Perjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan JepangFani K
Perjuangan rakyat Indonesia untuk merdeka dari penjajahan Jepang dilakukan dengan berbagai cara. Pada akhirnya Indonesia dapat menang melawan penjajah setelah bertahun-tahun dijajah bangsa lain.
Perjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan JepangFani K
Perjuangan rakyat Indonesia untuk merdeka dari penjajahan Jepang dilakukan dengan berbagai cara. Pada akhirnya Indonesia dapat menang melawan penjajah setelah bertahun-tahun dijajah bangsa lain.
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
Peristiwa Rengasdengklok terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua tentang masalah kapan dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
Peristiwa Rengasdengklok terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua tentang masalah kapan dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia
Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan banyak perubahan dalam pemerintahan di Indonesia. Perubahan itu berupa berakhirnya kekuasaan Belanda dan mulainya kekuasaan Jepang di Indonesia. Selain membawa penderitaan, kehadiran Jepang semakin membuka kesempatan bagi Indonesia untuk merdeka
Pengertian, Obyek, dan Karakteristik Imu Politik
Istilah “politik” (politics) sering dikaitan dengan bermacam-macam kegiatan dalam
sistem politik ataupun negara yang menyangkut proses penentuan tujuan maupun
dalam melaksanakan tujuan tersebut. Di samping itu juga menyangkut pengambilan
keputusan (decisionmaking) tentang apakah yang menjadi tujuan sistem politik yang
menyangkut seleksi antara beberapa alternative serta penyusunan untuk membuat
skala prioritas dalam menentukan tujuan-tujuan itu.
kejadian sejarah yang dijadikan PPT oleh kelompok kami di sekolah. kami berharap ini dapat membantu pelajarabn sejarah khususnya materi topik yang kami sampaikan dengan baik.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
2. Kebijakan dibidang Politik
Pada masa pendudukan Jepang,semua partai politik rakyat pribumi dibubarkan
dan dihapuskan,surat kabar dihentikan keberadaannya serta dilarang untuk
menerbitkannya dan harus digantikan dengan koran Jepang-
Indonesia.Pemerintah Jepang melarang rakyat pribumi untuk menghentikan
semua bentuk perkumpulan,dan Jepang akan mengendalikan seluruh organisasi
nasional,dan dalam bidang politik pemerintahan, Jepang juga membentuk 8
bagian pada pemerintah pusat dan bertanggung jawab pengelolaan ekonomi
pada syu (karesidenan). Dalam susunan pemerintah daerah di Jawa terdiri atas
Syu (Karesidenan yang dipimpin oleh Syucho, Si (Kotamadya) dipimpin oleh
Sicho, Ken (Kabupaten) sipimpin oleh Kencho, Gun (Kewedanan) dipimpin oleh
Guncho, Son (Kecamatan) dipimpin oleh Soncho, dan Ku (Desa/Kelurahan)
dipimpin oleh Kuncho.Pada masa pendudukan Jepang terjadilah perubahan di
bidang politik pemerintahan yakni adanya perubahan yang mendasar dalam
sistem hukum. Dengan diberlakukannya pemerintahan militer sementara waktu
dan jabatan Gubernur Jenderal dihapuskan diganti oleh tentara Jepang.
3. A. Pengaruh Kebijakan Jepang Pada Bidang Politik
Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer
Jepang) adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal20
Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi
politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942
dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.
Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa
Indonesia dengan cara:
Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang
pelindung Asia)
Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.
Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
Melancarkan politik dumping
Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir.
Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan
tokoh tersebut dari penahanan Belanda.
4. Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata
berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:
Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum
Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan
pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi
sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik,
kebaktian wanita pusat dan perusahaan).
Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi
kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di
setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3
daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3
daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di
Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah
pemerintahan militer:
5. Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan Madura dikuasai
oleh tentara keenambelas denagn kantor pusat di Batavia
(Jakarta).
Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor
pusat di Bukittinggi dikuasai oleh tentara keduapuluhlima.
Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi,
Nusantara, Maluku dan Irian Jaya dibawah kekuasaan armada
selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.
Pada masa pendudukan Jepang perjuangan untuk mencapai
kemerdekan dilakukan secara kooperatif (bekerja sama) serta
dengan cara sembunyi-sembunyi atau bawah tanah. Adapun
organisasi-organisasi buatan Jepang yang digunakan untuk
menanamkan nasionalisme Indonesia antara lain sebagai
berikut.
6. a. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan April 1942, dengan ketuanya
adalah Mr. Syamsudin. Semboyan Gerakan Tiga A adalah:
1. Nippon Cahaya Asia,
2. Nippon Pelindung Asia, dan
3. Nippon Pemimpin Asia.
Tujuan Gerakan Tiga A adalah menanamkan kepercayaan rakyat
bahwa Jepang adalah pelindung dan pemimpin Asia. Namun, rakyat
Indonesia telah mengetahui maksud propaganda gerakan tersebut.
Karena tidak mendapat sambutan dari rakyat, maka Gerakan Tiga A
dibubarkan.
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Pusat Tenaga Rakyat dibentuk pada tanggal 1 Maret 1943.
Pendirinya adalah Empat Serangkai yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs.
Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah
memusatkan seluruh kekuatan rakyat untuk membantu Jepang
menghadapi Sekutu.
7. c. Badan Pertimbangan Pusat (Chuo Sang In)
Chuo Sang In dibentuk pada tanggal 5 September 1943
atas anjuran Perdana Menteri Jenderal Hideki Tojo. Ketuanya
adalah Ir. Soekarno sedangkan wakilnya adalah R.M.A.A
Koesoemo Oetojo dan dr. Boentaran Martoatmojo. Tugas
badan ini adalah memberi masukan dan pertimbangan
kepada pemerintah Jepang dalam mengambil keputusan.