Undang-undang ini menetapkan Undang-Undang Darurat No. 15 tahun 1951 tentang penilaian pendapatan dan kekayaan untuk pemungutan pajak sebagai undang-undang, serta mengubah beberapa pasal dalam Ordonansi Pajak Peralihan 1944.
Undang-undang ini menetapkan Undang-undang Darurat Nomor 2 Tahun 1951 tentang perubahan "Rechtnordonnantie" sebagai undang-undang dengan beberapa perubahan dan tambahan. Perubahan ini bertujuan untuk memperketat pengawasan terhadap pengangkutan dan penyimpanan barang ekspor penting agar dapat mencegah perdagangan gelap.
Peraturan Menteri Keuangan ini menyesuaikan besarnya penghasilan tidak kena pajak menjadi Rp24,3 juta untuk Wajib Pajak perorangan dan menambah Rp2 juta untuk yang kawin serta anggota keluarga. Ketentuan ini berlaku sejak 1 Januari 2013.
Undang-undang ini mengatur tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah penting untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Undang-undang ini mengatur berbagai jenis pajak daerah seperti pajak kendaraan bermotor, pajak hotel, restoran, dan lainnya serta mengatur tentang subjek, objek, dan masa pajak.
Undang-undang ini menetapkan Undang-Undang Darurat No. 15 tahun 1951 tentang penilaian pendapatan dan kekayaan untuk pemungutan pajak sebagai undang-undang, serta mengubah beberapa pasal dalam Ordonansi Pajak Peralihan 1944.
Undang-undang ini menetapkan Undang-undang Darurat Nomor 2 Tahun 1951 tentang perubahan "Rechtnordonnantie" sebagai undang-undang dengan beberapa perubahan dan tambahan. Perubahan ini bertujuan untuk memperketat pengawasan terhadap pengangkutan dan penyimpanan barang ekspor penting agar dapat mencegah perdagangan gelap.
Peraturan Menteri Keuangan ini menyesuaikan besarnya penghasilan tidak kena pajak menjadi Rp24,3 juta untuk Wajib Pajak perorangan dan menambah Rp2 juta untuk yang kawin serta anggota keluarga. Ketentuan ini berlaku sejak 1 Januari 2013.
Undang-undang ini mengatur tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah penting untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Undang-undang ini mengatur berbagai jenis pajak daerah seperti pajak kendaraan bermotor, pajak hotel, restoran, dan lainnya serta mengatur tentang subjek, objek, dan masa pajak.
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, antara lain menetapkan besarnya nilai jual objek pajak tidak kena pajak sebesar Rp. 8.000.000 untuk setiap wajib pajak dan merubah ketentuan mengenai upaya banding ke badan peradilan pajak.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengenaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan karena pemberian hak pengelolaan. Hak pengelolaan adalah hak menguasai tanah dari negara dimana pelaksanaan kewenangannya sebagian diserahkan kepada pemegang hak. Besarnya bea berkisar antara 0-50% tergantung penerima hak pengelolaan. Bea harus dibayar sejak diterbitkannya keputusan pemberian
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Perubahan tersebut meliputi pengubahan definisi istilah, objek pajak yang dikenakan dan tidak dikenakan bea, dasar pengenaan pajak, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak, serta saat terutangnya pajak atas perolehan hak atas tanah dan bangunan.
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak yang berlaku di Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya. Jenis penerimaannya berasal dari biaya perkara seperti biaya pendaftaran banding, gugatan, dan lainnya. Tarifnya bervariasi mulai dari Rp30.000 untuk gugatan di pengadilan negeri hingga Rp6.000.000 untuk utang lebih dari Rp
Dokumen tersebut membahas tentang hak tanggungan, yang merupakan hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah untuk pelunasan utang tertentu kepada kreditur. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian hak tanggungan menurut UU, objek hak tanggungan, syarat-syarat pembebanan, tata cara pembebanan, dan biaya akta pemberian hak tanggungan (APHT).
Panduan ini membahas aspek perpajakan bagi pemilik rumah indekos. Pemilik rumah indekos wajib membayar Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari persewaan rumah indekos. Kewajiban perpajakannya bergantung pada status penyewa sebagai pemotong pajak atau tidak. Jika bukan pemotong, pemilik rumah indekos harus menyetorkan sendiri pajaknya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan penghunian rumah, termasuk penghunian oleh pemilik maupun bukan pemilik, serta peraturan yang mengatur penghunian perumahan di DKI Jakarta."
[Ringkasan]
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah. Dokumen ini menjelaskan bahwa APBN merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah pusat yang disetujui DPR, sedangkan APBD adalah rencana keuangan daerah yang disetujui DPRD. Undang-undang ini juga mengatur tentang penyusunan dan penetapan APBN serta kekuasaan dan tugas menteri ke
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, antara lain menetapkan besarnya nilai jual objek pajak tidak kena pajak sebesar Rp. 8.000.000 untuk setiap wajib pajak dan merubah ketentuan mengenai upaya banding ke badan peradilan pajak.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengenaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan karena pemberian hak pengelolaan. Hak pengelolaan adalah hak menguasai tanah dari negara dimana pelaksanaan kewenangannya sebagian diserahkan kepada pemegang hak. Besarnya bea berkisar antara 0-50% tergantung penerima hak pengelolaan. Bea harus dibayar sejak diterbitkannya keputusan pemberian
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Perubahan tersebut meliputi pengubahan definisi istilah, objek pajak yang dikenakan dan tidak dikenakan bea, dasar pengenaan pajak, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak, serta saat terutangnya pajak atas perolehan hak atas tanah dan bangunan.
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak yang berlaku di Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya. Jenis penerimaannya berasal dari biaya perkara seperti biaya pendaftaran banding, gugatan, dan lainnya. Tarifnya bervariasi mulai dari Rp30.000 untuk gugatan di pengadilan negeri hingga Rp6.000.000 untuk utang lebih dari Rp
Dokumen tersebut membahas tentang hak tanggungan, yang merupakan hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah untuk pelunasan utang tertentu kepada kreditur. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian hak tanggungan menurut UU, objek hak tanggungan, syarat-syarat pembebanan, tata cara pembebanan, dan biaya akta pemberian hak tanggungan (APHT).
Panduan ini membahas aspek perpajakan bagi pemilik rumah indekos. Pemilik rumah indekos wajib membayar Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari persewaan rumah indekos. Kewajiban perpajakannya bergantung pada status penyewa sebagai pemotong pajak atau tidak. Jika bukan pemotong, pemilik rumah indekos harus menyetorkan sendiri pajaknya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan penghunian rumah, termasuk penghunian oleh pemilik maupun bukan pemilik, serta peraturan yang mengatur penghunian perumahan di DKI Jakarta."
[Ringkasan]
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah. Dokumen ini menjelaskan bahwa APBN merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah pusat yang disetujui DPR, sedangkan APBD adalah rencana keuangan daerah yang disetujui DPRD. Undang-undang ini juga mengatur tentang penyusunan dan penetapan APBN serta kekuasaan dan tugas menteri ke
Peraturan Daerah ini mengubah tarif Pajak Bumi dan Bangunan dari semula 0,3% menjadi 0,1-0,2% tergantung nilai jual objek pajaknya. Peraturan ini juga mengatur tentang prosedur penghitungan, pembayaran, sanksi administrasi pajak, serta wewenang Bupati untuk menerbitkan beberapa dokumen terkait pajak daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kebakaran hutan, faktor penyebabnya, bentuk-bentuk kebakaran hutan, kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup dan kehutanan. Dokumen juga menjelaskan struktur organisasi penanggulangan kebakaran hutan di Kabupaten Rokan Hilir.
Dokumen tersebut merupakan perubahan keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang disetujui oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat pada tanggal 10 Agustus 2002. Perubahan ini mencakup pengubahan dan penambahan beberapa pasal serta bab dalam Undang-Undang Dasar terkait sistem pemerintahan, kepresidenan, pendidikan, ekonomi, dan proses perubahan Undang-Undang Dasar.
Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 menetapkan pengelolaan kawasan lindung untuk melindungi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Dokumen ini mengatur tentang ruang lingkup, tujuan, dan pokok-pokok kebijakan kawasan lindung yang mencakup kawasan hutan lindung, bergambut, resapan air, sempadan pantai dan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, serta kawasan suaka alam dan cagar budaya.
Undang-undang ini menetapkan pemungutan opsenten 50% atas bea masuk selama tahun 1951 untuk meningkatkan pendapatan negara. Beberapa pos tarif dikenakan opsenten lebih tinggi antara 100-400% tergantung jenis barangnya. Undang-undang ini mulai berlaku pada 1 Januari 1951.
Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1950 menetapkan pembentukan jabatan Gubernur Militer Ibu Kota untuk menjamin keamanan di Jakarta dan sekitarnya. Gubernur Militer ini merangkap sebagai Komandan Territorial militer dan memegang kekuasaan pemerintahan, polisi, dan militer di wilayah tersebut selama masih dalam keadaan darurat.
Undang-undang ini menetapkan Undang-Undang Darurat tentang Hukum Acara Pidana pada Pengadilan Tentara sebagai Undang-Undang Federal dan memberlakukan perubahan-perubahan tertentu pada aturan hukum acara pidana militer.
Undang-undang ini mengatur tentang susunan, kekuasaan, dan jalur pengadilan Mahkamah Agung Indonesia. Mahkamah Agung berfungsi sebagai pengadilan tertinggi dan memiliki peran mengawasi pengadilan lain serta memutus perkara tingkat pertama dan terakhir dalam berbagai kasus. Undang-undang ini juga mengatur tentang proses pengangkatan hakim, kewenangan Mahkamah Agung dalam melakukan pengawasan dan pengadilan
Undang-undang No. 4 Tahun 1950 mengatur tentang penggantian kerugian bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat. Undang-undang ini menetapkan tunjangan, gaji, dan fasilitas perjalanan dinas bagi Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Undang-undang ini bertujuan untuk memastikan anggota dewan memperoleh penghasilan yang layak sehingga dapat sepenuhnya ber
Dokumen tersebut merupakan undang-undang tentang grasi di Indonesia yang mengatur tentang prosedur permohonan grasi bagi mereka yang dihukum oleh putusan pengadilan. Undang-undang ini mengatur tentang instansi yang dapat diajukan permohonan grasi, tenggang waktu pengajuan, dan tata cara penyelesaian permohonan grasi hingga keputusan Presiden.
Undang-undang ini menetapkan peraturan tentang penerbitan Lembaran Negara dan Berita Negara serta pengumuman undang-undang dan peraturan pemerintah. Ditetapkan pula tata cara penerbitan, penomoran, dan pengumuman undang-undang dan peraturan pemerintah agar diketahui masyarakat.
Perpu ini mengatur tentang pelaksanaan hak memilih dan menolak kewarganegaraan Indonesia bagi orang yang berada di bawah kekuasaan Belanda menjelang penyerahan kedaulatan. Orang tersebut dapat menyatakan pilihan kewarganegaraannya kepada pejabat yang berwenang seperti hakim atau bupati, dan pilihan itu akan dicatat dan dilaporkan kepada pemerintah.
1. 1
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 1951
TENTANG
PENETAPAN UNDANG -UNDANG DARURAT TENTANG PERUBAHAN ORDONANSI
PAJAK PERALIHAN 1944, ORDONANSI PAJAK UPAH DAN ORDONANSI PAJAK
KEKAYAAN 1932 (UNDANG - UNDANG DARURAT NR 37 TAHUN 1950 SEPERTI
DITAMBAH D ENGAN UNDANG -UNDANG DARURAT NR 5 TAHUN 1951) SEBAGAI
UNDANG-UNDANG
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : bahwa Pemerintah berdasarkan pasal 96 ayat 1 Undang-undang
Dasar Sementara Republik Indonesia telah menetapkan Undang-
undang darurat tentang perubahan Ordonansi pajak peralihan
1944, Ordonansi pajak upah dan Ordonansi pajak kekayaan 1932
(Undang-undang darurat No. 37 tahun 1950, seperti ditambah
dengan Undang-undang darurat No. 5 tahun 1951); Menimbang :
bahwa Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui isi Undang-undang
darurat itu; Mengingat : pasal 97 dan pasal 89 Undang-undang
Dasar Sementara Republik Indonesia;
Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
MEMUTUSKAN
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENETAPAN quot;UNDANG-UNDANG
DARURAT TENTANG PERUBAHAN ORDONANSI PAJAK PERALIHAN
1944, ORDONANSI PAJAK UPAH DAN ORDONANSI PAJAK
KEKAYAAN 1932 (UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 37 TAHUN
1950, SEPERTI DITAMBAH DENGAN UNDANG-UNDANG DARURAT
NO. 5 TAHUN 1951) SEBAGAI UNDANG-UNDANG.
Pasal I.
Peraturan-peraturan yang termaktub dalam Undang-undang darurat tentang
perubahan Ordonansi pajak peralihan 1944, Ordonansi pajak upah dan Ordonansi
pajak kekayaan 1932 (Undang-undang darurat No. 37 tahun 1950, seperti ditambah
dengan Undang-undang darurat No. 5 tahun 1951) ditetapkan sebagai Undang-
undang yang berbunyi sebagai berikut :
2. 2
Pasal 1.
Ordonansi pajak peralihan 1944, seperti telah diubah, terakhir dengan ordonansi
23 September 1949 (Staatsblad 1949 No. 261), diubah lagi seperti berikut :
I. Dalam pasal 1, ayat kedua, kata-kata quot;of Nederlandquot; dihapuskan.
II. Pasal 2 diubah seperti berikut :
ke - 1.dalam ayat kedua kata-kata quot;of Nederlandquot; dihapuskan dan kata-
kata quot;het belastinggebiedquot; diganti dengan quot;Indonesiaquot;;
ke - 2.dalam ayat 2a, ke - 1, kata-kata quot;Nederlandse ofquot; dihapuskan dan
kata-kata quot;Nederlandse vlagquot; diganti dengan quot;bendera Indonesiaquot;;
ke - 3.dalam ayat 2a, ke - 2, kata-kata quot;Nederlandse ofquot; dan quot;of
Nederlandquot; dihapuskan;
ke - 4.ayat 3 dihapuskan.
Pasal 3 diubah seperti berikut :
ke - 1.dalam bagian c kata-kata quot;Gouverneur-Generaalquot; dan quot;Bataviaquot;
diganti berturut-berturut dengan quot;Presiden Republik Indonesiaquot; dan
quot;Jakartaquot;;
ke - 2.dalam bagian g kata-kata quot;land-en zeemachtquot; diganti dengan
quot;angkatan darat, laut dan udaraquot;;
ke - 3.dalam bagian 1 kata-kata quot;twaalf honderdquot; diganti dengan
quot;vierentwintig honderdquot;;
IV. Pada penutup pasal 5, ayat pertama, titik diganti dengan titik koma, sesudah
itu ditambahkan bagian baru, berbunyi : quot;f. biaya dari surat- surat
keterangan alat-alat pembayaran luar negeri yang diperlukan untuk
pengiriman-pengiriman sosial oleh kaum buruh, jika dan sepanjang biaya
itu dipikul oleh majikan. Yang dimaksud pengiriman-pengiriman sosial ialah
pengiriman valuta luar negeri yang dibeli dengan izin Lembaga Alat-alat
Pembayaran Luar Negeri yang diuntukkan guna : ke - 1.pengiriman setiap
bulan kepada anggauta keluarga yang berada di luar negeri; ke -
2.alimentasi; ke - 3.penyetoran dalam dana pensiun; ke - 4.premi untuk
asuransi jiwa dan lijfrente di dalam batas-batas, yang ditentukan dalam
bagian d; ke - 5.uang tabungan.quot;
V. Dalam pasal 7 kata-kata quot;twaalf honderdquot; diganti dengan quot;vierentwintig
honderdquot;. VI. Pasal 8, ayat pertama, diganti dengan dua ayat, berbunyi
seperti berikut : quot;(1) Kecuali apa yang ditentukan dalam ayat 1a dari pasal
ini maka pajak dipungut menurut tarip-tarip di bawah ini :
3. 3
[Catatan Penyunting: Didalam dokumen ini terdapat format gambar
TABULAR OR GRAPHIC MATERIAL SET AT THIS POINT IS NOT DISPLAYED.
(1a) Dalam hal biaya dari surat-surat keterangan alat-alat pembayaran luar
negeri yang diperlukan untuk pengiriman-pengiriman sosial oleh
wajibpajak-wajibpajak, kaum buruh atau yang melakukan pekerjaan atau
perusahaan sendiri, terpikul oleh mereka, maka pajak dari wajibpajak-
wajibpajak ini dihitung menurut cara yang berikut, jikalau penghitungan
demikian itu memperoleh hasil lebih rendah daripada penghitungan pajak
dengan melakukan tarip B pada ayat I dari pasal ini :
a. pendapatan bersih dikurangkan dengan jumlah biaya, yang selama tahun
takwim atau masa-pajak terpikul oleh wajibpajak;
b. jumlah yang harus dikenakan pajak diperoleh secara demikian itu
selanjutnya dikenakan pajak menurut tarip di bawah ini
[Catatan Penyunting: Didalam dokumen ini terdapat format gambar
TABULAR OR GRAPHIC MATERIAL SET AT THIS POINT IS NOT DISPLAYED.
VI. Dalam pasal 8, ayat kedua dan ketiga, kata-kata quot;het tarief Bquot; diganti dengan
quot;de tarieven Bquot;.
VII.Dalam pasal 8, ayat keempat, kata-kata quot;leden 1 dan 2quot; diganti dengan
quot;leden 1, 1a en 2quot;. Skala yang mengenai ayat ini diubah seperti berikut :
ke-1.pada keterangan dalam ruangan pertama, sesudah.kata quot;inkomenquot;
ditambahkan kata-kata quot;c.q. belastbare somquot;;
ke-2.deretan-angka horizontal yang pertama, kedua dan ketiga dihapuskan;
ke-3.dalam deretan-angka horizontal keempat quot;2500quot; diganti dengan
quot;2.400quot;;
ke-4.bilangan pecahan terdapat dibelakang bilangan bulat dalam ruangan
kedua sampai dengan ruangan kesebelas dihapuskan.
VIII. a. Pasal 8, ayat 4 terakhir, mulai dengan kata quot;Bijquot; dan berakhir dengan
angkat quot;1560quot; dibaca seperti berikut :
Pengurangan pajak karena potongan-keluarga terhadap pendapatan mulai
dari R. 23.400,- setahun dihitung menurut skala berikut :
[Catatan Penyunting: Didalam dokumen ini terdapat format gambar
TABULAR OR GRAPHIC MATERIAL SET AT THIS POINT IS NOT DISPLAYED. .
IX. Dalam pasal 8, ayat keenam, kata-kata quot;Het hoofd van het departement
van financienquot; diganti dengan quot;Menteri Keuanganquot;, dan quot;f. 500.-quot; diubah
menjadi quot;duizend guldenquot;.
X. Pasal 8a dihapuskan.
4. 4
XI. Pasal 8c di rubah seperti berikut : ke-1.dalam ayat kedua kata-kata quot;of
Nederlandquot; dihapuskan; ke-2.dalam ayat kelima kata-kata quot;der artikelen 8
en 8aquot; diganti dengan quot;van artikel 8quot;.
XII. Dalam Pasal 8d, kata-kata quot;tarief Bquot; dan quot;twaalfhonderdquot; diganti dengan
berturut-turut quot;de tarieven Bquot; dan quot;vierentwintig honderdquot;.
XIII. Dalam Pasal 8e, kata-kata quot;leden 1 en 2quot; diganti dengan leden quot;1, 1a en
2quot;.
XIV. Pasal 9 di rubah seperti berikut : ke-1.dalam bagian a, dua kali, dimuka
kata quot;consulairequot; disisipkan quot;diplomatiekequot;; kata-kata quot;mits zij geen
Nederlandsch onderdaan zijnquot; diganti dengan quot;mits zij niet de
Indonesische nationaliteit bezittenquot;; kata-kata quot;der Nederlandenquot; diganti
dengan quot;van de Republik Indonesiaquot;; ke-2.dalam bagian-bagian c dan d,
kata quot;Gouverneur-Generaalquot; diganti dengan quot;Menteri Keuanganquot;; ke-
3.dalam bagian e, kata quot;twe honderdquot; diubah menjadi quot;vier honderdquot;. ke-
4.bagian f dihapuskan.
XV. Pasal 10 di rubah seperti berikut : ke-1.dalam ayat pertama kata-kata quot;het
belastinggebiedquot; dua kali diganti dengan quot;Indonesiaquot;; kata quot;directeur van
financienquot; diganti dengan quot;Menteri Keuanganquot;; ke-2.dalam ayat ketiga,
kata-kata quot;waar de Nederiandsch-Indische Regering hare taak als zodanig
uitoefentquot; diganti dengan quot;bepaald door de Menteri Keuanganquot;; ke-
3.dalam ayat keempat kata quot;directeur van financienquot; diganti dengan
quot;Menteri Keuanganquot;.
XVI. Pasal 11 di rubah seperti berikut : ke-1.dalam ayat ketiga, quot;f. 1.200quot;
diganti dengan quot;vierentwinting honderd guldenquot;; ke-2.dalam ayat
keempat kata-kata quot;de hoofdinspecteur van financienquot; diganti dengan
quot;kepala jawatan pajakquot;.
XVII. Dalam pasal 14c, ayat kelima, kata-kata quot;De hoofdinspecteur van
financienquot; diganti dengan quot;kepala jawatan pajakquot;.
XVIII. Dalam pasal 16, ayat kedua, kata-kata quot;het belastinggebiedquot; diubah
menjadi quot;Indonesiaquot;.
XIX. Pasal 17 di rubah seperti berikut : ke-1.dalam ayat 4, bagian ke - 4, kata-
kata quot;belastinggebiedquot; diubah dengan quot;Indonesiaquot;; ke-2.dalam ayat
kelima, kata quot;Gouverneur-Generaalquot; diganti dengan quot;Menteri Keuanganquot;.
XX. Pasal 29, ayat kedua, dibaca seperti berikut : quot;(2)ketetapan-ketetapan
pajak yang tidak betul dapat dikurangkan atau dibatalkan oleh kepala
jawatan pajak karena jabatanquot;.
XXI. Pasal 29a dihapuskan. Sebagai gantinya disisipkan suatu pasal baru,
berbunyi seperti berikut :
quot;Pasal 29a.
Menteri Keuangan berhak untuk mengeluarkan peraturan-peraturan, yang
diperlukan untuk menambah dan menjalankan ordonansi iniquot;.
XXII. Pasal 30, ayat ketiga, dihapuskan.
5. 5
Pasal 2.
Ordonansi pajak kekayaan 1932, seperti telah di rubah, terakhir dengan ordonansi
23 September 1949 (Staatsblad 1949 No. 261), dirubah lagi seperti berikut :
Dalam pasal 2, ayat pertama, kata-kata quot;of Nederlandquot; dihapuskan.
Pasal 3.
Ordonansi pajak upah (1934), seperti telah di rubah, terakhir dengan ordonansi 30
Desember 1948 (Staatsblad 1948 No. 342), dirubah lagi seperti berikut :
I. Dalam pasal 9A, ayat pertama, bagian-bagian a, b dan c diganti seperti
berikut : quot;
a. berjumlah kurang dari R. 1.500:3%;
b. R. 1.500 hingga R. 2.400:4%;
c. R. 2.400 hingga R. 4.800:5%;
d. R. 4.800 hingga R. 8.000:7%;
e. R. 8.000 hingga R.12.000:10%;
f. R.12.000 dan lebih:15% dari upah ituquot;.
II. Dalam pasal 9c, ayat kedua, quot;f. 10.-quot; diganti dengan quot;veertig guldenquot;.
III. Pasal 10 dirubah seperti berikut : ke-1.dalam bagian c, di muka kata
quot;consulairequot; disisipkan : quot;diplomatieke,quot;; kata-kata quot;geen Nederlands
onderdaan zijnquot; diganti dengan quot;niet de Indonesische nationaliteit
bezittenquot;; ke-2.dalam bagian i kata quot;Gouverneur-Generaalquot; diganti
dengan quot;Menteri Keuanganquot;.
IV. Dalam pasal 17, ayat kedua, pasal 20, ayat ketiga, pasal 21, ayat keempat,
pasal 23, ayat kedua, dan pasal 36, ayat keempat, kata-kata
quot;hoofdinspecteur van financienquot; diganti dengan quot;kepala jawatan pajakquot;.
V. Dalam pasal 18, pasal 19, ayat ketiga, dan pasal 29, ayat ketiga, kata-kata
quot;directeur van financienquot; diganti dengan quot;Menteri Keuanganquot;.
VI. Pasal 31 dibaca seperti berikut : quot;Dimana dalam bab ini terdapat soal
kepala pemerintahan yang ditunjuk, maka dimaksudkan pegawai
pamong praja yang ditunjuk untuk itu oleh Menteri Dalam Negeriquot;.
VII. Dalam pasal 32, ayat keempat, bagian penutup dari kalimat kedua
dihapuskan, ialah yang mulai dengan kata-kata quot;met dien verstandequot;;
koma di muka itu diganti dengan titik.
VIII. Dalam pasal 34, ayat ketujuh, kata quot;Gouverneur-Generaalquot; diganti
dengan quot;Menteri Keuanganquot;.
IX. Dalam pasal 40, ayat pertama, bagian penutupnya, yang mulai dengan
kata-kata quot;in de buitengewestenquot;, diganti dengan quot;bij het aangewezen
bestuurshoofd en bij de door dit bestuurshoofd aan tewijzen ambtenaren
van het binneniands bestuurquot;.
X. Dalam pasal 42, kata-kata quot;in provincien en andere door den
Gouverneur-Generaal aan te wijzen gewesten de Gouverneur en
overigens de directeur van financienquot; diganti dengan quot;de Menteri
Keuanganquot;.
XI. Pasal 43 dihapuskan.
6. 6
XII. Dalam pasal 53 kata quot;directeur van financienquot; diganti dengan quot;Menteri
Keuanganquot;.
XIII. Pasal 54, ayat kedua, dihapuskan.
Pasal 4.
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1951.
Pasal II.
Undang-undang ini berlaku pada hari diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik
Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal 16 September 1951.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SOEKARNO.
MENTERI KEUANGAN,
JUSUF WIBISONO.
Diundangkan pada tanggal 22 September 1951.
MENTERI KEHAKIMAN a.i.,
M.A. PELLAUPESSY.
Kutipan: LEMBARAN NEGARA TAHUN 1951 YANG TELAH DICETAK ULANG