Unlocking The Indonesian Green Jobs Opportunity-merupakan sebuah event webinar yang diselenggarakan oleh zonaebt.com pada tanggal 14 Mei 2022 bertepat di zoom dan youtube
Electric Vehicle Forum 2022- Idoan Marciano, Energy Technology dan EV Analyst...
TRANSFORMASI HIJAU
1. Peran Pemerintah dalam
Mempromosikan Pekerjaan
Ramah Lingkungan
Unlocking The Indonesian Green Jobs Opportunity
Mahatmi P. Saronto
Direktur Ketenagakerjaan
Kementerian PPN/Bappenas
14 Mei 2022
4. Langkah Awal Transformasi Ekonomi Hijau dimulai dari
Build Back Better Pasca Pandemi
• Respon jangka pendek
• Menjaga keseimbangan antara
penanganan kesehatan dan
memastikan ekonomi tetap
berjalan
• Mendorong vaksinasi
• Mendorong stimulus dan insentif fiskal hijau
untuk membuka lapangan pekerjaan yang
berkelanjutan
• Memperkuat produktivitas ekonomi
yang berkelanjutan
• Meningkatkan ketahanan terhadap
perubahan iklim dan bencana alam
Alokasi anggaran untuk layanan
kesehatan, perlindungan sosial,
keringanan pajak, dan program
Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN)
Menuju Ekonomi Hijau dan Net Zero
Emissions melalui Pembangunan
Rendah Karbon di sektor-sektor
strategis: energi, lahan, IPPU, dan
limbah
Respon terhadap krisis Pemulihan yang Lebih Baik
(Build Back Better)
Transformasi Ekonomi
Menjajaki stimulus fiskal hijau sebagai
bagian dari pemulihan ekonomi
National
Economic
Recovery
Economic
Transformation
Green
Fiscal
Stimulus
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2020)
4
5. 6 Strategi Utama Transformasi Ekonomi
Pengembangan
SDM
Peningkatan
Produktivitas
Ekonomi
Pemindahan Ibu
Kota Negara
Transformasi
Digital
Integrasi Ekonomi
Domestik
Ekonomi Hijau
dan Rendah
Karbon
Transformasi Ekonomi agar Indonesia Keluar dari
“Middle-Income Trap” dan Pemulihan Pasca Pandemi
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
2021
2024
2027
2030
2033
2036
2039
2042
2045
5% 6% 7%
High Income Threshold:
USD 12.695/kapita
5%
6%
7%
Proyeksi Gross National Income (GNI)
(USD per Kapita, Atlas Method)
Ekonomi Hijau dan Rendah Karbon adalah salah satu strategi
utama yang telah didapuk Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan
transformasi ekonomi jangka menengah-panjang, yang dicapai
melalui framework Pembangunan Rendah Karbon
Source: Bappenas
(2021)
Dengan pola business as usual rata-rata LPE adalah 5% per tahun,
Indonesia tidak akan bisa lepas dari “middle-income trap” sebelum
tahun 2045. Kita membutuhkan strategi transformasi ekonomi untuk
mencapai LPE yang lebih tinggi dari BAU untuk mencapai Visi
Indonesia 2045
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2021) 5
6. Ekonomi Hijau merupakan bagian dari Redesain Transformasi
Ekonomi Indonesia yang Inklusif dan Berkelanjutan
SDM
Berdaya Saing
Produktivitas
Sektor Ekonomi Ekonomi Hijau
Transformasi
Digital
Integrasi
Ekonomi Domestik
Pemindahan
IKN
Strategi Transformasi Ekonomi Indonesia
menciptakan peluang kerja baru
(green jobs) dan investasi baru
(green investment)
mendorong
pertumbuhan ekonmi
yang rendah karbon
meningkatkan daya
dukung SDA dan
lingkungan hidup
Manfaat
Sumber: Dit. LH dan Kedeputian Bidang Ekonomi, 2020
Ekonomi Hijau tidak hanya meningkatkan ekonomi dan mata pencaharian dalam
jangka pendek, tetapi juga dapat melindungi kesejahteraan dalam jangka
Panjang.
6
7. Ruang Lingkup Green Economy
GREEN ECONOMY: A NESTED SET OF OBJECTIVES
Source: European Environment Agency
GREEN ECONOMY
Low-Carbon Resource Efficient Socially Inclusive
• pendekatan
”development-first”
• Trajektori emisi yang
lebih rendah dalam
mencapai tujuan
pembangunan
• efisiensi teknis (output
material per unit energi)
• produktivitas sumber daya
(nilai tambah per unit input
sumber daya)
• pertumbuhan dan
pembangunan
ekonomi
• pemerataan dan
pengurangan
kemiskinan
• memperluas akses dan
peluang
Source: UNEP, Bappenas
Green Economy meliputi low carbon development,
resource efficiency, dan social inclusiveness
Ruang lingkup Green Economy lebih luas daripada ekonomi
sirkular karena mengarahkan pada pengelolaan air, energi,
tanah, keanekaragaman hayatii untuk mendukung ketahanan
ekosistem dan kesejahteraan manusia.
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2020)
7
8. Pembangunan Rendah Karbon menjadi Agenda
dalam RKP dan RPJMN
INDONESIA LOW CARBON DEVELOPMENT INITIATIVES
SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN
• Tingkat kemiskinan
ekstrim menurun
menjadi 4,2%
• 15,3 juta peluang kerja
• Peningkatan kualitas
hidup
• Tingkat pertumbuhan
PDB tahunan sebesar
6%
• Peningkatan PDB lebih
dari US$5,4 triliun
• ICOR yang lebih rendah
• Peningkatan kualitas
udara
• Hindari 16 juta hektar
kehilangan hutan
• Pengurangan emisi
GRK hingga 43%
PP 3
Pembangunan Rendah Karbon
PP 6
Peningkatan Nilai Tambah, Lapangan kerja,
dan investasi di Sektor Riil dan Industrialisasi
Pertanian
berkelanjutan
Penanganan
Limbah &
Ekonomi
Sirkular
Industri
Hijau
Rendah
Karbon
Pesisir &
Laut
Pembangunan
Energi
Berkelanjutan
Pembangunan Rendah Karbon dalam RPJMN 2020-2024
Memperkuat
ketahanan
Ekonomi untuk
Pertumbuhan
yang Bekualitas
dan Berkeadilan
Meningkatkan
SDM yang
Berkualitas dan
Berdaya Saing
Revolusi
Mental dan
Pembanguna
n
Kebudayaan
Memperkuat
Infrastruktur
untuk
mendukung
Pengembangan
Ekonomi dan
Pelayanan Dasar
Membangun
Lingkungan
Hidup,
Meningkatkan
Ketahanan
Bencana, dan
Perubahan Iklim
Pengembangan
Wilayah untuk
Mengurangi
Kesenjangan
dan Menjamin
Pemerataan
Memperkuat
Stabilitas
Polhukhankam
& Transformasi
Pelayanan
Publik
PN 1 PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 PN 7
PN 6
Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca
(%)
26,87
Nilai Tukar
Petani/NTP
(nilai) 103-105
Nilai Tukar
Nelayan/NTN
(nilai) 104-106
Tingkat
Kemiskinan (%)
8,5 – 9,0
Rasio Gini (nilai)
0,376 – 0,378
Pertumbuhan
Ekonomi
5,2 –5,5
Tingkat Pengangguran
Terbuka (%)
5,5-6,3
Indeks
Pembangunan
Manusia (nilai)
73,41– 73,46
Sasaran Pembangunan RKP 2022
Menciptakan peluang
lapangan kerja baru (green
jobs) dan investasi baru
(green investments)
Mendorong
pertumbuhan
ekonomi yang
rendah karbon
Meningkatkan
daya dukung SDA
dan lingkungan
hidup
8
9. Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2021)
Peningkatan Investasi dan Lapangan Kerja Hijau
dalam Skenario Net Zero Emission
9
Negara G20 Menuju Net-Zero Emission
Skenario Net Zero Emission dapat menciptakan lapangan
kerja hijau hingga 6,5x lipat dari skenario BAU
Diperlukan peningkatan investasi hijau yang jauh lebih
masif untuk mengimplementasikan skenario Net Zero
Emission
G20 Zero-Carbon Policy Scoreboard
Skenario Net Zero Emission memerlukan tingkat investasi yang jauh lebih tinggi. Sebagai dampak, jumlah
lapangan kerja hijau juga akan bertambah secara masif.
10. Penerapan Pembangunan Rendah Karbon & Ekonomi Hijau di Sektor
Industri melalui Standar Industri Hijau dan Eco Industrial Park
Penghargaan Industri Hijau oleh
Kementerian Perindustrian
UU No 03/2014 tentang Industri
perusahaan telah menerima penghargaan
industri hijau sejak 2010–2019
895
Penghematan Energi pada
tahun 2019 mencapai
Rp3,5 triliun
Penghematan Air pada
tahun 2019 ekivalen
dengan Rp228,9
miliar
28 jenis industri telah memiliki Standar Industri Hijau
yang dapat dijadikan acuan
1
37 Perusahaan Industri Bersertifikasi Industri Hijau
2
34 Pedoman dan Pemetaan tentang Penurunan GRK,
Manajemen dan Efisiensi Energi, dst, disusun tahun 2011-2020
3
Eco Industrial Park oleh
Kementerian Perindustrian
Peraturan Perindustrian No 40/2016 tentang
Teknis Pembangunan Kawasan Industri
Pengelolaan lingkungan dilakukan untuk mewujudkan Kawasan
Industri berwawasan lingkungan (eco industrial park)
Upaya pengelolaan lingkungan yang mencakup efisiensi energi dan
penggunaan energi terbarukan, efisiensi penggunaan air, pengendalian air
buangan, pemantauan dan penilaian kinerja K3L, baku mutu limbah cair,
gas, dan udara, dan pengelolaan limbah B3
Lesson Learned Eco-Industrial Park Kalundborg, Denmark
●635.000 ton CO2 tereduksi
●3,6 Juta m3 penyimpanan air
●87.000 ton material savings
●100 GWh Energy Savings
●EUR 14 Juta Socio-economic
Savings
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2020)
12. Kaitan Ekonomi Hijau dengan Lapangan Kerja Hijau
• Ekonomi Hijau tidak bisa dicapai dengan ‘business as
usual’.
• Perlu ada transisi ke pekerjaan yang ramah
lingkungan (Pekerjaan Hijau) yang berkontribusi
dalam melestarikan atau memulihkan lingkungan.
• Pekerjaan Hijau berkontribusi pada pelestarian dan
pemulihan lingkungan melalui kegiatan yang:
1. Meningkatkan efisiensi energi dan bahan baku;
2. Membatasi emisi gas rumah kaca;
3. Meminimalkan limbah dan polusi;
4. Melindungi dan memulihkan ekosistem; dan
5. Mendukung adaptasi terhadap dampak
perubahan iklim.
12
13. Memahami Lapangan Kerja Hijau/Green Jobs
Menurut ILO, penerapan kebijakan yang tepat untuk
mempromosikan Green Economy mampu menciptakan 24
juta lapangan kerja pada tahun 2030. Dari 163 sektor yang
dianalisis, hanya 14 sektor yang akan mengalami
kehilangan pekerjaan (10.000++) dengan beralihnya
investasi kepada sektor-sektor hijau
Lapangan kerja di
bidang produksi yang
menghasilkan produk &
layanan hijau
Lapangan kerja di
bidang usaha yang
menerapkan proses
produksi ramah
lingkungan
Decent jobs
Dari perspektif
proses
Dari perspektif
output
Menurut ILO, dua perspektif lapangan kerja hijau:
• sisi output (memproduksi green product & services);
• sisi proses (proses produksi yang ramah lingkungan).
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2020) 13
14. Penciptaan lapangan Kerja Hijau:
Potensi & Tantangan
Tiga area potensial penciptaan lapangan kerja hijau di
Indonesia:
1. Area yang berkaitan langsung dengan pekerjaan hijau atau
yang benar-benar membutuhkan keterampilan khusus di
bidang teknologi dan ekonomi ramah lingkungan (misalnya:
sub-sektor EBT dan restorasi lahan gambut);
2. Area yang tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan hijau,
tetapi menerapkan prinsip-prinsip ekonomi hijau;
3. Area yang akan mengalami pengurangan pekerjaan karena
program transisi energi (pengurangan penggunaan batu
bara).
Sumber: WB, 2020, OVO Study
1. Pemahaman tentang pekerjaan hijau masih sangat terbatas (belum
ada definisi yang disepakati untuk digunakan secara konsisten terutama
dalam pengambilan kebijakan SDM);
2. Dampak negatif dari pandemi pada pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan;
3. Perusahaan besar/multi-nasional secara umum lebih siap untuk
mengembangkan pekerjaan hijau dan memiliki permintaan akan
keterampilan ramah lingkungan, tetapi UKM secara umum belum
melihat manfaat penerapan praktik-praktik ramah lingkungan,
sehingga belum banyak berkontribusi pada pertumbuhan pekerjaan
hijau;
4. Kurangnya SDM dengan keterampilan yang sesuai (green skills).
Ketersediaan pendidikan dan pelatihan keterampilan hijau masih sangat
terbatas baik dari segi kuantitas maupun kualitas (yang tersedia
kebanyakan terkait EBT, khususnya PLTS);
5. Kurangnya kemampuan dan minat untuk mengembangkan praktik
bisnis hijau (sustainable company).
14
POTENSI Tantangan
15. Contoh Pekerjaan Hijau di Berbagai Sektor
SEKTOR CONTOH BIDANG PEKERJAAN HIJAU CONTOH PEKERJAAN HIJAU
PERTANIAN • Peningkatan produktivitas melalui teknologi hemat sumber daya
• Penerapan sustainable farming/praktik pertanian yang eco-friendly
Spesialis di bidang agro-ekologi (R&D)
MANUFAKTUR • Peningkatan efisiensi sumber daya
• Modifikasi dan penerapan proses produksi dengan teknologi
baru yang lebih bersih
Auditor Energi, Manajer Energi, Teknisi Pengolah Air/kontrol
kualitas air, Pengolah Limbah dan Daur Ulang,
KONSTRUKSI • Pembuatan desain bangunan yang lebih hemat sumberdaya
(termasuk desain bangunan yang lebih memanfaatkan energi
terbarukan, memperhatikan konservasi air)
• Penggunaan material/ bahan bangunan yang ramah lingkungan
Arsitek/ Insinyur dengan spesialisasi Energy and
Environmental Design.
TRANSPORTASI • Produksi, pengoperasian dan perawatan kendaraan dengan
konsumsi bahan bakar fosil yang rendah (kendaraan listrik atau
hibrid)
Teknisi Kendaraan Listrik
PARIWISATA • Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism) Eco-Tourism Tour Operator
PENGELOLAAN
LIMBAH & DAUR
ULANG
• Manajemen pengelolaan limbah dan daur-ulang (termasuk
pengelolaan fasilitas nya)
Sustainability Manager/ Coordinator
Recycling Coordinator
Waste Management Officer
ENERGY • Konservasi energi
• Pengembangan dan penggunaan Energi Baru Terbarukan
(fabrikasi, instalasi dan pemeliharaan)
Ahli Rekayasa Energi Baru Terbarukan, Teknisi untuk
berbagai teknologi Energi Baru Terbarukan (Solar Panel
Installer, Installer atau Operator turbin angin, Insinyur desain
bendungan hidroelektrik, dll)
15
16. Investasi Mendorong Penciptaan Green Jobs
Melalui Investasi di
Sektor Ekonomi
Sirkular
Melalui Investasi di
Energi Terbarukan
Melalui Investasi di
Pemulihan Lahan
Berkelanjutan dan
Revitalisasi Pertanian
• Sektor Industri menerapkan 5 R (Reduce,
Reuse, Recycle, Refurbish, Renew)
• Menghimpun investasi modal yang
diperlukan untuk mengatasi kesenjangan
infrastruktur dan menciptakan model
bisnis yang dapat membuka peluang
ekonomi sirkular
• Pengelolaan gambut berkelanjutan melalui
3R untuk merestorasi ekosistem gambut,
• Pengembangan pangan dan tata guna
lahan yang berkelanjutan,
• Peremajaan Tanaman Perkebunan Rakyat
• Peningkatan Mutu Dokumen untuk
Pengembangan Proyek Energi Terbarukan
• Penjaminan Pinjaman untuk
Pengembangan Energi Terbarukan
• Pendanaan untuk Pemasangan PLTS Atap
*sektor tekstil, F&B, retail, konstruksi,
elektronik
16
17. Penciptaan Lapangan Kerja Hijau Melalui
Investasi di Ekonomi Sirkular
Investasi modal tahunan yang dibutuhkan untuk Ekonomi Sirkular berkisar IDR 308 triliun (USD 21,6 miliar) setiap tahun di lima sektor:
Makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, perdagangan grosir dan eceran (kemasan plastik), elektronik
Mengurangi timbulan limbah sebesar
18-52% dibandingkan business as usual
pada tahun 2030
Ekonomi Sirkular dapat meningkatkan
PDB pada kisaran Rp593-638 triliun
pada tahun 2030
Menghimpun investasi modal yang diperlukan
untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur dan
menciptakan model bisnis yang dapat membuka
peluang ekonomi sirkular
makanan
&
minuman
tekstil
konstruksi
retail
(kemasan
plastik
elektronik
Ekonomi
Lingkungan
Sosial
4,4 juta lapangan kerja hijau tercipta
hingga tahun 2030 (75% dari total
pekerjaan merupakan tenaga kerja
perempuan)
Berkontribusi menurunkan emisi GRK
sebesar 126 juta ton CO2
Sektor industri menerapkan 5 R (Reduce, Reuse,
Recycle, Refurbish, Renew)
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2020 ; preliminary result)
17
18. Peningkatan Mutu Dokumen untuk
Pengembangan Proyek Energi
Terbarukan
Penjaminan Pinjaman untuk
Pengembangan Energi Terbarukan
Pendanaan untuk Pemasangan
PLTS Atap
Membantu UMKM agar menjadi bankable,
melalui:
Membantu pendanaan pembelian solar PV, melalui:
Menurunkan emisi GRK 204.440
ton CO2 per tahun
Sumber: (Bappenas, 2021; preliminary result)
Ekonomi
Lingkungan
Sosial
Penciptaan Lapangan Kerja Hijau Melalui
Investasi di Energi Terbarukan
Menciptakan lebih dari 1 juta
lapangan kerja baru
Pemulihan perekonomian dari
kegiatan pembangunan di sektor ET
dan menciptakan multiplier effect
pada perekonomian daerah.
Investasi modal tahunan yang dibutuhkan untuk Energi Terbarukan sebesar Rp 4,8 triliun untuk penjamin pinjaman, pengembangan ET dan
pembangunan PLTS Atap
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2020 ; preliminary result)
18
19. Pengelolaan gambut berkelanjutan
melalui 3R
untuk merestorasi ekosistem
gambut
Pengembangan pangan dan tata
guna lahan yang berkelanjutan,
Peremajaan Tanaman Perkebunan
Rakyat
Upaya mencegah deforestasi melalui:
Perkebunan berkelanjutan
berpotensi menciptakan sekitar 700
ribu lapangan kerja baru3.
Sumber: (Bappenas, 2021; preliminary result)
Sektor pertanian berkontribusi pada
peningkatan nilai ekonomi sebesar USD
2,3 triliun dan menciptakan lebih dari 70
juta lapangan kerja pada tahun 2030.2
Kegiatan 3R mampu menciptakan hingga
91 ribu lapangan kerja baru dari aktivitas
konstruksi, pemeliharaan sekat kanal,
aktivitas penanaman dan revitalisasi
mata pencaharian
Penciptaan Lapangan Kerja Hijau Melalui Investasi di
Pemulihan Lahan Berkelanjutan dan Revitalisasi
Pertanian
Revitalisasi Pertanian
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2020 ; preliminary result)
19
21. Proyek Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Development (ISED)
merupakan kerja sama bilateral Pemerintah Indonesia (Kementerian
PPN/Bappenas) dan Pemerintah Jerman (BMZ).
Tujuan:
Mengembangkan SDM terampil bagi pekerjaan layak dan ramah lingkungan
(green jobs) yang mendukung transformasi ekonomi Indonesia melalui strategi
ekonomi hijau.
Tahap I:
27 Mei 2017 - 30 Juni 2021
Fokus:
Pariwisata dan Manufaktur
Tahap II:
1 Juli 2021 - 30 Juni 2024
Fokus:
Bidang Energi Terbarukan
21
22. Indonesia’s Green Jobs Conference
22
Youtube Bappenas RI
https://www.youtube.com/watch?v=zgnntW4xYxg&t=4762s
• Kementerian PPN/Bappenasdidukung oleh Proyek Innovation
and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development
(ISED) telah melaksanakan Indonesia’s Green Jobs Conference
dengan tema “The Future Starts Now!” pada tanggal 8 Februari
2022.
• Pada Indonesia’s Green Jobs Conference telah disampaikan
mengenai usulan defisini dari Green Jobs serta rancangan
pemetaan okupasi Green Jobs.
• Saat ini sedang disiapkan publikasi rangkuman kegiatan
Indonesia’s Green Jobs Conference 2022 tersebut.
• Sebagai tindak lanjut, rancangan pemetaan Green Jobs tersebut
akan diselesaikan melalui rangkaian Focus Group Discussion
(FGD) dengan berbagai sektor, yaitu (1) energi terbarukan, (2)
pertanian, (3) manufaktur, (4) konstruksi (5) jasa termasuk
pariwisata dan keuangan, dan (6) lintas sektor.
23. Komitmen dan Kolaborasi
Multipihak diperlukan
untuk mewujudkan
pencapaian Net Zero
Emission Indonesia, untuk
selamatkan Indonesia
Emas 2045 dari krisis
iklim dan middle income
trap
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2021)
Filantropi
Media
Masyarakat
Akademisi
Mitra
Pembangunan
Pemerintah
23
24. Mengembangkan sistem yang memadai untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan kesenjangan
dalam pekerjaan, termasuk identifikasi
penawaran dan permintaan Green Jobs
Mengembangkan peraturan yang diperlukan
untuk mendorong ekonomi hijau dan
pengembangan Green Jobs
Menyediakan paket stimulus (insentif dan
disinsentif) untuk ekonomi hijau dan
pengembangan Green Jobs
contoh: insentif pajak untuk start-up baru dalam
produk hijau
Mengembangkan strategi komprehensif untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
program pemerintah terkait lingkungan dan
keberlanjutan
Keterlibatan pengusaha yang lebih strategis
dalam pengembangan keterampilan Green Jobs
untuk menghasilkan persepsi serupa tentang
perlunya Green Jobs
Mendorong institusi TVET untuk mengadopsi
aspek dan standar keberlanjutan dalam
kurikulum mereka dengan memberikan insentif
yang mendorong pengembangan keterampilan
untuk Green Jobs
Strategi Ketenagakerjaan dalam Mendukung
Green Jobs
24
25. Best
Practices
Perusahaan dalam
menerapkan prinsip
green.
Siklus Refill
Surplus
Modifikasi produk dan peralatan untuk
meminimalkan sumber daya (pengurangan
penggunaan air dan listrik)
Aplikasi Food Rescue untuk bisnis makanan
dan minuman untuk mencegah sampah
makanan
Isi ulang produk rumah tangga untuk menekan
penggunaan plastik kemasan
PT. SAI Apparel
Industries
Rehabilitasi mangrove
di area bekas
tambang, Belitung
Green Investment dalam Program
Pembangunan Rendah Karbon (PRK)
Waste4Change Perusahaan yang menyediakan solusi
pengelolaan sampah (waste management)
secara bertanggung jawab dan terpercaya
untuk meminimalisir jumlah timbunan sampah
– zero waste di TPA
25
26. TERIMA KASIH
Mahatmi P. Saronto
Direktur Ketenagakerjaan
Kementerian PPN/Bappenas
Gedung Bappenas Rasuna (Ex Wisma Bakrie 2)
Lantai 7,
Jl. H.R. Rasuna Said Kav.B-2
Jakarta 12920
amie@bappenas.go.id
26
27. Komitmen Global dalam Mencapai Target
Net Zero Emission
Negara G20 Menuju Net-Zero Emission
Menurut benchmark yang dilaunching Bloomberg Green,
progress Indonesia menuju Net Zero Emission berada
pada posisi bottom quartle yang merupakan posisi
terendah di antara negara-negara anggota G20.
Saat ini, lebih dari setengah negara anggota G20
menetapkan komitmen Net Zero Emission: EU, UK,
Brazil, Prancis, US, Japan, China, German, dll.
Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2021) 27
G20 Zero-Carbon Policy Scoreboard
Sumber: https://www.bloomberg.com/news/articles/2021-02-01/the-benchmarks-countries-must-
hit-to-reach-net-zero-emissions
Sumber: https://www.wri.org/climate
28. Sumber: Dit. Lingkungan Hidup, Bappenas (2021)
Skenario Net Zero Emission sebagai bagian dari Transformasi
Ekonomi Hijau untuk Mendukung Komitmen SDGs dan NDC
28
Komitmen Indonesia untuk mencapai SDGs
pada 2030
Artikel 3.4 UNFCCC
sebagai basis untuk
kebijakan penanganan
perubahan iklim
Komitmen Indonesia
dalam NDC untuk
mencapai penurunan
emisi 29% pada 2030
Skenario Net Zero Emission
sebagai salah satu Strategi Jangka Panjang untuk mendukung Transformasi Ekonomi
Hijau dan Pembangunan Rendah Karbon
Pembangunan Rendah
Karbon dan Ketahanan Iklim
adalah platform Nasional
untuk mencapai target SDGs
, yang menempatkan Tujuan
13 (perubahan iklim)
sebagai sentral, didukung
oleh berbagai tujuan lain
yang tersebar di 3 dan 4
pilar SDGs; Pilar Sosial, Pilar
Ekonomi, dan Pilar
Lingkungan.