PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
1. LAURA AULIA
104117023
CV-1
Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton
Bertulang Dengan Concentrically Bracing
System Tipe Inverted V-Braced Menggunakan
Pushover Analysis
Seminar Proposal
2. OUTLINE
Tinjauan Pustaka
BAB I
Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Batasan Masalah, Tujuan, dan
Manfaat
01
BAB II
02
03
BAB III
Diagram Alir, Pertimbangan
Perancangan, Analisis Teknis, Peralatan
dan Bahan, timeline serta data
perancangan.
-2-
4. Beton Bertulang
LATAR BELAKANG
Kerugian materiil dan
Jatuhnya korban jiwa
Banyak digunakan
pada konstruksi
bangunan di
Indonesia
INDONESIA
GEMPA BUMI
Pertemuan 3
lempengan besar
-4-
6. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan penulangan
balok dan kolom pada struktur bangunan
beton bertulang yang diperkuat
menggunakan inverted V-braced?
2. Bagaimana merencanakan penulangan
pelat pada struktur bangunan beton
bertulang yang diperkuat menggunakan
inverted V-braced?
3. Bagaimana menentukan profil baja yang
digunakan sebagai bresing pada struktur
bangunan beton bertulang?
4. Bagaimana perilaku dan kinerja dari
struktur bangunan beton bertulang yang
diperkuat dengan inverted V-braced
menggunakan metode pushover analysis?
-6-
7. 1. Struktur bangunan direncanakan sebagai gedung perkantoran bertingkat 8 dengan
ketinggian 33 m yang berlokasi di Bogor.
2. Struktur bangunan direncanakan menggunakan SRPMK.
3. Pemodelan dan analisis struktur menggunakan SAP2000.
4. Pengaruh beban gempa dianalisis menggunakan metode RS.
5. Kapasitas dan perilaku struktur dianalisis menggunakan metode pushover.
6. Perencanaan struktur mengacu pada:
● SNI 2847:2013 ( Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung )
● SNI 1726:2012 ( Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung dan Non Gedung )
● SNI 1727:2013 ( Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain )
● SNI 1729:2015 ( Spesifikasi untuk bangunan gedung Baja Struktural )
7. Tidak merencanakan struktur bagian bawah (fondasi).
8. Tidak merencakan sambungan.
9. Tidak merencakan tangga.
10. Tidak melakukan variasi penempatan bresing.
11. Tidak membahas rencana anggaran biaya dan metode konstruksi.
BATASAN MASALAH
-7-
8. Tujuan Perancangan
Merencanakan
penulangan pelat pada
struktur bangunan
beton bertulang yang
diperkuat menggunakan
inverted v-braced
Merencanakan
penulangan balok dan
kolom pada struktur
bangunan beton
bertulang yang
diperkuat menggunakan
inverted v-braced
Menentukan
profil baja yang
digunakan sebagai
bresing pada struktur
beton bertulang
Mengetahui
perilaku dan kinerja
struktur bangunan yang
diperkuat dengan
inverted v-braced
mengggunakan
pushover analysis.
01
02
03
04
-8-
9. MANFAAT PERANCANGAN
INSTANSI TERKAIT
Memberikan informasi tambahan dalam
perencanaan struktur bangunan beton
bertulang menggunakan perkuatan
bresing.
PENULIS
Menambah pengetahuan mengenai
metode perkuatan struktur beton
bertulang menggunakan bresing dalam
menahan gaya gempa.
-9-
12. Bresing
Komponen struktur yang dapat menambah
kekuatan dan kekakuan sehingga dapat
mengurangi simpangan pada suatu
bangunan.
-12-
13. PEMBEBANAN
BEBAN MATI
01
02
03
04
BEBAN HIDUP
BEBAN GEMPA
BEBAN ANGIN
PPPURG
1987
Pedoman
Perencanaan
Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung
SNI
1726:2012
Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa
untuk Gedung dan Non
Gedung
SNI
1727:2013
Beban Minimum
untuk Perencanaan
Gedung dan
Bangunan Lain
-13-
14. PERENCANAAN STRUKTUR
BETON BERTULANG
KOLOM
SNI 2847:2013
• Dimensi
• Penulangan balok
penampang persegi
• Penulangan balok
terhadap gaya geser
SNI 2847:2013
• Dimensi
• Penulangan kolom
• Penulangan sengkang
BALOK
SNI 2847:2013
• Pelat 1 arah
• Ketebalan
• Penulangan
• Jarak antar tulangan
PELAT
-14-
16. ANALISIS KINERJA STRUKTUR
(PUSHOVER )
Analisis pushover merupakan suatu analisis
yang digunakan untuk mengetahui perilaku
struktur yang diakibatkan oleh beban gempa.
Beban diaplikasikan pada pusat massa lantai
yang ditingkatkan secara bertahap hingga
terjadi leleh di satu atau lebih lokasi dari
struktur.
-16-
18. TAHAP PERANCANGAN
Pengumpulan data dan
Studi Literatur
Preliminary Design
Perhitungan Pembebanan
Pemodelan Struktur dengan
bresing menggunakan SAP2000
Dimensi dan Penulangan
Analisis Struktur
Kontrol Desain
Analisis Pushover
-18-
19. PERTIMBANGAN PERANCANGAN
Lokasi : Bogor, Jawa Barat
Fungsi : Perkantoran
Jumlah lantai : 8 lantai
Tinggi bangunan : 33 m
Panjang bangunan : 42,5 m
Lebar bangunan : 25 m
Spesifikasi
Struktur
Spesifikasi
Material
Mutu Beton : 30 Mpa
Mutu Baja (bresing) : A36
Mutu Tulangan : BJTP 24 & BJTD 40
-19-
20. PRELIMINARY DESIGN
⬣ Balok induk
⬣ Balok anak
⬣ Kolom
⬣ Pelat
⬣ Bresing
ANALISIS TEKNIS
Kombinasi Pembebanan
⬣ 1,4D
⬣ 1,2D + 1,6L
⬣ 1,2D + 1W + 1L
⬣ 1,2D ± 1E + 1L
⬣ 0,9D + 1W
⬣ 0,9D ± 1E
Pembebanan
⬣ Beban mati dan hidup
⬣ Beban gempa
⬣ Beban angin
Pemodelan Struktur Menggunakan SAP2000
Kontrol Desain
⬣ Kontrol kekuatan struktur
⬣ Kontrol massa struktur manual dan software
⬣ Kontrol simpangan antar lantai (story Drift)
Analisis Pushover
⬣ Level kinerja struktur bangunan
⬣ Kurva Pushover
-20-
21. Alat dan Bahan
Bahan :
-21-
Alat
Laptop yang dilengkai dengan software:
⬣ Sap 2000
⬣ Sketchup
⬣ Autocad
⬣ Microsoft Excel
⬣ Microsoft Word
Data Denah Bangunan
Data Tanah
22. DATA
LAYOUT BANGUNAN
Gambar denah, gambar potongan,
dan gambar tampak.
DATA TANAH
Boring Log, Hasil Pengujian
Laboratorium (Kadar air,
analisis saringan, triaxial, dll)
-22-
33. Plan Duration
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan Sumber
2 Konsultasi dengan Dosen Pembimbing
3 Penulisan BAB I (Pendahuluan)
4 Penulisan BAB II (Tinjauan Pustaka)
5
Penulisan BAB III (Metodologi
Penelitian)
6 Revisi BAB I,II dan III
7 Seminar Proposal
8 Preliminary Design
9 Perhitungan Pembebanan
10 Pemodelan Struktur
11 Kontrol Desain
12 Analisis Struktur
13 Dimensi dan Penulangan
14 Analisis Pushover
15
Penulisan BAB IV (Analisis dan
Pembahasan)
16 Gambar Detail
17
Penulisan BAB V (Kesimpuan dan
Saran)
18 Sidang Akhir
NO Kegiatan
Jadwal Pengerjaan Tugas Akhir
Mei Juni
% Complete
Januari Februari Maret April
-33-
34. 34
RESOURCES
RESOURCES
Sandhi, R. D., Wibowo, A., & SMD, A. (2020, November 27). Kajian Analisis Pushover Untuk Performanced Based Design Pada Gedung Fakultas dan Politik (FISIP) Universitas
Brawijaya. Retrieved from sipil.studentjournal.ub.ac.id: http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/
Anggara, A. H. (2020). Desain Struktur Gedung Baja Tahan Gempa Dengan Analisis Beban Gempa Menggunakan Metode Time History Berdasarkan SNI 1726:2012 dan SNI
1729:2015. Palu: Universitas Tadulako.
Aryandi, D., & Herbudiman, B. (2017). Pengaruh Bentuk Bracing. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, 49.
Bhisama, I. B. (2016). Pemodelan Struktur Rangka Beton Bertulang dengan Perkuatan Bresing Konsentrik V-Terbalik. Denpasar: Universitas udayana.
BSN. (2012). Tata Cara Perencanaan Ketahanan gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non gedung. Jakarta: BSN.
BSN. (2013). Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain (SNI 03-1727:2013). Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
BSN. (2013). Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (SNI 2847-2013). Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Budiono, B., Dewi, N. T., Kristalya, M., Manik, S. L., & Ong, E. H. (2016). Contoh Desain Bangunan Taham Gempa Dengan sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dan Sistem Dinding
Struktur Khusus di Jakarta. Bandung: ITB Press.
Dewobroto, W. (2016). Struktur Baja. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.
Dewobroto, W. (2016). Struktur Baja perilaku, Analisis & Desain- AISC 2010. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.
FEMA. (1997). Nehrp Guidelines For The Seismic Rehabilitation Of buldings. Washington, D.C: FEMA.
Imran, I., & Hendrik, F. (2009). Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa. Bandung: ITB.
Imran, I., & Hendrik, F. (2016). Perencanaan Lanjut Struktur Beton Bertulang. Bandung: ITB Press.
Indarto , H., Cahyo, H. T., & Putra, K. A. (2013). Aplikasi SNI Gempa 1726:2012. Semarang.
Indrawati, A. A. (2018). Aplikasi Bresing Baja Terbingkai untuk Perkuatan Sesimik Struktur Rangka Beton Berulang. Denpasar: Universitas udayana.
Mamesah, H. Y., Wallah, S. E., & Windah, R. S. (2014). Analisis Pushover Pada Bangunan Dengan Soft First Story. Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.4, April 2014 (214-224) ISSN: 2337-
6732, 214.
Mamesah, H. Y., Wallah, S. E., & Windah, R. S. (2014, April). Analisis Pushover Pada Bangunan Dengan Soft First Story. Jurnal Sipil Statik tik Vol.2 No.4, 217.
Manalip, H., Windah, R. S., & Dapas, S. O. (2014, April). Analisis Pushover Pada Struktur Gedung Bertingkat Tipe Podium. Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.4, 217.
Nabhilla, R. F. (2020). Analisis Perilaku Struktur Perkantoran Beton Bertulang Tahan Gempa 8 Lantai Menggunakan Metode Pushover Analysis. Jakarta: Universitas Pertamina.
Pamungkas, A., & Harianti, E. (2018). Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa. Yogyakarta: ANDI .
Priyosulistyo, H. (2020). Struktur Beton Bertulang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Repadi, J. A., Sunaryati, J., & Thamrin, R. (2016). Analisis Kinerja Struktur Beton Bertulang Dengan Variasi Penempatan Bracing Inverted V. Jurnal Rekayasa Sipil, 33.
Repadi, J. A., Sunaryati, J., & Thamrin, R. (2016). Analisis Kinerja Struktur Beton Berulang dengan Penempatan Bracing Inverted V. Jurnal Rekayasa Sipil, 32.
Setiawan, A. (2016). Perancangan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847:2013. Jakarta: Erlangga.
Sukrawa, M., Giri, I. B., Deskarta, I. P., & Prayoga, M. H. (2016). Perkuatan Seismik Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Bresing Baja Tipe X dan V Terbalik. Jurnal
Spektran, 82.
Thermou, G. E., & Elnashai, A. S. (2005). Seismic Retrofit Schemes for RC Structure and Local-Global Consequences. Earthquake Engineering and Structural Dynamics, 7.
35. “Engineers like to solve problems. If there
are no problems handily available, they will
create their own problems.”
—Scott Adams
-35-
36. CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
THANKS
Does anyone have any questions?
Lauraaulia1999@gmail.com
08111812180
-36-
38. Fungsi Bresing
⬣ Menambah kekakuan dan kekuatan struktur sehingga efektif dapat mengurangi simpangan pada suatu
bangunan.
⬣ Penggunaan bresing juga dapat menambah daktilitas dan dapat meredam energi yang disebabkan oleh
getaran-getaran.
-38-
39. Keuntungan Pemakaian Bresing
⬣ Bresing baja dapat memberikan kekakuan, kekuatan, daktilitas dan disipasi energi pada struktur yang
diperkuat.
⬣ Berat tambahan pada struktur tidak terlalu besar dan pemasangan bresing yang tidak mengganggu aktivitas di
dalam bangunan.
⬣ Pelaksanaan yang mudah karena mudah diangkut ke atas.
⬣ Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan gaya aksial yang dapat diterima pada struktur
yang diperkuat menggunakan bresing dibandingkan dengan struktur yang tidak diperkuat dan menyebabkan
penurunan momen dan gaya geser pada kolom yang terhubung dengan bresing.
-39-
40. Lokasi Bresing
Ghaffarzedeh dan Maheri (2009)
Penelitian tentang bresing baja internal pada rangka beton bertulang telah dilakukan oleh Ghaffarzedeh dan
Maheri (2009). Penelitian dilakukan pada beberapa parameter respon seismik seperti uji pushover, uji siklik dan
faktor perilaku seismik, kemudian ditambah koneksi kuat lebih dan alat pelepas tekan.
Untuk meningkatkan daktilitas dan mempertahankan kekuatan dan kapasitas kekakuan dari rangka
bresing, penambahan bresing pada setiap sudut dan alat pelepas tekan direkomendasikan
berdasarkan hasil tes. Bresing juga diletakkan pada sudut denah agar tidak mengganggu komponen
arsitektural.
-40-
41. EBF dan CBF
⬣ EBF => struktur portal yang memiliki kekakuan elastic dan daktilitas yang baik terhadap pembebanan gempa.
⬣ CBF => Sistem struktur portal yang memiliki kekakuan elastis yang cukup tinggi dan dapat dikatakan sebagai
rangka tidak bergoyang. Sistem ini handal jika berperilaku elastic saat gempa besar terjadi, sehingga lebih
cocok (ekonomis) jika digunakan pada struktur yang didominasi beban gravitasi dan beban-beban yang sudah
pasti keberadaannya.
-41-
42. Inverted V-Braced
⬣ Penggunaan inverted v-braced lebih unggul dibandingkan dengan bresing tipe lain
karena memiliki bukaan yang luas untuk pintu dan jendela.
⬣ Dapat mengurangi penggunaan profil baja, secara ekonomi lebih menguntungkan.
⬣ Hasil penelitian membuktikan bahwa bresing inverted v-braced paling daktail
dibandingkan dengan bresing tipe lain disebabkan salah satu join bresing bertumpu
pada balok.
-42-
43. Beban Angin
Pada bangunan gedung yang tertutup dan rumah tinggal dengan tinggi tidak lebih dari 16 m, dengan
lantai-lantai dan dinding-dinding yang memberikan kekakuan yang cukup, struktur utamanya ( portal )
tidak perlu diperhitungkan terhadap angin.
Karena perencanaan gedung ini memiliki ketinggian 33 m, sehingga perlu untuk
memperhitungkan beban angin.
-43-
44. Tingkat Kinerja Struktur
Kategori level kinerja struktur bangunan telah diatur dalam FEMA 273, yaitu sebagai berikut (FEMA, 1997):
1. Fully Operational (FO) Pada kondisi ini, bangunan masih dapat beroperasi setelah gempa terjadi (operational state).
Bangunan dapat beroperasi dikarenakan tidak terjadi kerusakan pada elemen struktural ataupun elemen non-struktural.
2. Immediate Occupancy (IO) Pada kondisi ini, struktur diharapkan tidak terjadi kerusakan pada elemen struktur dan hanya
terdapat kerusakan ringan pada elemen non-struktur. Stuktur masih aman untuk digunakan setelah gempa terjadi (damage
state), namun memerlukan perbaikan, pembersihan dan pemulihan layanan utilitas.
3. Life Safety (LS) Pada kondisi ini, bangunan mengalami kerusakan sedang (damage scale) pada komponen stuktural dan
non-struktural. Sebelum dapat dipergunakan lagi, bangunan harus dilakukan perbaikan sehingga bangunan masih aman
untuk difungsikan Kembali.
4. Collapse Prevention (CP) Pada kondisi ini, bangunan mengalami kerusakan berat (severe) yang disebabkan berkurangnya
kekuatan dan kekakuan pada struktur. Bangunan pada level kinerja ini berpotensi membahayakan keselamatan jiwa
penghuninya. Perbaikan bangunan pada kondisi ini tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.
-44-
45. Cara kerja analisis pushover
⬣ Analisis pushover digunakan untuk meramalkan kinerja struktur pada saat gempa besar.
⬣ Analisis bersifat sederhana dan mampu menggambarkan perilaku inelastic setiap komponen
struktur.
⬣ Dengan menggunakan analisis pushover akan diperoleh perilaku struktur secara keseluruhan
dari elastis, leleh dan akhirnya runtuh.
⬣ Cara kerjanya struktur didorong secara bertahap dengan menaikkan faktor pengali beban sampai
struktur leleh dan berdeformasi inelastis.
-45-
46. Hasil dari analisis pushover
⬣ Analisis pushover akan menghasilkan hasil akhir berupa kurva kapasitas yang merupakan
hubungan antara gaya geser dasar dengan perpindahan titik acuan (Bhisama, 2016). Kurva
kapasitas non-linear memperlihatkan adanya peningkatan beban pasca elastic hingga kondisi
plastik. Kurva kapasitas analisis non-linear pushover
Kinerja struktur yang ditinjau berupa mekanisme
terjadinya sendi plastis, gaya geser maksimum,
titik leleh dan titik batas, yang disimpulkan
dalam bentuk kurva pushover. Yaitu hubungan
antara gaya geser (v) dengan perpindahan.
-46-
47. Tingkat kerusakan pada SAP2000
-47-
Keterangan Simbol Penjelasan
B
Menunjukkan batas linear yang kemudian diikuti terjadinya pelelehan
pertama pada struktur.
IO
Terjadinya kerusakan yang kecil atau tidak berarti pada struktur,
kekakuan struktur hampir sama pada saat belum terjadi gempa.
LS
Terjadi kerusakan mulai dari kecil hingga tingkat sedang. Kekakuan
struktur berkurang tetapi masih mempunyai ambang yang cukup besar
terhadap keruntuhan.
CP
Terjadi kerusakan yang parah pada struktur sehingga kekuatan dan
kekakuannya berkurang banyak.
C Batas maksimum gaya geser yang masih mampu ditahan gedung.
B
Terjadinya degredasi kekuatan struktur yang besar, sehingga kondisi
struktur tidak stabil dan hampir collapse.
E Struktur sudah tidak mampu menahan gaya geser dan hancur.
48. Sendi Plastis
⬣ Apabila suatu struktur bangunan dikenai beban gempa pada kondisi tertentu balok
akan mengalami sendi plastis (hinge). Sendi plastis merupakan suatu bentuk
ketidakmampuan struktur dalam menahan gaya dalam. Pada perencanaan struktur
harus memenuhi konsep kolom kuat balok lemah (strong column weak beam), yaitu
ketika struktur mengalami kegagalan, maka yang runtuh terlebih dahulu adalah
baloknya sehingga struktur tidak langsung runtuh
-48-
49. SRBKB
⬣ SRBKB, diharapkan dapat mengalami deformasi inelastik secara terbatas apabila
dibebani oleh gaya-gaya yang berasal dari beban gempa rencana. Sedangkan pada
SRBKK struktur diharapkan dapat berdeformasi inelastik cukup besar akibat gaya
gempa rencana. SRBKK memiliki daktilitas yang lebih tinggi dibandingkan SRBKB
dan penurunan kekuatan lebih kecil pada saat terjadi tekuk pada breising tekan
(AISC, 2012).
-49-
50. Modifikasi data denah
⬣ Pada denah bangunan existing terdapat 5 lantai saja dan dimodifikasi menjadi 8
lantai dengan denah tipikal pada lantai 2-3, lantai 4-6 dan lantai 7-8.
⬣ Pada denah bangunan existing terdapat kantilever, namun untuk perancangan
bangunan ini tidak direncanakan menggunakan kantilever pada strukturnya.
-50-
51. Tutorial Pusat Massa Bangunan
⬣ Buatlah bentuk frame bangunan 3D menggunakan frame section sesuai dengan bentuk bangunan real.
⬣ Hitung beban-beban yang bekerja pada bangunan seperti beban hidup, beban mati lantai, beban gempa, beban
angin, dan sebagainya. Biasanya perhitungan beban menggunakan program excel.
⬣ Pada contoh ini akan menggunakan bangunan 2 lantai yang nantinya tiap lantai akan dicari pusat massanya untuk
penempatan beban gempa arah x dan y.
⬣ Sebagai contoh beban gempa pada lantai 2 sebesar 9 ton. Sedangkan lantai atap sebesar 15 ton.
⬣ Jika frame section sudah jadi seperti pada gambar di bawah ini, maka langkah yang harus dilakukan selanjutnya
adalah Select/block semua frame section di lantai 2 baik kolom maupun pelat.
-51-
52. Tutorial Pusat Massa Bangunan
⬣ Menuju Menu Assign-Joint-
Constraint. Akan keluar dialog box seperti
pada gambar di bawah ini.
-52-
53. Tutorial Pusat Massa Bangunan
⬣ Ubah setelan Body pada dialog box
menjadi diapragm. Kemudian Add New
Constraint. Beri nama D1. Ok
-53-
⬣ Ulangi langkah pada no.5, Select/block pada frame section lantai atap baik kolom dan pelat atap.
Kemudian menuju menu assign-Joint-Constraint. Pada dialog box pilih Add new
Constraint. Ubah nama menjadi D2. Ok. Hasilnya ada 2 diapragm seperti gambar di bawah ini.
54. Tutorial Pusat Massa Bangunan
⬣ Menuju Menu Analysis-Run Analysis.
Muncul dialoge box. Klik Run Now.
-54-
⬣ Menuju tempat folder penyimpanan file SAP 2000.
Setelah di run biasanya ada file berextensi OUT File. Buka
file tersebut dengan notepad.
55. Tutorial Pusat Massa Bangunan
⬣ Setelah mendapatkan koordinat titik massa pada dua lantai maka selanjutnya adalah membuat joint pada
SAP 2000. Buka kembali program SAP. Unlock terlebih dahulu.
⬣ Menu Draw- draw special joint. Klik sembarang tempat pada program SAP 2000 sampai terlihat titiknya.
Kemudian klik kanan pada titik tersebut akan muncul dialoge box. Klik pada location. klik 2x pada koordinat x
atau y.
-55-
56. Tutorial Pusat Massa Bangunan
⬣ Muncul dialoge box lagi. Isi dengan koordinat yang sudah kita
dapatkan tadi. klik Ok
-56-
⬣ Otomatis titik akan berpindah ke pusat massa di lantai 2. Untuk lantai
atap, lakukan cara yang sama.
⬣ Tambahkan beban gempa sesuai dengan perhitungan. Pada contoh ini
beban gempa arah x dan y adalah 9 ton pada lantai 2. Caranya adalah klik
pada titik pusat massa. Assign-Joint Load-Force. Ubah satuan-ubah type
beban-isi beban gempa arah x.
Editor's Notes
Ass. Wr.Wb. Selamat sore kepada bapak dan ibu dosen, Pada hari ini, tanggal 12 Maret 2021, Saya Laura Aulia Akan melaksanakan seminar proposal Tugas Akhir dengan Judul Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang Dengan Concentrically Bracing System Tipe Inverted V-Braced Menggunakan Pushover Analysis. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing ibu gati annisa rahayu MT.Msc, dan kedua dosen penguji yaitu Bapak Doctor of Engineer Rangga Adiprima Sudisman dan Ibu Ranny Andriana MT yang telah mempersilahkan saya untuk presentasi.