SlideShare a Scribd company logo
MODUL 3
PERKEMBANGAN MORAL DAN SOSIAL
PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Pembuat:
Tarmono Adi Putra (857628111)
Dimas Ngudiono S (857626609)
A. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin: mores berarti tata krama
atau kebiasaan. perilaaku moral di kendalikan oleh konsep
moral, yakni aturan aturan dalam bertingkah laku, di mana
anggota anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan pola
perilaku yang di harapkam masyarakatnya.
Sedangkan immoral adalah perilaku yang gagal
menyesuaikan pada harapan sosial. perilaku tersebut tidak di
terima oleh norma norma sosial. perilaku unmoral adalah
perilaku yang tidak menghiraukan harapam dari kelompok
sosialnya, perilaku ini cenderung terlihat pada anak anak.
KB 1. PERKEMBANGAN MORAL PADA
ANAK USIA SD
B. Cara Mempelajari Moral
Konsep moral pada usia sekolah dasar tidak lagi sesempit, seperti pada awal
masa kanak-kanak. Pada awal masa kanak-kanak, anak berperilaku moral dalam
berbagai situasi yang khusus saja. anak belajar bagaimana bertindak tanpa
mengetahui mengapa mereka melakukan tindakan tertentu.
Menurut Piaget (dalam Taufiq; 3.6), antara usia 5 tahun dan 12 tahun,
konsep anak mengenai keadilan sudah tumbuh. Pengertian yang kaku tentang
benar dan salah yang dipelajari dari orang tua menjadi berubah dan anak mulai
memperhitungkan keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral. Sedangkan
Kohlberg menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral pada usia sekolah
sebagai tingkat moralitas konvensional. Dalam tingkat ini yang disebut juga
sebagai moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan untuk mengambil hati
orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik.
Hurlock (1978) (dalam Taufiq ; 3.6) mengemukakan bahwa dalam
perkembangan moral ada 4 elemen yang harus diketahui, yaitu : (1). Peran Hukum.
Kebiasaan/Tata Krama dan Aturan dalam Perkembangan Moral. (2). Peran Kata nan
datam rerkembangan Moral. (3). peran rasa bersalah dan malu dalam
perkembangan moral. (4). peran interaksi sosial dalam dalam perkembangan
moral.
C. Pengertian Disiplin
Konsep umum dari disiplin. disamakan dengan hukuman. Konsep ini
menyatakan bahwa disiplin digunakan jika anak melanggar aturan-aturan
yang ditetapkan oleh orang tua, guru ataupun orang dewasa lainnya.
Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak berperilaku moral
yang diterima oleh masyarakatnya. Tujuan dari disiplin adalah
membentuk perilaku yang sesuai dengan kelompok sosialnya. Walaupun
demikian, ada orang tua yang takut bahwa dengan menerapkan disiplin
akan menimbulkan masalah dalam hubungan dengan anak-anaknya.
D. Pentingnya Disiplin Bagi Anak
Beberapa kebutuhan anak yang dapat dipenuhi melalui disiplin anak
adalah sebagai berikut :
1. Disiplin membuat anak- anak mempunyai perasan aman
tentang apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan.
2. Anak belajar mengapa pola perilaku tentu di terima dan
mengapa pola perilaku lain tidak diterima.
3. Melalu disiplin anak-anak dibantu untuk hidup sesuai dengan
norma- norma sosial.
4. Anak – anak pun akan mengembangkan kata hati untuk
membuat keputusan dan pengendalian dan perilakunya.
Menurut ( Hurlock,1980) (dalam Taufiq: 3.8) Hal- Hal yang penting
dari disiplin untuk anak usia SD adalah : (1). Alat untuk membentuk moral.
(2). Penghargaan. (3). Hukuman. (4). Konsistensi.
E.Pemberian Hukuman dan Penghargaan.
Menanamkan aturan –aturan dan disiplin melalui hukuman dan
penghargaan tampaknya tidak dapat di abaikan.Dengan
hukuman,anakbelajar mengapa dia di hukum dan anak akan lebih
memahami mengapa perbuatan yang dilakukan itu salah.Adanya hukuman
membuat anak tidak akan mengulangi perilaku yang salah tersebut
sehingga anak belajar tentang baik buruknya perilaku.
Pemberian hukuman pun hendaknya segera,konsisten dan konstruktif
dengan alasan yang jelas.Adapun pemberian hukuman berfungsi untuk:
1. Membatasi anak agar tingka laku yang tidak di inginkan tidak di
ulangi
2. Mendidik
3. Memotivasi,untuk menghindari terjadi sosial yang tidak diinginkan
Bentuk hukuman dapat berbentuk hukuman fisik (misalnya pukulan) ,
mengisolasi anak selama beberapa waktu (misalnya tidak menonton acara
TV yang di sukai).pemberian hukuman fisik tampaknya sudah tidak terlalu
efektif,itulah sebabnya akan lebih baik dan efektif jika pemberian hukuman
disertai pula penjelasan mengapa tingka laku di larang (Stromen ,dkk,1983)
(dalam Taufiq: 3.9).
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang sering
menghukum anaknya mengakibatkan anak belajar pola-pola tingka laku yang
tidak sehat,seperti suka menyerang yang tidak terkontrol,tidak bisa
berkomunikasi secara efektif,takut pada otoritas,menghindar dari intraksi
sosial,tidak mampu mengekspresi emosinya secara positif, merasa bersalah dan
self esteem (harga diri ) rendah.Selain itu juga perkembangan sosial dan
intelektualnya juga terhambat. Jika anak menjadi orang tua ,Kelak menjadi
orang tua yang sering menghukum anaknya (Gordon & Gordon dalam
Strommen ,1983) (dalam Taufiq: 3.10).
Fungsi pemberian penghargaan adalah:
1. Nilai mendidik karena pemberian penghargaan menunjukan bahwa
tingka laku anak adalah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
lingkungannya.
2. Memotivasi,agar tingka laku yang di terima di ulang kembali
3. Penguat,untuk tingka laku yang di terima secara sosial Bentuk
penghargaan berbentuk nonverbal, seperti senyuman, pelukan,
sedangkan bentuk Verbal seperti melalui ungkapan rasa puas atau
menghargaai usaha anak.
F. Arti Agama Bagi Anak Usia Sekolah
Perasaan keagamaan menggerakan hati seorang agar ia lebih banyak melakukan
perbuatan yang baik.Oleh karena itu,perlu memperkenalkan anak agama sejak dini pada
anak- anak.Misalnnya anak-anak di ajarkan memikirkan Tuhan sebagai seseorang akan
marah jika anak- anak berbuat kesalahan dan akan menghukumnya untuk dosa yang akan
di lakukannya juga di perkenalkan pada anak misalnya. Bersalam- salaman untuk saling
memanfaatkan setiap menjelang hari puasa. Memperkenalkan pada anak mengenai
berbagai hari besar,seperti idul fitri,Natal,Nyepi atau waisak,juga memperkenalkan pada
anak mengenai berbagai tempat ibadah.melalui pelajaran agama dan PPKN anak SD dapat
lebih memahami arti agama.
Mengajarkan konsep keagamaan di ajarkan dalam bahasa sehari-hari dan melalui
pengalaman sehari – hari.Misalnya agar dapat memahami tata cara makan tidak boleh
sambil berbicara,sebelum makan harus cuci tangan dan berdoa sebagai pengungkapan
rasa syukur pada Yang Maha Kuasa.Dengan mengenal konsep keagamaan,anak akan
menghindari perbuatan buruk dan meningkatkan perbuatan baik.
A. Makna Perkembangan Sosial Bagi Anak Usia Sekolah Dasar.
Perkembangan sosial mempunyai arti kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan harapan – harapan
kelompok sosial.dalam hal ini ,terjadi 3 proses sosialisasi,yang saling berkaitan.Kegagalan pada salah satu proses akan
menyebabkan tingkat sosialisasi individu rendah.ketiga proses tersebut adalah sebagai berikut :
1. Belajar untuk bertingka laku sesuai dengan cara/norma yang berlaku.
2. Bermain sesuai peran sosial yang di harapkan.
3. Mengembangkan Sikap –sikap sosial
Faktor –faktor penting dari proses sosialisasi adalah sebagai berikut :
a. Kesempatan untuk sosialisasi merupakan hal yang penting karena anak tidak dapat belajar untuk hidup
secara sosial dengan orang lain jika anak meluangkan sebagai besar waktunya untuk kegiatannya
sendiri.Anak membutuhkan kesempatan lebih banyak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya saja,
tetapi juga dengan orang dewasa lain dari berbagai usia dan latar belakang kebudayaan.
b. Anak perlu mengomunikasikan hal –hal yang tidak di pahami dan di minati oleh orang lain.Untuk
itu,perlu komunikasi yang menyenangkan.
c. Anak hanya akan belajar untuk bersosialisai jika termotivasi untuk melakukannya.Hal ini amat
tergantung dari seberapa besar kepuasan dari berbagai aktivitas sosial yang di ikutinya,apakah ia
senang dalam interaksinya dengan orang lain.
d. Bagaimana metode efektif yang digunakan untuk belajar bersosialisasi.Melalui trial & error anak belajar
pola – pola tingka laku yang sesuai dengan penyesuain sosial.
KB 2. PENYESUAIAN DIRI DAN PENERIMAAN SOSIAL
Dalam proses sosialisasi, akan menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial yang ditentukan. Anak
pun mulai membutuhkan teman dekat,yaitu teman sebagai orang yang dapat membantu jika di butuhkan.
Umumnya teman dekat ini adalah kelompok sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam
berperilaku, dimana anak cendrung meniru perilaku kelompoknya. Jika mempunyai teman berperilaku sesuai
tuntutan masyarakat, anak pun akan mengikutinya. Berbagai karakteristiik dari kelompok sebaya menunjukkan
bahwa kelompok sebaya memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak di jumpai di kelompok lain. Hal ini
pula yang membuat anak sebagai anggota kelompok dapat mempelajari pola –pola perilaku anggota
kelompoknya. Meskipun kelompok sebaya merupakan hal yang diutamakan dalam Perkembangan seorang
anak, namun peran guru maupun orang tua tetap tetap tetap di perlukan dalam menanamkan norma yang
sesuai dengan tuntutan lingkungan agar apa yang di tuntut oleh kelompok seimbang dengan apa yang di
tuntut oleh lingkungan.
Anggota kelompok sebaya umumnya lebih terseleksi karena mereka melakukan sesuatu juga di sukai
oleh anggotanya,dan bukan karena mereka tinggal berdekatan sehingga dapat melakukan sesuatu secara
bersama – sama.kekhasan dari kelompok sebaya adalah bermain secara kelompok pada usia 6 sampai 7 tahun
,anak laki –laki dan perempuan umumnya menemukan kepuassaan untuk berada dalam kelompoknya sesuai
dengan jenis kelaminnya. Akibat keompok sebaya umunya lebih menggambarkan kelompok jenis kelamin
tertentu.
Hubungan yang baik dengan kelompok sebaya dapat mengurangi efek negatif dari hubungan yang tidak
baik di rumah. Di lain pihak hubungan dengan kelompok sebaya yang buruk dapat membuat anak tidak dapat
menyesuiakan diri di masa sekolah dan kehidupan selanjutnya. Akibatnya dimasa remajanya nanti, akan menjadi
bermasalah.
B. Pola-pola Tingkah Laku yang Dapat Dipelajari dari Anggota
Kelompok Sebaya.
1. Hal – hal yang diterima maupun tidak diterima secara
sosial.
2. Terlalu peka/Sensitif.
3. Mudah terpengaruh.
4. Kompetisi (persaingan).
5. Hubungan yang baik.
6. Tanggung jawab.
7. Kesadaran Sosial.
8. Diskriminasi sosial
Year of Birth
Number of Notebooks
A. Pengertian Gender.
Dua aspek yang perlu diketahui adalah Identitas gender dan peran gender. Identitas gender adalah suatu
perasaan menjadi laki-laki atau perempuan, dimana hal ini kebanyakan diperoleh anak begitu ia berusia 3 tahun.
Sedangkan peran gender berisi harapan-harapan yang menunjukan bagaimana laki-laki atau perempuan harus
berpikir, bertingkah laku, dan merasakan.
Di lain pihak stereotype gender diartikan sebagai keyakinan (beliefs) tentang karakteristik yang sesuai
menjadi perempuan dan laki-laki. Berk (2000) (dalam Taufiq: 3.25) mengatakan bahwa stereotype gender dan
peran gender dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, orang tua, guru, mata pelajara n ataupun teman sebaya.
Berikut ini dijelaskan mengenai apa yang dikemukakan oleh Santrock (1992) (dalam Taufiq : 3.25), hal ini perlu
karena apa yang diungkapkan Santrock berdasarkan teori belajar sosial mengenai gender.
1). Pengaruh Orang Tua.
Orang tua berpengaruh dalam perkembangan gender, tampaknya sudah tidak diragukan lagi.
Ibu dan Ayah secara psikologis berperan dalam perkembangan gender anak. Ibu secara konsisten
bertanggungjawab terhadap pengasuhan, sementara Ayah lebih berperan pada interaksi bermain
dengan anak dan bertanggungjawab menanamkan agar anak laki-laki dan atau perempuan tunduk
pada norma-norma budaya.
KB 3. PERKEMBANGAN PERAN GENDER PADA ANAK USIA SD
Number of Notebooks
2). Pengaruh Kelompok Sebaya.
Kelompok sebaya cenderung mendukung anak untuk terlibat dalam aktivitas yang sesuai
dengan jenisnya. Kelompok cenderung mencela anak yang terlibat dalam permainan yang
tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Tuntutan semacam ini akan semakin menonjol
menjelang masa remaja.
3). Pengaruh Sekolah dan Guru.
Ketika memasuki usia sekolah, anak menyadari dan meyakini bahwa ada beberapa
stereotype, seperti pekerjaan, kepribadian atau keinginan berprestasi. Ada keyakinan,
anak laki-laki lebih unggul dalam pelajaran matematika dan atletik, sedangkan perempuan
pada pelajaran seni, musik dan keterampilan. Stereotype gender ini menguatkan perilaku
anak-anak perempuan yang di usia sekolah tidak menonjol pada pelajaran matematika.
4). Pengaruh Media Massa.
Berbagai berita yang disajikan melalu media massa dapat berpengaruh besar
dalam perkembangan gender. Bagaimana cara wanita tampil di televisi, majalah atau
koran amat berbeda dengan laki-laki, wanita lebih banyak ditampilkan di berbagai iklan.
B. Peran Gender di Usia Sekolah.
Pada usia sekolah, anak laki-laki mempunyai identifikasi peran masculine,
sedangkan anak perempuan lebih androgyny (yaitu adanya ciri-ciri masculine dan
feminine pada individu yang sama). Orang tua atau guru lebih toleran apabila melihat
anak perempuan menunjukkan peran gender laki-laki, tetapi tidak demikian sebaliknya.
Anak laki-laki, seperti anak perempuan menjadi ejekan.
C. Mengembangkan Stereotype Non-Gender pada Anak.
Untuk mengurangi stereotype gender pada anak-anak perlu dilakukan beberapa
cara oleh orang tua dan guru. Misalnya orang tua maupun guru dapat membantu anak-
anak untuk lebih mengenal peran gender laki-laki dan perempuan. Orang tua atau guru
hendaknya menghargai apapu yang dilakukan anak bukan karena dia laki-laki atau
perempuan. Anak juga perlu menyadari akan stereotype gender di masyarakat.
Meskipun peran gender di masyarakat berbeda antara laki-laki dan perempuan, namun
peran tersebut dapat berganti tergantung situasi dan kebutuhan yang ada.
Selesai sudah presentasi kali ini seperti kamu
dan dia yang selesai tanpa pernah dimulai 
Jika ada pertanyaan mohon diajukan,
Jika ada perasaan mohon diungkapkan.
Jangan sampai kelupaan karena jika
kehilangan, yang tersisa hanyalah kenangan.

More Related Content

Similar to PPT_Modul 3_PDGK 4403 Pendidikan Anak di SD.pptx

PPD kel. 10 By: Nilam Sari
PPD kel. 10 By: Nilam SariPPD kel. 10 By: Nilam Sari
PPD kel. 10 By: Nilam Sarinilamsari297
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadianSosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
Fathur Marah
 
bergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docxbergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docx
mirzahmaradoni1
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemmasriyah91
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
CNVIP
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
atone_lotus
 
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5) MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
Amphie Yuurisman
 
Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sd
Shinta Nz
 
Perkembangan dengan teman sebaya
Perkembangan dengan teman sebayaPerkembangan dengan teman sebaya
Perkembangan dengan teman sebaya
Ahmad Arif
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Cornelia Riasdita
 
Asigment
AsigmentAsigment
Asigment
Aznida Ninie
 
Ppd
PpdPpd
Pengembangan Sosial EMosional
Pengembangan Sosial EMosionalPengembangan Sosial EMosional
Pengembangan Sosial EMosional
Mohammad Fauziddin
 
Modal asiment
Modal asimentModal asiment
Modal asiment
Ying Yin
 
AKHIR MASA KANAK-KANAK.pptx
AKHIR MASA KANAK-KANAK.pptxAKHIR MASA KANAK-KANAK.pptx
AKHIR MASA KANAK-KANAK.pptx
RaniYuliana3
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
emafitriani
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesis
Afshan Mbo
 

Similar to PPT_Modul 3_PDGK 4403 Pendidikan Anak di SD.pptx (20)

Tugas sosiologi
Tugas sosiologiTugas sosiologi
Tugas sosiologi
 
PPD kel. 10 By: Nilam Sari
PPD kel. 10 By: Nilam SariPPD kel. 10 By: Nilam Sari
PPD kel. 10 By: Nilam Sari
 
Ppd kel.10
Ppd kel.10Ppd kel.10
Ppd kel.10
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadianSosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
 
bergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docxbergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docx
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
 
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5) MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
 
Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sd
 
Perkembangan dengan teman sebaya
Perkembangan dengan teman sebayaPerkembangan dengan teman sebaya
Perkembangan dengan teman sebaya
 
Lutfi hamidi
Lutfi hamidiLutfi hamidi
Lutfi hamidi
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Asigment
AsigmentAsigment
Asigment
 
Ppd
PpdPpd
Ppd
 
Pengembangan Sosial EMosional
Pengembangan Sosial EMosionalPengembangan Sosial EMosional
Pengembangan Sosial EMosional
 
Modal asiment
Modal asimentModal asiment
Modal asiment
 
AKHIR MASA KANAK-KANAK.pptx
AKHIR MASA KANAK-KANAK.pptxAKHIR MASA KANAK-KANAK.pptx
AKHIR MASA KANAK-KANAK.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesis
 

Recently uploaded

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 

Recently uploaded (20)

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 

PPT_Modul 3_PDGK 4403 Pendidikan Anak di SD.pptx

  • 1. MODUL 3 PERKEMBANGAN MORAL DAN SOSIAL PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Pembuat: Tarmono Adi Putra (857628111) Dimas Ngudiono S (857626609)
  • 2. A. Pengertian Moral Moral berasal dari bahasa latin: mores berarti tata krama atau kebiasaan. perilaaku moral di kendalikan oleh konsep moral, yakni aturan aturan dalam bertingkah laku, di mana anggota anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang di harapkam masyarakatnya. Sedangkan immoral adalah perilaku yang gagal menyesuaikan pada harapan sosial. perilaku tersebut tidak di terima oleh norma norma sosial. perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapam dari kelompok sosialnya, perilaku ini cenderung terlihat pada anak anak. KB 1. PERKEMBANGAN MORAL PADA ANAK USIA SD
  • 3. B. Cara Mempelajari Moral Konsep moral pada usia sekolah dasar tidak lagi sesempit, seperti pada awal masa kanak-kanak. Pada awal masa kanak-kanak, anak berperilaku moral dalam berbagai situasi yang khusus saja. anak belajar bagaimana bertindak tanpa mengetahui mengapa mereka melakukan tindakan tertentu. Menurut Piaget (dalam Taufiq; 3.6), antara usia 5 tahun dan 12 tahun, konsep anak mengenai keadilan sudah tumbuh. Pengertian yang kaku tentang benar dan salah yang dipelajari dari orang tua menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral. Sedangkan Kohlberg menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral pada usia sekolah sebagai tingkat moralitas konvensional. Dalam tingkat ini yang disebut juga sebagai moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik. Hurlock (1978) (dalam Taufiq ; 3.6) mengemukakan bahwa dalam perkembangan moral ada 4 elemen yang harus diketahui, yaitu : (1). Peran Hukum. Kebiasaan/Tata Krama dan Aturan dalam Perkembangan Moral. (2). Peran Kata nan datam rerkembangan Moral. (3). peran rasa bersalah dan malu dalam perkembangan moral. (4). peran interaksi sosial dalam dalam perkembangan moral.
  • 4. C. Pengertian Disiplin Konsep umum dari disiplin. disamakan dengan hukuman. Konsep ini menyatakan bahwa disiplin digunakan jika anak melanggar aturan-aturan yang ditetapkan oleh orang tua, guru ataupun orang dewasa lainnya. Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak berperilaku moral yang diterima oleh masyarakatnya. Tujuan dari disiplin adalah membentuk perilaku yang sesuai dengan kelompok sosialnya. Walaupun demikian, ada orang tua yang takut bahwa dengan menerapkan disiplin akan menimbulkan masalah dalam hubungan dengan anak-anaknya.
  • 5. D. Pentingnya Disiplin Bagi Anak Beberapa kebutuhan anak yang dapat dipenuhi melalui disiplin anak adalah sebagai berikut : 1. Disiplin membuat anak- anak mempunyai perasan aman tentang apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan. 2. Anak belajar mengapa pola perilaku tentu di terima dan mengapa pola perilaku lain tidak diterima. 3. Melalu disiplin anak-anak dibantu untuk hidup sesuai dengan norma- norma sosial. 4. Anak – anak pun akan mengembangkan kata hati untuk membuat keputusan dan pengendalian dan perilakunya. Menurut ( Hurlock,1980) (dalam Taufiq: 3.8) Hal- Hal yang penting dari disiplin untuk anak usia SD adalah : (1). Alat untuk membentuk moral. (2). Penghargaan. (3). Hukuman. (4). Konsistensi.
  • 6. E.Pemberian Hukuman dan Penghargaan. Menanamkan aturan –aturan dan disiplin melalui hukuman dan penghargaan tampaknya tidak dapat di abaikan.Dengan hukuman,anakbelajar mengapa dia di hukum dan anak akan lebih memahami mengapa perbuatan yang dilakukan itu salah.Adanya hukuman membuat anak tidak akan mengulangi perilaku yang salah tersebut sehingga anak belajar tentang baik buruknya perilaku. Pemberian hukuman pun hendaknya segera,konsisten dan konstruktif dengan alasan yang jelas.Adapun pemberian hukuman berfungsi untuk: 1. Membatasi anak agar tingka laku yang tidak di inginkan tidak di ulangi 2. Mendidik 3. Memotivasi,untuk menghindari terjadi sosial yang tidak diinginkan Bentuk hukuman dapat berbentuk hukuman fisik (misalnya pukulan) , mengisolasi anak selama beberapa waktu (misalnya tidak menonton acara TV yang di sukai).pemberian hukuman fisik tampaknya sudah tidak terlalu efektif,itulah sebabnya akan lebih baik dan efektif jika pemberian hukuman disertai pula penjelasan mengapa tingka laku di larang (Stromen ,dkk,1983) (dalam Taufiq: 3.9).
  • 7. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang sering menghukum anaknya mengakibatkan anak belajar pola-pola tingka laku yang tidak sehat,seperti suka menyerang yang tidak terkontrol,tidak bisa berkomunikasi secara efektif,takut pada otoritas,menghindar dari intraksi sosial,tidak mampu mengekspresi emosinya secara positif, merasa bersalah dan self esteem (harga diri ) rendah.Selain itu juga perkembangan sosial dan intelektualnya juga terhambat. Jika anak menjadi orang tua ,Kelak menjadi orang tua yang sering menghukum anaknya (Gordon & Gordon dalam Strommen ,1983) (dalam Taufiq: 3.10). Fungsi pemberian penghargaan adalah: 1. Nilai mendidik karena pemberian penghargaan menunjukan bahwa tingka laku anak adalah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lingkungannya. 2. Memotivasi,agar tingka laku yang di terima di ulang kembali 3. Penguat,untuk tingka laku yang di terima secara sosial Bentuk penghargaan berbentuk nonverbal, seperti senyuman, pelukan, sedangkan bentuk Verbal seperti melalui ungkapan rasa puas atau menghargaai usaha anak.
  • 8. F. Arti Agama Bagi Anak Usia Sekolah Perasaan keagamaan menggerakan hati seorang agar ia lebih banyak melakukan perbuatan yang baik.Oleh karena itu,perlu memperkenalkan anak agama sejak dini pada anak- anak.Misalnnya anak-anak di ajarkan memikirkan Tuhan sebagai seseorang akan marah jika anak- anak berbuat kesalahan dan akan menghukumnya untuk dosa yang akan di lakukannya juga di perkenalkan pada anak misalnya. Bersalam- salaman untuk saling memanfaatkan setiap menjelang hari puasa. Memperkenalkan pada anak mengenai berbagai hari besar,seperti idul fitri,Natal,Nyepi atau waisak,juga memperkenalkan pada anak mengenai berbagai tempat ibadah.melalui pelajaran agama dan PPKN anak SD dapat lebih memahami arti agama. Mengajarkan konsep keagamaan di ajarkan dalam bahasa sehari-hari dan melalui pengalaman sehari – hari.Misalnya agar dapat memahami tata cara makan tidak boleh sambil berbicara,sebelum makan harus cuci tangan dan berdoa sebagai pengungkapan rasa syukur pada Yang Maha Kuasa.Dengan mengenal konsep keagamaan,anak akan menghindari perbuatan buruk dan meningkatkan perbuatan baik.
  • 9. A. Makna Perkembangan Sosial Bagi Anak Usia Sekolah Dasar. Perkembangan sosial mempunyai arti kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan harapan – harapan kelompok sosial.dalam hal ini ,terjadi 3 proses sosialisasi,yang saling berkaitan.Kegagalan pada salah satu proses akan menyebabkan tingkat sosialisasi individu rendah.ketiga proses tersebut adalah sebagai berikut : 1. Belajar untuk bertingka laku sesuai dengan cara/norma yang berlaku. 2. Bermain sesuai peran sosial yang di harapkan. 3. Mengembangkan Sikap –sikap sosial Faktor –faktor penting dari proses sosialisasi adalah sebagai berikut : a. Kesempatan untuk sosialisasi merupakan hal yang penting karena anak tidak dapat belajar untuk hidup secara sosial dengan orang lain jika anak meluangkan sebagai besar waktunya untuk kegiatannya sendiri.Anak membutuhkan kesempatan lebih banyak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya saja, tetapi juga dengan orang dewasa lain dari berbagai usia dan latar belakang kebudayaan. b. Anak perlu mengomunikasikan hal –hal yang tidak di pahami dan di minati oleh orang lain.Untuk itu,perlu komunikasi yang menyenangkan. c. Anak hanya akan belajar untuk bersosialisai jika termotivasi untuk melakukannya.Hal ini amat tergantung dari seberapa besar kepuasan dari berbagai aktivitas sosial yang di ikutinya,apakah ia senang dalam interaksinya dengan orang lain. d. Bagaimana metode efektif yang digunakan untuk belajar bersosialisasi.Melalui trial & error anak belajar pola – pola tingka laku yang sesuai dengan penyesuain sosial. KB 2. PENYESUAIAN DIRI DAN PENERIMAAN SOSIAL
  • 10. Dalam proses sosialisasi, akan menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial yang ditentukan. Anak pun mulai membutuhkan teman dekat,yaitu teman sebagai orang yang dapat membantu jika di butuhkan. Umumnya teman dekat ini adalah kelompok sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam berperilaku, dimana anak cendrung meniru perilaku kelompoknya. Jika mempunyai teman berperilaku sesuai tuntutan masyarakat, anak pun akan mengikutinya. Berbagai karakteristiik dari kelompok sebaya menunjukkan bahwa kelompok sebaya memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak di jumpai di kelompok lain. Hal ini pula yang membuat anak sebagai anggota kelompok dapat mempelajari pola –pola perilaku anggota kelompoknya. Meskipun kelompok sebaya merupakan hal yang diutamakan dalam Perkembangan seorang anak, namun peran guru maupun orang tua tetap tetap tetap di perlukan dalam menanamkan norma yang sesuai dengan tuntutan lingkungan agar apa yang di tuntut oleh kelompok seimbang dengan apa yang di tuntut oleh lingkungan. Anggota kelompok sebaya umumnya lebih terseleksi karena mereka melakukan sesuatu juga di sukai oleh anggotanya,dan bukan karena mereka tinggal berdekatan sehingga dapat melakukan sesuatu secara bersama – sama.kekhasan dari kelompok sebaya adalah bermain secara kelompok pada usia 6 sampai 7 tahun ,anak laki –laki dan perempuan umumnya menemukan kepuassaan untuk berada dalam kelompoknya sesuai dengan jenis kelaminnya. Akibat keompok sebaya umunya lebih menggambarkan kelompok jenis kelamin tertentu. Hubungan yang baik dengan kelompok sebaya dapat mengurangi efek negatif dari hubungan yang tidak baik di rumah. Di lain pihak hubungan dengan kelompok sebaya yang buruk dapat membuat anak tidak dapat menyesuiakan diri di masa sekolah dan kehidupan selanjutnya. Akibatnya dimasa remajanya nanti, akan menjadi bermasalah.
  • 11. B. Pola-pola Tingkah Laku yang Dapat Dipelajari dari Anggota Kelompok Sebaya. 1. Hal – hal yang diterima maupun tidak diterima secara sosial. 2. Terlalu peka/Sensitif. 3. Mudah terpengaruh. 4. Kompetisi (persaingan). 5. Hubungan yang baik. 6. Tanggung jawab. 7. Kesadaran Sosial. 8. Diskriminasi sosial Year of Birth
  • 12. Number of Notebooks A. Pengertian Gender. Dua aspek yang perlu diketahui adalah Identitas gender dan peran gender. Identitas gender adalah suatu perasaan menjadi laki-laki atau perempuan, dimana hal ini kebanyakan diperoleh anak begitu ia berusia 3 tahun. Sedangkan peran gender berisi harapan-harapan yang menunjukan bagaimana laki-laki atau perempuan harus berpikir, bertingkah laku, dan merasakan. Di lain pihak stereotype gender diartikan sebagai keyakinan (beliefs) tentang karakteristik yang sesuai menjadi perempuan dan laki-laki. Berk (2000) (dalam Taufiq: 3.25) mengatakan bahwa stereotype gender dan peran gender dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, orang tua, guru, mata pelajara n ataupun teman sebaya. Berikut ini dijelaskan mengenai apa yang dikemukakan oleh Santrock (1992) (dalam Taufiq : 3.25), hal ini perlu karena apa yang diungkapkan Santrock berdasarkan teori belajar sosial mengenai gender. 1). Pengaruh Orang Tua. Orang tua berpengaruh dalam perkembangan gender, tampaknya sudah tidak diragukan lagi. Ibu dan Ayah secara psikologis berperan dalam perkembangan gender anak. Ibu secara konsisten bertanggungjawab terhadap pengasuhan, sementara Ayah lebih berperan pada interaksi bermain dengan anak dan bertanggungjawab menanamkan agar anak laki-laki dan atau perempuan tunduk pada norma-norma budaya. KB 3. PERKEMBANGAN PERAN GENDER PADA ANAK USIA SD
  • 13. Number of Notebooks 2). Pengaruh Kelompok Sebaya. Kelompok sebaya cenderung mendukung anak untuk terlibat dalam aktivitas yang sesuai dengan jenisnya. Kelompok cenderung mencela anak yang terlibat dalam permainan yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Tuntutan semacam ini akan semakin menonjol menjelang masa remaja. 3). Pengaruh Sekolah dan Guru. Ketika memasuki usia sekolah, anak menyadari dan meyakini bahwa ada beberapa stereotype, seperti pekerjaan, kepribadian atau keinginan berprestasi. Ada keyakinan, anak laki-laki lebih unggul dalam pelajaran matematika dan atletik, sedangkan perempuan pada pelajaran seni, musik dan keterampilan. Stereotype gender ini menguatkan perilaku anak-anak perempuan yang di usia sekolah tidak menonjol pada pelajaran matematika. 4). Pengaruh Media Massa. Berbagai berita yang disajikan melalu media massa dapat berpengaruh besar dalam perkembangan gender. Bagaimana cara wanita tampil di televisi, majalah atau koran amat berbeda dengan laki-laki, wanita lebih banyak ditampilkan di berbagai iklan.
  • 14. B. Peran Gender di Usia Sekolah. Pada usia sekolah, anak laki-laki mempunyai identifikasi peran masculine, sedangkan anak perempuan lebih androgyny (yaitu adanya ciri-ciri masculine dan feminine pada individu yang sama). Orang tua atau guru lebih toleran apabila melihat anak perempuan menunjukkan peran gender laki-laki, tetapi tidak demikian sebaliknya. Anak laki-laki, seperti anak perempuan menjadi ejekan. C. Mengembangkan Stereotype Non-Gender pada Anak. Untuk mengurangi stereotype gender pada anak-anak perlu dilakukan beberapa cara oleh orang tua dan guru. Misalnya orang tua maupun guru dapat membantu anak- anak untuk lebih mengenal peran gender laki-laki dan perempuan. Orang tua atau guru hendaknya menghargai apapu yang dilakukan anak bukan karena dia laki-laki atau perempuan. Anak juga perlu menyadari akan stereotype gender di masyarakat. Meskipun peran gender di masyarakat berbeda antara laki-laki dan perempuan, namun peran tersebut dapat berganti tergantung situasi dan kebutuhan yang ada.
  • 15. Selesai sudah presentasi kali ini seperti kamu dan dia yang selesai tanpa pernah dimulai  Jika ada pertanyaan mohon diajukan, Jika ada perasaan mohon diungkapkan. Jangan sampai kelupaan karena jika kehilangan, yang tersisa hanyalah kenangan.