1. Usman adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang paling awal masuk Islam melalui ajakan Abu Bakr. Ia kemudian menikah dengan putri Nabi, Ruqayyah.
2. Usman memiliki sifat yang sangat pemalu dan lembut hati. Karena takut akan penganiayaan kaumnya sendiri terhadap Muslimin, ia memilih untuk hijrah ke Abisinia bersama istrinya agar terhindar dari gangguan.
3. Setelah hijrah, Usman terus
Kisah para sahabat yang sholeh selalu bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita. Dalam Power Point diceritakan tentang Abu Bakar Assyiddiq keturunannya,kelebihannya dan bagaimana beliau jadi kahlifah
Kisah para sahabat yang sholeh selalu bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita. Dalam Power Point diceritakan tentang Abu Bakar Assyiddiq keturunannya,kelebihannya dan bagaimana beliau jadi kahlifah
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Setelah Nabi Muhammad wafat, umat Islam mengalami masa kekhalifahan. Para periode awal kekhalifahan ini, ada empat sahabat nabi yang dipilih sebagai khalifah, keempat khalifah ini dikenal dengan nama Khulafaur Rasyidin.
Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang arif bijaksana. Mereka adalah empat sahabat Rasulullah yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslim.
Keempat khalifah tersebut adalah Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib Radhiayyahuanhum.
Mereka berhasil melanjutkan perjuangan Rasulullah menegakkan ajarah tauhid, juga sukses memperluas penyebaran dan mengharumkan nama Islam.
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
1
* Peringatan: kitab ini masih dalam semakan. Jika terdapat sebarang pembetulan, dari segi
ayat dan nama perawi hadis, sila maklumkan kepada kami untuk di buat pembetulan.
Sekian terima kasih.
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Yang telahmengijinkan penyusunmenyelesaikan catatan
tajwid ini. Sesuai namanya, catatan ini menyuguhkan materi tajwid secara sederhana dan praktis.
Sumber acuan utama catatan ini yaitu, buku Pedoman Membaca Al-Quran (Ilmu Tajwid) oleh Drs. H.
A. Nawawi Ali, Mutiara Sumber Widya (2002) dan software Holy Quran versi 6.2, Sakhr Software.
Catatan ini ditulis bermula dari keinginan penyusun sekedar merapikan catatan tajwidnya. Segala
kekurangan disebabkan oleh kekurangan penyusun; semoga Allah swt melindungi pengguna catatan
ini dari segala kekurangan yang disebabkan penyusun. Amin. Mudah-mudahan Allah swt menjadikan
catatan ini bermanfaat bagi mereka yang belajar tajwid. Dengan bentuknya yang sederhana nan praktis
diharapkan catatan ini juga dapat dipakai sebagai semacam ’quick reference’. Amin.
Bochum, September 2004
Imam Fachruddin
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Biografi Utsman bin Affan (bagian 02)
1. a
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
nurulkariem@yahoo.com
MR. Collection's
Usman, Dulu dan Sekarang
Perawakannya Ketika dibaiat umur Usman hampir mencapai 70 tahun, berperawakan
sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, wajahnya tampan, berkulit
cerah dengan warna sawo matang dan terdapat sedikit bekas cacar.
Janggutnya lebat dengan tulang-tulang persendian yang besar dan kedua
bahunya yang bidang, kepala botak setelah sebelumnya berambut lebat.
Giginya dilapisi emas dan cincin di jari kirinya. la selalu mengenakan
pakaian yang bagus-bagus dan baju bermutu tinggi, karena dia memang
orang kaya, hidupnya serba nyaman.
Sifat dan perangainya
Dia sangat pemalu. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa Ra-sulullah
sallallahu 'alaihi wasallam berkata:
"Umatku yang benar-benar pemalu adalah Usman."
Rasa malunya bertambah pada waktu ia dilihat orang. Salah seorang
pembantu istrinya bernama Bananah, kalau ia datang membawakan
bajunya, ketika ia sedang mandi, ia berkata: "Jangan melihat kepada
saya, tidak boleh." Sifat pemalunya itu membuat orang lain juga jadi
malu kepadanya. Bersumber dari Aisyah Ummulmukminin disebutkan,
bahwa ketika Rasulullah sedang duduk-duduk dan pahanya terbuka, Abu
Bakr meminta izin akan masuk diizinkan tanpa mengubah posisinya,
ketika Umar datang meminta izin ia juga diizinkan tanpa mengubah posisinya.
Tetapi ketika Usman meminta izin ia menurunkan pakaiannya.
Sesudah mereka pergi Aisyah berkata: "Rasulullah, Anda mengizinkan
33
2. 34 USMAN BIN AFFAN
Abu Bakr dan Umar masuk dengan keadaan Anda tetap begitu, tetapi
sesudah Usman yang meminta izin Anda menurunkan pakaian Anda."
Kata Rasulullah kepada Aisyah:
"Aisyah, kita malu bukan kepada seseorang, yang malaikat sendiri
pun malu kepadanya," atau ia berkata: "Tidakkah saya malu kepada orang,
yang juga malaikat pun malu kepadanya." Dalam sebuah sumber disebut-kan
bahwa Aisyah berkata: "Rasulullah, mengapa saya tidak melihat
kepedulian Anda kepada Abu Bakr dan Umar seperti kepada Usman?"
Dijawab oleh Rasulullah: "Usman orang yang sangat pemalu. Saya kha-watir
kalau saya mengizinkannya dalam keadaan begitu ia tidak dapat
mengutarakan maksudnya."
Karena perasaan malu itu Usman takut berbicara. Ibn Sa'd dalam at-
Tabaqat mengutip kata-kata salah seorang dari mereka: Dari antara
sahabat Rasulullah tak seorang pun yang pernah saya lihat bicaranya
lebih sempurna dan lebih baik daripada Usman. Hanya saja ia takut
berbicara, dan karena takutnya berbicara ia segan berdialog dan berdebat
berpanjang-panjang. Kalau dia sudah mengambil keputusan ia gigih dan
tidak mudah menyerah. Karena kemurahan rezeki yang melimpah yang
dikaruniakan Allah kepadanya itulah maka ia makin gigih dengan pen-dapatnya.
Dia dari keluarga Banu Umayyah, kalangan suku Kuraisy yang
terbanyak jumlah orangnya dan yang terkuat. Tetapi keengganannya
berbicara yang terbawa oleh perasaan malu itu membuatnya jadi sangat
lemah-lembut. Juga kekayaan dan kedudukannya yang tinggi membuatnya
jadi sangat dermawan dan murah hati. Kedermawanan dan kelembut-annya
membuat dia disenangi orang. Di samping itu karena percaya diri
dan rasa bangga kepada kerabat, oleh mereka ia sangat dihormati dan
dihargai.
Di zaman jahiliah dan di masa Islam ia adalah saudagar pakaian.
Karena kejujuran dan sifat-sifatnya yang sudah disebutkan tadi menye-babkan
perdagangannya maju dan banyak mendatangkan keuntungan. Di
samping itu, sifat-sifat pemalu yang sudah dibawanya sejak kecil dan di
masa remajanya ia selamat tak sampai tergelincir bersama gejolak anak-anak
muda. Tak pernah terdengar bahwa dia suka berbangga-bangga atau
suka mencumbu perempuan. Secara keseluruhan sumber-sumber menunjuk-kan
bahwa dia berhati lembut, sangat dipengaruhi oleh perasaannya yang
halus. Karena sifat lemah-lembut dan perasaannya yang halus itu ia
selalu berusaha tidak menyakiti hati orang atau melakukan kekerasan.
3. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 35
Tahun lahir dan sebabnya ia masuk Islam
Usman dilahirkan pada tahun keenam tahun Gajah. Ia lebih muda
dari Nabi enam tahun. Di masa anak-anak dan masa remajanya, ia hidup
boros, seperti orang-orang Kuraisy umumnya, terutama Banu Umayyah.
Sesudah Rasulullah diutus Allah ia termasuk yang mula-mula dalam
Islam. Sebab-sebabnya ia masuk Islam para sejarawan menyebutkan
beberapa sumber, yang sebagian dapat kita catat di sini.
Dalam Sirat Sayyidina Muhammad Rasulillah Ibn Hisyam menyebutkan:
"Sesudah Abu Bakr masuk Islam orang-orang dari masyarakatnya
sendiri yang dipercayainya dan yang suka mengunjunginya dan duduk-duduk
dengan dia, diajaknya beriman kepada Allah dan kepada Islam.
Maka yang sudah masuk Islam karena ajakannya itu adalah Usman bin
Affan dan tujuh orang lagi yang lain, yang sudah kami sebutkan. Oleh
Abu Bakr mereka yang sudah memenuhi seruannya itu diajaknya me-nemui
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam lalu mereka menyatakan
masuk Islam dan melakukan salat." Ibn Sa'd mengatakan dalam at-
Tabaqat: "Usman bin Affan dan Talhah bin Ubaidillah pergi mengikuti
Zubair bin Awwam, dan masuk menemui Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam. Ia menawarkan Islam kepada kedua mereka dan membacakan
beberapa ayat Qur'an serta memberitahukan kepada mereka tentang
ketentuan-ketentuan Islam dengan menjanjikan kemuliaan Allah bagi mereka.
Keduanya kemudian beriman dan percaya. Kata Usman: "Rasulullah,
saya baru kembali dari Syam. Sesudah kami sampai di Mu'an dan Zarqa'
kami seperti orang yang sedang tidur, terdengar ada suara memanggil-manggil
kami: Hai orang-orang yang sedang tidur, bergegaslah bangun,
Ahmad sudah di Mekah. Maka kami datang dan kami mendengar tentang
dia. Usman masuk Islam sudah sejak lama, sebelum Rasulullah (saw) datang
ke Darul Arqam." Dalam al-Bidayah wan Nihayah Ibn Kasir mengatakan:
"Usman radiallahu 'anhu. sudah sejak lama masuk Islam
melalui Abu Bakr as-Siddiq."
Cerita Ibn Asakir
Masuk Islamnya itu aneh, seperti disebutkan oleh al-Hafiz bin Asakir.
Ringkasnya, bahwa sesudah dia mendapat berita bahwa Rasulullah (saw)
menikahkan putrinya Ruqayyah yang cantik dengan sepupunya, Utbah
bin Abi Lahab, ia menyesal mengapa bukan dia yang mengawininya.
Dengan perasaan sedih ia menemui keluarganya, dan di tempat itu ia ber-temu
dengan bibinya Sa'diyah binti Kuraiz, seorang dukun. Ia memberi-kan
berita gembira bahwa dia akan menikah dengan Ruqayyah. "Saya
heran dia membawa berita gembira mengenai perempuan yang sudah
4. 36 USMAN BIN AFFAN
bersuamikan laki-laki lain," kata Usman. "Lalu kata saya, 'Apa kata
Bibi?" Dia menjawab: "Usman, Anda akan mendapat kehormatan, akan
menjadi orang penting. Dia seorang nabi yang membawa bukti, diutus
dengan sebenarnya sebagai orang yang saleh, ia akan mendapat wahyu,
yang dapat membedakan yang hak dengan yang batil. Ikutlah dia, Anda
tak akan tertipu oleh berhala." Kata Usman: "Anda mengatakan suatu
masalah yang tak pernah terjadi di negeri kita." Perempuan itu berkata
lagi: "Muhammad bin Abdullah, utusan Allah, dengan membawa wahyu
dari Allah, mengajak orang beribadah hanya kepada Allah." Seterusnya
kata perempuan itu lagi: "Pelitanya adalah pelita, agama kemenangan,
perkaranya berjaya, sasarannya jitu, seluruh negeri ini tunduk kepada-nya,
tak ada gunanya berteriak, jika terjadi pembantaian dan panah
sudah direntang."1 Kata Usman: "Aku pergi sambil berpikir-pikir dan
ketika bertemu dengan Abu Bakr kuberitahukan. "Celaka Anda ini, Usman.
Anda adalah orang yang tegas. Anda sudah tahu benar mana yang hak
dan mana yang batil. Apa gunanya berhala-berhala yang disembah
kaummu itu. Bukankah itu hanya batu, tidak mendengar, tidak melihat,
tidak mengganggu, juga tidak bermanfaat." "Memang, memang begitu,"
kata Usman. Kemudian kata Abu Bakr: "Bibimu sudah meyakinkan
Anda. Rasulullah itu Muhammad bin Abdullah, diutus oleh Allah kepada
hamba-Nya dengan membawa sebuah ajaran. Bersediakah Anda men-datanginya?"
Kemudian kami bertemu dengan Rasulullah, dan dia berkata:
"Usman, penuhilah seruan Allah, saya utusan Allah kepada Anda
dan kepada segenap hamba-Nya." Ia berkata: "Setelah saya mendengar
kata-kata Rasulullah (saw), itu, saya tak dapat menguasai diri. Saya
menerima Islam dan saya membaca kalimat syahadat bahwa tiada tuhan
selain Allah Yang Mahatunggal, tiada bersekutu. Tak lama sesudah itu
saya menikah dengan Ruqayyah putri Rasulullah (saw). Sementara itu ia
berkata:
Pasangan terbaik
yang pernah dilihat orang
Ruqayyah dan suaminya, Usman
Menikah dengan Ruqayyah
Beginilah cerita-cerita tentang Usman masuk Islam. Terserah kepada
kita percaya atau tidak. Boleh saja kita mengatakan sumber Ibn Kasir itu
kebanyakan dibuat-buat. Waktu itu berita tentang Muhammad belum ter-
1 Kata-kata perempuan itu bersajak dan nadanya seperti membacakan mantra. — Pnj.
5. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 37
sebar luas di kalangan Kuraisy, dan ajakannya itu dibicarakan orang
masih dengan malu-malu. Saya tidak tahu, adakah tertariknya Usman
kepada Ruqayyah itu ada pengaruhnya dalam keislamannya. Ketika itu
umur Ruqayyah belum mencapai 20 tahun kendati ia bukan putri Ra-sulullah
yang tertua, sementara umur Usman ketika itu sudah hampir 40
tahun, dan di zaman jahiliah ia sudah pernah menikah dan mendapat
julukan Abu Umar.
Dari Ruqayyah ia mendapat seorang anak laki-laki dan diberi nama
Abdullah dan dia pun mendapat julukan demikian. Julukan ini terus melekat
kendati anak itu sudah meninggal dalam usia enam tahun. Barangkali Ibn
Kasir mendasarkan sumber itu dari al-Hafiz bin Asakir yang dikutip oleh
Ibn Asakir dari orang lain, sebab sesuai dengan yang sudah diketahuinya
tentang sifat Usman yang sangat perasa itu. Atas pengertian inilah di sini
kita memperkuatnya kendati masih kita ragukan sebelum kita memasti-kan
bahwa karena sebab-sebab tertentu cerita itu dibuat orang kemudian.
Mengapa Usman cepat-cepat hijrah ke Abisinia?
Usman masuk Islam dan menikah dengan Ruqayyah putri Rasulullah. Ia
tinggal di Mekah bersama istrinya itu sambil meneruskan usaha per-dagangannya
dan mengikuti turunnya wahyu serta ajaran-ajaran yang di-berikan
Muhammad bersama-sama saudara-saudaranya kaum Muslimin
yang sudah lebih dulu dalam Islam. Islam mulai tersebar dan pihak Kuraisy
pun tetap menentang dan mengganggu Muslimin. Yang demikian
ini berlangsung selama bertahun-tahun terus-menerus. Sesudah mereka
tak mampu melawannya, Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabat
supaya perg'i terpencar-pencar, berlindung kepada Allah dengan agama
mereka itu. Ia menyarankan agar mereka pergi ke Abisinia. Mereka yang
berangkat mula-mula terdiri atas sebelas orang laki-laki dan perempuan.
Usman dan istrinya Ruqayyah yang paling lebih dulu hijrah.
Apa sebab Usman cepat-cepat hijrah dan membawa istrinya? Mengapa
ia tidak tetap tinggal di Mekah seperti Muslimin yang mula-mula
dalam Islam dan memilih tinggal di dekat Rasulullah, melindunginya dan
sanggup menghadapi gangguan demi perjuangan di jalan Allah? Adakah
karena ia mencari selamat dan merasa lebih aman? Atau, karena ia
memang tidak menyukai kekerasan, tidak tahan melihat Muslimin yang
lain mengalami berbagai macam penganiayaan? Ataukah karena melihat
Banu Umayyah adalah yang paling keras memusuhi orang-orang seka-bilahnya
yang masuk Islam, dan Usman sendiri dari Banu Umayyah dan
menantu Rasulullah pula, yang terutama sekali akan menjadi sasaran
penganiayaan? Mungkin saja ini salah satunya atau semua itu yang
6. 38 USMAN BIN AFFAN
menjadi penyebab maka cepat-cepat ia berangkat hijrah. Mungkin dia
khawatir Ruqayyah istrinya akan mendapat musibah sedang dia tak mampu
melindunginya dari gangguan kaumnya sendiri dan yang demikian ini akan
menjadi suatu aib seumur hidupnya. Yang terakhir inilah yang sangat
mempengaruhi jiwa Usman.
Sebuah sumber menyebutkan bahwa ada seorang Muslimah yang
baru pulang dari Abisinia ditanya oleh Rasulullah tentang Ruqayyah dan
bagaimana ia melihat keadaannya, dijawab: "Saya melihatnya ketika ia
sedang dinaikkan ke atas seekor keledai." Mendengar itu Rasulullah sangat
terharu. "Semoga Allah menyertainya, sebab Usman orang yang pertama
hijrah mencari perlindungan Allah sesudah turun wahyu," katanya.
Apa pun yang mendorong Usman cepat-cepat hijrah, yang jelas ia
berangkat dengan putri Rasulullah itu ke Abisinia, dan selama dua kali
hijrah ia tetap tinggal di sana. Sesudah itu kemudian hijrah lagi dari
Mekah ke Medinah. Setelah Rasulullah merencanakan perumahan kaum
Muhajirin Kuraisy ke Yasrib, letak rumah Usman berhadapan dengan
rumah Rasulullah, dan pintu rumahnya berhadapan dengan pintu rumah
Rasulullah.
Ruqayyah wafat
Usman tinggal di Medinah dengan merasakan kasih sayang Nabi dan
menikmati kemudahan hidup dari kekayaannya. Oleh Rasulullah ia dijadi-kan
sekretarisnya dan kadang sebagai penulis wahyu. Tetapi Rasulullah
tidak melibatkannya dalam ekspedisinya yang terjadi sebelum Perang Badr.
Tatkala Rasulullah berangkat memimpin Muslimin menghadapi Kuraisy
dalam Perang Badr, Ruqayyah sedang dalam sakit berat. Rasulullah meng-izinkan
Usman tinggal di rumah untuk merawat istrinya. Tetapi ia tak
dapat juga menolongnya; Ruqayyah meninggal dan dimakamkan ketika
datang berita tentang kemenangan Muslimin. Rasulullah membagikan
hasil rampasan Perang Badr itu dan Usman mendapat bagian seperti
bagian mereka yang ikut berperang. Oleh karena itu Usman dipandang
sebagai salah seorang veteran Badr.
Mendapat julukan
Usman merasa sedih sekali dengan kematian Ruqayyah itu. Menge-tahui
hubungan baik Usman dengan keluarganya, Rasulullah mengawin-kannya
dengan Um Kulsum, adik Ruqayyah. Tetapi Um Kulsum juga
meninggal ketika ayahnya masih hidup dan alangkah beratnya kesedihan
yang harus diderita oleh Usman. Rasulullah menghiburnya dengan me-ngatakan,
antaranya: "Andaikata ada putri kami yang ketiga, niscaya
7. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 39
kami kawinkan kepada Anda." Karena pernikahan Usman dengan Ru-qayyah
dan kemudian dengan Um Kulsum itulah, maka kaum Muslimin
kemudian memberinya gelar dengan Zun-Nurain.1
Adakah Usman beristri lain selain Ruqayyah dan kemudian selain
Um Kulsum? Ataukah ia tak beristrikan yang lain di luar mereka? Dalam
hal ini tidak mudah kita dapat memastikan, walaupun dapat dikatakan,
bahwa sebelum dengan Ruqayyah ia sudah pernah beristri satu atau
lebih, dan beristri lagi sesudah Um Kulsum. Di masa jahiliah dan di
masa Islam selain dengan Ruqayyah dan Um Kulsum ia pernah menikah
dengan Fakhitah binti Gazwan bin Jabir, dengan Um Amr binti Jundub
bin Amr dari Banu Azd, dengan Fatimah binti al-Walid bin Abdu-Syams
bin al-Mugirah, dengan Um al-Banin binti Uyainah bin Hisn al-Fuzari,
dengan Ramlah binti Syaibah bin Rabi'ah bin Abdu-Syams bin Abdu-
Manaf dan dengan Na'ilah binti al-Farafisah bin al-Ahwas dan dia inilah
yang sempat menghadiri kematiannya. Dari istri-istrinya itu semua ia
mendapat anak lebih dari 15 orang —laki-laki dan perempuan.
Usman tidak ikut dalam Perang Badr karena sedang merawat Ruqayyah.
Tetapi sesudah tahun berikutnya dan terjadi Perang Uhud ia juga
terjun bersama-sama dengan Muslimin yang lain. Kemudian peranannya
dan peranan yang Iain-lain waktu itu, tetapi Allah telah memaafkan
mereka. Sebenarnya pihak Muslimin pagi itu sudah mendapat keme-nangan,
tetapi kejadiannya kemudian berbalik menimpa mereka. Pihak
Kuraisy lalu mengumumkan bahwa Muhammad sudah terbunuh. Berita
ini membuat pihak Muslimin jadi porak-poranda dan sebagian mereka
ada yang lari — Usman salah seorang di antara mereka. Tetapi tak lama
kerriudian pihak Muslimin tahu bahwa Nabi masih hidup. Mereka segera
kembali ke tempat Nabi dan berusaha melindunginya dari serangan
Kuraisy. Karena Usman tidak termasuk di antara mereka, ada beberapa
orang yang telah mengecamnya dalam kekhalifahannya. Tetapi ia men-jawab:
Bagaimana orang mengecam saya padahal Allah sudah memaafkan
saya. Lalu katanya:
1 Harfiah, 'orang yang memiliki dua cahaya.' —Pnj.
8. 40 USMAN BIN AFFAN
"Mereka yang telah berpaling di antara kamu ketika dua pasukan
bertemu, setanlah yang membuat mereka tergelincir karena beberapa
(kejahatan) yang mereka lakukan. Tetapi Allah telah memaafkan mereka.
Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun." [Qur'an 3:155].
Sesudah Perang Uhud Usman juga ikut dalam perang Khandaq, perang
Khaibar dan dalam pembebasan Mekah. Kemudian dalam ekspedisi
Hunain, Ta'if dan Tabuk. Dalam semua tugasnya itu ia tidak berbeda
dengan Muslimin yang lain, tidak harus di depan atau di belakang, sebab
dia memang bukan pahlawan perang seperti Hamzah bin Abdul-Muttalib,
Ali bin Abi Talib, Zubair bin Awwam, Sa'd bin Abi Waqqas dan Khalid
bin Walid yang telah dapat menggerakkan semangat perang dalam hati
mereka dan mendorong mereka terjun ke dalam barisan di medan laga
menghadapi maut tanpa ada rasa gentar. Malah orang yang berhati cabar
pun akan berangkat di waktu perang, yang dalam barisan demikian ia
bukan berada di depan, juga bukan di belakang.
Dapat saja kita mengatakan bahwa Usman orang yang memang suka
damai sedapat mungkin. Tetapi imannya itu yang mendorongnya berangkat
bersama Rasulullah dalam berbagai peperangan. Hal ini dibuktikan
oleh sikapnya terhadap Kuraisy dalam kejadian di Hudaibiyah. Dalam
tahun ke-6 Rasulullah berangkat memimpin 300 orang Muslimin dengan
tujuan melakukan Umrah di Mekah dengan cara damai tanpa bermaksud
menyerang.
Mengetahui perjalanan mereka ini Kuraisy bersumpah, bahwa Muhammad
dan sahabat-sahabatnya tidak boleh memasuki Mekah dengan
paksa. Muhammad melihat pasukan berkuda Mekah sudah tampak di luar
kota itu. Ia dan sahabat-sahabatnya turun dari kudanya di Hudaibiyah
hendak secara damai berziarah ke Baitullah dan mengagungkan ke-suciannya.
Rasulullah hendak mengutus Umar bin Khattab sebagai dele-gasi
kepada Kuraisy. Tetapi Umar keberatan mengingat Kuraisy sudah
tahu betapa kerasnya permusuhan dan ketegasannya kepada mereka. Dia
khawatir mereka akan melakukan sesuatu terhadap dirinya. Maka ia
mengusulkan supaya Usman bin Affan yang bertindak sebagai utusan. Di
Mekah Usman lebih disukai daripada Umar.
Usman berangkat dan ia mendapat perlindungan (jaminan) dari
Usman bin Sa'id. Ia berusaha hendak meyakinkan Kuraisy agar mem-bolehkan
Muhammad memasuki Baitulharam. Tetapi pihak Kuraisy tidak
setuju kaum Muslimin memasuki Mekah tahun ini dengan cara paksa.
Lama juga Usman di Mekah mencari jalan agar antara Kuraisy dengan
pihak Muslimin dapat menempuh jalan damai. Tetapi pihak Muslimin
mengira bahwa Kuraisy telah melakukan pengkhianatan dan pelanggaran
9. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 41
dengan membunuh utusan mereka di bulan suci itu. Mereka gelisah, ter-utama
Rasulullah lebih gelisah dari sahabat-sahabatnya yang lain. "Kita
tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum kita menghadapi mereka,"
katanya. la memanggil sahabat-sahabatnya dan mereka segera menyata-kan
ikrar kepadanya dengan Ikrar Ridwan (Bai'atur-Ridwan) bahwa
mereka akan menghadapi Kuraisy dan tidak akan lari biar sampai mereka
mati. Sesudah ikrar selesai, Rasulullah menepukkan sebelah tangannya
ke tangan yang sebelah lagi untuk ikrar Usman seolah ia ikut hadir ber-sama-
sama mereka.
Sementara mereka sedang bersiap-siap menghadapi perang itu ter-betik
berita bahwa Usman tidak dibunuh. Usman pun kemudian muncul
dan melaporkan kepada Rasulullah hasil pembicaraannya dengan pihak
Kuraisy. Sudah jelas buat Rasulullah, Kuraisy sekarang yakin bahwa ke-datangannya
itu untuk melakukan umrah, dan tak ada maksud hendak
berperang. Tetapi mereka khawatir akan kehilangan wibawa di kalangan
orang-orang Arab kalau pihak Muslimin memasuki Mekah tahun ini juga
dengan cara paksa. Lalu perdamaian diadakan atas hasil perundingan Usman
dengan utusan Kuraisy yang berakhir dengan Perjanjian Hudaibiyah.
Dengan demikian tercapai persetujuan antara kedua pihak. Tahun ini
Muhammad dan sahabat-sahabatnya meninggalkan Mekah dan akan
kembali pada tahun berikutnya, dapat tinggal di sana selama tiga hari
berziarah ke Baitullah dan memuliakan kesuciannya.
Usman orang yang begitu cinta damai, juga sangat pemurah, me-ngeluarkan
hartanya demi kebaikan kaum Muslimin. Sesudah Rasulullah
mengambil keputusan akan menghadapi Rumawi di Tabuk dan sudah
menyiapkan 'Pasukan 'Usrah,' Usman menyediakan 300 ekor unta leng-kap
dengan isinya dan 1000 dinar1 di tangan Rasulullah untuk diperguna-kan
dalam persiapan perang itu. Melihat segala yang dilakukan Usman
itu Rasulullah berkata:
"Usman tidak akan dirugikan apa yang dilakukannya sesudah hari
ini," dan diulanginya dua kali.
Di Medinah ada sebuah sumur milik orang Yahudi, airnya dijual ke-pada
Muslimin dengan harga yang cukup memberatkan mereka. Suatu
1 Mata uang Rumawi-Yunani, denarius, yang juga berlaku di beberapa kawasan Arab
sejak sebelum Islam. Satu dinar = 4,25 gram emas (Da'iratul Ma 'arif al-Islamiyyah). —
Pnj.
10. 42 USMAN BIN AFFAN
hari Rasulullah berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Barang siapa mem-beli
sumur Rumah ini dan diserahkan untuk Muslimin, menurunkan timba-nya
di timba-timba mereka, ia akan mendapat minuman sebanyak itu di
surga."
Usman mendatangi orang Yahudi itu dan tawar-menawar harga.
Tetapi karena orang Yahudi itu tidak mau menjualnya semua, maka yang
dibeli oleh Usman separuhnya dengan seharga 12.000 dirham1 dengan
ketentuan yang sama-sama disepakati: Sehari untuk Yahudi itu dan sehari
untuk Usman. Jadi kaum Muslimin menimba air pada hari bagian Usman
untuk dua hari. Yahudi itu mendatangi Usman berkata: "Anda telah me-rusak
sumur saya, maka beli sajalah yang separuh lagi." Dan untuk ke-perluan
Muslimin itu Usman pun membelinya dengan harga 8.000 dirham.
Tali timbanya yang digunakan seperti tali timba yang dimiliki salah orang
dari Muslimin.
Usman sangat bersimpati kepada kerabatnya. Simpatinya itu sudah
amat berlebihan sehingga mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan
negara di kemudian hari. Simpati ini bukanlah karena kelemahan pada
hari tuanya sesudah ia memegang kedudukan sebagai amirulmukminin
— seperti diduga sebagian orang — tetapi memang sudah menjadi pe-rangainya.
Sesudah Mekah dibebaskan, Kuraisy secara keseluruhan dimaafkan
oleh Rasulullah, kecuali ada sekelompok orang yang nama-namanya
sudah disebutkan, karena mereka telah melakukan kejahatan besar.
Mereka sudah termasuk yang akan dijatuhi hukuman mati, sekalipun
mereka berada di bawah tabir Ka'bah. Di antara mereka itu terdapat
Abdullah bin Sa'd bin Abi Sarh, saudara susuan Usman sendiri. Dia
sudah masuk Islam dan yang pernah menuliskan wahyu untuk Rasulullah,
tetapi kemudian ia murtad, kembali kepada Kuraisy menjadi
musyrik dan konon ia memalsukan wahyu yang ditulisnya. Setelah
Abdullah bin Abi Sarh tahu dirinya akan dijatuhi hukuman mati atas
perintah Rasulullah ia lari kepada Usman. Ia disingkirkan, sambil me-nunggu
sampai orang di Mekah menjadi tenang kembali. Sesudah itu ia
dibawa kepada Rasulullah dan dimintai perlindungan. Kata Ibn Hisyam
dalam Sirat Sayyidina Muhammad Rasulillah: "Kata mereka bahwa
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam lama sekali diam kemudian berkata:
Ya. Sesudah Usman pergi ia berkata kepada sahabat-sahabatnya di
sekitarnya: Saya diam supaya ada dari kalian yang tampil memenggal
1 Mata uang yang lebih kecil nilainya dari dinar. — Pnj.
11. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG
43
lehernya. Salah seorang dari Ansar berkata: Rasulullah, mengapa tidak
memberi isyarat kepada saya? Kata Rasulullah: "Nabi itu tidak mem-bunuh
dengan isyarat."
Tindakan Usman menengahi dengan memintakan ampunan bagi
Abdullah bin Abi Sarh itu membuktikan betapa besar simpatinya kepada
para kerabatnya. Juga hal itu membuktikan tentang posisi Usman dalam
pandangan Nabi. Ia mengharapkan sekiranya ada dari sahabatnya yang
mau bertindak membunuh Ibn Abi Sarh. Namun itu disudahi dengan
pengampunan untuk memenuhi keinginan Usman. Atau barangkali ia
berpendapat — dia yang sudah mengenal betul Usman yang sangat
pemalu itu — bahwa Usman tidaklah semestinya akan membicarakan hal
itu kepada Rasulullah di depan orang-orang yang hadir di sekelilingnya
dengan meninggalkan rasa malunya, kalau tidak karena cintanya ingin
mempertahankan Ibn Abi Sarh. Karenanya, ia tak sampai hati menolak
harapan Usman, yang berarti akan melukai hatinya, atau memberi jalan
kepada Banu Umayyah untuk terus mengecamnya.
Posisinya itulah pula yang telah mendorong Rasulullah meminta Usman
menggantikannya di Medinah ketika ia pergi dalam suatu ekspedisi ke
Zat ar-Riqa'. Juga kemudian ketika ia mengadakan ekspedisi ke Gatafan,
Usman diminta menggantikannya di Medinah.
Kendati posisinya memang sedemikian rupa itu dalam hati Rasulullah,
namun ia tak punya konsep seperti Abu Bakr dan Umar dalam hal
politik organisasi yang baru tumbuh itu. Abu Bakr dan Umar adalah wazir,
pendamping Rasulullah dan teman bermusyawarah. Bila ada masalah yang
sudah disepakati oleh kedua mereka, Rasulullah tak pernah melanggar
kesepakatan itu. Juga Usman tak punya konsep dalam soal perang seperti
yang ada pada Sa'd bin Abi Waqqas atau pada Zubair bin Awwam.
Tetapi Usman orang yang sangat saleh dan kuat imannya. Ia menekuni
ibadahnya dan banyak membaca Qur'an, di samping sangat murah tangan.
Dengan semua itu ia mendapat tempat tersendiri dalam hati Rasulullah,
ditambah lagi begitu baiknya dalam pergaulannya dengan Ruqayyah dan
Um Kulsum.
Di masa Abu Bakr pun perangai Usman sama seperti di masa Rasulullah.
Ia meneruskan perdagangannya seperti biasa, dan membiarkan
pengganti Rasulullah itu bebas menjalankan roda pemerintahan sesuai
dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya di hadapan Allah
dan di hadapan kaum Muslimin. Tatkala Abu Bakr bermaksud penyerang
Syam sesudah menyerang Irak, ia mengundang dan meminta pendapat
pemuka-pemuka Muhajirin dan Ansar. Umar memberi semangat kepadanya
agar meneruskan niatnya itu dengan mengatakan antara lain:
12. 44 USMAN BIN AFFAN
"Kirimkanlah pasukan demi pasukan berturut-turut, pasukan berkuda dan
para perwira."
Abdur-Rahman bin Auf menyarankan agar berhati-hati, dengan
antara lain mengatakan: "Saya berpendapat jangan sekaligus menyerang
mereka dengan pasukan berkuda, tetapi kerahkanlah pasukan berkuda
untuk melakukan serang dan kembali. Menyerang daerah-daerah yang
jauh, kemudian serang lalu kembali kepada kita, serang lagi dan kembali
lagi kepada kita. Jika yang demikian diulang-ulang, buat musuh akan lebih
berbahaya, hingga dapat mencapai daerah-daerah yang jauh. Dengan
demikian kita akan mendapat rampasan perang untuk memperkuat diri
dalam memerangi mereka."
Setelah mendengar saran yang disampaikan Abdur-Rahman bin Auf
semua yang hadir diam. Abu Bakr menanyakan kepada yang hadir:
"Bagaimana pendapat kalian. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kalian."
Tak lama kemudian Usman berkata: "Saya berpendapat Anda adalah
pembela dan penasihat umat agama ini serta sangat prihatin terhadap
mereka. Kalau Anda berpendapat ada jalan yang lebih baik dan ber-manfaat
buat mereka, teruskanlah apa yang sudah Anda tentukan. Bagi
mereka Anda bukan orang kikir atau yang diragukan."
Mendengar kata-kata Usman itu mereka yang hadir cepat-cepat
menyetujui pendapatnya, dan meletakkan tanggung jawab itu semua
kepada Khalifah.
Usman juga termasuk orang yang memberikan kesaksian yang baik
terhadap Umar ketika Abu Bakr mencalonkannya sebagai pengganti dan
untuk menyatukan suara kaum Muslimin kepadanya. Banyak mereka yang
dimintai pendapat oleh Abu Bakr merasa prihatin mengingat watak Umar
yang begitu tegar dan keras. Tetapi ketika Usman yang ditanya oleh Abu
Bakr tentang Umar ia menjawab: "Semoga Allah telah memberi penge-tahuan
kepada saya tentang dia. Dia adalah orang yang batinnya lebih
baik daripada lahirnya. Tak ada orang yang seperti dia di antara kita."
Sesudah Umar dilantik Usman tetap tinggal di Medinah meneruskan
perdagangannya di samping sebagai penasihat Amirulmukminin bersama-sama
dengan penasihat-penasihatnya yang lain. Tetapi ia sering bert-entangan
pendapat dengan Umar. Ketika pihak Baitulmukadas me-nawarkan
perdamaian asal Umar sendiri yang datang ke kota itu, yang
pertama sekali menentang adalah Usman. Dan katanya ditujukan kepada
Amirulmukminin: "Kalau Anda tinggal di sini dan tidak harus pergi ke
sana, mereka akan berpendapat Anda menganggap mereka enteng dan
Anda siap memerangi mereka. Tak lama lagi mereka akan tunduk dan
13. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 45
akan membayar jizyah." Tetapi Ali bin Abi Talib tidak sependapat dengan
Usman. la menyarankan lebih baik Umar berangkat ke Baitulmukadas.
Pasukan Muslimin sudah bersusah payah menghadapi udara dingin dan
perang serta sudah lama meninggalkan kampung halaman... Umar lebih
cenderung pada pendapat Ali, dan itu yang diterimanya, dan ia menye-rahkan
urusan Medinah kepada Ali. Ia berangkat bersama rombongannya
dan mengadakan perjanjian damai di Baitulmukadas.
Dalam soal pembebasan Mesir Usman juga menjadi pemimpin kaum
oposisi dan berbeda pendapat dengan Amr bin As dan menentang pikiran
itu bersama-sama yang lain. Begitu keras oposisi Usman itu sehingga ia
berkata kepada Umar: "Dengan semangat tinggi didorong oleh keberani-an
dan ingin memegang pimpinan, saya khawatir Amr yang berangkat
tanpa didukung staf ahli dan dukungan bersama, akan menjerumuskan
pasukan Muslimin ke dalam bencana, dengan mengharapkan kesempatan
yang tidak diketahuinya ada atau tidak!"
Untuk menentang Amr bin As membebaskan Mesir itu Usman sudah
mengumpulkan suatu kekuatan untuk mempengaruhi pendapat umum di
Medinah. Kendati Umar sudah yakin dan puas dengan pendapat Amr bin
As dan ikut mendukungnya, tetapi segala yang dikemukakan Usman dan
mereka yang sama-sama menentangnya, juga diperhitungkannya matang-matang.
Malah dalam menghadapi oposisi mereka itu ia masih berdalih
supaya diberikan kesempatan Amr memasuki Mesir dan memerangi
Rumawi di sana untuk menolong Mesir lepas dari tangan mereka demi
kepentingan Muslimin semata. Inilah dua masalah besar yang dihadapi
sejarah Islam, dan yang berlawanan dengan pendapat Usman.
Tetapi dalam banyak hal, Umar dan Usman sering sependapat. Juga
tidak kurang dari sahabat-sahabat besar lainnya ia sering menentang atau
sejalan dengan pendapat Umar. Kita sudah melihat banyak orang yang
menentang pembebasan Mesir, seperti yang dilakukan oleh Usman itu.
Mereka yang mendukung Usman dalam oposisinya itu, dalam hal-hal
lain mereka menentangnya, sebab mereka yang pernah mendampingi
Rasulullah semua sama-sama menginginkan kejayaan Islam dan umat-nya.
Tujuan mereka ikhlas demi Allah, mereka hanya mengharapkan rida
Allah dan menjauhi kemurkaan-Nya.
Keimanan mereka sudah meyakinkan, bahwa mereka berpegang pada
kebenaran yang sudah diyakininya itu adalah kewajiban pertama sebagai
Muslim yang baik. Kembali kepada kebenaran yang memang sudah diketahuinya,
tidak seharusnya dirintangi oleh fanatisme atau rasa sombong.
Kalau orang bersikeras dengan kebatilannya sesudah diyakinkan bahwa
itu batil, dia sudah melakukan perbuatan mungkar yang akan mendapat
14. 46 USMAN BIN AFFAN
kutukan dan kemurkaan Tuhan. Bagaimana orang yang beriman dan per-caya
kepada kebenaran akan menyimpang dan menyembunyikan kebenaran.
Orang yang menyembunyikan atau menutup mata dari kebenaran adalah
setan bisu.
Umar sepanjang kekhalifahannya sangat menghargai dan mencintai
Usman. Sesudah Umar terkena tikam, Majelis Syura telah memilih Usman,
kemudian orang banyak membaiatnya. Selesai dibaiat konon ia naik ke
mimbar menyampaikan khutbahnya dan dia mencak-mencak marah sekali.
"Saudara-saudara," katanya, "perjalanan pertama ini sulit, dan sesudah
hari ini masih akan ada hari-hari panjang. Kalau saya masih akan hidup
khutbah ini akan kalian terima seperti apa adanya. Kita memang bukan
ahli khutbah, tetapi Allah akan memberikan pelajaran kepada kita."
Bahkan, selesai dilantik konon ia berkhutbah di depan orang banyak de-ngan
mengatakan: "Saudara-saudara, kalian di suatu negeri yang gelisah
dan berada dalam sisa-sisa umur. Maka pergunakanlah segera dalam
waktu yang masih ada pada kalian ini dengan perbuatan yang baik.
Kalian sudah datang, waktu pagi atau sore. Ya, dunia ini penuh tipu mus-lihat,
maka tentang Allah, janganlah kalian tertipu oleh kekuatan setan.
Bercerminlah kepada mereka yang sudah lalu. Kemudian bersungguh-sungguhlah
dan jangan lalai. Di manakah penduduk dunia ini dan sau-dara-
saudaranya yang telah mengolahnya, lalu memakmurkannya dan
yang telah lama menikmatinya? Tidakkah kalian lemparkan mereka?
Jauhilah dunia yang sudah dijauhkan oleh Allah, dan tuntutlah akhirat
yang lebih baik, sebab Allah sudah memberikan perumpamaan mengenai
itu. Allah Yang Mahaagung berfirman:
"Harta kekayaan dan anak-anak keturunan adalah daya tarik kehidup-an
dunia. Tetapi amal kebaikan yang kekal, dalam pandangan Tuhanmu
itulah yang terbaik sebagai pahala, dan yang terbaik sebagai harapan."
[Qur'an, 18:46].
Ibn Kasir mengutip khutbah ini dan menyanggah pendapat orang-orang
yang mengatakan bahwa Usman marah-marah. Dia mengatakan bahwa
yang mereka sebutkan itu tak ada dasarnya. Ibn Kasir sudah berlebihan
dengan pendapatnya itu. Dalam at-Tabaqat Ibn Sa'd mencatat isi khutbah
Usman ketika dia marah-marah itu dan menyebutkan pula sanadnya.
15. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 47
Saya cenderung untuk memperkuat sumber Ibn Sa'd ini dan meragukan
khutbah mimbar yang dikutip Ibn Kasir, at-Tabari dan yang lain.
Wajar sekali tentunya selama hari-hari Majelis Syura itu Usman
menjadi sibuk sekali untuk menyiapkan pidato yang akan disampaikan
menyusul hari pelantikannya. Juga wajar sekali jika dia mengatakan kepada
mereka bahwa setelah itu hari-hari masih panjang, dan bahwa
khutbahnya itu akan mereka terima seperti apa adanya. At-Tabari dan Ibn
Kasir mencatat bahwa langkah pertama yang diambil Usman sesudah
pelantikannya itu menambah dana bantuan yang diberikan kepada umat
melebihi pemberian di masa Umar. Menambah pemberian dana bantuan
demikian tentu tidak sesuai dengan khutbahnya yang kesemuanya berisi
zuhud, mengingkari kesenangan hidup di dunia!
Apa pun yang terjadi, kedua khutbah itu tidak menggambarkan politik
yang terpikir akan dijalankan oleh Usman di kemudian hari. Besar sekali
dugaan bahwa ia belum lagi merencanakan suatu kebijakan yang batas-batasnya
sudah jelas, seperti yang dilakukan oleh Abu Bakr ketika hen-dak
memerangi kaum murtad, dan seperti yang dilakukan Umar ketika
memerintahkan pengembalian para tawanan perang orang-orang Arab
kepada keluarga masing-masing, dan ketika memerintahkan pengosongan
orang-orang Nasrani Najran dari perkampungan mereka, atau ketika
mengadakan mobilisasi untuk diberangkatkan ke Irak sebagai bala bantuan
kepada Musanna. Mungkin juga perbedaan watak antara Umar dengan
Usman, antara yang keras dengan yang lemah-lembut, yang telah memaksa
Usman tidak segera membuat rencana kebijakannya itu.
Hanya saja, begitu ia dilantik, ada satu hal yang dihadapi oleh Usman
yang perlu diuraikah lebih terinci, yaitu soal Ubaidillah bin Umar bin
Khattab. Ubaidillah yakin bahwa pembunuhan terhadap ayahnya bukanlah
suatu kejahatan perorangan yang dilakukan oleh Abu Lu'lu'ah Fairuz,
budak Mugirah bin Syu'bah atas kemauannya sendiri, melainkan sudah
merupakan hasil sebuah komplotan yang melibatkan juga Hormuzan, orang
Persia dan Jufainah, orang Nasrani dari Hirah. Keyakinannya itu setelah
didukung oleh adanya bukti.
Abdur-Rahman bin Auf dapat menjadi saksi, bahwa ketika terjadi
peristiwa yang telah menggemparkan kaum Muslimin itu, sorenya ia
melihat pisau yang dipakai menikam Umar itu di tangan Hormuzan dan
Jufainah. Abdur-Rahman bin Abu Bakr juga bersaksi dengan mengatakan:
"Waktu saya lewat saya melihat Abu Lu'lu'ah pembunuh Umar itu
bersama-sama dengan Jufainah dan Hormuzan; rupanya mereka sedang
mengadakan pertemuan rahasia. Setelah merasakan kedatangan saya,
tiba-tiba mereka berdiri, dan sebilah pisau berkepala dua dengan gagang
16. 48 USMAN BIN AFFAN
di tengah jatuh. Periksalah itukah khanjar yang digunakan membunuh
Umar?"
Mereka melihat pisau itu memang seperti yang dilukiskan Abdur-
Rahman bin Abu Bakr. Ketika itu Ubaidillah memberontak dan bangkit
membawa pedang dengan tujuan mula-mula Hormuzan dan Jufainah
yang dibunuhnya. Kemudian ia pergi ke rumah Fairuz dan membunuh
anak perempuannya yang masih kecil dan mengaku Islam.
Peristiwa ini terjadi sebelum Usman dilantik. Orang ramai marah
dan mengancam. Mereka memasukkan Ubaidillah ke dalam penjara.
Sesudah kemudian ia dibaiat mau tak mau ia harus mengadili Ubaidillah.
At-Tabari mengutip sebuah sumber dari Syua'ib dan dari Saif dan
Abu Mansur yang mengatakan: "Saya mendengar Kumazian bercerita
tentang ayahnya — Hormuzan — yang terbunuh, dengan mengatakan:
Orang-orang Persia di Medinah saat itu sedang rihat. Ketika itulah Fairuz
singgah kepada ayah dengan membawa sebilah khanjar berkepala dua,
dan diterima oleh ayah yang lalu menanyakan: Akan Anda gunakan un-tuk
di kota ini? Untuk koleksi, jawabnya, dan ada orang yang melihatnya.
Sesudah musibah menimpa Umar ia berkata, saya melihat khanjar itu di
tangan Hormuzan yang kemudian diberikan kepada Fairuz. Lalu Ubaidillah
datang dan ia dibunuhnya.
Sesudah Usman berkuasa ia memanggil saya dan ia memberi hak
kepada saya terhadap dia — yakni Ubaidillah bin Umar — dengan mengatakan:
Anakku, orang itu pembunuh ayahmu dan Anda lebih berhak
daripada kami, maka bunuhlah dia. Setelah itu saya ajak dia keluar.
Ketika itu tak ada siapa pun selain kami berdua. Mereka meminta saya
yang bertindak. Sayakah yang akan membunuhnya? Mereka menjawab:
Ya. Lalu mereka memaki Ubaidillah. Kata saya: Adakah kalian akan
mencegahnya? Mereka menjawab: Tidak, dan mereka memakinya. Saya
serahkan kepada Allah dan kepada mereka. Mereka membawa saya,
begitu saya sampai di rumah saya berhadapan dengan orang-orang ter-kemuka."
1
Demikian sumber at-Tabari. Pengampunan atas Ubaidillah itu atas
usaha Kumazian, anak Hormuzan. Pendapat ini bertentangan dengan
pendapat lain yang sudah umum. Kebanyakan para narasumber menyebut-kan
bahwa sesudah pelantikan Usman di samping Masjid, Ubaidillah
dibawa dari penjara untuk diadili. Sesudah tampil di depannya Usman
berkata kepada orang-orang yang hadir itu: "Berikanlah pendapat kalian
1 Paragraf yang dikutip tanpa komentar dari Tabari ini terasa rancu. — Pnj.
17. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG
49
mengenai orang yang telah melakukan pembunuhan dalam Islam ini!
Dalam hal ini Ali berkata: Tidak adil membiarkan dia, dan saya ber-pendapat
dia juga harus dibunuh. Tetapi salah seorang dari yang hadir
menentang pendapat Ali dengan mengatakan: Umar baru kemarin ter-bunuh,
sekarang anaknya akan dibunuh pula! Mendengar penolakan ini
semua yang hadir terdiam, Ali juga tidak meneraskan kata-katanya. Dia
diam barangkali khawatir akan dituduh mau menolak Usman pada waktu
pembaiatannya.
Usman melihat ke sekeliling, kepada mereka yang hadir, meng-harapkan
pendapat mereka. la ingin sekiranya ada di antara mereka yang
mau membunuh Ubaidillah sebagai jalan keluarnya. Amr bin As yang
ketika itu ikut hadir berkata: "Allah telah membebaskan Anda dari
kejadian ini. Waktu itu Anda tidak punya kekuasaan atas kaum Mus-limin.
Peristiwa semacam itu belum ada pada zaman Anda. Tinggalkan
sajalah!" Pendapat ini tidak memuaskan Usman maka ia berkata: "Saya-lah
yang akan menjadi wali mereka — maksudnya wali mereka yang
terbunuh — sudah saya jadikan diat dan saya yang akan menanggungnya
dari harta saya sendiri."
Pendapat Usman ini sungguh sangat bijaksana. Ia tidak memaafkan
Ubaidillah karena tindakan kejahatannya. Dia pun tidak memeriwah-kan
diadakan penyelidikan, sebab kalau persekongkolan Hormuzan,
Jufainah dan Fairuz terbukti, akan membangkitkan kemarahan pihak
Persia dan orang-orang Nasrani, sementara Ubaidillah juga tidak akan
bebas dari tindakannya yang sengaja membunuh anak perempuan
Fairuz yang tidak berdosa dan tanpa alasan itu. Semua orang merasa
lega dengari kebijakan Usman itu. Hanya ada sekelompok orang yang
karena didorong oleh rasa fanatik menentang dan mengecamnya. Di
antara mereka itu terdapat Ziyad bin Ubaid al-Bayad yang lalu mem-baca
sajak menjelek-jelekkan Ubaidillah dan mengecam keputusan
Usman. Tetapi Usman kemudian memanggilnya dan memintanya untuk
menghentikan kecamannya itu, dan dia pun memang berhenti tidak mengecam
lagi.
Dengan demikian fitnah yang sudah dapat diredam itu tak perlu di-ungkit-
ungkit lagi, dan kaum Muslimin di segenap Kedaulatan itu pun
kembali ke dalam kehidupan sehari-hari yang biasa seperti sebelum ter-bunuhnya
Umar.
Selesai menangani persoalan Ubaidillah bin Umar, Usman kembali
memikirkan kebijakannya yang akan ditempuh. Dia tahu bahwa Banu
Hasyim tidak puas dengan pelantikannya itu, dan rakyat umumnya meng-harapkan
adanya suatu garis kebijakan yang tidak sama dengan kebijak-
18. USMAN BIN AFFAN
50
an Umar yang begitu tegas dan keras. Mereka menginginkan terciptanya
kehidupan yang lebih lunak dari yang biasa selama itu. Dia tahu bahwa
milker adalah tonggak ketertiban dan pelindung Islam dan yang membela
Kedaulatan itu. Kalau ia mampu merangkul rakyat dan angkatan ber-senjata,
orang akan merasa puas dan menyambut baik pemerintahannya.
Hal ini akan dilakukan sampai mereka merasa yakin bahwa dia tidak
kurang dari Umar keinginannya hendak mempertahankan Kedaulatan itu
dan semua kawasan yang sudah dibebaskan, dan untuk menegakkan
keadilan di kalangan rakyat sedemikian rupa sehingga mereka dan harta
terasa lebih aman, di samping juga akan keyakinan masa depan mereka.
Dia tahu bahwa pejabat-pejabat di daerah-daerah yang sudah dibebaskan
itu adalah pembantu-pembantunya yang pertama. Kalau mereka sudah
menyambut baik, mereka akan menjaga ketertiban dan akan menanam-kan
rasa aman dalam hati penduduk di seluruh kawasan itu.
Tetapi bagaimana semua itu bisa dicapai dengan cara lemah-lembut
sesuai dengan wataknya, tanpa membawa dampak kelemahan yang akan
merusak watak lemah-lembutnya yang begitu indah itu, atau akan mem-buat
mereka yang membaiatnya tidak puas lalu memberontak atau mem-bangkang?
Sumber-sumber itu semua memang sepakat bahwa langkah pertama
yang dilakukan oleh Usman ialah lebih memperbesar bantuan kepada
rakyat daripada masa Umar dulu. Tambahan bantuan yang diberikan
kepada prajurit untuk setiap orang 100 dirham dari yang sudah ditetapkan
oleh Umar. Selama dalam bulan Ramadan setiap malam untuk keperluan
iftar (berbuka puasa) Umar mengeluarkan satu dirham dari Baitulmal
untuk setiap orang dan untuk para Ummulmukminin dua dirham. Hal ini
diperkuat oleh Usman dan ia memberi tambahan pula. Di samping itu ia
memberi jamuan untuk mereka yang mengkhususkan ibadahnya dan ber-iktikaf
(di masjid), untuk orang-orang yang dalam perjalanan serta untuk
fakir miskin. Dengan demikian prajurit-prajurit dan rakyat merasa puas.
Mereka melihat Usman memberi harapan hidup yang lebih baik untuk
masa depan mereka. Tak ada orang yang akan mempersalahkan Usman
sementara kekayaan terus mengalir dari segenap penjuru Kedaulatan itu.
Kemudahan yang sudah dibukakan lebar-lebar oleh Amirulmukminin kepada
kaum Muslimin jangan pula dipersempit.
Surat-surat Usman kepada para pejabat
Semua orang sudah merasa puas bahwa keadilan yang sudah mereka
rasakan di masa Umar tidak akan disia-siakan. Usman menulis kepada para
pejabatnya:
19. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 51
"Amma ba'du. Allah telah memerintahkan para pemimpin supaya
menjadi gembala, bukan datang untuk menjadi pemungut pajak. Pemimpin
umat ini diciptakan sebagai gembala, bukan sebagai pemungut pajak.
Tetapi pemimpin-pemimpin kalian sudah hampir menjadi pemungut-pe-mungut
pajak, bukan menjadi gembala-gembala. Jika mereka kembali
lagi demikian, maka habislah segala rasa malu, amanat dan kesetiaan itu.
Cara yang paling adil ialah kalian harus melihat keadaan kaum Muslimin
dan apa yang menjadi kewajiban mereka. Berikanlah segala hak mereka
dan ambillah apa yang menjadi kewajiban mereka. Di samping itu ikuti-lah
para pendahulu mengenai kaum zimmi, memberikan hak mereka dan
memungut segala yang menjadi kewajiban mereka. Kemudian terhadap
musuh yang selalu mengancam kalian, hendaklah kalian memohonkan
kemenangan dengan tetap menaati segala perjanjian dengan mereka."
Dengan surat itu Usman telah menggambarkan kebijakannya terhadap
rakyatnya dan apa yang harus dilakukan oleh para pejabatnya.
Semua itu merupakan kebijakan yang sungguh tepat dan bijaksana sekali.
la memerintahkan pejabat-pejabat supaya melayani rakyat dengan ramah
dan sopan santun dan jangan membebankan pajak kepada mereka dengan
cara memeras, menuntut kewajiban dan memberikan hak kepada si Muslim
dan si zimmi dengan cara yang adil tanpa ada yang dirugikan; menepati
janji yang sudah diadakan dengan pihak musuh untuk menghilangkan
keangkuhannya supaya tidak membangkitkan kemarahan orang kepada
pihak Muslimin. Itulah tindakan yang paling adil dalam pandangan Usman.
Dengan itu semua pihak merasa puas, keamanan dan ketertiban jadi
merata, segalanya berjalan sebagaimana mestinya dan tidak membiarkan
ada keluhan orang karena kezaliman atau kesewenang-wenangan.
Petugas-petugas pajak dipisahkan dari para penguasa karena Usman
khawatir perbuatan mereka akan merugikan rakyat dengan menekan
mereka tidak pada tempatnya, atau memanfaatkan kedudukan mereka
guna mencari keuntungan pribadi atau untuk keluarga-keluarga dekatnya.
Semua ini akan menimbulkan kegelisahan rakyat dan mereka akan
berprasangka yang tidak baik terhadap pemerintah. Kepada para petugas
pajak itu ia menulis:
"Amma ba'du. Allah telah menciptakan manusia atas dasar kebenaran
dan yang akan diterima hanyalah yang benar. Maka ambillah kebenaran
itu dan dengan itu berikanlah juga kebenaran. Amanat adalah tetap amanat.
Berpegang teguhlah pada amanat itu, dan janganlah kalian menjadi
orang yang pertama melanggarnya, karena apa yang kalian lakukan itu
akan dicontoh oleh orang-orang yang sesudah kalian. Tepatilah perjanjian,
sekali lagi tepatilah. Janganlah merugikan anak yatim dan pihak yang
20. 52 USMAN BIN AFFAN
sudah dalam perjanjian. Allah menjadi musuh mereka yang melakukan
kezaliman."
Dengan surat-suratnya kepada para pejabat dan para petugas pajak
itu Usman tidak ingin orang mengartikannya bahwa dia sudah mem-bebaskan
rakyat jelata dari segala kewajiban yang dibebankan kepada
mereka, atau ketika ia memberi tambahan dana bantuan kepada mereka
itu akan menyuruh mereka bergelimang dalam kesenangan dan keme-wahan
hidup duniawi. Karena itu ia mengumumkan sebuah surat yang
isinya:
"Amma ba'du. Kalian sudah bersungguh-sungguh dalam mengambil
contoh dan teladan, maka janganlah pesona dunia ini membuat kalian
lupa dari keadaanmu ini. Keadaan umat sekarang cenderung mengarah
untuk mengada-ada sesudah tiga hal ini: Kenikmatan hidup yang sem-purna,
anak-anak kalian yang sudah memiliki tawanan-tawanan perang,
dan pembacaan Qur'an oleh orang-orang Arab pedalaman serta orang-orang
asing. Rasulullah sudah berkata:
"Kekufuran adalah ketidakfasihan mengucapkan, dan jika sudah me-nemui
kesulitan dalam mengucapkan (bacaan) lalu memaksakan diri dan
mengada-ada."
Ketiga surat kepada para pejabat, para petugas pajak dan kepada
masyarakat umum itu melukiskan secara ringkas kebijakan Usman dalam
menjalankan politik dalam negeri di seluruh Kedaulatan. Tetapi Usman
tidak pula lupa bahwa Kedaulatan yang baru tumbuh itu belum lagi stabil
dalam arti yang sudah dapat meyakinkan Khalifah. Pihak Persia dan
Rumawi pasti tidak akan tinggal diam sesudah segala pengalaman me-reka
di masa Umar. Mereka pasti masih menunggu kesempatan pertama
untuk mengadakan perlawanan terhadap pihak Muslimin begitu terlihat
ada kelemahan dalam pemerintahan Arab itu untuk menghadapi mereka.
Orang yang kecerdasan dan kepekaannya menghadapi masalah ini masih
di bawah Usman pun tidak akan lalai. Mereka akan cukup waspada terhadap
adanya kemungkinan itu.
Kepada para komandan pasukan di berbagai tempat dalam Kedaulatan
itu, dari barat Mesir sampai ke sebelah timur Persia, Usman menulis:
"Amma ba'du. Kamu adalah pengawal dan perisai Muslimin. Umar
sudah membuat ketentuan bagi kalian yang sudah sama-sama kita ketahui,
bahkan oleh semua orang. Kami tidak mendengar ada yang mengatakan
kalian pernah mengubah-ubah dan mengganti-ganti sesuatu, sebelum
21. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 53
Allah mengubah dan mengganti dengan yang lain. Perhatikanlah bagai-raana
keadaan kalian. Saya akan memperhatikan apa yang sudah diwajib-kan
Allah kepada saya untuk diperhatikan dan dikerjakan."
Meneruskan kebijakan pendahulunya
Inilah kebijakan yang telah direncanakan oleh Usman dan diumum-kan
ke semua daerah pertama kali ia dilantik. Kita dapat menambahkan
bahwa dia tetap mengukuhkan semua pejabat di kawasan mereka itu, tak
seorang pun ada yang dipecat atau dipindahkan ke tempat lain dari
daerah mereka saat Umar mati syahid. Dibiarkannya Nafi' bin Abdul-
Haris al-Khuza'i untuk Mekah, Sufyan bin Abdullah as-Saqafi untuk
Ta'if, Ya'la bin Mun-yah untuk San'a, Usman bin Abi al-As as-Saqafi
untuk Bahrain dan sekitarnya, Mugirah bin Syu'bah untuk Kufah, Abu
Musa al-Asy'ari untuk Basrah, Mu'awiyah bin Abi Sufyan untuk Damsyik,
Umair bin Sa'd untuk Hims, Amr bin al-As untuk Mesir dan Abdullah
bin Abi Rabi'ah untuk Janad.1
Seperti yang sudah kita lihat, dalam kebijakan ini tak ada yang baru
yang perlu kita perhatikan atau perlu kita pikirkan. Begitu juga halnya
dengan Umar ketika menghapuskan larangan terhadap kaum Riddah dan
ketika memerintahkan orang-orang Arab tawanan perang supaya dikem-balikan
kepada kelurganya masing-masing atau ketika orang-orang Nasrani
Najran dikeluarkan dari perkampungan mereka. Barangkali alasan Usman
menempuh kebijakan ini karena ia sudah berjanji kepada Abdur-Rahman
bin Auf menjelang pelantikannya, bahwa dia akan bekerja atas dasar
Kitabullah dan Sunah Rasulullah serta meneladani kedua Khalifah se-belumnya.
Ia tidak akan berkata seperti yang dikatakan oleh Ali bin Abi
Talib bahwa dia akan bekerja menurut pengetahuan dan kemampuannya.
Karenanya tak ada yang baru perlu ditambahkan pada kebijakan kedua
Khalifah Abu Bakr dan Umar itu, khawatir dituduh dia telah mengada-ada
dan bekerja atas pengetahuannya sendiri, yang bertentangan dengan
janji yang dibuatnya dan dengan baiat yang diberikan umat kepadanya.
Atau karena Usman terlalu pemalu maka ia banyak memberi untuk meng-
1 Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa Usman memecat Mugirah bin Syu'bah begitu
ia dibaiat, dan menggantikannya dengan Sa'd bin Abi Waqqas. Sumber lain menyebut-kan
bahwa Umar bin Khattab berpesan kepada khalifah yang sesudahnya supaya
pejabat-pejabat itu dibiarkan selama setahun. Oleh karena itu Usman membiarkan
Mugirah itu selama setahun, kemudian menggantikannya dengan Sa'd bin Abi Waqqas.
Sumber ini lebih cermat daripada yang pertama dan lebih cocok dengan bawaan dan
politik Usman pada permulaan pemerintahannya.
22. 54 USMAN BIN AFFAN
ambil hati orang. Di samping itu dalam surat-suratnya yang mula-mula ia
tidak menyinggung soal rencana kebijakan baru yang mungkin akan ter-paksa
ditinggalkannya. Ini akan menjadi alasan yang mungkin digunakan
oleh lawan-lawannya dan dijadikan dasar propaganda yang cukup mem-bantu.
Apa pun yang terjadi, tidak mudah bagi Usman dan bagi siapa pun
dalam situasi yang begitu gawat ketika Umar terbunuh, untuk mengambil
langkah lain daripada harus menunggu dan mengikuti situasi serta apa
yang mungkin terjadi terhadap dirinya. Perselisihan orang-orang Arab
yang tinggal di Basrah dan Kufah masih berkepanjangan. Dari kedua
kota itu masing-masing mau cepat-cepat mendukung pejabat Khalifah di
kota itu, sehingga dalam mengangkat pejabat-pejabatnya Umar sering
mengatakan: "Cobalah kemukakan suatu cara yang dapat saya gunakan
untuk memperbaiki masyarakat dalam menggantikan seorang pejabat."
Ketika itu Yazdigird raja Persia masih tinggal di Fergana, ibu kota
Turki di Samarkand1 sedang menunggu-nunggu kesempatan untuk kembali
ke negerinya dan memerangi Muslimin. Rumawi pun yang keadaannya
sudah agak tenang di ibu kota Konstantinopel, juga sedang menunggu
kesempatan untuk mengadakan balas dendam dan serangan baru ke
Syam dan Mesir.
Pihak Arab baik di Semenanjung ataupun di luar Semenanjung sudah
merasa puas dengan berbagai macam kesenangan. Tidak heran bila
mereka sudah tergiur oleh yang demikian dengan meminta tambahan
lagi, dan akan menggerutu jika keinginannya tak terpenuhi. Sudah tentu
orang yang mengemudikan pemerintahan akan lama berpikir-pikir se-belum
membuat garis kebijakannya. Kalau yang memegang pemerintahan
itu orang yang pemalu dan lemah-lembut seperti Usman, lebih-lebih
lagi memerlukan kesabaran dan akan lama berpikir. Keadaan ini menjadi
demikian terutama karena sampai pada waktu Umar terbunuh, orang masih
yakin bahwa dia masih akan berumur panjang. Tak terbayangkan oleh
siapa pun akan terjadi suatu kebijakan yang berbeda dengan kebijakannya
itu.
Rumawi dan Persia selalu mengancam
Di samping semua itu belum hilang dari ingatan bahwa pasukan
Muslimin di berbagai daerah di kawasan Persia, di Barqah (Cyrenaica)
dan di selatan Mesir selalu siap siaga untuk menghadapi musuh dalam
1 Daerah Rusia sekarang. — Pnj.
23. 2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 55
perang reguler atau yang semacam perang urat saraf. Usman sendiri tidak
akan lalai mengenai hal ini. Sebagian besar perhatiannya harus ditujukan
ke sana. Soalnya, peristiwa-peristiwa itu tidak mengharuskan Umar de-ngan
politik pembebasannya di perbatasan-perbatasan yang sudah berada
dalam perjanjian perdamaian dengan musuh-musuhnya itu — Persia dan
Rumawi — untuk menghormatinya. Maka terpaksa ia meneruskan politik
itu, yang sampai pada waktu ia terbunuh, pasukannya masih bertahan di
ujung perbatasan-perbatasan Persia dan Mesir. Dan Khalifah tidak se-harusnya
akan merombak itu, kalau tidak, seluruh Kedaulatan akan ter-ancam
runtuh. Berjaga-jaga terhadap keadaan demikian merupakan beban
yang luar biasa beratnya yang harus dihadapi oleh Khalifah ketiga, begitu
ia dibaiat.
Pihak Persia dan Rumawi tahu keadaan pihak Arab yang akan
membuat beban itu terasa makin berat. Begitu terdengar berita-berita
tentang terbunuhnya Umar dan dilantiknya Usman, sudah terpikir oleh
mereka hendak mengadakan pemberontakan. Beberapa daerah yang
sudah di bawah kekuasaan Arab dan sudah terikat perjanjian, perjanjian
itu mereka langgar dan mereka menolak membayar jizyah yang sudah
sama-sama disetujui. Maka tak ada jalan lain buat Khalifah, daerah-daerah
itu harus tunduk kembali. Mereka harus mendapat sanksi, se-kurang-
kurangnya apa yang sudah disetujui di masa Umar, sebab dikha-watirkan
daerah-daerah yang lain juga akan ikut membatalkan perjanjian
demikian dan akan menyatakan pembangkangannya. Jika terjadi demikian,
maka keadaan sudah akan sangat berbahaya dan tidak mudah akan
dapat diperbaiki lagi.
* * *
Pemberontakan demikian ini memang terjadi. Pertama di Azerbaijan
dan Armenia, kemudian Rumawi menyerang Syam, disusul oleh Iskan-dariah
membatalkan perjanjian dan meminta bantuan Rumawi yang juga
segera membantunya. Karena yang demikian ini dan yang semacamnya
sudah terjadi berturut-turut, maka harus segera diambil tindakan untuk
menumpas dan mengikisnya dari sarangnya.
Inilah yang dilakukan oleh Usman. Sebagai akibatnya, tindakan ini
sekarang menjurus pada perluasan pembebasan, dan ia harus menganut
taktik perang untuk melindungi Kedaulatan dan segera membentuk
angkatan laut di samping angkatan darat. Dalam bab-bab berikut, semua
kejadian ini akan diuraikan secara ringkas, dan bagaimana ia menjalan-kan
politik luar negerinya, untuk kemudian kembali menguraikan politik
24. 56 USMAN BIN AFFAN
pemerintahan dalam negeri pada masa Usman itu, serta berakhirnya
kebijakan ini dengan timbulnya pemberontakan terhadap Khalifah. Se-lanjutnya
kekhalifahan sesudah Ali berubah menjadi kerajaan yang se-wenang-
wenang di masa Banu Umayyah.