Ini adalah materi karya ust M. Fauzil Adhim yang kami dapatkan langsung dari beliau saat menjadi pembicara di salah satu seminarnya, beliau mempersilahkan copy paste dan share ulang untuk kebaikan. ikuti udate langsung dari twitter beliau @Kupinang
silahkan semoga bermanfaat
materi Ini adalah milik ust fauzul adhim (penulis buku buku best dan pakar parenting islam indonesia), Saya sudah ijin untuk publish dan penulis mempersilahkan materi ini di copy paste dan share untuk kebaikan.
denganharapan ini sebagai salah satu jariyah beliau juga
Ini adalah materi karya ust M. Fauzil Adhim yang kami dapatkan langsung dari beliau saat menjadi pembicara di salah satu seminarnya, beliau mempersilahkan copy paste dan share ulang untuk kebaikan. ikuti udate langsung dari twitter beliau @Kupinang
silahkan semoga bermanfaat
materi Ini adalah milik ust fauzul adhim (penulis buku buku best dan pakar parenting islam indonesia), Saya sudah ijin untuk publish dan penulis mempersilahkan materi ini di copy paste dan share untuk kebaikan.
denganharapan ini sebagai salah satu jariyah beliau juga
Tentang perkembangan remaja dan kupasan mengenai beberapa persoalan khas yang muncul di masa remaja. Slide ini dibuat untuk salah satu kegiatan pengabdian masyarakat pada remaja di Surabaya, April 2013 yang lalu.
Presentasi yang dibawakan di GKI Palsigunung, GKI Gading Indah dan GKI Kebon Jati pada bulan keluarga, Oktober 2017. Berisi tentang pengetahuan generasi, komunikasi antar generasi, pertumbuhan anak secara analog dan digital serta rekomendasi berupa digital literacy serta kerjasama antara gereja, orang tua dan sekolah.
PPT ini mencakup pembahasan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ditinjau dari beberapa aspek perkembangan, seperti: fisik, bahasa, sosial emosional dan kognitif.
KPPPA bekerjasama dengan ECPAT Indonesia sejak tahun 2018, telah berhasil menyusun Pedoman Desa/Kelurahan Bebas dari Pornografi. Pedoman tersebut disusun berdasarkan hasil assesmen ditingkat kelurahan/desa, yang melibatkan stakeholder desa/kelurahan, organisasi masyarakat dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Hingga ditahun 2019 KPPPA dengan ECPAT Indonesia telah membentuk dan mendampingi 9 Desa/Kelurahan yang telah mendeklarasikan menjadi Desa bebas dari pornografi anak. Dimana Desa-Desa tersebut bersama masyarakat bahu membahu membangun sistem pencegahan dan penanganan serta perlindungan anak dari pornografi.
Berdasarkan pada keberhasilan tersebut KPPPA dengan ECPAT Indonesia kembali akan melanjutkan program kerjasama di tahun 2021 dalam upaya Pencegahan dan Penanganan Pornografi anak di Indonesia, dengan membangun sistem perlindungan anak dari bahaya pornografi berbasis Desa/Kelurahan.
Tentang perkembangan remaja dan kupasan mengenai beberapa persoalan khas yang muncul di masa remaja. Slide ini dibuat untuk salah satu kegiatan pengabdian masyarakat pada remaja di Surabaya, April 2013 yang lalu.
Presentasi yang dibawakan di GKI Palsigunung, GKI Gading Indah dan GKI Kebon Jati pada bulan keluarga, Oktober 2017. Berisi tentang pengetahuan generasi, komunikasi antar generasi, pertumbuhan anak secara analog dan digital serta rekomendasi berupa digital literacy serta kerjasama antara gereja, orang tua dan sekolah.
PPT ini mencakup pembahasan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ditinjau dari beberapa aspek perkembangan, seperti: fisik, bahasa, sosial emosional dan kognitif.
KPPPA bekerjasama dengan ECPAT Indonesia sejak tahun 2018, telah berhasil menyusun Pedoman Desa/Kelurahan Bebas dari Pornografi. Pedoman tersebut disusun berdasarkan hasil assesmen ditingkat kelurahan/desa, yang melibatkan stakeholder desa/kelurahan, organisasi masyarakat dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Hingga ditahun 2019 KPPPA dengan ECPAT Indonesia telah membentuk dan mendampingi 9 Desa/Kelurahan yang telah mendeklarasikan menjadi Desa bebas dari pornografi anak. Dimana Desa-Desa tersebut bersama masyarakat bahu membahu membangun sistem pencegahan dan penanganan serta perlindungan anak dari pornografi.
Berdasarkan pada keberhasilan tersebut KPPPA dengan ECPAT Indonesia kembali akan melanjutkan program kerjasama di tahun 2021 dalam upaya Pencegahan dan Penanganan Pornografi anak di Indonesia, dengan membangun sistem perlindungan anak dari bahaya pornografi berbasis Desa/Kelurahan.
berisi pemaparan mengenai hubungan anatar Tujuan dan KBM,
Hubungan antara Tujuan dan Evaluasi.
Hubungan antara KBM dengan Evaluasi.
Jenis alat untuk evalasi
menjelaskan mengenai perencanaan test, mendefinisikan tujuan penggunaan tes, menyiapkan spesifikasi, menentukkan format butir, merencanakan tingkat dan rentang kesukaran, merencanakan banyak butir dan panjang tes
membahas terkait definis, lingkup dan sasarannya, tujuan perbedaan, tahapan mengenai monitorng, sasaran pokok supervisi dan evaluasi dan pembelajran anak usai dini,
memaparkan mengenai jenis-jenis evaluasi yang bisa dilakukan, alasan melakukan evaluasi, dan aspek-aspek yang perlu dikalukan dalam penilaian dan juga kegunaan evaluasi terutama di pendidikan anak usia dini.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Ā
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Tipe-tipe Parenting
Diana Baumrind (1977) membagi tipe parenting
(bentuk-bentuk pola asuh) sbb:
a. Authoritative
b. Permissivie
c. Authoritarian
Masing-masing tipe parenting mempunyai
karaktreristik dan dampaknya terhadap
perkembangan anak.
3. Karakteristik Masing-masing Tipe
Parenting
ļ¶ Karakteristik keterampilan yang perlu dipelajari orang tua
untuk menjalankan tipe pola asuh authoritative
(demokratis) sbb:
ā¢ Orang tua menyampaikan kepada anak bentuk perilaku
anak yang diharapkannya.
ā¢ Orang tua mengetahui kapan diperlukannya perubahan
perilaku pada anak.
ā¢ memahami alasan aturan2 yang diterapkan pada anak bagi
perkembangan anak.
ā¢ Menggunakan pesan-pesan pribadi .
ā¢ Mampu melakukan refleksi atas [pola pengasuhan yang
diterapkannya.
4. Karakteristikā¦..
ā¢ Mengemukakan perasaan orang dewasa
ā¢ Memberikan alternative perilaku yang tepat pada
anak.
ā¢ Memberikan alasan dan penjelasan aturan dan
harapannya pada anak.
ļ¶ pengaruh pola asuh authoritative pada anak
yaitu lebih memungkinkan anak menunjukkan
perilaku pro sosial seperti kemampuan berbagi,
emphaty thdp orang lain; serta dapat bekerja
sama dibandingkan anak dengan tipe pola asuh
lain.
5. Karakteristik ā¦ā¦
ļ± Karakteristik orang tua dengan tipe parenting yang
permissive:
ā¢ Tidak memberikan hukuman, menerima perilaku anak; dan
menyetujui perbuatan anak.
ā¢ Membiarkan anak mengatur kegiatannya sendiri.
ā¢ Menjauhi menjalankan kendali/kontrol thdp anaknya.
ā¢ Berkonsultasi dengan anak tentang keputusan keluarga.
ā¢ Hanya sedikit tuntutan pada anak untuk bertanggung jawab
dan berperilaku yang tepat.
ā¢ Menggunakan alasan atau memanipulasi ketimbang
memakai kewenangannya.
6. Permissive parenting ā¦.
ļOrang tua yang permissive dengan ciri:
ā¢ merasa tidak memilki kemampuan
menjalankan tugas parenting;
ā¢ tidak menuntut terlalu banyak pada anak;
ā¢ tidak ada batasan yang diterapkan pada anak;
ā¢ membiarkan akibat perilaku anak;
ā¢ hanya sedikit kendali/kontrol pada anak.
7. Karakteristik tipe permissive
Macoby dan Martin (1983) membedakan antara tipe
parenting permissive menjadi 2 bentuk yaitu : permissive
indifferent/membiarkan anak serta permissive
indulgent/memanjakan anak.
ļ¶ karakteristik anak dengan pola asuh
indifferent/memanjakan:
ā¢ Tidak memiliki kompetensi sosial
ā¢ Kurang memiliki pengendalian diri.
ā¢ Tidak mengetahui bagaimana cara menjalankan kebebasan.
ā¢ Merasa seolah ātidak terlibatā terhadap aspek kehidupan
orang tua yang lainnya.
8. Karakteristik tipe permissiveā¦.
ļ¶ Karakteristik anak dengan tipe parenting
yang permissive indulgent/memanjakan:
ā¢ Tidak memiliki keterampilan sosial.
ā¢ Kurang memiliki pengendalian diri.
ā¢ Tidak populer di lingkungan pertemanan.
ā¢ Kurang menghargai orang lain.
9. Tipe parenting permissiveā¦.
ļ¶ secara umum perilaku anak terkait tipe pola asuh
permissive:
ā¢ Anak memiliki lebih sedikit peluang sosial
ketimbang anak dengan pola asuh
authoritative/demokratis akibat kekacauan yang
dibuat atau kekurangannya;
ā¢ Rendahnya kompetensi sosial.
ā¢ Self control dan self esteem anak juga rendah.
ā¢ Sering bersikap tidak bersahabat dan tidak
menghargai orang lain.
10. Karakteristik Tipe Parenting Otoriter
ļ¶ Orang tua yang otoriter memperlihatkan karakter sbb:
ā¢ Sangat membatasi anak dengan kontrol yang ketat
terhadap anak;
ā¢ Mudah memberikan hukuman pada anak;
ā¢ Mengatur dan menentukan aktivitas anak.
ā¢ Mengajar anak utk menghargai kerja dan berusaha.
ā¢ Menerapkan batasan2 yg ketat dengan hanya sedikit
tawar menawar dengan anak.
ā¢ Mengatur dan mengendalikan seluruh aspek perilaku
anak.
ā¢ Hanya sedikit kehangatan dan dukungan pada anak.
11. Tipe Parenting Otoriter ā¦ā¦
ļ¶ Dampak tipe pola asuh otoriter pada anak:
ā¢ Memiliki kemampuan sosial yang rendah.
ā¢ Khawatir dan cemas bila dibandingkan dengan
orang lain.
ā¢ Tidak bisa berinisiatif melakukan kegiatan.
ā¢ Tidak mempunyai keterampilan sosial.
ā¢ Sering bersikap sangat agresif.