drama budi pekerti

1. TUGAS DRAMA BUDI PEKERTI
Di susun oleh : Maulana Irfan Prasetya (19)
Afit Rivai (02)
Dimas Rifky Kurniawan (10)
Faris Abdillah (14)
Muhammad Iqbal (18)
Richard Irfan Yusan (25)
Rizky Kurniawan (27)

2. PENGEDAR MIRAS
( Di sebuah desa hiduplah dua orang sahabat yang terkenal
dengan sifatnya yang alim, Sebut saja Richard dan Maulana. Suatu
hari, sepasang sahabat itu sedang berjalan pulang dari masjid. )
Richard : “Maul, udah nyelesein tugas BK belum??”
Maul : “Udah, kamu belum apa Cad??”
Richard : “Belum selese Ul, kamu bisa bantu gak??”
Maul : “Iya, ntar pulang aku bantu deh!”
Richard : “Janji ya!!”
Maul : “Janji!!”
( Saat sampai rumah masing-masing, Maul menyiapkan uang Rp
10.000 dan flashdisk untuk membantu Richard. Saat di jalan. . .)
Maul : “Wah, ada apa tuh? Rame banget!” (sambil berlari
menuju keramaian.)
Rizky : “Kesini semua!! Beli barang ini, dijamin bakal kebal!!”
Maul : “Apaan tuh bang??”
Rizky : “Miras. . Eh, obat kuat dek.”
Maul : “Berapaan mas?”
Rizky : “Buat adek 5000 aja.”
Maul : “Nih uangnya, beli satu. Makasih mas.”
( Saat sampai di rumah Richard, Maul membawa minuman dan
flashdisknya. Di rumah richard sudah ada Iqbal, Afit , dan Dimas.)
Maul : “Cad, ni aku bawa minuman.”
Richard : “Minuman apaan tuh?”
Iqbal : “Hati-hati Maul, siapa tau aja itu minuman berbahaya.”
Afit : “Iya, bener juga tuh kata Iqbal.”
Dimas : “Ntar mandul lho. Hihihi”
Maul : “Dibawain malah marah-marah, dasar *SENSOR*!! Aku
mau pulang aja.” (Sambil menggebrak pintu.)
Richard : “Maul!! Tunggu Maul!! Kalian lihat?? Ayo kita minta
maaf kepada Maul.”
Iqbal : “Iya deh, aku nyesel. Afit, Dimas, ayo kita minta maaf
sama Maul.”

3. Afit & Dimas: “Yo!”
( Saat perjalanan pulang, Maul bertemu dengan si Rizky penjual
miras.)
Rizky : “Gimana dek? Enak?”
Maul : “Belum saya coba mas.”
Rizky : “Kalau mau lebih enak, minumnya sambil ngerokok
dek.”
Maul : “Tapi kata guru saya, saya belum boleh ngerokok mas.”
Rizky : “Alah, biarin aja. Gak ada yang tau inih.”
Maul : “Betul, betul, betul!!”
( Saat Maul dan Rizky sedang minum-minum sambil ngerokok,
Iqbal, Afit, Dimas dan Richard datang melihat mereka berdua.)
Iqbal : “ASTAGHFIRULLAH!! Maul!!”
Afit : “Kecil-kecil udah berani minum, aku bilangin orang
tuamu lho!”
Dimas : “Hiii, aku nggak mau temenan sama pemabuk.”
Iqbal & Afit : “Sama!”
Iqbal : “Cad, urus tuh sahabatmu.”
Richard : “Coy, jangan gitu donk.”
Afit : “Alah, PE-A”
Dimas : “Bal, Fit, ayo pergi!”
(Saat Iqbal, Dimas dan Afit pergi, Richard berusaha untuk
menyadarkan Maul.)
Rizky : “Heh! Bocah item, mau ngapain lo?? Ngapain ganggu
gua sama temen gua?”
Richard : “Em, em, em,. Ma, mau,. Mau jo.. join mas.” ( Sambil
ketakutan.)
Rizky : “Oh, ngomong donk. Ayo-ayo!”
Maul : “Hei, my bro. Sini-sini.”
Richard : “Maul, tobat Maul.” (Sambil berbisik)
Maul : “Heleh, Tobatnya nanti aja kalau mau mati.” (Sambil
mabok)

4. Richard : “Kamu gak inget pelajaran BK apa? Aku akan tetap
berpegang pada prinsip ‘TEGAS’ pada agama dan
mengutamakan masa depan.”
Maul : “Please deh Cad, kalo elo mau pergi, ya sana pergi aja!”
Richard : “Please deh Cad,. Elo, gue, end.!”
Richard : “Okeh” (Lalu pergi)
Rizky : “Ngomong apa tuh anak?”
Maul : “Udah lha, gak usah di bahas. Gak penting!!”
Rizky : “Lanjut bro?”
Maul : “Lanjut!”
( 20 tahun kemudian, saat reunian SMP. Richard, Iqbal, Afit, Faris
dan Dimas berkumpul.)
Iqbal : “Hey, lama gak ktemu.”
Afit : “Iya bro.”
Dimas : “Widiih!! Richard kulitnya lebih putih.”
Iqbal & Afit : “Ha ha ha”
Richard : “Jangan ngejek donk. Eh, kalian kerja di mana?”
Iqbal : “Aku jadi direktur utama di perusahaan swasta.”
Afit : “Aku kerja di pelayaran di kapal pesiar. Gajinya dolar
lho!”
Faris : “Aku jadi dosen di UNSOED Puwokerto.”
Dimas : “Aku jadi Kepala Setasiun di Setasiun Purwokerto. Eh,
ngomong-ngomong Maul nasibnya gimana ya??”
(sejenak semua terdiam)
Richard : “Alah, aku yakin dia baik-baik aja.”
Iqbal : “Mudah-mudahan sih.”
( Di tempat lain, Maulana dan Rizky sedang mengemis di sebuah
terminal. Tempat yang dulu sering mereka gunakan untuk mabuk-
mabukan.)
Maul : “Sodakohnya Pak?”
Rizky : “Sodakohnya Bu?”
Maul : “Coba dulu aku ngikutin nasihatnya temen-temenku,
pasti nasibku jauh lebih baik.”