2. Sekilas Psikologi Individu
Perbedaan teori Freud dan Adler
FREUD ADLER
Motivasi tindakan manusia terdiri dari
seks dan agresi
Manusia kebanyakan dimotivasikan
pengaruh-pengaruh sosial dan
perjuangan merka menuju
keunggulan dan keberhasilan
Manusia memiliki sedikit saja pilihan
bahkan tidak sama sekali dalam
membentuk kepribadian mereka
Manusia bertanggung jawab
sepenuhnya untuk menjadi siapa diri
mereka
Perilaku saat ini disebabkan oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu
Perilaku manusia saat ini dibentuk
oleh pandangan manusia mengenai
masa depan
Menenkankan komponen bawah
sadar tingkah laku
Manusi yang sehat secara psikologis
biasanya menyadari apa yang sedang
mereka kerjakan dan alasan mereka
mengejakannya
Kausalitas Teleologis
3. Biografi Alfred Adler
• Lahir 7 Februari 1870 di Rudolfsheim
• Anak kedua dari 7 bersaudara
• Ibunya adalah ibu rumah tangga. Ayahnya pedagang
gandum berkebangsaan Yahudi kelas menengah yang
berasal dari Hungaria
• Ketika masih kecil, fisik Adler sangat lemah dan sakit-
sakitan, dan pada usia 5 tahun dia hampir meninggal
akibat pneumonia. Pengalaman ini, dan pengalaman
kematian salah satu adik laki-lakinya, memotivasi Adler
menjadi seorang dokter
• Kesehatan Adler berbeda tajam dengan kondisi kakak laki-
lakinya, Sigmund Adler
• Beberapa memori paling awal Adler berpusat kepada
pembandingan yang tidak menyenangkan antara
kesehatan kakaknya yang prima dengan kondisi dirinya
4. • Freud merasa labih dekat secara emosioanal dengan
ibu, sebaliknya Adler lebih tertarik kepada hubungan-
hubungan sosial. Perbedaan-perbedaan ini terus
berlanjut sampai mereka dewasa, di mana Freud lebih
suka hubungan satu lawan satu yang intens, sementara
Adler merasa labih nyaman dalam situasi kelompok.
• Adler menjadi dokter karena ketertarikannya kepada cara
merawat pasien
• Adler menjadi warga negara Austria tahun 1911. Dia
kemudian memulai praktek pribadi sebagai spesialis
mata, namun pindah ke psikiatri dan kedokteran umum
• Setiap hari Rabu, Freud mengundang Adler dan 3 dokter
Wina untuk mendiskusikan psikologi dan neuropatologi
• Selama beberapa tahun kemudian, Adler semakin yakin
bahwa psikonalasis mestinya bergerak lebih luas
daripada sekedar pandangan Freud
5. • Bersama anggota lainnya dari lingkaran Freudian, Adler
membentuk organisasi Society for Individual Psychology
• Seperti Freud, Adler juga terpengaruh PD II. Kedua
tokoh ini juga melakukan perubahan-perubahan penting
dalam teorinya. Freud mangangkat agresi setara dengan
tingkatan seks setelah menyaksikan kekejaman perang
dan Adler menyarankan bahwa kepedulian sosial dan
belas kasih dapat menjadi batu penjuru motivasi manusia
• Pada 1932, Adler menjadi warga tetap Amerika Serikat
dan memegang profesor tamu untuk psikologi medis di
Long Island College of Medicine
• Tidak seperti Freud yang tidak menyukai orang Amerika
dan pemahaman mereka yang dibuat-buat menjadi
psikoanalisis, Adler malah terkesan oleh orang-orang ini
dan mengagumi optimisme serta keterbukaan di pikiran
mereka
6. Pendahuluan Bagi Teori
Adlerian
• Bagi Adler, manusia dilahirkan dengan tubuh
lemah dan inferior – sebuah kondisi yang
mengarah kepada perasaan-perasaan inferioritas
dan ketergantungan pada orang lain (kepedulian
sosial) sangat inheren dalam manusia dan
menjadi standar tertinggi kesehatan psikologis.
• Kerangka berikut ini diadaptasi dari sebuah daftar
yang mewakili pernyataan akhir psikologi individu
:
7. 1. Perjuangan menuju keberhasilan (Striving
for success or superiority)
2. Persepsi-persepsi subjektif
3. Kesatuan dan konsisten-dalam-diri (unified
and self-consistent)
4. Kepedulian sosial (social interest)
5. Gaya hidup (style of life)
6. Daya kreatif (creative power)
8. 1. Satu-satunya kekuatan dinamis di balik perilaku
manusia adalah perjuangan menuju keberhasilan
atau keunggulan (striving for success or
superiority)
Adler mereduksi semua motivasi menjadi satu
dorongan tunggal – perjuangan menuju keberhasilan
atau keunggulan.
Psikologi individu menyatakan bahwa setiap orang
memulai kehidupan dengan kelemahan fisik yang
mengaktifkan perasaan-perasaan inferioritas – inilah
perasaan yang memotivasi seseorang untuk berjuang
untuk menjadi unggul atau berhasil. Individu-individu
yang tidak sehat secara psikologis bejuang hanya demi
keunggulan pribadi namun, manusia yang sehat
secara psikologis mencari keberhasilan bagi seluruh
kemanusiaan.
9. • Tujuan Akhir (Final Goal)
Manusia selalu berjuang menuju sebuah tujuan akhir
entah keunggulan pribadi maupun keberhasilan bagi
seluruh kemanusiaan.
Tujuan akhir merupakan fiksionalisme dan tidak
memiliki eksistensi objektif. Tujuan akhir baru
memiliki makna penting jika sanggup menyatukan
kepribadian dan menjadikan semua perilaku bisa
dipahami.
Tujuan bukan sesuatu yang sudah digariskan secara
genetis, melainkan produk dari daya kreatif.
Ketika usia 4 atau 5 tahun, daya kreatif telah
berkambang sampai ke satu titik yang pada titik
tersebut mereka dapat mulai menetapkan tujuan
akhir.
Tujuan akhir mereduksi rasa sakit akibat perasaan
inferioritas dan menunjukkan kepada seseorang arah
10. Jika anak merasa tertolak atau dirusak, tujuan
mereka sebagian besar akan menetap di alam
bawah sadar.
Sebaliknya, jika anak-anak mengalami cinta dan rasa
aman, mereka akan menetapkan sebuah tujuan yang
sebagian besar disadari dan dipahami dengan
gamblang. Anak-anak yang aman secara psikologis
akan berjuang menuju keunggulan yang didefinisikan
berdasarkan keberhasilan dan kepedulian sosial.
Untuk memperjuangkan tujuan akhir, manusia
menciptakan dan mengejar banyak tujuan
pendukung (subtujuan). Beberapa subtujuan ini
sering kali disadari namun, hubungan antara
beberapa subtujuan dengan tujuan akhir biasanya
tidak tampak. Namun jika dilihat dari sudut pandang
tujuan akhir, semua tujuan pendukung ini akan
bersesuaian satu sama lain dengan pola yang selalu
11. Daya Juang Sebagai Kompensasi (Striving
Force as Compensation)
Manusia berjuang menuju keunggulan atau
keberhasilan sebagai alat kompensasi perasaan-
perasaan inferioritas atau kelemahannya.
Walaupun perjuangan menuju keberhasilan bersifat
bawaan, dia tetap harus dikembangkan.
Sebagai ciptaan individu, tujuan bisa mengambil
bentuk apapun. Co.: seseorang dengan tubuh lemah
tidak selalu menjadi atlet yang kuat
Ada 2 bentuk umum perjuangan:
1. Upaya non produktif secara sosial untuk
mencapai keunggulan pribadi
2. Melibatkan kepedulian sosial dan ditujuan bagi
kesuksesan atau kesempurnaan bagi setiap
orang
12. Perjuangan menuju Keunggulan Pribadi
(Striving for Personal Superiority)
Beberapa orang berjuang menuju keunggulan
dengan sedikit atau bahkan tidak memiliki kepedulian
terhadap orang lain. Perjuangan mereka sebagian
besar dimotivasikan oleh perasaan-perasaan
inferioritas pribadi yang berlebih-lebihan –
pembunuh, pencuri, dan seniman peniru
Perjuangan menuju Keberhasilan (Striving for
Success)
Orang-orang yang secra psikologis sehat
tindakannya murni termotivasi oleh kepedulian sosial
dan keberhasilan seluruh umat manusia
13. 2. Persepsi-persepsi subjektif (subjective
perceptions) manusia membentuk perilaku dan
kepribadian mereka
Fiksionalisme
Fiksi kita yang paling penting adalah tujuan menjadi
unggul dan berhasil.
Tujuan akhir fiksional dan subjektif ini menuntun
gaya hidup kita, memberikan integritas bagi
kepribadian kita.
Manusia dimotivasi bukan oleh apa yang benar
melainkan oleh persepsi subjektif mereka tentang
apa yang benar.
Contoh fiksi : “keyakinan pada kemahahadiran Tuhan
yang menghargai kebaikan dan menghukum
kejahatan”
14. Inferioritas fisik
Karana manusia memulai kehidupan dari sesuatu
yang kecil, lemah, dan inferior, mereka
mengembangkan sebuah fiksi atau sistem keyakinan
tentang tata cara mengatasi kelemahan-kelemahan
fisik ini untuk menjadi besar, kuat, unggul.
Kelamahan-kelemahan fisik tidak hanya
menyebabkan gaya hidup tertentu, tetapi juga
menyediakan motivasi pada saat ini untuk mencapai
suatu tujuan di masa depan
Co.: Demosthenes, Beethoven
15. 3. Kepribadian merupakan sebuah kesatuan dan
konsisten-dalam-diri (unified and self-consistent)
Adler menekankan keyakinan bahwa setiap orang unik
dan tidak terbagi-bagi. Karena itu, psikologi individu
menekankan kesatuan fundamental kepribadian dan
konsep bahwa perilaku yang tidak konsisten tidak
pernah ada.
2 ciri operasi secara keseluruhan dengan kesatuan
dan konsistensi diri:
• Dialek organ tubuh (organ dialect)
Organ tubuh yang cacat menjadi arah tujuan
individu, sebuah kondisi yang disebutnya sebagai
dialek organ tubuh.
Contoh : anak laki-laki yang patuh tiba-tiba
mengompol untuk mengirimkan pesan bahwa dia
tidak ingin mematuhi semua harapan orang tuanya
16. Alam sadar dan alam bawah sadar
Pikiran-pikiran sadar adalah pikiran yang dimengerti
dan yang dijadikan individu sebagai bantuan
berharga bagi perjuangannya menuju keberhasilan,
sementara pikiran-pikiran bawah sadar adalah
pikiran yang tidak dapat membantunya secara
langsung.
Kehidupan yang disadari bergeser menjadi tidak
disadari segera sesudah kita gagal memahaminya –
dan segera sesudah kita memahami kecenderungan
bawah sadar itu, maka dia pun bergeser menjadi
disadari
17. 4. Nilai semua aktivitas manusia harus dilihat dari sudut
pandang kepedulian sosial (social interest)
Social interest (kepedulian sosial) berarti rasa
persatuan dengan semua umat manusia; hal ini
menyatakan secara tidak langsung keanggotaan dalam
komunitas sosial seluruh manusia.
Seorang pribadi dengan dorongan tersebut yang sudah
berkembang baik tidak lagi tertuju pada keunggulan
pribadi semata, melainkan lebih pada kesempurnaan
seluruh umat manusia dalam sebuah komunitas yang
ideal.
Kepedulian sosial dapat didefinisikan sebagai sebuah
sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada
umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota
komunitas manusia. Dia memanifestasikan diri sebagai
kerjasama dengan orang lain demi kemajuan sosial,
lebih daripada perolehan pribadi semata.
18. • Asal usul kepedulian sosial
Merupakan ‘potensi’ dalam diri
Berakar dari hubungan ibu-anak selama bulan-
bulan awal masa bayi.
Tugas ibu adalah mengembangkan ikatan yang
memperkuat kepedulian sosial anak sampai
matang, dan mengasuh perasaan kerja sama.
Idealnya ibu harus memiliki rasa sayang kepada
anak yang mengakar, bukan hanya kebutuhan
atau keinginan sang ibu.
Ayah yang ideal bekerja sama dengan ibu
secara setara dalam mengasuh dan
memperlakukan anak sebagai manusia
seutuhnya.
19. Keterpisahan emosional – mempengaruhi
anak untuk mengembangkan sebuah
perasaan kepedulian sosial yang cacat,
perasaan tertolak, bahkan kemelakatan
parasitik kepada ibu.
Seorang anak yang mengalami perpisahan
kedua orangtua menciptakan tujuan
keunggulan pribadi lebih daripada tujuan
keberhasilan berbasis kepedulian sosial
Otoritarianisme – anak akan belajar
memperjuangkan kekuasaan dan keunggulan
pribadi
20. Pentingnya kepedulian sosial
Kepedulian sosial adalah tongkat pengukur
untuk menentukan kesehatan psikologis
seseorang.
Perasaan inferioritas yang dilebih-lebihkan
mengarah kepada sebuah gaya hidup yang
neurotik, sementara perasaan inferioritas yang
normal menghasilkan gaya hidup yang sehat
21. Tujuan akhir yang dipahami Tujuan akhir yang dipahami
secara samar-samar secara gamblang
Keunggulan pribadi Keberhasilan semua
orang
Pencapaian pribadi Kepedulian sosial
Perasaan inferioritas yang Perasaan tidak lengkap yang
berlebih-lebihan normal
Perasaan-perasaan inferioritas
Kelemahan-kelemahan fisik
22. 5. Struktur kepribadian yang selalu konsisten dalam-diri
ini berkembang menjadi gaya hidup (style of life)
pribadi tersebut
Gaya hidup mengacu kepada warna kehidupan
seseorang. Ini mencakup tujuan pribadi, konsep diri,
perasaan terhadap orang lain, dan sikap terhadap dunia.
Gaya hidup produk dari interaksi hereditas, lingkungan,
dan daya kreatif pribadi.
Gaya hidup mulai terbagun pada usia 4 atau 5 tahun.
Setelah usia tersebut, semua tindakan kita berfluktuasi di
seputar gaya hidup kita yang berusaha mencapai
kesatuan-diri tersebut.
Meskipun tujuan akhir bersifat tunggal namun, gaya
hidup tidak bisa terlalu sempit atau rigid – pribadi yang
sehat secara psikologis.
Manusia dengan gaya hidup sehat dan berguna secara
sosial mengekspresikan kepedulian sosial melalui
tindakan. Mereka berjuang aktif manjawab peersoalan –
23. 6. Gaya hidup dibentuk oleh daya kreatif (creative
power) manusia
Daya kreatif menjadikan setiap orang sebagai individu
yang bebas, bertanggung jawab bagi tujuan akhir,
menentukan metode perjuangan untuk mencapai
tujuan tersebut, dan memberikan kontribusi bagi
perkembangan kepedulian sosial.
Adler mengakui pentingnya hereditas dan lingkungan
dalam membentuk kepribadian. Namun begitu,
manusia jauh lebih daripada produk hereditas dan
lingkungan. Mereka adalah mahluk kreatif yang tidak
hanya bereaksi terhadap lingkungan namun, juga
bertindak di dalamnya, yang menyebabkan lingkungan
bereaksi kembali pada mereka.
24. Perkembangan Abnormal
Deskripsi Umum
Faktor yang melandasi jenis perilaku yang
menyimpang (maladjustment) adalah
ketidakpedulian sosial yang tidak berkembang.
Selain itu, penderita neurotik cenderung: (1)
menetapkan tujuan akhir terlalu tinggi, (2) hidup
di dunia pribadi mereka sendiri, (3) memiliki gaya
hidup yang kaku dan dogmatis
25. Faktor-Faktor Eksternal Perilaku Menyimpang
1) Kelemahan fisik yang dibesar-besarkan
Selain kelamahan fisik yang dibesar-besarkan,
disertai juga dengan perasaan inferioritas yang
dilebih-lebihkan.
Manusia yang membesar-besarkan kelemahan
tubuhnya kadang-kadang mengembangkan
perasaan inferioritas secara berlebihan karena ingin
mengompensasikan secara besar-besaran
perasaan ketidaktepatan mereka. Mereka
cenderung sibuk memerhatikan diri sendiri dan
kurang memerhatikan orang lain.
2) Gaya hidup yang manja
Orang-orang yang manja memiliki kepedulian sosial
yang lemah namun hasrat yang kuat untuk
mengulangi kemanjaannya.
26. 3) Gaya hidup yang tertolak
Anak-anak yang merasa teraniaya dan tidak
diperlakukan dengan benar mangembangkan
sedikit saja kepedulian sosial dan cenderung
menciptakan gaya hidup yang tertolak.
Mereka memiliki sedikit saja kepercayaan pada diri
sendiri dan menaksir secara berlebihan kesulitan
yang berkaitan dengan masalah-masalah hidup
yang utama.
Mereka tidak memercayai orang lain dan tidak
sanggup bekerja sama demi kesejahteraan
bersama. Mereka melihat masyarakat sebagai
negeri musuh, merasa terasing dari orang lain, dan
mengalami perasaan iri hati yang kuat terhadap
keberhasilan orang lain.
27. Kecenderungan-kecenderungan melindungi diri
(safeguarding tendencies)
Adalah perilaku teretentu untuk melindungi
perasaan harga diri yang berlebih-lebihan dari
penghinaan di muka publik – konsep mekanisme
pertahanan ego dari Freud. Keduanya dibentuk
sebagai perlindungan terhadap kecemasan.
Berdalih (excuses)
“Ya tetapi” mengklaim bahwa ingin bertindak
demikian
“Jika saja”
Co.: Jika saja saya tidak memiliki kelemahan-
kelemahan fisik ini, saya dapat menyelesaikan
pekerjaan itu sampai berhasil”
Dalih-dalih ini melindungi rasa percaya diri yang
lemah – namun dibuat seolah-oleh tinggi – dan
28. Agresi
Orang menggunakan agresi untuk melindungi
kompleks keunggulan mereka yang berlebih-
lebihan, yaitu dengan melindungi rasa percaya
diri mereka yang rapuh. Bentuknya:
penyombongan diri, pengkambing-hitaman, dan
penuduhan diri.
Penyombongan diri (depreciation) adalah
kecenderungan untuk merendahkan keberhasilan
orang lain dan melebih-lebihkan prestasinya
sendiri. Co.: memberikan kritik pedas, bergosip
Pengkambing-hitaman (accusation) adalah
kecenderungan menyalahkan orang lain atas
kegagalan dirinya dan berusaha mencari
kesempatan untuk membalasnya agar dapat
melindungi rasa percaya dirinya yang rapuh.
Penuduhan diri (self-accusation), ditandai oleh
29. Menarik diri (withdrawal)
Perkembangan kepribadian dapa berhenti jika
manusia lari dari kesulitan.
Ada 4 model perlindungan lewat menarik diri,
yaitu : mundur ke belakang, diam di tempat,,
ragu-ragu, dan menjadi pengamat.
30. 1. Mundur ke belakang (moving backward) adalah
kecenderungan melindungi tujan keunggulan
fiksional seseorang dengan mundur secara
psikologis ke periode kehidupan yang lebih
aman – regresi. Mundur ke belakang dirancang
untuk meraih simpati, sikap menawarkan
kebaikan namun pada esensinya merusak, khas
perilaku anak-anak manja
2. Diam di tempat (standing still); mereka tidak
bergerak ke arah mana pun – menghindari
tanggung jawab apa pun agar dapat melindungi
diri terhadap ancaman kegagalan.
3. Ragu-ragu (hesitating) ; merasa diri tidak pasti
ketika dihadapkan dengan masalah-masalah
yang sulit. Co. : Penderita kompulsif yang cuci
tangan, melacak kembali langkah-langkahnya,
bersikap dengan cara yang obsesif, merusak
31. Kecenderungan melindungi diri
dari Adler
Mekanisme pertahanan dari
Freud
1. Kebanyakan terbatas pada
konstruksi gaya hidup neurotik
2. Melindungi harga diri pribadi
yang rapuh dari penghinaan
publik
3. Sebagian dapat disadari
4. Bentuk-bentuknya mencakup:
A. Berdalih
B. Agresi
- penyombongan-diri
- pengkambing-hitaman
- penuduhan-diri
C. Menarik diri
- mundur ke belakang
- diam di tempat
- ragu-ragu
- menjadi pengamat
1. Ditemukan pada setiap orang
2. Melindungi ego dari rasa sakit
akibat kecemasan
3. Beroperasi hanya di alam
bawah sadar
4. Bentuk-bentuknya mencakup:
A. Represi
B. Pembentukan reaksi
C. Pengalihan
D. Fiksasi
E. Regresi
F. Proyeksi
G. Introyeksi
H. Sublimasi
32. Protes maskulin (masculine protest)
Adler percaya bahwa kehidupan psikis
perempuan pada esensinya sama dengan laki-
laki, dan bahwa masyarakat yang didominasi laki-
laki bukan sesuatu yang alamiah melainkan lebih
merupakan produk artifisial perkembangan
sejarah. Praktik budaya dan sosial – bukannya
anatomi – yang memengaruhi banyak laki-laki
maupun perempuan, menekankan secara
berlebihan pentingnya menjadi laki-laki.
33. Asal-usul protes maskulin
Di banyak masyarakat, baik laki-laki maupun
perempuan menempatkan nilai inferior pada
perempuan.
Beberapa perempuan memperjuangkan peran-peran
feminim mereka, mengembangkan sebuah orientasi
maskulin dan menjadi asertif serta kompetitif; yang lain
mungkin memberontak dengan mengadopsi peran yang
lebih pasif, menjadi sangat tidak berdaya dan patuh;
sementara yang lain menjadi mundur kepada keyakinan
bahwa mereka memang manusia lemah, mengakui
posisi laki-laki yang diistimewakan dengan mengalihkan
tanggung jawab pada mereka.
Adler, Freud, dan protes maskulin
Freud percaya bahwa “anatomi suatu takdir”, dan dia
menganggap perempuan sebagai “benua gelap bagi
psikologi”.
34. Aplikasi dari Psikologi
Individual
1. Konstelasi Keluarga
– Anak sulung ; suka sekali memiliki perasaan yang luas
terhadap kekuasaan dan keunggulan, rasa cemas yang
tinggi, dan kecenderungan menjadi terlalu protektif.
Anak sulung menjadi satu-satunya anak untuk beberapa
waktu, dan kemudian mengalami pembuangan tarumatis
ketika adiknya lahir. Peristiwa ini secara dramatis mengubah
situasi dan pandangan si anak mengenai dunia.
– Anak kedua; memulai hidup dalam situasi yang lebih baik
untuk mengembangkan kerja sama dan kepedulian sosial.
Mereka menjadi dewasa dalam persaingan yang moderat,
memiliki hasrat yang sehat untuk mengalahkan pesaingnya
yang lebih tua. Jika sejumlah keberhasilan dicapai, si anak
akan mengembangkan sikap yang revolusioner dan
merasakan bahwa otoritas apa pun bisa ditentang
Kepribadiannya dibentuk oleh persepsi mereka tentang
35. – Anak bungsu ; seringkali merasa dimanjakan dan,
akibatnya, menghadapi resiko tinggi terhadap masalah
kanak-kanaknya. Mereka sering memiliki perasaan
inferioritas yang kuat dan kekurangan rasa
kemandirian. Mereka sangat termotivasi untuk menjadi
pelari tercepat, musisi terbaik, atlet paling berbakat
atau siswa paling pandai
– Anak tunggal ; berkompetisi dengan ayah-ibunya.
Dengan hidup di dunia orang dewasa, mereka sering
kali mengembangkan perasaan unggul yang berlebih-
lebihan dan konsep-diri yang dibesar-besarkan
Persepsi anak-anak mengeni situasi yang di
dalamnya mereka lahir lebih penting daripada
urutan kelahiran mereka
36. Sifat Positif Sikap Negatif
ANAK SULUNG
Memerhatikan dan melindungi orang lain
Pengorganisasian yang baik
Penuh kecemasan
Perasaan berkuasa berlebihh-lebihan
Kebencian tidak sadar
Memaksakan diri untuk diterima
Harus selalu menjadi “benar” sementara yang lain
selalu “keliru”
Sangat kritis terhadap orang lain
Tidak kooperatif
ANAK KEDUA
Sangat termotivasi
Kooperatif
Sangat kompetitif
Bersaing secara moderat
Mudah putus asa
ANAK KETIGA
Memiliki ambisi yang realistik Gaya hidup manja
Bergantung pada orang lain
Ingin sempurna dalam segala sesuatu
Memiliki ambisi yang tidak realistik
ANAK TUNGGAL
Dewasa secara sosial Perasaan unggul yang berlebih-lebihan
Perasaan kooperatif yang rendah
Pemahaman diri yang dilebih-lebihkan
Gaya hidup manja
37. Rekoleksi-Rekoleksi Awal (Ers, early
recollections)
Rekoleksi-rekoleksi awal selalu konsisten dengan
gaya hidup sekarang dan bahwa pemahaman
subjektif mereka terhadap pengalaman-
pengalaman ini menghasilkan sejumlah petunjuk
untuk memahami tujuan akhir maupun gaya hidup
saat ini.
Mimpi-Mimpi
Mimpi tidak dapat meramalkan masa depan namun,
mereka dapat menyediakan petunjuk untuk
memecahkan masalah-masalah di depan.
Interpretasi terhadap mimpi haruslah sesuatu yang
tentatif dan terbuka bagi penginterpretasian ulang.
38. Psikoterapi
Teori Alderian mempostulasikan bahwa psikopatologi
berasal dari kekurangberanian, perasaan inferioritas
yang berlebih-lebihan, dan kepedulian sosial yang
tidak berkembang penuh.
Karena itu, tujuan utama psikoterapi Alderian adalah
meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan
inferioritas yang berlebihan, dan memperbesar
kepedulian sosial.
Dengan menggunakan humor dan suasana
hangat, Adler berusaha meningkatkan keberanian,
percaya diri, dan kepedulian sosialnya.
Adler menggunakan metode terapi di hadapan orang
tua, guru, dan pekerja medis profesional bagi anak-
anak bermasalah