra Media Press.
6. Tilaar, Marta., Wih, Wong Lip., Ranti, Anna Setiadi. (2010). The Green
   Science of Jamu. Jakarta : Dian Rakyat Press.
7. Munim, Abdul., Hanani, Endang. (2011). Fitoterapi Dasar Vol 1. Jakarta :
   Dian Rakyat Press.
8. Berra, Bruno., Rizzo, Angela Maria. (2009). Glycemic Index, Glycemic
   Load< Wellness and Beauty : The State of Art. Jurnal Clinics in
   Dermatology, Vol. 27; page 230 – 235.
9. Julianti, Riri., Budiono, Ari. (2008). Dementia. Tinjauan Pustaka, Fakultas
   Kedokteran Universitas Riau Pekanbaru.
10. Council   for   Third   Age.   (2007).   Active   Ageing,   Active   Living.
   http://www.ogilvypr.com/en/case-study/singapore-council-third-age.
11. Prasetyaningrum, Juliani. (2008). Perbedaan Tenang Penurunan Intelektual
   Pda Masa Dewasa Akhir. Tinjauan Pustaka
12. Handaruwati, Rr., Budijanto, Slamet., Hariyadi, Purwiyanto., Satiawiharja,
   Budiatman. (2001). Produksi Fraksi Kaya Asam Lemak Omega-3 Melalui
   reaksi Alkoholosis Enzimatis Minyak Ikan Tuna Menggunakan Lipase
   Rhizomucor miehel. Jurnal Forum Pascasarjana Vol. 24, No. 4; page 572 -
   574.


                                     17
13. Anonim. (2009). Six Dimention of Wellness Model. National Wellness
   Institute Inc.
14. Panagan, Almunady T., Tuhandini, Heni., Gultom, Jojor Uli. (2011). Analisis
   Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3 dari Minyak Ikan
   Patin (Pangasius pangasius) dengan Metode Kormatografi Gas. Jurnal
   Penelitian Sains Vol. 14, No. 4(C); page 14409-38 – 14409-42.




                                     18

More Related Content

What's hot

Templet hbhe 3103 gaya hidup sihat faudzi
Templet hbhe 3103  gaya hidup sihat faudziTemplet hbhe 3103  gaya hidup sihat faudzi
Templet hbhe 3103 gaya hidup sihat faudzi
Zauhari Hussein
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
KhairulAnwar237
 
Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
aidasilviana
 
Hbhe 3103
Hbhe 3103Hbhe 3103
Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)
Lydia Ungam
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Apapunituzar
 
2h
2h2h
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatanMAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatanFirdika Arini
 
Bentuk perilaku sehat dan sakit
Bentuk perilaku sehat dan sakitBentuk perilaku sehat dan sakit
Bentuk perilaku sehat dan sakit
tri sulistiono
 
Definisi roda kesejahteraan ballard
Definisi roda kesejahteraan ballardDefinisi roda kesejahteraan ballard
Definisi roda kesejahteraan ballard
Tan Fen
 
konsep sehat dan sakit
konsep sehat dan sakitkonsep sehat dan sakit
konsep sehat dan sakitPanji Prastowo
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
Abi Muhlies
 
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.idikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
alfianmaulana998
 
Makalah sehat sakit
Makalah sehat sakitMakalah sehat sakit
Makalah sehat sakit
Roni Anasoka
 

What's hot (19)

Hbhe31039pk)
Hbhe31039pk)Hbhe31039pk)
Hbhe31039pk)
 
Ppt sehat saKIT
Ppt sehat saKITPpt sehat saKIT
Ppt sehat saKIT
 
Templet hbhe 3103 gaya hidup sihat faudzi
Templet hbhe 3103  gaya hidup sihat faudziTemplet hbhe 3103  gaya hidup sihat faudzi
Templet hbhe 3103 gaya hidup sihat faudzi
 
Kb1
Kb1Kb1
Kb1
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
 
Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
 
Hbhe 3103
Hbhe 3103Hbhe 3103
Hbhe 3103
 
Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
 
2h
2h2h
2h
 
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatanMAKALAH Psikologi dalam kesehatan
MAKALAH Psikologi dalam kesehatan
 
8 dimensi kesihatan
8 dimensi kesihatan8 dimensi kesihatan
8 dimensi kesihatan
 
Bentuk perilaku sehat dan sakit
Bentuk perilaku sehat dan sakitBentuk perilaku sehat dan sakit
Bentuk perilaku sehat dan sakit
 
Definisi roda kesejahteraan ballard
Definisi roda kesejahteraan ballardDefinisi roda kesejahteraan ballard
Definisi roda kesejahteraan ballard
 
konsep sehat dan sakit
konsep sehat dan sakitkonsep sehat dan sakit
konsep sehat dan sakit
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
 
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.idikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
ikma.2016.pddUNAIRBWI.ac.id
 
Makalah sehat sakit
Makalah sehat sakitMakalah sehat sakit
Makalah sehat sakit
 

Similar to Wellness beauty 2

Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi
Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress AdaptasiKonsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi
Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi
pjj_kemenkes
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologiREISA Class
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Nuranisah D.
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiSeptian Muna Barakati
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Warnet Raha
 
Askep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakAskep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarak
Hartanto Dwi
 
Agama dan kesehatan
Agama dan kesehatanAgama dan kesehatan
Agama dan kesehatan
adriismi
 
materi konsep sehat sakit bagi mahasiswa
materi konsep sehat sakit bagi mahasiswamateri konsep sehat sakit bagi mahasiswa
materi konsep sehat sakit bagi mahasiswa
tien148950
 
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptx
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptxResume Pharmaceutical in Public Health.pptx
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptx
CitaZulviani
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanSariana Csg
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Valny Majid
 
Makalah sosilogi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau By Pan...
Makalah sosilogi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau By Pan...Makalah sosilogi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau By Pan...
Makalah sosilogi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau By Pan...Pangestu S
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan Perilaku kesehatan
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
maung8
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
putri_indah
 
Psikososial kom
Psikososial komPsikososial kom
Psikososial kom
Veggy Septian Ellitha
 
Konsep sehat –sakit
Konsep sehat –sakitKonsep sehat –sakit
Konsep sehat –sakit
stikesby kebidanan
 

Similar to Wellness beauty 2 (20)

Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi
Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress AdaptasiKonsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi
Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologi
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Konsep manusia
Konsep manusiaKonsep manusia
Konsep manusia
 
Askep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakAskep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarak
 
Agama dan kesehatan
Agama dan kesehatanAgama dan kesehatan
Agama dan kesehatan
 
materi konsep sehat sakit bagi mahasiswa
materi konsep sehat sakit bagi mahasiswamateri konsep sehat sakit bagi mahasiswa
materi konsep sehat sakit bagi mahasiswa
 
Konsepsehat sakit
Konsepsehat sakitKonsepsehat sakit
Konsepsehat sakit
 
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptx
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptxResume Pharmaceutical in Public Health.pptx
Resume Pharmaceutical in Public Health.pptx
 
Makalah lansia yani
Makalah lansia yaniMakalah lansia yani
Makalah lansia yani
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
 
Makalah sosilogi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau By Pan...
Makalah sosilogi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau By Pan...Makalah sosilogi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau By Pan...
Makalah sosilogi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau By Pan...
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
 
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
 
Psikososial kom
Psikososial komPsikososial kom
Psikososial kom
 
Konsep sehat –sakit
Konsep sehat –sakitKonsep sehat –sakit
Konsep sehat –sakit
 

Wellness beauty 2

  • 1. Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan Secara Holistik untuk mencapai “Wellness Human Being” dr. Richard Siahaan, M.Si I. Pendahuluan Manusia adalah mahluk sosial yang sangat tergantung dengan manusia lain dan karena faktor “needs” ini maka manusia saling berinteraksi satu satu sama lain. Adanya kebutuhan juga mengakibatkan manusia membuat tingkatan kebutuhan mereka untuk mencapai kesejahteraan dan kesempurnaan. Menurut teori Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, dan teori ini telah resmi di akui dalam dunia psikologi. Hirarki kebutuhan ini dapat dilihat pada gambar 1.1. Gambar 1.1. Teori Kebutuhan Menurut Maslow 1
  • 2. Dari teori Maslow terlihat bahwa unsur estetik dan self actualisasion menempati urutan yang hampir di atas, yang artinya kebutuhan ini merupakan “needs” dari masyarakat kelas menengah ke atas, dan biasanya sudah merupakan trend di masyarakat kota besar, karena dengan bertambahnya penghasilan masyarakat bukan lagi hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar saja tapi sudah beranjak kepada kesejahteraan serta pemeliharaan kesehatan dan kecantikan serta umur yang panjang. Berangkat dari konsep di atas maka penulis ingin membahas kecantikan holistik yang dipandang dari kesejahteraan dan kesehatan secara holistik sesuai dengan 6 dimensi kecantikan. II. Pembahasan 2.1. Pengertian Sehat, Cantik, dan Wellness Sehat menurut pengertian awam danggap bahwa hanya terbebas dari penyakit, tetapi sebenarnya tidak sesederhana konsep tersebut. Menurut WHO sehat adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial dan tidak hanya terbebas dari penyakit. Sedangkan definisi sehat menurut Undang- undang Kesehatan RI adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang tetap hidup produktif baik secara sosial dan ekonomi. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sehat adalah suatu kesejahteraan yang secara keseluruhan mencakup bukan dari sisi tidak sakit tetapi boleh dikatakan sebagai kesehatan yang mengarahkan kepada kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Artinya di sini bukan hanya unsur kuratif yang ditekankan tetapi unsur promotif dan preventif juga dan termasuk kecantikan di dalamnya. Sedangkan cantik mempunyai banyak sekali definisi. Menurut KBBI cantik dikatakan sebagai elok, serta indah dalam bentuk dan perbuatannya. Jepang menilai kecantikan itu dari kulit dan rambutnya. Itulah alasan mengapa kulit orang Jepang halus dan bersih. Sedangkan di Iran mendefinisikan kecantikan itu identik dengan memiliki hidung yang mancung dan mungil. 2
  • 3. Menurut wanita Iran, hidung yang mancung dan mungil adalah suatu hal yang indah. Sedangkan menurut tradisi jawa kecantikan digambarkan dalam filosofi rupahsampat wahyabyantara, Dalam filosofi ini dikatakan bahwa kecantikan lahiriah adalah pancaran dari kecantikan rohaniah yang memerlukan keseimbangan. Maka kecantikan sejati merupakan suatu usaha perawatan yang menyeluruh baik jasmani maupun rohani. Secara biologis manusia dikatakan tidak cantik lagi apabila sudah menjadi tua atau timbul penuaan dini, artinya di sini terdapat penurunan fungsi secara alamiah atau penurunan fungsi karena pengaruh dari luar yang tidak bisa kita hindari. Sedangkan definisi Wellness adalah suatu proses yang panjang untuk mendapatkan kehidupan yang baik, berfikir positif, keadaan fisik yang optimum, psikologikal dan fungsi sosial; mengontrol dan meminimalisasi faktor eksternal dan internal berupa penyakit ataupun kondisi yang buruk. Pengertian Wellness sendiri mencakup 2 komponen yaitu fisik dan emosional. Fisik mencakup kesehatan, mencegah sakit dan termasuk menjadi cantik secara luar dan dalam. Sedangkan komponen emosional mencakup kemampuan menghadapai dan menanggapi stress secara fisik untuk mencapai wellness yang optimal. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai wellness yang optimal manusia harus bisa menjaga kesehatannya dari luar dan bahkan meningkatkan kesehatan mereka sendiri termasuk menjadi cantik dengan menjaga tubuh untuk tidak terpengaruh oleh zat-zat yang bersifat oksidan dan hal-hal yang bisa mengakibatkan stress yang akibatnya dapat menurunkan kualitas hidup kita. 2.2. Proses Menua Secara Biologis “Menua (= menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang 3
  • 4. diderita” (Constantinides, 1994). Aging atau penuaan secara praktis dapat dilihat sebagai suatu penurunan fungsi biologik dari usia kronologik. Proses menua tidak dapat dihindarkan dan berjalan dengan kecepatan berbeda, tergantung dari susunan genetik seseorang, lingkungan dan gaya hidup, sehingga proses menua dapat terjadi lebih awal atau lambat tergantung kesehatan masing- masing individu. Menurut flower (2003), proses menua adalah suatu penyakit dengan karakteristik yang terbagi menjadi 3 fase yaitu : 2.2.1. Fase Subklinik (Usia 25-35 tahun) Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Perubahan yang terjadi karena pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh, seperti diet buruk, stress, polusi, paparan berlebihan, radiasi ultraviolet oleh matahari. Kerusakan ini biasanya belum terlihat dari luar dan individu akan tetap terlihat “normal” tanpa ada tanda dan gejala dari proses menua atau penyakit, dan bahkan pada umumnya rentang usia ini dianggap muda dan normal. 2.2.2. Fase Transisi (Usia 35 – 45 tahun) Pada usia 35-45 tahun, produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%. Tubuh pun mulai mengalami penuaan. Pada masa ini mulai terlihat gejala klinis yaitu mata mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa posotif, rambut mulai beruban, elastisitas dan pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual menurun. Pada tahap ini radikal bebas merusak sel dengan cepat sehingga individu meulai merasa tampak tua. Radikal bebas mulai mempengaruhi ekspresi gen, yang menjadi penyebab dari banyak penyakit aging, termasuk kanker, arthritis, kehilangan daya ingat, penyakit arteri koronaria dan diabetes. 2.2.3. Fase Klinik (Usia 45 tahun ke atas) Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut 4
  • 5. menopause sedangkan kaum laki-laki mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi, tubuh menjadi cepat capek. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua terdiri dari faktor biologis, psikologis, lingkungan dan genetik sebagai berikut : 1. Faktor Biologis Faktor-faktor yang berkaitan dengan biologis adalah rendahnya kebugaran,/fitness, pola makan kurang tidak sehat, penurunan Growth Hormone (GH) atau hormon pertumbuhan, penurunan testoteron, penurunan melatonin secara konstan setelah usia 30 tahun dan menyebabkan gangguan ritme harian, kulit dan rambut akan berkurang pigmentasinya dan terjadi juga gangguan tidur, peningkatan prolaktin yang sejalan dengan perubahan emosi, dan stress, perubahan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang paling berperan adalah stress yang ternyata dapat memacu proses apoptosis di berbagai organ/jaringan tubuh, sehingga fungsi organ tersebut menurun. Proses stress ini terjadi dikaitkan dengan peninkatan sekresi hormon kortisol yang mempengaruhi sistem imunologis tubuh. 3. Faktor lingkungan Faktor-faktor lingkungan yang bisa mempercepat proses penuaan adalah pencemaran lingkungan oleh berbagi polutan dan kimia, suara bising, sinar ultraviolet (UV), dan radikal bebas dari berbagai makanan yang kita makan dan berbagai polutan dari lingkungan kita. 4. Faktor Genetik Faktor genetik menyumbang sekitar 30% untuk percepatan proses menua. Faktor gentetik yang berpengaruh di sini adalah “ jam gen “, perbaikan DNA, respon terhadap stress, pertahanan terhadap antioksidan. 5
  • 6. 2.3. Enam Dimensi Cantik Secara Holistik Konsep kecantikan holistik ini dikembangkan oleh Dr. Bill Hettler, seorang co-founder dari National Wellness Institute (NWI), yang terdiri dari 6 dimensi wellness yang dapat digunakan oleh setiap orang untuk mendapatkan suatu keadaan well-being. Keenam dimensi tersebut terdiri dari dimensi sosial, emosional, vokasional (Occupational), spiritual, fisik dan intelektual (lihat gambar 2.1.). [sumber : National Wellness Institute, 2010] Gambar 2.1. Konsep 6 Dimensi dari Wellness Model oleh Bill Hettler 2.3.1. Dimensi Sosial Dimensi sosial memberikan kontribusi terhadap lingkungan seseorang dan masyarakat. Dimensi ini menekankan saling ketergantungan antara orang lain dan alam, yang berarti kita harus melakukan interaksi yang baik terhadap sesama manusia dan alam sekitar kita yang memberikan kehidupan, karena alam sekitar kita juga bisa menyumbang hal yang baik maupun yang buruk 6
  • 7. terhadap kecantikan kita. Kita harus mengambil bagian aktif dalam memperbaiki lingkungan sekitar dengan mendorong kehidupan yang lebih sehat dan memulai komunikasi yang lebih baik dengan orang di sekitar kita. Kita harus selalu aktif mencari cara untuk melestarikan keindahan dan keseimbangan alam, dengan membuat cara yang baik untuk meningkatkan hubungan pribadi dan persahabatan yang penting, dan membangun ruang hidup yang lebih baik dengan sekitar kita. Agar tetap sejahtera dan cantik secara sosial maka kita harus hidup berdampingan secara harmoni dengan yang sesama; mencari hal-hal yang positif; saling membutuhkan antar sesame; dan saling mendukung antar sesama (Council for Third Age, Singapore 2007). 2.3.2. Dimensi Emosional Dimensi emosional menunjukkan kesadaran dan penerimaan perasaan seseorang terhadap dirinya dan orang lain. Dimensi ini mencakup kemampuan untuk mengelola perasaan dan perilaku seseorang termasuk penilaian realistis terhadap keterbatasan seseorang, pengembangan otonomi, dan kemampuan untuk mengatasi stress dengan baik. Dimensi ini juga menunjukkan cara mempertahankan suatu hubungan yang memuaskan dengan orang lain. Dimensi ini juga memperlihatkan bagaimana cara pengelolaan emosi kita untuk menjaga keseimbangan didalam diri kita dengan sesame dan lingkungan kita. Pengelolaan yang bisa kita lakukan untuk menjaga keseimbangan ini adalah pengolalan perasaan secara efektif; bisa menghargai dukungan dan bantuan dari orang lain; mampu membentuk hubungan saling tergantung dengan orang lain didasarkan atas landasan komitmen bersama, kepercayaan, dan rasa hormat; kemampuan menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan konflik dengan baik; Mengelola hidup dengan cara yang lebih baik, dan mengambil tanggung jawab atas tindakan yang kita buat sehingga dapat membantu untuk melihat kehidupan sebagai suatu yang dapat meningkatkan kesehatan, dan tantangan yang menarik. 7
  • 8. Prinsip-prinsip penanganan emosional yang dapat meningkatkan kesehatan adalah : a. Lebih baik untuk menyadari dan menerima perasaan kita daripada untuk menolaknya b. Lebih baik bersikap optimis terhadap hidup dan kehidupan kita jalani. Kebugaran dan keceriaan wajah akan tercermin dengan cara mengatur dan mengekspresikan perasaan emosi dengan bebas; dapat memahami perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain; dan memandang hidup dengan positif (Council for Third Age, Singapore 2007). 2.3.3. Dimensi Vokasional (Occupational) Dimensi ini memiliki ciri suatu kepuasan pribadi dan pengayaan dalam kehidupan seseorang melalui pekerjaan. Membanngun hubungan kerja dengan sikap yang baik. Kita akan menyampaikan nilai-nilai melalui keterlibatan kita dalam kegiatan yang dapat memuaskan untuk kita. Pilihan profesi, kepuasan kerja, ambisi karir, dan kinerja pribadi merupakan komponen penting membangun dimensi ini. Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini adalah : a. Lebih baik untuk memilih karir yang sesuai dengan kepribadian, nilai- nilai dan keyakinan kita. b. Lebih baik untuk mengembangkan kemampuan fungsional kita, dengan melihat peluang yang ada daripada tetap tidak aktif dan hanya diam saja. Kepuasan diri secara vokasional akan meningkatkan kecantikan dengan cara pemenuhan kebutuhan melalui pekerjaan dan sebagai sukarelawan; dan pencapaian kepuasan personal dan pemenuhan kebutuhan dalam pekerjaan dan sebagai relawan. 8
  • 9. 2.3.4. Dimensi Spiritual Dimensi spiritual memiliki ciri pencarian kita akan makna dan tujuan dalam eksistensi kita sebagai manusia. Dimensi ini mencakup pengembangan apresiasi yang mendalam terhadap kehidupan dan kekuatan alam yang ada di alam semesta. Pencarian kita ditandai dengan harmonisasi antara perasaan pribadi dan emosi. Sepanjang kehidupan kita mungkin mengalami perasaan banyak keraguan, keputusasaan, kekecewaan dan ketakutan, yang sama seperti kita mengalami perasaan senang, kebahagiaan dan sukacita, dimana itu semua menjadi suatu pengalaman yang sangat penting akan pencarian kita terhadap kebenaran yang nantinya akan diwujudkan dalam sistem nilai yang ada pada kita dan akan diadaptasi oleh kita untuk menunjukkan arti dari keberadaan kita di dunia ini. Hal ini tidak berarti bahwa seseorang itu religius, tetapi agara kita dapat merenungkan makna hidup dan menjadi toleran terhadap keyakinan orang lain. Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini adalah : a. Lebih baik untuk merenungkan makna hidup untuk diri kita sendiri dan memiliki toleransi terhadap keyakinan yang dimiliki oleh orang lain daripada untuk menutup pikiran kita terhadap berbagai perbedaan keyakinan. b. Lebih baik untuk hidup setiap hari dengan cara lebih konsisten dengan nilai-nilai dan keyakinan kita yang kita yakini sekarang, daripada selalu menganggap nilai-nilai yan dilakukan orang lain salah. 2.3.5. Dimensi Fisik Dimensi fisik memiliki ciri yaitu perlunya aktivitas fisik secara teratur untuk membangun kesehatan kita. Pemeliharaan kesehatan secara fisik mendorong kita untuk belajar tentang diet dan gizi dan mengurangi penggunaan bahan- bahan yang merusak tubuh seperti tembakau, obat-obatan dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Kesehatan yang optimal terpenuhi melalui kombinasi 9
  • 10. antara latihan fisik yang teratur dan kebiasaan makan yang baik. Ketika kita melakukan pemeliharaan kesehatan, kita akan berusaha menghabiskan waktu untuk membangun kekuatan fisik, fleksibilitas dan daya tahan, selain itu juga mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit sehingga kita dapat melakukan pekerjaan kita dengan baik, termasuk perawatan diri serta tepat dalam memilih pengobatan bila sakit. Dimensi fisik kesehatan melibatkan tanggung jawab pribadi dan kepedulian terhadap penyakit yang dianggap ringan dan juga mengetahui kapan memerlukan bantuan perawatan dari tenaga medis. Dengan memelihara kesehatan, kita akan dapat memonitor tanda-tanda peringatan tertentu terhadap penyakit yang lebih berat. Untuk itu kita perlu memahami hubungan antara nutrisi yang sehat dan bagaimana tubuh kita memanfaatkannya. Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini adalah : a. Lebih baik mengkonsumsi makanan dan minuman yang meningkatkan kesehatan kita daripada mengkomsumsi makanan yang merusak tubuh. b. Lebih baik sehat secara fisik daripada banyak keluhan penyakit. Perawatan kesehatan secara fisik yang dapat dilakukan untuk menjaga kecantikan yaitu bertanggungjawab terhadap tubuh melalui kebiasaan makan yang baik; olah raga teratur; pemeriksaan dan perawatan kesehatan teratur ; menggunakan pelayanan kesehatan yang sesuai. (Council for Third Age, Singapore 2007). 2.3.6. Dimensi Intelektual Dimensi intelektual dicirikan dengan adanya kreatifitas seseorang, peangktifan aktivitas mental. Pribadi yang baik akan mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya sekaligus mencari kemampuan potensialnya untuk dibagikan dengan sesamanya. Seseorang akan memanfaatkan kegiatan inteletual dan kebudayaannya di dalam kelas dan di luar kelas yang 10
  • 11. dikombinasikan dengan sumber daya manusia dan sumber daya intelektualnya baik dalam lingkungan universitas maupun pada komunitas yang lebih tinggi. Kita akan mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan pemecahan masalah, kreativitas, dan pembelajaran. Kita akan banyak menghabiskan waktu untuk meningkatkan kemampun personal dengan lebih sering mengkomsumsi buku bacaan, majalah, dan surat kabar, sekaligus mengembangkan ide-ide yang ada pada bacaan tersebut. Ketika kita mengembangkan rasa keingintahuan, kita akan secara aktif berusaha untuk mengembangkan dan menantang pikiran kita dengan ide-ide yang lebih kreatif. Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengelolaan dimensi ini adalah : a. Lebih baik untuk meregangkan dan menantang otak kita dengan ilmu pengetahuan dan kreatifitas daripada menjadi puas diri dan tidak produktif. b. Lebih baik untuk mengidentifikasi masalah yang potensial dan memilih pendidikan yang tepat daripada menunggu, khawatir dan berhadapan dengan masalah besar nantinya. Menjaga kecantikan dari dimensi ini dengan cara tetap menambah pengetahuan dan kemampuan berfikir dengan memperluas pengetahuan dan kemampuan; menstimulasi daya fikir melalui pendidikan formal atau dengan cara membaca, kursus informal, pendidikan lanjut, main game, catur, mengerjakan hobi, dan kegiatan lain yang sejenis (Council for Third Age, Singapore 2007). 2.4. Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan dari Dimensi Fisik 2.4.1. Memelihara Kesehatan dan Kecantikan Rambut Pemeliharaan rambut meliputi mencegah timbulnya uban, mencegah kerontokan dini, mencegah kekeringan kulit kepala 11
  • 12. a. Mencegah timbulnya uban Bagi seseorang yang sudah menginjak usia 30 tahun ke atas maka kita harus menjaga supaya rambut tidak timbul uban secara dini. Herbal yang dapat digunakan agar rambut dapat menjadi tetap hitam adalah biji pepaya. Kandungan biji papaya yang dapat menghitamkan rambut adalah glucoside cacirin dan karpain yaitu sejenis glukosida. Tanaman lain yang digunakan untuk menyehatkan rambut adalah daun rambutan yang megandung tanin yang berguna untuk membuat warna hitam pada rambut. b. Mencegah Kerontokan Rambut Rambut rontok bisa disebabkan oleh masa penuaan rambut dimana fase anagen lebih sedikit dibanding fase telogen pada rambut sehingga terjadi lebih banyak rambut yang dalam keadaan akan rontok. Faktor yang menyebbakan rambut rontok antara lain berhentinya kelenjar rambut memproduksi rambut, mengidap penyakit tertentu, luka bakar atau sikatrik pada kulit kepala, stress , ketombe dan lain sebagainya. Beberapa herbal yang dapat dipakai dalam merawat rambut yaitu buah mengkudu, jeruk nipis dan teh hijau. Buah mengkudu mengandung zat yang bernama xeronine yaitu zat yang merupakan hasil interaksi antara dua zat kimia yaitu proxeronine dan proxeronase, dan berguna untuk memacu pertumbuhan jaringan tubuh (rambut). Jeruk nipis mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), dan asam sitrun yang dapat membantu menguatkan akar rambut dan memperpanjang fase anagen pada rambut, selain itu dapat mengatasi masalah ketombe melalui asam sitrunnya sehingga dapat mencegah kerontokan rambut. Tanaman ketiga adalah daun teh hijau yang mengandung bahan-bahan aktif seperti Cathecin, EGCg dan alkaloid yang berfungsi sebagai antioksidan selain iitu cathecin dapat merangsang proses pertumbuhan rambut pada akarnya dan mencegah ketombe. 12
  • 13. c. Mencegah Kekeringan Pada Kulit Kepala dan Rambut Rambut menjadi kering dapat disebabkan karena perlakukan kita sendiri di jaman hidup yang serba instan yaitu antara lain dengan pemakaian hair dryer atau terkena matahari secara langsung atau pemakain alat catok rambut atau pemakain pewarna rambut. Hal ini menyebabkan kerusakan pada kutikula rambut yang mengakibatkan rambut tidak terlindungi lagi dan mudah patah-patah dan kering. Herbal yang dapat digunkan untuk mengatasi kerusakan rambut ini adalah dengan lidah buaya. Lidah buaya atau yang sering dikenal dengan aloe vera mengandung asam amino yang tinggi, vitamin dan mineral yang dapat melembabkan rambut. 2.4.2. Mengatasi Masalah Penuaan pada kulit Ketika terpapar sinar matahari melanosit dalam epidermis akan menstimulasi pembentukan melanin sehingga mengakibatkan kulit menjadi lebih gelap. Mekanisme perlindungan kedua diperoleh melalui kemampuan kulit untuk menjadi lebih tebal dengan meningkatnya kecepatan pembentukan sel kulit baru. Secara topikal banyak bahan alam yang bisa digunakan untuk menjaga kecantikan dan kesehatan kulit. Pegagan berdasarkan beberapa penelitian untuk kecantikan memiliki efek merangsang pertumbuhan rambut dan kuku, meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam jaringan ikat, meningkatkan pembemtukan mucin dan komponen-komponen dasar pembentukan lain, seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfate, meningkatkan daya kompak dermis, meningkatkan proses keratinisasi epidermis, melalui perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan keseimbangan pada jaringan ikat. Dengan fungsi ini, pegagan akan membantu meningkatkan regenerasi sel kulit dan menjaga kulit tetap sehat dan terhindar dari penuaan dini. 13
  • 14. Disamping pegagan bahan alami lainnya seperti teh hijau (Camellia sinensis L), kemuning (Murraya paniculata L.), temugiring (Curcuma heyneana V), dan kelompok bunga-bungaan termasuk mawar (Rosa centifolia L.), melati (Jasminum sambac L.), kenangan (Cananga odorata L.) juga bagus digunakan untuk kulit. Kandungan polifenol dari tanaman di atas dapat bekerja sebagai antioksidan yang dapat menahan radikal bebas serta menghambat efek penuaan pada kulit. 2.5. Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan dari dimensi Intelektual Kecerdasan intelektual adalah tingkatan dan kecepatan seseorang dalam mengambil kesimpulan yang jitu dan diikuti oleh tindakan yang jitu pula ketika menghadapi masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya. (Prof Dr. H.M. Yacub, M.Ed.). Jadi bisa disimpulkan bahwa unsur dari Intelektualitas adalah kecepatan memproses, mengingat dan memecahkan masalah. Dari beberapa penelitian diterima secera luas bahwa kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada dewasa akhir, yang mengakibatkan kualitas hidup dan produkifitas dari individu tersebut berkurang. Gejala seperti ini disebut sebagai dimensia dimana terjadi penurunan fungsi kognitif secara progresif bila tidak segera diatasi. Berbagai herbal Indonesia ternyata dapat meningkatkan proses intelektual adantara lain adalah pegagan (Cantela asiatica L.) yang mengandung asiatikosida yang dapat mencegah pembentukan plak dan memperbaiki sintesis kolagen sehingga dapat melancarkan aliran darah ke otak. Tanaman lain adalah rimpang kunyit (Curucuma Domestica L.) yang mengandung antioksidan kurkumin yang dapat mencegah kerusakan otak akibat oksidatif stress. Dengan pemberian kurkumin menunjukkan adanya peningkatan fungsi kognitif, selain itu dapat berguna untuk pengobatan Alzheimer. Makanan sehat lainnya yang dapat meningkatkan daya ingat adalah ikan patin, ikan tuna dan beberapa ikan lainnya yang banyak mengandung asam 14
  • 15. lemak tak jenuh omega-3 dan omega-8 yang berguna untuk mempercepat perbaikan sel dan mencegah penyakit degeneratif terutama dementia dan Alzheimer. Selain itu untuk menjaga agar otak kita tidak cepat mengalami kemunduran maka harus menjalani hidup dengan bersyukur dan melakukan kegiatan seperti selalu tersenyum setiap saat, membunuh stress, menanggapi masalalah dengan baik, dan melawan kebiasaan buruk yang dapat merusak otak kita. 2.6. Pemeliharaan Kesehatan dan Kecantikan dari dimensi Spiritual Kecantikan spiritual adalah kecantikan yang sebenarnya yang berasal dari hati dan jiwa orang tersebut. Ketika seseorang memiliki kecantikan spiritual kecantikannya akan dipancarkan sepuluh kali lebih dari sekedar seseorang yang hanya tentang kecantikan fisik. Bagaimana kita mendapatkan inner beauty ini? Melalui Tuhan YME, melalui mengetahui bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi yang memberikan kita semua memiliki kekuatan dan kepercayaan diri yang kita butuhkan untuk menjalani hidup yang terbaik. Ketika kita menjalani hidup, kita akan merasa damai, percaya diri, bahagia dan kita akan memancarkan cahaya batin yang satu secara alami. Merasa lebih baik secara otomatis akan membuat kita selalu memperhatikan diri sendiri dan kesehatan kita yang akan terekspresi dengan penampilan fisik kita. Daya tarik fisik tidak lagi menjadi perhatian utama kita, tetapi hal terpenting adalah memiliki keseimbangan batin dan mengetahui siapa diri kita, mengetahui bahwa kita sebenarnya diciptakan cantik dan tubuh kita adalah sebuah rumah ibadah yang harus tetap dijaga. Kita tidak akan lagi dihantui oleh perasaan rendah diri, iri hati dan mencoba untuk bersaing terhadap sesuatu dengan standar rendah. Kita akhirnya akan menarik orang-orang berkualitas ke dalam hidup kita yang menghargai tubuh secara lahir dan batin. Nah, itulah kecantikan yang sebenarnya. 15
  • 16. Pemeliharaan kesehatan secara tradisional yang dapat kita lakukan dri unsure spiritual adalah dengan melakukan yoga, meditasi secara rutin, akupuntur relaksasi, mencium bau-bauan aromaterapi yang bisa memberikan ketenangan dan berjalan-jalan di alam sekitar yang memberikan kita inspirasi sehingga menyadari kecantikan itu sebenarnya adalah suatu hal alamiah dan sudah dimiliki oleh setiap orang. III. Kesimpulan Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki banyak sekali kebutuhan. Dengan banyaknya kebutuhan maka manusia menginginkan hidup yang lebih santai. Kehidupan yang lebih santai ini dapat memicu penyakit-penyakit dan mengurangi “Wellnes” secara keseluruhan yang akhirnya juga terjadi proses penuaan dini yang tidak dapat dicegah yang ujungnya adalah berpengaruh kepada kecantikan orang itu dari dalam. Manusia membutuhkan pola hidup untuk menjaga kesehatan secara holistik, yaitu dengan kembali ke alam dan membawa kebiasaan baik dalam hidup, serta lebih banyak mengkomsumsi bahan-bahan yang sifatnya alamiah. Dimensi fisik, dimensi intelektual dan dimensi spiritual merupakan 3 dari 6 dimensi kecantikan holisistik yang harus kita terapkan karena dengan menerapkan 3 dimensi ini saja kita sudah cukup mendapatkan Wellness Beauty yang sesungguhnya dan menciptakan kecantikan yang menyeluruh tanpa mengesampingkan 4 dimensi lainnya. 16
  • 17. DAFTAR RUJUKAN 1. McGregor, Sue L.T. (2010). Well-being, Wellness and Basic Human Needs in Home Economics. Faculty of Education Mount Saint Vincent University Halifax 2. Yacub, H.M. (2010). Antara Kecerdasan Emosional dan Intelektual. Artikel Bebas. 3. Pranarka, Kris. (2006). Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut yang Sehat. Jurnal Universa Medicina, Vol 25, No. 4 ; page 187 – 197. 4. Aiwah, Raisa N.M. (2012). Awet Muda Tetap Cantik dan Sehat Alami. Yogyakarta : Easymedia Press. 5. Hidayah, A. (2011). Herbal Kecantikan. Yogyakarta : Citra Media Press. 6. Tilaar, Marta., Wih, Wong Lip., Ranti, Anna Setiadi. (2010). The Green Science of Jamu. Jakarta : Dian Rakyat Press. 7. Munim, Abdul., Hanani, Endang. (2011). Fitoterapi Dasar Vol 1. Jakarta : Dian Rakyat Press. 8. Berra, Bruno., Rizzo, Angela Maria. (2009). Glycemic Index, Glycemic Load< Wellness and Beauty : The State of Art. Jurnal Clinics in Dermatology, Vol. 27; page 230 – 235. 9. Julianti, Riri., Budiono, Ari. (2008). Dementia. Tinjauan Pustaka, Fakultas Kedokteran Universitas Riau Pekanbaru. 10. Council for Third Age. (2007). Active Ageing, Active Living. http://www.ogilvypr.com/en/case-study/singapore-council-third-age. 11. Prasetyaningrum, Juliani. (2008). Perbedaan Tenang Penurunan Intelektual Pda Masa Dewasa Akhir. Tinjauan Pustaka 12. Handaruwati, Rr., Budijanto, Slamet., Hariyadi, Purwiyanto., Satiawiharja, Budiatman. (2001). Produksi Fraksi Kaya Asam Lemak Omega-3 Melalui reaksi Alkoholosis Enzimatis Minyak Ikan Tuna Menggunakan Lipase Rhizomucor miehel. Jurnal Forum Pascasarjana Vol. 24, No. 4; page 572 - 574. 17
  • 18. 13. Anonim. (2009). Six Dimention of Wellness Model. National Wellness Institute Inc. 14. Panagan, Almunady T., Tuhandini, Heni., Gultom, Jojor Uli. (2011). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3 dari Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan Metode Kormatografi Gas. Jurnal Penelitian Sains Vol. 14, No. 4(C); page 14409-38 – 14409-42. 18