3. Unsur transisi adalah unsur yang dapat
menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit
pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-
unsur yang lain.
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam
golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B,
dimulai dari IB – VIIB dan VIIIB. Berdasarkan
konfigurasi elektronnya, elektron terakhir unsur
transisi berada pada sub kulit d atau f
Unsur transisi yang elektron terakhir berada pada
subkulit d disebut unsur transisi blok d,
sedangkan yang berada pada subkulit f disebut
4. Unsur transisi pada periode empat tergolong pada
unsur transisi blok d. Unsur transisi periode keempat
umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang tidak terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada
Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi
periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang
tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama,
seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik,
serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.
6. Unsur transisi periode empat
terdiri atas 10 unsur, yaitu
dengan nomor atom 21
sampai dengan 30.
Unsur transisi periode empat
meliputi skandium (Sc),
titanium (Ti), vanadium (V),
kromium (Cr), mangan (Mn),
besi (Fe), kobalt (Co), Nikel
(Ni), tembaga (Cu) dan zink
(Zn).
7. Sifat Umum Unsur-unsur Transisi Periode
Empat
Bersifat logam
Memiliki titik leleh dan titik didih yang
tinggi
Bersifat paramagnetik (sedikit tertarik
ke dalam medan magnet)
Membentuksenyawa-senyawa
berwarna
Memiliki beberapa tingkat oksidasi
Membentuk berbagai macam ion
kompleks
Berdaya katalitik
8. Hanya Zn (Zink) saja yang memperlihatkan
sifat yang berbeda yaitu titik leleh dan titik
didih yang relatif rendah, tidak bersifat
paramagnetik, senyawa-senyawanya tidak
berwarna dan hanya memiliki satu tingkat
oksidasi yaitu +2.
10. Skandium (Sc)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1879
Ditemukan oleh : Lars Nilson
Nama : Skandium
Simbol : Sc
Nomer Atom : 21
Massa Atom : 44.95591
Titik Leleh : 1539 C
Titik Didih : 2832 C
Jumlah Proton/Elektron : 21
Jumlah Neutron : 24
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Hexagonal
Warna : Kesilveran
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d1 4s2
Keberadaan di Alam :
Sc terutama terdapat pada mineral tortveitil (34% Sc), Wikit, Bijih Sn, dan Tungsten. Bentuk
dasar adalah Sc2O3. Logam Sc diperoleh sebagai produk samping pemurnian Uranium.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Untuk menghasilkan cahaya berintesitas tinggi
b. Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi
c. Senyawanya sebagai aditif lampu uap-Hg dan transmisi TV warna
11. Titanium (Ti)
Informasi Dasar
Ditemukan Oleh : William Gregor
Nama : Titanium
Simbol : Ti
Nomer Atom : 22
Massa Atom : 47,867
Titik Leleh : 1660 C
Titik Didih : 3287 C
Jumlah Proton/Elektron : 22
Jumlah Neutron : 26
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Hexagonal
Warna : Kesilveran
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d2 4s2
Keberadaan di Alam :
Ti merupakan unsur ke-10 terbanyak di kerak bumi. Ti umumnnya terdapat pada mineral
Ilmenit (FeTiO3) atau Rutile (TiO2)
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali
b. Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga untuk pembuatan peralatan kapal
yang langsung bersentuhan dengan laut, seperti kipas body kapal dan sebagainya.
12. Vanadium (V)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1830
Ditemukan Oleh : Nils Sefstrom
Nama : Vanadium
Simbol : V
Nomer Atom : 23
Massa Atom : 50.9415
Titik Leleh : 1890 C
Titik Didih : 3380 C
Jumlah Proton/Elektron : 23
Jumlah Neutron : 28
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Kesilveran
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d3 4s2
Keberadaan di Alam :
V terdapat di kerak bumi dengan kadar (0,02%) V terdapat pada mineral Patronit (VS4), Vanadinit
(Pb5(VO4)3Cl) dan Kamotit (K2(UO2)2(VO4)2 . 3H2O).
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Reactor nuklir
b. Pembuatan baja tahan karat, untuk per, serta peralatan kecepatan tinggi
c. Oksidanya (V2O5) untuk keramik dan katalisator.
13. Kromium (Cr)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1797
Ditemukan Oleh : Louis Vauquelin
Nama : Kromium
Simbol : Cr
Nomer Atom : 24
Massa Atom : 51.9961
Titik Leleh : 1857 C
Titik Didih : 2672 C
Jumlah Proton/Elektron : 24
Jumlah Neutron : 28
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Abu-abu
Konfigurasi Elektron : [Ne] 3d5 4s1
Keberadaan di Alam :
Cr terdapat pada mineral Kromit (Fe, Mg(Cr)4)
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. CrO2 digunakan untuk membuat pita magnetik pada kaset video. Senyawa ini mempunyai unjuk
kerja yang baik untuk pemakaian berulang, di samping memberikan gambar dan suara yang jelas.
b. Cr digunakan sebagai pewarna merah pada rubi sintetis
14. Mangan (Mn)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1774
Ditemukan Oleh : Johann Gahn
Nama : Mangan
Simbol : Mn
Nomer Atom : 25
Massa Atom : 54.93805
Titik Leleh : 1245 C
Titik Didih : 1962 C
Jumlah Proton/Elektron : 25
Jumlah Neutron : 30
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Keabu-abuan / Keperakan
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d5 4s2
Keberadaan di Alam :
Mn terutama terdapat pada Pirolusit (MnO2), Psilomelan ((BaH2O) 2Mn5O10) dan Rodokrosit (MnCO3).
Logam Mn diekstrasi dai pirolusit.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras, kuat,dan ketahanannya tinggi
b. Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh
c. KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan
15. Besi (Fe)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : Zaman purbakala
Ditemukan Oleh : Tidak diketahui
Nama : Besi (Iron)
Simbol : Fe
Nomer Atom : 26
Massa Atom : 55.845
Titik Leleh : 1535 C
Titik Didih : 2750 C
Jumlah Proton/Elektron : 26
Jumlah Neutron : 30
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Keperakan
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d6 4s2
Keberadaan di Alam :
Fe merupakan unsur kedua terbanyak di alam. Besi ditemukan dalam mineral Hematit (Fe2O3),
Magnetit (Fe3O4), Siderit (FeCO3), Limonit (2Fe2O3 . 3H2O) dan Pirit (FeS2).
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Sebagai logam utama pada pembuatan baja
b. Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel, tulangan beton.
c. Digunakan untuk berbagai peralatan dalam kehidupan sehari-hari.
16. Kobalt (Co)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1737
Ditemukan Oleh : George Brandt
Nama : Kobalt
Simbol : Co
Nomer Atom : 27
Massa Atom : 58.9332
Titik Leleh : 1495 C
Titik Didih : 2870 C
Jumlah Proton/Elektron : 27
Jumlah Neutron : 32
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Hexagonal
Warna : Perak
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d7 4s2
Keberadaan di Alam :
Co berada sebagai senyawa Kobaltin (CoAsS) dan Lineit (Co3S4). Co murni dihasilkan dari produk samping
pemurnian Ni, Cu, dan Fe
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka sering digunakan untuk menyepuh logam
lain
b. Pewarna biru pada porselen, kaca, genting
c. Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan
17. Nikel (Ni)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1751
Ditemukan Oleh : Alex Cronstedt
Nama : Nikel
Simbol : Ni
Nomer Atom : 28
Massa Atom : 58.6934
Titik Leleh : 1453 C
Titik Didih : 2732 C
Jumlah Proton/Elektron : 28
Jumlah Neutron : 31
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Putih
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d8 4s2
Keberadaan di Alam :
Ni ditemukan dalam mineral pentlandit Logam Ni diperoleh dengan memanaskan bijih besi dalam tungku
pembakaran. Dengan cara ini, unsur S dalam senyawa digantikan oleh unsur O. Oksida yang terbentuk
kemudian dicampur dengan asam yang bereaksi dengan Fe, tetapi tidak dengan Ni
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Paduan baja dengan Ni akan menghasilkan Baja dengan sifat yang tahan terhadap panas (suhu tinggi) dan
asam, contoh aplikasinya adalah peralatan makan, untuk aplikasi di industri yang melibatkan proses
asam
b. Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam.
c. Perak jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan.
d. Pelapis besi (pernekel).
18. Tembaga (Cu)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : Zaman Purbakala
Ditemukan Oleh : Tidak diketahui
Nama : Tembaga (Copper)
Simbol : Cu
Nomer Atom : 29
Massa Atom : 63.546
Titik Leleh : 1083 C
Titik Didih : 2567 C
Jumlah Proton/Elektron : 29
Jumlah Neutron : 35
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Kubik
Warna : Putih
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d10 4s1
Keberadaan di Alam :
Cu ditemukan dalam bentuk unsur maupun sebagai senyawa sulfida dalam mineral Kalkopirit (CuFeS2),
Kovelin (CuS), Kalkosit (Cu2S), atau Oksida seperti Kuprit (Cu2O)
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Sebagai rangakian atau peralatan listrik, kabel listrik, dan untuk paduan logam.
b. CuSO4 (terusi) dan Ca(OH)2 dengan sedikit air dapat digunakan memberantas kutu dan jamur.
19. Zink (Zn)
Informasi Dasar
Ditemukan Tahun : 1746
Ditemukan Oleh : Andreas Marggraf
Nama : Seng (Zinc)
Simbol : Zn
Nomer Atom : 30
Massa Atom : 65.39
Titik Leleh : 419.58 C
Titik Didih : 907 C
Jumlah Proton/Elektron : 30
Jumlah Neutron : 35
Klasifikasi : Metal Transisi
Struktur Bentuknya : Hexagonal
Warna : Bluish
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d10 4s2
Keberadaan di Alam :
Zn ditemukan dalam mineral Zinkblende/spalerit (ZnS), Kalamin, Franklinit, Smitsonit (ZnCO3),
Wilemit, dan Zincite (ZnO).
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. ZnO untuk industri cat, kosmetik, farmasi, tekstil.
b. Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan listrik seperti besi
untuk menghindari karatan.
21. Berdasarkan pengisian orbital elektron
menurut prinsip aufbau, setelah subkulit 4s
terisi penuh, elektron akan mengisi subkulit
3d.
Terdapat dua unsur pada unsur
transisi periode empat yang
menyimpang aturan aufbau, yaitu
unsur Cr (Z = 24) dan Cu (Z = 29),
tetapi menggunakan aturan penuh
dan setengah penuh.
22. Berdasarkan aturan aufbau, konfigurasi
elektron Cr dan Cu, seharusnya
24Cr = [Ar] 3d4 4s2
29Cu = [Ar] 3d9 4s2
Tetapi dengan menerapkan
aturan penuh dan setengah
penuh maka konfigurasi
elektronnya adalah
24Cr = [Ar] 3d5 4s1
29Cu = [Ar] 3d10 4s1
24. Semua unsur transisi periode keempat
bersifat logam, baik dalam sifat kimia
maupun dalam sifat fisis. Sifat logam dari
unsur-unsur transisi lebih kuat jika
dibandingkan dengan sifat logam dari
golongan utama. Hal ini disebabkan pada
unsur-unsur transisi terdapat lebih banyak
elektron bebas dalam orbital d yang tidak
berpasangan.
Sifat Logam
25. Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari Atom
(angstrom)
1,44 1,32 1,22 1,18 1,17 1,17 1,16 1,15 1,17 1,25
Jari-jari Ion M2+
(angstrom)
- 1,00 0,93 0,87 0,81 0,75 0,79 0,80 0,97 0,88
Titik Leleh (0C) 1541 1660 1890 1857 1244 1535 1495 1453 1083 220
Titik Didih (0C) 2831 3287 3380 2672 1962 2750 2870 2732 2567 907
Rapat Jenis
(gram/cm3)
3,0 4,5 6,0 7,2 7,2 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
Kekerasan
(Skala Mohs)
- - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
Energi Ionisasi
(kJ/mol)
631 658 650 652 717 759 758 737 745 906
Keelektronegati
fan
- - -1,20 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76
26. • Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik,
yaitu diamagnetik (menolak medan magnet),
paramagnetik (tertarik sedikit dalam medan
magnet), ferromagnetik (tertarik kuat dalam medan
magnet).
• Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan
pada sub kulit d menyebabkan banyak unsur-unsur
transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik ke
dalam medan magnet). Makin banyak elektron yang
tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat
paramagnetiknya.
Sifat Magnet
29. Terjadinya warna pada ion unsur transisi karena
adanya elektron tidak berpasangan pada
subkulit 3d dan tingkat energi orbital tidak
berbeda jauh. Akibatnya, elektron mudah
tereksitasi dari tingkat energi yang lebih rendah
ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan
melibatkan energi yang setara dengan energy
cahaya tampak, yakni antara 170 - 290 kJ/mol
atau setara dengan panjang gelombang = 700 -
400 nm. Adapun pada ion zink tidak berwarna,
karena elektron orbital d sudah penuh sehingga
tidak terjadi perpindahan energi pada orbital d.
30. Tidak seperti golongan IA dan IIA yang
hanya mempunyai tingkat oksidasi +1
dan +2, unsur-unsur logam transisi
mempunyai beberapa tingkat oksidasi.
Hal ini disebabkan oleh elektron
valensi unsur transisi periode empat
menempati subkulit 3d dan 4s. Tingkat
energi kedua orbital relatif berdekatan
sehingga selain elektron terluar (4s)
dapat digunakan juga elektron dari
subkulit 3d pada pembentukan ikatan.
Tingkat Oksidasi
31. Tingkat Oksidasi Unsur Transisi Periode Empat dan
Contoh Senyawanya
Unsur Tingkat Oksidasi
yang Mungkin
Contoh
Sc +3 Sc2O3
Ti +2, +3, +4 TiO, TiCl3, TiCl4
V +2, +3, +4, +5 VO, V2O3, VO2, V2O5
Cr +2, +3, +6 CrO, Cr2O3, CrO3
Mn +2, +3, +4, +6, +7 MnO, Mn2O3, MnO3, MnO4
2-, MnO4
-
Fe +2, +3 FeCl2, FeCl3
Co +2, +3, +4 Co(H2O)6
2+
, Co(NH3)6
3+, CoF6
2-
Ni +2, +4 NiO, K2NiF6
Cu +1, +2 Cu2O, CuO
Zn +2 ZnO
32. Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas
atom pusat dan ligan. Biasanya atom pusat
merupakan logam transisi yang bersifat
elektropositif dan dapat menyediakan
orbital kosong sebagai tempat masuknya
ligan. Contohnya ion besi (III) membentuk
ion kompleks [Fe(CN)6].
Membuat Ion Kompleks
33. Sebagai Katalisator
Salah satu sifat penting unsur transisi dan
senyawanya, yaitu kemampuannya untuk menjadi
katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis
adalah zat yang dapat mempercepat reaksi. Di
dalam tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase
yang berperan dalam mengoksidasi makanan.
Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+.
Beberapa logam transisi atau senyawanya telah
digunakan secara komersial sebagai katalis pada
proses industry seperti TiCl3 (Polimerasasi alkena
pada pembuatan plastic), V2O5(proses kontak pada
pembuatan margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi
alcohol pada pembuatan formalin).
34.
35. Ion kompleks adalah ion yang terbentuk dari ion
unsur transisi sebagai ion/atom pusat yang
mengikat langsung dua atau lebih ligan.
Ligan adalah anion atau molekul netral yang
memberikan pasangan elektron bebasnya untuk
berikatan dengan ion pusat.
Ligan yang menyumbang satu
pasangan elektron disebut ligan
unidentat, ligan yang menyumbang
dua pasangan elektron disebut ligan
bidentat, dan ligan yang
menyumbang lebih dari dua
pasangan elektron disebut ligan
polidentat.
36. Molekul netral atau anion dapat berfungsi
sebagai ligan apabila memiliki minimal satu
pasang elektron bebas (PEB).
Ikatan yang terbentuk antara ion pusat
dengan ligan merupakan ikatan kovalen
koordinasi.
Pada ikatan ini, ligan berfungsi sebagai
donor pasangan elektron.
Jumlah muatan ion
kompleks sama dengan
jumlah muatan ion pusat
dan muatan ligan-ligannya
37. Tata Nama Ion Kompleks
Berikut merupakan tata nama senyawa atau ion kompleks menurut IUPAC.
1) Penamaan Ligan
a. Beberapa ligan diberi nama khusus.
Contoh :
• NH3 = amin
• H2O = aqua
• NO = nitrosil
• CO = karbonil
b. Logam anion diberi nama yang umum dan diberi akhiran -o.
Contoh :
• F¯ = fluoro
• Cl¯ = kloro OH¯ = hidrokso
• Br¯ = bromo
• CO3
2¯ = karbonato
• CH3COO¯ = asetato
• C2O4
2¯ = oksalato
• CN¯ = siano
38. c. Alkil diberi nama seperti tata nama alkana
Contoh :
CH3 = metil
C6H5 = fenil
d. Ligan yang menggunakan nama biasa tanpa diberi spasi
Contoh :
(CH3)2SO4 = dimetilsulfatsida
C5N2N = piridin
(C6H5)3P = trifenilfosfin
e. Ligan N2 dan O2 disebut dinitrogen dan dioksigen
2) Untuk menyebut banyaknya ligan yang sejenis digunakan awalan Yunani ((1 = mono, 2 =
di, 3 = tri, 4 = tetra, 5 = penta, dan 6 = heksa)
3) Nama atom pusat diikuti bilangan oksidasinya yang ditulis dengan angka romawi.
39. 4) Untuk kompleks berupa kation atau molekul netral
maka nama atom pusat tidak berubah. Adapun
senyawa berupa anion kompleks negatif maka nama
atom pusat diakhiri dengan -at).
Contoh :
Kompleks kation :
[Cu(NH3)4]2+ = ion tetraamin tembaga (II)
[Ag(NH3)2]+ = ion diamin perak (I)
[Co(NH3)4Cl2]+ = ion tertraamin diklorokobalt (III)
Kompleks netral :
[Co(NH3)4(H2O)CN]Cl2 = tetraamin aquasianokobalt
(II)klorida
[Co(NH3)5CO3]Cl = pentaamin karbonatokobalt (II)
klorida
40. Nama ion pusat pada kation kompleks sama
dengan nama biasa sari ion pusat. Contoh Cu
pada kation kompleks [Cu(NH3)4]2+ disebut
tembaga.
Nama ion pusat pada anion kompleks harus
menggunakan nama IUPACnya dan diberi akhiran
“at’. Contoh Cu pada anion kompleks [CuCl4]2-
disebut kuprat.
Bila terdapat lebih dari sejenis,
maka urutan penulisannya
berdasarkan urutan abjad dari nama
ligan tersebut. Ligan Cl- dianggap
berhuruf c bukan k.
41. CONTOH NAMA ION KOMPLEKS
Rumus Senyawa
kompleks
Kation Anion Ion
Pusat
Ligan Nama Ion Kompleks
[Ag(NH3)2]Cl [Ag(NH3)2]+ Cl- Ag+ NH3 Diaminperak(I) klorida
K[Ag(CN)2] K+ [Ag(CN)2]- Ag+ CN- Kalium disianoargentat(I)
[Zn(NH3)4]SO4 Zn(NH3)4
2+ SO4
2- Zn2+ NH3 Tetraamin(II) sulfat
K2[Zn(CN)4] K- [Zn(CN)4]2- Zn2+ CN- Kalium
tetrasianosinkat(II)
K3[Fe(CN)6] K+ [Fe(CN)6]3- Fe3+ CN- Kalium heksasianoferat
(III)
K[Al(H2O)2(OH)4] K+ [Al(H2O)2(O
H)4]-
Al3+ H2O dan
OH-
Kalium
diakuatetrahidrokso
aluminat(III)
43. Di alam sebagian besar unsur transisi terdapat
sebagai bijih. Oleh karena itu, untuk
memperoleh logam murni dari bijih diperlukan
proses reduksi.
Untuk memperoleh logam murni, diperlukan
tiga jenis proses utama yaitu ekstraksi bijih
logam, reduksi bijih logam dan pemurnian
menjadi logam.
44. Cara pembuatan Skandium
Kebanyakan skandium sekarang ini
diambil dari throtvitite atau diekstrasi
sebagai hasil produksi pemurnian
uranium. Skandium metal pertama kali
diproses pada tahun 1937 oleh Fischer,
Brunger dan Grienelaus yang
mengelektrolisis cairan eutectic kalium,
litium dan skandium klorida pata suhu 700
dan 800 derajat Celcius. Kabel tungsten
45. Cara pembuatan Titanium
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan
mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4,
kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature
tinggi yang bebas oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan
dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian
didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang
disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan
logam lain sebelum digunakan.
46. Cara pembuatan Vanadium
• Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk
pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium
dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero
vanadium mengandung 35% - 95% vanadium.
Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205
dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2
yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk
kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut.
• 2 V205(s) + 5Si(s) { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)
• SiO2(s) + CaO(s) CaSiO3
• Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3.
47. Cara Pembuatan kromium
Krom merupakan salahsatu logam yang
terpenting dalam industry logam dari bijih krom
utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi
dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut
Ferokrom.
Reksinya sebagai berikut :
Fe(CrO2)2(s) +4C(s) Fe(s)+2Cr(s) +
4CO(g)
48. Cara pembuatan mangan
Logam mangan diperoleh dengan
1.mereduksi oksida mangan dengan
natrium, magnesium, aluminum atau dengan
proses elektrolisis.
2.Proses aluminothermy dari senyawa
MnO2, persamaan reaksinya:
Tahap 1 : 3MnO2 (s) à Mn3O4
(s) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4 (s) + 8Al (s) à
49. Pengolahan Besi
• Besi diolah dari bijih besi yang mengandung senyawa
hematite (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4) dalam tanur
tiup (blast furnace).
• Bahan baku berupa bijih besi, batu kapur dan kokas
dimasukkan dari atas tanur.
• Udara panas ditiupkan ke bagian bawah tungku yang
bertujuan untuk mengoksidasi kokas (C) menjadi
karbon dioksida
C(s) + O2(g) CO2(g)
• Gas CO2 yang terbentuk bergerak ke atas dan
direduksi oleh karbon menjadi karbon monoksida.
CO2(g) + C(S) 2CO(g)
50. • Reaksi ini tergolong reaksi endoterm
sehingga suhu reaksi sedikit turun. Gas CO
yang terbentuk mereduksi beberapa bijih
besi secara bertahap.
3Fe2O3(s) + CO(g) 2Fe3O4(s) + CO2(g)
Fe3O4(s) + CO(g) 3FeO(s) + CO2(g)
FeO(s) + CO(g) Fe(l) + CO2(g)
• Reaksi keseluruhannya
Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(l) + 3CO2(g)
51. • Pada akhirnya terbentuk besi cair, yang terkumpul pada
bagian bawah tanur, dan dialirkan ke dalam cetakan.
52. Cara Pembuatan Kobalt
Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2)
dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi
dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt
dilakukan sebagai berikut :
Pemanggangan :
CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan
gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g) Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
53. Pada penambahan CoCO3 (s) dengan
pemanasan akan diendapkan As dan Fe
sebagai karbonat. Dengan penyaringan
akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat
pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3.
Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas
hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3 (s) + H2(g) 2 CO(s) + 3 H2O (g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai
aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni,
dan Co.
54. Cara Pembuatan Nikel
Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk
menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan
kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap
utama dalam proses pengolahan adalah sebagai
berikut:
• Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan
untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang
dipasok dari bagian Tambang dan
memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
55. • Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan
kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian
nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
• Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil
kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan
matte dan terak
• Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan
kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27% menjadi di
atas 75%
• Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah
bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-
butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan
dikemas.
56. Pengolahan Tembaga
Logam tembaga diekstraksi dari bijih sulfida seperti
kalkopirit (CuFeS2) dan kalkosit (Cu2S) melalui
proses reduksi.
Bijih tembaga tidak murni maka dilakukan
pemurnian bijih tembaga dengan proses
pengapungan busa setelah digerus.
Selanjutnya dilakukan proses reduksi bijih tembaga
yang sudah bersih menjadi tembaga(I) sulfida,
besi(II) oksida dan belerang dioksida memelalui
proses pemanggangan.
2CuFeS2(s) + 4O2(g) Cu2S(s) + 2FeO(s) + 3SO2(g)
57. • Bijih yang didapatkan dilebur sehingga terdapat dua lapisan,
yaitu lapisan atas adalah lelehan terak yang mengandung zat
pengotor, sedangkan lapisan bawah mengandung sekitar 70%
tembaga dalam senyawa sulfida dan FeO serta senyawa
pengotor.
• Hasilnya direaksikan dengan silika dalam konverter tertutup
untuk mengubah FeO menjadi terak yang mengapung dan
mengalir keluar.
• Tembaga(II) sulfat yang tertinggal dipanaskan dengan udara
agar sebagian berubah menjadi oksidanya
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O3(s) + 2SO2(g)
58. • Tembaga(I) oksida tercampur dengan tembaga(I) sulfida yang
tidak berubah dan dipanaskan tanpa udara
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
• Hasilnya disebut tembaga lepuh karena menimbulkan buih
SO2 ketika membeku.
• Langkah terakhir adalah pemurnian dengan menggunakan
proses elektrolisis.
• Tembaga lempuh yang terdiri dari 99% massa Cu dan berbagai
pengotor seperti besi, zink, emas, platina, dan perak
digunakan sebagai anode sedangkan tembaga murni sebagai
katodenya.
• Elektrolit yang digunakan adalah larutan CuSO4.
59. • Selama proses elektrolisis berlangsung, tembaga dipindahkan
dari anode ke katode.
Katode (-) : Cu2+
(aq) + 2e Cu(s)
Anode (+) : Cu(s) Cu2+
(aq) + 2e
Cu(s) Cu(s)
60. Cara Pembuatan Zink
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan
mereduksi calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas.
Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun
1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan
cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih seng yang
utama adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat),
calamine (silikat) dan franklinite (zine, manganese, besi oksida).
Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah
dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida
dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang
dilanjutkan dengan proses distilasi.