SlideShare a Scribd company logo
SPEKTROFOTOMETER UV/VIS
• Spektrofotometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur besarnya transmisi atau
absorbansi suatu sampel sebagai fungsi dari
panjang gelombang.
• Spektrofotometer UV bekerja berdasarkan
penyerapan sinar (absorbsi), energi pada daerah
UV dan tampak menghasilkan perubahan energi
elektronik molekul yang merupakan hasil
transisi (perpindahan elektron valensi dalam
molekul tersebut).
Spektrum Ultraviolet
Spektrum UV-VIS disebut juga spektrum elektormagnetik, terjadi
sebagai hasil interaksi radiasi UV-VIS terhadap molekul yang
mengakibatkan molekul tersebut mengalami transisi elektronik.
Pada UV-VIS ada 2 daerah pengukuran, yaitu:
Daerah radiasi ultra lembayung (ultra violet)
 = 200 – 380 nm
Daerah radiasi sinar tampak (visual)
 = 380 – 780 nm
Spektrum yang umum dikenal adalah absorbsi atau persen
transmisi terhadap panjang gelombang (absorbansi).
Spektrofotometer ada yang menggunakan berkas
rangkap (double beam) tetapi prinsip peralatannya
sama seperti sistem berkas tunggal (single beam)
yang secara diagram blok dapat digambarkan sebagai
berikut:
Sumber Monokromator Sampel Detektor Pembacaan
Instrumentasi Spektofotometer
UV-Vis
 sumber radiasi atau cahaya
 monokromator
 tempat sampel
 detektor
 ampli
 pengolah data
1 2 3 4 5 6
Komponen-komponen utama yang diperlukan dalam
spektrofotometer UV-Vis meliputi:
1. sumber radiasi atau cahaya
2. monokromator
3. tempat sampel
4. detektor
5. ampli
6. pengolah data
Skema Instrument Spektrofotometer UV
Khusus pada spektrofotometer UV dan
Vis masing-masing menggunakan
sumber lampu tungsten.
• Lampu Deuterium (Hidrogen)
• Lampu Tungsten (Wolfarm)
Lampu Deuterium (Hidrogen)
Lampu ini menghasilkan spektrum kontinu dalam
daerah ultraviolet yang dihasilkan oleh eksitasi dari
deuterium atau hidrogen pada tekanan rendah.
Biasanya menggunakan arus searah 40 V dan power
suply diperlukan untuk mendapatkan intesitas yang
konstan.Baik lampu deuterium ataupun hidrogen
menhasilkan spektrum kontinu dalam daerah 180-375
nm, tetapi bukan merupakan spektrum kontinu.
Lampu Tungsten (Wolfarm)
Sumber radiasi yang umum digunakan
pada daerah tanmpak dan inframerah dekat
adalah lampu filamen tungsten. Pada
kondisi operasi biasa, hasil lampu tungsten
ini memadai dari kira-kira 325 nm-2500 nm.
Energi yang dipancarkan sangat bervariasi
sesuai dengan panjang gelombangnya.
Monokromator
Monokromator adalah peralatan optik yang berfungsi
mengisolasi suatu berkas radiasi dari sumber kontinu dengan
kemurnian spektral yang tinggi untuk panjang gelombang
manapun. Unsur-unsur terpenting suatu monokromator sistem
celah (slit) dan unsur pendispersif.
Celah (slit)
Celah Monokromator merupakan bagian yang penting dalam
menentukan unjuk kerja karakteristik dan kualitasnya.Setiap
monokromator selalu dilengkapi dengan sepasang celah,yaitu
celah masuk dan celah keluar.Kedua celah tersebut selain
berperan yang menentukan sifat monokromatis radiasi yang
dihasilkan juga sifat resolusi panjang gelombangnya.celah
umumnya terdiri dari dua buah pelat logam sehingga sisi-sisinya
tajam.
Monokromator terbagi menjadi :
 Monokromator Prisma
 Monokromator Grating (kisi)
Monokromator Prisma
Komponen ini terbuat dari bahan kuarsa yangbisa digunakan
untuk daerah ultraviolet tampak maupun infra merah dekat.gelas
menghasilkan pemilihan yang baik pada daerah panjang gelombang
antara 350 nm – 2500 nm tetapi tidak untuk ultraviolet.Prinsip kerja
prisma, apabila seberkas sinar melewati antar muka dua medium
yang berbeda, sepertiudara dangelas , sinar akan dibelokkan yang
disebut refraksi.Besarnya pembelokan tergantung pada indeks
bias.Indeks bias ini berubah-ubah dengan panjang gelombang
sinarnya, sinar biru lebih dibelokkan daripada sinar merah.
Monokromator Grating (kisi)
Tahap pertama pada pembauatan grating
refleksi yaitu penyediaan master grating
yangdari bahan ini dapat dibentuk banyak
replikan grating.Master grating terdiri dari
lekukan paralel dengan jarak rapat disusun pada
permukaan keras yang telah dilapisi dengan
peralatan seperti intan.
 bahan
 pembuatan sample
 reagen
Wadah Sampel (Kuvet)
 Sel atau kuvet harus terbuat dari bahan yang dapat
meneruskan sinar daerah spektrum yang digunakan.
Kaca leburan silikat biasa digunakan antara 350 nm-
3,0 µm. Pada daerah 300 nm sampai daerah tampak
dapat menggunakan sel dari bahan kaca corex. Tetapi
bahan demikian tidak boleh digunakan untuk daerah
ultraviolet, karena bersifat mengabsorbsi sinar
ultraviolet.
 Jadi untuk pengukuran daerah ultraviolet dibawah
350 nm, sel harus terbuat dari bahan kuarsa atau
leburan silika. Sel yang berbentuk persegi adalah
yang lebih baik dan harganya relatif mahal.
Untuk cuplikan padat
Jika cuplikan sudah transparan (misalnya
lembaran plastic, substrat tipis pada kaca)
maka cuplikan tersebut dapat langsung
ditempatkan pada jalur sinar.
Contoh:
SnCl2 dalam alkohol disemprotkan pada
kaca, kemudian dipanaskan supaya alkoholnya
menguap dan SnCl2 nya teroksidasi menjadi
SnO2.
Untuk cuplikan cair
 Jika menggunakan pelarut air atau
pelarut organik, digunakan kuvet gelas
atau kuarsa.
Pelarut
Secara umum pelarut yang dipilih harus bersifat :
 Dapat melarutkan sampel dengan sempurna
 Dapat meneruskan sinar dari daerah panjang
gelombangyang diinginkan atau tidak boleh mengabsorbsi
sinar.
 Batas tembus menunjukkan panjang gelombang terendah
yang dapat meneruskan sinar, jadi panjang gelombang
maksimum zat harus lebih besar dari batas tembus.Pelarut-
pelarut yang umu digunakan untuk daerah ultraviolet dan
tampak dapat dilihat pada tabel
Daftar pelarut untuk Spektrofotometer UV/Vis
Jenis Pelarut Batas tembus sinar
(nm)
Air
Alkohol
n-Heksana
sikloheksana
Benzena
Ether
Aseton
Dioksana
190
210
220
210
280
210
330
220
CuSO4
aquades
+ H2SO4 5 ml
0 ml 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml 12 ml
+NH3 +NH3 +NH3 +NH3 +NH3 +NH3 +NH3
Cat: penambahan NH3 masing-masing sebanyak 5 ml
500 ml
100 100 100 100 100 100 100
Pembuatan Larutan Standar
Detektor
Prinsip detektor adalah mengubah energi radiasi
yang jatuh mengenainya menjadi suatu besaran yang
dapat diukur. Sifat-sifat detektor yang ideal harus
mempunyai kepekaan tinggi, perbandingan sinyal dan
noise tinggi dan respon tetap pada daerah panjang
gelombang pengamatan.
Jenis-jenis detektor :
 Fotosel (Photovoltaice Barrier-Laver-Cells)
 Tabung foton Hampa
 Tabung Penggandaan foton (Photomultiplier
Tube)
Fotosel (Photovoltaice Barrier-
Laver-Cells)
 Detektor fotosel digunakan terutama untuk mendeteksi
danpengukuran radiasi dalam daerah tampak.Pada bagian
luarnya disemprotkan lapisan tipis yang terbuatdari emas,
perak atau timah yang berfungsi sebagai elektroda
pengumpul.
 Prinsip kerjanya, bila seberkas radiasi yang
ditransmisikan oleh sampel jatuh mengenai permukaan
antara Ag dan seakan lepas dan terkumpul pada
Ag.Detektor ini bentuknya sederhana, murah dan tidak
memrlukan sumber tenaga listrik dari luar, tetapi fotosel
hanya cocok digunakan untuk fotometer filter.
Tabung foton Hampa
 Jenis detektor ini terdiri dari katoda berbentuk
setengah silinder dan kawat anoda yang keduanya
berada dalam tabung kaca yang dihampakan.Sinar
masuk melalui jendela kuarsa dan jatuh mengenai
permukaan katoda yang dilapisi senyawa peka
sinar.energi radiasi tersebut mampu melepaskan
elektron-elektron dari permukaan katoda dan akan
terkumpul pada kawat anoda dan menyebabkan
timbulnya arus listrik.Besarnya arus rtergantung
dari besarnya energi radiasi yang masuk.
 Untuk pengukuran intensitas radiasi yang kecil,
alatiilebihmenguntungkan daripada tabung
foton.Skema dari alat ini yaitu permukaan katoda
mempunyai komposisi seperti pada tabung foton ,
elektron-elektron akan mudah lepas bila ada radiasi
jatuh mengenai katoda.Tabung ini dilengkapi
elektroda-elektroda tambahan disebut dioda yang
mempunyai potensial 90 V lebih positif daripada
katoda sehingga elektron-elektron akan dipercepat.
 Bagian yang berfungsi mencatat dan mengolah
data. Pada kebanyakan spektrofotometer yang
sudah menggunakan teknologi tinggi
(computerized peran bagian ini dilakukan oleh
komputer ( PC).
 Berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal menjadi
informasi yang berbentuk data yang berupa
angka-angka.
Cara-cara sederhana mencari
kesalahan dalam spektrofotometri
UV/Vis
1. Lakukan dahulu pengecekan rutin,hal-hal
berikut ini :
 Panjang gelombang
 Absorbansi (A) atau Transmitansi (T)
 Sinar Sesatan
 Hasilnya diidiagnosis apakah terjadi
kesalahan dan dibagian mana?
2. Bila alat kurang berfungsi dengan baik selama pemakaian
jangan cepat menyimpulkan bahwa alat tersebut rusak,oleh
karena itu coba lakukan lebih dahulu berikut ini :
 Cek semua kontrol,apakah terpasang dengan baik dan
benar. Karena operator berpengalaman pun kadang-
kadang lupa menyalakan (”on”) kan lampu
 Kemudian cek kondisi eksperimen apakah ada sesuatu
yang menghalangi alat dari fungsi yang sebenarnya.
Keluarkan kuvet dan lihat apakah masih ada kesalahan.
3. Bila persoalannya menyangkut kesalahan pembacaan
absorbansi ”A” kemungkinan oleh adanya kontak kawat
atau kabel yangbjelek pada potensiometer/rekorder
maka larutan :
 Putar/stel panjang gelombang ”λ”pada 550 nm, buka
celah/slit dan perhatikan jalannya sinar yang melewati
kuvet
 Periksa lampu (kondisnya;longgar,karat dsb) dan
cermin
 Tentukan kesalahannya apakah optik,elektrik atau
mekanik?
 Cek ” fuse ” mungkin ada yang putus
 Bila terjadi kesalahan mekanis coba oleskan minyak
pelumas
Masalah Yang Sering Timbul Dan
Cara penangannya
A. Garis Dasar (Baseline) Jelek
- Kemungkinan ada kesalahan instrumental
- Kemungkinan kondisi kuvetnya
B. Nilai Absorbansi Rendah
C. Nilai absorbansi tinggi
D. Nilai panjang gelombang maksimum (λ maks)
tidak tepat
A. Garis Dasar (Baseline) Jelek
Kemungkinan ada kesalahan instrumental
 Periksa pada bagian kuvet apakah ada sesuatu yang
menganggu posisi kuvet
 Bila alatnya menggunakan filter,shutter dan attenuator
yang dioperasikan secara manual maka periksa
posisinya telah benar
 Periksa jalannya sinar sepotong kertas putih setelah
panjang gelombang di set pada 550 nm dan celah sinar
diatur selebar mungkin
 Khusus untuk instrument sinar tunggal,noise
mungkin terjadi karena output lampu lemah
atau ada kerusakan pada komponen
eletroniknya
 Bila instr ument telah dilengkapi dengan
kompesor baseline maka perlu resetting apabila
terjadi perubahan suhu lingkungan atau alatnya
telah lama tidak dipakai
 Bila baseline naik tajam pada panjang
gelombang yang sama ini menunjukkan
kesalahan pada sistem penggantian filter
otomatisnya
Kemungkinan kondisi kuvetnya
 Bila hasil pemeriksaan instrument cukup
memuaskan bararti kesalahan pada kuvet dan
isinya
 Kosongkan dan isinya kembali kuvat dengan
lautanny yang sama untuk menyakinkan bahwa
larutan tersebut homogen
 Periksa kuvet tersebut apakah ada kotoran di
bagian dalam atau ada bagian kuvet yang
tergores
B. Nilai Absorbansi Rendah
 Larutan yang tidak sempurna periksa apakah ada sebagian bahan
yang tertinggal pada tabungnya atau ada bahan-bahan yang
tersuspensi dalam larutan
 Adanya pengotor contoh mungkin contoh terkontaminasi oleh
bahan pengotor yang tidak mengabsorpsi
 Terjadi perubahan dalam contoh : periksa Ph larutan. Beberapa
contoh dapat rusak karena fotokimia atau oksidasi
 Ada gelembung dalam larutan contoh atau standar karena
pengaruh perubahan suhu bila kuvet telah diisi berulang kali
 Sinar melewati contoh tetapi kurang sempurna maka periksa posisi
sinar apakah lebih banyak pada bagian bawah atas atau disamping
 Distorsi puncak karena kecepatan scan teralu tinggi
atau lebar celah spektral efektifnya terlalu besar
terutama puncak-puncak tajam
 Untuk daerah panjang gelombang pendek harus
diperhatikan adanya sinar sesatan karena akan mampu
mengurangi absorpsi. Yang lebih sempit sehingga
perbandingan jumlah sinar sesatan yang mencapai
detektor menjadi lebih kecil
 Mungkin terjadi penyimpangan terhadap hukum Beer
dikarenakan perubahan konsentrasi oleh spesies
molekul contoh yang mengalami dimerasasi atau
pembentukan kompleks dll. Bila maslah ini dicurigai
terjadi maka ukur bebeapa seri larutan untuk
mengetahui ketidak lineritas absorban
C. Nilai absorbansi tinggi
Nampaknya kesalahan lebih disebabkan oleh
gangguan optik
 Adanya gelembung
 Penguapan contoh akan meningkatkan
absorbansi
 Pengendapan pada contoh
 Kondensasi contoh pada jendela kuvet analit
keluar dari larutan atau sebagian larutan
 Periksalah nilai skala pada kertas pencatat sesuai dengan
skala pada monokromator
 Bila mengukur campuran pada umumnya posisi λmaks
komponen-komponen kecil yang berselahan dengan
puncak-puncak komponen utama akan bergeser dari harga
sebenarnya
 Bila 2 puncak dengan ukuran yang hampir sama saling
tumpang tindih maka puncak tunggal yang dihasilkan tidak
akan memberikan informasi dari kedua komponen
 Perubahan pH atau pelarut adalah penyebab perbedaan
harga λmaks dengan data literatur yang umum terjadi
A. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada
Absorbsi
B. Pengaruh Matriks
C. Pengaturan kondisi optimum untuk
menekan gangguan
A. Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Pada Absorbsi
1. Karakteristik Larutan
Kondisi Ph larutan mungkin memberikan efek pada absorpsi.
Oleh karena itu harus diperhatikan dalam pemilihan rentang pH
dimana signal absorpsi stabil. Pengaturan pH mungkin perlu
dilakukan dalam multi komponen agar dapat dijaga perubahan
antara larutan-larutan asam dan basa.
2. Lebar Kuvet ( Cell path length )
Pada umumnya lebar kuvet adalah 10 mm tetapi untuk
meningkatakan sensitivitas dapat dilakukakn dengan
menggunakan lebar kuvet yang meningkat
3. Indeks Refraksi
Perbedaan absorpsi mungkin dapat terjadi bila larutan
blanko dan sample mempunyai indeks refraksi berbeda karena
komponen-komponen pelarut dan solute.
4. Reflaksi
Bila sinar dilewatkan dari suatu medium kemeum lain
dengan indeks refraksi berbeda maka beberapa sinar akan
direfleksikan. Efek refraksi juga bias terjadi pada permukanan
misalnya pada permukaan dari slit,tabung photomultiplier,lensa
atau cermin-cermin.
5. Turbiditas
Apabila tidak ada jlan lain pengukuran absorbansi tidak
dilakukan pada sample yang kental (Turbid). Prosedur untuk
menghilngkan kekentalan sample biasanya dengan cara
penyaringan,centrifugasi atau flokulasi.
B. Pengaruh Matriks
 Ada 4 langkah untuk menekan efek matriks :
 Perlakuan awal/pretreatment dari sampel uji untuk
menghilangkan bahan-bahan pengganggu
 Adisi unsur-unsur matriks kestandar kalibrasi
disamakan dengan matriks dari sampel ujinya
 Pengukuran efek matriks dan penetuan jumlah dari
bahan tersebut sesuai dengan yang diinginkan
 Adisi reagen ke dalam sampel untuk mereaksikan
dengan bahan-bahan penggangu dari matriks
sehingga dapat menghilangkan gangguan tersebut.
C. Pengaturan kondisi optimum
untuk menekan gangguan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pada tingkat
resolusi instrument dan gambaran berikut ini
perlu diperhatikan sebelum dilakukan analisis.
1. Lebar Pita Spektral
Untuk slit yang sempit akan memberikan efek
pada signal noise ratio yang baik dan resolusi
yang optimum dapat dicapai apabila signal noise
ratio besar.
2. Spektrum absorbsi
Pemilihan panjang geloombangnya mengikuti beberapa kriteria
berikut ini :
 Ketajaman puncak
Biasanya diinginkan pencak yang tajam sehingga kalibrasi
panjang gelombang dilakukan pada instrument
 Intensitas puncak relatif
Biasanya dipilih suatu puncak yang mempunyai absortivitas
relatif tinggi
 Posisi puncak pada spektrum
Puncak yang diidentifikasi sebaiknya terpisah baik atau
sempurna dengan peuncak-puncak komponen lainnya.
3. Stabilitas kromofor
Sering kali dalam penentuan senyawa diperlukan langkah reaksi
kimia dari analit sehingga membentuk kromofor
tertentu.waktunya bisa beberapa menit hingga puluhan
kromofor yang terjadi telah stabil.
Apabila analisis menggunkan metode standar,maka kedua parameter
uji presisi harus tersedia
 Repeabilitas (r)
Nilainya harus sama atau lebih kecil dari perbedaan hasil dari dua
ulagan singel tes dengan metode,bahan
sampel,personil,laboratorium hari yang sama
 Reproducibilitas (R)
Nilainya harus sama atau lebih kecil dari perbedaan hasil dari 2
ulagn singel tes dengan metode,bahan bahan
sampel,personil,laboratorium hari yang berbeda
Verifikasi, dan Kalibrasi
Spektrofotometer UV-Vis
Kalibrasi diperlukan untuk mengecek akurasi pengukurannyadalam
analisis spektrofotometri
Ada beberapa faktor terhadap fungsi dari spektrofotometer :
 Kestabilan
 Akurasi panjang gelombang
 Spectral bandpass
 Sinar sesatan
 Akurasi skala absorbans dan transmitans
 Kondisi yang berpengaruh thdp kestabilan sampel yg ukur
homogenitasnya
KALIBRASI PANJANG GELOMBANG
Prosedur :
1. Tempatkan blanko ke dalam kompartemen contoh
2. Tepatkan skala panjang gelombang pada nilai yang
akan dikalibrasi, lalu nol kan alat.
3. Memasukkan larutan pengkalibrasi atau filter ke dalam
kompartemen contoh
4. Carilah panjang gelombang puncak abs di sekitar λ
acuan tersebut dengan cara menggeser dari arah
tertentu;catat nilai λ1
Catatan :
 Pencarian λ dari puncak abs selalu dari arah yang
sama
 Nilai SD menyatakan presisi panjang gelombang
yang bersangkutan
5. Ulangi langkah 1 s.d. 4 dengan memilih λ
lainnya(λ 2, λ 3,…)
Catatan :
• λ yang dipilih diutamakan yang mengapit atau
berdekatan dengan λ biasa dipakai sehari-hari
6. Untuk masing-masing λ , akurasi nilainya
dinyatakan oleh nilai (λacuan – λr)
Catatan :
• Apabila λr berada dibatas luar toleransi
λacuan, maka perlu dilakukan koreksi dalam
membaca λ; bila terlalu menyimpang maka
spektrofotometer perlu diperiksa
Pembersihan kuvet
 Akuades dan methanol p.a. dapat dipakai untuk mebersihkan
kuvet
 Perendaman dalam aquades atau larutan mild sulfonate
detergent dapat membersihkan kuvet.
 Bila sulit dibersihkan, rendamlah kuvet dalam campuran 1 vol
HCl pekat + 3 vol akuades + 4 vol methanol p.a.
 Perendaman dalam larutan asam kromat adalah untuk kuvet
silika; tetapi kuvet harus segera dicuci dengan akuades setelah
direndam.
 Jangan gunakan larutan yang dapat merusak kuvet,seperti :
 Larutan alkali
 Deterjen yang mengandung ‘optical bleach’
 Cairan berisi serbuk penggosok
 Larutan yang mengandung ion flourida
KONFIGURASI
SPEKTROFOTOMETER UV-Vis
• Spektrofotometer Sistem “Single Beam”.
• Spektrofotometer Sistem double Beam”. Yang
menggunakan detektor tunggal (Single
Detector).
• Spektrofotometer Sistem Double Beam” yang
menggunakan dua buah detektor (Double
Detector).
• Spektrofotometer Sistem panjang glombang
ganda (Dual Wavelength).
Spektrofotometer Sistem ”Single
Beam”.
► Proses pengukuran larutan contoh dilakukan setelah terlebih
dahulu dilakukan pengukuran terhadap pelarutnya yang
biasanya diatur hingga mempunyai nilai Nol (Optical Null
System). Bila akan memperoleh spektrum resapan secara
keseluruhan maka perlu dilakukan pengukuran pada setiap
panjang gelombang secara bergantian antara penguluran
larutan contoh dan pelarutnya. Untuk memudahkan
pengukuran, saat ini telah berhasil dirancang
spektrofotometer yang telah dilengkapi dengan komputer
yang mampu melakukan proses Memory” serta pengolahan
data.
► Spektrofotometer konfigurasi seperti ini umumnya
mempunyai lebar pita spektra (Spectral Bandwidth) 5 – 7 nm.
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan:
1. Sumber energi 5. Detektor
2. Monokromator 6. Pengolah sinyal
3. Optical Attenuator 7. Pembacaan
4. Tempat contoh
Skema Spektrofotometer Single Beam
Spectrofotometer Sistem “Double Beam”
yang Menggunakan Detektor Tunggal
 Spectrofotometer sistem ini menggunakan suatu “Beam Splitter”
untuk menghasilkan “Cahaya Ganda” yang menuju kebagian
contoh dan pelarut (Referens), serta menggunakan detektor
tunggal.
 Spektrofotometer konfigurasi ini umumnya mempunyai lebar pita
spektra yang lebih sempit dibanding spektrofotometer Single
Beam” sehingga secara umum akan memberikan hasil
pengukuran yang lebih baik. Ada dua macam pengaturan lebar
celah yaitu yang bersifat tetap, biasanya dengan “Spectral
Bandwidth” 2 atau 3 nm, dan yang berfariasi dapat berkisar
antara 0,01 – 5 nm.
1
2
3 4 6 7 8
5
Keterangan:
1. Sumber energi 5. Tempat referens
2. Monokromator 6. Detektor
3. Beam splitter 7. Pengolah sinyal
4. Tempat contoh 8. Pembacaan (display)
Skema Spektrofotometer Double Beam Single Detektor
 Penggunaan dua detektor pada
spectrofotometer konfigurasi ini bertujuan
untuk analisis contoh yang berupa suatu
larutan koloid (berpenampilan keruh). Hal
ini dimungkinkan karena jarak antara tempat
contoh dengan detektor lebih dekat
disamping menggunakan rancangan detektor
yang khusus.
1 2 3 5 6 7 8
Keterangan:
1. Sumber energi 5. Tempat contoh
2. Monokromator 6. Detektor
3. Beam splitter 7. Unit pengolah sinyal
4. Tempat referens 8. Pembacaan (display)
4
Skema Spektrofotometer Double Beam Double Detektor
 Spektrofotometer konfigurasi ini mempunyai prinsip
menggabungkan dua buah sinar yang berasal dari dua
buah monokromator. Dengan panjang gelombang
berbeda sehingga dapat diperoleh pengukuran beda
resapan dan dua panjang gelombang. Hasil pengukuran
ini dapat dimanfaatkan untuk menganalisis contoh yang
berupa larutan koloid atau analisis campuran beberap
zat secara simultan.
1 2
3 4 5 6 7 8
Skema Spektrofotometer Dual Wavelength
Keterangan:
1. Sumber energi 5. Tempat contoh
2. Monokromator 1 6. Detektor
3. Monokromator 2 7. Pengolah sinyal
4. Chonner 8. Pembacaan
Spektrofotometer UV/Vis adalah salah satu
peralatan analisa yang ralatif sederhana dan amat
berguna untuk analisa senyawa-senyawa organik
maupun anorganik.Analisa dapat dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan ciri
khas absorbsi suatu senyawa.
 Aplikasi Kimia
 Analisa Kualitatif
 Analisa Kuantitatif
Aplikasi Kimia
 Energi radiasi absorbsi dalam daerah UV dantampak
amat tergantung dari jumlah dan susunan elektron
dalam molekul atau ion yang mengabsorbsi.Diantara
senyawa anorganik,absorbsi selektif biasanya ditentukan
koordinat kovalensi dengan atom-atom lain.Misalnya ,
ion Cu2+ sederhana tidak pernah ditemukan dalam
larutan air,karena terdensi kation tersebutmembentuk
ikatan koordinat dengan molekul atau ion yang
mengandung pasangan elektron bebas
sepertiair,ammonia, sianida atau klorida.Sedangkan
absorbsi selektif senyawa organik tergantung pada
susunan elektron dalam molekul.
Analisa Kualitatif
 Spektra absorbsi UV dan tampak merupakan
informasi penting untuk mendukung dalam
elusidasi struktur suatu senyawa.Apabila
tidakada absorbsi sekitar 210 nm hingga daerah
tampak, maka senyawa yang bersangkutan tidak
mengandung ikatan ganda terkonjugasi.Dan
apabila turun hingga 180 nm ternyata juga tidak
ada absorbsi,berarti senyawanya tidak
mengandung ikatan ganda.
Analisa Kuantitatif
• Penentuan suatu senyawa yang mengabsorbsi dapat
dilakukan langsungdengan menggunakan hukum Beer
apabila tidak ada bahan mengabsorbsi
lainyangmengganggu atau apabila bahan pengganggu
tersebutdapat dihilangkan atau dikoreksi.Contohnya
pengukuran konsentrasi ozon pada daerah asap
pinggiran kota.
• Senyawa-senyawa yang tidak mengabsorbsi seperti
kation dan anion dapat ditentukan secara
spektrofotometri setelah ditambahkan reagen tertentu
sehingga menghasilkan kompleks berwarba atau
membentuk kromofor yanglain.Salahsatu reagen
yangpaling penting adalah ditizon.
Reagen-reagen untuk penentuan anion
anorganik secara spektrofotometri
Spesies Reagen
Sianida (CN-)
Ammonia (NH3)
Fosfat (PO4
3-)
Klorida (Cl-)
Nitrat (NO3-)
Nitrit (NO2-)
Cl2, piridina,pirazolon
Fenol,NaOCl
Na2MoO4, asam askorbat
Hg(SCN)2, Fe3+
Cd,asam sulfamat, asam
kromotropat
Sulfanilamit,N-1
nafteilenediamin
dihidroklorida
Reagen-reagen untuk penentuan spesies organik secara
spektrofotometeri
Gugus funsional Reagen Absorbsivit
as Molar, ε
λmaks (nm)
Asam
Karbonil
Ester
Olefin(siklis)
Peroksida
Fenol
Pirol
Sulfanoat
Pinasianol
Dinitrofenilhidrasin
Asam kromotropat
3-metil-2benzotiazolon
hidrazon
Asam hidroksamat
Fenil azida
Ferotiosianat
4-Aminoantipirin
Dimetilamino
benzaldehida
Metilene blue
2-5 x 104
1 x 104
2 x104
7 x 104
0,8-1,2 x 103
5 x 104
5 x 103
1 x 104
5-9 x 104
9x 10
620
480
570
635
530
515
525
460
520-580
650
Titrasi Fotometrik
 Dalam metode titimetri, titik ekuivalen dari suatu
reaksi ditentukan berdasarkan perubahan warna
secara visual oleh suatu reaktan atau indikator.
Masalah-masalah dalam titrasi ini dapat diatasi
dengan membuat kurva titrasi spektrofotometri.
Kurva ini dibuat dengan menggambarkan absorbansi
versus volume reagen yang ditambahkan.
 Ada beberapa keuntungantitrasi fotometrik
dibandingkan dengan titrasi secara visual. Penentuan
titk akhirnya lebih cepat karena perubahan warna
yang sedikit dapat dideteksi dengan spektrofotometer.
 Total absorbansi suatu larutan pada panjang
gelombang tertentu merupakan jumlah
absorbansi dari komponen penyusunnya.
Korelasi tersebut memungkinkan untuk
melakukan analisa kuantitatif suatu
campuran meskipun spektranya saling
tumpang tindih.
UV_1.ppt

More Related Content

Similar to UV_1.ppt

penjelasan SPEKTROFOTOMETER dan contoh soal ppt.pptx
penjelasan SPEKTROFOTOMETER dan contoh soal ppt.pptxpenjelasan SPEKTROFOTOMETER dan contoh soal ppt.pptx
penjelasan SPEKTROFOTOMETER dan contoh soal ppt.pptx
MuhammadEkaRamdhani1
 
Spektrofotometri
SpektrofotometriSpektrofotometri
Spektrofotometri
Nurwinda Syaputri
 
UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)
Universitas Negeri Medan
 
Presentasi spektroskopi uv vis
Presentasi spektroskopi uv visPresentasi spektroskopi uv vis
Presentasi spektroskopi uv vis
khairul anwar
 
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Viskimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
university of muhammadiyah malang
 
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopikimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
university of muhammadiyah malang
 
Fourier Transform Infrared Spectrophotometer
Fourier Transform Infrared SpectrophotometerFourier Transform Infrared Spectrophotometer
Fourier Transform Infrared Spectrophotometer
Yusrizal Azmi
 
Materi Sensor
Materi SensorMateri Sensor
Materi Sensor
Ramatechno Ramatechno
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektrothia_tiunk
 
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docxREVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
NurulKholisah
 
Spektrofotometer
SpektrofotometerSpektrofotometer
Spektrofotometer
Fajar Adiyatama
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
faizul_hisham
 
Detektor radiasi
Detektor radiasiDetektor radiasi
Detektor radiasi
Ahmad Fajrin
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
Ibenk Hallen
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
noerarifinyusuf
 
SPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptxSPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptx
TiaNoors
 
Presentasi kimia analitik 2
Presentasi kimia analitik 2Presentasi kimia analitik 2
Presentasi kimia analitik 2Widya Wirandika
 
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasiSpektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 

Similar to UV_1.ppt (20)

penjelasan SPEKTROFOTOMETER dan contoh soal ppt.pptx
penjelasan SPEKTROFOTOMETER dan contoh soal ppt.pptxpenjelasan SPEKTROFOTOMETER dan contoh soal ppt.pptx
penjelasan SPEKTROFOTOMETER dan contoh soal ppt.pptx
 
Spektrofotometri
SpektrofotometriSpektrofotometri
Spektrofotometri
 
UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)
 
Presentasi spektroskopi uv vis
Presentasi spektroskopi uv visPresentasi spektroskopi uv vis
Presentasi spektroskopi uv vis
 
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Viskimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
 
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopikimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
 
Fourier Transform Infrared Spectrophotometer
Fourier Transform Infrared SpectrophotometerFourier Transform Infrared Spectrophotometer
Fourier Transform Infrared Spectrophotometer
 
Materi Sensor
Materi SensorMateri Sensor
Materi Sensor
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektro
 
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docxREVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
 
Spektrofotometer
SpektrofotometerSpektrofotometer
Spektrofotometer
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
Detektor radiasi
Detektor radiasiDetektor radiasi
Detektor radiasi
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
SPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptxSPEKTROSKOPI.pptx
SPEKTROSKOPI.pptx
 
Presentasi kimia analitik 2
Presentasi kimia analitik 2Presentasi kimia analitik 2
Presentasi kimia analitik 2
 
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasiSpektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
 

Recently uploaded

Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 

Recently uploaded (20)

Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 

UV_1.ppt

  • 1.
  • 2. SPEKTROFOTOMETER UV/VIS • Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya transmisi atau absorbansi suatu sampel sebagai fungsi dari panjang gelombang. • Spektrofotometer UV bekerja berdasarkan penyerapan sinar (absorbsi), energi pada daerah UV dan tampak menghasilkan perubahan energi elektronik molekul yang merupakan hasil transisi (perpindahan elektron valensi dalam molekul tersebut).
  • 3. Spektrum Ultraviolet Spektrum UV-VIS disebut juga spektrum elektormagnetik, terjadi sebagai hasil interaksi radiasi UV-VIS terhadap molekul yang mengakibatkan molekul tersebut mengalami transisi elektronik. Pada UV-VIS ada 2 daerah pengukuran, yaitu: Daerah radiasi ultra lembayung (ultra violet)  = 200 – 380 nm Daerah radiasi sinar tampak (visual)  = 380 – 780 nm Spektrum yang umum dikenal adalah absorbsi atau persen transmisi terhadap panjang gelombang (absorbansi).
  • 4. Spektrofotometer ada yang menggunakan berkas rangkap (double beam) tetapi prinsip peralatannya sama seperti sistem berkas tunggal (single beam) yang secara diagram blok dapat digambarkan sebagai berikut: Sumber Monokromator Sampel Detektor Pembacaan
  • 5. Instrumentasi Spektofotometer UV-Vis  sumber radiasi atau cahaya  monokromator  tempat sampel  detektor  ampli  pengolah data
  • 6. 1 2 3 4 5 6 Komponen-komponen utama yang diperlukan dalam spektrofotometer UV-Vis meliputi: 1. sumber radiasi atau cahaya 2. monokromator 3. tempat sampel 4. detektor 5. ampli 6. pengolah data Skema Instrument Spektrofotometer UV
  • 7. Khusus pada spektrofotometer UV dan Vis masing-masing menggunakan sumber lampu tungsten. • Lampu Deuterium (Hidrogen) • Lampu Tungsten (Wolfarm)
  • 8. Lampu Deuterium (Hidrogen) Lampu ini menghasilkan spektrum kontinu dalam daerah ultraviolet yang dihasilkan oleh eksitasi dari deuterium atau hidrogen pada tekanan rendah. Biasanya menggunakan arus searah 40 V dan power suply diperlukan untuk mendapatkan intesitas yang konstan.Baik lampu deuterium ataupun hidrogen menhasilkan spektrum kontinu dalam daerah 180-375 nm, tetapi bukan merupakan spektrum kontinu.
  • 9. Lampu Tungsten (Wolfarm) Sumber radiasi yang umum digunakan pada daerah tanmpak dan inframerah dekat adalah lampu filamen tungsten. Pada kondisi operasi biasa, hasil lampu tungsten ini memadai dari kira-kira 325 nm-2500 nm. Energi yang dipancarkan sangat bervariasi sesuai dengan panjang gelombangnya.
  • 10. Monokromator Monokromator adalah peralatan optik yang berfungsi mengisolasi suatu berkas radiasi dari sumber kontinu dengan kemurnian spektral yang tinggi untuk panjang gelombang manapun. Unsur-unsur terpenting suatu monokromator sistem celah (slit) dan unsur pendispersif. Celah (slit) Celah Monokromator merupakan bagian yang penting dalam menentukan unjuk kerja karakteristik dan kualitasnya.Setiap monokromator selalu dilengkapi dengan sepasang celah,yaitu celah masuk dan celah keluar.Kedua celah tersebut selain berperan yang menentukan sifat monokromatis radiasi yang dihasilkan juga sifat resolusi panjang gelombangnya.celah umumnya terdiri dari dua buah pelat logam sehingga sisi-sisinya tajam.
  • 11. Monokromator terbagi menjadi :  Monokromator Prisma  Monokromator Grating (kisi)
  • 12. Monokromator Prisma Komponen ini terbuat dari bahan kuarsa yangbisa digunakan untuk daerah ultraviolet tampak maupun infra merah dekat.gelas menghasilkan pemilihan yang baik pada daerah panjang gelombang antara 350 nm – 2500 nm tetapi tidak untuk ultraviolet.Prinsip kerja prisma, apabila seberkas sinar melewati antar muka dua medium yang berbeda, sepertiudara dangelas , sinar akan dibelokkan yang disebut refraksi.Besarnya pembelokan tergantung pada indeks bias.Indeks bias ini berubah-ubah dengan panjang gelombang sinarnya, sinar biru lebih dibelokkan daripada sinar merah.
  • 13. Monokromator Grating (kisi) Tahap pertama pada pembauatan grating refleksi yaitu penyediaan master grating yangdari bahan ini dapat dibentuk banyak replikan grating.Master grating terdiri dari lekukan paralel dengan jarak rapat disusun pada permukaan keras yang telah dilapisi dengan peralatan seperti intan.
  • 14.  bahan  pembuatan sample  reagen
  • 15. Wadah Sampel (Kuvet)  Sel atau kuvet harus terbuat dari bahan yang dapat meneruskan sinar daerah spektrum yang digunakan. Kaca leburan silikat biasa digunakan antara 350 nm- 3,0 µm. Pada daerah 300 nm sampai daerah tampak dapat menggunakan sel dari bahan kaca corex. Tetapi bahan demikian tidak boleh digunakan untuk daerah ultraviolet, karena bersifat mengabsorbsi sinar ultraviolet.  Jadi untuk pengukuran daerah ultraviolet dibawah 350 nm, sel harus terbuat dari bahan kuarsa atau leburan silika. Sel yang berbentuk persegi adalah yang lebih baik dan harganya relatif mahal.
  • 16. Untuk cuplikan padat Jika cuplikan sudah transparan (misalnya lembaran plastic, substrat tipis pada kaca) maka cuplikan tersebut dapat langsung ditempatkan pada jalur sinar. Contoh: SnCl2 dalam alkohol disemprotkan pada kaca, kemudian dipanaskan supaya alkoholnya menguap dan SnCl2 nya teroksidasi menjadi SnO2.
  • 17. Untuk cuplikan cair  Jika menggunakan pelarut air atau pelarut organik, digunakan kuvet gelas atau kuarsa.
  • 18. Pelarut Secara umum pelarut yang dipilih harus bersifat :  Dapat melarutkan sampel dengan sempurna  Dapat meneruskan sinar dari daerah panjang gelombangyang diinginkan atau tidak boleh mengabsorbsi sinar.  Batas tembus menunjukkan panjang gelombang terendah yang dapat meneruskan sinar, jadi panjang gelombang maksimum zat harus lebih besar dari batas tembus.Pelarut- pelarut yang umu digunakan untuk daerah ultraviolet dan tampak dapat dilihat pada tabel
  • 19. Daftar pelarut untuk Spektrofotometer UV/Vis Jenis Pelarut Batas tembus sinar (nm) Air Alkohol n-Heksana sikloheksana Benzena Ether Aseton Dioksana 190 210 220 210 280 210 330 220
  • 20. CuSO4 aquades + H2SO4 5 ml 0 ml 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml 12 ml +NH3 +NH3 +NH3 +NH3 +NH3 +NH3 +NH3 Cat: penambahan NH3 masing-masing sebanyak 5 ml 500 ml 100 100 100 100 100 100 100 Pembuatan Larutan Standar
  • 21. Detektor Prinsip detektor adalah mengubah energi radiasi yang jatuh mengenainya menjadi suatu besaran yang dapat diukur. Sifat-sifat detektor yang ideal harus mempunyai kepekaan tinggi, perbandingan sinyal dan noise tinggi dan respon tetap pada daerah panjang gelombang pengamatan. Jenis-jenis detektor :  Fotosel (Photovoltaice Barrier-Laver-Cells)  Tabung foton Hampa  Tabung Penggandaan foton (Photomultiplier Tube)
  • 22. Fotosel (Photovoltaice Barrier- Laver-Cells)  Detektor fotosel digunakan terutama untuk mendeteksi danpengukuran radiasi dalam daerah tampak.Pada bagian luarnya disemprotkan lapisan tipis yang terbuatdari emas, perak atau timah yang berfungsi sebagai elektroda pengumpul.  Prinsip kerjanya, bila seberkas radiasi yang ditransmisikan oleh sampel jatuh mengenai permukaan antara Ag dan seakan lepas dan terkumpul pada Ag.Detektor ini bentuknya sederhana, murah dan tidak memrlukan sumber tenaga listrik dari luar, tetapi fotosel hanya cocok digunakan untuk fotometer filter.
  • 23. Tabung foton Hampa  Jenis detektor ini terdiri dari katoda berbentuk setengah silinder dan kawat anoda yang keduanya berada dalam tabung kaca yang dihampakan.Sinar masuk melalui jendela kuarsa dan jatuh mengenai permukaan katoda yang dilapisi senyawa peka sinar.energi radiasi tersebut mampu melepaskan elektron-elektron dari permukaan katoda dan akan terkumpul pada kawat anoda dan menyebabkan timbulnya arus listrik.Besarnya arus rtergantung dari besarnya energi radiasi yang masuk.
  • 24.  Untuk pengukuran intensitas radiasi yang kecil, alatiilebihmenguntungkan daripada tabung foton.Skema dari alat ini yaitu permukaan katoda mempunyai komposisi seperti pada tabung foton , elektron-elektron akan mudah lepas bila ada radiasi jatuh mengenai katoda.Tabung ini dilengkapi elektroda-elektroda tambahan disebut dioda yang mempunyai potensial 90 V lebih positif daripada katoda sehingga elektron-elektron akan dipercepat.
  • 25.  Bagian yang berfungsi mencatat dan mengolah data. Pada kebanyakan spektrofotometer yang sudah menggunakan teknologi tinggi (computerized peran bagian ini dilakukan oleh komputer ( PC).  Berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal menjadi informasi yang berbentuk data yang berupa angka-angka.
  • 26. Cara-cara sederhana mencari kesalahan dalam spektrofotometri UV/Vis 1. Lakukan dahulu pengecekan rutin,hal-hal berikut ini :  Panjang gelombang  Absorbansi (A) atau Transmitansi (T)  Sinar Sesatan  Hasilnya diidiagnosis apakah terjadi kesalahan dan dibagian mana?
  • 27. 2. Bila alat kurang berfungsi dengan baik selama pemakaian jangan cepat menyimpulkan bahwa alat tersebut rusak,oleh karena itu coba lakukan lebih dahulu berikut ini :  Cek semua kontrol,apakah terpasang dengan baik dan benar. Karena operator berpengalaman pun kadang- kadang lupa menyalakan (”on”) kan lampu  Kemudian cek kondisi eksperimen apakah ada sesuatu yang menghalangi alat dari fungsi yang sebenarnya. Keluarkan kuvet dan lihat apakah masih ada kesalahan.
  • 28. 3. Bila persoalannya menyangkut kesalahan pembacaan absorbansi ”A” kemungkinan oleh adanya kontak kawat atau kabel yangbjelek pada potensiometer/rekorder maka larutan :  Putar/stel panjang gelombang ”λ”pada 550 nm, buka celah/slit dan perhatikan jalannya sinar yang melewati kuvet  Periksa lampu (kondisnya;longgar,karat dsb) dan cermin  Tentukan kesalahannya apakah optik,elektrik atau mekanik?  Cek ” fuse ” mungkin ada yang putus  Bila terjadi kesalahan mekanis coba oleskan minyak pelumas
  • 29. Masalah Yang Sering Timbul Dan Cara penangannya A. Garis Dasar (Baseline) Jelek - Kemungkinan ada kesalahan instrumental - Kemungkinan kondisi kuvetnya B. Nilai Absorbansi Rendah C. Nilai absorbansi tinggi D. Nilai panjang gelombang maksimum (λ maks) tidak tepat
  • 30. A. Garis Dasar (Baseline) Jelek Kemungkinan ada kesalahan instrumental  Periksa pada bagian kuvet apakah ada sesuatu yang menganggu posisi kuvet  Bila alatnya menggunakan filter,shutter dan attenuator yang dioperasikan secara manual maka periksa posisinya telah benar  Periksa jalannya sinar sepotong kertas putih setelah panjang gelombang di set pada 550 nm dan celah sinar diatur selebar mungkin
  • 31.  Khusus untuk instrument sinar tunggal,noise mungkin terjadi karena output lampu lemah atau ada kerusakan pada komponen eletroniknya  Bila instr ument telah dilengkapi dengan kompesor baseline maka perlu resetting apabila terjadi perubahan suhu lingkungan atau alatnya telah lama tidak dipakai  Bila baseline naik tajam pada panjang gelombang yang sama ini menunjukkan kesalahan pada sistem penggantian filter otomatisnya
  • 32. Kemungkinan kondisi kuvetnya  Bila hasil pemeriksaan instrument cukup memuaskan bararti kesalahan pada kuvet dan isinya  Kosongkan dan isinya kembali kuvat dengan lautanny yang sama untuk menyakinkan bahwa larutan tersebut homogen  Periksa kuvet tersebut apakah ada kotoran di bagian dalam atau ada bagian kuvet yang tergores
  • 33. B. Nilai Absorbansi Rendah  Larutan yang tidak sempurna periksa apakah ada sebagian bahan yang tertinggal pada tabungnya atau ada bahan-bahan yang tersuspensi dalam larutan  Adanya pengotor contoh mungkin contoh terkontaminasi oleh bahan pengotor yang tidak mengabsorpsi  Terjadi perubahan dalam contoh : periksa Ph larutan. Beberapa contoh dapat rusak karena fotokimia atau oksidasi  Ada gelembung dalam larutan contoh atau standar karena pengaruh perubahan suhu bila kuvet telah diisi berulang kali  Sinar melewati contoh tetapi kurang sempurna maka periksa posisi sinar apakah lebih banyak pada bagian bawah atas atau disamping
  • 34.  Distorsi puncak karena kecepatan scan teralu tinggi atau lebar celah spektral efektifnya terlalu besar terutama puncak-puncak tajam  Untuk daerah panjang gelombang pendek harus diperhatikan adanya sinar sesatan karena akan mampu mengurangi absorpsi. Yang lebih sempit sehingga perbandingan jumlah sinar sesatan yang mencapai detektor menjadi lebih kecil  Mungkin terjadi penyimpangan terhadap hukum Beer dikarenakan perubahan konsentrasi oleh spesies molekul contoh yang mengalami dimerasasi atau pembentukan kompleks dll. Bila maslah ini dicurigai terjadi maka ukur bebeapa seri larutan untuk mengetahui ketidak lineritas absorban
  • 35. C. Nilai absorbansi tinggi Nampaknya kesalahan lebih disebabkan oleh gangguan optik  Adanya gelembung  Penguapan contoh akan meningkatkan absorbansi  Pengendapan pada contoh  Kondensasi contoh pada jendela kuvet analit keluar dari larutan atau sebagian larutan
  • 36.  Periksalah nilai skala pada kertas pencatat sesuai dengan skala pada monokromator  Bila mengukur campuran pada umumnya posisi λmaks komponen-komponen kecil yang berselahan dengan puncak-puncak komponen utama akan bergeser dari harga sebenarnya  Bila 2 puncak dengan ukuran yang hampir sama saling tumpang tindih maka puncak tunggal yang dihasilkan tidak akan memberikan informasi dari kedua komponen  Perubahan pH atau pelarut adalah penyebab perbedaan harga λmaks dengan data literatur yang umum terjadi
  • 37. A. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Absorbsi B. Pengaruh Matriks C. Pengaturan kondisi optimum untuk menekan gangguan
  • 38. A. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Absorbsi 1. Karakteristik Larutan Kondisi Ph larutan mungkin memberikan efek pada absorpsi. Oleh karena itu harus diperhatikan dalam pemilihan rentang pH dimana signal absorpsi stabil. Pengaturan pH mungkin perlu dilakukan dalam multi komponen agar dapat dijaga perubahan antara larutan-larutan asam dan basa. 2. Lebar Kuvet ( Cell path length ) Pada umumnya lebar kuvet adalah 10 mm tetapi untuk meningkatakan sensitivitas dapat dilakukakn dengan menggunakan lebar kuvet yang meningkat
  • 39. 3. Indeks Refraksi Perbedaan absorpsi mungkin dapat terjadi bila larutan blanko dan sample mempunyai indeks refraksi berbeda karena komponen-komponen pelarut dan solute. 4. Reflaksi Bila sinar dilewatkan dari suatu medium kemeum lain dengan indeks refraksi berbeda maka beberapa sinar akan direfleksikan. Efek refraksi juga bias terjadi pada permukanan misalnya pada permukaan dari slit,tabung photomultiplier,lensa atau cermin-cermin. 5. Turbiditas Apabila tidak ada jlan lain pengukuran absorbansi tidak dilakukan pada sample yang kental (Turbid). Prosedur untuk menghilngkan kekentalan sample biasanya dengan cara penyaringan,centrifugasi atau flokulasi.
  • 40. B. Pengaruh Matriks  Ada 4 langkah untuk menekan efek matriks :  Perlakuan awal/pretreatment dari sampel uji untuk menghilangkan bahan-bahan pengganggu  Adisi unsur-unsur matriks kestandar kalibrasi disamakan dengan matriks dari sampel ujinya  Pengukuran efek matriks dan penetuan jumlah dari bahan tersebut sesuai dengan yang diinginkan  Adisi reagen ke dalam sampel untuk mereaksikan dengan bahan-bahan penggangu dari matriks sehingga dapat menghilangkan gangguan tersebut.
  • 41. C. Pengaturan kondisi optimum untuk menekan gangguan Faktor-faktor yang mempengaruhi pada tingkat resolusi instrument dan gambaran berikut ini perlu diperhatikan sebelum dilakukan analisis. 1. Lebar Pita Spektral Untuk slit yang sempit akan memberikan efek pada signal noise ratio yang baik dan resolusi yang optimum dapat dicapai apabila signal noise ratio besar.
  • 42. 2. Spektrum absorbsi Pemilihan panjang geloombangnya mengikuti beberapa kriteria berikut ini :  Ketajaman puncak Biasanya diinginkan pencak yang tajam sehingga kalibrasi panjang gelombang dilakukan pada instrument  Intensitas puncak relatif Biasanya dipilih suatu puncak yang mempunyai absortivitas relatif tinggi  Posisi puncak pada spektrum Puncak yang diidentifikasi sebaiknya terpisah baik atau sempurna dengan peuncak-puncak komponen lainnya. 3. Stabilitas kromofor Sering kali dalam penentuan senyawa diperlukan langkah reaksi kimia dari analit sehingga membentuk kromofor tertentu.waktunya bisa beberapa menit hingga puluhan kromofor yang terjadi telah stabil.
  • 43. Apabila analisis menggunkan metode standar,maka kedua parameter uji presisi harus tersedia  Repeabilitas (r) Nilainya harus sama atau lebih kecil dari perbedaan hasil dari dua ulagan singel tes dengan metode,bahan sampel,personil,laboratorium hari yang sama  Reproducibilitas (R) Nilainya harus sama atau lebih kecil dari perbedaan hasil dari 2 ulagn singel tes dengan metode,bahan bahan sampel,personil,laboratorium hari yang berbeda
  • 44. Verifikasi, dan Kalibrasi Spektrofotometer UV-Vis Kalibrasi diperlukan untuk mengecek akurasi pengukurannyadalam analisis spektrofotometri Ada beberapa faktor terhadap fungsi dari spektrofotometer :  Kestabilan  Akurasi panjang gelombang  Spectral bandpass  Sinar sesatan  Akurasi skala absorbans dan transmitans  Kondisi yang berpengaruh thdp kestabilan sampel yg ukur homogenitasnya
  • 45. KALIBRASI PANJANG GELOMBANG Prosedur : 1. Tempatkan blanko ke dalam kompartemen contoh 2. Tepatkan skala panjang gelombang pada nilai yang akan dikalibrasi, lalu nol kan alat. 3. Memasukkan larutan pengkalibrasi atau filter ke dalam kompartemen contoh 4. Carilah panjang gelombang puncak abs di sekitar λ acuan tersebut dengan cara menggeser dari arah tertentu;catat nilai λ1
  • 46. Catatan :  Pencarian λ dari puncak abs selalu dari arah yang sama  Nilai SD menyatakan presisi panjang gelombang yang bersangkutan 5. Ulangi langkah 1 s.d. 4 dengan memilih λ lainnya(λ 2, λ 3,…) Catatan : • λ yang dipilih diutamakan yang mengapit atau berdekatan dengan λ biasa dipakai sehari-hari
  • 47. 6. Untuk masing-masing λ , akurasi nilainya dinyatakan oleh nilai (λacuan – λr) Catatan : • Apabila λr berada dibatas luar toleransi λacuan, maka perlu dilakukan koreksi dalam membaca λ; bila terlalu menyimpang maka spektrofotometer perlu diperiksa
  • 48. Pembersihan kuvet  Akuades dan methanol p.a. dapat dipakai untuk mebersihkan kuvet  Perendaman dalam aquades atau larutan mild sulfonate detergent dapat membersihkan kuvet.  Bila sulit dibersihkan, rendamlah kuvet dalam campuran 1 vol HCl pekat + 3 vol akuades + 4 vol methanol p.a.  Perendaman dalam larutan asam kromat adalah untuk kuvet silika; tetapi kuvet harus segera dicuci dengan akuades setelah direndam.  Jangan gunakan larutan yang dapat merusak kuvet,seperti :  Larutan alkali  Deterjen yang mengandung ‘optical bleach’  Cairan berisi serbuk penggosok  Larutan yang mengandung ion flourida
  • 49. KONFIGURASI SPEKTROFOTOMETER UV-Vis • Spektrofotometer Sistem “Single Beam”. • Spektrofotometer Sistem double Beam”. Yang menggunakan detektor tunggal (Single Detector). • Spektrofotometer Sistem Double Beam” yang menggunakan dua buah detektor (Double Detector). • Spektrofotometer Sistem panjang glombang ganda (Dual Wavelength).
  • 50. Spektrofotometer Sistem ”Single Beam”. ► Proses pengukuran larutan contoh dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap pelarutnya yang biasanya diatur hingga mempunyai nilai Nol (Optical Null System). Bila akan memperoleh spektrum resapan secara keseluruhan maka perlu dilakukan pengukuran pada setiap panjang gelombang secara bergantian antara penguluran larutan contoh dan pelarutnya. Untuk memudahkan pengukuran, saat ini telah berhasil dirancang spektrofotometer yang telah dilengkapi dengan komputer yang mampu melakukan proses Memory” serta pengolahan data. ► Spektrofotometer konfigurasi seperti ini umumnya mempunyai lebar pita spektra (Spectral Bandwidth) 5 – 7 nm.
  • 51. 1 2 3 4 5 6 7 Keterangan: 1. Sumber energi 5. Detektor 2. Monokromator 6. Pengolah sinyal 3. Optical Attenuator 7. Pembacaan 4. Tempat contoh Skema Spektrofotometer Single Beam
  • 52. Spectrofotometer Sistem “Double Beam” yang Menggunakan Detektor Tunggal  Spectrofotometer sistem ini menggunakan suatu “Beam Splitter” untuk menghasilkan “Cahaya Ganda” yang menuju kebagian contoh dan pelarut (Referens), serta menggunakan detektor tunggal.  Spektrofotometer konfigurasi ini umumnya mempunyai lebar pita spektra yang lebih sempit dibanding spektrofotometer Single Beam” sehingga secara umum akan memberikan hasil pengukuran yang lebih baik. Ada dua macam pengaturan lebar celah yaitu yang bersifat tetap, biasanya dengan “Spectral Bandwidth” 2 atau 3 nm, dan yang berfariasi dapat berkisar antara 0,01 – 5 nm.
  • 53. 1 2 3 4 6 7 8 5 Keterangan: 1. Sumber energi 5. Tempat referens 2. Monokromator 6. Detektor 3. Beam splitter 7. Pengolah sinyal 4. Tempat contoh 8. Pembacaan (display) Skema Spektrofotometer Double Beam Single Detektor
  • 54.  Penggunaan dua detektor pada spectrofotometer konfigurasi ini bertujuan untuk analisis contoh yang berupa suatu larutan koloid (berpenampilan keruh). Hal ini dimungkinkan karena jarak antara tempat contoh dengan detektor lebih dekat disamping menggunakan rancangan detektor yang khusus.
  • 55. 1 2 3 5 6 7 8 Keterangan: 1. Sumber energi 5. Tempat contoh 2. Monokromator 6. Detektor 3. Beam splitter 7. Unit pengolah sinyal 4. Tempat referens 8. Pembacaan (display) 4 Skema Spektrofotometer Double Beam Double Detektor
  • 56.  Spektrofotometer konfigurasi ini mempunyai prinsip menggabungkan dua buah sinar yang berasal dari dua buah monokromator. Dengan panjang gelombang berbeda sehingga dapat diperoleh pengukuran beda resapan dan dua panjang gelombang. Hasil pengukuran ini dapat dimanfaatkan untuk menganalisis contoh yang berupa larutan koloid atau analisis campuran beberap zat secara simultan.
  • 57. 1 2 3 4 5 6 7 8 Skema Spektrofotometer Dual Wavelength Keterangan: 1. Sumber energi 5. Tempat contoh 2. Monokromator 1 6. Detektor 3. Monokromator 2 7. Pengolah sinyal 4. Chonner 8. Pembacaan
  • 58. Spektrofotometer UV/Vis adalah salah satu peralatan analisa yang ralatif sederhana dan amat berguna untuk analisa senyawa-senyawa organik maupun anorganik.Analisa dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan ciri khas absorbsi suatu senyawa.  Aplikasi Kimia  Analisa Kualitatif  Analisa Kuantitatif
  • 59. Aplikasi Kimia  Energi radiasi absorbsi dalam daerah UV dantampak amat tergantung dari jumlah dan susunan elektron dalam molekul atau ion yang mengabsorbsi.Diantara senyawa anorganik,absorbsi selektif biasanya ditentukan koordinat kovalensi dengan atom-atom lain.Misalnya , ion Cu2+ sederhana tidak pernah ditemukan dalam larutan air,karena terdensi kation tersebutmembentuk ikatan koordinat dengan molekul atau ion yang mengandung pasangan elektron bebas sepertiair,ammonia, sianida atau klorida.Sedangkan absorbsi selektif senyawa organik tergantung pada susunan elektron dalam molekul.
  • 60. Analisa Kualitatif  Spektra absorbsi UV dan tampak merupakan informasi penting untuk mendukung dalam elusidasi struktur suatu senyawa.Apabila tidakada absorbsi sekitar 210 nm hingga daerah tampak, maka senyawa yang bersangkutan tidak mengandung ikatan ganda terkonjugasi.Dan apabila turun hingga 180 nm ternyata juga tidak ada absorbsi,berarti senyawanya tidak mengandung ikatan ganda.
  • 61. Analisa Kuantitatif • Penentuan suatu senyawa yang mengabsorbsi dapat dilakukan langsungdengan menggunakan hukum Beer apabila tidak ada bahan mengabsorbsi lainyangmengganggu atau apabila bahan pengganggu tersebutdapat dihilangkan atau dikoreksi.Contohnya pengukuran konsentrasi ozon pada daerah asap pinggiran kota. • Senyawa-senyawa yang tidak mengabsorbsi seperti kation dan anion dapat ditentukan secara spektrofotometri setelah ditambahkan reagen tertentu sehingga menghasilkan kompleks berwarba atau membentuk kromofor yanglain.Salahsatu reagen yangpaling penting adalah ditizon.
  • 62. Reagen-reagen untuk penentuan anion anorganik secara spektrofotometri Spesies Reagen Sianida (CN-) Ammonia (NH3) Fosfat (PO4 3-) Klorida (Cl-) Nitrat (NO3-) Nitrit (NO2-) Cl2, piridina,pirazolon Fenol,NaOCl Na2MoO4, asam askorbat Hg(SCN)2, Fe3+ Cd,asam sulfamat, asam kromotropat Sulfanilamit,N-1 nafteilenediamin dihidroklorida
  • 63. Reagen-reagen untuk penentuan spesies organik secara spektrofotometeri Gugus funsional Reagen Absorbsivit as Molar, ε λmaks (nm) Asam Karbonil Ester Olefin(siklis) Peroksida Fenol Pirol Sulfanoat Pinasianol Dinitrofenilhidrasin Asam kromotropat 3-metil-2benzotiazolon hidrazon Asam hidroksamat Fenil azida Ferotiosianat 4-Aminoantipirin Dimetilamino benzaldehida Metilene blue 2-5 x 104 1 x 104 2 x104 7 x 104 0,8-1,2 x 103 5 x 104 5 x 103 1 x 104 5-9 x 104 9x 10 620 480 570 635 530 515 525 460 520-580 650
  • 64. Titrasi Fotometrik  Dalam metode titimetri, titik ekuivalen dari suatu reaksi ditentukan berdasarkan perubahan warna secara visual oleh suatu reaktan atau indikator. Masalah-masalah dalam titrasi ini dapat diatasi dengan membuat kurva titrasi spektrofotometri. Kurva ini dibuat dengan menggambarkan absorbansi versus volume reagen yang ditambahkan.  Ada beberapa keuntungantitrasi fotometrik dibandingkan dengan titrasi secara visual. Penentuan titk akhirnya lebih cepat karena perubahan warna yang sedikit dapat dideteksi dengan spektrofotometer.
  • 65.  Total absorbansi suatu larutan pada panjang gelombang tertentu merupakan jumlah absorbansi dari komponen penyusunnya. Korelasi tersebut memungkinkan untuk melakukan analisa kuantitatif suatu campuran meskipun spektranya saling tumpang tindih.