Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Al-dzari’ah merupakan larangan yang wajib kita tinggalkan karena menyumbat jalan yang menuju kerusakan. Oleh sebab itu, apabila ada perbuatan baik yang akan mengakibatkan terjadinya kerusakan, hendaklah dicegah/disumbat agar tidak terjadi kerusakan.
Kalau perbuatan itu dipastikan kebiasaan yang sangat kecil, maka kebiasaan kecil akan mendatangkan yang lebih besar.
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAWSafira Safitri
1. Haji Wada’ atau Haji Wida (Haji perpisahan) adalah ibadah haji terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah S.A.W sebelum akhirnya ia wafat. haji ini terjadi pada tahun ke 10 H.
2. Rombongan jamaah calon haji yang langsung di bawah pimpinan Rasulullah itu berjumlah kurang lebih 114.000 orang. Berangkat dari Madinah menuju Makkah pada tanggal 25 Zulqaidah dan sampai di Makkah Al Mukarramah pada tanggal 4 Zulhijjah selama perjalanan kurang lebih 9 hari Sesampai di Makkah Rasulullah terus menuju Ka’bah mecium Hajar Aswad, kemudian tawaf 7 kali keliling Ka'bah. Setelah itu Beliau shalat sunat di maqam Ibrahim, mencium kembali hajar aswad sebelum meninggalkan Ka’bah kemudian Sa'I
3.PesanRasulullah SAW saatKhutbah
Setiap manusia secara pribadi bertanggung jawab atas segala tindakannya.
Keselamatan jiwa dan harta benda menjadi syarat penting dalam membangun kemakmuran dan ketentraman dunia.
Amanah dan kepercayaan baik moral ataupun material harus dijaga dan dipelihara.
Riba dalam berbagai macam bentuknya yang berakibat pemerasan terhadap kaum yang lemah dilenyapkan.
Penegasan tentang hak-hak wanita serta hakdan kewajiban suami istri.
Penegasan bahwa seorang muslim dengan lainnya adalah bersaudara karena itu harus saling bantu membantu.
Penghapusan perbedaan (diskriminasi) yang ditimbulkan oleh perbedaan bangsa,
4.Tanda Wafat Nabi Sebagai Peringan Musibah
Pada akhir tahun 10 H, tampaklah beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa ajal Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam telah dekat:
Ditaklukkannya Kota Mekah,
Masuk Islamnya tokoh-tokoh Bani Tsaqif di Thaif
Kedatangan delegasi dan utusan negara-negara non-Islam menuju Madinah untuk memeluk Islam
matakuliah Siroh Nabawiyah, muqoddimah berisi definisi siroh nabawiyah, urgensi mempelajarinya, sumber pengambilan,, kondisi peradaban sebelum kelahiran nabi saw
Bila sakit sekedar dibezuk, bila wafat sekedar diantar
kemudian sendiri di liang lahat, tiada teman kecuali :
Doa anak yang sholeh, Amal Jariyah dan Ilmu yang bermanfaat
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Al-dzari’ah merupakan larangan yang wajib kita tinggalkan karena menyumbat jalan yang menuju kerusakan. Oleh sebab itu, apabila ada perbuatan baik yang akan mengakibatkan terjadinya kerusakan, hendaklah dicegah/disumbat agar tidak terjadi kerusakan.
Kalau perbuatan itu dipastikan kebiasaan yang sangat kecil, maka kebiasaan kecil akan mendatangkan yang lebih besar.
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAWSafira Safitri
1. Haji Wada’ atau Haji Wida (Haji perpisahan) adalah ibadah haji terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah S.A.W sebelum akhirnya ia wafat. haji ini terjadi pada tahun ke 10 H.
2. Rombongan jamaah calon haji yang langsung di bawah pimpinan Rasulullah itu berjumlah kurang lebih 114.000 orang. Berangkat dari Madinah menuju Makkah pada tanggal 25 Zulqaidah dan sampai di Makkah Al Mukarramah pada tanggal 4 Zulhijjah selama perjalanan kurang lebih 9 hari Sesampai di Makkah Rasulullah terus menuju Ka’bah mecium Hajar Aswad, kemudian tawaf 7 kali keliling Ka'bah. Setelah itu Beliau shalat sunat di maqam Ibrahim, mencium kembali hajar aswad sebelum meninggalkan Ka’bah kemudian Sa'I
3.PesanRasulullah SAW saatKhutbah
Setiap manusia secara pribadi bertanggung jawab atas segala tindakannya.
Keselamatan jiwa dan harta benda menjadi syarat penting dalam membangun kemakmuran dan ketentraman dunia.
Amanah dan kepercayaan baik moral ataupun material harus dijaga dan dipelihara.
Riba dalam berbagai macam bentuknya yang berakibat pemerasan terhadap kaum yang lemah dilenyapkan.
Penegasan tentang hak-hak wanita serta hakdan kewajiban suami istri.
Penegasan bahwa seorang muslim dengan lainnya adalah bersaudara karena itu harus saling bantu membantu.
Penghapusan perbedaan (diskriminasi) yang ditimbulkan oleh perbedaan bangsa,
4.Tanda Wafat Nabi Sebagai Peringan Musibah
Pada akhir tahun 10 H, tampaklah beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa ajal Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam telah dekat:
Ditaklukkannya Kota Mekah,
Masuk Islamnya tokoh-tokoh Bani Tsaqif di Thaif
Kedatangan delegasi dan utusan negara-negara non-Islam menuju Madinah untuk memeluk Islam
matakuliah Siroh Nabawiyah, muqoddimah berisi definisi siroh nabawiyah, urgensi mempelajarinya, sumber pengambilan,, kondisi peradaban sebelum kelahiran nabi saw
Bila sakit sekedar dibezuk, bila wafat sekedar diantar
kemudian sendiri di liang lahat, tiada teman kecuali :
Doa anak yang sholeh, Amal Jariyah dan Ilmu yang bermanfaat
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Setelah Nabi Muhammad wafat, umat Islam mengalami masa kekhalifahan. Para periode awal kekhalifahan ini, ada empat sahabat nabi yang dipilih sebagai khalifah, keempat khalifah ini dikenal dengan nama Khulafaur Rasyidin.
Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang arif bijaksana. Mereka adalah empat sahabat Rasulullah yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslim.
Keempat khalifah tersebut adalah Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib Radhiayyahuanhum.
Mereka berhasil melanjutkan perjuangan Rasulullah menegakkan ajarah tauhid, juga sukses memperluas penyebaran dan mengharumkan nama Islam.
Zainab binti khuzaimah Mata Kuliah Kecerdasan Ketahanmalangan (Adversity Que...nur hidayah
Sayyidah Zainab binti Khuzaimah. Beliau adalah istri nabi yang ke-5. Dia dinikahi Nabi setelah Hafshoh binti Umar bin Khattab. Ada hal menarik dari kisah Zainab sebelum beliau dipinang oleh Nabi Muhammad SAW. Zainab, seorang perempuan santun nan baik, adalah janda dari Ubaidah bin Harist, salah seorang pejuang di perang Badar yang terkenal.
1. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Ummu Salamah Radiallahu ‘anha
Ummu Salamah adalah seorang Ummul-Mukminin yang berkepribadian kuat,
cantik, dan menawan, serta memiliki semangat jihad dan kesabaran dalam
menghadapi cobaan, lebih-lebih setelah berpisah dengan suami dan anak-
anaknya. Berkat kematangan berpikir dan ketepatan dalam mengambil
keputusan, dia mendaparkan kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam.. Di dalam sirah Ummahatul Mukminin dijelaskan tentang
banyaknya sikap mulia dan peristiwa penting darinya yang dapat diteladani
kaum muslimin, baik sikapnya sebagai istri yang selalu menjaga kehormatan
keluarga maupun sebagai pejuang di jalan Allah.
Nama sebenarnya Ummu Salamah adalah Hindun binti Suhail, dikenal dengan
narna Ummu Salamah. Beliau dibesarkan di lingkungan bangsawan dari Suku
Quraisy. Ayahnya bernama Suhail bin Mughirah bin Makhzurn. Di kalangan
kaumnya, Suhail dikenal sebagai seorang dermawan sehingga dijuluki Dzadur-
Rakib (penjamu para musafir) karena dia selalu menjamu setiap orang yang
menyertainya dalam perjalanan. Dia adalah pemimpin kaumnya, terkaya, dan
terbesar wibawanya. Ibu dari Ummu Salamah bernama Atikah binti Amir bin
Rabi’ah bin Malik bin Jazimah bin Alqamah al-Kananiyah yang berasal dari Bani
Faras.
Demikianlah, Hindun dibesarkan di dalam lingkungan bangsawan yang dihormati
dan disegani. Kecantikannya meluluhkan setiap orang yang melihatnya dan
kebaikan pribadinya telah tertanam sejak kecil.
Pernikahan dan Perjuangannya
Banyak pemuda Mekah yang ingin mempersunting Hindun, dan yang berhasil
menikahinya adalah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar
bin Makhzum, seorang penunggang kuda terkenal dari pahlawan-pahlawan suku
Bani Quraisy yang gagah berani. Ibunya bernama Barrah binti Abdul-Muththalib
bin Hasyim, bibi Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Abdullah adalah saudara
sesusuan Nabi dari Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Mereka hidup bahagia, dan
rumah tangga mereka diliputi kerukunan dan kesejahteraan.
Tidak lama setelah itu, dakwah Islam menarik hati mereka sehingga mereka
memeluk Islam dan menjadi orang-oramg pertama yang masuk Islam. Begitu
pula dengan Hindun, dia tergolong orang-orang yang pertama masuk Islam, dan
bersama suaminya memulai perjuangan dalam hidup mereka.
Orang-orang Quraisy selalu mengganggu dan menyiksa kaum muslimin agar
mereka meninggalkan agama Islam dan kembali ke agama nenek moyang
mereka. Melihat kondisi seperti itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
mengizinkan mereka untuk hijrah ke Habasyah, sehingga mereka disebut
1
2. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
sebagai kaum muhajirin yang pertama. Mereka menetap di Habasyah, dan di
sana Hindun melahirkan anak-anaknya: Zainab, Salamah, Umar, dan Durrah.
Setelah beberapa lama, mereka berniat kembali ke Mekah, terutama setelah
mendengar keislaman dua tokoh penting Quraisy, Umar bin Khaththab dan
Hamzah bin Abdul-Muththalib. Akan tetapi, ternyata penyiksaan masih terus
berlangsung, bahkan bertambah dahsyat. Untuk menjaga kehormatan diri dan
keluarganya, Abu Salamah meminta perlindungan dari Abu Thalib (paman Nabi)
dari siksaan kaumnya, yaitu Bani Makhzum, dan Abu Thalib menyatakan
perlindungannya.
Cobaan Datang
Karena orang-orang Quraisy masih saja menyiksa kaum muslimin, akhirnya Allah
membuka hati penduduk Madinah untuk menerima Islam. Kemudian Rasulullah
mengizinkan kaum muslimin untuk hijrah ke sana, baik secara kelompok
maupun perseorangan. Abu Salamah, istri, dan anaknya (Salamah) hijrah ke
sana. Di tengah perjalanan mereka dihadang oleh kaum Bani Makhzum
(kaumnya Ummu Salamah) yang kemudian merampas serta menyandera Ummu
Salamah. Keluarga Abu Salamah (Bani Asad) ikut campur tangan dan mereka
menolak menyerahkan Salamah, bahkan si anak dirampas dan dijauhkan dari
ibunya. Sedangkan Bani Makhzum menculik Ummu Salamah dan dipenjara.
Adapun Abu Salamah dibiarkan ke Yatsrib dengan hati penuh kesedihan karena
harus berpisah dengan istri dan anaknya.
Keadaan demikian berjalan kurang lebih setahun lamanya. Ummu Salamah
terus-menerus menangis karena kecewa atas perbuatan kaumnya, sehingga
akhirnya ada seorang laki-laki dari kaumnya yang merasa iba dan membiarkan
Ummu Salamah menyusul suaminya di Madinah. Adapun Bani Asad menyerahkan
kembali putranya, Salamah, kepadanya. Akan tetapi, banyak rintangan yang
harus dia hadapi, dan berkat keimanan dan keinginan yang kuat, dia mampu
mengatasi semua itu dan tiba di Madinah.
Pesan Abu Salamah untuk Istrinya
Dalam membela Islam, peran Abu Salamah sangat besar. Dia dikenal berani
dalam berperang. Rasulullah menghargainya dengan mengangkatnya sebagai
wakil Rasulullah di Madinah ketika beliau pergi memimpin pasukan dalam
perang Dzil Asyirah pada tahun kedua hijriah. Abu Salamah ikut dalam Perang
Badar dan Uhud. Ketika dalam perang Uhud, Abu Salamah mengalami luka yang
cukup parah dan nyaris meninggal, namun beberapa saat kemudian dia sembuh.
Setelah Perang Uhud, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mencrima berita
bahwa Bani Asad hendak menyerang kaum muslimin di Madinah. Sebelum
mereka menyerang, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. berinisiatif
mendahului mereka. Dalam misi ini, beliau menunjuk Abu Salamah untuk
2
3. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
memimpin pasukan yang berjumlah seratus lima puluh orang dan di dalamnya
terdapat Saad bin Abi Waqash, Abu Ubaidah bin Jarrah, Amir bin Jarrah, dan
yang lainnya. Pasukan diarahkan ke Bukit Quthn, tempat mata air Bani Asad.
Kemenangan gemilang diraih oleh pasukan Abu Salamah, dan mereka kembali
ke Madinah dengan membawa banyak harta rampasan perang. Di Madinah,
luka-luka Abu Salamah karnbuh sehingga dia harus beristirahat beberapa
waktu. Ketika sakit, Rasulullah selalu menjenguk dan mendoakannya.
Ummu Salamah selalu mendampingi suaminya yang sedang dalam keadaan sakit
sehingga dia merawat dan menjaganya siang dan malam. Suatu hari, demam
Abu Salamah menghebat, kemudian Ummu Salamah berkata kepada suaminya,
“Aku mendapat benita bahwa seorang perempuan yang ditinggal mati
suaminya, kemudian suaminya masuk surga, istrinya pun akan masuk surga, jika
setelah itu istrinya tidak menikah lagi, dan Allah akan mengumpulkan mereka
nanti di surga. Demikian pula jika si istri yang meninggal, dan suaminya tidak
menikah lagi sepeninggalnya. Untuk itu, mari kita berjanji bahwa engkau tidak
akan menikah lagi sepeninggalku, dan aku berjanji untukmu untuk tidak
menikah lagi sepeninggalmu.” Abu Salamah berkata, “Maukah engkau menaati
perintahku?” Dia menjawab, “Adapun saya bermusyawarah hanya untuk taat.”
Abu Salamah berkata, “Seandainya aku mati, maka menikahlah.” Lalu dia
berdoa kepada Allah ”Ya Allah, kurniakanlah kepada Ummu Salamah sesudahku
seseorang yang lebih baik dariku, yang tidak akan menyengsarakan dan
menyakitinya.”
Pada detik-detik akhir hidupnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. selalu
berada di samping Abu Salamah dan senantiasa memohon kesembuhannya
kepada Allah. Akan tetapi, Allah berkehendak lain. Beberapa saat kemudian
maut datang menjemput. Rasulullah menutupkan kedua mata Abu Salamah
dengan tangannya yang mulia dan bertakbir sembilan kali. Di antara yang hadir
ada yang berkata, “Ya Rasulullah, apakah engkau sedang dalam keadaan lupa?”
Beliau menjawab, “Aku sama sekali tidak dalam keadaan lupa, sekalipun
bertakbir untuknya seribu kali, dia berhak atas takbir itu.” Kemudian beliau
menoleh kepada Ummu Salamah dan bersabda, “Barang siapa yang ditimpa
suatu musibah, maka ucapkanlah sebagaimana yang telah dperintahkan oleh
Allah, ‘Sesungguhnya kita milik Allah, dan kepada-Nyalah kita akan
dikembalikan. Ya Allah, karuniakanlah bagiku dalam musibahku dan berilah aku
ganti yang lebih baik daripadanya, maka Allah akan melaksanakannya
untuknya.”
Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. berdo’a: “Ya Allah, berilah
ketabahan atas kesedihannya, hiburlah dia dari musibah yang menimpanya, dan
berilah pengganti yang lebih baik untuknya.”
Abu Salamah wafat setelah berjuang menegakkan Islam, dan dia telah
memperoleh kedudukan yang mulia di sisi Rasulullah. Sepeninggal Abu Salamah,
3
4. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Ummu Salarnah diliputi rasa sedih. Dia menjadi janda dan ibu bagi anak-anak
yatim.
Setelah wafatnya Abu Salarnah, para pemuka dari kalangan sahabat bersegera
meminang Ummu Salamah. Hal ini mereka lakukan sebagai tanda penghormatan
terhadapat suaminya dan untuk. melindungi diri Ummu Salamah. Maka Abu
Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab meminangnya, tetapi Ummu
Salamah menolaknya.
Pada saat dirundung kesedihan atas suami yang benar-benar dicintainya serta
belum mendapatkan orang yang lebih baik darinya, ia didatangi oleh Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam. dengan maksud menghiburnya dan meringankan
apa yang dialaminya. Rasulullah berkata kepadanya, “Mintalah kepada Allah
agar Dia memberimu pahala pada musibahmu serta menggantikan untukmu
(suami) yang lebih baik.” Ummu Salamah bertanya, “Siapa yang lebih baik dan
Abu Salamah, wahai Rasulullah?”
Di Rumah Rasulullah
Rasulullah mulai memikirkan perkara Ummu Salamah, seorang mukminah
mujahidah yang memiliki kesabaran, dan Ummu Salamah pun telah menolak
lamaran dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar. Rasulullah pun berpikir dengan
penuh pertimbangan dan kasih sayang untuk tidak membiarkannya larut dalam
kesedihan dan kesendirian.
Dalam keadaan seperti itu Rasulullah mengutus Hathib bin Abi Balta’ah
menemui Ummu Salarnah dengan maksud meminangnya untuk beliau. Maka
oleh Ummu Salamah diterimanya pinangan tersebut. Bagaimana mungkin
baginya untuk tidak menerima pinangan dari orang yang lebih baik dari Abu
Salamah, bahkan lebih baik dan semua orang di dunia.
Dengan perkawinan tersebut maka Ummu Salamah termasuk kalangan
Ummahatul- Mukminin, dan oleh Rasulullah ia ditempatkan di kamar Zainab
binti Khuzaimah yang digelari Ummul-Masakiin (ibu bagi orang-orang miskin)
sampai Ummu Salamah meninggal dunia.
Hal itu diceritakan oleh Ummu Salamah kepada kami. Ia berkata, “Aku
dipersunting oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., lalu aku dipindahkan
dan ditempatkan di rumah Zainab (ummul- masakiin).”
Beberapa keistimewaan yang dimiliki Ummu Salamah adalah ketajaman logika,
kematangan berpikir, dan keputusan yang benar atas banyak perkara. Karena
itu, ia memiliki kedudukan yang agung di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam., seperti interaksinya dengan para Ummahatul-Mukminin yang
merupakan interaksi yang diliputi rasa kasih sayang dan kelemahlembutan.
4
5. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Kedudukannya yang Agung
Di antara perkara yang menunjukkan kedudukannya yang tinggi di sisi
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam adalah apa yang diceritakan Urwah bin
Zubair “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruh Ummu Salamah
melaksanakan shalat shubuh di Mekah pada hari penyembelihan (qurban) —
padahal saat itu merupakan hari (giliran)nya. Oleh sebab itu, Rasulullah merasa
senang atas kesetujuannya.”
Begitu juga hadits Ummi Kulsum binti Uqbah yang dimasukkan oleh Ibnu Sa’ad
dalam (kitab) Thabaqat-nya. Ummi Kultsum berkata, “Tatkala Nabi Shallallahu
Alaihi Wassalam. menikahi Ummu Salamah, belau berkata kepadanya,
‘Sesungguhnya aku menghadiahkan untuk Raja Najasyi sejumlah bejana
berisikan minyak wangi dan selimut. Akan tetapi, aku bermimpi bahwa Raja
Najasyi itu telah meninggal dunia, kemudian hadiah yang kuberikan kepadanya
dikembalikan kepadaku. Karena dikembalikan kepadaku, maka barang tersebut
menjadi milikkü.”
Sebagaimana yang dikatakan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., Raja Najasyi
meninggal dunia, dan hadiah tersebut dikembalikan kepadanya. Lalu beliau
memberikan kepada setiap istrinya masing-masing satu uqiyah (1/2 liter Mesir)
dan beliau memberi (sisa) keseluruhannya serta selimut kepada Ummu
Salamah.
Setelah Ummu Salamah menjadi istrinya, Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam.
memasukkannya dalam kalangan ahlul-bait. Di antara riwayat tentang masalah
tersebut adalah bahwasanya pernah pada suatu hari Rasulullah berada di sisi
Ummu Salamah, dan anak perempuan Ummu Salamah ada di sana. Rasulullah
kemudian didatangi anak perempuannya, Fathimah azZahra, disertai kedua
anaknya, Hasan dan Husain r.a., lalu Rasullah memeluk Fathimah dan berkata,
“Semoga rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah pada kalian wahai ahlul-bait.
Sesungguhnya Dia Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.”
Lalu menangislah Ummu Salamah. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
menanyakan tentang penyebab tangisnya itu. Ia menjawab, “Wahai Rasulullah,
engkau mengistimewakan mereka sedangkan aku dan anak perempuanku
engkau tinggalkan. Beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau dan anak
perempuanmu termasuk keluargaku.”
Anak perempuan Ummu Salamah, Zainab, tumbuh dalam peliharaan Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam. ia termasuk di antara wanita yang memiliki ilmu
yang luas pada masanya.
Sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mempersunting Ummu
Salamah, wahyu pernah turun kepada Rasulullah di kamar Aisyah, yang dengan
hal itu Aisyah membanggakannya pada istri-stri beliau yang lain. Maka setelah
5
6. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Rasulullah menikahi Ummu Salamah, wahyu turun kepadanya ketika beliau
berada di kamar Ummu Salamah.
Beberapa Sikap Cemerlang pada Masa Hidup Ummu Salamah
Di antara sikap agungnya adalah apa yang ditunjukkannya pada Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam. pada hari (perjanjian) Hudaibiyah. Pada waktu itu
ia menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dalam perjalanannya
menuju Mekah dengan tujuan menunaikan umrah, tetapi orang-orang musyrik
mencegah mereka untuk memasuki Mekah, dan terjadilah Perjanjian
Hudaibiyah antara kedua belah pihak.
Akan tetapi, sebagian besar kaum muslimin merasa dikhianati dan merasa
bahwa orang-orang musyrik menyianyiakan sejumlah hak-hak kaum muslimin.
Di antara mayonitas yang menaruh dendam itu adalah Umar bin al-Khaththab,
yang berkata kepada Rasulullah dalam percakapannya dengan beliau, “Atas
perkara apa kita serahkan nyawa di dalam agama kita?” Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam. menjawab, “Saya adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Aku
tidak akan menyalahi perintah-Nya, dan Dia tidak akan menyianyiakanku.”
Akan tetapi, tanda-tanda bahaya semakin memuncak setelah Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruh kaum muslimin melaksanakan
penyembelihan hewan qurban kemudian bercukur, tetapi tidak seorang pun
dari mereka melaksanakannya. Beliau mengulang seruannya tiga kali tanpa ada
sambutan.
Beliau menemui istrinya, Ummu Salamah, dan menceritakan kepadanya tentang
sikap kaum muslimin. Ummu Salamah berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah
engkau menginginkan perintah Allah ini dilaksanakan oleh kaum muslimin?
Keluarlah engkau, kemudian janganlah mengajak bicara sepatah kata seorang
pun dari mereka sampai engkau menyembelih qurbanmu serta memanggil
tukang cukur yang mencukurmu.”
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. kagum atas pendapatnya dan bangkit
mengerjakan sebagaimana yang diusulkan Ummu Salamah. Tatkala kaum
muslimin melihat Rasulullah mengerjakan hal itu tanpa berkata kepada
mereka, mereka bangkit dan menyembelih serta sebagian dari mereka mulai
mencukur kepala sebagian yang lain tanpa ada perasaan keluh kesah dan
penyesalan atas tindakan Rasulullah yang mendahului mereka.
Ummu Salamah telah menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. di
banyak peperangan, yaitu peperangan Khaibar, Pembebasan Mekah,
pengepungan Tha’if, peperangan Hawazin, Tsaqif kemudian ikut bersama
beliau di Haji Wada’.
6
7. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Kita tidak melupakan sikapnya terhadap Umar bin al-Khaththab, tatkala Urnar
datang kepadanya dan mengajak bicara tentang perkara keperluan Ummahatul-
Mukminin kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. serta kekasaran
mereka terhadap Rasulullah. Maka ia berkata, “Engkau ini aneh, wahai anak al-
Khaththab. Engkau telah ikut campur di setiap perkara sehingga ingin
mencampuri urusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. beserta istri-
istrinya?”
Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. meninggal dunia ia senantiasa
mengenang beliau dan sangat berduka cita atas kewafatannya. Beliau
senantiasa banyak melakukan puasa dan beribadah, tidak kikir pada ilmu, serta
meriwayatkan hadits yang berasal dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
Telah diriwayatkannya sekian banyak hadits shahih yang bersumber dari
Rasulullah dan suaminya, Abu Salamah, serta dari Fathimah az-Zahraa
Sedangkan orang yang meriwayatkan darinya banyak sekali, di antara mereka
adalah anak-anaknya dan para pemuka dan sahabat serta ahli hadits.
Di antara beberapa sikapnya yang nyata adalah pada hari pembebasan kota
Mekah. Waktu itu Nabi keluar dari Madinah bersarna bala tentaranya dengan
kehebatan dan jumlah yang belum pernah disaksikan oleh bangsa Arab,
sehingga orang-orang musyrik Quraisy merasa takut, dan mereka keluar dari
rumah dengan rnaksud menemui Rasulullah untuk bertobat dan menyatakan
keislaman mereka.
Termasuk dari mereka, Abu Sufyan bin al-Harts bin Abdul-Muththalib (anak
paman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.) dan Abdullah bin Abi Umayyah
bin al-Mughirah (anak bibi [dari ayah] Rasulullah, saudara Ummu Salamah
sebapak). Ketika mereka berdua meminta izin masuk menemui Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam., beliau enggan memberi izin masuk bagi keduanya
disebabkan penyiksaan mereka yang keras terhadap kaurn muslimin menjelang
beliau hijrah dari Mekah.
Maka berkatalah Ummu Salamah kepada Rasulullah dengan perasaan iba
terhadap keluarganya sendiri dan juga keluarga Rasulullah, “Wahai Rasulullah,
mereka berdua adalah anak parnanmu dan anak bibirnu (dan ayah) serta
iparmu.” Rasulullah menjawab, “Tidak ada keperluan bagiku dengan mereka
berdua. Adapun anak parnanku, aku telah diperlakukan olehnya dengan tidak
baik. Adapun anak bibiku (dari ayah) serta iparku telah berkata di Mekah
dengan apa yang ia katakan.”
Pernyataan itu telah sampai kepada Abu Sufyan, anak paman Rasulullah. Maka
ia berkata, “Demi Allah, ia harus mengizinkanku atau aku mengambil anak ini
dengan kedua tanganku -pada saat itu ia bersama anaknya, Ja’far- kemudian
karni harus berkelana di dunia sehingga mati kehausan dan kelaparan.”
7
8. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Lalu Ummu Salamah memberitahukan perkataan Abu Sufyan tersebut kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dengan kembali memohon rasa belas
kasih. Akhirnya hati beliau menjadi luluh, lalu mengizinkan keduanya masuk.
Maka masuklah keduanya dan menyatakan keislaman serta bertobat di hadapan
Rasulullah.
Sikapnya terhadap Fitnah
Ummu Salamah selalu berada di rumahnya, senantiasa ikhlas beribadah kepada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menjaga Sunnah suaminya tercinta pada masa
(khilafah) Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab..
Pada masa khilafah Utsman bin Affan ia melihat kegoncangan situasi serta
perpecahan kaum muslimin di seputar khalifah. Bahaya fitnah sernakin
memuncak di langit kaum muslirnin. Maka ia pergi menernui Utsman dan
menasihatinya supaya tetap berpegang teguh pada petunjuk Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam. serta petunjuk Abu Bakar dan Umar bin al-
Khaththab, tidak menyimpang dan petunjuk tersebut selama-lamanya.
Apa yang dikhawatirkan Ummu Salamah terjadi juga, yaitu peristiwa
terbunuhnya Utsman yang saat itu tengah membaca Al-Qur’an dan angin fitnah
tengah bertiup kencang terhadap kaurn muslimin. Pada saat itu Aisyah telah
membulatkan tekad untuk keluar menuju Bashrah disertai Thalhah bin
Ubaidillah dan Zubair bin al-’Awwam dengan tujuan mernobilisasi massa untuk
melawan Ali bin Abi Thalib. Maka Ummu Salamah mengirim surat yang memiliki
sastra indah kepada Aisyah.
“Dari Ummu Salamah, Istri Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., untuk Aisyah
Ummul-Mu’ minin.
Sesungguhnya aku memuji Allah yang tidak ada ilah (Tuhan) melainkan Dia.
Amma ba’du.
Engkau sungguh telah merobek pembatas antara Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam. dan umatnya yang merupakan hijab yang telah ditetapkan
keharamannya.
Sungguh Al-Qur’an telah memberimu kemuliaan, maka jangan engkau lepaskan.
Dan Allah telah menahan suaramu, maka janganlah engkau niengeluarkannya
Serta Allah telah tegaskan bagi umat ini seandainya Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam. mengetahui bahwa kaum wanita memiliki kewajiban jihad
(berperang) niscaya beliau berpesan kepadamu untuk menjaganya.
Tidakkah engkau tahu bahwasanya beliau melarangmu melampaui batas dalam
agama, karena sesungguhnya tiang agama tidak bisa kokoh dengan campur
tangan wanita apabila tiang itu telah miring, dan tidak bisa diperbaiki oleh
wanita apabila telah hancur. Jihad wanita adalah tunduk kepada segala
ketentuan, mengasuh anak, dan mencurahkan kasih sayangnya.”
8
9. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Ummu Salamah berada di pihak Ali bin Abi Thalib karena beliau menggikuti
kesepakatan kaum muslimin atas terpilihnya beliau sebagai khalifah mereka.
Karena itu, Ummu Salamah mengirim/mengutus anaknya, Umar, untuk ikut
berperang dalan barisan Ali .
Saat Wafatnya
Pada tahun ke-59 hijriah, usia Ummu Salamah telah mencapai 84 tahun. Usia
tua dan pikun merambah di pertambahan umurnya. Allah ta’ala mengangkat
rohnya yang suci naik ke atas menuju hadirat-Nya. Ia meninggal dunia setelah
hidup dengan aktivitas yang dipenuhi oleh pengorbanan, jihad, dan kesabaran
di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Beliau dishalatkan oleh Abu
Hurairah r.a. dan dikuburkan di al-Baqi’ di samping kuburan Ummahatul-
Mukminin lainnya.
Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Ummu Salamah. dan
semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.
Sumber :
Buku Dzaujatur-Rasul , karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh
Diambil dari :
http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/09/28/ummu-salamah-radhiyallahu-‘anha/
9