SlideShare a Scribd company logo
a 
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR. 
nurulkariem@yahoo.com 
MR. Collection's 
Usman, Dulu dan Sekarang 
Perawakannya Ketika dibaiat umur Usman hampir mencapai 70 tahun, berperawakan 
sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, wajahnya tampan, berkulit 
cerah dengan warna sawo matang dan terdapat sedikit bekas cacar. 
Janggutnya lebat dengan tulang-tulang persendian yang besar dan kedua 
bahunya yang bidang, kepala botak setelah sebelumnya berambut lebat. 
Giginya dilapisi emas dan cincin di jari kirinya. la selalu mengenakan 
pakaian yang bagus-bagus dan baju bermutu tinggi, karena dia memang 
orang kaya, hidupnya serba nyaman. 
Sifat dan perangainya 
Dia sangat pemalu. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa Ra-sulullah 
sallallahu 'alaihi wasallam berkata: 
"Umatku yang benar-benar pemalu adalah Usman." 
Rasa malunya bertambah pada waktu ia dilihat orang. Salah seorang 
pembantu istrinya bernama Bananah, kalau ia datang membawakan 
bajunya, ketika ia sedang mandi, ia berkata: "Jangan melihat kepada 
saya, tidak boleh." Sifat pemalunya itu membuat orang lain juga jadi 
malu kepadanya. Bersumber dari Aisyah Ummulmukminin disebutkan, 
bahwa ketika Rasulullah sedang duduk-duduk dan pahanya terbuka, Abu 
Bakr meminta izin akan masuk diizinkan tanpa mengubah posisinya, 
ketika Umar datang meminta izin ia juga diizinkan tanpa mengubah po­sisinya. 
Tetapi ketika Usman meminta izin ia menurunkan pakaiannya. 
Sesudah mereka pergi Aisyah berkata: "Rasulullah, Anda mengizinkan 
33
34 USMAN BIN AFFAN 
Abu Bakr dan Umar masuk dengan keadaan Anda tetap begitu, tetapi 
sesudah Usman yang meminta izin Anda menurunkan pakaian Anda." 
Kata Rasulullah kepada Aisyah: 
"Aisyah, kita malu bukan kepada seseorang, yang malaikat sendiri 
pun malu kepadanya," atau ia berkata: "Tidakkah saya malu kepada orang, 
yang juga malaikat pun malu kepadanya." Dalam sebuah sumber disebut-kan 
bahwa Aisyah berkata: "Rasulullah, mengapa saya tidak melihat 
kepedulian Anda kepada Abu Bakr dan Umar seperti kepada Usman?" 
Dijawab oleh Rasulullah: "Usman orang yang sangat pemalu. Saya kha-watir 
kalau saya mengizinkannya dalam keadaan begitu ia tidak dapat 
mengutarakan maksudnya." 
Karena perasaan malu itu Usman takut berbicara. Ibn Sa'd dalam at- 
Tabaqat mengutip kata-kata salah seorang dari mereka: Dari antara 
sahabat Rasulullah tak seorang pun yang pernah saya lihat bicaranya 
lebih sempurna dan lebih baik daripada Usman. Hanya saja ia takut 
berbicara, dan karena takutnya berbicara ia segan berdialog dan berdebat 
berpanjang-panjang. Kalau dia sudah mengambil keputusan ia gigih dan 
tidak mudah menyerah. Karena kemurahan rezeki yang melimpah yang 
dikaruniakan Allah kepadanya itulah maka ia makin gigih dengan pen-dapatnya. 
Dia dari keluarga Banu Umayyah, kalangan suku Kuraisy yang 
terbanyak jumlah orangnya dan yang terkuat. Tetapi keengganannya 
berbicara yang terbawa oleh perasaan malu itu membuatnya jadi sangat 
lemah-lembut. Juga kekayaan dan kedudukannya yang tinggi membuat­nya 
jadi sangat dermawan dan murah hati. Kedermawanan dan kelembut-annya 
membuat dia disenangi orang. Di samping itu karena percaya diri 
dan rasa bangga kepada kerabat, oleh mereka ia sangat dihormati dan 
dihargai. 
Di zaman jahiliah dan di masa Islam ia adalah saudagar pakaian. 
Karena kejujuran dan sifat-sifatnya yang sudah disebutkan tadi menye-babkan 
perdagangannya maju dan banyak mendatangkan keuntungan. Di 
samping itu, sifat-sifat pemalu yang sudah dibawanya sejak kecil dan di 
masa remajanya ia selamat tak sampai tergelincir bersama gejolak anak-anak 
muda. Tak pernah terdengar bahwa dia suka berbangga-bangga atau 
suka mencumbu perempuan. Secara keseluruhan sumber-sumber menunjuk-kan 
bahwa dia berhati lembut, sangat dipengaruhi oleh perasaannya yang 
halus. Karena sifat lemah-lembut dan perasaannya yang halus itu ia 
selalu berusaha tidak menyakiti hati orang atau melakukan kekerasan.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 35 
Tahun lahir dan sebabnya ia masuk Islam 
Usman dilahirkan pada tahun keenam tahun Gajah. Ia lebih muda 
dari Nabi enam tahun. Di masa anak-anak dan masa remajanya, ia hidup 
boros, seperti orang-orang Kuraisy umumnya, terutama Banu Umayyah. 
Sesudah Rasulullah diutus Allah ia termasuk yang mula-mula dalam 
Islam. Sebab-sebabnya ia masuk Islam para sejarawan menyebutkan 
beberapa sumber, yang sebagian dapat kita catat di sini. 
Dalam Sirat Sayyidina Muhammad Rasulillah Ibn Hisyam menyebut­kan: 
"Sesudah Abu Bakr masuk Islam orang-orang dari masyarakatnya 
sendiri yang dipercayainya dan yang suka mengunjunginya dan duduk-duduk 
dengan dia, diajaknya beriman kepada Allah dan kepada Islam. 
Maka yang sudah masuk Islam karena ajakannya itu adalah Usman bin 
Affan dan tujuh orang lagi yang lain, yang sudah kami sebutkan. Oleh 
Abu Bakr mereka yang sudah memenuhi seruannya itu diajaknya me-nemui 
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam lalu mereka menyatakan 
masuk Islam dan melakukan salat." Ibn Sa'd mengatakan dalam at- 
Tabaqat: "Usman bin Affan dan Talhah bin Ubaidillah pergi mengikuti 
Zubair bin Awwam, dan masuk menemui Rasulullah sallallahu 'alaihi 
wasallam. Ia menawarkan Islam kepada kedua mereka dan membacakan 
beberapa ayat Qur'an serta memberitahukan kepada mereka tentang 
ketentuan-ketentuan Islam dengan menjanjikan kemuliaan Allah bagi me­reka. 
Keduanya kemudian beriman dan percaya. Kata Usman: "Rasulullah, 
saya baru kembali dari Syam. Sesudah kami sampai di Mu'an dan Zarqa' 
kami seperti orang yang sedang tidur, terdengar ada suara memanggil-manggil 
kami: Hai orang-orang yang sedang tidur, bergegaslah bangun, 
Ahmad sudah di Mekah. Maka kami datang dan kami mendengar tentang 
dia. Usman masuk Islam sudah sejak lama, sebelum Rasulullah (saw) da­tang 
ke Darul Arqam." Dalam al-Bidayah wan Nihayah Ibn Kasir me­ngatakan: 
"Usman radiallahu 'anhu. sudah sejak lama masuk Islam 
melalui Abu Bakr as-Siddiq." 
Cerita Ibn Asakir 
Masuk Islamnya itu aneh, seperti disebutkan oleh al-Hafiz bin Asakir. 
Ringkasnya, bahwa sesudah dia mendapat berita bahwa Rasulullah (saw) 
menikahkan putrinya Ruqayyah yang cantik dengan sepupunya, Utbah 
bin Abi Lahab, ia menyesal mengapa bukan dia yang mengawininya. 
Dengan perasaan sedih ia menemui keluarganya, dan di tempat itu ia ber-temu 
dengan bibinya Sa'diyah binti Kuraiz, seorang dukun. Ia memberi-kan 
berita gembira bahwa dia akan menikah dengan Ruqayyah. "Saya 
heran dia membawa berita gembira mengenai perempuan yang sudah
36 USMAN BIN AFFAN 
bersuamikan laki-laki lain," kata Usman. "Lalu kata saya, 'Apa kata 
Bibi?" Dia menjawab: "Usman, Anda akan mendapat kehormatan, akan 
menjadi orang penting. Dia seorang nabi yang membawa bukti, diutus 
dengan sebenarnya sebagai orang yang saleh, ia akan mendapat wahyu, 
yang dapat membedakan yang hak dengan yang batil. Ikutlah dia, Anda 
tak akan tertipu oleh berhala." Kata Usman: "Anda mengatakan suatu 
masalah yang tak pernah terjadi di negeri kita." Perempuan itu berkata 
lagi: "Muhammad bin Abdullah, utusan Allah, dengan membawa wahyu 
dari Allah, mengajak orang beribadah hanya kepada Allah." Seterusnya 
kata perempuan itu lagi: "Pelitanya adalah pelita, agama kemenangan, 
perkaranya berjaya, sasarannya jitu, seluruh negeri ini tunduk kepada-nya, 
tak ada gunanya berteriak, jika terjadi pembantaian dan panah 
sudah direntang."1 Kata Usman: "Aku pergi sambil berpikir-pikir dan 
ketika bertemu dengan Abu Bakr kuberitahukan. "Celaka Anda ini, Usman. 
Anda adalah orang yang tegas. Anda sudah tahu benar mana yang hak 
dan mana yang batil. Apa gunanya berhala-berhala yang disembah 
kaummu itu. Bukankah itu hanya batu, tidak mendengar, tidak melihat, 
tidak mengganggu, juga tidak bermanfaat." "Memang, memang begitu," 
kata Usman. Kemudian kata Abu Bakr: "Bibimu sudah meyakinkan 
Anda. Rasulullah itu Muhammad bin Abdullah, diutus oleh Allah kepada 
hamba-Nya dengan membawa sebuah ajaran. Bersediakah Anda men-datanginya?" 
Kemudian kami bertemu dengan Rasulullah, dan dia ber­kata: 
"Usman, penuhilah seruan Allah, saya utusan Allah kepada Anda 
dan kepada segenap hamba-Nya." Ia berkata: "Setelah saya mendengar 
kata-kata Rasulullah (saw), itu, saya tak dapat menguasai diri. Saya 
menerima Islam dan saya membaca kalimat syahadat bahwa tiada tuhan 
selain Allah Yang Mahatunggal, tiada bersekutu. Tak lama sesudah itu 
saya menikah dengan Ruqayyah putri Rasulullah (saw). Sementara itu ia 
berkata: 
Pasangan terbaik 
yang pernah dilihat orang 
Ruqayyah dan suaminya, Usman 
Menikah dengan Ruqayyah 
Beginilah cerita-cerita tentang Usman masuk Islam. Terserah kepada 
kita percaya atau tidak. Boleh saja kita mengatakan sumber Ibn Kasir itu 
kebanyakan dibuat-buat. Waktu itu berita tentang Muhammad belum ter- 
1 Kata-kata perempuan itu bersajak dan nadanya seperti membacakan mantra. — Pnj.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 37 
sebar luas di kalangan Kuraisy, dan ajakannya itu dibicarakan orang 
masih dengan malu-malu. Saya tidak tahu, adakah tertariknya Usman 
kepada Ruqayyah itu ada pengaruhnya dalam keislamannya. Ketika itu 
umur Ruqayyah belum mencapai 20 tahun kendati ia bukan putri Ra-sulullah 
yang tertua, sementara umur Usman ketika itu sudah hampir 40 
tahun, dan di zaman jahiliah ia sudah pernah menikah dan mendapat 
julukan Abu Umar. 
Dari Ruqayyah ia mendapat seorang anak laki-laki dan diberi nama 
Abdullah dan dia pun mendapat julukan demikian. Julukan ini terus melekat 
kendati anak itu sudah meninggal dalam usia enam tahun. Barangkali Ibn 
Kasir mendasarkan sumber itu dari al-Hafiz bin Asakir yang dikutip oleh 
Ibn Asakir dari orang lain, sebab sesuai dengan yang sudah diketahuinya 
tentang sifat Usman yang sangat perasa itu. Atas pengertian inilah di sini 
kita memperkuatnya kendati masih kita ragukan sebelum kita memasti-kan 
bahwa karena sebab-sebab tertentu cerita itu dibuat orang kemudian. 
Mengapa Usman cepat-cepat hijrah ke Abisinia? 
Usman masuk Islam dan menikah dengan Ruqayyah putri Rasulullah. Ia 
tinggal di Mekah bersama istrinya itu sambil meneruskan usaha per-dagangannya 
dan mengikuti turunnya wahyu serta ajaran-ajaran yang di-berikan 
Muhammad bersama-sama saudara-saudaranya kaum Muslimin 
yang sudah lebih dulu dalam Islam. Islam mulai tersebar dan pihak Ku­raisy 
pun tetap menentang dan mengganggu Muslimin. Yang demikian 
ini berlangsung selama bertahun-tahun terus-menerus. Sesudah mereka 
tak mampu melawannya, Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabat 
supaya perg'i terpencar-pencar, berlindung kepada Allah dengan agama 
mereka itu. Ia menyarankan agar mereka pergi ke Abisinia. Mereka yang 
berangkat mula-mula terdiri atas sebelas orang laki-laki dan perempuan. 
Usman dan istrinya Ruqayyah yang paling lebih dulu hijrah. 
Apa sebab Usman cepat-cepat hijrah dan membawa istrinya? Meng­apa 
ia tidak tetap tinggal di Mekah seperti Muslimin yang mula-mula 
dalam Islam dan memilih tinggal di dekat Rasulullah, melindunginya dan 
sanggup menghadapi gangguan demi perjuangan di jalan Allah? Adakah 
karena ia mencari selamat dan merasa lebih aman? Atau, karena ia 
memang tidak menyukai kekerasan, tidak tahan melihat Muslimin yang 
lain mengalami berbagai macam penganiayaan? Ataukah karena melihat 
Banu Umayyah adalah yang paling keras memusuhi orang-orang seka-bilahnya 
yang masuk Islam, dan Usman sendiri dari Banu Umayyah dan 
menantu Rasulullah pula, yang terutama sekali akan menjadi sasaran 
penganiayaan? Mungkin saja ini salah satunya atau semua itu yang
38 USMAN BIN AFFAN 
menjadi penyebab maka cepat-cepat ia berangkat hijrah. Mungkin dia 
khawatir Ruqayyah istrinya akan mendapat musibah sedang dia tak mampu 
melindunginya dari gangguan kaumnya sendiri dan yang demikian ini akan 
menjadi suatu aib seumur hidupnya. Yang terakhir inilah yang sangat 
mempengaruhi jiwa Usman. 
Sebuah sumber menyebutkan bahwa ada seorang Muslimah yang 
baru pulang dari Abisinia ditanya oleh Rasulullah tentang Ruqayyah dan 
bagaimana ia melihat keadaannya, dijawab: "Saya melihatnya ketika ia 
sedang dinaikkan ke atas seekor keledai." Mendengar itu Rasulullah sangat 
terharu. "Semoga Allah menyertainya, sebab Usman orang yang pertama 
hijrah mencari perlindungan Allah sesudah turun wahyu," katanya. 
Apa pun yang mendorong Usman cepat-cepat hijrah, yang jelas ia 
berangkat dengan putri Rasulullah itu ke Abisinia, dan selama dua kali 
hijrah ia tetap tinggal di sana. Sesudah itu kemudian hijrah lagi dari 
Mekah ke Medinah. Setelah Rasulullah merencanakan perumahan kaum 
Muhajirin Kuraisy ke Yasrib, letak rumah Usman berhadapan dengan 
rumah Rasulullah, dan pintu rumahnya berhadapan dengan pintu rumah 
Rasulullah. 
Ruqayyah wafat 
Usman tinggal di Medinah dengan merasakan kasih sayang Nabi dan 
menikmati kemudahan hidup dari kekayaannya. Oleh Rasulullah ia dijadi-kan 
sekretarisnya dan kadang sebagai penulis wahyu. Tetapi Rasulullah 
tidak melibatkannya dalam ekspedisinya yang terjadi sebelum Perang Badr. 
Tatkala Rasulullah berangkat memimpin Muslimin menghadapi Kuraisy 
dalam Perang Badr, Ruqayyah sedang dalam sakit berat. Rasulullah meng-izinkan 
Usman tinggal di rumah untuk merawat istrinya. Tetapi ia tak 
dapat juga menolongnya; Ruqayyah meninggal dan dimakamkan ketika 
datang berita tentang kemenangan Muslimin. Rasulullah membagikan 
hasil rampasan Perang Badr itu dan Usman mendapat bagian seperti 
bagian mereka yang ikut berperang. Oleh karena itu Usman dipandang 
sebagai salah seorang veteran Badr. 
Mendapat julukan 
Usman merasa sedih sekali dengan kematian Ruqayyah itu. Menge-tahui 
hubungan baik Usman dengan keluarganya, Rasulullah mengawin-kannya 
dengan Um Kulsum, adik Ruqayyah. Tetapi Um Kulsum juga 
meninggal ketika ayahnya masih hidup dan alangkah beratnya kesedihan 
yang harus diderita oleh Usman. Rasulullah menghiburnya dengan me-ngatakan, 
antaranya: "Andaikata ada putri kami yang ketiga, niscaya
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 39 
kami kawinkan kepada Anda." Karena pernikahan Usman dengan Ru-qayyah 
dan kemudian dengan Um Kulsum itulah, maka kaum Muslimin 
kemudian memberinya gelar dengan Zun-Nurain.1 
Adakah Usman beristri lain selain Ruqayyah dan kemudian selain 
Um Kulsum? Ataukah ia tak beristrikan yang lain di luar mereka? Dalam 
hal ini tidak mudah kita dapat memastikan, walaupun dapat dikatakan, 
bahwa sebelum dengan Ruqayyah ia sudah pernah beristri satu atau 
lebih, dan beristri lagi sesudah Um Kulsum. Di masa jahiliah dan di 
masa Islam selain dengan Ruqayyah dan Um Kulsum ia pernah menikah 
dengan Fakhitah binti Gazwan bin Jabir, dengan Um Amr binti Jundub 
bin Amr dari Banu Azd, dengan Fatimah binti al-Walid bin Abdu-Syams 
bin al-Mugirah, dengan Um al-Banin binti Uyainah bin Hisn al-Fuzari, 
dengan Ramlah binti Syaibah bin Rabi'ah bin Abdu-Syams bin Abdu- 
Manaf dan dengan Na'ilah binti al-Farafisah bin al-Ahwas dan dia inilah 
yang sempat menghadiri kematiannya. Dari istri-istrinya itu semua ia 
mendapat anak lebih dari 15 orang —laki-laki dan perempuan. 
Usman tidak ikut dalam Perang Badr karena sedang merawat Ruqay­yah. 
Tetapi sesudah tahun berikutnya dan terjadi Perang Uhud ia juga 
terjun bersama-sama dengan Muslimin yang lain. Kemudian peranannya 
dan peranan yang Iain-lain waktu itu, tetapi Allah telah memaafkan 
mereka. Sebenarnya pihak Muslimin pagi itu sudah mendapat keme-nangan, 
tetapi kejadiannya kemudian berbalik menimpa mereka. Pihak 
Kuraisy lalu mengumumkan bahwa Muhammad sudah terbunuh. Berita 
ini membuat pihak Muslimin jadi porak-poranda dan sebagian mereka 
ada yang lari — Usman salah seorang di antara mereka. Tetapi tak lama 
kerriudian pihak Muslimin tahu bahwa Nabi masih hidup. Mereka segera 
kembali ke tempat Nabi dan berusaha melindunginya dari serangan 
Kuraisy. Karena Usman tidak termasuk di antara mereka, ada beberapa 
orang yang telah mengecamnya dalam kekhalifahannya. Tetapi ia men-jawab: 
Bagaimana orang mengecam saya padahal Allah sudah memaaf­kan 
saya. Lalu katanya: 
1 Harfiah, 'orang yang memiliki dua cahaya.' —Pnj.
40 USMAN BIN AFFAN 
"Mereka yang telah berpaling di antara kamu ketika dua pasukan 
bertemu, setanlah yang membuat mereka tergelincir karena beberapa 
(kejahatan) yang mereka lakukan. Tetapi Allah telah memaafkan mereka. 
Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun." [Qur'an 3:155]. 
Sesudah Perang Uhud Usman juga ikut dalam perang Khandaq, perang 
Khaibar dan dalam pembebasan Mekah. Kemudian dalam ekspedisi 
Hunain, Ta'if dan Tabuk. Dalam semua tugasnya itu ia tidak berbeda 
dengan Muslimin yang lain, tidak harus di depan atau di belakang, sebab 
dia memang bukan pahlawan perang seperti Hamzah bin Abdul-Muttalib, 
Ali bin Abi Talib, Zubair bin Awwam, Sa'd bin Abi Waqqas dan Khalid 
bin Walid yang telah dapat menggerakkan semangat perang dalam hati 
mereka dan mendorong mereka terjun ke dalam barisan di medan laga 
menghadapi maut tanpa ada rasa gentar. Malah orang yang berhati cabar 
pun akan berangkat di waktu perang, yang dalam barisan demikian ia 
bukan berada di depan, juga bukan di belakang. 
Dapat saja kita mengatakan bahwa Usman orang yang memang suka 
damai sedapat mungkin. Tetapi imannya itu yang mendorongnya berang­kat 
bersama Rasulullah dalam berbagai peperangan. Hal ini dibuktikan 
oleh sikapnya terhadap Kuraisy dalam kejadian di Hudaibiyah. Dalam 
tahun ke-6 Rasulullah berangkat memimpin 300 orang Muslimin dengan 
tujuan melakukan Umrah di Mekah dengan cara damai tanpa bermaksud 
menyerang. 
Mengetahui perjalanan mereka ini Kuraisy bersumpah, bahwa Mu­hammad 
dan sahabat-sahabatnya tidak boleh memasuki Mekah dengan 
paksa. Muhammad melihat pasukan berkuda Mekah sudah tampak di luar 
kota itu. Ia dan sahabat-sahabatnya turun dari kudanya di Hudaibiyah 
hendak secara damai berziarah ke Baitullah dan mengagungkan ke-suciannya. 
Rasulullah hendak mengutus Umar bin Khattab sebagai dele-gasi 
kepada Kuraisy. Tetapi Umar keberatan mengingat Kuraisy sudah 
tahu betapa kerasnya permusuhan dan ketegasannya kepada mereka. Dia 
khawatir mereka akan melakukan sesuatu terhadap dirinya. Maka ia 
mengusulkan supaya Usman bin Affan yang bertindak sebagai utusan. Di 
Mekah Usman lebih disukai daripada Umar. 
Usman berangkat dan ia mendapat perlindungan (jaminan) dari 
Usman bin Sa'id. Ia berusaha hendak meyakinkan Kuraisy agar mem-bolehkan 
Muhammad memasuki Baitulharam. Tetapi pihak Kuraisy tidak 
setuju kaum Muslimin memasuki Mekah tahun ini dengan cara paksa. 
Lama juga Usman di Mekah mencari jalan agar antara Kuraisy dengan 
pihak Muslimin dapat menempuh jalan damai. Tetapi pihak Muslimin 
mengira bahwa Kuraisy telah melakukan pengkhianatan dan pelanggaran
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 41 
dengan membunuh utusan mereka di bulan suci itu. Mereka gelisah, ter-utama 
Rasulullah lebih gelisah dari sahabat-sahabatnya yang lain. "Kita 
tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum kita menghadapi mereka," 
katanya. la memanggil sahabat-sahabatnya dan mereka segera menyata-kan 
ikrar kepadanya dengan Ikrar Ridwan (Bai'atur-Ridwan) bahwa 
mereka akan menghadapi Kuraisy dan tidak akan lari biar sampai mereka 
mati. Sesudah ikrar selesai, Rasulullah menepukkan sebelah tangannya 
ke tangan yang sebelah lagi untuk ikrar Usman seolah ia ikut hadir ber-sama- 
sama mereka. 
Sementara mereka sedang bersiap-siap menghadapi perang itu ter-betik 
berita bahwa Usman tidak dibunuh. Usman pun kemudian muncul 
dan melaporkan kepada Rasulullah hasil pembicaraannya dengan pihak 
Kuraisy. Sudah jelas buat Rasulullah, Kuraisy sekarang yakin bahwa ke-datangannya 
itu untuk melakukan umrah, dan tak ada maksud hendak 
berperang. Tetapi mereka khawatir akan kehilangan wibawa di kalangan 
orang-orang Arab kalau pihak Muslimin memasuki Mekah tahun ini juga 
dengan cara paksa. Lalu perdamaian diadakan atas hasil perundingan Usman 
dengan utusan Kuraisy yang berakhir dengan Perjanjian Hudaibiyah. 
Dengan demikian tercapai persetujuan antara kedua pihak. Tahun ini 
Muhammad dan sahabat-sahabatnya meninggalkan Mekah dan akan 
kembali pada tahun berikutnya, dapat tinggal di sana selama tiga hari 
berziarah ke Baitullah dan memuliakan kesuciannya. 
Usman orang yang begitu cinta damai, juga sangat pemurah, me-ngeluarkan 
hartanya demi kebaikan kaum Muslimin. Sesudah Rasulullah 
mengambil keputusan akan menghadapi Rumawi di Tabuk dan sudah 
menyiapkan 'Pasukan 'Usrah,' Usman menyediakan 300 ekor unta leng-kap 
dengan isinya dan 1000 dinar1 di tangan Rasulullah untuk diperguna-kan 
dalam persiapan perang itu. Melihat segala yang dilakukan Usman 
itu Rasulullah berkata: 
"Usman tidak akan dirugikan apa yang dilakukannya sesudah hari 
ini," dan diulanginya dua kali. 
Di Medinah ada sebuah sumur milik orang Yahudi, airnya dijual ke-pada 
Muslimin dengan harga yang cukup memberatkan mereka. Suatu 
1 Mata uang Rumawi-Yunani, denarius, yang juga berlaku di beberapa kawasan Arab 
sejak sebelum Islam. Satu dinar = 4,25 gram emas (Da'iratul Ma 'arif al-Islamiyyah). — 
Pnj.
42 USMAN BIN AFFAN 
hari Rasulullah berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Barang siapa mem-beli 
sumur Rumah ini dan diserahkan untuk Muslimin, menurunkan timba-nya 
di timba-timba mereka, ia akan mendapat minuman sebanyak itu di 
surga." 
Usman mendatangi orang Yahudi itu dan tawar-menawar harga. 
Tetapi karena orang Yahudi itu tidak mau menjualnya semua, maka yang 
dibeli oleh Usman separuhnya dengan seharga 12.000 dirham1 dengan 
ketentuan yang sama-sama disepakati: Sehari untuk Yahudi itu dan sehari 
untuk Usman. Jadi kaum Muslimin menimba air pada hari bagian Usman 
untuk dua hari. Yahudi itu mendatangi Usman berkata: "Anda telah me-rusak 
sumur saya, maka beli sajalah yang separuh lagi." Dan untuk ke-perluan 
Muslimin itu Usman pun membelinya dengan harga 8.000 dirham. 
Tali timbanya yang digunakan seperti tali timba yang dimiliki salah orang 
dari Muslimin. 
Usman sangat bersimpati kepada kerabatnya. Simpatinya itu sudah 
amat berlebihan sehingga mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan 
negara di kemudian hari. Simpati ini bukanlah karena kelemahan pada 
hari tuanya sesudah ia memegang kedudukan sebagai amirulmukminin 
— seperti diduga sebagian orang — tetapi memang sudah menjadi pe-rangainya. 
Sesudah Mekah dibebaskan, Kuraisy secara keseluruhan dimaafkan 
oleh Rasulullah, kecuali ada sekelompok orang yang nama-namanya 
sudah disebutkan, karena mereka telah melakukan kejahatan besar. 
Mereka sudah termasuk yang akan dijatuhi hukuman mati, sekalipun 
mereka berada di bawah tabir Ka'bah. Di antara mereka itu terdapat 
Abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh, saudara susuan Usman sendiri. Dia 
sudah masuk Islam dan yang pernah menuliskan wahyu untuk Ra­sulullah, 
tetapi kemudian ia murtad, kembali kepada Kuraisy menjadi 
musyrik dan konon ia memalsukan wahyu yang ditulisnya. Setelah 
Abdullah bin Abi Sarh tahu dirinya akan dijatuhi hukuman mati atas 
perintah Rasulullah ia lari kepada Usman. Ia disingkirkan, sambil me-nunggu 
sampai orang di Mekah menjadi tenang kembali. Sesudah itu ia 
dibawa kepada Rasulullah dan dimintai perlindungan. Kata Ibn Hisyam 
dalam Sirat Sayyidina Muhammad Rasulillah: "Kata mereka bahwa 
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam lama sekali diam kemudian ber­kata: 
Ya. Sesudah Usman pergi ia berkata kepada sahabat-sahabatnya di 
sekitarnya: Saya diam supaya ada dari kalian yang tampil memenggal 
1 Mata uang yang lebih kecil nilainya dari dinar. — Pnj.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 
43 
lehernya. Salah seorang dari Ansar berkata: Rasulullah, mengapa tidak 
memberi isyarat kepada saya? Kata Rasulullah: "Nabi itu tidak mem-bunuh 
dengan isyarat." 
Tindakan Usman menengahi dengan memintakan ampunan bagi 
Abdullah bin Abi Sarh itu membuktikan betapa besar simpatinya kepada 
para kerabatnya. Juga hal itu membuktikan tentang posisi Usman dalam 
pandangan Nabi. Ia mengharapkan sekiranya ada dari sahabatnya yang 
mau bertindak membunuh Ibn Abi Sarh. Namun itu disudahi dengan 
pengampunan untuk memenuhi keinginan Usman. Atau barangkali ia 
berpendapat — dia yang sudah mengenal betul Usman yang sangat 
pemalu itu — bahwa Usman tidaklah semestinya akan membicarakan hal 
itu kepada Rasulullah di depan orang-orang yang hadir di sekelilingnya 
dengan meninggalkan rasa malunya, kalau tidak karena cintanya ingin 
mempertahankan Ibn Abi Sarh. Karenanya, ia tak sampai hati menolak 
harapan Usman, yang berarti akan melukai hatinya, atau memberi jalan 
kepada Banu Umayyah untuk terus mengecamnya. 
Posisinya itulah pula yang telah mendorong Rasulullah meminta Usman 
menggantikannya di Medinah ketika ia pergi dalam suatu ekspedisi ke 
Zat ar-Riqa'. Juga kemudian ketika ia mengadakan ekspedisi ke Gatafan, 
Usman diminta menggantikannya di Medinah. 
Kendati posisinya memang sedemikian rupa itu dalam hati Rasulul­lah, 
namun ia tak punya konsep seperti Abu Bakr dan Umar dalam hal 
politik organisasi yang baru tumbuh itu. Abu Bakr dan Umar adalah wazir, 
pendamping Rasulullah dan teman bermusyawarah. Bila ada masalah yang 
sudah disepakati oleh kedua mereka, Rasulullah tak pernah melanggar 
kesepakatan itu. Juga Usman tak punya konsep dalam soal perang seperti 
yang ada pada Sa'd bin Abi Waqqas atau pada Zubair bin Awwam. 
Tetapi Usman orang yang sangat saleh dan kuat imannya. Ia menekuni 
ibadahnya dan banyak membaca Qur'an, di samping sangat murah tangan. 
Dengan semua itu ia mendapat tempat tersendiri dalam hati Rasulullah, 
ditambah lagi begitu baiknya dalam pergaulannya dengan Ruqayyah dan 
Um Kulsum. 
Di masa Abu Bakr pun perangai Usman sama seperti di masa Ra­sulullah. 
Ia meneruskan perdagangannya seperti biasa, dan membiarkan 
pengganti Rasulullah itu bebas menjalankan roda pemerintahan sesuai 
dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya di hadapan Allah 
dan di hadapan kaum Muslimin. Tatkala Abu Bakr bermaksud penyerang 
Syam sesudah menyerang Irak, ia mengundang dan meminta pendapat 
pemuka-pemuka Muhajirin dan Ansar. Umar memberi semangat ke­padanya 
agar meneruskan niatnya itu dengan mengatakan antara lain:
44 USMAN BIN AFFAN 
"Kirimkanlah pasukan demi pasukan berturut-turut, pasukan berkuda dan 
para perwira." 
Abdur-Rahman bin Auf menyarankan agar berhati-hati, dengan 
antara lain mengatakan: "Saya berpendapat jangan sekaligus menyerang 
mereka dengan pasukan berkuda, tetapi kerahkanlah pasukan berkuda 
untuk melakukan serang dan kembali. Menyerang daerah-daerah yang 
jauh, kemudian serang lalu kembali kepada kita, serang lagi dan kembali 
lagi kepada kita. Jika yang demikian diulang-ulang, buat musuh akan lebih 
berbahaya, hingga dapat mencapai daerah-daerah yang jauh. Dengan 
demikian kita akan mendapat rampasan perang untuk memperkuat diri 
dalam memerangi mereka." 
Setelah mendengar saran yang disampaikan Abdur-Rahman bin Auf 
semua yang hadir diam. Abu Bakr menanyakan kepada yang hadir: 
"Bagaimana pendapat kalian. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya 
kepada kalian." 
Tak lama kemudian Usman berkata: "Saya berpendapat Anda adalah 
pembela dan penasihat umat agama ini serta sangat prihatin terhadap 
mereka. Kalau Anda berpendapat ada jalan yang lebih baik dan ber-manfaat 
buat mereka, teruskanlah apa yang sudah Anda tentukan. Bagi 
mereka Anda bukan orang kikir atau yang diragukan." 
Mendengar kata-kata Usman itu mereka yang hadir cepat-cepat 
menyetujui pendapatnya, dan meletakkan tanggung jawab itu semua 
kepada Khalifah. 
Usman juga termasuk orang yang memberikan kesaksian yang baik 
terhadap Umar ketika Abu Bakr mencalonkannya sebagai pengganti dan 
untuk menyatukan suara kaum Muslimin kepadanya. Banyak mereka yang 
dimintai pendapat oleh Abu Bakr merasa prihatin mengingat watak Umar 
yang begitu tegar dan keras. Tetapi ketika Usman yang ditanya oleh Abu 
Bakr tentang Umar ia menjawab: "Semoga Allah telah memberi penge-tahuan 
kepada saya tentang dia. Dia adalah orang yang batinnya lebih 
baik daripada lahirnya. Tak ada orang yang seperti dia di antara kita." 
Sesudah Umar dilantik Usman tetap tinggal di Medinah meneruskan 
perdagangannya di samping sebagai penasihat Amirulmukminin bersama-sama 
dengan penasihat-penasihatnya yang lain. Tetapi ia sering bert-entangan 
pendapat dengan Umar. Ketika pihak Baitulmukadas me-nawarkan 
perdamaian asal Umar sendiri yang datang ke kota itu, yang 
pertama sekali menentang adalah Usman. Dan katanya ditujukan kepada 
Amirulmukminin: "Kalau Anda tinggal di sini dan tidak harus pergi ke 
sana, mereka akan berpendapat Anda menganggap mereka enteng dan 
Anda siap memerangi mereka. Tak lama lagi mereka akan tunduk dan
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 45 
akan membayar jizyah." Tetapi Ali bin Abi Talib tidak sependapat dengan 
Usman. la menyarankan lebih baik Umar berangkat ke Baitulmukadas. 
Pasukan Muslimin sudah bersusah payah menghadapi udara dingin dan 
perang serta sudah lama meninggalkan kampung halaman... Umar lebih 
cenderung pada pendapat Ali, dan itu yang diterimanya, dan ia menye-rahkan 
urusan Medinah kepada Ali. Ia berangkat bersama rombongannya 
dan mengadakan perjanjian damai di Baitulmukadas. 
Dalam soal pembebasan Mesir Usman juga menjadi pemimpin kaum 
oposisi dan berbeda pendapat dengan Amr bin As dan menentang pikiran 
itu bersama-sama yang lain. Begitu keras oposisi Usman itu sehingga ia 
berkata kepada Umar: "Dengan semangat tinggi didorong oleh keberani-an 
dan ingin memegang pimpinan, saya khawatir Amr yang berangkat 
tanpa didukung staf ahli dan dukungan bersama, akan menjerumuskan 
pasukan Muslimin ke dalam bencana, dengan mengharapkan kesempatan 
yang tidak diketahuinya ada atau tidak!" 
Untuk menentang Amr bin As membebaskan Mesir itu Usman sudah 
mengumpulkan suatu kekuatan untuk mempengaruhi pendapat umum di 
Medinah. Kendati Umar sudah yakin dan puas dengan pendapat Amr bin 
As dan ikut mendukungnya, tetapi segala yang dikemukakan Usman dan 
mereka yang sama-sama menentangnya, juga diperhitungkannya matang-matang. 
Malah dalam menghadapi oposisi mereka itu ia masih berdalih 
supaya diberikan kesempatan Amr memasuki Mesir dan memerangi 
Rumawi di sana untuk menolong Mesir lepas dari tangan mereka demi 
kepentingan Muslimin semata. Inilah dua masalah besar yang dihadapi 
sejarah Islam, dan yang berlawanan dengan pendapat Usman. 
Tetapi dalam banyak hal, Umar dan Usman sering sependapat. Juga 
tidak kurang dari sahabat-sahabat besar lainnya ia sering menentang atau 
sejalan dengan pendapat Umar. Kita sudah melihat banyak orang yang 
menentang pembebasan Mesir, seperti yang dilakukan oleh Usman itu. 
Mereka yang mendukung Usman dalam oposisinya itu, dalam hal-hal 
lain mereka menentangnya, sebab mereka yang pernah mendampingi 
Rasulullah semua sama-sama menginginkan kejayaan Islam dan umat-nya. 
Tujuan mereka ikhlas demi Allah, mereka hanya mengharapkan rida 
Allah dan menjauhi kemurkaan-Nya. 
Keimanan mereka sudah meyakinkan, bahwa mereka berpegang pada 
kebenaran yang sudah diyakininya itu adalah kewajiban pertama sebagai 
Muslim yang baik. Kembali kepada kebenaran yang memang sudah di­ketahuinya, 
tidak seharusnya dirintangi oleh fanatisme atau rasa sombong. 
Kalau orang bersikeras dengan kebatilannya sesudah diyakinkan bahwa 
itu batil, dia sudah melakukan perbuatan mungkar yang akan mendapat
46 USMAN BIN AFFAN 
kutukan dan kemurkaan Tuhan. Bagaimana orang yang beriman dan per-caya 
kepada kebenaran akan menyimpang dan menyembunyikan kebenaran. 
Orang yang menyembunyikan atau menutup mata dari kebenaran adalah 
setan bisu. 
Umar sepanjang kekhalifahannya sangat menghargai dan mencintai 
Usman. Sesudah Umar terkena tikam, Majelis Syura telah memilih Usman, 
kemudian orang banyak membaiatnya. Selesai dibaiat konon ia naik ke 
mimbar menyampaikan khutbahnya dan dia mencak-mencak marah sekali. 
"Saudara-saudara," katanya, "perjalanan pertama ini sulit, dan sesudah 
hari ini masih akan ada hari-hari panjang. Kalau saya masih akan hidup 
khutbah ini akan kalian terima seperti apa adanya. Kita memang bukan 
ahli khutbah, tetapi Allah akan memberikan pelajaran kepada kita." 
Bahkan, selesai dilantik konon ia berkhutbah di depan orang banyak de-ngan 
mengatakan: "Saudara-saudara, kalian di suatu negeri yang gelisah 
dan berada dalam sisa-sisa umur. Maka pergunakanlah segera dalam 
waktu yang masih ada pada kalian ini dengan perbuatan yang baik. 
Kalian sudah datang, waktu pagi atau sore. Ya, dunia ini penuh tipu mus-lihat, 
maka tentang Allah, janganlah kalian tertipu oleh kekuatan setan. 
Bercerminlah kepada mereka yang sudah lalu. Kemudian bersungguh-sungguhlah 
dan jangan lalai. Di manakah penduduk dunia ini dan sau-dara- 
saudaranya yang telah mengolahnya, lalu memakmurkannya dan 
yang telah lama menikmatinya? Tidakkah kalian lemparkan mereka? 
Jauhilah dunia yang sudah dijauhkan oleh Allah, dan tuntutlah akhirat 
yang lebih baik, sebab Allah sudah memberikan perumpamaan mengenai 
itu. Allah Yang Mahaagung berfirman: 
"Harta kekayaan dan anak-anak keturunan adalah daya tarik kehidup-an 
dunia. Tetapi amal kebaikan yang kekal, dalam pandangan Tuhanmu 
itulah yang terbaik sebagai pahala, dan yang terbaik sebagai harapan." 
[Qur'an, 18:46]. 
Ibn Kasir mengutip khutbah ini dan menyanggah pendapat orang-orang 
yang mengatakan bahwa Usman marah-marah. Dia mengatakan bahwa 
yang mereka sebutkan itu tak ada dasarnya. Ibn Kasir sudah berlebihan 
dengan pendapatnya itu. Dalam at-Tabaqat Ibn Sa'd mencatat isi khut­bah 
Usman ketika dia marah-marah itu dan menyebutkan pula sanadnya.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 47 
Saya cenderung untuk memperkuat sumber Ibn Sa'd ini dan meragukan 
khutbah mimbar yang dikutip Ibn Kasir, at-Tabari dan yang lain. 
Wajar sekali tentunya selama hari-hari Majelis Syura itu Usman 
menjadi sibuk sekali untuk menyiapkan pidato yang akan disampaikan 
menyusul hari pelantikannya. Juga wajar sekali jika dia mengatakan ke­pada 
mereka bahwa setelah itu hari-hari masih panjang, dan bahwa 
khutbahnya itu akan mereka terima seperti apa adanya. At-Tabari dan Ibn 
Kasir mencatat bahwa langkah pertama yang diambil Usman sesudah 
pelantikannya itu menambah dana bantuan yang diberikan kepada umat 
melebihi pemberian di masa Umar. Menambah pemberian dana bantuan 
demikian tentu tidak sesuai dengan khutbahnya yang kesemuanya berisi 
zuhud, mengingkari kesenangan hidup di dunia! 
Apa pun yang terjadi, kedua khutbah itu tidak menggambarkan politik 
yang terpikir akan dijalankan oleh Usman di kemudian hari. Besar sekali 
dugaan bahwa ia belum lagi merencanakan suatu kebijakan yang batas-batasnya 
sudah jelas, seperti yang dilakukan oleh Abu Bakr ketika hen-dak 
memerangi kaum murtad, dan seperti yang dilakukan Umar ketika 
memerintahkan pengembalian para tawanan perang orang-orang Arab 
kepada keluarga masing-masing, dan ketika memerintahkan pengosongan 
orang-orang Nasrani Najran dari perkampungan mereka, atau ketika 
mengadakan mobilisasi untuk diberangkatkan ke Irak sebagai bala bantu­an 
kepada Musanna. Mungkin juga perbedaan watak antara Umar dengan 
Usman, antara yang keras dengan yang lemah-lembut, yang telah memaksa 
Usman tidak segera membuat rencana kebijakannya itu. 
Hanya saja, begitu ia dilantik, ada satu hal yang dihadapi oleh Usman 
yang perlu diuraikah lebih terinci, yaitu soal Ubaidillah bin Umar bin 
Khattab. Ubaidillah yakin bahwa pembunuhan terhadap ayahnya bukanlah 
suatu kejahatan perorangan yang dilakukan oleh Abu Lu'lu'ah Fairuz, 
budak Mugirah bin Syu'bah atas kemauannya sendiri, melainkan sudah 
merupakan hasil sebuah komplotan yang melibatkan juga Hormuzan, orang 
Persia dan Jufainah, orang Nasrani dari Hirah. Keyakinannya itu setelah 
didukung oleh adanya bukti. 
Abdur-Rahman bin Auf dapat menjadi saksi, bahwa ketika terjadi 
peristiwa yang telah menggemparkan kaum Muslimin itu, sorenya ia 
melihat pisau yang dipakai menikam Umar itu di tangan Hormuzan dan 
Jufainah. Abdur-Rahman bin Abu Bakr juga bersaksi dengan mengata­kan: 
"Waktu saya lewat saya melihat Abu Lu'lu'ah pembunuh Umar itu 
bersama-sama dengan Jufainah dan Hormuzan; rupanya mereka sedang 
mengadakan pertemuan rahasia. Setelah merasakan kedatangan saya, 
tiba-tiba mereka berdiri, dan sebilah pisau berkepala dua dengan gagang
48 USMAN BIN AFFAN 
di tengah jatuh. Periksalah itukah khanjar yang digunakan membunuh 
Umar?" 
Mereka melihat pisau itu memang seperti yang dilukiskan Abdur- 
Rahman bin Abu Bakr. Ketika itu Ubaidillah memberontak dan bangkit 
membawa pedang dengan tujuan mula-mula Hormuzan dan Jufainah 
yang dibunuhnya. Kemudian ia pergi ke rumah Fairuz dan membunuh 
anak perempuannya yang masih kecil dan mengaku Islam. 
Peristiwa ini terjadi sebelum Usman dilantik. Orang ramai marah 
dan mengancam. Mereka memasukkan Ubaidillah ke dalam penjara. 
Sesudah kemudian ia dibaiat mau tak mau ia harus mengadili Ubai­dillah. 
At-Tabari mengutip sebuah sumber dari Syua'ib dan dari Saif dan 
Abu Mansur yang mengatakan: "Saya mendengar Kumazian bercerita 
tentang ayahnya — Hormuzan — yang terbunuh, dengan mengatakan: 
Orang-orang Persia di Medinah saat itu sedang rihat. Ketika itulah Fairuz 
singgah kepada ayah dengan membawa sebilah khanjar berkepala dua, 
dan diterima oleh ayah yang lalu menanyakan: Akan Anda gunakan un-tuk 
di kota ini? Untuk koleksi, jawabnya, dan ada orang yang melihatnya. 
Sesudah musibah menimpa Umar ia berkata, saya melihat khanjar itu di 
tangan Hormuzan yang kemudian diberikan kepada Fairuz. Lalu Ubaidillah 
datang dan ia dibunuhnya. 
Sesudah Usman berkuasa ia memanggil saya dan ia memberi hak 
kepada saya terhadap dia — yakni Ubaidillah bin Umar — dengan me­ngatakan: 
Anakku, orang itu pembunuh ayahmu dan Anda lebih berhak 
daripada kami, maka bunuhlah dia. Setelah itu saya ajak dia keluar. 
Ketika itu tak ada siapa pun selain kami berdua. Mereka meminta saya 
yang bertindak. Sayakah yang akan membunuhnya? Mereka menjawab: 
Ya. Lalu mereka memaki Ubaidillah. Kata saya: Adakah kalian akan 
mencegahnya? Mereka menjawab: Tidak, dan mereka memakinya. Saya 
serahkan kepada Allah dan kepada mereka. Mereka membawa saya, 
begitu saya sampai di rumah saya berhadapan dengan orang-orang ter-kemuka." 
1 
Demikian sumber at-Tabari. Pengampunan atas Ubaidillah itu atas 
usaha Kumazian, anak Hormuzan. Pendapat ini bertentangan dengan 
pendapat lain yang sudah umum. Kebanyakan para narasumber menyebut-kan 
bahwa sesudah pelantikan Usman di samping Masjid, Ubaidillah 
dibawa dari penjara untuk diadili. Sesudah tampil di depannya Usman 
berkata kepada orang-orang yang hadir itu: "Berikanlah pendapat kalian 
1 Paragraf yang dikutip tanpa komentar dari Tabari ini terasa rancu. — Pnj.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 
49 
mengenai orang yang telah melakukan pembunuhan dalam Islam ini! 
Dalam hal ini Ali berkata: Tidak adil membiarkan dia, dan saya ber-pendapat 
dia juga harus dibunuh. Tetapi salah seorang dari yang hadir 
menentang pendapat Ali dengan mengatakan: Umar baru kemarin ter-bunuh, 
sekarang anaknya akan dibunuh pula! Mendengar penolakan ini 
semua yang hadir terdiam, Ali juga tidak meneraskan kata-katanya. Dia 
diam barangkali khawatir akan dituduh mau menolak Usman pada waktu 
pembaiatannya. 
Usman melihat ke sekeliling, kepada mereka yang hadir, meng-harapkan 
pendapat mereka. la ingin sekiranya ada di antara mereka yang 
mau membunuh Ubaidillah sebagai jalan keluarnya. Amr bin As yang 
ketika itu ikut hadir berkata: "Allah telah membebaskan Anda dari 
kejadian ini. Waktu itu Anda tidak punya kekuasaan atas kaum Mus-limin. 
Peristiwa semacam itu belum ada pada zaman Anda. Tinggalkan 
sajalah!" Pendapat ini tidak memuaskan Usman maka ia berkata: "Saya-lah 
yang akan menjadi wali mereka — maksudnya wali mereka yang 
terbunuh — sudah saya jadikan diat dan saya yang akan menanggungnya 
dari harta saya sendiri." 
Pendapat Usman ini sungguh sangat bijaksana. Ia tidak memaafkan 
Ubaidillah karena tindakan kejahatannya. Dia pun tidak memeriwah-kan 
diadakan penyelidikan, sebab kalau persekongkolan Hormuzan, 
Jufainah dan Fairuz terbukti, akan membangkitkan kemarahan pihak 
Persia dan orang-orang Nasrani, sementara Ubaidillah juga tidak akan 
bebas dari tindakannya yang sengaja membunuh anak perempuan 
Fairuz yang tidak berdosa dan tanpa alasan itu. Semua orang merasa 
lega dengari kebijakan Usman itu. Hanya ada sekelompok orang yang 
karena didorong oleh rasa fanatik menentang dan mengecamnya. Di 
antara mereka itu terdapat Ziyad bin Ubaid al-Bayad yang lalu mem-baca 
sajak menjelek-jelekkan Ubaidillah dan mengecam keputusan 
Usman. Tetapi Usman kemudian memanggilnya dan memintanya untuk 
menghentikan kecamannya itu, dan dia pun memang berhenti tidak me­ngecam 
lagi. 
Dengan demikian fitnah yang sudah dapat diredam itu tak perlu di-ungkit- 
ungkit lagi, dan kaum Muslimin di segenap Kedaulatan itu pun 
kembali ke dalam kehidupan sehari-hari yang biasa seperti sebelum ter-bunuhnya 
Umar. 
Selesai menangani persoalan Ubaidillah bin Umar, Usman kembali 
memikirkan kebijakannya yang akan ditempuh. Dia tahu bahwa Banu 
Hasyim tidak puas dengan pelantikannya itu, dan rakyat umumnya meng-harapkan 
adanya suatu garis kebijakan yang tidak sama dengan kebijak-
USMAN BIN AFFAN 
50 
an Umar yang begitu tegas dan keras. Mereka menginginkan terciptanya 
kehidupan yang lebih lunak dari yang biasa selama itu. Dia tahu bahwa 
milker adalah tonggak ketertiban dan pelindung Islam dan yang membela 
Kedaulatan itu. Kalau ia mampu merangkul rakyat dan angkatan ber-senjata, 
orang akan merasa puas dan menyambut baik pemerintahannya. 
Hal ini akan dilakukan sampai mereka merasa yakin bahwa dia tidak 
kurang dari Umar keinginannya hendak mempertahankan Kedaulatan itu 
dan semua kawasan yang sudah dibebaskan, dan untuk menegakkan 
keadilan di kalangan rakyat sedemikian rupa sehingga mereka dan harta 
terasa lebih aman, di samping juga akan keyakinan masa depan mereka. 
Dia tahu bahwa pejabat-pejabat di daerah-daerah yang sudah dibebaskan 
itu adalah pembantu-pembantunya yang pertama. Kalau mereka sudah 
menyambut baik, mereka akan menjaga ketertiban dan akan menanam-kan 
rasa aman dalam hati penduduk di seluruh kawasan itu. 
Tetapi bagaimana semua itu bisa dicapai dengan cara lemah-lembut 
sesuai dengan wataknya, tanpa membawa dampak kelemahan yang akan 
merusak watak lemah-lembutnya yang begitu indah itu, atau akan mem-buat 
mereka yang membaiatnya tidak puas lalu memberontak atau mem-bangkang? 
Sumber-sumber itu semua memang sepakat bahwa langkah pertama 
yang dilakukan oleh Usman ialah lebih memperbesar bantuan kepada 
rakyat daripada masa Umar dulu. Tambahan bantuan yang diberikan 
kepada prajurit untuk setiap orang 100 dirham dari yang sudah ditetapkan 
oleh Umar. Selama dalam bulan Ramadan setiap malam untuk keperluan 
iftar (berbuka puasa) Umar mengeluarkan satu dirham dari Baitulmal 
untuk setiap orang dan untuk para Ummulmukminin dua dirham. Hal ini 
diperkuat oleh Usman dan ia memberi tambahan pula. Di samping itu ia 
memberi jamuan untuk mereka yang mengkhususkan ibadahnya dan ber-iktikaf 
(di masjid), untuk orang-orang yang dalam perjalanan serta untuk 
fakir miskin. Dengan demikian prajurit-prajurit dan rakyat merasa puas. 
Mereka melihat Usman memberi harapan hidup yang lebih baik untuk 
masa depan mereka. Tak ada orang yang akan mempersalahkan Usman 
sementara kekayaan terus mengalir dari segenap penjuru Kedaulatan itu. 
Kemudahan yang sudah dibukakan lebar-lebar oleh Amirulmukminin ke­pada 
kaum Muslimin jangan pula dipersempit. 
Surat-surat Usman kepada para pejabat 
Semua orang sudah merasa puas bahwa keadilan yang sudah mereka 
rasakan di masa Umar tidak akan disia-siakan. Usman menulis kepada para 
pejabatnya:
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 51 
"Amma ba'du. Allah telah memerintahkan para pemimpin supaya 
menjadi gembala, bukan datang untuk menjadi pemungut pajak. Pemimpin 
umat ini diciptakan sebagai gembala, bukan sebagai pemungut pajak. 
Tetapi pemimpin-pemimpin kalian sudah hampir menjadi pemungut-pe-mungut 
pajak, bukan menjadi gembala-gembala. Jika mereka kembali 
lagi demikian, maka habislah segala rasa malu, amanat dan kesetiaan itu. 
Cara yang paling adil ialah kalian harus melihat keadaan kaum Muslimin 
dan apa yang menjadi kewajiban mereka. Berikanlah segala hak mereka 
dan ambillah apa yang menjadi kewajiban mereka. Di samping itu ikuti-lah 
para pendahulu mengenai kaum zimmi, memberikan hak mereka dan 
memungut segala yang menjadi kewajiban mereka. Kemudian terhadap 
musuh yang selalu mengancam kalian, hendaklah kalian memohonkan 
kemenangan dengan tetap menaati segala perjanjian dengan mereka." 
Dengan surat itu Usman telah menggambarkan kebijakannya ter­hadap 
rakyatnya dan apa yang harus dilakukan oleh para pejabatnya. 
Semua itu merupakan kebijakan yang sungguh tepat dan bijaksana sekali. 
la memerintahkan pejabat-pejabat supaya melayani rakyat dengan ramah 
dan sopan santun dan jangan membebankan pajak kepada mereka dengan 
cara memeras, menuntut kewajiban dan memberikan hak kepada si Muslim 
dan si zimmi dengan cara yang adil tanpa ada yang dirugikan; menepati 
janji yang sudah diadakan dengan pihak musuh untuk menghilangkan 
keangkuhannya supaya tidak membangkitkan kemarahan orang kepada 
pihak Muslimin. Itulah tindakan yang paling adil dalam pandangan Usman. 
Dengan itu semua pihak merasa puas, keamanan dan ketertiban jadi 
merata, segalanya berjalan sebagaimana mestinya dan tidak membiarkan 
ada keluhan orang karena kezaliman atau kesewenang-wenangan. 
Petugas-petugas pajak dipisahkan dari para penguasa karena Usman 
khawatir perbuatan mereka akan merugikan rakyat dengan menekan 
mereka tidak pada tempatnya, atau memanfaatkan kedudukan mereka 
guna mencari keuntungan pribadi atau untuk keluarga-keluarga dekatnya. 
Semua ini akan menimbulkan kegelisahan rakyat dan mereka akan 
berprasangka yang tidak baik terhadap pemerintah. Kepada para petugas 
pajak itu ia menulis: 
"Amma ba'du. Allah telah menciptakan manusia atas dasar kebenaran 
dan yang akan diterima hanyalah yang benar. Maka ambillah kebenaran 
itu dan dengan itu berikanlah juga kebenaran. Amanat adalah tetap ama­nat. 
Berpegang teguhlah pada amanat itu, dan janganlah kalian menjadi 
orang yang pertama melanggarnya, karena apa yang kalian lakukan itu 
akan dicontoh oleh orang-orang yang sesudah kalian. Tepatilah perjanji­an, 
sekali lagi tepatilah. Janganlah merugikan anak yatim dan pihak yang
52 USMAN BIN AFFAN 
sudah dalam perjanjian. Allah menjadi musuh mereka yang melakukan 
kezaliman." 
Dengan surat-suratnya kepada para pejabat dan para petugas pajak 
itu Usman tidak ingin orang mengartikannya bahwa dia sudah mem-bebaskan 
rakyat jelata dari segala kewajiban yang dibebankan kepada 
mereka, atau ketika ia memberi tambahan dana bantuan kepada mereka 
itu akan menyuruh mereka bergelimang dalam kesenangan dan keme-wahan 
hidup duniawi. Karena itu ia mengumumkan sebuah surat yang 
isinya: 
"Amma ba'du. Kalian sudah bersungguh-sungguh dalam mengambil 
contoh dan teladan, maka janganlah pesona dunia ini membuat kalian 
lupa dari keadaanmu ini. Keadaan umat sekarang cenderung mengarah 
untuk mengada-ada sesudah tiga hal ini: Kenikmatan hidup yang sem-purna, 
anak-anak kalian yang sudah memiliki tawanan-tawanan perang, 
dan pembacaan Qur'an oleh orang-orang Arab pedalaman serta orang-orang 
asing. Rasulullah sudah berkata: 
"Kekufuran adalah ketidakfasihan mengucapkan, dan jika sudah me-nemui 
kesulitan dalam mengucapkan (bacaan) lalu memaksakan diri dan 
mengada-ada." 
Ketiga surat kepada para pejabat, para petugas pajak dan kepada 
masyarakat umum itu melukiskan secara ringkas kebijakan Usman dalam 
menjalankan politik dalam negeri di seluruh Kedaulatan. Tetapi Usman 
tidak pula lupa bahwa Kedaulatan yang baru tumbuh itu belum lagi stabil 
dalam arti yang sudah dapat meyakinkan Khalifah. Pihak Persia dan 
Rumawi pasti tidak akan tinggal diam sesudah segala pengalaman me-reka 
di masa Umar. Mereka pasti masih menunggu kesempatan pertama 
untuk mengadakan perlawanan terhadap pihak Muslimin begitu terlihat 
ada kelemahan dalam pemerintahan Arab itu untuk menghadapi mereka. 
Orang yang kecerdasan dan kepekaannya menghadapi masalah ini masih 
di bawah Usman pun tidak akan lalai. Mereka akan cukup waspada ter­hadap 
adanya kemungkinan itu. 
Kepada para komandan pasukan di berbagai tempat dalam Kedaulat­an 
itu, dari barat Mesir sampai ke sebelah timur Persia, Usman menulis: 
"Amma ba'du. Kamu adalah pengawal dan perisai Muslimin. Umar 
sudah membuat ketentuan bagi kalian yang sudah sama-sama kita ketahui, 
bahkan oleh semua orang. Kami tidak mendengar ada yang mengatakan 
kalian pernah mengubah-ubah dan mengganti-ganti sesuatu, sebelum
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 53 
Allah mengubah dan mengganti dengan yang lain. Perhatikanlah bagai-raana 
keadaan kalian. Saya akan memperhatikan apa yang sudah diwajib-kan 
Allah kepada saya untuk diperhatikan dan dikerjakan." 
Meneruskan kebijakan pendahulunya 
Inilah kebijakan yang telah direncanakan oleh Usman dan diumum-kan 
ke semua daerah pertama kali ia dilantik. Kita dapat menambahkan 
bahwa dia tetap mengukuhkan semua pejabat di kawasan mereka itu, tak 
seorang pun ada yang dipecat atau dipindahkan ke tempat lain dari 
daerah mereka saat Umar mati syahid. Dibiarkannya Nafi' bin Abdul- 
Haris al-Khuza'i untuk Mekah, Sufyan bin Abdullah as-Saqafi untuk 
Ta'if, Ya'la bin Mun-yah untuk San'a, Usman bin Abi al-As as-Saqafi 
untuk Bahrain dan sekitarnya, Mugirah bin Syu'bah untuk Kufah, Abu 
Musa al-Asy'ari untuk Basrah, Mu'awiyah bin Abi Sufyan untuk Damsyik, 
Umair bin Sa'd untuk Hims, Amr bin al-As untuk Mesir dan Abdullah 
bin Abi Rabi'ah untuk Janad.1 
Seperti yang sudah kita lihat, dalam kebijakan ini tak ada yang baru 
yang perlu kita perhatikan atau perlu kita pikirkan. Begitu juga halnya 
dengan Umar ketika menghapuskan larangan terhadap kaum Riddah dan 
ketika memerintahkan orang-orang Arab tawanan perang supaya dikem-balikan 
kepada kelurganya masing-masing atau ketika orang-orang Nasrani 
Najran dikeluarkan dari perkampungan mereka. Barangkali alasan Usman 
menempuh kebijakan ini karena ia sudah berjanji kepada Abdur-Rahman 
bin Auf menjelang pelantikannya, bahwa dia akan bekerja atas dasar 
Kitabullah dan Sunah Rasulullah serta meneladani kedua Khalifah se-belumnya. 
Ia tidak akan berkata seperti yang dikatakan oleh Ali bin Abi 
Talib bahwa dia akan bekerja menurut pengetahuan dan kemampuannya. 
Karenanya tak ada yang baru perlu ditambahkan pada kebijakan kedua 
Khalifah Abu Bakr dan Umar itu, khawatir dituduh dia telah mengada-ada 
dan bekerja atas pengetahuannya sendiri, yang bertentangan dengan 
janji yang dibuatnya dan dengan baiat yang diberikan umat kepadanya. 
Atau karena Usman terlalu pemalu maka ia banyak memberi untuk meng- 
1 Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa Usman memecat Mugirah bin Syu'bah begitu 
ia dibaiat, dan menggantikannya dengan Sa'd bin Abi Waqqas. Sumber lain menyebut-kan 
bahwa Umar bin Khattab berpesan kepada khalifah yang sesudahnya supaya 
pejabat-pejabat itu dibiarkan selama setahun. Oleh karena itu Usman membiarkan 
Mugirah itu selama setahun, kemudian menggantikannya dengan Sa'd bin Abi Waqqas. 
Sumber ini lebih cermat daripada yang pertama dan lebih cocok dengan bawaan dan 
politik Usman pada permulaan pemerintahannya.
54 USMAN BIN AFFAN 
ambil hati orang. Di samping itu dalam surat-suratnya yang mula-mula ia 
tidak menyinggung soal rencana kebijakan baru yang mungkin akan ter-paksa 
ditinggalkannya. Ini akan menjadi alasan yang mungkin digunakan 
oleh lawan-lawannya dan dijadikan dasar propaganda yang cukup mem-bantu. 
Apa pun yang terjadi, tidak mudah bagi Usman dan bagi siapa pun 
dalam situasi yang begitu gawat ketika Umar terbunuh, untuk mengambil 
langkah lain daripada harus menunggu dan mengikuti situasi serta apa 
yang mungkin terjadi terhadap dirinya. Perselisihan orang-orang Arab 
yang tinggal di Basrah dan Kufah masih berkepanjangan. Dari kedua 
kota itu masing-masing mau cepat-cepat mendukung pejabat Khalifah di 
kota itu, sehingga dalam mengangkat pejabat-pejabatnya Umar sering 
mengatakan: "Cobalah kemukakan suatu cara yang dapat saya gunakan 
untuk memperbaiki masyarakat dalam menggantikan seorang pejabat." 
Ketika itu Yazdigird raja Persia masih tinggal di Fergana, ibu kota 
Turki di Samarkand1 sedang menunggu-nunggu kesempatan untuk kembali 
ke negerinya dan memerangi Muslimin. Rumawi pun yang keadaannya 
sudah agak tenang di ibu kota Konstantinopel, juga sedang menunggu 
kesempatan untuk mengadakan balas dendam dan serangan baru ke 
Syam dan Mesir. 
Pihak Arab baik di Semenanjung ataupun di luar Semenanjung sudah 
merasa puas dengan berbagai macam kesenangan. Tidak heran bila 
mereka sudah tergiur oleh yang demikian dengan meminta tambahan 
lagi, dan akan menggerutu jika keinginannya tak terpenuhi. Sudah tentu 
orang yang mengemudikan pemerintahan akan lama berpikir-pikir se-belum 
membuat garis kebijakannya. Kalau yang memegang pemerintah­an 
itu orang yang pemalu dan lemah-lembut seperti Usman, lebih-lebih 
lagi memerlukan kesabaran dan akan lama berpikir. Keadaan ini menjadi 
demikian terutama karena sampai pada waktu Umar terbunuh, orang masih 
yakin bahwa dia masih akan berumur panjang. Tak terbayangkan oleh 
siapa pun akan terjadi suatu kebijakan yang berbeda dengan kebijakan­nya 
itu. 
Rumawi dan Persia selalu mengancam 
Di samping semua itu belum hilang dari ingatan bahwa pasukan 
Muslimin di berbagai daerah di kawasan Persia, di Barqah (Cyrenaica) 
dan di selatan Mesir selalu siap siaga untuk menghadapi musuh dalam 
1 Daerah Rusia sekarang. — Pnj.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 55 
perang reguler atau yang semacam perang urat saraf. Usman sendiri tidak 
akan lalai mengenai hal ini. Sebagian besar perhatiannya harus ditujukan 
ke sana. Soalnya, peristiwa-peristiwa itu tidak mengharuskan Umar de-ngan 
politik pembebasannya di perbatasan-perbatasan yang sudah berada 
dalam perjanjian perdamaian dengan musuh-musuhnya itu — Persia dan 
Rumawi — untuk menghormatinya. Maka terpaksa ia meneruskan politik 
itu, yang sampai pada waktu ia terbunuh, pasukannya masih bertahan di 
ujung perbatasan-perbatasan Persia dan Mesir. Dan Khalifah tidak se-harusnya 
akan merombak itu, kalau tidak, seluruh Kedaulatan akan ter-ancam 
runtuh. Berjaga-jaga terhadap keadaan demikian merupakan beban 
yang luar biasa beratnya yang harus dihadapi oleh Khalifah ketiga, begitu 
ia dibaiat. 
Pihak Persia dan Rumawi tahu keadaan pihak Arab yang akan 
membuat beban itu terasa makin berat. Begitu terdengar berita-berita 
tentang terbunuhnya Umar dan dilantiknya Usman, sudah terpikir oleh 
mereka hendak mengadakan pemberontakan. Beberapa daerah yang 
sudah di bawah kekuasaan Arab dan sudah terikat perjanjian, perjanjian 
itu mereka langgar dan mereka menolak membayar jizyah yang sudah 
sama-sama disetujui. Maka tak ada jalan lain buat Khalifah, daerah-daerah 
itu harus tunduk kembali. Mereka harus mendapat sanksi, se-kurang- 
kurangnya apa yang sudah disetujui di masa Umar, sebab dikha-watirkan 
daerah-daerah yang lain juga akan ikut membatalkan perjanjian 
demikian dan akan menyatakan pembangkangannya. Jika terjadi demi­kian, 
maka keadaan sudah akan sangat berbahaya dan tidak mudah akan 
dapat diperbaiki lagi. 
* * * 
Pemberontakan demikian ini memang terjadi. Pertama di Azerbaijan 
dan Armenia, kemudian Rumawi menyerang Syam, disusul oleh Iskan-dariah 
membatalkan perjanjian dan meminta bantuan Rumawi yang juga 
segera membantunya. Karena yang demikian ini dan yang semacamnya 
sudah terjadi berturut-turut, maka harus segera diambil tindakan untuk 
menumpas dan mengikisnya dari sarangnya. 
Inilah yang dilakukan oleh Usman. Sebagai akibatnya, tindakan ini 
sekarang menjurus pada perluasan pembebasan, dan ia harus menganut 
taktik perang untuk melindungi Kedaulatan dan segera membentuk 
angkatan laut di samping angkatan darat. Dalam bab-bab berikut, semua 
kejadian ini akan diuraikan secara ringkas, dan bagaimana ia menjalan-kan 
politik luar negerinya, untuk kemudian kembali menguraikan politik
56 USMAN BIN AFFAN 
pemerintahan dalam negeri pada masa Usman itu, serta berakhirnya 
kebijakan ini dengan timbulnya pemberontakan terhadap Khalifah. Se-lanjutnya 
kekhalifahan sesudah Ali berubah menjadi kerajaan yang se-wenang- 
wenang di masa Banu Umayyah.

More Related Content

What's hot

Pointers bab umar bin khattab slide
Pointers bab umar bin khattab slidePointers bab umar bin khattab slide
Pointers bab umar bin khattab slideHikmatul Bilqis
 
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabPPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
Dewi_Sejarah
 
Ustman bin affan (Khulafaur Rasyidin ke 3)
Ustman bin affan (Khulafaur Rasyidin ke 3)Ustman bin affan (Khulafaur Rasyidin ke 3)
Ustman bin affan (Khulafaur Rasyidin ke 3)
Khansha Hanak
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
amiraaa96
 
Sirah Umar bin Abdul Aziz (singkat)
Sirah Umar bin Abdul Aziz (singkat)Sirah Umar bin Abdul Aziz (singkat)
Sirah Umar bin Abdul Aziz (singkat)
salma banin
 
Presentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattabPresentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattab
Ateung Faqot
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
mukhlismalik
 
Sumbngan khalifah umar bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
Sumbngan khalifah umar  bin abdul aziz trhadap tamadun (1)Sumbngan khalifah umar  bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
Sumbngan khalifah umar bin abdul aziz trhadap tamadun (1)Rama Danty
 
SKI Utsman Bin Affan
SKI Utsman Bin AffanSKI Utsman Bin Affan
SKI Utsman Bin Affan
Alifia Putri Yudanti
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiq
mawardi ardi
 
Abu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiqAbu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiq
Arie Purnama
 
Spirit umar
Spirit umarSpirit umar
Spirit umar
Safri Dani
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
dayat7
 
TRAGEDI KARBALA NAINAWA
TRAGEDI KARBALA NAINAWATRAGEDI KARBALA NAINAWA
TRAGEDI KARBALA NAINAWA
primagraphology consulting
 

What's hot (20)

Pointers bab umar bin khattab slide
Pointers bab umar bin khattab slidePointers bab umar bin khattab slide
Pointers bab umar bin khattab slide
 
Umar bin abdul aziz
Umar bin abdul azizUmar bin abdul aziz
Umar bin abdul aziz
 
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabPPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
 
Hafsah binti umar
Hafsah binti umarHafsah binti umar
Hafsah binti umar
 
Utsman bin affan
Utsman bin affanUtsman bin affan
Utsman bin affan
 
Ustman bin affan (Khulafaur Rasyidin ke 3)
Ustman bin affan (Khulafaur Rasyidin ke 3)Ustman bin affan (Khulafaur Rasyidin ke 3)
Ustman bin affan (Khulafaur Rasyidin ke 3)
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
 
Abubakar
AbubakarAbubakar
Abubakar
 
Sirah Umar bin Abdul Aziz (singkat)
Sirah Umar bin Abdul Aziz (singkat)Sirah Umar bin Abdul Aziz (singkat)
Sirah Umar bin Abdul Aziz (singkat)
 
Biografi Abu Bakar
Biografi Abu BakarBiografi Abu Bakar
Biografi Abu Bakar
 
Presentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattabPresentasi ski umar bin khattab
Presentasi ski umar bin khattab
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
 
Sumbngan khalifah umar bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
Sumbngan khalifah umar  bin abdul aziz trhadap tamadun (1)Sumbngan khalifah umar  bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
Sumbngan khalifah umar bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
 
SKI Utsman Bin Affan
SKI Utsman Bin AffanSKI Utsman Bin Affan
SKI Utsman Bin Affan
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiq
 
Abu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiqAbu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiq
 
Spirit umar
Spirit umarSpirit umar
Spirit umar
 
Sejarah kebudayaan islam
Sejarah kebudayaan islamSejarah kebudayaan islam
Sejarah kebudayaan islam
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
 
TRAGEDI KARBALA NAINAWA
TRAGEDI KARBALA NAINAWATRAGEDI KARBALA NAINAWA
TRAGEDI KARBALA NAINAWA
 

Similar to Biografi Utsman bin Affan (bagian 02)

10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
galangpengerukan
 
Abdilah bin masut
Abdilah bin masutAbdilah bin masut
Abdilah bin masut
Ekoarip Winanto
 
UAS_KEPEMIMPINAN_CUTBULEUN007_2A.pptx
UAS_KEPEMIMPINAN_CUTBULEUN007_2A.pptxUAS_KEPEMIMPINAN_CUTBULEUN007_2A.pptx
UAS_KEPEMIMPINAN_CUTBULEUN007_2A.pptx
CutBuleun
 
Ummul Mundzir ra.docx
Ummul Mundzir ra.docxUmmul Mundzir ra.docx
Ummul Mundzir ra.docx
EmmaKazeFull
 
Biografi ummu salamah radhiyallahu 'anha (wafat 59 h)
Biografi ummu salamah radhiyallahu 'anha (wafat 59 h) Biografi ummu salamah radhiyallahu 'anha (wafat 59 h)
Biografi ummu salamah radhiyallahu 'anha (wafat 59 h)
Muhammad Idris
 
sejarah dakwah nabi muhammad saw
sejarah dakwah nabi muhammad sawsejarah dakwah nabi muhammad saw
sejarah dakwah nabi muhammad sawagus susanto
 
Kisah_Keislaman_Utsman_bin_Affan_RA_39_Tayangan_Ustadz_Luthfi_Afandi.pptx
Kisah_Keislaman_Utsman_bin_Affan_RA_39_Tayangan_Ustadz_Luthfi_Afandi.pptxKisah_Keislaman_Utsman_bin_Affan_RA_39_Tayangan_Ustadz_Luthfi_Afandi.pptx
Kisah_Keislaman_Utsman_bin_Affan_RA_39_Tayangan_Ustadz_Luthfi_Afandi.pptx
ssuser7e4afd
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iiiSejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
riyatno abdillah
 
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur RasyidinYuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
M. FAHRUL ALAM YUNIARSA
 
Sumayyah binti khayyat
Sumayyah binti khayyatSumayyah binti khayyat
Sumayyah binti khayyat
464035
 
Kepalsuan kisah isra
Kepalsuan kisah israKepalsuan kisah isra
Kepalsuan kisah isra
R&R Darulkautsar
 
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode MekahDakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
Nabila Arifannisa
 
TUGAS PPT LEADERSHIP.pptx
TUGAS PPT LEADERSHIP.pptxTUGAS PPT LEADERSHIP.pptx
TUGAS PPT LEADERSHIP.pptx
hery risdianto
 
Selamat datang wahai nabiku ke kasih allah swt
Selamat datang wahai nabiku ke kasih allah swtSelamat datang wahai nabiku ke kasih allah swt
Selamat datang wahai nabiku ke kasih allah swt
NoviShinta
 
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin AufRahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
Suryono .
 
RAHASIA SUKSES BISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF.pptx
RAHASIA SUKSES BISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF.pptxRAHASIA SUKSES BISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF.pptx
RAHASIA SUKSES BISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF.pptx
TriWahyuniMaftukhah
 
Putri Riyanti Octaviani (1901085022)
Putri Riyanti Octaviani (1901085022)Putri Riyanti Octaviani (1901085022)
Putri Riyanti Octaviani (1901085022)
UtiPuput
 

Similar to Biografi Utsman bin Affan (bagian 02) (20)

Ummu salamah
Ummu salamahUmmu salamah
Ummu salamah
 
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
10 Sahabat Rasullullah SAW.docx
 
Abdilah bin masut
Abdilah bin masutAbdilah bin masut
Abdilah bin masut
 
UAS_KEPEMIMPINAN_CUTBULEUN007_2A.pptx
UAS_KEPEMIMPINAN_CUTBULEUN007_2A.pptxUAS_KEPEMIMPINAN_CUTBULEUN007_2A.pptx
UAS_KEPEMIMPINAN_CUTBULEUN007_2A.pptx
 
Ummul Mundzir ra.docx
Ummul Mundzir ra.docxUmmul Mundzir ra.docx
Ummul Mundzir ra.docx
 
Biografi ummu salamah radhiyallahu 'anha (wafat 59 h)
Biografi ummu salamah radhiyallahu 'anha (wafat 59 h) Biografi ummu salamah radhiyallahu 'anha (wafat 59 h)
Biografi ummu salamah radhiyallahu 'anha (wafat 59 h)
 
sejarah dakwah nabi muhammad saw
sejarah dakwah nabi muhammad sawsejarah dakwah nabi muhammad saw
sejarah dakwah nabi muhammad saw
 
Kisah_Keislaman_Utsman_bin_Affan_RA_39_Tayangan_Ustadz_Luthfi_Afandi.pptx
Kisah_Keislaman_Utsman_bin_Affan_RA_39_Tayangan_Ustadz_Luthfi_Afandi.pptxKisah_Keislaman_Utsman_bin_Affan_RA_39_Tayangan_Ustadz_Luthfi_Afandi.pptx
Kisah_Keislaman_Utsman_bin_Affan_RA_39_Tayangan_Ustadz_Luthfi_Afandi.pptx
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iiiSejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
 
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur RasyidinYuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
 
Sumayyah binti khayyat
Sumayyah binti khayyatSumayyah binti khayyat
Sumayyah binti khayyat
 
Kepalsuan kisah isra
Kepalsuan kisah israKepalsuan kisah isra
Kepalsuan kisah isra
 
Dakwah rasulullah periode mekkah
Dakwah rasulullah periode mekkahDakwah rasulullah periode mekkah
Dakwah rasulullah periode mekkah
 
Esei agama aa301
Esei agama   aa301Esei agama   aa301
Esei agama aa301
 
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode MekahDakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
 
TUGAS PPT LEADERSHIP.pptx
TUGAS PPT LEADERSHIP.pptxTUGAS PPT LEADERSHIP.pptx
TUGAS PPT LEADERSHIP.pptx
 
Selamat datang wahai nabiku ke kasih allah swt
Selamat datang wahai nabiku ke kasih allah swtSelamat datang wahai nabiku ke kasih allah swt
Selamat datang wahai nabiku ke kasih allah swt
 
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin AufRahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
 
RAHASIA SUKSES BISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF.pptx
RAHASIA SUKSES BISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF.pptxRAHASIA SUKSES BISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF.pptx
RAHASIA SUKSES BISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF.pptx
 
Putri Riyanti Octaviani (1901085022)
Putri Riyanti Octaviani (1901085022)Putri Riyanti Octaviani (1901085022)
Putri Riyanti Octaviani (1901085022)
 

More from Berbagi Semangat

Bacaan dan Gerakan shalat
Bacaan dan Gerakan shalatBacaan dan Gerakan shalat
Bacaan dan Gerakan shalat
Berbagi Semangat
 
Kitab Iman
Kitab ImanKitab Iman
Kitab Iman
Berbagi Semangat
 
Kitab Jenazah
Kitab JenazahKitab Jenazah
Kitab Jenazah
Berbagi Semangat
 
Kitab Shalat
Kitab ShalatKitab Shalat
Kitab Shalat
Berbagi Semangat
 
Pendidikan Pebagai Sistem
Pendidikan Pebagai SistemPendidikan Pebagai Sistem
Pendidikan Pebagai Sistem
Berbagi Semangat
 
Masyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani pptMasyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani ppt
Berbagi Semangat
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
Berbagi Semangat
 
Riyadhus Shalihin Buku 2 - Imam Nawawi
Riyadhus Shalihin Buku 2 - Imam NawawiRiyadhus Shalihin Buku 2 - Imam Nawawi
Riyadhus Shalihin Buku 2 - Imam Nawawi
Berbagi Semangat
 
Catatan Tajwid Sederhana nan Praktis
Catatan Tajwid Sederhana nan PraktisCatatan Tajwid Sederhana nan Praktis
Catatan Tajwid Sederhana nan Praktis
Berbagi Semangat
 
BIografi Ali bin Abi Thalib
BIografi Ali bin Abi ThalibBIografi Ali bin Abi Thalib
BIografi Ali bin Abi ThalibBerbagi Semangat
 
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAWRingkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW
Berbagi Semangat
 
Panduan Untuk Qurban dan Aqiqah
Panduan Untuk Qurban dan Aqiqah Panduan Untuk Qurban dan Aqiqah
Panduan Untuk Qurban dan Aqiqah Berbagi Semangat
 

More from Berbagi Semangat (13)

Bacaan dan Gerakan shalat
Bacaan dan Gerakan shalatBacaan dan Gerakan shalat
Bacaan dan Gerakan shalat
 
Kitab Iman
Kitab ImanKitab Iman
Kitab Iman
 
Kitab Jenazah
Kitab JenazahKitab Jenazah
Kitab Jenazah
 
Kitab Shalat
Kitab ShalatKitab Shalat
Kitab Shalat
 
Pendidikan Pebagai Sistem
Pendidikan Pebagai SistemPendidikan Pebagai Sistem
Pendidikan Pebagai Sistem
 
Masyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani pptMasyarakat Madani ppt
Masyarakat Madani ppt
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
 
Nahwu
NahwuNahwu
Nahwu
 
Riyadhus Shalihin Buku 2 - Imam Nawawi
Riyadhus Shalihin Buku 2 - Imam NawawiRiyadhus Shalihin Buku 2 - Imam Nawawi
Riyadhus Shalihin Buku 2 - Imam Nawawi
 
Catatan Tajwid Sederhana nan Praktis
Catatan Tajwid Sederhana nan PraktisCatatan Tajwid Sederhana nan Praktis
Catatan Tajwid Sederhana nan Praktis
 
BIografi Ali bin Abi Thalib
BIografi Ali bin Abi ThalibBIografi Ali bin Abi Thalib
BIografi Ali bin Abi Thalib
 
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAWRingkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW
 
Panduan Untuk Qurban dan Aqiqah
Panduan Untuk Qurban dan Aqiqah Panduan Untuk Qurban dan Aqiqah
Panduan Untuk Qurban dan Aqiqah
 

Recently uploaded

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 

Biografi Utsman bin Affan (bagian 02)

  • 1. a eBook oleh Nurul Huda Kariem MR. nurulkariem@yahoo.com MR. Collection's Usman, Dulu dan Sekarang Perawakannya Ketika dibaiat umur Usman hampir mencapai 70 tahun, berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, wajahnya tampan, berkulit cerah dengan warna sawo matang dan terdapat sedikit bekas cacar. Janggutnya lebat dengan tulang-tulang persendian yang besar dan kedua bahunya yang bidang, kepala botak setelah sebelumnya berambut lebat. Giginya dilapisi emas dan cincin di jari kirinya. la selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus dan baju bermutu tinggi, karena dia memang orang kaya, hidupnya serba nyaman. Sifat dan perangainya Dia sangat pemalu. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa Ra-sulullah sallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Umatku yang benar-benar pemalu adalah Usman." Rasa malunya bertambah pada waktu ia dilihat orang. Salah seorang pembantu istrinya bernama Bananah, kalau ia datang membawakan bajunya, ketika ia sedang mandi, ia berkata: "Jangan melihat kepada saya, tidak boleh." Sifat pemalunya itu membuat orang lain juga jadi malu kepadanya. Bersumber dari Aisyah Ummulmukminin disebutkan, bahwa ketika Rasulullah sedang duduk-duduk dan pahanya terbuka, Abu Bakr meminta izin akan masuk diizinkan tanpa mengubah posisinya, ketika Umar datang meminta izin ia juga diizinkan tanpa mengubah po­sisinya. Tetapi ketika Usman meminta izin ia menurunkan pakaiannya. Sesudah mereka pergi Aisyah berkata: "Rasulullah, Anda mengizinkan 33
  • 2. 34 USMAN BIN AFFAN Abu Bakr dan Umar masuk dengan keadaan Anda tetap begitu, tetapi sesudah Usman yang meminta izin Anda menurunkan pakaian Anda." Kata Rasulullah kepada Aisyah: "Aisyah, kita malu bukan kepada seseorang, yang malaikat sendiri pun malu kepadanya," atau ia berkata: "Tidakkah saya malu kepada orang, yang juga malaikat pun malu kepadanya." Dalam sebuah sumber disebut-kan bahwa Aisyah berkata: "Rasulullah, mengapa saya tidak melihat kepedulian Anda kepada Abu Bakr dan Umar seperti kepada Usman?" Dijawab oleh Rasulullah: "Usman orang yang sangat pemalu. Saya kha-watir kalau saya mengizinkannya dalam keadaan begitu ia tidak dapat mengutarakan maksudnya." Karena perasaan malu itu Usman takut berbicara. Ibn Sa'd dalam at- Tabaqat mengutip kata-kata salah seorang dari mereka: Dari antara sahabat Rasulullah tak seorang pun yang pernah saya lihat bicaranya lebih sempurna dan lebih baik daripada Usman. Hanya saja ia takut berbicara, dan karena takutnya berbicara ia segan berdialog dan berdebat berpanjang-panjang. Kalau dia sudah mengambil keputusan ia gigih dan tidak mudah menyerah. Karena kemurahan rezeki yang melimpah yang dikaruniakan Allah kepadanya itulah maka ia makin gigih dengan pen-dapatnya. Dia dari keluarga Banu Umayyah, kalangan suku Kuraisy yang terbanyak jumlah orangnya dan yang terkuat. Tetapi keengganannya berbicara yang terbawa oleh perasaan malu itu membuatnya jadi sangat lemah-lembut. Juga kekayaan dan kedudukannya yang tinggi membuat­nya jadi sangat dermawan dan murah hati. Kedermawanan dan kelembut-annya membuat dia disenangi orang. Di samping itu karena percaya diri dan rasa bangga kepada kerabat, oleh mereka ia sangat dihormati dan dihargai. Di zaman jahiliah dan di masa Islam ia adalah saudagar pakaian. Karena kejujuran dan sifat-sifatnya yang sudah disebutkan tadi menye-babkan perdagangannya maju dan banyak mendatangkan keuntungan. Di samping itu, sifat-sifat pemalu yang sudah dibawanya sejak kecil dan di masa remajanya ia selamat tak sampai tergelincir bersama gejolak anak-anak muda. Tak pernah terdengar bahwa dia suka berbangga-bangga atau suka mencumbu perempuan. Secara keseluruhan sumber-sumber menunjuk-kan bahwa dia berhati lembut, sangat dipengaruhi oleh perasaannya yang halus. Karena sifat lemah-lembut dan perasaannya yang halus itu ia selalu berusaha tidak menyakiti hati orang atau melakukan kekerasan.
  • 3. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 35 Tahun lahir dan sebabnya ia masuk Islam Usman dilahirkan pada tahun keenam tahun Gajah. Ia lebih muda dari Nabi enam tahun. Di masa anak-anak dan masa remajanya, ia hidup boros, seperti orang-orang Kuraisy umumnya, terutama Banu Umayyah. Sesudah Rasulullah diutus Allah ia termasuk yang mula-mula dalam Islam. Sebab-sebabnya ia masuk Islam para sejarawan menyebutkan beberapa sumber, yang sebagian dapat kita catat di sini. Dalam Sirat Sayyidina Muhammad Rasulillah Ibn Hisyam menyebut­kan: "Sesudah Abu Bakr masuk Islam orang-orang dari masyarakatnya sendiri yang dipercayainya dan yang suka mengunjunginya dan duduk-duduk dengan dia, diajaknya beriman kepada Allah dan kepada Islam. Maka yang sudah masuk Islam karena ajakannya itu adalah Usman bin Affan dan tujuh orang lagi yang lain, yang sudah kami sebutkan. Oleh Abu Bakr mereka yang sudah memenuhi seruannya itu diajaknya me-nemui Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam lalu mereka menyatakan masuk Islam dan melakukan salat." Ibn Sa'd mengatakan dalam at- Tabaqat: "Usman bin Affan dan Talhah bin Ubaidillah pergi mengikuti Zubair bin Awwam, dan masuk menemui Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam. Ia menawarkan Islam kepada kedua mereka dan membacakan beberapa ayat Qur'an serta memberitahukan kepada mereka tentang ketentuan-ketentuan Islam dengan menjanjikan kemuliaan Allah bagi me­reka. Keduanya kemudian beriman dan percaya. Kata Usman: "Rasulullah, saya baru kembali dari Syam. Sesudah kami sampai di Mu'an dan Zarqa' kami seperti orang yang sedang tidur, terdengar ada suara memanggil-manggil kami: Hai orang-orang yang sedang tidur, bergegaslah bangun, Ahmad sudah di Mekah. Maka kami datang dan kami mendengar tentang dia. Usman masuk Islam sudah sejak lama, sebelum Rasulullah (saw) da­tang ke Darul Arqam." Dalam al-Bidayah wan Nihayah Ibn Kasir me­ngatakan: "Usman radiallahu 'anhu. sudah sejak lama masuk Islam melalui Abu Bakr as-Siddiq." Cerita Ibn Asakir Masuk Islamnya itu aneh, seperti disebutkan oleh al-Hafiz bin Asakir. Ringkasnya, bahwa sesudah dia mendapat berita bahwa Rasulullah (saw) menikahkan putrinya Ruqayyah yang cantik dengan sepupunya, Utbah bin Abi Lahab, ia menyesal mengapa bukan dia yang mengawininya. Dengan perasaan sedih ia menemui keluarganya, dan di tempat itu ia ber-temu dengan bibinya Sa'diyah binti Kuraiz, seorang dukun. Ia memberi-kan berita gembira bahwa dia akan menikah dengan Ruqayyah. "Saya heran dia membawa berita gembira mengenai perempuan yang sudah
  • 4. 36 USMAN BIN AFFAN bersuamikan laki-laki lain," kata Usman. "Lalu kata saya, 'Apa kata Bibi?" Dia menjawab: "Usman, Anda akan mendapat kehormatan, akan menjadi orang penting. Dia seorang nabi yang membawa bukti, diutus dengan sebenarnya sebagai orang yang saleh, ia akan mendapat wahyu, yang dapat membedakan yang hak dengan yang batil. Ikutlah dia, Anda tak akan tertipu oleh berhala." Kata Usman: "Anda mengatakan suatu masalah yang tak pernah terjadi di negeri kita." Perempuan itu berkata lagi: "Muhammad bin Abdullah, utusan Allah, dengan membawa wahyu dari Allah, mengajak orang beribadah hanya kepada Allah." Seterusnya kata perempuan itu lagi: "Pelitanya adalah pelita, agama kemenangan, perkaranya berjaya, sasarannya jitu, seluruh negeri ini tunduk kepada-nya, tak ada gunanya berteriak, jika terjadi pembantaian dan panah sudah direntang."1 Kata Usman: "Aku pergi sambil berpikir-pikir dan ketika bertemu dengan Abu Bakr kuberitahukan. "Celaka Anda ini, Usman. Anda adalah orang yang tegas. Anda sudah tahu benar mana yang hak dan mana yang batil. Apa gunanya berhala-berhala yang disembah kaummu itu. Bukankah itu hanya batu, tidak mendengar, tidak melihat, tidak mengganggu, juga tidak bermanfaat." "Memang, memang begitu," kata Usman. Kemudian kata Abu Bakr: "Bibimu sudah meyakinkan Anda. Rasulullah itu Muhammad bin Abdullah, diutus oleh Allah kepada hamba-Nya dengan membawa sebuah ajaran. Bersediakah Anda men-datanginya?" Kemudian kami bertemu dengan Rasulullah, dan dia ber­kata: "Usman, penuhilah seruan Allah, saya utusan Allah kepada Anda dan kepada segenap hamba-Nya." Ia berkata: "Setelah saya mendengar kata-kata Rasulullah (saw), itu, saya tak dapat menguasai diri. Saya menerima Islam dan saya membaca kalimat syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah Yang Mahatunggal, tiada bersekutu. Tak lama sesudah itu saya menikah dengan Ruqayyah putri Rasulullah (saw). Sementara itu ia berkata: Pasangan terbaik yang pernah dilihat orang Ruqayyah dan suaminya, Usman Menikah dengan Ruqayyah Beginilah cerita-cerita tentang Usman masuk Islam. Terserah kepada kita percaya atau tidak. Boleh saja kita mengatakan sumber Ibn Kasir itu kebanyakan dibuat-buat. Waktu itu berita tentang Muhammad belum ter- 1 Kata-kata perempuan itu bersajak dan nadanya seperti membacakan mantra. — Pnj.
  • 5. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 37 sebar luas di kalangan Kuraisy, dan ajakannya itu dibicarakan orang masih dengan malu-malu. Saya tidak tahu, adakah tertariknya Usman kepada Ruqayyah itu ada pengaruhnya dalam keislamannya. Ketika itu umur Ruqayyah belum mencapai 20 tahun kendati ia bukan putri Ra-sulullah yang tertua, sementara umur Usman ketika itu sudah hampir 40 tahun, dan di zaman jahiliah ia sudah pernah menikah dan mendapat julukan Abu Umar. Dari Ruqayyah ia mendapat seorang anak laki-laki dan diberi nama Abdullah dan dia pun mendapat julukan demikian. Julukan ini terus melekat kendati anak itu sudah meninggal dalam usia enam tahun. Barangkali Ibn Kasir mendasarkan sumber itu dari al-Hafiz bin Asakir yang dikutip oleh Ibn Asakir dari orang lain, sebab sesuai dengan yang sudah diketahuinya tentang sifat Usman yang sangat perasa itu. Atas pengertian inilah di sini kita memperkuatnya kendati masih kita ragukan sebelum kita memasti-kan bahwa karena sebab-sebab tertentu cerita itu dibuat orang kemudian. Mengapa Usman cepat-cepat hijrah ke Abisinia? Usman masuk Islam dan menikah dengan Ruqayyah putri Rasulullah. Ia tinggal di Mekah bersama istrinya itu sambil meneruskan usaha per-dagangannya dan mengikuti turunnya wahyu serta ajaran-ajaran yang di-berikan Muhammad bersama-sama saudara-saudaranya kaum Muslimin yang sudah lebih dulu dalam Islam. Islam mulai tersebar dan pihak Ku­raisy pun tetap menentang dan mengganggu Muslimin. Yang demikian ini berlangsung selama bertahun-tahun terus-menerus. Sesudah mereka tak mampu melawannya, Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabat supaya perg'i terpencar-pencar, berlindung kepada Allah dengan agama mereka itu. Ia menyarankan agar mereka pergi ke Abisinia. Mereka yang berangkat mula-mula terdiri atas sebelas orang laki-laki dan perempuan. Usman dan istrinya Ruqayyah yang paling lebih dulu hijrah. Apa sebab Usman cepat-cepat hijrah dan membawa istrinya? Meng­apa ia tidak tetap tinggal di Mekah seperti Muslimin yang mula-mula dalam Islam dan memilih tinggal di dekat Rasulullah, melindunginya dan sanggup menghadapi gangguan demi perjuangan di jalan Allah? Adakah karena ia mencari selamat dan merasa lebih aman? Atau, karena ia memang tidak menyukai kekerasan, tidak tahan melihat Muslimin yang lain mengalami berbagai macam penganiayaan? Ataukah karena melihat Banu Umayyah adalah yang paling keras memusuhi orang-orang seka-bilahnya yang masuk Islam, dan Usman sendiri dari Banu Umayyah dan menantu Rasulullah pula, yang terutama sekali akan menjadi sasaran penganiayaan? Mungkin saja ini salah satunya atau semua itu yang
  • 6. 38 USMAN BIN AFFAN menjadi penyebab maka cepat-cepat ia berangkat hijrah. Mungkin dia khawatir Ruqayyah istrinya akan mendapat musibah sedang dia tak mampu melindunginya dari gangguan kaumnya sendiri dan yang demikian ini akan menjadi suatu aib seumur hidupnya. Yang terakhir inilah yang sangat mempengaruhi jiwa Usman. Sebuah sumber menyebutkan bahwa ada seorang Muslimah yang baru pulang dari Abisinia ditanya oleh Rasulullah tentang Ruqayyah dan bagaimana ia melihat keadaannya, dijawab: "Saya melihatnya ketika ia sedang dinaikkan ke atas seekor keledai." Mendengar itu Rasulullah sangat terharu. "Semoga Allah menyertainya, sebab Usman orang yang pertama hijrah mencari perlindungan Allah sesudah turun wahyu," katanya. Apa pun yang mendorong Usman cepat-cepat hijrah, yang jelas ia berangkat dengan putri Rasulullah itu ke Abisinia, dan selama dua kali hijrah ia tetap tinggal di sana. Sesudah itu kemudian hijrah lagi dari Mekah ke Medinah. Setelah Rasulullah merencanakan perumahan kaum Muhajirin Kuraisy ke Yasrib, letak rumah Usman berhadapan dengan rumah Rasulullah, dan pintu rumahnya berhadapan dengan pintu rumah Rasulullah. Ruqayyah wafat Usman tinggal di Medinah dengan merasakan kasih sayang Nabi dan menikmati kemudahan hidup dari kekayaannya. Oleh Rasulullah ia dijadi-kan sekretarisnya dan kadang sebagai penulis wahyu. Tetapi Rasulullah tidak melibatkannya dalam ekspedisinya yang terjadi sebelum Perang Badr. Tatkala Rasulullah berangkat memimpin Muslimin menghadapi Kuraisy dalam Perang Badr, Ruqayyah sedang dalam sakit berat. Rasulullah meng-izinkan Usman tinggal di rumah untuk merawat istrinya. Tetapi ia tak dapat juga menolongnya; Ruqayyah meninggal dan dimakamkan ketika datang berita tentang kemenangan Muslimin. Rasulullah membagikan hasil rampasan Perang Badr itu dan Usman mendapat bagian seperti bagian mereka yang ikut berperang. Oleh karena itu Usman dipandang sebagai salah seorang veteran Badr. Mendapat julukan Usman merasa sedih sekali dengan kematian Ruqayyah itu. Menge-tahui hubungan baik Usman dengan keluarganya, Rasulullah mengawin-kannya dengan Um Kulsum, adik Ruqayyah. Tetapi Um Kulsum juga meninggal ketika ayahnya masih hidup dan alangkah beratnya kesedihan yang harus diderita oleh Usman. Rasulullah menghiburnya dengan me-ngatakan, antaranya: "Andaikata ada putri kami yang ketiga, niscaya
  • 7. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 39 kami kawinkan kepada Anda." Karena pernikahan Usman dengan Ru-qayyah dan kemudian dengan Um Kulsum itulah, maka kaum Muslimin kemudian memberinya gelar dengan Zun-Nurain.1 Adakah Usman beristri lain selain Ruqayyah dan kemudian selain Um Kulsum? Ataukah ia tak beristrikan yang lain di luar mereka? Dalam hal ini tidak mudah kita dapat memastikan, walaupun dapat dikatakan, bahwa sebelum dengan Ruqayyah ia sudah pernah beristri satu atau lebih, dan beristri lagi sesudah Um Kulsum. Di masa jahiliah dan di masa Islam selain dengan Ruqayyah dan Um Kulsum ia pernah menikah dengan Fakhitah binti Gazwan bin Jabir, dengan Um Amr binti Jundub bin Amr dari Banu Azd, dengan Fatimah binti al-Walid bin Abdu-Syams bin al-Mugirah, dengan Um al-Banin binti Uyainah bin Hisn al-Fuzari, dengan Ramlah binti Syaibah bin Rabi'ah bin Abdu-Syams bin Abdu- Manaf dan dengan Na'ilah binti al-Farafisah bin al-Ahwas dan dia inilah yang sempat menghadiri kematiannya. Dari istri-istrinya itu semua ia mendapat anak lebih dari 15 orang —laki-laki dan perempuan. Usman tidak ikut dalam Perang Badr karena sedang merawat Ruqay­yah. Tetapi sesudah tahun berikutnya dan terjadi Perang Uhud ia juga terjun bersama-sama dengan Muslimin yang lain. Kemudian peranannya dan peranan yang Iain-lain waktu itu, tetapi Allah telah memaafkan mereka. Sebenarnya pihak Muslimin pagi itu sudah mendapat keme-nangan, tetapi kejadiannya kemudian berbalik menimpa mereka. Pihak Kuraisy lalu mengumumkan bahwa Muhammad sudah terbunuh. Berita ini membuat pihak Muslimin jadi porak-poranda dan sebagian mereka ada yang lari — Usman salah seorang di antara mereka. Tetapi tak lama kerriudian pihak Muslimin tahu bahwa Nabi masih hidup. Mereka segera kembali ke tempat Nabi dan berusaha melindunginya dari serangan Kuraisy. Karena Usman tidak termasuk di antara mereka, ada beberapa orang yang telah mengecamnya dalam kekhalifahannya. Tetapi ia men-jawab: Bagaimana orang mengecam saya padahal Allah sudah memaaf­kan saya. Lalu katanya: 1 Harfiah, 'orang yang memiliki dua cahaya.' —Pnj.
  • 8. 40 USMAN BIN AFFAN "Mereka yang telah berpaling di antara kamu ketika dua pasukan bertemu, setanlah yang membuat mereka tergelincir karena beberapa (kejahatan) yang mereka lakukan. Tetapi Allah telah memaafkan mereka. Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun." [Qur'an 3:155]. Sesudah Perang Uhud Usman juga ikut dalam perang Khandaq, perang Khaibar dan dalam pembebasan Mekah. Kemudian dalam ekspedisi Hunain, Ta'if dan Tabuk. Dalam semua tugasnya itu ia tidak berbeda dengan Muslimin yang lain, tidak harus di depan atau di belakang, sebab dia memang bukan pahlawan perang seperti Hamzah bin Abdul-Muttalib, Ali bin Abi Talib, Zubair bin Awwam, Sa'd bin Abi Waqqas dan Khalid bin Walid yang telah dapat menggerakkan semangat perang dalam hati mereka dan mendorong mereka terjun ke dalam barisan di medan laga menghadapi maut tanpa ada rasa gentar. Malah orang yang berhati cabar pun akan berangkat di waktu perang, yang dalam barisan demikian ia bukan berada di depan, juga bukan di belakang. Dapat saja kita mengatakan bahwa Usman orang yang memang suka damai sedapat mungkin. Tetapi imannya itu yang mendorongnya berang­kat bersama Rasulullah dalam berbagai peperangan. Hal ini dibuktikan oleh sikapnya terhadap Kuraisy dalam kejadian di Hudaibiyah. Dalam tahun ke-6 Rasulullah berangkat memimpin 300 orang Muslimin dengan tujuan melakukan Umrah di Mekah dengan cara damai tanpa bermaksud menyerang. Mengetahui perjalanan mereka ini Kuraisy bersumpah, bahwa Mu­hammad dan sahabat-sahabatnya tidak boleh memasuki Mekah dengan paksa. Muhammad melihat pasukan berkuda Mekah sudah tampak di luar kota itu. Ia dan sahabat-sahabatnya turun dari kudanya di Hudaibiyah hendak secara damai berziarah ke Baitullah dan mengagungkan ke-suciannya. Rasulullah hendak mengutus Umar bin Khattab sebagai dele-gasi kepada Kuraisy. Tetapi Umar keberatan mengingat Kuraisy sudah tahu betapa kerasnya permusuhan dan ketegasannya kepada mereka. Dia khawatir mereka akan melakukan sesuatu terhadap dirinya. Maka ia mengusulkan supaya Usman bin Affan yang bertindak sebagai utusan. Di Mekah Usman lebih disukai daripada Umar. Usman berangkat dan ia mendapat perlindungan (jaminan) dari Usman bin Sa'id. Ia berusaha hendak meyakinkan Kuraisy agar mem-bolehkan Muhammad memasuki Baitulharam. Tetapi pihak Kuraisy tidak setuju kaum Muslimin memasuki Mekah tahun ini dengan cara paksa. Lama juga Usman di Mekah mencari jalan agar antara Kuraisy dengan pihak Muslimin dapat menempuh jalan damai. Tetapi pihak Muslimin mengira bahwa Kuraisy telah melakukan pengkhianatan dan pelanggaran
  • 9. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 41 dengan membunuh utusan mereka di bulan suci itu. Mereka gelisah, ter-utama Rasulullah lebih gelisah dari sahabat-sahabatnya yang lain. "Kita tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum kita menghadapi mereka," katanya. la memanggil sahabat-sahabatnya dan mereka segera menyata-kan ikrar kepadanya dengan Ikrar Ridwan (Bai'atur-Ridwan) bahwa mereka akan menghadapi Kuraisy dan tidak akan lari biar sampai mereka mati. Sesudah ikrar selesai, Rasulullah menepukkan sebelah tangannya ke tangan yang sebelah lagi untuk ikrar Usman seolah ia ikut hadir ber-sama- sama mereka. Sementara mereka sedang bersiap-siap menghadapi perang itu ter-betik berita bahwa Usman tidak dibunuh. Usman pun kemudian muncul dan melaporkan kepada Rasulullah hasil pembicaraannya dengan pihak Kuraisy. Sudah jelas buat Rasulullah, Kuraisy sekarang yakin bahwa ke-datangannya itu untuk melakukan umrah, dan tak ada maksud hendak berperang. Tetapi mereka khawatir akan kehilangan wibawa di kalangan orang-orang Arab kalau pihak Muslimin memasuki Mekah tahun ini juga dengan cara paksa. Lalu perdamaian diadakan atas hasil perundingan Usman dengan utusan Kuraisy yang berakhir dengan Perjanjian Hudaibiyah. Dengan demikian tercapai persetujuan antara kedua pihak. Tahun ini Muhammad dan sahabat-sahabatnya meninggalkan Mekah dan akan kembali pada tahun berikutnya, dapat tinggal di sana selama tiga hari berziarah ke Baitullah dan memuliakan kesuciannya. Usman orang yang begitu cinta damai, juga sangat pemurah, me-ngeluarkan hartanya demi kebaikan kaum Muslimin. Sesudah Rasulullah mengambil keputusan akan menghadapi Rumawi di Tabuk dan sudah menyiapkan 'Pasukan 'Usrah,' Usman menyediakan 300 ekor unta leng-kap dengan isinya dan 1000 dinar1 di tangan Rasulullah untuk diperguna-kan dalam persiapan perang itu. Melihat segala yang dilakukan Usman itu Rasulullah berkata: "Usman tidak akan dirugikan apa yang dilakukannya sesudah hari ini," dan diulanginya dua kali. Di Medinah ada sebuah sumur milik orang Yahudi, airnya dijual ke-pada Muslimin dengan harga yang cukup memberatkan mereka. Suatu 1 Mata uang Rumawi-Yunani, denarius, yang juga berlaku di beberapa kawasan Arab sejak sebelum Islam. Satu dinar = 4,25 gram emas (Da'iratul Ma 'arif al-Islamiyyah). — Pnj.
  • 10. 42 USMAN BIN AFFAN hari Rasulullah berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Barang siapa mem-beli sumur Rumah ini dan diserahkan untuk Muslimin, menurunkan timba-nya di timba-timba mereka, ia akan mendapat minuman sebanyak itu di surga." Usman mendatangi orang Yahudi itu dan tawar-menawar harga. Tetapi karena orang Yahudi itu tidak mau menjualnya semua, maka yang dibeli oleh Usman separuhnya dengan seharga 12.000 dirham1 dengan ketentuan yang sama-sama disepakati: Sehari untuk Yahudi itu dan sehari untuk Usman. Jadi kaum Muslimin menimba air pada hari bagian Usman untuk dua hari. Yahudi itu mendatangi Usman berkata: "Anda telah me-rusak sumur saya, maka beli sajalah yang separuh lagi." Dan untuk ke-perluan Muslimin itu Usman pun membelinya dengan harga 8.000 dirham. Tali timbanya yang digunakan seperti tali timba yang dimiliki salah orang dari Muslimin. Usman sangat bersimpati kepada kerabatnya. Simpatinya itu sudah amat berlebihan sehingga mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan negara di kemudian hari. Simpati ini bukanlah karena kelemahan pada hari tuanya sesudah ia memegang kedudukan sebagai amirulmukminin — seperti diduga sebagian orang — tetapi memang sudah menjadi pe-rangainya. Sesudah Mekah dibebaskan, Kuraisy secara keseluruhan dimaafkan oleh Rasulullah, kecuali ada sekelompok orang yang nama-namanya sudah disebutkan, karena mereka telah melakukan kejahatan besar. Mereka sudah termasuk yang akan dijatuhi hukuman mati, sekalipun mereka berada di bawah tabir Ka'bah. Di antara mereka itu terdapat Abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh, saudara susuan Usman sendiri. Dia sudah masuk Islam dan yang pernah menuliskan wahyu untuk Ra­sulullah, tetapi kemudian ia murtad, kembali kepada Kuraisy menjadi musyrik dan konon ia memalsukan wahyu yang ditulisnya. Setelah Abdullah bin Abi Sarh tahu dirinya akan dijatuhi hukuman mati atas perintah Rasulullah ia lari kepada Usman. Ia disingkirkan, sambil me-nunggu sampai orang di Mekah menjadi tenang kembali. Sesudah itu ia dibawa kepada Rasulullah dan dimintai perlindungan. Kata Ibn Hisyam dalam Sirat Sayyidina Muhammad Rasulillah: "Kata mereka bahwa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam lama sekali diam kemudian ber­kata: Ya. Sesudah Usman pergi ia berkata kepada sahabat-sahabatnya di sekitarnya: Saya diam supaya ada dari kalian yang tampil memenggal 1 Mata uang yang lebih kecil nilainya dari dinar. — Pnj.
  • 11. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 43 lehernya. Salah seorang dari Ansar berkata: Rasulullah, mengapa tidak memberi isyarat kepada saya? Kata Rasulullah: "Nabi itu tidak mem-bunuh dengan isyarat." Tindakan Usman menengahi dengan memintakan ampunan bagi Abdullah bin Abi Sarh itu membuktikan betapa besar simpatinya kepada para kerabatnya. Juga hal itu membuktikan tentang posisi Usman dalam pandangan Nabi. Ia mengharapkan sekiranya ada dari sahabatnya yang mau bertindak membunuh Ibn Abi Sarh. Namun itu disudahi dengan pengampunan untuk memenuhi keinginan Usman. Atau barangkali ia berpendapat — dia yang sudah mengenal betul Usman yang sangat pemalu itu — bahwa Usman tidaklah semestinya akan membicarakan hal itu kepada Rasulullah di depan orang-orang yang hadir di sekelilingnya dengan meninggalkan rasa malunya, kalau tidak karena cintanya ingin mempertahankan Ibn Abi Sarh. Karenanya, ia tak sampai hati menolak harapan Usman, yang berarti akan melukai hatinya, atau memberi jalan kepada Banu Umayyah untuk terus mengecamnya. Posisinya itulah pula yang telah mendorong Rasulullah meminta Usman menggantikannya di Medinah ketika ia pergi dalam suatu ekspedisi ke Zat ar-Riqa'. Juga kemudian ketika ia mengadakan ekspedisi ke Gatafan, Usman diminta menggantikannya di Medinah. Kendati posisinya memang sedemikian rupa itu dalam hati Rasulul­lah, namun ia tak punya konsep seperti Abu Bakr dan Umar dalam hal politik organisasi yang baru tumbuh itu. Abu Bakr dan Umar adalah wazir, pendamping Rasulullah dan teman bermusyawarah. Bila ada masalah yang sudah disepakati oleh kedua mereka, Rasulullah tak pernah melanggar kesepakatan itu. Juga Usman tak punya konsep dalam soal perang seperti yang ada pada Sa'd bin Abi Waqqas atau pada Zubair bin Awwam. Tetapi Usman orang yang sangat saleh dan kuat imannya. Ia menekuni ibadahnya dan banyak membaca Qur'an, di samping sangat murah tangan. Dengan semua itu ia mendapat tempat tersendiri dalam hati Rasulullah, ditambah lagi begitu baiknya dalam pergaulannya dengan Ruqayyah dan Um Kulsum. Di masa Abu Bakr pun perangai Usman sama seperti di masa Ra­sulullah. Ia meneruskan perdagangannya seperti biasa, dan membiarkan pengganti Rasulullah itu bebas menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya di hadapan Allah dan di hadapan kaum Muslimin. Tatkala Abu Bakr bermaksud penyerang Syam sesudah menyerang Irak, ia mengundang dan meminta pendapat pemuka-pemuka Muhajirin dan Ansar. Umar memberi semangat ke­padanya agar meneruskan niatnya itu dengan mengatakan antara lain:
  • 12. 44 USMAN BIN AFFAN "Kirimkanlah pasukan demi pasukan berturut-turut, pasukan berkuda dan para perwira." Abdur-Rahman bin Auf menyarankan agar berhati-hati, dengan antara lain mengatakan: "Saya berpendapat jangan sekaligus menyerang mereka dengan pasukan berkuda, tetapi kerahkanlah pasukan berkuda untuk melakukan serang dan kembali. Menyerang daerah-daerah yang jauh, kemudian serang lalu kembali kepada kita, serang lagi dan kembali lagi kepada kita. Jika yang demikian diulang-ulang, buat musuh akan lebih berbahaya, hingga dapat mencapai daerah-daerah yang jauh. Dengan demikian kita akan mendapat rampasan perang untuk memperkuat diri dalam memerangi mereka." Setelah mendengar saran yang disampaikan Abdur-Rahman bin Auf semua yang hadir diam. Abu Bakr menanyakan kepada yang hadir: "Bagaimana pendapat kalian. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian." Tak lama kemudian Usman berkata: "Saya berpendapat Anda adalah pembela dan penasihat umat agama ini serta sangat prihatin terhadap mereka. Kalau Anda berpendapat ada jalan yang lebih baik dan ber-manfaat buat mereka, teruskanlah apa yang sudah Anda tentukan. Bagi mereka Anda bukan orang kikir atau yang diragukan." Mendengar kata-kata Usman itu mereka yang hadir cepat-cepat menyetujui pendapatnya, dan meletakkan tanggung jawab itu semua kepada Khalifah. Usman juga termasuk orang yang memberikan kesaksian yang baik terhadap Umar ketika Abu Bakr mencalonkannya sebagai pengganti dan untuk menyatukan suara kaum Muslimin kepadanya. Banyak mereka yang dimintai pendapat oleh Abu Bakr merasa prihatin mengingat watak Umar yang begitu tegar dan keras. Tetapi ketika Usman yang ditanya oleh Abu Bakr tentang Umar ia menjawab: "Semoga Allah telah memberi penge-tahuan kepada saya tentang dia. Dia adalah orang yang batinnya lebih baik daripada lahirnya. Tak ada orang yang seperti dia di antara kita." Sesudah Umar dilantik Usman tetap tinggal di Medinah meneruskan perdagangannya di samping sebagai penasihat Amirulmukminin bersama-sama dengan penasihat-penasihatnya yang lain. Tetapi ia sering bert-entangan pendapat dengan Umar. Ketika pihak Baitulmukadas me-nawarkan perdamaian asal Umar sendiri yang datang ke kota itu, yang pertama sekali menentang adalah Usman. Dan katanya ditujukan kepada Amirulmukminin: "Kalau Anda tinggal di sini dan tidak harus pergi ke sana, mereka akan berpendapat Anda menganggap mereka enteng dan Anda siap memerangi mereka. Tak lama lagi mereka akan tunduk dan
  • 13. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 45 akan membayar jizyah." Tetapi Ali bin Abi Talib tidak sependapat dengan Usman. la menyarankan lebih baik Umar berangkat ke Baitulmukadas. Pasukan Muslimin sudah bersusah payah menghadapi udara dingin dan perang serta sudah lama meninggalkan kampung halaman... Umar lebih cenderung pada pendapat Ali, dan itu yang diterimanya, dan ia menye-rahkan urusan Medinah kepada Ali. Ia berangkat bersama rombongannya dan mengadakan perjanjian damai di Baitulmukadas. Dalam soal pembebasan Mesir Usman juga menjadi pemimpin kaum oposisi dan berbeda pendapat dengan Amr bin As dan menentang pikiran itu bersama-sama yang lain. Begitu keras oposisi Usman itu sehingga ia berkata kepada Umar: "Dengan semangat tinggi didorong oleh keberani-an dan ingin memegang pimpinan, saya khawatir Amr yang berangkat tanpa didukung staf ahli dan dukungan bersama, akan menjerumuskan pasukan Muslimin ke dalam bencana, dengan mengharapkan kesempatan yang tidak diketahuinya ada atau tidak!" Untuk menentang Amr bin As membebaskan Mesir itu Usman sudah mengumpulkan suatu kekuatan untuk mempengaruhi pendapat umum di Medinah. Kendati Umar sudah yakin dan puas dengan pendapat Amr bin As dan ikut mendukungnya, tetapi segala yang dikemukakan Usman dan mereka yang sama-sama menentangnya, juga diperhitungkannya matang-matang. Malah dalam menghadapi oposisi mereka itu ia masih berdalih supaya diberikan kesempatan Amr memasuki Mesir dan memerangi Rumawi di sana untuk menolong Mesir lepas dari tangan mereka demi kepentingan Muslimin semata. Inilah dua masalah besar yang dihadapi sejarah Islam, dan yang berlawanan dengan pendapat Usman. Tetapi dalam banyak hal, Umar dan Usman sering sependapat. Juga tidak kurang dari sahabat-sahabat besar lainnya ia sering menentang atau sejalan dengan pendapat Umar. Kita sudah melihat banyak orang yang menentang pembebasan Mesir, seperti yang dilakukan oleh Usman itu. Mereka yang mendukung Usman dalam oposisinya itu, dalam hal-hal lain mereka menentangnya, sebab mereka yang pernah mendampingi Rasulullah semua sama-sama menginginkan kejayaan Islam dan umat-nya. Tujuan mereka ikhlas demi Allah, mereka hanya mengharapkan rida Allah dan menjauhi kemurkaan-Nya. Keimanan mereka sudah meyakinkan, bahwa mereka berpegang pada kebenaran yang sudah diyakininya itu adalah kewajiban pertama sebagai Muslim yang baik. Kembali kepada kebenaran yang memang sudah di­ketahuinya, tidak seharusnya dirintangi oleh fanatisme atau rasa sombong. Kalau orang bersikeras dengan kebatilannya sesudah diyakinkan bahwa itu batil, dia sudah melakukan perbuatan mungkar yang akan mendapat
  • 14. 46 USMAN BIN AFFAN kutukan dan kemurkaan Tuhan. Bagaimana orang yang beriman dan per-caya kepada kebenaran akan menyimpang dan menyembunyikan kebenaran. Orang yang menyembunyikan atau menutup mata dari kebenaran adalah setan bisu. Umar sepanjang kekhalifahannya sangat menghargai dan mencintai Usman. Sesudah Umar terkena tikam, Majelis Syura telah memilih Usman, kemudian orang banyak membaiatnya. Selesai dibaiat konon ia naik ke mimbar menyampaikan khutbahnya dan dia mencak-mencak marah sekali. "Saudara-saudara," katanya, "perjalanan pertama ini sulit, dan sesudah hari ini masih akan ada hari-hari panjang. Kalau saya masih akan hidup khutbah ini akan kalian terima seperti apa adanya. Kita memang bukan ahli khutbah, tetapi Allah akan memberikan pelajaran kepada kita." Bahkan, selesai dilantik konon ia berkhutbah di depan orang banyak de-ngan mengatakan: "Saudara-saudara, kalian di suatu negeri yang gelisah dan berada dalam sisa-sisa umur. Maka pergunakanlah segera dalam waktu yang masih ada pada kalian ini dengan perbuatan yang baik. Kalian sudah datang, waktu pagi atau sore. Ya, dunia ini penuh tipu mus-lihat, maka tentang Allah, janganlah kalian tertipu oleh kekuatan setan. Bercerminlah kepada mereka yang sudah lalu. Kemudian bersungguh-sungguhlah dan jangan lalai. Di manakah penduduk dunia ini dan sau-dara- saudaranya yang telah mengolahnya, lalu memakmurkannya dan yang telah lama menikmatinya? Tidakkah kalian lemparkan mereka? Jauhilah dunia yang sudah dijauhkan oleh Allah, dan tuntutlah akhirat yang lebih baik, sebab Allah sudah memberikan perumpamaan mengenai itu. Allah Yang Mahaagung berfirman: "Harta kekayaan dan anak-anak keturunan adalah daya tarik kehidup-an dunia. Tetapi amal kebaikan yang kekal, dalam pandangan Tuhanmu itulah yang terbaik sebagai pahala, dan yang terbaik sebagai harapan." [Qur'an, 18:46]. Ibn Kasir mengutip khutbah ini dan menyanggah pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa Usman marah-marah. Dia mengatakan bahwa yang mereka sebutkan itu tak ada dasarnya. Ibn Kasir sudah berlebihan dengan pendapatnya itu. Dalam at-Tabaqat Ibn Sa'd mencatat isi khut­bah Usman ketika dia marah-marah itu dan menyebutkan pula sanadnya.
  • 15. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 47 Saya cenderung untuk memperkuat sumber Ibn Sa'd ini dan meragukan khutbah mimbar yang dikutip Ibn Kasir, at-Tabari dan yang lain. Wajar sekali tentunya selama hari-hari Majelis Syura itu Usman menjadi sibuk sekali untuk menyiapkan pidato yang akan disampaikan menyusul hari pelantikannya. Juga wajar sekali jika dia mengatakan ke­pada mereka bahwa setelah itu hari-hari masih panjang, dan bahwa khutbahnya itu akan mereka terima seperti apa adanya. At-Tabari dan Ibn Kasir mencatat bahwa langkah pertama yang diambil Usman sesudah pelantikannya itu menambah dana bantuan yang diberikan kepada umat melebihi pemberian di masa Umar. Menambah pemberian dana bantuan demikian tentu tidak sesuai dengan khutbahnya yang kesemuanya berisi zuhud, mengingkari kesenangan hidup di dunia! Apa pun yang terjadi, kedua khutbah itu tidak menggambarkan politik yang terpikir akan dijalankan oleh Usman di kemudian hari. Besar sekali dugaan bahwa ia belum lagi merencanakan suatu kebijakan yang batas-batasnya sudah jelas, seperti yang dilakukan oleh Abu Bakr ketika hen-dak memerangi kaum murtad, dan seperti yang dilakukan Umar ketika memerintahkan pengembalian para tawanan perang orang-orang Arab kepada keluarga masing-masing, dan ketika memerintahkan pengosongan orang-orang Nasrani Najran dari perkampungan mereka, atau ketika mengadakan mobilisasi untuk diberangkatkan ke Irak sebagai bala bantu­an kepada Musanna. Mungkin juga perbedaan watak antara Umar dengan Usman, antara yang keras dengan yang lemah-lembut, yang telah memaksa Usman tidak segera membuat rencana kebijakannya itu. Hanya saja, begitu ia dilantik, ada satu hal yang dihadapi oleh Usman yang perlu diuraikah lebih terinci, yaitu soal Ubaidillah bin Umar bin Khattab. Ubaidillah yakin bahwa pembunuhan terhadap ayahnya bukanlah suatu kejahatan perorangan yang dilakukan oleh Abu Lu'lu'ah Fairuz, budak Mugirah bin Syu'bah atas kemauannya sendiri, melainkan sudah merupakan hasil sebuah komplotan yang melibatkan juga Hormuzan, orang Persia dan Jufainah, orang Nasrani dari Hirah. Keyakinannya itu setelah didukung oleh adanya bukti. Abdur-Rahman bin Auf dapat menjadi saksi, bahwa ketika terjadi peristiwa yang telah menggemparkan kaum Muslimin itu, sorenya ia melihat pisau yang dipakai menikam Umar itu di tangan Hormuzan dan Jufainah. Abdur-Rahman bin Abu Bakr juga bersaksi dengan mengata­kan: "Waktu saya lewat saya melihat Abu Lu'lu'ah pembunuh Umar itu bersama-sama dengan Jufainah dan Hormuzan; rupanya mereka sedang mengadakan pertemuan rahasia. Setelah merasakan kedatangan saya, tiba-tiba mereka berdiri, dan sebilah pisau berkepala dua dengan gagang
  • 16. 48 USMAN BIN AFFAN di tengah jatuh. Periksalah itukah khanjar yang digunakan membunuh Umar?" Mereka melihat pisau itu memang seperti yang dilukiskan Abdur- Rahman bin Abu Bakr. Ketika itu Ubaidillah memberontak dan bangkit membawa pedang dengan tujuan mula-mula Hormuzan dan Jufainah yang dibunuhnya. Kemudian ia pergi ke rumah Fairuz dan membunuh anak perempuannya yang masih kecil dan mengaku Islam. Peristiwa ini terjadi sebelum Usman dilantik. Orang ramai marah dan mengancam. Mereka memasukkan Ubaidillah ke dalam penjara. Sesudah kemudian ia dibaiat mau tak mau ia harus mengadili Ubai­dillah. At-Tabari mengutip sebuah sumber dari Syua'ib dan dari Saif dan Abu Mansur yang mengatakan: "Saya mendengar Kumazian bercerita tentang ayahnya — Hormuzan — yang terbunuh, dengan mengatakan: Orang-orang Persia di Medinah saat itu sedang rihat. Ketika itulah Fairuz singgah kepada ayah dengan membawa sebilah khanjar berkepala dua, dan diterima oleh ayah yang lalu menanyakan: Akan Anda gunakan un-tuk di kota ini? Untuk koleksi, jawabnya, dan ada orang yang melihatnya. Sesudah musibah menimpa Umar ia berkata, saya melihat khanjar itu di tangan Hormuzan yang kemudian diberikan kepada Fairuz. Lalu Ubaidillah datang dan ia dibunuhnya. Sesudah Usman berkuasa ia memanggil saya dan ia memberi hak kepada saya terhadap dia — yakni Ubaidillah bin Umar — dengan me­ngatakan: Anakku, orang itu pembunuh ayahmu dan Anda lebih berhak daripada kami, maka bunuhlah dia. Setelah itu saya ajak dia keluar. Ketika itu tak ada siapa pun selain kami berdua. Mereka meminta saya yang bertindak. Sayakah yang akan membunuhnya? Mereka menjawab: Ya. Lalu mereka memaki Ubaidillah. Kata saya: Adakah kalian akan mencegahnya? Mereka menjawab: Tidak, dan mereka memakinya. Saya serahkan kepada Allah dan kepada mereka. Mereka membawa saya, begitu saya sampai di rumah saya berhadapan dengan orang-orang ter-kemuka." 1 Demikian sumber at-Tabari. Pengampunan atas Ubaidillah itu atas usaha Kumazian, anak Hormuzan. Pendapat ini bertentangan dengan pendapat lain yang sudah umum. Kebanyakan para narasumber menyebut-kan bahwa sesudah pelantikan Usman di samping Masjid, Ubaidillah dibawa dari penjara untuk diadili. Sesudah tampil di depannya Usman berkata kepada orang-orang yang hadir itu: "Berikanlah pendapat kalian 1 Paragraf yang dikutip tanpa komentar dari Tabari ini terasa rancu. — Pnj.
  • 17. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 49 mengenai orang yang telah melakukan pembunuhan dalam Islam ini! Dalam hal ini Ali berkata: Tidak adil membiarkan dia, dan saya ber-pendapat dia juga harus dibunuh. Tetapi salah seorang dari yang hadir menentang pendapat Ali dengan mengatakan: Umar baru kemarin ter-bunuh, sekarang anaknya akan dibunuh pula! Mendengar penolakan ini semua yang hadir terdiam, Ali juga tidak meneraskan kata-katanya. Dia diam barangkali khawatir akan dituduh mau menolak Usman pada waktu pembaiatannya. Usman melihat ke sekeliling, kepada mereka yang hadir, meng-harapkan pendapat mereka. la ingin sekiranya ada di antara mereka yang mau membunuh Ubaidillah sebagai jalan keluarnya. Amr bin As yang ketika itu ikut hadir berkata: "Allah telah membebaskan Anda dari kejadian ini. Waktu itu Anda tidak punya kekuasaan atas kaum Mus-limin. Peristiwa semacam itu belum ada pada zaman Anda. Tinggalkan sajalah!" Pendapat ini tidak memuaskan Usman maka ia berkata: "Saya-lah yang akan menjadi wali mereka — maksudnya wali mereka yang terbunuh — sudah saya jadikan diat dan saya yang akan menanggungnya dari harta saya sendiri." Pendapat Usman ini sungguh sangat bijaksana. Ia tidak memaafkan Ubaidillah karena tindakan kejahatannya. Dia pun tidak memeriwah-kan diadakan penyelidikan, sebab kalau persekongkolan Hormuzan, Jufainah dan Fairuz terbukti, akan membangkitkan kemarahan pihak Persia dan orang-orang Nasrani, sementara Ubaidillah juga tidak akan bebas dari tindakannya yang sengaja membunuh anak perempuan Fairuz yang tidak berdosa dan tanpa alasan itu. Semua orang merasa lega dengari kebijakan Usman itu. Hanya ada sekelompok orang yang karena didorong oleh rasa fanatik menentang dan mengecamnya. Di antara mereka itu terdapat Ziyad bin Ubaid al-Bayad yang lalu mem-baca sajak menjelek-jelekkan Ubaidillah dan mengecam keputusan Usman. Tetapi Usman kemudian memanggilnya dan memintanya untuk menghentikan kecamannya itu, dan dia pun memang berhenti tidak me­ngecam lagi. Dengan demikian fitnah yang sudah dapat diredam itu tak perlu di-ungkit- ungkit lagi, dan kaum Muslimin di segenap Kedaulatan itu pun kembali ke dalam kehidupan sehari-hari yang biasa seperti sebelum ter-bunuhnya Umar. Selesai menangani persoalan Ubaidillah bin Umar, Usman kembali memikirkan kebijakannya yang akan ditempuh. Dia tahu bahwa Banu Hasyim tidak puas dengan pelantikannya itu, dan rakyat umumnya meng-harapkan adanya suatu garis kebijakan yang tidak sama dengan kebijak-
  • 18. USMAN BIN AFFAN 50 an Umar yang begitu tegas dan keras. Mereka menginginkan terciptanya kehidupan yang lebih lunak dari yang biasa selama itu. Dia tahu bahwa milker adalah tonggak ketertiban dan pelindung Islam dan yang membela Kedaulatan itu. Kalau ia mampu merangkul rakyat dan angkatan ber-senjata, orang akan merasa puas dan menyambut baik pemerintahannya. Hal ini akan dilakukan sampai mereka merasa yakin bahwa dia tidak kurang dari Umar keinginannya hendak mempertahankan Kedaulatan itu dan semua kawasan yang sudah dibebaskan, dan untuk menegakkan keadilan di kalangan rakyat sedemikian rupa sehingga mereka dan harta terasa lebih aman, di samping juga akan keyakinan masa depan mereka. Dia tahu bahwa pejabat-pejabat di daerah-daerah yang sudah dibebaskan itu adalah pembantu-pembantunya yang pertama. Kalau mereka sudah menyambut baik, mereka akan menjaga ketertiban dan akan menanam-kan rasa aman dalam hati penduduk di seluruh kawasan itu. Tetapi bagaimana semua itu bisa dicapai dengan cara lemah-lembut sesuai dengan wataknya, tanpa membawa dampak kelemahan yang akan merusak watak lemah-lembutnya yang begitu indah itu, atau akan mem-buat mereka yang membaiatnya tidak puas lalu memberontak atau mem-bangkang? Sumber-sumber itu semua memang sepakat bahwa langkah pertama yang dilakukan oleh Usman ialah lebih memperbesar bantuan kepada rakyat daripada masa Umar dulu. Tambahan bantuan yang diberikan kepada prajurit untuk setiap orang 100 dirham dari yang sudah ditetapkan oleh Umar. Selama dalam bulan Ramadan setiap malam untuk keperluan iftar (berbuka puasa) Umar mengeluarkan satu dirham dari Baitulmal untuk setiap orang dan untuk para Ummulmukminin dua dirham. Hal ini diperkuat oleh Usman dan ia memberi tambahan pula. Di samping itu ia memberi jamuan untuk mereka yang mengkhususkan ibadahnya dan ber-iktikaf (di masjid), untuk orang-orang yang dalam perjalanan serta untuk fakir miskin. Dengan demikian prajurit-prajurit dan rakyat merasa puas. Mereka melihat Usman memberi harapan hidup yang lebih baik untuk masa depan mereka. Tak ada orang yang akan mempersalahkan Usman sementara kekayaan terus mengalir dari segenap penjuru Kedaulatan itu. Kemudahan yang sudah dibukakan lebar-lebar oleh Amirulmukminin ke­pada kaum Muslimin jangan pula dipersempit. Surat-surat Usman kepada para pejabat Semua orang sudah merasa puas bahwa keadilan yang sudah mereka rasakan di masa Umar tidak akan disia-siakan. Usman menulis kepada para pejabatnya:
  • 19. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 51 "Amma ba'du. Allah telah memerintahkan para pemimpin supaya menjadi gembala, bukan datang untuk menjadi pemungut pajak. Pemimpin umat ini diciptakan sebagai gembala, bukan sebagai pemungut pajak. Tetapi pemimpin-pemimpin kalian sudah hampir menjadi pemungut-pe-mungut pajak, bukan menjadi gembala-gembala. Jika mereka kembali lagi demikian, maka habislah segala rasa malu, amanat dan kesetiaan itu. Cara yang paling adil ialah kalian harus melihat keadaan kaum Muslimin dan apa yang menjadi kewajiban mereka. Berikanlah segala hak mereka dan ambillah apa yang menjadi kewajiban mereka. Di samping itu ikuti-lah para pendahulu mengenai kaum zimmi, memberikan hak mereka dan memungut segala yang menjadi kewajiban mereka. Kemudian terhadap musuh yang selalu mengancam kalian, hendaklah kalian memohonkan kemenangan dengan tetap menaati segala perjanjian dengan mereka." Dengan surat itu Usman telah menggambarkan kebijakannya ter­hadap rakyatnya dan apa yang harus dilakukan oleh para pejabatnya. Semua itu merupakan kebijakan yang sungguh tepat dan bijaksana sekali. la memerintahkan pejabat-pejabat supaya melayani rakyat dengan ramah dan sopan santun dan jangan membebankan pajak kepada mereka dengan cara memeras, menuntut kewajiban dan memberikan hak kepada si Muslim dan si zimmi dengan cara yang adil tanpa ada yang dirugikan; menepati janji yang sudah diadakan dengan pihak musuh untuk menghilangkan keangkuhannya supaya tidak membangkitkan kemarahan orang kepada pihak Muslimin. Itulah tindakan yang paling adil dalam pandangan Usman. Dengan itu semua pihak merasa puas, keamanan dan ketertiban jadi merata, segalanya berjalan sebagaimana mestinya dan tidak membiarkan ada keluhan orang karena kezaliman atau kesewenang-wenangan. Petugas-petugas pajak dipisahkan dari para penguasa karena Usman khawatir perbuatan mereka akan merugikan rakyat dengan menekan mereka tidak pada tempatnya, atau memanfaatkan kedudukan mereka guna mencari keuntungan pribadi atau untuk keluarga-keluarga dekatnya. Semua ini akan menimbulkan kegelisahan rakyat dan mereka akan berprasangka yang tidak baik terhadap pemerintah. Kepada para petugas pajak itu ia menulis: "Amma ba'du. Allah telah menciptakan manusia atas dasar kebenaran dan yang akan diterima hanyalah yang benar. Maka ambillah kebenaran itu dan dengan itu berikanlah juga kebenaran. Amanat adalah tetap ama­nat. Berpegang teguhlah pada amanat itu, dan janganlah kalian menjadi orang yang pertama melanggarnya, karena apa yang kalian lakukan itu akan dicontoh oleh orang-orang yang sesudah kalian. Tepatilah perjanji­an, sekali lagi tepatilah. Janganlah merugikan anak yatim dan pihak yang
  • 20. 52 USMAN BIN AFFAN sudah dalam perjanjian. Allah menjadi musuh mereka yang melakukan kezaliman." Dengan surat-suratnya kepada para pejabat dan para petugas pajak itu Usman tidak ingin orang mengartikannya bahwa dia sudah mem-bebaskan rakyat jelata dari segala kewajiban yang dibebankan kepada mereka, atau ketika ia memberi tambahan dana bantuan kepada mereka itu akan menyuruh mereka bergelimang dalam kesenangan dan keme-wahan hidup duniawi. Karena itu ia mengumumkan sebuah surat yang isinya: "Amma ba'du. Kalian sudah bersungguh-sungguh dalam mengambil contoh dan teladan, maka janganlah pesona dunia ini membuat kalian lupa dari keadaanmu ini. Keadaan umat sekarang cenderung mengarah untuk mengada-ada sesudah tiga hal ini: Kenikmatan hidup yang sem-purna, anak-anak kalian yang sudah memiliki tawanan-tawanan perang, dan pembacaan Qur'an oleh orang-orang Arab pedalaman serta orang-orang asing. Rasulullah sudah berkata: "Kekufuran adalah ketidakfasihan mengucapkan, dan jika sudah me-nemui kesulitan dalam mengucapkan (bacaan) lalu memaksakan diri dan mengada-ada." Ketiga surat kepada para pejabat, para petugas pajak dan kepada masyarakat umum itu melukiskan secara ringkas kebijakan Usman dalam menjalankan politik dalam negeri di seluruh Kedaulatan. Tetapi Usman tidak pula lupa bahwa Kedaulatan yang baru tumbuh itu belum lagi stabil dalam arti yang sudah dapat meyakinkan Khalifah. Pihak Persia dan Rumawi pasti tidak akan tinggal diam sesudah segala pengalaman me-reka di masa Umar. Mereka pasti masih menunggu kesempatan pertama untuk mengadakan perlawanan terhadap pihak Muslimin begitu terlihat ada kelemahan dalam pemerintahan Arab itu untuk menghadapi mereka. Orang yang kecerdasan dan kepekaannya menghadapi masalah ini masih di bawah Usman pun tidak akan lalai. Mereka akan cukup waspada ter­hadap adanya kemungkinan itu. Kepada para komandan pasukan di berbagai tempat dalam Kedaulat­an itu, dari barat Mesir sampai ke sebelah timur Persia, Usman menulis: "Amma ba'du. Kamu adalah pengawal dan perisai Muslimin. Umar sudah membuat ketentuan bagi kalian yang sudah sama-sama kita ketahui, bahkan oleh semua orang. Kami tidak mendengar ada yang mengatakan kalian pernah mengubah-ubah dan mengganti-ganti sesuatu, sebelum
  • 21. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 53 Allah mengubah dan mengganti dengan yang lain. Perhatikanlah bagai-raana keadaan kalian. Saya akan memperhatikan apa yang sudah diwajib-kan Allah kepada saya untuk diperhatikan dan dikerjakan." Meneruskan kebijakan pendahulunya Inilah kebijakan yang telah direncanakan oleh Usman dan diumum-kan ke semua daerah pertama kali ia dilantik. Kita dapat menambahkan bahwa dia tetap mengukuhkan semua pejabat di kawasan mereka itu, tak seorang pun ada yang dipecat atau dipindahkan ke tempat lain dari daerah mereka saat Umar mati syahid. Dibiarkannya Nafi' bin Abdul- Haris al-Khuza'i untuk Mekah, Sufyan bin Abdullah as-Saqafi untuk Ta'if, Ya'la bin Mun-yah untuk San'a, Usman bin Abi al-As as-Saqafi untuk Bahrain dan sekitarnya, Mugirah bin Syu'bah untuk Kufah, Abu Musa al-Asy'ari untuk Basrah, Mu'awiyah bin Abi Sufyan untuk Damsyik, Umair bin Sa'd untuk Hims, Amr bin al-As untuk Mesir dan Abdullah bin Abi Rabi'ah untuk Janad.1 Seperti yang sudah kita lihat, dalam kebijakan ini tak ada yang baru yang perlu kita perhatikan atau perlu kita pikirkan. Begitu juga halnya dengan Umar ketika menghapuskan larangan terhadap kaum Riddah dan ketika memerintahkan orang-orang Arab tawanan perang supaya dikem-balikan kepada kelurganya masing-masing atau ketika orang-orang Nasrani Najran dikeluarkan dari perkampungan mereka. Barangkali alasan Usman menempuh kebijakan ini karena ia sudah berjanji kepada Abdur-Rahman bin Auf menjelang pelantikannya, bahwa dia akan bekerja atas dasar Kitabullah dan Sunah Rasulullah serta meneladani kedua Khalifah se-belumnya. Ia tidak akan berkata seperti yang dikatakan oleh Ali bin Abi Talib bahwa dia akan bekerja menurut pengetahuan dan kemampuannya. Karenanya tak ada yang baru perlu ditambahkan pada kebijakan kedua Khalifah Abu Bakr dan Umar itu, khawatir dituduh dia telah mengada-ada dan bekerja atas pengetahuannya sendiri, yang bertentangan dengan janji yang dibuatnya dan dengan baiat yang diberikan umat kepadanya. Atau karena Usman terlalu pemalu maka ia banyak memberi untuk meng- 1 Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa Usman memecat Mugirah bin Syu'bah begitu ia dibaiat, dan menggantikannya dengan Sa'd bin Abi Waqqas. Sumber lain menyebut-kan bahwa Umar bin Khattab berpesan kepada khalifah yang sesudahnya supaya pejabat-pejabat itu dibiarkan selama setahun. Oleh karena itu Usman membiarkan Mugirah itu selama setahun, kemudian menggantikannya dengan Sa'd bin Abi Waqqas. Sumber ini lebih cermat daripada yang pertama dan lebih cocok dengan bawaan dan politik Usman pada permulaan pemerintahannya.
  • 22. 54 USMAN BIN AFFAN ambil hati orang. Di samping itu dalam surat-suratnya yang mula-mula ia tidak menyinggung soal rencana kebijakan baru yang mungkin akan ter-paksa ditinggalkannya. Ini akan menjadi alasan yang mungkin digunakan oleh lawan-lawannya dan dijadikan dasar propaganda yang cukup mem-bantu. Apa pun yang terjadi, tidak mudah bagi Usman dan bagi siapa pun dalam situasi yang begitu gawat ketika Umar terbunuh, untuk mengambil langkah lain daripada harus menunggu dan mengikuti situasi serta apa yang mungkin terjadi terhadap dirinya. Perselisihan orang-orang Arab yang tinggal di Basrah dan Kufah masih berkepanjangan. Dari kedua kota itu masing-masing mau cepat-cepat mendukung pejabat Khalifah di kota itu, sehingga dalam mengangkat pejabat-pejabatnya Umar sering mengatakan: "Cobalah kemukakan suatu cara yang dapat saya gunakan untuk memperbaiki masyarakat dalam menggantikan seorang pejabat." Ketika itu Yazdigird raja Persia masih tinggal di Fergana, ibu kota Turki di Samarkand1 sedang menunggu-nunggu kesempatan untuk kembali ke negerinya dan memerangi Muslimin. Rumawi pun yang keadaannya sudah agak tenang di ibu kota Konstantinopel, juga sedang menunggu kesempatan untuk mengadakan balas dendam dan serangan baru ke Syam dan Mesir. Pihak Arab baik di Semenanjung ataupun di luar Semenanjung sudah merasa puas dengan berbagai macam kesenangan. Tidak heran bila mereka sudah tergiur oleh yang demikian dengan meminta tambahan lagi, dan akan menggerutu jika keinginannya tak terpenuhi. Sudah tentu orang yang mengemudikan pemerintahan akan lama berpikir-pikir se-belum membuat garis kebijakannya. Kalau yang memegang pemerintah­an itu orang yang pemalu dan lemah-lembut seperti Usman, lebih-lebih lagi memerlukan kesabaran dan akan lama berpikir. Keadaan ini menjadi demikian terutama karena sampai pada waktu Umar terbunuh, orang masih yakin bahwa dia masih akan berumur panjang. Tak terbayangkan oleh siapa pun akan terjadi suatu kebijakan yang berbeda dengan kebijakan­nya itu. Rumawi dan Persia selalu mengancam Di samping semua itu belum hilang dari ingatan bahwa pasukan Muslimin di berbagai daerah di kawasan Persia, di Barqah (Cyrenaica) dan di selatan Mesir selalu siap siaga untuk menghadapi musuh dalam 1 Daerah Rusia sekarang. — Pnj.
  • 23. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 55 perang reguler atau yang semacam perang urat saraf. Usman sendiri tidak akan lalai mengenai hal ini. Sebagian besar perhatiannya harus ditujukan ke sana. Soalnya, peristiwa-peristiwa itu tidak mengharuskan Umar de-ngan politik pembebasannya di perbatasan-perbatasan yang sudah berada dalam perjanjian perdamaian dengan musuh-musuhnya itu — Persia dan Rumawi — untuk menghormatinya. Maka terpaksa ia meneruskan politik itu, yang sampai pada waktu ia terbunuh, pasukannya masih bertahan di ujung perbatasan-perbatasan Persia dan Mesir. Dan Khalifah tidak se-harusnya akan merombak itu, kalau tidak, seluruh Kedaulatan akan ter-ancam runtuh. Berjaga-jaga terhadap keadaan demikian merupakan beban yang luar biasa beratnya yang harus dihadapi oleh Khalifah ketiga, begitu ia dibaiat. Pihak Persia dan Rumawi tahu keadaan pihak Arab yang akan membuat beban itu terasa makin berat. Begitu terdengar berita-berita tentang terbunuhnya Umar dan dilantiknya Usman, sudah terpikir oleh mereka hendak mengadakan pemberontakan. Beberapa daerah yang sudah di bawah kekuasaan Arab dan sudah terikat perjanjian, perjanjian itu mereka langgar dan mereka menolak membayar jizyah yang sudah sama-sama disetujui. Maka tak ada jalan lain buat Khalifah, daerah-daerah itu harus tunduk kembali. Mereka harus mendapat sanksi, se-kurang- kurangnya apa yang sudah disetujui di masa Umar, sebab dikha-watirkan daerah-daerah yang lain juga akan ikut membatalkan perjanjian demikian dan akan menyatakan pembangkangannya. Jika terjadi demi­kian, maka keadaan sudah akan sangat berbahaya dan tidak mudah akan dapat diperbaiki lagi. * * * Pemberontakan demikian ini memang terjadi. Pertama di Azerbaijan dan Armenia, kemudian Rumawi menyerang Syam, disusul oleh Iskan-dariah membatalkan perjanjian dan meminta bantuan Rumawi yang juga segera membantunya. Karena yang demikian ini dan yang semacamnya sudah terjadi berturut-turut, maka harus segera diambil tindakan untuk menumpas dan mengikisnya dari sarangnya. Inilah yang dilakukan oleh Usman. Sebagai akibatnya, tindakan ini sekarang menjurus pada perluasan pembebasan, dan ia harus menganut taktik perang untuk melindungi Kedaulatan dan segera membentuk angkatan laut di samping angkatan darat. Dalam bab-bab berikut, semua kejadian ini akan diuraikan secara ringkas, dan bagaimana ia menjalan-kan politik luar negerinya, untuk kemudian kembali menguraikan politik
  • 24. 56 USMAN BIN AFFAN pemerintahan dalam negeri pada masa Usman itu, serta berakhirnya kebijakan ini dengan timbulnya pemberontakan terhadap Khalifah. Se-lanjutnya kekhalifahan sesudah Ali berubah menjadi kerajaan yang se-wenang- wenang di masa Banu Umayyah.