2. Buka file baru dengan memilih template struktur
REVIT STRUCTURE
Buka file baru dengan memilih template struktur
3. Perhatikan bahwa secara default
posisi lantai yang aktif berada di Level
2, kita akan membuat kolom &
pondasi, jadi aktifkan view Level 1
4. Buat Grid dengan memilih tab structure, di kolom Datum
sebelah kanan pilih Grid
5. Gariskan Grid dengan mengklik dari kanan ke kiri dan secara otomatis
akan terisi dengan angka 1 .
Bisa dilanjutkan atau dicopy dengan jarak seperti dibawah
6. Untuk membuat pondasi, masuk ke tab Structure,
pilih Isolated di bagian Foundation
Sebelum membuat pondasi, kita perlu
mengatur view Range. Atur Bottom
offset agar lebih turun, misal -1200.
Begitu pula dengan view depth misal -
1800
7. Terdapat pilihan tipe pondasi bawaan
dari Revit, Klik Edit Type untuk
membuat tipe baru dan mengatur
ukurannya, atau Load Family untuk
meload jenis lainnya
8. Height Offset From Level dapat diisi
dengan angka minus agar terletak
dibawah tanah, misal -1000
9. Klik lokasi titik untuk menempatkan
pondasi. Atau bisa juga berdasarkan
grid, pilih At Grids, lalu pilih secara
bersamaan grid-grid yang ada. Maka
pondasi akan terbentuk pada setiap
persimpangan garis Grid.
Setelah terbentuk kita bisa
mengurangi pondasi yang tidak kita
butuhkan dengan menghapusnya.
Atau bisa juga At Columns untuk
menempatkan pondasi dibagian
bawah kolom yang ada.
Pemilihan Grid untuk meletakkan Pondasi
10. Klik tombol Column di tab Structure
Penempatan kolom struktural pada dasarnya sama dengan cara penempatan
pondasi,
Hanya saja perlu perhatikan option bar diatas layar kerja, perhatikan tombol Depth,
seharusnya
diganti dengan Height, lalu di tombol sebelahnya pilih batas atas kolom, misal
Level 2
Perhatikan jika opsi tetap pada Depth, maka kolom akan turun kebawah, bukan
keatas.
11. Perhatikan juga jendela properties, lihat tipe kolom yang disediakan. Terlihat
tipe kolom yang disediakan yaitu UC-Universal Columns sebagai bawaan family
standar. Jika ingin membuat profil lainnya ataupun kolom beton bisa pilih Load
Family, lalu cari ke Structural Columns, pilih dari yang disediakan.
12. Pilih Concrete untuk membuat kolom beton, misal pilih Rectangular
Column jika sudah klik open. Jika memilih kolom baja buka folder Steel
lalu pilih profil baja yang diinginkan
13. Untuk menempatkan kolom dapat mengklik dilayar, atau menggunakan
pilihan At Grids seperti cara menempatkan pondasi. Perhatikan untuk
kolom maupun balok baja, tampilan standar akan berupa garis tunggal,
ubah detail level ke Fine untuk menampilkan ukuran tebal baja
sebenarnya.
15. Klik tool Beam di Tab Structure, lalu
ada pilihan line untuk menggariskan,
pilihan Load Family untuk mengambil
jenis family lain, dan On Grids untuk
membuat balok berdasarkan Garis
Grid
16. Pemilihan Grid untuk
menempatkan Balok.
Klik grid yang ingin
ditempatkan balok
diantara kolom, klik
centang hijau diatas
untuk Finish
Hasil penempatan balok
pada grid yang sudah
terdapat kolom-kolom
17. Menggunakan nilai yang
berbeda untuk Start Level
Offset dengan End Level
Offset dapat berguna
untuk membuat balok
yang miring
18. Properties Balok
Start Level Offset : Ketinggian titik awal
End Level Offset : Ketinggian titik akhir
Cross Section Rotation : Memutar profil balok
Y Justification : Posisi centerline balok secara
horisontal
Z Justification : Posisi centerline balok secara
vertikal
Offset Value : Selisih dari centerline
19. Lantai struktural merupakan lantai yang memiliki kekuatan menahan
beban. Lantai ini
biasanya dibentuk dari beton dengan tulangan atau wiremesh. Cara
membuat lantai struktural
sama dengan lantai arsitektural, hanya tool lantai struktural berada di tab
struktural.
Masuk ke Tab Structure, klik Floor untuk membuat lantai struktural. Lalu akan
muncul menu sketch untuk membentuk boundary line, terdapat pilihan berupa line,
rectangle, circle, polygon, dsb.
20. Menu properties untuk floor.
Terdapat pilihan type dimana
secara default terdapat type
yang sudah disediakan
program Revit.
21. Dengan mengklik nama
tipe akan muncul tipe-tipe
lantai struktural yang
terdapat pada file project.
Pilih salah satu tipe,
kemudian klik Edit Type
untuk membuat tipe baru
dan mengatur
propertiesnya.
22. Dengan mengklik nama tipe akan muncul tipe-tipe lantai struktural yang
terdapat pada file project.
Pilih salah satu tipe, kemudian klik Edit Type untuk membuat tipe baru
dan mengatur propertiesnya.
23. Pada tabel susunan material lantai, ganti material dengan klik By
Category di kolom Material, klik tombol dibagian sudut, lalu akan
terbuka jendela pemilihan material. Cari material “Concrete Cast in
Place atau Concrete Cast in Situ. Gunakan material tersebut atau klik
kanan - duplicate dengan memberi nama baru misalnya Beton Lantai,
atau Beton Dak.
24. Karakteristik material dapat dilihat pada bagian kanan jendela material. Terlihat di
tab Graphics ada bagian shading yang merupakan tampilan warna permukaan
material.
Surface Pattern : Merupakan arsiran pada permukaan benda
Cut Pattern : Merupakan arsiran ketika benda terpotong di gambar denah,
section, maupun gambar 3d dengan section box
Pada bagian kiri terdapat
pilihan material dengan
nama masing-masing,
kita dapat menggunakan
material yang disediakan
atau membuat sendiri
dengan menduplikasi dari
yang memiliki kemiripan
karakteristik.
25. Span
Direction
Dengan memilih garis di menu Sketch, selanjutnya lukiskan dilayar kerja untuk
membentuk batas sisi lantai. Lukisan garis sketch harus membentuk loop atau
keliling utuh, tanpa ada garis yang putus, tanpa ada garis yang menumpuk /
overlapping. Pada bagian dalam area sketch dapat juga ditambahkan area untuk
membentuk lubang / void.
Sketch bagian
dalam untuk
membentuk
lubang / void
Tempatkan span
direction disalah satu
sebagai arah bentangan
utama kekuatan lantai.
Span Direction secara
otomatis terbentuk pada
garis pertama
pembuatan sketch lantai
struktural.
26. Klik finish atau centang
hijau di menu sketch,
lalu lantai struktural
akan terbentuk.
Perhatikan, area sketch
didalam area lantai
akan menjadi lubang
atau void.
27. Deretan balok-balok dengan ukuran dan jarak yang sama dapat dibuat
menggunakan tool beam system. Beam system ini dapat digunakan untuk
membuat :
-Pembalokan lantai atas,
-Gording atau reng pada rangka atap
-Rangka plafon
Untuk membuat Beam System dapat menggunakan tool Beam System di Tab
Structure. Jika sudah terdapat balok utama yang berseberangan, Beam System
dapat dibuat dengan otomatis. Namun jika belum ada balok utama, bisa
menggunakan sketch area yang akan diisi dengan Beam System.
28. Akan muncul pilihan untuk
menggariskan area yang akan diisi
oleh Beam System. Gunakan Line,
Rectangle, Arc, dsb sesuai kebutuhan.
Opsi properties Beam System
Pengaturan penting untuk Beam System
terdapat pada menu Pattern antara lain :
Layout Rule :
Fixed Distance = Menggunakan jarak fix antar
balok. Jarak ini selalu tetap sesuai dengan
yang kita input Fixed Spacing akan muncul
dibawah menu ini jika kita menggunakan opsi
ini, isi fixed spacing dengan jarak fix yang kita
inginkan.
Fixed Number = Menggunakan metode
jumlah, dari jarak yang ada akan dibagi sesuai
dengan jumlah yang kita isikan Number of
lines akan muncul dibawah menu ini kalau kita
menggunakan opsi ini, isi number of lines
dengan jumlah balok yang kita inginkan.
Maximum Spacing = Jarak maksimum, ini yang
sering dipakai karena balok akan terbagi rata
dengan jarak maksimum yang kita isi
29. Beam Type : Disini kita menentukan jenis balok yang akan mengisi Beam
Systemnya. Pilihan jenis balok akan ada jika family nya sudah terlebih dahulu di
load.
Untuk Load jenis-jenis balok klik Tab Menu Insert - Pilih Load Family
Masuk ke folder Library, pilih Structural Framing, lalu pilih diantara jenis-jenis
material balok seperti Steel untuk Baja, Concrete untuk Beton, dsb. Lalu pilih
beberapa family nya untuk di-Load ke File Project.
30. Pilih beberapa dari family yang telah terdapat di library dengan menggunakan
tombol Shift atau Ctrl di keyboard. Jika sudah klik Open. Setelah diload, baru
family-family balok akan masuk ke dalam file Project dan dapat kita pilih untuk
digunakan dalam Beam System.
31. Klik Beam System di menu Structure, lalu
pilih Automatic Beam System. Layout
Rule arahkan ke Maximum Spacing, isi
dengan 1700
Untuk membuat beam system
secara otomatis, buat dulu balok
induknya dengan layout persegi
panjang ukuran 8000 x 12000 mm
32. Rangkaian beam system akan terbentuk
dengan jarak yang sudah ditetapkan
Dengan menggunakan Automatic
Beam System, kita dapat membuat
rangkaian balok dengan hanya
mengklik salah satu balok induk. Ini
dilakukan hanya untuk menentukan
arah utama beam system.
Perhatikan perbedaan pemilihan
balok induknya.
Setelah di klik, beam system akan
terbentuk sesuai jenis dan arah nya.
33. Beam system juga bisa dibentuk
menggunakan cara sketch,
dengan memilih Sketch Beam
System setelah mengklik tombol
Beam System.
Tombol-tombol opsi yang sama dengan yang terdapat pada
jendela properties juga dapat ditemukan di option bar
Perhatikan juga Beam Direction yang merupakan arah utama rangkaian
beam system. Arah ini dapat dirubah dengan mengklik tool Beam Direction
lalu pilih sisi lain untuk dijadikan arah beam yang lain.
36. Menempatkan pembebanan (Load)
Software Autodesk Revit yang kita gunakan untuk pemodelan elemen-
elemen Structure dari pondasi hingga balok hanya berfokus pada pemodelan
komponen hingga rebarnya. Namun kita tidak bisa menggunakannya untuk
menganalisa gaya & momen-momen struktural. Jadi setelah pemodelan
dilakukan menggunakan Revit, model yang dibuat perlu dianalisa
menggunakan software analisis struktur seperti SAP2000, ETABS, atau
Robot Structural Analysis.
Namun di pemodelan Revit yang kita buat, khususnya di versi Revit 2020
dapat kita berikan pembebanan agar informasi beban dapat dicantumkan
untuk kemudahan perhitungan selanjutnya.