Makalah ini membahas tentang retorika sebagai suatu proses komunikasi. Retorika adalah ilmu berbicara yang bertujuan menyampaikan pesan secara efektif. Komunikasi melibatkan penyampaian pesan antara komunikator dan penerima. Proses komunikasi terjadi ketika pesan disampaikan dan dipahami oleh penerima. Faktor-faktor seperti pengetahuan komunikator dan sistem sosial mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris.
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN RETORIKA
Retorika yang merupakan seni untuk berbicara tentu memiliki hubungan dengan proses komunikasi. Komunikasi dalam konteks ini adalah suatu proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan, sehingga komunikan mengerti apa yang dimkasudkan dan apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam retorika proses komunikasi sangatlah penting. Seorang retor harus mampu mengkomunikasikan isi pesannya secara baik dan efektif kepada khalayak. Jadi seorang retor harus memahami pola komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan isi pesannya, dan pola komunikasi itu dapat diketahui dari jenis khalayak yang akan menyimaknya. Hal ini penting agar dapat terjadi proses komunikasi yang efektif. Faktor bahasa juga tak kalah penting, karena apabila kedua pihak itu akan saling mengerti apabila menggunakan bahasa yang sama. Jadi, retorika tentu tidak akan terlepas dari proses komunikasi, dan dapat dikatakan bahwa komunikasi secara mutlak merupakan bagian dari retorika. Retorika merupakan satu bidang ilmu yang penting dewasa ini. Banyak pria dan wanita yang mampu memperoleh sukses besar dalam hidup dan karirnya sebagai pemimpin berkat penguasaan ilmu retorika, sebab penguasaan teknik berbicara akan mempertinggi kepercayaan terhadap diri dan memberi rasa pasti kepada orang yang bersangkutan.
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN RETORIKA
Retorika yang merupakan seni untuk berbicara tentu memiliki hubungan dengan proses komunikasi. Komunikasi dalam konteks ini adalah suatu proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan, sehingga komunikan mengerti apa yang dimkasudkan dan apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam retorika proses komunikasi sangatlah penting. Seorang retor harus mampu mengkomunikasikan isi pesannya secara baik dan efektif kepada khalayak. Jadi seorang retor harus memahami pola komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan isi pesannya, dan pola komunikasi itu dapat diketahui dari jenis khalayak yang akan menyimaknya. Hal ini penting agar dapat terjadi proses komunikasi yang efektif. Faktor bahasa juga tak kalah penting, karena apabila kedua pihak itu akan saling mengerti apabila menggunakan bahasa yang sama. Jadi, retorika tentu tidak akan terlepas dari proses komunikasi, dan dapat dikatakan bahwa komunikasi secara mutlak merupakan bagian dari retorika. Retorika merupakan satu bidang ilmu yang penting dewasa ini. Banyak pria dan wanita yang mampu memperoleh sukses besar dalam hidup dan karirnya sebagai pemimpin berkat penguasaan ilmu retorika, sebab penguasaan teknik berbicara akan mempertinggi kepercayaan terhadap diri dan memberi rasa pasti kepada orang yang bersangkutan.
Analisis wacana mencakup sejumlah aktivitas yang sangat luas, mulai dari penyelidikan yang sempit fokusnya tentang bagaimana kata-kata seperti ‘oh’ atau ‘well’ digunakan dalam membicarakan sambil lalu, hingga kajian terhadap ideologi yang dominan dalam suatu kebudayaan sebagaimana direpresentasikan, misalnya dalam praktik-praktik pendidikan atau politiknya. Bila dibatasi pada masalah-masdalah linguistik, analisis wacana terfokus pada rekaman/catatan (lisan atau tulis proses untuk menggunakan bahasa dalam suatu konteks tertentu untuk mengekspresikan maksud. Biasanya ada banyak sekali kepentingan yang dicurahkan terhadap struktur wacana, dengan perhatian khusus yang dicurahkan pada apa yang membuat teks terbentuk dengan baik. Dalam prespektif kultural ini, fokusnya adalah pada topik-topik semacam ini, seperti hubungan eksplisit antara kalimat-kalimat dalam suatu teks yang menciptakan kohesi, atau pada unsur-unsur pengorganisasian teks yang merupakan ciri khas pengisahan cerita, misalnya sebagai ciri yang berbeda dari pengekspresian opini dan tipe-tipe teks lainnya.
Namun, dalam kajian wacana ini, perspektif pragmatik lebih dikhususkan. Prespektif ini cenderung memiliki fokus yang khusus pada aspek-aspek apa yang tidak dikatakan atau tidak ditulis (namun dikomunikasikan) dalam wacana yang sedang dianalisis. Agar dapat menyelidiki pragmatik wacana, kita terutama harus menguasai masalah-masalah interaksi sosial dan analisis percakapan, menatap kembali bentuk-bentuk dan struktur-struktur yang ada dalam teks, dan jauh lebih banyak memperhatikan konsep-konsep psikologis, seperti pengetahuan latar belakang keyakinan-keyakinan, dan harapan-harapan. Dalam pragmatik wacana, kita selalu mengenali apa yang ada dalam benak penutur atau penulis.
Struktur percakapan disebut juga organisasi percakapan. Struktur percakapan tidak dapat kita lihat dengan begitu jelas seperti halnya struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Struktur percakapan ini diperoleh berdasarkan pengamatan situasi-situasi ketika percakapan sedang terjadi. Analisis percakapan merupakan suatu rangkaian yang menarik dalam ilmu komunikasi. Pada dasarnya percakapan merupakan manifestasi dalam membangun sebuah interaksi. Dalam struktur percakapan terdapat “suatu kesempatan bicara” atau hak untuk bicara. Kesempatan tersebut memotivasi seseorang berusaha untuk mengambil alih giliran yaitu pengambilan giliran. Kemungkinan adanya suatu perubahan siapa yang mendapat giliran bicara tersebut. Tempat terjadinya perubahan giliran yang mungkin tersebut disebut Tempat Relevansi Transisi (Transition Relevance Place atau TRP). Dalam setiap kelompok sosial, ada ciri-ciri pembicaraan ( atau tidak adanya pembicaraan) yang biasanya berkaitan dengan TRP.
Entitas penggunaan bahasa dalam percakapan tersebut dapat dilihat dua aspek yaitu aspek isi percakapan dan aspek formal percakapan. Aspek isi percakapan ini meliputi topik yang menjadi pokok pembicaraan, dan penyampaian topik dalam percakapan. Adapun aspek formal percakapan meliputi hal-hal bagaimana percakapan itu bekerja, aturan-aturan yang dipatuhi, dan bagaimana mekanisme dalam memperoleh kesempatan bicara atau giliran bicara (turn-taking).
Giliran bicara (turn-taking) adalah waktu dimana penutur kedua mengambil alih giliran berbicara dari penutur sebelumnya, dan juga sebaliknya. Pengambilan giliran ini merupakan suatu bentuk aksi sosial yang berjalan menurut sistem pengaturan setempat secara konvensional. Pergantian dari setiap penutur berikutnya sangat dihargai. Pertukaran disertai dengan kesenyapan yang lama atau adanya overlaps. Apabila pertukaran yang disertai dengan kesenyapan yang lama diantara dua giliran, maka dirasakan percakapan yang terjadi terasa kaku. Jeda yang sangat pendek merupakan bentuk keragu-raguan, sedangkan jeda yang panjang menjadi kesenyapan
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWONurulbanjar1996
Film yang di Sutradarai oleh Dana Riza ini menampilkan beberapa tokoh Animasi 3D yang menakjubkan, detail gambar serta penggunaan gerakan-gerakan tubuh yang benar-benar mirip meyerupai gerakan tubuh manusia pada umumnya.
Di film ini menampilkan latar belakang kehidupan di Indonesia seperti perkampungan, perumahan khas Indonesia serta nuansa alam yang di desain secara 3D. mengenai jalan cerita film ini pun bisa dibilang simpel, karena sesuai untuk di tonton oleh anak-anak yang di dalam film ini terdapat motivasi serta pembelajaran yang dapat diambil.
Karakter dalam film ini pun beragam dan tidak jauh dari ciri khas orang Indonesia, Sopo dan Jarwo yang menggambarkan 2 pemuda kerjanya serabutan yang selalu bertingkah laku konyol, kemudian kisah persahabatan antara Adit, Dennis, dan lain-lain yang diwarnai dengan petualangan tak terduga. Pada pengisi suara di film ini bekerja sama dengan Eltra Studio menggunakan logat daerah seperti jawa, betawi dan lainnya.
Tindak tutur dapat dikatakan sebagai satuan terkecil dari komunikasi bahasa yang memiliki fungsi dengan memperlihatkan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya tergantung pada kemampuan penutur dalam menghasilkan suatu kalimat dengan kondisi tertentu.
Menurut Larry King “orang sukses adalah pembicara yang sukses dan sebaliknya. Adakah orang sukses yang tidak dapat mengekspresikan dirinya? Jawabannya adalah nihil. Mungkin mereka tidak pandai ngobrol atau mungkin tidak dapat bicara di depan umum, tetapi mereka cukup berbicara dalam suasana sosial cukup berbeda, untuk meraih kesuksesan.
Analisis wacana mencakup sejumlah aktivitas yang sangat luas, mulai dari penyelidikan yang sempit fokusnya tentang bagaimana kata-kata seperti ‘oh’ atau ‘well’ digunakan dalam membicarakan sambil lalu, hingga kajian terhadap ideologi yang dominan dalam suatu kebudayaan sebagaimana direpresentasikan, misalnya dalam praktik-praktik pendidikan atau politiknya. Bila dibatasi pada masalah-masdalah linguistik, analisis wacana terfokus pada rekaman/catatan (lisan atau tulis proses untuk menggunakan bahasa dalam suatu konteks tertentu untuk mengekspresikan maksud. Biasanya ada banyak sekali kepentingan yang dicurahkan terhadap struktur wacana, dengan perhatian khusus yang dicurahkan pada apa yang membuat teks terbentuk dengan baik. Dalam prespektif kultural ini, fokusnya adalah pada topik-topik semacam ini, seperti hubungan eksplisit antara kalimat-kalimat dalam suatu teks yang menciptakan kohesi, atau pada unsur-unsur pengorganisasian teks yang merupakan ciri khas pengisahan cerita, misalnya sebagai ciri yang berbeda dari pengekspresian opini dan tipe-tipe teks lainnya.
Namun, dalam kajian wacana ini, perspektif pragmatik lebih dikhususkan. Prespektif ini cenderung memiliki fokus yang khusus pada aspek-aspek apa yang tidak dikatakan atau tidak ditulis (namun dikomunikasikan) dalam wacana yang sedang dianalisis. Agar dapat menyelidiki pragmatik wacana, kita terutama harus menguasai masalah-masalah interaksi sosial dan analisis percakapan, menatap kembali bentuk-bentuk dan struktur-struktur yang ada dalam teks, dan jauh lebih banyak memperhatikan konsep-konsep psikologis, seperti pengetahuan latar belakang keyakinan-keyakinan, dan harapan-harapan. Dalam pragmatik wacana, kita selalu mengenali apa yang ada dalam benak penutur atau penulis.
Struktur percakapan disebut juga organisasi percakapan. Struktur percakapan tidak dapat kita lihat dengan begitu jelas seperti halnya struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Struktur percakapan ini diperoleh berdasarkan pengamatan situasi-situasi ketika percakapan sedang terjadi. Analisis percakapan merupakan suatu rangkaian yang menarik dalam ilmu komunikasi. Pada dasarnya percakapan merupakan manifestasi dalam membangun sebuah interaksi. Dalam struktur percakapan terdapat “suatu kesempatan bicara” atau hak untuk bicara. Kesempatan tersebut memotivasi seseorang berusaha untuk mengambil alih giliran yaitu pengambilan giliran. Kemungkinan adanya suatu perubahan siapa yang mendapat giliran bicara tersebut. Tempat terjadinya perubahan giliran yang mungkin tersebut disebut Tempat Relevansi Transisi (Transition Relevance Place atau TRP). Dalam setiap kelompok sosial, ada ciri-ciri pembicaraan ( atau tidak adanya pembicaraan) yang biasanya berkaitan dengan TRP.
Entitas penggunaan bahasa dalam percakapan tersebut dapat dilihat dua aspek yaitu aspek isi percakapan dan aspek formal percakapan. Aspek isi percakapan ini meliputi topik yang menjadi pokok pembicaraan, dan penyampaian topik dalam percakapan. Adapun aspek formal percakapan meliputi hal-hal bagaimana percakapan itu bekerja, aturan-aturan yang dipatuhi, dan bagaimana mekanisme dalam memperoleh kesempatan bicara atau giliran bicara (turn-taking).
Giliran bicara (turn-taking) adalah waktu dimana penutur kedua mengambil alih giliran berbicara dari penutur sebelumnya, dan juga sebaliknya. Pengambilan giliran ini merupakan suatu bentuk aksi sosial yang berjalan menurut sistem pengaturan setempat secara konvensional. Pergantian dari setiap penutur berikutnya sangat dihargai. Pertukaran disertai dengan kesenyapan yang lama atau adanya overlaps. Apabila pertukaran yang disertai dengan kesenyapan yang lama diantara dua giliran, maka dirasakan percakapan yang terjadi terasa kaku. Jeda yang sangat pendek merupakan bentuk keragu-raguan, sedangkan jeda yang panjang menjadi kesenyapan
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG FILM ANIMASI ADIT & SOPO JARWONurulbanjar1996
Film yang di Sutradarai oleh Dana Riza ini menampilkan beberapa tokoh Animasi 3D yang menakjubkan, detail gambar serta penggunaan gerakan-gerakan tubuh yang benar-benar mirip meyerupai gerakan tubuh manusia pada umumnya.
Di film ini menampilkan latar belakang kehidupan di Indonesia seperti perkampungan, perumahan khas Indonesia serta nuansa alam yang di desain secara 3D. mengenai jalan cerita film ini pun bisa dibilang simpel, karena sesuai untuk di tonton oleh anak-anak yang di dalam film ini terdapat motivasi serta pembelajaran yang dapat diambil.
Karakter dalam film ini pun beragam dan tidak jauh dari ciri khas orang Indonesia, Sopo dan Jarwo yang menggambarkan 2 pemuda kerjanya serabutan yang selalu bertingkah laku konyol, kemudian kisah persahabatan antara Adit, Dennis, dan lain-lain yang diwarnai dengan petualangan tak terduga. Pada pengisi suara di film ini bekerja sama dengan Eltra Studio menggunakan logat daerah seperti jawa, betawi dan lainnya.
Tindak tutur dapat dikatakan sebagai satuan terkecil dari komunikasi bahasa yang memiliki fungsi dengan memperlihatkan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya tergantung pada kemampuan penutur dalam menghasilkan suatu kalimat dengan kondisi tertentu.
Menurut Larry King “orang sukses adalah pembicara yang sukses dan sebaliknya. Adakah orang sukses yang tidak dapat mengekspresikan dirinya? Jawabannya adalah nihil. Mungkin mereka tidak pandai ngobrol atau mungkin tidak dapat bicara di depan umum, tetapi mereka cukup berbicara dalam suasana sosial cukup berbeda, untuk meraih kesuksesan.
Tugas Rangkuman
Judul Buku : Teknik Presentasi dan Negosiasi
Pengarang : Drs. Zen Achmad, MM
Prodi : Ekonomi Manajemen
Universitas krisnadwipayana
Dosen Pengampu : Dr. P. Eddy Sanusi S, SE. MM
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
Di abad modern ini ilmu komunikasi sangat berperan penting disetiap sektor, baik institusi, lembaga, organisasi, bahkan antarindividu. Dalam aktivitas kegiatan pembelajaran, komunikasi Ibarat jantung, karena komunikasi merupakan proses penyampaian pesan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan pendidikan kepada peserta didik. Dosen harus mampu menyampaikan komunikasi secara efektif dan cerdas.
Komunikasi yang efektif dan cerdas akan terbangun jika dosen mempunyai kemampuan untuk memproyeksikan dirinya pada peranan peserta didik. Sehingga komunikasi yang terjadi tidak terkesan menggurui, wajar dan mengalir tanpa adanya hambatan. Komunikasi yang efektif juga perlu disertai dengan sikap dan gaya berkomunikasi yang baik. Sikap antusiasme, bersungguh-sungguh, dan sopan adalah beberapa sikap yang akan membawa keberhasilan penyampaian komunikasi edukasi. Gaya berkomunikasi, misalnya sikap badan, cara berdiri, cara berpakaian, pandangan mata, suara dan gestur tubuh lainnya merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya untuk menunjang keberhasilan komunikasi dalam pembelajaran.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Tugas 4
1. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Alah SWT karena berkat rahmat da ke
hadirat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dan juga tak lupa
shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.
Makalah ilmiah ini telah saya susun untuk memenuhi tugas Retorika
Bahasa, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kepada
Bapak Mukodas,M.Pd. yang telah membimbing saya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Saya sebagai peyusun menadari akan kekurangannya makalah ini untuk
itu diharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca yang kiranya bersifat
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun kami.
Bogor, 20 Oktober 2018
Penyusun
2. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Retorika ......................................................................................2
B. Retorika Sebagai Suatu Proses Komunikasi.................................................3
BAB III PENUTUP................................................................................................6
A. KESIMPULAN.............................................................................................6
B. SARAN.........................................................................................................6
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan bahasa
sebagai alat berkomunikasi dengan sesama kita baik melalui bahasa
langsung (berbicara) maupun tidak lansung (bahas tulis). Ada berbagai
macam maksud yang hendak kita sampaikan seperti meyakinkan,
mempengaruhi, mengajak, memerintah dan lain-lain. Keberhasilan kita
dalam berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah logos (meyakinkan dengan logika-logika), patos (kejiwan atau
aspek psikologi), etos (kepercayaan atau kredibilitas).
Dalam kajian ilmu pengetahuan seni berbicara atau komunikasi ini
sering disebut dengan retorika. Orang yang menguasai ilmu retorika atau
memiliki retorika yang bagus dalam berkomunikasi maka akan lebih
mudah menyampaikan maksud dan tujuan dari apa yang dibicarakan serta
terasa enak didengarkan dan tidak membuat bosan pendengarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian retorika?
2. Retorika sebagai suatu proses komunikasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu retorika.
2. Untuk mengetahui bagaimana retorika sebagai suatu proses
komunikasi.
4. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Retorika
Retorika atau dalam bahasa Inggris (rhetoric) bersumber dari perkataan
latin rhetorica yang berarti ilmu bicara. Pada abad ke 5 sebelum masehi untuk
pertama kali di kenal suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antara manusia
sebagai fenomena sosial. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa Yunani “Rhetorike”
yang dikembangkan di Yunani purba, kemudian adad-abad berikutnya di
kembangkan di Romawi dalm bahasa latin “retorika” (dalam bahasa inggris
“rhetoric” dalam bahasa indonesia “retorika”). Cleanth Brooks dan Robert Penn
Warren dalam bukunya, Modern Rhetoric, mendefinisikan retorika sebagai The art
of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Dari
pengertian tersebut menunjukan bahwa retorika mempuyai pengertian sempit,
mengenai bicara dan pegertian luas, penggunaan bahasa, bahasa ,lisan dapat juga
tulisan. Oleh karena itu, ada sementara orang yang mengartikan retorika sebagai
public speaking atau pidato didepan umum, tetapi juga termasuk seni menulis. Di
5. 3
Yunani, negara pertama yang mengembangkan retorik di peloporkan oleh
Georgians.1
B. Retorika Sebagai Suatu Proses Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah berasal dari bahasa Yunani commune
(percakapan/pergaulan) dan communion (bersama). Komunikasi adalah
suatu proses atau kegiatan penyampaian perasaan dari seseorang kepada
oarng lain untuk mencapai tujuan tertetu. Komunikasi adalah prasyarat
kehidupa manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak
ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik
secara perorangan, kelompok ataupun organsasi tidak mungkindapat
terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masig
melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara
perorangan, kelompok atau organisasi. Menurut KBBI istilah komunikasi
mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Ada beberapa unsur-unsur dalam berkomunikasi yaitu :
No Unsur Berkomunikasi
1. Komunikator
2. Pesan/Informasi
3. Sarana Komunikasi/Chanel
4. Komunikasi/Receiver (penerima)
5. Umpan balik/Feedback
6. Dampak/Effect
7. Sumber
1
https://contohdanfungsi.blogspot.com/2015/07/retorika-sebagai-suatu-proses-
komunikasi.html?m=1
6. 4
Supaya komunikasi dapat terjadi harus ada pengertian
antara komunikator dengan resipens, harus ada perbedaan tanda,
yang dimiliki oleh komunikator dan resipens, dapat dimengerti
oleh keduanya. Apabila komunikator ingin menyampaikan
sesuatukepada resipens, berarti dia memiliki suatu maksud di
dalam pikiran. Sesuatu yang di dalam pikiran komunikator ini,
harus diterjemahkan ke dalam kode-kode disebut kodefiksasi
(kodierung). Pendegar menangkap sesuatu yang dikodefikasikan
oleh komunikator, lalu menerjemahkan ke dalam pengertiannya.
Proses yang dilakukan resipiens ini disebut dekodefikasi
(Dekodierung). Jadi komunikasi adalah saling berhubungan antara
komunikator dengan resipiens, dimana komunikator
menyampaikan sesuatu pesan kepada resipiens, melalui medium
untuk mencapai suatu tujuan.
2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan
pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu
persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses
komunikasi inibertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
(sesuai denga tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi
termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari suatu pihak ke
pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi
dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin
communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau
communicare yang berarti membuat sama. Secara sederhana komunikasi
dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang
yang menerima pesan.2
2
https://contohdanfungsi.blogspot.com/2015/07/retorika-sebagai-suatu-proses-
komunikasi.html?m=1
7. 5
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Retoris
A. Pada komunikator
1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Yang dimaksud adalah penguasaan bahasa dan keterampilan
menggunakan bahasa, keterampilan mempergunakan media
komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens,
kemampuan untuk mengenal dan menganalilis situasi pendengar
sehingga dapat memberikan seuatu yag sesuai dengan kebutuhan
mereka.
2) Sikap komunikator
Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat
membela diri, sikap mantap dan meyakinkan, sikap rendah hati,
rela mendengar dan merima anjuran dapat memberi dampak yang
besar dalam proses komunikasi retoris.
3) Pengetahuan umum
Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator
sebaiknya memiliki pengetahuan umum yang luas karena begitu
dia dapat mengenal situasi pendengar dan dapat mengerti mereka
dengan lebih baik.
4) Sistem sosial
Sistem komunikator berada dan hidup di dalam system
masyarakat terentu. Posisi, pangkat atau jabatan yang dimiliki
komunikator di dalam masyarakat sangat berpengaruh atau tidak.
5) Sistem kebudayaan
Di samping sistem sosal, sistem kebudayaa yang dimiliki
seseorang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas
komunikasi retoris.3
3
Onong uchjana Effendy. Informasi Komunikasi Teori dan Praktek.(Bandung: Remaja
Rosdakarya.2005)
8. 6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Retorika adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasif
untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara,
emosional atau argument. Pengertian komunkasi yaitu berasal dari kata
Yunani commune (percakapan/pergaulan) dan communion (bersama).
Menurut KBBI istilah omunikasi mengacu pada suatu upaya yang
bertujuan unuk mencapai kebersamaan. Proses komunikasi yaitu
bagaimana kmunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya,
sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Tujuannya untuk menciptakan komunikasi lebih
efektif dan pentingnya komunikasi sebagai makhluk sosial, kita tidak
bisa menghindar dari tindaka komunikasi menyampaikan dan menerima
pesan dari orang lain.
B. SARAN
Maka dari itu kami menyarankan kepada pembaca untuk
lebihmemperhatikan Proses Komunikasi (Penfertian komunikasi,Proses
komunikasi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Evektivasi Komunikasi
Retoris, Pentingnya komunkasi) agar lebih mudah memahami isi bacaan.