SlideShare a Scribd company logo
11::44
UNDANGUNDANG--UNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 1952NOMOR 21 TAHUN 1952
TENTANGTENTANG
MENETAPKAN "UNDANGMENETAPKAN "UNDANG--UNDANG DARURAT TENTANG HAK PENGANGKATAN DANUNDANG DARURAT TENTANG HAK PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN PEGAWAIPEMBERHENTIAN PEGAWAI--PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SERIKAT" (UNDANGPEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SERIKAT" (UNDANG--
UNDANG DARURAT NR 25 DAN 34 TAHUN 1950) SEBAGAI UNDANGUNDANG DARURAT NR 25 DAN 34 TAHUN 1950) SEBAGAI UNDANG--UNDANGUNDANG
REPUREPUBLIK INDONESIABLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang: bahwa Pemerintah dengan mempergunakan haknya termaktub dalam
pasal 139 ayat 1 Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat dan
pasal 96 ayat 1 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia
telah menetapkan dan mengubah "Undang-undang Darurat tentang
hak pengangkatan dan pemberhentian pegawai-pegawai Republik
Indonesia Serikat" (Undang-undang Darurat Nr 25 dan Nr 34 tahun
1950, Lembaran-Negara Nr 41 dan Nr 74 tahun 1950);
Mengingat : pasal-pasal 86, 90 dan 97 ayat 4 Undang-undang Dasar Sementara
Republik Indonesia, bernoemigsoverdrachtregeling 1928 (Staatsblad
Nr 35) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1949 Nr 3;
Dengan persetujuanDengan persetujuan :
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
MemutuskanMemutuskan:
Dengan membatalkan segala Peraturan yang bertentangan dengan peraturan dalam
Undang-undang ini,
Menetapkan: Undang-undang tentang menetapkan "Undang-undang Darurat Nr 2
tahun 1951 tentang perubahan "Rechtenordonnantie" (Staatblad 1882
No. 240 jo Staatsblad 1931 No. 471) sebagai Undang-undang
Pasal I.Pasal I.
Peraturan termaktub dalam "Undang-undang Darurat tentang hak pengangkatan dan
pemberhentian pegawai-pegawai Republik Indonesia Serikat" (Undang-undang
Darurat Nr 25 jo. Nr 34 tahun 1950 termuat dalam Lembaran-Negara masing-masing Nr
41 dan 74 tahun 1950) ditetapkan sebagai Undang-undang Republik Indonesia dengan
22::44
perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan sehingga berbunyi sebagai berikut :
Undang-undang tentang hak mengangkat dan memberhentikan *373 pegawai negeri
sipil.
Pasal 1.
(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan khusus yang telah atau akan
ditetapkan dengan Undang-undang, maka sekalian pegawai-negeri sipil
Republik Indonesia dengan mengindahkan aturan-aturan mengenai soal
kepegawaian yang berlaku, dipekerjakan untuk sementara, diangkat dalam
jabatan tetap Republik Indonesia, diangkat untuk sementara atau tetap dalam
jabatan, diberhentikan dari pekerjaan sementara, diberhentikan dari jabatannya
dan diberhentikan dari jabatan Negeri oleh :
a. Presiden : yang mengenai pegawai yang digaji menurut P.G.P. 1948
golongan VI ruang e ke atas.
b. Menteri : masing-masing yang mengenai pegawai yang termasuk dalam
lingkungan kekuasaannya, kecuali yang tersebut dalam huruf a di atas
ini.
c. Dewan Perwakilan Rakyat : yang mengenai pegawai yang dipekerjakan
pada Dewan itu, kecuali yang tersebut dalam huruf a di atas ini.
d. Mahkamah Agung : yang mengenai pegawai yang dipekerjakan pada
Mahkamah itu, kecuali yang tersebut dalam huruf a di atas ini.
e. Dewan Pengawas Keuangan : yang mengenai pegawai pada Dewan itu,
kecuali yang tersebut dalam huruf a di atas ini.
f. Direktur Kabinet Presiden : yang mengenai pegawai-pegawai pada
Kabinet itu, termasuk sipil yang dipekerjakan pada Istana-istana
Presiden dan Wakil-Presiden, kecuali yang tersebut dalam huruf a di
atas dan jabatan-jabatan termasuk golongan VIa sampai dengan VId
P.G.P. 1948 yang diangkat dan diberhentikan oleh Perdana Menteri.
(2) Untuk menerima (kembali) bekas pegawai negeri sipil atau bekas anggota
Tentara, yang diberhentikan dari jabatan Negeri dengan sebutan "tidak dengan
hormat", atau mereka, yang dikenakan hukuman karena menjalankan kejahatan,
maka diperlukan izin terlebih dahulu dari Dewan Menteri.
(3) Pembesar atau Dewan tersebut dalam ayat 1 huruf b, c, d, e dan f menetapkan,
membatalkan atau memperpanjang perjanjian-perjanjian tentang
mempekerjakan seseorang dalam ikatan dinas Republik Indonesia untuk waktu
yang terbatas dalam lingkungan kekuasaannya masing-masing setelah mendapat
persetujuan lebih dulu dari Menteri Urusan Pegawai.
(4) Untuk mempekerjakan pegawai yang bukan warga negara Republik Indonesia,
maka buat pertama kalinya diperlukan persetujuan lebih dahulu dari Dewan
Menteri.
(5) Menteri berhak memindahkan pegawai dalam lingkungan kekuasaannya dari
satu daerah ke daerah lain atau dari satu bagian kebagian administrasi lain
Kementeriannya. Instansi atau pembesar tersebut dalam pasal 1 sub c, d, e dan f
33::44
berhak memindahkan pegawai dari satu bagian ke *374 bagian administrasi lain
dalam lingkungan kekuasaannya dengan mengingat kepentingan Negara.
Pasal 2.
Dalam hal dipekerjakan sementara, dalam hal pengangkatan tetap dan dalam hal
dipekerjakan dalam ikatan dinas untuk waktu yang terbatas, jika menurut peraturan-
peraturan yang berlaku kedudukan yang bersangkutan tidak dapat diatur sendiri oleh
pemegang kuasa yang berhak untuk mengangkat karena menyimpang dari peraturan
yang berlaku, begitu pula dalam hal pengangkatan sementara atau pengangkatan
tetap atau pengangkatan untuk tempo yang terbatas, jika pengangkatan itu akan
melebihi susunan pegawai yang diizinkan dalam anggaran, maka sekalian itu hanya
dapat dilakukan setelah dicapai kata sepakat dengan Menteri Urusan Pegawai. Dalam
hal-hal melewati susunan pegawai maka disyaratkan juga kata sepakat dengan Menteri
Keuangan.
Pasal 3.
Pemberhentian dari jabatan Negeri Republik Indonesia yang disertai sebutan "tidak
dengan hormat" boleh dilakukan hanya oleh Presiden bagi pegawai tersebut dalam
pasal 1 ayat 1 huruf a dan oleh Menteri, Dewan atau Pembesar, masing-masing
termaksud dalam pasal 1 ayat 1 huruf b sampai dengan f, bagi pegawai tersebut dalam
pasal 1 ayat 1 huruf b, c, d, e dan f.
Pasal 4.
Menteri atau badan-badan yang dimaksudkan dalam pasal 1 ayat 1 huruf b, c dan d
dapat menyerahkan kekuasaannya yang dimaksudkan dalam pasal 1 ayat 1 yang
mengenai jabatan-jabatan termasuk golongan Vb ke bawah P.G.P. 1948, kecuali
kekuasaan untuk memberhentikan dari jabatan Negeri Republik Indonesia tidak atas
permintaan sendiri dan hak memindah termaksud dalam pasal 1 ayat 5 yang mengenai
jabatan-jabatan termaksud golongan Vb ke bawah P.G.P. 1948, kepada pemegang-
pemegang kuasa yang termasuk dalam lingkungan Kementeriannya. Penyerahan
kekuasaan itu diatur dengan surat keputusan Menteri yang bersangkutan.
Pasal 5.
Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam pasal 2, maka dalam menjalankan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 1 ayat 1 segala pengangkatan dan
pemberhentian yang dilakukan sebelum peraturan ini berlaku, dianggap sebagai
dilakukan menurut peraturan ini.
Pasal II.Pasal II.
Undang-undang ini mulai berlaku, pada hari pengundangannya.
44::44
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang itu dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta,
pada tanggal 24 Oktober 1952.
Presiden Republik Indonesia,
SOEKARNO.
Menteri Urusan Pegawai,
SOEROSO
Diundangkan
pada tanggal 29 Oktober 1952.
Menteri Kehakiman.
LOEKMAN WIRIADINATA.
CATATAN
RALAT
Dalam Undang-undang Nr 21 tahun 1952, yang dimuat dalam Lembaran-Negara Nr 78
tahun 1952, halaman 1, pada kepalanya, pada baris ke-enam dari atas, perkataan
(Undang-undang Darurat Nr 24 dan 34 tahun 1950) seharusnya dibaca (Undang-undang
Darurat Nr 25 dan 34 tahun 1950).
Diketahui :
Sekretaris Kementerian Kehakiman,
Mr. ABIMANJOE.

More Related Content

What's hot

Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsPp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Nandang Sukmara
 
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
HumasRudenimKupang
 
Tata cara memperoleh
Tata cara memperolehTata cara memperoleh
Tata cara memperolehFathur Marah
 
Details ptun
Details ptunDetails ptun
Details ptun
virmannsyah
 
Perpres Nomor 125 Tahun 2016
Perpres Nomor 125 Tahun 2016Perpres Nomor 125 Tahun 2016
Perpres Nomor 125 Tahun 2016
HumasRudenimKupang
 
Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019
Anjas Asmara, S.Si
 
Kitab undang
Kitab undangKitab undang
Kitab undang
Yeminus Kogoya
 
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999
HumasRudenimKupang
 
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeriPp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
wawan sahib
 
PP nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
PP nomor 94 tahun 2021   tentang disiplin pnsPP nomor 94 tahun 2021   tentang disiplin pns
PP nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
KutsiyatinMSi
 
Surat kepala bkn perihal pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman pidana
Surat kepala bkn perihal pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman pidanaSurat kepala bkn perihal pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman pidana
Surat kepala bkn perihal pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman pidanaYudhi Aldriand
 
Peran bpk
Peran bpkPeran bpk
Peran bpk
EKOAMANDAE
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Muhammad Rafi Kambara
 
KEADAAN BAHAYA
KEADAAN BAHAYAKEADAAN BAHAYA
KEADAAN BAHAYA
dionslide
 

What's hot (20)

Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsPp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
 
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
 
Tata cara memperoleh
Tata cara memperolehTata cara memperoleh
Tata cara memperoleh
 
Uu 09 1953
Uu 09 1953Uu 09 1953
Uu 09 1953
 
Uudrt 16 1957
Uudrt 16 1957Uudrt 16 1957
Uudrt 16 1957
 
Perpu 01 1950
Perpu 01 1950Perpu 01 1950
Perpu 01 1950
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Details ptun
Details ptunDetails ptun
Details ptun
 
Uu 16 1961
Uu 16 1961Uu 16 1961
Uu 16 1961
 
Perpres Nomor 125 Tahun 2016
Perpres Nomor 125 Tahun 2016Perpres Nomor 125 Tahun 2016
Perpres Nomor 125 Tahun 2016
 
Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019
 
Kitab undang
Kitab undangKitab undang
Kitab undang
 
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999
 
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeriPp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
 
PP nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
PP nomor 94 tahun 2021   tentang disiplin pnsPP nomor 94 tahun 2021   tentang disiplin pns
PP nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
 
Surat kepala bkn perihal pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman pidana
Surat kepala bkn perihal pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman pidanaSurat kepala bkn perihal pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman pidana
Surat kepala bkn perihal pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman pidana
 
Peran bpk
Peran bpkPeran bpk
Peran bpk
 
Pengertian perjanjian kawin
Pengertian perjanjian kawinPengertian perjanjian kawin
Pengertian perjanjian kawin
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
 
KEADAAN BAHAYA
KEADAAN BAHAYAKEADAAN BAHAYA
KEADAAN BAHAYA
 

Viewers also liked

Getting Faster, Better and Smarter with Online Tools
Getting Faster, Better and Smarter with Online ToolsGetting Faster, Better and Smarter with Online Tools
Getting Faster, Better and Smarter with Online Tools
John Dorner
 
cambio de base
cambio de basecambio de base
cambio de basemefrain
 
Bloglab 2008 Savona - marketing e web 2.0
Bloglab 2008   Savona - marketing e web 2.0Bloglab 2008   Savona - marketing e web 2.0
Bloglab 2008 Savona - marketing e web 2.0
Roberta Milano
 
The Economics of The Global Loss of Biological Diversity Brussels Workshop Ma...
The Economics of The Global Loss of Biological Diversity Brussels Workshop Ma...The Economics of The Global Loss of Biological Diversity Brussels Workshop Ma...
The Economics of The Global Loss of Biological Diversity Brussels Workshop Ma...
Institute for European Environmental Policy IEEP
 
Resumen I Congreso Estudiantil
Resumen I Congreso EstudiantilResumen I Congreso Estudiantil
Resumen I Congreso Estudiantilguest6aa380
 
Goglio - Learning&Learning, Enipg
Goglio - Learning&Learning, EnipgGoglio - Learning&Learning, Enipg
Goglio - Learning&Learning, EnipgMedia and More
 
Sea Kayak Expedition To San Blas Archipelago
Sea Kayak Expedition To San Blas ArchipelagoSea Kayak Expedition To San Blas Archipelago
Sea Kayak Expedition To San Blas Archipelago
Aventuras Panama
 

Viewers also liked (20)

Uu 32 1954
Uu 32 1954Uu 32 1954
Uu 32 1954
 
Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951
 
Uu 07 1953
Uu 07 1953Uu 07 1953
Uu 07 1953
 
Getting Faster, Better and Smarter with Online Tools
Getting Faster, Better and Smarter with Online ToolsGetting Faster, Better and Smarter with Online Tools
Getting Faster, Better and Smarter with Online Tools
 
Ascensor 2
Ascensor 2Ascensor 2
Ascensor 2
 
cambio de base
cambio de basecambio de base
cambio de base
 
Bloglab 2008 Savona - marketing e web 2.0
Bloglab 2008   Savona - marketing e web 2.0Bloglab 2008   Savona - marketing e web 2.0
Bloglab 2008 Savona - marketing e web 2.0
 
Uu 15 1952
Uu 15 1952Uu 15 1952
Uu 15 1952
 
Vanzetti - Codex
Vanzetti - CodexVanzetti - Codex
Vanzetti - Codex
 
Uu 36 1953
Uu 36 1953Uu 36 1953
Uu 36 1953
 
The Economics of The Global Loss of Biological Diversity Brussels Workshop Ma...
The Economics of The Global Loss of Biological Diversity Brussels Workshop Ma...The Economics of The Global Loss of Biological Diversity Brussels Workshop Ma...
The Economics of The Global Loss of Biological Diversity Brussels Workshop Ma...
 
Resumen I Congreso Estudiantil
Resumen I Congreso EstudiantilResumen I Congreso Estudiantil
Resumen I Congreso Estudiantil
 
Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951
 
Uu 12 1970
Uu 12 1970Uu 12 1970
Uu 12 1970
 
Uu 02 1964
Uu 02 1964Uu 02 1964
Uu 02 1964
 
Uudrt 07 1958
Uudrt 07 1958Uudrt 07 1958
Uudrt 07 1958
 
Goglio - Learning&Learning, Enipg
Goglio - Learning&Learning, EnipgGoglio - Learning&Learning, Enipg
Goglio - Learning&Learning, Enipg
 
Barberis - Protocube
Barberis - ProtocubeBarberis - Protocube
Barberis - Protocube
 
Uu 06 1952
Uu 06 1952Uu 06 1952
Uu 06 1952
 
Sea Kayak Expedition To San Blas Archipelago
Sea Kayak Expedition To San Blas ArchipelagoSea Kayak Expedition To San Blas Archipelago
Sea Kayak Expedition To San Blas Archipelago
 

Similar to Uu 21 1952

Uu 8 th 1974 ttg pokok2 kepegawaian
Uu 8 th 1974 ttg pokok2 kepegawaianUu 8 th 1974 ttg pokok2 kepegawaian
Uu 8 th 1974 ttg pokok2 kepegawaian
Nandang Sukmara
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
MuhammadNorman9
 
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianUU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
Norma Irmawati
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014BBPP_Batu
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Ilham Mustafa
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
KutsiyatinMSi
 
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdfPP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
ssuserc65a91
 
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja AsingPP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Imam Prastio
 
Perpu 02 Tahun 2022 Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
Perpu 02 Tahun 2022 Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.comPerpu 02 Tahun 2022 Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
Perpu 02 Tahun 2022 Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
Rendi Adetia Sapoetra
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptx
AnitaMusya
 
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsPp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Nandang Sukmara
 
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.pptAkmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
YogieNovri
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
Penataan Ruang
 
RUU PERUBAHAN ATAS UU KEMENTERIAN NEGARA
RUU PERUBAHAN ATAS UU KEMENTERIAN NEGARARUU PERUBAHAN ATAS UU KEMENTERIAN NEGARA
RUU PERUBAHAN ATAS UU KEMENTERIAN NEGARA
shirizkiku
 
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdfperaturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
252085
 

Similar to Uu 21 1952 (20)

Uu 8 th 1974 ttg pokok2 kepegawaian
Uu 8 th 1974 ttg pokok2 kepegawaianUu 8 th 1974 ttg pokok2 kepegawaian
Uu 8 th 1974 ttg pokok2 kepegawaian
 
Uu 01 1953
Uu 01 1953Uu 01 1953
Uu 01 1953
 
Pp no 44_2011
Pp no 44_2011Pp no 44_2011
Pp no 44_2011
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
 
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianUU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
 
Murad65
Murad65Murad65
Murad65
 
Uu 20 1952
Uu 20 1952Uu 20 1952
Uu 20 1952
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
 
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdfPP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
 
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja AsingPP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
 
Perpu 02 Tahun 2022 Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
Perpu 02 Tahun 2022 Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.comPerpu 02 Tahun 2022 Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
Perpu 02 Tahun 2022 Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptx
 
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsPp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
 
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.pptAkmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
Akmal-Arah Kebijakan PP 12 Tahun 2018.ppt
 
Uu 43 1999
Uu 43 1999Uu 43 1999
Uu 43 1999
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
 
RUU PERUBAHAN ATAS UU KEMENTERIAN NEGARA
RUU PERUBAHAN ATAS UU KEMENTERIAN NEGARARUU PERUBAHAN ATAS UU KEMENTERIAN NEGARA
RUU PERUBAHAN ATAS UU KEMENTERIAN NEGARA
 
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdfperaturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
 

More from guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaranguest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950guest150909
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950guest150909
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950guest150909
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasiguest150909
 

More from guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 
Uu 16 1951
Uu 16 1951Uu 16 1951
Uu 16 1951
 

Uu 21 1952

  • 1. 11::44 UNDANGUNDANG--UNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1952NOMOR 21 TAHUN 1952 TENTANGTENTANG MENETAPKAN "UNDANGMENETAPKAN "UNDANG--UNDANG DARURAT TENTANG HAK PENGANGKATAN DANUNDANG DARURAT TENTANG HAK PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAIPEMBERHENTIAN PEGAWAI--PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SERIKAT" (UNDANGPEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SERIKAT" (UNDANG-- UNDANG DARURAT NR 25 DAN 34 TAHUN 1950) SEBAGAI UNDANGUNDANG DARURAT NR 25 DAN 34 TAHUN 1950) SEBAGAI UNDANG--UNDANGUNDANG REPUREPUBLIK INDONESIABLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa Pemerintah dengan mempergunakan haknya termaktub dalam pasal 139 ayat 1 Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat dan pasal 96 ayat 1 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia telah menetapkan dan mengubah "Undang-undang Darurat tentang hak pengangkatan dan pemberhentian pegawai-pegawai Republik Indonesia Serikat" (Undang-undang Darurat Nr 25 dan Nr 34 tahun 1950, Lembaran-Negara Nr 41 dan Nr 74 tahun 1950); Mengingat : pasal-pasal 86, 90 dan 97 ayat 4 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia, bernoemigsoverdrachtregeling 1928 (Staatsblad Nr 35) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1949 Nr 3; Dengan persetujuanDengan persetujuan : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; MemutuskanMemutuskan: Dengan membatalkan segala Peraturan yang bertentangan dengan peraturan dalam Undang-undang ini, Menetapkan: Undang-undang tentang menetapkan "Undang-undang Darurat Nr 2 tahun 1951 tentang perubahan "Rechtenordonnantie" (Staatblad 1882 No. 240 jo Staatsblad 1931 No. 471) sebagai Undang-undang Pasal I.Pasal I. Peraturan termaktub dalam "Undang-undang Darurat tentang hak pengangkatan dan pemberhentian pegawai-pegawai Republik Indonesia Serikat" (Undang-undang Darurat Nr 25 jo. Nr 34 tahun 1950 termuat dalam Lembaran-Negara masing-masing Nr 41 dan 74 tahun 1950) ditetapkan sebagai Undang-undang Republik Indonesia dengan
  • 2. 22::44 perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan sehingga berbunyi sebagai berikut : Undang-undang tentang hak mengangkat dan memberhentikan *373 pegawai negeri sipil. Pasal 1. (1) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan khusus yang telah atau akan ditetapkan dengan Undang-undang, maka sekalian pegawai-negeri sipil Republik Indonesia dengan mengindahkan aturan-aturan mengenai soal kepegawaian yang berlaku, dipekerjakan untuk sementara, diangkat dalam jabatan tetap Republik Indonesia, diangkat untuk sementara atau tetap dalam jabatan, diberhentikan dari pekerjaan sementara, diberhentikan dari jabatannya dan diberhentikan dari jabatan Negeri oleh : a. Presiden : yang mengenai pegawai yang digaji menurut P.G.P. 1948 golongan VI ruang e ke atas. b. Menteri : masing-masing yang mengenai pegawai yang termasuk dalam lingkungan kekuasaannya, kecuali yang tersebut dalam huruf a di atas ini. c. Dewan Perwakilan Rakyat : yang mengenai pegawai yang dipekerjakan pada Dewan itu, kecuali yang tersebut dalam huruf a di atas ini. d. Mahkamah Agung : yang mengenai pegawai yang dipekerjakan pada Mahkamah itu, kecuali yang tersebut dalam huruf a di atas ini. e. Dewan Pengawas Keuangan : yang mengenai pegawai pada Dewan itu, kecuali yang tersebut dalam huruf a di atas ini. f. Direktur Kabinet Presiden : yang mengenai pegawai-pegawai pada Kabinet itu, termasuk sipil yang dipekerjakan pada Istana-istana Presiden dan Wakil-Presiden, kecuali yang tersebut dalam huruf a di atas dan jabatan-jabatan termasuk golongan VIa sampai dengan VId P.G.P. 1948 yang diangkat dan diberhentikan oleh Perdana Menteri. (2) Untuk menerima (kembali) bekas pegawai negeri sipil atau bekas anggota Tentara, yang diberhentikan dari jabatan Negeri dengan sebutan "tidak dengan hormat", atau mereka, yang dikenakan hukuman karena menjalankan kejahatan, maka diperlukan izin terlebih dahulu dari Dewan Menteri. (3) Pembesar atau Dewan tersebut dalam ayat 1 huruf b, c, d, e dan f menetapkan, membatalkan atau memperpanjang perjanjian-perjanjian tentang mempekerjakan seseorang dalam ikatan dinas Republik Indonesia untuk waktu yang terbatas dalam lingkungan kekuasaannya masing-masing setelah mendapat persetujuan lebih dulu dari Menteri Urusan Pegawai. (4) Untuk mempekerjakan pegawai yang bukan warga negara Republik Indonesia, maka buat pertama kalinya diperlukan persetujuan lebih dahulu dari Dewan Menteri. (5) Menteri berhak memindahkan pegawai dalam lingkungan kekuasaannya dari satu daerah ke daerah lain atau dari satu bagian kebagian administrasi lain Kementeriannya. Instansi atau pembesar tersebut dalam pasal 1 sub c, d, e dan f
  • 3. 33::44 berhak memindahkan pegawai dari satu bagian ke *374 bagian administrasi lain dalam lingkungan kekuasaannya dengan mengingat kepentingan Negara. Pasal 2. Dalam hal dipekerjakan sementara, dalam hal pengangkatan tetap dan dalam hal dipekerjakan dalam ikatan dinas untuk waktu yang terbatas, jika menurut peraturan- peraturan yang berlaku kedudukan yang bersangkutan tidak dapat diatur sendiri oleh pemegang kuasa yang berhak untuk mengangkat karena menyimpang dari peraturan yang berlaku, begitu pula dalam hal pengangkatan sementara atau pengangkatan tetap atau pengangkatan untuk tempo yang terbatas, jika pengangkatan itu akan melebihi susunan pegawai yang diizinkan dalam anggaran, maka sekalian itu hanya dapat dilakukan setelah dicapai kata sepakat dengan Menteri Urusan Pegawai. Dalam hal-hal melewati susunan pegawai maka disyaratkan juga kata sepakat dengan Menteri Keuangan. Pasal 3. Pemberhentian dari jabatan Negeri Republik Indonesia yang disertai sebutan "tidak dengan hormat" boleh dilakukan hanya oleh Presiden bagi pegawai tersebut dalam pasal 1 ayat 1 huruf a dan oleh Menteri, Dewan atau Pembesar, masing-masing termaksud dalam pasal 1 ayat 1 huruf b sampai dengan f, bagi pegawai tersebut dalam pasal 1 ayat 1 huruf b, c, d, e dan f. Pasal 4. Menteri atau badan-badan yang dimaksudkan dalam pasal 1 ayat 1 huruf b, c dan d dapat menyerahkan kekuasaannya yang dimaksudkan dalam pasal 1 ayat 1 yang mengenai jabatan-jabatan termasuk golongan Vb ke bawah P.G.P. 1948, kecuali kekuasaan untuk memberhentikan dari jabatan Negeri Republik Indonesia tidak atas permintaan sendiri dan hak memindah termaksud dalam pasal 1 ayat 5 yang mengenai jabatan-jabatan termaksud golongan Vb ke bawah P.G.P. 1948, kepada pemegang- pemegang kuasa yang termasuk dalam lingkungan Kementeriannya. Penyerahan kekuasaan itu diatur dengan surat keputusan Menteri yang bersangkutan. Pasal 5. Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam pasal 2, maka dalam menjalankan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 1 ayat 1 segala pengangkatan dan pemberhentian yang dilakukan sebelum peraturan ini berlaku, dianggap sebagai dilakukan menurut peraturan ini. Pasal II.Pasal II. Undang-undang ini mulai berlaku, pada hari pengundangannya.
  • 4. 44::44 Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang itu dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta, pada tanggal 24 Oktober 1952. Presiden Republik Indonesia, SOEKARNO. Menteri Urusan Pegawai, SOEROSO Diundangkan pada tanggal 29 Oktober 1952. Menteri Kehakiman. LOEKMAN WIRIADINATA. CATATAN RALAT Dalam Undang-undang Nr 21 tahun 1952, yang dimuat dalam Lembaran-Negara Nr 78 tahun 1952, halaman 1, pada kepalanya, pada baris ke-enam dari atas, perkataan (Undang-undang Darurat Nr 24 dan 34 tahun 1950) seharusnya dibaca (Undang-undang Darurat Nr 25 dan 34 tahun 1950). Diketahui : Sekretaris Kementerian Kehakiman, Mr. ABIMANJOE.