Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 mengatur tentang disiplin PNS. Dokumen ini menjelaskan berbagai ketentuan terkait kewajiban, larangan, dan hukuman disiplin bagi PNS yang melanggar ketentuan tersebut. Hukuman disiplin dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat, tergantung jenis dan dampak pelanggarannya.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin PNS dan hukuman disiplin bagi pelanggaran disiplin, termasuk jenis pelanggaran dan sanksi yang dapat diberikan. Pelanggaran dibedakan menjadi ringan, sedang dan berat, dengan sanksi berupa teguran, pengurangan tunjangan hingga pemberhentian. Juga diatur tentang pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi dan tata cara pemeriksaan dugaan pelanggaran.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyusunan peraturan bupati di Kabupaten Barru. Secara garis besar mencakup tahap perencanaan, pembahasan, penetapan, dan pengundangan. Juga membahas dasar hukum, kedudukan hukum, kewenangan, sanksi, dan teknik legal drafting peraturan bupati.
UU Nomor 5 Tahun 2014 mengatur tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). UU ini mengatur hak, kewajiban, jenis jabatan, mutasi, pemberhentian, dan pengisian jabatan pimpinan tinggi untuk ASN."
Dokumen tersebut membahas tentang diklat prajabatan golongan III PNS Provinsi DKI Jakarta 2018. Terdapat penjelasan tentang proses pengangkatan CPNS menjadi PNS melalui seleksi administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi bidang. Dokumen juga menjelaskan hak dan kewajiban PNS seperti cuti, jaminan, larangan, serta sanksi bagi pelanggaran.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin PNS dan hukuman disiplin bagi pelanggaran disiplin, termasuk jenis pelanggaran dan sanksi yang dapat diberikan. Pelanggaran dibedakan menjadi ringan, sedang dan berat, dengan sanksi berupa teguran, pengurangan tunjangan hingga pemberhentian. Juga diatur tentang pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi dan tata cara pemeriksaan dugaan pelanggaran.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyusunan peraturan bupati di Kabupaten Barru. Secara garis besar mencakup tahap perencanaan, pembahasan, penetapan, dan pengundangan. Juga membahas dasar hukum, kedudukan hukum, kewenangan, sanksi, dan teknik legal drafting peraturan bupati.
UU Nomor 5 Tahun 2014 mengatur tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). UU ini mengatur hak, kewajiban, jenis jabatan, mutasi, pemberhentian, dan pengisian jabatan pimpinan tinggi untuk ASN."
Dokumen tersebut membahas tentang diklat prajabatan golongan III PNS Provinsi DKI Jakarta 2018. Terdapat penjelasan tentang proses pengangkatan CPNS menjadi PNS melalui seleksi administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi bidang. Dokumen juga menjelaskan hak dan kewajiban PNS seperti cuti, jaminan, larangan, serta sanksi bagi pelanggaran.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem rumah tangga daerah di Indonesia. Terdapat tiga sistem rumah tangga daerah yaitu sistem rumah tangga materiil, sistem rumah tangga formil, dan sistem rumah tangga riil. Sistem rumah tangga materiil membagi tugas secara rinci diatur dalam undang-undang, sedangkan sistem rumah tangga formil membagi tugas berdasarkan efisiensi dan efektivitas tanpa rinci. Sistem rumah tangga riil mengkombinasi
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin PNS, pelanggaran disiplin, hukuman disiplin, upaya administratif bagi PNS yang tidak puas dengan hukuman disiplin, dan pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin.
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Septian Muna Barakati
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin pegawai negeri sipil. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang dasar hukum PNS, maksud dan tujuan disiplin, aspek kewajiban dan larangan bagi PNS, serta jenis-jenis hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNS yang melanggar ketentuan.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang dasar hukum disiplin PNS, kewajiban dan larangan bagi PNS, tingkat hukuman disiplin, serta contoh pelanggaran dan sanksi yang diberikan.
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdfMAPBappenasUnsri
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan disiplin PNS berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014, termasuk kewajiban, larangan, dan hukuman bagi pelanggaran disiplin. Juga dijelaskan pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan tentang informasi jabatan pengadministrasi umum di pemerintah kabupaten yang bertugas menerima, mencatat, dan menyimpan surat serta dokumen sesuai prosedur.
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdfssuser29a8ba
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas mengenai pengelolaan kinerja pegawai ASN berdasarkan PermenPANRB No. 6/2022. Dokumen tersebut menjelaskan perubahan-perubahan pada sistem pengelolaan kinerja pegawai ASN yang diatur dalam PermenPANRB No. 6/2022 dibandingkan dengan PermenPANRB No. 8/2021, antara lain perubahan pada format SKP, penilaian kinerja, dan hubungan antara SKP dengan JF serta angka kredit.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen aparatur sipil negara (ASN) di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian ASN dan jenis-jenis pegawai ASN, hak dan kewajiban pegawai ASN, serta organisasi dan larangan-larangan yang berlaku bagi ASN."
Tindakan hukum pemerintah dapat berupa tindakan hukum privat maupun publik, yang bersifat umum atau individual, serta bertujuan mengatur kehidupan bermasyarakat sesuai peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan KUHP di Indonesia dan negara lain, serta tujuan dan kelebihan KUHP baru yang diatur dalam UU No. 1 Tahun 2023 tentang KUHP. KUHP baru ini bertujuan menghilangkan nuansa kolonial, mendemokratisasi rumusan pasal pidana, menyusun kembali ketentuan pidana secara menyeluruh, dan mengadopsi filosofi pemidanaan yang memperhatikan pelaku dan kor
Dokumen tersebut membahas tentang sarana tata usaha negara lainnya seperti peraturan perundang-undangan, peraturan kebijaksanaan, rencana, petugas publik seperti pejabat politik/negara, pegawai negeri, dan para hakim.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem rumah tangga daerah di Indonesia. Terdapat tiga sistem rumah tangga daerah yaitu sistem rumah tangga materiil, sistem rumah tangga formil, dan sistem rumah tangga riil. Sistem rumah tangga materiil membagi tugas secara rinci diatur dalam undang-undang, sedangkan sistem rumah tangga formil membagi tugas berdasarkan efisiensi dan efektivitas tanpa rinci. Sistem rumah tangga riil mengkombinasi
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin PNS, pelanggaran disiplin, hukuman disiplin, upaya administratif bagi PNS yang tidak puas dengan hukuman disiplin, dan pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin.
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Septian Muna Barakati
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin pegawai negeri sipil. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang dasar hukum PNS, maksud dan tujuan disiplin, aspek kewajiban dan larangan bagi PNS, serta jenis-jenis hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNS yang melanggar ketentuan.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang dasar hukum disiplin PNS, kewajiban dan larangan bagi PNS, tingkat hukuman disiplin, serta contoh pelanggaran dan sanksi yang diberikan.
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdfMAPBappenasUnsri
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan disiplin PNS berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014, termasuk kewajiban, larangan, dan hukuman bagi pelanggaran disiplin. Juga dijelaskan pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan tentang informasi jabatan pengadministrasi umum di pemerintah kabupaten yang bertugas menerima, mencatat, dan menyimpan surat serta dokumen sesuai prosedur.
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdfssuser29a8ba
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas mengenai pengelolaan kinerja pegawai ASN berdasarkan PermenPANRB No. 6/2022. Dokumen tersebut menjelaskan perubahan-perubahan pada sistem pengelolaan kinerja pegawai ASN yang diatur dalam PermenPANRB No. 6/2022 dibandingkan dengan PermenPANRB No. 8/2021, antara lain perubahan pada format SKP, penilaian kinerja, dan hubungan antara SKP dengan JF serta angka kredit.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen aparatur sipil negara (ASN) di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian ASN dan jenis-jenis pegawai ASN, hak dan kewajiban pegawai ASN, serta organisasi dan larangan-larangan yang berlaku bagi ASN."
Tindakan hukum pemerintah dapat berupa tindakan hukum privat maupun publik, yang bersifat umum atau individual, serta bertujuan mengatur kehidupan bermasyarakat sesuai peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan KUHP di Indonesia dan negara lain, serta tujuan dan kelebihan KUHP baru yang diatur dalam UU No. 1 Tahun 2023 tentang KUHP. KUHP baru ini bertujuan menghilangkan nuansa kolonial, mendemokratisasi rumusan pasal pidana, menyusun kembali ketentuan pidana secara menyeluruh, dan mengadopsi filosofi pemidanaan yang memperhatikan pelaku dan kor
Dokumen tersebut membahas tentang sarana tata usaha negara lainnya seperti peraturan perundang-undangan, peraturan kebijaksanaan, rencana, petugas publik seperti pejabat politik/negara, pegawai negeri, dan para hakim.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pemerintahan desa di Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan terkait. Terdapat penjelasan mengenai struktur organisasi pemerintahan desa, tugas dan wewenang kepala desa dan perangkat desa, serta asas-asas yang diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa."
Dokumen tersebut membahas tentang aparatur sipil negara dalam mewujudkan integritas dan profesionalitas. Ia menjelaskan dasar hukum, kewajiban, larangan, dan instrumen pembinaan disiplin bagi PNS. Dokumen ini juga mendefinisikan disiplin PNS dan jenis pelanggaran disiplin yang dapat terjadi.
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptxNurmalita11
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin PNS
Berisi tentang peraturan disiplin P
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeriwawan sahib
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan definisi PNS dan pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi disiplin. Juga diatur mengenai kewajiban, larangan, dan jenis pelanggaran serta sanksi disiplin yang dapat dijatuhkan. Sanksi disiplin terdiri dari ringan, sedang, dan berat seperti teguran, pemotongan tunjangan, penurunan
Dokumen tersebut berisi tentang ketentuan umum mengenai disiplin pegawai negeri sipil di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai definisi pegawai negeri sipil, pejabat pembina kepegawaian, dan pejabat yang berwenang menghukum. Juga diatur mengenai kewajiban dan larangan bagi PNS serta jenis pelanggaran dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan.
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang peradilan tata usaha negara yang membahas tentang undang-undang dan konsep dasar peradilan tata usaha negara di Indonesia. Makalah ini menjelaskan tentang lembaga peradilan tata usaha negara, keputusan tata usaha negara yang dapat digugat, azas-azas yang diterapkan dalam peradilan tata usaha negara, serta kriteria keputusan tata usaha negara yang dapat digugat.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang disiplin pegawai negeri sipil (PNS) dengan menetapkan kewajiban dan larangan bagi PNS serta jenis-jenis pelanggaran dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan. Dokumen ini mengatur tata cara pengenaan sanksi administratif berupa teguran, penundaan kenaikan pangkat dan gaji, hingga pemberhentian bagi PNS yang melanggar ketentuan yang berlaku.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang disiplin pegawai negeri sipil (PNS) dengan menetapkan kewajiban dan larangan bagi PNS serta jenis-jenis pelanggaran dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan. Dokumen ini mengatur tata cara pengenaan sanksi administratif berupa teguran, penundaan kenaikan pangkat dan gaji, hingga pemberhentian bagi PNS yang melanggar ketentuan yang berlaku.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang disiplin pegawai negeri sipil (PNS) dengan menetapkan kewajiban dan larangan bagi PNS serta jenis-jenis pelanggaran dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan. Dokumen ini mengatur ketentuan umum tentang disiplin PNS, kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi PNS, jenis hukuman disiplin, dan hubungan antara pelanggaran dengan jenis hukuman yang dapat dij
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mengatur tentang disiplin pegawai negeri sipil. Dokumen ini menjelaskan kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi PNS serta jenis sanksi disiplin yang dapat dijatuhkan apabila terjadi pelanggaran, mulai dari teguran lisan hingga pemberhentian tidak dengan hormat.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mengatur tentang disiplin pegawai negeri sipil (PNS) dengan menetapkan berbagai kewajiban dan larangan bagi PNS serta jenis-jenis sanksi disiplin yang dapat dijatuhkan apabila PNS melakukan pelanggaran, mulai dari sanksi ringan berupa teguran lisan hingga sanksi berat berupa pemberhentian tidak dengan hormat.
Similar to PP nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin pns (20)
Sosialisasi p4 gn upaya mewujudkan asn bersinar_20jan22KutsiyatinMSi
Dokumen ini membahas upaya pemerintah daerah Jawa Timur dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba melalui program Bersih Narkoba. Dokumen ini menjelaskan tentang modus operasi pengedaran narkoba, dampak penyalahgunaan narkoba, dan langkah-langkah yang ditempuh untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan kerja.
Pointer webinar seri 3 bnn-komnasdik 2022KutsiyatinMSi
Webinar ini membahas upaya mewujudkan ASN yang bebas dari narkoba dengan mengundang narasumber dari BNNP Jatim dan Komnasdik Jatim. Materi membahas latar belakang ancaman narkoba di Indonesia khususnya di lingkungan kerja, pendidikan, dan masyarakat serta tugas bersama untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kenaikan pangkat PNS di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Terdapat penjelasan mengenai dasar hukum, jenis, alur dan proses kenaikan pangkat, serta ujian dinas dan penyesuaian kenaikan pangkat bagi PNS. Informasi disajikan melalui presentasi PowerPoint yang mencakup berbagai hal terkait kenaikan pangkat PNS.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Webinar ini membahas strategi pengembangan kompetensi diri dan berfikir kreatif bagi ASN tahun 2022, dengan menghadirkan narasumber dari John Robert Power untuk memberikan materi tentang pentingnya meningkatkan kompetensi secara terus-menerus. Webinar ini diikuti oleh 300 peserta ASN dari lingkup pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Timur.
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)KutsiyatinMSi
1. Dokumen ini membahas kebijakan orientasi untuk pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dan pelaksanaan workshop manajemen pelatihan.
2. Orientasi PPPK bertujuan untuk memberikan pengenalan tugas dan fungsi ASN serta nilai dan etika pada instansi pemerintah, dilaksanakan secara mandiri melalui online course selama 45 jam pelatihan.
3. Workshop manajemen pelatihan ditujukan untuk meningkatkan kompetensi pengelola pelati
The document profiles Dr. Ismarli Muis, who has degrees in psychology from UI and is a certified coach, trainer, and associate professor. He is the founder of PT MARLY OPTIMA INDONESIA, which provides organizational development, assessment, training, coaching, counseling, research, and human capital consulting services. The document then discusses work-life balance, defining it as balance between time spent working and personal life. It identifies challenges to achieving balance, such as multiple roles and long work hours, and factors that affect balance like gender, children, and social support. Finally, it provides tips for improving work-life balance, like setting boundaries, prioritizing health, and finding strategies that work personally.
Se menteri panrb_no_28_tahun_2021_tentang_pengembangan_kompetensiKutsiyatinMSi
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
10. peraturan menteri panrb no. 39 tahun 2020KutsiyatinMSi
"[Ringkuman]"
Peraturan ini mengatur tentang Jabatan Fungsional Asesor Sumber Daya Manusia Aparatur, yang memiliki tugas melakukan asesmen kompetensi/potensi sebagai dasar pengelolaan sumber daya manusia. Jabatan ini terdiri atas 4 jenjang, yakni Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya, dan Ahli Utama.
2. PASAL 86 AYAT (4) UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA,
UNTUK MENJAMIN TERPELIHARANYA TATA TERTIP DALAM KELANCARAN
PELAKSANAAN TUGAS, PNS WAJIB MEMATUHI DISIPLIN PNS
INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENEGAKKAN DISIPLIN TERHADAP PNS SERTA
MELAKSANAKAN BERBAGAI UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN
PNS YANG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN
KETENTUAN DISIPLIN LEBIH LANJUT DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH
DASAR :
3. Pejabat yang Berwenang Menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang menjatuhkan hukuman disiplin kepada
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan.
Masuk Kerja adalah keadaan melaksanakan tugas baik di dalam maupun di luar kantor.
Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau
melanggar larangan ketentuan Disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang Menghukum kepada PNS karena
melanggar peraturan Disiplin PNS.
Upaya Administratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap Hukuman Disiplin
yang dijatuhkan kepadanya.
Unit Kerja adalah satuan kerja atasan langsung sebagai tempat PNS yang bersangkutan melaksanakan tugas dalam
organisasi.
Dampak Negatif adalah dampak yang menimbulkan turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik
dan/atau mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas Unit Kerja, instansi, dan/atau pemerintah/negara.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.
PENGERTIAN
4. 1. SETIA DAN TAAT SEPENUHNYA KEPADA PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, DAN
PEMERINTAH;
2. MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA;
3. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH YANG
BERWENANG;
4. MENAATI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN;
5. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN DENGAN PENUH PENGABDIAN, KEJUJURAN,
KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB;
6. MENUNJUKKAN INTEGRITAS DAN KETELADANAN DALAM SIKAP, PERILAKU, UCAPAN,
DAN TINDAKAN KEPADA SETIAP ORANG, BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR
KEDINASAN;
7. MENYIMPAN RAHASIA JABATAN DAN HANYA DAPAT MENGEMUKAKAN RAHASIA
JABATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN; DAN
8. BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA.
KEWAJIBAN
PNS
5. a. MENGHADIRI DAN MENGUCAPKAN SUMPAH/ JANJI PNS
b. MENGHADIRI DAN MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI JABATAN
c. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DARI PADA KEPENTINGAN PRIBADI, SESEORANG
DAN ATAU GOLONGAN
d. MELAPORKAN DENGAN SEGERA KEPADA ATASANNYA APABILA MENGETAHUI ADA HAL YANG
DAPAT MEMBAHAYAKAN KEMANAN NEGARA ATAU MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
e. MELAPORKAN KEKAYAAN KEPADA JABAT YANG BERWENANG SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
f. MASUK KERJA DAN MENTAATI JAM KERJA
g. MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA BARANG MILIK NEGARA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
h. MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA BAWAHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI
i. MENOLAK SEGALA BENTUK PEMBERIAN YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS DAN FUNGSI
KECUALI PENGHASILAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
SELAIN
MEMENUHI
KEWAJIBAN
TERSEBUT
DIATAS, PNS
WAJIB:
6. LARANGAN
1. MENYALAHGUNAKAN WEWENANG;
2. MENJADI PERANTARA UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN PRIBADI DAN/ ATAU ORANG LAIN DENGAN
MENGGUNAKAN KEWENANGAN ORANG LAIN YANG DIDUGA TERJADI KONFLIK KEPENTINGAN DENGAN JABATAN;
3. MENJADI PEGAWAI ATAU BEKERJA UNTUK NEGARA LAIN;
4. BEKERJA PADA LEMBAGA ATAU ORGANISASI INTERNASIONAL TANPA IZIN ATAU TANPA DITUGASKAN OLEH
PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN;
5. BEKERJA PADA PERUSAHAAN ASING, KONSULTAN ASING, ATAU LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ASING
KECUALI DITUGASKAN OLEH PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN;
6. MEMILIKI, MENJUAL, MEMBELI, MENGGADAIKAN, MENYEWAKAN, ATAU MEMINJAMKAN BARANG BAIK
BERGERAK ATAU TIDAK BERGERAK, DOKUMEN, ATAU SURAT BERHARGA MILIK NEGARA SECARA TIDAK SAH;
7. MELAKUKAN PUNGUTAN DI LUAR KETENTUAN;
8. MELAKUKAN KEGIATAN YANG MERUGIKAN NEGARA;
9. BERTINDAK SEWENANG-WENANG TERHADAP BAWAHAN;
10. MENGHALANGI BERJALANNYA TUGAS KEDINASAN;
11. MENERIMA HADIAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATAN DAN/ ATAU PEKERJAAN;
12. MEMINTA SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATAN;
13. MELAKUKAN TINDAKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN KERUGIAN BAGI
YANG DILAYANI; DAN
14. MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA CAPRES/CAWAPRES, CALON KEPALA DAERAH/WAKIL KA. DAERAH, CALON
ANGGOTA DPR, DPD, DPRD DENGAN CARA
8. a. Hukuman Disiplin ringan;
b. Hukuman Disiplin sedang;
c. Hukuman Disiplin berat
Jenis Hukuman Disiplin ringan
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; atau
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
Jenis Hukuman Disiplin sedang :
a. pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% (dua puluh lima persen}
selama 6 (enam) bulan;
b. pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% (dua puluh lima persen}
selama 9 (sembilan) bulan; atau
c. pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% (dua puluh lima persen)
selama 12 (dua belas) bulan.
Jenis Hukuman Disiplin berat
a. penurunanjabatan setingkat lebih
rendah selama 12 (dua belas)
bulan;
b. pembebasan dari jabatannya
menjadi jabatan pelaksana selama
12 (dua belas) bulan; dan
c. pemberhentian dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS
TINGKAT HUKDIS
JENIS
HUKDIS
Psl 8
(1)
(4) (3)
(2)
9. JENIS PELANGGARAN
TERHADAP KEWAJIBAN
HUKUMAN DISIPLIN RINGAN DIJATUHKAN BAGI PELANGGARAN TERHADAP
KEWAJIBAN:
A. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH
YANG BERWENANG, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT
KERJA;
B. MENAATI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, APABILA
PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA;
C. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN DENGAN PENUH PENGABDIAN, KEJUJURAN,
KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK
NEGATIF PADA UNIT KERJA;
D. MENUNJUKKAN INTEGRITAS DAN KETELADANAN DALAM SIKAP, PERILAKU,
UCAPAN, DAN TINDAKAN KEPADA SETIAP ORANG, BAIK DI DALAM MAUPUN DI
LUAR KEDINASAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT
KERJA;
E. MENYIMPAN RAHASIA JABATAN DAN HANYA DAPAT MENGEMUKAKAN RAHASIA
JABATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA;
F. BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA
10. a. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DARI PADA KEPENTINGAN PRIBADI, SESEORANG,
DAN/ ATAU GOLONGAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA;
b. MASUK KERJA DAN MENAATI KETENTUAN JAM KERJA YANG BERDAMPAK PADA UNIT KERJA
BERUPA:
1. TEGURAN LISAN BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA
KUMULATIF SELAMA 3 (TIGA) HARI KERJA DALAM 1 (SATU) TAHUN;
2. TEGURAN TERTULIS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA
KUMULATIF SELAMA 4 (EMPAT) SAMPAI DENGAN 6 (ENAM) HARI KERJA DALAM 1 (SATU)
TAHUN; DAN
3. PERNYATAAN TIDAK PUAS SECARA TERTULIS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA
ALASAN YANG SAH SECARA KUMULATIF SELAMA 7 (TUJUH) SAMPAI DENGAN 10 (SEPULUH)
HARI KERJA DALAM 1 (SATU) TAHUN.
C. MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA BARANG MILIK NEGARA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA,
APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA; DAN
D. MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA BAWAHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI,
APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA
HUKUMAN DISIPLIN RINGAN
DIJATUHKAN BAGI PNS YANG
TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN:
11. a. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja dan/atau instansi yang
bersangkutan;
b. melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, apabila pelanggaran berdampak negatif
pada instansi yang bersangkutan;
c. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf d, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
d. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
e. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf f, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan;
f. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf g, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; dan
g. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf h, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi
yang bersangkutan.
HUKUMAN
DISIPLIN
SEDANG
DIJATUHKAN
BAGI
PELANGGARAN
TERHADAP
KEWAJIBAN:
12. a. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS sebagaimana apabila pelanggaran dilakukan
tanpa alasan yang sah;
b. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan
yang sah;
c. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
d. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan negara, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
e. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang dilakukan pejabat administrator dan pejabat fungsional;
HUKUMAN DISIPLIN SEDANG DIJATUHKAN BAGI PNS
YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN:
13. f. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja berupa:
1) pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan bagi
PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11 (sebelas) sampai
dengan 13 (tiga belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
2) pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 9 (sembilan) bulan
bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14 (empat belas)
sampai dengan 16 {enam belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun; dan
3) pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan
bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 17 (tujuh belas)
sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja dalam 1 (satu) tahun.
g. menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
h. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan "Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja" adalah kewajiban
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan sistem kerja yang dapat dilaksanakan melalui
fleksibilitas dalam pengaturan lokasi dan waktu bekerja
14. SETIA DAN TAAT SEPENUHNYA KEPADA PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, DAN
PEMERINTAH SEBAGAIMANA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA
UNIT KERJA, INSTANSI, DAN/ ATAU NEGARA;
a. MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, APABILA PELANGGARAN
BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA;
b. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH YANG
BERWENANG, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA;
c. MENAATI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, APABILA
PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA;
d. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN DENGAN PENUH PENGABDIAN, KEJUJURAN,
KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK
NEGATIF PADA NEGARA;
e. MENUNJUKKAN INTEGRITAS DAN KETELADANAN DALAM SIKAP, PERILAKU, UCAPAN,
DAN TINDAKAN KEPADA SETIAP ORANG, BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR
KEDINASAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA;
f. MENYIMPAN RAHASIA JABATAN DAN HANYA DAPAT MENGEMUKAKAN RAHASIA
JABATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA; DAN
g. BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPA K NEGATIF PADA NEGARA.
HUKUMAN
DISIPLIN
BERAT
DIJATUHKAN
BAGI
PELANGGAR
AN
TERHADAP
KEWAJIBAN:
15.
16. 3) PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT TIDAK ATAS PERMINTAAN SENDIRI
SEBAGAI PNS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH
SECARA KUMULATIF SELAMA 28 (DUA PULUH DELAPAN) HARI KERJA ATAU
LEBIH DALAM 1 (SATU) TAHUN; .
4) PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT TIDAK ATAS PERMINTAAN SENDIRI
SEBAGAI PNS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH
SECARA TERUS MENERUS SELAMA 10 (SEPULUH) HARI KERJA.
e. MENOLAK SEGALA BENTUK PEMBERIAN YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS
DAN FUNGSI KECUALI PENGHASILAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
LANJUTAN…….HUKUMAN DISIPLIN
BERAT DIJATUHKAN BAGI PNS YANG
TIDAK MEMENUHI KETENTUAN:
DIBERHENTIKAN
17. PELANGARAN
TERHADAP
LARANGAN
HUKDIS RINGAN
(DIMAKSUD DALAM PASAL
8 AYAT (1) HURUF A
DIJATUHKAN BAGI PNS
YANG MELANGGAR
KETENTUAN LARANGAN)
a. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan,
atau meminjamkan barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokurnen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja;
Hukuman Disiplin ringan
b. melakukan kegiatan yang merugikan negara, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja
c. melakukan kegiatan yang merugikan negara, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja;
e. menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada Unit Kerja
d. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan apabila
pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja
18. HUKUMAN DISIPLIN
SEDANG
(sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf b dijatuhkan bagi
PNS yang melanggar
ketentuan larangan)
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
Unit Kerja dan/atau instansi yang bersangkutan;
menaati ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada instansi yang bersangkutan;
melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan;
menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan pelanggaran berdampak
negatif pada instansi yang bersangkutan;
menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada instansi yang bersangkutan;
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara menjadi peserta
kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
19. menyalahgunakan wewenang;
HUKUMAN
DISIPLIN BERAT
SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM
PASAL 8 AYAT (1)
HURUF C
DIJATUHKAN BAGI
PNS YANG
MELANGGAR
KETENTUAN
LARANGAN:
menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/ atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan
jabatan
menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/ atau lembaga atau organisasi
internasional tan pa izin atau tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing
kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah
melakukan pungutan di- luar ketentuan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
negara dan/ atau pemerintah;
menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan
meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
20. MEMBERIKAN
DUKUNGAN
sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasili tas negara;
membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye;
mengadakan kegiatan yang mengarah kepada ke berpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
21. PELANGGARAN
TERHADAP
KEWAJIBAN MASUK
KERJA DAN MENAATI
KETENTUAN JAM
KERJA
dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir
tahun berjalan.
PNS yang tidak Masuk Kerja dan tidak menaati
ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah secara
terus menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja
diberhentikan pembayaran gajinya sejak bulan
berikutnya
22. PEJABAT YANG BERWENANG
MENGHUKUM
PRESIDEN
MENETAPKAN
PENJATUHAN
HUKUMAN
DISIPLIN BAGI PNS
YG MENDUDUKI
Jabatan Pimpinan Tinggi Utama
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan Pejabat Pembina
Kepegawaian, untuk semua jenis Hukuman
PRESIDEN
MENETAPKAN
PENJATUHAN
HUKUMAN
DISIPLIN BAGI PNS
YG MENDUDUKI
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Utama;
Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi
wewenang Presiden, untuk jenis Hukuman Disiplin berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat {4) huruf c
1. PRESIDEN
23. Pejabat Pembina Kepegawaian bagi PNS yang
menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan
jabatan lain yang pengangkatan dan
pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden
PENJATUHAN
HUKUMAN
DISIPLIN
Menteri yang mengoordinasikan bagi PNS yang
menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
24. 2. PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN INSTANSI PUSAT DAN
PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN INSTANSI DAERAH PROVINSI
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sedang dan
berat
Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama untuk jenis Hukuman Disiplin ringan (teguran lisan dan
tertulis, sedang pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen} selama 6
(enam) bulan, pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen} selama 9
(sembilan) bulan; penurunanjabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan; b.
pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan;
Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin tingkat berat
Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis
Hukuman Disiplin tingkat berat
25. 3. PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN INSTANSI DAERAH KABUPATEN/ KOTA
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin ringan,
sedang dan berat
Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama untuk jenis Hukuman Disiplin ringan, sedang, berat
(penurunanjabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan;
pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan)
Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplinsedang dan
berat
Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk
jenis Hukuman Disiplin tingkat berat
26. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk
jenis Hukuman Disiplin ringan
PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk
jenis Hukuman Disiplin sedang
4. KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA
27. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di
bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin ringan
PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di
bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin sedang
5. PEJABAT PIMPINAN TINGGI MADYA ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI
LINGKUNGAN PUSAT DAN PROVINSI
PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu} tingkat di bawahnya untuk jenis
Hukuman Disiplin Ringan
PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis
Hukuman Disiplin Sedang
Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin Ringan
dan Sedang
6. PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI
LINGKUNGAN PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
28. a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
Ringan
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
Sedang
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin Ringan dan Sedang
7. PEJABAT ADMINISTRATOR ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI LINGKUNGAN
PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
Dalam hal tidak terdapat jabatan administrator pada Unit
Kerja di lingkungan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota,
Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu dapat
menjatuhkan Hukuman Disiplin Tingkat Ringan
Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu ditetapkan dengan
keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.
29. Dalam hal tidak terdapat jabatan
pengawas pada unit kerja di lingkungan
Pusat, Provinsi, clan Kabupaten/Kota,
Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda
tertentu dapat menjatuhkan Hukuman
Disiplin tingkat Ringan.
8. PEJABAT PENGAWAS ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI LINGKUNGAN PUSAT, PROVINSI, DAN
KABUPATEN/KOTA BERWENANG MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN
PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman
Disiplin tingkat Ringan
PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untukjenis Hukuman
Disiplin tingkat Ringan dan Sedang
Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin tingkat Sedang
ditetapkan dengan keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian
30. ATASAN LANGSUNG WAJIB
memeriksa PNS yang diduga
melakukan Pelanggaran Disiplin
sebelum PNS dijatuhi Hukuman
Disiplin
dilakukan secara tertutup melalui tatap muka
langsung maupun secara virtual dan hasilnya
dituangkan dalam bentuk berita acara
pemeriksaan
Apabila hasil pemeriksaan menyatakan
kewenangan menjatuhkan Hukuman Disiplin
merupakan kewenangan atasan langsung, maka
atasan langsung tersebut wajib menjatuhkan
Hukuman Disiplin.
Apabila hasil pemeriksaan menyatakan
kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin
merupakan kewenangan pejabat yang lebih
tinggi, maka atasan langsung wajib melaporkan
berita acara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
secara hierarki
31. Dalam hal Pejabat yang Berwenang Menghukum tidak menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada
PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin, Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi
Hukuman Disiplin oleh atasannya
Dalam hal Pejabat yang Berwenang Menghukum tidak menjatuhkan Hukuman Disiplin yang
sesuai Pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh PNS, maka Pejabat yang Berwenang Menghukum
dijatuhi Hukuman Disiplin yang lebih berat.
Hukuman Disiplin dijatuhkan setelah melalui proses pemeriksaan.
Atasan juga menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin
Pejabat yang Berwenang Menghukum wajib menjatuhkan Hukuman
Disiplin kepada PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin.
Dalam hal tidak terdapat Pejabat yang
Berwenang Menghukum, maka
kewenangan menjatuhkan Hukuman
Disiplin menjadi kewenangan pejabat
yang lebih tinggi
32. 1. PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan
langsung untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Jarak waktu antara tanggal surat panggilan dengan tanggal pemeriksaan paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja.
3. Apabila pada tanggal yang ditentukan pada surat panggilan pertama yang
bersangkutan tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja setelah tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada
pemanggilan pertama Apabila pada pemanggilan kedua PNS yang bersangkutan tidak
hadir juga, maka Pejabat yang Berwenang Menghukum menjatuhkan Hukuman
Disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan
TATA CARA PEMERIKSAAN, PENJATUHAN,
DAN PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN
DISIPLIN
33. 1) memeriksa PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin sebelum PNS dijatuhi Hukuman
Disiplin.
2) Pemeriksaan dilakukan secara tertutup melalui tatap muka langsung maupun secara virtual
dan hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan.
3) Dalam hal hasil pemeriksaan menyatakan kewenangan menjatuhkan Hukuman Disiplin
merupakan kewenangan atasan langsung, maka atasan langsung tersebut wajib menjatuhkan
Hukuman Disiplin.
4) Dalam hal sesuai hasil pemeriksaan menyatakan kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin
merupakan kewenangan pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsung wajib melaporkan
berita acara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan secara hierarki
1) Atasan langsung yang tidak melakukan pemanggilan dan
pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan Pelanggaran
Disiplin, dan/ atau melaporkan hasil pemeriksaan kepada Pejabat yang
Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin.
2) Pejabat yang Berwenang Menghukum menjatuhkan Hukuman Disiplin
yang lebih berat kepada atasan langsung dilakukan setelah melalui
proses pemeriksaan.
34. 1) Pelanggaran terhadap kewajiban dan/atau larangan dengan Hukuman Disiplin
sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 13 dapat dilakukan
pemeriksaan oleh tim pemeriksa.
2) Pelanggaran terhadap kewajiban dan/ atau larangan dengan Hukuman
Disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 14 dilakukan
pemeriksaan oleh tim pemeriksa.
3) Tim pemeriksa terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur
kepegawaian.
4) Dalam hal tertentu tim pemeriksa dapat melibatkan pejabat lain yang
ditunjuk.
5) Tim pemeriksa dibentuk oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain
yang ditunjuk.
Dalam hal atasan langsung PNS yang diduga melakukan
Pelanggaran Disiplin terlibat dalam pelanggaran tersebut, maka
yang menjadi anggota tim pemeriksa adalah atasan yang lebih
tinggi secara berjenjang.
35. ATASAN LANGSUNG, TIM PERNERIKSA, ATAU PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM DAPAT
MEMINTA KETERANGAN DARI PIHAK LAIN DALAM PEMERIKSAAN DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN
• UNTUK KELANCARAN PEMERIKSAAN, PNS YANG DIDUGA MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN DAN
KEMUNGKINAN AKAN DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN BERAT, DAPAT DIBEBASKAN SEMENTARA DARI
TUGAS JABATANNYA OLEH ATASAN LANGSUNG SEJAK YANG BERSANGKUTAN DIPERIKSA.
• PEMBEBASAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA BERLAKU SAMPAI DENGAN DITETAPKANNYA
KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN.
• SELAMA PNS DIBEBASKAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA, DIANGKAT PEJABAT PELAKSANA
HARIAN.
• PNS YANG DIBEBASKAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA TETAP DIBERIKAN HAK-HAK
KEPEGAWAIANNYA SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
• DALAM HAL ATASAN LANGSUNG TIDAK ADA, MAKA PEMBEBASAN SEMENTARA DARI TUGAS
JABATANNYA DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG LEBIH TINGGI.
36. BERDASARKAN BASIL PEMERIKSAAN PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM MENJATUHKAN
HUKUMAN DISIPLIN
DALAM KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN HARUS DISEBUTKAN PELANGGARAN DISIPLIN YANG
DILAKUKAN OLEH PNS YANG BERSANGKUTAN.
BERITA ACARA
PEMERIKSAAN
harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang diperiksa
secara langsung maupun secara virtual.
Dalam hal PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara
pemeriksaan berita acara pemeriksaan tersebut tetap dijadikan sebagai dasar
untuk menjatuhkan Hukuman Disiplin.
PNS yang diperiksa berhak mendapat salinan berita acara pemeriksaan
37. HASIL PEMERIKSAAN UNSUR PENGAWASAN DAN/ATAU UNIT YANG MEMPUNYAI TUGAS PENGAWASAN
DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN/ATAU MELENGKAPI
PERTIMBANGAN UNTUK MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP PNS YANG DIDUGA
MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN
PNS YANG BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN TERNYATA MELAKUKAN BEBERAPA PELANGGARAN
DISIPLIN, TERHADAPNYA HANYA DAPAT DIJATUHI 1 (SATU) JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG TERBERAT
SETELAH MEMPERTIMBANGKAN PELANGGARAN YANG DILAKUKAN.
PNS YANG PERNAH DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN, KEMUDIAN MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN
YANG SIFATNYA SAMA, KEPADANYA DIJATUHI JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG LEBIH BERAT DARI
HUKUMAN DISIPLIN TERAKHIR YANG PERNAH DIJATUHKAN KEPADANYA.
PNS TIDAK DAPAT DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN 2 (DUA) KALI ATAU LEBIH UNTUK 1 (SATU)
PELANGGARAN DISIPLIN.
DALAM HAL PNS YANG AKAN DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN MERUPAKAN PNS YANG MENDAPATKAN
PENUGASAN KHUSUS DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG AKAN DIJATUHKAN BUKAN MERUPAKAN
KEWENANGAN PIMPINAN INSTANSI ATAU KEPALA PERWAKILAN TEMPAT PENUGASAN KHUSUS, MAKA
PIMPINAN INSTANSI ATAU KEPALA PERWAKILAN MENGUSULKAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
KEPADA PIMPINAN INSTANSI INDUK DISERTAI BERITA ACARA PEMERIKSAAN.
38. DALAM HAL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN TERDAPAT INDIKASI PENYALAHGUNAAN
WEWENANG YANG MENIMBULKAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA, MAKA ATASAN
LANGSUNG ATAU TIM PEMERIKSA WAJIB BERKOORDINASI DENGAN APARAT PENGAWAS
INTERN PEMERINTAH.
DALAM HAL INDIKASI TERBUKTI, APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH
MEREKOMENDASIKAN PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN UNTUK MELAPORKAN KEPADA
APARAT PENEGAK HUKUM.
39. BERLAKUNYA HUKUMAN DISIPLIN
• KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN BERLAKU PADA HARI KE-15 {LIMA BELAS) SEJAK DITERIMA.
• KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN YANG DIAJUKAN UPAYA ADMINISTRATIF BERLAKU SESUAI
DENGAN KEPUTUSAN UPAYA ADMINISTRATIFNYA.
• KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI UPAYA ADMINISTRATIF SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PADA AYAT (2) DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH TERSENDIRI.
PENDOKUMENTASIAN
KEPUTUSAN HUKUMAN
DISIPLIN
harus didokumentasikan oleh pejabat pengelola kepegawaian di instansi
yang bersangkutan.
digunakan sebagai salah satu bahan penilaian dalam pembinaan PNS
yang bersangkutan
diunggah ke dalam sistem yang terintegrasi dengan Sistem Informasi
Aparatur Sipil Negara
40. Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini
dan sedang dijalani oleh PNS yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaku.
Keberatan yang diajukan kepada atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum atau
banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini diselesaikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135)
beserta peraturan pelaksanaannya.
Pelanggaran Disiplin yang dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan
belum dilakukan pemeriksaan, maka berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
ini.
Pelanggaran Disiplin yang telah dilakukan pemeriksaan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah, maka hasil pemeriksaan tetap berlaku dan proses selanjutnya berlaku
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini
KETENTUAN PERALIHAN
41. PNS YANG MELANGGAR KETENTUAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN
1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
(LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1983 NOMOR 13, TAMBAHAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3250) SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983 TEN TANG
IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL (LEMBARAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1990 NOMOR 61, TAMBAHAN LEMBARAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3424), DIJATUHI SALAH SATU JENIS
HUKUMAN DISIPLIN BERAT BERDASARKAN PERATURAN PEMERIN TAH INI
42. Ketentuan tingkat dan jenis Hukuman Disiplin sedang dalam Peraturan
Pemerintah ini, berlaku setelah Peraturan Pemerintah mengenai Gaji dan
Tunjangan berlaku.
Sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah mengenai Gaji dan Tunjangan,
penjatuhan Hukuman Disiplin sedang berlaku ketentuan sebagaimana diatur
dalam Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Ketentuan Peraturan Pemerintah ini mutatis mutandis berlaku untuk calon PNS
43. KETENTUAN PENUTUP
Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Badan
Kepegawaian Negara.
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
1. Peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari peraturan perundang-
undangan mengenai Disiplin PNS yang ada sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri
Dalam Usaha Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3021) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
dan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5135), sepanjang tidak mengatur jenis Hukuman Disiplin sedang,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku