SlideShare a Scribd company logo
Kejang pada Anak, Sebab dan
Penanganannya

Image by : Fotosearch

Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang
tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah
yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah
pertolongannya.
Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang
menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut
berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal
berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang.
Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi,
dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf
pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi
berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat
mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya
mengenali tanda-tandanya.
Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak,
gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta
dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau
kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga
perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab.
Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jangan panik.
Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh.
Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala.
Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut.
Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat.
Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya.
Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat.

Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah
memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau
memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru
berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak.
Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami
anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi
kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi
perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra)

Kejang pada Anak, Sebab dan
Penanganannya
Image by : Fotosearch

Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang
tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah
yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah
pertolongannya.
Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang
menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut
berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal
berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang.
Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi,
dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf
pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi
berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat
mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya
mengenali tanda-tandanya.
Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak,
gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta
dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau
kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga
perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab.
Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jangan panik.
Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh.
Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala.
Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut.
Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat.
Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya.
Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat.

Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah
memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau
memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru
berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak.
Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami
anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi
kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi
perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra)

Kejang pada Anak, Sebab dan
Penanganannya
Image by : Fotosearch

Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang
tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah
yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah
pertolongannya.
Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang
menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut
berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal
berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang.
Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi,
dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf
pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi
berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat
mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya
mengenali tanda-tandanya.
Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak,
gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta
dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau
kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga
perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab.
Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jangan panik.
Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh.
Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala.
Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut.
Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat.
Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya.
Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat.

Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah
memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau
memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru
berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak.
Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami
anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi
kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi
perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra)

Kejang pada Anak, Sebab dan
Penanganannya
Image by : Fotosearch

Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang
tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah
yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah
pertolongannya.
Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang
menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut
berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal
berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang.
Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi,
dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf
pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi
berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat
mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya
mengenali tanda-tandanya.
Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak,
gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta
dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau
kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga
perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab.
Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jangan panik.
Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh.
Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala.
Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut.
Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat.
Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya.
Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat.

Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah
memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau
memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru
berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak.
Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami
anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi
kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi
perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra)

Kejang pada Anak, Sebab dan
Penanganannya
Image by : Fotosearch

Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang
tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah
yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah
pertolongannya.
Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang
menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut
berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal
berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang.
Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi,
dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf
pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi
berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat
mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya
mengenali tanda-tandanya.
Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak,
gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta
dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau
kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga
perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab.
Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jangan panik.
Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh.
Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala.
Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut.
Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat.
Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya.
Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat.

Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah
memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau
memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru
berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak.
Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami
anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi
kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi
perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra)

Kejang pada Anak, Sebab dan
Penanganannya
Image by : Fotosearch

Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang
tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah
yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah
pertolongannya.
Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang
menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut
berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal
berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang.
Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi,
dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf
pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi
berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat
mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya
mengenali tanda-tandanya.
Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak,
gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta
dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau
kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga
perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab.
Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jangan panik.
Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh.
Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala.
Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut.
Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat.
Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya.
Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat.

Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah
memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau
memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru
berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak.
Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami
anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi
kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi
perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra)

More Related Content

Viewers also liked

Mayralozano22
Mayralozano22Mayralozano22
Mayralozano22
Mayra Lozano Jaimes
 
El sonido en la música
El sonido en la músicaEl sonido en la música
El sonido en la música
Marybell Guerrero
 
Transporte 1
Transporte 1Transporte 1
Transporte 1
Adriana Muñoz
 
Estrategia de Mkt
Estrategia de MktEstrategia de Mkt
Estrategia de Mkt
Hache Social
 
DESIGNING UNITS AROUND MULTILINGUAL CULMINATING PRODUCTS
DESIGNING UNITS AROUND MULTILINGUAL CULMINATING PRODUCTSDESIGNING UNITS AROUND MULTILINGUAL CULMINATING PRODUCTS
DESIGNING UNITS AROUND MULTILINGUAL CULMINATING PRODUCTS
lauraaparici
 
La amistad
La amistadLa amistad
La amistad
Julihanaa Blanco
 
Comunicación asertiva y empática
Comunicación asertiva y empáticaComunicación asertiva y empática
Comunicación asertiva y empática
Rodrigo Augusto López Cisneros
 
La ley de ohm
La ley de ohmLa ley de ohm
La ley de ohm
101124
 
Cinta adalah
Cinta adalahCinta adalah
Cinta adalah
Viktor Mirin
 
Yeritdfjkgljhlfbmv,
Yeritdfjkgljhlfbmv,Yeritdfjkgljhlfbmv,
Yeritdfjkgljhlfbmv,
yeritzasagitario
 
FUNDAMENTOS BASICOS DE INFORMATICA
FUNDAMENTOS BASICOS DE INFORMATICAFUNDAMENTOS BASICOS DE INFORMATICA
FUNDAMENTOS BASICOS DE INFORMATICA
Teresita Sthefania K-rrillo
 
Mac351 From reggae to afrobeat [draft]
Mac351 From reggae to afrobeat [draft]Mac351 From reggae to afrobeat [draft]
Mac351 From reggae to afrobeat [draft]
Rob Jewitt
 
Active diretory [autoguardado]
Active diretory [autoguardado]Active diretory [autoguardado]
Active diretory [autoguardado]
judepy
 
Desnudando a Google
Desnudando a GoogleDesnudando a Google
Desnudando a Google
Karla Casillas Bermúdez
 
Inovação Microsoft - Inove você também!
Inovação Microsoft - Inove você também!Inovação Microsoft - Inove você também!
Inovação Microsoft - Inove você também!
Danilo Bordini
 
Estia hua 16.10_final
Estia hua 16.10_finalEstia hua 16.10_final
Estia hua 16.10_final
Ifigenia Vardakosta
 
Finanziamenti agevolati regione lazio pmi
Finanziamenti agevolati regione lazio pmiFinanziamenti agevolati regione lazio pmi
Finanziamenti agevolati regione lazio pmi
Luigi Jovacchini
 
Tipos de problemas
Tipos de problemasTipos de problemas
Лидогенерация - Антон Черноталов
Лидогенерация - Антон ЧерноталовЛидогенерация - Антон Черноталов
Лидогенерация - Антон ЧерноталовMyAcademy
 
Aplicación de un programa de formalización a las empresas en la ciudad de huacho
Aplicación de un programa de formalización a las empresas en la ciudad de huachoAplicación de un programa de formalización a las empresas en la ciudad de huacho
Aplicación de un programa de formalización a las empresas en la ciudad de huacho
Romero Jairo
 

Viewers also liked (20)

Mayralozano22
Mayralozano22Mayralozano22
Mayralozano22
 
El sonido en la música
El sonido en la músicaEl sonido en la música
El sonido en la música
 
Transporte 1
Transporte 1Transporte 1
Transporte 1
 
Estrategia de Mkt
Estrategia de MktEstrategia de Mkt
Estrategia de Mkt
 
DESIGNING UNITS AROUND MULTILINGUAL CULMINATING PRODUCTS
DESIGNING UNITS AROUND MULTILINGUAL CULMINATING PRODUCTSDESIGNING UNITS AROUND MULTILINGUAL CULMINATING PRODUCTS
DESIGNING UNITS AROUND MULTILINGUAL CULMINATING PRODUCTS
 
La amistad
La amistadLa amistad
La amistad
 
Comunicación asertiva y empática
Comunicación asertiva y empáticaComunicación asertiva y empática
Comunicación asertiva y empática
 
La ley de ohm
La ley de ohmLa ley de ohm
La ley de ohm
 
Cinta adalah
Cinta adalahCinta adalah
Cinta adalah
 
Yeritdfjkgljhlfbmv,
Yeritdfjkgljhlfbmv,Yeritdfjkgljhlfbmv,
Yeritdfjkgljhlfbmv,
 
FUNDAMENTOS BASICOS DE INFORMATICA
FUNDAMENTOS BASICOS DE INFORMATICAFUNDAMENTOS BASICOS DE INFORMATICA
FUNDAMENTOS BASICOS DE INFORMATICA
 
Mac351 From reggae to afrobeat [draft]
Mac351 From reggae to afrobeat [draft]Mac351 From reggae to afrobeat [draft]
Mac351 From reggae to afrobeat [draft]
 
Active diretory [autoguardado]
Active diretory [autoguardado]Active diretory [autoguardado]
Active diretory [autoguardado]
 
Desnudando a Google
Desnudando a GoogleDesnudando a Google
Desnudando a Google
 
Inovação Microsoft - Inove você também!
Inovação Microsoft - Inove você também!Inovação Microsoft - Inove você também!
Inovação Microsoft - Inove você também!
 
Estia hua 16.10_final
Estia hua 16.10_finalEstia hua 16.10_final
Estia hua 16.10_final
 
Finanziamenti agevolati regione lazio pmi
Finanziamenti agevolati regione lazio pmiFinanziamenti agevolati regione lazio pmi
Finanziamenti agevolati regione lazio pmi
 
Tipos de problemas
Tipos de problemasTipos de problemas
Tipos de problemas
 
Лидогенерация - Антон Черноталов
Лидогенерация - Антон ЧерноталовЛидогенерация - Антон Черноталов
Лидогенерация - Антон Черноталов
 
Aplicación de un programa de formalización a las empresas en la ciudad de huacho
Aplicación de un programa de formalización a las empresas en la ciudad de huachoAplicación de un programa de formalización a las empresas en la ciudad de huacho
Aplicación de un programa de formalización a las empresas en la ciudad de huacho
 

Similar to Tugas

Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdfPenyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
AyuAAmsari
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
Neuroped
NeuropedNeuroped
Neuroped
IraRistinawati
 
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
pjj_kemenkes
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
Maria Amelinda
 
lanjut CPR
lanjut CPRlanjut CPR
lanjut CPR
Shabrina Rina
 
Penyakit vertigo
Penyakit vertigoPenyakit vertigo
Penyakit vertigo
taniahambali
 
pem. fisik anak
pem. fisik anakpem. fisik anak
pem. fisik anak
sri lies
 
Apa itu autisme administrasi.net
Apa itu autisme    administrasi.netApa itu autisme    administrasi.net
Apa itu autisme administrasi.net
You Wahyou
 
Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)
Hanani Halim
 
Status Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptxStatus Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptx
JasmineTartila1
 
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi SetiyanaTindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
dewisetiyana52
 
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembangPpt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Siti Nurhayati
 
Anencephalus
AnencephalusAnencephalus
Anencephalus
Arya Ningrat
 
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
Etika Soraya
 
Tips menghilangkan cegukan
Tips menghilangkan cegukanTips menghilangkan cegukan
Tips menghilangkan cegukan
Pranowo Budi Sulistyo
 
Autis
AutisAutis
Autis
Anas Tasya
 

Similar to Tugas (20)

Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdfPenyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
 
Neuroped
NeuropedNeuroped
Neuroped
 
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
lanjut CPR
lanjut CPRlanjut CPR
lanjut CPR
 
Penyakit vertigo
Penyakit vertigoPenyakit vertigo
Penyakit vertigo
 
pem. fisik anak
pem. fisik anakpem. fisik anak
pem. fisik anak
 
Autis
AutisAutis
Autis
 
Apa itu autisme administrasi.net
Apa itu autisme    administrasi.netApa itu autisme    administrasi.net
Apa itu autisme administrasi.net
 
Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)
 
Askep vertigo
Askep vertigoAskep vertigo
Askep vertigo
 
Status Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptxStatus Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptx
 
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi SetiyanaTindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
Tindakan Awal Sebelum Medis_Dewi Setiyana
 
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembangPpt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Ppt deteksi dini gangguan tumbuh kembang
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
Anencephalus
AnencephalusAnencephalus
Anencephalus
 
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
 
Tips menghilangkan cegukan
Tips menghilangkan cegukanTips menghilangkan cegukan
Tips menghilangkan cegukan
 
Autis
AutisAutis
Autis
 

Tugas

  • 1. Kejang pada Anak, Sebab dan Penanganannya Image by : Fotosearch Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah pertolongannya. Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang. Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi, dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf
  • 2. pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengenali tanda-tandanya. Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak, gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab. Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jangan panik. Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh. Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala. Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut. Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya. Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat. Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak. Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra) Kejang pada Anak, Sebab dan Penanganannya
  • 3. Image by : Fotosearch Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah pertolongannya. Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang. Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi, dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengenali tanda-tandanya.
  • 4. Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak, gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab. Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jangan panik. Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh. Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala. Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut. Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya. Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat. Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak. Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra) Kejang pada Anak, Sebab dan Penanganannya
  • 5. Image by : Fotosearch Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah pertolongannya. Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang. Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi, dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengenali tanda-tandanya.
  • 6. Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak, gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab. Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jangan panik. Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh. Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala. Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut. Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya. Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat. Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak. Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra) Kejang pada Anak, Sebab dan Penanganannya
  • 7. Image by : Fotosearch Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah pertolongannya. Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang. Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi, dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengenali tanda-tandanya.
  • 8. Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak, gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab. Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jangan panik. Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh. Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala. Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut. Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya. Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat. Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak. Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra) Kejang pada Anak, Sebab dan Penanganannya
  • 9. Image by : Fotosearch Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah pertolongannya. Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang. Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi, dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengenali tanda-tandanya.
  • 10. Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak, gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab. Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jangan panik. Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh. Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala. Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut. Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya. Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat. Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak. Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra) Kejang pada Anak, Sebab dan Penanganannya
  • 11. Image by : Fotosearch Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah pertolongannya. Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang. Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi, dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengenali tanda-tandanya.
  • 12. Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak, gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab. Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jangan panik. Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh. Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala. Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut. Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya. Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat. Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak. Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi perawatan kejang di kemudian hari. (Bayu Maitra)