SlideShare a Scribd company logo
TUGAS KELOMPOK
PEREKONOMIAN INDONESIA
OTONOMI DAERAH
Di susun oleh :
ISTIQOMAH NURLAILA
EVA RUSIGA BARUS
2014
OTONOMI DAERAH
Otonomi daerah adalah suatu keadaan yang memungkinkan daerah dapat
mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang dimilikinya secara optimal. Untuk
mewujudkan keadaan tersebut, berlaku proposisi bahwa pada dasarnya segala persoalan
sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk mengidentifikasikan, merumuskan, dan
memecahkanya, kecuali untuk persoalan-persoalan yang memang tidak mungkin diselesaikan
oleh daerah itu sendiri dalam perspektif keutuhan negara-bangsa. Bukan sebaliknya, yaitu
proposisi bahwa seluruh persoalan pada dasarnya harus diserahkan pada pemerintah pusat,
kecuali untuk persoalan-persoalan tertentu yang telah dapat ditangani oleh daerah.
Pesatnya pembangunan selama seperempat abad terakhir sebelum terjadinya krisis
ternyata, justru masih saja meningkatkan dominasi pusat-pusat pertumbuhan yang telah ada
selama ini. Pembangunan ekonomi nasional selama pemerintahan orde baru yang terfokus
pada pertumbuhan ternyata tidak membuat daerah di tanah air berkembang dengan baik.
Proses pembangunan dan peningkatan kemakmuran lebih terkonsentrasi di jawa. Di lihat
pada tingkat regional, kesenjangan pembangunan antar provinsi semakin membesar.
Sejarah perekonomian mencatat desentralisasi telah muncul ke permukaan sebagai
paradigma baru dalam kebijakan dan administrasi pembangunan sejak dasawarsa 1970an.
Tumbuhnya desentralisasi tidak hanya dikaitkan gagalnya perencanaan terpusat, tetapi juga
adanya KESADARAN bahwa pembangunan adalah sesuatu yang kompleks yang tidak dapat
dengan mudah dikendalikan dan direncanakan dari pusat.
Pemerintahan terpusat dirasakan menutup kesempatan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri dan berdasarkan aspirasi serta
potensi masyarakat. Disamping itu membuat tidak berfungsinya secara optimal peran dan
tugas DPRD, baik sebagai badan legislatif maupun lembaga yudikatif pemerintahan daerah.
Hal tersebut membuat daerah-daerah menuntut dilakukan pembaharuan UU Pemda yang
lebih menekankan pelaksanaan asas desentralisasi. Dengan demikian akan lebih menjamin
perkembangan demokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan daerah dengan jalan
memberdayakan DPRD sebagai lembaga legislatif daerah serta Check and Balance dalam
pelaksanaan Otonomi Daerah.
Secara umum, pembangunan otonomi daerah adalah suatu proses dimana Pemerintah
Daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan untuk merangsang perkembangan dalam daerah. Tentu saja makna
pembangunan daerah tersebut amat tergantung dari masalah fundamentalyang dihadapi oleh
daerah tersebut.
A. Daya Tarik Otonomi Daerah
Otonomi daerah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi daerah untuk
mengaktualisasikan segala potensi terbaiknya secara optimal. Dengan demikian, setiap
daerah niscaya memiliki satu atau beberapa keunggulan tertentu, relatif terhadap daerah-
daerah lainnya. Bahkan, dilihat dari segi potensinya keunggulan tersebut bisa bersifat mutlak
misalnya, yang berasal dari aspek lokasi ataupun anugrah sumber (factor endowment).
B. Standarisasi Menuju Pemberdayaan Daerah
Standarisasi kegatan-kegiatan di daerah pada dasarnya tidak boleh menjadi pengekang
baru dalam pelaksanaan otonomi daerah, melainkan justru sebagai penguat bagi perwujudan
aktualisasi segala potensi daerah secara optimal. standarisasi yang berada pada tingkat
propinsi dan kabupaten, lebih diarahkan untuk kegiatan-kegiatan daerah yang ruang lingkup
dan dampaknya lebih terbtas (non-traded).
C. Tujuan Otonomi Daerah
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah antara lain adalah membebaskan
pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan daerah. Dengan
demikian pusat berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan
global dan mengambil manfaat daripadanya. Pada saat yang sama pemerintah pusat
diharapkan lebih mampu berkonsentrasi pada perumusan kebijakan makro (luas atau yang
bersifat umum dan mendasar) nasional yang bersifat strategis. Di lain pihak, dengan
desentralisasi daerah akan mengalami proses pemberdayaan yang optimal. Kemampuan
prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, sehingga kemampuannya dalam
mengatasi berbagai masalah yang terjadi di daerah akan semakin kuat.
Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.
2. Pengembangan kehidupan demokrasi.
3. Keadilan.
4. Pemerataan.
5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam
rangka keutuhan NKRI.
6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.
7. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
D. Manfaat Otonomi Daerah
1. Pelaksanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan Masyarakat di Daerah yang
bersifat heterogen.
2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang sangat terstruktur dari
pemerintah pusat.
3. Perumusan kebijaksanaan dari pemerintah akan lebih realistik.
4. Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di Daerah untuk
meningkatkan kapasitas teknis dan managerial.
5. Dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi pejabat puncak di
Pusat menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat diserahkan kepada pejabat Daerah.
E. Dampak Positif Otonomi Daerah
Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah maka pemerintah
daerah akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas lokal yang ada di
masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon
tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri.
Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur
birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong
pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata.
Dengan melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah akan lebih tepat
sasaran, hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah cenderung lebih mengerti keadaan dan
situasi daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di daerahnya dari pada pemerintah pusat.
Contoh di Maluku dan Papua program beras miskin yang dicanangkan pemerintah pusat
tidak begitu efektif, hal tersebut karena sebagian penduduk disana tidak bisa menkonsumsi
beras, mereka biasa menkonsumsi sagu, maka pemeritah disana hanya mempergunakan dana
beras miskin tersebut untuk membagikan sayur, umbi, dan makanan yang biasa dikonsumsi
masyarakat. Selain itu, denga system otonomi daerah pemerintah akan lebih cepat mengambil
kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu saat itu, tanpa harus melewati prosedur di tingkat
pusat.
D. Dampak Negatif Otonomi Daerah
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi oknum-oknum di
pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan Negara dan rakyat
seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah
yang tidak sesuai dengan konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar
daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan Negara, seperti contoh
pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi ditingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan
dengan system otonomi daerah maka pemerintah pusat akan lebih sulit mengawasi jalannya
pemerintahan di daerah, selain itu karena memang dengan sistem. Otonomi daerah membuat
peranan pemeritah pusat tidak begitu berarti.
Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah yang terkadang dapat
memicu perpecahan. Contohnya jika suatu daerah sedang mengadakan promosi pariwisata,
maka daerah lain akan ikut melakukan hal yang sama seakan timbul persaingan bisnis antar
daerah. Selain itu otonomi daerah membuat kesenjangan ekonomi yang terlampau jauh antar
daerah. Daerah yang kaya akan semakin gencar melakukan pembangunan sedangkan daerah
pendapatannya kurang akan tetap begitu-begitu saja tanpa ada pembangunan. Hal ini sudah
sangat mengkhawatirkan karena ini sudah melanggar pancasila sila ke-lima, yaitu “Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

More Related Content

What's hot

Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Tri Widodo W. UTOMO
 
3764 9717-1-sm
3764 9717-1-sm3764 9717-1-sm
3764 9717-1-sm
Vivii Charmeiliaa
 
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif di Da...
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif di Da...Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif di Da...
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif di Da...
Dadang Solihin
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
Tri Widodo W. UTOMO
 
Andro kebijakan publik sp
Andro kebijakan publik spAndro kebijakan publik sp
Andro kebijakan publik sp
nurul khaiva
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Dadang Solihin
 
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaSkripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Operator Warnet Vast Raha
 
Implementasi Peran-Fungsi DPRD dalam Meningkatkan Pelayanan Publik menuju Goo...
Implementasi Peran-Fungsi DPRD dalam Meningkatkan Pelayanan Publik menuju Goo...Implementasi Peran-Fungsi DPRD dalam Meningkatkan Pelayanan Publik menuju Goo...
Implementasi Peran-Fungsi DPRD dalam Meningkatkan Pelayanan Publik menuju Goo...
Dadang Solihin
 
Good governance
Good governanceGood governance
Good governance
Rosim Nyerupa
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
JanuarRobiansyah
 
Pkn otonomi daerah
Pkn otonomi daerahPkn otonomi daerah
Pkn otonomi daerah
Dwi Anggraeni
 
Peran Tenaga Ahli DPRD dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Peran Tenaga Ahli DPRD  dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...Peran Tenaga Ahli DPRD  dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Peran Tenaga Ahli DPRD dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Dadang Solihin
 
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
KPDT
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRDPeningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Dadang Solihin
 
2623054
26230542623054
Uas+kwn
Uas+kwnUas+kwn
Uas+kwn
ritanacahyani
 
Peran dan Fungsi DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD  dalam Perencanaan Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi DPRD  dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Researcher Syndicate68
 
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Eksekutif dan Legislatif Daerah
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Eksekutif dan Legislatif DaerahKesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Eksekutif dan Legislatif Daerah
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Eksekutif dan Legislatif Daerah
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
 
3764 9717-1-sm
3764 9717-1-sm3764 9717-1-sm
3764 9717-1-sm
 
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif di Da...
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif di Da...Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif di Da...
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif di Da...
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
 
Andro kebijakan publik sp
Andro kebijakan publik spAndro kebijakan publik sp
Andro kebijakan publik sp
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
 
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaSkripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
 
Implementasi Peran-Fungsi DPRD dalam Meningkatkan Pelayanan Publik menuju Goo...
Implementasi Peran-Fungsi DPRD dalam Meningkatkan Pelayanan Publik menuju Goo...Implementasi Peran-Fungsi DPRD dalam Meningkatkan Pelayanan Publik menuju Goo...
Implementasi Peran-Fungsi DPRD dalam Meningkatkan Pelayanan Publik menuju Goo...
 
Good governance
Good governanceGood governance
Good governance
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
 
Pkn otonomi daerah
Pkn otonomi daerahPkn otonomi daerah
Pkn otonomi daerah
 
Peran Tenaga Ahli DPRD dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Peran Tenaga Ahli DPRD  dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...Peran Tenaga Ahli DPRD  dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Peran Tenaga Ahli DPRD dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
 
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRDPeningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
 
2623054
26230542623054
2623054
 
Uas+kwn
Uas+kwnUas+kwn
Uas+kwn
 
Peran dan Fungsi DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD  dalam Perencanaan Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi DPRD  dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
 
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
 
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Eksekutif dan Legislatif Daerah
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Eksekutif dan Legislatif DaerahKesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Eksekutif dan Legislatif Daerah
Kesetaraan dan Kemitraan dalam Hubungan antara Eksekutif dan Legislatif Daerah
 

Similar to Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah

Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Indriati Dewi
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
jenis6575
 
Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah
Rizki Gumilar
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
Sanawiyah29
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika Prawita
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Zukét Printing
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Zukét Printing
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Septian Muna Barakati
 
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaKebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaSyaifOer
 
Diskusi Sesi 7.docx
Diskusi Sesi 7.docxDiskusi Sesi 7.docx
Diskusi Sesi 7.docx
ayiknina
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
Ahmad Tien
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
fuji kurniawan
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerah
samiaji
 
Pkn
PknPkn
Contoh Poposal Pkn
Contoh Poposal PknContoh Poposal Pkn
Contoh Poposal Pkn
taufiksenpai
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahHarmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Amalia Tania
 
Makalah pelaksanaan otonomi daerah
Makalah pelaksanaan otonomi daerahMakalah pelaksanaan otonomi daerah
Makalah pelaksanaan otonomi daerah
Septian Muna Barakati
 
Tugas tata pemerintahan lokal
Tugas tata pemerintahan lokalTugas tata pemerintahan lokal
Tugas tata pemerintahan lokalricky04
 

Similar to Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah (20)

Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemda
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
 
perkembangan otonomi daerah
perkembangan otonomi daerahperkembangan otonomi daerah
perkembangan otonomi daerah
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
 
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaKebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
 
Diskusi Sesi 7.docx
Diskusi Sesi 7.docxDiskusi Sesi 7.docx
Diskusi Sesi 7.docx
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerah
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Contoh Poposal Pkn
Contoh Poposal PknContoh Poposal Pkn
Contoh Poposal Pkn
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahHarmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
 
Makalah pelaksanaan otonomi daerah
Makalah pelaksanaan otonomi daerahMakalah pelaksanaan otonomi daerah
Makalah pelaksanaan otonomi daerah
 
Tugas tata pemerintahan lokal
Tugas tata pemerintahan lokalTugas tata pemerintahan lokal
Tugas tata pemerintahan lokal
 

Recently uploaded

Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
projecttomarss
 

Recently uploaded (6)

Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
 

Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah

  • 1. TUGAS KELOMPOK PEREKONOMIAN INDONESIA OTONOMI DAERAH Di susun oleh : ISTIQOMAH NURLAILA EVA RUSIGA BARUS 2014
  • 2. OTONOMI DAERAH Otonomi daerah adalah suatu keadaan yang memungkinkan daerah dapat mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang dimilikinya secara optimal. Untuk mewujudkan keadaan tersebut, berlaku proposisi bahwa pada dasarnya segala persoalan sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk mengidentifikasikan, merumuskan, dan memecahkanya, kecuali untuk persoalan-persoalan yang memang tidak mungkin diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam perspektif keutuhan negara-bangsa. Bukan sebaliknya, yaitu proposisi bahwa seluruh persoalan pada dasarnya harus diserahkan pada pemerintah pusat, kecuali untuk persoalan-persoalan tertentu yang telah dapat ditangani oleh daerah. Pesatnya pembangunan selama seperempat abad terakhir sebelum terjadinya krisis ternyata, justru masih saja meningkatkan dominasi pusat-pusat pertumbuhan yang telah ada selama ini. Pembangunan ekonomi nasional selama pemerintahan orde baru yang terfokus pada pertumbuhan ternyata tidak membuat daerah di tanah air berkembang dengan baik. Proses pembangunan dan peningkatan kemakmuran lebih terkonsentrasi di jawa. Di lihat pada tingkat regional, kesenjangan pembangunan antar provinsi semakin membesar. Sejarah perekonomian mencatat desentralisasi telah muncul ke permukaan sebagai paradigma baru dalam kebijakan dan administrasi pembangunan sejak dasawarsa 1970an. Tumbuhnya desentralisasi tidak hanya dikaitkan gagalnya perencanaan terpusat, tetapi juga adanya KESADARAN bahwa pembangunan adalah sesuatu yang kompleks yang tidak dapat dengan mudah dikendalikan dan direncanakan dari pusat. Pemerintahan terpusat dirasakan menutup kesempatan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri dan berdasarkan aspirasi serta potensi masyarakat. Disamping itu membuat tidak berfungsinya secara optimal peran dan tugas DPRD, baik sebagai badan legislatif maupun lembaga yudikatif pemerintahan daerah. Hal tersebut membuat daerah-daerah menuntut dilakukan pembaharuan UU Pemda yang lebih menekankan pelaksanaan asas desentralisasi. Dengan demikian akan lebih menjamin perkembangan demokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan daerah dengan jalan memberdayakan DPRD sebagai lembaga legislatif daerah serta Check and Balance dalam pelaksanaan Otonomi Daerah.
  • 3. Secara umum, pembangunan otonomi daerah adalah suatu proses dimana Pemerintah Daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk merangsang perkembangan dalam daerah. Tentu saja makna pembangunan daerah tersebut amat tergantung dari masalah fundamentalyang dihadapi oleh daerah tersebut. A. Daya Tarik Otonomi Daerah Otonomi daerah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi daerah untuk mengaktualisasikan segala potensi terbaiknya secara optimal. Dengan demikian, setiap daerah niscaya memiliki satu atau beberapa keunggulan tertentu, relatif terhadap daerah- daerah lainnya. Bahkan, dilihat dari segi potensinya keunggulan tersebut bisa bersifat mutlak misalnya, yang berasal dari aspek lokasi ataupun anugrah sumber (factor endowment). B. Standarisasi Menuju Pemberdayaan Daerah Standarisasi kegatan-kegiatan di daerah pada dasarnya tidak boleh menjadi pengekang baru dalam pelaksanaan otonomi daerah, melainkan justru sebagai penguat bagi perwujudan aktualisasi segala potensi daerah secara optimal. standarisasi yang berada pada tingkat propinsi dan kabupaten, lebih diarahkan untuk kegiatan-kegiatan daerah yang ruang lingkup dan dampaknya lebih terbtas (non-traded). C. Tujuan Otonomi Daerah Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah antara lain adalah membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan daerah. Dengan demikian pusat berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan global dan mengambil manfaat daripadanya. Pada saat yang sama pemerintah pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi pada perumusan kebijakan makro (luas atau yang bersifat umum dan mendasar) nasional yang bersifat strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi daerah akan mengalami proses pemberdayaan yang optimal. Kemampuan prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, sehingga kemampuannya dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi di daerah akan semakin kuat. Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.
  • 4. 2. Pengembangan kehidupan demokrasi. 3. Keadilan. 4. Pemerataan. 5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI. 6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat. 7. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. D. Manfaat Otonomi Daerah 1. Pelaksanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan Masyarakat di Daerah yang bersifat heterogen. 2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang sangat terstruktur dari pemerintah pusat. 3. Perumusan kebijaksanaan dari pemerintah akan lebih realistik. 4. Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di Daerah untuk meningkatkan kapasitas teknis dan managerial. 5. Dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi pejabat puncak di Pusat menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat diserahkan kepada pejabat Daerah. E. Dampak Positif Otonomi Daerah Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah maka pemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata. Dengan melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah akan lebih tepat sasaran, hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah cenderung lebih mengerti keadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di daerahnya dari pada pemerintah pusat.
  • 5. Contoh di Maluku dan Papua program beras miskin yang dicanangkan pemerintah pusat tidak begitu efektif, hal tersebut karena sebagian penduduk disana tidak bisa menkonsumsi beras, mereka biasa menkonsumsi sagu, maka pemeritah disana hanya mempergunakan dana beras miskin tersebut untuk membagikan sayur, umbi, dan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat. Selain itu, denga system otonomi daerah pemerintah akan lebih cepat mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu saat itu, tanpa harus melewati prosedur di tingkat pusat. D. Dampak Negatif Otonomi Daerah Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi oknum-oknum di pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan Negara, seperti contoh pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi ditingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system otonomi daerah maka pemerintah pusat akan lebih sulit mengawasi jalannya pemerintahan di daerah, selain itu karena memang dengan sistem. Otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak begitu berarti. Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah yang terkadang dapat memicu perpecahan. Contohnya jika suatu daerah sedang mengadakan promosi pariwisata, maka daerah lain akan ikut melakukan hal yang sama seakan timbul persaingan bisnis antar daerah. Selain itu otonomi daerah membuat kesenjangan ekonomi yang terlampau jauh antar daerah. Daerah yang kaya akan semakin gencar melakukan pembangunan sedangkan daerah pendapatannya kurang akan tetap begitu-begitu saja tanpa ada pembangunan. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan karena ini sudah melanggar pancasila sila ke-lima, yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.