3. PENDAHULUAN
Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat
R.A Kartini adalah pahlawan nasional yang
memperjuangkan kemerdekaan dan kedudukan
bagi perempuan. Kartini adalah sosok wanita hebat
yang memperjuangkan agar perempuan Indonesia
memiliki kebebasan menuntut ilmu dan memiliki
kesetaraan dengan laki-laki.
4. HISTORY PERJUANGAN
R. A KARTINI
Raden Ajeng Kartini atau R.A Kartini, adalah seorang perempuan asal Jepara yang lahir pada
21 April 1879. Kartini merupakan keturunan bangsawan, oleh karena itu gelar Raden Adjeng
disematkan kepadanya. Kartini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosoningrat
dan M.A Ngasirah. Ayah Kartini adalah bupati Jepara saat itu. Kartini adalah anak ke-5 dari 11
bersaudara. Berbeda dengan kebanyakan anak pribumi saat itu, Kartini berkesempatan
untuk sekolah di Europeesche Lagere School (ELS). Ini merupakan sekolah yang
diperuntukkan bagi orang Belanda dan orang Jawa yang kaya. Di ELS, Kartini belajar bahasa
Belanda. Sayangnya, Kartini hanya bersekolah sampai usia 12 tahun, karena sudah memasuki
masa pingitan. Dulu ada tradisi wanita Jawa harus dipingit dan tinggal di rumah.
5. HISTORY PERJUANGAN
R. A KARTINI
Pada tahun 1903, Kartini menikah dengan K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang
merupakan bupati Rembang saat itu. Karena sudah menikah, gelar Raden Adjeng yang dimiliki
Kartini berubah menjadi Raden Ayu. Meskipun sudah menjadi seorang istri, Kartini tetap ingin
melanjutkan cita-citanya memperjuangkan kesetaraan perempuan dan menjadi guru. Suami
Kartini mendukung dan memberi kebebasan terhadap cita-citanya. Salah satu bentuk
dukungannya adalah dengan mendirikan sekolah wanita di timur pintu gerbang perkantoran
Rembang. Setahun setelah menikah, R.A Kartini dikaruniai seorang anak laki-laki bernama
Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904. Sayangnya, 4 hari setelah
melahirkan, Kartini menghembuskan napas terakhirnya. Ia meninggal di usia 25 tahun dan
dimakamkan di Desa Bulu, Kab. Rembang.
6. PENGHARGAAN
Setelah R.A Kartini wafat, Mr. JH Abendanon (Menteri Kebudayaan, Agama, dan
Kerajinan Hindia-Belanda) saat itu mengumpulkan dan membukukan surat-surat
yang dikirimkan Kartini ke teman-temannya di Belanda. Buku tersebut diberi judul
Door Duisternis tot Licht yang artinya Dari Kegelapan menuju Cahaya.
Diterbitkannya buku tersebut mulai mengubah cara berpikir masyarakat Belanda
terhadap perempuan pribumi khususnya Jawa. Pada 2 Mei 1964, Soekarno
mengeluarkan Surat Keputusan Presiden No 108 tahun 1964 yang berisi ketetapan
bahwa Kartini adalah Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Soekarno juga menetapkan 21
April sebagai hari Kartini yang kita peringati setiap tahunnya sampai sekarang.
Pemikiran Kartini juga menginspirasi terciptanya lagu Ibu Kita Kartini oleh W.R
Supratman yang tentunya nggak asing di telinga kita, terutama pelajar.
Raden Ayu Adipati
Kartini Djojoadhiningrat
7. PENUTUP
Sinar gemerlap sangatlah cemerlang
Warna kemerahan sangatlah menawan
Habis gelap terbitlah terang
Buah gagasan tentang kesetaraan