SlideShare a Scribd company logo
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 94 TAHUN 2021
DISIPLIN PNS
NAMA : JUWARDI
UNIT KERJA : BIDANG PDSK KANREG III BKN
PASAL 86 AYAT (4) UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA,
 UNTUK MENJAMIN TERPELIHARANYA TATA TERTIP DALAM KELANCARAN
PELAKSANAAN TUGAS, PNS WAJIB MEMATUHI DISIPLIN PNS
 INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENEGAKKAN DISIPLIN TERHADAP PNS SERTA
MELAKSANAKAN BERBAGAI UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN
 PNS YANG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN
 KETENTUAN DISIPLIN LEBIH LANJUT DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH
DASAR :
 Pejabat yang Berwenang Menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang menjatuhkan hukuman disiplin kepada
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
 Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan.
 Masuk Kerja adalah keadaan melaksanakan tugas baik di dalam maupun di luar kantor.
 Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau
melanggar larangan ketentuan Disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
 Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang Menghukum kepada PNS karena
melanggar peraturan Disiplin PNS.
 Upaya Administratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap Hukuman Disiplin
yang dijatuhkan kepadanya.
 Unit Kerja adalah satuan kerja atasan langsung sebagai tempat PNS yang bersangkutan melaksanakan tugas dalam
organisasi.
 Dampak Negatif adalah dampak yang menimbulkan turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik
dan/atau mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas Unit Kerja, instansi, dan/atau pemerintah/negara.
 Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.
PENGERTIAN
1. SETIA DAN TAAT SEPENUHNYA KEPADA PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, DAN
PEMERINTAH;
2. MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA;
3. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH YANG
BERWENANG;
4. MENAATI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN;
5. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN DENGAN PENUH PENGABDIAN, KEJUJURAN,
KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB;
6. MENUNJUKKAN INTEGRITAS DAN KETELADANAN DALAM SIKAP, PERILAKU, UCAPAN,
DAN TINDAKAN KEPADA SETIAP ORANG, BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR
KEDINASAN;
7. MENYIMPAN RAHASIA JABATAN DAN HANYA DAPAT MENGEMUKAKAN RAHASIA
JABATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN; DAN
8. BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA.
KEWAJIBAN
PNS
a. MENGHADIRI DAN MENGUCAPKAN SUMPAH/ JANJI PNS
b. MENGHADIRI DAN MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI JABATAN
c. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DARI PADA KEPENTINGAN PRIBADI, SESEORANG
DAN ATAU GOLONGAN
d. MELAPORKAN DENGAN SEGERA KEPADA ATASANNYA APABILA MENGETAHUI ADA HAL YANG
DAPAT MEMBAHAYAKAN KEMANAN NEGARA ATAU MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
e. MELAPORKAN KEKAYAAN KEPADA JABAT YANG BERWENANG SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
f. MASUK KERJA DAN MENTAATI JAM KERJA
g. MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA BARANG MILIK NEGARA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
h. MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA BAWAHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI
i. MENOLAK SEGALA BENTUK PEMBERIAN YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS DAN FUNGSI
KECUALI PENGHASILAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
SELAIN
MEMENUHI
KEWAJIBAN
TERSEBUT
DIATAS, PNS
WAJIB:
LARANGAN
1. MENYALAHGUNAKAN WEWENANG;
2. MENJADI PERANTARA UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN PRIBADI DAN/ ATAU ORANG LAIN DENGAN
MENGGUNAKAN KEWENANGAN ORANG LAIN YANG DIDUGA TERJADI KONFLIK KEPENTINGAN DENGAN JABATAN;
3. MENJADI PEGAWAI ATAU BEKERJA UNTUK NEGARA LAIN;
4. BEKERJA PADA LEMBAGA ATAU ORGANISASI INTERNASIONAL TANPA IZIN ATAU TANPA DITUGASKAN OLEH
PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN;
5. BEKERJA PADA PERUSAHAAN ASING, KONSULTAN ASING, ATAU LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ASING
KECUALI DITUGASKAN OLEH PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN;
6. MEMILIKI, MENJUAL, MEMBELI, MENGGADAIKAN, MENYEWAKAN, ATAU MEMINJAMKAN BARANG BAIK
BERGERAK ATAU TIDAK BERGERAK, DOKUMEN, ATAU SURAT BERHARGA MILIK NEGARA SECARA TIDAK SAH;
7. MELAKUKAN PUNGUTAN DI LUAR KETENTUAN;
8. MELAKUKAN KEGIATAN YANG MERUGIKAN NEGARA;
9. BERTINDAK SEWENANG-WENANG TERHADAP BAWAHAN;
10. MENGHALANGI BERJALANNYA TUGAS KEDINASAN;
11. MENERIMA HADIAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATAN DAN/ ATAU PEKERJAAN;
12. MEMINTA SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATAN;
13. MELAKUKAN TINDAKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN KERUGIAN BAGI
YANG DILAYANI; DAN
14. MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA CAPRES/CAWAPRES, CALON KEPALA DAERAH/WAKIL KA. DAERAH, CALON
ANGGOTA DPR, DPD, DPRD DENGAN CARA
MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA
CAPRES/CAWAPRES, CALON KEPALA DAERAH/WAKIL
KA. DAERAH, CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD
DENGAN CARA :
a. Hukuman Disiplin ringan;
b. Hukuman Disiplin sedang;
c. Hukuman Disiplin berat
Jenis Hukuman Disiplin ringan
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; atau
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
Jenis Hukuman Disiplin sedang :
a. pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% (dua puluh lima persen}
selama 6 (enam) bulan;
b. pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% (dua puluh lima persen}
selama 9 (sembilan) bulan; atau
c. pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% (dua puluh lima persen)
selama 12 (dua belas) bulan.
Jenis Hukuman Disiplin berat
a. penurunanjabatan setingkat lebih
rendah selama 12 (dua belas)
bulan;
b. pembebasan dari jabatannya
menjadi jabatan pelaksana selama
12 (dua belas) bulan; dan
c. pemberhentian dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS
TINGKAT HUKDIS
JENIS
HUKDIS
Psl 8
(1)
(4) (3)
(2)
JENIS PELANGGARAN
TERHADAP KEWAJIBAN
HUKUMAN DISIPLIN RINGAN DIJATUHKAN BAGI PELANGGARAN TERHADAP
KEWAJIBAN:
A. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH
YANG BERWENANG, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT
KERJA;
B. MENAATI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, APABILA
PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA;
C. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN DENGAN PENUH PENGABDIAN, KEJUJURAN,
KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK
NEGATIF PADA UNIT KERJA;
D. MENUNJUKKAN INTEGRITAS DAN KETELADANAN DALAM SIKAP, PERILAKU,
UCAPAN, DAN TINDAKAN KEPADA SETIAP ORANG, BAIK DI DALAM MAUPUN DI
LUAR KEDINASAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT
KERJA;
E. MENYIMPAN RAHASIA JABATAN DAN HANYA DAPAT MENGEMUKAKAN RAHASIA
JABATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA;
F. BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA
a. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DARI PADA KEPENTINGAN PRIBADI, SESEORANG,
DAN/ ATAU GOLONGAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA;
b. MASUK KERJA DAN MENAATI KETENTUAN JAM KERJA YANG BERDAMPAK PADA UNIT KERJA
BERUPA:
1. TEGURAN LISAN BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA
KUMULATIF SELAMA 3 (TIGA) HARI KERJA DALAM 1 (SATU) TAHUN;
2. TEGURAN TERTULIS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA
KUMULATIF SELAMA 4 (EMPAT) SAMPAI DENGAN 6 (ENAM) HARI KERJA DALAM 1 (SATU)
TAHUN; DAN
3. PERNYATAAN TIDAK PUAS SECARA TERTULIS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA
ALASAN YANG SAH SECARA KUMULATIF SELAMA 7 (TUJUH) SAMPAI DENGAN 10 (SEPULUH)
HARI KERJA DALAM 1 (SATU) TAHUN.
C. MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA BARANG MILIK NEGARA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA,
APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA; DAN
D. MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA BAWAHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI,
APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA
HUKUMAN DISIPLIN RINGAN
DIJATUHKAN BAGI PNS YANG
TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN:
a. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja dan/atau instansi yang
bersangkutan;
b. melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, apabila pelanggaran berdampak negatif
pada instansi yang bersangkutan;
c. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf d, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
d. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
e. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf f, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan;
f. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf g, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; dan
g. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf h, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi
yang bersangkutan.
HUKUMAN
DISIPLIN
SEDANG
DIJATUHKAN
BAGI
PELANGGARAN
TERHADAP
KEWAJIBAN:
a. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS sebagaimana apabila pelanggaran dilakukan
tanpa alasan yang sah;
b. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan
yang sah;
c. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
d. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan negara, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
e. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang dilakukan pejabat administrator dan pejabat fungsional;
HUKUMAN DISIPLIN SEDANG DIJATUHKAN BAGI PNS
YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN:
f. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja berupa:
1) pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan bagi
PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11 (sebelas) sampai
dengan 13 (tiga belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
2) pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 9 (sembilan) bulan
bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14 (empat belas)
sampai dengan 16 {enam belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun; dan
3) pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan
bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 17 (tujuh belas)
sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja dalam 1 (satu) tahun.
g. menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
h. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan "Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja" adalah kewajiban
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan sistem kerja yang dapat dilaksanakan melalui
fleksibilitas dalam pengaturan lokasi dan waktu bekerja
SETIA DAN TAAT SEPENUHNYA KEPADA PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, DAN
PEMERINTAH SEBAGAIMANA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA
UNIT KERJA, INSTANSI, DAN/ ATAU NEGARA;
a. MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, APABILA PELANGGARAN
BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA;
b. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH YANG
BERWENANG, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA;
c. MENAATI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, APABILA
PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA;
d. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN DENGAN PENUH PENGABDIAN, KEJUJURAN,
KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK
NEGATIF PADA NEGARA;
e. MENUNJUKKAN INTEGRITAS DAN KETELADANAN DALAM SIKAP, PERILAKU, UCAPAN,
DAN TINDAKAN KEPADA SETIAP ORANG, BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR
KEDINASAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA;
f. MENYIMPAN RAHASIA JABATAN DAN HANYA DAPAT MENGEMUKAKAN RAHASIA
JABATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA; DAN
g. BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPA K NEGATIF PADA NEGARA.
HUKUMAN
DISIPLIN
BERAT
DIJATUHKAN
BAGI
PELANGGAR
AN
TERHADAP
KEWAJIBAN:
3) PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT TIDAK ATAS PERMINTAAN SENDIRI
SEBAGAI PNS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH
SECARA KUMULATIF SELAMA 28 (DUA PULUH DELAPAN) HARI KERJA ATAU
LEBIH DALAM 1 (SATU) TAHUN; .
4) PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT TIDAK ATAS PERMINTAAN SENDIRI
SEBAGAI PNS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH
SECARA TERUS MENERUS SELAMA 10 (SEPULUH) HARI KERJA.
e. MENOLAK SEGALA BENTUK PEMBERIAN YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS
DAN FUNGSI KECUALI PENGHASILAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
LANJUTAN…….HUKUMAN DISIPLIN
BERAT DIJATUHKAN BAGI PNS YANG
TIDAK MEMENUHI KETENTUAN:
DIBERHENTIKAN
PELANGARAN
TERHADAP
LARANGAN
HUKDIS RINGAN
(DIMAKSUD DALAM PASAL
8 AYAT (1) HURUF A
DIJATUHKAN BAGI PNS
YANG MELANGGAR
KETENTUAN LARANGAN)
a. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan,
atau meminjamkan barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokurnen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja;
Hukuman Disiplin ringan
b. melakukan kegiatan yang merugikan negara, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja
c. melakukan kegiatan yang merugikan negara, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja;
e. menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada Unit Kerja
d. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan apabila
pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja
HUKUMAN DISIPLIN
SEDANG
(sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf b dijatuhkan bagi
PNS yang melanggar
ketentuan larangan)
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
Unit Kerja dan/atau instansi yang bersangkutan;
menaati ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada instansi yang bersangkutan;
melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan;
menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan pelanggaran berdampak
negatif pada instansi yang bersangkutan;
menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada instansi yang bersangkutan;
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara menjadi peserta
kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
menyalahgunakan wewenang;
HUKUMAN
DISIPLIN BERAT
SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM
PASAL 8 AYAT (1)
HURUF C
DIJATUHKAN BAGI
PNS YANG
MELANGGAR
KETENTUAN
LARANGAN:
menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/ atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan
jabatan
menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/ atau lembaga atau organisasi
internasional tan pa izin atau tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing
kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah
melakukan pungutan di- luar ketentuan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
negara dan/ atau pemerintah;
menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan
meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
MEMBERIKAN
DUKUNGAN
 sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
 sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasili tas negara;
 membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye;
 mengadakan kegiatan yang mengarah kepada ke berpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
 memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
PELANGGARAN
TERHADAP
KEWAJIBAN MASUK
KERJA DAN MENAATI
KETENTUAN JAM
KERJA
dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir
tahun berjalan.
PNS yang tidak Masuk Kerja dan tidak menaati
ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah secara
terus menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja
diberhentikan pembayaran gajinya sejak bulan
berikutnya
PEJABAT YANG BERWENANG
MENGHUKUM
PRESIDEN
MENETAPKAN
PENJATUHAN
HUKUMAN
DISIPLIN BAGI PNS
YG MENDUDUKI
Jabatan Pimpinan Tinggi Utama
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan Pejabat Pembina
Kepegawaian, untuk semua jenis Hukuman
PRESIDEN
MENETAPKAN
PENJATUHAN
HUKUMAN
DISIPLIN BAGI PNS
YG MENDUDUKI
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Utama;
Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi
wewenang Presiden, untuk jenis Hukuman Disiplin berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat {4) huruf c
1. PRESIDEN
Pejabat Pembina Kepegawaian bagi PNS yang
menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan
jabatan lain yang pengangkatan dan
pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden
PENJATUHAN
HUKUMAN
DISIPLIN
Menteri yang mengoordinasikan bagi PNS yang
menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
2. PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN INSTANSI PUSAT DAN
PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN INSTANSI DAERAH PROVINSI
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sedang dan
berat
Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama untuk jenis Hukuman Disiplin ringan (teguran lisan dan
tertulis, sedang pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen} selama 6
(enam) bulan, pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen} selama 9
(sembilan) bulan; penurunanjabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan; b.
pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan;
Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin tingkat berat
Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis
Hukuman Disiplin tingkat berat
3. PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN INSTANSI DAERAH KABUPATEN/ KOTA
 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin ringan,
sedang dan berat
 Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama untuk jenis Hukuman Disiplin ringan, sedang, berat
(penurunanjabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan;
 pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan)
 Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplinsedang dan
berat
 Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk
jenis Hukuman Disiplin tingkat berat
 PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk
jenis Hukuman Disiplin ringan
 PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk
jenis Hukuman Disiplin sedang
4. KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA
 PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di
bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin ringan
 PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di
bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin sedang
5. PEJABAT PIMPINAN TINGGI MADYA ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI
LINGKUNGAN PUSAT DAN PROVINSI
 PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu} tingkat di bawahnya untuk jenis
Hukuman Disiplin Ringan
 PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis
Hukuman Disiplin Sedang
 Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin Ringan
dan Sedang
6. PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI
LINGKUNGAN PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
Ringan
b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin
Sedang
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin Ringan dan Sedang
7. PEJABAT ADMINISTRATOR ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI LINGKUNGAN
PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
Dalam hal tidak terdapat jabatan administrator pada Unit
Kerja di lingkungan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota,
Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu dapat
menjatuhkan Hukuman Disiplin Tingkat Ringan
Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu ditetapkan dengan
keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.
Dalam hal tidak terdapat jabatan
pengawas pada unit kerja di lingkungan
Pusat, Provinsi, clan Kabupaten/Kota,
Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda
tertentu dapat menjatuhkan Hukuman
Disiplin tingkat Ringan.
8. PEJABAT PENGAWAS ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI LINGKUNGAN PUSAT, PROVINSI, DAN
KABUPATEN/KOTA BERWENANG MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN
PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman
Disiplin tingkat Ringan
PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untukjenis Hukuman
Disiplin tingkat Ringan dan Sedang
Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin tingkat Sedang
ditetapkan dengan keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian
ATASAN LANGSUNG WAJIB
memeriksa PNS yang diduga
melakukan Pelanggaran Disiplin
sebelum PNS dijatuhi Hukuman
Disiplin
dilakukan secara tertutup melalui tatap muka
langsung maupun secara virtual dan hasilnya
dituangkan dalam bentuk berita acara
pemeriksaan
Apabila hasil pemeriksaan menyatakan
kewenangan menjatuhkan Hukuman Disiplin
merupakan kewenangan atasan langsung, maka
atasan langsung tersebut wajib menjatuhkan
Hukuman Disiplin.
Apabila hasil pemeriksaan menyatakan
kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin
merupakan kewenangan pejabat yang lebih
tinggi, maka atasan langsung wajib melaporkan
berita acara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
secara hierarki
 Dalam hal Pejabat yang Berwenang Menghukum tidak menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada
PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin, Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi
Hukuman Disiplin oleh atasannya
 Dalam hal Pejabat yang Berwenang Menghukum tidak menjatuhkan Hukuman Disiplin yang
sesuai Pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh PNS, maka Pejabat yang Berwenang Menghukum
dijatuhi Hukuman Disiplin yang lebih berat.
 Hukuman Disiplin dijatuhkan setelah melalui proses pemeriksaan.
 Atasan juga menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin
Pejabat yang Berwenang Menghukum wajib menjatuhkan Hukuman
Disiplin kepada PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin.
Dalam hal tidak terdapat Pejabat yang
Berwenang Menghukum, maka
kewenangan menjatuhkan Hukuman
Disiplin menjadi kewenangan pejabat
yang lebih tinggi
1. PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan
langsung untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Jarak waktu antara tanggal surat panggilan dengan tanggal pemeriksaan paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja.
3. Apabila pada tanggal yang ditentukan pada surat panggilan pertama yang
bersangkutan tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja setelah tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada
pemanggilan pertama Apabila pada pemanggilan kedua PNS yang bersangkutan tidak
hadir juga, maka Pejabat yang Berwenang Menghukum menjatuhkan Hukuman
Disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan
TATA CARA PEMERIKSAAN, PENJATUHAN,
DAN PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN
DISIPLIN
1) memeriksa PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin sebelum PNS dijatuhi Hukuman
Disiplin.
2) Pemeriksaan dilakukan secara tertutup melalui tatap muka langsung maupun secara virtual
dan hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan.
3) Dalam hal hasil pemeriksaan menyatakan kewenangan menjatuhkan Hukuman Disiplin
merupakan kewenangan atasan langsung, maka atasan langsung tersebut wajib menjatuhkan
Hukuman Disiplin.
4) Dalam hal sesuai hasil pemeriksaan menyatakan kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin
merupakan kewenangan pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsung wajib melaporkan
berita acara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan secara hierarki
1) Atasan langsung yang tidak melakukan pemanggilan dan
pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan Pelanggaran
Disiplin, dan/ atau melaporkan hasil pemeriksaan kepada Pejabat yang
Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin.
2) Pejabat yang Berwenang Menghukum menjatuhkan Hukuman Disiplin
yang lebih berat kepada atasan langsung dilakukan setelah melalui
proses pemeriksaan.
1) Pelanggaran terhadap kewajiban dan/atau larangan dengan Hukuman Disiplin
sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 13 dapat dilakukan
pemeriksaan oleh tim pemeriksa.
2) Pelanggaran terhadap kewajiban dan/ atau larangan dengan Hukuman
Disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 14 dilakukan
pemeriksaan oleh tim pemeriksa.
3) Tim pemeriksa terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur
kepegawaian.
4) Dalam hal tertentu tim pemeriksa dapat melibatkan pejabat lain yang
ditunjuk.
5) Tim pemeriksa dibentuk oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain
yang ditunjuk.
Dalam hal atasan langsung PNS yang diduga melakukan
Pelanggaran Disiplin terlibat dalam pelanggaran tersebut, maka
yang menjadi anggota tim pemeriksa adalah atasan yang lebih
tinggi secara berjenjang.
ATASAN LANGSUNG, TIM PERNERIKSA, ATAU PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM DAPAT
MEMINTA KETERANGAN DARI PIHAK LAIN DALAM PEMERIKSAAN DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN
• UNTUK KELANCARAN PEMERIKSAAN, PNS YANG DIDUGA MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN DAN
KEMUNGKINAN AKAN DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN BERAT, DAPAT DIBEBASKAN SEMENTARA DARI
TUGAS JABATANNYA OLEH ATASAN LANGSUNG SEJAK YANG BERSANGKUTAN DIPERIKSA.
• PEMBEBASAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA BERLAKU SAMPAI DENGAN DITETAPKANNYA
KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN.
• SELAMA PNS DIBEBASKAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA, DIANGKAT PEJABAT PELAKSANA
HARIAN.
• PNS YANG DIBEBASKAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA TETAP DIBERIKAN HAK-HAK
KEPEGAWAIANNYA SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
• DALAM HAL ATASAN LANGSUNG TIDAK ADA, MAKA PEMBEBASAN SEMENTARA DARI TUGAS
JABATANNYA DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG LEBIH TINGGI.
 BERDASARKAN BASIL PEMERIKSAAN PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM MENJATUHKAN
HUKUMAN DISIPLIN
 DALAM KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN HARUS DISEBUTKAN PELANGGARAN DISIPLIN YANG
DILAKUKAN OLEH PNS YANG BERSANGKUTAN.
BERITA ACARA
PEMERIKSAAN
harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang diperiksa
secara langsung maupun secara virtual.
Dalam hal PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara
pemeriksaan berita acara pemeriksaan tersebut tetap dijadikan sebagai dasar
untuk menjatuhkan Hukuman Disiplin.
PNS yang diperiksa berhak mendapat salinan berita acara pemeriksaan
HASIL PEMERIKSAAN UNSUR PENGAWASAN DAN/ATAU UNIT YANG MEMPUNYAI TUGAS PENGAWASAN
DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN/ATAU MELENGKAPI
PERTIMBANGAN UNTUK MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP PNS YANG DIDUGA
MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN
 PNS YANG BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN TERNYATA MELAKUKAN BEBERAPA PELANGGARAN
DISIPLIN, TERHADAPNYA HANYA DAPAT DIJATUHI 1 (SATU) JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG TERBERAT
SETELAH MEMPERTIMBANGKAN PELANGGARAN YANG DILAKUKAN.
 PNS YANG PERNAH DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN, KEMUDIAN MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN
YANG SIFATNYA SAMA, KEPADANYA DIJATUHI JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG LEBIH BERAT DARI
HUKUMAN DISIPLIN TERAKHIR YANG PERNAH DIJATUHKAN KEPADANYA.
 PNS TIDAK DAPAT DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN 2 (DUA) KALI ATAU LEBIH UNTUK 1 (SATU)
PELANGGARAN DISIPLIN.
 DALAM HAL PNS YANG AKAN DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN MERUPAKAN PNS YANG MENDAPATKAN
PENUGASAN KHUSUS DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG AKAN DIJATUHKAN BUKAN MERUPAKAN
KEWENANGAN PIMPINAN INSTANSI ATAU KEPALA PERWAKILAN TEMPAT PENUGASAN KHUSUS, MAKA
PIMPINAN INSTANSI ATAU KEPALA PERWAKILAN MENGUSULKAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
KEPADA PIMPINAN INSTANSI INDUK DISERTAI BERITA ACARA PEMERIKSAAN.
DALAM HAL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN TERDAPAT INDIKASI PENYALAHGUNAAN
WEWENANG YANG MENIMBULKAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA, MAKA ATASAN
LANGSUNG ATAU TIM PEMERIKSA WAJIB BERKOORDINASI DENGAN APARAT PENGAWAS
INTERN PEMERINTAH.
DALAM HAL INDIKASI TERBUKTI, APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH
MEREKOMENDASIKAN PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN UNTUK MELAPORKAN KEPADA
APARAT PENEGAK HUKUM.
BERLAKUNYA HUKUMAN DISIPLIN
• KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN BERLAKU PADA HARI KE-15 {LIMA BELAS) SEJAK DITERIMA.
• KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN YANG DIAJUKAN UPAYA ADMINISTRATIF BERLAKU SESUAI
DENGAN KEPUTUSAN UPAYA ADMINISTRATIFNYA.
• KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI UPAYA ADMINISTRATIF SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PADA AYAT (2) DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH TERSENDIRI.
PENDOKUMENTASIAN
KEPUTUSAN HUKUMAN
DISIPLIN
harus didokumentasikan oleh pejabat pengelola kepegawaian di instansi
yang bersangkutan.
digunakan sebagai salah satu bahan penilaian dalam pembinaan PNS
yang bersangkutan
diunggah ke dalam sistem yang terintegrasi dengan Sistem Informasi
Aparatur Sipil Negara
 Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini
dan sedang dijalani oleh PNS yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaku.
 Keberatan yang diajukan kepada atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum atau
banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini diselesaikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135)
beserta peraturan pelaksanaannya.
 Pelanggaran Disiplin yang dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan
belum dilakukan pemeriksaan, maka berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
ini.
 Pelanggaran Disiplin yang telah dilakukan pemeriksaan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah, maka hasil pemeriksaan tetap berlaku dan proses selanjutnya berlaku
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini
KETENTUAN PERALIHAN
PNS YANG MELANGGAR KETENTUAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN
1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
(LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1983 NOMOR 13, TAMBAHAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3250) SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983 TEN TANG
IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL (LEMBARAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1990 NOMOR 61, TAMBAHAN LEMBARAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3424), DIJATUHI SALAH SATU JENIS
HUKUMAN DISIPLIN BERAT BERDASARKAN PERATURAN PEMERIN TAH INI
Ketentuan tingkat dan jenis Hukuman Disiplin sedang dalam Peraturan
Pemerintah ini, berlaku setelah Peraturan Pemerintah mengenai Gaji dan
Tunjangan berlaku.
Sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah mengenai Gaji dan Tunjangan,
penjatuhan Hukuman Disiplin sedang berlaku ketentuan sebagaimana diatur
dalam Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Ketentuan Peraturan Pemerintah ini mutatis mutandis berlaku untuk calon PNS
KETENTUAN PENUTUP
 Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Badan
Kepegawaian Negara.
 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
1. Peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari peraturan perundang-
undangan mengenai Disiplin PNS yang ada sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri
Dalam Usaha Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3021) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
dan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5135), sepanjang tidak mengatur jenis Hukuman Disiplin sedang,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
PP nomor 94 tahun 2021   tentang disiplin pns

More Related Content

What's hot

Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidanaNuelimmanuel22
 
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Nithayun_
 
Hukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahHukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahMuhamad Yogi
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
Brandal Loka Jaya
 
Sosialisasi pp 53 2010 ttg disiplin pns
Sosialisasi pp 53 2010 ttg disiplin pnsSosialisasi pp 53 2010 ttg disiplin pns
Sosialisasi pp 53 2010 ttg disiplin pns
dikbud
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenangan
ciciliaintan
 
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Rudi Sudirdja
 
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Septian Muna Barakati
 
Contoh Peraturan Desa tentang BPD
Contoh Peraturan Desa tentang BPDContoh Peraturan Desa tentang BPD
Contoh Peraturan Desa tentang BPDYudhi Aldriand
 
Kd 12 materi disiplin pegawai
Kd 12 materi disiplin pegawaiKd 12 materi disiplin pegawai
Kd 12 materi disiplin pegawai
Aisyah Safitri Hayati
 
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdfPPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
MAPBappenasUnsri
 
Pengadministrasi umum
Pengadministrasi umumPengadministrasi umum
Pengadministrasi umum
Reddy Prayudie
 
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
ssuser29a8ba
 
UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023
CIkumparan
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
Muslimin B. Putra
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
hadiarnowo
 
Hukum perizinan
Hukum perizinanHukum perizinan
Hukum perizinan
Iko Matussuniah
 
BAHAN KUHP BARU.pptx
BAHAN KUHP BARU.pptxBAHAN KUHP BARU.pptx
BAHAN KUHP BARU.pptx
nurulfatima4
 
Pengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianPengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaian
Hendri Tovan
 
9. sarana tun
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
nurul khaiva
 

What's hot (20)

Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
 
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
 
Hukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahHukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan Daerah
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
Sosialisasi pp 53 2010 ttg disiplin pns
Sosialisasi pp 53 2010 ttg disiplin pnsSosialisasi pp 53 2010 ttg disiplin pns
Sosialisasi pp 53 2010 ttg disiplin pns
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenangan
 
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
 
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
 
Contoh Peraturan Desa tentang BPD
Contoh Peraturan Desa tentang BPDContoh Peraturan Desa tentang BPD
Contoh Peraturan Desa tentang BPD
 
Kd 12 materi disiplin pegawai
Kd 12 materi disiplin pegawaiKd 12 materi disiplin pegawai
Kd 12 materi disiplin pegawai
 
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdfPPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
 
Pengadministrasi umum
Pengadministrasi umumPengadministrasi umum
Pengadministrasi umum
 
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
 
UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Hukum perizinan
Hukum perizinanHukum perizinan
Hukum perizinan
 
BAHAN KUHP BARU.pptx
BAHAN KUHP BARU.pptxBAHAN KUHP BARU.pptx
BAHAN KUHP BARU.pptx
 
Pengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianPengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaian
 
9. sarana tun
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
 

Similar to PP nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin pns

Sosialisasi PP 94 Tahun 2021 Sosialisasi PP 94 Tahun 2021Sosialisasi PP 94 Ta...
Sosialisasi PP 94 Tahun 2021 Sosialisasi PP 94 Tahun 2021Sosialisasi PP 94 Ta...Sosialisasi PP 94 Tahun 2021 Sosialisasi PP 94 Tahun 2021Sosialisasi PP 94 Ta...
Sosialisasi PP 94 Tahun 2021 Sosialisasi PP 94 Tahun 2021Sosialisasi PP 94 Ta...
DindinAsshamadani
 
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptxMateri P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
DindinAsshamadani
 
KAPASITAS APARATUR DESA.pptx
KAPASITAS APARATUR DESA.pptxKAPASITAS APARATUR DESA.pptx
KAPASITAS APARATUR DESA.pptx
dpmdbusel
 
DISIPLIN ASN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BANYUASIN TAHUN 2024.pdf
DISIPLIN ASN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BANYUASIN TAHUN 2024.pdfDISIPLIN ASN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BANYUASIN TAHUN 2024.pdf
DISIPLIN ASN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BANYUASIN TAHUN 2024.pdf
NezaPurna
 
Disiplin PP 94 Thn 2021 _ Perban 6 Thn 2022 BKN (1).pptx
Disiplin PP 94 Thn 2021 _ Perban 6 Thn 2022 BKN (1).pptxDisiplin PP 94 Thn 2021 _ Perban 6 Thn 2022 BKN (1).pptx
Disiplin PP 94 Thn 2021 _ Perban 6 Thn 2022 BKN (1).pptx
AdiPethoel1
 
MATERI ASN INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
MATERI ASN  INTEGRITAS Ka BKPP.pptMATERI ASN  INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
MATERI ASN INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
UtutFandhiyanto
 
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptxDISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
Nurmalita11
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
زكي عليا إبن محمد
 
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeriPp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
wawan sahib
 
Pp 94-tahun-2021-tentang-disiplin-pegawai
Pp 94-tahun-2021-tentang-disiplin-pegawaiPp 94-tahun-2021-tentang-disiplin-pegawai
Pp 94-tahun-2021-tentang-disiplin-pegawai
KutsiyatinMSi
 
PP Disiplin Pegawai.pdf
PP Disiplin Pegawai.pdfPP Disiplin Pegawai.pdf
PP Disiplin Pegawai.pdf
BimkemaswatLapasKela1
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
KutsiyatinMSi
 
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdfPP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
ssuserc65a91
 
Details ptun
Details ptunDetails ptun
Details ptun
virmannsyah
 
Details ptun
Details ptunDetails ptun
Details ptun
virmannsyah
 
PP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNSPP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNS
Billy Buhaiba
 
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pnsPp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
rickygunawan84
 
Disiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppDisiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. pp
Teten Ali Mulku Engkun
 
Disiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppDisiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. pp
ata bik
 
Pp53 2010 disiplin pns
Pp53 2010 disiplin pnsPp53 2010 disiplin pns
Pp53 2010 disiplin pns
Salomo Hutabarat
 

Similar to PP nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin pns (20)

Sosialisasi PP 94 Tahun 2021 Sosialisasi PP 94 Tahun 2021Sosialisasi PP 94 Ta...
Sosialisasi PP 94 Tahun 2021 Sosialisasi PP 94 Tahun 2021Sosialisasi PP 94 Ta...Sosialisasi PP 94 Tahun 2021 Sosialisasi PP 94 Tahun 2021Sosialisasi PP 94 Ta...
Sosialisasi PP 94 Tahun 2021 Sosialisasi PP 94 Tahun 2021Sosialisasi PP 94 Ta...
 
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptxMateri P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
 
KAPASITAS APARATUR DESA.pptx
KAPASITAS APARATUR DESA.pptxKAPASITAS APARATUR DESA.pptx
KAPASITAS APARATUR DESA.pptx
 
DISIPLIN ASN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BANYUASIN TAHUN 2024.pdf
DISIPLIN ASN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BANYUASIN TAHUN 2024.pdfDISIPLIN ASN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BANYUASIN TAHUN 2024.pdf
DISIPLIN ASN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BANYUASIN TAHUN 2024.pdf
 
Disiplin PP 94 Thn 2021 _ Perban 6 Thn 2022 BKN (1).pptx
Disiplin PP 94 Thn 2021 _ Perban 6 Thn 2022 BKN (1).pptxDisiplin PP 94 Thn 2021 _ Perban 6 Thn 2022 BKN (1).pptx
Disiplin PP 94 Thn 2021 _ Perban 6 Thn 2022 BKN (1).pptx
 
MATERI ASN INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
MATERI ASN  INTEGRITAS Ka BKPP.pptMATERI ASN  INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
MATERI ASN INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
 
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptxDISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeriPp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
Pp nomor 94 tahun 2021 disiplin pegawai negeri
 
Pp 94-tahun-2021-tentang-disiplin-pegawai
Pp 94-tahun-2021-tentang-disiplin-pegawaiPp 94-tahun-2021-tentang-disiplin-pegawai
Pp 94-tahun-2021-tentang-disiplin-pegawai
 
PP Disiplin Pegawai.pdf
PP Disiplin Pegawai.pdfPP Disiplin Pegawai.pdf
PP Disiplin Pegawai.pdf
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
 
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdfPP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
 
Details ptun
Details ptunDetails ptun
Details ptun
 
Details ptun
Details ptunDetails ptun
Details ptun
 
PP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNSPP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNS
 
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pnsPp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
 
Disiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppDisiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. pp
 
Disiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppDisiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. pp
 
Pp53 2010 disiplin pns
Pp53 2010 disiplin pnsPp53 2010 disiplin pns
Pp53 2010 disiplin pns
 

More from KutsiyatinMSi

SOP AUK FDK
SOP AUK FDKSOP AUK FDK
SOP AUK FDK
KutsiyatinMSi
 
Grand desain implementasi asn corpu
Grand desain implementasi asn corpuGrand desain implementasi asn corpu
Grand desain implementasi asn corpu
KutsiyatinMSi
 
Asn corpu zoom meeting
Asn corpu zoom meetingAsn corpu zoom meeting
Asn corpu zoom meeting
KutsiyatinMSi
 
Sosialisasi p4 gn upaya mewujudkan asn bersinar_20jan22
Sosialisasi p4 gn upaya mewujudkan asn bersinar_20jan22Sosialisasi p4 gn upaya mewujudkan asn bersinar_20jan22
Sosialisasi p4 gn upaya mewujudkan asn bersinar_20jan22
KutsiyatinMSi
 
Presentasi asn belajar 2022
Presentasi asn belajar 2022Presentasi asn belajar 2022
Presentasi asn belajar 2022
KutsiyatinMSi
 
Pointer webinar seri 3 bnn-komnasdik 2022
Pointer webinar seri 3 bnn-komnasdik 2022Pointer webinar seri 3 bnn-komnasdik 2022
Pointer webinar seri 3 bnn-komnasdik 2022
KutsiyatinMSi
 
2022 2001 asn belajar 2022
2022 2001 asn belajar 20222022 2001 asn belajar 2022
2022 2001 asn belajar 2022
KutsiyatinMSi
 
2022 2001 sosialisasi p4 gn
2022 2001 sosialisasi p4 gn2022 2001 sosialisasi p4 gn
2022 2001 sosialisasi p4 gn
KutsiyatinMSi
 
2022 2001 bnn-komnasdik 2022
2022 2001 bnn-komnasdik 20222022 2001 bnn-komnasdik 2022
2022 2001 bnn-komnasdik 2022
KutsiyatinMSi
 
Bahan leasure vol3
Bahan leasure vol3Bahan leasure vol3
Bahan leasure vol3
KutsiyatinMSi
 
Pointer webinar seri 2 jrp 2022 (1)
Pointer webinar seri 2   jrp 2022 (1)Pointer webinar seri 2   jrp 2022 (1)
Pointer webinar seri 2 jrp 2022 (1)
KutsiyatinMSi
 
Indayati webinar seri 2 jrp (2022)
Indayati   webinar seri 2 jrp (2022)Indayati   webinar seri 2 jrp (2022)
Indayati webinar seri 2 jrp (2022)
KutsiyatinMSi
 
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
KutsiyatinMSi
 
16. salinan peraturan lan no. 15 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi p...
16. salinan peraturan lan no. 15 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi p...16. salinan peraturan lan no. 15 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi p...
16. salinan peraturan lan no. 15 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi p...
KutsiyatinMSi
 
Work life balance msdma lan
Work life balance msdma lanWork life balance msdma lan
Work life balance msdma lan
KutsiyatinMSi
 
Se menteri panrb_no_28_tahun_2021_tentang_pengembangan_kompetensi
Se menteri panrb_no_28_tahun_2021_tentang_pengembangan_kompetensiSe menteri panrb_no_28_tahun_2021_tentang_pengembangan_kompetensi
Se menteri panrb_no_28_tahun_2021_tentang_pengembangan_kompetensi
KutsiyatinMSi
 
Materi uji kompetensi asdma
Materi uji kompetensi asdmaMateri uji kompetensi asdma
Materi uji kompetensi asdma
KutsiyatinMSi
 
10. peraturan menteri panrb no. 39 tahun 2020
10. peraturan menteri panrb no. 39 tahun 202010. peraturan menteri panrb no. 39 tahun 2020
10. peraturan menteri panrb no. 39 tahun 2020
KutsiyatinMSi
 
9. permenpanrb no 38 tahun 2017
9. permenpanrb no 38 tahun 20179. permenpanrb no 38 tahun 2017
9. permenpanrb no 38 tahun 2017
KutsiyatinMSi
 
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
8. permenpan nomor  40 tahun 20128. permenpan nomor  40 tahun 2012
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
KutsiyatinMSi
 

More from KutsiyatinMSi (20)

SOP AUK FDK
SOP AUK FDKSOP AUK FDK
SOP AUK FDK
 
Grand desain implementasi asn corpu
Grand desain implementasi asn corpuGrand desain implementasi asn corpu
Grand desain implementasi asn corpu
 
Asn corpu zoom meeting
Asn corpu zoom meetingAsn corpu zoom meeting
Asn corpu zoom meeting
 
Sosialisasi p4 gn upaya mewujudkan asn bersinar_20jan22
Sosialisasi p4 gn upaya mewujudkan asn bersinar_20jan22Sosialisasi p4 gn upaya mewujudkan asn bersinar_20jan22
Sosialisasi p4 gn upaya mewujudkan asn bersinar_20jan22
 
Presentasi asn belajar 2022
Presentasi asn belajar 2022Presentasi asn belajar 2022
Presentasi asn belajar 2022
 
Pointer webinar seri 3 bnn-komnasdik 2022
Pointer webinar seri 3 bnn-komnasdik 2022Pointer webinar seri 3 bnn-komnasdik 2022
Pointer webinar seri 3 bnn-komnasdik 2022
 
2022 2001 asn belajar 2022
2022 2001 asn belajar 20222022 2001 asn belajar 2022
2022 2001 asn belajar 2022
 
2022 2001 sosialisasi p4 gn
2022 2001 sosialisasi p4 gn2022 2001 sosialisasi p4 gn
2022 2001 sosialisasi p4 gn
 
2022 2001 bnn-komnasdik 2022
2022 2001 bnn-komnasdik 20222022 2001 bnn-komnasdik 2022
2022 2001 bnn-komnasdik 2022
 
Bahan leasure vol3
Bahan leasure vol3Bahan leasure vol3
Bahan leasure vol3
 
Pointer webinar seri 2 jrp 2022 (1)
Pointer webinar seri 2   jrp 2022 (1)Pointer webinar seri 2   jrp 2022 (1)
Pointer webinar seri 2 jrp 2022 (1)
 
Indayati webinar seri 2 jrp (2022)
Indayati   webinar seri 2 jrp (2022)Indayati   webinar seri 2 jrp (2022)
Indayati webinar seri 2 jrp (2022)
 
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
 
16. salinan peraturan lan no. 15 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi p...
16. salinan peraturan lan no. 15 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi p...16. salinan peraturan lan no. 15 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi p...
16. salinan peraturan lan no. 15 tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi p...
 
Work life balance msdma lan
Work life balance msdma lanWork life balance msdma lan
Work life balance msdma lan
 
Se menteri panrb_no_28_tahun_2021_tentang_pengembangan_kompetensi
Se menteri panrb_no_28_tahun_2021_tentang_pengembangan_kompetensiSe menteri panrb_no_28_tahun_2021_tentang_pengembangan_kompetensi
Se menteri panrb_no_28_tahun_2021_tentang_pengembangan_kompetensi
 
Materi uji kompetensi asdma
Materi uji kompetensi asdmaMateri uji kompetensi asdma
Materi uji kompetensi asdma
 
10. peraturan menteri panrb no. 39 tahun 2020
10. peraturan menteri panrb no. 39 tahun 202010. peraturan menteri panrb no. 39 tahun 2020
10. peraturan menteri panrb no. 39 tahun 2020
 
9. permenpanrb no 38 tahun 2017
9. permenpanrb no 38 tahun 20179. permenpanrb no 38 tahun 2017
9. permenpanrb no 38 tahun 2017
 
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
8. permenpan nomor  40 tahun 20128. permenpan nomor  40 tahun 2012
8. permenpan nomor 40 tahun 2012
 

PP nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin pns

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 94 TAHUN 2021 DISIPLIN PNS NAMA : JUWARDI UNIT KERJA : BIDANG PDSK KANREG III BKN
  • 2. PASAL 86 AYAT (4) UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA,  UNTUK MENJAMIN TERPELIHARANYA TATA TERTIP DALAM KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS, PNS WAJIB MEMATUHI DISIPLIN PNS  INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENEGAKKAN DISIPLIN TERHADAP PNS SERTA MELAKSANAKAN BERBAGAI UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN  PNS YANG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN  KETENTUAN DISIPLIN LEBIH LANJUT DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH DASAR :
  • 3.  Pejabat yang Berwenang Menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.  Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.  Masuk Kerja adalah keadaan melaksanakan tugas baik di dalam maupun di luar kantor.  Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan Disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.  Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang Menghukum kepada PNS karena melanggar peraturan Disiplin PNS.  Upaya Administratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap Hukuman Disiplin yang dijatuhkan kepadanya.  Unit Kerja adalah satuan kerja atasan langsung sebagai tempat PNS yang bersangkutan melaksanakan tugas dalam organisasi.  Dampak Negatif adalah dampak yang menimbulkan turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik dan/atau mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas Unit Kerja, instansi, dan/atau pemerintah/negara.  Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara. PENGERTIAN
  • 4. 1. SETIA DAN TAAT SEPENUHNYA KEPADA PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, DAN PEMERINTAH; 2. MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA; 3. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH YANG BERWENANG; 4. MENAATI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN; 5. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN DENGAN PENUH PENGABDIAN, KEJUJURAN, KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB; 6. MENUNJUKKAN INTEGRITAS DAN KETELADANAN DALAM SIKAP, PERILAKU, UCAPAN, DAN TINDAKAN KEPADA SETIAP ORANG, BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR KEDINASAN; 7. MENYIMPAN RAHASIA JABATAN DAN HANYA DAPAT MENGEMUKAKAN RAHASIA JABATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN; DAN 8. BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. KEWAJIBAN PNS
  • 5. a. MENGHADIRI DAN MENGUCAPKAN SUMPAH/ JANJI PNS b. MENGHADIRI DAN MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI JABATAN c. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DARI PADA KEPENTINGAN PRIBADI, SESEORANG DAN ATAU GOLONGAN d. MELAPORKAN DENGAN SEGERA KEPADA ATASANNYA APABILA MENGETAHUI ADA HAL YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN KEMANAN NEGARA ATAU MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA e. MELAPORKAN KEKAYAAN KEPADA JABAT YANG BERWENANG SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN f. MASUK KERJA DAN MENTAATI JAM KERJA g. MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA BARANG MILIK NEGARA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA h. MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA BAWAHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI i. MENOLAK SEGALA BENTUK PEMBERIAN YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS DAN FUNGSI KECUALI PENGHASILAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN SELAIN MEMENUHI KEWAJIBAN TERSEBUT DIATAS, PNS WAJIB:
  • 6. LARANGAN 1. MENYALAHGUNAKAN WEWENANG; 2. MENJADI PERANTARA UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN PRIBADI DAN/ ATAU ORANG LAIN DENGAN MENGGUNAKAN KEWENANGAN ORANG LAIN YANG DIDUGA TERJADI KONFLIK KEPENTINGAN DENGAN JABATAN; 3. MENJADI PEGAWAI ATAU BEKERJA UNTUK NEGARA LAIN; 4. BEKERJA PADA LEMBAGA ATAU ORGANISASI INTERNASIONAL TANPA IZIN ATAU TANPA DITUGASKAN OLEH PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN; 5. BEKERJA PADA PERUSAHAAN ASING, KONSULTAN ASING, ATAU LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ASING KECUALI DITUGASKAN OLEH PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN; 6. MEMILIKI, MENJUAL, MEMBELI, MENGGADAIKAN, MENYEWAKAN, ATAU MEMINJAMKAN BARANG BAIK BERGERAK ATAU TIDAK BERGERAK, DOKUMEN, ATAU SURAT BERHARGA MILIK NEGARA SECARA TIDAK SAH; 7. MELAKUKAN PUNGUTAN DI LUAR KETENTUAN; 8. MELAKUKAN KEGIATAN YANG MERUGIKAN NEGARA; 9. BERTINDAK SEWENANG-WENANG TERHADAP BAWAHAN; 10. MENGHALANGI BERJALANNYA TUGAS KEDINASAN; 11. MENERIMA HADIAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATAN DAN/ ATAU PEKERJAAN; 12. MEMINTA SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATAN; 13. MELAKUKAN TINDAKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN KERUGIAN BAGI YANG DILAYANI; DAN 14. MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA CAPRES/CAWAPRES, CALON KEPALA DAERAH/WAKIL KA. DAERAH, CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD DENGAN CARA
  • 7. MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA CAPRES/CAWAPRES, CALON KEPALA DAERAH/WAKIL KA. DAERAH, CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD DENGAN CARA :
  • 8. a. Hukuman Disiplin ringan; b. Hukuman Disiplin sedang; c. Hukuman Disiplin berat Jenis Hukuman Disiplin ringan a. teguran lisan; b. teguran tertulis; atau c. pernyataan tidak puas secara tertulis. Jenis Hukuman Disiplin sedang : a. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen} selama 6 (enam) bulan; b. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen} selama 9 (sembilan) bulan; atau c. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan. Jenis Hukuman Disiplin berat a. penurunanjabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan; b. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan; dan c. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS TINGKAT HUKDIS JENIS HUKDIS Psl 8 (1) (4) (3) (2)
  • 9. JENIS PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN HUKUMAN DISIPLIN RINGAN DIJATUHKAN BAGI PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN: A. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH YANG BERWENANG, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA; B. MENAATI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA; C. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN DENGAN PENUH PENGABDIAN, KEJUJURAN, KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA; D. MENUNJUKKAN INTEGRITAS DAN KETELADANAN DALAM SIKAP, PERILAKU, UCAPAN, DAN TINDAKAN KEPADA SETIAP ORANG, BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR KEDINASAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA; E. MENYIMPAN RAHASIA JABATAN DAN HANYA DAPAT MENGEMUKAKAN RAHASIA JABATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA; F. BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA
  • 10. a. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DARI PADA KEPENTINGAN PRIBADI, SESEORANG, DAN/ ATAU GOLONGAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA; b. MASUK KERJA DAN MENAATI KETENTUAN JAM KERJA YANG BERDAMPAK PADA UNIT KERJA BERUPA: 1. TEGURAN LISAN BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA KUMULATIF SELAMA 3 (TIGA) HARI KERJA DALAM 1 (SATU) TAHUN; 2. TEGURAN TERTULIS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA KUMULATIF SELAMA 4 (EMPAT) SAMPAI DENGAN 6 (ENAM) HARI KERJA DALAM 1 (SATU) TAHUN; DAN 3. PERNYATAAN TIDAK PUAS SECARA TERTULIS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA KUMULATIF SELAMA 7 (TUJUH) SAMPAI DENGAN 10 (SEPULUH) HARI KERJA DALAM 1 (SATU) TAHUN. C. MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA BARANG MILIK NEGARA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA; DAN D. MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA BAWAHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA HUKUMAN DISIPLIN RINGAN DIJATUHKAN BAGI PNS YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN:
  • 11. a. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja dan/atau instansi yang bersangkutan; b. melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; c. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; d. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; e. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; f. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf g, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; dan g. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG DIJATUHKAN BAGI PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN:
  • 12. a. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PNS sebagaimana apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah; b. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah; c. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; d. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; e. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dilakukan pejabat administrator dan pejabat fungsional; HUKUMAN DISIPLIN SEDANG DIJATUHKAN BAGI PNS YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN:
  • 13. f. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja berupa: 1) pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11 (sebelas) sampai dengan 13 (tiga belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun; 2) pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 9 (sembilan) bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14 (empat belas) sampai dengan 16 {enam belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun; dan 3) pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 17 (tujuh belas) sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja dalam 1 (satu) tahun. g. menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-baiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; h. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan "Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja" adalah kewajiban melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan sistem kerja yang dapat dilaksanakan melalui fleksibilitas dalam pengaturan lokasi dan waktu bekerja
  • 14. SETIA DAN TAAT SEPENUHNYA KEPADA PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, DAN PEMERINTAH SEBAGAIMANA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA UNIT KERJA, INSTANSI, DAN/ ATAU NEGARA; a. MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA; b. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH YANG BERWENANG, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA; c. MENAATI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA; d. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN DENGAN PENUH PENGABDIAN, KEJUJURAN, KESADARAN, DAN TANGGUNG JAWAB, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA; e. MENUNJUKKAN INTEGRITAS DAN KETELADANAN DALAM SIKAP, PERILAKU, UCAPAN, DAN TINDAKAN KEPADA SETIAP ORANG, BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR KEDINASAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA; f. MENYIMPAN RAHASIA JABATAN DAN HANYA DAPAT MENGEMUKAKAN RAHASIA JABATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, APABILA PELANGGARAN BERDAMPAK NEGATIF PADA NEGARA; DAN g. BERSEDIA DITEMPATKAN DI SELURUH WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, APABILA PELANGGARAN BERDAMPA K NEGATIF PADA NEGARA. HUKUMAN DISIPLIN BERAT DIJATUHKAN BAGI PELANGGAR AN TERHADAP KEWAJIBAN:
  • 15.
  • 16. 3) PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT TIDAK ATAS PERMINTAAN SENDIRI SEBAGAI PNS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA KUMULATIF SELAMA 28 (DUA PULUH DELAPAN) HARI KERJA ATAU LEBIH DALAM 1 (SATU) TAHUN; . 4) PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT TIDAK ATAS PERMINTAAN SENDIRI SEBAGAI PNS BAGI PNS YANG TIDAK MASUK KERJA TANPA ALASAN YANG SAH SECARA TERUS MENERUS SELAMA 10 (SEPULUH) HARI KERJA. e. MENOLAK SEGALA BENTUK PEMBERIAN YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS DAN FUNGSI KECUALI PENGHASILAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LANJUTAN…….HUKUMAN DISIPLIN BERAT DIJATUHKAN BAGI PNS YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN: DIBERHENTIKAN
  • 17. PELANGARAN TERHADAP LARANGAN HUKDIS RINGAN (DIMAKSUD DALAM PASAL 8 AYAT (1) HURUF A DIJATUHKAN BAGI PNS YANG MELANGGAR KETENTUAN LARANGAN) a. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokurnen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja; Hukuman Disiplin ringan b. melakukan kegiatan yang merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja c. melakukan kegiatan yang merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja; e. menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja d. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja
  • 18. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG (sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b dijatuhkan bagi PNS yang melanggar ketentuan larangan) melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja dan/atau instansi yang bersangkutan; menaati ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan; memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
  • 19. menyalahgunakan wewenang; HUKUMAN DISIPLIN BERAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 8 AYAT (1) HURUF C DIJATUHKAN BAGI PNS YANG MELANGGAR KETENTUAN LARANGAN: menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/ atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan jabatan menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional tan pa izin atau tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secara tidak sah melakukan pungutan di- luar ketentuan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada negara dan/ atau pemerintah; menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
  • 20. MEMBERIKAN DUKUNGAN  sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;  sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasili tas negara;  membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;  mengadakan kegiatan yang mengarah kepada ke berpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau  memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
  • 21. PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN MASUK KERJA DAN MENAATI KETENTUAN JAM KERJA dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan. PNS yang tidak Masuk Kerja dan tidak menaati ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah secara terus menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja diberhentikan pembayaran gajinya sejak bulan berikutnya
  • 22. PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM PRESIDEN MENETAPKAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN BAGI PNS YG MENDUDUKI Jabatan Pimpinan Tinggi Utama Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan Pejabat Pembina Kepegawaian, untuk semua jenis Hukuman PRESIDEN MENETAPKAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN BAGI PNS YG MENDUDUKI Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Utama; Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden, untuk jenis Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat {4) huruf c 1. PRESIDEN
  • 23. Pejabat Pembina Kepegawaian bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN Menteri yang mengoordinasikan bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
  • 24. 2. PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN INSTANSI PUSAT DAN PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN INSTANSI DAERAH PROVINSI Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin sedang dan berat Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama untuk jenis Hukuman Disiplin ringan (teguran lisan dan tertulis, sedang pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen} selama 6 (enam) bulan, pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen} selama 9 (sembilan) bulan; penurunanjabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan; b. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan; Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin tingkat berat Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin tingkat berat
  • 25. 3. PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN INSTANSI DAERAH KABUPATEN/ KOTA  Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin ringan, sedang dan berat  Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama untuk jenis Hukuman Disiplin ringan, sedang, berat (penurunanjabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan;  pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan)  Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplinsedang dan berat  Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin tingkat berat
  • 26.  PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin ringan  PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin sedang 4. KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA
  • 27.  PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin ringan  PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin sedang 5. PEJABAT PIMPINAN TINGGI MADYA ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI LINGKUNGAN PUSAT DAN PROVINSI  PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu} tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin Ringan  PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin Sedang  Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin Ringan dan Sedang 6. PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI LINGKUNGAN PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
  • 28. a. PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin Ringan b. PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin Sedang c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin Ringan dan Sedang 7. PEJABAT ADMINISTRATOR ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI LINGKUNGAN PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA Dalam hal tidak terdapat jabatan administrator pada Unit Kerja di lingkungan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin Tingkat Ringan Pejabat Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.
  • 29. Dalam hal tidak terdapat jabatan pengawas pada unit kerja di lingkungan Pusat, Provinsi, clan Kabupaten/Kota, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin tingkat Ringan. 8. PEJABAT PENGAWAS ATAU PEJABAT LAIN YANG SETARA DI LINGKUNGAN PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA BERWENANG MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN PNS di lingkungannya yang berada 1 (satu) tingkat di bawahnya untuk jenis Hukuman Disiplin tingkat Ringan PNS di lingkungannya yang berada 2 (dua) tingkat di bawahnya untukjenis Hukuman Disiplin tingkat Ringan dan Sedang Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis Hukuman Disiplin tingkat Sedang ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian
  • 30. ATASAN LANGSUNG WAJIB memeriksa PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin sebelum PNS dijatuhi Hukuman Disiplin dilakukan secara tertutup melalui tatap muka langsung maupun secara virtual dan hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan Apabila hasil pemeriksaan menyatakan kewenangan menjatuhkan Hukuman Disiplin merupakan kewenangan atasan langsung, maka atasan langsung tersebut wajib menjatuhkan Hukuman Disiplin. Apabila hasil pemeriksaan menyatakan kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin merupakan kewenangan pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsung wajib melaporkan berita acara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan secara hierarki
  • 31.  Dalam hal Pejabat yang Berwenang Menghukum tidak menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin, Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin oleh atasannya  Dalam hal Pejabat yang Berwenang Menghukum tidak menjatuhkan Hukuman Disiplin yang sesuai Pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh PNS, maka Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin yang lebih berat.  Hukuman Disiplin dijatuhkan setelah melalui proses pemeriksaan.  Atasan juga menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin Pejabat yang Berwenang Menghukum wajib menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin. Dalam hal tidak terdapat Pejabat yang Berwenang Menghukum, maka kewenangan menjatuhkan Hukuman Disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi
  • 32. 1. PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan. 2. Jarak waktu antara tanggal surat panggilan dengan tanggal pemeriksaan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja. 3. Apabila pada tanggal yang ditentukan pada surat panggilan pertama yang bersangkutan tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama Apabila pada pemanggilan kedua PNS yang bersangkutan tidak hadir juga, maka Pejabat yang Berwenang Menghukum menjatuhkan Hukuman Disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan TATA CARA PEMERIKSAAN, PENJATUHAN, DAN PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN
  • 33. 1) memeriksa PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin sebelum PNS dijatuhi Hukuman Disiplin. 2) Pemeriksaan dilakukan secara tertutup melalui tatap muka langsung maupun secara virtual dan hasilnya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan. 3) Dalam hal hasil pemeriksaan menyatakan kewenangan menjatuhkan Hukuman Disiplin merupakan kewenangan atasan langsung, maka atasan langsung tersebut wajib menjatuhkan Hukuman Disiplin. 4) Dalam hal sesuai hasil pemeriksaan menyatakan kewenangan penjatuhan Hukuman Disiplin merupakan kewenangan pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsung wajib melaporkan berita acara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan secara hierarki 1) Atasan langsung yang tidak melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin, dan/ atau melaporkan hasil pemeriksaan kepada Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin. 2) Pejabat yang Berwenang Menghukum menjatuhkan Hukuman Disiplin yang lebih berat kepada atasan langsung dilakukan setelah melalui proses pemeriksaan.
  • 34. 1) Pelanggaran terhadap kewajiban dan/atau larangan dengan Hukuman Disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 13 dapat dilakukan pemeriksaan oleh tim pemeriksa. 2) Pelanggaran terhadap kewajiban dan/ atau larangan dengan Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 14 dilakukan pemeriksaan oleh tim pemeriksa. 3) Tim pemeriksa terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian. 4) Dalam hal tertentu tim pemeriksa dapat melibatkan pejabat lain yang ditunjuk. 5) Tim pemeriksa dibentuk oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk. Dalam hal atasan langsung PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin terlibat dalam pelanggaran tersebut, maka yang menjadi anggota tim pemeriksa adalah atasan yang lebih tinggi secara berjenjang.
  • 35. ATASAN LANGSUNG, TIM PERNERIKSA, ATAU PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM DAPAT MEMINTA KETERANGAN DARI PIHAK LAIN DALAM PEMERIKSAAN DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN • UNTUK KELANCARAN PEMERIKSAAN, PNS YANG DIDUGA MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN DAN KEMUNGKINAN AKAN DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN BERAT, DAPAT DIBEBASKAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA OLEH ATASAN LANGSUNG SEJAK YANG BERSANGKUTAN DIPERIKSA. • PEMBEBASAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA BERLAKU SAMPAI DENGAN DITETAPKANNYA KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN. • SELAMA PNS DIBEBASKAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA, DIANGKAT PEJABAT PELAKSANA HARIAN. • PNS YANG DIBEBASKAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA TETAP DIBERIKAN HAK-HAK KEPEGAWAIANNYA SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. • DALAM HAL ATASAN LANGSUNG TIDAK ADA, MAKA PEMBEBASAN SEMENTARA DARI TUGAS JABATANNYA DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG LEBIH TINGGI.
  • 36.  BERDASARKAN BASIL PEMERIKSAAN PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN  DALAM KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN HARUS DISEBUTKAN PELANGGARAN DISIPLIN YANG DILAKUKAN OLEH PNS YANG BERSANGKUTAN. BERITA ACARA PEMERIKSAAN harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang diperiksa secara langsung maupun secara virtual. Dalam hal PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan berita acara pemeriksaan tersebut tetap dijadikan sebagai dasar untuk menjatuhkan Hukuman Disiplin. PNS yang diperiksa berhak mendapat salinan berita acara pemeriksaan
  • 37. HASIL PEMERIKSAAN UNSUR PENGAWASAN DAN/ATAU UNIT YANG MEMPUNYAI TUGAS PENGAWASAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN/ATAU MELENGKAPI PERTIMBANGAN UNTUK MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP PNS YANG DIDUGA MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN  PNS YANG BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN TERNYATA MELAKUKAN BEBERAPA PELANGGARAN DISIPLIN, TERHADAPNYA HANYA DAPAT DIJATUHI 1 (SATU) JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG TERBERAT SETELAH MEMPERTIMBANGKAN PELANGGARAN YANG DILAKUKAN.  PNS YANG PERNAH DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN, KEMUDIAN MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN YANG SIFATNYA SAMA, KEPADANYA DIJATUHI JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG LEBIH BERAT DARI HUKUMAN DISIPLIN TERAKHIR YANG PERNAH DIJATUHKAN KEPADANYA.  PNS TIDAK DAPAT DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN 2 (DUA) KALI ATAU LEBIH UNTUK 1 (SATU) PELANGGARAN DISIPLIN.  DALAM HAL PNS YANG AKAN DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN MERUPAKAN PNS YANG MENDAPATKAN PENUGASAN KHUSUS DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN YANG AKAN DIJATUHKAN BUKAN MERUPAKAN KEWENANGAN PIMPINAN INSTANSI ATAU KEPALA PERWAKILAN TEMPAT PENUGASAN KHUSUS, MAKA PIMPINAN INSTANSI ATAU KEPALA PERWAKILAN MENGUSULKAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN KEPADA PIMPINAN INSTANSI INDUK DISERTAI BERITA ACARA PEMERIKSAAN.
  • 38. DALAM HAL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN TERDAPAT INDIKASI PENYALAHGUNAAN WEWENANG YANG MENIMBULKAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA, MAKA ATASAN LANGSUNG ATAU TIM PEMERIKSA WAJIB BERKOORDINASI DENGAN APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH. DALAM HAL INDIKASI TERBUKTI, APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH MEREKOMENDASIKAN PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN UNTUK MELAPORKAN KEPADA APARAT PENEGAK HUKUM.
  • 39. BERLAKUNYA HUKUMAN DISIPLIN • KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN BERLAKU PADA HARI KE-15 {LIMA BELAS) SEJAK DITERIMA. • KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN YANG DIAJUKAN UPAYA ADMINISTRATIF BERLAKU SESUAI DENGAN KEPUTUSAN UPAYA ADMINISTRATIFNYA. • KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI UPAYA ADMINISTRATIF SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2) DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH TERSENDIRI. PENDOKUMENTASIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN harus didokumentasikan oleh pejabat pengelola kepegawaian di instansi yang bersangkutan. digunakan sebagai salah satu bahan penilaian dalam pembinaan PNS yang bersangkutan diunggah ke dalam sistem yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara
  • 40.  Hukuman Disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan sedang dijalani oleh PNS yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaku.  Keberatan yang diajukan kepada atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum atau banding administratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini diselesaikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135) beserta peraturan pelaksanaannya.  Pelanggaran Disiplin yang dilakukan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan belum dilakukan pemeriksaan, maka berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.  Pelanggaran Disiplin yang telah dilakukan pemeriksaan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah, maka hasil pemeriksaan tetap berlaku dan proses selanjutnya berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini KETENTUAN PERALIHAN
  • 41. PNS YANG MELANGGAR KETENTUAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL (LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1983 NOMOR 13, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3250) SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983 TEN TANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL (LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1990 NOMOR 61, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3424), DIJATUHI SALAH SATU JENIS HUKUMAN DISIPLIN BERAT BERDASARKAN PERATURAN PEMERIN TAH INI
  • 42. Ketentuan tingkat dan jenis Hukuman Disiplin sedang dalam Peraturan Pemerintah ini, berlaku setelah Peraturan Pemerintah mengenai Gaji dan Tunjangan berlaku. Sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah mengenai Gaji dan Tunjangan, penjatuhan Hukuman Disiplin sedang berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Ketentuan Peraturan Pemerintah ini mutatis mutandis berlaku untuk calon PNS
  • 43. KETENTUAN PENUTUP  Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Badan Kepegawaian Negara.  Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku: 1. Peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari peraturan perundang- undangan mengenai Disiplin PNS yang ada sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah berdasarkan Peraturan Pemerintah ini; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam Usaha Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3021) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; dan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135), sepanjang tidak mengatur jenis Hukuman Disiplin sedang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku