Slide ini dibuat untuk memberikan informasi tentang Prosesi Pernikahan Adat Yogyakarta serta melengkapi tugas Ujian Akhir Semester Kebudayaan Indonesia.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Slide ini dibuat untuk memberikan informasi tentang Prosesi Pernikahan Adat Yogyakarta serta melengkapi tugas Ujian Akhir Semester Kebudayaan Indonesia.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
TANDA TERIMA
DITERIMA OLEH : ……………………………………….
HARI / TANGGAL :………………………………………..
PERIHAL SURAT : Usulan Pengganti Antar Waktu (PAW) Anggota Fraksi
Partai Golkar DPRD Kabupaten Muna Barat
Nomor Surat : 22 / DPD - MUBAR / GOLKAR / XI / 2016
Penerima,
………………………….
TANDA TERIMA
DITERIMA OLEH : ……………………………………….
HARI / TANGGAL :………………………………………..
PERIHAL SURAT : Usulan Pengganti Antar Waktu (PAW) Anggota Fraksi
Partai Golkar DPRD Kabupaten Muna Barat
Nomor Surat : 22 / DPD - MUBAR / GOLKAR / XI / 2016
Penerima,
………………………….
Memaparkan adat resam pelbagai kaum yang terdapat di Malaysia iaitu Melayu, Cina dan India. Adat adat yang ada ialah adat kematian, kelahiran, perkahwinan dan melawat
2. Hubungan cinta kasih wanita dengan pria, setelah melalui proses
dan pertimbangan , biasanya dimantapkan dalam sebuah tali
perkawinan, hubungan dan hidup bersama secara resmi selaku
suami istri dari segi hukum, agama dan adat..
Di Jawa seperti juga ditempat lain, pada prinsipnya perkawinan
terjadi karena keputusan dua insan yang saling jatuh cinta.Itu
merupakan hal yang prinsip. Meski ada juga perkawinan yang terjadi
karena dijodohkan orang tua yang terjadi dimasa lalu.Sementara
orang-orang tua zaman dulu berkilah melalui pepatah : Witing tresno
jalaran soko kulino, artinya : Cinta tumbuh karena terbiasa.
Di Jawa dimana kehidupan kekeluargaan masih kuat, sebuah
perkawinan tentu akan mempertemukan dua buah keluarga besar.
Oleh karena itu, sesuai kebiasaan yang berlaku, kedua insan yang
berkasihan akan memberitahu keluarga masing-masing bahwa
mereka telah menemukan pasangan yang cocok dan ideal untuk
dijadikan suami/istrinya.
3. Bibit, Bebet, Bobot
Secara tradisional, pertimbangan penerimaan
seorang calon menantu berdasarkan kepada bibit,
bebet dan bobot.
Bibit :artinya mempunyai latar kehidupan
keluarga yang baik.
Bebet : calon penganten, terutama pria,
mampu memenuhi kebutuhan
keluarga.
Bobot : kedua calon penganten adalah orang
yang berkwalitas, bermental baik
dan berpendidikan cukup.
4. Biasanya setelah kedua belah pihak orang tua atau keluarga
menyetujui perkawinan, maka dilakukan langkah-langkah
selanjutnya, menurut kebiasaan adalah sebagai berikut :
Pinangan
Biasanya yang melamar adalah pihak calon penganten pria.Pada
masa lalu, orang tua calon penganten pria mengutus salah seorang
anggota keluarganya untuk meminang. Tetapi kini, untuk praktisnya
orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua
pihak wanita . Bila sudah diterima, langsung akan dibicarakan
langkah-langkah selanjutnya sampai terjadinya upacara perkawinan.
Hal-hal yang perlu dibicarakan antara lain meliputi :
Tanggal dan hari pelaksanaan perkawinan, ditentukan kapan
pernikahannya, jam berapa, biasanya dicari hari baik.Kalau hari
pernikahan sudah ditentukan, upacara lain yang terkait seperti
: peningsetan, siraman, midodareni,panggih , resepsi dll, tinggal
disesuaikan.
5. Tidak kurang penting adalah pemilihan seorang pemaes, juru rias
penganten tradisional.Dalam upacara perkawinan tradisional, peran
seorang perias temanten sangat besar, karena dia beserta asisten-
asistennya akan membimbing, paling tidak memberitahu seluruh
pelaksanaan upacara, lengkap dengan sesaji yang
diperlukan.Seorang pemaesyang kondang, mumpuni dan ahli
dalam bidangnya ,biasanya juga punya jadwal yang ketat, karena
laris, diminta merias dibanyak tempat, terlebih dibulan-bulan baik
menurut perhitungan kalender Jawa. Oleh karena itu,
periastemanten harus dipesan jauh hari.
Perlu diprioritaskan pula pemilihan tempat untuk pelaksanaan
upacara perkawinan itu. Misalnya dimana tempat akad nikah, temu
manten dan resepsinya. Apakah akan dilaksanakan dirumah,
disebuah gedung pertemuan atau dihotel.
6. Dalam pelaksanaan perkawinan adat Jawa, pihak calon
penganten wanita secara resmi adalah yang punya
gawe, pihak pria membantu.Bagaimana pelaksanaan
upacara perkawinan , apakah sederhana, sedang-
sedang saja atau pesta besar yang mengundang
banyak tamu dan lengkap dengan hiburan, secara
realitas itu tentu tergantung kepada anggaran yang
tersedia. Pada saat ini kedua pihak sudah lebih terbuka
membicarakan budget tersebut.
7. Kesibukan dirumah calon penganten putri
Yang lebih sibuk memang pihak orang tua calon
penganten wanita. Hal-hal yang mesti dilakukan
adalah :
1. Mengundang keluarga terdekat untuk
membicarakan dan menyiapkan seluruh proses
perkawinan.Secara tradisi dibentuk sebuah panitia
yang terdiri dari anggota keluarga dan kenalan
dekat dan masing-masing mempunyai tugas
yang jelas.Hal yang penting pula adalah
penunjukkan pihak yang bertanggung jawab
tentang konsumsi, Catering mana yang akan
ditunjuk.Penunjukkan catering berdasarkan
pengalaman penting sekali, harus yang baik dan
bertanggung jawab dan servicenya memuaskan.
8. 2)Pemasangan Bleketepe dan Tarub
Sehari sebelum upacara perkawinan, rumah orang tua mempelai
wanita dipasangi tarub dan bleketepe dipintu masuk halaman
depan.Dibuat gapura yang dihiasi tarub yang terdiri dari berbagai
tuwuhan ,yaitu tanaman dan dedaunan yang punya arti
simbolis.
Dikiri kanan gapura dipasang pohon pisang yang sedang berbuah
pisang yang telah matang.
Artinya : Suami akan menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan
bermasyarakat.Seperti pohon pisang yang bisa tumbuh baik
dimanapun dan rukun dengan lingkungan, keluarga baru ini
juga akan hidup bahagia, sejahtera dan rukun dengan lingkungan
sekitarnya.
9. Sepasang tebu wulung, pohon tebu yang berwarna
kemerahan, merupakan simbol mantapnya kalbu,
pasangan baru ini akan membina dengan sepenuh hati
keluarga mereka.
Cengkir gading- kelapa kecil berwarna kuning,
melambangkan kencangnya-kuatnya pikiran baik,
sehingga pasangan ini dengan sungguh-sungguh
terikat dalam kehidupan bersama yang saling mencinta.
Berbagai macam dedaunan segar seperti :
beringin, mojokoro,alang-alang,dadap srep, merupakan
harapan supaya pasangan ini hidup dan tumbuh dalam
keluarga yang selalu selamat dan sejahtera.
Anyaman daun kelapa yang
dinamakan bekletepe digantungkan digapura depan
rumah, ini dimaksudkan untuk mengusir
segala gangguan dan roh jahat dan sekaligus menjadi
pertanda bahwa dirumah ini sedang dilakukan upacara
perkawinan.
10. Sesaji khusus diadakan sebelum pemasangan tarub
dan bekletepe, yang terdiri dari : nasi tumpeng,
berbagai macam buah-buahan termasuk pisang dan
kelapa, berbagai macam lauk pauk,kue-kue, minuman,
bunga, jamu, tempe, daging kerbau, gula kelapa dan
sebuah lentera.
Sesaji ini melambangkan permohonan supaya
mendapatkan berkah dari Tuhan, Gusti dan restu dari
para leluhur dan sekaligus sebagai sarana untuk
menolak goda mahluk-mahluk halus jahat.
Sesaji ditempatkan dibeberapa tempat dimana prosesi
upacara perkawinan dilaksanakan seperti didapur,
kamar mandi, pintu depan, dibawah tarub, dijalan
dekat rumah dll.
11. Upacara-upacara sebelum
pernikahan
Siraman
Siraman dari asal kata siram ,artinya mandi. Sehari
sebelum pernikahan, kedua calon penganten disucikan
dengan cara dimandikan yang disebut
Upacara Siraman. Calon penganten putri dimandikan
dirumah orang tuanya, demikian juga calon mempelai
pria juga dimandikan dirumah orang tuanya.
12. Hal-hal yang perlu dipersiapkan
untuk Siraman
1) Persiapan tempat untuk siraman, apakah dilakukan
dikamar mandi atau dihalaman rumah belakang atau
samping.
2) Daftar orang-orang yang akan ikut memandikan. Sesuai
tradisi selain kedua orang tua temanten, eyangtemanten ,
beberapa pinisepuh . Yang diundang untuk ikut
memandikan adalah mereka yang sudah sepuh, sebaiknya
sudah punya cucu dan punya reputasi kehidupan yang
baik.
3) Sejumlah barang yang diperlukan seperti : tempat air,
gayung, kursi, kembang setaman, kain, handuk, kendi dsb.
4) Sesaji untuk siraman, ada lebih dari sepuluh macam,
diantaranya adalah seekor ayam jago.
5) Pihak keluarga penganten putri mengirimkankan sebaskom
air kepada pihak keluarga penganten pria. Air itu disebut air
suci perwitosari artinya sari kehidupan, yaitu air yang
dicampur dengan beberapa macam bunga,yang ditaruh
dalam wadah yang bagus , untuk dicampurkan dengan air
13. Pihak terakhir yang memandikan penganten
adalah pemaes, yang menyirami calon
penganten dangan air dari sebuah kendi.
Ketika kendi telah kosong, pemaes atau
seorangpinisepuh yang ditunjuk, membanting
kendi dilantai sambil berkata : Wis pecah
pamore.artinya calon penganten yang cantik
atau gagah sekarang sudah siap untuk kawin.
Upacara siraman selesai dan calon
penganten dengan memakai kain batik
motif grompol dan ditutupi tubuhnya dengan
kain batik motif nagasari, dituntun kembali
keruang pelaminan.Calon temanten putri akan
dikerik oleh pemaes.
14. Upacara Ngerik
Ngerik artinya rambut-rambut kecil diwajah calon pengantin
wanita dengan hati-hati dikerik oleh pemaes. Rambut penganten
putri dikeringkan kemudian diasapi dengan ratus/dupa wangi.
Perias mulai merias calon penganten . Wajahnya dirias dan
rambutnya digelung sesuai dengan pola upacara perkawinan
yang telah ditentukan.
Sesudah selesai, penganten didandani dengan kebaya yang
bagus yang telah disiapkan dan kain batik motif sidomukti dan
sidoasih, melambangkan dia akan hidup makmur dan dihormati
oleh sesama.
Malam itu, ayah dan ibu calon mempelai putri memberikan
suapan terakhir kepada putrinya, karena mulai besok, dia sudah
berada dibawah tanggung jawab suaminya.
Sesaji untuk ngerik sama dengan sesaji siraman. Jadi untuk
praktisnya, seluruh sesaji siraman dibawa masuk kekamar
pelaminan dan menjadi sesaji untuk ngerik
15. Upacara Midodareni
Pada upacara midodareni yang berlangsung dimalam hari
sebelum Ijab dan Temu Manten/Panggih di keesokkan
harinya, kedua orang tua calon mempelai pria beserta calon
mempelai pria, diantar oleh keluarga dekatnya, berkunjung
kerumah orang tua calon mempelai putri.
Calon mempelai putri setelah dirias dikamar pelaminan,
nampak cantik sekali bagai widodari, bidadari, dewi dari
kahyangan.
Sesuai kepercayaan kuno, malam itu mempelai putri ditemani
oleh beberapa dewi cantik dari kahyangan. Malam itu dia
harus tinggal dikamar dan tidak boleh tidur dari jam 6/enam
sore sampai tengah malam.Beberapa ibu sepuh menemani
dan memberikan nasihat-nasihat berharga.
Keluarga calon mempelai pria yang wanita, yang datang
dimalam midodareni, boleh menengok calon mempelai wanita
yang sudah didandani cantik, siap untuk nikah esok harinya.
Sesuai adat, dikamar pelaminan ada sesaji khusus untuk
upacara midodareni, ada sebelas macam makanan dan
barang; selain itu ada 7/tujuh macam barang yang lain .
16. Upacara diluar kamar
pelaminan
Dimalam midodareni, orang tua dan keluarga
calon penganten putri, menerima kunjungan
dari orang tua dan keluarga dari calon
penganten pria. Mereka duduk didalam rumah,
saling berkenalan dan bersantap bersama.
Calon penganten pria juga datang, tetapi dia
tidak boleh masuk rumah dan hanya boleh
duduk diserambi depan rumah. Diapun hanya
disuguhi segelas air minum, tidak boleh
makan atau minum yang lain.Ini konon untuk
melatih kesabaran seorang suami dan kepala
keluarga.
17. Srah-srahan atau Peningsetan
Dalam upacara midodareni, bisa dilakukan srah-srahan atau peningsetan.(
Pada zaman dulu, peningsetan dilakukan sebelum malam midodareni). Orang
tua dan keluarga calon penganten pria memberikan beberapa barang kepada
orang tua calon penganten wanita.
Peningsetan dari kata singset, artinya mengikat erat, dalam hal ini terjadinya
komitmen akan sebuah perkawinan antara putra putri kedua pihak dan para
orang tua penganten akan menjadi besan.
Pemberian itu berupa : Satu set suruh ayu sebagai perlambang harapan
tulus supaya mendapatkan keselamatan. Seperangkat pakaian untuk
penganten wanita , termasuk beberapa kain batik dengan motif yang
melambangkan kebahagiaan hidup. Tidak boleh ketinggalan sebuah stagen,
ikat pinggang kain putih yang besar dan panjang, sebagai pertanda
kuatnya tekad.Beberapa hasil bumi a.l. beras, gula, garam, minyak goreng,
buah-buahan dlsb sebagai pralambang hidup kecukupan dan sejahtera bagi
keluarga baru..
.
18. Sepasang cincin kawin untuk kedua mempelai.
Pada kesempatan ini, pihak calon mempelai pria
menyerahkan sejumlah uang, sebagai sumbangan
untuk pelaksanaan upacara perkawinan.Ini hanya
formalitas belaka, karena urunan uang sudah
diberikan jauh hari sebelumnya.
Sesudah bersantap bersama dan saling berkenalan,
seluruh keluarga rombongan orang tua temanten pria
berpamitan untuk pulang. Mereka perlu
mempersiapkan diri untuk besok yaitu
pelaksanaan upacara perkawinan yang penting
termasuk pernikahan secara agama, Upacara
adat temu manten dsb.
Catatan : Menurut adat perkawinan Surakarta,
sewaktu rombongan tamu berpamitan pulang, pihak
tuan rumah memberikan angsul-angsulan ,
berupa buah-buahan, kue-kue dan seperangkat
pakaian temanten pria yang akan dipakai besok. Pada
adat perkawinan gaya Yogyakarta, tidak ada angsul-
19. Nyantri
Sewaktu rombongan keluarga temanten pria pulang dari
upacara midodareni, calon penganten pria juga ikut diajak
pulang.Tetapi, bila calon mempelai pria nyantri, maka dia
ditinggal dirumah calon mertuanya.Tentu nyantrisebelumnya
sudah dibicarakan dan disetujui kedua pihak. Begini tata
caranya : Orang tua calon mempelai pria melalui jurubicara
keluarga mengatakan kepada orang tua calon mempelai
wanita, bahwa calon mempelai pria tidak diajak pulang dan
menyerahkan tanggung jawab kepada orang tua calon
mempelai putri.
Setelah keluarganya pulang, ditengah malam dia
dipersilahkan masuk rumah untuk makan, tidak boleh ketemu
calon istrinya dan sesudah itu diantar kekamar tidur untuk
beristirahat.
Nyantri dilaksanakan untuk segi praktisnya, mengingat besok
pagi dia sudah harus didandani untuk pelaksanaan ijab
kabul/pernikahan. Juga untuk keamanan pernikahan, kedua
calon mempelai sudah berada disatu tempat
20. Pelaksanaan Ijab
Ijab adalah hal paling penting untuk melegalisir sebuah
perkawinan. Ijab atau perkawinan dilaksanakan sesuai
dengan agama yang dianut kedua penganten, bisa Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu.
Kini, warga Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, perkawinannya juga diakui sah oleh negara sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Persiapan untuk pernikahan/ Ijab, harus benar-benar cermat,
supaya lancar dan aman.
Sesudah Ijab selesai, artinya temanten sudah sah sebagai
suami istri. Tentu hati rasanya “plong”, orang tua dan keluarga
kedua pihak juga lega.
21. Upacara Panggih atau Temu
Penganten
Secara tradisional Upacara Panggih atau Temu
Penganten dilaksanakan dirumah orang tua
penganten putri.
Pada saat yang telah ditentukan, penganten pria
diantar oleh saudara-saudaranya kecuali kedua
orang tuanya yang tidak boleh hadir dalam
upacara ini, tiba didepan rumah pengantin putri
dan berhenti didepan pintu rumah. Sementara itu,
pengantin wanita dengan dikawal saudara-
saudaranya dan diikuti kedua orang tuanya,
menyongsong kedatangan rombongan pengantin
pria dan berhenti dipintu rumah depan
22. Didepan pengantin wanita, dua gadis kecil yang disebut
patah membawa kipas. Dua anak laki-laki muda atau dua
orang ibu, masing-masing membawa sebuah rangkaian
bunga khusus yang namanya kembar mayang.Seorang ibu
pengiring pengantin pria maju dan
memberikan Sanggankepada ibu pengantin putri sebagai
tanda penghormatan untuk penyelenggaraan upacara
perkawinan. Sanggan itu berupa buah pisang yang
dibungkus rapi dengan daun pisang dan ditaruh diatas
nampan.
Pada waktu upacara panggih, kembar mayang dibawa keluar
rumah dan dibuang diperempatan jalan dekat rumah atau
didekat berlangsungnya upacara perkawinan, maksudnya
supaya upacara berjalan selamat dan tidak ada gangguan
apapun dan dari pihak manapun.
23. Balangan suruh
Kedua penganten bertemu dan berhadapan
langsung pada jarak sekitar dua atau tiga meter,
keduanya berhenti dan dengan sigap saling
melempar ikatan daun sirih yang diisi dengan
kapur sirih dan diikat dengan benang. Ini yang
disebut ritual balangan suruh.
Kedua penganten dengan sungguh-sungguh
saling melempar sambil tersenyum,
diiringi kegembiraan semua pihak yang
menyaksikan. Menurut kepercayaan kuno, daun
sirih punya daya untuk mengusir roh jahat.
Sehingga dengan saling melempar daun sirih,
kedua pengantin adalah benar-benar pengantin
sejati, bukan palsu.
24. Ritual Wiji Dadi
Penganten pria menginjak sebuah telur ayam kampung
hingga pecah dengan telapak kaki kanannya, kemudian
kaki tersebut dibasuh oleh penganten putri dengan air kem
Ritual memecah telur ini ada versi lain dari Yogyakarta,
pelaksanaannya sebagai berikut :
Pengantin pria dan wanita berdiri berhadapan tepat. Telapak
kaki kanan mempelai pria dibasuh dengan air kembang oleh
mempelai putri dengan sikap jongkok.
Perias temanten sebagai pembimbing upacara, memegang
telur ayam kampung itu ditangan kanannya.Ujung telur
tersebut oleh perias ditempelkan pada dahi pengantin pria
dan kemudian pada dahi pengantin wanita.Kemudian telur itu
dipecah oleh perias diatas tumpukan bunga yang berada
diantara kedua pengantin Ini penggambaran kedua pengantin
sudah mantap dalam satu pikiran, sadar saling
kasih membina rumah tangga yang bahagia sejahtera dan
menghasilkan anak keturunan yang baik-baik
25. Ritual Kacar Kucur atau Tampa
Kaya
Sepasang pengantin dengan
bergandengan dengan jari kecilnya berjalan
menuju depan krobongan, tempat dimana
upacara tampa kaya diadakan.Upacara kacar
kucur ini menggambarkan : suami memberikan
seluruh penghasilannya kepada istri. Dalam ritual
ini suami memberikan kepada istri : kacang,
kedelai, beras, jagung, nasi kuning, dlingo bengle,
beberapa macam bunga dan uang logam dengan
jumlah genap.Istri menerima dengan segenap hati
dengan selembar kain putih yang ditaruh diatas
selembar tikar tua yang diletakkan diatas
pangkuannya. Artinya istri akan menjadi ibu
rumah tangga yang baik dan berhati-hati
26. Catatan : Pada masa dulu, ritual tampa kaya
, dhahar kembul dll, memang
dilakukan didepan krobongan yang
adadisenthong tengah ( Ruang
tengah rumah kuno yang biasa
dipakai untuk melakukan sesaji).
Pada masa kini, ritual tersebut tetap
diadakan meskipun upacara
perkawinan diadakan digedung
pertemuan atau hotel. Dekorasi
dibelakang kursi temanten adalah
ukiran kayu yang
berbentuk krobongan. Ini untuk
mengikuti perkembangan zaman dan
sekaligus tetap melestarikan tradisi.
27. Ritual Dhahar Klimah atau Dhahar
Kembul
Dengan disaksikan orang tua pengantin putri
dan kerabat dekat, sepasang pengantin
makan bersama, saling menyuapi. Mempelai
pria membuat tiga kepal nasi kuning dengan
lauknya berupa telor goreng,tempe, kedelai,
abon, ati ayam. Lalu ia menyuapkan kepada
istrinya, sesudah itu ganti sang istri menyuapi
suaminya, diakhiri dengan minum teh manis
bersama. Ini melambangkan bahwa mulai saat
ini keduanya akan mempergunakan dan
menikmati bersama apa yang mereka punyai.
28. Mertui atau Mapag Besan
Kedua orang tua pengantin putri menjemput
kedua orang tua pengantin pria didepan rumah (
untuk perkawinan digedung menjemputnya
didepan ruangan tempat berlangsungnya acara
ritual) dan mempersilahkan mereka masuk
rumah/ ruangan tempat upacara, selanjutnya
mereka berjalan bersama menuju ketempat
upacara. Ibu-ibu berjalan didepan, bapak-bapak
mengiringi dari belakang. Kedua orang tua
pengantin pria didudukkan sebelah kiri pengantin,
orang tua pengantin putri duduk disebelah kanan
penganten.
29. Upacara Sungkeman
Sepasang pengantin melakukan sungkem kepada kedua belah pihak orang
tua. Mula-mula kepada orang tua pengantin wanita kemudian kepada orang
tua pengantin pria. Sungkem adalah merupakan bentuk penghormatan tulus
kepada orang tua dan pinisepuh.
Pada waktu sungkem ( menghormat dengan posisi jongkok , kedua telapak
tangan menyembah dan mencium lutut yang di-sungkemi), keris yang
dipakai pengantin pria dilepas dulu dan dipegangi oleh perias, sesudah
selesai sungkem , keris dikenakan kembali.
Orang tua dengan haru menerima penghormatan berupa sungkem dari
putra putrinya dan pada waktu yang bersamaan juga memberikan restunya
supaya keduanya menempuh hidup rukun, sejahtera. Tanpa mengucapkan
kata-kata itu, sebenarnya para orang tua pengantin sudah memberikan
restu yang dilambangkan dari kain batik yang dikenakan yang
polanya truntum , artinya punyailah rejeki yang cukup selama hidup. Kedua
orang tua juga menggunakan ikat pinggang besar yang
namanya sindhur dengan pola gambar dengan garis yang melekuk-lekuk,
artinya orang tua mewanti-wanti kedua anaknya supaya selalu bertindak
hati-hati, bijak dalam menjalani kehidupan nyata didunia ini.
30. SEKIAN DARI KAMI
ADA YANG MAU TANYA?
SILAHKAN
MOHON Maaf karena penjelasan terlalu
lengkap karena kami menganggap semua
ini penting