Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri infra merah, termasuk teorinya, komponen alatnya, prinsip kerjanya, dan aplikasinya. Spektrofotometri infra merah digunakan untuk mengidentifikasi senyawa organik melalui spektrum kompleks yang mencerminkan vibrasi dan rotasi molekulnya.
Dokumen ini membahas tentang identifikasi vitamin A, D, E, B1, B2, B6, dan C secara kualitatif pada tomat dan wortel melalui reaksi warna. Vitamin-vitamin tersebut diidentifikasi dengan menggunakan berbagai reaktan yang menghasilkan perubahan warna yang khas untuk setiap vitamin. Hasilnya menunjukkan keberadaan berbagai vitamin pada sampel wortel dan tomat.
Laporan praktikum ini menguji ketidakjenuhan lemak pada dua sampel, yaitu mayonnaise dan minyak bunga matahari, dengan mereaksikan sampel tersebut menggunakan iodium. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua sampel merupakan lemak jenuh karena warna iodium tidak hilang setelah ditetesi.
Dokumen ini membahas tentang identifikasi vitamin A, D, E, B1, B2, B6, dan C secara kualitatif pada tomat dan wortel melalui reaksi warna. Vitamin-vitamin tersebut diidentifikasi dengan menggunakan berbagai reaktan yang menghasilkan perubahan warna yang khas untuk setiap vitamin. Hasilnya menunjukkan keberadaan berbagai vitamin pada sampel wortel dan tomat.
Laporan praktikum ini menguji ketidakjenuhan lemak pada dua sampel, yaitu mayonnaise dan minyak bunga matahari, dengan mereaksikan sampel tersebut menggunakan iodium. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua sampel merupakan lemak jenuh karena warna iodium tidak hilang setelah ditetesi.
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Protein terdiri dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Terdapat 20 jenis asam amino yang membentuk protein, termasuk 8 asam amino esensial yang hanya diperoleh dari makanan. Protein memiliki berbagai fungsi seperti enzim, struktur sel, sistem kekebalan, dan penyimpanan nutrisi.
Praktikum ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam menghitung jumlah sel darah putih dengan cara yang tepat. Metode yang digunakan adalah pengenceran darah dengan larutan Turk sebanyak 20 kali dilanjutkan dengan penghitungan sel darah putih di bawah mikroskop. Hasilnya menunjukkan bahwa dua mahasiswa memiliki jumlah sel darah putih normal sedangkan dua lainnya di atas normal, mungkin karena k
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Uji kelarutan lemak dilakukan untuk mengetahui kelarutan dua sampel (mayones dan minyak bunga matahari) dalam lima pelarut berbeda (air, alkohol, eter, kloroform, dan n-heksana). Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan mayones sesuai urutan polaritas pelarut dari yang paling polar ke yang paling nonpolar, sedangkan kelarutan minyak bunga matahari sesuai urutan nonpolaritas pelarut. Hal ini
Dokumen tersebut membahas tentang analisis volumetri yang merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran volume larutan titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Langkah-langkahnya meliputi pengambilan sampel, pengukuran volume titran dan analit, serta perhitungan konsentrasi berdasarkan reaksi stoikiometri.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Laporan ini membahas tentang ekstraksi logam nikel dari campuran dengan menggunakan teknik ekstraksi pelarut. Tujuannya adalah memisahkan Ni dan menentukan kadarnya. Ni diekstraksi ke dalam khloroform dengan membentuk kompleks Ni(DMG)2 yang stabil dan tidak bermuatan. Kadar Ni ditentukan dengan spektrofotometri berdasarkan hukum Beer-Lambert. Hasilnya menunjukkan konsentrasi Ni dalam tiga sampel air
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Protein terdiri dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Terdapat 20 jenis asam amino yang membentuk protein, termasuk 8 asam amino esensial yang hanya diperoleh dari makanan. Protein memiliki berbagai fungsi seperti enzim, struktur sel, sistem kekebalan, dan penyimpanan nutrisi.
Praktikum ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam menghitung jumlah sel darah putih dengan cara yang tepat. Metode yang digunakan adalah pengenceran darah dengan larutan Turk sebanyak 20 kali dilanjutkan dengan penghitungan sel darah putih di bawah mikroskop. Hasilnya menunjukkan bahwa dua mahasiswa memiliki jumlah sel darah putih normal sedangkan dua lainnya di atas normal, mungkin karena k
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Uji kelarutan lemak dilakukan untuk mengetahui kelarutan dua sampel (mayones dan minyak bunga matahari) dalam lima pelarut berbeda (air, alkohol, eter, kloroform, dan n-heksana). Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan mayones sesuai urutan polaritas pelarut dari yang paling polar ke yang paling nonpolar, sedangkan kelarutan minyak bunga matahari sesuai urutan nonpolaritas pelarut. Hal ini
Dokumen tersebut membahas tentang analisis volumetri yang merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran volume larutan titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Langkah-langkahnya meliputi pengambilan sampel, pengukuran volume titran dan analit, serta perhitungan konsentrasi berdasarkan reaksi stoikiometri.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Laporan ini membahas tentang ekstraksi logam nikel dari campuran dengan menggunakan teknik ekstraksi pelarut. Tujuannya adalah memisahkan Ni dan menentukan kadarnya. Ni diekstraksi ke dalam khloroform dengan membentuk kompleks Ni(DMG)2 yang stabil dan tidak bermuatan. Kadar Ni ditentukan dengan spektrofotometri berdasarkan hukum Beer-Lambert. Hasilnya menunjukkan konsentrasi Ni dalam tiga sampel air
Laporan praktikum ini membahas mengenal dan kalibrasi spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk mengidentifikasi gugus fungsional zat ekstra joss dan kafein murni. Metode yang digunakan adalah merekam spektrum zat uji dengan spektrofotometer FTIR dan menganalisis hasil spektrum untuk mengetahui gugus fungsional yang ada berdasarkan bilangan gelombang vibrasinya.
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi berdasarkan interaksi dengan radiasi elektromagnetik. Terdapat empat teknik utama untuk menganalisis struktur senyawa yaitu spektroskopi UV-Vis, inframerah, NMR dan massa. Spektroskopi UV-Vis menganalisis transisi elektronik molekul sedangkan inframerah menganalisis vibrasi molekul. Kedua teknik ini memberikan informasi struktur senyawa.
Makalah ini membahas spektrofotometri UV-Vis dan turbidimetri. Spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk mengukur absorbansi molekul terhadap radiasi UV dan tampak, sementara turbidimetri mengukur hamburan cahaya oleh partikel keruh untuk menentukan kekeruhan. Kedua teknik ini bergantung pada hukum Beer-Lambert untuk analisis kuantitatif.
Spektrofotometer adalah alat yang mengukur absorpsi radiasi elektromagnetik oleh sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Ia terdiri dari sumber cahaya, monokromator, kompartemen sampel, detektor, dan pembaca. Spektrofotometer UV-Vis menggunakan dua sumber cahaya dan dapat menganalisis zat berwarna atau tidak berwarna dengan mengacu pada hukum Beer-Lambert.
Dokumen tersebut merangkum komponen-komponen utama dalam instrumen spektroskopi inframerah (IR) seperti sumber radiasi, tempat sampel, monokromator atau interferometer, detektor, dan perekam. Juga dijelaskan prinsip dasar spektroskopi IR serta jenis-jenis instrumen spektroskopi IR seperti dispersif, multipleks, dan non-dispersif fotometer.
Spektrofotometri adalah teknik analisis kuantitatif yang mengukur intensitas cahaya yang diserap oleh larutan sampel. Prinsipnya berdasarkan hukum Lambert-Beer dimana absorbansi larutan berbanding lurus dengan konsentrasi zat. Spektrofotometer mengukur absorbansi dengan mendeteksi perbedaan intensitas cahaya sebelum dan sesudah melewati sampel. Hasil pengukuran dikonversi ke konsentrasi melalui kurva kalibrasi
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai prinsip kerja Inductively Coupled Plasma - Atomic Emission Spectroscopy (ICP-AES) untuk analisis logam trace dalam sampel lingkungan. ICP-AES memanfaatkan plasma sebagai sumber atomisasi dan eksitasi, meliputi proses nebulisasi sampel, pembentukan plasma oleh ICP torch, generasi frekuensi tinggi, deteksi cahaya oleh spektrometer, dan analisis data melalui antarmuka komputer. Dokumen ini juga memb
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip kerja spektrofotometri dan analisis fosfat menggunakan spektrofotometri. Terdiri dari penjelasan tentang bagian-bagian spektrofotometer, hukum Lambert-Beer, prosedur kalibrasi dan analisis fosfat, serta fungsi reagen dalam analisis.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. TEORI SPEKTROFOTOMETRI
INFRA RED
• Spektrofotometer inframerah biasanya digunakan untuk
penelitian dan digunakan dalam industri yang sederhana
dengan teknik yang sederhana dan untuk mengontrol kualitas.
Alat Spektrofotometer inframerah cukup kecil dan mudah
dibawa kemana-mana dan kapanpun dapat digunakan.
Dengan meningkatnya teknologi komputer memberikan hasil
yang lebih baik. Spektrofotometer inframerah mempunyai
ketepatan yang tinggi pada aplikasi kimia organik dan
anorganik. Spektrofotometer inframerah juga sukses
kegunaannya dalam semikonduktor mikroelektronik: untuk
contoh, Spektrofotometer inframerah dapat digunakan untuk
semikonduktor seperti silikon, gallium arsenida, gallium
nitrida, zinc selenida, silikon amorp, silikon nitrida, dan
sebagainya.
3. • Metode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang
meliputi teknik serapan (absorption), teknik emisi (emission), teknik
fluoresensi (fluorescence). Komponen medan listrik yang banyak
berperan dalam spektroskopi umumnya hanya komponen medan
listrik seperti dalam fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan,
dan penyerapan. Penemuan infra merah ditemukan pertama kali
oleh William Herschel pada tahun 1800. Penelitian selanjutnya
diteruskan oleh Young, Beer Lambert dan Julius melakukan berbagai
penelitian dengan menggunakan spektroskopi inframerah. Pada
tahun 1892 Julius menemukan dan membuktikan adanya hubungan
antara struktur molekul dengan inframerah dengan ditemukannya
gugus metil dalam suatu molekul akan memberikan serapan
karakteristik yang tidak dipengaruhi oleh susunan molekulnya.
Penyerapan gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan
terjadinya eksitasi tingkat-tingkat energi dalam molekul. Dapat
berupa eksitasi elektronik, vibrasi, atau rotasi.
4. • Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya energi yang
diserap oleh ikatan pada gugus fungsi adalah:
E = h.ν = h.C /λ = h.C / v
Keterangan :
• E = basic damage +125
• h = tetapan Planck = 6,626 x 10−34 Joule.det
• v = frekuensi
• C = kecepatan cahaya = 2,998 x 108 m/det
• λ = panjang gelombang
• ν = bilangan gelombang
5. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang, sinar
inframerah dibagi atas tiga daerah yaitu:
Jenis Panjang gelombang Interaksi Bilangan gelombang
Sinar gamma < 10 nm Emisi Inti
sinar-X 0,01 - 100 A Ionisasi Atomik
Ultra ungu (UV) jauh 10-200 nm Transisi Elektronik
Ultra ungu (UV) dekat 200-400 nm Transisi Elektronik
sinar tampak (spektrum
optik)
400-750 nm Transisi Elektronik 25.000 - 13.000 cm−1
Inframerah dekat 0,75 - 2,5 µm Interaksi Ikatan 13.000 - 4.000 cm−1
Inframerah pertengahan 2,5 - 50 µm Interaksi Ikatan 4.000 – 200 cm−1
Inframerah jauh 50 - 1.000 µm Interaksi Ikatan 200 – 10 cm−1
Gelombang mikro 0,1 – 100 cm serapan inti 10 - 0,01 cm−1
Gelombang radio 1 - 1.000 meter Serapan Inti
6. a. Daerah Infra Merah Dekat.
Merupakan suatu teknik spektroskopi yang menggunakan wilayah
panjang gelombang inframerah pada spektrum elektromagnetik (sekitar
0,75 - 2,5 µm). Dikatakan “Infra Merah Dekat” (IMD) karena wilayah ini
berada di dekat wilayah gelombang merah yang tampak.
b. Daerah Infra Merah Pertengahan.
Merupakan suatu teknik spektroskopi yang menggunakan wilayah
panjang gelombang inframerah pada spektrum elektromagnetik (sekitar
2,5 - 50 µm) atau pada bilangan gelombang 4.000-200 cm-1.
Merupakan daerah spektrum radiasi IR yang paling sering digunakan.
c. Daerah Infra Merah Jauh.
Merupakan suatu teknik spektroskopi yang menggunakan wilayah
panjang gelombang inframerah pada spektrum elektromagnetik (sekitar
50 - 1.000 µm). Berguna untuk molekul yang mengandung atom berat.
Aplikasi spektroskopi infra merah jauh digunakan dalam analisis bahan
anorganik atau organometalik.
7. Prinsip
• Jika senyawa organik dikenai sinar infra-merah yang
mempunyai frekwensi tertentu (bilangan gelombang 500 - 4000
Cm-1 ), sehingga beberapa frekwensi tersebut diserap oleh
senyawa tersebut.
• Berapa banyak frekwensi tertentu yang melewati senyawa
tersebut diukur sebagai 'persentasi transmitasi' (percentage
transmittance).
• Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti semua
frekwensi dapat melewati senyawa tersebut tanpa diserap sama
sekali.
• Transmitasi sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua
frekwensi tersebut diserap oleh senyawa itu.
9. Penyiapan cuplikan untuk
spektrofotometer infra merah
Ada berbagai tehnik untuk persiapan sampel, bergantung pada bentuk
fisik sampel yang akan dianalisis.
A. Cuplikan berupa padatan
1. Nujol Mull
Sampel digerus dengan mortar dan pestle agar diperoleh bubuk yang
halus. , dicampur dengan Nujol agar terbentuk pasta, kemudian beberapa
ditempatkan antara dua plat sodium klorida(NaCl) (plat ini tidak
mengabsorbsi inframerah pada wilayah tersebut.
2. Pelet KBr
Sedikit sampel padat (kira-kira 1 – 2 mg), kemudian ditambahkan bubuk
KBr murni (kira-kira 200 mg) dan diaduk hingga rata. Campuran ini
kemudian ditempatkan dalam cetakan dan ditekan dengan menggunakan
alat tekanan mekanik. kemudian sampel (pelet KBr yang terbentuk)
diambil dan dianalisis.
B. Cuplikan berupa cairan
Setetes sampel ditempatkan antara dua plat KBr atau plat NaCl untuk
membuat film tipis.
10. C. Cuplikan berupa larutan
Disini diperlukan pelarut yang mempunyai daya yang melarut cukup
tinggi terhadap senyawa yang akan dianalisis, tetapi tak ikut
melakukan penyerapam di daerah infra merah yang di analisis. Selain
itu, tidak boleh terjadi reaksi antara pelarut dengan senyawa cuplikan.
Pelarut-pelarut yang biasa digunakan adalah:
Karbon disulfide (CS2), untuk daerah spectrum 1330-625/cm.
CCl4, untuk daerah spectrum 4000-1330/cm.
Pelarut-pelarut polar, misalnya kloroform, dioksan, dimetil formamida.
D. Gas
Untuk menghasilkan sebuah spektrum inframerah pada gas,
dibutuhkan sebuah sel silinder/tabunggas dengan jendela pada setiap
akhir pada sebuah material yang tidak aktif inframerah seperti KBr,
NaCl atau CaF2. Sel biasanya mempunyai inlet dan outlet dengan keran
untuk mengaktifkan sel agar memudahkan pengisian dengan gas yang
akan dianalisis.
12. Komponen-komponen Utama
Spektrofotometri IR
1. Sumber radiasi
Prinsip dari sumber radiasi IR adalah dipancarkannya sinar oleh
padatan lembam yang dipanaskan sampai pijar dengan aliran
listrik. Ada 3 macam sumber radiasi yaitu : -
Globar source : tabung silica carbida dengan ukuran diameter
5mm dan panjang 5cm
a. Nernst Glower : senyawa-senyawa oksida
b. Tungsten Filament Lamp : untuk analisis dengan nir-IR
c. Incandescent Wire : merupakan lilitan kawat nikrom.
Pada sistim optik FTIR digunakan radiasi LASER (Light
Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang
berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi
infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh
detektor secara utuh dan lebih baik.
13. 2. Sampel kompartemen.
Cuplikan atau sampel yang dianalisis dapat berupa cairan,
padatan atau pun gas. Karena energi vibrasi tidak terlalu besar
sampel dapat diletakan langsung berhadapan dengan sumber
radiasi IR. Karena gelas kuarsa atau mortar yang terbuat dari
porselene dapat memberikan kontaminasi yang menyerap radiasi
IR, maka pemakaian alat tersebut harus dihindari. Preparasi
cuplikan harus menggunakan mortar yang terbuat dari batu agate
dan pengempaan dilakukan dengan menggunakan logam monel.
14. 3. Monokromator
Monokromator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
mendispersikan sinar dari sinar polikromatik menjadi sinar
monokromatik. Ada dua macam tipe monokromator yaitu
monokromator prisma dan monokromatorgratting (kisi difraksi)
Monokromator Prisma Monokromator IR terbuat dari garam NaCl, KBr,
CsBr, atau LiF. Oleh sebab itu spektrofotometer IR harus diletakkan di
suatu tempat dengan kelembaban yang rendah untuk mencegah
kerusakan pada peralatan optiknya. Monokromator celah berfungsi
untuk lebih memurnikan radiasi IR yang drai cuplikan sehingga masuk
ke dalam rentang bilangan gelombang yang di inginkan. Monokromator
prisma yang terbuat dari bahan garam anorganik berfungsi sebagai
pengurai dan pengarah radiasi IR menuju detektor. Monokromator
prisma terbuat dari hablur NaCl yang paling banyak digunakan sebab
memberikan resolusi radiasi IR terbaik dibandingkan dengan yang
lainnya.
15. 4. Detektor
Detektor berfungsi mengubah sinyal radiasi IR menjadi sinyal listrik.
Selain itu detektor dapat mendeteksi adanya perubahan panas yang
terjadi karena adanya pergerakan molekul. Detektor spelktrofotometer
yang bersifat menggandakan elektron tidak dapat dipakai pada
spektrofotometer IR sebab radiasi IR sanngat lemah dan tidak dapat
melepaskan elektron dari katoda yang ada pada system detektor. Ada
tiga tipe detektor yang dapat digunakan pada spektrofotometer IR,
yaitu :
a. Thermal transducer
Terdiri dari dua logam bercabang dimana suhu tergantung pada
potensialnya. Intrumen yang menggunakan detektor ini harus disimpan
pada tempat yang ber-AC atau bersuhu konstan karena dapat
dipengaruhi oleh suhu sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
mendeteksi suatu senyawa. Responnya lambat sehingga jarang
digunakan.
16. b. Pyroelectric transducer
Berupa kristal cairan dari triglisin sulfat (TGS) dimana temperatur
dipengaruhi oleh polaritas senyawa. Memiliki respon yang cepat dalam
menganalisis suatu senyawa
c. Photoconducting transducer
Terbuat dari bahan semikonduktor seperti timbal sulfida, eaksatelurida,
dan cadmium telurida, indium antimonida. Harus menggunakan
pendingin gas nitrogen sehingga responnya cepat.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer IR adalah TGS (Tetra
GlycerineSulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor
MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik
pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak
dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi
yang diterima dari radiasi infra merah
17. 5. Amplifier / penguat dan read out.
Penguat dalam sistem optik spektrofotometer IR sangat
diperlukan karena sinyal radiasi IR sangat kecil atau lemah.
Penguat berhubungan erat dengan derau instrumen serta celah
monokromator, jadi keduanya harus diselaraskan dengan tujuan
mendapatkan resolusi puncak spektrum yang baik dengan derau
maksimal. Sedangkan pencatat atau read out harus mampu
mengamati spektrum IR secara keseluruhan pada setiap frekuensi
dengan seimbang. Rentang bilangan gelombang 4000 cm-1
sampai 650 cm-1 dalam keadaan normal harus dapat teramati
dalam selang waktu 10 – 15 menit. Untuk maksud pengamatan
pendahuluan selang waktu tersebut dapat dipersingkat ataupun
diperlambat untuk mendapatkan hasil resolusi puncak spektrum
IR yang baik.
18. .6. Indikator
Recorder Signal yang dihasilkan dari detectorkemudian direkam
sebagai spectrum infra merah yang berbentuk puncak-puncak
absorpsi. Spektrum infra merah ini menunjukkan hubungan
antara absorpsi dan frekuensi/bilangan gelombang. Sebagai absis
dan frekuensi dan sebagai ordinat adalah transmitan/absorbans.
Dapat berupa :
a. Recorder
b. Komputer
30. Aplikasi
Aplikasi spektrofotometri infra merah sangat luas baik untuk analisis
kualitatif maupun kuantitatif. Kegunaan yang paling penting adalah
untuk identifikasi senyawa organik karena spektrumnya sangat
kompleks terdiri dari banyak puncak-puncak. Dan juga spektrum infra
merah dari senyawa organik mempunyai sifat fisik yang karakteristik
artinya kemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum sama adalah
kecil sekali. Ketika molekul terkena radiasi elektromagnetik didaerah IR
akan bervibrasi atau berputar dan setia molekul memiliki sejauh viasi
dan rotasi tertentu pula.
Spektroskopi Infra Merah biasa digunakan untuk :
a. Identfikasi gugus fungsional
b. Dengan mempertimbangkan adanya informasi lain seperti titik
lebur, titik didih, berat molekul dan refractive index maka dapat
menentukan stuktur dan dapat mengidentifikasi senyawa
c. Dengan menggunakan komputer, dapat mengidentifikasi senyawa
bahkan campuran senyawa.
31. • Analisis Air dalam Gliserol
• Diagnostik medis (pengukuran kadar oksigen darah)
• Ilmu pangan dan agrokimia (terutama yang terkait dengan
pengujian kualitas)
32. Kelebihan Spektrofotometri IR
• a. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik
pada rentang frekuensi 400-4000cm-1, di mana cm-1 yang dikenal
sebagai wavenumber (1/wavelength), yang merupakan ukuran unit
untuk frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi
yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui
sampel. Mereka frekuensi yang diserap muncul sebagai penurunan
sinyal yang terdeteksi.
• b. Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif
(identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang
dihasilkan oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang
sesuai dengan fitur yang berbeda. Selain itu, masing-masing
kelompok fungsional menyerap sinar inframerah pada frekuensi
yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu
menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1, yang
menyebabkan ikatan karbonil untuk meregangkan
33. Kekurangan Spektrofotometri
IR
• Bertolak dari pernyataan bahwa tidak mungkin 2 senyawa
memberikan serapan fundamental radiasi IR yang sama serta
tidak mungkin juga 2 senyawa (kecuali isomer optic)
memberikan spectra IR yang sama, maka spektrofotometri IR
khusus digunakan untuk tujuan analisis kualitatif yang
difokuskan pada identifikasi gugus fungsi.
• Sasaran analisis kualitatif spektrofotometri IR secara umum
adalah zat-zat organik walaupun dapat yang untuk zat
anorganik, namun demikian dari yang telah diuraikan masih
banyak kelemahan analisis kualitatif dengan spektrofotometri
IR,sehingga sistem optic dan instrumennya perlu
dikembangkan, saat ini telah dikenal FT-IR (fourier – transform
IR) yang dapat menutup beberapa kelemahan
spektrofotometer IR yang konvensional.
• Harganya mahal
34. Pertanyaan dan jawaban
pertanyaan :
1.Perbedaan spektrofotometri Visible (Spektro Vis), Spektrofotometri
UV (ultraviolet), Spektrofotometri UV-Vis,
a.Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua
sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau,
apapun. selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut
termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible
adalah lampu Tungsten. Sample yang dapat dianalisa dengan metode
ini hanya sample yang memilii warna.
untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat
berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan
menghasilkan senyawa berwarna.
35. b. Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV
berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang
gelombang 190-380 nm.
Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.
senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa
yang tidak memiliki warna, Bening dan transparan.
sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi.
Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut
sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi.
C. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV
dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber
cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih
canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV
dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.
36. d.pektrofotometri IR (Infra Red)
spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang
infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat,
pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah
infra merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang
gelombang 2.5-1000 μm.
spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun
biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR
digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa,
terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang
tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.
Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas
IR terhadap panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan
dibandingkan dengan signal standard. Perlu juga diketahui bahwa
sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni. Karena bila tidak,
gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva
yang diperoleh
37. • 2. Senyawa kimia apa yang dapat dianalisis oleh
spektrofotometri IR?
38. 3. Bagaimana Preparasi sampel plastik?
Plastik digunting menjadi dua bagian 2 bagian pertama untuk
yang tidak diberi perlakuan pemanasan dan bagian kedua yang
diberi perlakuan pemanasa. Masing msing bagian dipotong
dengan ukuran 9cm .
analisis sampel plastik sampel plastik dimasukkan ke dalam gelas
kimiayang berisi etanol sebagai pelarut. setelah itu dikeringkan.
Plastik yang telah kering diletakkan di alat FTIR untuk pengujian
terhadap sampel.Pengujian dilakukan beberapa kali dengan
menggunakan komputerisasi yang menghasilkan grafik
dikomputer. kemudian pengujian dilakukan lagi sehingga
dihasilkan 2 hasil grafik. hasil grafik tersebut digabungkan
menjadi satu. grafik tersebut kemudian diprint.
39. 4. Langkah-Langkah untuk menganalisa sampl padatan pada
Spektrofotometri FTIR?
Sampel padat
1. Metode DRS – 8000
Sampel padat yang akan dianalisa dicampur dengan serbuk KBr (5 – 10
%
sampel dalam serbuk KBr), kemudian tempatkan pada sampel pan dan
siap untuk dianalisis
2. Metode Pelet KBr
Campuran sampel padat dengan serbuk KBr (5 – 10 % sampel serbuk
KBr). Campuran yang sudah homogen kemudian dibuat pellet KBr(pil
KBr) dengan alat MINI HAND PRESS. Setelah terbentuk pil KBr siap
untuk dianalisis.
40. 5. Apakah perlu mengukur panjang gelombang? Dan berapa ?
Jawaban: Perlu, Berdasarkan pembagian daerah panjang
gelombang, sinar inframerah dibagi atsa tiga daerah panjang
gelombangnya yaitu:
1. Inframerah dekat : 0,75-2,5 ꙡm
2. Inframerah pertengahan : 2,5-50 ꙡm
3. Inframerah jauh : 50-1.000 ꙡm
41. 6. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil FT IR ?
Jawaban :
a. Penggabungan ( coupling ) vibrasi
Iktan terisolasi C – H hanya mempunyaisatu frekuensi
rentangan,tetapi vibrasi dari ikatan-ikatan C – H dalam gugus CH2
b. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen terutama dalam senyawa-senyawa 0 – H dan N – H
memberikan sejumlah pengaruh dalam spektra inframerah
c. Efek elektronik
Efek induksi dan mesomeri ( atau resonansi ) sering dijumpai bersama-
sama dengan pengaruh/efek medan
d. Sudut ikatan desakan sudut ikatan :
Dalam keton-keton menunjukkan bahwa frekuensi C = O yang paling
besar terjadi pada siklobutanon dan kita dapat menerangkan hal ini
dalam pengertian desakan sudut ikatan
42. 7. Apakah prinsip dasar dari spektroskopi ? dan jelaskan syarat
ikatan dapat terukur oleh infrared ?
Jawaban : prinsip dasar dari spektoskopi IR adalah apabila suatu
energi mengenai suatu senyawa maka energi tersebut dengan
hanya akan menggentarkan ikatan-ikatan pada senyawa tersebut
dengan frekuensi tertentu sehingga getaran atau vibrasi tersebut
dapat terbaca oleh spektroskopi IR
Syarat dpat terbaca oleh IR :
a. Frekuensi IR sama dengan frekuensi vibrasi dari ikatan
molekul tersebut
b. Molekul harus merupakan suatu dwikutub
43. 8. Perbedaan cara nujul mull dengan pelet KBR?
a. Nujol Mull
Sampel digerus dengan mortar dan pestle agar diperoleh bubuk
yang halus. , dicampur dengan Nujol agar terbentuk pasta,
kemudian beberapa ditempatkan antara dua plat sodium
klorida(NaCl) (plat ini tidak mengabsorbsi inframerah pada
wilayah tersebut.
b. Pelet KBr
Sedikit sampel padat (kira-kira 1 – 2 mg), kemudian
ditambahkan bubuk KBr murni (kira-kira 200 mg) dan diaduk
hingga rata. Campuran ini kemudian ditempatkan dalam cetakan
dan ditekan dengan menggunakan alat tekanan mekanik.
kemudian sampel (pelet KBr yang terbentuk) diambil dan
dianalisis.
44. 9. karakteristik sinar infra merah?
Radiasi Inframerah termasuk jenis radiasi elektromagnetik sebagaimana cahaya tampak.
Inframerah terletak di frekuensi diatas gelombang mikro dan dibawah gelombang
merah. Gelombang cahaya inframerah lebih panjang dibanding gelombang cahaya
tampak. Frekuensi inframerah berkisar dari 3 gigahertz sampai 400 terahertz.
10. Dalam bentuk apa hasil pengukuran spektrofotometri infra merah ini? Satuan apa
yang dihasilkan?
Bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekul-
molekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi diantara
tingkat
vibrasi (ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited state). Contoh suatu ikatan
C – H yang bervibrasi 90 triliun kali dalam satu detik harus menyerap radiasi infra merah
pada frekuensi tersebut (9,0 x 1013 Hz, 3000 cm –1) untuk pindah ke tingkat vibrasi
tereksitasi pertama. Pengabsorpsian energi pada berbagai frekuensi dapat dideteksi oleh
spektrofotometer infrared, yang memplot jumlah radiasi infra merah yang diteruskan
melalui cuplikan sebagai fungsi frekuensi (atau panjang gelombang) radiasi.
45. 11. Apa itu daerah sidik jari?
Daerah tersebut adalah cocok untuk perubahan energi vibrasi
dalam molekul. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus
fungsional dalam molekul. Spektrum inframerah yang dihasilkan
oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat
menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa
tersebut. Daerah sidik jari ini dari 800-1500 cm-1