Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri infra merah, termasuk teorinya, komponen alatnya, prinsip kerjanya, dan aplikasinya. Spektrofotometri infra merah digunakan untuk mengidentifikasi senyawa organik melalui spektrum kompleks yang mencerminkan vibrasi dan rotasi molekulnya.
Spektrofotometer adalah alat yang mengukur absorpsi radiasi elektromagnetik oleh sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Ia terdiri dari sumber cahaya, monokromator, kompartemen sampel, detektor, dan pembaca. Spektrofotometer UV-Vis menggunakan dua sumber cahaya dan dapat menganalisis zat berwarna atau tidak berwarna dengan mengacu pada hukum Beer-Lambert.
Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri infra merah, termasuk teorinya, komponen alatnya, prinsip kerjanya, dan aplikasinya. Spektrofotometri infra merah digunakan untuk mengidentifikasi senyawa organik melalui spektrum kompleks yang mencerminkan vibrasi dan rotasi molekulnya.
Spektrofotometer adalah alat yang mengukur absorpsi radiasi elektromagnetik oleh sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Ia terdiri dari sumber cahaya, monokromator, kompartemen sampel, detektor, dan pembaca. Spektrofotometer UV-Vis menggunakan dua sumber cahaya dan dapat menganalisis zat berwarna atau tidak berwarna dengan mengacu pada hukum Beer-Lambert.
Makalah ini membahas spektrofotometri UV-Vis dan turbidimetri. Spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk mengukur absorbansi molekul terhadap radiasi UV dan tampak, sementara turbidimetri mengukur hamburan cahaya oleh partikel keruh untuk menentukan kekeruhan. Kedua teknik ini bergantung pada hukum Beer-Lambert untuk analisis kuantitatif.
Spektroskopi ultraviolet dan sinar tampak menggunakan spektrometer untuk mengukur energi secara relatif sebagai fungsi dari panjang gelombang. Metode ini dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif dengan mengukur absorbansi molekul pada panjang gelombang tertentu berkisar antara 100-800 nm sesuai dengan transisi elektroniknya. Hukum Beer-Lambert digunakan untuk hubungan antara absorbansi, konsentrasi, dan panjang sel
Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri UV-Vis. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk menganalisis sampel dengan mengukur serapan radiasi ultraviolet dan tampak oleh sampel tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip dasar spektroskopi UV-Vis seperti jenis transisi elektron yang terjadi pada molekul organik dan anorganik yang mengakib
Dokumen tersebut membahas tentang sensor dan transduser. Sensor adalah alat untuk mendeteksi atau mengukur besaran fisik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik, sedangkan transduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Dokumen ini menjelaskan jenis-jenis sensor seperti sensor panas, mekanik, cahaya, dan suara beserta prinsip kerjanya. Dokumen juga membedakan transduser pasif dan aktif s
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip kerja spektrofotometri dan analisis fosfat menggunakan spektrofotometri. Terdiri dari penjelasan tentang bagian-bagian spektrofotometer, hukum Lambert-Beer, prosedur kalibrasi dan analisis fosfat, serta fungsi reagen dalam analisis.
Detektor radiasi adalah alat yang peka terhadap radiasi untuk mendeteksi keberadaannya. Terdapat beberapa jenis detektor seperti detektor isian gas, sintilasi, semikonduktor, dan elektroskop yang bekerja berdasarkan interaksi radiasi dengan materi untuk menghasilkan sinyal seperti ion, cahaya, atau arus listrik. Detektor isian gas paling sering digunakan dan terdiri dari kamar ionisasi, proporsion
Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri serapan UV-VIS, mulai dari prinsip dasar, instrumen, hukum Beer, dan aplikasinya. Prinsip dasarnya adalah interaksi antara materi dengan sinar UV-VIS yang mengakibatkan perpindahan elektron. Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi dan tebal sampel. Spektrofotometri dapat digunakan untuk analisis kuantitatif berdasark
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi berdasarkan interaksi dengan radiasi elektromagnetik. Terdapat empat teknik utama untuk menganalisis struktur senyawa yaitu spektroskopi UV-Vis, inframerah, NMR dan massa. Spektroskopi UV-Vis menganalisis transisi elektronik molekul sedangkan inframerah menganalisis vibrasi molekul. Kedua teknik ini memberikan informasi struktur senyawa.
Makalah ini membahas spektrofotometri UV-Vis dan turbidimetri. Spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk mengukur absorbansi molekul terhadap radiasi UV dan tampak, sementara turbidimetri mengukur hamburan cahaya oleh partikel keruh untuk menentukan kekeruhan. Kedua teknik ini bergantung pada hukum Beer-Lambert untuk analisis kuantitatif.
Spektroskopi ultraviolet dan sinar tampak menggunakan spektrometer untuk mengukur energi secara relatif sebagai fungsi dari panjang gelombang. Metode ini dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif dengan mengukur absorbansi molekul pada panjang gelombang tertentu berkisar antara 100-800 nm sesuai dengan transisi elektroniknya. Hukum Beer-Lambert digunakan untuk hubungan antara absorbansi, konsentrasi, dan panjang sel
Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri UV-Vis. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk menganalisis sampel dengan mengukur serapan radiasi ultraviolet dan tampak oleh sampel tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip dasar spektroskopi UV-Vis seperti jenis transisi elektron yang terjadi pada molekul organik dan anorganik yang mengakib
Dokumen tersebut membahas tentang sensor dan transduser. Sensor adalah alat untuk mendeteksi atau mengukur besaran fisik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik, sedangkan transduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Dokumen ini menjelaskan jenis-jenis sensor seperti sensor panas, mekanik, cahaya, dan suara beserta prinsip kerjanya. Dokumen juga membedakan transduser pasif dan aktif s
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip kerja spektrofotometri dan analisis fosfat menggunakan spektrofotometri. Terdiri dari penjelasan tentang bagian-bagian spektrofotometer, hukum Lambert-Beer, prosedur kalibrasi dan analisis fosfat, serta fungsi reagen dalam analisis.
Detektor radiasi adalah alat yang peka terhadap radiasi untuk mendeteksi keberadaannya. Terdapat beberapa jenis detektor seperti detektor isian gas, sintilasi, semikonduktor, dan elektroskop yang bekerja berdasarkan interaksi radiasi dengan materi untuk menghasilkan sinyal seperti ion, cahaya, atau arus listrik. Detektor isian gas paling sering digunakan dan terdiri dari kamar ionisasi, proporsion
Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri serapan UV-VIS, mulai dari prinsip dasar, instrumen, hukum Beer, dan aplikasinya. Prinsip dasarnya adalah interaksi antara materi dengan sinar UV-VIS yang mengakibatkan perpindahan elektron. Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi dan tebal sampel. Spektrofotometri dapat digunakan untuk analisis kuantitatif berdasark
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi berdasarkan interaksi dengan radiasi elektromagnetik. Terdapat empat teknik utama untuk menganalisis struktur senyawa yaitu spektroskopi UV-Vis, inframerah, NMR dan massa. Spektroskopi UV-Vis menganalisis transisi elektronik molekul sedangkan inframerah menganalisis vibrasi molekul. Kedua teknik ini memberikan informasi struktur senyawa.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
UV_1.ppt
1.
2. SPEKTROFOTOMETER UV/VIS
• Spektrofotometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur besarnya transmisi atau
absorbansi suatu sampel sebagai fungsi dari
panjang gelombang.
• Spektrofotometer UV bekerja berdasarkan
penyerapan sinar (absorbsi), energi pada daerah
UV dan tampak menghasilkan perubahan energi
elektronik molekul yang merupakan hasil
transisi (perpindahan elektron valensi dalam
molekul tersebut).
3. Spektrum Ultraviolet
Spektrum UV-VIS disebut juga spektrum elektormagnetik, terjadi
sebagai hasil interaksi radiasi UV-VIS terhadap molekul yang
mengakibatkan molekul tersebut mengalami transisi elektronik.
Pada UV-VIS ada 2 daerah pengukuran, yaitu:
Daerah radiasi ultra lembayung (ultra violet)
= 200 – 380 nm
Daerah radiasi sinar tampak (visual)
= 380 – 780 nm
Spektrum yang umum dikenal adalah absorbsi atau persen
transmisi terhadap panjang gelombang (absorbansi).
4. Spektrofotometer ada yang menggunakan berkas
rangkap (double beam) tetapi prinsip peralatannya
sama seperti sistem berkas tunggal (single beam)
yang secara diagram blok dapat digambarkan sebagai
berikut:
Sumber Monokromator Sampel Detektor Pembacaan
6. 1 2 3 4 5 6
Komponen-komponen utama yang diperlukan dalam
spektrofotometer UV-Vis meliputi:
1. sumber radiasi atau cahaya
2. monokromator
3. tempat sampel
4. detektor
5. ampli
6. pengolah data
Skema Instrument Spektrofotometer UV
7. Khusus pada spektrofotometer UV dan
Vis masing-masing menggunakan
sumber lampu tungsten.
• Lampu Deuterium (Hidrogen)
• Lampu Tungsten (Wolfarm)
8. Lampu Deuterium (Hidrogen)
Lampu ini menghasilkan spektrum kontinu dalam
daerah ultraviolet yang dihasilkan oleh eksitasi dari
deuterium atau hidrogen pada tekanan rendah.
Biasanya menggunakan arus searah 40 V dan power
suply diperlukan untuk mendapatkan intesitas yang
konstan.Baik lampu deuterium ataupun hidrogen
menhasilkan spektrum kontinu dalam daerah 180-375
nm, tetapi bukan merupakan spektrum kontinu.
9. Lampu Tungsten (Wolfarm)
Sumber radiasi yang umum digunakan
pada daerah tanmpak dan inframerah dekat
adalah lampu filamen tungsten. Pada
kondisi operasi biasa, hasil lampu tungsten
ini memadai dari kira-kira 325 nm-2500 nm.
Energi yang dipancarkan sangat bervariasi
sesuai dengan panjang gelombangnya.
10. Monokromator
Monokromator adalah peralatan optik yang berfungsi
mengisolasi suatu berkas radiasi dari sumber kontinu dengan
kemurnian spektral yang tinggi untuk panjang gelombang
manapun. Unsur-unsur terpenting suatu monokromator sistem
celah (slit) dan unsur pendispersif.
Celah (slit)
Celah Monokromator merupakan bagian yang penting dalam
menentukan unjuk kerja karakteristik dan kualitasnya.Setiap
monokromator selalu dilengkapi dengan sepasang celah,yaitu
celah masuk dan celah keluar.Kedua celah tersebut selain
berperan yang menentukan sifat monokromatis radiasi yang
dihasilkan juga sifat resolusi panjang gelombangnya.celah
umumnya terdiri dari dua buah pelat logam sehingga sisi-sisinya
tajam.
12. Monokromator Prisma
Komponen ini terbuat dari bahan kuarsa yangbisa digunakan
untuk daerah ultraviolet tampak maupun infra merah dekat.gelas
menghasilkan pemilihan yang baik pada daerah panjang gelombang
antara 350 nm – 2500 nm tetapi tidak untuk ultraviolet.Prinsip kerja
prisma, apabila seberkas sinar melewati antar muka dua medium
yang berbeda, sepertiudara dangelas , sinar akan dibelokkan yang
disebut refraksi.Besarnya pembelokan tergantung pada indeks
bias.Indeks bias ini berubah-ubah dengan panjang gelombang
sinarnya, sinar biru lebih dibelokkan daripada sinar merah.
13. Monokromator Grating (kisi)
Tahap pertama pada pembauatan grating
refleksi yaitu penyediaan master grating
yangdari bahan ini dapat dibentuk banyak
replikan grating.Master grating terdiri dari
lekukan paralel dengan jarak rapat disusun pada
permukaan keras yang telah dilapisi dengan
peralatan seperti intan.
15. Wadah Sampel (Kuvet)
Sel atau kuvet harus terbuat dari bahan yang dapat
meneruskan sinar daerah spektrum yang digunakan.
Kaca leburan silikat biasa digunakan antara 350 nm-
3,0 µm. Pada daerah 300 nm sampai daerah tampak
dapat menggunakan sel dari bahan kaca corex. Tetapi
bahan demikian tidak boleh digunakan untuk daerah
ultraviolet, karena bersifat mengabsorbsi sinar
ultraviolet.
Jadi untuk pengukuran daerah ultraviolet dibawah
350 nm, sel harus terbuat dari bahan kuarsa atau
leburan silika. Sel yang berbentuk persegi adalah
yang lebih baik dan harganya relatif mahal.
16. Untuk cuplikan padat
Jika cuplikan sudah transparan (misalnya
lembaran plastic, substrat tipis pada kaca)
maka cuplikan tersebut dapat langsung
ditempatkan pada jalur sinar.
Contoh:
SnCl2 dalam alkohol disemprotkan pada
kaca, kemudian dipanaskan supaya alkoholnya
menguap dan SnCl2 nya teroksidasi menjadi
SnO2.
17. Untuk cuplikan cair
Jika menggunakan pelarut air atau
pelarut organik, digunakan kuvet gelas
atau kuarsa.
18. Pelarut
Secara umum pelarut yang dipilih harus bersifat :
Dapat melarutkan sampel dengan sempurna
Dapat meneruskan sinar dari daerah panjang
gelombangyang diinginkan atau tidak boleh mengabsorbsi
sinar.
Batas tembus menunjukkan panjang gelombang terendah
yang dapat meneruskan sinar, jadi panjang gelombang
maksimum zat harus lebih besar dari batas tembus.Pelarut-
pelarut yang umu digunakan untuk daerah ultraviolet dan
tampak dapat dilihat pada tabel
19. Daftar pelarut untuk Spektrofotometer UV/Vis
Jenis Pelarut Batas tembus sinar
(nm)
Air
Alkohol
n-Heksana
sikloheksana
Benzena
Ether
Aseton
Dioksana
190
210
220
210
280
210
330
220
20. CuSO4
aquades
+ H2SO4 5 ml
0 ml 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml 12 ml
+NH3 +NH3 +NH3 +NH3 +NH3 +NH3 +NH3
Cat: penambahan NH3 masing-masing sebanyak 5 ml
500 ml
100 100 100 100 100 100 100
Pembuatan Larutan Standar
21. Detektor
Prinsip detektor adalah mengubah energi radiasi
yang jatuh mengenainya menjadi suatu besaran yang
dapat diukur. Sifat-sifat detektor yang ideal harus
mempunyai kepekaan tinggi, perbandingan sinyal dan
noise tinggi dan respon tetap pada daerah panjang
gelombang pengamatan.
Jenis-jenis detektor :
Fotosel (Photovoltaice Barrier-Laver-Cells)
Tabung foton Hampa
Tabung Penggandaan foton (Photomultiplier
Tube)
22. Fotosel (Photovoltaice Barrier-
Laver-Cells)
Detektor fotosel digunakan terutama untuk mendeteksi
danpengukuran radiasi dalam daerah tampak.Pada bagian
luarnya disemprotkan lapisan tipis yang terbuatdari emas,
perak atau timah yang berfungsi sebagai elektroda
pengumpul.
Prinsip kerjanya, bila seberkas radiasi yang
ditransmisikan oleh sampel jatuh mengenai permukaan
antara Ag dan seakan lepas dan terkumpul pada
Ag.Detektor ini bentuknya sederhana, murah dan tidak
memrlukan sumber tenaga listrik dari luar, tetapi fotosel
hanya cocok digunakan untuk fotometer filter.
23. Tabung foton Hampa
Jenis detektor ini terdiri dari katoda berbentuk
setengah silinder dan kawat anoda yang keduanya
berada dalam tabung kaca yang dihampakan.Sinar
masuk melalui jendela kuarsa dan jatuh mengenai
permukaan katoda yang dilapisi senyawa peka
sinar.energi radiasi tersebut mampu melepaskan
elektron-elektron dari permukaan katoda dan akan
terkumpul pada kawat anoda dan menyebabkan
timbulnya arus listrik.Besarnya arus rtergantung
dari besarnya energi radiasi yang masuk.
24. Untuk pengukuran intensitas radiasi yang kecil,
alatiilebihmenguntungkan daripada tabung
foton.Skema dari alat ini yaitu permukaan katoda
mempunyai komposisi seperti pada tabung foton ,
elektron-elektron akan mudah lepas bila ada radiasi
jatuh mengenai katoda.Tabung ini dilengkapi
elektroda-elektroda tambahan disebut dioda yang
mempunyai potensial 90 V lebih positif daripada
katoda sehingga elektron-elektron akan dipercepat.
25. Bagian yang berfungsi mencatat dan mengolah
data. Pada kebanyakan spektrofotometer yang
sudah menggunakan teknologi tinggi
(computerized peran bagian ini dilakukan oleh
komputer ( PC).
Berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal menjadi
informasi yang berbentuk data yang berupa
angka-angka.
26. Cara-cara sederhana mencari
kesalahan dalam spektrofotometri
UV/Vis
1. Lakukan dahulu pengecekan rutin,hal-hal
berikut ini :
Panjang gelombang
Absorbansi (A) atau Transmitansi (T)
Sinar Sesatan
Hasilnya diidiagnosis apakah terjadi
kesalahan dan dibagian mana?
27. 2. Bila alat kurang berfungsi dengan baik selama pemakaian
jangan cepat menyimpulkan bahwa alat tersebut rusak,oleh
karena itu coba lakukan lebih dahulu berikut ini :
Cek semua kontrol,apakah terpasang dengan baik dan
benar. Karena operator berpengalaman pun kadang-
kadang lupa menyalakan (”on”) kan lampu
Kemudian cek kondisi eksperimen apakah ada sesuatu
yang menghalangi alat dari fungsi yang sebenarnya.
Keluarkan kuvet dan lihat apakah masih ada kesalahan.
28. 3. Bila persoalannya menyangkut kesalahan pembacaan
absorbansi ”A” kemungkinan oleh adanya kontak kawat
atau kabel yangbjelek pada potensiometer/rekorder
maka larutan :
Putar/stel panjang gelombang ”λ”pada 550 nm, buka
celah/slit dan perhatikan jalannya sinar yang melewati
kuvet
Periksa lampu (kondisnya;longgar,karat dsb) dan
cermin
Tentukan kesalahannya apakah optik,elektrik atau
mekanik?
Cek ” fuse ” mungkin ada yang putus
Bila terjadi kesalahan mekanis coba oleskan minyak
pelumas
29. Masalah Yang Sering Timbul Dan
Cara penangannya
A. Garis Dasar (Baseline) Jelek
- Kemungkinan ada kesalahan instrumental
- Kemungkinan kondisi kuvetnya
B. Nilai Absorbansi Rendah
C. Nilai absorbansi tinggi
D. Nilai panjang gelombang maksimum (λ maks)
tidak tepat
30. A. Garis Dasar (Baseline) Jelek
Kemungkinan ada kesalahan instrumental
Periksa pada bagian kuvet apakah ada sesuatu yang
menganggu posisi kuvet
Bila alatnya menggunakan filter,shutter dan attenuator
yang dioperasikan secara manual maka periksa
posisinya telah benar
Periksa jalannya sinar sepotong kertas putih setelah
panjang gelombang di set pada 550 nm dan celah sinar
diatur selebar mungkin
31. Khusus untuk instrument sinar tunggal,noise
mungkin terjadi karena output lampu lemah
atau ada kerusakan pada komponen
eletroniknya
Bila instr ument telah dilengkapi dengan
kompesor baseline maka perlu resetting apabila
terjadi perubahan suhu lingkungan atau alatnya
telah lama tidak dipakai
Bila baseline naik tajam pada panjang
gelombang yang sama ini menunjukkan
kesalahan pada sistem penggantian filter
otomatisnya
32. Kemungkinan kondisi kuvetnya
Bila hasil pemeriksaan instrument cukup
memuaskan bararti kesalahan pada kuvet dan
isinya
Kosongkan dan isinya kembali kuvat dengan
lautanny yang sama untuk menyakinkan bahwa
larutan tersebut homogen
Periksa kuvet tersebut apakah ada kotoran di
bagian dalam atau ada bagian kuvet yang
tergores
33. B. Nilai Absorbansi Rendah
Larutan yang tidak sempurna periksa apakah ada sebagian bahan
yang tertinggal pada tabungnya atau ada bahan-bahan yang
tersuspensi dalam larutan
Adanya pengotor contoh mungkin contoh terkontaminasi oleh
bahan pengotor yang tidak mengabsorpsi
Terjadi perubahan dalam contoh : periksa Ph larutan. Beberapa
contoh dapat rusak karena fotokimia atau oksidasi
Ada gelembung dalam larutan contoh atau standar karena
pengaruh perubahan suhu bila kuvet telah diisi berulang kali
Sinar melewati contoh tetapi kurang sempurna maka periksa posisi
sinar apakah lebih banyak pada bagian bawah atas atau disamping
34. Distorsi puncak karena kecepatan scan teralu tinggi
atau lebar celah spektral efektifnya terlalu besar
terutama puncak-puncak tajam
Untuk daerah panjang gelombang pendek harus
diperhatikan adanya sinar sesatan karena akan mampu
mengurangi absorpsi. Yang lebih sempit sehingga
perbandingan jumlah sinar sesatan yang mencapai
detektor menjadi lebih kecil
Mungkin terjadi penyimpangan terhadap hukum Beer
dikarenakan perubahan konsentrasi oleh spesies
molekul contoh yang mengalami dimerasasi atau
pembentukan kompleks dll. Bila maslah ini dicurigai
terjadi maka ukur bebeapa seri larutan untuk
mengetahui ketidak lineritas absorban
35. C. Nilai absorbansi tinggi
Nampaknya kesalahan lebih disebabkan oleh
gangguan optik
Adanya gelembung
Penguapan contoh akan meningkatkan
absorbansi
Pengendapan pada contoh
Kondensasi contoh pada jendela kuvet analit
keluar dari larutan atau sebagian larutan
36. Periksalah nilai skala pada kertas pencatat sesuai dengan
skala pada monokromator
Bila mengukur campuran pada umumnya posisi λmaks
komponen-komponen kecil yang berselahan dengan
puncak-puncak komponen utama akan bergeser dari harga
sebenarnya
Bila 2 puncak dengan ukuran yang hampir sama saling
tumpang tindih maka puncak tunggal yang dihasilkan tidak
akan memberikan informasi dari kedua komponen
Perubahan pH atau pelarut adalah penyebab perbedaan
harga λmaks dengan data literatur yang umum terjadi
37. A. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada
Absorbsi
B. Pengaruh Matriks
C. Pengaturan kondisi optimum untuk
menekan gangguan
38. A. Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Pada Absorbsi
1. Karakteristik Larutan
Kondisi Ph larutan mungkin memberikan efek pada absorpsi.
Oleh karena itu harus diperhatikan dalam pemilihan rentang pH
dimana signal absorpsi stabil. Pengaturan pH mungkin perlu
dilakukan dalam multi komponen agar dapat dijaga perubahan
antara larutan-larutan asam dan basa.
2. Lebar Kuvet ( Cell path length )
Pada umumnya lebar kuvet adalah 10 mm tetapi untuk
meningkatakan sensitivitas dapat dilakukakn dengan
menggunakan lebar kuvet yang meningkat
39. 3. Indeks Refraksi
Perbedaan absorpsi mungkin dapat terjadi bila larutan
blanko dan sample mempunyai indeks refraksi berbeda karena
komponen-komponen pelarut dan solute.
4. Reflaksi
Bila sinar dilewatkan dari suatu medium kemeum lain
dengan indeks refraksi berbeda maka beberapa sinar akan
direfleksikan. Efek refraksi juga bias terjadi pada permukanan
misalnya pada permukaan dari slit,tabung photomultiplier,lensa
atau cermin-cermin.
5. Turbiditas
Apabila tidak ada jlan lain pengukuran absorbansi tidak
dilakukan pada sample yang kental (Turbid). Prosedur untuk
menghilngkan kekentalan sample biasanya dengan cara
penyaringan,centrifugasi atau flokulasi.
40. B. Pengaruh Matriks
Ada 4 langkah untuk menekan efek matriks :
Perlakuan awal/pretreatment dari sampel uji untuk
menghilangkan bahan-bahan pengganggu
Adisi unsur-unsur matriks kestandar kalibrasi
disamakan dengan matriks dari sampel ujinya
Pengukuran efek matriks dan penetuan jumlah dari
bahan tersebut sesuai dengan yang diinginkan
Adisi reagen ke dalam sampel untuk mereaksikan
dengan bahan-bahan penggangu dari matriks
sehingga dapat menghilangkan gangguan tersebut.
41. C. Pengaturan kondisi optimum
untuk menekan gangguan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pada tingkat
resolusi instrument dan gambaran berikut ini
perlu diperhatikan sebelum dilakukan analisis.
1. Lebar Pita Spektral
Untuk slit yang sempit akan memberikan efek
pada signal noise ratio yang baik dan resolusi
yang optimum dapat dicapai apabila signal noise
ratio besar.
42. 2. Spektrum absorbsi
Pemilihan panjang geloombangnya mengikuti beberapa kriteria
berikut ini :
Ketajaman puncak
Biasanya diinginkan pencak yang tajam sehingga kalibrasi
panjang gelombang dilakukan pada instrument
Intensitas puncak relatif
Biasanya dipilih suatu puncak yang mempunyai absortivitas
relatif tinggi
Posisi puncak pada spektrum
Puncak yang diidentifikasi sebaiknya terpisah baik atau
sempurna dengan peuncak-puncak komponen lainnya.
3. Stabilitas kromofor
Sering kali dalam penentuan senyawa diperlukan langkah reaksi
kimia dari analit sehingga membentuk kromofor
tertentu.waktunya bisa beberapa menit hingga puluhan
kromofor yang terjadi telah stabil.
43. Apabila analisis menggunkan metode standar,maka kedua parameter
uji presisi harus tersedia
Repeabilitas (r)
Nilainya harus sama atau lebih kecil dari perbedaan hasil dari dua
ulagan singel tes dengan metode,bahan
sampel,personil,laboratorium hari yang sama
Reproducibilitas (R)
Nilainya harus sama atau lebih kecil dari perbedaan hasil dari 2
ulagn singel tes dengan metode,bahan bahan
sampel,personil,laboratorium hari yang berbeda
44. Verifikasi, dan Kalibrasi
Spektrofotometer UV-Vis
Kalibrasi diperlukan untuk mengecek akurasi pengukurannyadalam
analisis spektrofotometri
Ada beberapa faktor terhadap fungsi dari spektrofotometer :
Kestabilan
Akurasi panjang gelombang
Spectral bandpass
Sinar sesatan
Akurasi skala absorbans dan transmitans
Kondisi yang berpengaruh thdp kestabilan sampel yg ukur
homogenitasnya
45. KALIBRASI PANJANG GELOMBANG
Prosedur :
1. Tempatkan blanko ke dalam kompartemen contoh
2. Tepatkan skala panjang gelombang pada nilai yang
akan dikalibrasi, lalu nol kan alat.
3. Memasukkan larutan pengkalibrasi atau filter ke dalam
kompartemen contoh
4. Carilah panjang gelombang puncak abs di sekitar λ
acuan tersebut dengan cara menggeser dari arah
tertentu;catat nilai λ1
46. Catatan :
Pencarian λ dari puncak abs selalu dari arah yang
sama
Nilai SD menyatakan presisi panjang gelombang
yang bersangkutan
5. Ulangi langkah 1 s.d. 4 dengan memilih λ
lainnya(λ 2, λ 3,…)
Catatan :
• λ yang dipilih diutamakan yang mengapit atau
berdekatan dengan λ biasa dipakai sehari-hari
47. 6. Untuk masing-masing λ , akurasi nilainya
dinyatakan oleh nilai (λacuan – λr)
Catatan :
• Apabila λr berada dibatas luar toleransi
λacuan, maka perlu dilakukan koreksi dalam
membaca λ; bila terlalu menyimpang maka
spektrofotometer perlu diperiksa
48. Pembersihan kuvet
Akuades dan methanol p.a. dapat dipakai untuk mebersihkan
kuvet
Perendaman dalam aquades atau larutan mild sulfonate
detergent dapat membersihkan kuvet.
Bila sulit dibersihkan, rendamlah kuvet dalam campuran 1 vol
HCl pekat + 3 vol akuades + 4 vol methanol p.a.
Perendaman dalam larutan asam kromat adalah untuk kuvet
silika; tetapi kuvet harus segera dicuci dengan akuades setelah
direndam.
Jangan gunakan larutan yang dapat merusak kuvet,seperti :
Larutan alkali
Deterjen yang mengandung ‘optical bleach’
Cairan berisi serbuk penggosok
Larutan yang mengandung ion flourida
49. KONFIGURASI
SPEKTROFOTOMETER UV-Vis
• Spektrofotometer Sistem “Single Beam”.
• Spektrofotometer Sistem double Beam”. Yang
menggunakan detektor tunggal (Single
Detector).
• Spektrofotometer Sistem Double Beam” yang
menggunakan dua buah detektor (Double
Detector).
• Spektrofotometer Sistem panjang glombang
ganda (Dual Wavelength).
50. Spektrofotometer Sistem ”Single
Beam”.
► Proses pengukuran larutan contoh dilakukan setelah terlebih
dahulu dilakukan pengukuran terhadap pelarutnya yang
biasanya diatur hingga mempunyai nilai Nol (Optical Null
System). Bila akan memperoleh spektrum resapan secara
keseluruhan maka perlu dilakukan pengukuran pada setiap
panjang gelombang secara bergantian antara penguluran
larutan contoh dan pelarutnya. Untuk memudahkan
pengukuran, saat ini telah berhasil dirancang
spektrofotometer yang telah dilengkapi dengan komputer
yang mampu melakukan proses Memory” serta pengolahan
data.
► Spektrofotometer konfigurasi seperti ini umumnya
mempunyai lebar pita spektra (Spectral Bandwidth) 5 – 7 nm.
51. 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan:
1. Sumber energi 5. Detektor
2. Monokromator 6. Pengolah sinyal
3. Optical Attenuator 7. Pembacaan
4. Tempat contoh
Skema Spektrofotometer Single Beam
52. Spectrofotometer Sistem “Double Beam”
yang Menggunakan Detektor Tunggal
Spectrofotometer sistem ini menggunakan suatu “Beam Splitter”
untuk menghasilkan “Cahaya Ganda” yang menuju kebagian
contoh dan pelarut (Referens), serta menggunakan detektor
tunggal.
Spektrofotometer konfigurasi ini umumnya mempunyai lebar pita
spektra yang lebih sempit dibanding spektrofotometer Single
Beam” sehingga secara umum akan memberikan hasil
pengukuran yang lebih baik. Ada dua macam pengaturan lebar
celah yaitu yang bersifat tetap, biasanya dengan “Spectral
Bandwidth” 2 atau 3 nm, dan yang berfariasi dapat berkisar
antara 0,01 – 5 nm.
53. 1
2
3 4 6 7 8
5
Keterangan:
1. Sumber energi 5. Tempat referens
2. Monokromator 6. Detektor
3. Beam splitter 7. Pengolah sinyal
4. Tempat contoh 8. Pembacaan (display)
Skema Spektrofotometer Double Beam Single Detektor
54. Penggunaan dua detektor pada
spectrofotometer konfigurasi ini bertujuan
untuk analisis contoh yang berupa suatu
larutan koloid (berpenampilan keruh). Hal
ini dimungkinkan karena jarak antara tempat
contoh dengan detektor lebih dekat
disamping menggunakan rancangan detektor
yang khusus.
55. 1 2 3 5 6 7 8
Keterangan:
1. Sumber energi 5. Tempat contoh
2. Monokromator 6. Detektor
3. Beam splitter 7. Unit pengolah sinyal
4. Tempat referens 8. Pembacaan (display)
4
Skema Spektrofotometer Double Beam Double Detektor
56. Spektrofotometer konfigurasi ini mempunyai prinsip
menggabungkan dua buah sinar yang berasal dari dua
buah monokromator. Dengan panjang gelombang
berbeda sehingga dapat diperoleh pengukuran beda
resapan dan dua panjang gelombang. Hasil pengukuran
ini dapat dimanfaatkan untuk menganalisis contoh yang
berupa larutan koloid atau analisis campuran beberap
zat secara simultan.
57. 1 2
3 4 5 6 7 8
Skema Spektrofotometer Dual Wavelength
Keterangan:
1. Sumber energi 5. Tempat contoh
2. Monokromator 1 6. Detektor
3. Monokromator 2 7. Pengolah sinyal
4. Chonner 8. Pembacaan
58. Spektrofotometer UV/Vis adalah salah satu
peralatan analisa yang ralatif sederhana dan amat
berguna untuk analisa senyawa-senyawa organik
maupun anorganik.Analisa dapat dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan ciri
khas absorbsi suatu senyawa.
Aplikasi Kimia
Analisa Kualitatif
Analisa Kuantitatif
59. Aplikasi Kimia
Energi radiasi absorbsi dalam daerah UV dantampak
amat tergantung dari jumlah dan susunan elektron
dalam molekul atau ion yang mengabsorbsi.Diantara
senyawa anorganik,absorbsi selektif biasanya ditentukan
koordinat kovalensi dengan atom-atom lain.Misalnya ,
ion Cu2+ sederhana tidak pernah ditemukan dalam
larutan air,karena terdensi kation tersebutmembentuk
ikatan koordinat dengan molekul atau ion yang
mengandung pasangan elektron bebas
sepertiair,ammonia, sianida atau klorida.Sedangkan
absorbsi selektif senyawa organik tergantung pada
susunan elektron dalam molekul.
60. Analisa Kualitatif
Spektra absorbsi UV dan tampak merupakan
informasi penting untuk mendukung dalam
elusidasi struktur suatu senyawa.Apabila
tidakada absorbsi sekitar 210 nm hingga daerah
tampak, maka senyawa yang bersangkutan tidak
mengandung ikatan ganda terkonjugasi.Dan
apabila turun hingga 180 nm ternyata juga tidak
ada absorbsi,berarti senyawanya tidak
mengandung ikatan ganda.
61. Analisa Kuantitatif
• Penentuan suatu senyawa yang mengabsorbsi dapat
dilakukan langsungdengan menggunakan hukum Beer
apabila tidak ada bahan mengabsorbsi
lainyangmengganggu atau apabila bahan pengganggu
tersebutdapat dihilangkan atau dikoreksi.Contohnya
pengukuran konsentrasi ozon pada daerah asap
pinggiran kota.
• Senyawa-senyawa yang tidak mengabsorbsi seperti
kation dan anion dapat ditentukan secara
spektrofotometri setelah ditambahkan reagen tertentu
sehingga menghasilkan kompleks berwarba atau
membentuk kromofor yanglain.Salahsatu reagen
yangpaling penting adalah ditizon.
62. Reagen-reagen untuk penentuan anion
anorganik secara spektrofotometri
Spesies Reagen
Sianida (CN-)
Ammonia (NH3)
Fosfat (PO4
3-)
Klorida (Cl-)
Nitrat (NO3-)
Nitrit (NO2-)
Cl2, piridina,pirazolon
Fenol,NaOCl
Na2MoO4, asam askorbat
Hg(SCN)2, Fe3+
Cd,asam sulfamat, asam
kromotropat
Sulfanilamit,N-1
nafteilenediamin
dihidroklorida
63. Reagen-reagen untuk penentuan spesies organik secara
spektrofotometeri
Gugus funsional Reagen Absorbsivit
as Molar, ε
λmaks (nm)
Asam
Karbonil
Ester
Olefin(siklis)
Peroksida
Fenol
Pirol
Sulfanoat
Pinasianol
Dinitrofenilhidrasin
Asam kromotropat
3-metil-2benzotiazolon
hidrazon
Asam hidroksamat
Fenil azida
Ferotiosianat
4-Aminoantipirin
Dimetilamino
benzaldehida
Metilene blue
2-5 x 104
1 x 104
2 x104
7 x 104
0,8-1,2 x 103
5 x 104
5 x 103
1 x 104
5-9 x 104
9x 10
620
480
570
635
530
515
525
460
520-580
650
64. Titrasi Fotometrik
Dalam metode titimetri, titik ekuivalen dari suatu
reaksi ditentukan berdasarkan perubahan warna
secara visual oleh suatu reaktan atau indikator.
Masalah-masalah dalam titrasi ini dapat diatasi
dengan membuat kurva titrasi spektrofotometri.
Kurva ini dibuat dengan menggambarkan absorbansi
versus volume reagen yang ditambahkan.
Ada beberapa keuntungantitrasi fotometrik
dibandingkan dengan titrasi secara visual. Penentuan
titk akhirnya lebih cepat karena perubahan warna
yang sedikit dapat dideteksi dengan spektrofotometer.
65. Total absorbansi suatu larutan pada panjang
gelombang tertentu merupakan jumlah
absorbansi dari komponen penyusunnya.
Korelasi tersebut memungkinkan untuk
melakukan analisa kuantitatif suatu
campuran meskipun spektranya saling
tumpang tindih.