SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
Pemberian Keterangan Ahli
(Kerugiaan Keuangan Negara}
How to Prepare and Survive
Samono, Ak., MM., CFrA., CA., QIA., CGCAE., CIAE
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
AGENDA
1.Umum
2.Persiapan
3.Pelaksanaan
4.Kendala
5.Tips
Pengertian Ahli
Ahli adalah orang yang mempunyai ilmu
khusus, mahir, pandai sekali. Sedangkan
keahlian adalah kemahiran dalam suatu
ilmu atau pekerjaan.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia
Pasal 1 ayat 28 Kitab
Undang-Undang Hukum
Acara Pidana
Keterangan ahli adalah keterangan yang
diberikan oleh seorang yang memiliki
keahlian khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat terang suatu
perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan.
Alat Bukti Menurut KUHAP
Alat bukti yang sah menurut pasal 184 KUHAP
Keterangan saksi Keterangan ahli
Surat Petunjuk
Keterangan terdakwa
•Keterangan ahli
merupakan surat
keterangan dari
seorang ahli yang
memuat pendapat
berdasarkan
keahliannya
mengenai sesuatu
hal atau sesuatu
keadaan yang
diminta secara
resmi dari padanya
Alat Bukti Keterangan Ahli
Pasal 186 KUHAP menyatakan keterangan ahli adalah apa yang
seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan .
Serta
Penjelasan pasal 186 KUHAP menyebutkan bahwa keterangan ahli
juga dapat diberikan pada tahapan pemeriksaan oleh penyidik atau
penuntut umum .
Dasar Pemberian Keterangan Ahli
Pemberi Keterangan Ahli perlu memahami ketentuan hukum yang
ber kaitan dengan keter angan ahli yang diatur dalam KUHAP
Pasal 120 KUHAP:
(1) Dalam hal penyidik menganggap per lu, ia dapat minta pendapat
or ang ahli atau or ang yang memimiliki keahlian khusus
(2) Ahli ter sebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji
di muka penyidik bahwa ia akan member ikan keter angan menur ut
pengetahuannya yang sebaik-baiknya, kecuali bila disebabkan
kar ena har kat ser ta mar tabat, peker jaan atau jabatannya yang
mewajibkan ia menyimpan r ahasia dapat menolak untuk
member ikan keter angan yang diminta
1. Lapor an dengan mengingat sumpah jabatan
- Diber ikan dalam tahap pemer iksaan oleh penyidik atau
penuntut umum
- Dituangkan dalam bentuk lapor an
- Dibuat dengan mengingat sumpah pada saat pember ik
keter angan ahli mener ima jabatan atau peker jaan
(Penjelasan pasal 186 KUHAP)
2. Keter angan langsung secar a lisan di sidang pengadilan
- Diber ikan pada saat pemer iksaan pada sidang pengadilan
- Pember i keter angan mengangkat sumpah atau janji
dihadapan hakim
- Dicatat dan dituangkan dalam ber ita acar a pemer iksaan
(Penjelasan pasal 186 KUHAP)
Bentuk Keterangan Ahli
Saksi vs Keterangan Ahli
Pasal 1 butir 26 KUHAP
Saksi
Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan , penuntutan , peradilan tentang suatu perkara yang ia
dengar sendiri , ia lihat sendiri dan ia alami sendiri .
Pasal 1 butir 28 KUHAP
Keterangan ahli
Keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu
Perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan
Stakeholder / pihak yang berkepentingan
Jaksa
/
Penyidik
Hakim
Terdakwa
/
Penasehat
Hukum
Jaksa/Penyidik
Jaksa/penyidik berkepentingan dengan pemberi keterangan ahli
untuk memperkuat pembuktian atas dakwaan yang dibuat.
Wewenang ini diatur dalam pasal 7 ayat (1) huruf h KUHAP.
Hakim
Wewenang hakim diatur dalam pasal 180 KUHAP yaitu
(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan
yang timbul di sidang Pengadilan , Hakim ketua sidang dapat
minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan
bahan baru oleh yang berkepentingan
(2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau
penasehat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1), hakim memerintahkan agar hal itu
dilakukan penelitian ulang
Hakim
(3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan
penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat 2.
(4) Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat 2 dan ayat 3
dilakukan oleh instansi semula dengan komposisi personil yang
berbeda dan instansi lain yang mempunyai wewenang untuk itu .
Terdakwa / Pengacara
Terdakwa ataupun pengacara sering meminta pendapat ahli untuk
mencari second opinion atas masalah -masalah yang kemungkinan
dapat meringankan atau melemahkan dakwaan. Hak terdakwa
untuk mengajukan ahli diatur dalam pasal 65 KUHAP
Pengetahuan Dasar Pemberi Keterangan Ahli
(Kerugian Keuangan Negara)
Seorang Pemberi Keterangan Ahli harus mampu membangun fakta -
fakta berdasarkan bukti -bukti yang cukup sebagai dasar untuk
memberikan pendapat.
• Akuntansi
• Auditing
• Investigasi
• Hukum dan kriminologi
Kualifikasi Minimal Seorang Ahli
(Kerugian Keuangan Negara)
1. Able to Identify Financial Issues, yaitu memahami sistem dan issues keuangan,
akuntansi keuangan, auditing dan sebagainya.
2. Has Knowledge of Investigative Techniques, yaitu kemampuan membangun hypotesa,
mengumpulkan informasi, menganalisis dan memilah bukti.
3. Has Knowledge of Evidences, yaitu pengetahuan tentang bukti yang relevan,
mencukupi, cara memperoleh, menyimpan dan menyajikan bukti di peradilan.
4. Capable to Interpreting Financial Information. Dokumen/informasi keuangan dapat
merupakan alat bukti, oleh karena itu harus dipahami dan diinterpretasikan secara tepat
5. Able to Present Findings. Fraud auditor harus mampu menyajikan temuan dengan alur
pikir yg jelas, obyektif, independen, sehingga dapat mendudukkan masalah secara
proporsional.
Kewajiban Pemberi Keterangan Ahli
Setiap orang yang
diminta
pendapatnya
sebagai ahli wajib
memberikan
keterangan ahli
demi keadilan.
Semua ketentuan
yang berlaku bagi
saksi berlaku juga
bagi pemberi
keterangan ahli.
Mengangkat
sumpah atau
mengucapkan janji
baik sebelum
(KUHAP pasal 120
ayat 2) maupun
sesudah
memberikan
keterangan (KUHAP
Pasal 160 ayat 4)
Hak Pemberi Keterangan Ahli
•Dapat menolak memberikan keterangan yang diminta bila karena harkat serta
martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia
Pasal 120 ayat 2 KUHAP
• Hak untuk mendapatkan penterjemah
Pasal 177 ayat 1, Pasal 178 ayat 1 KUHAP
• Hak untuk memperoleh pemberitahuan sebelumya selambat -
lambatnya 3 hari
Pasal 227 ayat 1 KUHAP
•Berhak mendapat penggantian biaya berdasarkan peraturan per UU-an yang
berlaku
Pasal 229 ayat 1 KUHAP
Persiapan Pemberian Keterangan Ahli
1. Permintaan Keterangan Ahli dari Pihak Peminta
Surat permintaan dari instansi penyidik atau pengadilan merupakan dasar seorang auditor
investigatif memberikan keterangan ahli.
2. Pengumpulan Dokumen / Kertas Kerja Audit
Sebelum memberikan keterangan ahli baik dalam proses penyidikan maupun kehadiran di
pengadilan, ahli harus memastikan bahwa semua bukti/dokumen telah tersedia dan siap digunakan
3. Simulasi /Latihan Kegiatan (Dry Run)
Bila auditor akan memberikan keterangan ahli di pengadilan, sebaiknya dilakukan ’dry run’ (latihan
kegiatan) bersama, dengan melakukan simulasi menyerupai suasana persidangan di Pengadilan
yaitu ada hakim, jaksa penuntut umum, terdakwa, penasehat hukum dengan menerima beragam
pertanyaan.
4. Memfokuskan pada Keahlian Profesi sebagai Auditor
Sasaran pemberian keterangan ahli adalah memberikan pendapat berdasarkan keahlian profesi
auditor dalam suatu kasus yang menurut pihak penyidik telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana
korupsi dan/atau perdata untuk membuat terang suatu peristiwa bagi penyidik dan/atau hakim.
Pelaksanaan Pemberian Keterangan Ahli
Sebelum memberikan keterangan ahli baik dalam proses penyidikan
maupun kehadiran di pengadilan, Pemberi Keterangan Ahli harus
memastikan bahwa :
Semua bukti/dokumen telah tersedia dan siap
digunakan
Hal-hal penting semua telah didiskusikan dengan pihak
peminta keterangan ahli
Telah memiliki pemahaman yang lengkap mengenai
laporan dan semua hal-hal lain yang terkait
Ragam Kondisi Persidangan
• Terjadi penundaan sidang.
• Ahli tidak disertai pendamping.
• Ahli dan pendamping diintimidasi pengunjung sidang yang berpihak pada terdakwa dengan
cemoohan, gerakan tubuh, dan bentuk lain.
• Pendukung terdakwa di luar ruangan sidang berusaha mengacau keamanan dan kenyamanan
sidang.
• Majelis hakim belum memahami ruang lingkup keuangan negara
• Anggota majelis hakim mengeluarkan kata-kata tidak patut kepada ahli.
• Pemberian keterangan ahli dibatalkan karena LHPKKN sudah dianggap cukup.
• Penasehat hukum keberatan dengan ahli yang juga merangkap sebagai auditor yang
melakukan pemeriksaan.
• Penasihat menyudutkan Ahli dengan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan Ahli.
• Hakim meminta agar ahli yang dihadirkan adalah auditor yang melakukan pemeriksaan.
• Kerugian keuangan negara berbeda dengan yang tertuang dalam LHAI.
• Seluruh nilai kerugian keuangan negara telah disetorkan ke Kas Negara.
• Majelis hakim berbeda pendapat dengan ahli mengenai jumlah kerugian keuangan negara.
Teguran Hakim kepada Ahli
• Uraian atas arti kerugian negara yang lebih jelas sehingga dapat dibedakan dari
pemborosan keuangan negara.
• Menjawab materi yang tidak ditanyakan atau menjawab melebihi pertanyaan
yang diajukan.
• Ahli dilarang menjawab tentang pihak yang bertanggungjawab karena bukan
kewenangan ahli.
Pengujian Ahli Oleh Pihak Lawan
Penglihatan Sempit
Keamanan
Kontradiksi
Informasi Baru
Mendukung Teori Lain
yang Berseberangan
Bias
Konfrontasi
Papan Resonansi
(Sounding Board)
Syar at-Syar at
Penugasan
Mendiskr editkan
Pember i Keter angan Ahli
Str ategi yang dapat
digunakan untuk
mendiskr editkan
seor ang ahli atau untuk
menur unkan der ajat
kepentingan
kesaksiannya
Penglihatan Sempit ( Myopic Vision )
Penglihatan sempit adalah teknik untuk membuat ahli mengakui bahwa dia
telah menghabiskan banyak waktunya guna menyelidiki suatu hal,
kemudian si pengacara menyoroti hal lain yang tidak begitu dikuasai atau
belum banyak dikaji oleh ahli .
Keamanan
Pendekatan ini diambil dengan tidak menyerang si ahli sehingga ahli dia
terperangkap oleh rasa aman palsu . Kemudian, pengacara lawan
mungkin mendapatkan celah kecil yang dapat dieksploitasi dengan cepat .
Kontradiksi
Pengacara lawan mungkin bisa menggunakan pertanyaan menggiring
(leading questions) yang membuat ahli terpojok dalam situasi yang berat
atau kontradiktif .
Informasi Baru
Pengacara lawan dapat mengemukakan informasi baru yang mungkin
tidak diketahui ahli . Hal ini biasanya dilakukan untuk membingungkan ahli.
Mendukung Teori Lain yang Berseberangan
Pendekatan ini mengakui kualifikasi Pemberi Keterangan Ahli dan bukti
yang diajukannya . Informasi yang dipakai oleh ahli kemudian
diinterpretasikan oleh pengacara lawan dengan cara yang berbeda
untuk mendukung teori alternatif .
Bias
Metode ini mempersatukan Pemberi Keterangan Ahli dan pihak yang
memintanya untuk menunjukkan bahwa kemungkinan telah terjadi kolusi
dalam penyusunan bukti yang dikemukakan sehingga timbul bias.
Konfrontasi
Metode ini menggunakan konfrontasi kata -kata untuk membuat Pemberi
Keterangan Ahli berada pada situasi di mana dia bisa kehilangan kendali
emosi dan menunjukkan kemarahan .
Papan Resonansi (Sounding Board)
Metode ini menggunakan ahli sebagai papan resonansi untuk
mempertegas ingatan hakim terhadap aspek-aspek perkara yang
menguntungkan (pengacara lawan) . Teknik ini sering menggunakan kata -
kata ”betul demikian?” dan ”apakah anda setuju dengan saya?” .
Syarat-Syarat Penugasan
Teknik ini biasanya digunakan dengan memperoleh surat penunjukan yang
asli dan mempelajari syarat -syarat penugasannya . Pengacara lawan
dapat menunjukkan bahwa Pemberi Keterangan Ahli memiliki itikad untuk
hanya melihat hal-hal yang mendukung kliennya dan mengabaikan teori -
teori alternatif .
Hambatan dalam Memberikan Keterangan Ahli
Kendala Intern Kendala Ekstern
Kendala Intern
Kendala intern berasal dari pihak pemberi keterangan
Kurang persiapan
Kurang menguasi hal-hal
yang berkaitan dengan
kasus
Tidak percaya diri
Lupa
Bias
Kendala Ekstern
Kendala Ekstern berasal dari pihak luar pemberi keterangan
Tidak jelasnya jadwal
waktu sidang
Keterlambatan
pengiriman surat
panggilan sidang
Nada pertanyaan yang
bersifat provokatif
Perbedaan persepsi
diantara auditor
Bias
Ruang sidang yang
kurang kondusif
Tips Sukses Ahli
Berpakaian rapi
Siap dan percaya
diri
Mengatakan
kebenaran
Menjaga kontak
mata
Meminta
pertanyaan jangan
terlalu panjang
sehingga mudah
dimengerti
Berbicara tenang
dan tidak tergesa-
gesa
Menjelaskan
konsep dengan
sederhana
Bersahabat dan
ramah
Segera
membetulkan
pernyataan yang
salah
Berbicara dengan
jelas dan lantang
Tidak terlalu sering
menggunakan
jargon-jargon
profesional
Menjawab hanya
yang ditanyakan.
Tips Sukses Ahli
Jangan
berhubungan
secara lisan dengan
pengacara
Jangan mencoba
melucu
Gunakan grafik
atau visual bila itu
membantu
Jangan sering
membuka catatan
Aturlah dokumen
sehingga mudah
dicari
Jangan gagap /
Ragu
Jika tidak tahu,
jangan sok tahu
Jangan
memandang
ruangan, lantai
atau langit2.
Jangan pernah
marah walaupun
pengacara
menyerang
Bersikap jujur
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Testimony How to Prepare and Survive 180124.pdf

Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
ntii_meiian
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Daniel_Alfaruqi
 
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdfLaporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Pebriyana3
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
sesukakita
 

Similar to Testimony How to Prepare and Survive 180124.pdf (20)

Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdata
 
PERANAN DOKTER FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA.pptx
PERANAN DOKTER FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA.pptxPERANAN DOKTER FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA.pptx
PERANAN DOKTER FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA.pptx
 
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdfLaporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Audit investigasi catatan catatan
Audit investigasi   catatan catatanAudit investigasi   catatan catatan
Audit investigasi catatan catatan
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Putusan
Putusan Putusan
Putusan
 
Putusan
Putusan Putusan
Putusan
 
Putusan
Putusan Putusan
Putusan
 
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Memahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptx
Memahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptxMemahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptx
Memahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptx
 
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaInvestigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
 
162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.ppt162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.ppt
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
Kp 3.1.43 psikiatri forensik
Kp 3.1.43 psikiatri forensikKp 3.1.43 psikiatri forensik
Kp 3.1.43 psikiatri forensik
 

Testimony How to Prepare and Survive 180124.pdf

  • 1. Pemberian Keterangan Ahli (Kerugiaan Keuangan Negara} How to Prepare and Survive Samono, Ak., MM., CFrA., CA., QIA., CGCAE., CIAE Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat
  • 3. Pengertian Ahli Ahli adalah orang yang mempunyai ilmu khusus, mahir, pandai sekali. Sedangkan keahlian adalah kemahiran dalam suatu ilmu atau pekerjaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pasal 1 ayat 28 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.
  • 4. Alat Bukti Menurut KUHAP Alat bukti yang sah menurut pasal 184 KUHAP Keterangan saksi Keterangan ahli Surat Petunjuk Keterangan terdakwa •Keterangan ahli merupakan surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya
  • 5. Alat Bukti Keterangan Ahli Pasal 186 KUHAP menyatakan keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan . Serta Penjelasan pasal 186 KUHAP menyebutkan bahwa keterangan ahli juga dapat diberikan pada tahapan pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum .
  • 6. Dasar Pemberian Keterangan Ahli Pemberi Keterangan Ahli perlu memahami ketentuan hukum yang ber kaitan dengan keter angan ahli yang diatur dalam KUHAP Pasal 120 KUHAP: (1) Dalam hal penyidik menganggap per lu, ia dapat minta pendapat or ang ahli atau or ang yang memimiliki keahlian khusus (2) Ahli ter sebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia akan member ikan keter angan menur ut pengetahuannya yang sebaik-baiknya, kecuali bila disebabkan kar ena har kat ser ta mar tabat, peker jaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan r ahasia dapat menolak untuk member ikan keter angan yang diminta
  • 7. 1. Lapor an dengan mengingat sumpah jabatan - Diber ikan dalam tahap pemer iksaan oleh penyidik atau penuntut umum - Dituangkan dalam bentuk lapor an - Dibuat dengan mengingat sumpah pada saat pember ik keter angan ahli mener ima jabatan atau peker jaan (Penjelasan pasal 186 KUHAP) 2. Keter angan langsung secar a lisan di sidang pengadilan - Diber ikan pada saat pemer iksaan pada sidang pengadilan - Pember i keter angan mengangkat sumpah atau janji dihadapan hakim - Dicatat dan dituangkan dalam ber ita acar a pemer iksaan (Penjelasan pasal 186 KUHAP) Bentuk Keterangan Ahli
  • 8. Saksi vs Keterangan Ahli Pasal 1 butir 26 KUHAP Saksi Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan , penuntutan , peradilan tentang suatu perkara yang ia dengar sendiri , ia lihat sendiri dan ia alami sendiri . Pasal 1 butir 28 KUHAP Keterangan ahli Keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu Perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan
  • 9. Stakeholder / pihak yang berkepentingan Jaksa / Penyidik Hakim Terdakwa / Penasehat Hukum
  • 10. Jaksa/Penyidik Jaksa/penyidik berkepentingan dengan pemberi keterangan ahli untuk memperkuat pembuktian atas dakwaan yang dibuat. Wewenang ini diatur dalam pasal 7 ayat (1) huruf h KUHAP.
  • 11. Hakim Wewenang hakim diatur dalam pasal 180 KUHAP yaitu (1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang Pengadilan , Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan (2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasehat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1), hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang
  • 12. Hakim (3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat 2. (4) Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat 2 dan ayat 3 dilakukan oleh instansi semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain yang mempunyai wewenang untuk itu .
  • 13. Terdakwa / Pengacara Terdakwa ataupun pengacara sering meminta pendapat ahli untuk mencari second opinion atas masalah -masalah yang kemungkinan dapat meringankan atau melemahkan dakwaan. Hak terdakwa untuk mengajukan ahli diatur dalam pasal 65 KUHAP
  • 14. Pengetahuan Dasar Pemberi Keterangan Ahli (Kerugian Keuangan Negara) Seorang Pemberi Keterangan Ahli harus mampu membangun fakta - fakta berdasarkan bukti -bukti yang cukup sebagai dasar untuk memberikan pendapat. • Akuntansi • Auditing • Investigasi • Hukum dan kriminologi
  • 15. Kualifikasi Minimal Seorang Ahli (Kerugian Keuangan Negara) 1. Able to Identify Financial Issues, yaitu memahami sistem dan issues keuangan, akuntansi keuangan, auditing dan sebagainya. 2. Has Knowledge of Investigative Techniques, yaitu kemampuan membangun hypotesa, mengumpulkan informasi, menganalisis dan memilah bukti. 3. Has Knowledge of Evidences, yaitu pengetahuan tentang bukti yang relevan, mencukupi, cara memperoleh, menyimpan dan menyajikan bukti di peradilan. 4. Capable to Interpreting Financial Information. Dokumen/informasi keuangan dapat merupakan alat bukti, oleh karena itu harus dipahami dan diinterpretasikan secara tepat 5. Able to Present Findings. Fraud auditor harus mampu menyajikan temuan dengan alur pikir yg jelas, obyektif, independen, sehingga dapat mendudukkan masalah secara proporsional.
  • 16. Kewajiban Pemberi Keterangan Ahli Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. Semua ketentuan yang berlaku bagi saksi berlaku juga bagi pemberi keterangan ahli. Mengangkat sumpah atau mengucapkan janji baik sebelum (KUHAP pasal 120 ayat 2) maupun sesudah memberikan keterangan (KUHAP Pasal 160 ayat 4)
  • 17. Hak Pemberi Keterangan Ahli •Dapat menolak memberikan keterangan yang diminta bila karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia Pasal 120 ayat 2 KUHAP • Hak untuk mendapatkan penterjemah Pasal 177 ayat 1, Pasal 178 ayat 1 KUHAP • Hak untuk memperoleh pemberitahuan sebelumya selambat - lambatnya 3 hari Pasal 227 ayat 1 KUHAP •Berhak mendapat penggantian biaya berdasarkan peraturan per UU-an yang berlaku Pasal 229 ayat 1 KUHAP
  • 18. Persiapan Pemberian Keterangan Ahli 1. Permintaan Keterangan Ahli dari Pihak Peminta Surat permintaan dari instansi penyidik atau pengadilan merupakan dasar seorang auditor investigatif memberikan keterangan ahli. 2. Pengumpulan Dokumen / Kertas Kerja Audit Sebelum memberikan keterangan ahli baik dalam proses penyidikan maupun kehadiran di pengadilan, ahli harus memastikan bahwa semua bukti/dokumen telah tersedia dan siap digunakan 3. Simulasi /Latihan Kegiatan (Dry Run) Bila auditor akan memberikan keterangan ahli di pengadilan, sebaiknya dilakukan ’dry run’ (latihan kegiatan) bersama, dengan melakukan simulasi menyerupai suasana persidangan di Pengadilan yaitu ada hakim, jaksa penuntut umum, terdakwa, penasehat hukum dengan menerima beragam pertanyaan. 4. Memfokuskan pada Keahlian Profesi sebagai Auditor Sasaran pemberian keterangan ahli adalah memberikan pendapat berdasarkan keahlian profesi auditor dalam suatu kasus yang menurut pihak penyidik telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana korupsi dan/atau perdata untuk membuat terang suatu peristiwa bagi penyidik dan/atau hakim.
  • 19. Pelaksanaan Pemberian Keterangan Ahli Sebelum memberikan keterangan ahli baik dalam proses penyidikan maupun kehadiran di pengadilan, Pemberi Keterangan Ahli harus memastikan bahwa : Semua bukti/dokumen telah tersedia dan siap digunakan Hal-hal penting semua telah didiskusikan dengan pihak peminta keterangan ahli Telah memiliki pemahaman yang lengkap mengenai laporan dan semua hal-hal lain yang terkait
  • 20. Ragam Kondisi Persidangan • Terjadi penundaan sidang. • Ahli tidak disertai pendamping. • Ahli dan pendamping diintimidasi pengunjung sidang yang berpihak pada terdakwa dengan cemoohan, gerakan tubuh, dan bentuk lain. • Pendukung terdakwa di luar ruangan sidang berusaha mengacau keamanan dan kenyamanan sidang. • Majelis hakim belum memahami ruang lingkup keuangan negara • Anggota majelis hakim mengeluarkan kata-kata tidak patut kepada ahli. • Pemberian keterangan ahli dibatalkan karena LHPKKN sudah dianggap cukup. • Penasehat hukum keberatan dengan ahli yang juga merangkap sebagai auditor yang melakukan pemeriksaan. • Penasihat menyudutkan Ahli dengan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan Ahli. • Hakim meminta agar ahli yang dihadirkan adalah auditor yang melakukan pemeriksaan. • Kerugian keuangan negara berbeda dengan yang tertuang dalam LHAI. • Seluruh nilai kerugian keuangan negara telah disetorkan ke Kas Negara. • Majelis hakim berbeda pendapat dengan ahli mengenai jumlah kerugian keuangan negara.
  • 21. Teguran Hakim kepada Ahli • Uraian atas arti kerugian negara yang lebih jelas sehingga dapat dibedakan dari pemborosan keuangan negara. • Menjawab materi yang tidak ditanyakan atau menjawab melebihi pertanyaan yang diajukan. • Ahli dilarang menjawab tentang pihak yang bertanggungjawab karena bukan kewenangan ahli.
  • 22. Pengujian Ahli Oleh Pihak Lawan Penglihatan Sempit Keamanan Kontradiksi Informasi Baru Mendukung Teori Lain yang Berseberangan Bias Konfrontasi Papan Resonansi (Sounding Board) Syar at-Syar at Penugasan Mendiskr editkan Pember i Keter angan Ahli Str ategi yang dapat digunakan untuk mendiskr editkan seor ang ahli atau untuk menur unkan der ajat kepentingan kesaksiannya
  • 23. Penglihatan Sempit ( Myopic Vision ) Penglihatan sempit adalah teknik untuk membuat ahli mengakui bahwa dia telah menghabiskan banyak waktunya guna menyelidiki suatu hal, kemudian si pengacara menyoroti hal lain yang tidak begitu dikuasai atau belum banyak dikaji oleh ahli .
  • 24. Keamanan Pendekatan ini diambil dengan tidak menyerang si ahli sehingga ahli dia terperangkap oleh rasa aman palsu . Kemudian, pengacara lawan mungkin mendapatkan celah kecil yang dapat dieksploitasi dengan cepat .
  • 25. Kontradiksi Pengacara lawan mungkin bisa menggunakan pertanyaan menggiring (leading questions) yang membuat ahli terpojok dalam situasi yang berat atau kontradiktif .
  • 26. Informasi Baru Pengacara lawan dapat mengemukakan informasi baru yang mungkin tidak diketahui ahli . Hal ini biasanya dilakukan untuk membingungkan ahli.
  • 27. Mendukung Teori Lain yang Berseberangan Pendekatan ini mengakui kualifikasi Pemberi Keterangan Ahli dan bukti yang diajukannya . Informasi yang dipakai oleh ahli kemudian diinterpretasikan oleh pengacara lawan dengan cara yang berbeda untuk mendukung teori alternatif .
  • 28. Bias Metode ini mempersatukan Pemberi Keterangan Ahli dan pihak yang memintanya untuk menunjukkan bahwa kemungkinan telah terjadi kolusi dalam penyusunan bukti yang dikemukakan sehingga timbul bias.
  • 29. Konfrontasi Metode ini menggunakan konfrontasi kata -kata untuk membuat Pemberi Keterangan Ahli berada pada situasi di mana dia bisa kehilangan kendali emosi dan menunjukkan kemarahan .
  • 30. Papan Resonansi (Sounding Board) Metode ini menggunakan ahli sebagai papan resonansi untuk mempertegas ingatan hakim terhadap aspek-aspek perkara yang menguntungkan (pengacara lawan) . Teknik ini sering menggunakan kata - kata ”betul demikian?” dan ”apakah anda setuju dengan saya?” .
  • 31. Syarat-Syarat Penugasan Teknik ini biasanya digunakan dengan memperoleh surat penunjukan yang asli dan mempelajari syarat -syarat penugasannya . Pengacara lawan dapat menunjukkan bahwa Pemberi Keterangan Ahli memiliki itikad untuk hanya melihat hal-hal yang mendukung kliennya dan mengabaikan teori - teori alternatif .
  • 32. Hambatan dalam Memberikan Keterangan Ahli Kendala Intern Kendala Ekstern
  • 33. Kendala Intern Kendala intern berasal dari pihak pemberi keterangan Kurang persiapan Kurang menguasi hal-hal yang berkaitan dengan kasus Tidak percaya diri Lupa Bias
  • 34. Kendala Ekstern Kendala Ekstern berasal dari pihak luar pemberi keterangan Tidak jelasnya jadwal waktu sidang Keterlambatan pengiriman surat panggilan sidang Nada pertanyaan yang bersifat provokatif Perbedaan persepsi diantara auditor Bias Ruang sidang yang kurang kondusif
  • 35. Tips Sukses Ahli Berpakaian rapi Siap dan percaya diri Mengatakan kebenaran Menjaga kontak mata Meminta pertanyaan jangan terlalu panjang sehingga mudah dimengerti Berbicara tenang dan tidak tergesa- gesa Menjelaskan konsep dengan sederhana Bersahabat dan ramah Segera membetulkan pernyataan yang salah Berbicara dengan jelas dan lantang Tidak terlalu sering menggunakan jargon-jargon profesional Menjawab hanya yang ditanyakan.
  • 36. Tips Sukses Ahli Jangan berhubungan secara lisan dengan pengacara Jangan mencoba melucu Gunakan grafik atau visual bila itu membantu Jangan sering membuka catatan Aturlah dokumen sehingga mudah dicari Jangan gagap / Ragu Jika tidak tahu, jangan sok tahu Jangan memandang ruangan, lantai atau langit2. Jangan pernah marah walaupun pengacara menyerang Bersikap jujur