3. Ilmu Jawa sudah ada sejak zaman dahulu sebelum adanya agama apapun di tanah Jawa, dimana ilmu
Jawa dipelajari oleh mayoritas orang-orang Jawa sebagai pegangan hidup atau yang disebut piandel.
Masyarakat Jawa kuno pada waktu itu memiliki kepercayaan tentang adanya roh-roh gaib atau
benda-benda yang memiliki kekuatan gaib, atau yang lazim disebut animisme dan dinamisme.
Pada awalnya kepercayaan tersebut bersumber dari naluri manusia, dimana secara alami setiap
manusia percaya akan adanya makhluk gaib, kekuatan gaib, dan juga adanya sang maha pencipta.
Sehingga pada waktu itu manusia mencari Tuhan dengan caranya sendiri-sendiri.
Sebenarnya ilmu Jawa itu tidak pas jika disebut sebagai ilmu, namun lebih pas jika disebut tatanan
atau aturan, karena ilmu Jawa bersifat mengatur perilaku seseorang agar tidak menyimpang dari
aturan sebagai manusia. Tapi karena di dalam aturan tersebut berhubungan dengan dunia gaib,
akhirnya tatanan tersebut lebih umum disebut ilmu, yaitu ilmu kejawen.
Ilmu kejawen itu sebenarnya memiliki arti yang luas, meliputi tata cara dalam hidup bermasyarakat,
hubungan antara manusia dengan sang pencipta, dan sebagainya. Ilmu kejawen juga mempercayai
adanya alam langgeng atau alam setelah manusia meninggal dunia. Oleh karena itu ilmu Jawa lebih
bersifat mendidik. Maka jika ada orang Jawa yang perilakunya menyimpang dari aturan dalam hidup
bermasyarakat akan disebut ora jowo, artinya tidak baik atau tidak patut.
source : http://aliferza.blogspot.com/2012/03/menyingkap-ilmu-jawa.html