Model PRECEDE-PROCEED merupakan kerangka kerja komprehensif untuk menilai kesehatan dan kualitas hidup serta merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program kesehatan masyarakat. Model ini terdiri dari 9 tahapan untuk diagnosis masalah kesehatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi program.
Terapi komplementer, bisa juga disebut terapi komplementer-alternatif yang artinya jenis pengobatan non farmakologis atau pengobatan penunjang yang dilakukan bersamaan dengan terapi farmakologis.
Terapi komplementer, bisa juga disebut terapi komplementer-alternatif yang artinya jenis pengobatan non farmakologis atau pengobatan penunjang yang dilakukan bersamaan dengan terapi farmakologis.
PPT disusun dalam rangka penugasan salahsatu mata kuliah.
untuk semua yang berperan dalam penyusunan ppt ini, saya ucapkan terima kasih.
untuk pembaca yang budiman, semoga bermanfaat.
Thanks to follow my SlideShare account .
Follow me on :
IG : @riskiekaf
Terdapat 4 model promosi kesehatan yang banyak digunakan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan. 4 model promosi kesehatan itu antara lain :
1. Model Kepercayaan Kesehatan (Helath Belief Model)
2. Model Transteoritik (Transtheoritical Model)
3. Teori Aksi Beralasan (Theory of Reasoned Action)
4. Stres dan Koping (Stress and Coping)
Dari keempat model diatas, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga untuk pemilihan model promosi kesehatan perlu beberapa pertimbangan yang harus dikaji terlebih dahulu. Materi berikut menjabarkan tentang keempat model beserta dengan kelebihan dan kekurangannya.
PPT disusun dalam rangka penugasan salahsatu mata kuliah.
untuk semua yang berperan dalam penyusunan ppt ini, saya ucapkan terima kasih.
untuk pembaca yang budiman, semoga bermanfaat.
Thanks to follow my SlideShare account .
Follow me on :
IG : @riskiekaf
Terdapat 4 model promosi kesehatan yang banyak digunakan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan. 4 model promosi kesehatan itu antara lain :
1. Model Kepercayaan Kesehatan (Helath Belief Model)
2. Model Transteoritik (Transtheoritical Model)
3. Teori Aksi Beralasan (Theory of Reasoned Action)
4. Stres dan Koping (Stress and Coping)
Dari keempat model diatas, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga untuk pemilihan model promosi kesehatan perlu beberapa pertimbangan yang harus dikaji terlebih dahulu. Materi berikut menjabarkan tentang keempat model beserta dengan kelebihan dan kekurangannya.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
vdocuments.mx_model-precede-proceed.ppt
1. (Predisposing, Reinforcing, Enabling Construct in Educational Diagnosis
Policy, Regulatory, and Organizational Constructs in Educational and
Enviroment Development) Green & Kreute ‘91
PROMOSI KESEHATAN
2.
Definisi Teori Precede-Proceed
(Lawrence W. Green)
Model PRECEDE-PROCEED adalah struktur
yang komprehensif untuk menilai kesehatan
dan kualitas hidup dan kebutuhan untuk
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
promosi kesehatan dan program kesehatan
public lainnya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
3. PRECEDE-PROCEED Model
Predisposing,
Reinforcing, &
Enabling
Constructs in
Educational/Ecolog
ical
Diagnosis &
Evaluation
Policy,
Regulatory &
Organizational
Constructs in
Educational &
Environmental
Development
4. PRECEDE
Menguraikan proses perencanaan diagnostic
untuk membantu dalam pengembangan sasaran
dan focus program kesehatan masyarakat
PROCEED
Memandu pelaksanaan dan evaluasi program
yang dirancang menggunakan PRECEDE.
5. PRECEDE-PROCEED Model
Lima Tahap dari PRECEDE yaitu:
1. melibatkan penentuan kualitas hidup atau
masalah sosial dan kebutuhan masyarakat
tertentu
2. mengidentifikasi faktor-faktor penentu
kesehatan dari masalah dan kebutuhan.
3. melibatkan analisis faktor-faktor penentu
perilaku dan lingkungan dari gangguan
kesehatan
6. 4. faktor-faktor yang mempengaruhi untuk,
memperkuat, dan memungkinkan perilaku
dan gaya hidup diidentifikasi
5. melibatkan dan memastikan promosi
kesehatan, kesehatan pendidikan dan atau
kebijakan yang berhubungan dengan
intervensi terbaik akan cocok untuk
mendorong perubahan yang diinginkan dalam
perilaku atau lingkungan dan faktor-faktor
yang mendukung perilaku dan lingkungan
mereka.
7. Empat tahap PROCEED yaitu:
1. intervensi diidentifikasi dalam tahap lima
dilaksanakan
2. memerlukan evaluasi proses intervensi.
3. Melibatkan evaluasi dampak dari intervensi
pada faktor-faktor pendukung perilaku, dan
pada perilaku itu sendiri
4. evaluasi hasil adalah, menentukan efek akhir
dari intervensi pada kesehatan dan kualitas
hidup penduduk
8. Tujuan Model PRECEDE-
PROCEED
Tujuan PRECEDE adalah pada fase diagnosis
masalah, menetapkan prioritas masalah dan
diagnosis program.
Tujuan PROCEED adalah untuk menetapkan
sasaran dan criteria kebijakan, serta
implementasi dan evaluasi
11. Fase 1 (Diagnosis sosial)
Diagnosis sosial adalah proses menetukan persepsi
masyarakat terhadap kebutuhannya dan aspirasi
masyarakat untuk meningkatkan kualitas
hidupnya,melalui partisipasi dan penerapan berbagai
informasi yang didesain sebelumnya.
Fase 2 (Diagnosis epidemiologi)
Fokus pada fase ini adalah untuk mengidentifikasi
permasalahan kesehatan yang spesifik dan faktor non-
medis yang berhubungan dengan kualitas kehidupan
yang buruk. Menjelaskan permasalahan kesehatan
tersebut dapat:
12. Lanjutan…..
Membentuk hubungan antara permasalahan
kesehatan, kondisi kesehatan lain, dan kualitas
kehidupan;
Mendorong penyusunan prioritas masalah
yang akan memandu fokus dari program dan
pemanfaatan sumber daya secara efektif; dan
Menyusun kewajiban yang jelas pada masing-
masing pihak
14. Fase 3 (Diagnosis perilaku dan lingkungan)
Diagnosis perilaku adalah analisis hubungan
perilaku dengan tujuan atau masalah yang
diidentifikasi dalam diagnosis epidemiologi atau
sosial. Sedangkan diagnosis lingkungan adalah analisis
paralel dari faktor lingkungan sosial dan fisik daripada
tindakan khusus yang dapat dikaitkan dengan perilaku.
Faktor faktor ini mencakup penyebab non-perilaku
(faktor individu dan lingkungan) yang dapat
berkontribusi pada permasalahan kesehatan, tetapi
tidak dikontrol oleh perilaku
15. Fase 4 (Diagnosis pendidikan dan organisasi)
Faktor predisposisi (predisposing factors)
Faktor yang mempermudah atau mendasari untuk
terjadinya perilaku tertentu.
Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor yang memungkinkan untuk terjadinya
perilaku tertentu atau memungkinkan suatu motivasi
direalisasikan.
Faktor penguat (reinforcing factors)
Merupakan factor yang memperkuat suatu perilaku
dengan memberikan penghargaan secara terus
menerus pada perilaku dan berperan pada terjadinya
pengulangan.
16. Contoh diagnosis pendidikan dan
organinasional:
Predisposing factors
Kurangnya pengetahuan tentang cara hidup bersih
dan sehat.
Kebiasaan MCK di sungai.
Penggunaan air sungai sebagai sumber air minum
dan masak.
Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan
dan setelah BAB
Kurangnya pengetahuan tentang diare.
17. Enabling factors
Terbatasnya sumber/fasilitas air bersih
Terbatasnya fasilitas jamban
Terbatasnya daya jangkau ke pusat kesehatan
Kegiatan PKK dan karang taruna yang tidak
terlaksana dengan baik
Reinforcing factors
Perilaku tokoh masyarakat yang juga tidak
memberikan contoh yang baik
18. Fase 5 (Diagnosis administrasi dan
kebijakan)
Untuk diagnosis administratif, dilakukan tiga penilaian,
yaitu sumber daya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan program, sumber daya yang terdapat di
organisasi dan masyarakat, serta hambatan
pelaksanaan program.
Untuk diagnosis kebijakan, dilakukan identifikasi
dukungan dan hambatan politis, peraturan dan
organisasional yang memfasilitasi program serta
pengembangan lingkungan yang dapat mendukung
kegiatan masyarakat yang kondusif bagi kesehatan.
19. Lanjutan,,,,,,,,,,
Data yang dibutuhkan untuk perencanaan
promosi kesehatan dapat diperoleh dari
berbagai sumber berikut:
Dokumen yang ada
Langsung dari masyarakat
Petugas kesehatan di lapangan
Tokoh masyarakat
20. Cara pengumpulan data yang
dapat dilakukan adalah:
Key informant approach
Community forum approach
Sample survey approach
21. Fase 6 (Implementasi)
Fase ini hanya berupa pengaturan dan
pengimplementasian intervensi yang telah
direncanakan sebelumnya
Fase 7 (Evaluasi proses)
Fase ini bukanlah mengenai hasil, tetapi mengenai
prosedur. Evaluasi disini berarti apakah kita
sedang melakukan apa yang telah kita
rencanakan sebelumnya
22. Fase 8 (Evaluasi dampak)
Pada fase ini, kita mulai melakukan evaluasi
terhadap sukses awal dari upaya kita.
Faktor-faktor pendukung perilaku pada fase ini
adalah:
Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factor)
Faktor-faktor pemungkin (Enabling factors)
Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors)
23. Fase 9 (Evaluasi hasil)
Apakah intervensi kita sungguh bekerja
dalam menghasilkan outcome yang
teridentifikasi pada komunitas pada fase 1
sebelumnya?”. Intervensi ini mungkin dapat
secara sukses dilakukan, prosesnya sesuai
dengan yang direncanakan, dan terjadi
perubahan yang memang diharapkan
24. Langkah-langkah untuk menetapkan
prioritas masalah kesehatan meliputi hal-hal
berikut :
Menentukan status kesehatan masyarakat.
Menentukan pola pelayanan kesehatan msyarakat
yang ada.
Menentukan hubungan antara status kesehatan dan
pelayanan kesehatan di masyarakat.
Menentukan determinan masalah kesehatan
masyarakat (meliputi tingkat pendidikan, umur,
jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan atau
perilaku dan kepercayaan yang dianut).
25. Mengembangkan Komponen
Promosi Kesehatan
Menentukan tujuan promosi kesehatan
Menentukan sasaran promosi kesehatan
Menentukan isi promosi kesehatan
Menentukan metode yang akan digunakan
Menentukan media yang akan digunakan